PERIODE 2010-2014 Oleh:
ANDIKA PERDANA BARORI
Dosen Pembimbing : Oman Sukirman, SE., MM
Struktur modal merupakan masalah klasik bagi perusahaan. Baik buruknya struktur modal akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup suatu perusahaan. Menghadapi hal tersebut, perusahaan harus mencari alternatifalternatif sumber dana yang dipilih. Manajer keuangan harus mengusahakan agar perusahaan dapat memperoleh dana yang diperlukan dengan biaya yang minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti apakah profitabilitas dan struktur aktiva mempunyai pengaruh terhadap struktur modal.
Dalam hal ini, peneliti menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor indutri makanan dan minuman periode 2010-2014 yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Peneliti menggunakan sampel sebanyak 7 perusahaan industri barang konsumsi yang dipilih secara purposivesampling. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini bahwa Secara parsial terdapat pengaruh struktur aktiva (X1) dan ROA (X2) dengan struktur modal (Y). Variabel ROA memberikan pengaruh terbesar kepada struktur modal sebesar 40.57%, sedangkan variabel struktur aktiva memberikan pengaruh terkecil yaitu sebesar 32.11%.
Key words: struktur aktiva, profitabilitas, dan struktur modal
PENDAHULUAN
Dalam kondisi perekonomian global saat ini, persaingan di dunia usaha baik di sektor maupun jasa semakin meningkat yang menjadikan suatu tantangan sekaligus peluang bagi perusahaan untuk selalu melakukan penyesuaian terutama dalam hal kebijakan agar perusahaan dapat menjawab tantangan dan peluang tersebut. Usaha yang dilakukan oleh perusahaan dapat pula berupa menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di dalam maupun di luar perusahaan serta mengupayakan agar sumber daya yang dimiliki perusahaan diperuntukan secara efektif dan efisien. Salah satu kebijakan
tersebut bekaitan dengan masalah pendanaan. Pendanaan yang dilakukan oleh perusahaan dapat berasal dari dalam perusahaan (modal sendiri) maupun dari luar perusahaan (modal asing). Semakin besar pendanaan yang dilakukan oleh perusahaan dari internal perusahaan maka
akan semakin berkurangnya
ketergantungan perusahaan terhadap pihak luar sehingga dapat mengurangi beban yang dirasakan oleh perusahaan dalam hal kebijakan-kebijakan yang dilakukan.
Menurut Bambang Riyanto
peserta atau pengambil bagian di dalam perusahaan. Modal yang berasal dari kreditur adalah merupakan utang bagi perusahaan yang bersangkutan dan modal yang berasal dari para kreditur disebut modal asing.
Salah satu masalah dalam kebijaksanaan keuangan dalam perusahaan adalah masalah struktur modal. Masalah struktur modal merupakan masalah penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi finansial perusahaan. Suatu perusahaan yang mempunyai struktur modal yang tidak baik, dimana mempunyai utang yang sangat besar akan memberikan beban yang berat pada perusahaan yang bersangkutan (Bambang Riyanto 2001:296).
Dalam upaya memenuhi kebutuhan
dana, perusahaan perlu
mempertimbangkan beberapa hal, antara lain berapa besar kebutuhan dana tersebut, dalam bentuk apa sumber dana tersebut, dan berapa lama dana itu akan digunakan. Kebutuhan dana untuk pengeluaran operasional perusahaan dibiayai dengan menggunakan sumber dana jangka pendek dan sumber dana jangka panjang. Sumber dana jangka pendek ini digunakan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari, misalnya membayar gaji pegawai, membeli bahan baku, membayar biaya administrasi dan lain-lain. Dana yang dikeluarkan untuk keperluan operasional ini diharapkan dapat kembali dalam jangka waktu relatif pendek (kurang dari satu tahun) melalui hasil penjualan.
Penelitian mengenai pengaruh struktur aktiva dan profitabilitas terhadap struktur modal ini dilakukan pada sektor perusahaan manufaktur sektor industry makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Alasan pemilihan sektor perusahaan manufaktur sektor
kelangsungan hidup masyarakat yang ada di Indonesia. Karena banyakny permintaan pada sektor perusahaan manufaktur sektor industry makanan dan minuman ini mengakibatkan banyakny persaingan yang terjadi pada perusahaan manufaktur sektor industry makanan dan minuman yang ada di Indonesia.
Identifikasi Dan Rumusan Masalah Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang penelitian yang telah di jelaskan di atas bahwa perusahaan manufaktur sektor industry makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014 terdapatnya beberapa masalah yang terdapat didalam perusahaan yaitu kurangnya dalam menentukan keputusan dalam pendaan perusahaan dan masih bingungnya mengadakan pendanaan antara modal sendiri atau modal asing untuk menghindari resiko yang akan dihadapi perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan mendapatkan hasil yang optimal bagi perusahaan.
Keputusan pendanaan yang
digunakan secara tidak tepat akan mengakibatkan keadaan modal sendiri dengan hutang yang tidak optimal dan itu akan berdampak pada struktur modal perusahaan. Ditambahnya adanya krisis global yang masih melanda yang mengakibatkan bunga kredit pinjaman semakin naek membuat perusahaan harusa sangat cermat untuk mengelola modal perusahaan.
Rumusan Masalah
periode 2010-2014.
b. Bagaimana perkembangan
Profitabilitas (ROA) pada perusahaan manufaktur sektor industry makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. c. Bagaimana perkembangan Struktur
Modal pada perusahaan manufaktur sektor industry makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. d. Seberapa besar hubungan dan
pengaruh Struktur Aktiva dan Profitabilitas (ROA) secara parsial dan simultan terhadap Struktur
Modal pada perusahaan
manufaktur sektor industry makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014.
KAJIAN PUSTAKA
Menurut Lukman Syamsudin (2007:9) struktur aktiva adalah “Penentuan berapa besar alokasi dana untuk masing-masing komponen aktiva, baik dalam aktiva lancar maupun dalam aktiva tetap.”
Sedangkan menurut Weston dan Brigham (2005:175) struktur aktiva adalah “Perimbangan atau perbandingan antara aktiva tetap dan total aktiva.”
Menurut Brigham dan Houston (2001:39) perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak menggunakan banyak utang. Pengukuran struktur aktiva dilakukan dengan melakukan suatu perbandingan antara total hutang jangka panjang perusahaan dengan total aktiva yang dimiliki. Pengukuran struktur aktiva dapat dilakukan dengan melihat proporsi aktiva tetap perusahaan terhadap total aktiva perusahaan secara keseluruhan.
(Brigham dan Houston 2001:39)
Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa struktur aktiva merupakan perbandingan antara aktiva tetap dan total aktiva.
Struktur aktiva dapat dipandang dari objek operasional yang pada dasarnya
menggolongkan aktiva dalam
perbandingan tertentu untuk keperluan operasi utama perusahaan. Untuk keperluan ini, struktur aktiva dapat dipandang dari dua sisi yaitu aktiva yang harus tersedia untuk beroperasi perusahaan selama periode akuntansi berlangsung serta aktiva yang harus disediakan untuk operasional perusahaan secara permanen.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan, bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba, dengan membandingkan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Cara untuk menilai profitabilitas suatu perusahaan
bermacam-macam, dapat berupa
perbandingan antara laba yang berasal dari operasi atau usaha, laba bersih sebelum pajak dengan total aktiva, laba bersih sesudah pajak dengan keseluruhan aktiva ataukah perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Meskipun terdapat bermacam-macam penilaian profitabilitas suatu perusahaan, namun rasio yang pada umumnya digunakan oleh para pemakai.
Jenis-jenis rasio profitabilitas menurut Sutrisno (2007:215)yaitu:
Rasio ini menunjukkan berapa persentase laba bersih diperoleh bila diukur dari
4) Return On Investment
Merupakan kemampuan
perusahaan yang akan digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan. Laba yang digunakan untuk mengukur rasio ini
adalah laba bersih setelah pajak.
5) Earning Per Share
Kadang-kadang pemilik juga menginginkan data mengenai keuntungan yang diperoleh untuk setiap lembar sahamnya. Earning per share ini merupakan ukuran
perusahaan untuk menilai
kemampuan perusahaan per lembar saham pemilik.
Struktur Modal
Struktur modal dapat dihitung dengan rumus:
(Besley & Brigham 2003:205)
Menurut Bambang Riyanto (2008), struktur modal suatu perusahaan secara umum terdiri atas beberapa komponen , yaitu :
1. Modal Sendiri (Shareholder Equity)
Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya. Modal sendiri berasal dari sumber intern maupun sumber
ekstern. Sumber intern berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan, sedangkan sumber
ekstern berasal dari modal yang berasal dari pemilik perusahaan.
Saham adalah tanda bukti pengambilan bagian atau
peserta dalam suatu
Perseroan Terbatas (PT), dimana modal saham terdiri dari :
a. Saham Biasa (Common Stock)
Saham biasa adalah bentuk komponen modal jangka panjang yang
ditanamkan oleh
investor, dimana pemilik saham ini, dengan
Saham preferen bentuk komponen modal jangka
panjang yang
kompensasinya (deviden) dibayarkan lebih dahulu
(utama) sebelum
membayar kompensasi saham biasa.
2) Laba Ditahan
Laba ditahan adalah sisa laba dari keuntungan yang dibayarkan sebagai deviden.
Komponen modal
sendiri ini merupakan modal dalam perusahaan yang dipertaruhkan untuk segala risiko, baik risiko usaha maupun risiko kerugian– kerugian lainnya. Modal sendiri ini tidak memerlukan
adanya jaminan atau
perusahaan harus mempunyai sejumlah minimum modal yang diperlukan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Modal sendiri yang bersifat permanen akan tetap tertanam dalam perusahaan dan dapat diperhitungkan pada setiap saat untuk memelihara kelangsungan hidup serta melindungi perusahaan dari resiko kebangkrutan.
2. Modal Asing / Hutang Jangka Panjang (Long Term Debt)
Modal asing / hutang jangka panjang adalah hutang yang jangka
waktunya adalah panjang,
umumnya lebih dari sepuluh tahun. Hutang jangka panjang ini pada
umumnya digunakan untuk
membelanjai perluasan perusahaan (ekspansi) atau modernisasi dari perusahaan, karena kebutuhan modal untuk keperluan tersebut meliputi jumlah yang besar. Adapun jenis dari hutang jangka panjang adalah pinjaman obligasi dan pinjaman hipotik.
1) Pinjaman Obligasi
Pinjaman obligasi adalah pinjaman uang untuk jangka waktu yang panjang, dimana si debitur mengeluarkan surat pengakuan hutang yang mempunyai nominal tertentu. Pelunasan atau pembayaran kembali pinjaman obligasi
dapat diambil dari
penyusutan aktiva tetap yang dibelanjai dengan pinjaman obligasi tersebut dan dari keuntungan.
suatu barang tidak bergerak, agar supaya bila pihak
debitur tidak memenuhi kewajibannya, barang itu dapat dijual dan hasil penjualan tersebut dapat digunakan untuk menutup tagihannya.
Penelitian Terdahulu
Damayanti, 2013. Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Peluang Pertumbuhan dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Studi Pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Ainun Nasihatun, Dikdik Tandika dan Nurdin.2014. Pengaruh Struktur Aktiva dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal Optimum Pada Perusahaan Industri Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode Tahun 2008-2013
Arlan Rolland Naray dan Lisbeth Mananeke 2015. Pengaruh Pertumbuhan penjualan, struktur aktiva dan ukuran penjualan terhadap struktur modal pada bank pemerintahan kategori buku 4
Muhammad Syahril Ferdiansya dan Isnurhadi 2013. Faktor-daktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di bursa efek indonesia
M. Toyib Daulay.2009. Pengaruh size, profibilitas, dan growth of assets terhadap struktur modal pada industry makanan dan minuman yang go-public di bursa efek indonesia
Ghia Ghaida Kanita. 2014. Pengaruh struktur aktiva dan profitabilitas terhadap struktur modal perusahaan makanan dan minuman
analysis of a sample of italy
METODE PENELITIAN
Umi Narimawati (2008:127), menjelaskan bahwa, “Metode Penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu”.
Berdasarkan rumusan tujuan sebelumnya, penelitian ini termasuk penelitian terapan. Sesuai yang diungkapkan oleh Gay (1977) yang dikutip oleh Sugiyono (2008: 4) bahwa, “penelitian terapan dilakukan dengan tujuan menerapkan, menguji, dan mengevaluasi kemampuan suatu teori yang diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah praktis.”
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif (kualitatif) dan verifikatif (kuantitatif),
Menurut Sugiyono (2008:147) mengenai metode deskriftif ini diungkapkan bahwa :
“Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.
Sedangkan penelitian verifikatif menurut Wirartha (2006: 132) adalah “penelitian verifikatif (verifikasi) bertujuan menguji kebenaran (mengecek) suatu pengetahuan.”
Selanjutnya mengenai pendekatan kuantitatif, Sugiyono (2008:8) juga mengemukakan bahwa:
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi
Berdasarkan pernyataan diatas bahwa metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menjelaskan kondisi struktur aktiva, profitabilitas (ROA) dan struktur modal. Sedangkan penelitian verifikatif adalah suatu jenis penelitian yang bertujuan menguji kebenaran hipotesis yang dilakukan melalui pengumpulan data-data dilapangan sehingga diketahui pengaruh variabel (X1) yaitu struktur aktiva dan variabel (X2) yaitu profitabilitas (ROA) terhadap variabel (Y) yaitu struktur modal melalui alat analisis statistik.
Opersional Variabel
Dalam penelitian penulis yaitu pengaruh Orientasi Pasar dan Orientasi Pembelajaran terhadap Keunggulan Bersaing, dengan variabel-variabel yang diteliti dapat menjadi 2, yaitu :
1. Variabel bebas/ Independent Variable ( Variabel X )
Sugiyono (2010: 39) mendefinisikan tentang variabel bebas adalah varabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependent ( terikat ). Dalam penelitian ini, variabel bebas yang berkaitan dengan masalah yang diteliti bersangkutan dengan fenomena yang terjadi adalah, Struktur Aktiva dan Profitabilitas (ROA).
2. Variabel tidak bebas/ Dependent Variable ( Variabel Y )
Sugiyono (2010:40)
Uji asumsi klasik
Pengujian Multikolinieritas
Untuk menguji apakah ada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Faktor (VIF) jika nilai tolerance lebih dari 10 % atau kurang dari 10 maka dikatakan tidak multikolinearitas. Adapun ikhtisar uji multikolonieritas sebagaimana Output SPSS dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini :
Struktur_Aktiva .817 1.224
ROA .817 1.224
Menggunakan besaran tolerance (a) dan variance inflation factor (VIF) jika menggunakan alpha/tolerance = 10% atau 0,10 maka VIF = 10. Dari hasil output VIF hitung dari kedua variabel kurang dari < VIF = 10 dan semua tolerance variabel bebas 0,817 diatas 10%, dapat disimpulkan bahwa antara variabel bebas tidak terjadi multikolinieritas.
Pengujian Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas, syarat klasik ini dalam analisis regresi adalah harus tidak terjadi gejala heteroskedastisitas yang berarti, varian residual harus sama. Dengan menggunakan paket program SPSS versi
17 untuk mendeteksi adanya
heterokedastisitas digunakan grafik sctterplot variabel dependen,
Pengujian Normalitas
Dalam regresi linear disturbance error
atau variabel gangguan (ei) berdistribusi
diagonal. Dengan demikian dapat disimpulkan model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Uji Autokorelasi
Autokorelasi didefinisikan sebagai korelasi antar observasi yang diukur berdasarkan waktu dalam model regresi atau dengan kata lain error dari observasi yang satu dipengaruhi oleh error dari observasi yang sebelumnya. Akibat dari adanya autokorelasi dalam model regresi, koefisien regresi yang diperoleh menjadi tidak effisien, artinya tingkat kesalahannya menjadi sangat besar dan koefisien regresi menjadi tidak stabil. Untuk menguji ada tidaknya autokorelasi, dari data residual terlebih dahulu dihitung nilai statistik Durbin-Watson (D-W): dengan nilai d dari tabel Durbin-Watson:
a. Jika D-W < dL atau D-W > 4 – dL,
kesimpulannya pada data terdapat autokorelasi
b. Jika dU< D-W < 4 – dU,
kesimpulannya pada data tidak terdapat autokorelasi
c. Tidak ada kesimpulan jika : dL
D-W dU atau 4 – dU D-W 4 – dL
(Gujarati, 2003: 470)
1 1.910
Dari tabel di atas diperoleh nilai d sebesar 1.910. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan nilai dL dan dU pada tabel
Durbin-Watson. Untuk α=0.05, k=2 dan n=35, diperoleh dL= 1.3433 dan dU= 1.5838. Nilai
d > dU , maka dapat disimpulkan bahwa
dalam model regresi tersebut tidak terdapat autokorelasi.
Analisis Regresi Linier Berganda Koefisien Regresi Struktur aktiva dan ROA Terhadap Struktur modal
Model tersebut maka dapat diinterpretasikan, adalah sebagai berikut:
a. Jika tidak ada X1 (Struktur aktiva), X2 (ROA), maka nilai Y (Struktur modal) adalah 0.462 (konstanta). Dapat diartikan bahwa bila diasumsikan untuk Struktur aktiva, ROA sebesar 0, maka struktur modal akan tetap sebesar 0.101. b. Apabila diasumsikan untuk struktur
aktiva meningkat 1 satuan sedangkan ROA sebesar 0, maka struktur modal akan meningkat sebesar 0.462
c. Apabila diasumsikan untuk ROA meningkat 1 satuan, sedangkan struktur aktiva 0, maka struktur modal akan meningkat sebesar 0.443
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS di atas, diketahui bahwa nilai korelasi struktur aktiva (X1) terhadap
struktur modal (Y) sebesar r = 0.624, ini berarti terdapat hubungan yang kuat antara struktur aktiva terhadap struktur modal karena berkisar antara 0,60 sampai dengan 0,799.
Koefisien Korelasi Parsial terhadap ROA terhadap struktur modal
Control
Correlation .686 1.000 Significance
(2-tailed) .000 .
Df 34 0
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS di atas, diketahui bahwa nilai korelasi ROA (X2) terhadap struktur modal
variabel dependen
Besarnya pengaruh (Tingkat Pengembalian Asset) dan (rasio hutang) terhadap Y (Harga Saham) dapat diketahui dengan menggunakan analisis koefisien determinasi atau singkat Kd yang diperoleh dengan mengkuadratkan koefisien korelasinya.
a. cara pertama dengan perhitungan manual, yaitu :
b. cara kedua dengan perhitungan menggunakan program SPSS 16.0 for windows, yaitu :
Tabel 4.9
Koefisien deteminansi Struktur aktiva Terhadap Struktur modal
Untuk mengetahui hipotesis secara parsial maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
a. Ho1: ρ = 0, (tidak ada pengaruh
secara parsial antara
Struktur aktiva
terhadap Struktur modal).
b. H11: ρ 0, (ada pengaruh secara
parsial antara Struktur
Struktur modal).
penulis memberikan kesimpulan bahwa:
Perkembangan Struktur Aktiva pada tahun 2010-2014 mengalami fluktuasi. Dimana terjadi kenaikan begitu pula penurunan pada perusahaan manufaktur sektor industry makanan dan minuman periode 2010-2014. Penurunan yang terjadi disebabkan karena perbandingan antara aktiva tetap dengan total aktiva terus berubah-ubah setiap tahunnya. Penurunan struktur aktiva menjadi jaminan yang kurang baik ketika perusahaan akan melakukan pendanaan, karena aktiva tersebut tidak dapat dijadikan sebagai jaminan kredit oleh karena itu tingkat hutang yang dimiliki cenderung rendah atau mengalami penurunan
2010-2014. Penurunan ini disebabkan karena perbandingan antara aktiva tetap dengan total aktiva terus berubah-ubah setiap tahunnya. Peningkatan struktur modal ini disebabkan karena krisis global yang terjadi. Krisis tersebut menyebabkan tingkat inflasi di Indonesia menjadi cenderung tinggi dan berpengaruh kepada melemahnya daya beli masyarakat, oleh karena itu laba perusahaan menjadi turun dan tingkat pengembalian perusahaan pun tidak optimal artinya perusahaan lebih
banyak menggunakan hutangnya
dibandingkan dengan modal sendiri.
Terdapat pengaruh yang signifikan antara struktur aktiva dan ROA terhadap struktur modal. Variabel struktur modal dapat dijelaskan oleh Struktur aktiva dan ROA sebesar 72.7% sisanya ditentukan oleh faktor lain sebesar 27.3%. Secara parsial terdapat pengaruh struktur aktiva dan ROA dengan struktur modal. Variabel ROA memberikan pengaruh terbesar kepada struktur modal sebesar 40.57%, sedangkan variabel struktur aktiva memberikan pengaruh terkecil yaitu sebesar 32.11%.
Saran
Sebaiknya perusahaan lebih meningkatkan kembali struktur aktiva karena jika perusahaan memiliki struktur aktiva yang besar maka perusahaan akan lebih leluasa memperoleh sumber dana pinjaman dari luar karena memiliki jaminan yang cukup besar, hal itu tentu dapat mendukung perusahaan dan bisa meningkatkan kinerja perusahaan secara maksimal.
Sebaiknya perusahaan harus lebih
memperhatikan profitabilitas
perusahaannya. Karena dengan adanya tingkat profitabilitas yang tinggi jalannya operasi di dalam suatu perusahaan akan
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Sartono, 2008. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta BPFE, Yogyakarta.
Ainun Nasihatun, Dikdik Tandika dan Nurdin, 2014. Pengaruh Struktur Aktiva dan Pertumbuhan penjualan Terhadap Struktur Modal Optimum (Pada Perusahaan Industri Sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2008-2013).
Arlan Rolland Naray dan Lisbeth
Mananeke, 2015. Pengaruh
Pertumbuhan Penjualan, Struktur Aktiva dan Ukuran Penjualan Terhadap Struktur Modal Pada Bank Pemerintahan Kategori Buku 4.
Bambang, Riyanto, 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, Cetakan Ketujuh, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.
Brigham, Eugene dan Joel F Houston, 2001. Manajemen Keuangan II. Jakarta:Salemba Empat.
Damayanti, 2013. Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Peluang Bertumbuh dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal (Studi pada Perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia).
Dermawan, Sjahril, 2009. Manajemen Keuangan. Jakarta : Mitra wacana Media.
Aktiva Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia.
Lukman, Syamsudin, 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta : Raya Grafindo Persada.
M. Toyib Daulay, 2009. Pengaruh Size, Profitabilitas dan Growth Of Assets Terhadap Struktur Modal pada Industri Makanan dan Minuman yang Go-Public di Bursa Efek Indonesia.
Marco, Muscettola, 2014. Structure Of Assets and Capital Structure. What are The Relations with Each Other an Empirical Analysis of a Sample Italy.
Muhammad Syahril Ferdiansya dan Isnurhadi, 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Munawir, S, 2002. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Erlangga. Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Bisnis
Cetakan Kedua Belas 2008. Penerbit Alfabeta Bandung.
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Penerbit Alfabeta Bandung.
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. penerbit Alfabeta Bandung.
Sutrisno, 2007. Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi. Yogyakarta, Ekonisia.
Kuantitatif, Teori dan Aplikasi. Bandung : Agung Media.
15
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Struktur Aktiva
Menurut Lukman Syamsudin (2007:9) struktur aktiva adalah “Penentuan
berapa besar alokasi dana untuk masing-masing komponen aktiva, baik dalam
aktiva lancar maupun dalam aktiva tetap.”
Sedangkan menurut Weston dan Brigham (2005:175) struktur aktiva
adalah “Perimbangan atau perbandingan antara aktiva tetap dan total aktiva.”
Menurut Brigham dan Houston (2001:39) perusahaan yang aktivanya
sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak menggunakan
banyak utang. Pengukuran struktur aktiva dilakukan dengan melakukan suatu
perbandingan antara total hutang jangka panjang perusahaan dengan total aktiva
yang dimiliki. Pengukuran struktur aktiva dapat dilakukan dengan melihat
proporsi aktiva tetap perusahaan terhadap total aktiva perusahaan secara
keseluruhan. Secara matematis dapat diformulasikan sebagai berikut:
(Brigham dan Houston 2001:39)
Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa struktur aktiva
Struktur aktiva dapat dipandang dari objek operasional yang pada dasarnya
menggolongkan aktiva dalam perbandingan tertentu untuk keperluan operasi
utama perusahaan. Untuk keperluan ini, struktur aktiva dapat dipandang dari dua
sisi yaitu aktiva yang harus tersedia untuk beroperasi perusahaan selama periode
akuntansi berlangsung serta aktiva yang harus disediakan untuk operasional
perusahaan secara permanen.
Berkaitan dengan uraian tersebut, yang dimaksud dengan aktiva yang
harus disediakan untuk operasi selama periode akuntansi berlangsung adalah
golongan aktiva lancar. Aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva lainnya yang
dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau
dikonsumsi dalam periode berikutnya, paling lama satu tahun atau dalam
perputaran kegiatan perusahaan yang normal (Munawir 2002:14). Sedangkan
menurut Fransisko (2005:9) aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva lain yang
diharapkan dapat dicairkan menjadi uang tunai dalam periode berikutnya (paling
lama satu tahun). Sehingga dapat disimpulkan bahwa aktiva lancar adalah uang
kas dan aktiva lainnya yang diharapkan dapat dicairkan menjadi uang tunai, dijual
atau dikonsumsi dalam periode kegiatan perusahaan periode berikutnya (paling
lama satu tahun).
Aktiva yang harus disediakan untuk beroperasinya perusahaan secara
permanen adalah golongan aktiva tetap. Menurut Munawir (2002:17) aktiva tetap
adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang fisiknya nampak (konkrit). Syarat
lain untuk dapat diklasifikasikan sebagai aktiva tetap selain aktiva itu dimiliki
tersebut mempunyai umur kegunaan jangka panjang atau tidak akan habis dipakai
dalam satu periode kegiatan perusahaan). Sedangkan menurut Fransisko (2005:10)
aktiva tetap adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang secara fisik tampak
dan turut berperan dalam operasi perusahaan secara permanen, selain itu
mempunyai umur ekonomis lebih dari satu periode dalam kegiatan perusahaan
seperti tanah, gedung, mesin, peralatan kantor, kendaraan. Sehingga dapat
disimpulkan, aktiva tetap adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang secara
fisik nampak (berwujud) dan turut berperan dalam operasi perusahaan secara
permanen.
Struktur aktiva diketahui dengan membandingkan total aktiva tetap dan
total aktiva yang dimiliki perusahaan. Total aktiva tetap diketahui dengan
menjumlahkan rekening-rekening aktiva tetap berwujud perusahaan seperti tanah,
gedung, mesin dan peralatan, kendaraan dan aktiva tetap berwujud lainnya
kemudian dikurangi akumulasi penyusutan aktiva tetap.
Total aktiva dalam penelitian ini diketahui dengan menjumlahkan aktiva
lancar dan aktiva tidak lancar perusahaan. Aktiva lancar seperti yang telah
diuraikan sebelumnya adalah uang kas dan aktiva lain yang diharapkan dapat
dicairkan menjadi uang tunai dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun).
Rekening yang termasuk dalam aktiva lancar antara lain kas, investasi jangka
pendek, piutang wesel, piutang usaha, persediaan, dan biaya di bayar dimuka
(Fransisko 2005:9). Sedangkan aktiva tidak lancar adalah aktiva yang mempunyai
umur kegunaan relatif permanen atau jangka panjang (mempunyai umur ekonomis
perusahaan) (Munawir 2002:16). Rekening yang termasuk dalam aktiva tidak
lancar adalah investasi jangka panjang, aktiva tetap, aktiva tetap tidak berwujud,
beban yang ditangguhkan dan aktiva lain-lain (Fransisiko 2005:10).
2.1.2 Profitabilitas
Menurut Agus Sartono (2008:122) menjelaskan bahwa “profitabilitas
adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan
penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri”.
Menurut Bambang Riyanto (2008:35) profitabilitas adalah kemampuan
suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan, bahwa
profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba, dengan
membandingkan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba
tersebut. Cara untuk menilai profitabilitas suatu perusahaan bermacam-macam,
dapat berupa perbandingan antara laba yang berasal dari operasi atau usaha, laba
bersih sebelum pajak dengan total aktiva, laba bersih sesudah pajak dengan
keseluruhan aktiva ataukah perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan
modal sendiri. Meskipun terdapat bermacam-macam penilaian profitabilitas suatu
perusahaan, namun rasio yang pada umumnya digunakan oleh para pemakai.
Jenis-jenis rasio profitabilitas menurut Sutrisno (2007:215)yaitu:
1) Margin Laba (Profit Margin)
2) Return On Assets
Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva.
3) Return On Equity
Rasio ini menunjukkan berapa persentase laba bersih diperoleh bila diukur dari modal pemilik. Semakin besar semakin baik.
4) Return On Investment
Merupakan kemampuan perusahaan yang akan digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan. Laba yang digunakan untuk mengukur rasio ini adalah laba bersih setelah pajak.
5) Earning Per Share
Kadang-kadang pemilik juga menginginkan data mengenai keuntungan yang diperoleh untuk setiap lembar sahamnya. Earning per share ini merupakan ukuran perusahaan untuk menilai kemampuan perusahaan per lembar saham pemilik.
Setiap perusahaan akan melakukan pengukuran terhadap profitabilitas
yang diperolehnya. Pengukuran terhadap profitabiltas akan memungkinkan bagi
perusahaan dalam hal ini pihak manajemen untuk mengevaluasi tigkat earning
dalam hubungannya dengan volume penujualan, jumlah aktiva, dan investasi
tertentu dari pemilik perusahaan. Disni perhatian diletakkan pada profitabilitas,
karena untuk melangsungkan hidupnya, suatu perusahaan haruslah berada dalam
keadaan yang menguntungkan atau profitable. Tanpa adanya keuntungan akan sulit bagi perusahaan untuk menarik modal-modal dari luar. Para direktur, pemilik
perusahaan dan terutama sekali pihak manajemen perusahaan akan berusahan
meningkatkan keuntungan ini, karena disadari betul betapa pentingnya arti
keuntungan bagi masa depan.
Dalam penelitian ini tingkat profitabilitas dalam suatu perusahaan diukur
dengan menggunakan tolak ukur Return On Assets (ROA). Return On Assets yang dimaksud untuk mengukur perbandingan laba sebelum pajak dengan total aktiva
dalam periode yang sama yang dicapai.
Dengan Rumus:
(Bambang Riyanto 2008:35)
2.1.3 Struktur Modal
Menurut Agus Sartono (2008:225) menyatakan, “Struktur modal
merupakan perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat permanen,
utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa.”
Sedangkan menurut Besley & Brigham (2003:205), “Struktur modal
diukur dengan membandingkan total hutang dengan total asset, yang
mencerminkan besarnya pandanaan melalui hutang baik hutang lancar maupun
hutang jangka penjang terhadap asset secara keseluruhan”.
Struktur modal dapat dihitung dengan rumus:
(Besley & Brigham 2003:205)
Menurut Bambang Riyanto (2008), struktur modal suatu perusahaan
secara umum terdiri atas beberapa komponen , yaitu :
1. Modal Sendiri (Shareholder Equity)
Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan
yang tertanam dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya.
Modal sendiri berasal dari sumber intern maupun sumber ekstern. Sumber
intern berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan, sedangkan sumber ekstern berasal dari modal yang berasal dari pemilik perusahaan. Modal sendiri di dalam suatu perusahaan yang berbentuk Perseroan
Terbatas (PT) terdiri dari modal saham dan laba ditahan.
1) Modal Saham
Saham adalah tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam
suatu Perseroan Terbatas (PT), dimana modal saham terdiri dari :
a. Saham Biasa (Common Stock)
Saham biasa adalah bentuk komponen modal jangka panjang
yang ditanamkan oleh investor, dimana pemilik saham ini,
dengan memiliki saham ini berarti ia membeli prospek dan siap
menanggung segala risiko sebesar dana yang ditanamkan.
b. Saham Preferen (Preferred Stock)
Saham preferen bentuk komponen modal jangka panjang yang
kompensasinya (deviden) dibayarkan lebih dahulu (utama)
sebelum membayar kompensasi saham biasa.
2) Laba Ditahan
Laba ditahan adalah sisa laba dari keuntungan yang dibayarkan
Komponen modal sendiri ini merupakan modal dalam
perusahaan yang dipertaruhkan untuk segala risiko, baik risiko usaha
maupun risiko kerugian–kerugian lainnya. Modal sendiri ini tidak
memerlukan adanya jaminan atau keharusan untuk pembayaran
kembali dalam setiap keadaan maupun tidak adanya kepastian
tentang jangka waktu pembayaran kembali modal yang disetor. Oleh
karena itu, tiap–tiap perusahaan harus mempunyai sejumlah
minimum modal yang diperlukan untuk menjamin kelangsungan
hidup perusahaan. Modal sendiri yang bersifat permanen akan tetap
tertanam dalam perusahaan dan dapat diperhitungkan pada setiap
saat untuk memelihara kelangsungan hidup serta melindungi
perusahaan dari resiko kebangkrutan.
2. Modal Asing / Hutang Jangka Panjang (Long Term Debt)
Modal asing / hutang jangka panjang adalah hutang yang jangka waktunya
adalah panjang, umumnya lebih dari sepuluh tahun. Hutang jangka
panjang ini pada umumnya digunakan untuk membelanjai perluasan
perusahaan (ekspansi) atau modernisasi dari perusahaan, karena kebutuhan modal untuk keperluan tersebut meliputi jumlah yang besar. Adapun jenis
dari hutang jangka panjang adalah pinjaman obligasi dan pinjaman hipotik.
1) Pinjaman Obligasi
Pinjaman obligasi adalah pinjaman uang untuk jangka waktu yang
panjang, dimana si debitur mengeluarkan surat pengakuan hutang
kembali pinjaman obligasi dapat diambil dari penyusutan aktiva
tetap yang dibelanjai dengan pinjaman obligasi tersebut dan dari
keuntungan.
2) Pinjaman Hipotik
Pinjaman hipotik adalah pinjaman jangka panjang di mana pemberi
uang (kreditur) diberi hak hipotik terhadap suatu barang tidak bergerak, agar supaya bila pihak debitur tidak memenuhi kewajibannya, barang itu dapat dijual dan hasil penjualan tersebut
dapat digunakan untuk menutup tagihannya.
Modal asing / hutang jangka panjang di lain pihak, merupakan
sumber dana bagi perusahaan yang harus dibayar kembali dalam jangka
waktu tertentu. Semakin lama jangka waktu dan semakin ringannya
syarat–syarat pembayaran kembali hutang tersebut akan mempermudah
dan memperluas bagi perusahaan untuk memberdayagunakan sumber dana
yang berasal dari modal asing / hutang jangka panjang tersebut. Meskipun
demikian, hutang tetap harus dibayar kembali pada waktu yang sudah
ditetapkan tanpa memperhatikan kondisi finansial perusahaan pada saat itu
dan harus sudah disertai dengan bunga yang sudah diperhitungkan
sebelumnya. Dengan demikian seandainya perusahaan tidak mampu
membayar kembali hutang dan bunganya, maka kreditur dapat memaksa
perusahaan dengan menjual aset yang dijadikan jaminannya. Oleh karena
itu, kegagalan untuk membayar kembali hutang atau bunganya akan
perusahaannya seperti halnya terhadap sebagian atau keseluruhan
modalnya yang ditanamkan dalam perusahaan.
2.1.4 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu No. Tahun Nama
Peneliti
2.2 Kerangka Pemikiran
Suatu perusahaan dapat menjalankan operasionalnya jelas dengan
membutuhkan dana dan modal untuk meningkatkan kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba yang selanjutnya akan meningkatkan kesehatan
perusahaan yang bersangkutan.
Setelah aktivitas pemenuhan kebutuhan dana untuk kegiatan operasional
perusahaan terpenuhi, maka perusahaan akan menentukan berapa besar alokasi
untuk masing-masing aktiva serta bentuk-bentuk aktiva yang harus dimiliki oleh
perusahaan, yang akan terlihat pada sisi sebelah kiri neraca.
Menurut Brigham dan Houston (2001:39) perusahaan yang aktivanya
sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak menggunakan
banyak utang. Pengukuran struktur aktiva dilakukan dengan melakukan suatu
perbandingan antara total hutang jangka panjang perusahaan dengan total aktiva
yang dimiliki. Pengukuran struktur aktiva dapat dilakukan dengan melihat
proporsi aktiva tetap perusahaan terhadap total aktiva perusahaan secara
keseluruhan. Secara matematis dapat diformulasikan sebagai berikut:
(Brigham dan Houston 2001:39)
Setiap perusahaan akan berusaha untuk mencapai keseimbangan finansial,
yaitu keseimbangan antara jumlah modal yang tersedia dengan modal yang
tersebut, yaitu kekurangan dana dan kelebihan dana. Kekurangan dana
akanmenghambat proses produksi, karena perusahaan tidak mampu memenuhi
kebutuhan perusahaan. Kelebihan dana terjadi apabila dana yang tersedia dan
tertanam dalam perusahaan melebihi yang diperlukan untuk membelanjai
usahanya. Ditinjau dari segi profitabilitasnya, dana yang menganggur akan
menurunkan profitabilitas, karena tidak menghasilkan laba. Selain itu dana yang
berlebihan menyebabkan semakin besarnya kemungkinan terjadinya pemborosan.
Dalam penelitian ini tingkat profitabilitas dalam suatu perusahaan diukur
dengan menggunakan tolak ukur Return On Assets (ROA). Return On Assets yang dimaksud untuk mengukur perbandingan laba sebelum pajak dengan total aktiva
dalam periode yang sama yang dicapai. Suatu perusahaan yang memiliki
profitabilitas yang tinggi maka akan menunjang kegiatan perusahaan itu sendiri
dan akan meningkatkan struktur modal perusahaan.
Dengan rumus:
(Bambang Riyanto 2008:35)
Bila perusahaan memperoleh keuntungan yang optimum maka perusahaan
akan memperoleh tambahan modal dari laba ditahan sehingga modal perusahaan
meningkat, dan struktur modal pun mengalami kenaikan.
Menurut Besley & Brigham (2003:205), megemukakan bahwa :
“Struktur modal diukur dengan membandingkan total hutang dengan total
asset, yang mencerminkan besarnya pandanaan melalui hutang baik hutang
lancar maupun hutang jangka penjang terhadap asset secara keseluruhan”.
Struktur modal dapat dihitung dengan rumus:
( Besley & Brigham 2003:205)
Menurut Agus Sartono (2008:248) variabel yang mempengaruhi struktur
modal adalah:
a. Tingkat penjualan
b. Struktur asset
c. Tingkat pertumbuhan perusahaan
d. Profitabilitas
e. Variabel laba dan perlindungan pajak
f. Skala perusahaan
g. Kondisi intern perusahaan dan ekonomi makro
Hal ini dipertegas oleh penelitian Hasan Nurrohim KP (2008) yang
menyatakan bahwa, secara bersama-sama variable struktur aktiva dan
profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. dan secara
parsial/individual hanya profitabilitas yang berpengaruh secara signifikan.
Sedangkan variable yang lain, yaitu struktur aktiva tidak berpengaruh signifikan
terhadap struktur modal.
2.2.1 Hubungan struktur aktiva dengan struktur modal
Menurut Dermawan Sjahrial (2009:205), hubungan struktur aktiva dengan
struktur modal adalah :
”Perusahaan yang memiliki aktiva tetap dalam jumlah besar dapat
menggunakan utang dalam jumlah besar hal ini disebabkan karena dari skalanya
perusahaan besar akan lebih mudah mendapatkan akses ke sumber dana
dibandingkan dengan perusahaan kecil. Kemudian besarnya aktiva tetap dapat
digunakan sebagai jaminan atau kolateral utang perusahaan”.
2.2.2 Hubungan profitabilitas dengan struktur modal
Menurut Bambang Riyanto (2008:297), hubungan profitabilitas dengan
struktur modal adalah :
“Perusahaan yang mempunyai laba relatif stabil akan selalu dapat memenuhi kewajiban finansiilnya sebagai akibat penggunaan modal asing. Dan dapat mempunyai kesempatan yang lebih baik untuk mengadakan pinjaman atau penarikan modal asing”.
2.2.3 Hubungan struktur aktiva dan profitabilitas dengan struktur modal
Masalah struktur modal merupakan masalah yang penting bagi setiap
perusahaan, karena baik buruknya struktur modal perusahaan akan mempunyai
efek yang langsung terhadap posisi keuangan perusahaan. Struktur modal suatu
perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Menurut Agus Sartono (2008:248) variabel yang mempengaruhi struktur
modal adalah:
a. Tingkat penjualan
c. Tingkat pertumbuhan perusahaan
d. Profitabilitas
e. Variabel laba dan perlindungan pajak
f. Skala perusahaan
g. Kondisi intern perusahaan dan ekonomi makro
Berdasarkan uraian tersebut dapat digambarkan paradigma penelitian
sebagai berikut:
Dermawan Sjahril (2009:205)
Bambang Riyanto (2008:297)
Gambar 2.1
Bagan Kerangka Pemikiran
(Y)
Struktur Modal
Total debt
Total Asset
Rumus:
(Besley & Brigham 2003:205)
(X1) Struktur Aktiva
Fix Asset
Total Asset
Rumus:
(Brigham dan Houston 2001:39)
(X2)
Profitabilitas
EBIT
Total Asset Rumus:
(Bambang Riyanto 2008:35)
2.3 Hipotesis
Menurut Sugiyono (2009 : 93) hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian
biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena
jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum
didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.
Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan
masalah penelitian, belum jawaban empirik, maka penulis menarik kesimpulan
sementara, yaitu:
Keterangan:
X1: Variabel Independen 1, yaitu Struktur Aktiva
X2: Variabel Independen 2, yaitu Profitabilitas
Y : Variabel Dependen, yaitu Struktur Modal
Hipotesis :
Terdapat pengaruh Struktur Aktiva dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal
34
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data.
Sesuai dengan pendapat Sugiyono (2010:13) mendefinisikan objek penelitian
adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu tentang suatu hal obyektif dan reliabel tentang suatu hal (variabel tertentu). Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa objek penelitian
adalah penempatan sasaran yang menyangkut hal – hal dalam penelitian yang
dapat menunjang penulis untuk mengumpulkan data yang digunakan dalam
sebuah penelitian.
Dengan itu berdasarkan pernyataan di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa penelitian adalah sesuatu hal yang sangat penting bagi yang menjadi pokok
sasaran atau tujuan, yang akan peneliti teliti. Yang dimana penelitian ini terdapat
tiga variabel, yaitu:
Dengan judul yang telah diajukan oleh peneliti maka objek penelitian yang
akan diteliti oleh penulis adalah struktur aktiva, profitabilitas, dan struktur modal
pada perusahaan manufaktur sektor industry makanan dan minuman yang
3.2 Metode Penelitian
Umi Narimawati (2008:127), menjelaskan bahwa, “Metode Penelitian
merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk
mencapai tujuan tertentu”.
Berdasarkan rumusan tujuan sebelumnya, penelitian ini termasuk
penelitian terapan. Sesuai yang diungkapkan oleh Gay (1977) yang dikutip oleh
Sugiyono (2008: 4) bahwa, “penelitian terapan dilakukan dengan tujuan
menerapkan, menguji, dan mengevaluasi kemampuan suatu teori yang diterapkan
dalam memecahkan masalah-masalah praktis.”
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
(kualitatif) dan verifikatif (kuantitatif),
Menurut Sugiyono (2008:147) mengenai metode deskriftif ini
diungkapkan bahwa :
“Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.
Sedangkan penelitian verifikatif menurut Wirartha (2006: 132) adalah
“penelitian verifikatif (verifikasi) bertujuan menguji kebenaran (mengecek) suatu
pengetahuan.”
Selanjutnya mengenai pendekatan kuantitatif, Sugiyono (2008:8) juga
mengemukakan bahwa:
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada
penelitian, analisis data yang bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Berdasarkan pernyataan diatas bahwa metode deskriptif adalah metode
yang digunakan untuk menggambarkan atau menjelaskan kondisi struktur aktiva,
profitabilitas (ROA) dan struktur modal. Sedangkan penelitian verifikatif adalah
suatu jenis penelitian yang bertujuan menguji kebenaran hipotesis yang dilakukan
melalui pengumpulan data-data dilapangan sehingga diketahui pengaruh variabel
(X1) yaitu struktur aktiva dan variabel (X2) yaitu profitabilitas (ROA) terhadap
variabel (Y) yaitu struktur modal melalui alat analisis statistik.
3.2.1 Desain Penelitian
Desain penelitian adalah rancangan penelitian yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi
semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian.
Penjelasan proses penelitian menurut Sugiyono (2008:13), dapat disimpulkan
seperti teori sebagai berikut:
Proses penelitian meliputi:
1. Sumber masalah
2. Rumusan masalah
3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan
4. Pengajuan hipotesis
5. Metode penelitian
6. Menyusun instrument penelitian
Berdasarkan proses penelitian yang dijelaskan di atas, maka desain pada
penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:
1. Sumber Masalah
Mencari dan menetapkan fenomena yang menjadi sumber masalah yaitu
mengenai turunnya struktur modal sehingga dengan peneliti mengajukan
judul sesuai dengan masalah apa yang telah terjadi
2. Perumusan masalah
Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari
jawabannya melalui pengumpulan data. Proses penemuan masalah
merupakan tahap penelitian yang paling sulit karena tujuan penelitian ini
adalah menjawab masalah penelitian sehingga suatu penelitian tidak dapat
dilakukan dengan baik jika masalahnya tidak dirumuskan secara jelas.
Rumusan masalah atau pertanyaan penelitian akan mempengaruhi
pelaksanaan tahap selanjutnya didalam tahap penelitian. Pada penelitian
ini masalah-masalah dirumuskan melalui suatu pertanyaan, yang akan diuji
dengan cara menguji hipotesis.
3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan
Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis)
maka, peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan
masalah dan berpikir. Selain itu penemuan penelitian sebelumnya yang
relevan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban
sementara terhadap masalah penelitian (hipotesis). Telaah teoritis
untuk menjawab masalah atau pertanyaan penelitian yang merupakan
tahap penelitian dengan menguji terpenuhinya kriteria pengetahuan yang
rasional.
4. Pengajuan hipotesis
Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan
didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian
secara empiris (faktual) maka jawaban itu disebut hipotesis. Hipotesis
yang dibuat pada penelitian ini adalah pengaruh struktur modal dan
profitabilitas (ROA) berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap
struktur modal.
5. Metode penelitian
Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode penelitian
yang sesuai, pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat
ketelitian data yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki.
Sedangkan pertimbangan praktis adalah, tersedianya dana, waktu, dan
kemudahan yang lain. Pada penelitian kali ini metode penelitian yang
digunakan adalah metode survei dengan teknik analisis data menggunakan
statistik deskriptif.
6. Menyusun instrument penelitian
Setelah menentukan metode penelitian, maka peneliti dapat menyusun
instrumen penelitian. Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul
data. Instrumen pada penelitian ini berbentuk data yang didapatkan dari
terkumpul maka selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan masalah
dan menguji hipotesis yang diajukan dengan teknik statistik tertentu.
7. Kesimpulan
Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang
berupa jawaban terhadap rumusan masalah. Dengan menekankan pada
pemecahan masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang
bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Dalam penelitian penulis yaitu pengaruh Orientasi Pasar dan Orientasi
Pembelajaran terhadap Keunggulan Bersaing, dengan variabel-variabel yang
diteliti dapat menjadi 2, yaitu :
1. Variabel bebas/ Independent Variable ( Variabel X )
Sugiyono ( 2010: 39 ) mendefinisikan tentang variabel bebas adalah
varabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependent ( terikat ). Dalam penelitian ini, variabel bebas yang berkaitan dengan masalah yang diteliti bersangkutan dengan
fenomena yang terjadi adalah, Struktur Aktiva dan Profitabilitas (ROA).
2. Variabel tidak bebas/ Dependent Variable ( Variabel Y )
Sugiyono( 2010:40 ) mendefinisikan variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Dalam penelitian ini, variabel terikat yang terkait dengan variabel bebas
Selengkapnya dapat dijelaskan dengan menggunakan tabel
operasionalisasi variabel dibawah ini :
Variabel Konsep Variabel Indikator Skala
Struktur Aktiva
(X1)
perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak menggunakan banyak utang. Pengukuran struktur aktiva dilakukan dengan melakukan suatu perbandingan antara total hutang jangka panjang perusahaan dengan total aktiva yang dimiliki. Pengukuran struktur aktiva dapat dilakukan dengan melihat proporsi aktiva tetap perusahaan terhadap total aktiva perusahaan secara keseluruhan. dimaksud untuk mengukur perbandingan laba sebelum pajak dengan total aktiva
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data
Berikut adalah sumber data dan teknik penentuan data yang dipakai
penulis dalam menyelesaikan penelitian ini
3.2.3.1 Sumber Data ( Data Primer dan Sekunder )
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data
sekunder, di mana data diperoleh secara tidak langsung, artinya data-data tersebut
berupa data yang telah diolah lebih lanjut dan data yang disajikan oleh pihak lain.
Sugiyono (2008:137) mengungkapkan bahwa, “Sumber sekunder adalah
sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya
lewat orang lain atau dokumen.”
Data sekunder dapat diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan
memahami melalui media lain yang bersumber pada literatur dan buku-buku
perpustakaan atau data-data dari perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti.
Data-data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari
laporan-laporan yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti yaitu data tentang
struktur aktiva, profitabilitas (ROA) dan struktur modal pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan yaitu
laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan dan pada saat pengumuman
laporan keuangan tahunana selama masa pengamatan.
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data
Sebelum menentukan penentuan data yang akan dijadikan sampel, terlebih
A. Populasi
Menurut Sugiyono (2010:117) Populasi adalah wilayah
generalisasi terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa populasi
adalah objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu yang telah
ditetapkan untuk diteliti dan dipelajari untuk kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi yang digunakan penulis adalah berupa laporan
keuangan neraca dan laporan keuangan laba rugi dari Perusahaan
Manufaktur Sektor Industri Makanan dan minuman dari 21 Perusahaan dan hanya 7 Perusahaan yang memenuhi syarat dengan mengunakan 35
tahun data keuangan.
B. Sampel
Menurut Sugiyono (2005:16) pengeritan sampel sebagai berikut :
“Sampel adalah sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut”.
Sedangkan pengertian sampel menurut Umi Narimawati (2010:32)
“Sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih untuk menjadi unit
pengamatan dalam penelitian”.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa laporan
keuangan neraca dan laporan keuangan laba rugi dari tahun 2010 sampai
dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia meneliti tujuh
perusahaan.
Metode Penarikan sampel yang digunakan mengacu kepada pendekatan
slovin, pendekatan ini dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan : n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e = Batas kesalahan yang ditoleransi
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah data sekunder
didapatkan melalui teknik-teknik sebagai berikut:
a. Dokumentasi
Pengumpulan data dilakukan dengan menelaah dokumen-dokumen yang
terdapat pada perusahaan.
b. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian ini dilaksanakan dengan maksud memperoleh data sekunder
yang berfungsi sebagai landasan teori guna mendukung dan sebagai
pembanding data primer yang diperoleh selama penelitian. Data sekunder
ini didapat dari membaca literatur-literatur yang ada hubungannya dengan
masalah yang sedang dibahas baik dari buku-buku, catatan kuliah atau
bahan tertulis lainnya.
c. Penelitian Internet (Internet Research)
Internet Research merupakan hal yang sangat penting dalam penentuan data ini karena pada saat ini banyak sekali informasi-informasi mengenai
keuangan yang tergabung dalam jurnal-jurnal yang telah diterbitkan oleh
berbagai Universitas, Lembaga Pendidikan dan Institusi Independen yang
mendalami bidang keuangan.
3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.2.5.1 Rancangan Analisis
Rancangan analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan metode analisis verifikatif
dengan pendekatan kuantitatif.
3.2.5.2 Rancangan Analisis Deskriptif/Kualitatif
Menurut Umi Narimawati (2007:61) penelitian deskriptif adalah
“Menggambarkan atau menguraikan hasil penelitian melalui mengungkapkan
berupa narasi, grafik maupun gambar”.
Analisis deskriptif ini akan memberikan gambaran tentang suatu data yang
akan diteliti sehingga dapat membantu dalam mengetahui karakterisitik data
sampel. Adapun dalam penelitian ini analisis deskriptif dilakukan oleh penulis
untuk menjawab rumusan masalah pada point pertama, kedua dan ketiga yaitu (1)
perkembangan Struktur Aktiva (2) mengenai perkembangan Return on Assets
(ROA)(3) dan mengenai perkembangan Struktur Modal.
1. Rumus Struktur Aktiva
2. Rumus Profitabilitas (ROA)
3. Rumus Struktur Modal
Dan untuk menghitung perkembangan dari Struktur Aktiva, Return On Assets (ROA) dan Struktur Modal tersebut untuk setiap tahunnya digunakan rumus sebagai berikut :
Hasil dari rumus tersebut nantinya akan dimasukan pada sebuah
perhitungan dan digambarkan melalu grafik, sehingga kita bisa melihat bagaimana
perkembangan Struktur Aktiva, Return On Assets (ROA) dan Struktur Modal tersebut untuk setiap tahunnya.
3.2.5.3 Rancangan Analisis Verifikatif/Kuantitatif
Metode penelitian verifikatif ini digunakan untuk mengetahui pengaruh
Struktur Aktiva dan Return On Assets (ROA)baik secara simultan maupun parsial terhadap Struktur Modal.
Adapun langkah-langkah dalam pengujian statistik yang digunakan
1. Analisis Regresi Linear Berganda
Menurut Sugiyono (2004:149) analisis linear regresi digunakan untuk
melakukan prediksi bagaimana perubahan nilai variable dependent bila
niai variabel independent dinaikan atau diturunkan nilainya
(dimanipulasi).
Dalam penelitian ini, analisis regresi linear berganda digunakan
untuk membuktikan sejauh mana hubungan pengaruh Return On Invesment (ROI) dan Dividend Yield terhadap return saham.
Persamaan analisis regresi linear berganda sebagai berikut:
Sumber: Nazir (2006:463)
Dimana :
Y = Variabel Struktur Modal
X1 = Variabel Struktur Aktiva
X2 = Variabel Return On Assets (ROA)
a = konstanta intersep
b1 = angka arah atau koefisien regresi Struktur Aktiva yang menunjukan
angka peningkatan atau penurunan variabel dependent yang
didasarkan variable independent. Bila b+ (positif) maka naik sedangkan b- (negatif) maka terjadi penurunan.
b2 = angka arah atau koefisien regresi Return On Assets (ROA) yang
menunjukan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen
yang didasarkan variabel independen. Bila b+ (positif) maka naik
sedangkan b- (negatif) maka terjadi pendrunan.
Nilai-nilai a0 b1 dan b2 dicari dengan rumus pearson produk
moment yang memiliki persamaan sebagai berikut:
Sebelum rumus-rumus di atas digunakan, terlebih dahulu dilakukan
perhitungan-perhitungan sebagai berikut :
1. ̅ ∑
2. ̅̅̅̅ ∑
3. ̅̅̅̅ ∑
4. ∑ ∑ ̅̅̅̅
5. ∑ ∑ ̅̅̅̅
6. ∑ ∑ ̅̅̅̅̅̅
7. ∑ ∑ ̅̅̅̅̅̅
8. ∑ ∑ ̅̅̅̅̅̅̅
̅ ̅ ̅
∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
Keterangan :
Y = Struktur Modal
X1 =Struktur Aktiva
X2 =Return On Assets (ROA)
a = Konstanta (nilai Y pada saat nol) b = Koefisien Regresi
e = Error atau Residu
2. Pengujian Asumsi Klasik Uji Asumsi Klasik
Penelitian ini menggunakan data sekunder. Untuk mendapatkan ketepatan
model yang akan di analisis, perlu dilakukan pengujian atas beberapa
persyaratan asumsi klasik yang mendasari model regresi. Uji asumsi klasik
merupakan prasyarat analisis regresi berganda. Sebelum melakukan
pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian perlu dilakukan
pengujian asumsi klasik yang meliputi : uji normalitas, uji
multikolinieritas, uji autokolerasi dan uji heteroskedastisitas. Ada
beberapa langkah akan diteliti, antara lain:
a. Uji Normalitas
Untuk mengetahui normalitas populasi suatu data dapat dilakukan
deng menggunakan analisis grafik. Pada analisis regresi ini, metode
yang digunakan adalah grafik histogram dan normal pronanility plot
yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya
dengan distribusi jumulatif distribusi normal (Ghazali42005).
pads sumbu diagonal dari grafik dengan melihat dari residunya
(Ghazali, 2005). Dasar untuk mengambil keputusan adalah sebagai
berikut:
Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mangikuti arah
garis atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi
normal, maka model regresi tersebut memahami asumsi
normalitas.
Jika data menyebar menjauh dari garis diagonal atau tidak
mengikuti arah garisdiagonal atau grafik histogramnya tidak
menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tersebut
tidak memenuhi asumsi normalitas.
Selain menggunakan uji normalitas, untuk menguji nirmalitas
data dapar juga menggunakan uji statistik Kolmogorov Smirnov
(K-S) yang dilakukan dengan membuat hipotesis nol (HO) untuk
data mendistribusi normal dan hipotesis alternaif (Ha) untuk data
tidak mendistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas (independen). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
independen. Jika variabel independen saling berkolerasi, maka
variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel
dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di
dalam model regresi adalah sebagai berikut (Imam Ghozali, 2006: 91):
a) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris
sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen
banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen
b) Menganalisis matrik kolerasi variabel-variabel independen. Jika
antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi
(umumnya di atas 0.90), maka hal ini merupakan indikasi adanya
multikolonieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel
independen tidak berarti bebas dari multikolonieritas.
Multikolonieritas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi
dua atau lebih variabel independen.
c) Multikolonieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan
lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan
oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana
setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat)
dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance
mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang
tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai
toleransi yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF =