• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Viskositas Terhadap Tegangan Tembus dan Arus Bocor Berbagai Minyak Isolasi Komersil Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pengaruh Viskositas Terhadap Tegangan Tembus dan Arus Bocor Berbagai Minyak Isolasi Komersil Chapter III V"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Umum

Metode penelitian merupakan suatu cara yang harus dilakukan dalam

kegiatan penelitian agar penelitan agar pengetahuan yang akan dicapai dari suatu

penelitian dapat memenuhi nilai-nilai ilmiah. Dengan demikian penyusunan

metode ini dimaksudkan agar peneliti dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang

dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Metode penelitian ini mencakup

beberapa hal yang masing-masing tujuannya untuk menentukan keberhasilan

pelaksanaan penelitian guna menjawab permasalahan disampaikan dalam

penelitian, langkah-langkah yang telah ditetapkan adalah penetapan tempat dan

waktu penelitian, penetapan alat dan bahan, penetapan prosedur percobaan, dan

membuat flowchart pengujian.

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh viskositas terhadap tegangan

tembus dan arus bocor minyak isolasi maka, dilakukan pengukuran viskositas

dilakukan di Laboratorium farmasi fisik dan pengukuran tegangan tembus minyak

isolasi sebagai fungsi berbagai tingakatan viskositas yang dilakukan di

Laboratrium Teknik Tegangan Tinggi USU.

Sebagai sampel yang diambil adalah minyak isolasi Idimitsu, Nynas, Shell

Diala B, dan Isovoltine-II. Cara yang dilakukan dalam pegujian tegangan tembus

dan arus bocor minyak isolasi sebagai fungsi tingkatan viskositas ini adalah

sesuai dengan metode pengukuran yang dilakukan pada standart ASTM.

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 7 juni 2017 sampai 26 Juli 2017 .

Tempat pelaksanaan penelitian di Laboratorium Farmasi Fisik dan Laboratorium

(2)

Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Satu unit Thermometer Raksa

Thermometer Raksa digunakan untuk mengukur suhu minyak trafo

dengan range 0°C s/d 100°C. Gambar 3.1 menunjukkan satu unit

thermoeter raksa yang digunakan dalam pengukuran.

Gambar 3.1 Thermometer Raksa

2. Hotplate (1 unit)

Hotplate and magnetic stirrer ,Merk : fisons ; Speed : 25 –1500

rpm. 30x30cm; Temp. range : 25 – 250 ºC; Stirring Vol. Max :

2000 ml; Over-all Dimension : 120 x 160 x 100 mm. Hotplate

digunakan untuk memanaskan minyak isolasi. Gambar 3.2

menunjukkan satu unit hotplate yang digunakan dalam

pengukuran.

(3)

3. Viskosimeter Brookfield (1 unit)

Viskositas meter Brookfield digunakan untuk mengukur viskositas

dinamis dari minyak yang akan diuji . Gambar 3.3 menunjukkan satu

unit viskositas meter brookfield yang digunakan dalam pengujian.

Gambar 3.3 viskositas meter Brookfield

4. Piknometer (1 unit)

Piknometer digunakan untuk mengukur densitas dari sampel minyak

isolasi yang diuji. Gambar 3.4 menunjukkan satu unit piknometer yang

digunakan dalam pengukuran.

(4)

5. Neraca Elektrik (1 unit)

Neraca elektrik digunakan untuk mengukur massa dari sampel minyak

isolasi yang diuji dalam pengukuran densitas sampel tersebut. Gambar

3.5 menunjukkan satu unit piknometer yang digunakan dalam

pengukuran.

Gambar 3.5 Neraca elektrik 6. Satu unit trafo uji

Trafo uji ini memiliki spesifikasi 220/50.000 Volt; 50Hz; 5kVA

dengan model ET-51D. Gambar 3.6 menunjukkan satu unit trafo uji yang

digunakan dalam pengukuran.

(5)

7. Elektroda standar VDE 0370 (1 unit)

Elektroda pengukuran terbuat dari bahan nikel dan permukaannya

sangat halus. Elektroda standar berbentuk bola-bola dengan diameter 12,5

mm dan panjang sela 2,5 mm. Elektroda standar ini dimasukkan kedalam

bejana yang terbuat dari bahan kaca transparan. Gambar 3.7 menunjukkan

bejana uji dan elektroda standar yang digunakan dalam pengukuran

tegangan tembus.

Gambar 3.7 Bejana uji dan elektroda standar untuk pengukuran tegangan tembus 8. Bejana Uji

Bejana uji terbuat dari kaca transparan dan volume minyak

pada bejana mampu membenamkan spesimen uji. Gambar 3.8 bejana

uji sebagai bejana pengukuran arus bocor.

Gambar 3.8 Bejana uji untuk pengukuran arus bocor Peletakan

Elektroda plat

(6)

9. Sepasang plat sejajar

Berdasarkan Standard ASTM D149 elektroda yang digunakan

berbentuk pelat - pelat lingkaran yang berdiameter 25 mm seperti

Gambar 3.9a dan berdiameter 75 mm seperti pada Gambar 3.9b

.

(a) (b)

Gambar 3.9 Elektroda pengujian 10. Kabel

Kabel digunakan untuk sebagai penghantar antara trafo uji

dengan tahanan dan bejana uji.

11. Satu unit Voltmeter Digital

Merk Sanwa CD800a; measuring range ACV 4/40/400/600V,

best accuracy ACV (1,6%+9); resolution ACV 0,001 V. Gambar 3.8

Voltmeter yang digunakan dlam pengukuran tegangan tembus dan

arus bocor.

(7)

Gambar 3. 12 Rangkaian pengukuran tegangan tembus minyak isolasi 12. Tahanan Pengukuran

Tahanan pengukuran yang digunakan pada percobaan ini adalah

tahanan denga spesifikasi; 60 watt ; 10 MΩ. Gambar 3.11

menunjukkan oven listrik yang digunakan dalam pengukuran ini.

Gambar 3.11 Tahanan 13. Minyak Isolasi

Minyak isolasi yang digunakan dalam pengukuran ini yaitu Dielektra,

Nynas, Idemitsu, Isovoltine II, Diala B, dan Electrol. Minyak isolasi yang

dibutuhkan sebanyak 5 Liter untuk setiap masing-masing minyak isolasi.

Rangkaian Pengukuran

Rangkaian pengukuran tegangan tembus

Adapun rangkaian pengukuran pada penelitian skripsi ini ditunjukkan pada

gambar 3.12 sebagai berikut :

(8)

Rangkaiyan pengukuran arus bocor

Gambar 3. 13 Rangkaian pengukuran arus bocor minyak isolasi Keterangan :

Rp : Tahanan peredam R :Tahanan ukur (1MΩ)

AT : Autotrafo Pt : Trafo tegangan

S1 : Saklar High Voltage-Test Set V : Voltmeter

Trafo Uji : Trafo uji B : Bejana Uji

Prosedur Penelitian

Prosedur Penelitian Viskositas Minyak Isolasi

Prosedur pengukuran yang dilakukan dalam penelitian viskositas berbagai

minyak isolasi komersil diperlakukan sama pada setiap minyak isolasi tersebut

adalah sebagai berikut :

1. Sebelum pengukuran dilakukan, bejana dibilas (dibersihkan) dengan sampel

minyak yang akan diuji sampai bersih. Bila masih ada kotoran yang tidak

dapat dilarutkan oleh minyak maka bejana dibersihkan dengan larutan

aceton dan kemudian dikeringkan dengan kain yang tipis yang sifatnya

menyerap.

2. Setelah bejana bersih dan kering, bejana dibilas kembali dengan sampel

minyak yang akan diuji.

3. Objek uji dituang ke dalam gelas ukur sebanyak 500 ml.

4. Alat viskositas meter brookfield diletakkan ditempat yang datar

5. Steker dihubungkan ke sumber listrik

(9)

7. Diatur speed yang dibutuhkan

8. Perangkat dicelupkan kedalam sampel yang akan diukur sampai batas tanda

spindle

9. Tuas digeser ke arah ON, skala akan berputar

10. Skala diamati hingga jarum petunjuk menunjukkan angka yang stabil

11. Dicatat nilai viskositas dinamis yang ada pada alat ukur

12. Tuas digeser ke arah OFF

13. Steker dicabut dari sumbel listrik

14. Perangkat dinaikkan keluar dari sampel

15. Spindle dilepaskan dari alat

16. Perangkat dan spindle dibersihkan menggunakan tissue basah kemudian lap

dengan kain flan

Prosedur Penelitian Tegangan Tembus Minyak Isolasi

Prosedur pengukuran yang dilakukan dalam penelitian analisis pengaruh

viskositas terhadap tegangan tembus berbagai minyak isolasi komersil

diperlakukan sama pada setiap minyak isolasi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Sebelum pengukuran dilakukan, bejana dibilas (dibersihkan) dengan sampel

minyak yang akan diuji sampai bersih. Bila masih ada kotoran yang tidak

dapat dilarutkan oleh minyak maka bejana dibersihkan dengan larutan

aceton dan kemudian dikeringkan dengan kain yang tipis yang sifatnya

menyerap.

2. Setelah bejana bersih dan kering, bejana dibilas kembali dengan sampel

minyak yang akan diuji.

3. Objek uji dituang ke dalam bejana dengan hati-hati agar tidak menimbulkan

gelembung udara dalam objek uji tersebut. volume satu objek uji harus

sedemikian rupa sehingga permukaan objek uji berada lebih dari 20 mm di

atas elektroda bola standar dengan jarak 2,5 mm.

4. Kemudian objek uji ini dibiarkan selama 10 menit untuk menghilangkan

gelembung udara yang mungkin terjadi pada saat pengisian objek uji ke

dalam bejananya.

(10)

6. Saklar pada kotak panel dan Voltmeter diposisikan on.

7. Kondisi lingkungan disekitar pengukurandicatat.

8. High Voltage Test Set dihidupkan.

9. Selanjutnya tegangan elektroda dinaikkan secara bertahap, dengan laju 2

kV/detik, sampai minyak di sela elektroda standar tembus listrik.

10. Segera putuskan hubungan dengan sumber, karena pada saat terjadi tembus

listrik akan membuat elektroda terhubung singkat. Pengukuranpertama ini

tidak diperhitungkan dalam penentuan hasil pengujian, namun harus tetap

dilakukan.

11. Kemudian minyak di sela elektroda diaduk dengan suatu tangkai tipis dan

bersih untuk menghilangkan gelembung udara yang timbul saat terjadi

tembus listrik.

12. Selang dua menit kemudian prosedur diatas diulang kembali. Demikian

seterusnya sampai diperoleh lima hasil pengukuran tegangan yang

menimbulkan tembus listrik pada objek uji.

13. Catat tegangan tembus minyak isolasi tersebut.

14. Demikian seterusnya dilakukan untuk unit sampel minyak isolasi lainnya.

Prosedur Penelitian Arus Bocor Minyak Isolasi

Prosedur pengukuran yang dilakukan dalam penelitian analisis pengaruh

viskositas terhadap tegangan tembus berbagai minyak isolasi komersil dengan

menggunakan elektroda plat diperlakukan sama pada setiap minyak isolasi

tersebut adalah sebagai berikut :

1. Sebelum pengukurandilakukan, bejana dibilas (dibersihkan) dengan

sampel minyak yang akan diuji sampai bersih. Bila masih ada kotoran

yang tidak dapat dilarutkan oleh minyak maka bejana dibersihkan dengan

larutan aceton dan kemudian dikeringkan dengan kain yang tipis yang

sifatnya menyerap.

2. Setelah bejana bersih dan kering, bejana dibilas kembali dengan sampel

minyak yang akan diuji.

3. Objek uji dituang ke dalam bejana dengan hati-hati agar tidak

(11)

objek uji harus sedemikian rupa sehingga permukaan objek uji berada

lebih dari 20 mm di atas elektroda bola standar dengan jarak 2,5 mm.

4. Kemudian objek uji ini dibiarkan selama 10 menit untuk menghilangkan

gelembung udara yang mungkin terjadi pada saat pengisian objek uji ke

dalam bejananya.

5. Peralatan dan rangkaian daya pengukurandisusun seperti gambar 3.13

6. Saklar pada kotak panel dan Voltmeter diposisikan on.

7. Kondisi lingkungan disekitar pengukurandicatat.

8. High Voltage Test Set dihidupkan.

9. Dilakukan pengukurandengan menaikkan tegangan secara bertahap

dengan kecepatan penaikan sebesar 1 kV/detik agar pengukuran akurat.

10. Ketika Tegangan samapai 10 Kv, dicatat nilai arus bocor yang tertera pada

voltmeter, lalu diturunkan tegangan dan dimatikan TU.

11. Minyak diaduk untuk melarutkan zat hidrokarbon serta gelembung udara

yang muncul.

12. Setelah minyak tampak bersih, kembali dilakukan percobaan dari step ke 8

sampai 11 dengan tegangan 20, 30 dan 40 Kv .

13. Diganti sampel minyak trafo dengan minyak jenis lain .

14. Kembali dilakukan percobaan dari step 1 sampai 14 untuk jenis minyak

(12)

Diagram Alir Pengujian

Gambar 3.14 Diagram Alir Analisis Pengaruh Viskositas Terhadap Tegangan Tembus Dan Arus Bocor Minyak Isolasi

Alat dan Bah an Dipersiap kan

Peng ukura n tem peratur minyak da n P enua nga n Minyak Isolasi Ke W ada h

Peng ukura n viskositas dinamis dan Catat Nilai tem peratur setiap tingkat viskositas minyak yan g di input

Peng ujian teganga n tem bus dan arus boc or

Analisis tegan gan te mbu s dan arus Bocor S etiap Viskositas yang

di input

MULAI

Input viskositas kinematik minyak 18,20,22,24 Cst

Input viskositas kinematik minyak 18,20,22,24 Cst

(13)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data hasil pengukurananalisis pengaruh tingkat viskositas minyak isolasi

terhadap kekuatan dielektrik berbagai minyak isolasi komersil yang diperoleh dari

penelitian ditampilkan dalam bentuk tabel pada lampiran dimana minyak yang

digunakan ialah minyak kelas dua . Dalam pengukuran viskositas minyak isolasi

dilakukan sesuai dengan ASTM D-445 [16], Sedangkan dalam menganalisis

hubungan antara tingkat viskositas dengan minyak isolasi komersil dilakukan

dengan cara melakukan 6 (enam) kali pengukurantegangan tembus dan data yang

pertama tidak diambil, selanjutnya diambil nilai rata-rata dari 5 (lima)data tersebut

pada setiap unit sampel sesuai dengan ASTM D-1816 dan ASTM 877[17,18].

Dalam menganalisis hubungan antara tingkat viskositas dengan minyak isolasi

komersil dilakukan dengan cara melakukan pengukuranpada tegangan

10,20,30,40 KV dan diukur nilai arus bocor pada setiap tegangan tersebut .

Adapun hasil dan pembahasan dari pengukuransebagai berikut :

Analisis Data Hasil PengukuranMinyak Isolasi

Data hasil pengukurandianalisis untuk mendapatkan perbandingan kekuatan

dielektrik minyak isolasi Dielektra, Total, Nynas, Idemitsu, Diala B dan Electrol.

Analisis data dilakukan dengan bantuan dari program aplikasi komputer Microsoft

Excel. Analisis data terdiri dari perhitungan viskositas dinamis, tegangan tembus,

arus bocor minyak isolasi dan analisis grafik yang bertujuan untuk melihat

perbandingan tegangan tembus dan arus bocor minyak isolasi tersebut.

Perhitungan Temperatur Dari PengukuranViskositas Minyak Isolasi Komersil

Dalam menghitung Viskositas dinamis minyak isolasi dapat dilakukan

dengan menggunakan persamaan (2.2). Nilai Temperatur masing-masing minyak

isolasi berbagai tingkat Viskositas didapat pada lampiran. Berikut perhitungan

(14)

1. Idemitsu

Tabel 4.1 Data Pengukuran Massa Sampel Minyak Isolasi Dengan Piknometer

percobaan Pikno meter 0 Piknometer air Piknometer Idemitsu

1 15.25 24.95 23.76

2 15.26 24.92 23.79

3 15.27 24.93 23.78

Rata rata 15.26 24.84 23.77

1. temperatur 27 °C

2. temperatur 42 °C

3. temperatur 58 °C

4. temperatur 76 °C

Dengan cara yang sama perhitungan nilai Temperatur masing-masing

sampel minyak isolasi Dielektra, Dielectra, Nynas, Idemitsu, Diala B, Isovoltine

II dan Electrol dengan berbagai tingkat Viskositas kinematik 18, 20, 22 dan 24

(15)

Tabel 4.2 Temperatur Berbagai Tingkat Viskositas Kinematik Minyak Isolasi Komersil

Temperatur Minyak Isolasi pada berbagai tingkatan

viskositas Kinematik (°C) Jenis

Minyak

18 Cst 20 Cst 22 Cst 24 Cst

Idemitsu 76 58 42 27

Nynas 95 63 41 32

Electrol 83 67 40 28

Isovoltine II 92 76 58 42

Diala B 73 55 36 29

Dielectra 94 70 57 39

Perhitungan Nilai Rata-Rata Dari PengukuranTegangan Tembus Minyak Isolasi Berbagai Tingkat Viskositas

Dalam menghitung Tegangan tembus minyak isolasi dapat dilakukan

dengan menggunakan persamaan (2.3). Nilai tegangan tembus masing-masing

minyak isolasi berbagai tingkat viskositas didapat pada lampiran. Berikut

perhitungan rata-rata Tegangan tembus minyak isolasi Idimitsu pada Viskositas

kinematik 24 Cst :

• Untuk tingkat viskositas kinematik 24 Cst :

Dengan cara yang sama perhitungan nilai rata-rata Tegangan tembus

masing-masing sampel minyak isolasi Dielektra, Nynas, Idemitsu, Diala B,

Isovoltine II dan Electrol dengan berbagai tingkat viskositas 18 Cst, 20 Cst, 22

(16)

Tabel 4.3 Hasil Tegangan Tembus Minyak Isolasi Pada Berbagai Tingkat Viskositas

No Jenis Minyak

Tegangan Tembus (kV)

18 Cst 20 Cst 22 Cst 24 Cst

1 Idemitsu 29.86 36.38 39.88 43.38

2 Isovoltine II 31.5 34.94 36.72 39.1

3 Dielectra 37 48.14 51.2 55.28

4 Electrol 31.86 34.46 36.42 47

5 Diala B 30.3 37.84 39.2 42.52

6 Nynas 33.08 37.24 40.12 45.4

perhitungan persentase kenaikan Tegangan Tembus minyak Isolasi pada

berbagai tingkat Viskositas Kinematik dari 18Cst - 20Cst :

• Idemitsu

• Nynas

• Electrol

• Isovoltine II

• Diala B

• Dielectra

Dengan cara yang sama perhitungan persentase kenaikan Tegangan tembus

masing-masing sampel minyak isolasi Dielektra, Nynas, Idemitsu, Diala B,

Isovoltine II dan Electrol dengan berbagai tingkat viskositas 18 Cst, 20 Cst, 22

(17)

Tabel 4.4 Persentase Kenaikan Tegangan Tembus Berbagai Tingkat Viskositas Kinematik Minyak Isolasi Komersil

Jenis Minyak Persentase kenaikan Tegangan Tembus 18-20 Cst 20-22 Cst 22-24 Cst

Idemitsu 17.92% 8.78% 8.07%

Nynas 9.85% 4.85% 6.09%

Electrol 23.14% 5.98% 7.38%

Isovoltine II 7.54% 5.38% 22.51%

Diala B 19.93% 3.47% 7.81%

Dielectra 11.17% 7.18% 11.63%

Perhitungan Besar Arus Bocor Dari PengukuranArus Bocor Minyak Isolasi Berbagai Tingkat Viskositas

Dalam menghitung Arus bocor minyak isolasi dapat dilakukan dengan

menggunakan persamaan (2.4). Nilai Arus Bocor masing-masing minyak isolasi

berbagai tingkat viskositas didapat pada lampiran. Arus bocor minyak isolasi

dihitung dengan menggunakan hukum ohm dan besar tahanan yang digunakan

adalah 10 M (10 x 106 ohm)

Berikut perhitungan arus bocor minyak isolasi Dielektra pada Viskositas

kinematik 26 Cst :

• V=3.9 volt ;

• V=6.8 volt ;

• V=8.1 volt ;

(18)

Dengan cara yang sama perhitungan besar arus bocor masing-masing

sampel minyak isolasi Dielektra, Nynas, Idemitsu, Diala B, Isovoltine II dan

Electrol dengan berbagai tingkat viskositas 18 Cst, 20 Cst, 22 Cst, dan 24 Cst

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.5 Arus bocor Minyak Isolasi komersil pada viskositas 18 Cst

No Jenis Minyak

Arus bocor (µ A)

10 kV 20 kV 30 kV 40 kV

1 Idemitsu 0.46 0.65 0.92 1.19

2 Isovoltine II 0.55 0.96 1.24 1.6

3 Dielectra 0.51 0.69 0.91 1.08

4 Electrol 0.56 0.87 1.41 1.58

5 Diala B 0.74 1.09 1.32 1.86

6 Nynas 0.64 0.81 1.09 1.34

Tabel 4.6 Arus bocor Minyak Isolasi komersil pada viskositas 20 Cst

No Jenis Minyak

Arus bocor (µ A)

10 kV 20 kV 30 kV 40 kV

1 Idemitsu 0.38 0.63 0.91 1.06

2 Isovoltine II 0.51 0.84 1.21 1.62

3 Dielectra 0.44 0.63 0.88 1.02

4 Electrol 0.47 0.70 1.03 1.26

5 Diala B 0.59 0.88 1.21 1.47

(19)

Tabel 4.7 Arus bocor Minyak Isolasi komersil pada viskositas 22 Cst

No Jenis Minyak

Arus bocor (µ A)

10 kV 20 kV 30 kV 40 kV

1 Idemitsu 0.35 0.61 0.82 1.04

2 Isovoltine II 0.39 0.60 0.79 1.0

3 Dielectra 0.33 0.56 0.71 0.93

4 Electrol 0.32 0.67 0.90 1.19

5 Diala B 0.52 0.82 1.13 1.27

6 Nynas 0.49 0.67 0.85 1.08

Tabel 4.8 Arus bocor Minyak Isolasi komersil pada viskositas 24 Cst

No Jenis Minyak

Arus bocor (µ A)

10 kV 20 kV 30 kV 40 kV

1 Idemitsu 0.39 0.68 0.81 1.03

2 Isovoltine II 0.38 0.64 0.87 1.07

3 Dielectra 0.28 0.47 0.62 0.85

4 Electrol 0.28 0.62 0.88 1.07

5 Diala B 0.41 0.73 0.95 1.14

(20)

perhitungan persentase kenaikan Arus bocor minyak Isolasi pada tingkat

viskositas 18 Cst dari 10kV - 20kV :

• Idemitsu

• Nynas

• Electrol

• Isovoltine II

• Diala B

• Dielectra

Dengan cara yang sama perhitungan persentase kenaikan Arus bocor pada

tegangan masing-masing sampel minyak isolasi Dielektra, Nynas, Idemitsu, Diala

B, Isovoltine II dan Electrol dengan tingkat viskositas 18 Cst, 20 Cst, 22 Cst, dan

24 Cst pada tegangan 10 – 40 kV dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.9 Persentase arus bocor Minyak Isolasi pada viskositas 18 Cst

Jenis Minyak Persentase kenaikan arus bocor 10-20 kV 20-30 kV 20-40 kV

Idemitsu 29.23% 29.35% 22.69%

Nynas 42.71% 22.58% 22.50%

Electrol 26.09% 24.18% 15.74%

Isovoltine II 35.63% 38.30% 10.76%

Diala B 32.11% 17.42% 29.03%

(21)

Tabel 4.10 Persentase arus bocor Minyak Isolasi pada viskositas 20 Cst

Jenis Minyak Persentase kenaikan arus bocor 10-20 kV 20-30 kV 20-40 kV

Idemitsu 39.68% 30.77% 14.15%

Nynas 39.29% 30.58% 25.31%

Electrol 30.16% 28.41% 13.73%

Isovoltine II 32.86% 32.04% 18.25%

Diala B 32.95% 27.27% 17.69%

Dielectra 23.53% 26.09% 20.69%

Tabel 4.11 Persentase arus bocor Minyak Isolasi pada viskositas 22 Cst

Jenis Minyak Persentase kenaikan arus bocor 10-20 kV 20-30 kV 20-40 kV

Idemitsu 42.62% 25.61% 21.15%

Nynas 35.00% 24.05% 21.00%

Electrol 41.07% 21.13% 23.66%

Isovoltine II 52.24% 25.56% 24.37%

Diala B 36.59% 27.43% 11.02%

(22)

Tabel 4.12 Persentase arus bocor Minyak Isolasi pada viskositas 24 Cst

Jenis Minyak Persentase kenaikan arus bocor 10-20 kV 20-30 kV 20-40 kV

Analisis Tingkat Viskositas Terhadap Penurunan Temperatur Minyak Isolasi

Dari hasil perhitungan viskositas masing-masing minyak isolasi diatas,

diperoleh kurva karakteristik yang menyatakan hubungan antara Viskositas

kinematik dengan Temperatur minyak isolasi :

Gambar 4.1 grafik Penurunan Temperatur Minyak Isolasi

(23)

Gambar 4.1 menunjukkan kurva yang diperoleh dari persentase penurunan

temperatur minyak isolasi Dielektra, Total, Nynas, Idemitsu, dan Electrol pada

berbagai tingkat viskositas (18,20,22,24 Cst). Terlihat bahwa tempertur berbagai

minyak isolasi menurun seiring dengan meningkatnya viskositas minyak tersebut.

Analisis Grafik Persentase Kenaikan Tegangan Tembus terhadap tingkat Viskositas Minyak Isolasi

Dari hasil perhitungan tegangan tembus masing-masing minyak isolasi

diatas, diperoleh kurva karakteristik yang menyatakan hubungan antara Viskositas

kinematik dengan viskositas minyak isolasi :

Gambar 4.2 Kurva Persentase Kenaikan Tegangan Tembus terhadap tingkat Viskositas Minyak Isolasi

Gambar 4.2 menunjukkan kurva yang diperoleh dari persentase kenaikan

tegangan tembus minyak isolasi Dielektra, Total, Nynas, Idemitsu, dan Electrol

pada berbagai tingkat viskositas (18,20,22,24 Cst). Terlihat bahwa tegangan

tembus berbagai minyak isolasi meningkat seiring dengan menurunnya tingkat

viskositas minyak tersebut. Pada Viskositas 18 - 20 Cst persentase kenaikan

(24)

Viskositas 20 – 22 Cst kenaikan tegangan tembus setiap minyak mengalami

persentase kenaikan yang kecil dimana minyak Idemitsu yang paling tinggi

persentase kenaikannya yakni sekitar 8%. Pada Viskositas 22 – 24 Cst kenaikan

tegangan tembus minyak Dielectra naik 12 % .

Analisis Grafik Persentase Penurunan Arus Bocor terhadap tingkat Viskositas Minyak Isolasi

Dari hasil perhitungan persentase kenaikan arus bocor masing-masing

minyak isolasi , diperoleh kurva karakteristik yang menyatakan hubungan antara

Viskositas kinematik dengan arus bocor minyak isolasi . Berikut adalahn

menunjukkan kurva yang diperoleh dari arus bocor minyak isolasi Dielektra,

Total, Nynas, Idemitsu, dan Electrol pada viskositas 18 Cst ,20 Cst, 22 Cst, 24 Cst

dengan tegangan kerja 10, 20, 30 dan 40 kV. Terlihat bahwa arus bocor berbagai

minyak isolasi meningkat seiring dengan meningkatnya Viskositas minyak isolasi

dan tegangan kerja.

Gambar 4.3 Kurva Karakteristrik Hubungan Arus Bocor Berbagai Minyak Isolasi Pada Tingkat Viskositas 18 Cst

(25)

Gambar 4.3 menunjukkan kurva yang diperoleh dari persentase kenaikan

arus bocor minyak isolasi Dielektra, Total, Nynas, Idemitsu, dan Electrol pada

berbagai tingkat viskositas 18 Cst Terlihat bahwa persentase kenaikan arus bocor

paling besar terjadi pada tegangan kerja 10 - 20 kV dimana persentase kenaikan

arus bocor minyak Nynas lebih dari 40% dan persentase kenaikan paling kecil

terjadi pada tegangan kerja 30 – 40 kV dimana persentase kenaikan arus bocor

minyak Isovoltine II dibawah 15%.

Gambar 4.4 Kurva Karakteristrik Hubungan Arus Bocor Berbagai Minyak Isolasi Pada Tingkat Viskositas 20 Cst

Gambar 4.4 menunjukkan kurva yang diperoleh dari persentase kenaikan

arus bocor minyak isolasi Dielektra, Total, Nynas, Idemitsu, dan Electrol pada

berbagai tingkat viskositas 20 Cst Terlihat bahwa persentase kenaikan arus bocor

paling besar terjadi pada tegangan kerja 10 - 20 kV dimana persentase kenaikan

arus bocor minyak Nynas dan Idemitsu mendekati 40% dan persentase kenaikan

(26)

paling kecil terjadi pada tegangan kerja 30 – 40 kV dimana persentase kenaikan

arus bocor minyak Idemitsu dibawah 15%.

.

Gambar 4.5 Kurva Karakteristrik Hubungan Arus Bocor Berbagai Minyak Isolasi Pada Tingkat Viskositas 22 Cst

Gambar 4.5 menunjukkan kurva yang diperoleh dari persentase kenaikan

arus bocor minyak isolasi Dielektra, Total, Nynas, Idemitsu, dan Electrol pada

berbagai tingkat viskositas 22 Cst Terlihat bahwa persentase kenaikan arus bocor

melebihi 50 % ini terjadi pada minyak Isovoltine II sedangkan persentse terendah

saat tegangan keja dari 30 – 40 kV mendekati 10% hal ini terjadi pada minyak

(27)

Gambar 4.6 Kurva Karakteristrik Hubungan Arus Bocor Berbagai Minyak Isolasi Pada Tingkat Viskositas 24 Cst

Gambar 4.6 menunjukkan kurva yang diperoleh dari persentase kenaikan

arus bocor minyak isolasi Dielektra, Total, Nynas, Idemitsu, dan Electrol pada

berbagai tingkat viskositas 24 Cst Terlihat bahwa persentase kenaikan arus bocor

tidak ada yang melebihi 25% dan kenaikan arus bocor terendah bahkan kurang

dari 5%.

Dari masing-masing tabel hasil viskositas , tegangan tembus, arus bocor dan

kurva karakteristik minyak isolasi Dielektra, Diala B, Nynas, Idemitsu, dan

Electrol diatas terlihat bahwa :

1. Semakin rendah tingkat viskositas minyak isolasi mengalami penurunan

tegangan tembus

2. Besarnya arus bocor dipengaruhi oleh viskositas dan tegangan kerja.

Semakin rendah tingkat viskositas minyak isolasi semakin besar arus

bocor pada minyak isolasi dan semakin besar tegangan kerja semakin

besar arus bocornya.

(28)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dengan dilakukannya penelitian, adanya hasil pengujian tegangan tembus

dan arus bocor, hasil perhitungan, analisa data dan kurva karakteristik hubungan

antara Tegangan tembusdan arus bocor minyak isolasi terhadap tingkat viskositas

maka, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Temperatur paling tinggi terjadi pada saat viskositas minyak isolasi

Nynas 18 Cst yaitu 94°C dan paling temperature rendah terjadi saat

viskositas minyak isolasi Idemitsu 24 Cst yaitu 27°C.

2. Tegangan tembus terbesar minyak saat tingkat viskositas 24 Cst yaitu

sebesar 55.28 kV yang dialami minyak isolasi Dielectra sedangkan

tegangan tembus terendah dialami minyak isolasi Idemitsu saat tingkat

viskositas 18 Cst yaitu sebesar 29.86 kV. Persentase kenaikan tegangan

tembus terbesar dialami minyak elektrol pada saat viskositas 18-20 Cst

yaitu 23.14% dan persentase paling rendah dialami minyak Diala B saat

viskositas 20-22 Cst yaitu 3.47%.

3. Arus bocor minyak isolasi terbesar terjadi pada tingkat viskositas 18 Cst

dan tegangan yang dibangkitkan 40 kV kenaikan arus bocor minyak

isolasi Diala B yaitu 1.86 µA. sedangkan arus bocor paling rendah

terjadi saat viskositas 24 Cst dan tegangan kerja 10 kV minyak isolasi

Electrol yaitu 0.28 µA. Persentase kenaikan arus bocor paling besar

terjadi pada viskositas 22 Cst dengan tegangan kerja 10-20 kV

persentase kenaikan lebih dari 50% dan Persentase minyak Diala B

paling rendah pada viskositas 24 Cst dengan tegangan kerja 20-30 kV

(29)

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa

saran untuk penelitian selanjutnya, antara lain :

1. Penelitian ini hanya membahas mengenai hubungan tingkat viskositas

dengan tegangan tembus dan arus bocor minyak isolasi mineral maka

untuk penelitian selanjutnya bisa diuji pada jenis minyak isolasi sintetis.

2. Karena penelitian ini hanya membahas mengenai tingkat viskositas

terhadap kekuatan dielektrik maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

untk mengamati sifat-sifat lain seperti faktor rugi-rugi dielektrik,

tegangan permukaan, pengaruh medan sekitar, pengaruh kondisi

Gambar

Gambar 3.1 Thermometer Raksa
Gambar 3.4 Piknometer
Gambar 3.6 Trafo uji
Gambar 3.8 Bejana uji untuk pengukuran arus bocor
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan nilai tegangan tembus pada suhu 40 o C sesuai dengan standar IEC 296, hanya minyak biji karet yang berpotensi sebagai alternatif bahan isolasi cair jika dibandingkan

Dari hasil pengujian diperoleh bahwa tegangan tembus minyak biji karet pada kenaikan suhu sampai 60 o C mengalami kenaikan yaitu pada suhu 28,3 o C

Selain itu, dilakukan juga pengujian tegangan tembus pada isolasi minyak jenis sintetis, mineral, dan nabati sehingga dari data dan analisis yang diperoleh dapat dijadikan

Pada gambar 4.5 memperlihatkan pengaruh bentuk elektroda terhadap tegangan tembus minyak kelapa yang menunjukkan bahwa pada bentuk elektroda setengah bola

Hal tersebut terjadi karna pada suhu tersebut pola tegangan tembus yang terjadi sama seperti pola tegangan tembus pada isolasi minyak Transformator murni dimana pada

Jika kekuatan isolasi dari minyak trafo ini tinggi maka proteksi dielektrik minyak terhadap peralatan tegangan tinggi akan memiliki keandalan yang sangat tinggi. Wahyudi, “Analysis

Pengujian tegangan tembus dari masing-masing elektroda yaitu jenis runcing-runcing, kotak-kotak, dan bola-bola nilai tegangan tembus pada minyak isolasi baru

• Jenis Data Jenis data merupakan laporan pengujian dari analisis tegangan tembus minyak kelapa murni sebagai isolasi cair dengan variasi elektroda • Teknik Pengumpulan Data