PERBANDINGAN VISKOSITAS MINYAK JARAK
DAN MINYAK DIALA-C
TUGAS AKHIR
Tugas Akhir ini diajukan guna melengkapi syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S-1) Teknik Elektro Di Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
OLEH :
050422008
FRANS DESANA SEBAYANG
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PERBANDINGAN VISKOSITAS MINYAK JARAK
DAN MINYAK DIALA-C
OLEH :
050422008
FRANS DESANA SEBAYANG
Disetujui Oleh : Pembimbing
NIP : 130 809 911 Ir. Eddy Warman
Diketahui Oleh :
Ketua Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara
NIP : 131 459 554 Ir. Nasrul Abdi, MT
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PERBANDINGAN VISKOSITAS MINYAK JARAK
DAN MINYAK DIALA-C
TUGAS AKHIR
Tugas Akhir ini diajukan guna melengkapi syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S-1) Teknik Elektro Di Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
OLEH :
050422008
FRANS DESANA SEBAYANG
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PERBANDINGAN VISKOSITAS MINYAK JARAK
DAN MINYAK DIALA-C
OLEH :
050422008
FRANS DESANA SEBAYANG
Disetujui Oleh : Pembimbing
NIP : 130 809 911
Ir. Eddy Warman
Diketahui Oleh :
Ketua Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara
NIP : 131 459 554
Ir. Nasrul Abdi, MT
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kepada penulis: kesehatan, hikmat / ilmu pengetahuan, kecukupan materi dan waktu untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Adapun judul Tugas Akhir ini adalah ” Perbandingan Viskositas Minyak Jarak Dan Minyak Diala-C”.
Tugas Akhir ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan sarjana di Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
Tugas Akhir ini penulis persembahkan kepada orang tua Penulis P.Sebayang dan E.br Ginting juga kepada adik-adikku Robby, Theresia dan Citra yang telah memberikan moral, pemikiran dan materi yang sangat berarti.
Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Ayahanda dan Ibunda yang tercinta dan seluruh anggota keluarga telah banyak membantu dari segi materil maupun moril sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
2. Bapak Ir. Nasrul Abdi MT selaku Ketua Departemen Teknik Elektro Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Rahmad Fauzi ST, MT, selaku sekretaris Departemen Teknik Elektro Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Ir. Eddy Warman , selaku Pembimbing Tugas Akhir atas segala bimbingan dan motivasinya.
5. Bapak Ir. R.Sugih Arto Yusuf selaku dosen wali.
7. Semua Pegawai dan karyawan Departmen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
8. Bang Krista Sebayang , selaku Kepala Laboratorium Fisika Lanjutan Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara dan Bapak Irwansyah selaku Kepala Laboratorium Instrumentasi Perguruan Teknologi Kimia Industri (PTKI), yang telah memberikan sarana pendukung dan bimbingannya .
9. Rekan-rekan mahasiswa program pendidikan ekstensi di Departemen Teknik Elektro angkatan 2005 .
10. Rekan-rekan kerja di PT. PLN (PERSERO) Cab.Lubuk Pakam Ranting Deli Tua. Yang telah banyak membantu dari segi moril dan waktu yang diberikan. 11. Semua pihak yang tidak disebutkan yang turut membantu penyelesaian Tugas Akhir ini.
Kesempurnaan tiada batas, namun Penulis telah melakukan dengan setia segala usaha yang mungkin untuk memberikan yang terbaik dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
Semoga Tugas Akhir ini bermanfaat.
Medan, September 2008 Penulis
DAFTAR ISI
“PERBANDINGAN VISKOSITAS MINYAK JARAK DAN MINYAK DIALA-C”
ABSTRAK...i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI...iv
DAFTAR GAMBAR...vi
DAFTAR TABEL...vii
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang ...1
I.2. Tujuan Penelitian...2
I.3. Batasan Masalah...2
I.4. Metodologi Penelitian...2
BAB II DASAR TEORI II.1 Definisi Viskositas...4
II.2 Minyak Jarak...6
II.3 Minyak Diala-C...8
II.4 Hubungan Viskositas Dengan Pendingin Transformator...9
II.4.1. Sebab Timbul Panas Pada Transformator...9
II.4.2. Minyak Sebagai Pendingin Transformator...12
III.2. Pengukuran Viskositas ...17
III.3. Prosedur Pengukuran... ...19
III.4. Hasil Pengukuran... ...21
BAB IV ANALISIS DATA IV.1. Kekentalan Minyak (Viskositas)...23
IV.1.1. Minyak Jarak...23
IV.1.2. Minyak Diala-C...25
IV.2. Grafik Viskositas Minyak...26
IV.3. Analisis Grafik Viskositas Minyak...27
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan...28
V.2 Saran...28
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 ...7
Gambar 2.2 ...8
Gambar 2.3 ...9
Gambar 2.4 ...10
Gambar 2.5 ...12
Gambar 2.6 ...12
Gambar 2.7 ...13
Gambar 2.8 ...13
Gambar 3.1 ...16
Gambar 3.2 ...17
Gambar 3.3 ...18
Gambar 3.4 ...19
Gambar 3.5 ...21
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1...14
Tabel 2.2...15
Tabel 3.1...21
Tabel 3.2...22
ABSTRAK
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG
I.2. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan penulisan ini untuk:
• Untuk mengetahui apakah minyak jarak layak dijadikan sebagai minyak pendingin transformator ditinjau dari viskositasnya.
I.3 BATASAN MASALAH
Parameter-parameter yang biasa digunakan sebagai minyak pendingin transformator antara lain adalah : Berat jenis (spesific grafity), Viscositas (kekentalan), Suhu titik didih , Suhu titik beku , Coefisien volume (cv ), Titik api, Titik nyala (burning point) dan Kelembaban terhadap uap air (moisture).
Mengingat begitu banyaknyaya parameter yang diperlukan untuk minyak sebagai pendingin transformator, maka pada penelitian ini, saya hanya membatasi pada satu parameter saja yaitu tingkat kekentalan (viskositas). Hasil dari tingkat kekentalan (viskositas) minyak jarak ini akan dibandingkan dengan minyak diala-c yang biasa digunakan sebagai minyak trafo.
I.4. METODOLOGI PENELITIAN
1. Studi Percobaan Praktik
2. Studi Literatur
Dengan membaca buku – buku referensi, artikel dan bahan kuliah yang mendukung dan yang berkaitan dengan topik Tugas Akhir ini.
3. Studi Bimbingan / Diskusi
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Definisi Viskositas
Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan gesekan antara moekul-molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu cairan yang mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah dan sebaliknya cairan yang sulit mengalir memiliki viskositas yang tinggi. Setiap benda yang bergerak relatif terhadap benda lain selalu mengalami gaya gesek. Demikian pula halnya dengan sebuah benda yang bergerak dalam sebuah fluida juga mengalami gesekan. Hal ini dikarenakan sifat kekentalan dari fluida tersebut. Koefisien kekentalan suatu fluida (cairan) dapat diperoleh dengan menggunakan percobaan bola jatuh di dalam fluida itu tersebut. Gaya gesek yang bekerja pada suatu benda yang bergerak relatif terhadap suatu fluida akan sebanding dengan kecepatan relatif benda terhadap fluida :
F = -b v ...2.1 Dimana : F = Gaya gesek yang dialami benda
b = Konstanta gesekan v = kecepatan benda
Khusus untuk benda yang berbentuk bola dan bergerak dalam fluidayang sifat-sifatnya tetap, gaya gesek tersebut memenuhi hukum stokes sebagai berikut : Rumus hukum stokes adalah :
Dimana : F = hambatan yang dialami oleh bola (newton) r = jari-jari bola yang jatuh bebas (cm)
u = viskositasnya (saybolt) v.= kecepatan jatuh bola (m/s)
Rumus stokes hanya berlaku bila bilangan Reynolds untuk aliran kurang dari (sekitar 1), fluida tidak berolak (tidak terjadi turbulensi), dan luas penampang tempat fluida cukup besar dibanding ukuran bola.
Diantara semua sifat-sifat fluida, viskositas memerlukan perhatian yang terbesar dalam telahaan tentang aliran fluida. Viskositas adalah sifat fluida yang mendasar diberikannya tahanan terhadap tegangan geser oleh fluida tersebut. Hukum viskositas Newton menyatakan bahwa untuk laju perubahan bentuk sudut fluida yang tertentu maka tegangan adalah berbanding lurus dengan viskositas. Gula (tetes = molasse), dan (ter = tar) merupakan contoh cairan yang sangat viskos : air dan udara mempunyai viskositas yang sangat kecil.
2.2. Minyak Jarak
Konsumsi dan permintaan terhadap minyak bumi semakin meningkat akan tetapi persediaannya kian menipis. Oleh karena itu, saat ini biodisel mulai diteliti sebagai bahan bakar alternatif. Biodisel bersifat biodegradable, terbarukan dan dan menghasilkan lebih sedikit emisi zat berbahaya dibandingkan bahan bakar fosil. Pohon jarak ini berasal dari Afrika Selatan, dan sudah dikenal oleh bangsa Indonesia sejak tahun 1940-an, saat penjajah Jepang menggunakan minyak jarak untuk penerangan di rumah-rumah penduduk dan sumber-sumber energi untuk penggerak alat perang.
Minyak jarak merupakan jenis minyak baru tersebut, yang sekarang ini sedang dipopulerkan untuk menjadi minyak biodiesel pengganti bahan bakar di masa depan. Minyak jarak merupakan minyak nabati, yang artinya diperoleh dari biji buah jarak (Jatropha curcas) yang melalui proses ekstraksi dengan menggunakan mesin pengepres minyak. Ekstraksi minyak dari buah jarak meningkatkan nilai ekonomi dari pohon jarak. Tanaman jarak dapat menghasilkan 40 ton biji per hektar dengan harga jual Rp.2000/Kg.
minyak, sehingga dipeoleh minyak jarak murni seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.2.
Pengeringan Buah Jarak
Pengeringan Biji Jarak
Pemisahan Kulit Biji
dengan Daging Biji
Pemanasan Daging Biji
Penghancuran Daging Biji
Pengeperesan
Penyaringan
Untuk mengeluarkan biji dari buah
Hingga kadar air biji = 6 persen
Dapat dilakukan dengan mesin atau manual
Dilakukan selama 30 menit pada suhu 170 derajat celcius
Proses akhir sebelum pengeperesan
Untuk mengeluarkan minyak dari biji jarak
Gambar 2.2 Minyak Jarak
2.3. Minyak Diala-C
Minyak diala-c merupakan salah satu jenis minyak yang sering digunakan sebagai minyak trafo. Minyak trafo berfungsi sebagai : minyak isolasi dan sebagai media pendingin transformator. Biasanya minyak isolasi trafo dikelompokkan menjadi dua bagian berdasarkan bahan dasarnya, yaitu : minyak isolasi mineral dan minyak isolasi sintesis. Minyak Diala-C digolongkan menjadi minyak jenis mineral.
Gambar 2.3 Minyak Diala-C
2.4. Hubungan Viskositas Dengan Pendingin Transformator
Transformator adalah suatu alat listrik yang digunakan untuk mentransformasikan daya atau energi listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya, Pada trafo yang kapasitas besar menghasilkan rugi-rugi daya yang besar pada kumparan trafo, dimana rugi-rugi daya tersebut didisipasikan dalam bentuk panas, sehingga suhu pada trafo akan meningkat yang dapat menyebabkan kerusakan pada trafo . Pada bab ini akan dijelaskan secara umum tentang : prinsip rugi-rugi daya pada trafo, minyak sebagai pendingin trafo.
2.4.1Sebab-Sebab Timbul Panas Pada Transformator
tersebut menyebabkan rugi-rugi daya bila dialiri arus listrik. Rugi-rugi daya ini yang menyebabkan timbulnya panas pada kumparan.
Bila trafo dalam keadaan berbeban maka pada sisi primer akan mengalir arus I1 dan pada sisi sekunder akan mengalir arus I21 , sedangkan pada inti nya akan mengalir arus I0.
i1 i2l
V1 X2 R2 E2 E1 R1 X1 Rc Xm V2 ZL i1 io
i2l
ic im aV2 ZL V1 R1 X1 Rc
Xm a2R2 a2X2
io
Gambar 2.4 Rangkaian Ekivalen Transformator
Rugi-rugi daya terjadi pada kumparan primer dan kumparan sekunder. Rugi-rugi daya tersebut adalah :
• Sisi primer
Pcu= I12 R1 ...2.3 • Sisi sekunder
Pcu= I22 R2 ...2.4 Dimana :
Pcu = rugi tembaga (watt)
I2 = arus yang mengalir pada kumparan sekunder (ampere)
R1 = tahanan kumparan primer (ohm) R2 = tahanan kumparan sekunder (ohm)
Selain rugi pada kumparan primer dan sekunder terdapat pula rugi pada inti besi yang terdiri dari :
(1) Rugi histerisis, yaitu rugi yang disebabkan fluks bolak balik pada inti besi, yang dinyatakan sebagai :
Ph = KhƒBmaks ...2.5
(2) Rugi ‘Eddy current’ yaitu rugi yang disebabkan arus pusar pada inti besi. Dirumuskan sebagai :
Pe = KeƒBmaks ...2.6 Jadi rugi besi (rugi inti) adalah:
Pi= Ph + Pe ...2.7 Dimana :
Pi = rugi inti (watt) Ph = rugi histerisis (watt) Pe = rugi eddy current (watt) Kh = konstanta histerisis
Bmaks = fluks maksimum ( webber ) f = frekwensi (Hz)
Ke = konstanta eddy current
Gambar 2.5. Rugi rugi pada transformator.
2.4.2 Minyak Sebagai Pendingin Transformator
Fungsi utama dari minyak trafo adalah sebagai media isolasi, sedangkan fungsi lainnya adalah sebagai pendingin. Pada Gambar 2.3, Gambar 2.4, dan Gambar 2.6 ditunjukkan sistem pendinginan trafo dengan minyak yang dikombinasikan dengan udara.
Gambar 2.6. Sistem Pendingin Jenis OFB
SUMBER KUMPARAN
PRIMER
FLUKS BERSAMA
KUMPARAN SEKUNDER Rugi
Tembaga
Fluks bocor
Rugi besi Histeresis, Eddy current
Output Rugi
Sistem pendingin jenis ini dilengkapi dengan pompa, dimana pompa tersebut berfungsi untuk mengalirkan minyak sehingga minyak dalam trafo bersikulasi terus menerus. Sedangkan fan berfungsi mendinginkan minyak dari luar.
Gambar 2.7 Sistem Ppendingin Jenis ON
Sedangkan system pendingin jenis ON (oil natural) hanya memanfaatkan udara luar sebagai pendingin minyak tersebut tanpa dilengkapi pompa atau pun fan. Dengan kata lain minyak dalam trafo tidak bersirkulasi.
Sama dengan system trafo jenis ON, system trafo jenis OB (oil blast) minyak dalam trafo juga tidak bersirkulasi tetapi pendingin minyaknya dibantu dari luar dengan fan.
Telah dijelaskan sebelumnya pada sub.bab 2.4.1 bahwa pada trafo terjadi rugi-rugi daya yang didisipasikan ke dalam bentuk panas. Panas tersebut dapat menyebabkan kenaikan temperatur pada trafo.
Kenaikan suhu dari kumparan, minyak dan inti trafo menurut B.S (British standard) adalah seperti pada Tabel 2.1 :
Tabel 2.1 Data kenaikan Suhu kumparan, minyak dan inti trafo menurut B.S MACAM
PENDINGIN
KUMPARAN
MINYAK INTI CLASS A CLASS B
AN, AB 550C 750C
Sesuai dengan kumparan yang terdekat
ON, OB, OW 600C - 500C
OFN, OFB 650 C - 500C
OFW 700C 600C
Dimana :
AN : Pendingin alam (natural cooling) oleh sirkulasi udara sekitarnya tanpa alat- alat khusus. Inti dan kumparan trafo terbuka, tanpa minyak. Sistim ini digunakan untuk trafo-trafo kecil dan bertegangan rendah, misalnya step-up trafo dirumah-rumah.
ON : Pendingin minyak (oil natural) disertai pendingin alam (natural cooling). Panas yang ditimbulkan oleh pada inti dan kumparan diteruskan melalui minyak kedinding trafo yang kemudian didinginkan oleh udara luar sekitarnya.
OB : Sistim ini adalah sama dengan hembusan sistim ON yang dilengkapi dengan hembusan angin dari fan pada dinding trafo.
OFN :Pendinginan ini sama dengan sistim ON, tetapi untuk sirkulasi minyaknya melalui radiator mengunakan suatu cara. Pada sistim ini tidak ada fan. OFB :Adalah sistim OFN yang dilengkapi hembusan angin dari fan. Digunakan
untuk trafo-trafo yang berkapasitas besar. OF : a. Sama dengan OFB, tetapi tanpa fan.
b. Minyak dialirkan keradiator oleh suatu pompa.
c. Dinding luar radiator didinginkan oleh sirkulai air sebagai penganti fan.
Beberapa spesifikasi atau karakteristik minyak trafo antara lain dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Tabel Spesifikasi Minyak Trafo
NO Sifat Kelas 1 Kelas 2 Metode Uji
1 Tegangan Tembus (kV/2,5mm) >30 >30 IEC 296
2 Viskositas 40 0c < 40 <25 IEC 296
3 Massa Jjenis 20 0c (gr/cm3) <0,895 <0,895 IEC 296
4 Titik Bakar (0c) > 140 IEC 296A
BAB III
PENGUKURAN VISKOSITAS MINYAK JARAK DAN
MINYAK DIALA-C
3.1. Umum
Pengukuran dilakukan di Laboratorium Fisika Lanjutan, Departemen Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Sumatera Utara. Pengujian dilakukan terhadap minyak transformator diala-c dan minyak biji jarak pagar. Pada Gambar 3.1 diperlihatkan minyak yang menjadi objek penelitian. Gamabar sebelah kanan diperlihatkan tempat penyimpanan minyak biji jarak yang tertutup rapat dalam suatu botol
Gambar 3.2. Minyak Diala-C Sebelum Dilaksanakannya Pengukuran
3.2. Pengukuran Viskositas
Adapun peralatan yang digunakan dalam pengukuran ini adalah :
o Viskosimeter
o Stopwatch
o Termometer
o Bejana ukur
o Timbangan ukur
o Tangki pemanas
o Pipa kapiler
o Bola yang dicelupkan dalam minyak.
Gambar 3.3 Peralatan ukur viskositas
Peralatan untuk mengukur viskositas disebut viskosimeter. Terdapat berbagai jenis viskosimeter yang berbeda, tetapi karena sasarannya adalah untuk membuktikan prinsip-prinsip tertentu dari hidrolika bukan untuk menjelaskan permesinan hidrolik dan peralatannya, maka hal ini dapat dicari pada sumber lain. Untuk mempermudah disebutkan tiga cara untuk menentukan yaitu :
a. Dengan viskosimeter torsi
b. Dengan pengukuran penurunan tekanan dalam aliran pipa. c. Dengan hukum stokes untuk bola jatuh.
Pada pengukuran viskositas minyak jarak ini digunakan pengukuran dengan hukum stokes untuk bola jatuh.
F adalah hambatan yang dialami oleh bola sangat kecil dengan jari-jari r yang jatuh bebas melalui cairan yang viskositasnya u dengan kecepatan v. Rumus stokes hanya berlaku bila bilangan Reynolds untuk aliran kurang dari (sekitar 1), bilangan Reynolds didefinisikan sebagai :
Re = vd/ v
d adalah diameter dari bola. Dengan kata lain, rumus hukum stokes hanya berlaku pada kecepatan sangat kecil tetapi bagaimana kecilnya juga tergantung pada v dan d.
3.3. Prosedur Pengukuran
Untuk mendapatkan harga / nilai viskositas suatu minyak, maka harus dilakukan pengujian terlebih dahulu. Pada pengukuran viskositas ini dipergunakan metode bola jatuh, gambar rangkaian pengukuran viskositas dengan metode tersebut dapat dilihat seperti yang diperlihatkan pada Gambar 3.4.
Termometer
Tangki pemanas (terisi air)
Pengatur Suhu
Pipa kapiler in
Pipa kapiler out
stopwatch Bola besi Bejana ukur
viskositas
[image:31.595.116.465.498.643.2]Minyak yg akan diukur
Ada beberapa cara untuk mendapatkan nilai viskositas suatu minyak, salah satunya adalah dengan metode bola jatuh. Adapun prosedur pengukurannya adalah sebagai berikut :
1 Mempersiapkan peralatan ukur dan objek penelitian . 2 Menimbang massa beaker glass
3 Menuangkan minyak jarak sebanyak 100 ml ke dalam beaker glass 4 Menimbang beaker glass yang telah berisi minyak jarak
5 Menuangkan sampel ke dalam tabung viskositas, seperti terlihat pada Gambar 3.5 hingga tabung terisi penuh
6 Memasukkan bola ke dalam tabung viskositas, kemudian ditutup tabungnya dengan penutup tabung.
7 Memasukkan air ke dalam tangki pemanas, kemudian dimasukkan pula termometer untuk mengetahui suhu air tersebut
8 Menghubungkan pipa kapiler dengan tabung viskositas hingga air di dalam tabung penuh
9 Menghidupkan control temperatur, kemudian menghitung waktu jatuhnya bola dari permukaan hingga ke dasar dengan menggunakan stopwatch, sesuai dengan suhu yang telah ditentukan pada tabel hasil percobaan . 10 Mengulangi langkah prosedur percobaan no.9 sebanyak tiga kali, agar
diperoleh waktu rata-rata nya, lalu mencatat data pengukuran nya pada tabel hasil pengukuran.
11 Menaikkan suhunya, kemudian melakukan prosedur percobaan seperti no.9 dan 10.
12 Membersihkan tabung viskositas minyak, kemudian menggantinya dengan minyak diala-c.
14 Percobaan selesai, selanjutnya membersihkan peralatan ukur dari minyak dan menyimpan peralatan tersebut pada lemari penyimpanan.
Gambar 3.5. Bejana ukur viskositas
3.4. Hasil Pengukuran
Hasil pengukuran waktu jatuhnya bola dan suhu minyak untuk minyak biji jarak dan minyak diala-c diperlihatkan pada Tabel 3.1 dan Tabel 3.2.
Tabel 3.1 Data Pengukuran Minyak Jarak waktu (detik)
suhu (oc) T1 t2 t3 t rata-rata
28 15.5 15.8 16.6 15.97
38 8.8 6.7 8.1 7.87
48 5.1 5.1 5.4 5.2
58 3.1 3.2 3.2 3.17
[image:33.595.110.432.561.722.2]Tabel 3.2 Data Pengukuran Minyak Diala-C Waktu (detik)
suhu (oc) T1 t2 t3 t rata-rata
28 1.8 1.8 1.8 1.8
38 1.2 1.6 1.4 1.4
48 1.2 1.2 1.3 1.23
58 1 0.8 0.8 0.86
BAB IV
ANALISIS DATA
IV.1. Kekentalan Minyak (Viskositas)
Dari hasil pengukuran menunjukkan waktu jatuh bola terhadap perubahan suhu minyak trafo. Data tersebut perlu diolah, sehingga didapat nilai viskositas minyak biji jarak dan minyak diala-c. Viskositas dengan metode bola jatuh dapat dihitung dengan rumus :
ŋ = t (ρb – ρs) k dimana :
ŋ = viskositas (saybolt)
t = waktu jatuh bola dalam medium minyak (detik) ρb = massa jenis bola (gr/cm3)
ρs = massa jenis minyak (gr/cm3) k = konstanta viskosimeter
berikut akan dihitung nilai viskositas minyak biji jarak dan minyak diala-c berdasarkan data pada tabel 3.1 dan tabel 3.2
4.1.1. Minyak Jarak
Berdasarkan tabel 3.1, maka dihitung nilai viskositas untuk tiap-tiap suhu minyak pengukuran. Sebagai berikut :
Dari tabel 3.1 telah dihitung waktu rata-rata jatunya bola dari tiga kali percobaan, sehingga viskositas untuk tiap perubahan suhu adalah :
k = 0,5
ρb = 8,1 gr/cm3 ρs = 92,08/100 = 0,92 gr/cm3
sehingga viskositas minyak jarak pada suhu 28oc. ŋ1 = t1(ρb – ρs) k
= 15,97 (8,1 – 92,08/100) 0,5 = 57,33 Saybolt
2. Dik : t = 7,87 detik, untuk suhu minyak 38 oc
Untuk suhu 38 oc
Ŋ2 = t2(ρb – ρs) k
= 7,87 (8,1 – 92,08/100) 0,5
= 28,25 Saybolt
3. Dik : t = 5,2 detik, untuk suhu minyak 48 oc
Untuk suhu 48 oc
Ŋ3 = t3(ρb – ρs) k
= 5,2 (8,1 – 92,08/100) 0,5 = 18,67 Saybolt
4. Dik : t = 3,17 detik, untuk suhu minyak 58 oc
Untuk suhu 58 oc
Ŋ4 = t4(ρb – ρs) k
= 3,17 (8,1 – 92,08/100) 0,5 = 11,38 Saybolt
5. Dik : t = 1,73 detik, untuk suhu minyak 68 oc
Untuk suhu 68 oc
Ŋ5 = t5(ρb – ρs) k
4.1.2. Minyak Diala - C
Pada pengukuran viskositas minyak diala-c dapat dilakukan dengan cara yang sama seperti pada minyak biji jarak. Nilai viskositas minyak diala-c berdasarkan tabel 3.2 adalah sebagai berikut :
1. Dik : t = 1,8 detik, untuk suhu minyak 28 oc k = 0,5
ρb = 8,1 gr/cm3 ρs = 151,77/100 = 1,51 gr/cm3
sehingga viskositas minyak diala-c pada suhu 28oc.
Untuk suhu 28 oc
ŋ1 = t1(ρb – ρs) k
= 1,8 (8,1 – 1,51) 0,5
= 5,92 Saybolt
2. Dik : t = 1,4 detik, untuk suhu minyak 38 oc
Untuk suhu 38 oc
Ŋ2 = t2(ρb – ρs) k = 1,4 (8,1 – 1,51) 0,5
= 4,608 Saybolt
3. Dik : t = 1,23 detik, untuk suhu minyak 48 oc
Untuk suhu 48 oc
Ŋ3 = t3(ρb – ρs) k
= 1,23 (8,1 – 1,51) 0,5
= 4,05 Saybolt
4. Dik : t = 0,86 detik, untuk suhu minyak 58 oc
Untuk suhu 58 oc
= 0,86 (8,1 – 1,51) 0,5 = 2,83 Saybolt
5. Dik : t = 0,7 detik, untuk suhu minyak 68 oc
Untuk suhu 68 oc
Ŋ5 = t5(ρb – ρs) k = 0,7 (8,1 – 1,51) 0,5
= 2,30 Saybolt
[image:38.595.105.519.332.483.2]Dari hasil perhitungan viskositas terhadap suhu dapat dilihat pada Tabel 4.1
Tabel 4.1 Hubungan Viskositas Terhadap Temperatur Minyak Suhu Minyak
(oc)
Viskositas Minyak Jarak (saybolt)
Viskositas Minyak Diala-c (saybolt)
28 57,33 5,92
38 28,25 4,608
48 18,67 4,05
58 11,38 2,83
68 6,21 2,30
4.2. Grafik Viskositas Minyak
Hubungan Viskositas Vs Suhu
0 10 20 30 40 50 60 7028 38 48 58 68
Suhu (celcius) V is k o s it a s ( S a y b o lt ) Minyak Jarak Minyak
Diala-Gambar 4.1 Grafik Hubungan Viskositas terhadap Suhu
4.3. Analisis Grafik Viskositas Minyak
[image:39.595.100.523.88.327.2]BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
Dari hasil pengukuran didapat kesimpulan sebagai berikut :
1. Bahwa semakin besar atau tinggi suhu minyak maka tingkat viskositasnya akan semakin rendah, atau dengan kata lain minyak akan semakin encer bila dipanaskan terus-menerus.
2. Bahwa minyak jarak layak dijadikan sebagai pendingin trafo berdasarkan nilai viskositasnya yang berada di bawah 40 saybolt pada suhu 40 0c.
3. Bahwa tingkat viskositas minyak diala-c lebih kecil dibandingkan minyak jarak.
4. Jadi dari segi viskositas minyak diala-c masih lebih baik dibandingkan minyak jarak.
5.1. SARAN
1. Karena keterbatasan waktu dan peralatan ukur , jika ada yang ingin melanjutkan pengujian ini ada beberapa hal lain yang dapat diamati dari sifat minyak trafo seperti: specific gravity, bolt point, heat transfer, coeficient of thermal expansion, dll
DAFTAR PUSTAKA
1. Arismunandar Artono, Dr dan Kuwahara Susumu, Dr,
Buku
Pegangan Teknik Tenaga Listrik Jilid 1
, PT.Pradnya Paramita,
Jakarta 2004.
2. Daryanto, Drs,
Pengetahuan Teknik Listrik
, Bumi Aksara, 2002.
3. Holmann, JP,
Heat Transfer Sixth Edition,
1986.
4. Holmann, JP,
Metode Pengukuran Teknik,
1992.
5. Kadir Abdul,
Transformator
, PT.Pradnya Paramita
6. Linsley Trevor,
Instalasi Listrik Tingkat Lanjut JILID 3
,
Erlangga , Jakarta 2004 .
7. Reagents Chemicals,
Katalog,
Merck, Germany, 2002.
8. Sumber Internet (http//www.google/blog agung rakhmawan.com//)
9. Tim Departemen Teknologi Pertanian,
Laporan Penelitian Proses
Pembuatan Minyak Jarak Sebagai Energi Alternative
,