• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Viskositas Terhadap Tegangan Tembus dan Arus Bocor Berbagai Minyak Isolasi Komersil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pengaruh Viskositas Terhadap Tegangan Tembus dan Arus Bocor Berbagai Minyak Isolasi Komersil"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Isolasi

Sistem isolasi merupakan paduan dari beberapa bahan isolasi yang

digunakan pada suatu peralatan listrik. Dengan demikian, dapat didefenisikan

bahwa sistem isolasi adalah gabungan dari beberapa bahan yang dibangun untuk

memisahkan bagian-bagian peratan listrik yang berbeda potensial.

Agar suatu peralatan listrik bekerja dengan baik maka sistem isolasinya

harus baik. Dalam menentukan dimensi suatu sistem isolasi dibutuhkan

pengetahuan tentang jenis, besaran, dan durasi tekanan medan elektrik yang akan

dialami masing-masing bahan yang membentuk sistem isolasi tersebut.

Dielektrik adalah suatu bahan yang memiliki daya hantar arus yang relatif

kecil atau bahkan hampir tidak ada. Bahan dielektrik dapat berwujud padat,

cair, dan gas. Tidak seperti konduktor, pada bahan dielektrik tidak terdapat

elektron-elektron konduksi yang bebas bergerak di seluruh bahan oleh

pengaruh medan listrik. Medan listrik tidak akan menghasilkan pergerakan

muatan dalam bahan dielektrik. Sifat inilah yang menyebabkan bahan dielektrik

itu merupakan isolator yang baik. Dalam bahan dielektrik, semua elektron-

elektron terikat dengan kuat pada intinya sehingga terbentuk suatu struktur

regangan (lattices) benda padat, atau dalam hal cairan atau gas, bagian-

bagian positif dan negatifnya terikat bersama-sama sehingga tiap aliran massa

tidak merupakan perpindahan dari muatan. Karena itu, jika suatu dielektrik

diberi muatan listrik, muatan ini akan tinggal terlokalisir di daerah di mana

muatan tadi ditempatkan.

Masing-masing jenis dielektrik memiliki fungsi dan fungsi yang paling

penting dari suatu isolasi adalah:

1. Untuk mengisolasi antara penghantar dengan pengahantar yang

lain. Misalnya antara konduktor fasa dengan konduktor fasa, atau

konduktor fasa dengan tanah.

2. Menahan gaya mekanis akibat adanya arus pada konduktor yang

(2)

3. Mampu menahan tekanan yang diakibatkan panas dan reaksi kimia.

Agar dielektrik mampu menjalankan tugasnya dengan baik maka

dielektrik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. Mempunyai kekuatan dielektrik yang tinggi, agar dimensi sistem

isolasi menjadi kecil dan pengunaan bahan dielektrik semakin sedikit,

sehingga harganya semakin murah.

2. Rugi-rugi dielektrik yang rendah, agar temperatur bahan isolasi

tidak melebihi batas yang ditentukan.

3. Memiliki kekuatan kerak tinggi agar tidak terjadi erosi karena

tekanan elektrik permukaan.

4. Memiliki permitivitas yang tepat dan cocok, sehingga arus pemuatan

(charging current) yang mengalir pada sistem isolasi tidak melebihi yang

diizinkan.

Tetapi dalam prakteknya tidak ada dielektrik yang mampu memenuhi

semua syarat-syarat diatas. Sehingga diperlukan kompromi tentang sifat-sifat apa

saja yang lebih diutamakan [5].

Dielektrik Cair

Kekuatan dielektrik merupakan ukuran kemampuan suatu material untuk

bisa menahan tegangan tinggi tanpa berakibat terjadinya kegagalan dielektrik.

Kekuatan dielektrik cair tergantung pada sifat atom dan molekul cairan itu sendiri,

material dari elektroda, suhu, jenis tegangan yang diberikan, gas yang terdapat

dalam cairan, dan sebagainya yang dapat merubah sifat molekul cairan. Dalam

isolasi cair kekuatan dielektrik setara dengan tegangan yang terjadi[6].

Dielektrik cair mempunyai kerapatan 1000 kali lebih besar daripada dielektrik

gas sehingga kekuatan dielektriknya lebih tinggi daripada dielektrik gas

Kelebihan lain dari dielektrik cair yaitu mempunyai kemampuan untuk

memperbaiki diri sendiri jika terjadi suatu pelepasan muatan (discharge) [7].

Menurut hukum Paschen’s, kekuatan dielektrik cair berkisar antara 107 V/cm.

Dielektrik cair akan mengisi volume ruang yang harus diisolasi dan secara

(3)

Kelebihan lain dari dielektrik cair murni yaitu mempunyai kemampuan

untuk memperbaiki diri sendiri jika terjadi suatu pelepasan muatan (discharge).

Salah satu kekurangan dielektrik cair yaitu mudah terkontaminasi. Sifat-sifat

fisika isolasi cair menjelaskan sifat isolasi cair secara umum yang nantinya

digunakan dalam proses perencanaan peralatan. Sifat-sifat fisika yang terpenting

adalah[12]:

a. Kejernihan (Appearance)

b. Massa jenis ( Density)

c. Viskositas kinematik (Kinematic viscosity)

d. Titik nyala (Flash point)

e. Titik tuang ( Pour point)

f. Angka Kenetralan

Adapun sifat-sifat kelistrikan dari isolasi cair antara lain[12]:

1. Tegangan tembus atau gagal ( Breakdown Voltage)

2. Resistivitas (Resistivity)

3. Faktor Kebocoran Dielektrik (Dielektric Dissipation Factor)

4. Permitivitas (Permitivity).

Viskositas

Viskositas atau biasa disebut kekentalan relatif penting pada isolasi cair. Hal

ini dikarenakan viskositas berpengaruh pada kemurnian isolasi cair (banyaknya

kontaminan partikel padat) dan pendinginan suatu peralatan listrik. Selain sebagai

media isolasi biasanya isolasi cair juga berfungsi dalam proses pendinginan.

Isolasi cair yang baik haruslah mempunyai viskositas yang rendah sehingga

kemungkinan isolasi cair terkontaminasi akan kecil. Selain itu jika viskositas

isolasi cair rendah, proses sirkulasi isolasi cair pada peralatan listrik akan

berlangsung dengan baik sehingga akhirnya pendinginan inti dan belitan

trasformator dapat berlangsung dengan sempurna.

Viskositas Kinematik ASTM D 445 merupakan salah satu dari beberapa

pengujian yang dilakukan oleh Laboratorium Minyak Bumi, dimana dalam

melakukan pengujian Viskositas Kinematik ASTM D 445 untuk produk minyak

(4)

digunakan untuk mengetahui viskositas dari cairan dengan metode gravitasi.

Viskositas kinematis umumnya dinyatakan dalam centistokes (cSt) yang berada

dalam satuan metrik 1 mm2/s. Viskositas dinamis biasanya dinyatakan dalam

Centipoise (cP), yang dalam satuan metrik adalah 1 mPa.s (0.001 Pas)[4].

Viskositas dinamis dalam isolasi cair dinyatakan dalam persamaan 2.1 [10]:

(2.1)

dimana :

µ = viskositas (poise)

r = jari-jari bola ukur (cm)

g = gaya grafitasi (m/s2)

v = kecepatan bola ukur (cm/s)

ρ = massa jenis bola ukur (g/cm3

)

ρ1

= massa jenis isolasi cair (g/cm3)

Sedangkan nilai viskositas pada minyak trafo dinyatakan dengan satuan cSt,

yaitu satuan untuk viskositas kinematik yang dinyatakan dengan persamaan 2.2

[4]:

(2.2)

dimana :

V = viskositas kinematik (St)

µ = viskositas dinamis (poise)

ρ1

= Densitas isolasi cair (g/cm3)

Pengertian Tegangan Tembus

Kekuatan dielektrik Ek adalah terpaan tertinggi yang dapat dipikul suatu

dielektrik sedangkanTegangan tembus (breakdown voltage) suatu isolator

adalah tegangan minimum yang dibutuhkan untuk membuat dielektrik menjadi

tembus listrik (breakdown). Jika dielektrik telah tembus listrik maka dielektrik

(5)

Ada dua syarat agar dielektrik tembus listrik yaitu :

1. Terpaan elektrik yang dipikul dielektrik harus lebih besar atau sama

dengan kekuatan dielektriknya (E ≥ Ek).

2. Lama terpaan elektrik berlangsung lebih besar atau sama dengan

waktu tunda tembus.

Hal tersebut disebabkan oleh proses ionisasi berantai yang membutuhkan

waktu untuk membuat dielektirk tembus listrik. Waktu yang dibutuhkan untuk

membuat dielektrik tembus listrik disebut waktu tunda tembus (time lag) yang

tidak tentu dan bersifat statistik dan berlangsung dalam orde mikro detik. Jadi

kedua syarat tersebut hanya berlaku untuk tegangan impuls, sedangkan untuk

tegangan searah dan sinusoidal yang waktu puncak dalam orde millidetik hanya

memerlukan satu syarat saja yaitu syarat nomor satu diatas.

Pada Gambar 2.1 berikut ditunjukan suatu bahan dielektrik yang

ditempatkan diantara dua elektroda sejajar. Bila elektroda diberi tegangan V

maka timbul medan elektrik E. Medan elektrik ini merupakan beban bagi

dielektrik yang menekan dielektrik agar berubah menjadi konduktor dengan cara

memberikan gaya kepada elektron-elektron agar terlepas dari ikatannya

menjadi elektron bebas. Jika medan elektrik E yang dipikul dielektrik melebihi

kekuatan dielektrik dengan waktu yang melebihi atau sama dengan waktu

tunda tembus, maka dielektrik tembus listrik (breakdown).

Gambar 2.1 Dielektrik Dalam Medan Elektrik

Dalam menganalisis tegangan tembus minyak isolasi komersil dilakukan

dengan cara melakukan 6 (enam) kali pengujian tegangan tembus(Vbd) dan data

(6)

tersebut pada setiap unit sampel sesuai dengan ASTM D-1816 dan ASTM 877.

Yang secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut.

(2.3)

Teori Kegagalan Dielektrik Cair

Minyak isolasi komersil adalah cairan yang secara kimia tidak murni.

Ketidakmurniannya disebabkan gelembung gas/udara, partikel yang melayang dan

lainnya. Ketidakmurnian ini menyebabkan menurunnya kekuatan kekuatan

dielektrik minyak isolasi. Mekanisme kegagalan cairan ini tergantung beberapa

faktor, seperti bentuk dan keadaaan dari elektroda, sifat fisik cairan,

ketidakmurnian dan kehadiran gelembung gas. Pada kebanyakan jenis benda cair

tingkat kemurniannya relatif tidak begitu tinggi karena biasanya masih terdapat

gelembung gas, partikel asing, dan lain-lain. Hal ini tentu menguragi kekuatan

benda cair terhadap peristiwa kegagalan. Mekanisme terjadinya kegagalan pada

benda cair merupakan mekanisme yang memerlukan suatu penyebab seperti

kondisi alami elektroda, keadaan mengenai isolasi cair itu sendiri dan keberadaaan

benda-benda asing (gelembung gas dan partikel benda padat) di dalam benda cair.

Beberapa teori telah dirancang untuk menjelaskan mekanisme kegagalan pada

benda cair. Mekanisme tersebut dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu :

a. Mekanisme partikel yang melayang

Apabila jumlah partikel yang melayang relatif banyak, pertikel-partikel

tersebut akan membentuk semacam jembatan yang menghubungkan kedua

elektroda, sehingga mengakibatkan terjadinya peristiwa kegagalan .

Namun bila hanya terdapat sebuah partikel dia akan membuat perluasan

area medan yang luasnya ditemtukan olah bentuk partikel itu sendiri. Jika

perluasan area medan ini melebihi ketahanan benda cair, maka terjadilah

peristiwa kegagalan setempat (local breakdown), yaitu terjadi di dekat

partikel asing tersebut. Hal ini akan membuat terbentuknya gelembung-

(7)

kegagalan pada benda cair tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

ketidakmurnian suatu jenis benda cair akan menurunkan nilai

ketahanannya dari peristiwa kegagalan . semakin besar ukuran partikel

yang melayang dalam benda cair tersebut, semakin besar pula penurunan

kekuatan benda cair terhadap peristiwa kegagalan.

b. Mekanisme gelembung gas

Kekuatan peristiwa kegagalan dipengaruhi oleh tekanan hidrostatis benda

cair itu sendiri. Hal ini dikarenakan adanya kaitan antara perubahan fase

pada medium benda cair dengan proses terjadinya peristiwa kegagalan,

dengan kata lain gelembung yang terbentuk karena peristiwa penguapan

(peristiwa perubahan fase) adalah penyebab terjadinya kegagalan pada

benda cair. Proses-proses di bawah ini adalah penyebab terbentuknya

gelembung-gelembung gas.

a. Gelembung gas yang mempel pada elektroda.

b. Tekanan repulsive elektrostatis di tengah ruangan yang bermuatan,

yang kemungkinan cukup kuat untuk mengatasi tegangan permukaan.

c. Terbentuknya benda gas yang disebabkan oleh disosiasi molekul

cairan karena tabrakan electron.

d. Peristiwa penguapan benda cair yang disebabkan oleh pelepasan

muatan tipe korona pada titik elektroda yang tajam, dan oleh

ketidakteraturan permukaanelektroda tersebut.

c. Mekanisme kegagalan termal

Mekanisme kegagalan termal membahas tentang peristiwa kegagalan pada

saat “pulse condition”. Mekanisme ini berdasarkan eksperimen yang

menyelidiki arus yang relatif besar sesaat sebelum terjadi peristiwa

kegagalan. Pulsa arus yang relatif besar ini bersumber dari titik proyeksi

mikroskopik yang terdapat pada permukaan katoda, kepadatan pada titik

tersebut mencapai 1 A/cm3. Pulsa arus dengan kepadatan yang demikian

tinggi memanaskan sebagian minyak sehingga terbentuk gelembung-

(8)

jika besarnya energi mencapai 107 W/cm2. Pada saat gelembung

terbentuk, maka peristiwa kegagalan akan mengikutinya. Peristiwa

kegagalan ini dapat disebabkan oleh perpanjangan ukuran gelembung dan

dapat juga disebabkan oleh terbentuknya jembatan diantara elektroda.

Kemudian yang terjadi selanjutnya adalah terbentuknya lecutan listrik.

Bersdasarkan mekanisme ini kekuatan kegagalan isolasi dipengaruhi oleh

tekanan dan struktur molekul benda cair. Sebagai contoh sesuai dengan

penyelidkan pada n-alkana . kekuatan peristiwa kegagalannya dipengaruhi

oleh panjang rantai molekulnya. Teori ini dapat berlaku ruang celah yang

amat pendek (<100mm), dan tidak dapat menjelaskan mengenai

penurunan kekuatan peristiwa kegagalan apabila panjang ruang dan celah

dinaikkan.

d. Kegagalan karena adanya butiran cairan lain

Butiran ini mungkin air. Kegagalan dapat terjadi karena ketidakstabilan

butiran ini di medan listrik. Untuk butiran yang berbentuk bola dengan

jari-jari R (Cm) medan kritis dimana butiran ini kehilangan kestabilannya

dapat dituliskan sebagai berikut.

(2.4)

Dimana :

ε1 = permitivitas dari cairan

σ = tekanan permukaan (yang bekerja pada gelembung dalam Dyne/cm).

bilamana butiran tidak stabil, dia cepat memanjang sampai panjang tertentu.

Kanal tembus terjadi pada ujung butiran tersebut perambatan dari kanal ini

menyebabkan gagal total.[13]

Faktor-Faktor Pemburukan Minyak Isolasi

Untuk mengetahui apakah minyak isolasi sudah mengalami pemburukan

atau belum adalah dengan melakukan pengujian-pengujian yang sifatnya tidak

(9)

tegangan tinggi, biasanya terrjadi karena pemburukan dari minyak isolasi itu

sendiri[14].

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemburukan dari minyak isolasi adalah :

1. Panas

Pemanasan yang berlangsung cukup lama dan berlangsung secara

terus-menerus dapat merubah struktur kimia dari minyak isolasi

tersebut, sehingga merubah sifat-sifat dasarnya sebagai bahan isolasi.

2. Kemurniaan bahan isolasi

Ketidakmurniaan dari bahan dielektrik cair mempunyai pengaruh

besar tehadap sifat isolasi bahan tersebut. Hal ini dapat kita lihat

pada minyak transformator. Jumlah uap air yang ada pada minyak

transformator akan mempengaruhi tegangan tembusnya.

Pengukuran minyak transformator yang terkontaminasi dengan

material pengotor biasanya mempunyai tkekuatan dielektrik berkisar

antara 0 – 25 kV/mm. Oleh karena itu minyak transformator yang

sudah lama dipakai, harus diuji secara periodik untuk mengetahui

kemampuannya. Minyak transformator yang diuji adalah minyak

bagian atas, tengah, dan bawah dan diuji dengan elektroda standard

dengan jarak sela 2,5 mm. Jika Ebd lebih besar dari pada 20 kV ( Ebd

>> 20 kV) maka minyak transformator masih dikatakan baik. Namun

bila Ebd lebih kecil daripada 20 kV (Ebd << 20 kV), maka minyak

transformator dikatakan sudah rusak.

3. Kontak dengan udara

Jika minyak isolasi mengalami kontak dengan udara, maka minyak

isolasi akan teroksidasi. Jika hal ini terus terjadi akan

menyebabkan penurunan kualitas minyak yang berdampak pada

turunannya kekuatan dielektrik minyak isolasi.

4. Korona

Percikan bunga api dari korona akan meningkatkan kadar karbon

pada minyak isolasi dan menimbulkan gelembung-gelembun g gas

(10)

5. Faktor Alamiah

Dalam hal ini adalah faktor umur dari minyak isolasi, biasanya

semangkin lama minyak isolasi digunakan, maka kualitas dari

minyak isolasi tersebut akan berangsur-angsur menurun. Sehingga

pemburukan minyak isolasi lebih mudah terjadi.

Arus Bocor Pada Isolator

Isolator adalah alat listrik yang dipakai untuk menjalankan tugasnya

mengisolasi di dalam rangkaian listrik. Alat ini mempunyai sifat atau kemampuan

untuk dapat memisahkan secara elektris dua buah penghantar atau lebih yang

berdekatan sehingga tidak terjadi kebocoran arus atau dalam gradien yang tinggi

tidak terjadi loncatan api (flashover). Dengan demikian bahan isolasi haruslah

mempunyai kekuatan dielektrik yang baik sehingga sifat hantarannya dapat

ditiadakan.

Karena bahan isolator minyak bukan dielektrik sempurna, maka molekul -

molekul yang terdapat pada bahan tersebut tidak terikat erat tetapi masih terdapat

elektron-elektron yang dapat bergerak bebas atau dapat terlepas dari ikatan akibat

menerima beban tegangan dan menimbulkan aliran arus bocor (leakage current)

atau arus yang mengalir melalui media elektrik. Isolator minyak sebagian besar

berasal dari minyak bumi atau minyak mentah yang diolah secara khusus

sehingga mempunyai sifat-sifat sebagai isolator dan juga sebagai pendingin.

Isolator minyak mineral mudah di dapat dan murah dibanding isolator minyak lain

(non minyak bumi).[1]

Secara teknis, sistem isolasi harus mampu memikul arus bocor tanpa

menimbulkan pemburukan pada isolator atau setidaknya pemburukan pada arus

bocor tersebut dapat dibatasi. Arus bocor menimbulkan panas pada permukaan

isolator, dan efek samping yang ditimbulkannya adalah penguraian bahan kimia

yang melapisi permukaan isolator.

Efek yang relatif nyata dari penguraian kimia ini adalah timbulnya jejak

arus pada permukaan isolator. Jejak arus inilah yang disebut kerak dielektrik.

Kerak dielktrik pada bahan isolasi dapat membentuk suatu jalur konduktif.

(11)

pada bahan isolasi. Panas yang ditimbulkan arus rambat dapat juga menimbulkan

erosi dielktrik tanpa didahului adanya kerak konduktif.

Pada percobaan ini akan diukur besar arus bocor yang mengalir melalui

permukaan isolator. Arus bocor yang akan diukur diperkirakan berada dalam

kisaran mikroampere (μA) sehingga pengukuran dengan menggunakan

amperemeter praktis akan menghasilkan pembacaan yang tidak akurat. Oleh

karena itu untuk mengukur arus bocor, di dalam eksperimen ini ditambahkan

suatu rangkaian sederhana yang memanfaatkan hukum Ohm. Pada kabel

pembumian rangkaian percobaan dipasang tahanan dengan nilai yang telah

diketahui, selanjutnya akan disebut sebagai tahanan uji. Tahanan uji kemudian

dihubungkan pada voltmeter, sehingga pada saat tegangan kerja diberikan, pada

voltmeter akan terbaca nilai tegangan yang dialami tahanan [9] . Dari nilai

tegangan tersebut, diperoleh besar arus bocor yang mengalir melalui tahanan uji

dengan menggunakan persamaan berikut ini:

Dimana :

(2.5)

Ibocor = Arus Bocor (Ampere)

V2 = Pembacaan V2 (Volt)

R = Tahanan uji (Ohm)

Minyak Trafo Sebagai Bahan Isolasi

Pada peralatan tegangan tinggi, bahan dielektrik atau disebut juga sebagai

bahan isolasi relatif dibutuhkan untuk memisahkan dua atau lebih penghantar

listrik yang bertegangan sehingga antar penghantar yang bertegangan tersebut

tidak terjadi hubung singkat yang dapat menyebabkan lompatan api atau percikan.

Salah satu peralatan tegangan tinggi yang digunakan dalam sistem tenaga listrik

adalah transformator tenaga. Pada transformator tenaga, digunakan suatu bahan

dielektrik yaitu minyak trafo yang berfungsi untuk memisahkan dua atau lebih

penghantar yang bertegangan dan sebagai pendingin dari trafo itu sendiri. Minyak

(12)

Minyak trafo sering digunakan dalam peralatan tegangan tinggi. Minyak

trafo merupakan jenis minyak organik. Minyak trafo hampir tidak berwarna yang

tersusun dari senyawa hidrokarbon yang terdiri dari paraffin, iso-parafin,

naphthalene dan aromatic. Ketika diaplikasikan untuk jangka waktu tertentu,

minyak trafo difungsikan untuk mengalirkan panas dan pada suhu 95 0C akan

mengakibatkan proses penuaan pada minyak serta mengakibatkan warna minyak

akan menjadi lebih gelap karena adanya zat pengotor dan resin atau lumpur pada

minyak. Beberapa pengotor mempunyai sifat korosif terhadap material isolasi

padat dan bagian-bagian konduktor pada trafo. Lumpur yang menumpuk pada inti

trafo, lilitan dan didalam saluran minyak akan menghambat sirkulasi minyak

sehingga proses aliran panas akan terhambat.[7]

Minyak isolasi yang digunakan pada suatu trafo harus memenuhi syarat-syarat

sebagai berikut :

• Mempunyai kekuatan dielektrik yang tinggi

• Mempuyai daya hantar panas yang baik

• Mempunyai berat jenis yang rendah

• Memiliki kekentalan yang rendah

• Memiliki titik tuang rendah

• Mempunyai titik nyala yang tinggi

• Tidak merusak material isolasi dan material lain trafo

• Unsur kimianya harus stabil agar usia pemakaiannya panjang

Pemakaian dielektrik sebagai pemisah pada transformator daya dibagi

secara luas dalam beberapa hal, sebagai berikut :

1.Pemisah antar belitan

2.Pemisah antar kumparan

3.Pemisah kumparan tegangan rendah dengan bumi

4.Pemisah kumparan tegangan rendah dengan kumparan tegangan

tinggi

(13)

Adapun spesifikasi minyak isolasi yang baik menurut SPLN 49-1-1982,

terlihat pada tabel berikut ini[15].

Tabel 2.1 Spesifikasi Minyak Isolasi Baru

No Sifat Kelas 1 Kelas 2 Metode Uji

1 Kejernihan Jernih Jernih IEC 296

2 Massa Jenis 20 ° C (gr/cm3) ≤ 0.895 ≤ 0.895 IEC 296

3

Viskositas 20°C (cST)

(14)

Pengaruh Temperatur Terhadap Tingkat Viskositas Berbagai Minyak

Isolasi

Viskositas minyak isolasi dinyatakan dengan kemampuan daya alirnya

atau kemampuan untuk mendisipasikan panas yang terjadi pada peralatan.

Seperti pada transformator, kapasitor daya, kabel daya dan pemutus tenaga

digunakan minyak isolasi yang mempun yai viskositas yang rendah, agar aliran

atau sirkulasi minyak dapat mengisi celah atau rongga udara yang ada pada

peralatan tersebut[8].

Hubungan antara Viskositas dengan temperature dapat dilihat pada

persamaan ASTM D-341 Viscosity-Temperature Charts for Liquid Petroleum

Products sebagai berikut[20] :

Log log ( v +0.7 ) = A – B logT (2.6)

Dimana :

V = Viskositas (Cst)

A dan B= Konstanta

T = Temperatur (°K)

Dimana A dan B adalah konstanta, dan T adalah suhu mutlak. Dalam bentuk

yang lebih kompleks, beberapa kecil Fungsi eksponensial ditambahkan ke

persyaratan di dalam kurung digunakan dalam merencanakan Data mencakup -40

sampai 150 ° C, dan kisaran viskositas 3 sampai 200.000 cst.

Pengaruh pemanasan terhadap viskositas minyak isolasi adalah, dengan

naiknya temperatur maka viskositas minyak isolasi akan turun. Tetapi kenaikan

temperatur ini mempunyai batas tertentu yang diijinkan, sehingga peralatan tidak

mengalami gangguan. Jika viskositas turun, pendisipasian panas secara konveksi

alamiah akan mempercepat pemburukan minyak isolasi atau kemacetan minyak

isolasi yang digunakan. Ini merupakan ciri minyak isolasi, jika temperatur naik

maka tegangan permukaan (kapilaritas) minyak isolasi akan turun yang akan

mempengaruhi viskositasnya, sehingga dapat menimbulkan formasi gelembung.

Pada saat temperatur minyak isolasi mengalami kenaikan, maka

(15)

ion- ion akan lebih besar dicapai oleh partikel – partikel pada minyak isolasi

hasil dari penurunan viskositas minyak isolasi tersebut.

Pengaruh Tingkat Viskositas Terhadap Tegangan Tembus Berbagai

Minyak Isolasi

Minyak isolasi pada peralatan tegangan tinggi, seperti transformator, kabel daya,

pemutus tenaga dan kapasitor daya ada kalanya mengalami kenaikan temperatur

di atas temperatur kerjanya. Mekanisme voltage breakdown bergantung pada

lingkungan dan Kondisi elektroda, sifat fisik dan Kemurnian cairan dan gas yang

ada dalam cairan[3].

Kenaikan temperatur akibat beban lebih terjadi apabila beban lebih

tersebut berlangsung cukup lama. Pada keadaan hubung singkat kenaikan

temperatur terjadi akibat arus yang cukup besar yang mengakibatkan pemanasan

pada minyak isolasi[8].

Pada keadaan temperatur tertentu kadar air diserap dalam minyak isolasi

dapat menguap dengan membentuk gelembung udara, sehingga kadar air

semakin rendah. Kenaikan temperatur ini dapat terjadi secara perlahan–lahan dan

secara tiba–tiba. Kenaikan temperatur secara tiba–tiba dapat juga menimbulkan

pemburukan, karena dapat menimbulkan gelembung–gelembung gas yang dapat

menyebabkan kegagalan pada minyak isolasi [2].

Kegagalan gelembung atau kavitasi merupakan bentuk kegagalan pada

minyak isolasi yang disebabkan oleh adanya gelembung–gelembung gas di

dalam minyak isolasi. Sebab – sebab timbulnya gelembung gas ini adalah :

a. Permukaan elektroda yang tidak rata, sehingga terdapat rongga atau

celah udara di permukaannya.

b. Adanya tabrakan yang tidak rata, sehingga terdapat rongga atau celah

udara dipermukaannya.

c. Penguapan minyak isolasi karena adanya percikan bunga api pada

elektroda yang tajam dan tidak teratur.

d. Karena perubahan suhu dan tekanan pada minyak isolasi.

Karena pengaruh medan yang kuat di antara kedua elektroda, gelembung-

(16)

memanjang searah dengan medan listrik seperti yang terlihat pada gambar 2.2 di

bawah ini. Hal ini disebabkan karena gelembung-gelembung tersebut berusaha

membuat energi potensialnya minimum.

Gambar 2.2 Arah medan listrik dalam gelembung udara pada

minyak isolasi.

Gelembung – gelembung yang memanjang tersebut kemudian akan

saling menyambung dan membentuk jembatan yang akhirnya akan

megawali terjadinya kegagalan. Jika viskositas turun, elektrokonveksi

dapat mempercepat kerusakan atau kemacetan minyak isolasi yang

digunakan. Ini merupakan ciri dari viskositas minyak isolasi yang turun

dengan naiknya temperatur sehingga menimbulkan formasi gelembung.

Gelembung – gelembung tersebut kemudian akan bertambah besar karena

energi lepas yang diberikan dan mungkin diameter gelembung tersebut

bertambah besar serta menghasilkan gelembung lainnya. Gelembung-

gelembung yang terjadi dalam minyak isolasi khususnya berdiameter 50 µ

m atau lebih dan batas tekanan internal bergerak sampai 4 bar.

Viskositas minyak isolasi dinyatakan dengan kemampuan daya

alirnya atau kemampuan untuk mendisipasikan panas yang terjadi pada

peralatan. Seperti pada transformator, kapasitor daya, kabel daya dan

pemutus tenaga digunakan minyak isolasi yang mempunyai viskositas

yang rendah, agar aliran atau sirkulasi minyak dapat mengisi celah atau

Gambar

Gambar 2.1 Dielektrik Dalam Medan Elektrik
Tabel 2.1 Spesifikasi Minyak Isolasi Baru
Gambar 2.2 Arah medan listrik dalam gelembung udara pada

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, kita juga dapat mendefinisikan lubang hitam sebagai suatu bintang masif bermassa M yang seluruh massa bintang masif tersebut berada di dalam radius

Rincian Total Pembayaran dapat dilihat pada gambar 4.10.. Gambar 4.10

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan dari penelitian ini yaitu: (1)

Di halaman ini memiliki beberapa menu seperti Fld1 untuk keluar dari halaman admin dan akan kembali ke halaman awal admin. Klik Fld2 untuk menuju sheet/list admin

Beberapa kesimpulan yang diperoleh pada penelitian ini sebagai berikut: (1) Kualitas pencapaian visual thinking siswa yang menggunakan alat peraga konkret

penelitian yang berkaitan dengan lubang hitam dan solusi Schwarzschild.

Variabel yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan risiko adalah ukuran dewan komisaris dan jumlah rapat dewan komisaris pada tingkat signifikansi 0,005 serta

Untuk memperoleh data dari informasi yang di butuhkan, maka perlu dilakukan reduksi data untuk menyederhanaan dari data yang diperoleh, yaitu untuk mencari tahu pendapatan