• Tidak ada hasil yang ditemukan

Potensi Mata Pelajaran Muatan Lokal di Sekolah Dasar dalam Sosialisasi Gizi dan Makanan Tradisional

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Potensi Mata Pelajaran Muatan Lokal di Sekolah Dasar dalam Sosialisasi Gizi dan Makanan Tradisional"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

POTENSI MAT

LOKAL

D I

SEKOLAH DASAR DALAM

SOSIALISASI

GIZI

DAN MAKANAN

TRADISIONAL

(Studi Kasus di SDN

cis, SD Bhakti Insani

dan SDN Ba

adya Bogor,

Oleh:

Wulandari

A 30.1324

JURUSAN GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

POTENSI MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL DI

SEKOLAH DASAR DALAM SOSIALISASI

GIZI DAN

MAKANAN

TRADISIONAL

(Studi Kasus di SDN Polisi

N,

SD Regina Pacis, SDN Bhakti Insani

dan SDN Bantar Kemang

IX,

Kotamadya Bogor,

Propinsi Jawa Barat)

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh:

Wulandari

A 30.1324

JURUSAN GI21 MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(3)

Judul POTENSI MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL DI SEKOLAH DASAR D A M SOSIALISASI GIZI DAN MAKANAN TRADISIONAL (Studi Kasus di SD Regina Pacis, SDN Polisi IV, SD Bhakti Insani

,

dan SDN Bantar Kemang IX, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat)

Nama Mahasiswa Wulandari

Nomor 1'0lioG 11.30.1324

Menyetujui:

Dosen Pembimbing I Dosen l'cmbimbing I1

I\

I

Lhh. Xsep Rustimvan, MS NIP. 131803650

(4)

RINGKASAN

WULANDARI. Potensi Mata Pelajaran Muatan Lokal di Sekolah Dasar dalarn Sosialisasi Gizi dan Makanau Tradisional (Studi Kasus di SDN Polisi

IV,

SD Regina Pacis, SD Bhakti Insaui

,

dan SDN Bantar Kemang IX, Kotarnadya Bogor, Propinsi Jawa Barat). (Di bawah bimbingan EMMY S. KARSIN dan ASEP RUSTIAWAN).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi pengembangan materi gizi dan makanan tradisional daerah setempat ke dalam mata pelajaran muatan lokal di sekolah dasar ditinjau dari persepsi pemegang kebijakan tingkat Kotamadya Bogor dan Propinsi Jawa Barat serta pelaksana pendidikan, mengidentifikasi materi gizi dan makanan tradisional dalam mata pelajaran muatan lokal, mengetahui tingkat penge- tahuan gizi dan makanan tradisional murid, serta pengaruh komponen proses belajar mengajar terhadap tingkat pengetahuan gizi dan makanan tradisional murid, dan me- nyusun konsep pokok bahasan gizi dan makanan tradisional yang dibutuhkan inurid berdasarkan hasil identifikasi dan wawancara.

Penelitian dilaksanakan di SDN Polisi IV, SD Regina Pacis, SDN Bantar Kemang

D<,

dan SD Bhakti Insani, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat. Penentu- an SD dilakukan secara Purposive, berdasarkan rasio jumlah murid dengan daya tampung dan Nilai Ebtanas Murni. Kelas yang dijadikan contoh untuk pengujian pengetahuan gizi dan makanan tradisional murid adalah kelas 4,5, dan 6, dengan jumtah responden 130 orang murid yang dipilih secara acak sederhana Selain itu

penelitian dilakukan di Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kotamadya Bogor dan Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Barat. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Penelitian dilakukan selama enam bulan, dari bulan Agustus 1997-Januari 1998.

Data primer meliputi keadaan umum SD contoh, hasil pengujian pengetahuan gizi dan makanan tradisional terhadap murid kelas 4,5, dan 6, keragaan komponen proses belajar mengajar yang terdiri dari rasio guru murid, sarana, metode mengajar, jumlah buku pegangan guru, alokasi waktu pemherian materi gizi dan makanan tradisi-

onal, tingkat pendidikan guru, serta. latar belakang orang tua responden. Di samping itu data primer lain yang diambil adalah persepsi pemegang kebijakan dan pelaksana pendidikan terhadap materi gizi dan makanan tradisional ke dalam muatan lokal dengan wawancara terstruktur. Pengambilan data dilakukan dengan metode observasi langsung dan wawancara. Data sekunder meliputi Garis-garis Besar Program Peng- ajaran (GBPP) SD tahun 1994 yang diidentifikasi lebih lanjut terhadap waktu dan topik bahasan materi gizi dan makanan tradisional pada mata pelajaran muatan lokal serta buku pegangan guru dan murid di SD contoh. Data kemudian dianalisa secara deskriptif dan secara statistik dengan menggunakan metode Kuunt$kusi Huyaslli-I.

(5)

berkisar 2.5-10.1 jam pelajaran per tahun (3.6%-14.9%) dari 68 jam waktu mengajar pada setiap jenjang kelas yang masing-masing dibagi dalam tiga catur wulan. Alokasi waktu lebih besar di kelas yang lebih rendah (kelas 1 dan 2,dan 3). Pada kelas yang lebih rendah isi pokok bahasan tentang materi gizi dan makanan tradisional dalam pel- ajaran Bahasa Sunda dan Bahasa Inggris diberikan dalam bentuk pengenalan nama dan jenis-jenis makanan tradisional, kebiasaan makan yang baik tata kra~na makan bersama keluarga dan penyakit karena mengkonsumsi makanan jajanan serta susunan makanan 4 sehat 5 sempurna. Pada kelas yang lebih tingg (kelas 4,5, dan 6 ) materi yang di- berikan berupa pengenalan nama-nama makanan tradisional dan cara membuat makan- an tradisional. Pokok bahasan khusus tentang gizi dan makanan tradisional terdapat pada buku pegangan guru. Pokok bahasan khusus tentang makanan tradisional ter- dapat dalam GBPP Kurikulum Muatan Lokal tahun 1994 tetapi pokok bahasan khusus tentang gizi tidak terdapat dalam GBPP Kurikulum Muatan Lokal tahun 1994.

Rata-rata tingkat pengetahuan Gizi dan makanan tradisional murid di SD Regina Pacis adalah 74,81, di SDN Polisi IV adalah 73,94, di SD Bhakti lnsani ada- lah 71,09, dan SDN Bantar Kemang

IX

adalah 59,42. Dari nilai tersebut diketahui bahwa tingkat pengetahuan gizi murid lebih baik daripada tingkat pengetahuan murid tentang makanan tradisional. Nilai rata-rata pengetahuan gizi murid adalah 78,03 dan makanan tradisional adalah 63.63.

Hasil analisis dengan metode Kuunrifikusj Huyushi-l menunjukkan bahwa di SD Regina Pacis dan SDN Polisi IV komponen belajar mengajar berpengaruh nyata (a=0.10). Komponen belajar mengajar yang berpengaruh nyata terdiri dari rasio guru murid, sarana, dan tingkat pendidikan

yu,

sedangkan yang tidak berpengaruh nyata adalah metode mengajar, alokasi waktu, dan jumlah buku pegangan guru. Di SD Bhakti Insani dan SDN Bantar Kemang M komponen belajar mengajar yang ber- pengaruh nyata (a=0.025) terdiri dari rasio guru murid dan sarana, sedangkan yang tidak mempengaruhi adalah metode mengajar, alokasi waktu, jumlah buku pegangan

guru, dan tingkat pendidikan guru.

(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)

POTENSI MAT

LOKAL

D I

SEKOLAH DASAR DALAM

SOSIALISASI

GIZI

DAN MAKANAN

TRADISIONAL

(Studi Kasus di SDN

cis, SD Bhakti Insani

dan SDN Ba

adya Bogor,

Oleh:

Wulandari

A 30.1324

JURUSAN GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(91)

POTENSI MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL DI

SEKOLAH DASAR DALAM SOSIALISASI

GIZI DAN

MAKANAN

TRADISIONAL

(Studi Kasus di SDN Polisi

N,

SD Regina Pacis, SDN Bhakti Insani

dan SDN Bantar Kemang

IX,

Kotamadya Bogor,

Propinsi Jawa Barat)

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh:

Wulandari

A 30.1324

JURUSAN GI21 MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(92)

Judul POTENSI MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL DI SEKOLAH DASAR D A M SOSIALISASI GIZI DAN MAKANAN TRADISIONAL (Studi Kasus di SD Regina Pacis, SDN Polisi IV, SD Bhakti Insani

,

dan SDN Bantar Kemang IX, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat)

Nama Mahasiswa Wulandari

Nomor 1'0lioG 11.30.1324

Menyetujui:

Dosen Pembimbing I Dosen l'cmbimbing I1

I\

I

Lhh. Xsep Rustimvan, MS NIP. 131803650

(93)

RINGKASAN

WULANDARI. Potensi Mata Pelajaran Muatan Lokal di Sekolah Dasar dalarn Sosialisasi Gizi dan Makanau Tradisional (Studi Kasus di SDN Polisi

IV,

SD Regina Pacis, SD Bhakti Insaui

,

dan SDN Bantar Kemang IX, Kotarnadya Bogor, Propinsi Jawa Barat). (Di bawah bimbingan EMMY S. KARSIN dan ASEP RUSTIAWAN).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi pengembangan materi gizi dan makanan tradisional daerah setempat ke dalam mata pelajaran muatan lokal di sekolah dasar ditinjau dari persepsi pemegang kebijakan tingkat Kotamadya Bogor dan Propinsi Jawa Barat serta pelaksana pendidikan, mengidentifikasi materi gizi dan makanan tradisional dalam mata pelajaran muatan lokal, mengetahui tingkat penge- tahuan gizi dan makanan tradisional murid, serta pengaruh komponen proses belajar mengajar terhadap tingkat pengetahuan gizi dan makanan tradisional murid, dan me- nyusun konsep pokok bahasan gizi dan makanan tradisional yang dibutuhkan inurid berdasarkan hasil identifikasi dan wawancara.

Penelitian dilaksanakan di SDN Polisi IV, SD Regina Pacis, SDN Bantar Kemang

D<,

dan SD Bhakti Insani, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat. Penentu- an SD dilakukan secara Purposive, berdasarkan rasio jumlah murid dengan daya tampung dan Nilai Ebtanas Murni. Kelas yang dijadikan contoh untuk pengujian pengetahuan gizi dan makanan tradisional murid adalah kelas 4,5, dan 6, dengan jumtah responden 130 orang murid yang dipilih secara acak sederhana Selain itu

penelitian dilakukan di Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kotamadya Bogor dan Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Barat. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Penelitian dilakukan selama enam bulan, dari bulan Agustus 1997-Januari 1998.

Data primer meliputi keadaan umum SD contoh, hasil pengujian pengetahuan gizi dan makanan tradisional terhadap murid kelas 4,5, dan 6, keragaan komponen proses belajar mengajar yang terdiri dari rasio guru murid, sarana, metode mengajar, jumlah buku pegangan guru, alokasi waktu pemherian materi gizi dan makanan tradisi-

onal, tingkat pendidikan guru, serta. latar belakang orang tua responden. Di samping itu data primer lain yang diambil adalah persepsi pemegang kebijakan dan pelaksana pendidikan terhadap materi gizi dan makanan tradisional ke dalam muatan lokal dengan wawancara terstruktur. Pengambilan data dilakukan dengan metode observasi langsung dan wawancara. Data sekunder meliputi Garis-garis Besar Program Peng- ajaran (GBPP) SD tahun 1994 yang diidentifikasi lebih lanjut terhadap waktu dan topik bahasan materi gizi dan makanan tradisional pada mata pelajaran muatan lokal serta buku pegangan guru dan murid di SD contoh. Data kemudian dianalisa secara deskriptif dan secara statistik dengan menggunakan metode Kuunt$kusi Huyaslli-I.

(94)

berkisar 2.5-10.1 jam pelajaran per tahun (3.6%-14.9%) dari 68 jam waktu mengajar pada setiap jenjang kelas yang masing-masing dibagi dalam tiga catur wulan. Alokasi waktu lebih besar di kelas yang lebih rendah (kelas 1 dan 2,dan 3). Pada kelas yang lebih rendah isi pokok bahasan tentang materi gizi dan makanan tradisional dalam pel- ajaran Bahasa Sunda dan Bahasa Inggris diberikan dalam bentuk pengenalan nama dan jenis-jenis makanan tradisional, kebiasaan makan yang baik tata kra~na makan bersama keluarga dan penyakit karena mengkonsumsi makanan jajanan serta susunan makanan 4 sehat 5 sempurna. Pada kelas yang lebih tingg (kelas 4,5, dan 6 ) materi yang di- berikan berupa pengenalan nama-nama makanan tradisional dan cara membuat makan- an tradisional. Pokok bahasan khusus tentang gizi dan makanan tradisional terdapat pada buku pegangan guru. Pokok bahasan khusus tentang makanan tradisional ter- dapat dalam GBPP Kurikulum Muatan Lokal tahun 1994 tetapi pokok bahasan khusus tentang gizi tidak terdapat dalam GBPP Kurikulum Muatan Lokal tahun 1994.

Rata-rata tingkat pengetahuan Gizi dan makanan tradisional murid di SD Regina Pacis adalah 74,81, di SDN Polisi IV adalah 73,94, di SD Bhakti lnsani ada- lah 71,09, dan SDN Bantar Kemang

IX

adalah 59,42. Dari nilai tersebut diketahui bahwa tingkat pengetahuan gizi murid lebih baik daripada tingkat pengetahuan murid tentang makanan tradisional. Nilai rata-rata pengetahuan gizi murid adalah 78,03 dan makanan tradisional adalah 63.63.

Hasil analisis dengan metode Kuunrifikusj Huyushi-l menunjukkan bahwa di SD Regina Pacis dan SDN Polisi IV komponen belajar mengajar berpengaruh nyata (a=0.10). Komponen belajar mengajar yang berpengaruh nyata terdiri dari rasio guru murid, sarana, dan tingkat pendidikan

yu,

sedangkan yang tidak berpengaruh nyata adalah metode mengajar, alokasi waktu, dan jumlah buku pegangan guru. Di SD Bhakti Insani dan SDN Bantar Kemang M komponen belajar mengajar yang ber- pengaruh nyata (a=0.025) terdiri dari rasio guru murid dan sarana, sedangkan yang tidak mempengaruhi adalah metode mengajar, alokasi waktu, jumlah buku pegangan

guru, dan tingkat pendidikan guru.

(95)
(96)
(97)
(98)
(99)

Referensi

Dokumen terkait

Pesantren Al-Falah Biru Pada Masa Revolusi Fisik Di Garut Tahun 1945-1949 Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu. Oman Abdurrahman berjudul Sejarah Berdirinya

Tahap pertama dimulai dengan pengumpulan data yang diperoleh dari berbagai buku yang mengenai pengetahuan zakat dan tuntunan pemrograman java untuk perangkat selular, tahap kedua

Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Sejarah. Fakultas Pendidikan Ilmu

Walaupun masih terdapat anak yang belum berkembang, namun dapat dikatakan bahwa penelitian yang dilakukan berhasil, karena guru telah dapat memperbaiki proses pembelajaran

[r]

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) Terhadap Sikap Ilmiah, Hasil Belajar Dan Aktivitas Sains Fisika Siswa Kelas VIII Di SMP Negeri 1 Pakusari. 296

Tabel 6 menunjukkan bahwa pemberian berbagai jenis mulsa organik menghasilkan peningkatan terhadap C-organik tanah gambut berbeda nyata dibanding tanpa

Pesan Surat Edaran Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Ristek, Teknologi dan Pendidikan Tinggi menjelaskan bahwa kegiatan PKKBM, yang dulu dikenal