• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis strategi optimalisasi portofolio saham LQ 45 (pada bursa efek Indonesia tahun 2009-2011)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis strategi optimalisasi portofolio saham LQ 45 (pada bursa efek Indonesia tahun 2009-2011)"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

vi

ANALISIS STRATEGI OPTIMALISASI PORTOFOLIO SAHAM

LQ 45 (Pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011)

Oleh

DWI LARASATI

H24104112

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

ANALISIS STRATEGI OPTIMALISASI PORTOFOLIO SAHAM LQ 45

(Pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2010)

Abdul Kohar Irwanto, Yusrina Permanasari, and Dwi Larasati Departemen Manajemen, FakultasEkonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor Kampus Baranangsiang dwilarasati.ipb@gmail.com

Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana melalui jual beli sekuritas (surat berharga). Investasi di pasar modal menjanjikan tingkat keuntungan yang lebih tinggi dibanding hanya menyimpan dana di bank, akan tetapi diiringi dengan tingkat risiko yang tinggi pula. Risiko yang harus ditanggung investor berbanding lurus dengan keuntungannya (Husnan, 2003). Setiap investor menginginkan tingkat pengembalian (return) yang dapat dioptimalisasi dari kegiatan investasi, dengan risiko yang dapat diminimalisasi pengaruhnya, dan selalu mencari cara memperoleh keuntungan yang lebih tinggi dibanding biaya yang harus ditanggung oleh investor. Berdasarkan permasalahan ini peneliti ingin mengetahui strategi optimalisasi portofolio saham yang paling efekteif dan efisien dengan menggunakan dua metode portofolio yaitu metode indeks tunggal dan metode mengikuti indeks, metode indeks tunggal dengan berdasarkan pendekatan Excess return to beta (ERB) dan metode mengikuti indeks yaitu membentuk kelompok portofolio pada studi ini menggunakan LQ 45. Kesimpulan dari penelitian ini diketahui metode indeks tunggal disarankan sebagai strategi yang di pilih untuk memperoleh Optimalisasi portofolio.

(3)

ANALISIS STRATEGI OPTIMALISASI PORTOFOLIO SAHAM

LQ 45 (Pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

Oleh DWI LARASATI

H24104112

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(4)

Judul Skripsi : Analisis Strategi Optimalisasi Portofolio Saham LQ 45 (Pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011)

Nama : Dwi Larasati

NIM : H24104112

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr Ir Abdul Kohar Irwanto, M.Sc Yusrina Permanasari, S.Sos, ME NIP. 19491210 197803 1 002

Mengetahui Ketua Departemen

(Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc) NIP. 19610123 198601 1 002

(5)
(6)

iii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jambi tanggal 26 Januari 1986. merupakan putri kedua dari 5 bersaudara, dari Bapak Hidayat Chatib dan Ibunda Harmita.

(7)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2010 ini ialah portofolio optimum saham, dengan judul Analisis Strategi Optimalisasi Portofolio Saham LQ 45 (Pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011).

Dalam penulisan skripsi ini, penulis memiliki kesulitan dan hambatan, namun berkat bantuan, dorongan serta motivasi dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung selama proses penulisan skripsi ini, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini.

Bogor, Januari 2013

(8)

v

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tidak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam proses penyusunan skripsi ini, terutama kepada :

1. Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc sebagai dosen pembimbing pertama yang telah membimbing penulis, memberikan saran, pengarahan dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Yusrina Permana Sari, S.Sos, ME sebagai dosen pembimbing kedua yang telah banyak meluangkan waktu dengan penuh kesabaran dalam membimbing penulis, memberikan saran, pengarahan dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc selaku Kepala Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB.

4. Ir. Tb. Nur Ahmad Maulana MBA, M.Sc, Phd sebagai dosen penguji yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan saran, pengarahan, dan tambahan ilmu kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Deddy Cahyadi Sutarman, STP, MM sebagai dosen pengajar yang telah memberikan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Seluruh staf Departemen Manajemen, FEM IPB atas bantuannya selama

penulis menempuh perkuliahan hingga terselesaikannya skripsi ini.

7. Ayahanda Hidayat Chatib dan Ibunda Harmita atas kasih sayang, motivasi, semangat dan doanya kelancaran dan kesuksesan penulis.

8. Kakak endah, abang yunizar dan adik-adik kandungku Ajran, Tino dan Ridho yang tercinta, ghaisan keponakan tersayang dan seseorang serta seluruh keluarga atas semangat dan doanya.

9. Sahabat terbaik sejak Ekstensi angkatan 8 kartika, awiw, Epin, decyo, yuni, wawaw, arnold, Windra terima kasih atas kekeluargaan, keceriaan dan kebersamaannya.

10. Teman-teman EXSA-ers, Friends until death, teman-teman diploma TEK-41, Hexa Prayoga sangat membantu, Bemo, Abay, Odon, Fitri, Mango

(9)

vi

DAFTAR ISI

RINGKASAN Halaman

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH ...v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ...x

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...1

1.2. Rumusan Masalah ...4

1.3. Tujuan Penelitian ...5

1.4. Manfaat Penelitian ...5

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Investasi ...6

2.1.1 Pengertian Investasi ...6

2.1.2 Dasar Keputusan Investasi ...7

2.1.3 Bentuk-bentuk investasi ...9

2.1.4 Jenis-jenis Investasi ...9

2.2. Pasar Modal ...11

2.2.1 Jenis Pasar Modal ...12

2.3. Saham ...12

2.3.1 Keuntungan membeli saham ...13

2.4. Return ...14

2.5. Risiko ...14

2.6. Portofolio ...16

2.6.1 Strategi Portofolio Saham ...20

2.7. Portofolio Optimal ...22

2.8. Indeks Harga Saham ...24

2.9. LQ 45 ...24

2.10. Penelitian Terdahulu ...25

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran ...28

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ...30

3.3. Jenis Data dan Pengumpulan Data ...30

3.4.Pembentukan Portofolio Saham Indeks LQ45 ...30

(10)

vii

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian ...38

4.1.1. Kondisi Umum Objek Penelitian ...38

4.1.2. Optimalisasi Portofolio ...41

4.2. Pembentukan portofolio dengan strategi Pasif ...53

4.2.1 Proses Analisis...53

4.2.2 Hasil Analisis...55

1. KESIMPULAN ...57

2. SARAN ...57

DAFTAR PUSTAKA ...59

(11)

viii

DAFTAR TABEL

No.

Halaman

1. Total daftar emiten yang konsisten tiga tahun berturut-turut

masuk ke dalam Indeks LQ 45 ... 39

2. Data IHSG ... 43

3. Data SBI-1 Bulan ... 44

4. E(Rm), STDev dan Variance Saham Individual ... 45

5. E(Ri), STDev dan Variance IHSG ... 46

6. Alpha, Beta dan Variance Error Saham ... 46

7. Saham kandidat portofolio (ERB>C*) ... 47

8. Proporsi dana Saham pembentuk Portofolio ... 49

9. E(Rp), STDev dan ERB Portofolio ... 49

10. Koefisien Korelasi Saham Pembentuk Portofolio... 50

11. Covariance Saham Pembentuk Portofolio ... 50

12. Data Closing Price LQ 45 ... 54

13. Hasil Perhitungan realized return Saham LQ 45 ... 54

14. STDev dan Variance LQ 45 ... 55

(12)

ix

DAFTAR GAMBAR

No.

Halaman

1. Hubungan tingkat risiko dan return yang diharapkan

(Tandelilin: 2001) ... 8

2. Portofolio Efisien dan Portofolio Optimal (Tandelilin 2001) ... 2

3. Kerangka Pemikiran ... 30

4. Grafik Perubahan IHSG... 43

(13)

x

DAFTAR LAMPIRAN

No.

Halaman

1. Closing price bulanan tahun 2009-2011 ... 64

2. Return realisasi saham individual ... 67

3. Return realisasi IHSG ... 71

(14)
(15)

I.PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana melalui jual beli sekuritas (surat berharga). Pasar modal dapat diartikan sebagai pasar untuk memperjual belikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi. Sedangkan tempat di mana terjadinya jual beli sekuritas disebut dengan bursa efek (Tandelilin, 2001).

Investasi di pasar modal menjanjikan tingkat keuntungan yang lebih tinggi dibanding hanya menyimpan dana di bank, akan tetapi diiringi dengan tingkat risiko yang tinggi pula. Risiko yang harus ditanggung investor berbanding lurus dengan keuntungannya (Husnan, 2003). Setiap investor menginginkan tingkat pengembalian (return) yang dapat dioptimalisasi dari kegiatan investasi, dengan risiko yang dapat diminimalisasi pengaruhnya, dan selalu mencari cara memperoleh keuntungan yang lebih tinggi dibanding biaya yang harus ditanggung oleh investor.

Fakta terjadinya penurunan BI Rate dari tahun 2008 sebesar 8% - 9 %, menjadi hanya berkisar antara 6% - 6,5% di tahun 2011, berdampak pada penurunan nilai suku bunga Bank. Penurunan ini memicu masyarakat untuk lebih memilih menginvestasikan dananya di pasar modal, dibanding menyimpan dana yang dimiliki di bank dengan keadaan tingkat suku bunga bank yang menurun. Investasi dimaks bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang lebih tinggi.

Salah satu karakteristik investasi pada sekuritas adalah kemudahan untuk membentuk portofolio investasi. Artinya, pemodal dapat dengan mudah melakukan diversifikasi investasi pada berbagai kesempatan investasi. Untuk pemilihan investasi yang tepat dan aman, dibutuhkan teknik analisis yang tepat, cermat dan teliti, disertai dukungan data-data yang akurat (Tandelilin, 2001).

(16)

2

digolongkan menjadi dua, yaitu risiko sistematis (systematic risk/nondiversiable risk) dan risiko tidak sistematis (unsystematic risk/diversiable risk). Risiko sistematis adalah risiko yang dipengaruhi oleh kondisi di luar perusahaan seperti ekonomi, politik dan faktor makro lain yang tidak dapat dihilangkan melalui diversifikasi. Risiko tidak sistematis adalah risiko yang dipengaruhi oleh kondisi perusahaan atau industri tertentu dan diturunkan dengan melakukan diversifikasi (Brigham and Daves, 2004). Portofolio pasar memiliki risiko sistematis (tidak dapat didiversifikasi) yaitu risiko yang tidak dapat dihilangkan melalui diversifikasi. Risiko pada portofolio pasar dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, politik dan faktor mikro lainnya. Pada pembentukan portofolio saham terdapat dua macam strategi yang dapat diterapkan oleh investor, yaitu strategi aktif dan strategi pasif. Pada penerapan strategi aktif, dilakukan pemilihan saham, rotasi sektor, dan strategi momentum, Penelitian ini akan menggunakan strategi aktif Model Indeks Tunggal. Sedangkan strategi pasif dapat diterapkan dengan dua macam strategi yang dapat dipilih investor, yaitu strategi beli simpan dan strategi mengikuti indeks, Penelitian ini akan menggunakan strategi pasif mengikuti indeks.

Di indonesia terdapat beberapa kelompok saham terbaik (blue chip), yaitu Indeks Kompas 100, Jakarta Islamic Index (JII) dan Indeks LQ 45. Indeks LQ 45 dipilih untuk dijadikan objek penelitian karena pengelompokkan yang lebih kecil, dibanding kelompok saham terbaik lainnya. Kelompok ini terdiri dari 45 saham di BEI dengan likuiditas yang tinggi dan kapitalisasi pasar yang besar, menguasai hingga 70% dari pemilikan modal saham di pasar dan nilai transaksi pada pasar biasa serta lolos seleksi menurut beberapa kriteria pemilihan. Daftar Indeks LQ 45 diperbarui setiap enam bulan (setiap awal bulan Februari dan Agustus) di Bursa Efek Indonesia. Saham yang terdapat dalam indeks tersebut dapat selalu berubah tergantung kinerja dari perusahaan tersebut.

(17)

3

penyederhanaan metode Index model yang sebelumnya telah dikembangkan oleh Markowitz. MIT menjelaskan hubungan antara return dari setiap sekuritas individual dengan return indeks pasar, didasarkan pada pengamatan bahwa harga suatu saham berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar (Jogiyanto, 2010 ).

Model ini memberikan metode alternatif untuk menghitung varian dari suatu portofolio, yang lebih sederhana dan lebih mudah dihitung jika dibandingkan dengan metode perhitungan Markowitz. Pendekatan alternatif ini dapat digunakan untuk dasar menyelesaikan permasalahan dalam penyusunan portofolio.

Sebagaimana telah dirumuskan oleh Markowitz, yaitu menentukan efficient set dari suatu portofolio, maka dalam MIT ini membutuhkan perhitungan yang lebih sedikit dibandingkan perhitungan menggunakan metode Markowitz, dengan populasi sampel pada Indeks LQ 45. Hasil dari portofolio MIT akan dibandingkan dengan hasil pendekatan strategi pasif yaitu perhitungan mengikuti indeks harga saham. Investor mengikuti pergerakkan indeks pasar dalam penelitian ini menggunakan indeks LQ 45. Penelitian ini mengambil 6 periode Indeks LQ 45 dari tahun 2009 sampai dengan 2011, dengan kriteria sampel yaitu emiten yang konsisten tiga tahun berturut-turut masuk ke dalam Indeks LQ 45 di PT Bursa Efek Indonesia.

1.2. Perumusan Masalah

Hubungan antara risiko dan tingkat keuntungan (return) berbanding lurus, semakin tinggi risiko dari suatu usaha, demikian pula nilai return ataupun keuntungan yang diperoleh semakin besar. Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana memperoleh return yang dapat dioptimalisasi dari kegiatan investasi dengan tingkat risiko yang diminimalisasi, dengan pokok permasalahan adalah:

1. Bagaimanakah komposisi portofolio optimal saham-saham indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia?

(18)

4

3. Bagaimanakah perbandingan portofolio optimal saham-saham indeks LQ 45 strategi aktif metode Indeks Tunggal dibandingkan dengan Indeks LQ 45 strategi pasif mengikuti indeks pasar?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang dilakukan terkait dengan pokok permasalahan yang telah diuraikan adalah:

1. Menganalisis komposisi portofolio optimal saham Indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia.

2. Menganalisis kinerja portofolio optimal saham Indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia.

3. Menganalisis perbandingan portofolio optimal saham Indeks LQ 45 strategi aktif metode Indeks Tunggal dibandingkan dengan Indeks LQ 45 strategi pasif mengikuti indeks pasar.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait yaitu:

1. Memberikan informasi, pemahaman, dan wawasan bagi pihak-pihak terkait, baik itu kepada institusi pendidikan, mahasiswa, maupun kepada instansi terkait seperti Departemen Keuangan, di bidang manajemen keuangan dan investasi.

2. Bagi peneliti sendiri, penelitian ini merupakan sarana pembelajaran untuk memahami permasalahan yang menjadi topik di bidang manajemen keuangan dan investasi, khususnya tentang kinerja portofolio saham pada saham LQ 45 dan sebagai acuan bagi penelitian berikutnya.

(19)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Investasi

Setiap orang yang menginvestasikan uangnya, baik di bank maupun saham, obligasi, ataupun jenis investasi lainnya pasti akan menghadapi risiko, karena setiap orang yang menginvestasikan uang dengan harapan selain uang tersebut akan kembali, juga akan mendapatkan keuntungan dari investasi tersebut. Keuntungan yang diharapkan berhubungan erat dengan risiko yang akan dihadapi. Secara normal dapat dikatakan bahwa semakin tinggi keuntungan yang diharapkan, akan semakin tinggi pula risiko yang dihadapi para investor.

2.1.1. Pengertian Investasi

Menurut Tandelilin (2001), investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun sejumlah dividen di masa yang akan datang, sebagai imbalan atas waktu dan risiko yang terkait dengan investasi tersebut. Menurut Ahmad (2004), investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut.

Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006), investasi diartikan sebagai suatu komitmen penempatan dana pada satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa datang. Semakin maju dan berkembangnya suatu peradaban masyarakat, maka objek-objek investasi dalam hal jenis maupun bentuknya semakin berkembang. Oleh karena itu dibutuhkan pengetahuan dan ketrampilan tertentu agar aktivitas investasi dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

2.1.2. Dasar Keputusan Investasi

(20)

7

risiko, serta hubungan antar return dan risiko. ER investor dari investasi yang dilakukannya merupakan kompensasi atas biaya kesempatan (opportunity cost) dan risiko penurunan daya beli akibat adanya pengaruh inflasi.

Dalam konteks manajemen investasi tingkat keuntungan investasi disebut sebagai return. Return dibedakan antara ER dan return yang terjadi (realized return,RR), ER merupakan tingkat return yang diantisipasi investor di masa datang, sedangkan RR atau return aktual merupakan tingkat return yang telah diperoleh investor di masa lalu.

Risiko bisa diartikan sebagai kemungkinan return aktual yang berbeda dengan ER. Dalam ilmu investasi pada khususnya, terdapat asumsi bahwa investor adalah makhluk yang rasional, investor yang rasional tentunya tidak akan menyukai ketidakpastian atau risiko, risk-averse investors merupakan tipe investor yang enggan terhadap risiko. Sikap investor terhadap risiko akan sangat tergantung kepada preferensi investor tersebut terhadap risiko. Investor yang lebih berani akan memilih risiko investasi yang lebih tinggi, diikuti dengan harapan tingkat return yang tinggi pula, sebaliknya investor yang tidak mau menanggung risiko yang terlalu tinggi, tentunya tidak akan bisa mengharapkan ER yang terlalu tinggi.

(21)

8

Garis vertikal dalam Gambar 2 menunjukkan besarnya tingkat ER dari masing-masing jenis aset sedangkan garis horizontal memperlihatkan risiko yang ditanggung investor. Titik Rf pada gambar menunjukkan tingkat return bebas risiko (risk-free rate,Rf). Rf dalam gambar di atas menunjukkan satu pilihan investasi yang menawarkan tingkat ER sebesar Rf dengan risiko sebesar 0. Selanjutnya, obligasi pemerintah terlihat mempunyai risiko yang cenderung rendah dan tingkat ER yang juga tidak terlalu tinggi. Sedangkan di sisi lain, jika kita berinvestasi pada kontrak futures misalnya, sesuai gambar di atas terlihat bahwa risiko yang ditanggung tergolong sebagai risiko yang tinggi, dengan tingkat ER tinggi pula. Hubungan tingkat risiko dan ER merupakan hubungan yang bersifat searah searah dan linier.

Proses Keputusan Investasi

Proses keputusan investasi terdiri dari lima tahap keputusan yang berjalan terus-menerus sampai tercapai keputusan investasi yang terbaik. tahap-tahap keputusan investasi meliputi lima tahap keputusan yaitu :

1. Penentuan tujuan investasi. 2. Pemilihan kebijakan investasi. 3. Pemilihan strategi portofolio. 4. Pemilihan aset.

5. Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio.

2.1.3. Bentuk-bentuk investasi

Menurut Halim (2005) umumnya investasi dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu:

1. Investasi pada aset-aset finansial (financial assets)

Investasi pada aset-aset finansial dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga pasar uang, dan lainnya. Investasi dapat juga dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi dan lain-lain. 2. Investasi pada aset-aset riil dapat berbentuk pembelian aset produktif,

pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan dan lainnya.

2.1.4. Jenis-jenis investasi

(22)

9 1. Berdasarkan bentuk investasi :

a. Surat berharga (securities), merupakan investasi yang terdiri dari bukti hutang atau kepemilikan hak yang sah untuk memperoleh atau menjual sebuah kepentingan kepemilikan. Jenis surat berharga ini misalnya saham dan obligasi.

b. Properti (property), merupakan investasi pada bentuk kepemilikan atau pada kekayaan perorangan yang berwujud (tangible).

2. Berdasarkan keterlibatan investor :

a. Investasi langsung (direct investment), yaitu suatu kegiatan investasi dimana pihak investor terlibat secara langsung dalam mengelola investasi. Contohnya adalah tabungan, saham, SBI, dan lainnya. b. Investasi tidak langsung (indirect investment), yaitu suatu kegiatan

investasi dimana pihak investor tidak terlibat langsung dalam mengelola investasi. Contoh dari investasi ini adalah reksa dana. 3. Berdasarkan jenis sekuritas :

a. Investasi pada hutang (debt securities), merupakan dana yang dipinjamkan dalam pertukaran untuk menerima pendapatan bunga dan janji pembayaran kembali sejumlah uang di masa yang akan datang.Contoh dari investasi ini adalah obligasi.

b. Investasi pada modal (equity securities), merupakan investasi dengan tujuan kepemilikan kepentingan secara terus menerus pada perusahaan tertentu. Yang termasuk investasi ini adalah investasi dalam saham.

c. Investasi pada sekuritas turunan (derivative securities), yaitu surat berharga disusun dengan menunjukkan sifat yang sama dengan surat berharga atau aset yang mendasarinya dan nilainya berasal dari sekuritas atau aset yang mendasarinya. Contohnya adalah opsi. 4. Berdasarkan risiko :

(23)

10

b. Investasi tinggi risiko (high risk investment), yaitu investasi dimana tingkat pendapatan yang diinginkan dan nilai masa depan dalam ketidakpastian. Contoh dari investasi ini adalah saham.

5. Berdasarkan jangka waktu :

a. Investasi jangka pendek (short term investment), yaitu investasi yang masa jatuh tempo tidak melebihi 1 tahun. Contohnya adalah sertifikat deposito.

b. Investasi jangka panjang (long term investment), yaitu investasi yang memiliki masa jatuh tempo melebihi satu tahun atau tidak memiliki jatuh tempo. Contoh dari investasi ini adalah saham dan obligasi jangka panjang.

6. Berdasarkan alokasi tujuan investasi :

a. Investasi dalam negeri (domestic investment), yaitu investasi pada obligasi, surat berharga, saham pada perusahaan dalam negeri.

b. Investasi luar negeri (foreign investment), yaitu investasi pada obligasi, saham surat berharga pada perusahaan luar negeri.

2.2 Pasar Modal

Pengertian Pasar Modal menurut Tandelilin (2001) adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana melalui jual beli sekuritas. Pasar modal dapat diartikan sebagai pasar untuk memperjual belikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi. Sedangkan tempat di mana terjadinya jual beli sekuritas disebut dengan bursa efek.

(24)

11

demikian, perusahaan bisa menghindarkan diri dari kondisi debt to equity ratio yang terlalu tinggi sehingga justru membuat cost of capital of the firm tidak lagi minimal, Kedua, pasar modal memungkinkan para pemodal mempunyai berbagai pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi risiko mereka, dengan adanya pasar modal, memungkinkan untuk melakukan diversifikasi investasi, membentuk portofolio (gabungan beberapa investasi) sesuai dengan risiko yang bersedia mereka tanggung dan memiliki tingkat keuntungan yang mereka harapkan. Dalam pasar modal yang efisien, hubungan yang positif antara risiko dan keuntungan diharapkan akan terjadi. Disamping itu investasi pada sekuritas mempunyai daya tarik lain, yaitu liquiditasnya. Pemodal bisa melakukan investasi hari ini pada industri semen, dan menggantinya minggu depan pada industri faramasi, yang tidak mungkin dilakukan pada hal investasi real estate.Surat berharga yang bersifat hutang umumnya dikenal nama obligasi dan surat berharga yang bersifat pemilikan dikenal dengan nama saham. Dapat juga didefinisikan bahwa obligasi adalah bukti pengakuan hutang dari perusahaan, sedangkan saham adalah bukti penyertaan dari perusahaan. Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar.

2.2.1 Jenis Pasar Modal

a. Pasar Perdana

Pasar perdana adalah penjualan efek/sertifikat atau penjualan yang dilakukan sesaat sebelum perdagangan di bursa/pasar sekunder. Pada pasar perdana perusahaan akan memperoleh dana dengan menjual sekuritas (saham, obligasi,hipotik).

b. Pasar Sekunder

(25)

12 c. Bursa Paralel

Bursa paralel adalah suatu sistem perdagangan efek yang terorganisasi diluar Bursa Efek Indonesia, dengan bentuk pasar sekunder, diatur dan diselenggarakan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), diawasi dan dibina oleh (BAPEPAM).

Undang-undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang pasar

modal mendefinisikan pasar modal sebagai “kegiatan yang

bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,

serta lembaga profesi yang berkaitan dengan efek”. Instrumen

keuangan yang diperdagangkan di pasar modal merupakan instrumen jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun) seperti saham, obligasi, waran, right, reksadana dan berbagai instrumen derivatif seperti option, futures dan lain-lain (Darmadji dan Fakhruddin, 2006).

2.3. Saham

Saham (stock atau share) diartikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas Darmadji dan Fakhruddin (2006). Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut.

2.3.1. Keuntungan membeli saham

Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006), pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham, yaitu:

a. Dividen

(26)

13

saham dengan orientasi jangka panjang, misalnya investor institusi, dana pensiun, dan lain-lain.

Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai (cash dividend), yaitu kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham, atau dapat pula berupa dividen saham (stock dividend), yaitu kepada setiap pemegang saham diberikandividen dalam bentuk saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang investor akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.

b. Capital Gain

Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktifitas perdagangan saham di pasar sekunder. Umumnya investor dengan orientasi jangka pendek mengejar keuntungan melalui capital gain. Investor seperti ini bisa saja membeli saham pada pagi hari, lalu menjualnya lagi pada siang hari jika saham mengalami kenaikan.

Di samping dua keuntungan tersebut, maka pemegang saham juga dimungkinkan untuk mendapatkan saham bonus (jika ada), yaitu saham yang dibagikan perusahaan kepada para pemegang saham yang di ambil dari agio saham. Agio saham adalah selisih antara harga jual terhadap harga nominal saham pada saat perusahaan melakukan penawaran umum di pasar perdana.

2.4. Return

Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa RR yang sudah terjadi dan ER yang belum terjadi, tetapi diharapkan terjadi pada masa yang akan datang (ER).

(27)

14

yang akan datang. Sebaliknya, ER merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor pada masa yang akan datang. Jadi, perbedaan antara keduanya adalah RR sifatnya sudah terjadi, sedangkan ER sifatnya belum terjadi.

2.5. Risiko

Menurut Husnan (2003), Risiko merupakan penyimpangan tingkat keuntungan yang diperoleh dari nilai yang diharapkan oleh seorang investor. Markowitz menyatakan bahwa risiko yang diharapkan tergantung pada keanekaragaman kemungkinan hasil yang diharapkan. Perhitungannya menggunakan standar deviasi untuk menyatakan besar risiko yang diharapkan. Pada prinsipnya risiko dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Risiko sistematis adalah risiko yang dipengaruhi oleh kondisi di luar perusahaan seperti ekonomi, politik dan faktor makro lain yang tidak dapat dihilangkan melalui diversifikasi. Risiko tidak sistematis adalah risiko yang dipengaruhi oleh kondisi perusahaan atau industri tertentu dan diturunkan dengan melakukan diversifikasi (Brigham and Daves, 2004).

a. Risiko tidak sistematik (unsystematic risk)

Merupakan risiko yang terkait dengan suatu saham tertentu yang umumnya dapat dihindari (avoidable) atau diperkecil melalui diversifikasi (diversifiable).

b. Risiko sistematik (systematic risk)

Merupakan risiko pasar yang bersifat umum dan berlaku bagi semua saham dalam pasar modal yang bersangkutan. Risiko ini tidak mungkin dapat dihindari oleh investor melalui diversifikasi sekalipun.

Terdapat beberapa sumber risiko yang bisa mempengaruhi besarnya risiko suatu investasi. Sumber-sumber tersebut antara lain : 1. Risiko Suku Bunga

(28)

15

suku bunga turun harga saham naik. Secara sederhana, jika suku bunga misalnay naik, maka return investasi yang terkait dengan suku bunga (misalnya deposito) juga akan naik. Kondisi seperti ini bisa menarik minat investor yang sebelumnya berinvestasi di saham untuk memindahkan dananya dari saham ke dalam deposito, berdasarkan hukum permintaan-penawaran, jika banyak pihak menjual saham, ceteris paribus, maka harga saham saham akan turun.

2. Risiko Pasar

Fluktuasi pasar secara keseluruhan yang memepengaruhi variabilitas return suatu investasi disebut risiko pasar. Fluktuasi pasar biasanya ditunjukkan oleh berubahnya indeks pasar saham secara keseluruhan perubahan pasar dipegaruhi oleh banyak faktor seperti munculnya resesi ekonomi, kerusuhan, ataupun perubahan politik. 3. Risiko Inflasi

Inflasi yang meningkat akan mengurangi kekuatan daya beli rupiah yang telah diinvestasikan.

4. Risiko bisnis

Risiko dalam menjalankan bisnis pada suatu jenis industri disebut sebagai risiko bisnis.

5. Risiko finansial

Risiko ini berkaitan dengan keputusan perusahaan untuk menggunakan utang dalam pembiayaan modalnya, semakin besar proporsi utang yang digunakan perusahaan, semakin besar risiko finansial yang dihadapi perusahaan.

6. Risiko likuiditas

(29)

16 7. Risiko Nilai Tukar Mata Uang

Risiko ini berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang domestik (negara perusahaan tersebut) dengan nilai mata uang negara lainnya dikenal jga dengan istilah risiko mata uang (currency risk) atau risiko nilai tukar (exchange rate risk).

8. Risiko Negara (Country Risk)

Risiko ini juga disebut risiko politik, karena sangat berkaitan dengan kondisi perpolitikan suatu negara.

Selain itu, ternyata sikap investor dalam menghadapi risiko yang muncul dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:

1. Risk Averse adalah sikap seorang investor yang akan memilih investasi yang memiliki risiko yang lebih rendah dengan tingkat return yang diharapkan sama besar.

2. Risk Neutral adalah sikap seorang investor yang akan memilih investasi yang tingkat return-nya sesuai dengan risiko yang dihadapi.

3. Risk Seeker adalah sikap seorang investor yang akan memilih investasi yang memiliki risiko investasi yang lebih tinggi dengan tingkat return yang diharapkan sama besar.

2.6. Portofolio

Portofolio merupakan suatu proses dana yang dipercayakan kepada manajer investasi untuk dikelola. Pengelolaan tersebut dapat dilakukan secara aktif maupun pasif, menggunakan prosedur yang eksplisit maupun implisit, relatif kontrol atau tidak terkontrol. Arah perkembangannya adalah operasi manajemen portofolio menjadi makin terkontrol. (Husnan, 2005).

(30)

17

untuk pemilihan portofolio berdasarkan prinsip tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) dan risiko. Teori yang dikembangkan Markowitz disebut dengan mean-variance analysis atau mean-variance optimization karena portofolio dibangun berdasarkan pada optimisasi dari trade off antara tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) dan risiko. Sebelum Markowitz, investor tidak memahami mengenai konsep tingkat pengembalian (return) dan risiko (risk). Selama bertahun-tahun, dengan intuisi investor telah mengetahui bahwa merupakan langkah yang cerdik untuk melakukan diversifikasi. Akan tetapi, Markowitz adalah orang pertama yang mengembangkan konsep diversifikasi pada portofolio dengan metode yang formal. Markowitz menunjukkan secara kuantitatif mengapa dan bagaimana diversifikasi pada portofolio dapat mengurangi risiko dari portofolio untuk investor. Model portofolio Markowitz dengan perhitungan kovarians yang kompleks selanjutnya dikembangkan oleh Willian sharpe dengan menciptakan model indeks tunggal. Model ini mengkaitkan perhitungan return setiap aset pada return indeks pasar.

Risiko portofolio tidak hanya merupakan rata-rata tertimbang dari risiko sekuritas individu. Akan tetapi sebagaimana ditunjukkan Markowitz, harus dipertimbangkan hubungan keterkaitan di antara tingkat pengembalian (return) sekuritas untuk melakukan perhitungan risiko portofolio, dan untuk mengurangi risiko portofolio sampai pada level minimum untuk tiap level tingkat pengembalian (return). Alasan untuk mempertimbangkan hubungan keterkaitan di antara tingkat pengembalian (return) sekuritas adalah karena kinerja sekuritas yang jelek pada suatu periode dapat diimbangi dengan sekuritas yang memiliki kinerja baik (Tandelilin, 2001).

Diversifikasi dibagi dua yaitu : 1. Diversifikasi random.

(31)

18

portofolio tanpa terlalu memperhatikan karakteristik aset-aset bersangkutan.

2. Diversifikasi Markowitz

Untuk memperoleh manfaat pengurangan risiko yang lebih optimal dari diversifikasi, tentunya kita tidak bisa mengabaikan begitu saja informasi-informasi penting tentang karakteristik aset-aset yang akan dimasukkan dalam portofolio, seperti yang dilakukan dalam diversifikasi random. Diversifikasi yang lebih efisien dari diversifikasi secara random, adalah diversifikasi berdasarkan model Henry Markowitz. Kontribusi penting dari ajaran Markowitz adalah bahwa risiko portofolio tidak boleh dihitung dari penjumlahan semua resiko aset-aset yang ada dalam portofolio, tetapi harus dihitung dari kontribusi risiko aset tersebut terhadap risiko portofolio, atau diistilahkan dengan kovarians. Kovarians adalah suatu aturan absolut yang menunjukkan sejauh mana return dari kedua sekuritas dalam portofolio cenderung untuk bergerak secara bersama-sama.

Koefisien korelasi adalah suatu ukuran statistik yang menunjukkan pergerakkan bersama relatif antara dua variabel. Dalam konteks diversifikasi, ukuran ini akan menjelaskan sejauh mana return dari satu sekuritas terkait satu dengan yang lainnya. Ukuran tersebut biasanya

dilambangkan dengan(ρi,j) dan berjarak (berkolerasi) antara +1,0 sampai -1,0 dimana :

Jika ρi,j =+1,0 ; berarti korelasi positif sempurna

Jika ρi,j =-1,0 ; berarti korelasi negatif sempurna

Jika ρi,j = 0,0 ; berarti tidak ada korelasi

Ada beberapa hal yang berkaitan dengan penggunaan ukuran koefisien korelasi dalam konsep diversifikasi, yaitu:

1. Penggabungan dua sekuritas yang berkorelasi positif sempurna (+1,0) tidak akan memberikan manfaat pengurangan risiko. Risiko portofolio yang dihasilkan dari penggabungan ini hanya merupakan rata-rata tertimbang dari risiko individual sekuritas yang ada dalam portofolio.

(32)

19

berkorelasi (0) dimasukkan dalam portofolio, semakin besar manfaat pengurangan risiko yang diperoleh.

3. Penggabungan dua buah sekuritas yang berkorelasi negatif sempurna (-1,0) akan menghilangkan risiko kedua sekuritas tersebut. Hal ini sejalan dengan prinsip strategi lindung nilai (hedging) terhadap risiko.

4. Dalam dunia nyata, ketiga jenis korelasi ekstrem tersebut(+1,0; 0,0 dan -1,0) sangat jarang terjadi. Sekuritas biasanya akan mempunyai korelasi positif terhadap sekuritas lainnya, meskipun tidak sempurna (+1). Oleh karena itu, investor tidak akan bisa menghilangkan sama sekali risiko portofolio. Hal yang bisa dilakukan adalah mengurangi risiko.

Kovarian adalah suatu aturan absolut yang menunjukkan sejauh mana dua variabel mempunyai kecenderungan untuk bergerak secara bersama-sama. Dalam konteks manajemen portofolio, kovarians menunjukkan sejauh mana return dari kedua sekuritas dalam portofolio cenderung untuk bergerak secara bersama-sama. Kovarians bisa berbentuk angka positif, negatif ataupun nol. Sebagai contoh, misalnya kita menggabungkan dua sekuritas A dan B. Kovarians positif berarti kecenderungan dua sekuritas bergerak dalam arah yang sama, jika return sekuritas A naik, maka return sekuritas B juga akan mengalami kenaikan, demikian sebaliknya. Kovarians negatif berarti bahwa return dua buah sekuritas cenderung untuk bergerak menuju arah yang berkebalikan, jika return sekuritas A naik, maka return sekuritas B turun, demikian sebaliknya. Sedangkan kovarian nol mengindikasikan bahwa pergerakan dua buah sekuritas bersifat independen satu dengan lainnya.

Husnan (2003), Proses investasi menunjukkan cara pemodal seharusnya melakukan investasi dalam sekuritas, untuk mengambil keputusan tersebut, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menetapkan kebijakan investasi

Pemodal perlu mengenali tujuan investasinya, terutama menyangkut sikapnya terhadap trade-off antara risiko dan tingkat keuntungan yang diharapkan.

(33)

20

Analisis untuk membandingkan antara market value dengan intrinsic value, dengan maksud untuk mengetahui apakah terjadi situasi mispriced.

3. Membentuk Portofolio

Identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih, dibeli dan berapa banyak dana yang akan diinvestasikan pada sekuritas-sekuritas tersebut.

4. Merevisi Portofolio

Menentukan mana sekuritas dalam portofolio yang akan diganti, dan sekuritas mana yang akan dibeli sebagai penggantinya.

5. Evaluasi kinerja portofolio

Pemodal melakukan penilaian terhadap kinerja (performance) portofolio, baik dalam aspek keuntungan yang diperoleh maupun risiko yang ditanggung.

2.6.1 Strategi Portofolio Saham

Terdapat dua strategi yang bisa dilakukan investor dalam pembentukan portofolio saham, yaitu strategi pasif dan strategi aktif. Strategi pasif meliputi tindakan investor yang cenderung pasif dalam pergerakan indeks pasar, yaitu investor tidak secara aktif mencari informasi ataupun melakukan jual-beli saham yang bisa menghasilkan return abnormal. Di sisi lainnya, strategi aktif pada dasarnya akan meliputi tindakan investor secara aktif dalam melakukan pemilihan dan jual-beli saham, mencari informasi, mengikuti waktu dan pergerakan harga saham serta berbagai tindakan aktif lainnya untuk menghasilkan return abnormal.

a. Strategi Aktif

(34)

21

Ada tiga strategi yang biasa dipakai investor dalam menjalankan strategi aktif portofolio saham, yaitu:

1. Pemilihan saham

Investor secara aktif melakukan analisis dan pemilihan saham-saham terbaik, yaitu saham-saham yang memberikan hubungan tingkat return-risiko yang terbaik dibanding alternatif lainnya.

2. Rotasi sektor

Strategi ini biasanya dilakukan oleh investor yang berinvestasi pada saham-saham di dalam negeri saja, strategi ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : (a) Melakukan investasi pada saham-saham yang bergerak pada sektor tertentu untuk mengantisipasi perubahan siklus ekonomi di kemudian hari. (b) Melakukan modifikasi atau perubahan terhadap bobot portofolio saham- saham pada sektor industri yang berbeda-beda

3. Strategi momentum harga

Investor akan mencari momentum atau waktu yang tepat, pada saat perubahan harga yang terjadi bisa memberikan keuntungan bagi investor melalui tindakan menjual atau membeli saham.

b. Strategi Pasif

(35)

22

pasar. Dengan demikian, tujuan strategi pasif adalah untuk mengikuti kinerja indeks pasar sedekat mungkin.

Ada dua strategi yang biasa dipakai dalam strategi pasif portofolio saham yaitu:

1. Strategi beli dan simpan

Investor membeli sejumlah saham dan tetap memegangnya untuk beberapa waktu tertentu.

2. Strategi mengikuti indeks

Investor berharap bahwa kinerja investasinya pada sekumpulan sekuritas sudah merupakan duplikasi dari kinerja indeks pasar.

2.7. Portofolio Optimal

(36)

23

Gambar 2. Portofolio efisien dan portofolio optimal (Tandelilin, 2001) Garis vertikal pada Gambar 2 menunjukkan tingkat return yang diharapkan, sedangkan garis horizontal menggambarkan tingkat risiko portofolio. Bidang ABCDEGH dalam gambar di atas menunjukkan kumpulan portofolio yang tersedia bagi investor. Bagian yang ditunjukkan oleh garis BCDE disebut permukaan efisien (efficient frontier), yaitu kombinasi aset-aset yang membentuk portofolio yang efisien. Bagian ini merupakan bagian yang mendominasi (lebih baik dibanding) titik-titik lainnya (A,G,H). BCDE mampu menawarkan tingkat return yang lebih tinggi dengan risiko yang sama dibandingkan bagian AGH.

Salah satu titik kombinasi portofolio yang dipilih investor dari garis BCDE disebut sebagai portofolio optimal. Pemilihan portofolio optimal ditentukan oleh preferensi investor terhadap ER dan risiko. Preferensi investor ditunjukkan oleh kurva indiferent (µ1 dan µ2). Dalam gambar di atas, terlihat bahwa kurva indiferent investor bertemu dengan permukaan efisien pada titik D. Artinya portofolio optimal bagi investor tersebut adalah portofolio pada titik D, karena portofolio D tersebut menawarkan ER dan risiko yang sesuai dengan preferensi investor tersebut.

Titik-titik portofolio optimal B, C, D, E

H G

E

A B

C D

µ 2

µ 1

Garis

permukaan efisien B-C-D-E

Risi

ko, σp

Ret

urn

yang

di

h

ar

apkan

, (

(37)

24

Pada pembentukan portofolio optimal terdapat banyak metode yang dapat digunakan contohnya ; model multi indeks, model korelasi konstan, model multi period , single period,dan model Indeks Tunggal. Model multi indeks merupakan suatu konsep portofolio optimum sekuritas tidak hanya ditentukan oleh indeks pasar tapi juga mencari satu faktor non pasar yang dapat menjelaskan faktor yang menyebabkan perubahan pada harga saham itu sendiri, setiap variabel bersifat independen, sedangkan model indeks tunggal sebaliknya, suatu konsep portofolio optimum sekuritas ditentukan oleh indeks pasar, model ini menggabungkan keseluruhan dari sekuritas menjadi satu indeks yang memiliki nilai optimum.

2.8. Indeks Harga Saham

Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006), Indeks Harga Saham merupakan suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham. Indeks berfungsi sebagai indikator tren pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada saat pasar sedang aktif atau tidak aktif. Pada pasar modal, sebuah indeks diharapkan memiliki lima fungsi, yaitu:

1. Sebagai indikator tren pasar,

2. Sebagai indikator tingkat keuntungan,

3. Sebagai tolok ukur (benchmark) kinerja suatu portofolio, 4. Memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif, 5. Memfasilitasi berkembangnya produk derivatif.

2.9. LQ 45

(38)

25

Kriteria-kriteria yang digunakan untuk memilih ke-45 saham yang masuk dalam indeks LQ 45, sebagai berikut:

1. Saham Telah tercatat di BEI minimum 3 bulan Masuk dalam urutan 60 besar dari total transaksi saham di pasar reguler (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir)

2. Kondisi keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhan perusahaan, 3. Jumlah hari transaksi pasar regular Urutan berdasarkan kapitalisasi pasar

(rata-rata nilai kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir) 4. kapitalisasi pasar saham pada periode tertentu.

5. Selain dari likuiditas dan faktor kapitalisasi pasar, pemilihan saham index LQ45 juga berdasarkan kondisi keuangan dan melihat prospek pertumbuhan dari perusahaan.

Indeks LQ45 pertama kali diluncurkan pada tanggal 24 Februari 1997. Hari dasar untuk perhitungannya adalah 13 Juli 1994 dengan nilai dasar 100. Kemudian bursa efek secara rutin memantau perkembangan kinerja masing-masing ke-45 saham yang masuk dalam penghitungan Indeks LQ45. Saham-saham yang termasuk dalam LQ45 terus dipantau dan setiap 6 bulan akan diadakan review (awal Februari dan Agustus). Jika terdapat saham yang sudah tidak masuk kriteria, maka akan diganti dengan saham lain yang memenuhi syarat. Pemilihan saham-saham LQ45 harus wajar, oleh karena itu BEI mempunyai komite penasehat yang terdiri dari para ahli di BAPEPAM, Universitas dan profesional di bidang pasar modal (Tandelilin, 2001).

2.10. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan analisis portofolio optimal adalah sebagai berikut :

(39)

26

lebih baik dibanding dengan portofolio lainnya dengan ukuran Treynor dan Jensen yang paling tinggi yaitu sebesar 0,104 dan 0,33. tingkat keuntungan yang diharapkan pada portofolio ini sebesar 0,042 per bulan dengan risiko sebesar 0,178.

b. Pranowo (2002) meneliti Analisis Portofolio Optimal saham sektor pertanian di PT. Bursa Efek Jakarta. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa hasil perhitungan dengan Indeks Tunggal, portofolio optimal yang terbentuk menawarkan tingkat pengembalian (return) sebesar 2,458 persen per minggu, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat pengembalian (return) yang ditawarkan suku bunga Bank Indonesia yang hanya sebesar 0,33 persen per minggu. Portofolio optimal dengan tingkat pengembalian (return) sebesar 2,458 persen per minggu merupakan suatu investasi yang menguntungkan dibandingkan dengan tingkat SBI yang berlaku (sekitar 0,33 persen per minggu). Portofolio optimal saham pertanian juga sangat prospektif dibandingkan kondisi pasar modal secara keseluruhan dengan tingkat pengembalian pasar (market return) sebesar 0,57 persen per minggu.

c. Fuzzy et al (2005) dalam penelitiannya An extension of Sharpe’s single -index model: portfolio selection with expert beta, menyajikan suatu

pendekatan untuk masalah pemilihan portofolio berdasarkan model

indeks tunggal Sharpe dan pada Fuzzy Set Theory. Dalam hal ini, para ahli membahas tentang future Beta setiap aset keuangan yang telah termasuk dalam portofolio pilihan model yang dinotasikan sebagai

'Expert Beta' dan dimodelkan sebagai bilangan fuzzy trapezoidal. Nilai,

ambiguitas dan ketidakjelasan tiga konsep dasar yang terlibat dalam

model yang menyediakan informasi yang cukup tentang bilangan fuzzy

mewakili 'Expert Beta' dan dijelaskan dengan sederhana. Untuk memilih

portofolio optimal, Goal Programming model telah diusulkan termasuk aspirasi investor pemilihan high-low risk assets. Semantiks ini berdasarkan tujuan akhir dari fuzzy mencapai kepuasannya dalam

mengatasi gambaran nyata permasalahan portofolio yang selama ini

(40)

27

(41)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Portofolio saham merupakan sekelompok saham yang dimiliki pemilik atau pengelola dana investasi. Tahap awal pengambilan keputusan, investor perlu menetapkan tujuan serta batasan risiko dalam berinvestasi. Adanya korelasi antara risiko dan tingkat keuntungan (return), menyebabkan investor tidak dapat menetapkan tujuan investasi mencari keuntungan yang tinggi dengan mempertimbangkan risiko yang tinggi. Hal lain yang juga menjadi perhatian dalam tahap ini ialah masalah kebutuhan likuiditas, jangka waktu, masalah pajak dan hukum serta keinginan khusus dari investor. Dengan mempertimbangkan hal tersebut, maka tujuan investasi yang telah ditentukan diawal akan lebih realistis untuk dicapai dan sesuai dengan preferensi risiko dan karakteristik investor.

Manajemen Portofolio Saham Indeks LQ45 terbentuk berdasarkan kebutuhan dan keinginan investor, berdasarkan ekspektasi pandangan investor terhadap hasil yang diharapkan dan risiko yang akan dihadapinya.

Setelah investor menentukan ekspektasi berupa ER serta risiko (σ) yang

akan ditanggungnya, maka dapat dilakukan pengukuran terhadap kinerja portofolio tersebut, dengan menggunakan MIT. Langkah selanjutnya merupakan pengumpulan data, peneliti yang diperoleh dari Pusat Data Pasar Modal (PDPM).

PDPM merupakan suatu lembaga yang memiliki data-data saham perusahaan yang terdapat di Indonesia, yang diambil dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Kemudian data yang diperoleh diolah menggunakan metode indeks tunggal. Hasil akhir dari penelitian adalah diperolehnya hasil keputusan investasi berupa penilaian kinerja terbaik dari portofolio saham Indeks LQ45 berdasarkan strategi portofolio aktif, untuk kemudian dijadikan referensi bagi investor.

(42)

29

unit risiko sistematis yang diukur dengan beta. ERB menentukan saham yang dapat dimasukkan ke dalam portofolio tersebut. Excess return didefinisikan sebagai selisih ER dengan return aktiva bebas risiko, pada penelitian ini tingkat suku bunga Bank Indonesia sebagai aktiva bebas risiko. Sedangkan ERB berarti mengukur kelebihan return relatif terhadap satu unit risiko yang tidak dapat didiversifikasikan yang diukur dengan beta. Rasio ERB ini juga menunjukkan hubungan antara dua faktor penentu investasi, yaitu return dan risk.

(43)

30

Gambar 3. Kerangka pemikiran

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Desember 2012. Lokasi pengumpulan dan pengolahan data berasal dari instansi publik yang terkait dengan penelitian, yaitu Pusat Data Pasar Modal (PDPM), yang berlokasi di Jl. Yos Sudarso Kav. 87 Jakarta.

3.3. Jenis Data dan Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian merupakan data sekunder yang bersifat kuantitatif dari Desember 2008 sampai dengan Desember 2011. Data yang diperoleh berasal dari PDPM. Adapun data penunjang yang relevan dengan penelitian adalah diperoleh dari buku, jurnal, majalah, laporan penelitian, media elektronik, dan data perusahaan yang terkait dengan penelitian.

PASAR MODAL

Saham perusahaan indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia

Rekomendasi bagi investor Inves

Komposisi Portofolio optimal, Metode Indeks Tunggal (MIT)

Pengukuran saham mengikuti indeks LQ 45 Pengukuran optimalisasi

saham Metode Indeks Tunggal (MIT)

Membandingkan return dan risiko portofolio yang disusun berdasarkan MIT dan saham mengikuti indeks

Uji Statistik (Paired Sample T-test)

*5 Tahap keputusan Investasi

1. Penentuan Tujuan

Investasi.

2. Pemilihan Kebijakan Investasi.

3. Pemilihan strategi

Portofolio. 4. Pemilihan Aset.

(44)

31

Data perusahaan diperoleh dari laporan tahunan dan laporan keuangan yang telah di audit. Harga saham yang digunakan adalah harga penutupan setiap bulan dari bulan Desember 2008 sampai dengan Desember 2011.

Populasi penelitian adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di saham Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik non-random sampling yaitu cara pengambilan sampel dengan tidak semua anggota populasi memiliki kesempatan untuk dipilih menjadi sampel. Salah satu teknik pengambilan sampel non-random sampling adalah dengan metode purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan terhadap populasi yang memiliki kriteria tertentu yaitu saham-saham yang tercatat dalam Indeks LQ45 Bursa Efek Indonesia selama tiga tahun berturut-turut periode 2009-2011. Berdasarkan kriteria di atas di peroleh jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 19 perusahaan (emiten).

3.4. Pembentukan Portofolio Saham indeks LQ45

Menurut Nazir (2005) analisis data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah, karena dengan dianalisis data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian.

3.4.1 Analisis Data

Populasi dalam penelitian ini adalah saham-saham yang tergabung dalam indeks LQ 45. Dari 45 emiten yang tergabung akan dipilih emiten yang sudah bergabung dengan Bursa Efek Indonesia minimal tiga tahun. Dari 45 emiten terdapat 19 emiten yang memenuhi kriteria pertama sebagai objek penelitian, kemudian menghitung return dan risk dari ke-19 saham tersebut selama tiga tahun dengan menggunakan data harga saham dari bulan Desember 2008 sampai bulan Desember tahun 2011. Model Indeks Tunggal mengkaitkan perhitungan return setiap aset pada return indeks pasar (LQ 45). Secara matematis MIT adalah sebagai berikut :Penelitian ini melakukan pengolahan data kuantitatif dibantu dengan program komputer, yaitu Microsoft Office Excel 2007 Variabel-variabel tersebut adalah:

(45)

32

Rm = IHSG t-IHSG t-1

IHSG t-1 ... (1)

E(Rm) = Rm N i=1

n ... (2)

�2m = (Rm – E(Rm))

2

N i=1

n-1 ... (3) Di mana :

Rm = Tingkat keuntungan pasar (market return) pada bulan ke-i E(Rm) = Tingkat keuntungan pasar yang diharapkan (market return) per-bulan

σ 2

m = rata-rata tingkat risiko pasar per-bulan

IHSG t = nilai indeks penutupan (closing index) pada bulan ke-t IHSG t-1 = nilai indeks penutupan (closing index) pada bulan ke t-1 2. Perhitungan rumus return saham yang digunakan :

�= ��−��−��−1+1 � ... (4)

3. Perhitungan rumus Expected Return saham yang digunakan:

= �

=1

� ... (5) Di mana:

Rt = return saham pada periode t Pt = harga saham pada periode t Pt-1 = harga saham pada periode t-1 Dt = Dividen (kas) pada periode t E(Ri) = Expected return saham

Rij = selisih keuntungan dari bulan n dan n-1 N = periode yang dilihat (36 bulan)

4. Risiko saham yang digunakan adalah:

= [( − ( )]

2 �

(46)

33 Di mana:

SD = standar deviasi (risiko saham) E(Ri) = return saham

Rij = selisih keuntungan dari bulan n dan n-1 N = periode yang dilihat (36 bulan)

5. Menentukan risiko sistematis (beta) untuk masing-masing saham perhitungannya sebagai berikut.

βi= σ im

σm2

... (7) Di mana :

Βi = beta untuk saham i

σ im = kovarian tingkat risiko untuk sekuritas i dengan indeks pasar

σm2 = varian dari return indeks pasar

Perhitungan return sekuritas dalam model indeks tunggal melibatkan dua komponen utama, yaitu :

1. komponen return yang terkait dengan keunikan perusahaaan; dilambangkan

dengan αi

2. komponen return yang terkait dengan pasar dilambangkan dengan βi

Komponen kesalahan residual (ei) merupakan perbedaan antara sisi kiri persamaan (Ri) dengan sisi kanan persamaan, maka sisi kanan dan sisi kiri harus sama. Dalam konteks estimasi return sekuritas, kesalahan residual merupakan perbedaan antara return yang diharapkan (sisi kanan persamaan) dan return aktual (sisi kiri persamaan).

Salah satu konsep penting dalam model indeks tunggal adalah

terminologi Beta (β), merupakan ukuran kepekaan return sekuritas terhadap return pasar. Semakin besar beta suatu sekuritas, semakin besar kepekaan return sekuritas terhadap perubahan return pasar. Dalam penggunaan model indeks tunggal, perlu mengestimasikan beta sekuritas yang bisa dilakukan dengan menggunakan data historis maupun estimasi secara subjektif.

Secara matematis, risiko dalam model indeks tunggal dapat digambarkan sebagai berikut:

(47)

34

Persamaan untuk menghitung risiko portofolio dengan model indeks tunggal akan menjadi:

σ2p = β2p [σ2p] + σep ...(9)

Di mana :

σi2 = Nilai risiko saham MIT.

βi2 [σi2 ] = nilai systematic risk. αi = (σei ) = nilai Unsystematic risk.

Menghitung nilai excess return to beta (ERB) masing-masing saham rasio dapat dituliskan dengan :

ERβi= E Ri - Rf

βi ... (10) Di mana :

ERβ = excess return to beta saham i

E(Ri) = tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) saham i selama 36 bulan.

Rf = return aktiva bebas risiko (tingkat suku bunga Bank Indonesia

βi = beta saham i

Portofolio yang optimal berisi saham-saham yang mempunyai nilai rasio excess return to beta yang tinggi. Saham-saham dengan rasio excess return to beta yang rendah tidak dimasukkan ke dalam portofolio yang optimal karena Saham-saham dengan rasio excess return to beta yang rendah berarti saham yang memiliki return sekuritas yang rendah terhadap perubahan return pasar.

Dengan demikian diperlukan sebuah titik pembatas (cut off point ) yang menentukan batas nilai excess return to beta. Untuk mengkategorikan tinggi rendahnya titik pembatas dapat ditentukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Mengurutkan saham-saham berdasarkan nilai excess return to beta terbesar ke excess return to beta terkecil.

b. Menghitung nilai Ai dan menghitung nilai Bi, keduanya diperlukan untuk menghitung Ci dengan rumus :

Ai = [E Ri - Rf]βi σ2 e

i

(48)

35 Bi= βi

2 σ2e i

... (12) Dimana :

E(Ri) = expected return saham i Rf = risk free rate of return

βi = beta saham i

σei = variance saham i (unique risk) c. Menghitung nilai Ci (cut off point) dengan rumus :

= �2 =1 1+�2

=

... (13) Di mana :

σ 2

m = varian dari return indeks pasar

Ci = nilai C untuk saham i yang dihitung dari kumulasi nilai A1 sampai dengan nilai Ai dan nilai B1 sampai dengan nilai Bi. d. Besarnya unique cut off point (C*) adalah nilai Ci yang terbesar.

e. Saham-saham yang terbentuk membentuk portofolio optimal adalah saham-saham yang mempunyai excess return to beta lebih besar atau saham dengan excess return to beta pada titik C*. Saham-saham yang mempunyai nilai excess return to beta lebih kecil dari titik C*, tidak diikutsertakan dalam pembentukan portofolio optimal, karena excess return to beta yang lebih kecil dari titik C*, artinya saham yang memiliki tingkat kepekaan return sekuritas yang tidak terlalu signifikan terhadap perubahan return pasar.

f. Menghitung proporsi masing-masing saham tersebut pada portofolio optimal, besarnya proporsi untuk saham ke-i adalah sebesar :

=

=

... (14)

Dengan nilai Xi sebesar :

(49)

36 Dimana :

Wi = proporsi saham i

k = jumlah saham di portofolio optimal

βi = beta saham i σ2

ei = varian dari kesalahan residu saham i ERBi = excess return to beta saham i

C* = nilai cut off point yang merupakan nilai Ci terbesar dari sederetan

nilai Ci saham.

g. Covariance adalah rata-rata penyimpangan masing-masing data, merupakan perbandingan perhitungan realized return saham A dengan realized return saham B. Covariance dihitung dengan program Excel menggunakan rumus Covar.

h. Correlation atau koefisien korelasi antar saham merupakan perbandingan perhitungan realize return saham A dengan perhitungan realize return saham B dalam suatu periode tertentu. Koefisien korelasi antar dua kelompok data tersebut dihitung dengan program Excel dengan rumus Correl.

i. Expected return portofoilo E(Rp) merupakan rata-rata tertimbang dari return individual masing-masing saham pembentuk portofolio, dihitung dengan menggunakan rumus:

� = =1 . ( ) ... (16)

Dimana :

E(Rp) = Expected Return portofolio Xi = proporsi dana saham i E(Ri) = Expected Return saham i

j. Risiko atau standar deviasi portofolio (σp) merupakan rata-rata tertimbang dari standar deviasi individual masing-masing saham pembentuk portofolio, dihitung dengan menggunakan rumus:

(50)

37

σ p = standar deviasi portofolio

Xi = proporsi dana saham i

σ i = standar deviasi saham i

��= =1 .� ... (18) Di mana :

βp = beta portofolio

Xi = proporsi dana saham i

βi = beta saham i

j. Covariance (σp) portofolio dapat dihitung dengan rumus : ��=��.� ... (19)

Dimana :

σp = covariance portofolio

βp = beta portofolio

σm = covariance pasar

k. menghitung return indeks LQ 45 (Rit) selama periode pengamatan menggunakan formulasi :

�= �� − ��−1

��−1 ... (20)

Dimana :

Rit = return indeks periode ke-t

(51)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1. Kondisi Umum Objek Penelitian

(52)

39

Tabel 1. Daftar emiten yang konsisten tiga tahun berturut-turut masuk ke dalam Indeks LQ 45.

O SEKTOR KODE Nama Perusahaan AGRICULTUR

E

AALI Astra Agro Lestari Tbk

UNSP Bakrie Sumatra Plantations Tbk

MINING

ANTM Aneka Tambang (persero) Tbk MEDC Medco Energi Internasional Tbk

PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk

INCO Internasional Nickel Indonesia Tbk

TINS Timah Tbk

MISCELLAN

EOUS INDUSTRY ASII Astra Internasional Tbk

FINANCE

BBCA Bank Central Asia Tbk

0 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk

1 BBRI

Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

2 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk

3 BMRI Bank Mandiri (persero) Tbk

4

CONSUMER

GOODS INDUSTRY INDF Indofood Sukses Makmur Tbk

5 INFRASTRUC

TURE, UTILITIES AND

TRANSPORTATION

ISAT Indosat Tbk

6 PGAS

Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

7 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk

8

BASIC INDUSTRY AND

CHEMICALS

SMCB Holcim Indonesia Tbk

9

TRADE, SERVICES AND

INVESTMENT

(53)

40

4.1.2 Profil Perusahaan

a. Astra International Tbk (ASII)

Astra berdiri pada tahun 1957 sebagai perusahaan perdagangan, Astra membentuk kerja sama dengan sejumlah perusahaan kelas dunia. Sejak tahun 1990 Perseroan menjadi perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, dengan kapitalisasi pasar pada akhir tahun 2011 sebesar Rp 300 triliun. Saat ini Astra bergerak dalam enam bidang usaha yaitu otomotif, jasa keuangan, alat berat dan pertambangan, agribisnis, infrastruktur dan logistik, serta teknologi informasi. Pada tanggal 31 Desember 2011 jumlah karyawan Grup Astra mencapai 168.703 orang yang tersebar di 158 perusahaan, termasuk anak perusahaan, perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities. Astra mempunyai empat filosofi yaitu menjadi milik yang bermanfaat bagi bangsa dan negara, memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan, menghargai individu dan membina kerjasama, dan senantiasa berusaha mencapai yang terbaik.

b. PT United Traktor Tbk (UNTR)

PT United Tractors Tbk (UNTR) didirikan di Indonesia pada tanggal 13 Oktober 1972 dengan nama PT Inter Astra Motor Works dan memulai kegiatan operasinya pada tahun 1973. Perusahaan berkedudukan di Jakarta dan mempunyai 18 cabang, 17 kantor lokasi dan 12 kantor perwakilan yang tersebar di seluruh Indonesia. Kantor pusat berlokasi di Jalan Raya Bekasi Km. 22, Cakung, Jakarta. Perusahaan melalui pemegang saham utama, PT Astra International Tbk (Astra), adalah bagian dari Jardine Matheson Holdings Ltd. Pada tahun 1989, Perusahaan melalui Penawaran Umum Perdana Saham

menawarkan 2,7 juta lembar sahamnya kepada masyarakat dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham, dengan harga penawaran sebesar Rp7.250,- per saham. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2011, keseluruhan jumlah saham yang beredar adalah 3.730.135.136 saham yang dimiliki oleh 4.473 pemegang saham.

c. Astra Agro Lestari Tbk (AALI)

Gambar

Gambar 1. Hubungan tingkat risiko dan ER (Tandelilin 2001).
Gambar 2. Portofolio efisien dan portofolio optimal (Tandelilin, 2001)
Gambar 3. Kerangka pemikiran
Gambar 4 berikut ini merupakan grafik  perubahan nilai IHSG yang
+6

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan yang akan dicapai adalah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan mahasiswa dalam memilih Jurusan Statistika di Universitas Diponegoro, mengetahui

Dampak yang terjadi pada remaja ketika mereka melanggar norma atau melakukan kenakalan yang tidak menimbulkan korban sering kehilangan kontrol diri seperti yang terjadi pada tiga

Volume cairan amnion pada kehamilan aterm rata-rata adalah 800 ml. Setelah 20 minggu, produksi cairan berasal dari urin janin. Sebelumnya, cairan amnion juga banyak berasal

Mengurus pengesahan dokumen kepabeanan, dengan kriteria unjuk kerja terdiri dari: Dokumen pengiriman, dokumen angkutan barang, PIB (Pemberitahuan Impor Barang) dan SPPB

5 Kemurungan Psikotik berlaku apabila seseorang mengalami kemurungan yang teruk ditambah dengan beberapa bentuk psikosis, seperti kepercayaan palsu (delusi) atau mendengar

Hasil penelitian menyatakan bahwa kepuasan secara signifikan berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan hotel melati di Kawasan Wisata Kuta, karena memiliki

(empati, ramah, bersahabat dengan murid, bersikap positif pada diri sendiri dan orang lain, keyakinan

Hasil ini menguatkan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Marpaung (2006) yang menjelaskan bahwa Biaya administrasi & Penjualan tidak berpengaruh