ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PEKERJA
TERHADAP TINGKAT KESADARANNYA AKAN
BAHAYA KERJA DI RUMAH POTONG HEWAN (RPH)
(STUDI KASUS PT. ELDERS INDONESIA)
SKRIPSI
TATANG SANJAYA
F34060608
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
THE INFLUENCE OF WORKER PROFILE TO THEIR BEHAVIOUR LEVEL
TOWARD WORK PLACE HAZARD AT SLAUGHTER HOUSE
Tajuddin Bantacut, Mohamad Yani and Tatang Sanjaya
Departement of Agroindustrial Technology, Faculty of Agricultural Technology,
Bogor Agricultural University, IPB Darmaga Campus, PO BOX 220, Bogor, West Java,
Indonesia
ABSTRACT
Awareness to workplace hazard is essential for successful Occupational Health and Safety (OHS)
program. Awareness to workplace hazard is influenced by internal conditions of worker, which
included knowledge of workplace hazards, job skills, working experience and discipline. This
research aims to assess the conditions of workplace hazards and emergency response of workers at
slaughter house, and to assess the dominant factors of worker’s behaviour that effect to the awareness
level of hazard and risk. Those data were collected by using questionaire and checklist. Data were
analyzed by descriptive and multiple correspondence analysis. At the slaughter house, four dominant
types of work place hazards were found as physical, biological, ergonomic and psychological hazards.
Based on identification of those hazards, the commonly accidents happen are knife scratches, sprains
and slips. Some workers know about the workplace hazard in their work location. Most of them
experienced less than 6 months. They have good skills and very good discipline at work. The most
common response given by workers are immediately seek of help or addressing to solve by self. The
awareness to workplace hazard is classified to medium level. By multiple correspondence analysis
data, almost all variables of worker behavior have a close relationship to each other. A change in one
variable can cause changes to another. Factor of knowledge have a great influence to the
establishment of awareness to workplace hazards. Therefore, the training program should be focused
to increase OHS knowledge and awareness to the workplace hazard.
Tatang Sanjaya. F34060608.
Pengaruh Perilaku Pekerja Terhadap Tingkat Kesadarannya Akan
Bahaya Kerja di Rumah Potong Hewan (RPH). Dibawah bimbingan Tajuddin Bantacut dan
Mohamad Yani.
2010.
RINGKASAN
Menurut data Depnakertrans (2009), di Jawa Barat pada tahun 2008 terdapat 1.429 kasus
kecelakaan kerja. Tingginya angka kecelakaan tersebut dapat menjadi indikator bahwa ternyata
pelaksanaan program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang ada belum optimal. Optimalisasi
pelaksanaan program K3 bukan hanya tanggung jawab pihak manajemen tetapi juga pekerja itu
sendiri. Masih rendahnya motivasi pekerja untuk mengikuti program K3 yang telah direncanakan
merupakan bukti bahwa kesadaran mereka akan bahaya kerja masih rendah. Kesadaran pekerja akan
bahaya kerja dapat dipengaruhi oleh karakteristik dari pekerja itu sendiri di antaranya pengetahuan
akan bahaya, ketrampilan kerja, pengalaman kerja serta disiplin kerja.
Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Mengetahui potensi bahaya yang terdapat pada rumah
potong hewan (RPH), 2) Mengkaji kondisi tanggap darurat pekerja, 3) Mengkaji faktor-faktor
dominan dalam karakteristik pekerja yang berhubungan dengan tingkat kesadarannya akan bahaya
kerja, 4) Menentukan program K3 yang tepat pada RPH. Penelitian dilakukan di bagian produksi PT
Elders Indonesia pada bulan April sampai Juni 2010.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan pada 24 pekerja di bagian
produksi. Penelitian diawali dengan tinjauan pustaka dan observasi lapangan. Identifikasi bahaya
kerja dilakukan dengan menggunakan teknik
What-If Analysis. Untuk data karaktersitik pekerja dan
tingkat kesadaran pekerja akan bahaya kerja diteliti dengan menggunakan kuisioner. Variabel
karakteristik pekerja yang diteliti adalah pengetahuan akan bahaya kerja, keterampilan kerja,
pengalaman kerja dan disiplin kerja. Variabel kesadaran bahaya kerja yaitu bahaya fisik, biologi,
ergonomi dan psikososial. Selain itu dilakukan juga wawancara dan pengisian
checklist
yang
digunakan sebagai data pembanding dan data tambahan. Analisis data menggunakan analisis
deskriptif dan analisis korespondensi berganda.
Hasil identifikasi bahaya menunjukkan terdapat empat jenis bahaya yang dominan yang ada
pada industri RPH yaitu, bahaya fisik, bahaya biologi, bahaya ergonomi dan bahaya psikososial.
Pekerja sebagian besar memiliki rentang usia 20-29 tahun (54%) dengan tingkat pendidikan SMA
(83%) dan memiliki masa kerja 2-5 tahun (58%). Pengenalan K3 telah didapatkan oleh sebagian besar
pekerja (75%) yang mereka dapatkan melalui pelatihan (50%) dan manajer perusahaan (33%).
Hampir seluruh pekerja (92%) merasakan adanya bahaya yang memiliki pengaruh selama bekerja di
unit kerja mereka. Mereka telah mendapatkan pelatihan tentang bahaya kerja (79%), penggunaan
APD (96%) dan pemeliharaan APD (96%) dengan supervisor sebagai instruktur utamanya (50%).
Kecelakaan dominan yang dialami pekerja adalah tergores pisau, terkilir dan terjatuh. Respon yang
sering diberikan pekerja terhadap kecelakaan tersebut adalah mencari pertolongan dan menanganinya
sendiri.
Sebagian pekerja sudah tahu akan bahaya kerja yang ada di lokasi kerjanya (54%) memiliki
keterampilan kerja yang baik (67%) dan kebanyakan merupakan pekerja dengan pengalaman kurang
dari 6 bulan (38%). Namun, disiplin kerja yang mereka miliki sangat baik. Kesadaran bahaya kerja
para pekerja masuk dalam kelompok sedang (79%). Dari hasil analisis korespondensi berganda,
diketahui bahwa hampir seluruh variabel memiliki hubungan salingketerikatan. Perubahan pada satu
variabel dapat menyebabkan perubahan pada variabel lainnya.
✁
LISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PEKERJA
TERHADAP TINGKAT KESADARANNYA AKAN
BAHAYA KERJA DI RUMAH POTONG HEWAN (RPH)
(STUDI KASUS PT. ELDERS INDONESIA)
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh
TATANG SANJAYA
F34060608
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
Judul Skripsi
: Analisis Pengaruh Karakteristik Pekerja Terhadap Tingkat Kesadarannya
Akan Bahaya Kerja di Rumah Potong Hewan (RPH) (Studi Kasus PT.
Elders Indonesia)
Nama
: Tatang Sanjaya
NIM
: F34060608
Menyetujui,
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
(Dr. Ir. Tajuddin Bantacut, M.Sc)
(Dr. Ir. Mohamad Yani, M.Eng)
NIP. 19590503 198703 1001
NIP.19630805 199002 1001
Mengetahui :
Ketua Departemen,
(Prof. Dr. Ir. Nastiti Siswi Indrasti)
NIP: 19621009 198903 2001
S
URAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Tatang Sanjaya
NRP
: F34060608
Departemen
: Teknologi Industri Pertanian
Fakultas
: Teknologi Pertanian
Perguruan Tinggi
: Institut Pertanian Bogor
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul
”Analisis Pengaruh Karakteristik
Pekerja Terhadap Kesadarannya Akan Bahaya Kerja di Rumah Potong Hewan (RPH) (Studi
Kasus : PT. Elders Indonesia)”
merupakan karya tulis saya pribadi dengan bimbingan dan arahan
dari dosen pembimbing, kecuali dengan rujukan yang jelas.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan dapat dipertanggungjawabkan
Bogor, November 2010
Tatang Sanjaya
© Hak cipta milik Tatang Sanjaya, tahun 2010
Hak cipta dilindungi
Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 28 Maret 1988. Penulis
merupakan anak pertama dari tiga bersaudara yang merupakan anak dari
pasangan Samidi dan Mujirah. Pada tahun 1994 penulis memulai pendidikan
di SDN Cipete Utara 016 Jakarta dan melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri
56 Jakarta. Setelah lulus dari SMA Negeri 46 Jakarta pada tahun 2006, penulis
melanjutkan pendidikan di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan
Seleksi Masuk IPB (USMI) pada Departemen Teknologi Industri Pertanian,
Fakultas Teknologi Pertanian.
Selama masa kuliah, penulis bergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)
FATETA, Himpunan Mahasiswa Teknologi Industri (HIMALOGIN) dan
Green Concept
IPB. Pada
tahun 2009, penulis melaksanakan kegiatan Praktek Lapang di PT. Condong Garut dengan topik
Mempelajari Aspek Teknologi Produksi CPO dan Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3). Penulis mengakhiri masa pendidikan di IPB dengan melaksanakan penelitian yang berjudul
“Analisis Pengaruh Karakteristik Pekerja Terhadap Tingkat Kesadarannya Akan Bahaya Kerja di
Rumah Potong Hewan (RPH) (Studi Kasus PT Elders Indonesia)” dibawah bimbingan Dr. Ir.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan ke hadapan Allah SWT atas karunia-Nya sehingga skripsi ini
berhasil diselesaikan. Penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Karakteristik Pekerja Terhadap
Tingkat Kesadarannya Akan Bahaya Kerja di Rumah Potong Hewan (RPH) (Studi Kasus PT Elders
Indonesia) yang dilaksanakan sejak bulan April sampai Juni 2010.
Dengan telah selesainya penelitian hingga tersusunnya skripsi ini, penulis ingin menyampaikan
penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.
Dr. Ir. Tajuddin Bantacut, M.Sc selaku pembimbing pertama yang selalu memberi bimbingan
kepada penulis.
2.
Dr. Ir. Moh. Yani, M. Eng selaku pembimbing kedua yang selalu memberi bimbingan kepada
penulis.
3.
Dr. Endang Warsiki, M.T selaku dosen penguji atas saran dan kritiknya sehingga penyajian
skripsi ini dapat menjadi lebih baik.
4.
Bapak Jason Hatchett selaku manajer PT Elders Indonesia yang telah memberi izin kepada
penulis untuk melakukan penelitian.
5.
Ibu Dewi, Bapak Wen, Bapak Aris, Bapak Arif, Bapak Yayu, Ibu Fenny serta seluruh staf
dan karyawan PT Elders Indonesia yang telah meluangkan waktunya dan memberi
bimbingan selama penelitian.
6.
Bapak, Mama, Wulan dan Fauzan serta keluarga besar Samidi yang senantiasa berdoa untuk
keselamatan dan kesuksesan penulis.
7.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas dukungan dan semangatnya.
Penulis berharap, semoga hasil-hasil yang telah dituangkan dalam tulisan ini dapat bermanfaat
dan menambah wawasan serta pengetahuan. Penulis juga menyadari banyak kekurangan dalam
penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun.
Bogor, November 2010
iv
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
I. PENDAHULUAN... 1
1.1. Latar Belakang... 1
1.2. Tujuan Penelitian ... 2
1.3. Ruang Lingkup Penelitian ... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 3
2.1. Bahaya kerja ... 3
2.2. Kecelakaan kerja ... 5
2.3. Faktor Dominan dalam Karakteristik pekerja ... 5
2.3.1. Pengetahuan bahaya ... 6
2.3.2. Keterampilan kerja ... 6
2.3.3. Disiplin kerja ... 7
2.3.4. Pengalaman kerja ... 7
2.4. Rumah potong hewan ... 8
III. METODOLOGI ... 10
3.1. Kerangka pemikiran ... 10
3.2. Tata laksana penelitian... 10
3.2.1. Sumber data... 10
3.2.2. Metode pengumpulan data ... 11
3.2.3. Pengolahan dan analisis data ... 11
IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 14
4.1. Sejarah dan perkembangan perusahaan ... 14
4.2. Ketenagakerjaan... 14
4.3. Kesehatan dan keselamatan kerja perusahaan ... 14
4.4. Proses produksi ... 15
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 19
5.1. Potensi Bahaya ... 19
5.1.1. Bahaya fisik ... 19
5.1.2. Bahaya biologi... 23
5.1.3. Bahaya ergonomi ... 25
v
Halaman
5.2. Profil Responden ... 26
5.2.1. Usia pekerja... 26
5.2.2. Pendidikan pekerja ... 27
5.2.3. Masa kerja pekerja ... 28
5.3. Pengetahuan Tentang K3... 28
5.3.1. Pengenalan tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) ... 28
5.3.2. Pengetahuan awal tentang adanya bahaya kerja ... 29
5.3.3. Penjelasan bahaya kerja... 30
5.3.4. Penjelasan penggunaan APD... 31
5.3.5. Penjelasan pemeliharaan APD ... 32
5.3.6. Tanggap darurat (
Emergency respon
) ... 32
5.4. Faktor Dominan Dalam Karakteristik Pekerja ... 34
5.4.1. Pengetahuan bahaya kerja ... 34
5.4.2. Keterampilan kerja ... 34
5.4.3. Pengalaman kerja ... 35
5.4.4. Disiplin kerja ... 36
5.5. Hubungan Antara Karakteristik Pekerja dengan Kesadaran Bahaya Kerja ... 36
VI. REKOMENDASI PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) ... 38
VII. SIMPULAN DAN SARAN ... 42
7.1. Kesimpulan ... 42
7.2. Saran ... 42
DAFTAR PUSTAKA... 43
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Nilai skor pengetahuan bahaya ... 11
Tabel 2. Nilai skor keterampilan kerja ... 12
Tabel 3. Skor rataan pengalaman kerja ... 12
Tabel 4. Skor rataan disiplin kerja ... 12
Tabel 5. Skor total bahaya kerja ... 12
Tabel 6. Bahaya fisik pada tiap unit produksi ... 20
Tabel 7. Sumber, resiko dan tingkat kekuatan bahaya biologi dalam pemotongan sapi ... 24
Tabel 8.
Distribusi waktu penjelasan dan instruktur K3 terhadap materi bahaya kerja,
penggunaan APD serta pemeliharaan APD ... 31
Tabel 9.
Distribusi instruktur K3 terhadap materi penjelasan bahaya kerja, penggunaan APD serta
pemeliharaan APD... 31
Tabel 10. Tabel kontingensi antara pengetahuan bahaya dengan kesadaran bahaya kerja ... 34
Tabel 11. Tabel kontingensi antara keterampilan kerja dengan kesadaran bahaya kerja ... 35
Tabel 12. Tabel kontingensi antara pengalaman kerja dengan kesadaran bahaya kerja ... 36
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kelompok keterampilan awal (
✂ ✄☎ ✆ ✄✝ ✞) ... 7
Gambar 2. Diagram kerangka pemikiran penelitian ... 10
Gambar 3
. Stunning Gun
... 20
Gambar 4.
Stunning Box
... 20
Gambar 5. Posisi penyembelihan dan pemotongan kaki ... 21
Gambar 6.
Hook
... 21
Gambar 7.
Hook
di atas rel konveyor ... 21
Gambar 8.
Cutter leg
... 22
Gambar 9.
Carcass splitting saw
... 22
Gambar 10. Sebaran usia pekerja ... 27
Gambar 11. Sebaran tingkat pendidikan pekerja ... 27
Gambar 12. Sebaran masa kerja pekerja... 28
Gambar 13. Pengetahuan pekerja tentang K3... 29
Gambar 14. Sumber pengetahuan pekerja tentang K3... 29
Gambar 15. Pengaruh adanya bahaya kerja ... 30
Gambar 16. Urutan kecelakaan berdasarkan identifikasi bahaya fisik ... 33
Gambar 17. Urutan tingkat tanggap darurat pekerja... 33
Gambar 18. Plot korespondensi... 37
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Kuisioner penelitian ... 47
Lampiran 2. Struktur organisasi PT Elders Indonesia ... 53
Lampiran 3. Diagram alir proses produksi daging
✟✠ ✡☛☛ ☞ ✌di PT Elders Indonesia ... 54
Lampiran 4. Tindakan penanganan terhadap potensi bahaya fisik ... 55
Lampiran 5. Jawaban kuisioner bagian pengetahuan bahaya kerja ... 56
Lampiran 6. Jawaban kuisioner bagian keterampilan kerja ... 57
Lampiran 7. Jawaban kuisioner bagian pengalaman kerja ... 58
Lampiran 8. Jawaban kuisioner bagian disiplin kerja... 59
Lampiran 9. Jawaban kuisioner bagian bahaya kerja ... 60
Lampiran 10. Nilai inersia análisis korespondensi berganda ... 61
✍ ✎✏ ✑✒ ✓ ✔✕ ✖ ✗✖ ✔✒
✘ ✙✘ ✚ ✛✜ ✛✢✣ ✤✚✛✥✛✦✧
M
★ ✩ ✪ ✫ ✪✬ ✭★ ✮✩ ✯ ✰★✫✬ ✫✯✩ ✱(
✲ ✳ ✳ ✴✵ ✶ ✷ ✸ ✹✯ ✺✯ ✻✯ ✫✯ ✬ ✬ ★✫✷ ✯✮✯ ✬ ✼ ✽✾✲ ✴ ✰ ✯✱✪✱ ✰ ★ ✿★ ❀✯ ✰✯ ✯ ✩ ✰ ★ ✫ ❁✯ ❂✯ ✩ ❃✬★✫❁✯✷ ✸ ✮✯✷ ✯✬✯❄ ✪✩✲ ✳ ✳❅✽❆✯ ✱✸❄✬✸ ✩ ❃ ❃✸ ✩ ❂✯✯ ✩ ❃ ✰✯ ✰★✿★❀ ✯ ✰✯ ✯ ✩✰★✫ ❁✯ ❇★✫ ✪✮✯ ✰ ✯✩ ❈ ✪✰ ✬✸❈✯❄✺✯ ✮★ ✩★✫✯✮✯ ✩ ✮✫❉❃ ✫✯❇❊❋ ❈★ ❀ ✪ ❇★●★ ✰ ✬✸●✽ ❊★✱✪✰✱ ★ ✱✯ ✩✮ ✫❉❃ ✫✯❇❊❋❈ ✪✰✯ ✩ ❄✯ ✩ ❂✯ ✷ ✸ ❀✸❄✯ ✬ ✷✯✫✸ ✱✸✱ ✸ ✮★ ✫ ✪✱✯❄✯ ✯✩✬ ★✬ ✯✮✸ ❁✪❃✯ ✱✸ ✱✸ ✮★ ✰ ★ ✫ ❁✯ ✽ ❊★✸ ✩ ❃✸ ✩✯ ✩ ✮★✰ ★✫❁✯ ✪✩✬✪✰ ❇★ ✩ ❃✸ ✰ ✪✬ ✸ ✮★ ✫✯ ✬ ✪ ✫✯ ✩ ✷ ✯ ✩ ✮ ✫❉❃ ✫✯❇ ❂✯ ✩ ❃ ✬★ ❀✯❄ ✷ ✸ ❈ ✪✯✬ ✮★✫ ✪✱✯❄✯ ✯ ✩ ❇★❇★ ❃✯ ✩ ❃ ✮★✫✯ ✩ ✯ ✩ ✮★ ✩ ✬✸ ✩ ❃ ✷✯ ❀ ✯ ❇ ✮★❀ ✯ ✰✱ ✯ ✩✯ ✯ ✩ ✮ ✫❉❃ ✫✯❇ ✬★✫✱ ★❈ ✪✬ ✽ ❆❉✬ ✸❍✯ ✱✸ ✬★✫✱★❈ ✪✬
❇✪✩ ✿ ✪❀✱ ✯❀ ✯❄✱ ✯ ✬ ✪✩ ❂✯✷ ✸ ✱★❈✯❈✰ ✯ ✩❉❀ ★❄✯ ✷✯ ✩ ❂ ✯✰ ★ ✱✯ ✷ ✯✫✯ ✩✯ ✰ ✯ ✩❈✯❄✯ ❂✯❂✯ ✩ ❃✯ ✷✯✷✸✬★❇✮✯ ✬✰ ★✫❁✯✩ ❂ ✯✽ ■✸ ✩ ❃ ✰✯ ✬ ✰ ★ ✱✯ ✷ ✯ ✫✯ ✩ ✮★ ✰ ★ ✫ ❁✯ ❇★✫✪ ✮✯ ✰ ✯✩ ●✯✰ ✬❉✫ ❂✯ ✩ ❃ ❇✯❇✮✪ ❇★ ✩ ✷❉✫❉✩❃ ✯ ✬✯✪ ❇★ ✩ ✿★ ❃ ✯ ❄ ✬★✫❁✯✷ ✸ ✩ ❂✯ ✰ ★ ✿★ ❀✯ ✰✯ ✯ ✩ ✰★✫ ❁✯ ✽ ❆✯ ✱ ✸ ❄ ✫★ ✩ ✷✯❄✩ ❂✯ ✰❉✩ ✷ ✸ ✱✸ ✸✩ ✬★✫✩ ✯ ❀ ✷ ✯✫✸ ✮✯✫✯ ✮★ ✰★✫❁✯ ❇★ ❇ ✮★✫✱✪❀✸ ✬
✮★ ✩ ★ ✫✯✮✯✩ ✮ ✫❉❃ ✫✯❇ ❊❋ ✷ ✸ ❀✯✮✯✩ ❃ ✯ ✩ ✽ ❊ ❉✩ ✷ ✸✱ ✸ ✬★✫✱★❈ ✪✬ ✬★ ✩ ✬ ✪✩ ❂✯ ✷ ✸ ✮★ ✩ ❃✯✫ ✪❄✸ ❉❀ ★ ❄✰ ✯ ✫✯ ✰✬ ★ ✫✸✱ ✬✸ ✰ ✷✯✫✸ ✮★ ✰ ★ ✫ ❁✯ ✸ ✬ ✪ ✱ ★✩ ✷ ✸ ✫✸ ❂✯ ✸✬✪ ✮★✩ ❃ ★ ✬✯❄ ✪✯ ✩ ✯ ✰✯ ✩ ❈✯❄✯ ❂ ✯✶ ✰★ ✬ ✫✯❇✮✸❀ ✯✩ ✮★ ✰★✫ ❁✯ ✶ ✮★ ✩ ❃ ✯ ❀✯❇✯ ✩ ✰★✫ ❁✯ ✱★✫✬✯
✷✸ ✱✸✮❀✸ ✩✰★✫ ❁✯ ✽❏ ★ ✩❃ ★ ✬✯❄ ✪✯ ✩✯ ✰ ✯ ✩❈✯❄✯ ❂✯✰ ★ ✫ ❁✯ ❇★ ✫ ✪ ✮✯ ✰ ✯ ✩❄✯❀❂✯ ✩ ❃✮★ ✩✬ ✸✩ ❃✰ ✯✫★ ✩ ✯❇★ ✫ ✪ ✮✯ ✰✯ ✩❇❉✷ ✯❀ ✷✯ ✩ ✮★ ✷❉❇✯ ✩❈✯❃ ✸✮✯✫✯ ✮★ ✰ ★✫❁✯✪✩✬✪✰❇★ ✩ ❃ ❄✸ ✩ ✷✯✫✸✬★✫✬ ✸ ❇ ✮✯✰★✿★❀ ✯ ✰✯ ✯ ✩✽■✸✩ ❃ ✰ ✯✬ ✮★ ✩ ❃★ ✬✯❄ ✪✯ ✩❇★✫★ ✰ ✯ ✯ ✰✯ ✩❇★ ✩ ❁✯✷ ✸✯✿ ✪✯ ✩✷ ✯ ❀✯❇✮★ ✩ ❃ ✯❇❈✸❀✯ ✩✰★✮ ✪✬✪✱ ✯ ✩✱ ✯✯ ✬ ❈★ ✰ ★ ✫ ❁✯ ✽❊✪ ✫✯ ✩ ❃ ✩ ❂✯✮★ ✩❃ ★ ✬✯❄ ✪✯ ✩❈★ ✫✸ ❇ ✮❀ ✸✰ ✯ ✱✸ ❀✯ ✩ ❃✱✪✩ ❃ ✰★✮✯ ✷✯ ✮★ ✰★✫❁✯ ✱★❈✯ ❃✯ ✸ ✱✪ ❈ ❁★ ✰ ✱✯ ✯ ✬ ❇★ ✩❃ ✯❇❈✸❀ ✬✸ ✩ ✷✯ ✰ ✯✩ ✱ ✯ ✯✬ ❈★✰ ★✫ ❁✯✶ ❈✯ ✸✰ ✪✩ ✬ ✪✰ ❇★✩ ❃ ❄✸✩ ✷ ✯ ✫✸✶❇★✩ ✿★❃ ✯❄✯✬ ✯ ✪ ✮ ✪✩❇★ ✩❃ ✯ ✬✯ ✱✸✬★✫ ❁✯ ✷✸ ✩ ❂✯✰ ★ ✿★ ❀✯ ✰ ✯✯ ✩✰ ★ ✫ ❁✯ ✽
❆★ ✩ ✪ ✫ ✪✬ ❆✯✩ ✪❀✯ ✩ ❃ ❑✼ ✴❅ ✾✵ ✶ ✮★ ✩❃ ✯ ❀✯❇✯ ✩ ✰ ★ ✫ ❁✯ ❇★✫ ✪✮✯ ✰ ✯✩ ✮ ✫❉✱ ★ ✱ ✮★❇❈★ ✩ ✬ ✪✰✯ ✩ ✮★ ✩ ❃★ ✬ ✯ ❄ ✪✯✩ ✱★✫✬✯ ✰★ ✬ ✫✯❇✮✸❀ ✯✩ ✰ ★ ✫ ❁✯ ✽ ❏ ★ ✰★✫ ❁✯ ❂✯ ✩ ❃ ❇★❇✸❀ ✸✰ ✸ ✮★ ✩ ❃✯ ❀✯❇✯ ✩ ❂✯ ✩ ❃ ✿✪✰ ✪ ✮ ✮✯ ✩ ❁✯ ✩ ❃ ✷✯ ❀✯❇ ✱✪✯✬✪ ✮★ ✰ ★ ✫ ❁✯ ✯ ✩ ✶ ❇★❇❈ ✪✯ ✬✩ ❂✯ ❇★❇✸ ❀✸ ✰✸✬ ✸✩ ❃ ✰✯ ✬ ✮★✩ ❃ ✪✯ ✱✯ ✯✩❂✯ ✩ ❃ ❈✯ ✸✰ ✷✯ ❀✯❇❄✯❀✬ ★ ✰✩ ✸ ✱ ✮★✫✯❀ ✯✬ ✯ ✩✯✬ ✯✪✮ ✪✩
✮✫❉✱★ ✷ ✪ ✫ ✰★✫ ❁✯ ✽ ❏ ★ ✰ ★ ✫ ❁✯ ✬★✫✱ ★❈✪✬ ❇★ ✩ ❁✯ ✷ ✸ ❀★❈✸ ❄ ✮★ ✰ ✯ ✷ ✯ ✩ ✿★ ✮✯ ✬ ✬✯ ✩ ❃ ❃✯✮ ✬ ★ ✫ ❄✯✷ ✯✮ ✰ ★❇✪✩ ❃✰ ✸ ✩✯ ✩ ✬★✫❁✯✷ ✸ ✩ ❂✯ ✰★✿★ ❀✯ ✰✯ ✯ ✩ ✰★✫ ❁✯ ✽ ▲✯✱ ✸❈✪✯ ✩ ❑✼ ✴ ✴▼✵ ❇★ ✩ ❂ ✯✬ ✯ ✰✯ ✩ ❈✯❄✺✯ ✷✸ ✱✸✮❀✸ ✩ ❇★✫ ✪ ✮✯ ✰ ✯✩ ❈★ ✩✬✪✰
✰★ ✱ ✯ ✷✯✫✯ ✩ ✷ ✯ ✩ ✰★ ✱ ★✷ ✸ ✯✯ ✩✷ ✯ ✫✸ ✱★ ✱★❉✫✯ ✩ ❃ ✪✩✬✪✰ ❇★ ✩✬ ✯✯ ✬✸ ✱ ★❇✪✯ ✮★✫✯ ✬ ✪ ✫✯ ✩✱ ★✫✬ ✯ ✩❉✫ ❇✯◆✩❉✫ ❇✯✱❉✱ ✸✯ ❀ ❂✯ ✩ ❃❈★ ✫❀✯ ✰ ✪✷✯ ❀✯❇✱✪✯ ✬ ✪✮★✫ ✪✱✯❄✯✯ ✩ ✽❏ ★ ✰ ★ ✫ ❁✯ ❂✯ ✩ ❃❇★❇✸ ❀✸ ✰✸✷ ✸✱ ✸✮❀ ✸✩ ✰★✫ ❁✯ ❂✯ ✩ ❃❈✯ ✸ ✰❇★❇✸❀ ✸✰ ✸✮❉❀✯ ✰★✫ ❁✯ ❂✯ ✩ ❃ ✱★ ✱✪✯✸ ✷★ ✩ ❃ ✯ ✩ ✮★✫✯ ✬✪✫✯✩ ❂ ✯ ✩❃ ✱✪✷✯❄ ✷ ✸✬★ ✬ ✯ ✮✰ ✯ ✩✶ ✱ ★❄✸ ✩ ❃❃ ✯ ✷ ✯❀ ✯❇ ❇★❀ ✯ ✰ ✪✰ ✯ ✩ ✬✪❃ ✯✱ ✷ ✸ ❀✯✮✯ ✩ ❃ ✯ ✩ ❇★ ❇✸❀✸ ✰ ✸ ✰ ★❇✪✩ ❃ ✰✸ ✩✯ ✩ ❂✯ ✩❃ ✰ ★✿✸ ❀ ✷✯ ❀✯❇ ✬ ★✫✬ ✸ ❇✮✯ ✰ ★ ✿★ ❀✯ ✰✯ ✯ ✩ ✰ ✯ ✫★ ✩✯ ✬ ★❀ ✯❄ ❇★✩ ❃ ✸✰ ✪✬✸ ✮★ ✬ ✪✩ ❁ ✪✰✰ ★ ✫ ❁✯✷ ★ ✩❃ ✯ ✩❈★ ✩ ✯ ✫✽
❖ ✪ ❇✯ ❄ ✮❉✬❉✩ ❃ ❄★ ✺✯✩ ❇★❇❈✪✬✪ ❄✰ ✯ ✩ ✮★ ✫✱ ❂✯✫✯ ✬ ✯✩ ❄✸ ❃✸ ★ ✩✸ ✱ ✷✯ ✩ ✬★✰ ✩ ✸✱ ❂ ✯ ✩❃ ✬✸✩ ❃ ❃ ✸ ✪✩ ✬✪✰ ❇★✩ ✷ ✯✮✯✬ ✰✯ ✩ ✮ ✫❉✷ ✪✰ ❂✯ ✩ ❃ ❈★✫✰ ✪✯ ❀✸✬ ✯ ✱✽ P★✿✯✫✯ ✰ ★ ✱★ ❀ ✪ ✫ ✪❄✯ ✩✶ ✮✫❉✱ ★ ✱ ✮ ✫❉✷ ✪✰ ✱✸ ✮✯✷ ✯ ✸✩ ✷ ✪✱✬✫✸ ✸ ✩ ✸ ❇★❇❈ ✪✬✪ ❄✰ ✯ ✩✰ ★✬ ★✫✯❇✮✸❀ ✯✩✰ ★ ✫ ❁✯ ❂✯ ✩ ❃❈✯✸ ✰✯ ❃✯✫✮★ ✰★✫ ❁✯✷ ✯✮✯ ✬ ❈★ ✰★✫ ❁✯✷ ★ ✩ ❃✯ ✩✯❇✯ ✩✽❏ ★ ✰★✫ ❁✯✯ ✰✯ ✩
❈✯ ✩ ❂✯✰ ❈★✫✸ ✩✬ ★ ✫✯ ✰✱ ✸✷★ ✩ ❃✯ ✩ ✮✸✱ ✯✪✷ ✯ ✩✮★✫✯ ❀✯ ✬ ✯✩✬ ✯❁✯❇❀ ✯✸ ✩ ✩ ❂✯ ✽ P★❀ ✯✸ ✩✸✬ ✪✮★ ✰★✫ ❁✯ ❁✪❃ ✯ ❄✯✫ ✪✱ ❇✯❇✮ ✪ ❈★✫✯✷ ✯✮✬✯ ✱✸ ✷ ★ ✩❃ ✯ ✩ ❀✸ ✩ ❃✰ ✪✩ ❃ ✯✩ ✰ ★✫❁✯ ❂✯ ✩ ❃ ❇★❇✸❀ ✸✰ ✸ ✮❉✬ ★ ✩✱ ✸ ❈✯❄✯ ❂✯ ✰★✫ ❁✯ ✽ ◗❀★❄✰ ✯ ✫★ ✩ ✯ ✸✬ ✪ ✮★ ✰★✫ ❁✯
✮★✫❀ ✪❇★ ❇✮★✫ ❄✯ ✬✸ ✰ ✯✩ ✮★✫✯✬✪✫✯ ✩✷ ✯ ✩✯ ✫✯❄✯ ✩ ✷ ✯✫✸ ✮★✫✪✱ ✯❄✯ ✯ ✩✯ ❃✯✫✷ ✯✮✯ ✬ ❈★ ✰★✫ ❁✯✷ ★ ✩❃ ✯ ✩✩ ❂✯❇✯ ✩ ✷ ✯ ✩ ✬★✫❄✸✩ ✷ ✯✫✷ ✯ ✫✸❈✯ ❄✯ ❂✯ ✽
❊★ ✱✯ ✷✯✫✯ ✩✯ ✰ ✯✩ ❈✯❄✯ ❂ ✯✰ ★✫❁✯ ❇★✫ ✪✮✯ ✰ ✯✩ ❈★ ✩✬✪✰✮★✫✯ ✩ ✯✩ ✷ ✯✫✸✮✸❄✯ ✰ ✮★ ✰ ★✫❁✯ ✸ ✬ ✪✱ ★✩ ✷ ✸ ✫✸✷ ✯ ❀✯❇ ❇★❇✸✩ ✸ ❇✯ ❀ ✸✱ ✸ ✫✬ ★ ✫ ❁✯ ✷ ✸ ✩ ❂✯✰ ★✿★ ❀ ✯ ✰✯ ✯✩✰ ★ ✫ ❁✯ ✽P ✪✰ ✱ ★✱ ✩ ❂✯ ✮★❀ ✯ ✰✱ ✯ ✩✯ ✯ ✩✮ ✫❉❃ ✫✯ ❇❊ ❋❈ ✪✰✯ ✩❄✯ ✩ ❂✯✷✯✫✸✱✸ ✱✸ ❇✯✩ ✯❁★❇★ ✩ ✮★✫ ✪✱ ✯❄✯✯ ✩ ✬★ ✬✯✮✸ ❁✪❃ ✯ ❄✯✫✪✱ ✷ ✸✷ ✪✰ ✪✩ ❃ ❉❀ ★❄✱ ★ ❀ ✪ ✫✪ ❄ ❘ ❙❚ ❯❱❲ ❳ ❨❩❱❬❘ ❂✯ ✩ ❃✬ ★ ✫✷ ✯✮✯ ✬ ✷ ✯ ❀✯❇
✫✪✯ ✩ ❃ ❀✸ ✩❃ ✰ ✪ ✮ ✸✩ ✷ ✪✱✬✫✸ ✬★✫✱★❈ ✪✬✽ ◗❀ ★❄ ✰✯✫★✩ ✯ ✸ ✬ ✪✶ ✮★ ✩★ ❀✸ ✬✸ ✯ ✩ ✸✩ ✸ ✷ ✸✱✪✱ ✪✩ ✪✩ ✬ ✪✰ ❇★ ❀✸❄✯✬ ❈✯ ❃✯ ✸ ❇✯✩ ✯ ✮★ ✩ ❃ ✯ ✫ ✪ ❄ ✷✯✫✸ ✰ ✯ ✫✯ ✰✬ ★ ✫✸✱ ✬✸ ✰ ✮★ ✰★✫ ❁✯ ✬ ★ ✫ ❄✯ ✷✯✮ ✰ ★✱ ✯ ✷✯✫✯ ✩✩ ❂✯ ✯✰ ✯ ✩ ❈✯❄✯ ❂✯ ✰ ★ ✫ ❁✯ ✮✯ ✷✯ ✫ ✪ ❇✯ ❄ ✮❉✬❉✩ ❃
❫
❴ ❵ ❛ ❜ ❝❞ ❝❡❢❣❤ ❢❤ ✐ ❥❜ ❥❡❢
❦ ❧ ♠ ❧♥♦ ♣♦ q ♠♦♠♦r♦ ♥ qs ts q ♠t ♠ ♣ts✉
✈ ✇ ①❧ ♠②❧ ♣q③t♦④ ⑤♣ ❧ ♠⑥♦⑦q③q⑧q⑧q ♠②♣❧⑨rq④q♣④q r q⑨t⑩q③④ ⑤♣⑤♠②③❧❶q ♠✇ ❷ ✇ ①❧ ♠②s q❸♦s⑤♠ r♦⑥♦♣ q♠② ②q④r q⑨t⑨q♣❹ ❺ ❻❺❼❽❺❾❿ ➀❼❺ ➁ ➂➃ ❾➄④❧s ❧⑨ ❸q✇
➅ ✇ ①❧ ♠②s q❸♦ ➆qs ♣⑤⑨ ➇➆qs ♣⑤⑨ r⑤ ⑩♦♠q ♠ r q♥ q⑩ s q⑨qs ♣ ❧⑨♦⑥♣♦ s ④❧s ❧⑨ ❸q ⑧q ♠② ⑦❧⑨③t⑦t ♠②q ♠ r ❧ ♠②q ♠
♣♦♠②s q♣s ❧⑥q rq⑨q♠ ♠⑧qqs q ♠⑦q③q⑧qs ❧⑨ ❸q✇
➈✇ ①❧ ♠❧ ♠ ♣ts q ♠④⑨⑤②⑨q⑩➉➅⑧q ♠②♣❧④q ♣④q r q♦♠ r t⑥♣⑨♦➊❦ ➋✇
❴ ❵ ➌ ➍❝❡❢ ➎✐ ❥❢ ➎➏ ❝❣❣ ❤❢❤✐ ❥❜ ❥❡❢
❦ ❧ ♠ ❧♥♦ ♣♦ q ♠♦ ♠♦r♦ ♥ qs⑥q ♠qs q ♠r♦❦ ➐✇➑♥r ❧⑨ ⑥➒♠ r⑤♠❧⑥♦ q✇➉ ❧②♦q ♣q ♠♣❧⑨ ⑥❧⑦t♣r♦♥qs ts q ♠r q♥ q⑩⑦❧ ♠♣ ts ⑥♣t r♦ s q⑥t⑥ r ❧ ♠②q ♠ ❸t⑩♥q③⑨❧⑥ ④ ⑤♠ r ❧ ♠⑥❧⑦q ♠⑧qs ❷➈⑨❧⑥④ ⑤♠ r ❧♠✇➊❧⑥ ④ ⑤♠ r❧ ♠ ⑩❧⑨t④qs q ♠④❧s ❧⑨ ❸q⑧q ♠② ⑦❧s ❧⑨ ❸qr♦⑦q②♦ q ♠④⑨ ⑤r ts⑥♦❦ ➐✇➑♥ r❧⑨⑥➒♠ r⑤♠❧⑥♦ q✇➓ qs ♣⑤⑨➇ ➆qs ♣⑤⑨s q⑨qs ♣❧⑨♦⑥♣♦ s④❧s ❧⑨ ❸q⑧q ♠②qs q ♠r♦ s q❸♦ ④q rq ④❧ ♠ ❧ ♥♦ ♣♦ q ♠♦♠♦ q r q♥ q③ ④❧ ♠②❧ ♣q③tq ♠ ④❧s ❧⑨ ❸q qs q♠ ⑦q③q⑧q➔ → ➣ ↔➣ ❼↕ ➙ s ❧ ♣⑨q⑩④♦ ♥ q♠s ❧⑨ ❸q➙④❧ ♠②q ♥q⑩q ♠
s ❧⑨ ❸qr q ♠r♦⑥♦④♥♦ ♠s ❧⑨ ❸q✇➛❧ r q ♠②s q ♠♦ ♠ r♦ s q ♣⑤⑨ ♣♦ ♠②s q ♣s ❧⑥q r q⑨q ♠④❧s ❧⑨ ❸qqs q ♠⑦q③q⑧qs ❧⑨ ❸q ⑩❧♥♦④t ♣♦ s ❧⑥q r q⑨q ♠ ♠⑧q♣❧⑨③q r q④➈❹❧⑩④q♣➄⑦q③q⑧qs ❧⑨ ❸q⑧q♦♣t⑦q③q⑧q➆♦⑥♦ s➙⑦q③q⑧q⑦♦⑤♥⑤②♦➙⑦q③q⑧q❧⑨② ⑤♠⑤⑩♦
➜ ➜➝➞ ➜➟ ➠➡ ➢ ➡ ➟ ➤➢ ➥➞ ➡ ➦➡
➧ ➨ ➩ ➫ ➭➯ ➭➲ ➭➳➵ ➸➺ ➭
➻➼ ➽➼ ➾➚➪ ➶➹ ➘➻ ➶➾ ➘➴ ➶➷➼➴ ➬➮ ➘ ➱ ➪➾ ✃ ➱➼➱➼➴ ➶ ➽➪❐❒➪ ➘➴ ➹➘❮ ❐
(
❰ Ï Ð❰ Ñ Ò➮ ➘Ó ➪Ô✃ Õ➱➼ ➴ Ô➼ ❐ Ö➼ × ➼➮ ➼ Ó ➪Õ ➘➼× ➱➪❮➪➽➼➱➼ ➼ ➴ ➷➼ ➴ ➬ ➾ ➪➴ ➘➾Ô✃ ➽ ➱➼ ➴ ❮➪➮ ➪➹➼ Õ➪➹ ➮➼ × ➼ Õ ➽ ➘➾➼ Ø➼➱Õ ➶➹ ➷➼ ➴ ➬ Ó➪❮ ➼➹ ➼ Ô ➪➹ ✃ ➹✃ Õ➼ ➴ ➮ ➘ ➬➼ ➾ Ô➼➹➱➼ ➴ Ó➪ Ô➼➬➼➘ ➮ ➶➾➘➴ ➶➷➼ ➴ ➬ Ô ➪➹➮ ➘➹➘ Ó➪Ù➼Ù➼➹Ò Ó➼➽➼ ❐ Ó➼Õ ✃ ➴ ➷➼ ➼ ➮ ➼ ➽➼ ❐ ➱ ➶➴ ➮ ➘Ó ➘ Õ ➘➮➼➱ ➼ ➾➼ ➴Ú Û Ü ÝÜ ÞßÑàá➪ ➽➼➘➴ ➘Õ✃ á➼➴ Õ➶Ó ➶Ú â ã ã äÑÙ✃ ➬➼➾ ➪➴Ù➪ ➽➼Ó ➱➼ ➴Ô➼ ❐ Ö➼Õ ➪➹ ➮➼ × ➼ ÕäØ➼➱Õ ➶➹Ô ➪➹ ➬ ➪➹ ➼➱➮ ➼ ➽➼ ➾Ó➼ Õ✃➱ ➪ Ó➼ Õ✃ ➼ ➴Ô ➪➹➼ ➴ Õ➼➘➷➼ ➴ ➬ ➾ ➪➴➷➪ Ô➼ Ô ➱➼ ➴ ➱➪❮➪ ➽➼➱➼ ➼ ➴ Ò ➷➼ ➱➴ ➘ ➽➘➴ ➬➱✃ ➴ ➬➼ ➴ Ò Ô➼ ❐ ➼➷➼Ò× ➪➹ ➼➽➼ Õ➼ ➴ ➮ ➼➴ ➾➼ ➴✃ Ó ➘➼à ➻➼➽➼➾ ➘➴➮ ✃ ÓÕ➘ åæ❒Õ ➪➹➮ ➼ ×➼ Õ ä Ø➼➱Õ ➶➹ ➷➼➴ ➬ ➮➼ × ➼Õ ➾ ➪➴Ù➼ ➮ ➘ × ➪➴ ➷➪ Ô➼ Ô Õ ➪➹Ù➼➮ ➘➴ ➷➼ ➱➪❮➪➽➼➱➼ ➼ ➴ ➼ Õ➼ ✃ × ➪➴ ➷➼➱ ➘Õ ➼➱ ➘Ô➼ Õ ➱➪➹Ù➼ ÚÛ Ü ÝÜ ÞßÑ➷➼➘Õ ✃Ø➼➱Õ➶➹Ø➘ Ó➘ ➱ÒÔ ➘ ➶ ➽➶ ➬ ➘ÒØ➼ ➼➽➱ ➪➹Ù➼➮ ➼ ➴× Ó ➘➱ ➶Ó ➶ Ó ➘➼➽à
➧ ➨ ➩ ➨ ➩➫ç èçé çêë ìëí
î➼❐ ➼➷➼ Ø➘ Ó➘ ➱➼ ➮ ➼ ➽➼ ❐ Ô➼ ❐➼➷➼ ➷➼ ➴ ➬➮ ➘❐ ➼ Ó ➘➽ ➱➼➴ ➶➽ ➪❐ ➪➴ ➪➹➬ ➘➮➼ ➴ Ô➪➴ ➮ ➼ Ó ➪➹ Õ➼❐✃ Ô✃ ➴ ➬➼ ➴ ➮ ➘➼ ➴ Õ➼➹ ➼ ➱➪➮ ✃ ➼➴➷➼ Úå➼ ➾➼ ➮ ❐➼ ➴ ➮ ➼ ➴ ï➘ Ó ➷➼ ❐ Ò â ããÏÑà î➪ Ô➪➹ ➼× ➼ ❐ ➼ ➽ ➷➼ ➴ ➬ Õ ➪➹➾➼Ó✃ ➱ ➱ ➪ ➽➶➾× ➶ ➱ ➘➴ ➘ ➼ ➮ ➼ ➽➼ ❐ ➱➪ Ô ➘Ó ➘➴ ➬➼ ➴ Ò➹➼ ➮ ➘➼Ó ➘Ú➘ ➶➴ ➘ Ó➼Ó ➘Ò➬➪ ➽ ➶➾Ô➼ ➴ ➬➪ ➽➪ ➱Õ➹➶➾➼➬➴ ➪Õ ➘ ➱ÑÒ×➼ ➴ ➼ÓÒ➮ ➘➴ ➬ ➘➴ Ò ➬➪Õ➼ ➹ ➼➴➮➼ ➴Õ➪ ➱➼ ➴ ➼ ➴ á➪ ➽➼➘➴
➘Õ ✃ ÒÔ➼ ❐ ➼➷➼ ➘➴ ➘Ù✃ ➬➼ Ô➘ Ó➼➮ ➘ ➱➼ ➹➪➴➼➱➼ ➴× ➪➴ ➼➴ ➬➼ ➴➼ ➴ ð ñ ñß Ûñ ò ó ô õ ôô ö÷ øð ➷➼ ➴ ➬ Ô✃ ➹ ✃ ➱Úï➴ ➶➴ ➘➾ Òâ ã ãâÑà æ➼➮ ➼➘➴ ➮ ✃ ÓÕ➹➘åæ❒ÒÔ➼ ❐ ➼➷➼Ø ➘Ó ➘➱➷➼ ➴ ➬Õ ➪➹Ù➼ ➮ ➘Ó➪ Ô➼➬➘➼ ➴Ô ➪ Ó➼ ➹➮ ➘Ó ➪Ô➼Ô ➱➼ ➴➶ ➽➪❐× ➪➴ ➬➼➹ ✃ ❐➽ ➘➴ ➬ ➱✃ ➴ ➬➼ ➴➮➼ ➴ ➱➶➴ ➮ ➘Ó ➘➱ ➪➹Ù➼à
➧ ➨ ➩ ➨➧➫ç èçé ç➫ëù úù ûë
î➼❐ ➼➷➼ Ô ➘➶ ➽➶ ➬ ➘Õ ➪➹✃ Õ ➼➾➼ Ô ➪➹ ➼Ó➼➽➮ ➼➹➘➘➴ Ø ➪ ➱Ó ➘➼Õ ➼✃➹ ➪➼➱ Ó➘➼➽➪➹➬➘àî➪ Ô ➪➹ ➼ ×➼❐ ➼➽➷➼ ➴ ➬➾ ➪➹ ✃ × ➼➱➼ ➴ ➱➪ ➽ ➶➾ × ➶➱➘➴ ➘Õ➪➹➾➼Ó✃ ➱ü➘➹ ✃ Ó ÒÔ➼➱Õ ➪➹ ➘ ÒÙ➼ ➾ ✃➹➮ ➼ ➴➶➹ ➬➼ ➴ ➘Ó➾ ➪➽➼➘➴➴➷➼Ú ï➴ ➶➴ ➘➾ Òâ ã ãâÑàî➼ ❐ ➼➷➼Ô ➘ ➶➽ ➶ ➬ ➘ Õ ➪➹ Ó ➪ Ô✃ Õ ➮ ➼ ➽➼ ➾ ➘➴ ➮✃ ÓÕ➹➘ åæ❒ Ô ➘➼Ó➼ ➾✃➴ ❮ ✃ ➽ ➮➼ ➹➘ ➮ ➼➬ ➘➴ ➬ ➘Õ✃ Ò ➮ ➼ ➹➼ ❐ ➮ ➼ ➴ ➽➘➾ Ô➼ ❐ Õ ➪➹ ➴➼➱à ❒➼➽ ➘➴ ➘
➮ ➘ ➱➼ ➹➪➴➼➱➼➴ Ô➼➬ ➘➼ ➴ ý Ô➼➬ ➘➼ ➴ Õ ➪➹ Ó ➪ Ô✃Õ ➾ ➪➹✃ × ➼➱➼ ➴ ➾ ➪➮ ➘➼ ➷➼ ➴ ➬ Ô➼ ➘ ➱ Ô➼➬ ➘ Ô➼➱Õ ➪➹ ➘ ✃ ➴Õ ✃ ➱Õ ✃ ➾ Ô✃ ❐ Ó✃ Ô✃ ➹à
î➪Ô ➪➹➼ × ➼× ➼ Õ➶➬ ➪➴➷➼ ➴ ➬Ó ➪➹➘➴ ➬➾✃ ➴ ❮ ✃ ➽➷➼➘Õ ✃ þÜÿ ñ ø
e
ÿÿÜóö ö✁ ✂➹➶ÓÕe
✄Üÿ ☎✆❰ Ï ✝ ✝Ñ ✆E
óc
Ûe
Þ÷ ✞Û÷Üc
ñ ÿ÷➮ ➼ ➴ ✟ ÷ó ✄ ôÞ÷Ü Üøñc
✠✄ ñ ðe
øe
ó÷ óÚ á➼Ø➶ ÓÒâ ã ã✡Ñ ☎E
☎c
ñ ÿ÷➾ ➪➹ ✃× ➼➱➼➴➼ ➴ ➬ ➬➶Õ➼ ➱➪ ➽ ➶➾× ➶ ➱➾ ➘ ➱➹➶ Ø➽ ➶➹ ➼ ➷➼ ➴ ➬✃ ➾✃ ➾➴ ➷➼Õ➘➮ ➼➱Ô ➪➹Ô➼❐ ➼➷➼➮ ➼ ➴Õ ➪➹ ➮➼ × ➼Õ×➼ ➮ ➼Ó➼➽✃➹ ➼ ➴× ➪➴ ❮ ➪➹ ➴ ➼➼ ➴➾➼ ➴ ✃ Ó➘➼➮➼ ➴❐ ➪Ö➼ ➴Ô➪➹ ➮➼ ➹ ➼❐× ➼ ➴ ➼ Ó➽➼ ➘➴ ➴ ➷➼➮ ➼➴ Ó ➼ × ➘Ó➼ ➼Õ➘➴ ➘Ó✃ ➮ ➼ ❐➾ ➪➴Ù➼ ➮ ➘ ➹ ➪ Ó ➪➹ü➶➘➹✃ Õ➼ ➾➼ Ô➼➬ ➘➾ ➘ ➱➹➶ Ô➼Õ ➪➹ Ó ➪ Ô✃ÕÕ➪➹ ✃ Õ➼ ➾➼ ✃➴ Õ ✃ ➱Ó× ➪ Ó ➘➪ Ó
E
☎c
ñ ÿ÷☛❰✡ ☞ ✌ ❒☞Ú î➪ ➽ ➽Òâ ããâÑàî➼➱Õ ➪➹ ➘➘➴ ➘➾➼ ➾× ✃Ô ➪➹Õ ➼❐ ➼ ➴➮ ➘➮ ➼➽➼ ➾Õ➼ ➴ ➼❐ ➮➼ ➴Õ ✃ Ô✃❐ ❐ ➪Ö➼ ➴➮➼➽➼ ➾ Ù➼ ➴ ➬ ➱➼Ö➼➱Õ ✃ ➷➼ ➴ ➬➽➼ ➾➼Úî➶ ➽Õ ➶➴
e
✄Üÿ☎ ✆ ❰ Ï Ï ÏÑà➚➘➮ ➼➱➮ ➘× ➪➹➽✃ ➱➼ ➴Ù✃ ➾ ➽➼ ❐Ó➪ ➽➷➼ ➴ ➬Ô➼ ➴ ➷➼➱✃ ➴ Õ✃ ➱➮➼ × ➼Õ➾ ➪➾ ➘❮ ✃Õ ➪➹Ù➼➮ ➘➴ ➷➼➘➴ Ø ➪ ➱ Ó➘× ➼ ➮➼➾➼➴ ✃ Ó➘➼ ➮➼ ➴❐ ➪Ö➼ ➴Ú ✍❐➼ ➹ÕÒâ ã ã ãÑàþÜÿ ñ ø
e
ÿÿÜ ➼ ➮ ➼ ➽➼ ❐ Ô➼ ➱Õ➪➹➘ Ô➪➹Ô➪➴ Õ✃ ➱ Ô➼ Õ➼ ➴ ➬Ò Ø➽➼➬➪ ➽➼ Õ➼Ò ÓÕ ➼ ➘➴ ➬➹ ➼ ➾ ý ➴ ➪ ➬➼ Õ ➘Ø ➮ ➼ ➴ ➮ ➘➱ ➪Õ➼ ❐ ✃ ➘ ➾ ➪➴➷➪ Ô➼ Ô ➱➼ ➴ × ➪➴ ➷➼➱➘Õ × ➼ ➮➼ ➾➼ ➴ ✃ Ó➘➼Ò❐ ➪Ö➼ ➴ ➮➼ ➴ ✃ ➴ ➬ ➬➼Óà þÜÿ ñ øe
ÿÿ ñó ÷ó Ú➷➼ ➴ ➬ ➬➪Ù➼ ➽➼ ➴ ➷➼ ➮ ➘Õ➼ ➴ ➮ ➼ ➘➮ ➪➴ ➬➼➴➾✃➼➽ Ò➾✃ ➴ Õ➼ ❐➮ ➼ ➴➮ ➘➼ ➹ ➪Ñ➷➼➴ ➬× ➼➽➘➴ ➬✃ ➾✃ ➾➼ ➮➼➽➼❐× ➪➴ ➷➼ ➱ ➘Õ➷➼ ➴ ➬➮ ➘Ó ➪ Ô➼Ô ➱➼ ➴ ➶➽ ➪❐➶➹➬➼➴ ➘Ó➾ ➪à ✎ ➪ ➬➼ ➹➼ ý ➴ ➪ ➬➼ ➹➼ ➮ ➪➴ ➬➼ ➴ Ó➼ ➴ ➘Õ ➼ Ó ➘ Ô✃➹ ✃ ➱➾ ➪➴ ➬➼➽➼ ➾ ➘ ➘➴ Ó➘➮ ➪➴ þÜÿ ñ ø
e
ÿÿ ñ ó÷ ó ➷➼ ➴ ➬ ➽➪ Ô ➘❐ Õ ➘➴ ➬ ➬➘àæ➪➴ ➷➼➱➘Õ ➮ ➪➾➼ ➾ Õ➘× ✃ Ó Õ ➪➹Ù➼ ➮ ➘ ➱➪Õ ➘ ➱➼ Ó➪ Ô➼➬ ➘➼ ➴ ➶➹➬➼ ➴ ➘Ó➾ ➪ þÜÿ ñ øe
ÿÿÜ ➷➼ ➴ ➬ Õ ➘➮ ➼ ➱ Õ➪➹Ô✃ ➴ ✃❐ ➶➽➪❐ ➱➪Õ➼ ❐ ➼ ➴➼ ➴➱➪ ➱ ➪ Ô➼➽➼ ➴ Õ✃ Ô✃❐ ➾➼ ➴✃ Ó ➘➼ Ô➘➼Ó➼ Ú Ü
c
Þñ öÛ Üðe
óe
ÿ Ñà ✏➘ ➱➹➶ ➶➹➬➼ ➴ ➘ Ó➾ ➪ Õ ➪➹ Ó ➪ Ô✃Õ ➱➪➾✃ ➮ ➘➼ ➴ ❐ ➘➮ ✃ × ➮ ➼ ➴ Õ✃ ➾ Ô✃ ❐➮ ➼ ➽➼➾➽ ➘➾× ➼➾➼ ➴ ✃ Ó➘➼ Ò❐ ➼Õ➘Ò➮➼ ➴➶➹➬➼ ➴➽➼➘➴ ➴ ➷➼➮ ➼ ➴➮ ➼ ×➼Õ➾ ➪➴❮ ➼ × ➼ ➘➮ ➼ ➹➼ ❐Ú✑Üc
✄ôÞe
÷ÜÑÚ➻➼ü➘ ÓÒâ ã ãÏÑà
✔ ✕✖ ✗✘✙✚✖✛ ✗✜✢✘✘ ✣✘✤✖ ✥✖✗✤✘✗✜ ✕✦ ✛✖✣✤✘✗✖ ✣ ✖ ✧ ★✥ ✜✢✖ ✘✢ ✖ ✣
y
✖ ✣ ✩✗ ✜✢ ✪✜✕✖ ✢★✛✫ ✗✫✢ ✖ ✣✧✜w
✖ ✣✬ ✜✢✗✖✤✖✩✘ ✣ ✩✗✜✢✣ ✖✛ ✕✖ ✦ ✥ ✦✣ ✦✣ ✩✩✖✬✙ ✚✖✛✗ ✜✢ ✘ ✘✣ ✘✭ ✘ ✬✖ ✕✖✬✘✧ ✤✖✥✖✗ ✗✦ ✕✭ ✦ ✧ ✥✖✤✖ ✬✦ ✧ ✦ ✢✜✣ ✤✖✧ ✧✘✣ ✩ ✩✖ ✮°C. Gejala awal
✯✰ ✱✲ ✳✴✰✵ ✱✰✱
seperti gejala flu, demam berkepanjangan dan kaku di tengkuk dengan/tanpa gangguan
saluran cerna (diare, mual, muntah) (Syamsir, 2009).
✶ ✷ ✸ ✷ ✸✹ ✺✻ ✺✼ ✺✽ ✾ ✿❀ ❁❀ ❂❃
Husein dan Sarsono (2006) menjelaskan ergonomi merupakan pendekatan ilmiah interdisiplin
dari penerapan prinsip-prinsip perilaku manusia untuk perancangan
sistem manusia-mesin yang
diarahkan pada penyesuaian terhadap mesin dan peralatan bantu untuk memperbaiki performan
dengan kondisi yang aman, nyaman, efisien, sehat dan selamat dalam bekerja. Menurut Sander (1987)
ergonomi adalah suatu aplikasi ilmu pengetahuan yang memperhatikan karakteristik manusia yang
perlu dipertimbangkan dalam perancangan dan penataan sesuatu yang digunakan sehingga antara
manusia dengan benda yang digunakan tersebut terjadi interaksi yang lebih nyaman dan efektif.
Bahaya dari golongan ini biasanya disebabkan oleh desain, layout serta aktivitas kerja yang buruk.
Beberapa contoh masalah ergonomi diantaranya desain kerja, tata letak ruangan dan penanganan
bahan (Anonim, 2002)
✶ ✷ ✸ ✷ ✶✹ ✺✻ ✺✼ ✺❄❅❃❆❀❅❀❅❃✺❇
Menurut Caplan (1984) faktor-faktor psikososial adalah interaksi yang terjadi di antara dan di
tengah-tengah lingkungan kerja, isi pekerjaan, kondisi organisasi dan kapasitas serta kebutuhan
pekerja, budaya dan pertimbangan-pertimbangan pribadi dengan pekerjaan yang berlebih, melalui
persepsi dan pengalaman kerja serta pengaruh pada kesehatan, kineja dan kepuasan kerja.
Faktor-faktor psikososial tersebut perlu mendapat perhatian karena perusahaan harus menyadari bahwa
pekerja alaminya merupakan manusia yang memiliki sisi psikologis (Sitaniapessy, 2000). Rahardjo
(2005) menyebutkan dua alasan penting faktor psikososial perlu diperhatikan, (1) terpenuhinya sisi
psikologis pekerja akan membantu mereka untuk tetap focus bekerja serta menjaga kestabilan
motivasi mereka; (2) perlu adanya kejelian dalam menentukan perhatian, apalagi untuk pekerjaan
yang memiliki resiko tinggi dalam beban kerja.
Johansson & Rubenowitz (1996) menjabarkan beberapa faktor psikososial yang mempengaruhi
kinerja di dalam lingkungan kerja, yaitu :
1)
Pengaruh dan kontrol pekerjaan
Hal-hal tertentu yang dapat dilihat yaitu pengaruh tingkatan kerja, metode kerja, alokasi kerja dan
kontrol teknis serta pengaruh peraturan kerja.
2)
Iklim terhadap penyelia
Iklim yang tampak dan dapat dijadikan parameter yaitu kontak dengan penyelia saat meminta
masukan ataupun ketika mengungkapkan masalah terkait pekerjaan, ketika penyelia memberikan
pertimbangan sudut pandang tertentu dan memberikan informasi yang dibutuhkan serta iklim
berkomunikasi dalam organisasi atau perusahaan.
3)
Rangsang dari pekerjaan itu sendiri
❈ ❉ ❊ ❋ ●❍ ●■ ❏❑■▲▼■ ❏❑■◆▼❖❑ ■❖▼ ◆ P❑
◗▼❍ ▼ ◆❑❘❑ ❙❑ ❚ ❑■ ❏
y
❙❑ ◆●❯ ▲❱ ❘▼ ◆❙ ❑ ❲❱❖❑■ ▲❱❑■❲❑ ◆❑■❑y
❙ ●❍ ● ■ ❏❑■ ▲❑■ ❖❳ ■❲ ❑❖ ▲▼■ ❏❑■ ◆▼❖❑■ ❖▼ ◆ P❑ ❨❘▼❩❍ ❱ ❬❑ ◆❑ ❑■ ❲▼■❲❑■ ❏ ❙ ❑❚❭❙ ❑❚
y
❑■ ❏ ❍ ▼◆❖❑❱ ❲❑■ ▲▼■ ❏❑■ ❘▼❖▼◆P❑ ❑■ ▲▼■ ❏❑■ ◆▼❖❑ ■ ❖▼ ◆P❑❨ ❘▼◆ ❚●❑ ❯❑■ ❘▼■ ❏❑❚ ❑❩❑■ ▲❑❚ ❑❩❯●❑ ❯❑■❑ ❖▼ ◆ P❑y
❑■❏ ❩▼■▼■❑y
■ ❏❖❑■ ❨▲❱ ❯ ❖ ●❯❱ ❲▼■❲❑■❏ ❩❑ ❯❑ ❚❑ ❙y
❑■ ❏❍ ▼◆❖❑ ❱ ❲❑■ ▲▼■ ❏❑■❘▼❖▼ ◆P❑ ❑ ■▲❑■❘▼■ ❏❙ ❑ ◆❏❑ ❑■◆ ▼❖❑■❖▼ ◆P❑❯▼ ❍ ❑❏❑ ❱❯ ▼ ❳◆ ❑■ ❏❲▼❩❑■y
❑■❏❍ ❑❱❖❑❲ ❑●❍ ● ❖❑■❪❫ ❊ ◗▼ ❍❑■❖▼ ◆P❑❯▼❬❑◆ ❑❘❯ ❱❖❳ ❚ ❳ ❏❱ ❯
❋❑❚❭❙❑ ❚ ❑■ ❏
y
❩▼■ ▲❑❘❑ ❲ ❘▼ ◆❙ ❑ ❲❱ ❑ ■ ▲❱ ❑ ■❲ ❑◆ ❑ ■❑y
❯ ❲◆ ▼❯ ❯ ❖▼◆P❑❨❍ ▼ ❍❑■ ❖▼◆P❑❨ ❘▼■❱■ ❏ ❖❑ ❲❑■ ❘▼◆ ❑ ❯❑ ❑■ ❚▼ ❚❑ ❙ ▲❑■ ❖▼P▼ ■ ●❙ ❑■ ❯▼ ❲▼ ❚❑ ❙ ❍▼❖▼◆P❑❨ ❖▼❩● ■ ❏ ❖❱■❑■ ❑ ▲❑■❑y
w
❑ ❖❲● ● ■❲● ❖ ◆▼ ❚❑❖❯ ❑❯ ❱ ▲❑■ ❩▼ ■▼■❑■❏ ❖❑■❘❱❖❱ ◆❑■❯ ▼◆ ❲❑❍▼ ❍ ❑■❩▼ ■❲ ❑❚▲❑ ◆❱❘▼❖▼ ◆ P❑❑■❱❲●❯▼■ ▲❱ ◆❱❪❴ ❵ ❴ ❛❜
CELAKAAN KERJA
❝● ❏▼ ■ ❏❞ ❡ ❢ ❢❫❊❩▼■ P▼ ❚❑ ❯❖❑■❍ ❑❙❑
w
❖▼❬▼ ❚ ❑❖❑ ❑■❖▼ ◆ P❑❑▲❑❚ ❑ ❙❯●❑❲●❖▼P❑▲❱❑■❑❲ ❑●❘▼◆ ❱ ❯❲ ❱❑w
y
❑ ■ ❏ ❲ ❱ ▲❑❖ ▲❱❱■❏❱ ■ ❖❑■y
❑ ■ ❏ ❩▼ ◆● ❏❱❖❑■ ❲ ▼◆ ❙❑▲❑❘ ❩❑■ ●❯ ❱❑❨ ❩▼ ◆●❯❑❖ ❙ ❑◆ ❲❑ ❍ ▼■▲❑ ❑ ❲❑● ❖▼◆● ❏❱ ❑■ ❲▼ ◆❙ ❑▲❑❘ ❘◆ ❳ ❯▼ ❯❪ ❣❱❖❑ ❖▼❬▼❚ ❑❖❑ ❑■❲ ▼◆P❑▲❱❩❑❖❑❑❖❑■❩▼■y
▼❍ ❑ ❍ ❖❑■❖▼❖❑ ❬❑●❑■❘◆❳ ❯▼ ❯❘◆ ❳ ▲ ● ❖❯ ❱❪ ❤▼❬▼❚ ❑❖❑ ❑ ■❱ ■❱❍ ❱ ❯❑ ▲❱❲ ❱ ❩❍ ●❚ ❖❑■❳❚ ▼ ❙❘▼ ◆❱ ❚❑❖ ●❘▼❖▼ ◆ P❑❑ ❲❑● ❘ ●■❘▼■ ❏❑ ◆●❙❚ ❱ ■ ❏ ❖ ● ■ ❏❑■❖▼ ◆ P❑❪ ❝▼❬❑◆ ❑ ● ❩● ❩❖▼ ❬▼ ❚❑❖❑❑■ ❖▼ ◆P❑▲❱ ❍❑❏❱❩▼■ P❑▲❱❡❏❳❚ ❳ ■ ❏❑■ ❨
y
❑❱ ❲ ●:
1)
Kecelakaan industri (
✐ ❥ ❦❧ ♠ ♥♦✐ ♣ q♣ rr ✐❦s ❥ ♥) yaitu kecelakaan yang terjadi di tempat kerja karena
adanya sumber bahaya atau bahaya kerja.
2)
Kecelakaan dalam perjalanan (
r t ✉✉❧ ❥✐ ♥✈♣r r ✐ ❦ s ❥ ♥) yaitu kecelakaan yang terjadi di luar tempat
kerja yang berkaitan dengan adanya hubungan kerja.
Menurut Mangkunegara (2001), terdapat beberapa sebab yang memungkinkan terjadinya
kecelakaan dan gangguan kesehatan pekerja, yaitu :
1)
Keadaan tempat lingkungan kerja
a)
Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya kurang diperhitungkan
keamanannya
b)
Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak
2)
Pengaturan udara
a)
Pergantian udara di ruang kerja yang kurang baik
b)
Suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya
3)
Pengaturan penerangan
a)
Pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang kurang tepat
b)
Ruang kerja yang kurang cahaya
4)
Pemakaian peralatan kerja
a)
Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak
b)
Penggunaan mesin dan alat elektronik tanpa pengaman yang baik
5)
Kondisi fisik dan mental pegawai
a)
Kerusakan alat indera dan stamina pegawai yang tidak stabil
b)
Emosi pegawai yang tidak stabil, kepribadian pegawai yang rapuh, cara berpikir dan
kemampuan persepsi yang lemah, motivasi kerja rendah, sikap pegawai yang ceroboh dan
kurang pengetahuan dalam penggunaan fasilitas kerja terutama yang membawa resiko
bahaya
2.3
FAKTOR DOMINAN DALAM KARAKTERISTIK PEKERJA
✇ ① ②③ ④ ②⑤ ⑥ ⑦⑧ ⑥③ ⑨ ⑩ ❶❷ ❸❹❺ ❻ ❼❺ ❽ ❾❿ ②➀ ⑥➀①⑧ ⑥③ ⑨➁ ➂ ➃❹ ➃➄➅ ❽❾ ❿ ② ⑥⑦ ➆➇ ⑥③ ⑨➈ ⑩ ➃❹ ❹❽ ➉ ⑥③ ➊➇ ❿ ⑥ ① ⑨➁ ➄ ➄ ➃➄➋❻ ❺ ❽ ➌ ➍➀ ①⑥⑤ ⑦ ⑥➆ ➉➇ ⑥⑤⑥➊❾➉⑥ ① ⑥⑤➉➇ ➎ ⑥➉➇❿ ⑥③➊⑥ ➆⑥ ⑦➊⑥⑤ ⑧⑥➏ ⑧ ⑥③➉⑥ ➆⑥➀➀ ②③➇➆⑥➇❿ ⑥➐ ⑥❿⑤②➐➇➊⑤ ➇❿➊② ➑➐ ⑥③ ④①②❿ ②➐➎⑥ ➌
2.3.1 Pengetahuan Pekerja
➒ ➑⑤➑⑥⑤ ➀ ➑ ➎➑ ⑨➓ ➔➔ →❽ ➉ ⑥➆ ⑥➀ ➣⑧ ↔ ⑥➐➑❿ ⑦ ⑥ ⑦ ⑨➓➔ ➔ ↕❽ ➀ ②③ ➎② ➆ ⑥➊❿ ⑥③ ➙ ⑥ ⑦
w
⑥ ① ②③ ④ ②⑤⑥ ⑦⑧ ⑥③ ➀ ②➐ ⑧ ① ⑥❿ ⑥③ ⑦ ⑥ ➊➇➆ ⑤⑥⑦⑧ ➊ ②➊ ② ➑➐⑥③④ ➉ ⑥③ ⑦ ⑥ ➆ ⑤ ②➐➊②➙ ⑧⑤ ➀⑧ ③➏ ⑧ ➆ ➊②⑤ ② ➆ ⑥⑦ ➇ ③ ➉➇➇ ➉⑧v
⑤②➐➊ ②➙ ⑧ ⑤ ➀ ②➆ ⑥❿⑧ ❿ ⑥③ ① ②③ ④➇ ③ ➉➐⑥ ⑥③ ⑤②➐ ⑦ ⑥➉ ⑥ ① ➊⑧ ⑥⑤⑧ ➑➙ ➎②❿ ⑤ ②➐⑤②③⑤ ⑧ ➌ ➣⑧ ↔ ⑥➐➑❿ ⑦ ⑥ ⑦ ⑨➓ ➔ ➔ ↕❽ ➀ ②③ ⑥➀➙ ⑥ ⑦❿ ⑥③ ➙ ⑥⑦w
⑥ ↔⑥❿ ⑤ ➑➐ ➛↔ ⑥❿⑤➑➐y
⑥③ ④ ➀②➀ ① ②③ ④ ⑥➐ ⑧ ⑦➇ ① ②③④ ②⑤ ⑥ ⑦⑧ ⑥③ ➉➇⑥③ ⑤⑥➐⑥③⑥y
① ②③ ④ ⑥ ➆⑥➀ ⑥③ ➇ ③ ➉➇➇➉⑧v
⑤ ②➐ ⑦ ⑥ ➉ ⑥①➊ ② ➊⑧ ⑥⑤⑧ ➑➙ ➎②❿ ➉ ⑥③➇ ③ ↔➑➐ ➀ ⑥➊➇y
⑥③ ④ ➉➇ ⑤ ②➐ ➇➀ ⑥➑ ➆② ⑦➇③ ➉➇➇ ➉⑧
v
⑤ ②➐ ⑧⑤⑥➀ ⑥ ⑤②③⑤⑥③ ④ ① ②③ ➏ ②④ ⑥ ⑦⑥③❿ ②➏ ② ➆⑥❿ ⑥⑥③ ❿ ②➐➎⑥➇ ③ ➉⑧ ➊⑤➐ ➇ ➌➜ ⑥③⑤➑➊ ➑⑨➓➔ ➔ ➝ ❽ ➀②③y
②➙ ⑧⑤ ❿ ⑥③ ➙ ⑥ ⑦w
⑥ ➞ ➔ ➛➞ ➟%
❿ ②➏②➆ ⑥❿ ⑥ ⑥③ ➉➇ ➊②➙ ⑥➙ ❿ ⑥③ ➑ ➆② ⑦ ↔⑥❿ ⑤ ➑➐ ➀ ⑥③⑧ ➊➇ ⑥ ➌ ➜ ⑥ ➆⑥ ⑦ ➊ ⑥⑤⑧ ⑧ ③ ➊⑧ ➐y
⑥③ ④ ➉➇➊②➙ ⑧⑤ ❿ ⑥③⑥ ➉ ⑥➆ ⑥⑦❿ ⑧➐⑥③ ④③⑥y
① ②③ ④ ②⑤ ⑥ ⑦⑧ ⑥③① ②❿ ②➐ ➎ ⑥❾➉➇ ⑥③ ⑤ ⑥➐ ⑥③y
⑥:
1)
Kurang orientasi
2)
Kurang latihan memahami tombol-tombol (petunjuk lain)
3)
Kurang latihan memahami data
4)
Salah pengertian terhadap suatu perintah
Lionberger dan Gwin (1982) menyatakan bahwa pengetahuan merupakan informasi yang
diperoleh seseorang dari berbagai sumber yang ada di sekitarnya. Informasi tersebut nantinya akan
menghasilkan 3 macam efek yaitu menyangkut kognitif, afektif dan konatif. Sedangkan Bloom dalam
Padmowihardjo (1991) menambahkan bahwa pengetahuan merupakan kemampuan seseorang yang
berada pada kawasan kognitif yang dapat dikembangkan melalaui proses pendidikan belajar.
Pengetahuan (
⑩ ❶❷ ❸❹ ❺ ❻ ❼❺) adalah hierarki pertama dalam taksonomi tujuan pendidikan kawasan
kognitif dengan hierarki selanjutnya adalah
➠❷ ➡➢ ❺ ➤❺h
❺ ❶➈➃❷ ❶➥ ➁ ➢➢ ❹ ➃ ➠➁ ➄ ➃❷ ❶➥ ➁ ❶➁ ❹➅ ➈➃➈ ➥ ➈➅❶ ➄➦❺ ➈ ➃➈dan
❺➧➁❹➋➁ ➄ ➃❷ ❶
.
2.3.2 Keterampilan Kerja
Menurut Haigh (1996) terdapat beberapa konsep yang harus dilibatkan dalam pengembangan
keterampilan diantaranya komunikasi, manipulasi, berpikir secara bebas, kemampuan kerja sama,
seperangkat proses ilmiah, dan identifikasi, relevansi serta penerapan konsep-konsep. Selain itu juga
perlu melibatkan ranah afektif yang perlu dikembangkan, mencakup minat, keterlibatan dan aplikasi.
Gagne (1967) dalam Romlah (2009) membagi keterampilan proses menjadi dua kelompok besar, yaitu
keterampilan dasar dan keterampilan terintegrasi. Keterampilan dasar meliputi observasi, pengukuran,
membuat inferensi, membuat prediksi, mengelompokkan, mengumpulkan data, dan mencatat data.
Sedangkan keterampilan terintegrasi meliputi menafsirkan data, mengendalikan variabel, membuat
definisi operasional, dan merumuskan hipotesis.
➨
Gambar 1. Kelompok keterampilan awal (
➩ ➫➭ ➯ ➫➲ ➳) (Romlah, 2009)
2.3.3 Disiplin Kerja
Nitisemito (1996) menjelaskan bahwa disiplin kerja merupakan sikap dan tingkah laku yang
sesuai dengan peraturan-peraturan perusahaan baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Menurut
Hasibuan (1995), disiplin merupakan kesadaran dan kesediaan orang-orang untuk mentaati peraturan
perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Dari kedua definisi di atas, terdapat persamaan
bahwa disiplin kerja merupakan bentuk dari kesediaan melakukan sesuatu sesuai dengan kesepakatan
atau peraturan yang ada. Hal tersebut muncul dari dalam diri seseorang, maka kemauan untuk
mengikuti peraturan ini akan terpola dan membentuk pribadi yang sadar akan perilaku yang
dilakukannya.
Terdapat beberapa indikator dalam menentukan kedisiplinan seseorang. David (1994) mencoba
menjabarkan hal-hal yang dapat menjadi indikator disiplin kerja, diantaranya :
1)
Kehadiran
2)
Jam kerja
3)
Tanggung jawab
4)
Tingkah laku ketika bekerja
5)
Ketidakjujuran
2.3.4 Pengalaman Kerja
Pengalaman kerja merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan serta keterampilan
sebagai akibat dari keterlibatan dari suatu kegiatan produksi (Manulang, 1984). Pengalaman kerja ini
menjadi modal bagi pekerja dalam melaksanakan tugasnya. Pekerja yang berpengalaman dapat
melaksanakan pekerjaannya dengan baik dan aman. Handoko (1990) menyatakan terdapat beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi pengalaman kerja karyawan, diantaranya :
1)
Latar belakang pribadi, mencakup pendidikan, kursus, latihan, bekerja. Hal ini untuk
menunjukkan apa yang telah dilakukan seseorang di waktu yang lalu
2)
Bakat dan minat, untuk memperkirakan minat dan kapasitas atau kemampuan seseorang
3)
Sikap dan kebutuhan (
➭ ➫ ➫➵➫➲➸ ➺➩ ➭➻ ➸ ➻➺ ➺ ➸➩) untuk meramalkan tanggung jawab dan wewenang
seseorang
4)
Kemampuan – kemampuan analitis dan manipulatif untuk mempelajari kemampuan penilaian dan
penganalisaan
5)
Keterampilan dan kemampuan tehnik, untuk menilai kemampuan dalam pelaksanaan aspek –
aspek tehnik pekerjaan
OBSERVASI
HIPOTESIS
MEMUNCULKAN
PERTANYAAN
PERENCANAAN
➼ ➽ ➾➚ ➪ ➶➹ ➘➴ ➷ ➷➬ ➮ ➱ ➶✃
y
➶ ❐ ❒➪ ❮❰ ✃ ❐❰ Ï❰w
➪ ➶➹ Ð❰ Ñ ❰➪ Ñ ❒ Ò❰ ❐ ➶ ❐ ➶➹❰ Ñ❰ Ï ❰ Ò ❰ ✃ Óy
Ð❰ Ñ ❰➪ ➱➶✃ ➶✃ ➪ ❒ ❮❰✃ ❐ ➶➹Ñ ➶✃ Ó❰Ò❰➱❰ ✃➪ ÔÐ❰❮✃❰y
➚➶ ➾➹ ❰ ✃ Ó❮❰ ➹❰y
❰ ✃w
y
❰ ✃ Ó➚ ➶ ❮❰ Ò Ô Ó❒➚➚ ➶ ❐❰Ó❰ÔÔ✃Ð Ô ❮❰ ➪➾➹Ñ ➶✃ Ó❰ Ò❰ ➱❰ ✃❮ ➶➹ Õ❰y
❰Ô➪❒:
1)
Lama waktu/ masa kerja, merupakan ukuran lama waktu atau masa kerja yang telah ditempuh
seseorang dapat memahami tugas – tugas suatu pekerjaan dan telah melaksanakan dengan baik
2)
Tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. Dalam poin ini, pengetahuan merujuk pada
konsep, prinsip, prosedur, kebijakan atau informasi lain yang dibutuhkan oleh karyawan.
Pengetahuan juga mencakup kemampuan untuk memahami dan menerapkan informasi pada
tanggung jawab pekerjaan. Sedangkan keterampilan merujuk pada kemampuan fisik yang
dibutuhkan untuk mencapai atau menjalankan suatu tugas atau pekerjaan
3)
Penguasaan terhadap pekerjaan dan peralatan. Tingkat penguasaan seseorang dalam pelaksanaan
aspek – aspek tehnik peralatan dan tehnik pekerjaan
2.4
RUMAH POTONG HEWAN
Menurut SNI01-6159-1999, rumah potong hewan adalah kompleks bangunan dengan desain
dan konstruksi khusus yang memenuhi persyaratan teknis dan higiene tertentu serta digunakan sebagai
tempat memotong hewan potong selain unggas bagi konsumsi masyarakat. RPH yang baik, telah
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan daging yang
aman, sehat, utuh dan halal (ASUH).
Bangunan induk RPH harus mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) mengenai RPH
yaitu SNI 01-6159-1999 yang sesuai dengan standar internasional dan meliputi :
1)
Bangunan Utama
Bangunan utama ini terdiri dari rumah pemotongan (
Ö ×Ø Ù Ú ÛÜ ÝÞ Ûß ÙÖÝ), kandang
penampungan sementara (
×Ø àÞ Ø Ú Ý), karantina (
áÙ Ø Þ Ø âÜàâ Ý), tempat penurunan sapi (
ãØ ÜÜ×ÝÞØ äå),
ruang pembakaran (
à â ã Ý âÝÞ ØÜ ß Þ), rumah diesel (
åß æ ÝÞh
ßÙ ÖÝ), pengolaha limbah cair (
æØÖ ÜÝæØÜÝÞ ÜÞÝØÜäÝ âÜ
), perkantoran (
ßç çà ã Ý), laboratorium (
×Øèß Þ Ø Üß Þé) dan gang-gang disekitar RPH
(
ÚØ â Úæ Øé).
2)
Bangunan Pendukung
Bangunan Pendukung terdiri dari gudang (
æß Þ êÖh
ß å), garasi (
ÚØ Þ Ø Ú Ý), pos jaga (
ÚÙ Ø Þ ëh
ß Ù Ö Ý), perumahan (
h
ß Ù Öàâ Ú), kantin (
ãØ âÜ Ý Ýâ), ruang istirahat (
ÞÝÖÜ Þ ßß ä) dan tempat ibadah
(
åÞ ØéÝÞå ×Ø ã Ý).
3)
Infrastruktur
Infrastruktur terdiri atas jalan-jalan dan areal parkir (
Þ ßØ ë ÖØ âëåØÞêà â Ú), tower tempat air
(
æØ Ü ÝÞå×Ø âÜ) dan pagar/tembok pembatas (
éØ ÞëçÝ â ãàâ Ú).
Bangunan RPH memiliki persyaratan yang juga harus mengacu pada Standar Nasional
Indonesia (SNI) mengenai RPH yaitu SNI 01-6159-1999 :
1)
Bangunan harus berventilasi cukup, tahan terhadap serangga lalat dan binatang kecil serangga
pengganggu seperti rayap, semut dan lain-lain
2)
Lantai beton atau bahan lain kedap air, tidak licin, tahan arus dan karat (untuk logam) dengan
kemiringan lantai satu inchi (2,5 cm) untuk drainase
3)
Permukaan dinding bagian dalam ruang RPH harus dilapisi bahan licin/halus dan keras,
kedap air (1,8 mm), mudah dibersihkan dan berwarna terang. Semua sudut dan pojok
antara lantai, tembok yang satu dengan lainnya harus membulat
ì í î ï ð ñð ò ó ñô ó ñõ ö÷ ñ÷öóø ù ú û ü ý þ ÿ ÿ ✁ ✂ ✄ ☎✆ ✝ î ✞ ñ✟✞✠ò✞ ó ñô ✡ð ö☛ ✟☛ ñô ó ñ☞ ó ñ íú
ûü
✞ ñ✟ ✞ ✠
ò✞ó ñô ✡ð öð ò÷✠✌ ó ó ñ
☞ óô ÷ñô ✍
✎ðñ☞ ðøó
ü ✞ ✠✞ ✡
✏ð✌óò
✞ñ✟✞ ✠ ✡ðñ÷ñ óòó ñ
y
☞ ó ñv
ðñ✟ ÷ øó✌ ÷ öð ö ó☞ ó÷õ✏ð ò✏÷ñô ✠ ó÷ öð✟ó ø ☞ ó ñ
✟ ó✑ ó ñ
✠óò ó✟õ✒÷✠ó✟ ðò✏ ✞ó✟☞ óò ÷ ✠ó ü óóö ✏ó ñô✒ðñ ☞ ð ø ó✏ óô ÷óñ☞ ó øóö✑ óò✞✌ ö÷ò ÷ ñô
✓î ï óñô ô ✞ ñô ý✔✆✂þÿ✕✖îõ ✟ó ñô ô óõ ✏ ó ñô ✞ ñ ó ñ ö÷ ò÷ñô ✞ ñ✟ ✞ ✠ ✡ðø ✞ñ ü ✞ò ý ✁✗✘✝ îõ öð ✒ ó
☞ óñ
✌ð ö ✞ ó
✡ð òóø ó✟óñ
✟ð ò✏ ✞ó✟ ☞ óò÷ ø☛ ô óö
✟ó✑ ó ñ
✠ óòó✟ ý ✙✂✚ ✄✆ ✝✙✙✙✝✝✆î
✛ î ✜ ðö✞ó
✏óô ÷ ó ñ
ø✞ óò
✡÷ ñ✟✞
✠ðø✞ óò
ö ó✌✞✠
✑ óò✞✌
☞ ÷ ø ó ✡÷ ✌ ÷ ☞ðñô óñ
✏ ó✑ ó ñ
y
ó ñô✑ óø ✞✌õ
✏ ó✑ ó ñ ✟ ó✑ ó ñ
✠ óòó✟ ý ✙✂✚ ✄✆✝✙✙
✙✝✝✆ ✢ ✣ ☞ ó ñ
✠ð ☞ ó ✡
ó÷ ò
✏ ✞ ✠ó ñ☞ óò ÷✠ ó
y
✞✤î ✥ð ø✞ ñ✟✞ ✠öðñô ô ó ñ✟✞ñô✠óò✠ ó✌✑ óò✞✌✏ðò ✒ óòó ✠✌ó✟✞öð ✟ð ò☞ óò ÷☞ ÷ ñ☞ ÷ ñô✟ð ò ☞ð✠ ó✟
✦î ✜ ðö✞ó ò ✞ ó ñô ó ñ ✟ ð ö ✡ó✟ ✡ðñ ó ñô ó ñó ñ ✠óò✠ ó✌ õ ☞ óô ÷ ñô ☞ ó ñ ✡ò ☛ ☞ ✞ ✠ ✑ð
w
ó ñõ ✟ ð ö ✡ó✟ ü ✞ ü÷ ✑ óò✞✌☞÷øðñô ✠ó ✡÷☞ðñô óñ✌ó ✏ ✞ñ☞ ó ñ✟ ÷✌ ✌✞ð✍✜ ✟ òð ò÷ø÷ ✌ ó✌ ÷✡÷ ✌ ó ✞☞ ó ñ
ô ð òô ó✒÷ ✑ óò ✞✌
☞ ÷✟ ðñ✟✞ ✠ óñ
✡ó☞ ó
✡☛✌ ÷✌ ÷
y
ó ñô
✟ ð ✡ ó✟ ✍✧÷ò
✡ ó ñó✌
ý✌✞✑ ✞ö÷ñ÷ö ó ø ✤ù
° C), untuk sterilis asi harus selalu tersedia selama
jam kerja
10) Tidak boleh ada pintu dari fasilitas toilet (wc) yang menghadap atau membuka ke dalam
ruang pemotongan atau ke tempat penanganan karkas atau daging
11) Tempat pemisahan sapi (
✙✘✄ ✄✚ ✄★✩ ÿ✪✢
harus dibuat dari bahan yang mudah disterilisasi,
jika terbuat dari logam maka bahannya harus tahan karat
12) Terdapat areal terpisah untuk penyembelihan (
✩✆✝✝ ☎ ✚✄★), pengerjaan karkas (
✁✂✕✁✂✙ ✙☎✕✝✙✙✚ ✄★
), pembersihan hasil ikutan karkas (
ÿþ þ ✂✆✙), dan penempatannya
13) Terdapat ruang afkiran (
✁ÿ ✄ ☎✝✖✝ ✄✖✝ ✂
) dengan luas proporsional dengan jumlah karkas
yang diproses/dihasilkan (
✘ ✕✄ÿ✫✝✕) tiap hari
14) Kapasitas ruang pendingin (
✁h
✚✆ ✆ ✚ ✄★✕ÿÿ✖
) untuk pelayuan (
✂★ ✝ ✚✄★) sesuai dengan besarnya
pasokan daging selama tiga hari sebagai tambahan untuk
✁ÿ✆ ☎✙ ÿ✕✂★ ✝15) Persyaratan ruang pendinginan karkas dan daging :
a)
Suhu ruangan untuk pendinginan awal karkas segar adalah 1°C - 2°C
b)
Suhu ruang
✁h
✚✆✆ ✚ ✄★✁✂✕✁✂✙ ✙1°C - 5°C
c)
Suhu ruang pembekuan daging (
✩ ✆ ✂✙ þ✕✝ ✝✬ ✝✕) - 25°C (24 jam)
16) Ruangan untuk penanganan dan penyimpanan kulit baru yang masih berbulu (
h
✚☎ ✝) dan kulit
yang sudah bersih/tanpa bulu (
✙✭✚✄) harus jauh dari ruang pemotongan utama dan ruang
pendingin/penyimpanan daging. Bagian dalam kulit yang disimpan ditaburi garam
17) Ruangan penanganan jeroan (isi perut), darah, hasil sampingan karkas (
ÿþþ✂✆✆✙) harus terpisah dari
ruang pemotongan utama
18) Diperlukan sebuah ruangan isolasi tersendiri untuk pemotongan darurat akibat kecelakaan
RPH harus memiliki peraturan untuk semua karyawan dan pengunjung agar pelaksanaan
sanitasi dan higiene (RPH) dan higiene produk tetap terjaga :
1)
Setiap karyawan harus sehat dan diperiksa kesehatannya secara rutin minimal satu kali dalam
setahun
2)
Setiap karyawan harus mendapat pelatihan yang berkesinambungan tentang higiene dan mutu
3)
Daerah kotor atau daerah bersih hanya diperkenankan dimasuki oleh karyawan yang bekerja di
masing-masing tempat tersebut, dokter hewan dan petugas pemeriksa berwenang
✮✮✮
.
✯ ✰✱✲ ✳✲ ✴✲ ✵✮ ✶ ✰✷ ✰✴✮ ✱✮A
✷3.1
✸✹ ✺✻✼✽✸A
✾✹ ✿ ❀✸❀✺✻✼❁❂ ❃❄❅ ❄❆❇ ❆❈ ❅ ❄❅❅ ❂ ❄❆❉❊❅ ❋●
I
❂ ❋❍❂❆■● ❅ ■ ❆❏❅ ❄● ❂ ❏❆❂ ● ❂ ❃❄❅❑.
▲ ❆❂ ▼ ❉▼❑ ◆ ❆❖❂❅ ❄ ❆❉❑ ❉❅❂■(
P00
◗ ❘ ❋● ❙❅ ❚❅ ❯ ❅ ❉❅❑ ❑ ❆❉❋❅ ❖❅❑ ❱❲❳ P❨ ❄❅■▼■ ❄❆❇❆❈ ❅ ❄❅❅ ❂ ❄ ❆❉❊❅❲ ❩❂❑ ▼ ❄● ❑ ▼❬ ❋● ❑ ❆❉❅ ❖❄❅❂❈ ❅ ❭ ❄ ❆❪● ❊❅ ❄❅❂ ❫❴❅❃❅ ❉ ❏❅❏❖▼ ❏❆❂ ❇ ❆❃❅❭❑ ❆❉❊❅ ❋● ❂ ❵❅❄❆❇❆❈❅ ❄❅❅❂ ❄ ❆❉❊❅❲ ❛ ❆❈❅❄■❅❂❅ ❅❂ ❖❉❍❃❉❅ ❏ ❫❴ ● ❂● ❪❆❉❃❅ ❂❑ ▼❂❃ ❖❅ ❋❅ ❖ ❆❉❅❂❅ ❂ ❖ ❆❄ ❆❉❊❅ ■ ❆❪❅ ❃❅● ■▼ ❪ ❊ ❆❄ ❋❅ ❈❅❏
❖❆❂ ❃❅ ❖❈ ● ❄❅ ■●❅ ❂❄❆❪● ❊❅ ❄❅ ❂❑ ❆❉■ ❆❪▼❑ ❲❜ ❆❭● ❂ ❃❃❅❋❅ ❈❅❏❖❆❈❅❄■❅❂ ❅❅❂ ❂ ❵❅ ❬❖ ❆❉❈▼ ❖❆ ❏❅ ❭❅❏❅❂❵❅❂ ❃■ ❆❉● ▼■❅ ❄❅ ❂❖❆❂❑ ● ❂ ❃❂ ❵❅
❫❴■ ❆❉❑ ❅❚❅❚❅■❅❂❵❅❂❃❪ ❅● ❄❅❄❅❂❖❍ ❑ ❆❂■●❪ ❅ ❭❅❵❅❵❅ ❂ ❃❋● ❭❅❋❅ ❖● ❂ ❵❅❲
❫❆■❅ ❋❅ ❉❅❂ ❖ ❆❄❆❉❊❅● ❂● ❈ ❅ ❭ ❵❅❂ ❃ ❏❆❂ ❊❅ ❋●■❅ ❈❅❭■❅❑ ▼ ❄▼❂ ❇●❋❅❈ ❅ ❏ ❄❆❪❆❉❭❅■● ❈ ❅❂ ❖ ❉❍ ❃❉❅❏❫❴❲ ❝❅❏▼❂❏❆ ❏❅❂ ❃
❪ ❆❈ ▼ ❏ ❑ ❆❉▼ ❊● ■ ❆❪ ❆ ❉❅ ❖❅ ❪❆■❅ ❉ ❖ ❆❂ ❃❅❉▼ ❭ ❄ ❆■❅ ❋❅ ❉❅❂ ❑ ❆❉■ ❆❪▼❑ ■ ❆❭●❂❃❃❅ ❋● ❪▼ ❑ ▼ ❭❄❅❂ ❖ ❆❂ ❆❈ ● ❑ ●❅ ❂ ❈ ❆❪● ❭ ▼ ❂❑ ▼ ❄
❏❆ ❏❪▼❄❑ ● ❄❅❂ ❂ ❵❅❲ ◆❅❈ ❅ ❏ ❖ ❆❂ ❆❈● ❑ ●❅ ❂ ● ❂● ❊▼ ❃❅ ❏❆❂ ❇❍ ❪❅ ▼❂❑ ▼❄ ❏❆❈ ● ❭❅❑ ❄❅❉❅ ❄❑ ❆❉● ■❑ ● ❄ ❖ ❆❄❆❉❊❅ ❵❅ ❂ ❃ ❏▼❂❃❄● ❂
❪ ❆❉❖ ❆❂ ❃❅❉▼ ❭ ❑ ❆❉❭❅ ❋❅❖ ❑ ● ❂ ❃ ❄❅❑ ❄ ❆■❅ ❋❅ ❉❅❂ ❑ ❆❉■ ❆❪▼ ❑ ❋❆❂❃❅❂ ❋❅■❅ ❉ ❖ ❆❂ ❃ ❆❑❅❭▼❅ ❂ ❑ ❆❂❑ ❅❂ ❃ ❫❴ ❵❅❂❃ ❋● ❏●❈ ● ❄● ❖ ❆❄❆❉❊❅ ❬
❋● ❅❂❑ ❅ ❉❅❂❵❅ ❄❆❑ ❉❅❏❖● ❈❅ ❂ ❄❆❉❊❅❬ ❖ ❆❂ ❃❅ ❈❅❏❅❂ ❄❆ ❉❊❅■ ❆ ❉❑ ❅ ❋● ■● ❖❈● ❂ ❄❆ ❉❊❅ ❲ ◆● ❅ ❃ ❉❅ ❏ ❄❆❉❅❂❃❄❅ ❖ ❆❏● ❄● ❉ ❅❂ ❖❆❂ ❆❈ ● ❑● ❅ ❂● ❂●
❋● ❃❅ ❏❪ ❅ ❉❄❅ ❂■ ❆❖ ❆❉❑ ●❪ ❆❉● ❄▼❑❞
❡❅❏❪ ❅ ❉P
.
◆● ❅ ❃❉❅❏K
❆❉❅❂ ❃ ❄❅❛ ❆❏● ❄● ❉❅ ❂
❛ ❆❂ ❆❈ ● ❑● ❅❂
3.2
❢A
❢A
❣
A
✸❤A
✼✻✾✹ ✼✹❣❀ ❢ ❀A
✼3.2.1
❤✐❥ ❦❧♠♥♦♣♦❜▼ ❏❪❆❉❋❅❑ ❅❵❅❂ ❃❋● ❃▼❂ ❅ ❄❅ ❂❖❅ ❋❅❖ ❆❂ ❆❈● ❑ ● ❅❂● ❂●❵❅● ❑ ▼❋❅ ❑❅❖❉● ❏❆❉❋❅❂❋❅❑❅■ ❆❄▼❂❋❆❉
.
◆❅❑ ❅❖❉● ❏❆❉❏❆❉▼ ❖❅❄❅❂ ❭❅■● ❈ ❖❆❂❃❅❏❅❑ ❅❂ ❋● ❈ ❅ ❖❅ ❂ ❃❅ ❂,
❄▼● ■●❍ ❂ ❆ ❉ ■ ❆❉❑ ❅ ❚❅ ❚❅ ❂ ❇❅ ❉❅.
◆❅ ❑❅ ●❂ ● ❪● ■❅ ❪❆❉■●q❅ ❑ ❄▼❅ ❈ ●❑ ❅❑ ●q ❏❅▼❖▼ ❂ ❄▼❅❂❑ ● ❑ ❅❑ ●q.
❜ ❆❋❅❂ ❃ ❄❅❂ ❋❅❑ ❅■❆❄▼ ❂ ❋❆ ❉,
❏❆❉▼❖❅ ❄❅ ❂❋❅❑ ❅ ❵❅❂❃ ❋● ❋❅ ❖❅❑ ❄❅❂ ❋❅ ❉● ❋❍ ❄▼❏❆❂❑ ❅■● ❖ ❆❉▼■❅❭❅❅ ❂,
❋● ❅❂❑ ❅ ❉❅❂❵❅■ ❆ ❊❅ ❉❅ ❭❋❅❂ ❖❆❉❄❆ ❏❪❅❂❃❅ ❂❖❆ ❉▼■❅ ❭❅❅❂,
■❑ ❉▼ ❄❑ ▼ ❉❍ ❉❃❅ ❂● ■❅■● ❬❋❅❑ ❅❄❆❑ ❆❂❅❃❅ ❄ ❆❉❊❅❅❂,
■ ❆❉❑ ❅❋❅❑ ❅❵❅ ❂ ❃❪ ❆ ❉❄❅● ❑ ❅❂❋ ❆❂❃❅❂ ❖❉❍❃❉❅ ❏K
❴ ❖❆❉▼■❅❭❅❅ ❂❲B
rs ry
ry
rt ✉✈✇ ①②③✇ ①✇④❱❲ ❯ ❅ ❭❅❵❅q● ■● ❄
P❲ ❯ ❅ ❭❅❵❅❪ ● ❍❈ ❍ ❃●
❴❲ ❯ ❅ ❭❅❵❅❆ ❉❃❍❂ ❍ ❏●
❳ ❲ ❯ ❅ ❭❅❵❅❖■● ❄❍ ■❍■● ❅❈
⑤ r⑥✇ r⑦ ②③⑧ ②⑨ ②⑥⑩ r④
❱❲ ❩ ❏▼❉
P❲ ❶● ❂ ❃❄❅❑❖❆❂ ❋● ❋● ❄❅❂
❴❲ ▲ ❅■❅❄ ❆❉❊❅
❷r⑥r ⑨①②⑥✇❸①✇ ⑨❹② ⑨②⑥⑩ r④ ❱❲ ❛❆❂ ❃❆❑❅❭▼❅ ❂❪ ❅ ❭❅❵❅ P❲ ❫❆❑ ❉❅ ❏❖●❈ ❅ ❂❄❆❉❊❅ ❴❲ ❛❆❂ ❃❅ ❈❅❏❅❂❄❆❉❊❅ ❳❲ ◆● ■● ❖❈ ● ❂❄❆ ❉❊❅
11
❻ ❼ ❽ ❼ ❽❾❿ ➀ ➁➂❿➃❿ ➄➅ ➆➇ ➃➆➈ ➉➄➂➉ ➀➉3.2.2.1
➊➋ ➌ ➍➋ ➎➏ ➐ ➑➒➋ ➓➋➔→ ➣↔ →↕ ➙
u
➛➜ → ➝ → ➞ ↔➟ → ➝u
➝→↕u
↕ ➜ ➠ ➝ ➡➢↕ ➞ → ➙ →➜ ➝ →↕ ↔↕ ➤ ➥➦➡→➛ ↔ →w
→➟ ➜ ➢↕ ➜ →↕ ➧ ➙➢➦➡→ ➛→➟ → ➨ →↕y
→↕ ➧ ➛ ➢➞ →↕ ➧ ➞ ↔➜➢➟↔➜↔➩ ➔➢➧ ↔→➜ →↕ ➜ ➢➦ ➛ ➢➫➜u
➞ ↔➟→ ➝u➝ →↕ ➞ ➢↕ ➧ →↕ ➡➢↕ ➧ ➝→ ➣↔ ➙ ➢↕ ➢➟↔➜↔→↕ ➜ ➢➦➞ → ➨u➟u,
➟ → ➙ ➥➦→↕-➟→➙ ➥➦ →↕
➞ →↕➣➠➦↕ →➟➜➢➦➝→ ↔➜➛ ➢➦ ➜ →➞ →➜ →➛➢ ➝
u
↕ ➞ ➢➦y
→↕ ➧➜ ➢➦➞ → ➙→➜➞ →➟ → ➡➙ ➢➦u
➛ → ➨→ →↕.
3.2.2.2
➭➯ ➑➲ ➳➋ ➑ ➍v
➵➋➏ ➋ ➎ ➸➺➫➛ ➢➦
v
→ ➛↔ ➟ → ➙→↕ ➧ ➞ ↔➟→ ➝u
➝→↕ ➞ ➢↕ ➧ →↕ ➡➢↕ ➧ → ➡→➜ ↔ ➟→↕ ➧ ➛u
↕ ➧ ➞ →↕ ↔➝u
➜ ➛ ➢➦ ➜ → ➞ →➟ → ➡ ➫➢➫➢➦→➙ →➝ ➢➧ ↔ →➜ →↕ ➙➦➥➞
u
➝ ➛↔➞ ↔➟ → ➙ →↕ ➧ →↕.
➻→➟ ↔↕ ↔➫➢➦➜➠ ➣➠ →↕u
↕➜u
➝➡➢↕ ➧ ↔➞ ➢↕ ➜ ↔ ➤↔ ➝ →➛ ↔➙➢➦➡→ ➛→➟ → ➨ →↕y
→↕ ➧ ➛ ➢➞ →↕ ➧ ➞ ↔➜ ➢➟ ↔➜↔➛ ➢➼→➦→➟→↕ ➧ ➛u
↕ ➧➛ ➢➦ ➜ →u
↕ ➜ ➠ ➝➡➢↕➞ → ➙ →➜➝ →↕➞ →➜→➙➦↔➡➢➦➞ →➦↔➙ ➢➦u
➛ →➨ → →↕.
3.2.2.3
➽➾ ➲ ➎ ➒➍➚ ➍➓ ➋➑➍➯ ➋ ➪➋➋y
➶➞ ➢↕ ➜ ↔ ➤↔ ➝ →➛ ↔ ➫→➨ →
y
→➞ ↔➟→ ➝u
➝ →↕ ➞ ➢↕ ➧ →↕ ➡➢➜➥➞ ➢ ➹➘ ➴ ➷➬ ➮➱ ✃❐ ➴ ❒❮ ❰i
❰ Ï Ð ➢➜ ➥➞ ➢ ➜ ➢➦➛➢➫u
➜ ➡➢➦u
➙ → ➝ →↕➜➢ ➝↕ ↔ ➝➙ ➢↕ ➞ ➢ ➝ →➜ →↕ ➝➢ ➙ →➞ → ➥➦ →↕ ➧
-
➥➦→↕ ➧y
→↕ ➧➫➢➦ ➙ ➢↕ ➧ →➟ → ➡ →↕ ➞ ↔➟→➙ →↕ ➧ →↕(
➙ ➢ ➝➢➦➣ →)
➞ ➢↕ ➧ →↕➫➢➦➜u
➝ →➦ ➙ ↔ ➝↔➦ →↕➞ →↕➡➢ ➡➫➢➦↔ ➝→↕➙ ➢➦➜→↕y
→ →↕➜➢↕ ➜→↕ ➧ ➝➢ ➡↕ ➧ ➝ ↔↕ →↕u
➝➢ ➣→➞ ↔→↕y
→↕ ➧➜↔➞ → ➝➞ ↔ ↔↕ ➧ ↔↕ ➝ →↕ ➙ →➞ →➛➢➜ ↔ →➙u
↕ ↔➜➙➦ ➥➞
u
➝ ➛↔➩3.2.2.4
Ñ➲➎Ò➲➯ ➋➳➋➎➊➐ ➍ ➑➍Ó ➎➲ ➳Ô➢↕
y
➢➫→➦ →↕ ➝u
↔➛ ↔➥↕ ➢➦(
Õ→ ➡➙ ↔➦→↕1)
➞ ↔➟ → ➝u
➝→↕ ➞ ➢↕ ➧ →↕ ➡➢↕y
➢➫→➦➝ →↕ →↕ ➧ ➝➢➜ →↕ ➧y
➫➢➦↔➛ ↔➙ ➢➦➜→↕→ →↕
y
➞ →↕➙ ➢➦ ↕y
→➜ → →↕ ➜ ➢➦➝→ ↔➜➙➢➦➡→ ➛→➟ → ➨ →↕➙ ➢↕ ➢➟ ↔➜ ↔ →↕y
→↕➧➞ ↔↔ ➛↔➥➟➢➨➙ ➢ ➝➢➦ ➣ →➛ ➢➫→➧ →↔➦ ➢ ➛➙ ➥↕ ➞ ➢↕.
Öu
➣u
→↕↕→y
u
↕➜u
➝➡➢↕ ➞ → ➙→➜➝→↕➞ →➜ →➙➦↔ ➡➢➦➜➢↕➜→↕➧ ➝ →➦→ ➝➜➢➦ ↔ ➛➜↔➝➙ ➢ ➝ ➢➦➣→ ➞ →↕ ➝➢ ➛ →➞ →➦ →↕ ➙➢ ➝ ➢➦➣→ → ➝→↕ ➫→ ➨→y
→➝ ➢➦➣→.
3.2.2.5
×➋w
➋ ➎Ø➋➳➋Ù→
w
→↕➼→➦→➞ ↔➟ → ➝u
➝ →↕u
↕tu
➝➡➢↕ ➞ → ➙→t
➝ →↕ ➞ →➜ →➙➦ ↔ ➡➢➦➜➢↕t
→↕ ➧ ➙ ➥➜ ➢↕ ➛↔➫→ ➨→y
→y
→↕➧ ➡↕ ➧ ➝ ↔↕u
➜➢➦ ➣→➞ ↔➞ ↔➟→ ➙→↕ ➧ →↕ ➛ ➢➦ ➜ →➜➢↕ ➜ →↕ ➧ ➙➢➟ → ➝ ➛ →↕ → →↕ ➙➦➥➧➦→➡➔3 y
→↕ ➧➜ ➢➟ → ➨➞ ↔➟ → ➝ ➛→↕ → ➝ →↕ ➥➟ ➢ ➨➙ ➢➦u
➛→ ➨ →→↕.
➔➢➧ ↔→➜ →↕➜ ➢➦➛➢➫u
➜➞ ↔➟→➝u
➝ →↕➞ ➢↕ ➧ →↕➫➢➫➢➦ → ➙ →➛➜ → ➤➞ →↕➙➢ ➝ ➢➦ ➣ →➞ →➦ ↔➙➢➦u
➛→ ➨ →→↕.
❻ ❼ ❽ ❼ ❻Ú❿➄➅ ➁➈ ➉Û➉➄➂ ➉➄ Ü➄ ➉➈Ý ÞÝÞ ß➉ ➀ ➉
3.2.3.1
à➒➋➒➍ ➑➒ ➍➓ ➋á➲➑➓ ➳ ➍➏ ➒➍➚Ô➢↕
y
→ ➣↔→↕➞ →➜