ANALISIS KEBIJA KAN PENGEMBANGAN _ _ • • GUNUNG K/DUL
ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN PEMBANGUNAN
ANALISIS MARKA MORFOLOGI DAN MOLEKULER SIFATKETAHANAN RENDAH
BANJIR BANDANG LOMBOK TlMUR AWAL TAHUN 2006' INGREDIENATMOSI'BII. PENCEGAHAN DAN PENA GN GULANGANNYA
ESTIMASI KEBUTUHAN BIA YA INVESTASI UNTUK PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN FORMULASI DAN PROSES PEMBUA TAN PESTIS/DA NABA TI
KARAKTERISTIK EKOSISTEM DANAU RAWA PENING PERUBAHAN DAN DAMPAKNYA
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENA TAAN RUANG KAWASAN PERBA TASAN ANTARNEGARA DI PROVINSI
NtJM
TENGGARA TIMUR-
KETAHANAN ALAMI BEBERAPA GENOTIPE CABAl (Capsicum annuum L) TERHADAP PENYAKIT ANTRAKNOSA EVALUASI KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL ANTARA JALAN SULTAN HAMENGKUBUWONO 9 DANJALAN
CAKUNG CILINCING RAYAPEMANFAA TAN HIDROLISAT PA TI SAGU SEBA GAI SUMBER KARBON UNTUK MEMPRODUKSI BIOPLASTIK POU-HIDROKSI ALKANOAT (PHA) OLEH Ralston'a eutropha PADA SISTfM KUL TfVASI FED BATCH
PEMBIBITAN SECARA STEKMINI TANAMAN MELA T/ {Jasminum sambac (L) Aiton]
PENGUJIAN DAN DISEMINASI TEKNOLOGI PEMBUATAN ABON IKAN 01 KABUPATEN BULUKUMBA SULA WESI SELATAN
PERAN DAN PROSPEK TEKNOLOGI KOGENERASI
POTENSI BIOMASA INDONESIA SEBAGAI BAHAN BAKAR PENGGANTI ENERGI FOSIL
PROSPEK BRIKET BATUBARA LlGNIT SEBAGAI BAHAN BAKAR AL TERNATIF SEKTOR RUMAH TANGGA DAN IN-DUSTRI KECIL
RENCANA TATA RUANG PULAU WEH SEBAGAI BAGIAN DARI SISTEM PERTAHANAN DAN KEAMANAN PULAU PERBATASAN
SINTESIS DAN OPTlMALISASI GEL KITOSANALGINAT
STUDI GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN RENCANA PEMBUA TAN JEMBATAN LlNTAS SELAT PULAU LAUT KABU-PATEN KOTABARU KALIMANTAN SELATAN
TEKNOLOGI REMOTE SENSING DAN GIS UNTUK ZONASI KOMODlTAS DAN KETERSEDIAAN SUMBERDAYA LAHAN
セ セョァォ。ェゥ
。 ョ@
d an P enerapan T eknologi
-
-JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI INDONESIA
Vol. 8 No.3 (Desember) 2006 ISSN 14109409
jAiAiiiiilᄋᄋᄋNᄋAセ@
,-' セ
i
, !
:=
-i i
セᄋᄋᄋᄋGNMMM]
l
;::IIIftI!!' ...
セェセヲG@ ,... .iII::!;;
iii ,
..
::B.-_ _ _
Pengantar 19 Heru Mulyono
1019 Urbanus
M
Ambard/20-28
T!tin Handayani, Sarsidi SastrosumarJo. Didy Sopandle Sul7arsono, Asep Setia\'.lan 2935 Un tung Haryanto3645 Alkadri
4649 Sofyan Rasyad
50-55
E.
Hanggan Sittadewi 5672 Ati Wid/atl7379 Bambang Suryotomo
80-85
Dwmanta Utama 8690K.
SyamsuAM
Faull,L. Hartoto. A Suryani, N. Atifah
Daftar lsi
ANALISIS KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INoUSTRI KECIL
KERAJINAN TOPENG KA YU 01 KABUPA TEN GUNUNG
KIOUL
ANAL/SIS KINERJA KELEMBAGAAN PEMBANGUNAN
PULAU NA TUNA
ANALISIS MARKA MORFOLOGI DAN MOLEKULER SIFA T
KETAHANAN KEoELAI TERHAoAP INTENSITAS CAHAYA
RENDAH
BANJIR BANoANG LOMBOK TlMUR AWAL TAHUN
2006.-INGREolEN ATMOSFER, ANALISIS FISIOGRAFIS SERTA
PENCEGAHAN DAN PENAGGULANGANNYA
EST/MAS/ KEBUTUHAN BIAYA INVESTASI UNTUK
PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN ANTAR
NEGARA
FORMULASI DAN PROSES PEMBUA TAN PESTISIOA
NABATI
KARAKTERISTIK EKOSISTEM oANAU RAWA PENING
PERUBAHAN DAN DAMPAKNYA
KEBIJAKAN DAN STRATEG/ PENATAAN RUANG
KAWASAN PERBATASAN ANTARNEGARA 01 PROVINS/
NUSA TENGGARA TlMUR
KETAHANAN ALAMI BEBERAPA GENOTIPE CABAl
(Capsicum annuum L.) TERHADAP PENYAKIT
ANTRAKNOSA
EVALUASI KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL ANTARA
JALAN SULTAN HAMENGKUBUWONO
9DAN JALAN
CAKUNG CILINCING RA YA
PEMANFAA TAN HIOROLISA T PA TI SAGU SEBAGAI
SUMBER KARBON UNTUK MEMPRODUKSI BIOPLASTIK
POLIHIDROKS/ ALKANOA T (PHA) OLEH Ralstoma eutropha
PADA SISTIM KUL TIVAS/ FED BA TCH
.J.iIU!h..,
---,;
<k,j_ _
.----...
""'"
セ@
;JI!!'!I!'_
\c,f
:::1
;:',:
BGセNNNNMMZZ@
...JJlt!\,. ..III'
"lItH!!'
-9195 Tilin Handayani
96-98
M
Jusuf Ojafar.99103 Achmad Hasan
104113 Irhan Febijanto
114120 Bambang Suwondo Rahardjo
121132 CB. Herman Edyanto
133137 Purwantiningsih Sugita, Achmad Sjachriza, Owi Wahyono
138144 Syaefudin
145155 Mubekti,
A
Rahmadl,S
RitungPetunjuk Penulisan
PEMB/BITAN SECARA STEKMIN/ TANAMAN MELA T/
[Jasminum sambac
(L)
Aiton]PENGUJ/AN DAN D/SEM/NAS/ TEKNOLOG/ PEMBUA TAN
ABON /KAN
0/
KABUPATEN BULUKUMBA
SULAWESl
SELATAN
PERAN DAN PROSPEK TEKNOLOG/ KOGENERASI
POTENS/ B/OMASA INDONESIA SEBAGAI BAHAN BAKAR
PENGGANT/ ENERGI FOSIL
PROSPEK BR/KET BA TUBARA LlGNIT SEBAGA/ BAHAN
BAKAR AL TERNA T/F SEKTOR Ir:::UMAH TANGGA DAN
INDUSTRI KECIL
RENCANA TATA RUANG PULAU WEH SEBAGAI BAG/AN
DARI SISTEM PERTAHANAN DAN KEAMANAN PULAU
PERBATASAN
SINTES/S DAN OPTIMALISASI
KITOSANALGINA T
STUDI GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN RENCANA
PEMBUATAN JEMBATAN LlNTAS SELAT PULAU LAUT
KABUPATEN KOTABARU KALIMANTAN SELATAN
TEKNOLOGI REMO
SENSING DAN GIS UNTUK ZONASf
KOMODITAS DAN KETERSEDfAAN SUMBERDAYA LAHAN
Mセ@
MセGM
1. PENDAHULUAN
Udang merupakan salah satu hasil perikanan Indonesia yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Seiain dikonsumsi, udang juga banyak dimanfaatkan dalam dunia industri sebagai salah satu komoditas ekspor nonmig as. Udang diekspor dalam bentuk udang beku, yang sudah mengalami proses pembuangan bagian kepala dan kulit. Ekspor udang Indonesia ke Amerika pada triwulan pertama tahun 2005 mencapai 14 ribu ton, sedangkan pada periode yang sama tahun 2004 hanya mencapai 6 ribu ton (Kustiani R. 2005). Deng:an makin meningkatnya ekspor udang Indonesia dan tahun ke tahun berakibat pula pada peningkalan jumlah limbahnya.
Selama ini di Indonesia, limbah udang baru dimanfaatkan sebagai campuran ransum pakan ternak dalam bentuk tepung isolat, hidrolisat protein, bahan campuran pembuatan terasi, petis, dan kerupuk udang. Sementara di negara maju seperti Amerika dan Jepang, limbah udang telah banyak dimanfaalkan sebagai sumber bahan baku pembuatan kitin, kilosan, dan turunan dari keduanya yang berdaya guna dan bernilai tinggi oi berbagai bidang industri modern, seperti farmasi, biokimia, kosmetika, industri kertas, industri pangan, industri tel<stil, dan lainlain.
Salah satu kegunaan kitosan ada1ah afinitasnya dalam menjerap ion logam berat. Besarnya afinitas kitosan dalam mengikat logam sangat tergantung dari karakteristik
makro-Gィ[ゥセAL@
NLL[セNM
Jr.]ll[ セ@
I!'!f!
SINTESIS DAN OPTIMALISASI GEL
KITOSAN-ALGINAT
Purwantiningsih Sugita, Achmad Sjachriza, Dwi Wahyono Departemen Kimia, FMIPA IPB, Kampus IPB Baranang Siang, Bogor 16144
Email: atiek@indonetid
Abstract
Shrimp shell can be used to make chitosan. The objective of this work is to sythesis and optimize chitosanalginate gel by comparing its rheological properties. Rheological properties of chitosan were improved by gelation using glutaraldehyde as cross linker and natural hydrocolloids such as alginate. Rheological properties measured WNe strength, break point, rigidity, swelling and shrinking gel. The gel was made by mixing chitosan solution 2.5% (w/v), glutaraldehyde 4%, 5%, and 6% (vlv), and alginate 0%, 0.75%, and 1.0% (wlv). According Modde 5, the optimum gel happened at glutaraldehyde and alginate concentration are 4.0% (vlv) and 0.82% (wlv), respectively. This optimalization to adsorp metal ions gave gel strength, break point, rigidity, swelling, and shrinking properties are 881,4385 g cnf2, 1,0267 cm, 8,5179 g cm 1, 4,5313 g, and 1,6280 g, respectively.
Kata Kunci : chitosan-glutaraldehyde-alginate
struktur kitosan yang dipengaruhi oleh sumber
dan kondisi pada proses isolasi (Schmuhl dkk.
2001). Bentuk serpihan kitosan, afinitasnya
エ・イィ。、。セ@ ion log am telah diuji coba terhadap ion Pb2
+, Ni +, dan Cr6 + oleh Jamaludin (1994) dan ion
logam Cu(ll) dan Cr(VI) oleh Nurdiani (2005).
Modifikasi kitosan dapat dilakukan untuk
meningkatkan penjerapannya terhadap ion logam. Guibal (1997) menyatakan bahwa modifikasi
kimia kitosan menjadi bentuk gel dapat
meningkatkan kemampuan dan kapasitas
adsorpsinya terhadap ion logam berat. Hal ini disebabkan karena bentuk gel mempunyai voiume pori yang lebih besar dibandingkan dengan' bentuk serpihan.
Daya adsorpsi dari gel kitosan sangat
dipengaruhi oleh kestabilan sifat gel yang terbentuk. Telah dilaporkan bahwa penambahan polivinilalkohol (PVA) pada pembentukan gel kitosan dapat memperbaiki sifat gel yang terbentuk, yaitu menurunkan waktu gelasi dan
meningkatkan kekuatan mekanis gel (Wang dkk.
2004). Modifikasi lain terhadap kitosan adalah dengan penambahan hidrokoloid alami seperti alginat. gom guar. dan kaboksimetilselu!osa
(CMC). Modifikasi ini dapat memperbaiki
penerapannya dalam sistem penghantaran obat. Cardenas dkk. (2003) telah mensintesis kitosan
alginat, sedangkan Sugita dkk. (2006a dan b)
telah mengoptimalisasi sintesis kitosan-gom gJar dan kitosan-karboksimetil selulosa, berdasarkan analisis MODDE 5 dari sifat rheologi gel yang
terukur dapat diterapkan untuk memperbaiki sistem penghantaran obat.
Penelitian ini bertujuan mengoptimalisasi sintesis gel kitosanalginat yang diharapkan dapat memperbaiki sifat rheologi gel dalam penjerapan ion logam berat. Sintesis dilakukan dengan memvariasikan konsentrasi glutaraldehida dan alginat pada konsentrasi kitosan yang tetap.
2. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Departemen Kimia FMIPA IPB. Bahan-bahan yang digunakan adalah kitosan (hasil
isolasi limbah kulit udang pancet berasal dari
Muara Angke Jakarta) yang memiliki ka:':ar air, kadar abu, derajat deasetilasl dan berat molekul berturut-turut 5,89% (bIb), 0,15% (bIb), 73,61 dan 429734,281 g/mol, akuades, bufer asetat pH 4, bufer fosfat pH 7, CH3COOH, glutaraldehida, dan
algina!. Sifat rheologi gel diukur dengan
penganalisis tekstur Stevens LFRA yang
dilakukan dl Laboratorium Kimia dan Biokimia Pang an Pusat Antar Universitas (PAU) IPB.
2.1 Pembuatan Gel Kitosan-Alginat
Gel kitosan-alginat dibuat dengan variasi
konsentrasi alginat dan glutaraldehida.
Konsenlrasi alginat yang digunakan adalah 0,00; 0,75; dan 1,00% (b/v) sedangkan konsentrasi glutaraldehida 4,00; 5,00; dan 6,00% (v/v). Konsentrasi kitosan dibuat tetap yaitu 2,50% (b/v). Sebanyak 2,50 9 kitosan dilarutkan dalam 100 r::11 asam asetat 1,00% (v/v) kemudian 30 ml larutan kitosan terse but ditambahkan 5,00 ml larutan alginat dengan variasi konsentrasi 0,00% 0,75%,
dan 1,00% (b/v). Campuran dladuk sampai
homogen. Setelah homogen dltambahkan 1 ml glutaraldehida dengan variasl konsentrasi 4,00; 5,00; dan 6,00% (v/v) Larutan yang terbentuk kemudlan didiamkan selama semalam.
Gel kitosan-alginat yang terbentuk kemudian dianalisis sifat rheologinya yang meliputi kekuatan gel (Kg), pembengkakan (Sw), pengerutan (Sn), titik pecah (Tp), dan ketegaran (Rg) dengan
menggunakan texture analyzer,
2.2 Pengukuran Sifat Rheologi Gel
Kekuatan pecah gel (gel strength)
ditentukan dengan menggunakan alat Texture
Analyzer Penganalisis tekstu; yang dipakai memiliki luas bidang probe 0.1923 cm 2, beban
probe 96-97 g, dan jarak probe ke gel 2.525-2,575 em.
Sam pel dalam eetakan di!etakkan dalam
platform tempat sampel, selanjutnya alat dioperasikan untuk melihat gaya maksimum yang
diperlukan untuk memeeahkan gel. Nilai kekuatan peeah dihitung dengan persamaan (Angalett 1986):
Beban pecah (g)
r
B7\
I
/ \ l
.Penetrasi - - . . . peeah (mm)
A
c
Kekuatan gel (g/em2) =
beban pecah (BC)
,
MMMセ
..
MセMセ@x I1llai kalibrasi
luas bidang penekan
bcban
Nilai kalibrasi = MMMセMMMN@
jarak pcnckan kc
Titik peeah (em)
=
penetrasi pecah (AC)bcban pecah (Be) e egaran 9 em = ---..:..---.:...Mセ
K t ( I )
penctrasl pccah
Daya serap gel terhadap air dilakukan dengan merendam ± 1,0000 9 gel dalam 30 ml larutan buffer asetat pH 4 selama 24 jam pada suhu kamar. Selama proses pembengkakan, wadah ditutup untuk meneegah terjadinya penguapan larutan buffer, Setelah 24 jam. gel ditimbang kembali untuk mengetahui bobo! air yang terse rap
(Wang dkk 2004)
Pengerutan dilakukan dengan merendam ± 2,0000 9 gel dalam 30 ml larutan buffer fosfat pH 7 selama 24 jam pada suhu 10°C. Setelah itu gel ditimbang kembali untuk mengetahui bobot air yang dikeluarkan oleh gel (Wang dkk 2004).
Rancangan Percobaan. Hasll penelitian diolah dengan menggunakan perangkat lunak MODDE 5 untuk melihat pengaruh dari perubahan
konsentrasi gom guar dan glutaraldehida
terhadap nilai kekuatan, titik pecah, ketegaran,
pembengkakan, dan pengerutan gel, serta
mengetahui kansentrasi gam guar dan
glutaraldehida yang optimum untuk memperbaiki sistem penghantaran oba!.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sifat rheologl gel kitosan-alginat yang meliputi kekuatan gel, titik pecah, ketegaran, pembeng-kakan, dan pengerutan diamati untuk melihat
pengaruh konsentrasi alginat (alg) dan
•.ilIIIIIL. . .
ZjIセ@
'"
iilLll1L _____
lililL"""
" ,
-iMi, -JIIIIIj
-glutaraldehida (glut) terhadap sifat rheologi tersebut. Gambar 1 menunjukkan pengaruh alginat dan glutaraldehida terhadap nilai kekuatan pecah gel. Makin tinggi konsenlrasi glularaldehida yang ditambahkan, maka kekuatan gel akan makin besar. Hal ini jelas terlihat mengingat fungsi glutaraldehida dalam pembuatan gel adalah sebagai pembentuk ikatan silang. Makin besar jumlah glutaraldehida maka makin banyak ikatan
silang yang dapat dibentuk dan akan
menyebabkan gel makin keras. Makin tinggi konsentrasi alginat maka gel akan makin kuat. Penambahan alginat dapat memperbaiki struktur ikatan silang kitosan dalam gel sehingga ikatan silang meniadi lebih kaku dan gel menjadi lebih kuat. Makin tinggi nilai kekuatan pecah gel, makin kaku dan makin kuat ikatan yang terjadi antara polimer-polimer yang membentuk jaringan gel tersebut (Rahayu 2000)
セ@(!' 2 Nセセセ
セ@
,-.',
: - : lセ⦅j@ oc;; I, Gセ@
: ! S!;"
セj@ f::
r-:
£3) t"I . 70:
AGエBGMセセB@ 744 ゥセGS
-
6J3 7U-
セ@ S?i [image:6.611.304.489.57.179.2]Kelerangan: [alg] % (blv), [glut] % (v/v)
Gambar 1 Pengaruh alginat dan glutaraldehida
terhadap nilai kekuatan pecah gel (g em'2).
Gambar 2 menunjukkan pengaruh alginat dan
[image:6.611.57.237.268.381.2] [image:6.611.301.484.384.506.2]glutaraldehida terhadap nilai titik peeah, Oari
Gambar 2 terlihat bahwa nilai titik peeah
mengalami penurunan dengan bertambahnya
konsentrasi glutaraldehida, Hal ini disebabkan
karena glutaraldehida sebagai pembentuk ikatan
silang dengan jumlah yang banyak akan
menyebabkan kerapuhan gel sehingga gerakan
segmen di dalam gel menjadi berkurang
akibatnya titik pecah makin kecil, Adanya
penambahan alginat ke dalam struktur gel pada
konsentrasi 0,75% sampai 1,00% akan
menurunkan titik peeah gel kitosan-alginat. Hal ini disebabkan karena alginat akan memperbalki slruktur ikatan silang di dalam gel :etapi algmat sendiri memiliki sifat meyerap air sehingga pada saat konsentrasi alginat yang lingg/ titik pecah gel akan makin kedl
0·0
'8 '.5 50 55
gl:;1
Gambar 2. Pengaruh alginat dan glutaraldehida terhadap titik pecah gel (em),
Gambar 3 menunJukkan pengaruh alginat dan
glutaraldehida terhadap nilai ketegaran, Oari
Gambar 3 dapat dilihat bahwa makin tinggi
konsentrasi alginat dan glutaraldehida maka nilai ketegaran gel kitosan-alginat makin besar, Seperti yang telah dijelaskan, penambahan glutaraldehida akan meningkatkan jumlah ikatan silang dalam gel sehlngga gel menJadi lebih kaku akibatnya nilai ketegarannya meningkat. Oem/kian Juga halnya dengan penambahan alginat yang dapat memperbaiki struktur ikatan silang akibatnya ikatan Silang gel menJadi lebih kaku dan nilai ketegaran gel meningkat.
セ@ (> 4.5 セd@ ';1-5 1)·0
glul
Gambar 3 Pengaruh alginat dan glutaraldehida terhadap nilai ketegaran gel (g em'l)
Gambar 4 menunjukkan pengaruh algina! dan glutaraldehida terhadap nilai pembengkakan gel. Oari Gambar 4 dapat dilihat bahwa makin besar jumlar, glutaraldehida yang ditambahkan, pem-bengkakan gel suiit teqadi. Hal ini disebabkan karena dengan makin bertambahnya jumlah glutaraldehlda menyebabkan ikatan silang dalam
matriks gel makin rapat. Berger dkk. (2004)
menyebutkan bahwa penambahan senyawa
pembentuk ikatan silang" dalarn hal ini
glutaraldehida akan menurunkan nisbah
pembengkakan pad a gel kitosan. Penambahan
Sintesis Dan Optimalisasi Gel ... (Purwantiningsih S., Achmad S.,
Dwi·-W-.'---1-3-S
11$ ____
-
...-.
.セ@
[image:7.611.50.232.104.221.2] [image:7.611.57.237.480.597.2] [image:7.611.289.481.599.671.2]
...
-
-セ
...
....r'''''·
--rtIfIIIM
-,-P"". セ
セ
-. ..IIIIIfIIj
-..IIIIIfIIj
-alginat akan menurunkan nilai pembengkakan gel karena alginat akan masuk ke dalam poripori gel, makin banyak alginat yang masuk maka air akan sulit untuk masuk sehingga mengurangi proses pembengkakan.
s¥.1!!Lng
glu:
Gambar 4 Pengaruh alginat dan glutaraldehida terhadap nilai pembengkakan gel (g).
Gambar 5 menunJukkan pengaruh alginat dan glutaraldehida terhadap nilai pengerutan gel. Dan Gambar 5 dapat dilihat bahwa makin tinggi konsentrasi alginat dan glutaraldehida yang digunakan maka nilai pengerutan gel akan makin besar. Hal ini disebabkan karena reaksi antara glutaraldehida dengan kitosan merupakan reaksi kondensasi yang mengeluarkan air sehingga dapat meningkatkan proses pengerutan. Seiain itu, penggunaan bufer fosfat dalam proses pengerutan Juga memberikan pengaruh yang besar, yaitu dapat menarik keluarnya air dari dalam gel karena ukuran molekulnya yang besar. Peningkatan nilai pengerutan juga disebabkan oleh terbentuknya ikatan hidrogen antara gugus amino kitosan yang tidak berikatan silang dengan glutaraldehida sehingga struktur gel menJadi lebih rapat dan akan memeras air keluar.
Hasil analisis keragaman ANOVA mengha-silkan persamaan glutaraldehida, alginat, dan interaksinya terhadap respon yang diukur yaitu kekuatan gel, titk pecah, ketegaran, pembeng-kakan, dan pengerutan. Menurut Lindblad (2003) gel yang baik adalah gel yang elastis, lembut, dan mudah membengkak dalam air. Nilai optimum dari gel kitosanalginat pada konsentrasi kitosan tetap 2.5% yang diperoleh dengan menggunakan soft-ware Modde 50 adalah pada konsentrasi glu-taraldehida dan alginat berturutturut adalah 4,00 % dan 0,82 % yang memenuhi syarat gel untuk aplikasi sebagai penjerap ion logam. Persamaan alginat dan glutaraldehida terhadap nilai kekuatan pecah, titik pecah, ketegaran, pembengkakan dan pengerutan disajikan pada Tabel 1 .
Tabel 1. Persamaan alginat, glutaraldehida, dan interaksinya terhadap respon
__r・ウーセ@ __.__.__. Persamaan
Kekuatan 983,052 + 84,0158 alg + 105,321 gel glut 48,8751 alg*alg
Titik pecah 0,986753 0,014561 alg 0,054043 glut 0,0314747 alg*alg
Ketegaran 4,98687 + 0,414784 alg + 0,60503 glut 0,146354 alg*alg Pembeng- 3,7099 0,238856 alg 0,265837 kakan glut + 0,176441 alg*alg
Pengerutan 1,53869 + 0,0463741 alg + 0,0294892 glut 0,0589481
Keterangan: glut (glutaraldehida), alg (alginat), alg*alg (interaksi glutaraldehida dengan alginat)
Validasi. Validasi dilakukan pad a kondisi gel optimum. Pad a Tabel 2 ditampilkan validasi dari hasil respons menurut Modde 5 dan hasil penelitian. Dari hasil validasi dapat dilihat bahwa nilai seluruh respon mendekati nilai Modde 5.0 kecuali untuk nilai ketegaran (Rg) gel. Hal ini berarti nilai optimum konsentrasi alginat dan glutaraldehida sesuai dengan Modde 5.0. Ktidaksesuaian ini diduga karena ragam konsentrasi dan pengulangan yang dilakukan kurang banyak.
Tabe! 2. Hasil validasi gel optimum
Gambar 5 Pengaruh alginat dan glutaraldehida rtIIfIJ terhadap nilai pengerutan gel (g).
rtIIfIJ
'"
Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia VoL 8 No.3 (Desember) 2006 Hlm. 133·137
-
-
-
-
-
セ@
...
.-"...,.
-
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, optimalisasi gel kitosanalginat pada konsentrasi kitosan tetap 2.5% terjadi pada konsentrasi glutaraldehida dan alginat berturutturut 4.00% dan 0.82%. Sifat rheologi yang terukur pada kondisi optimum berdasarkan analisis dengan modde 5 mem-berikan nilai kekuatan, titik pecah. ketegaran, pembengkakan dan pengerutan berturutturut a-dalah 881,4385 9 cm'2, 1,0267 em, 8,5179 9 cm'1, 4,5313 9 dan 1,6280 g. Kondisi ini dioptimalisasi untuk penerapannya pada penjerapan ion logam berat.
5. DAFTAR PUSTAKA
Angalett SA. 1986. Evaluation of the Voland-Stevens LFRA texture analyzer for measuring the strength of pectin sugar jellies. J Texture Studies 17:8796.
Berger J dkk. 2004. Structure and interactions In
covalently and ionically crosslinked chitosan hydrogels for biomedical applications. Eur
J
of Pharmaceutics and Biopharmaceutics 57: 1934.
Cardenas A, Monal WA, Goycoolea FM, Ciapara IH, Peniche C 2003. Diffusion through membranes of the polyelectrolyte complex of chitosan and alginate. Macromo/ Biosci 3:535539.
Guibal E, Milot C, Roussy J. 1997. Chitosan gel beads for metal ion recovery European Chitin Society. France.
Jamaludin MA 1994. Isolasi dan Pencirian Kitosan Limbah Udang Windu (Penaeus monodon fabricus) dan Afinitasnya
2+ 6+ ·2+
terhadap Ion Logam Pb , Cr , dan NI [Skripsi]. F akultas Matematika dan IImu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.
Kustiani R. 2005. 25 Juni 2005. 11 Eksportlr Udang Diperiksa Amerika. Koran Tempo: A22 (14).
Lindblad MS 2003. Strategies for building polymers from renewable source: using prepolymers fron: stean: treatment of wood and monomers from fermentation of agricultural products [Tesisj. Swedia KTH Fibre and Polymer Technology, Royal Institute of Technology Stockholm.
Nurdiani D. 2005. Adsorpsi Logam Cu(ll) dan Cr(VI) Pad a Kitosan Bentuk Serpihan dan Butiran [Skripsi). Fakultas Matematika dan IImu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.
Rahayu Sri. 2000. Mempelajari Pengaruh pH, Penambahan CaCI2, dan AlginatTerhadap Karakteristik Gel Cincau Hijau (Cyc/ea barbata L Miers) [Skripsi] Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor
Schmuhl R dkk, 2001 Adsorption of Cu(lI) and Cr(VI) ions by chitosan: kinetics and equilibrium studies. Studies Water SA 27 (1).
Sugita P Sjacriza A. Lestari SI. 2006a Sintesis dan Optimalisasi Gel KitosanGom Guar. J Nature [In progress].
Sugita P Sjacriza A. Rachmanita. 200Gb. Sintesis dan Optimalisasi Gei KitosanKarboksimetil selulosa. Prosiding Seminar HKI,
Wang T, Turhan M, Gunasekaram S. 2004. Selected properties of pHsensitive, biodegradable chitosanpoly(vinyl alcohol) hydrogel. Society of Chemical Industry. Po/ym /Ilt 53: 911918.
'11, _ _
'tIfIII!
-
'i
Sintesis Dan O'Ptimalisasi Gel ( ' ' P u ' "... rwantintngsth S., Achmad S., Dwi W.)
"
137
,!!;-BZAMセ
..,