• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cendawan Mikoriza Arbuskula pada Pohon Bisbul (Diospyros blancoi) di Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Cendawan Mikoriza Arbuskula pada Pohon Bisbul (Diospyros blancoi) di Bogor"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA PADA

POHON BISBUL (

Diospyros blancoi

) DI BOGOR

DWI RETNO NINGSIH

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Cendawan Mikoriza Arbuskula pada Pohon Bisbul (Diospyros blancoi) di Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)
(5)

ABSTRAK

DWI RETNO NINGSIH. Cendawan Mikoriza Arbuskula pada Pohon Bisbul (Diospyros blancoi) di Bogor. Dibimbing oleh AGUSTIN WYDIA GUNAWAN dan KARTINI KRAMADIBRATA.

Buah bisbul (Diospyros blancoi) dapat dimakan dan bermanfaat untuk menghambat proses penuaan pada kulit. Penelitian cendawan mikoriza arbuskula (CMA) pada bisbul belum pernah dilaporkan, walaupun hampir semua akar tanaman dapat bersimbiosis dengan CMA. Penelitian ini bertujuan mengamati koloni CMA dan mengidentifikasi spora CMA pada rizosfer pohon bisbul dan membuat biakan pot dengan inang Pueraria javanica. Contoh rizosfer akar dan tanah bisbul diambil dari lokasi Kampus IPB Darmaga, Cibinong, dan Ciampea. Pewarnaan akar menggunakan biru tripan 0.05%. Contoh tanah yang diambil segera dikeringudarakan, sebagian digunakan untuk isolasi spora dan sebagian digunakan sebagai biakan pot. Spora diisolasi menggunakan metode tuang saring basah dilanjutkan dengan metode sentrifugasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan struktur koloni CMA pada akar bisbul berupa arbuskula, vesikula, hifa gelung, dan hifa internal. Spora CMA yang berhasil diisolasi dan diidentifikasi, yaitu Acaulospora scrobiculata, Acaulospora tuberculata, Gigaspora spp., Glomus spp., dan Scutellospora sp.

Kata kunci: biakan pot, Diospyros blancoi, mikoriza arbuskula

ABSTRACT

DWI RETNO NINGSIH. Arbuscular Mycorrhizal Fungi from Bisbul Trees (Diospyros blancoi) in Bogor. Supervised by AGUSTIN WYDIA GUNAWAN and KARTINI KRAMADIBRATA.

Bisbul (Diospyros blancoi) fruit is edible and could be potent inhibitors of the ageing process in the skin. Study on arbuscular mycorrhizal fungi (AMF) of bisbul has never been reported, while most of root plants associated with AMF. The general objective of this study was to observe the AMF colony and AMF spore in the rhizophere of bisbul tree and attempt to pot culture with Pueraria javanica as the host plant. Root and soil samples from rhizosphere of bisbul were taken from three locations, i.e Kampus IPB Darmaga, Cibinong, dan Ciampea. Roots were stained by using of trypan blue 0.05%. Soil samples were air dried, then part of it used for spore isolation and other part for pot culture. Spores were separated by using wet sieving and decanting method and continued with centrifugation. The result showed that bisbul roots have arbuscules, vesicles, coiled hypha, and internal hypha of AM. AMF spores isolated from bisbul rhizosphere were Acaulospora scrobiculata, Acaulospora tuberculata, Gigaspora spp., Glomus spp., and Scutellospora sp.

(6)
(7)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

pada

Departemen Biologi

CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA PADA

POHON BISBUL (

Diospyros blancoi

) DI BOGOR

DWI RETNO NINGSIH

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(8)
(9)

Judul Skripsi : Cendawan Mikoriza Arbuskula pada Pohon Bisbul (Diospyros blancoi) di Bogor

Nama : Dwi Retno Ningsih

NIM : G34090057

Disetujui oleh

Ir Agustin Wydia Gunawan, MS Pembimbing I

Dr Kartini Kramadibrata Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Iman Rusmana. MSi Ketua Departemen

(10)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam penulis curahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Penelitian ini dilaksanakan mulai Desember 2012 sampai Mei 2013 bertempat di Laboratorium Mikologi, IPB, Bogor dan Laboratorium Kriptogam, LIPI, Cibinong.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ir Agustin Wydia Gunawan, MS dan Dr Kartini Kramadibrata selaku pembimbing yang banyak memberikan arahan dan masukan selama penelitian dan penyusunan karya ilmiah ini, serta Dr Rita Megia, DEA selaku penguji yang telah memberi saran. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Idang Sumanta, SSi dan Bapak Kusnadi yang telah membantu selama pengumpulan data. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada keluarga tercinta bapak, mama, serta kakak dan adik atas doa, dukungan, cinta, dan perhatiannya yang tak pernah berakhir.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

PENDAHULUAN 1 

BAHAN DAN METODE 1 

HASIL 2 PEMBAHASAN 5

SIMPULAN 7 

DAFTAR PUSTAKA 7 

(12)

DAFTAR TABEL

1 Total spora cendawan mikoriza arbuskula dari rizosfer pohon bisbul dan biakan pot dengan inang Pueraria javanica 3 

DAFTAR GAMBAR

1 Struktur koloni cendawan mikoriza arbuskula di dalam akar bisbul 3  2 Spora CMA yang berhasil diidentifikasi dari rizosfer pohon bisbul

(13)

PENDAHULUAN

Saat ini penelitian mengenai keragaman cendawan mikoriza arbuskula (CMA) yang bersimbiosis mutualisme dengan tanaman buah sudah mulai banyak mendapat perhatian. Salah satu tanaman buah yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan sudah jarang ditemukan di Bogor ialah bisbul. Bisbul (Diospyros blancoi) termasuk dalam famili Ebenaceae. Bisbul merupakan buah merah yang berasal dari Filipina dan diintroduksi ke Kebun Raya Bogor pada tahun 1881. Batang bisbul digunakan sebagai bahan baku atap rumah dan kerajinan tangan, serta buahnya memiliki kandungan vitamin yang bermanfaat untuk menghaluskan kulit, menjaga kesehatan mata, dan mencegah sembelit (Coronel 1992).

Ragam CMA pada tanaman buah yang telah diketahui di Indonesia, yaitu pada salak (Retnaningsih 1998), kesemek, mangga, pepaya, dan sirsak (Septyarini 1999), durian (Chairani et al. 2002), rambutan (Muliawan et al. 2002), manggis (Lucia 2005), pisang dan tomat (Duaja dan Jasminarni 2008), dan jambu-jambu (Syzygium sp.) (Setiadi dan Setiawan 2011). Namun, ragam CMA pada pohon bisbul saat ini belum diketahui. Oleh karena itu, langkah awal yang perlu dilakukan ialah mengamati simbiosis CMA pada akar bisbul melalui koloni CMA dan mengidentifikasi spora CMA pada rizosfer pohon bisbul dan biakan pot dengan inang Pueraria javanica.

BAHAN DAN METODE

Penelitian dilaksanakan dari bulan Desember 2012 sampai Mei 2013, bertempat di Laboratorium Mikologi, IPB, Bogor dan Laboratorium Kriptogam, LIPI, Cibinong.

Bahan yang digunakan ialah contoh akar dan tanah dari rizosfer pohon bisbul. Contoh tersebut diambil dari tiga pohon yang terdapat di Kampus IPB Darmaga (Fakultas Peternakan, Silvasari, dan parkiran Rektorat IPB: masing-masing sebanyak satu pohon), Cibinong (kandang burung bidang Zoologi LIPI di Jl. Prof. Dr. D. A. Tisna Amidjaja sebanyak dua pohon dan Kampung Sampora sebanyak satu pohon), dan Ciampea (kebun tanaman budi daya di Cihideung Ilir sebanyak tiga pohon).

Contoh akar dan tanah diambil dari setiap rizosfer pohon bisbul dengan jarak 100 cm dari batang pada kedalaman 15-20 cm sebanyak ± 500 g. Contoh tersebut diambil dari dua tempat yang berbeda setiap pohonnya dan dijadikan satu contoh komposit. Contoh akar segera dibersihkan dan direndam dalam alkohol 70%, sedangkan tanah segera dikeringudarakan untuk digunakan sebagai biakan pot dan isolasi spora.

(14)

2

dapat berupa arbuskula, vesikula, hifa gelung, dan hifa internal. Persentase mikoriza arbuskula pada akar dihitung dengan rumus (Nusantara 2011).

Koloni CMA =

Biakan pot diharapkan dapat mencerminkan jumlah spora yang terdapat pada rizosfer pohon bisbul dan menghasilkan spora untuk diidentifikasi. Contoh tanah dari setiap pohon bisbul dibuat tiga ulangan, maka biakan pot berjumlah 27 pot. Pot diisi 50 g zeolit steril, 100 g contoh tanah dari rizosfer bisbul, dan 50 g zeolit steril sebagai penutup. Pot tersebut ditanami Pueraria javanica berumur dua minggu sebagai inang.

Biakan pot dipelihara selama tiga bulan untuk memproduksi spora CMA. Pemeliharaan dilakukan dengan menyiram dengan air steril setiap hari. Tanaman dipupuk menggunakan larutan pupuk yang memiliki kandungan P 5% dengan dosis 2 g/L air. Pemupukan dilakukan setelah tanaman berumur dua minggu, dilanjutkan seminggu satu kali sebanyak 100 mL setiap pot. Setelah tiga bulan, tanaman dibiarkan mengering selama tiga minggu. Spora CMA yang terbentuk dalam biakan pot diisolasi dan diidentifikasi.

Spora CMA diisolasi dari 100 g tanah rizosfer pohon bisbul dan biakan pot dengan inang P. javanica. Isolasi spora CMA dilakukan dengan metode tuang saring basah dan dilanjutkan dengan metode sentrifugasi (Walker et al. 1982). Spora yang dipilih untuk identifikasi adalah spora dengan struktur yang lengkap. Spora dipindahkan ke gelas objek dengan media polyvinyl alcohol lacto glyserol (PVLG). Gelas objek dimasukkan paling banyak 12 spora dan diberi kode DRN sesuai urutan penyaringan berdasarkan pada lokasi pengambilan contoh tanah, yaitu Kampus IPB Darmaga, Cibinong, dan Ciampea. Identifikasi dilakukan berdasarkan pada bentuk, ukuran, warna, dan permukaan dinding spora (Schenk dan Perez 1990; Schüβler dan Walker 2010).

HASIL

Koloni Mikoriza Arbuskula pada Akar Bisbul

Akar bisbul yang bersimbiosis dengan CMA membentuk struktur arbuskula, vesikula, hifa gelung, dan hifa internal (Gambar 1). Rerata kolonisasi yang didapat pada pohon bisbul di Kampus IPB Darmaga 40.5%, Cibinong 49.0%, dan Ciampea 64.2%.

Jumlah Spora CMA

Spora yang berhasil diidentifikasi dari rizosfer pohon bisbul diurutkan dari preparat DRN 1-20, yaitu preparat DRN 1-10 dari lokasi Kampus IPB Darmaga, preparat DRN 11-16 dari lokasi Cibinong, dan DRN 17-20 dari lokasi Ciampea. Total spora yang diperoleh dari rizosfer pohon bisbul sebanyak 14 spora. Spora tersebut terdiri atas empat genus, yaitu Acaulospora spp., Gigaspora spp., Glomus

(15)

3 spp. dan Scutellospora sp. Spora Acaulospora spp. berhasil diidentifikasi menjadi dua spesies, yaituA. scrobiculata dan A. tuberculata.

Spora yang didapatkan pada biakan pot lebih banyak jumlah dan keragamannya dibandingkan dengan rizosfer pohon bisbul (Tabel 1). Spora dari biakan pot diurutkan dari preparat DRN 21-200, terdiri atas preparat DRN 21-99 dari lokasi Kampus IPB Darmaga, preparat 100-151 dari lokasi Cibinong, dan DRN 152-200 dari lokasi Ciampea.

Gambar 1 Struktur koloni cendawan mikoriza arbuskula ( ) di dalam akar bisbul

Tabel 1 Total spora cendawan mikoriza arbuskula dari rizosfer pohon bisbul dan biakan pot dengan inang Pueraria javanica

Cendawan Mikoriza Arbuskula

Total spora CMA yang diperoleh per 100 g rizosfer bisbul dan medium biakan pot; RB: rizosfer bisbul, BP: biakan pot.

Hifa internal

Arbuskula Vesikula

(16)

4

Gambar 2 Spora CMA yang berhasil diidentifikasi dari rizosfer pohon bisbul dan biakan pot

Acaulospora scrobiculata Trappe merupakan spora tunggal berwarna kuning, berbentuk bulat sampai agak bulat, dan berukuran 90-115 µm x 93-112 µm (Gambar 2). Permukaan spora memiliki perhiasan berbentuk cekungan-cekungan berbentuk linear seperti bulan sabit yang tersebar merata. Dinding spora terdiri atas dua kelompok dinding, yaitu A dan B. Kelompok dinding A ialah dinding unit, berwarna bening sampai kuning dan tebalnya 3-6 µm. Kelompok dinding B ialah dinding membran, berwarna kuning, dan tebalnya 3 µm. Tebal dinding keseluruhannya 6-9 µm. Spora yang ditemukan sebanyak 97 spora. Preparat yang teramati ialah DRN 3, DRN 10, DRN 20, DRN 29-30, DRN 33-35, DRN 37, DRN 41, DRN 43-45, DRN 56, DRN 65, DRN 72, DRN 85, DRN 99, DRN 111, DRN 118-119, DRN 125, DRN 127, DRN 130-132, DRN 136-137, DRN 140, DRN 142-144, DRN 146, DRN 148-150, DRN 152, DRN 156-159, DRN 167, DRN 176, DRN 178, dan DRN 181-182.

Acaulospora tuberculata Janos & Trappe merupakan spora tunggal berwarna kuning sampai cokelat, berbentuk bulat sampai agak bulat, dan berukuran 114-272 µm x 111-272 µm (Gambar 2). Permukaan spora memiliki perhiasan berupa tonjolan halus, rapat, dan seragam. Dinding spora terdiri atas tiga kelompok dinding, yaitu A, B, dan C. Kelompok dinding A ialah dinding unit, berwarna kuning hingga kuning kecokelatan, dan tebalnya 3-6 µm.

(17)

5 Kelompok dinding B ialah dinding unit, bening hingga kuning, dan tebalnya ± 3 µm. Kelompok dinding C ialah dinding membran, bening hingga berwarna kuning, dan tebalnya 3 µm. Tebal dinding keseluruhannya 9-12 µm. Spora yang ditemukan sebanyak 28 spora. Preparat yang teramati ialah DRN 2, DRN 44, DRN 55, DRN 70, DRN 80, DRN 100, DRN 103, DRN 122, DRN 124, DRN 126, DRN 145, DRN 153, DRN 155, DRN 177, DRN 180-181, DRN 186, DRN 190, DRN 192-193, dan DRN 199.

Gigaspora spp. merupakan spora tunggal berwarna putih kehijauan sampai cokelat, berbentuk bulat, agak bulat, dan lonjong, serta berukuran 123-189 µm × 135-192 µm (Gambar 2). Dinding spora terdiri atas satu kelompok dinding yang tidak saling terpisahkan (dinding bagian luar melekat pada dinding bagian dalam). Dinding spora berwarna putih sampai cokelat dengan tebal 3-12 µm. Spora ini memiliki bulbous suspensor (struktur menggelembung pada ujung hifa tempat melekatnya spora) berukuran 27-42 µm × 21-45 µm, hialin sampai berwarna cokelat. Spora yang ditemukan sebanyak 25 spora. Preparat yang teramati ialah DRN 1-2, DRN 126, DRN 128, DRN 132-133, DRN 136, DRN 138-139, DRN 144, DRN 148-150, DRN 170-171, DRN 181, dan DRN 185.

Glomus spp. merupakan spora tunggal berwarna putih sampai cokelat kehitaman, berbentuk bulat, agak bulat, dan lonjong, serta berukuran 66-174 µm × 69-240 µm (Gambar 2). Spora ini mempunyai hifa pembawa yang melekat pada spora. Dinding spora terdiri atas dua sampai tiga lapis dinding. Tebal dinding keseluruhannya adalah < 3-15 µm. Spora yang ditemukan sebanyak 940 spora. Preparat yang teramati ialah DRN 4-64, DRN 66-101, DRN 103-123, DRN 125-133, DRN 135-166, DRN 168-184, dan DRN 186-200.

Scutellospora sp. merupakan spora tunggal berwarna kuning kehijauan sampai cokelat, berbentuk bulat sampai agak bulat, dan berukuran 120-257 µm × 120-257 µm (Gambar 2). Dinding spora terdiri atas dua dinding dalam dua kelompok (kelompok A dan B). Kelompok A berwarna kuning sampai cokelat dan halus. Kelompok B hialin sampai berwarna kuning, halus, dan terdapat dinding bagian dalam yang fleksibel. Tebal dinding keseluruhannya adalah6-18 µm. Spora ini memiliki bulbous suspensor (struktur menggelembung pada ujung hifa tempat melekatnya spora) berukuran 27-45 µm × 24-39 µm, hialin sampai berwarna cokelat. Spora yang ditemukan sebanyak 27 spora. Preparat yang teramati ialah DRN 16, DRN 83-85, DRN 119, DRN 126, DRN 133-134, DRN 138-139, DRN 144, DRN 146, DRN 159, DRN 164, DRN 185, dan DRN 192.

PEMBAHASAN

(18)

6

Struktur koloni CMA pada akar bisbul yang umum ditemukan ialah hifa internal dan vesikula. Namun, arbuskula tidak ditemukan dibeberapa contoh akar. Hal ini dapat terjadi karena contoh akar yang diamati cukup tua sehingga arbuskula sudah lisis. Keberadaan arbuskula dalam akar relatif singkat hanya sekitar 4 hari, kemudian mengalami lisis dan membebaskan fosfat (P) ke tanaman inang (Smith dan Read 2008). Keadaan ini menyebabkan kolonisasi CMA pada akar bisbul yang diperoleh cukup rendah. Kormanik dan McGraw (1982) menyatakan persentase kolonisasi CMA yang tergolong baik ialah 76-100%. Persentase kolonisasi yang cukup besar pada akar tersebut menunjukkan terdapat kecocokan spora CMA dengan akar tanaman tersebut. Semakin banyak akar yang terkolonisasi diperkirakan akan semakin besar tingkat penyerapan unsur hara dan air oleh akar tanaman sehingga pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik.

Mikoriza arbuskula yang dijumpai dalam penelitian ini ialah tipe arum-paris. Tipe arum dan tipe paris merupakan struktur internal mikoriza yang dibedakan berdasarkan dominansi hifa internal dan arbuskula yang terbentuk. Tipe arum adalah tipe kolonisasi berupa hifa intersel dan arbuskula dalam sel korteks. Tipe paris adalah tipe kolonisasi berupa hifa intrasel, hifa gelung, dan arbuskula yang dibentuk dari hifa gelung (Dickson 2004).

Spora dari rizosfer bisbul ini memiliki spesies dan genus yang sama dengan spora dari rizosfer kesemek (Diospyros kaki) yang merupakan kerabat dekatnya. Spora dari rizosfer kesemek dilaporkan terdiri atas A. scrobiculata, A. tuberculata, Gigaspora ramisporophora, Glomus spp, dan Scutellospora pellucida (Septyarini 1999).

Spora CMA yang diperoleh dari penelitian ini memiliki jumlah dan keragaman spora yang rendah. Hal ini karena saat pengambilan contoh tanah dilakukan pada musim hujan (November-Desember). Umumnya CMA bersporulasi saat musim kering untuk mempertahankan diri. Perbedaan jumlah dan keragaman spora disebabkan karena perbedaan lokasi dan keragaman vegetasi di sekitar rizosfer. Daerah di sekitar perakaran rizosfer pohon bisbul terlihat rerumputan, yaitu di Kampus IPB Darmaga didominansi jenis Axonopus compressus, serta Cibinong dan Ciampea didominansi jenis Paspalum conjugatum.

Selain itu, jenis tanah di tiga lokasi berbeda. Kampus IPB Darmaga dan Cibinong tergolong tanah ultisol (dominansi liat) dengan pH berkisar 5.8-6.0, sedangkan di Ciampea merupakan tanah alfisol (dominansi liat halus) dengan pH berkisar 6.2-6.6 (Soil Survey Staff 2010). Jenis tanah yang berbeda dari setiap lokasi dapat mempengaruhi jumlah dan keragaman spora CMA. Widiastuti dan Kramadibarata (1992) menduga contoh tanah yang didominasi oleh fraksi liat sesuai untuk perkembangan dan pertumbuhan spora Glomus spp., sementara Koske (1987) melaporkan spora dari genus Gigaspora dan Scutellospora terdapat dalam jumlah yang tinggi pada tanah yang berpasir.

Spora yang dihasilkan dari biakan pot lebih banyak ragamnya dibandingkan dengan rizosfer pohon bisbul (Tabel 1). Banyaknya keragaman spora tersebut disebabkan karena tanaman inang (P. javanica) dan medium (zeolit) yang digunakan baik untuk perkembangan mikoriza.

(19)

7 Rendahnya jumlah spora tersebut karena pemberian dosis pupuk dengan unsur P yang tinggi, yaitu 0.025%. Delvian (2008) melaporkan pupuk dengan dosis P 0.05% dapat menghasilkan 374 spora/100 g. Pemberian pupuk dengan dosis P yang tinggi menghambat terjadinya sporulasi CMA. Ketersediaan hara yang rendah akan mengoptimalkan kerja mikoriza dengan memperluas daerah penyerapan hara sehingga dapat meningkatkan metabolisme tanaman (Smith dan Read 2008).

Glomus spp. ialah genus yang banyak dijumpai di sembilan rizosfer pohon bisbul dan biakan pot. Glomus memiliki dinding tebal yang mengandung melanin sehingga lebih mampu bertahan hidup (Hetrick 1984). Selain itu, Glomus memiliki penyebaran yang luas karena ditemukan hampir di seluruh rizosfer durian di Bogor (Chairani et al. 2002), rizosfer rambutan di Bogor (Muliawan 2002), rizosfer manggis dari tujuh lokasi di Indonesia, yaitu Lombok Barat, Medan, Trenggalek, Purworejo, Leuwiliang, Tasikmalaya, dan Purwakarta (Lucia 2005), rizosfer pisang dan tomat di Jambi (Duaja dan Jasminarni 2008), dan rizosfer jambu-jambu (Syzygium sp.) di Sorowako, Sulawesi Selatan (Setiadi dan Setiawan 2011).

SIMPULAN

CMA berasosiasi dengan pohon bisbul dengan tipe arum-paris. Spora yang ditemukan pada rizosfer pohon bisbul ialah A. scrobiculata, A. tuberculata, Gigaspora spp., Glomus spp., dan Scutellospora sp.

DAFTAR PUSTAKA

Chairani, Gunawan AW, Kramadibrata K. 2002. Mikoriza durian di Bogor dan sekitarnya. J Mikrobiol Indones. 7(2):44-46.

Coronel RE. 1992. Edible fruits and nuts. Di dalam: Verheij EWM, Coronel RE, editor. Plant Resources of South-East Asia 2. Bogor (ID): Prosea Foundation. hlm 151-152.

Delvian. 2008. Pengaruh spesies inang dan sumber nutrisi terhadap produksi spora fungi mikoriza arbuskula. J Natur Indones. 10(2):70-72.

Delvian. 2010. Keberadaan cendawan mikoriza arbuskula di hutan pantai berdasarkan gradien salinitas. J Ilmu Dasar. 11(2):133-142.

Dickson S. 2004. The arum-paris continuum of mycorrhizal symbioses. New Phytol. 163(1):187-200. doi:10.1111/j.1469-8137.2004.01095.x.

Duaja MD, Jasminarni. 2008. Isolasi dan karakterisasi cendawan mikoriza arbuskular di rhizosfer beberapa jenis tanaman di kebun percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Jambi. J Agron. 12(2):34-38.

(20)

8

Hetrick BAD. 1984. Ecology of VA mycorrhizal fungi. Di dalam: Powell CL, Bagyaraj, editor. VA Mycorrhiza. Florida (US): CRC Pr. hlm 35-55.

Kormanik PP, McGraw AC. 1982. Quantification of vesicular-arbuscular mycorrhizae in plant roots. Di dalam: Schenck NC, editor. Methods and Principles of Mycorrhizal Reasearch. St. Paul (US): APS. hlm 27-45.

Koske RE. 1987. Distribution of VA mycorrhizal fungi along a latitudinal temperature gradient. Mycologia. 79(1):55-68.

Kramadibrata K, Prastyo H, Gunawan AW. 2007. Jamur arbuskula pada bambu di Jawa. Berita Biol. 8(6):531-536.

Lucia Y. 2005. Cendawan mikoriza arbuskula di bawah tegakan tanaman manggis dan peranannya dalam pertumbuhan bibit manggis (Garcinia mangostana L.) [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Muliawan J, Gunawan AW, Kramadibrata K. 2002. Mikoriza rambutan di Bogor dan sekitarnya. J Mikrobiol Indones. 7(1):24-25.

Nusantara AD. 2011. Pengembangan produksi inokulan fungi MA berbasis bahan alami dan pemanfaatannya untuk produksi bibit jati (Tectona grandis L.f) [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Phillips JM, Hayman DS. 1970. Improved procedures for clearing roots and staining parasitic and vesicular-arbuscular mycorrhizal fungi for rapid assessment of infection. Trans Br mycol Soc. 55(1):158-161.

Retnaningsih E. 1998. Biodiversitas cendawan mikoriza arbuskula pada rizosfer salak [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Schenck NC, Perez Y. 1990. Manual for the Identification of VA Mycorrhiza Fungi. Ed ke-3. Gainesville (US): Synergistic Publications. 286 hlm.

Schüβler A, Walker C. 2010. The Glomeromycota: a species list with new families. Endiburgh (UK): Royal Botanic Garden Edinburgh. 59 hlm.

Septyarini. 1999. Cendawan mikoriza arbuskula di kebun plasma nutfah Puslitbang Bioteknologi-LIPI, Cibinong [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Setiadi Y, Setiawan A. 2011. Studi status fungi mikoriza arbuskula di areal rehabilitasi pasca penambangan nikel (Studi kasus PT INCO Tbk, Sorowako, Sulawesi Selatan). J Silvikul Trop. 3(1):88-95.

Smith SE, Read DJ. 2008. Mycorrhizal Symbiosis. Ed ke-3. New York (US): Academic Pr. hlm 112-122.

Soil Survey Staff. 2010. Keys to Soil Taxonomy. Ed ke-11. 2010. Washington (US): US Department of Agriculture Natural Resource Conservation Service. hlm 85-573.

Walker C, Mize CW, McNabb Jr HS. 1982. Population of endogonaceous fungi at two location in Central Iowa. Can J Bot. 60(12):2518-2529. doi: 10.1139/b82-305.

(21)

9

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Klaten, pada tanggal 25 November 1990 dengan nama lengkap Dwi Retno Ningsih. Penulis merupakan putri kedua dari empat bersaudara, dari pasangan Tugimin dan Sri Sularmi. Tahun 2009 penulis lulus dari SMA Negeri 106 Jakarta dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Mahasiswa IPB dan diterima di Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Penulis mendapatkan beasiswa Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM) dari DIKTI pada tahun 2010-2013.

Gambar

Tabel 1  Total spora cendawan mikoriza arbuskula dari rizosfer pohon bisbul dan
Gambar 2  Spora CMA yang berhasil diidentifikasi dari rizosfer pohon bisbul dan

Referensi

Dokumen terkait

Dari ujicoba serangan backdoor dan synflood yang telah dilakukan terbukti bahwa Snort Inline dapat melakukan drop terhadap serangan backdoor dan synflood

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu kegiatan manusia untuk memperoleh perubahan pribadi seutuhnya. Tangan seseorang bengkok karena jatuh

Dimana responden mengerti dan memahami pesan iklan “Generasi Berencana” di televisi yang merupakan salah satu program dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN

Untuk melakukan pengenalan terhadap pola tanda tangan, input gambar scan tanda tangan akan dilakukan proses pengambangan (thresholding), untuk menghasilkan gambar biner (hitam

[r]

La gestión de la seguridad es un esfuerzo desperdiciado si la identificación de los peligros se limita solamente a aquellos raros eventos donde hay lesiones

Hawaii.. Adapun wilayah fungsional atau nodal region adalah suatu kawasan yang terdiri atas beberapa pusat wilayah yang berbeda fungsinya. Contoh yang sangat jelas dari suatu

Sistem Gerak pada Manusia  Struktur dan fungsi rangka  Struktur dan fungsi sendi  Struktur dan fungsi otot  Upaya menjaga kesehatan..