• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indonesia SMP KK I Bagian 2 ok

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Indonesia SMP KK I Bagian 2 ok"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

KOMPETENSI PEDAGOGIK

Pemanfaatan dan Pelaporan Hasil

Penilaian

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

(2)

Daftar Isi

Halaman

DaftarIsi ... ii

Pendahuluan ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 1

C. Peta Kompetensi ... 1

D. Ruang Lingkup ... 2

E. Cara Penggunaan Modul ... 2

Kegiatan Pembelajaran... 4

A. Tujuan ... 4

B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Tujuan ... 4

C. Uraian Materi ... 5

D. Aktivitas Pembelajaran ... 59

E. Latihan/ Kasus/Tugas ... 61

F. Rangkuman ... 65

G. Umpan Balik/ Tindak Lanjut ... 66

Kunci Jawaban/Latihan/Kasus/Tugas ... 67

Penutup ... 71

Daftar Pustaka ... 72

(3)

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Modul ini ditujukan untuk peserta diklat guru pembelajar bagi guru bahasa Indonesia SMP pada kelompok kompetensi I. Modul ini pada dasarnya adalah sarana peningkatan kompetensi guru, khususnya salah satu kompetensi pedagogik dengan merujuk pada Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Guru.

Kegiatan belajar pada topik ini dirancang dengan menggunakan pendekatan andragogi dengan metode diskusi dan penugasan. Semua kegiatan tersebut dapat dilakukan baik dalam pembelajaran langsung maupun tidak langsung.

B. Tujuan

Setelah mempelajari seluruh kegiatan pembelajaran pada modul ini, Anda mampu menganalisis ketercapaian KKM, merancang program remedial berdasarkan hasil penilaian, mengomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan, dan memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

C. Peta Kompetensi

Kompetensi yang akan dicapai atau ditingkatkan melalui modul ini mengacu pada kompetensi Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 sebagai berikut.

Kompetensi Utama

Kompetensi Inti

(KI) Kompetensi Guru Mapel (KG)

Pedagogik 9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk

kepentingan pembelajaran.

9.1 Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar. 9.2 Menggunakan informasi hasil

(4)

Kompetensi Utama

Kompetensi Inti

(KI) Kompetensi Guru Mapel (KG)

9.3 Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan.

9.4 Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran.

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pembelajaran pada bagian ini adalah penentuan ketuntasan belajar, program remedial dan pengayaan, pelaporan hasil penilaian, dan pemanfaatan informasi hasil penilaian. Pembelajaran diawali dengan penjabaran tujuan, kompetensi dan indikator. Selanjutnya, agar tujuan tersebut dapat dicapai dengan maksimal, modul ini menjabarkan materi dan bagaimana pembelajarannya dalam bentuk aktivitas pembelajaran yang dilengkapi dengan lembar kerja atau tugas. Di akhir pembelajaran modul ini disajikan evaluasi berupa tes untuk mengukur ketercapaian atau hasil belajar.

E. Cara Penggunaan Modul

Modul ini pada dasarnya disusun sebagai pedoman bagi Anda untuk mempelajari materi pedagogik, khususnya pemanfaatan hasil penilaian dalam upaya meningkatkan kemampuan diri dan memperbaiki kualitas pembelajaran, baik dilakukan dalam kegiatan tatap muka maupun kegiatan mandiri.

Cara menggunakan modulini adalah sebagai berikut.

1. Gunakan modul ini secara berurutan bagian per bagian dimulai dari pengantar, pendahuluan, kegiatan-kegiatan hingga glosarium.

(5)

3. Ikutilah langkah-langkah aktivitas pembelajaran dan model/teknik pembelajaran yang digunakan pada setiap kegiatan pembelajaran dalam modul ini.

4. Gunakan LK-LK yang telah disediakan untuk menyelesaikan setiap tugas/latihan/studi kasus yang diminta. Melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran yang dilakukan, Anda diharapkan dapat menghasilkan produk seperti berikut ini.

a. porto folio hasil belajar

b. rencana tindak lanjut untuk pelaksanaan PKB Guru. c. evaluasi akhir setiap modul

(6)

Kegiatan Pembelajaran

Pemanfaatan dan Pelaporan Hasil Penilaian

A. Tujuan

Setelah mempelajari modul ini, Anda dapat menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar, merancang program remedial dan pengayaan, meningkatkan kualitas pembelajaran, dan mengomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan.

B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Guru Indikator Pencapaian Kompetensi 9.1 Menggunakan informasi hasil

(7)

daerah (Dinas Pendidikan)

9.4 Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi

pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

9.4.1 Memanfaatkan informasi penilaian untuk program perbaikan proses belajar 9.4.2 Memanfaatkan informasi

penilaian untuk pengembangan penilaian pembelajaran

C. Uraian Materi

1. Ketuntasan Belajar

a. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi adalah menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

KKM harus ditetapkan sebelum awal tahun pelajaran. Seberapapun besarnya jumlah peserta didik yang melampaui batas ketuntasan minimal, tidak mengubah keputusan pendidik dalam menyatakan lulus dan tidak lulus pembelajaran. Acuan kriteria tidak diubah secara serta merta karena hasil empirik penilaian. Pada acuan norma, kurva normal sering digunakan untuk menentukan ketuntasan belajar peserta didik jika diperoleh hasil rata-rata kurang memuaskan. Nilai akhir sering dikonversi dari kurva normal untuk mendapatkan sejumlah peserta didik yang melebihi nilai 6,0 sesuai proporsi kurva. Acuan kriteria mengharuskan pendidik untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap hasil penilaian, yaitu memberikan layanan remedial bagi yang belum tuntas dan atau layanan pengayaan bagi yang sudah melampaui kriteria ketuntasan minimal.

(8)

karakteristik yang hampir sama. Pertimbangan pendidik atau forum MGMP secara akademis menjadi pertimbangan utama penetapan KKM.

Kriteria ketuntasan menunjukkan persentase tingkat pencapaian kompetensi sehingga dinyatakan dengan angka maksimal 100 (seratus). Angka maksimal 100 merupakan kriteria ketuntasan ideal. Target ketuntasan secara nasional diharapkan mencapai minimal 75. Satuan pendidikan dapat memulai dari kriteria ketuntasan minimal di bawah target nasional kemudian ditingkatkan secara bertahap.

Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik, dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penilaian di sekolah berhak untuk mengetahuinya. Satuan pendidikan perlu melakukan sosialisasi agar informasi dapat diakses dengan mudah oleh peserta didik dan atau orang tuanya. Kriteria ketuntasan minimal harus dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB) sebagai acuan dalam menyikapi hasil belajar peserta didik.

Ketuntasan Belajar terdiri atas ketuntasan penguasaan substansi dan ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar. Ketuntasan penguasaan substansi yaitu ketuntasan belajar KD yang merupakan tingkat penguasaan peserta didik atas KD tertentu pada tingkat penguasaan minimal atau di atasnya, sedangkan ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar terdiri atas ketuntasan dalam setiap semester, setiap tahun ajaran, dan tingkat satuan pendidikan.

(9)

Kurikulum 2013 mengacu pada Permendikbud No. 53 Tahun 2015, KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran melalui musyawarah oleh satuan pendidikan (sekolah) dengan memperhatikan intake (kemampuan rata-rata peserta didik), kompeksitas, dan kemampuan daya dukung (berorientasi pada sumber belajar).

Pengetahuan (KI-3) dan keterampilan (KI-4) dinyatakan tuntas jika pencapaian kompetensi minimal 60. Sedangkan sikap spiritual (KI-1) dan sikap sosial (KI-2) minimal baik (B). Satuan pendidikan berhak untuk menentukan kriteria ketuntasan minimal di atas ketuntasan minimal yang telah ditentukan pemerintah melalui analisis dengan mempertimbangkan kriteria ketuntasan belajar. Penilaian pengetahuan menggunakan rerata dan keterampilan menggunakan rata-rata optimum dengan skala 1 - 100. Penilaian sikap pada rapor menggunakan predikat Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang Baik (K).

b. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal Kriteria ketuntaan minimal berfungsi:

1) sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti. Setiap kompetensi dasar dapat diketahui ketercapaiannya berdasarkan KKM yang ditetapkan. Pendidik harus memberikan respon yang tepat terhadap pencapaian kompetensi dasar dalam bentuk pemberian layanan remedial atau layanan pengayaan;

(10)

3) dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan evaluasi program pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Evaluasi keterlaksanaan dan hasil program kurikulum dapat dilihat dari keberhasilan pencapaian KKM sebagai tolok ukur. Oleh karena itu hasil pencapaian KD berdasarkan KKM yang ditetapkan perlu dianalisis untuk mendapatkan informasi tentang peta KD-KD tiap mata pelajaran yang mudah atau sulit, dan cara perbaikan dalam proses pembelajaran maupun pemenuhan sarana-prasarana belajar di sekolah;

4) merupakan kontrak pedagogik antara pendidik dengan peserta didik dan antara satuan pendidikan dengan masyarakat. Keberhasilan pencapaian KKM merupakan upaya yang harus dilakukan bersama antara pendidik, peserta didik, pimpinan satuan pendidikan, dan orang tua. Pendidik melakukan upaya pencapaian KKM dengan memaksimalkan proses pembelajaran dan penilaian. Peserta didik melakukan upaya pencapaian KKM dengan proaktif mengikuti kegiatan pembelajaran serta mengerjakan tugas-tugas yang telah didesain pendidik. Orang tua dapat membantu dengan memberikan motivasi dan dukungan penuh bagi putra-putrinya dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan pimpinan satuan pendidikan berupaya memaksimalkan pemenuhan kebutuhan untuk mendukung terlaksananya proses pembelajaran dan penilaian di sekolah; dan 5) merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi

(11)

c. Penetapan Ketuntasan Minimal

Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal perlu mempertimbangkan beberapa ketentuan sebagai berikut:

1) Penetapan KKM merupakan kegiatan pengambilan keputusan yang dapat dilakukan melalui metode kualitatif dan atau kuantitatif. Metode kualitatif dapat dilakukan melalui professional judgement oleh pendidik dengan mempertimbangkan kemampuan akademik dan pengalaman pendidik mengajar mata pelajaran di sekolahnya. Sedangkan metode kuantitatif dilakukan dengan rentang angka yang disepakati sesuai dengan penetapan kriteria yang ditentukan; 2) Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal dilakukan melalui

analisis ketuntasan belajar minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar dan standar kompetensi;

3) Kriteria ketuntasan minimal setiap Kompetensi Dasar (KD) merupakan rata-rata dari indikator yang terdapat dalam Kompetensi Dasar tersebut. Peserta didik dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar untuk KD tertentu apabila yang bersangkutan telah mencapai ketuntasan belajar minimal yang telah ditetapkan untuk seluruh indikator pada KD tersebut;

4) Kriteria ketuntasan minimal setiap Standar Kompetensi (SK) merupakan rata-rata KKM Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam KI tersebut;

5) Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran merupakan rata-rata dari semua KKM-KI yang terdapat dalam satu semester atau satu tahun pembelajaran, dan dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB/Rapor) peserta didik;

6) Indikator merupakan acuan/rujukan bagi pendidik untuk membuat soal-soal ulangan, baik Ulangan Harian (UH), Ulangan Tengah Semester (UTS) maupun Ulangan Akhir Semester (UAS). Soal

(12)

mencerminkan/menampilkan pencapaian indikator yang diujikan. Dengan demikian pendidik tidak perlu melakukan pembobotan seluruh hasil ulangan, karena semuanya memiliki hasil yang setara; dan

7) Pada setiap indikator atau kompetensi dasar dimungkinkan adanya perbedaan nilai ketuntasan minimal.

d. Langkah-langkah Penetapan Ketuntasan Minimal

Penetapan ketuntasan belajar atau kriteria ketuntasan minmal (KKM) dilakukan oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran. Langkah penetapan KKM adalah sebagai berikut:

1) Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik dengan skema sebagai berikut:

.

Tingkat kompleksitas, kesulitan/kerumitan setiap indikator, kompetensi dasar, dan kompetensi inti yang harus dicapai oleh peserta didik.

Suatu indikator dikatakan memiliki tingkat kompleksitas tinggi, apabila dalam pencapaiannya didukung oleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai berikut:

KKM Indikator

KKM KD

KKM SK KKM

(13)

 guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan pada peserta didik;

 guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang bervariasi;

 guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang diajarkan;

 peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi;

 peserta didik yang cakap/terampil menerapkan konsep;

 peserta didik yang cermat, kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas/pekerjaan;

 waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi, sehingga dalam proses pembelajarannya memerlukan pengulangan/latihan;

 tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta didik dapat mencapai ketuntasan belajar

Contoh 1

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

(14)

dengan berbagai

Indikator ini memiliki kompleksitas yang rendah karena tidak memerlukan tahapan berpikir/penalaran yang tinggi.

Daya dukung, kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran pada masing-masing sekolah.

 Sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta didik seperti perpustakaan, laboratorium, dan alat/bahan untuk proses pembelajaran;

 Ketersediaan tenaga, manajemen sekolah, dan kepedulian stakeholders sekolah.

Contoh :

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

(15)

Intake, tingkat kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang bersangkutan. Penetapan intake di kelas VII dapat didasarkan pada hasil seleksi pada saat penerimaan peserta didik baru, Nilai Ujian Nasional/Sekolah, rapor SD, tes seleksi masuk atau psikotes; sedangkan penetapan intake di kelas VIII dan IX berdasarkan kemampuan peserta didik di kelas sebelumnya.

2) Hasil penetapan KKM indikator berlanjut pada KD, KI hingga KKM mata pelajaran;

3) Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokanguru dalam melakukanpenilaian;

4) KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan; 5) KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian dilaporkan

(16)

Kompetensi dasar dan Indikator

Kriteria Ketuntasan Minimal

Kriteria Penetapan Ketuntasan Nilai KKM

Dengan memberikan point pada setiap kriteria yang ditetapkan : 1. Kompleksitas: - Tinggi = 1

Jika indikator memiliki Kriteria : kompleksitas rendah, daya dukung tinggi dan intake peserta didik sedang  nilainya adalah:

(3 + 3 + 2) x 100 = 88.89 9

(17)

Jika indikator memiliki Kriteria : kompleksitas sedang, daya dukung tinggi dan intake sedang  nilainya adalah rata-rata setiap nilai dari kriteria yang kita tentukan.

Dalam menentukan rentang nilai dan menentukan nilai dari setiap kriteria perlu kesepakatan dalam forum MGMP di Sekolah.

Contoh 1

Analisis dengan memberikan point pada setiap kriteria Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/semester : VII/2

Standar Kompetensi : Memahami wacana lisan melalui kegiatan mendengarkan berita

Kompetensi Dasar dan Indikator

Kriteria Ketuntasan Minimal

(18)

Contoh 2

Analisis dengan menggunakan rentang nilai

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/semester : VII/1

Standar Kompetensi : Memahami wacana lisan melalui kegiatan mendengarkan berita

Kompetensi dasar dan Indikator

Kriteria Ketuntasan Minimal

Kriteria Penetapan Ketuntasan Nilai KKM

c. Analisis Kriteria Ketuntasan Minimal

(19)

Analisis pencapaian kriteria ketuntasan minimal bertujuan untuk mengetahui tingkat ketercapaian KKM yang telah ditetapkan. Setelah selesai melaksanakan penilaian setiap KD harus dilakukan analisis pencapaian KKM. Kegiatan ini dimaksudkan untuk melakukan analisis rata-rata hasil pencapaian peserta didik kelas VII, VIII atau IX terhadap KKM yang telah ditetapkan pada setiap mata pelajaran. Melalui analisis ini akan diperoleh data antara lain:

1. KD yang dapat dicapai oleh 75% - 100% dari jumlah peserta didik pada kelas VII, VIII atau IX;

2. KD yang dapat dicapai oleh 50% - 74% dari jumlah peserta didik pada kelas VII, VIII atau IX;

3. KD yang dapat dicapai oleh ≤ 49% dari jumlah peserta didik peserta didik kelas VII, VIII atau IX.

(20)

Contoh

Format

Analisis Pencapaian Ketuntasan Belajar Peserta Didik per KD Nama Sekolah :

Pencapaian Ketuntasan Belajar Peserta Didik/KD

SK 1 SK 2 SK 3

(21)

Nama Sekolah : Mata Pelajaran :

Kelas :

Kondisi Bulan :

No SK No KD

KKM Tingkat KKM sekolah Tingkat KKM pencapaian Sekolah pencapaian maks rerata min maks rerata Min

SK1

KD.1.1 70.00 75.00

75 72,5 70 80 77,5 75

KD 1.2 75.00 80.00

SK 2

KD 2.1 75.00 70.00

75 70 65 70 69 67

KD 2.2 70.00 70.00

KD 2.3 65.00 67.00 dst

2. Program Remedial dan Pengayaan a. Remedial

(22)

Pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi dan pembelajaran tuntas, dimulai dari penilaian kemampuan awal peserta didik terhadap kompetensi atau materi yang akan dipelajari. Kemudian dilaksanakan pembelajaran menggunakan berbagai metode seperti ceramah, demonstrasi, pembelajaran kolaboratif/kooperatif, inkuiri, diskoveri, dan sebagainya. Melengkapi metode pembelajaran digunakan juga berbagai media seperti media audio, video, dan audiovisual dalam berbagai format, mulai dari kaset audio, slide, video, komputer, multimedia, dan sebagainya. Di tengah pelaksanaan pembelajaran atau pada saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung, diadakan penilaian proses menggunakan berbagai teknik dan instrumen dengan tujuan untuk mengetahui kemajuan belajar serta seberapa jauh penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah atau sedang dipelajari. Pada akhir program pembelajaran, diadakan penilaian yang lebih formal berupa ulangan harian. Ulangan harian dimaksudkan untuk menentukan tingkat pencapaian belajar peserta didik, apakah seorang peserta didik gagal atau berhasil mencapai tingkat penguasaan tertentu yang telah dirumuskan pada saat pembelajaran direncanakan.

Apabila dijumpai adanya peserta didik yang tidak mencapai penguasaan kompetensi yang telah ditentukan, maka muncul permasalahan mengenai apa yang harus dilakukan oleh pendidik. Salah satu tindakan yang diperlukan adalah pemberian program pembelajaran remedial atau perbaikan. Dengan kata lain, remedial diperlukan bagi peserta didik yang belum mencapai kemampuan minimal yang ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Mereka perlu menempuh penilaian kembali atau tes ulang setelah mendapatkan program pembelajaran remedial. Pembelajaran remedial dan tes ulang dilakukan diluar jam tatap muka.

(23)

pembelajaran remedial pada KD tersebut kurang dari 20%, maka perlakuan yang diberikan berupa bimbingan secara khusus, misalnya dengan tutor sebaya. Jika yang mengikuti remedial berada pada rentang 20%-50% maka perlakuan diberikan dengan penugasan secara berkelompok (Depdiknas, 2010: 38).

1) Prinsip Pembelajaran Remedial

Pembelajaran remedial merupakan pemberian perlakuan khusus terhadap peserta didik yang mengalami hambatan dalam kegiatan belajarnya. Hambatan yang terjadi dapat berupa kurangnya pengetahuan dan keterampilan prasyarat atau lambat dalam mecapai kompetensi. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran remedial sesuai dengan sifatnya sebagai pelayanan khusus antara lain:

a) Adaptif

Setiap peserta didik memiliki keunikan sendiri-sendiri. Oleh karena itu program pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk belajar sesuai dengan kecepatan, kesempatan, dan gaya belajar masing-masing. Dengan kata lain, pembelajaran remedial harus mengakomodasi perbedaan individual peserta didik.

b) Interaktif

Pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk secara intensif berinteraksi dengan pendidik dan sumber belajar yang tersedia. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa kegiatan belajar peserta didik yang bersifat perbaikan perlu selalu mendapatkan monitoring dan pengawasan agar diketahui kemajuan belajarnya. Jika dijumpai adanya peserta didik yang mengalami kesulitan segera diberikan bantuan.

c) Fleksibilitas dalam Metode Pembelajaran dan Penilaian

(24)

digunakan berbagai metode mengajar dan metode penilaian yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.

d) Pemberian Umpan Balik Sesegera Mungkin

Umpan balik berupa informasi yang diberikan kepada peserta didik mengenai kemajuan belajarnya perlu diberikan sesegera mungkin. Umpan balik dapat bersifat korektif maupun konfirmatif. Dengan sesegera mungkin memberikan umpan balik dapat dihindari kekeliruan belajar yang berlarut-larut yang dialami peserta didik.

e) Kesinambungan dan Ketersediaan dalam Pemberian Pelayanan Program pembelajaran reguler dengan pembelajaran remedial merupakan satu kesatuan, dengan demikian program pembelajaran reguler dengan remedial harus berkesinambungan dan programnya selalu tersedia agar setiap saat peserta didik dapat mengaksesnya sesuai dengan kesempatan masing-masing.

2) Bentuk Pembelajaran Remedial

Dengan memperhatikan pengertian pembelajaran remedial tersebut, maka pembelajaran remedial dapat diselenggarakan dengan berbagai kegiatanantara lain:

a) Memberikan tambahan penjelasan atau contoh

Peserta didik kadang-kadang mengalami kesulitan memahami penyampaian materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang disajikan hanya sekali, apalagi kurang ilustrasi dan contoh. Pemberian tambahan ilustrasi, contoh dan bukan contoh untuk pembelajaran konsep misalnya akan membantu pembentukan konsep pada diri peserta didik.

(25)

Penggunaan alternatif berbagai strategipembelajaran akan memungkinkan peserta didik dapat mengatasi masalah pembelajaran yang dihadapi.

c) Mengkaji ulang pembelajaran yang lalu

Penerapan prinsip pengulangan dalam pembelajaran akan membantu peserta didik menangkap pesan pembelajaran. Pengulangan dapat dilakukan dengan menggunakan metode dan media yang sama atau metode dan media yang berbeda.

d) Menggunakan berbagai jenis media

Penggunaan berbagai jenis media dapat menarik perhatian peserta didik. Perhatian memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Semakin memperhatikan, hasil belajar akan lebih baik. Namun peserta didik seringkali mengikuti pembelajaran remedial pada KD tersebut kurang dari 20%, maka perlakuan yang diberikan berupa bimbingan secara khusus, misalnya dengan tutor sebaya. Jika yang mengikuti remedial berada pada rentang 20%-50% maka perlakuan diberikan dengan penugasan secara berkelompok (Depdiknas, 2010: 38).

3) Bentuk Kegiatan Remedial

Dengan memperhatikan pengertian pembelajaran remedial tersebut, maka pembelajaran remedial dapat diselenggarakan dengan berbagai kegiatan antara lain:

a) Memberikan tambahan penjelasan atau contoh

(26)

b) Menggunakan strategi pembelajaran yang berbeda dengan sebelumnya

Penggunaan alternatif berbagai strategi pembelajaran akan memungkinkan peserta didik dapat mengatasi masalah pembelajaran yang dihadapi.

c) Mengkaji ulang pembelajaran yang lalu

Penerapan prinsip pengulangan dalam pembelajaran akan membantu peserta didik menangkap pesan pembelajaran. Pengulangan dapat dilakukan dengan menggunakan metode dan media yang sama atau metode dan media yang berbeda.

d) Menggunakan berbagai jenis media

Penggunaan berbagai jenis media dapat menarik perhatian peserta didik. Perhatian memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Semakin memperhatikan, hasil belajar akan lebih baik. Namun peserta didik seringkali mengalami kesulitan untuk memperhatikan atau berkonsentrasi dalam waktu yang lama. Agar perhatian peserta didik terkonsentrasi pada materi pelajaran perlu digunakan berbagai media untuk mengendalikan perhatian peserta didik.

4) Pelaksanaan Pembelajaran Remedial

Pembelajaran remedial pada hakikatnya adalah pemberian bantuan bagi peserta didik yang mengalami kesulitan atau kelambatan belajar. Sehubungan dengan itu, langkah-langkah yang perlu dikerjakan dalam pemberian pembelajaran remedial meliputi dua langkah pokok, yaitu pertama mendiagnosis kesulitan belajar, dan kedua memberikan perlakuan (treatment) pembelajaran remedial.

(27)

Diagnosis kesulitan belajar dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kesulitan belajar peserta didik. Kesulitan belajar dapat dibedakan menjadi kesulitan ringan, sedang dan berat.

(a) Kesulitan belajar ringan biasanya dijumpai pada peserta didik yang kurang perhatian di saat mengikuti pembelajaran.

(b) Kesulitan belajar sedang dijumpai pada peserta didik yang mengalami gangguan belajar yang berasal dari luar diri peserta didik, misalnya faktor keluarga, lingkungan tempat tinggal, pergaulan, dan sebagainya.

(c) Kesulitan belajar berat dijumpai pada peserta didik yang mengalami ketunaan pada diri mereka, misalnya tuna rungu, tuna netra¸ tuna daksa, dan sebagainya.

(2) Teknik

Teknik yang dapat digunakan untuk mendiagnosis kesulitan belajar antara lain: tes prasyarat (prasyarat pengetahuan, prasyarat keterampilan), tes diagnostik, wawancara, pengamatan, dansebagainya.

(a) Tes prasyarat adalah tes yang digunakan untuk mengetahui apakah prasyarat yang diperlukan untuk mencapai penguasaan kompetensi tertentu terpenuhi atau belum. Prasyarat ini meliputi prasyarat pengetahuan dan prasyarat keterampilan.

(b) Tes diagnostik digunakan untuk mengetahui kesulitan peserta didik dalam menguasai kompetensi tertentu. Misalnya dalam mempelajari operasi bilangan, apakah peserta didik mengalami kesulitan pada kompetensi penambahan, pengurangan, pembagian, atau perkalian.

(28)

(d) Pengamatan (observasi) dilakukan dengan jalan melihat secara cermat perilaku belajar peserta didik. Dari pengamatan tersebut diharapkan dapat diketahui jenis maupun penyebab kesulitan belajar peserta didik.

b) Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Remedial

Setelah diketahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik, langkah berikutnya adalah memberikan perlakuan berupa pembelajaran remedial. Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran remedial antara lain:

(1) Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda. Pembelajaran ulang dapat disampaikan dengan cara penyederhanaan materi, variasi cara penyajian, penyederhanaan tes/pertanyaan. Pembelajaran ulang dilakukan bilamana sebagian besar atau semua peserta didik belum mencapai ketuntasan belajar atau mengalami kesulitan belajar. Pendidik perlu memberikan penjelasan kembali dengan menggunakan metode dan/atau media yang lebih tepat.

(2) Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan. Dalam hal pembelajaran klasikal peserta didik mengalami kesulitan, perlu dipilih alternatif tindak lanjut berupa pemberian bimbingan secara individual. Pemberian bimbingan perorangan merupakan implikasi peran pendidik sebagai tutor. Sistem tutorial dilaksanakan bilamana terdapat satu atau beberapa peserta didik yang belum berhasil mencapai ketuntasan.

(3) Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus.

(29)

(4) Pemanfaatan tutor sebaya

Tutor sebaya adalah teman sekelas yang memiliki kecepatan belajar lebih. Mereka perlu dimanfaatkan untuk memberikan tutorial kepada rekannya yang mengalami kelambatan belajar. Dengan teman sebaya diharapkan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar akan lebih terbuka dan akrab. Hasil belajar yang menunjukkan tingkat pencapaian kompetensi melalui penilaian diperoleh dari penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses diperoleh melalui postes, tes kinerja, observasi dan lain-lain. Sedangkan penilaian hasil diperoleh melalui ulangan harian,ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester. Jika peserta didik tidak lulus karena penilaian hasil maka sebaiknya hanya mengulang tes tersebut dengan pembelajaran ulang jika diperlukan. Namun apabila ketidaklulusan akibat penilaian proses yang tidak diikuti (misalnya kinerja praktik, diskusi/presentasi kelompok) maka sebaiknya peserta didik mengulang semua proses yang harus diikuti.

c) Waktu Pelaksanaan Pembelajaran Remedial

(30)

didasarkan atas pertimbangan bahwa SK merupakan satu kebulatan kemampuan yang terdiri dari beberapa KD. Mereka yang belum mencapai penguasaan SK tertentu perlu mengikuti program pembelajaran remedial.

d) Tes Ulang

Tes ulang diberikan kepada peserta didik yang telah mengikuti program pembelajaran remedial agar dapat diketahui apakah peserta didik telah mencapai ketuntasan dalam penguasaan kompetensi yang telah ditentukan.

e) Nilai Hasil Remedial

Nilai hasil remedial tidak melebihi nilai KKM.

b. Pengayaan

(31)

tinggi untuk membantu mereka mencapai kapasitas optimal dalam belajarnya.

Dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi dan pembelajaran tuntas, lazimnya guru mengadakan penilaian awal untuk mengetahui kemampuan peserta didik terhadap kompetensi atau materi yang akan dipelajari sebelum pembelajaran dimulai. Kemudian dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan berbagai strategi seperti ceramah, demonstrasi, pembelajaran kolaboratif/kooperatif, inkuiri, diskoveri, dan sebagainya. Melengkapi strategi pembelajaran digunakan juga berbagai media seperti media audio, video, dan audiovisual dalam berbagai format, mulai dari kaset audio, slide, video, komputer multimedia, dan sebagainya. Di tengah pelaksanaan pembelajaran atau pada saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung, diadakan penilaian proses dengan menggunakan berbagai teknik dan instrumen dengan tujuan untuk mengetahui kemajuan belajar serta seberapa jauh penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah atau sedang dipelajari. Penilaian proses juga digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran bila dijumpai hambatan-hambatan.

Pada akhir program pembelajaran, diadakan penilaian yang lebih formal berupa ulangan harian. Ulangan harian dimaksudkan untuk menentukan tingkat pencapaian belajar, apakah seorang peserta didik gagal atau berhasil mencapai tingkat penguasaan kompetensi tertentu. Penilaian akhir program ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan apakah peserta didik telah mencapai kompetensi (tingkat penguasaan) minimal atau ketuntasan belajar seperti yang telah dirumuskan pada saat pembelajaran direncanakan.

(32)

Pembelajaran pengayaan berupaya mengembangkan keterampilan berpikir, kreativitas, keterampilan memecahkan masalah, eksperimentasi, inovasi, penemuan, keterampilan seni, keterampilan gerak, dan sebagainya. Pembelajaran pengayaan memberikan pelayanan kepada peserta didik yang memiliki kecerdasan lebih dengan tantangan belajar yang lebih tinggi untuk membantu mereka mencapai kapasitas optimal dalam belajarnya.

1) Jenis Pembelajaran Pengayaan

Terdapat tiga jenis pembelajaran pengayaan, yaitu kegiatan eksploratori, keterampilan proses, dan pemecahan masalah.

a) Kegiatan eksploratori yang bersifat umum yang dirancang untuk disajikan kepada peserta didik. Sajian dimaksud berupa peristiwa sejarah, buku, tokoh masyarakat, dan sebagainya, yang secara regular tidak tercakup dalam kurikulum.

b) Keterampilan proses yang diperlukan oleh peserta didik agar berhasil dalam melakukan pendalaman dan investigasi terhadap topik yang diminati dalam bentuk pembelajaran mandiri.

c) Pemecahan masalah yang diberikan kepada peserta didik yang memiliki kemampuan belajar lebih tinggi berupa pemecahan masalah nyata dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah atau pendekatan investigatif/ penelitian ilmiah. Pemecahan masalah ditandai dengan:

a) Identifikasi bidang permasalahan yang akan dikerjakan; b) Penentuan fokus masalah/problem yang akan dipecahkan; c) Penggunaan berbagai sumber;

d) Pengumpulan data menggunakan teknik yang relevan; e) Analisis data;

(33)

2) Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan

Agar pemberian pengayaan tepat sasaran maka perlu ditempuh langkah-langkah sistematis, yaitu pertama mengidentifikasi kelebihan kemampuan belajar peserta didik, dan kedua memberikan perlakuan (treatment) pembelajaran pengayaan.

a) Identifikasi Kelebihan Kemampuan Belajar (1) Tujuan

Identifikasi kemampuan berlebih peserta didik dimaksudkan untuk mengetahui jenis serta tingkat kelebihan belajar peserta didik. Kelebihan kemampuan belajar itu antara lain meliputi: (a) Belajar lebih cepat.

Peserta didik yang memiliki kecepatan belajar tinggi ditandai dengan cepatnya penguasaan kompetensi (SK/KD) mata pelajaran tertentu.

(b) Menyimpan informasi lebih mudah

Peserta didik yang memiliki kemampuan menyimpan informasi lebih mudah, akan memiliki banyak informasi yang tersimpan dalam memori/ ingatannya dan mudah diakses untuk digunakan.

(c) Keingintahuan yang tinggi

Banyak bertanya dan menyelidiki merupakan tanda bahwa seorang peserta didik memiliki hasrat ingin tahu yang tinggi.

(d) Berpikir mandiri.

(34)

(e) Superior dalam berpikir abstrak.

Peserta didik yang superior dalam berpikir abstrak umumnya menyukai kegiatan pemecahan masalah.

(f) Memiliki banyak minat.

Mudah termotivasi untuk meminati masalah baru dan berpartisipasi dalam banyak kegiatan.

(2) Teknik

Teknik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kemampuan berlebih peserta didik dapat dilakukan antara lain melalui : tes IQ, tes inventori, wawancara, pengamatan, dan sebagainya.

(a) Tes IQ (Intelligence Quotient) adalah tes yang digunakan untuk mengetahui tingkat kecerdasan peserta didik. Dari tes ini dapat diketahui tingkat kemampuan spasial, interpersonal, musikal, intrapersonal, verbal, logik/matematik, kinestetik, naturalistik, dan sebagainya.. (b) Tes Inventori

Tes inventori digunakan untuk menemukan dan mengumpulkan data mengenai bakat, minat, hobi, kebiasaan belajar, dan sebagainya.

(c) Wawancara

Wanwancara dilakukan dengan mengadakan interaksi lisan dengan peserta didik untuk menggali lebih dalam mengenai program pengayaan yang diminati peserta didik.

(d) Pengamatan (observasi)

(35)

3) Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan

Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan antara lain melalui:

a) Belajar Kelompok

Sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu diberikan pembelajaran bersama pada jam-jam pelajaran sekolah biasa, sambil menunggu teman-temannya yang mengikuti pembelajaran remedial karena belum mencapai ketuntasan.

b) Belajar mandiri.

Secara mandiri peserta didik belajar mengenai sesuatu yang diminati.

c) Pembelajaran berbasis tema.

Memadukan kurikulum di bawah tema besar sehingga peserta didik dapat mempelajari hubungan antara berbagai disiplin ilmu

d) Pemadatan kurikulum.

Pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensi/materi yang belum diketahui peserta didik. Dengan demikian tersedia waktu bagi peserta didik untuk memperoleh kompetensi/materi baru, atau bekerja dalam proyek secara mandiri sesuai dengan kapasitas maupun kapabilitas masing-masing

(36)

Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan, tentu tidak sama dengan kegiatan pembelajaran biasa, tetapi cukup dalam bentuk portofolio, dan harus dihargai sebagai nilai tambah (lebih) dari peserta didik yang normal.

Berdasarkan hal tersebut, pembelajaran remedial dan pengayaan pada akhirnya memberikan kesempatan kepada seluruh peserta didik untuk mencapai dan menguasai kompetensi sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Bagi peserta didik yang lambat pemahamannya dapat menguasai kompetensi minimal yang disyaratkan dalam kurikulum. Sedangkan peserta didik yang cepat pemahamannya mendapatkan kompetensi atau materi yang lebih yang dapat digunakan dalam mengembangkan kreativitas dan inovasinya dalam belajar.

3. Laporan Hasil Penilaian

Penilaian pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui perkembangan hasil belajar peserta didik dan hasil mengajar guru. Informasi hasil belajar atau hasil mengajar berupa kompetensi dasar yang dikuasai dan yang belum dikuasasi oleh peserta didik. Hasil belajar peserta didik digunakan untuk memotivasi peserta didik, dan untuk perbaikan serta peningkatan kualitas pembelajaran oleh guru.

(37)

Sudijono (2009:9) menyatakan bahwa evaluasi yang dilaksanakan secara berkeinambungan, akan membuka peluang bagi evaluator untuk membuat perkiraan, apakah tujuan yang telah dirumuskan akan dapat dicapai pada waktu yang telah ditentukan atau tidak. Hal ini berarti dengan evaluasi kita dapat menentukan langkah-langkah yang tepat agar tujuan yang direncanakan dapat dicapai semaksimal mungkin.

Data hasil penilaian baik formatif ataupun sumatif ada pada guru mata pelajaran atau mata kuliah yang bersangkutan. Data tersebut tidak hanya untuk kepentingan guru semata, tetapi juga harus dimanfaatkan oleh semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan tersebut. Oleh karena itu, data hasil penilaian yang ada pada guru harus dilaporkan agar dapat dimanfaatkan unuk kepentingan pendidikan.

Melalui hasil penilaian kita dapat mengetahui kemampuan dan perkembangan peserta didik, selain itu juga dapat memberi gambaran tingkat keberhasilan pendidikan pada sekolah yang bersangkutan. Beracuan pada hasil penilaian tersebut maka kita dapat menentukan langkah atau upaya yang harus dilakukan dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.

Menurut Sudjana (2011:153) laporan data hasil penilaian bukan hanya mengenai prestasi atau hasil belajar, melainkan juga mengenai kemajuan dan perkembangan belajar peserta didik di sekolah seperti motivasi belajar, disiplin, kesulitan belajar, atau sikap peserta didik terhadap mata pelajaran. Oleh sebab itu, guru perlu mencatat perkembangan dan kemajuan belajar peserta didik secara teratur dan berkelanjutan.

a. Pelaksanaan dan Pelaporan Hasil Belajar Oleh Pendidik

(38)

meningkatkan efektivitas pembelajaran. Penilaian hasil belajar oleh pendidik memperhatikan hal-hal sebagai berikut.

1) Proses penilaian diawali dengan mengkaji silabus sebagai acuan dalam membuat rancangan dan kriteria penilaian pada awal semester. Setelah menetapkan kriteria penilaian, pendidik memilih teknik penilaian sesuai dengan indikator dan mengembangkan instrumen serta pedoman penyekoran sesuai dengan teknik penilaian yang dipilih.Pelaksanaan penilaian dalam proses pembelajaran diawali dengan penelusuran dan diakhiri dengan tes dan/atau nontes. Penelusuran dilakukan dengan menggunakan teknik bertanya untuk mengeksplorasi pengalaman belajar sesuai dengan kondisi dan tingkat kemampuan peserta didik.

2) Penilaian pada pembelajaran tematik-terpadu dilakukan dengan mengacu pada indikator dari Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran yang diintegrasikan dalam tema tersebut.

3) Hasil penilaian oleh pendidik dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui kemajuan dan kesulitan belajar, dikembalikan kepada peserta didik disertai balikan (feedback) berupa komentar yang mendidik (penguatan) yang dilaporkan kepada pihak terkait dan dimanfaatkan untuk perbaikan pembelajaran. 4) Laporan hasil penilaian oleh pendidik berbentuk:

a) nilai dan/atau deskripsi pencapaian kompetensi, untuk hasil penilaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan termasuk penilaian hasil pembelajaran tematik-terpadu. b) deskripsi sikap, untuk hasil penilaian kompetensi sikap

spiritual dan sikap sosial.

(39)

6) Penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial dilakukan oleh semua pendidik selama satu semester, hasilnya diakumulasi dan dinyatakan dalam bentuk deskripsi kompetensi oleh wali kelas/guru kelas.

b. Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian oleh Satuan Pendidikan Pelaksanaan dan pelaporan penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan peserta didik yang meliputi kegiatan sebagai berikut:

1) menentukan kriteria minimal pencapaian Tingkat Kompetensi dengan mengacu pada indikator Kompetensi Dasar tiap mata pelajaran;

2) mengoordinasikan ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas, ujian tingkat kompetensi, dan ujian akhir sekolah/madrasah;

3) menyelenggarakan ujian sekolah/madrasah dan menentukan kelulusan peserta didik dari ujian sekolah/madrasah sesuai dengan POS Ujian Sekolah/Madrasah;

4) menentukan kriteria kenaikan kelas;

5) melaporkan hasil pencapaian kompetensi dan/atau tingkat kompetensi kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk buku rapor;

6) melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada dinas pendidikan kabupaten/kota dan instansi lain yang terkait;

7) melaporkan hasil ujian Tingkat Kompetensi kepada orangtua/wali peserta didik dan dinas pendidikan.

8) menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik sesuai dengan kriteria:

a) menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

(40)

keterampilan minimal sama dengan KKM yang telah ditetapkan;

c) lulus ujian akhir sekolah/madrasah; dan d) lulus Ujian Nasional.

9) menerbitkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) setiap peserta didik bagi satuan pendidikan penyelenggara Ujian Nasional; dan

10) menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan bagi satuan pendidikan yang telah terakreditasi. Pelaksanaan dan pelaporan penilaian oleh pemerintah dilakukan melalui UjianNasional dan ujian mutu Tingkat Kompetensi, dengan memperhatikan hal-hal berikut.

1) Ujian Nasional

a) Penilaian hasil belajar dalam bentuk UN didukung oleh suatu sistem yang menjamin mutu dan kerahasiaan soal serta pelaksanaan yang aman, jujur, dan adil.

b) Hasil UN digunakan untuk:

 salah satu syarat kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan;

 salah satu pertimbangan dalam seleksi masuk ke jenjang pendidikan berikutnya;

 pemetaan mutu; dan

 pembinaan dan pemberian bantuan untuk peningkatan mutu. c) Dalam rangka standarisasi UN diperlukan acuan berupa kisi-kisi

bersifat nasional yang dikembangkan oleh pemerintah, sedangkan soalnya disusun oleh pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah dengan komposisi tertentu yang ditentukan oleh pemerintah.

 Sebagai salah satu penentu kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan, kriteria

(41)

 Dalam rangka penggunaan hasil UN untuk pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan, Pemerintah menganalisis dan membuat peta daya serap UN dan menyampaikan hasilnya kepada pihak yang berkepentingan.

2) Ujian Mutu Tingkat Kompetensi

a) Ujian mutu Tingkat Kompetensi dilakukan oleh Pemerintah pada seluruh satuan pendidikan yang bertujuan untuk pemetaan dan penjaminan mutu pendidikan disuatu satuan pendidikan.

b) Ujian mutu Tingkat Kompetensi dilakukan sebelum peserta didik menyelesaikan pendidikan pada jenjang tertentu, sehingga hasilnya dapat dimanfaatkan untuk perbaikan proses pembelajaran.

c. Laporan Perkembangan Hasil Belajar Peserta Didik

Hasil belajar yang dicapai peserta didik hendaknya dilaporkan secara menyeluruh, baik sebagai data mentah berupa skor-skor yang diperoleh peserta didik maupun sebagai data masak yang telah diolah dalam bentuk nilai-nilai peserta didik sesuai dengan ketentuan yang berlaku di sekolah, misalnya nilai dalam standar huruf atau angka. Lebih lanjut dilakukan interpretasi terhadap nilai yang diperoleh peserta didik, misalnya kedudukan peserta didik dibandingkan dengan kelompoknya atau posisi peserta didik dibandingkan dengan kriteria yang telah ditentukan. Dengan demikian dapat diketahui tingkat keberhasilan peserta didik, baik dilihat dari kelompoknya maupun dari tujuan yang harus dicapinya. Interpretasi ini berkaitan dengan perbandingan bersifat mutlak atau relatif dan penilaian acuan norma atau patokan. Sedangkan data perkembangan belajar peserta didik dilaporkan dalam bentuk catatan khusus sebagai pelengkap data hasil belajarnya. Catatan khusus ini berkenaan dengan aspek perilaku peserta didik seperti kehadiran, disiplin, motivasi, dan kesulitan belajar.

(42)

kepala sekolah, dan orang tua peserta didik. Dukungan ini akan diperoleh apabila mereka memperoleh informasi hasil belajar yang lengkap dan akurat. Untuk itu diperlukan laporan perkembangan hasil belajar peserta didik untuk guru atau sekolah, untuk peserta didik, dan untuk orang tua peserta didik.

Laporan hasil belajar peserta didik mencakup ranah kognitif, psikomotor, dan afektif. Informasi ranah kognitif dan psikomotor diperoleh dari sistem penilaian yang digunakan untuk mata pelajaran yang sesuai dengan tuntutan kompetensi dasar. Informasi ranah afektif diperoleh melalui kuesioner, inventori, dan pengamatan yang sistematik.

Hasil penilaian kognitif dan psikomotorik dapat berupa nilai angka maupun deskripsi kualitatif mengenai kompetensi dasar tertentu. Misalnya untuk nilai angka dapat diberikan dalam bentuk nilai 75 sebagai batas penguasaan (mastery). Artinya, jika seorang peserta didik sudah mencapai nilai 75 atau lebih untuk kompetensi dasar tertentu maka dikatakan peserta didik tersebut berhasil. Tetapi jika seorang peserta didik belum mencapai nilai 75 dikatakan peserta didik tersebut belum berhasil. Sedangkan deskripsi kualitatif dapat dilaporkan dalam bentuk deskripsi mengenai kompetensi dasar tertentu dari pembelajaran kewarganegaraan.

Pelaporan hasil inventori afektif ini akan sangat bermanfaat khususnya untuk mengetahui sikap dan minat peserta didik terhadap pelajaran kewarganegaraan dan hasilnya dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki sikap serta minat peserta didik terhadap pembelajaran kewarganegaraan. Pelaporan ranah afektif dilakukan secara kualitatif.

(43)

1) Laporan untuk Peserta didik dan Orang Tua

Laporan yang berisi catatan tentang peserta didik diusahakan selengkap mungkin agar dapat memberikan informasi yang lengkap. Akan tetapi, membuat laporan yang lengkap setiap saat merupakan beban yang berat bagi seorang guru. Oleh karena itu, pembuatan laporan dapat bersifat singkat, disesuaikan dengan kebutuhan.

Laporan yang dibuat guru untuk peserta didik dan orang tua berisi catatan prestasi belajar peserta didik. Catatan itu dapat dibedakan atas dua cara, yaitu lulus atau belum lulus. Prestasi peserta didik yang dilaporkan guru kepada peserta didik dan orang tua dapat dilihat dalam buku rapor yang diisi pada setiap semester.

2) Laporan untuk Sekolah

Selain membuat laporan untuk peserta didik dan orang tua, guru juga harus membuat laporan untuk sekolah, sebagai lembaga yang bertanggung jawab terhadap berlangsungnya proses belajar-mengajar. Oleh karena itu pihak sekolah berkepentingan untuk mengetahui catatan perkembangan peserta didik yang ada di dalamnya. Dengan demikian hasil belajar peserta didik akan diperhatikan dan dipikirkan oleh pihak sekolah.

Laporan yang dibuat guru untuk pihak sekolah sebaiknya lebih lengkap. Guru tidak semata-mata melaporkan prestasi peserta didik tetapi juga menyinggung problem kepribadian mereka. Laporan tidak hanya dalam bentuk angka tapi juga dalam bentuk deskripsi tentang peserta didik.

3) Laporan untuk Masyarakat

(44)

keterampilan yang diperoleh peserta didik dari suatu sekolah tidaklah sama. Tingkat keberhasilan ini dinyatakan secara lengkap dalam laporan prestasi.

d. Laporan Hasil Belajar (LHB) Peserta Didik

Satuan Pendidikan membuat laporan hasil penilaian mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran pada akhir semester dalam bentuk- buku laporan pendidikan (raport), dan menyampaikan laporan dimaksud kepada orang tua/wali peserta didik. Laporan hasil belajar peserta didik oleh satuan pendidikan harus dapat menggambarkan pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran. Sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 pasal 25 ayat (4) dijelaskan bahwa, Kompetensi Lulusan mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan, oleh karena itu penilaian hasil belajar harus mencerminkan ketiga aspek kompetensi dimaksud dengan mempertimbangkan karakteristik masing-masing mata pelajaran.

(45)
(46)
(47)

PETUNJUK PENGISIAN

Rapor merupakan ringkasan hasil penilaian terhadap seluruh aktivitas pembelajaran yang dilakukan siswa dalam kurun waktu tertentu.Rapor dipergunakan selama siswa yang bersangkutan mengikuti seluruh program pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama tersebut.Berikut ini petunjuk untuk mengisi rapor:

1. Identitas sekolah diisi dengan data yang sesuai dengan keberadaan Sekolah Menengah Pertama.

2. Keterangan tentang Diri Siswa diisi lengkap.

3. Rapor dilengkapi dengan pas foto berwarna (3 x 4) dan pengisiannya dilakukan oleh Wali Kelas.

4. Deskripsi sikap spiritual dan sikap social diambil dari catatan (jurnal) perkembangan sikap siswa yang ditulis oleh guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas.

5. Deskripsi sikap menggunakan kalimat yang bersifat memotivasi dengan pilihan kata/frasa yang bernada positif. Deskripsi sikap menyebutkan perkembangan sikap/perilaku siswa yang sangat baik dan/atau baik dan yang mulai/sedang berkembang. HINDARI frasa yang bermakna kontras, misalnya: ... tetapi masih perlu peningkatan dalam ... atau ... namun masih perlu bimbingan dalam hal ....

6. Ketuntasan belajar minimal diisi dengan nilai KBM yang ditetapkan oleh sekolah.

7. Capaian siswa dalam pengetahuan dan keterampilan ditulis dalam bentuk angka, predikat, dan deskripsi untuk masing-masing mata pelajaran.

8. Deskripsi capaian ranah pengetahuan dan keterampilan menggunakan kalimat yang bersifat memotivasi dengan pilihan kata/frasa yang bernada positif. Deskripsi berisi pengetahuan dan keterampilan yang sangat baik dan/atau baik dikuasai dan yang penguasaannya meningkat atau mulai berkembang. HINDARI frasa yang bermakna kontras, misalnya: ... tetapi masih perlu peningkatan dalam ... atau ... namun masih perlu bimbingan dalam hal ....

(48)

10. Saran-saran diisi dengan hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian siswa. 11. Prestasi diisi dengan jenis prestasi siswa yang diraih dalam bidang akademik

dan non-akademik.

12. Ketidakhadiran ditulis dengan data akumulasi ketidakhadiran siswa karena sakit, izin, atau tanpa keterangan selama satu semester.

13. Tanggapan orang tua/wali adalah tanggapan atas pencapaian hasil belajar siswa.

14. Keterangan pindah ke luar sekolah diisi dengan alas an kepindahan. Sedangkan pindah masuk diisi dengan sekolah asal.

(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)

4. Pemanfaatan Hasil Penilaian

Guru yang baik adalah guru yang dapat memanfaatkan hasil penilaiannya untuk meningkatkan kualitas pendidikan pada kelasnya maupun pada lembaga tempat ia bekerja. Pernyataan tersebut senada dengan pentingnya hasil penilaian bagi sekolah. Hasil penilaian harus dimanfaatkan untuk semua pihak yang berkepentingan.

a. Manfaat Hasil Penilaian Formatif

Tes formatif dilaksanakan pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar, khususnya pada akhir pengajaran. Hasil tes ini menggambarkan penguasaan tujuan instruksional para peserta didik dan memberi petunjuk kepada guru tentang keberhasilan dirinya dalam mengajar. Oleh sebab itu, data ini sangat bermanfaat bagi guru dalam upaya memperbaiki tindakan mengajar selanjutnya.

Data hasil penilaian formatif dapat dimanfaatkan guru untuk berbagai kepentingan, yaitu sebagai berikut:

1) Memperbaiki program pengajaran atau satuan pelajaran di masa mendatang, terutama dalam merumuskan tujuan instruksional, organisasi bahan, kegiatan belajar-mengajar, dan pertanyaan penilaian;

2) Meninjau kembali dan memperbaiki tindakan mengajarnya dalam memilih dan menggunakan metode mengajar, mengembangkan kegiatan belajar peserta didik, bimbingan belajar, tugas dan latihan para peserta didik, dan lain-lain;

3) Mengulang kembali bahan pengajaran yang belum dikuasai para peserta didik sebelum melanjutkan dengan bahan baru, atau member penugasan kepada peserta didik untuk memperdalam bahan yang belum dikuasainya; dan

(57)

bahan dalam memberikan bantuan dan bimbingan belajar pada peserta didik.

b. Manfaat Hasil Penilaian Sumatif

Tes sumatif dilaksanakan pada akhir suatu satuan program, misalnya pada akhir catur wulan, akhir semester, dan sejenisnya yang bertujuan untuk mengukur tingkat penguasaan hasil belajar peserta didik.

Seperti halnya data hasil penilaian formatif, data hasil penilaian sumatif juga bermanfaat bagi guru untuk keperluan sebagai berikut: 1) Membuat laporan kemajuan belajar peserta didik (dalam hal ini

menentukan nilai prestasi belajar untuk mengisi raport peserta didik) setelah mempertimbangkan pula nilai dari hasil tes formatif dan kemajuan-kemajuan belajar lainnya dari setiap peserta didik; 2) Menata kembali seluruh pokok bahasan dan sub pokok bahasan

setelah melihat hasil tes sumatif terutama kelompok materi yang belum dikuasainya. Konsep esensi pokok bahasan yang belum dikuasai peserta didik dilihat kembali, baik dalam hal tingkat kesulitannya, ruang lingkup dan susunannya, waktu yang diperlukan, maupun buku sumber yang relevan untuk dipelajari peserta didik. Hasil penataan tersebut berupa program belajar atau GBPP yang telah disempurnakan tanpa mengurangi ketentuan yang berlaku dalam kurikulum, minimal untuk digunakan pada catur wulan atau semester yang sama pada tahun berikutnya;

(58)

jawabannya, jumlah soal dan waktu yang disediakan, bentuk soal, dan lain-lain; dan

4) Merancang program belajar bagi peserta didik pada semester atau caturwulan berikutnya.

c. Manfaat Hasil Penilaian Proses Belajar Mengajar

Data hasil penilaian proses belajar mengajar sangat bermanfaat bagi guru, peserta didik, dan kepala sekolah. Guru dapat mengetahui kemampuan dirinya sebagai pengajar, baik kekurangan maupun kelebihannya. Guru juga dapat mengetahui pendapat dan aspirasi para peserta didiknya dalam berbagai hal yang berkenaan dengan proses belajar-mengajar. Berdasarkan informasi ini guru dapat memperbaiki dan menyempurnakan kekurangannya dan mempertahankan atau meningkatkan kelebihannya.

Bagi peserta didik data hasil penilaian mengenai cara belajar, kesulitan belajar, dan hubungan social dapat dijadikan bahan untuk meningkatkan upaya dan motivasi belajar yang lebih baik lagi.

Dengan penilaian proses belajar-mengajar kepala sekolah dapat memikirkan upaya-upaya pembinaan para guru dan peserta didik berdasarkan pendapat, saran, maupun aspirasi dari berbagai pihak seperti guru, peserta didik, dan orang tua, yaitu melengkapi sarana belajar, meningkatkan kemampuan professional tenaga pendidik, pelayanan sekolah, perpustakaan sekolah, tata tertib sekolah, disiplin kerja, pengawasan, dan sebagainya.

d. Manfaat Hasil Penilaian bagi Peserta Didik, Orang tua/Wali, Guru, dan Kepala Sekolah

1) Untuk Peserta didik

(59)

mengetahui kemajuan hasil belajar diri, b) mengetahui konsep-konsep atau teori yang belum dikuasai, c) memotivasi diri untuk belajar lebih baik, dan d) memperbaiki strategi belajar.

Untuk memberi informasi yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh peserta didik seoptimal mungkin, maka laporan yang diberikan kepada peserta didik harus berisi: a) hasil pencapaian belajar peserta didik, b) kekuatan dan kelemahan peserta didik dalam semua mata pelajaran, dan c) minat peserta didik pada masing-masing mata pelajaran.

2) Untuk Orang Tua

Informasi hasil belajar dimanfaatkan oleh orang tua untuk memotivasi anak agar belajar lebih baik. Untuk itu diperlukan informasi yang akurat tentang hasil belajar peserta didik, yang meliputi ranah kognitif, psikomotor, dan afektif. Informasi ini digunakan orang tua untuk: a) membantu anaknya belajar, b) memotivasi anaknya belajar, c) membantu sekolah meningkatkan hasil belajar peserta didik, dan d) membantu sekolah melengkapi fasilitas belajar.

Untuk memenuhi kebutuhan orang tua dalam meningkatkan hasil belajar, bentuk laporan hasil belajar harus mencakup semua ranah, serta deskripsi yang lebih rinci tentang kelemahan, kekuatan, dan keterampilan putranya dalam melakukan tugas, serta minat terhadap mata pelajaran.

3) Untuk Guru dan Kepala Sekolah

Hasil penilaian digunakan guru dan sekolah untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan peserta didik dalam satu kelas dan sekolah dalam semua mata pelajaran. Hasil penilaian harus dapat mendorong guru untuk mengajar lebih baik, membantu guru untuk menentukan strategi mengajar yang lebih tepat, dan mendorong sekolah agar menyediakan fasilitas belajar lebih baik.

(60)

pelajaran. Informasi yang diperlukan adalah kompetensi dasar yang telah dikuasai dan yang belum dikuasai oleh peserta didik. Guru memerlukan informasi yang spesifik untuk masing-masing kelas yang diajar, sedangkan kepala sekolah memerlukan informasi yang umum untuk semua kelas dalam satu sekolah.

Contoh laporan profil hasil belajar peserta didik dalam semua ranah, dapat dilihat pada penjelasan sebelumnya.

D. Aktivitas Pembelajaran

1. Pendahuluan

Silakan Anda pahami tujuan, kompetensi, dan indikator pencapaian kompetensi pada kegiatan pembelajaran ini supaya pembelajaran lebih terarah dan terukur.

2. Curah Pendapat

Pada kegiatan ini Anda diminta untuk menyebutkan berbagai masalah yang dihadapi dalam pembelajaran, khususnya pada saat penilaian. Sebagai langkah awal dan agar kegiatan curah pendapat berjalan dengan baik, Anda dapat mengisi pertanyaan berikut ini.

3. Telaah Materi

Anda dibagi ke dalam empat kelompok besar. Masing-masing anggota kelompok membentuk empat kelompok baru yang disebut kelompok ahli. Dua kelompok ahli pemanfaatan hasil belajar untuk menentukan ketuntasan dan dua kelompok ahli pemanfaatan hasil belajar untuk remedial. Setelah itu, setiap kelompok membaca, mengkaji, dan menelaah sumber belajar yang berhubungan dengan hal yang ingin dipahami tersebut. Adapun sumber belajar yang dirujuk adalah bahan bacaan yang terdapat pada bagian uraian materi dan sumber belajar lainnya yang relevan.

Perlukah guru bahasa Indonesia menganalisis KKM? Mengapa? Adakah perbedaan menentukan KKM di K 2013 dengan K 2006? Pernahkah Ibu/Bapak melaksanakan remedial? Bagaimana cara

(61)

Setelah setiap kelompok ahli mengkaji dan menelaah masing-masing sumber belajar yang terkait, mereka diminta kembali ke kelompok asal. Di kelompok asal silakan Anda kerjakan LK 1.1 sebagai laporan hasil diskusi.

4. Diskusi Ketuntasan Belajar

Bacalah materi ketuntasan belajar pada bagian uraian materi. Setelah itu, silakan Anda pilih salah satu KD dan indikatornya. Kemudian, tentukanlah KKM nya dengan cara menganalisis kompleksitas, daya dukung, dan intakenya. Pada kegiatan ini, Anda bisa menggunakan LK 1.2.

5. Penugasan Remedial dan Pengayaan

Silakan Anda baca dan diskusikan kembali materi remedial dan pengayaan. Untuk mengukur pemahamannya silakan Anda kerjakan LK 1.3.

6. Penugasan Pemanfaatan Hasil Penilaian

Untuk mengukur pemahaman Anda tentang pemanfaatan hasil penilaian, silakan Anda diskusikan dan kerjakan LK 1.4. Jika merasa kesulitan, silakan baca kembali materinya pada bagian materi atau bahan bacaan rujukan yang relevan.

7. Penutup

Setelah mengerjakan semua LK, Anda dapat mencocokan jawaban dengan kunci jawaban yang tersedia untuk mengukur dan menilai ketuntasan pembelajaran. Langkah terakhir silakan Anda melakukan kegiatan refleksi dengan menjawab pertanyaan pada bagian umpan balik dan tindak lanjut.

E. Latihan/ Kasus /Tugas

1. LK 1.1 Konsep Remedial dan Pengayaan

a. Tuliskan perbedaan penentuan KKM Kurikulum 2006 dan 2013!

(62)

b. Tuliskan perbedaan remedial dan pengayaan!

Aspek Remedial Pengayaan

Pengertian

Bentuk/Jenis Kegiatan

Bentuk Pelaksanaan

2. LK 1.2 Analisis KKM

a. Perhatikan KD dan indikator berikut ini. Standar Kompetensi

15. Memahami buku novel remaja (asli atau terjemahan) dan antologi puisi

Kompetensi Dasar

15.1 Menjelaskan alur cerita, pelaku, dan latar novel remaja (asli atau terjemahan)

Indikator

 Menjelaskan alur cerita novel remaja

 Menjelaskan pelaku novel remaja

(63)

15.2 Mengenali ciri-ciri umum puisi dari buku antologi puisi Indikator

1) Menentukan unsur fisik puisi dari buku antologi puisi 2) Menentukan unsur batin puisi dari buku antologi puisi

b. Tentukanlah KKM KD tersebut dengan menggunakan tabel analisis KKM berikut ini.

Kompetensi

Dasar dan

Indikator

Kriteria Ketuntasan Minimal

Kriteria Penetapan Ketuntasan Nilai

KKM Kompleksitas Daya dukung Intake

3. LK 1.3 Penentuan Remedial dan Pengayaan

Anda menentukan KKM untuk KD-4 dan KD-5 adalah 75. Untuk mengukur ketercapaian KD tersebut Anda melaksanakan ulangan harian dengan jumlah soal 10 butir soal pilihan ganda. Komposisi jumlah soal masing-masing KD sebagai beikut.

No. Kompetensi Dasar Jumlah Soal Nomor Soal

1. KD 4 6 1, 2, 3, 4, 7, 8

(64)

Hasil tes peserta didik adalah sebagai berikut No. Peser

ta didik

Nomor Soal Jumla

h

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1

0

1 Alda 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 80

2 Alians i

1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 80

3 Cobra 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 80

4 Hiday at

1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 80

5 Rico 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 80

6 Alicia 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 70 7 Micha

el

1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 80

8 Lela 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 70

9 Woro 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 70

10 Esti 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 60

Berdasarkan hasil tes tersebut

1. Siapakah yang harus remedial? Pada KD mana peserta didik itu di remedial?

2. Siapakah yang harus pengayaan? Pada KD mana peserta didik itu diberikan pengayaan?

4. LK 1.4 Pemanfaatan Hasil Penilaian

Diskusikanlah apa manfaat hasil penilaian formatif, sumatif, dan proses belajar mengajar.

Hasil Penilaian Manfaat

(65)

Sumatif

Proses Belajar Mengajar

F. Rangkuman

Ketuntasan Belajar terdiri atas ketuntasan penguasaan substansi dan ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar. Ketuntasan penguasaan substansi yaitu ketuntasan belajar KD yang merupakan tingkat penguasaan peserta didik atas KD tertentu pada tingkat penguasaan minimal atau di atasnya, sedangkan ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar terdiri atas ketuntasan dalam setiap semester, setiap tahun ajaran, dan tingkat satuan pendidikan.

Ketuntasan Belajar dalam satu semester adalah keberhasilan peserta didik menguasai kompetensi dari sejumlah mata pelajaran yang diikutinya dalam satu semester. Ketuntasan Belajar dalam setiap tahun ajaran adalah keberhasilan peserta didik pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran. Ketuntasan dalam tingkat satuan pendidikan adalah keberhasilan peserta didik menguasai kompetensi seluruh mata pelajaran dalam suatu satuan pendidikan untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.

Referensi

Dokumen terkait

“Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar

Pemetaan Sk, Kd Dan Aspek 112 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi Aspek Ket Penguasaan Konsep dan Nilai-nilai Penerapan memecahkan masalah

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SMPLB merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan

Pencapaian Standar Isi (SI) yang memuat Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang harus dicapai oleh peserta didik setelah melalui pembelajaran dalam

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Pedagogik B 8 Dari pendapat tersebut bisa disimpulkan bahwa, semua aktifitas mental atau psikis

Silabus disusun berdasarkan Standar Isi, yang di dalamnya berisikan Identitas Mata Pelajaran, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), Indikator,

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SMPLB merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai peserta didik dan menjadi acuan dalam

Setiap kompetensi dasar (KD) dan indikator ditetapkan KKM yang harus dicapai dan dikuasai oleh peserta didik. Peserta didik diharapkan dapat mempersiapkan diri