SKRIPSI
Oleh :
VIRLI AMHERSTIA RAHMA 0613315065
Yang Diajukan
VIRLI AMHERSTIA RAHMA 0613315065
telah disetujui untuk diseminarkan oleh
Pembimbing Utama
Dr . Sr i Tr isnaningsih, MSi. tanggal: ………
NIP: 196509291992032001
Mengetahui Kaprogdi Akuntansi
INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. PAL INDONESIA (Per ser o)
DI SURABAYA
Yang Diajukan
VIRLI AMHERSTIA RAHMA 0613315065
telah disetujui untuk diseminarkan oleh
Pembimbing Utama
Dr . Sr i Tr isnaningsih, MSi. tanggal: ………
NIP: 196509291992032001
Mengetahui Kaprogdi Akuntansi
INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. PAL INDONESIA (Per ser o)
DI SURABAYA
Yang Diajukan
VIRLI AMHERSTIA RAHMA 0613315065
telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh
Pembimbing Utama
Dr . Sr i Tr isnaningsih, MSi. tanggal: ………
NIP: 196509291992032001
Mengetahui Kaprogdi Akuntansi
INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. PAL INDONESIA (Per ser o)
DI SURABAYA
Yang Diajukan
VIRLI AMHERSTIA RAHMA 0613315065
disetujui untuk ujian lisan oleh
Pembimbing Utama
Dr . Sr i Tr isnaningsih, MSi. tanggal: ………
NIP: 196509291992032001
Mengetahui Kaprogdi Akuntansi
Yth. Ka Progdi Akuntansi
Fakultas Ekonomi
UPN “Veteran” Jatim
Dengan hormat,
Menerangkan bahwa saya :
Nama : Virli Amherstia Rahma
NPM : 0613315065
Fakultas / jurusan : Ekonomi / Akuntansi
Mengajukan permohonan untuk mengikuti ujian khusus mata kuliah :
• Anggar an Sektor Publik ( 3 SKS )
Sebagai persyaratan untuk mencukupi jumlah sks sehubungan untuk mengikuti
ujian lisan.
Demikian surat permohonan saya, atas bantuan serta kebijaksanaannya saya
ucapkan terima kasih.
Wakil Dekan I Pemohom
Fakultas Ekonomi
UPN “Veteran” Jawa Timur
Drs. EC. RA. Suwaidi, MS, Virli Amherstia Rahma
Oleh
Vir li Amher stia Rahma
ABSTRAK
Penggunaan sistem informasi diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar dalam dunia bisnis. Kesuksesan kinerja sistem informasi sangat tergantung pada kesesuaian harapan antara sistem analisis, pemakai (user), sponsor dan
customer. Kinerja sistem informasi memerlukan suatu perencanaan dan implementasi yang hati-hati, untuk menghindari adanya penolakan terhadap sistem yang dikembangkan. Karena perubahan dari sistem manual ke sistem komputerisasi tidak hanya menyangkut perubahan perilaku dan organisasional (Bodnar dan Hopwod, 1993) dalam Aplonia Lau, Elfreda, 2004:24. Adanya sistem informasi akuntansi diharapkan informasi yang dihasilkan lebih berkualitas sesuai dengan kebutuhan dari para pemakai informasi, serta mampu meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi, dimana kinerja sistem informasi akuntansi dapat diukur dengan kepuasan pemakai atas pemakaian sistem pemakaian sistem akuntansi (Roesmiaty Toding, 2009). Kinerja sistem informasi dapat dikatakan baik jika informasi yang diterima memenuhi pemakai informasi dan mampu memberikan kepuasan bagi pemakainya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris pengaruh dari Partisipasi Pemakai, Dukungan Manajemen Puncak, dan Kemampuan Teknik Personal terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada PT. PAL Indonesia (Persero) di Surabaya.
PT. PAL Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang pembangunan kapal baru, pemeliharaan dan perbaikan kapal, serta general engineering. Fenomena yang terjadi belakangan ini adalah hasil kinerja yang kurang memuaskan karena informasi yang diterima belum memenuhi harapan pemakai informasi dan belum mampu memberikan kepuasan bagi pemakainya.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini 25 karyawan (pelaksana atau karyawan yang menggunakan sistem informasi akuntansi pada PT. PAL Indonesia (Persero) di Surabaya). Sedangkan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari jawaban kuesioner yang disebar pada 25 responden. Dan kuesioner tersebut terdiri dari 26 pertanyaan yang dibagi menjadi 4 bagian. Teknik pengujian data yang digunakan adalah regresi liner berganda.
KATA PENGANTAR
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
ABSTRAK ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 5
1.3. Tujuan Penelitian ... 5
1.4. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA ... 7
2.1. Penelitian Terdahulu ... 7
2.2. Landasan Teori ... 13
2.1.1. Kinerja ... 13
2.1.1.1. Pengertian Kinerja ... 13
2.1.1.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja .. 14
2.1.2. Sistem Informasi ... 15
2.1.2.1. Pengertian Sistem Informasi ... 15
2.1.3.1. Pengertian Akuntansi ... 19
2.1.4. Sistem Informasi Akuntansi ... 19
2.1.4.1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi .... 19
2.1.4.2. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi ... 20
2.1.4.3. Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi 20
2.1.4.4. Para Pemakai Sistem Informasi Akuntansi 22 2.1.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ... 24
2.1.5.1. Partisipasi Pemakai ... 24
2.1.5.2. Dukungan Manajemen Puncak ... 26
2.1.5.2.1. Pengertian Manajemen... 26
2.1.5.2.2. Tingkatan Manajemen ... 26
2.1.5.2.3. Fungsi Manajemen ... 27
2.1.5.3. Kemampuan Teknik Personal ... 28
2.1.6. Pengaruh Partisipasi Pemakai Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ... 29
2.1.7. Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ... 30
2.1.8. Pengaruh Kemampuan Teknik Personal Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ... 31
3.1. Definisi Operasional dan Teknik Pengukuran Variabel ... 34
3.1.1. Definisi Operasional ... 34
3.1.2. Teknik Pengukuran Variabel ... 36
3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 39
3.2.1. Populasi ... 39
3.2.2. Sampel ... 39
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 40
3.3.1. Jenis dan Sumber Data ... 40
3.3.2. Metode Pengumpulan Data... 40
3.4. Uji Kualitas Data ... 41
3.4.1. Uji Validitas ... 41
3.4.2. Uji Reliabilitas ... 41
3.4.3. Uji Normalitas ... 42
3.5. Asumsi Klasik ... 42
3.6. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 44
3.6.1. Teknik Analisis ... 44
3.6.2. Uji Hipotesis ... 44
3.6.2.1. Uji Kesesuaian Model ... 44
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 47
4.1.1. Sejarah Singkat PT. PAL INDONESIA (persero) Surabaya ... 47
4.1.2. Lokasi Perusahaan ... 48
4.1.3. Visi dan Misi ... 49
4.1.4. Struktur Organisasi ... 49
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 52
4.2.1. Deskripsi Hasil Penelitian ... 52
4.2.2. Hasil Penelitian Variabel Dukungan Manajemen Puncak (X2) ... 52
4.2.3. Hasil Penelitian Variabel Kemampuan Teknik Personal (X3) ... 53
4.2.4. Hasil Penelitian Variabel Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y) ... 54
4.3. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 55
4.3.1. Uji Analisis Data ... 55
4.3.1.1. Uji Validitas, Reliabilitas dan Normalitas ... 55
4.3.1.1.1. Uji Validitas ... 55
4.3.1.1.2. Uji Reliabilitas ... 57
4.3.4.1. Uji Kesesuaian Model ... 62
4.3.4.2. Uji Parsial ... 64
4.4. Pembahasan ... 66
4.4.1. Implikasi ... 66
4.4.2. Perbedaan dengan Penelitian Sebelumnya ... 69
4.5. Keterbatasan Penelitian ... 71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 73
5.2. Saran ... 73
DAFTAR PUSTAKA
Halaman
Tabel 4.1. Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai Partisipasi
Pemakai (X1) ... 52
Tabel 4.2. Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai Dukungan Manajemen Produk (X2) ... 53
Tabel 4.3. Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai Kemampuan Teknik Personal (X3) ... 53
Tabel 4.4. Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y) ... 54
Tabel 4.5. Hasil Uji Validitas ... 55
Tabel 4.6. Hasil Uji Reliabilitas ... 57
Tabel 4.7. Hasil Uji Normalitas ... 58
Tabel 4.8. Hasil Uji Multikolineritas ... 59
Tabel 4.9. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 60
Tabel 4.10. Hasil Pendugaan Parameter Regresi Linier Berganda ... 61
Tabel 4.11. Hasil Analisis Hubungan Kesesuaian Model ... 63
Tabel 4.12. Koefisien Determinasi (R square / R2) ... 63
Tabel 4.13. Hasil Analisis Varians Hubungan secara Parsial ... 65
Lampiran 1 Tabulasi Jawaban Kuesioner Mengenai Partisipasi Pemakai (X1)
Lampiran 2 Tabulasi Jawaban Kuesioner Dukungan Manajemen Puncak (X2)
Lampiran 3 Tabulasi Jawaban Kuesioner Mengenai Kemampuan Teknik Personal (X3)
Lampiran 4 Tabulasi Jawaban Kuesioner Mengenai Kinerja Sistem Infomrasi Akuntansi (Y)
Lampiran 5 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Lampiran 6 Uji Normalitas
Lampiran 7 Uji Asumsi Klasik
1.1. Latar Belakang
Persaingan, perubahan dan ketidakpastian mewarnai kehidupan
lingkungan bisnis. Dunia bisnis dewasa ini mengalami tekanan - tekanan
yang sangat berat. Lingkungan disekitar perusahaan semakin kompleks
dan bergejolak akibat kemajuan di bidang komunikasi, transportasi dan
teknologi. Persaingan menjadi global dan tidak mengenal batas. Dengan
itu dibutuhkan suatu sistem informasi yang mampu menangkap,
menciptakan dan memanipulasi informasi internal dan eksternal secara
efektif dan efisien (Lau, 2004;24). Dengan ini penggunaan sistem
informasi diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar terhadap
dunia bisnis yg sangat kompetitif.
Penggunaan sistem informasi diharapkan dapat memberikan
manfaat yang besar dalam dunia bisnis, dalam upaya ini faktor-faktor yang
mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi yang digunakan juga
sangat berpengaruh terhadap kualitas informasi yang dijadikan sebagai
dasar pengambilan keputusan oleh pihak yang membutuhkan informasi
dan penentu kesuksesan perusahaan.
Berkembangnya teknologi yang sangat pesat untuk saat ini,
sistem informasi baru yang diperlukan harus mampu menangkap
permintaan-permintaan informasi baru yang diperlukan oleh manajemen
dengan kriteria-kriteria tertentu yaitu : dapat dipercaya, akurat dan tepat
waktu. Oleh karena itu, apabila terdapat adanya keusangan dari sistem
informasi (khususnya informasi akuntansi), maka harus segera diadakan
modifikasi dan pengembangan sistem informasi secara umum dicapai
melalui beberapa tahap dimulai dengan perencanaan sistem, perancangan
sistem dan diakhiri dengan pengoperasian sistem (Wilkinson, 1993;14-15).
Untuk menghindari adanya penolakan terhadap sistem yang
dikembangkan, maka diperlukan adanya partisipasi dari pemakai.
Partisipasi pemakai pada tiap tahap pengembangan sistem informasi,
tentunya akan berpengaruh pada tingkat kepuasan pemakai atas sistem
yang dikembangkan (Sunarti Setianingsih 1998:193). Diperlukannya
partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem informasi telah diakui
secara luas dalam literatur. Partisipasi merupakan perilaku, pekerjaan dan
aktivitas yang dilakukan oleh pemakai selama proses pengembangan
sisitem informasi (Lau 2004:27).
Partisipasi pemakai digunakan untuk menunjukkan intervensi
personal yang nyata pemakai dalam pengembangan sistem informasi,
mulai dari tahap perencanaan, pengembangan sampai tahap implementasi
sistem informasi. Adanya partisipasi pemakai diharapkan dapat
meningkatkan penerimaan sistem oleh pemakai yaitu dengan
memberikan sarana bargaining dan pemecehan konflik seputar masalah
perancangan sistem, serta memperkecil adanya resistance to change dari
pemakai terhadap informasi yang dikembangkan (Lau 2004:28).
Oleh karena itu, partisipasi pemakai dalam aktifitas pengembangan
sistem diharapkan akan meningkatkan komitmen dan keterlibatan pemakai
sehingga pemakai dapat menerima dan menggunakan sistem informasi
yang dikembangkan dan akhirnya dapat meningkatkan kepuasan pemakai
(Lau 2004:28).
Manajer puncak suatu perusahaan adalah para eksekutif pada
puncak organisasi yang bertanggug jawab atas kelangsungan hidup dan
kesuksesan karyawan. Dukungan dan keterlibatan manajemen puncak ini
memegang peranan penting dalam tahap siklus pengembangan sistem dan
dalam keberhasilan implementasi sistem informasi. Selain itu, manajemen
puncak melaluikekuatan dan pengaruh untuk mensosialisasikan
pengembangan sistem informasi, yang memungkinkan pemakai untuk
berpartisipasi dalam setiap tahap pengembangan sistem dan ini akan
berpengaruh pada kinerja sistem informasi akuntansi. Oleh karena itu,
partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem akan meningkat dengan
adanya dukungan dari manajemen puncak. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Sunarti Setianingsih (1998) menyebutkan bahwa partisipasi
pemakai mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhaap
menyebutkan bahwa partisipasi pemakai berpengaruh positif terhadap
kepuasan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi dan
dukungan manajemen puncak, komunikasi pemakai pengembang,
kompleksitas tugas, kompleksitas sistem dan pengaruh kepuasan pemakai
dalam pengembangan sistem informasi.
Kinerja sistem informasi akuntansi dapat dikatakan baik jika
informasi yang diterima memenuhi harapan pemakai informasi oleh
faktor-faktor yang meliputi dukungan partisipasi pemakai, manajemen
puncak, dan kemampuan teknik personal.
PT. PAL INDONESIA adalah perusahaan yang bergerak di bidang
perkapalan dan industri berat yaitu merancang, membangun, merakit, serta
memperbaiki dan memeliharkapal-kapal, mesin-mesin, alat-alat apung dan
peralatannya serta usaha-usaha non kapal dan rekayasa umum dengan
spesifikasi tertentu berdasarkan pesanan. Lokasi perusahaan terletak di
Ujung, Surabaya dengan jumlah karyawan perusahaan sebanyak kurang
lebih 2.685 orang.
Berdasarkan hasil observasi sementara dengan manajer keuangan
PT. PAL INDONESIA (Persero), restrukturisasi organisasi yang terjadi
pada perusahaan ini juga berkaitan dengan berubahnya sistem yang akan
digunakan dalam penyediaan informasi keuangan PT. PAL INDONESIA
(Persero). Terhitung mulai tahun 2005, PT. PAL INDONESIA (Persero)
telah mengganti sistem informasi sebelumnya dengan sistem informasi
dapat memenuhi kriteria-kriteria yang telah disebutkan, karena dapat
terjadi kesalahan dalam proses penyajian informasi yang diperlukan oleh
manajemen. Hal ini dikarenakan kemungkinan kurangnya partisipasi
pemakai dalam pengembangan sistem yang baru ataupun kemampuan
teknik personal pemakai sistem.
Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui bagaimana " Faktor -faktor yang Mempengar uhi Kiner ja
Sistem Infor masi Akuntansi pada PT. PAL INDONESIA (Perser o) di
Sur abaya"
1.2. Per umusan Masalah
1. Apakah Partisipasi Pemakai, Dukungan Manajemen Puncak, dan
Kemampuan Teknik Personal berpengaruh terhadap Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi pada PT. PAL INDONESIA (Persero) di
Surabaya?
2. Manakah diantara variabel tersebut yang mempunyai pengaruh yang
paling dominan terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada
PT. PAL INDONESIA (Persero) di Surabaya ?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan mengetahui
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada PT. PAL INDONESIA (Persero)
di Surabaya.
1.4. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan agar pihak-pihak yang
berkepentingan dapat mengambil manfaat antara lain :
1. Bagi Peneliti
Sebagai langkah kongkrit untuk penerapan ilmu berdasarkan
teori yang selama ini didapat, serta dapat menambah pengetahuan
tentang kondisi perusahaan dan permasalahan yang dihadapi, sehingga
dapat diambil suatu kesimpulan.
2. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan pedoman
untuk perushaan dalam bidang sistem informasi. Demikian pula
diharapkan sebagai input bagi pengambilan keputusan untuk menelaah
lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem
informasi akuntansi.
3. Bagi Universitas
Sebagai tambahan koleksi perpustakaan, bahan referensi dan
bahan masukan bagi penelitian lebih lanjut yang berhubungan dengan
2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang
dapat dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian yang terkait
dengan penelitian ini, telah dilakukan oleh :
1. Tjhai Fung J en (2002)
Judul yang digunakan “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Sistem Informasi Akuntansi“.
Rumusan Masalah :
Apakah keterlibatan pemakai, kemampuan teknik personal,
ukuran organisasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi
pengembangan, program pelatihan dan pendidikan, keberadaan dewan
pengarah dan lokasi departemen sistem informasi berpengaruh
terhadap kinerja sistem informasi akuntansi ?
Alat uji :
Koefisien Korelasi Pearson dan metode pengujian U Test.
Hasil Penelitian :
Dari hasil analisis kinerja sistem informasi akuntansi yang
diukur dengan menggunakan kepuasan pemakai (user satisfaction) dan
1. Variabel keterlibatan pemakai memiliki hubungan yang positif
dengan kinerja sistem informasi akuntansi, tetapi hanya dengan
pemakaian sistem informasi yang signifikan.
2. Variabel kemampuan teknik personal sistem informasi tidak
memiliki hubungan yang signifikan terhadap kinerja sistem
informasi akuntansi, baik kepuasan pemakai maupun pemakaian
sistem.
3. Variabel ukuran organisasi memiliki hubungan yang positif dan
signifikan dengan kinerja sistem informasi akuntansi.
4. Variabel dukungan manajemen puncak mamiliki hubungan yang
positif dengan kinerja sistem informasi akuntansi, tetapi hanya
dengan kepuasan pemakai yang signifikan.
5. Variabel formalisasi pengembangan sistem informasi memiliki
hubungan yang positif dengan kinerja sistem informasi akuntansi,
tetapi hanya dengan kepuasan pemakai yang signifikan.
6. Variabel keberadaan program pelatihan dan pendidikan pemakai
memiliki perbedaan yang signifikan dengan kepuasan pemakai.
7. Variabel keberadaan dewan pengarah memiliki perbedaan yang
signifikan dengan pemakaian sistem.
8. Variabel lokasi departemen sistem informasi memiliki perbedaan
2. Luciana Spica Almilia, S.E., M.Si. dan Ir maya Briliantien, S.E.
(2006)
Judul yang digunakan “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Sistem Informasi Akuntansi Pada Bank Umum Pemerintah di Wilayah
Surabaya dan Sidoarjo”.
Rumusan Masalah :
Apakah keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan
sistem, kemampuan teknik personal sistem informasi, ukuran
organisasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembanngan
sistem informasi, program pelatihan dan pendidikan pemakai,
keberadaan dewan pengarah sistem informasi, dan lokasi departemen
sistem informasi berpengaruh terhadap Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi.
Alat Uji :
Uji Korelasi Pearson dan Uji beda Mann-Whitney u Test.
Hasil Penelitian :
a. Pengujian yang dilakukan pada faktor keterlibatan pemakai dalam
proses pengembangan sistem menunjukkan tidak terdapat hubungan
yang signifikan antara keterlibatan pemakai dalam proses
pengembangan sistem dengan kinerja sistem informasi akuntansi.
b. Pengujian yang dilakukan pada faktor kemampuan teknik personal
kemampuan teknik personal dengan kinerja sistem informasi
akuntansi.
c. Pengujian yang dilakukan pada faktor ukuran organisasi
menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
ukuran organisasi dengan kinerja sistem informasi akuntansi.
d. Pengujian yang dilakukan pada faktor dukungan manajemen
puncak menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara
dukungan manajemen puncak dengan kinerja sistem informasi
akuntansi untuk atribut kepuasan pemakai. Tetapi dukungan
manajemen puncak menunjukkan tidak terdapat hubungan yang
signifikan dengan kinerja sistem informasi akuntansi untuk atribut
pemakaian sistem.
e. Pengujian yang dilakukan pada faktor formalisasi pengembangan
sistem informasi menunjukkan tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara formalisasi pengembanngan sistem informasi
dengan kinerja sistem informasi.
f. Pengujian yang dilakukan pada faktor ada atau tidaknya program
pelatihan dan pendidikan pemakai menunjukkan keseluruhan
responden menjawab bahwa terdapat program pelatihan disetiap
perusahaan tempat responden bekerja.
g. Pengujian yang dilakukan pada faktor ada atau tidaknya dewan
pengarah sistem informasi menunjukkan keseluruhan responden
menjawab bahwa terdapat dewan pengarah sistem informasi
h. Pengujian yang dilakukan denga membandingkan kinerja sistem
informasi atas lokasi departemen sistem informasi yang berdiri
sendiri dibandingkan dengan yang bergabung denga departemen
lain menunjukkan tidak terdapat kinerja yang signifikan.
3. Rosmiaty Toding (2009)
Judul yang digunakan “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Sistem Informasi Akuntansi pada PT. SURABAYA MEKABOX, Tbk
di Surabaya”.
Rumusan Masalah :
a. Apakah terdapat pengaruh dukungan manajemen puncak,
partisipasi pemakai, dan kemampuan teknik personal pemakai
sistem informasi terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
pada PT. SURABAYA MEKABOX, Tbk di Surabaya ?
b. Manakah di antara variabel tersebut yang mempunyai pengaruh
dominan terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada PT.
SURABAYA MEKABOX, Tbk di Surabaya ?
Alat uji :
Analisis Regresi Linier Berganda.
Hasil Penelitian :
a. Bahwa dukungan manajemen puncak, partisipasi pemakai dan
pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi.
b. Berdasarkan uji parsial dapat disimpulkan bahwa variabel bebas
yang lebih dominan berpengaruh terhadap variabel Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi adalah dukungan manajemen puncak.
4. Astr i Indyanti (2009)
Judul yang digunakan “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Sistem Informasi Akuntansi Pada PT. WANGTA AGUNG I
Surabaya”
Rumusan Masalah :
Apakah partisipasi pemakai, dukungan manajemen puncak dan
kemampuan teknik personal sistem informasi berpengaruh terhadap
kinerja sistem informasi akuntansi pada PT. WANGTA AGUNG I
Surabaya ?
Alat Uji :
Analisis Regresi Linier Berganda.
Hasil Penelitian :
Partisipasi pemakai dan dukungan manajemen puncak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi,
sedangkan kemampuan teknik personal tidak berpengaruh signifikan
2.2. Landasan Teor i
2.2.1. Kiner ja
2.2.1.1. Penger tian Kiner ja
Menurut Pabundu (2005: 121), pengertian kinerja telah dirumuskan
oleh beberapa ahli antara lain sebagai berikut :
1. Stoner (1978) mengemukakan bahwa kinerja adalah fungsi dari
motivasi, kecakapan, dan persepsi peranan.
2. Barnadin dan Russel (1993) mendefinisikan kinerja sebagai pencatatan
hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan atau kegiatan
tertentu selama kurun waktu tertentu.
3. Handoko dalam bukunya Manajemen Personaliadan Sumber Daya
mendefinisikan kinerja sebagai proses dimana organisasi mengevaluasi
atau menilai prestasi kerja karyawan.
4. Prawiro Suntoro (1999) mengemukakan bahwa kinerja adalah hasil
kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu
organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi dalam periode
waktu tertentu.
Berdasarkan definisi kinerja di atas, dapat diketahui bahwa
unsur-unsur yang terdapat dalam kinerja terdiri atas :
1. Hasil-hasil fungsi pekerjaan.
2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi karyawan pegawai
seperti : motivasi, kecakapan, persepsi peranan, dan sebagainya.
Berdasarkan hal-hal di atas, Pabundu (2005: 121) mendefinisikan
kinerja sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan atau kegiatan seseorang atau
kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor
untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode tertentu.
Menurut Mangkunegara (2005: 67), kinerja berasal dari kata Job
Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi
sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Pengertian kinerja (prestasi
kerja) adalah hasil secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
yang diberikan kepadanya.
Beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
kinerja karyawan adalah hasil kerja dari seseorang maupun fungsi
pekerjaan tertentu yang berpengaruh dalam pencapaian tujuan perusahaan
dalam kurun waktu tertentu.
2.2.1.2. Faktor -Fak tor yang Mempengar uhi Kiner ja
Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah
faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi. Hal ini sesuai dengan
pendapat Keith Davis (1964: 484) dalam Mangkunegara (2005: 67)
bahwa:
Human Performance = ability + motivas
Motivation = attitude + situation
a. Faktor Kemampuan
Secara psikologis, kemampuan (ability) terdiri dari
kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge +skill).
Artinya pegawai yang memiliki IQ di atas rata-rata (IQ 110-120)
dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil
dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah
mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai perlu
ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.
b. Faktor Motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai
dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang
menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan
organisasi (tujuan kerja).
2.2.2. Sistem Infor masi
2.2.2.1. Penger tian Sistem infor masi
Sistem informasi adalah kunci suatu badan usaha untuk tetap
bertahan dalam dunia persaingan.fungsi sistem informasi dalam suatu
organisasi adalah sebagai alat bantu pencapaian tujuan melalui penyediaan
informasi.
Definisi sistem informasi menurut Wilkinson (1990: 3) adalah
berurutan guna menyediakan informasi melalui suatu jaringan komunikasi
untuk berbagai macam pengguna untuk satu atau lebih tujuan.
Menurut James A. Hall (2001: 7), sistem informasi adalah
rangkaian prosedur formal di mana data dikumpulka, diproses menjadi
informasi, dan distribusikan kepada para pemakai.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sistem
informasi adalah suatu cara terorganisisr (mengumpulkan, memasukkan,
memproses data) untuk mencapai sasaran dan tujuan organisasi.
2.2.2.2. J enis Sistem Infor masi
Menurut Bodnar dan Hopwood (2004: 6) , terdapat beberapa jenis
sistem informasi berbasis komputer yaitu :
1. Pengolahan Data Elektronik- Electronic Data Processing (EDP)
Adalah pemanfaatan teknologi komputer untuk melakukan
pengolahan data dan transaksi-transaksi dalam suatu organisasi. EDP
merupakan aplikasi akuntansi paling dasar dalam setiap organisasi.
2. Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Menguraikan penggunaan teknologi komputer untuk
menyediakan informasi bagi pengambilan keputusan para manajer.
SIM menyediakan beragam informasi di luar yang berkaitan dengan
pengolahan data dalam organisasi. Misalnya :
a. Sistem Informasi Pemasaran adalah SIM yang menyediakan
dari informasi disediakan oleh SIA organisasi, contohnya : ikhtisar
penjualan dan informasi biaya.
b. Sistem Informasi Produksi adalah SIM yang menyediakan
informasi untuk digunakan oleh fungsi produksi. Kebanyakan dari
informasi disediakan oleh SIA organisasi, contohnya : ikhtisar
persediaan dan informasi biaya.
c. Sistem Informasi SDM adalah SIM yang menyediakan informasi
untuk digunakan oleh fungsi SDM (kepegawaian). Kebanyakan
dari informasi disediakan oleh SIA organisasi, contohnya : ikhtisar
pajak upah, gaji, dan informasi manfaat.
d. Sistem Informasi Keuangan adalah SIM menyediakan informasi
untuk digunakan oleh fungsi keuangan. Kebanyakan dari informasi
disediakan oleh aplikasi-aplikasi sistem informasi akuntansi
organisasi, contohnya : ikhtisar arus kas dan informasi
pembayaran.
3. Sistem Pendukung Kepuasan-Decission Support System (DSS)
Dalam sistem pendukung keputusan, data diproses ke dalam
format pengambilan keputusan bagi kepentingan pemakai akhir. DSS
mensyaratkan penggunaan model-model keputusan dan basis data
khusus serta benar-benar terpisah dari sistem prngolahan data.
4. Sistem Pakar-Expert System (ES)
Sistem pakar adalah sistem informasi basis pengetahuan yang
5. Sistem Informasi Eksekutif-Executive Information System (EIS)
Sistem ini dibuat bagi kebutuhan informasi strategi manajemen
tingkat puncak. EIS menyediakan akses yang mudah untuk memilih
informasi yang telah diproses oleh sistem informasi organisasi
manajemen puncak.
6. Sistem Informasi Akuntansi
Sistem berbasis komputer yang dirancang untuk mengubah data
akuntansi menjadi informasi. Guna mencakup siklus-siklus
pemrosesan transaksi, pengguna teknologi informasi dan
pengembangan sistem.
2.2.2.3. Kua litas Sistem Infor masi
Karakteristik kualitas sistem informasi yang baik menurut
Jogiyanto (2003: 10), meliputi :
1. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan
tidak bias atau menyesatkan.
2. Tepat waktu, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh
terlambat.
2.2.3. Akuntansi
2.2.3.1. Penger tian Akuntansi
Menurut Wilkinson (1993: 15), akuntansi dan sistem informasi
sangat erat kaitannya. Akuntansi merupakan bagian besar dari informasi
umum yang dinyatakan dalam bentuk kuantitatif.
Menurut Simamora (2000: 4), akuntansi adalah proses
pengidentifikasian, pencatatan, dan pengkomunikasian kejadian-kejadian
ekonomi suatu organisasi kepada para pemakai informasi yang
berkepentingan.
2.2.4. Sistem Infor masi Akuntansi
2.2.4.1. Penger tian Sistem Infor masi Akuntansi
Menurut widjajanto (2001: 4), sistem informasi akuntansi adalah
susunan berbagai formulir catatan, peralatan, termasuk komputer dan
perlengkapannya serta alat komunikasi, tenaga pelaksana dan laporan yang
terkoordinasikan secara erat yang didesain untuk mentransformasikan data
keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan manajemen.
Sistem informasi akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan
laporan yang dikoordinasikan untuk menyediakan informasi keuangan
yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan
2.2.4.2. Tujuan Sistem Infor masi Akuntansi
Menurut Mukhammad Fakhri Husein (2004: 4-5), tujuan dari
setiap sistem informasi akuntansi adalah menyediakan informasi akuntansi
bagi berbagai pemakai dan pengguna. Secara lebih khusus tujuannya
adalah :
1. Untuk mendukung operasi harian.
2. Untuk mendukung pembuatan keputusan oleh pembuat keputusan
intern perusahaan.
3. Memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan pengelolaan
perusahaan.
Menurut Wilkinson (1993: 8), sistem informasi dalam dunia
bisnisdan pemerintahan mempunyai tiga tujuan, meliputi :
1. Menyediakan informasi yang menunjang pengambilan keputusan.
2. Menyediakan informasi yang mendukung operasi harian.
3. Menyediakan informasi yang menyangkut pengelolaan kekayaan.
Baik pengguna intern maupun ekstern dilayani oleh informasi
pendukung pengambilan keputusan dan informasi pendukung kegiatan
operasional, sedangkan informasi untuk pengelolaan kekayaan hanya
ditujukan bagi pengguna ekstern.
2.2.4.3. Pengembangan Sistem Infor masi Akuntansi
Pengembangan sistem informasi adalah proses memodifikasi atau
mengubah bagian-bagian atau keseluruhan sistem informasi
Sistem informasi berkembang selama masa kehidupan perusahaan.
Artinya suatu sistem yang baru akan mengganti sistem yang lama bila
sistem lama tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan perusahaan yang terus
tumbuh dan berkembang.
Menurut Widjajanto (2001: 523), terdapat beberapa tahap siklus
pengembangan sistem informasi antara lain :
1. Perencanaan Sistem, dilakukan dalam suatu kerangka rencana induk
sistem yang mengkoordinasikan proyek-proyek pengembangan sistem
ke dalam rencana strategi perusahaan. Sasaran-sasaran strategi yang
baik di bidang pemasaran, produksi, pengembangan produk baru, atau
pembukaan bisnis baru, semua harus didukung oleh sistem yang
handal.
2. Analisis Sistem, untuk menguji sistem informasi yang ada dengan
lingkungannya dengan tujuan untuk memperoleh petunjuk mengenai
berbagai kemungkinan perbaikan yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan sistem itu sendiri.
3. Desain Sistem, menerjemahkan saran-saran yang dihasilkan dari
analisis sistem ke dalam bentuk yang dapat diimplementasikan. Tim
ini akan mengkaji hasil kerja tim terdahulu, menguji ulang saran yang
4. Implementasi Sistem, proses pengujian program komputer (proses
pengujian persetujuan) dan proses konversi, dimana semua data yang
disimpan dalam file sistem lama harus dipindahkan ke file dengan
format sesuai sistem baru.
5. Operasional Sistem, dilakukan pemeliharaan denngan tujuan untuk
memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ditemukan dalam desain
sistem dan untuk melakukan perubahan-perubahan kecil dalam sistem
karena adanya perubahan lingkungan yang baru terjadi.
2.2.4.4. Par a Pemakai Sistem Infor masi Akuntansi
Menurut Simamora (2000: 6), para pembuat keputusan
membutuhkan informasi. Pihak-pihak yang membutuhkan informasi
akuntansi terdiri atas berbagai kalangan. Para pemakai laporan keuangan
dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu :
1. Pemakai internal
Para manajer dan staf internal dari berbagai entitas bisnis.
Manajer-manajer perusahaan memakai informasi akuntansi untuk
menetapkan sasaran-sasaran bagi organisasinya, untuk mengevaluasi
kemajuan terhadap sasaran-sasaran tersebut dan mengambil tindakan
korektif manakala dibutuhkan.
2. Pemakai Eksternal
a. Pemilik Perusahaan, pemilik perusahaan telah menanamkan dana
membutuhkan informasi mengenai profitabilitas investasi.
Orang-orang ini menghendaki wawasan tentang pendapatan di masa lalu,
kemungkinan pertumbuhan pada waktu yang akan datang dan
prospek arus kas.
b. Karyawan, para karyawan berkepentingan dengan penilaian
finansial perusahaan, guna menunjukkan suatu indikasi
keselamatan pekerjaan mereka. Selain itu, kalangan karyawan juga
berminat pada informasi yang memungkinkan mereka menilai
kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, tunjangan
pensiun dan kesempatan kerja.
c. Investor, investor memasok dana yang dibutuhkan untuk memulai
kegiatan usaha. Untuk memutuskan permodalan suatu perusahaan,
pemodal-pemodal potensial mengevaluasi besarnya pendapatan
yang diperkirakan dapat diraup dari investasi mereka.
d. Kreditor, kreditor adalah pihak yang menyediakan barang-barang,
jasa-jasa, dan sumber-sumber daya keuangan bagi perusahaan baik
dengan mengucurkan kredit usaha maupun memberikan pinjaman.
Golongan kreditur para pemasok, bank, dan lembaga keuangan
lainnya. Kreditor berminat untuk mengetahui kewajiban-kewajiban
secara tepat waktu dan terjadwal.
e. Badan Pemerintahan, pemerintah membutuhkan informasi dalam
lainnya. Besarnya pajak terutang yang harus dibayar tentunya
ditetapkan berdasarkan angka yang tertera dalam laporan
keuangan.
f. Organisasi Nirlaba, organisasi nirlaba seperti yayasan pendidikan,
rumah sakit, panti asuhan, memakai informasi akuntansi untuk
merencanakan dan mengelola aktifitas-aktifitasnya. Mereka perlu
menyusun anggaran, menggaji pegawai-pegawainya, membeli
peralatan, yang semuanya itu membutuhkan informasi akuntansi.
g. Masyarakat, masyarakat umum sering bergantung pada informasi
keuangan yang dirangkum dalam laporan-laporan keuangan untuk
mengevaluasi tindakan-tindakan perusahaan besar di Indonesia.
Masyarakat banyak memakai informasi finansial dalam menilai
keberadaan ekonomi perusahaan-perusahaan di tengah masyarakat.
2.2.5. Fak tor -Faktor Yang Mempengar uhi Kiner ja Sistem Infor masi
Akuntansi
2.2.5.1. Par tisipasi Pemaka i
Pentingnya partisipasi pemakai dalam pengembangan telah diakui
secara luas dalam literature. Partisipasi digunakan untuk menunjukkan
intervensi personal yang nyata dari pemakai dalam pengembangan sistem
informasi, mulai dari tahap perencanaan, pengembangan sampai tahap
Partisipasi pemakai adalah keterlibatan mental dan emosional
orang-orang dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk
memberikan kontribusi kepada tujuan kelompok dan berbagi
tanggungjawab pencapaian tujuan itu (Davis, 1996: 179).
Menurut Davis (1996: 179) ada tiga gagasan penting dalam
partisipasi kinerja, antara lain :
1. Keterlibatan mental dan emosional, berpartisipasi berarti keterlibatan
mental dan emosional para pegawai daripada hanya berupa aktifitas
fisik.
2. Motivasi kontribusi, bahwa partisipasi memotivasi orang-orang untuk
memberikan kontribusi, mereka diberi kesempatan untuk menyalurkan
sumber insiatif dan kreatifitasnya guna mencapai tujuan organisasi.
3. Penerimaan tanggung jawab, partisipasi berarti mendorong
orang-orang untuk menerima tanggung jawab dalam aktifitas kelompok.
Partisipasi membantu mereka menjadi pegawai yang bertanggung
jawab daripada hanya sekedar pelaksana yang tidak bertanggung
jawab.
Partisipasi pemakai merupakan perilaku, pekerjaan, dan aktifitas
yang dilakukan oleh pemakai selama proses pengembangan sistem
informasi (Barki dalam Restuningdiah dan Indriantoro, 2000: 121).
Pengembangan sistem informasi, apabila pemakai diajak
penggunaan sistem informasi. Pada kenyataannya sering kali pemakai
lebih mengetahui apa yang mereka butuhkan dalam suatu sistem
informasi, dengan diajak berpartisipasi, maka pemakai dapat
menyampaikan keinginan-keinginan mereka berkaitan dengan proses
pengembangan sistem informasi.
2.2.5.2. Dukungan Manajemen Puncak
2.2.5.2.1. Penger tian Manajemen
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan
penggunaan sumber daya organisasi agar mencapai tujuan organisasi yang
telah ditetapkan (Handoko, 2003: 8).
2.2.5.2.2. Tingkatan Manajemen
Menurut Jogiyanto (2003: 17), tingkatan manajemen dalam
organisasi dibagi menjadi tiga golongan berbeda :
1. Manajer Lini-pertama
Tingkatan paling rendah dalam suatu organisasi yang
memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga operasional. Para manajer ini
disebut dengan kepala atau pimpinan, mandor, dan penyelia.
2. Manajer Menengah
Para manajer menengah membawahi dan mengarahkan
operasional. Sebutan lain manajer menengah adalah manajer
departemen, kepala pengawas.
3. Manajer Puncak
Manajer puncak terdiri dari sekelompok kecil eksekutif.
Manajer puncak bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen
organisasi. Sebutan lain manajer puncak adalah direktur, presiden
kepala divisi, dan wakil presiden senior.
2.2.5.2.3. Fungsi Manajemen
Menurut Handoko (2003: 23) ada lima fungsi manajemen yaitu sebagai
berikut :
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah penetapan tujuan, prosedur, budget, dan
program dari suatu organisasi.
2. Penyusunan Personalia (staffing)
Penarikan, latihan dan pengembangan, serta penempatan dan
pemberian orientasi para karyawan dalam lingkungan kerja. Kegiatan
ini memanfaatkan segala saluran yang telah ditentukan oleh kegiatan
pengorganisasian.
3. Pengorganisasian (Organizing)
Suatu proses manajemen yang menyebabkan seseorang dapat
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan kemudian mengelompokkan
kegiatan tersebut menjadi satuan-satuan kerja.
4. Pengarahan (Directing)
Merupakan kerjasama karyawan dalam berbagai kegiatan,
untuk menuju tujuan yang telah ditentukan. Koordinasi adalah segala
usaha yang diperlukan tertuju kepada tujuan bersama tanpa tumpang
tindih kegiatan yang menyebabkan penghambatan pekerjaan.
5. Pengawasan (Controlling)
Penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin
bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang ditetapkan.
2.2.5.3. Kemampuan Teknik Per sonal
Pendekatan pengalaman (experiental theory) terhadap perubahan
perilaku didasari pada orang yang lebih percaya akan pengalaman mereka
sendiri daripada pengalaman orang lain.
Menurut Sogiharto (2001: 179), jika para pengguna sistem semakin
memahami teknologi, tugas dan keputusan yang diambil dan lingkungan
sosial, politis di tempat digunakannya sistem tersebut, mereka akan
memberikan kontribusi yang lebih besar bagi pengembang sistem tersebut.
Menurut pendapat Tjhai Fung Jen (2002: 138), bahwa terdapat
hubungan yang positif antara kemampuan teknik personal sistem informasi
2.2.6. Penga r uh Par tisipasi Pemakai Terhadap Kiner ja Sistem Infor masi
Akuntansi
Partisipasi pemakai merupakan perilaku, pekerjaan dan aktivitas
yang dilakukan oleh pemakai selama proses pengembangan sistem
informasi. Partisipasi digunakan untuk menunjukkan campur tangan
personal yang nyata dari pemakai dalam pengembangan sistem informasi,
mulai tahap perencanaan, pengembangan sampai tahap implementasi
sistem informasi, sedangkan dalam pengembangan sistem informasi,
apabila pemakai diajak berpartisipasi, maka akan membawa pengaruh yang
baik terhadap organisasi.
Teori yang mendukung partisipasi pemakai terhadap kinerja sistem
informasi akuntansi adalah teori Y dari Mc. Gregor. Dalam teori ini
dijelaskan bahwa orang-orang akan mengarahkan dan mengendalikan diri
sendiri untuk mencapai tujuan apabila mereka merasa terikat dengan tujuan
itu.
Hwang (1999) dalam Tjhai Fung Jen (2002: 137), mengatakan
bahwa keterlibatan pemakai yang sering dalam pengembangan sistem
informasi, maka kinerja sistem informasi akuntansi akan lebih tinggi
sehingga akan memberikan suatu kepuasan bagi para pemakai.
Teori tersebut di atas ditarik kesimpulan bahwa partisipasi adalah
bentuk dari pengarahan dan pengedalian diri sendiri untuk mencapai
untuk mencapai kepuasan pemakai informasi. Partisipasi pemakai
mempunyai hubungan yang positif terhadap kepuasan pemakai dan dalam
proses kinerja sistem informasi akuntansi.
2.2.7. Penga r uh Dukungan Manajemen Puncak Ter hadap Kiner ja Sistem
Infor masi Akuntansi
Manajemen puncak memegang peranan penting dalam setiap tahap
siklus kinerja sistem yang meliputi perencanaan, perancangan dan
implementasidan bertanggung jawab atas kelangsungan hidup dan
kesuksesan perusahaan.
Dukungan manajemen puncak yang memadai dalam proses kinerja
sistem informasi, perencanaan dan pengoperasian sistem informasi dalam
suatu perusahaan akan dapat meningkatkan keinginan pemakai untuk
menggunakan sistem informasi yang ada.
Teori yang mendukung pengaruh dukungan manajemen puncak
dengan kinerja sistem informasi akuntansi yaitu Teori kelompok. Teori
yang dikembangkan oleh Filley, House dan Kerr (1976) dalam Miftha
(2004: 29), menyatakan supaya kelompok bisa mencapai tujuannya, maka
harus terdapat suatu pertukaran yang positif di antara pemimpin dan
pengikutnya. Teori juga menunjukkan bahwa para pemimpin yang
memperhitugkan dan membantu pengikutnya mempunyai pengaruh yang
yang diberikan oleh pemimpin dapat berupa dukungan pimpinan kepada
bawahan.
2.2.8. Penga r uh Kemampuan Teknik Per sonal Ter hadap Kiner ja Sistem
Infor masi Akuntansi
Kemampuan teknik personal merupakan kesanggupan individu atau
personal dalam menggali potensi diri untuk mengembangkan sistem
informasi organisasi. Dengan menggambarkan apa yang terjadi pada
mereka, individu mengembangkan penjelasan personal atas reaksi mereka
dan membuat dalam usaha yang sadar untuk mencoba cara berperilaku
alternatif dalam situasi yang lain.
Menurut Toding (2009: 39), kemampuan merupakan kapasitas
seseorang dalam mengerjakan berbagai macam tugas dalam pekerjaannya,
dengan kemampuan yang ada, kegiatan karyawan tidak akan menyimpang
jauh dari kegiatan badan usaha sehingga memberikan kepuasan. Asumsi
lain mengatakan, jika seseorang menghabiskan waktu berpikirnya untuk
melakukan sesuatu yang baik, maka orang tersebut akan menampakkan
dorongan, energi dan hasrat, ingin sukses serta akan meraih tujuan yang
lebih besar.
Choe (1996) dalam Tjhai Fung Jen (2002: 138), mengatakan bahwa
kemampuan teknik personal pemakai yang baik akan mendorong pemakai
Teori di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan
yang positif antara kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi
dengan kinerja sistemtem informasi akuntansi. Kemampuan teknik
personal merupakan keahlian yang diperoleh dari pendidikan dan
pengalaman. Rendahnya kemampuan yang dimiliki oleh karyawan tersebut
dalam menyiapkan informasi akuntansi menyebabkan penurunan kepuasan
terhadap pemakaian sistem informasi.
2.3. Ker angka Pikir
Sesuai dengan landasan teori dan fakta-fakta pendukung yang telah
diuraikan sebelumnya maka dapat disusun sebuah diagram kerangka pikir
seperti ini ditunjukkan pada gambar 2.4, sebagai berikut :
Regr esi Linier Ber ganda
Gambar . 2.1: Diagr am Ker anngka Pikir Dukungan Manajemen
Puncak (X2)
Kemampuan Teknik Personal (X3)
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
(Y) Partisipasi Pemakai
2.4. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah
diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
Diduga bahwa partisipasi pemakai, dukungan manajemen puncak,
dan kemampuan teknik personal sistem informasi berpengaruh terhadap
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada PT. PAL INDONESIA
Definisi Oper asional dan Tek nik Pengukur an Var iabel
Definisi Operasinal
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada
suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau
menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasinal yang
diperlukan untuk mengukur konstrak variabel terseb ut (Nazir, 2005: 126).
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas 3 (tiga)
variabel bebas (X) yaitu Partisipasi Pemakai (X1), Dukungan Manajemen
Puncak (X2), dan Kemampuan Teknik Personal (X3), dan satu variabel
terikat (Y) yaitu Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.
Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel tersebut,
yaitu sebagai berikut :
1. Var iabel Bebas (X), yang ter dir i dar i :
a. Par tisipasi Pemakai (X1)
Partisipasi pemakai yaitu perilaku, pekerjaan dan aktivitas
yang dilakukan pemakai selama proses pengembangan sistem
informasi.
Dalam pengembangan sistem informasi, apabila pemakai
diajak berpartisipasi, akan membawa pengaruh yang baik terhadap
b. Dukungan Manajemen Puncak (X2)
Dukungan manajemen puncak merupakan suatu partisipasi
atau suatu dorongan yang dilakukan oleh sekelompok kecil
eksekutif yang terlibat dalam kegiatan perencanaan (planning),
penyusunan personalia (staffing), pengorganisasian (organizing),
pengarahan (directing), dan pengawasan (controlling) untuk
mengembangkan sistem informasi bagi perusahaan dalam
mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan (Elfreda, 2004: 32).
c. Kemampuan Teknik Per sonal (X3)
Kemampuan teknik personal sistem informasi adalah
kesanggupan individu atau personal dalam melakukan
pekerjaannya untuk mengembangkan sistem informasi dalam
organisasi.
Kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi
akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi karena
terdapat hubungan yang positif (Sugiarto Prajidno, 2006: 143).
2. Var iabel Ter ikat (Y)
a. Kiner ja Sistem Infor masi Akuntansi
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi yaitu hasil
memodifikasi atau mengubah bagian-bagian atau keseluruhan
sistem informasi.
Menurut Soegiharto (2001) dalam Tjhai Fung Jen (2002:
Tek nik Pengukuran Var iabel
Adapun teknik pengukuran variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Par tisipasi Pemakai (X1)
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang
diadopsi Andreas (2004), dalam Astri (2009: 36), dengan 2 (dua) item
pertanyaan, dengan menggunakan indikator tingkat partisipasi
pengguna dalam proses pengembangan sistem informasi akuntansi.
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval,
sedangkan teknik pengukurannya menggunakan semantik differensial
yang mempunyai skala 7 poin, dengan pola sebagai berikut :
1 2 3 4 5 6 7
Sangat tidak setuju Sangat setuju
Jawaban dengan nilai 1 sampai 3 berarti cenderung sangat tidak
setuju dengan pernyataan yang diberikan, nilai 4 merupakan nilai
tengah antara sangat tidak setuju dan sangat setuju dengan pernyataan
yang diberikan, jawaban antara 5 sampai 7 berarti cenderung sangat
setuju dengan pernyataan yang diberikan.
2. Duk ungan Manajemen Puncak (X2)
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang
diadopsi Andreas (2004), dalam Astri (2009: 36), dengan 5 (lima) item
manajemen puncak terhadap sistem informasi, keterlibatan manajemen
puncak dan dukungan manajemen puncak.
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval,
sedangkan teknik pengukurannya menggunakan semantik differensial
yang mempunyai skala 7 poin, dengan pola sebagai berikut :
1 2 3 4 5 6 7
Sangat tidak setuju Sangat setuju
Jawaban dengan nilai 1 sampai 3erarti cenderung sangat tidak
setuju dengan pernyataan yang diberikan, nilai 4 merupakan nilai
tengah antara sangat tidak setuju dan sangat setuju dengan pernyataan
yang diberikan, jawaban antara 5 sampai 7 berarti cenderung sangat
setuju dengan pernyataan yang diberikan.
3. Kemampuan Teknik Personal (X3)
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang di
adopsi dalam Astri (2009: 36), dengan 3 (tiga) item pertanyaan,
dengan menggunakan indikator keahlian yang dimiliki, pengaruh
lamanya bekerja, dan latar belakang pendidikan yang dimiliki.
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval,
sedangkan teknik pengukurannya menggunakan semantik differensial
yang mempunyai skala 7 poin, dengan pola sebagai berikut :
Jawaban dengan nilai 1 sampai 3 berarti cenderung sangat tidak
setuju dengan pernyataan yang diberikan, nilai 4 merupakan nilai
tengah antara sangat tidak setuju dan sangat setuju dengan pernyataan
yang diberikan, jawaban antara 5 sampai 7 berarti cenderung sangat
setuju dengan pernyataan yang diberikan.
4. Kiner ja Sistem Infor masi Akuntansi (Y)
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang
diadopsi Andreas (2004), dalam Astri (2009: 35). Indikator kepuasan
pemakai sistem diukur dengan menggunakan 16 (enam belas) item
pertanyaan yang terdiri dari 11 (sebelas) pertanyaan untuk mengetahui
tingkat kepuasan pemakai terhadap sistem innformasi akuntansi, 2
(dua) item pertanyaan untuk mengetahui tingkat keinginan dari
pemakai untuk menggunakan sistem di perusahaan dan 3 (tiga) item
pertanyaan untuk mengetahui kualitas sistem informasi akuntansi di
perusahaan.
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval,
sedangkan teknik pengukurannya menggunakan semantik differensial
yang mempunyai skala 7 poin, dengan pola sebagai berikut :
1 2 3 4 5 6 7
Jawaban dengan nilai 1 sampai 3 berarti cenderung sangat tidak
setuju dengan pernyataan yang diberikan, nilai 4 merupakan nilai
tengah antara sangat tidak setujudan sangat setuju dengan pernyataan
yang diberikan, jawaban antara 5 sampai 7 berarti cenderung sangat
setuju dengan pernyataan yang diberikan.
Tek nik Penentuan Sampel
Populasi
Menurut Sumarsono (2004: 44), populasi merupakan kelompok
subjek atau objek yang memiliki ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik
tertentu yang berbeda dengan kelompok subjek atau objek yang lain.
Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah manajer dan para
karyawan PT. PAL INDONESIA (Persero) di Surabaya., berjumlah 32
orang.
Sampel
Sampel adalah bagian dari sebuah populasi yang mempunyai ciri
dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut (Sumarsono, 2004:
44). Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah purposive sampling,
yaitu teknik penarikan sampel yang berdasarkan ciri-ciri atau sifat khusus
yang dimiliki oleh sampel yang merupakan representatif dari populasi.
Kriteria-kriteria khusus meliputi :
1. Manajer atau Pelaksana yang menggunakan sistem informasi
akuntansi.
2. Pelaksana bagian finance accounting.
Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut di atas maka jumlah anggota
sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 32 responden,
dengan 7 orang tidak bersedia sehingga menjadi 25 responden.
Tek nik Pengumpulan Data
J enis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
yaitu merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber
asli pihak pertama (Ikhsan dan Ishak, 2005: 109), sedangkan sumber data
berasal dari jawaban kuisioner yang disebar pada 25 responden.
Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi (Nazir, 2005:
203) :
1. Kuisioner yaitu teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan
lembar daftar pertanyaan yang kemudian diisi oleh responden guna
melengkapi data.
2. Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan
Uji Kualitas Data
Uji Validitas
Menurut Arikunto dalam Riduwan (2004: 109) menjelaskan bahwa
validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau
kesahihan suatu alat ukur. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan
pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur
oleh kuisioner tersebut (Ghozali, 2002: 135).
Koefisien masing-masing item pertanyaan kemudian dibandingkan
dengan nilai rkritis dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
a. Jika nilai rhitung > 0,30 berarti pernyataan valid.
b. Jika nilai rhitung ≤ 0,30 berarti pernyataan tidak valid (Sugiyono, 1992:
106).
Uji Reliabilitas
Menurut Riduwan (2004: 128), reliabilitas digunakan untuk
mengetahui apakah jawaban yang diberikan responden dapat dipercaya
atau dapat diandalkan. Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari
waktu k waktu (Ghozali, 2002: 132).
Penelitian ini uji reliabilitasnya dilakukan melalui pengukuran
reliabilitas one shot atau pengukuran sekali saja dengan cara Cronbach
a. Jika nilai alpha > 0,60 berarti pernyataan reliabel.
b. Jika nilai alpha ≤ 0,60 berarti pernyataan tidak reliabel (Imam Ghozali,
2006: 42).
Uji Nor malitas
Uji Normalitas merupakan suatu alat uji yang digunakan untuk
menguji apakah variabel-variabel yang digunakan dalam model regresi
mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data
tersebut berdistribusi normal, dapat diuji dengan Uji Kolmogorov Smirnov.
Menurut Sumarsono (2004: 43) dasar pengambilan keputusan yaitu:
a. Nilai Signifikan > 0,05 berarti data tersebut berdistribusi normal.
b. Nilai Signifikan < 0,05 berarti data tersebut tidak berdistribusi normal.
Asumsi Klasik
Persamaan regresi linier berganda harus bersifat BLUE (Best Linier
Unbiased Estimator), artinya pengambilan keputusan melalui regresi tidak
boleh bias. Sesuai dengan tujuan untuk mengambil keputusan BLUE,
maka harus dipenuhi diantaranya tiga asumsi klasik yang tidak boleh
dilanggar oleh persamaan tersebut, yaitu (Gujarati, 1999: 153) :
1. Autokor elasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi
2. Multikolinier itas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam
persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas.
Salah satu cara untuk mengetahui adanya multikolinieritas adalah
dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor).
Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai VIF (Variance
Inflation Factor) < 10, maka hal ini berarti dalam persamaan regresi
tidak ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas atau bebas
Multikolinieritas (Ghozali, 2002: 57-59).
3. Heter osk edastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali, 2006: 105).
Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidak adanya
heteroskedastisitas adalah dengan uji korelasi rank spearman yaitu
dengan membandingkan antara nilai residual dengan seluruh variabel
bebas.
Deteksi adanya heteroskedastisitas, yaitu (Anonim, 2006: 60) :
a. Nilai probabilitas > 0,05 berarti bebas dari Heteroskedastisitas.
Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
Tek nik Analisis
Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda
dengan model persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut :
Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
(Anonim, 2008: L-21)
Keterangan :
Y = Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
β0 = Konstanta
X1 = Partisipasi Pemakai
X2 = Dukungan Manajemen Puncak
X3 = Kemampuan Teknik Personal
β1,β2,β3 = Koefisien Regresi
e = Standart Error (Kesalahan baku)
Uji Hipotesis
Uji Kesesuaian Model
Uji F ini digunakan untuk mengetahui sesuai tidaknya model
regresi yang dihasilkan guna melihat pengaruh Partisipasi Pemakai,
Dukungan Manajemen Puncak, dan Kemampuan Teknik Personal
Hipotesis Statistik
1. H0 : β1 = 0, menunujukkan modelregresi yang dihasilkan tidak cocok
guna melihat pengaruh Partisipasi Pemakai, Dukungan
Manajemen Puncak, dan Kemampuan Teknik Personal
terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.
H1 : β1 ≠ 0, menunjukkan model regresi yang dihasilkan cocok guna
melihat pengaruh Partisipasi Pemakai, Dukungan
Manajemen Puncak, dan Kemampuan Teknik Personal
terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.
2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05.
3. Kriteria keputusan
i. Jika nilai probabilitas >
0,05, maka H
0diterima dan H
1 ditolakyang berarti model regresi yang dihasilkan tidak cocok guna
melihat pengaruh Partisipasi Pemakai, Dukungan Manajemen
Puncak, dan Kemampuan Teknik Personal terhadap Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi.
ii. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima yang
berarti model regresi yang dihasilkan cocok guna melihat pengaruh
Partisipasi Pemakai, Dukungan Manajemen Puncak, dan
Kemampuan Teknik Personal terhadap Kinerja Sistem Informasi
Uji Par sial
Uji t ini digunakan untuk mengetahui dan membuktikan secara
empiris pengaruh Partisipasi Pemakai, Dukungan Manajemen Puncak, dan
Kemampuan Teknik Personal terhadap Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi.
Hipotesis Statistik
1. H0 : β1 = 0, menunjukkan tidak ada pengaruh Partisipasi Pemakai,
Dukungan Manajemen Puncak, dan Kemampuan Teknik
Personal secara parsial terhadap Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi.
H1 : β1 ≠ 0, menunjukkan ada pengaruh Partisipasi Pemakai,
Dukungan Manajemen Puncak, dan Kemampuan Teknik
Personal secara parsial terhadap Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi.
2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifiksn 0,05
3. Kriteria keputusan
i. Jika nilai probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak yang
berarti tidak ada pengaruh Partisipasi Pemakai, Dukungan
Manajemen Puncak, dan Kemampuan Teknik Personal secara
parsial terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.
ii. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima yang
berarti ada pengaruh Partisipasi Pemakai, Dukungan Manajemen
Puncak, dan Kemampuan Teknik Personal secara parsial terhadap
4.1. Deskr ipsi Obyek Penelitian
Sejar ah Singkat PT. PAL INDONESIA (per ser o)
Sur abaya
Sejarah adalah merupakan suatu kontinuitas kejadian yang tidak
dapat dipisahkan secara tajam antara satu denngan yang lainnya, sejalan
dengan sejarah tersebut.
PT. PAL INDONESIA (Persero) adalah perusahaan yang bergerak
di bidang pembangunan Kapal Baru, Pemeliharaan danPerbaikan Kapal,
sertaGeneral Engineering. Gagasan untuk mendirikan Industri Perkapalan
di Indonesia dimulai oleh gubernur Jenderal V.D. Capellen pada tahun
1822 dengan tujuan untuk menunjang armada laut kerajaan Belanda di
wilayah Asia.Pada tahun 1855 galangan kapal tersebut dapat menampung
perbaikan kapal besar dan dapat membangun kapal sampai kapasitas 1300
ton. Voor de marinestoomwezen adalahfasilitas untuk perbaikan
mesin-mesin kapal, dimana memiliki pabrik di selatan kota Surabaya, untuk
selanjutnya dipindah keUjung Surabaya dan selesai dibangun tahun 1891.
Sementara galangan kapal itu sendiri bernama MARINA dan didirikan
oleh pemerintah Belanda pada tahun 1939.Pada masa pendudukan Jepang,
Indonesia menasionalisasi perusahaan ini dan merubah namanya menjadi
Penataran Angkatan Laut (PAL).Tahun 1963 status PAL yang semula
jawatan dirubah menjadi bentuk Komando Penataran Angkatan Laut
(KONATAL 1970) dengan diperkuat keputusan
MENHANKAM/PANGAB nomor SKEP/A/39/VINI/1971 tentang Pokok
Organisasi dan Prosedur Angkatan Laut. Selanjutnya pada tahun 1978
dikeluarkan Peraturan Pemerintahan Nomor 14 yang menyatakan bahwa
KONATAL dijadikan badan hukum berbentuk Persero. Dalam hal ini
Pemerintah merubah status perusahaan dari Perusahaan Umum menjadi
Perseroan Terbatas sesuai dengan Akta No. 12 tanggal 15 April 1980,
yang dibuat oleh Notaris Hadi Moentoro, SH. Dengan demikian galangan
kapal ini resmidinamakan PT. PAL INDONESIA (Persero).
Lokasi Per usahaan
Dalam memilih atau menentukan lokasi perusahaan adalah
merupakan suatu hal yang sangat penting yang tidak dapat diabaikan
begitu saja karena penentuan lokasi perusahaan ini akan berpengaruh
sekali terhadap kelancaran operasional perusahaan, mempengaruhi besar
kecilnya tingkat keuntungan yang akan diperoleh saat sekarang maupun
yang akan datang, dan juga dapat berpengaruh pada kontinuitas atau
kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri.
Lokasi PT. PAL INDONESIA (Persero) di Surabaya terletak di