• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pembiayaan Murabahah dan Mudharabah Terhadap Perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) BMT El-Syifa Ciganjur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pembiayaan Murabahah dan Mudharabah Terhadap Perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) BMT El-Syifa Ciganjur"

Copied!
151
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN MUDHARABAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH

(UMKM) BMT EL-SYIFA CIGANJUR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

HENITA SAHANY 1110046100087

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

PENGARUH PEMBIAYAAII MURABAHAH DAN MUDHARABAH

TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH

(TIMKM) BMT EL SYITA CIGANJUR

Diajukan kepada

rfl;:::r*ah

dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.Sy)

Oleh:

HENITA SAHANY NIM: 1110046100087

Dibawah bimbingan

Dr. Svahrul Adam. M.Ag

NIP: 197305042000031002

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT

tr.AKTILTAS SYARIAH DAN HUKUM

T]NTVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAII JAKARTA Pembimbing I1

(3)

LEMBAR PENGESA}IAN

Skripsi yang berjudul "Pengaruh Pembiayaan Murabahah dan Mudharabah terhadap Perkembangan lJsaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) BMT EL-SYIFA Ciganjur" telah diujikan dalam sidang nxunaqasya& Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islarn Negeri

ruf$

Syarif Hidayatullah Jakarta pada Selasa, 29

September 2015. Skripsi

ini

telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).

Jakarta, Oktober 2015 Mengesahkan,

Panitia Sidang:

Kehra AM. Hasan Ali. M.A.

NIP. 19751201 200501 1 005

H. Abdunauf. Lc. M.A. NIP. 19731215200501 I 002

Dr. Syahrul Adam. M.Ag NrP. 19730504 200003 1 002

Sekretaris

t

Pembimbing I

Pembimbing II

Penguji I

Maman Rahman Hakim. S.E.I. M.M

Dr. Muhammad Maksum. lv{.A

NIP. 19780715 20A312

t

007

AM. Hasan Ali. M.A.

NIP. 19751201 200501 1 00s

as Syariah dan Hukum

{iary4

(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di Universitas Islam Negeri

OfN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku

di

Universitas Islam Negeri rufN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jika

di

kemudian hari terbukti bahwa karya

ini

bukan karya saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri

ruf$

Syarif Hidayatullah

Jakarta. 2.

J.

hK s"n",

(5)

PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN MUDHARABAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH

(UMKM) BMT EL SYIFA CIGANJUR

Oleh: Henita Sahany

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pembiayaan murabahah

dan mudharabah BMT El Syifa Ciganjur terhadap perkembangan usaha mikro kecil

menengah (UMKM) yang dijalankan oleh nasabah. Diukur dengan beberapa

indikator seperti besaran pembiayaan yang diterima, peningkatan laba, peningkatan

omzet penjualan, peningkatan pendapatan dan asset usaha.

Metode analisis data dilakukan dengan metode analisis regresi linear

sederhana yaitu untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen pembiayaan

murabahah terhadap variabel dependen perkembangan UMKM dan variabel

independen pembiayaan mudharabah terhadap variabel dependen perkembangan

UMKM yang diuji secara terpisah. Dan berdasarkan hasil pengolahan data

menunjukkan bahwa pembiayaan murabahah dan mudharabah mempunyai pengaruh

positif terhadap perkembangan UMKM nasabah BMT El Syifa.

Kata Kunci: Pembiayaan Murabahah, Pembiayaan Mudharabah, Perkembangan

(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbi al-‘alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

kepada Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang telah

melimpahkan segala nikmat, anugerah dan karunia, sehingga skripsi yang berjudul,

“Pengaruh Pembiayaan Murabahah dan Mudharabah terhadap Perkembangan Usaha

Mikro Kecil Menengah (UMKM) BMT EL-SYIFA Ciganjur” ini dapat terselesaikan.

Salawat serta salam penulis curahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Skripsi ini dapat penulis selesaikan penyusunannya berkat bimbingan,

bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Dan pada kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan rasa hormat serta ungkapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A selaku Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak A.M. Hasan Ali, M.A selaku ketua program studi Muamalat dan bapak

Abdurrauf, Lc, M.A selaku sekretaris program studi Muamalat.

3. Bapak Dr. Syahrul Adam, M.Ag selaku dosen pembimbing I dan bapak

Maman Rahman Hakim, S.E.I, M.M selaku dosen pembimbing II yang telah

berjasa memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam

(7)

4. Para dosen dan karyawan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan

bantuannya kepada penulis.

5. Petugas pengawas perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum, petugas

pengawas perpustakaan utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah membantu peneliti dengan memberikan fasilitas

penyediaan literatur untuk penulisan skripsi ini.

7. Kedua orang tua tercinta bapak Sa’ali, S.pd dan ibu Dedeh Hanifah, S.Ag

yang telah memberikan semangat, motivasi serta doa yang selalu dipanjatkan

untuk penulis sehingga penulis diberi kelancaran dan kemudahan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

8. Kak Nur Afifah dan ibu Yuyun Eliana yang telah memberikan motivasi dan

moril.

9. Delly Chessia Fadhila dan Gian Setiatno yang telah memberikan perhatian,

kasih sayang dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

10. Untuk sahabat-sahabatku tercinta Rika Mudrikah, Kharis Cahyadi, Willy

Fahmi Aziz, Abdul Hakim, Tri Puji Lestari, Aida Isti Nabila, Erni Sholihah

Hotami, Sharifa Aquila Dirampatan, Alifia Nilam Saputri, Ela Sulistia, Rita

(8)

Nurlaelati yang telah memberikan semangat, dan juga motivasi kepada

penulis.

11. Untuk teman-teman PS B angkatan 2010 yang tidak bias disebutkan satu

persatu.

12. Dan semua pihak yang tidak mampu penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberikan dukungan pula kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

Semoga amal baik dan jasa yang telah diberikan berbagai pihak kepada

penulis diterima dan dibalas dengan kebaikan oleh Allah SWT dan mendapatkan

ganjaran pahala dari-Nya. Dengan segala kelemahan dam kekurangan yang terdapat

dalam skripsi ini, besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat menambah

pengetahuan dan bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca

umumnya. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi setiap langkah kita. Aamiin yaa

Rabbal’alamin.

Ciputat, 9 Oktober 2015

(9)

DAFTARISI

iiセセセセ jイHji^ャjセ@ ...••.••••...•••.••...••...•..•.•••.••.•••••••••.•.•••••••.•••••••••... i

SURAT PENGESAHAN PEMBIMBING ... jj SURAT PENGESAHAN PANITIA UnAN ... iii

セiisセ ...•...•...•..•... "

SURA T PERNY AT AAN ...•...•.•••...•••••••...•.•....••..••••.•.... iv

KATA PENGANT AR ... vi

ャIajイQイariセi@ ...•••.•..•.•••••...•..••....••.•...•.•.••••.•••.•..•...•.••••••••.••...•.•. ix

BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 0 . . . : • • • • • • • • • • • 10

C. Pembatasan dan Rumusan Masalah .. 0 • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • 0 ; • • • • • 11 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 0 0 0 • • • • • • • • • • • • • • • 0 . 12 E. Review Studi Terdahulu ... 0 • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • 14 F. Kerangka Konseptual ... 0 0 • • • • • • • • • • 17 G. Sistematika Penulisan ... .... . .. . .. . . .. .. . . ... .. .. .. . . . .. . .. .. .. .... 19

BABII LANDASAN TEORI

A. Pembiayaan Murabahah

(10)

1. Pengertian Pembiayaan Murabahah ... 21

2. Landasan Hukum Pembiayaan Murabahah ... 23

3. Rukun dan Syarat Pembiayaan Murabahah ... 29

4. Konsep dan Penerapan Pembiayaan Murabahah

Pada BMT ... 32

B. Pembiayaan Mudharabah

1. Pengertian Pembiayaan Mudharabah ... 33

2. Landasan Hukum Pembiayaan Mudharabah ... 35

3. Rukun dan Syarat Perribiayaan Mudharabah ... 38

4. Konsep dan Penerapan Pembiayaan Mudharabah

Pada BMT ... 40

C. Usaha Mikro Keeil Menengah (UMKM)

1. Pengertian Usaha Milcro Keeil Menengah (UMKM) ... 41

2. Landasan Hukum Usaha Mikro Kecil Menengah ... 43

3.. Masalah Yang Dihadapi

Usaha Mikro keeil Mengengah (UMKM) ... 44

(11)

4. Perkembangan Usaha Mikro Kedl Menengah (UMKM) .... 45

BABIII METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 46

B. Jenis dan Sumber Data ... 46

C. Variabel Penelitian ... 50

D. Populasi dan Sampel ... 52

E. Teknik Pengambilan Sampel ... 54

F. Lokasi Penelitian ... 55

G. Teknik: Pengolahan Data ... 55

H. Teknik Analisis Data ... 59

1. Statistik Deskriptif ... 59

2. Uji Validitas ... 60

3. Uji Reliabilitas ... 60

4. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas ... 61

b. Uji Heteroskedastisitas ... 61

c. Uji Autokorelasi ... 62

5. Uji Regresi Linear Sederhana ... 63

6. Uji Hipotesa ... 63

a. Uji t ... 63

b. Uji Koefisien Determinasi ... 65

(12)

BABIV GAMBARAN UMUM BMT EL-SYIFA, HASIL PENELITIAN

DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum BMT El-Syifa ... 68

1. Sejarah Singkat BMT El-Syifa ... 68

2. Visi dan Misi BMT El-Syifa ... 70

3. Produk Yang Ditawarkan BMT El-Syifa ... 71

4. Struktur Organisasi BMT EI-Syifa ... 74

B. Gambaran Umum Responden ... 75

C. Basil Penelitan dan Pembahasan ... 85

BABV PENUTUP A. Kesimpulan... . . . .. 1 02 B. Saran .... " ... '" 1 03 jIj|セQイセ@ セitセQイセ@ •.••••••...•••...•...•...••.•...•....•...••...•••••... 10:;

[image:12.600.61.513.110.670.2]
(13)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada penelitian ini permasalahan yang dibahas adalah mengenai

pembiayaan murabahah dan mudharabah terhadap perkembangan usaha mikro

kecil menengah (UMKM). Dari penelitian-penelitian sebelumnya hasil

menunjukan bahwa baik pembiayaan murabahah maupun mudharabah

memiliki pengaruh yang positif terhadap perkembangan UMKM. Dan dari

hasil penelitian ini yang mengambil lokasi di BMT menunjukan pembiayaan

murabahah dan mudharabah memiliki pengaruh yang positif terhadap

perkembangan UMKM. Selain di BMT penelitian tentang perkembangan

UMKM ini juga dapat dilakukan pada lembaga keuangan perbankan.

Lembaga keuangan perbankan terdiri dari dua macam yaitu Bank Umum dan

Bank Perkreditan Rakyat Syariah.

Disamping kedua lembaga keuangan yang tersebut diatas (Bank

Umum dan BPRS), masih ada yang lain lagi lembaga keuangan yang bergerak

di luar dunia perbankan. Lembaga keuangan ini biasa dinamai dengan

(14)

non bank (LKNB), di antaranya: Koperasi Syariah atau BMT, Asuransi

Syariah, Pegadaian Syariah, Dana Pensiun Syariah, dll1.

Baik lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank

keduana diatur dalam hukum syariah, dimana di dalam hukum syariah

melarang adanya pengambilan kelebihan yang merugikan semisal bunga atau

riba. Oleh karena bunga uang secara fikih dikategorikan sebagai riba yang

berarti haram tetapi yang diperbolehkan adalah sistem bagi hasil. Inilah yang

mendasari perbedaan antara sistem lembaga keuangan konvensional dengan

sistem lembaga keuangan syariah.

Dan salah satu jenis lembaga yang termasuk kedalam lembaga

keuangan non bank yaitu lembaga keuangan mikro. Dapat dicermati bahwa

Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di Indonesia saat ini semakin berkembang

dilihat dari semakin banyak jumlahnya, termasuk telah dikembangkannya

Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dengan sistem ekonomi syariah. Karena

masih tergolong lembaga informal, maka bagi keperluan pengembangannya

agar menjadi lemabaga keuangan yang baik dan sehat, perlu didukung oleh

tersedianya lembaga yang memadai. Minimal kelembagaan tersebut memiliki

jaringan yang kuat, baik antar-LKM maupun antara LKM dengan lembaga

keuangan lainnya.

1

(15)

Kegiatan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) secara prinsip

hampir sama dengan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) konvensional. Tetapi,

ada beberapa kegiatan yang berbeda dalam hal akad dan transaksinya, yaitu

dengan sistem syariah yang tidak memperkenankan adanya bunga. LKM

dengan sistem syariah ini diharapkan dapat menggantikan sistem

konvensional yang bertumpu pada instrumen bunga. Melalui sistem ini dapat

dikembangkan bentuk-bentuk pembiayaan untuk usaha kecil dengan

menggunakan sistem cost plus dan profit sharing. Adapun kegiatan LKMS

adalah sebagai berikut: a) jual-beli (murabahah); b) titipan (wadi‟ah); c)

mudharabah; d) musyarakah; e) zakat; f) jasa lainnya.2

Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) yang akan menjadi fokus

penelitian ini adalah Baitul Maal Wattamwil (BMT). BMT terdiri dari dua

istilah, baitul maal dan baitul tamwil. Bila menengok perjalanan baitul maal

di Indonesia, sebenarnya sudah sedemikian tua usia kelahirannya, bermula

dari pengorganisasian zakat di kalangan kaum muslimin pada masa

pendudukan Jepang yang pada saat itu dimotori oleh Majelis Islam A‟la

Indonesia (MIAI) dengan membentuk sebuah Baitul Maal Pusat.3 Baitul Maal

Wattamwil (BMT) merupakan salah satu model lembaga keuangan syariah

yang paling sederhana yang saat ini banyak muncul di Indonesia bahkan

2

Euis Amalia, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), h. 74-75

3

(16)

hingga ribuan BMT, yang bergerak di kalangan masyarakat ekonomi bawah

dan berupaya mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam

rangka meningkatkan ekonomi bagi pengusaha kecil yang berdasarkan

prinsip-prinsip syariah yang kemudian disalurkan melalui

pembiayaan-pembiayaan.4

Perkembangan BMT di Indonesia sampai saat ini telah mencapai

jumlah jaringan yang tersebar di seluruh Indonesia dan tampil sebagai

pendorong intermediasi usaha riil-mikro. Hal ini dibuktikan dengan jumlah

BMT atau koperasi jasa keuangan syariah yang telah dikembangkan sampai

kepelosok Indonesia. Sejak pertama kali konsep BMT di tahun 1990

diperkenalkan, hanya ada beberapa puluh unit saja, dan saat ini jumlah BMT

sudah lebih dari 5.500 (Asosiasi BMT Indonesia/Absindo, 2012).5

Sedangkan pertumbuhan asset BMT menurut BMT Center (lembaga

yang menaungi LKMS se-Indonesia) terus bertambah seiring waktu dan

perkembangan jaringannya yang luas. Pada tahun 2006, asset anggota BMT

Center sebesar Rp458.000.000.000. Tahun berikutnya, asset anggota

meningkat lagi menjadi Rp 695.000.000.000. Kemudian berturut-turut pada

tahun 2008 dan 2009 aset para anggota BMT Center berkembang menjadi Rp

4

Makhalul Ilmi SM, Teori Dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah, (Yogyakarta: UII Press, 2002), h. 49

5 Heru Nata, “BMT Sebagai Pendorong Ekonomi Kerakyatan”, artikel diakses pada 30

(17)

Rp 1.000.000.000.000 dan Rp 1.600.000.000.000.6 Pada tahun 2010 aset

BMT naik menjadi Rp 3.200.000.000.000.7 Pada tahun 2011 aset BMT naik

menjadi Rp 3.600.000.000.000.8 Dan pada tahun 2012 aset BMT naik menjadi

Rp 4.700.000.000.000.9

Seperti yang telah diketahui pada lembaga BMT terdapat dua jenis

kegiatan yaitu jenis kegiatan keuangan dan non keuangan. Untuk jenis

keuangan ada dua bentuk layanan, jasa simpan pinjam dan pembiayaan. Pada

layanan pembiayaan produk yang ditawarkan adalah mudharabah,

6Eka Adi Nugroho dan Multifah, “

Persepsi Masyarakat Terhadap Baitul Maal Wattamwil

(BMT) Dalam Pemberdayaan Ekonomi Lokal (Studi Pada BMT MMU Sidogiri Pasuruan)”. Universitas Brawijaya Malang, (Agustus 2013), h. 1-2

7Zaki Al hamzah, “Krisis SDM BMT Mengancam di 2013”, artikel diakses pada 3 Oktober

2015 dari http://makmunr.blogspot.co.id/2011/11/krisis-sdm-bmt-mengancam-di-2013.html

8Muh Syaifullah, “Aset BMT Tumbuh Signifikan”, artikel diakses pada 3 Oktober 2015 dari http://bisnis.tempo.co/read/news/2012/11/07/089440268/aset-bmt-tumbuh-signifikan

9Ichsan Emrald Alamsyah, “Aset BMT Indonesia Capai Rp 4,7 Triliun”, artikel diakses pada

3 Oktober 2015 dari http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/syariah-ekonomi/15/03/22/nlmhlb-aset-bmt-indonesia-capai-rp-47-triliun

0 1000 2000 3000 4000 5000

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Pertumbuhan Asset BMT

(18)

musyarakah, murabahah, ba‟I bitsaman ajil. Produk-produk layanan

pembiayaan ini membiayai usaha-usaha yang dilakukan anggota sesuai

kebutuhan. Adapun fungsi BMT di masyarakat, adalah:10

1. Meningkatkan kualitas SDM anggota, pengurus, dan pengelola menjadi

lebih professional, saalam (selamat, damai, dan sejahtera), dan amanah

sehingga semakin utuh dan tangguh dalam berjuang dan berusaha

(beribadah) mengadapi tantangan global.

2. Mengorganisasi dan memobilisasi dana sehingga dana yang dimiliki oleh

masyarakat dapat termanfaatkan secara optimal di dalam dan di luar

organisasi untuk kepentingan rakyat banyak.

3. Mengembangkan kesempatan kerja.

4. Mengukuhkan dan meningkatkan kualitas usaha dan pasar produk-produk

anggota. Memperkuat dan meningkatkan kualitas lembaga-lembaga

ekonomi dan sosial masyarakat banyak.

Selain itu, peran BMT di masyarakat, adalah:11

1. Motor penggerak ekonomi dan sosial masyarakat banyak.

2. Ujung tombak pelaksanaan sistem ekonomi Islam.

3. Penghubung antara kaum aghnia (kaya) dan kaum dhu‟afa (miskin).

10

Nurul Huda dan Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoritis dan Praktis, (Jakarta: Kencana Predana Media Group, 2010, Cet. Pertama), h. 364

11

(19)

4. Sarana pendidikan informal untuk mewujudkan prinsip hidup yang

barakah, ashhanu „amala, dan salaam melalui spiritual communication

dengan dzikir qalbiyaah ilahiah.

Apabila seseorang melakukan kerjasama dengan BMT maka akan ada

akad atau kontrak perjanjian antara kedua belah pihak untuk mencegah

terjadinya perselisihan. Menurut para ahli hukum Islam, kata “akad”

didefinisikan sebagai berikut: “Hubungan antara ijab dan qabul sesuai dengan

kehendak syariat yang menetapkan adanya pengaruh (akibat) hukum pada

objek perikatan”. Yang menjadi asas-asas sebuah kontrak yaitu: Al-Hurriyyah

(Kebebasan), Al-Musawah (Persamaan atau kesetaraan), Al-„Adalah

(Keadilan), Ar-Ridha (Kerelaan), Ash-Shidiq (Kejujuran), Al-Kitabah

(Tertulis). Unsur-unsur dari sebuah kontrak adalah ijab dan qobul, ijab dan

qobul harus jelas dan tidak terhalang sesuatu yang menyebabkan kaburnya

atau terganggunya kontrak; pelaku kontrak („aqidain), pelaku kontrak berakal,

baligh, bahkan untuk transaksi ekonomi tertentu pelaku harus cerdas (rusyd)

serta memiliki wewenang terhadap objek kontrak; objek akad (ma‟qud

„alaih), objek kontrak secara umum harus ada/terwujud ketika terjadinya

kontrak, tidak dilarang hukum Islam dan dapat diserahkan ketika kontrak

terjadi.12

12

(20)

Yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah pembiayaan

murabahah dan mudharabah. Pembiayaan murabahah memiliki tujuan dari

antara lain untuk meningkatkan peran BMT, meningkatkan pendapatan BMT,

dan menolong nasabah yang tidak memiliki keuangan cukup untuk

pembayaran tunai. Dan yang menjadi tujuan bagi nasabah yaitu untuk

mendapat pemenuhan pengadaan asset melakukan pembelian barang dengan

pembayaran yang ditangguhkan.

Sedangkann tujuan dari pembiayaan mudharabah antara lain untuk

meningkatkan peran BMT, meningkatkan pendapatan BMT, dan menolong

nasabah yang kekurangan modal untuk usaha. Jika kemudian dari usaha yang

dijalankan pihak kedua diperoleh keuntungan (profit), masing-masing berhak

atas bagian keuntungan tersebut yang porsinya ditentukan berdasarkan

kesepakatan awal pada saat dilakukan penandatanganan perjanjian misalnya

30/70, 35/65, atau 40/60. Sebaliknya, bila usaha yang dijalankan pihak kedua

merugi, beban kerugian dipikul bersama, dimana pihak pertama selaku shahib

al-maal kehilangan sebagian atau seluruh modalnya dan pihak kedua selaku

mudharib kehilangan kesempatan memperoleh hasil dari jerih payah dan

cucuran keringat yang dikeluarkannya selama mengelola usaha. Inilah yang

(21)

merupakan bentuk kerjasama ekonomi yang memutlakkan adanya

perimbangan pembagian keuntungan dan (risiko) kerugian.13

Usaha Mikro Kecil Menengah (UKM) yang merupakan salah satu

komponen dari sektor industri pengolahan, secara keseluruhan mempunyai

andil yang sangat besar dalam menciptakan lapangan pekerjaan bagi

masyarakat. Disamping itu banyak potensi tersebut, banyak permasalahan

yang dihadapi oleh UMK karena sifat usahanya yang kebanyakan masih

bersifat transisi. Beberapa permasalahan utama yang sering dihadapi usaha

ini antara lain masalah permodalan dan pemasaran. Permasalahan lain yang

dihadapi adalah penguasaan teknologi yang rendah, kekurangan modal, akses

pasar yang terbatas, kelemahan dalam pengelolaan usaha dan lain

sebagainya.14

Pembangunan dan pertumbuhan UKM merupakan salah satu

penggerak yang krusial bagi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di

banyak negara di dunia. Karakteristik yang melekat pada UKM bisa

merupakan kelebihan atau kekuatan yang justru menjadi penghambat

perkembangan (Growth constraints). Kombinasi dari kekuatan dan kelemahan

13

Makhlul Ilmi SM, Teori & Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah, h. 32

14

Fitri Ananda, “Analisis Perkembangan Usaha Mikro dan Kecil Setelah Memperoleh

(22)

serta interaksi keduanya dengan situasi eksternal akan menentukan prospek

perkembangan UKM.15

Potensi usaha kerdit usaha mikro hingga saat ini oleh banyak kalangan

masih dipandang sangat menjanjikan. Terbukti dengan terus meningkatnya

volume penyaluran pinjaman untuk usaha mikro dari tahun ke tahun dengan

kualitas pinjaman yang relatif baik.16

Berdasarkan uraian dan hal-hal yang telah disebutkan di atas, maka

penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai pembiayaan mudharabah

dan murabahah, serta perkembangan UMKM. Maka penulis mengambil

judul

Pengaruh Pembiayaan Murabahah dan Mudharabah terhadap Perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) BMT EL-SYIFA Ciganjur

.

B. Identifikasi Masalah

Penyaluran pembiayaan pada UMKM merupakan termasuk kedalam

upaya memberikan penambahan modal usaha bagi pengusaha. Penyaluran

pembiayaan yang menjadi masalah disini mengenai produk pembiayaan

murabahah dan mudharabah. Namun tidak semua BMT memiliki sistem atau

15

Ibid., h.8

16

Istiqomah Fidyaningsih, “Pengaruh Penyaluran Pembiayaan Mikro Terhadap Pendapatan

(23)

mekanisme yang baik dari produk pembiayaan murabahah dan mudharabah

yang ditawarkan. Baik tidaknya sebuah produk itu dilihat dari kemudahan

bagi nasabahnya saat memilih produk pembiayaan murabahah dan

mudharabah itu sendiri. Misalnya saja dalam persyaratannya, nisbah bagi

hasil, dan lain sebagainya.

Diharapkan dengan produk pembiayaan murabahah dan mudharabah

pada BMT akan memudahkan nasabah atau masyarakat untuk mendapatkan

tambahan modal. Sehingga dapat memungkinkan masyarakat untuk

mengembangkan usahanya.

C. Pembatasan dan Rumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan dengan latar belakang masalah, penelitian ini hanya

akan membahas pada produk pembiayaan murabahah dan mudharabah

pada BMT El-Syifa dalam sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM) dan pengaruhnya terhadap perkembangan usaha milik

nasabah. Adapun yang menjadi studi kasus penelitian ini yaitu BMT

El-Syifa.

2. Perumusan Masalah

Dengan batasan masalah tersebut bahwa penyaluran dana

(24)

mempengaruhi perkembangan usaha milik nasabah. Sehingga dapat

diambil rumusan masalah sebagai berikut:

1) Bagaimana pengaruh pembiayaan murabahah dan mudharabah di

BMT El-Syifa terhadap perkembangan UMKM?

2) Seberapa besar pengaruh pemberian pembiayaan murabahah dan

mudharabah di BMT El-Syifa terhadap perkembangan UMKM?

3) Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan nasabah memilih

pembiayaan murabahah dan mudharabah di BMT El-Syifa?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penulis dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui bagaimana dengan pemberian pembiayaan

murabahah dan mudharabah di BMT El-Syifa dapat

mempengaruhi perkembangkan usaha nasabah?

2) Untuk mengetahui seberapa besar pembiayaan murabahah dan

mudharabah mempengaruhi perkambangan UMKM di BMT

(25)

3) Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan

nasabah memilih pembiayaan murabahah dan mudharabah di

BMT El-Syifa?

2. Manfaat Penelitian

Dalam Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

bagi pihak-pihak terkait, diantaranya adalah:

1) Manfaat bagi pihak penulis, penelitian ini dapat memberikan

pengetahuan langsung mengenai pemberian pembiayaan

murabahah dan mudharabah untuk Usaha Mikro Kecil Menengah

(UMKM) dan bagaimana penyaluran tambahan modal UMKM

dapat mempengaruhi perkembangan UMKM.

2) Manfaat bagi BMT, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

sebagai dasar pertimbangan dalam pemberian pembiayaan

murabahah dan mudharabah untuk UMKM sehingga dapat

membantu perkembangan usaha nasabah.

3) Bagi pemerintah. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

masukan untuk mengembangkan UMKM oleh pemerintah agar

meningkatkan usaha kecil di Indonesia.

4) Manfaat bagi pendidikan. Penelitian ini dapat dijadikan bahan

(26)

murabahah dan mudharabah untuk UMKM yang baik dan dapat

memberikan hasil optimal.

E. Review Studi Terdahulu

a. Penulis Fitri Ananda jurusan IESP fakultas Ekonomi judul Analisis

Perkembangan Usaha Mikro dan Kecil Setelah Memperoleh

Pembiayaan Mudharabah dari BMT At-Taqwa Halmahera di Kota

Semarang. Tujuan dari penelitiannya adalah menganalisis perbedaan

dan perkembangan UMK saat sebelum dan sesudah menerima

pembiayaan dari BMT dilihat dari modal usaha, omzet penjualan dan

keuntungan. Dan hasil dari penelitian ini adalah pembiayaan dari

BMT At Taqwa Halmahera terbukti mempunyai pengaruh positif

terhadap kinerja UMK binaan BMT At Taqwa Halmahera di Kota

Semarang. Penelitian tersebut mengambil lokasi penelitian di BMT

At-Taqwa Halmahera di kota Semarang. Yang menjadi persamaan

dengan penelitian ini adalah penelitian ini juga meneliti tentang

pembiayaan murabahah dan pengaruhnya terhadap perkembangan

UMKM. Sedangkan perbedaannya adalah penelitian ini juga meneliti

tentang pembiayaan mudharabah dan bagaimana pengaruhnya

terhadap perkembangan UMKM. Dan yang menjadi lokasi penelitian

(27)

b. Penulis Andi Abdullah Sa‟ad jurusan Perbankan Syariah Fakultas

Syariah dan Hukum judul Pengaruh Pembiayaan Murabahah

Terhadap Peningkatan Pendapatan Nasabah BMT Berkah Madani.

Tujuan dari penelitiannya adalah untuk mengetahui perubahan

pendapatan nasabah sebelum dan sesudah memperoleh pembiayaan

murabahah. Dan hasil dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh

yang signifikan dari pembiayaan murabahah yang diberikan BMT

Berkah Madani terhadap perubahan pendapatan nasabah. Persamaan

dengan penelitian ini yaitu juga meneliti tentang pembiayaan

murabahah. Sedangkan perbedaannya penelitian ini tidak hanya

meneliti tentang pembiayaan murabahah-nya saja tetapi juga

mudharabah, tidak hanya meneliti perubahan pendapatan dari

usahanya saja termasuk juga perkembangan dari usaha nasabah. Dan

faktor-faktor apa yang menyebabkan nasabah memilih diantara kedua

pembiayaan tersebut.

c. Penulis Maulidah Kurniawati jurusan Ekonomi Islam Fakultas Syariah

dan Ekonomi Islam judul Analisis Pengaruh Pembiayaan Murabahah

Terhadap Kinerja Usaha Nasabah. Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk menganalisis pengaruh pembiayaan murabahah terhadap kinerja

usaha nasabah. Dan hasil dari penelitian ini adalah pembiayaan

(28)

kinerja usaha nasabah. Persamaan dengan penelitian ini adalah

penelitian ini juga meneliti tentang pembiayaan murabahah. Dan yang

menjadi perbedaannya adalah peneltian ini juga meneliti tentang

pembiayaan mudharabah, dan tidak hanya meneliti dari sisi kinerja

usaha tetapi bagaimana perkembangannya. Dan faktor-faktor yang

menyebabkan nasabah memilih pembiayaan murabahah dan

mudharabah.

d. Penulis Suryati jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi judul

Pengaruh Pembiayaan Mudharabah BMT Binamas Terhadap

Perkembangan Usaha dan Pendapatan Nasabah Mudharabah di BMT

Binamas Purworejo. Tujuan dari penelitan ini adalah untuk

mengetahui pembiayaan mudharabah terhadap perkembangan usaha

dan peningkatan pendapatan nasabah mudharabah dan untuk

mengetahui pengaruh tidak langsung pemberian pembiayaan

mudharabah terhadap peningkatan pendapatan melalui perkembangan

usaha nasabah. Dan hasil dari penelitian ini adalah pembiayaan

mudharabah terhadap perkembangan usaha nasabah memiliki

pengaruh yang positif dan signifikan, terdapat pengaruh positif antara

perkembangan usaha dengan peningkatan pendapatan dan juga ada

pengaruh secara tidak langsung dari pembiayaan mudharabah

(29)

usaha. Persamaan dengan penelitan ini adalah sama-sama meneliti

tentang pembiayaan mudharabah terhadap perkembangan usaha

nasabah dan juga dampaknya terhadap peningkatan usaha nasabah.

Dan perbedaannya adalah penelitian ini tidak hanya meneliti pengaruh

pembiayaan mudharabah saja tetapi juga murabahah, bagaimana

kedua pembiayaan tersebut dapat mempengaruhi perkembangan

UMKM. Dan faktor-faktor yang menyebabkan nasabah memilih kedua

pembiayaan tersebut.

F. Kerangka Konseptual

Adapun bentuk konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BMT

Pembiayaan

Perkembangan UMKM

(30)

1. BMT selaku lembaga keuangan mikro syariah memiliki produk-produk

pembiayaan, pembiayaan murabahah dan mudharabah.

Pembiayaan-pembiayaan tersebut yang nantinya akan disalurkan kepada nasabah-nasabah

yang memiliki usaha.

2. Melalui pembiayaan murabahah nasabah yang memiliki usaha akan memilih

pembiayaan tersebut untuk pengadaan alat dalam meningkatkan hasil output

produksinya. Dan ketika nasabah telah mendapatkan alat untuk menambah

jumlah produksi tersebut melalui pembiayaan murabahah dapat dilihat bahwa

pembiayaan murabahah ini berkontribusi atau tidaknya terhadap

perkembangan UMKM.

3. Dan untuk pembiayaan mudharabah dipilih oleh nasabah yang memiliki

usaha untuk menambah modal usahanya. Dengan menambah modal usahanya

nasabah dapat mengembangkan usaha yang dijalaninya lebih dari

sebelumnya. Namun berhasil tidaknya dari perkembangan usaha ini sehingga

membuat usaha nasabah semakin maju dengan pembiayaan mudharabah

dapat dilihat bahwa pembiayaan mudharabah memberikan kontribusi yang

besar atau tidak terhadap keberhasilan dan kemajuan dari perkembangan

usaha nasabah.

4. Setelah nasabah-nasabah memilih diantara kedua pembiayaan, dapat

dilakukan penelitian jika memang pembiayaan murabahah dan mudharabah

memiliki pengaruh dan juga berkontribusi atau tidak terhadap perkembangan

(31)

G. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan penelitian ini, penulis mengurutkan permasalahannya

menjadi 5 BAB:

BAB I: PENDAHULUAN. Bab ini memuat Latar Belakang Masalah,

Identifikasi Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan

Manfaat Penelitian, Review Studi Terdahulu, Kerangka Teori dan Konseptual,

Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II: LANDASAN TEORI. Bab ini memuat Pembiayaan Murabahah dan

Mudharabah tentang Pengertian, Landasan Hukum, Rukun dan Syarat, juga

Konsep dan Penerapannya pada BMT. Termasuk juga memuat Usaha Mikro

Kecil Menengah tentang Pengerian, Landasan Hukum, Masalah Yang

Dihadapi, dan juga Perkembangannya.

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN. Memuat tentang Jenis Penelitian,

Jenis dan Sumber Data, Populasi dan Sampel, Teknik Pengambilan Sampel,

Lokasi Penelitian, Teknik Pengolahan Data dan Teknik Analisis Data.

BAB IV: GAMBARAN UMUM BMT EL-SYIFA, HASIL PENELITIAN

[image:31.612.144.528.114.331.2]

DAN PEMBAHASAN. Memuat tentang Gambaran Umum BMT EL-SYIFA,

(32)

BAB V: PENUTUP. Memuat tentang kesimpulan uraian atau penjelasan,

(33)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pembiayaan Murabahah

1. Pengertian Pembiayaan Murabahah

Bai‟ al-Murabahah, yakni jual beli mabi‟ dengan ra‟s al-mal

(harga pokok) ditambah sejumlah keuntungan tertentu yang disepakati

dalam akad.17 Dalam kontrak murabahah, penjual harus

memberitahukan harga produk yang ia beli dan menentukan suatu

tingkat keuntungan sebagai tambahannya. Kontrak murabahah dapat

dilakukan untuk pembelian secara pemesanan pembelian. Dalam

istilah Imam Syafi‟I dalam kitab Al-Um, dikenal dengan Al-„Amir bi

asy-syira.18

Menurut Ascarya, murabahah adalah istilah Fikih Islam yang

berarti suatu bentuk jual beli tertentu ketika penjual menyatakan biaya

perolehan barang, meliputi harga barang dan biaya-biaya lain yang

17

Ghufron A. Mas‟adi, Fiqh Muamalat Kontekstual, (Jakarta: PT Raja Grafindo persada, 2002), h.142

18

(34)

dikeluarkan untuk memperoleh barang tersebut, dan tingkat

keuntungan yang diinginkan.19

Menurut Syafii Antonio, bai‟ al-murabahah adalah jual beli

barang pada harga asal dengan tambahan yang disepakati. Dalam bai‟

al-murabahah, penjual harus memberi tahu harga produk yang ia beli

dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya.20

Menurut M. Nur Rianto Al Arif, murabahah adalah akad jual

beli barang dengan menyetakan harga perolehan dan keuntungan yang

disepakati oleh penjual dan pembeli. Akad ini merupakan salah satu

bentuk natural certainty contracts karena dalam murabahah

ditentukan besarnya required rate of profitnya (keuntungan yang ingin

diperoleh).21

Menurut Yuke Rahmawati, murabahah (Pembiayaan) ialah

Akad jual beli suatu barang dengan harga asal dengan tambahan

keuntungan yang disepakati, dengan pertimbangan keuntungan yang

tidak terlalu membebankan kepada calon pembeli.22

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas maka dapat

disimpulkan bahwa murabahah adalah akad jual beli dimana penjual

19

Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h.81-82

20Muhammad Syafi‟I Antonio,

Bank Syariah Dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), h.101

21

M. Nur Rianto Al Arif, Lembaga Keuangan Syariah Suatu Kajian Teoritis dan Praktis,

(Bandung: CV. Pustaka Setia, 2012), h.150

22

(35)

memberitahukan harga pokok atau harga awal beli dari barang yang ia

akan jual, dan menyebutkan keuntungan yang ia ambil dari penjualan

barangnya kepada pembeli. Maka yang menjadi harga jual dari

barangnya itu adalah hasil dari harga pokok ditambah keuntungannya.

2. Landasan Hukum Pembiayaan Murabahah

a. Dasar Hukum Positif23

1) Pasal 1 ayat (13) UU No.10 Tahun 1998 Tentang Perbankan

2) Pasal 19 ayat (1) huruf d dan ayat (2) huruf d UU No. 21

Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.

3) Pasal 21 huruf b angka 2 UU No. 21 Tahun 2008 tentang

Perbankan Syariah.

4) Peraturan Bank Indonesia No. 7/6/PBI/2005 tentang

transparansi informasi produk bank dan penggunaan data

pribadi nasabah beserta ketentuan perubahannya.

5) Peraturan Bank Indonesia No 9/19/PBI/2007 tentang

pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan

dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa bank syariah,

berikut perubahannya dengan Peraturan Bank Indonesia No.

10/16/PBI/2008.

23

(36)

6) Peraturan Bank Indonesia No.10/17/PBI/2008 tentang

Produk Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah.

Dasar hukum positif murabahah menurut Dewan Syariah Nasional

dan Majelis Ulama Indonesia:

7) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No.

04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah.24

8) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No.

13/DSN-MUI/IX/2000 tentang uang muka dalam murabahah.25

8) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No.

16/DSN-MUI/IX/2000 tentang diskon dalam murabahah.26

9) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No.

23/DSN-MUI/III/2002 tentang potongan pelunasan dalam

murabahah.27

10)Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No.

47/DSN-MUI/II/2005 tentang penyelesaian piutang murabahah

bagi nasabah tidak mampu membayar.28

24 Abdul Ghofur Anshori, “

Payung Hukum Perbankan Syariah”, (Yogyakarta: UII Press,

2007), h.105

25

Ibid., h.108

26

Ibid., h.112

27

Ibid., h.118

28

(37)

11)Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No.

48/DSN-MUI/II/2005 tentang penjadwalan kembali tagihan

murabahah.29

12)Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No.

49/DSN-MUI/II/2005 tentang konversi akad murabahah.30

b. Dasar Hukum Syariah

Adapun landasan hukum syariah dari murabahah yang

berdasarkan ayat-ayat Al-Qur‟an adalah sebagai berikut:

1) QS. An-Nisa‟: 2931















(

ءاسنلا

/

4

:

99

(

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”. (QS. An-Nisa‟ [4]: 29)

29 Ibid., h.139 30 Ibid., h.142 31

(38)

2) QS. Al-Baqarah: 27532





































(

رق لا

/

9

:

972

)

Artinya: “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba. Padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya”. (QS. Al-Baqarah [2]: 275)

32

(39)

3) QS. Al-Maidah: 133









(

دئاملا

/

5

:

1

)

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya”. (QS. Al-Maidah [5]: 1)

4) QS. Al-Baqarah: 28034



(

رق لا

/

9

:

982

)

Artinya: “Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, Maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu Mengetahui”. (QS. Al-Baqarah [2]: 280)

Dan yang menjadi landasan hukum syariah dari murabahah

berdasarkan hadits Rasulullah SAW adalah sebagai berikut:35

1) Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari Amr bin Auf:

33 Ibid., h.118 34 Ibid., h.168-170 35

(40)

“Perdamaian dapat dilakukan di antara kaun muslimin, kecuali

perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan

yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat

mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau

menghalalkan yang haram.”.

2) Hadis Nabi riwayat Jama‟ah:

“Menunda-nunda (pembayaran) yang dilakukan oleh oorang

mampu adalah suatu kezaliman…”

3) Hadis Nabi riwayat Nasa‟I Abu Dawud, Ibnu Majah dan

Ahmad:

“Menunda-nunda (pembayaran) yang dilakukan oleh orang

mampu menghalalkan harga diri dan pemberian sanksi

kepadanya.”.

4) Hadis Nabi riwayat „Abd al-Raziq dari Zaid bin Aslam:

“Rasulullah SAW, ditanya tentang „urban (uang muka) dalam

jual beli, maka beliau menghalalkannya.”.

5) Ijma‟ Mayoritas ulama tentang kebolehan jual beli dengan cara

Murabahah.

Kaidah fiqh: “Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh

(41)

3. Rukun dan Syarat Pembiayaan Murabahah

Menurut Ascarya rukun dari akad murabahah yang harus

dipenuhi dalam transaksi ada beberapa, yaitu:

a. Pelaku akad, yaitu ba‟i (penjual) adalah pihak yang memiliki

barang untuk dijual, dan musytari (pembeli) adalah pihak yang

memerlukan dan akan membeli barang;

b. Objek akad, yaitu mabi‟ (barang dagangan) dan tsaman (harga);

dan

c. Shighah, yaitu Ijab dan Qabul.

Menurut Wiroso, dalam murabahah dibutuh beberapa syarat,

antara lain:36

a. Mengetahui harga pertama (Harga Pembelian)

Pembeli kedua hendaknya mengetaui harga pembelian karena hal

itu adalah syarat sahnya transaksi jual beli. Syarat ini meliputi

semua transaksi yang terkait dengan murabahah, seperti

pelimpahan wewenang (tauliyah), kerjasama (isyrak) dan kerugian

(wadhi‟ah), Karena semua transaksi ini berdasar pada harga

pertama yang merupakan modal. Jika tidak mengetahuinya, maka

jual beli tersebut tidak sah hingga di tempat transaksi. Jika tidak

36

(42)

diketahui hingga keduanya meninggalkan tempat tersebut, maka

gugurlah transaksi itu.

b. Mengetahui besarnya keuntungan

Mengetahui jumlah keuntungan adalah keharusan, karena ia

merupakan bagian dari harga (tsaman), sedangkan mengetahui

harga adalah syarat sahnya jual beli.

c. Modal hendaklah berupa komoditas yang memiliki kesamaan dan

sejenis, seperti benda-benda yang ditakar, ditimbang dan dihitung.

Syarat ini diperlukan dalam murabahah dan tauliyah, baik ketika

jual beli dilakukan dengan penjual pertama atau orang lain. Serta

baik keuntungan dari jenis harga pertama atau bukan, setelah jenis

keuntungan disepakati berupa sesuatu yang diketahui

ketentuannya, misalkan dirham ataupun yang lainnya. Jika modal

dan benda-benda yang tidak memiliki kesamaan, seperti barang

dagangan, selain dirham dan dinar, tidak boleh diperjualbelikan

dengan cara murabahah atau tauliyah oleh pihak yang tidak

memiliki barang dagangan. Hal ini karena murabahah atau

tauliyah adalah jual beli dengan harga yang sama dengan harga

pertama, dengan adanya tambahan keuntungan dalam sistem

(43)

d. Sistem murabahah dalam harta riba hendaknya tidak menisbatkan

riba tersebut terhadap harga pertama.

Seperti membeli barang yang ditakar atau ditimbang dengan

barang sejenis dengan takaran yang sama, maka tidak boleh

menjualnya dengan sistem murabahah. Hal semacam ini tidak

diperbolehkan karena tambahan, sedangkan tambahan terhadap

harta riba hukumnya adalah riba dan bukan keuntungan.

e. Transaksi pertama haruslah sah secara syara‟

Jika transaksi pertama tidak sah, maka tidak booleh dilakukan jual

beli secara murabahah, karena murabahah adalah jual beli dengan

harga pertama disertai tambahan keuntungan dan hak milik jual

beli yang tidak sah ditetapkan dengan nilai barang atau dengan

barang yang semisal bukan dengan harga, karena tidak benarnya

(44)

4. Konsep dan Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada BMT

Konsep pembiayaan murabahah menurut Ahmad Sumiyanto:37

Penerapan transaksi murabahah menurut Ahmad Sumiyanto:38

a. Murabahah tanpa pesanan, maksudnya ada yang pesan atau tidak,

ada yang beli atau tidak, bank syariah menyediakan barang

dagangannya. Penyediaan barang pada murabahah ini terpengaruh

atau terkait langsung dengan ada atau tidaknya pesanan atau

pembeli.

b. Murabahah berdasarkan pesanan, maksudnya bank syariah akan

melakukan transaksi murabahah atau jual beli apabila ada nasabah

yang memesan barang sehingga penyediaan barang baru dilakukan

37

Suryati, “Pengaruh Pembiayaan Mudharabah BMT Binamas Terhadap Perkembangan Usaha dan Pendapatan Nasabah Mudharabah di BMT Binamas Purworejo”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta, 2012), h.28

38

Maulidah Kurniati, “Analisis Pengaruh Pembiayaan Murabahah Terhadap Kinerja Usaha

Nasabah,” (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, 2013), h.27

Pembayaran Tangguh/ Angsuran

BMT

Jual Barang

Anggota

Beli Tunai

Supplier/ Produsen

(45)

jika ada pesanan. Pada murabahah ini, pengadaan barang sangat

tergantung atau terkait langsung dengan pesanan atau pembelian

barang tersebut. Murabahah berdasarkan pesanan dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu:

1) Murabahah berdasarkan pesanan dan bersifat mengikat.

Maksudnya apabila telah dipesan harus dibeli.

2) Murabahah berdasarkan pesanan dan bersifat tidak mengikat.

Maksudnya walaupun nasabah telah memesan barang, tetapi

nasabah tidak terikat, nasabah dapat menerima atau

membatalkan pesanan.

B. Pembiayaan Mudharabah

1. Pengertian Pembiayaan Mudharabah

Mudharabah berasal dari kata dharb yang artinya memukul.

Atau lebih tepatnya adalah proses seseorang dalam menjalankan suatu

usaha. Secara teknis, mudharabah adalah sebuah akad kerja sama

antarpihak dimana pihak pertama (shahib al-maal) menyediakan

seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola.39

Sedangkan menurut Ascarya, sebagai bentuk kontrak,

mudharabah merupakan akad bagi hasil ketika pemilik dana/modal

(pemodal), biasa disebut shahibul maal/rabbul maal, menyediakan

39

(46)

modal (100 persen) kepada pengusaha sebagai pengelola, biasa disebut

mudharib, untuk melakukan aktivitas produktif dengan syarat bahwa

keuntungan yang dihasilkan akan dibagi diantara mereka menurut

kesepakatan yang ditentukan sebelumnya dalam akad (yang besarnya

juga dipengaruhi oleh kekuatan pasar). Shahibul maal (pemodal)

adalah pihak yang memiliki modal, tetapi tidak bisa berbisnis, dan

mudharib (pengelola atau entrepreneur) adalah pihak yang pandai

berbisnis, tetapi memiliki modal.40

Menurut Gemala Dewi, mudharabah addalah akad antara

kedua belah pihak untuk salah seorangnya (salah satu pihak)

mengeluarkan sejumlah uang kepada pihak lainnya untuk

diperdagangkan. Dan labanya dibagi dua sesuai dengan kesepakatan.41

Menurut A. Wangsawidjaja. Z, pembiayaan atas dasar akad

mudharabah diberikan dalam bentuk uang dan/atau barang, serta

bukan dalam bentuk piutang atau tagihan. Dalam hal pembiayaan atas

dasar akad mudharabah diberikan dalam bentuk uang maka harus

dinyatakan secara jelas jumlahnya.42 Menurut Andri Soemitra,

40

Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, h.60-61

41

Gemala Dewi, Aspek-aspek Hukum dalan Perbankan dan Peransuransian syariah di Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media Goup, 2005), h.25

42

(47)

Mudharabah yaitu pemilikan suatu barang tertentu yang dibayar pada

saat jatuh tempo.43

Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan,

mudharabah adalah akad kerja sama atas suatu usaha antara dua pihak

dimana salah satu pihak sebagai pemilik modal (shahibul maal) dan

pihak lain sebagai pengelola dana (mudharib) sedangkan pembagian

keuntungannya menggunakan sistem bagi hasil.

2. Landasan Hukum Pembiayaan Mudharabah a. Dasar Hukum Positif44

1) Pasal 19 ayat (1) huruf c dan ayat (2) huruf c UU No. 21 Tahun

2008 tentang Perbankan Syariah

2) Pasal 21 huruf b angka 1 UU Perbankan syariah

3) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No.

07/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Mudharabah.

4) Peraturan Bank Indonesia No 9/19/PBI/2007 tentang

pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan

dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa bank syariah,

berikut perubahannya dengan Peraturan Bank Indonesia No.

10/16/PBI/2008.

b. Dasar Hukum Syariah.

43

Andri Soemitra, Bank & Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), h.464

44

(48)

1) QS. An-Nisa‟: 2945















(

ءاسنلا

/

4

:

99

)

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”. (QS. An-Nisa [4]: 29)

2) QS. Al-Maidah: 146









(

دئاملا

/

2

:

1

)

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.” (QS. Al-Maidah [5]: 1)

3) QS. Al-Baqarah: 28347

45

Amin Suma, Tafsir Ayat Ekonomi, h.156

46

Ibid., h.118

47

(49)















(

رق لا

/

9

:

982

)

Artinya: “Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) Menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah [2]: 283)

Dan yang menjadi landasan hukum syariah dari

mudharabah berdasarkan hadits Rasulullah SAW adalah sebagai

berikut:48

1) Diriwatkan dari Ibnu Abbas bahwa Sayyidina Abbas bin Abdul

Muthalib jika memberikan dan kepada mitra usaha nasabahnya

secara mudharabah ia mensyaratkan agar dananya tidak dibawa

mengarungi lautan, menuruni lembah yang berbahaya, atau

membeli ternak. Jika menyalahi peraturan tersebut, yang

bersangkutan bertanggungjawab atas dana tersebut kepada

<

Gambar

GAMBARAN UMUM BMT EL-SYIFA, HASIL PENELITIAN
Gambaran Umum Responden, Hasil Penelitian dan Pembahasan.
Tabel Skala Likert
Gambaran Umum BMT EL-SYIFA
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berikut adalah hasil analisa dari program berbasis FEM didapatkan besarnya maximum stress yang terjadi pada side ramp door untuk setiap kodisi pembebanan,

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa berkat penyertaan, perlindungan dan kasih Karunia-Nya, sehingga penulis skripsi yang berjudul “Perancangan Balanced

SITI ISNAINI : Analisis Implementasi Prosedur Pembiayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) pada Bank Syariah (Studi Kasus Pembiayaan Mudharabah Muqayyadah pada Bank

Penelitian Satri (2013) menemukan beberapa bukti menarik tentang keuangan pemerintah daerah di Aceh, yakni: (1) efektifitas pendapatan asli daerah relatif rendah;

KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG PASCA BAKAR DENGAN PERBAIKAN PASTA

Reaksi polimerisasi dengan aktifator kimia/sinar dilakukan pada hibrid ionomer untuk megaktifasikan monomer resin 2-hydoxyethylmethacrylate (HEMA) yang terdapat di

Material Requirement Planning (MRP) dan menentukan penjadwalan produksi dengan metode Dannenbring agar tidak terjadi keterlambatan pengiriman produk kepada konsumen..

Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan uji-t pada taraf signifikan 0,05, maka penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: ada pengaruh latihan plyometric jump