Diajukan Kepada Fakaltas llmu Tarbiyah Dan Keguruan LlIN Synr(' Hidayatullah (lntuk Memeruiti Persyarot dalam Memperoleh Gelar Sariana
Pendidikan (S.Pd)
O l e h :
Ermawati
206018200193
PROGRAM STUDI MANAJBMEN PEI.{DIDIKAN
JURUSAN KEPBNDIDKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
TiNIVER SITA S ISLA M NEGERI S }'ARTF HIDA YA T T ILLA I{
JAKARTA
2011/1431H
I
I T D .
HUBUNGAN DISPLIN KERJA GURU DENGAN KUALITAS BELAJAR SISWA DI MTS SOEBONO M,q.NTOFANI
JOMBANG_ CIPUTAT Skripsi
Diajukan kqada Fakultas llrmt Tarbiyh dnn Keguruan UIN Syarif Hidaytullah untuk Memetuhi Persyaratdn dalam Manperoleh Getar Sarjana
Pqtdidikan (S.Pd)
O l e h :
ERMAWATI 206018200193
DRA NURDELIMA WARTNVU. M.Pd NrP. I 96 7 I 0 2020 Otl 220 0 |
PROGRAM STTIDI MANA.IEMEN P ENDIDIKAN JURUSAN KEPENDIDIKAN TSLAM
FAKULTAS ILMU TARBTYAH DAN KEGURUAN
U I\IVERS ITA S IS LAM N EGERI SYARIF HtD A YAT tIL LAH JAKARTA 2010n471 W
sidang munaqosah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (urN) Syarif Flidayatullah Jakarta, 20 September 20ll dihadapan dewan penguji. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan (s.Pd) pada Jurusan Kependidikan Islam, program studi ivlanajemen Pendid ikan.
J akarta, 20 September 20 1 I Panitia Ujian Munaqosah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan) Tanggal
Drs. Rusydy Zakaria M.Ed.M.phil S.{rO/r, NIP. 19560s30 198503 I 002
Ketua Program Studi Manaiemen pendidikan
so/i"
Drs. H. Mu'arif SAM. M.pdNIP.196s07t7 199403 1 005
Drs.H.Mudjahid Ak.M. Sc N I P . 1 9 4 7 0 7 1 4 1 9 6 s t 0 I 0 0 1 Penguji I
Dra. Yefnelt), Z. M.Ag NIP.i953 101 198203 2 001 Penguji II
'?/ee:
!'
1-ab/-a
"'lq"'"
Mengetahui
Saya yang berranda tangan di bawah ini: Nama
N I M
Pio-eram Studi Jurusan Fakultas
Ermarvati 2060t8200193 ivfanajemen Pend id i kan Kependidikan Islarn
Fakultas Ilmu Tarbiyah tjan Kegtruan
Dengan ini menyatakan bahrva:
l. skripsi ini merupakan hasir karya asli 1,ang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memneroreh gelar Sarjana strata I (sl) di utN Syarif Hidayatullah Jakana.
2. semua sumber yang saya gunakirn dalarn penulisan skripsi ini telah sa1,a cantumkan sesuai dengan ketentuan yan-e berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3' Jika di kernudian hari terbukti bahrva kann ini bukan karya asli saya arau merupakan jiplakan dari karya orang Iain. maka saya bersedia menerima sanksi berdasarkan ketentuan yang berlrku di ulN Sl,arif Hiclayatullah Jakarla.
.iakarta, 13 Juli 201 I
TFffi-W--,
o.or,*eaonffiru -i^lcfiWflffiffi'
+
"Hubungan Disiplin Kerja Guru Dengan Kualitas Belajar Siswa Di MTs Soebono Mantofani Jornbang-Ciputat" yang disusun oleh Ermawati, NIM 206018200193. Program Studi Manajemen Pendidikan; Jurusan Kependidikan Islam; Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah diuji kebenararurya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal 13 Juli 20l l
Jakarta, l3 Juli 201 I Dosen Pembimbing Skripsi
Kependidikan Islam, Program Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruaan UIN Syarif Hidayatullah.
Disiplin merupakan salah satu bagian dari keseluruhan sistem tata kelola pendidikan dan ia merupakan faktor yang utama dalam menentukan kualitas belajar siswa disuatu sekolah. Jika siswa belajar dengan disiplin, berarti ia tekun mempelajari materi pelajaran yang diajarkan oleh gurunya. Disiplin belajar siswa dapat dilihat dari ketekunannya belajar, ketaatan terhadap jam-jam belajar, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru di sekolah memeriksa buku pelajaran sebelum berangkat ke sekolah dan tidak terjerumus pada kenakalan. Perwujudan dari disiplin belajar akan terlihat dari tingkat prestasi belajar yang dicapainya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan disiplin kerja guru dengan kualitas belajar siswa di MTs Soebono Mantofani Jombang-Ciputat. Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode deskriftif korelasional.
Jenis penelitian ini adalah studi korelasional dengan menggunakan metode kuantitatif dengan penalaahan hubungan antara dua variable yaitu disiplin kerja guru (X) dan kualitas (Y) kemudian diolah menggunakan rumus product moment. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan observasi, wawancara dan angketan serta dalam penelitian ini yaitu siswa dan guru MTs Soebono Mantofani. Dari hasil penelitian ini hubungan disiplin kerja antara guru
dengan kualitas belajar siswa “sangat rendah” artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara disiplin kerja guru dengan kualitas belajar siswa. Hal ini terbukti dari hasil skor 0,264 yang temasuk dalam kategori rendah
Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara disiplin kerja guru dengan kualitas belajar siswa. Disiplin kerja guru hanya memberikan pengaruh sebesar 2,8% terhadap kualitas belajar.
i
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan yang
berjudul “HUBUNGAN DISIPLIN KERJA GURU DENGAN KUALITAS BELAJAR SISWA DI MTs SOEBONO MANTOFANI JOMBANG – CIPUTAT”. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan alam Nabi besar Muhammad SAW, beserta
keluarga, sahabat dan pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman.
Selanjutnya penulis menyadari bahwa dengan selesainya skripsi ini tidak terlepasnya dari
bantuan dan dorongan semua pihak langsung maupun tidak langsung. Untuk itu penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, Ma., dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta,
2. Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed,. M.Phil., ketua jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
3. Drs. H. Mu’arif SAM, M.Pd., Ketua Prodi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
4. Dra. Nurdelima Waruwu. M.Pd., yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam
menyelesaikan skripsi ini,
5. Drs. Sutarto kepala MTs Soebono Mantofani yang telah memberikan izin penelitian di
sekolah yang bapak pimpin.
6. Daswira, kepala TU MTs Soebono Mantofani yang juga telah banyak membantu dalam
pengumpulan data penelitian.
7. Para guru dan staf MTs Soebono Mantofani yang telah memberikan kemudahan dalam
penelitian,
8. Kedua orang tua tercinta, bapak (M. Marzuki) dan mamah (Nur Aeri) yang senantiasa
memberikan dukungan moril dan materil, serta kakak (Herliana, S.Pdi, Chairul Anwar
ii
10.Semua pihak yang tidak dapat lagi disebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT
memberikan balasan yang berlipat atas kebaikan kalian semua.
Atas segala bantuan yang mereka berikan kepada penulis, semoga Allah SWT
memberikan kebaikan kepada mereka. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi pembaca.
Jakarta, 14 Juli 2011
iii
LEMBARAN PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING
LEMBARAN UJI REFERENSI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR LAMPIRAN ... v
DAFTAR TABEL ... vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Disiplin Kerja Guru ... 9
1. Pengertian Disiplin Kerja Guru ... 9
2. Tugas dan Peran Guru ... 12
3. Fungsi dan Aspek-aspek ... 19
4. Macam-macam Disiplin Kerja Guru ... 20
5. Indikator-indikator Disiplin Kerja Guru ... 22
B. Kualitas Belajar ... 25
1. Pengertian Belajar ... 25
2. Teori Tentang Belajar ... 27
iv
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 35
B. Tujuan Penelitian ... 35
C. Variable Penelitian ... 36
D. Metode Penelitian ... 37
E. Populasi dan Sampel Penelitian ... 37
F. Teknik Pengumpulan Data ... 37
G. Instrument Pengumpulan Data ... 39
H. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 42
I. Teknik Analisa Data ... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Objek Peneltian... 51
B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 55
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 69
B. Saran ... 70
DAFTAR PUSTAKA
v
LAMPIRAN 3 : Tabel Penolong Uji Realibilitas Instrumen ... 65
LAMPIRAN 4 : Angket Penelitian Disiplin Kerja Guru ... 66
LAMPIRAN 5 : Nukilan Tabel Nilai r Product Moment ... 68
LAMPIRAN 6 : Nukilan Tabel Penentuan Jumlah Sampel dari Populasi Terntentu dengan Taraf Kesalahan 1%, 5%, dan 10% ... 69
LAMPIRAN 7 : Lembara Uji Referensi ... 71
LAMPIRAN 8 : Surat Pengajuan Propsal Skripsi ... 74
LAMPIRAN 9 : Surat Bimbingan Skripsi ... 75
LAMPIRAN 10: Surat Permohonan Izin Penelitian ... 76
vi
TABEL : Perhitungan Nomor Item Valid dan Drop ... 38
TABEL : Tingkat Disiplin Guru ... 42
TABEL : Sarana dan Prasarana ... 46
TABEL : Data Guru MTs Soebono Mantofani 2011... 47
TABEL : Jumlah Skor Hasil Angket ... 49
TABEL : Distribusi Frekuensi ... 51
TABEL : Rata-Rata Nilai Semester MTs Soebono Mantofani ... 59
TABEL : Distribusi Frekuensi ... 55
TABEL : Tabel Penolong Untuk Nilai Korelasi Antara variabel X dan Y ... 56
[image:12.612.91.536.57.453.2]BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berbagai tantangan di dunia pendidikan adalah masalah kualitas dan
pemerataan pendidikan. Berbicara tentang masalah pendidikan tidak akan
terlepas dari komponen yang menentukan, yaitu organisasi, personel, kesiswaan,
sarana dan prasarana, pembiayaan, kurikulum, hubungan masyarakat,
administrasi keuangan, dan guru sebagai motor penggerak.
Pendidikan merupakan salah satu kunci bagi kemajuan Bangsa dan Negara.
Pendidikan tidak hanya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan saja tetapi
pendidikan juga ikut membantu watak dan sikap manusia.
Dalam undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional bab I pasal 1(1) dikemukakan bahwa : Pendidikan di
definisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara efektif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
dirinya, masyarakat Bangsa dan Negara.2
Pendidikan yang baik adalah mampu memberikan sumbangan pada semua
pertumbuhan individu dalam meningkatkan, mengembangkan dan menumbuhkan
kesediaan, bakat, minat, dan kemampuan akal. Oleh karena itu pendidikan
sangatlah penting bagi kehidupan manusia, guna mencerdaskan anak Bangsa.
Melalui pendidikan seseorang memperoleh informasi dan pengetahuan.
Semakin tinggi pendidikannya semakin banyak informasi dan pengetahuan yang
diperolehnya. Pada dasarnya kegiatan yang dilakukan oleh setiap orang dilandasi
oleh keinginan dan motif untuk menjadi manusia yang baik.
Begitu juga dengan belajar sangat diperlukan adanya motif. “Motive is
essential to condition of learning.” Hasil belajar menjadi optimal, kalau ada
motif. Makin kuat motif yang diberikan, makin berhasil pula pelajaran yang
dipelajari dan dimiliki. Motif senantiasa menentukan intensitas usaha belajar
seseorang.
Arifin menyatakan, belajar adalah “Kegiatan anak didik dalam menerima,
menanggapi, serta menganalisis bahan-bahan pelajaran yang disajikan oleh guru
yang berakhir pada kemampuan anak menguasai bahan pelajaran yang disajikan
2
itu.”2
Kegiatan anak didik dalam menerima bahan ajar tersebut juga dengan baik
tidak terlepas dari adanya disiplin kerja guru akan memberi dukungan terhadap
kualitas belajar anak.
Disiplin adalah faktor yang esensial dalam mengembangkan potensi
individu dan menciptakan kehidupan yang harmonis dan menimbulkan hasil
dalam proses kelompok. Disiplin kerja yang baik mencerminkan besarnya rasa
tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya yang
mendorong semangat kerja dalam bentuk pelaksanaan peraturan yang sangat
diperlukan bagi karyawan, guru dan peserta didik dalam menciptakan tata tertib
organisasi sekolah.
Disiplin kerja yang baik juga mencerminkan kepribadian seorang guru
yang memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, selain mempunyai intelektual
yang tinggi wawasan yang luas dan berbagai kompetensi yang dimilikinya.
Pada kenyataannya, masih banyak siswa yang belum mencapai hasil
belajar sebagaimana yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh berbagai macam
faktor yang mempengaruhinya diantaranya adalah disiplin kerja guru yang masih
rendah, sehingga dapat mengakibatkan prestasi dan kualitas belajar siswa
menurun. Kesulitan yang dialami oleh siswa tidak lepas dari prinsip belajar
tuntas (mastery learning) dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai , siswa
harus mencapai suatu unit pelajaran tertentu sebelum pindah ke unit pelajaran
2
berikutnya. Namun dalam kenyataannya, tidak semua siswa dapat memahami
tujuan pembelajaran sesuai dengan tujuan prinsip belajar tuntas tersebut.
Prinsip belajar adalah proses belajar pada dasarnya merupakan suatu
sistem, sehingga terdiri atas sejumlah unsur (komponen) yang tersusun secara
teratur dan saling berhubungan. Untuk meningkatkan hasil belajar komponen di
dalam proses pembalajaran harus berkualitas. Salah satu cara untuk
meningkatkan hasil belajar adalah mengoptimalkan kemampuan guru untuk
mengenali kesulitan-kesulitan belajar yang dialami oleh siswa dalam
memecahkan soal-soal tersebut. Komponen merupakan komponen yang besar
pengaruhnya terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran. Sebab guru
adalah komponen yang sangat dekat dengan siswa dalam pendidikan di sekolah.
Untuk itu seorang guru selalu dapat mengembangkan proses pembelajaran guna
meningkatkan hasil belajar siswa-siswanya.
Guru merupakan tenaga pendidik terdepan dalam melaksanakan tugas
pokok lembaga pendidikan. Guru mempunyai peran yang sangat besar karena
disamping membimbing para siswa untuk memcapai prestasi serta mengatasi
berbagai kesulitan belajar, juga mempunyai andil yang sangat besar untuk
memajukan masyarakat agar menjadi manusia yang berkulaitas dan berguna bagi
agama, bangsa, dan Negara serta mampu bersaing dimasa yang akan datang.
Keberadaan guru bagi suatu bangsa amatlah penting, apalagi suatu bangsa
yang sedang membangun, terlebih-lebih bagi kelangsungan hidup bangsa
segala perubahan serta pergeseran nilai yang cenderung kepada kehidupan yang
menuntut ilmu dan seni dalam kadar dinamika untuk dapat mengadaptasikan diri.
Guru sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar
(KBM), merancang, mengelola, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran,
salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan tugas guru, ialah kinerjanya di
dalam merencanakan dan mengevaluasi proses belajar mengajar.
Demikian besarnya tanggung jawab guru dalam mengembangkan misi
pendidikan sehingga guru dituntut bekerja ekstra dalam melaksanakan tugasnya.
Oleh karena itu guru harus memiliki berbagai faktor penunjang untuk
merealisasikan misi pendidikan tersebut, salah satunya adalah faktor disiplin
kerja yang tinggi. Disiplin kerja guru yang tinggi menjadi pendorong bagi peserta
didik dalam belajar sehingga dapat meningkatkan kualitas belajar siswa.
Dalam meningkatkan kualitas belajar hendaknya guru mampu
melaksanakan tugasnya dalam bentuk pengolahan kegiatan belajar mengajar.
Bila guru dapat melaksanakan tugasnya dengan baik akan terjadi
perubahan-perubahan yang berarti pada siswanya, antara lain timbul sikap positif dalam
belajarnya dan sudah barang tertentu prestasi belajarnyapun meningkat.
Peningkatan kualitas pendidikan tidak mungkin ada tanpa pembinaan
performance dari guru karena guru merupakan sumber daya yang sangat
menentukan untuk keberhasilan pendidikan.
MTS Soebono Mantofani Jombang adalah Madrasah Tsanawiyah yang
tenaga pendidik (guru) belum dapat mengakomodasi jumlah siswa yang cukup
banyak tersebut, meskipun selama ini telah dilakukan pula beberapa upaya dalam
mengatasinya. Antara lain dengan menambah jam kerja guru, namun dirasakan
bahwa hal itu masih belum cukup untuk menangani siswa secara keseluruhan.
Hal ini disebabkan antara lain : Jumlah tenaga pendidik (guru) sangat terbatas
dan fasilitas kurang memadai, sehingga berpengaruh pada rendahnya disiplin
kerja guru serta kualitas belajar siswa.
Berdasarkan uraian di atas dan realita yang ada, penulis terdorong untuk
melakukan kajian ilmiah melalui penelitian tentang :
“HUBUNGAN DISPLIN KERJA GURU DENGAN KUALITAS BELAJAR
SISWA DI MTS SOEBONO MANTOFANI JOMBANG - CIPUTAT”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis mengidentifikasi masalah
sebagai berikut :
1. Kurangnya perhatian terhadap disiplin waktu yang telah ditetapkan
2. Kurangnya tanggung jawab guru dalam melaksanakan tugas
3. Perhatian terhadap tata tertib sekolah masih rendah
4. Rendahnya perhatian siswa dalam belajar
5. Kurangnya perhatian siswa dalam tugas yang diberikan guru
C. Pembatasan Masalah Dan Perumusan Masalah
Untuk memudahkan dalam penyusunan skripsi ini, penulis membatasi
masalah penelitian pada :
1. Disiplin kerja guru yang dimaksud adalah ketaatan guru terhadap peraturan
yang berlaku di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.
2. Kualitas belajar yang dimaksud adalah nilai semester siswa 2010-2011.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah penelitian di atas maka perumusan
masalah yang penulis kemukakan dalam skripsi ini adalah :
1. Bagaimanakah tingkat disiplin kerja guru di MTs Soebono Mantofani
Jombang-Ciputat ?
2. Bagaimana kualitas belajar siswa di MTs Soebono Mantofani
Jombang-Ciputat?
3. Bagaimanakah hubungan disiplin kerja guru dengan kualitas belajar siswa di
MTs Soebono Mantofani?
F. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperbanyak khasanah
kepustakaan pendidikan, khususnya mengenai hubungan disiplin kerja guru
dengan kualitas belajar siswa, serta dapat menjadikan bahan masukan bagi
mereka yang berminat untuk menindak lanjuti hasil penelitian yang lebih
2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
bagi pihak sekolah tentang hubungan disiplin kerja guru dengan proses
belajar siswa di MTS Soebono Mantofani.
a. Bagi pihak peneliti :
- Untuk memahami kajian ilmu pendidikan dalam upaya
mempersiapkan diri menjadi tenaga pengajar yang professional.
- Untuk menekuni pengembangan ilmu dalam menekuni
masalah-masalah penelitian secara mandiri (individual).
b. Bagi pihak sekolah untuk mengarahkan siswa siswinya di dalam
meningkatkan kedisiplinan belajar siswa di sekolah.
c. Bagi pihak guru yaitu untuk lebih meningkatkan profesionalitasnya
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Disiplin Kerja Guru
a. Pengertian Disiplin Kerja
Disiplin merupakan cermin kepribadian seseorang kemampuan atau
kekuatan yang ada pada individu sangat diperlukan sebagai suatu cara untuk
memahami ciri utama disiplin.
Disiplin kerja terdiri dari dua kata yaitu disiplin dan kerja. Menurut
Soerjono Soekanto “Disiplin ialah kepatuhan terhadap peraturan yang telah
ditetapkan sehingga dalam pembicaraan sehari-hari istilah tersebut biasanya
dikaitkan dengan keadaan tertib suatu keadaan di mana perilaku seseorang
mengikuti pola-pola tertentu yang telah ditetapkan terlebih dahulu.”1
Disiplin berasal dari akar kata “disciple“ yang berarti belajar. Disiplin
merupakan arahan untuk melatih dan membentuk seseorang melakukan sesuatu
menjadi lebih baik. Disiplin adalah suatu proses yang dapat menumbuhkan
perasaan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan tujuan organisasi
secara obyektif, melalui kepatuhannya menjalankan peraturan organisasi.2
Hal ini dapat diartikan sebagai suatu usaha kepatuhan dan ketaatan yang
muncul karena adanya dorongan dari dalam diri orang itu.
Pengertian disiplin dalam arti luas dikemukakan oleh Ahmad “Bahwa
disiplin mencakup setiap macam pengaruh yang diajukan untuk membantu
peserta didik agar dia dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan
lingkungan.”3
Dengan demikian, maka disiplin merupakan suatu proses latihan dan
belajar untuk meningkatkan kemampuan dalam bertindak, berpikir, dan bekerja
yang aktif dan kreatif. Disiplin juga merupakan suatu kepatuhan dan ketaatan
yang muncul karena adanya kesadaran dan dorongan dalam diri seseorang pada
1
Soerjono Soekanto, Remaja dan Masalah-masalahnya, ( Jakarta: Balai Pustaka, 1990 ), Cet.2, h.79
2
www.kmpk.ugm.ac.id/data/SPMKK/3c-DISIPLIN(revPeb'03).doc
3
suatu organisasi terhadap peraturan-peraturan yang telah ditetapkan sehingga
menimbulkan keadaan tertib.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah
kepatuhan terhadap peraturan atau tata tertib yang telah ditetapkan oleh setiap
lembaga sekolah. Dimana kesemuanya itu harus dijalankan, ditegakkan dan
dipatuhi oleh semua individu yang ada di dalam lembaga tersebut, sehingga
kedisiplinan dapat berjalan dengan baik. Maka segala tujuan yang diharapkan
dan dicita-citakan akan dapat tercapai secara maksimal.
Kemudian pengertian kerja menurut Kasmisa adalah “Perbuatan
melakukan sesuatu kegiatan yang bertujuan mendapatkan hasil, hal pencarian
nafkah.”4
Dari definisi tersebut dapat pula diartikan bahwa kerja adalah fungsi hidup
manusia untuk mendapatkan kebahagian lahir dan batin. Manusia bekerja adalah
untuk menghasilkan suatu alat pemuas kebutuhannya. Bila kata “disiplin” dan
kata “kerja” digabungkan maka disiplin kerja dapat bermakna suasana batin yang
berupa perasaan senang atau tidak senang, bergairah atau tidak bergairah dan
bersemangat atau tidak bersemangat dalam melakukan suatu pekerjaan.
Disiplin kerja merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
produktifitas kerja, sedangkan produktifitas merupakan keberhasilan dari suatu
organisasi. Dengan demikian terdapat keterkaitan antara disiplin kerja dengan
4
produktifitas. Sehingga dapat dikatakan bahwa disiplin adalah salah satu penentu
berhasil atau tidaknya tujuan organisasi.
Disiplin kerja yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab
seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya untuk mendorong
semangat kerja dalam mewujudkan tujuan organisasi. Untuk disiplin dalam
bentuk pelaksanaan peraturan sangat diperlukan bagi karyawan, guru peserta
didik sebagai wujud nyata dari pengawasan dalam menciptakan tata tertib
organisasi sekolah.
b. Tugas Dan Peran Guru
a. Tugas Guru
Guru adalah figur seorang pemimpin. Guru merupakan sosok arsitektur
yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik. Menurut M. Nasir Budiman
“Guru bertugas mempersiapkan manusia yang cakap serta diharapkan dapat
membangun dirinya dan membangun bangsa dan Negara.”5
Tugas guru sebagai suatu profesi menuntut kepada guru untuk
mengembangkan profesinalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. “Tugas guru sebagai pendidik berarti meneruskan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada anak didik, dan guru
5
juga bertugas melatih mengembangkan keterampilan serta dapat menerapkan
dalam kehidupan demi masa depan anak didik.”6
Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong
membimbing dan memberikan fasilitas belajar bagi peserta didik untuk mencapai
tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang
terjadi di dalam kelas untuk membantu proses perkembangan peserta didik.
Abu Ahmad, Widodo Supriono merinci tugas-tugas guru berpusat pada:
1. Mendidik anak dengan titik berat memberikan arah dan motivasi
pencapaian tujuan baik jangka panjang meupun jangka pendek.
2. Memberikan fasilitas pencapaian tujuan melalui
pengalaman-pengalaman belajar yang memadai.
3. Membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap, nilai-nilai
dan penyesuain diri.”7
Dengan demikian dalam proses belajar mengajar, guru tidak terbatas
sebagai penyampaian ilmu pengatahuan saja akan tetapi lebih dari itu guru
bertanggung jawab akan seluruh perkembangan kepribadian peserta didik. Proses
belajar mengajar akan senantiasa ditingkatkan terus menerus dalam mencapai
hasil belajar yang optimal.
6
Syaiful Bahri Djamara, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, ( Jakarta : Rineka Cipta, 2000 ), h.42
7
b. Peran Guru
Peranan guru akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang
diharapkan dalam berbagai interaksi, baik dengan siswa, sesama guru, maupun
dengan staf yang lain. Dari berbagai kegiatan interaksi belajar mengajar, dapat
dipandang sebagai sentral bagi peranannya. Sebab baik disadari atau tidak bahwa
sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak mencurahkan untuk menggarap
proses belajar mengajar dan berinteraksi dengan siswanya.
James W. Brown, mengemukakan bahwa tugas dan peranan guru antara
lain: “menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan
mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegaiatan
siswa.”8
Secara rinci peranan guru dalam kegaiatan belajar mengajar, dapat
disebutkan sebagai
berikut:
a. Informator
Sebagai pelaksanaan cara mengajar information, laboratorium, studi
lapangan dan sumber informasi kegaiatan akademik maupun umum.
b. Organisator
Guru sebagai organisator, pengelola kegiatan akademik, silabus,
workshop, jadwal pelajaran dan lain-lain.
8
c. Motivator
Peranan guru sebagai motivator ini penting artinya dalam rangka
meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa.
d. Pengarah/direktor
Jiwa kepemimpinan bagi guru dalam peranan ini lebih menonjol. Guru
dalam hal ini harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan
belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
e. Inisiator
Guru dalam hal ini sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar.
Sudah barang tentu ide-ide merupakan kreatif yang dicontohkan oleh
anak didiknya.
f. Transmitter
Dalam kegiatan belajar juga guru juga akan bertindak selaku penyebar
kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan.
g. Fasilitator
Guru dalam hal ini akan memberikan fasilitas dan kemudahan dalam
proses mengajar sehingga interaksi belajar mengajarakan berlangsung
secara efektif.
h. Mediator
Guru sebagai mediator dapat diartikan sebagai penengah dalam
i. Evaluator
Peran sebagai evaluator guru mempunyai otoritas untuk menilai
prestasi anak didik dalam bidang akademik maupun tingkah laku
sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya
berhasil atau tidak.”9
Guru adalah semua orang yang berwewenang dan bertanggung jawab
terhadap pendidikan peserta didik, baik secara individual maupun klasikal, di
sekolah maupun diluar sekolah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru
adalah seseorang yang mempunyai tanggung jawab untuk membimbing dan
membina anak didik di sekolah maupun diluar sekolah.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menjelaskan bahwa peran guru
yang harus dilakukan sebagai berikut:
1. Peran sebagai pengajar (Intructional)
Peran ini mewajibkan guru menyampaikan sejumlah materi pelajaran
sesuai dengan GBPP. Dalam melaksanakan peran tersebut guru perlu
melakukan:
a. Menyusun program pengajaran selama kurun waktu tertentu secara
berkelanjutan.
9
b. Membuat persiapan mengajar dan recana kegiatan belajar mengajar
untuk tiap bahan kajian yang akan diajarkan dengan penggunaan
metode tertentu.
c. Menyiapkan alat peraga yang dapat membantu terlaksananya
kegaiatan belajar mengajar.10
d. Merencanakan dan menyiapkan alat evaluasi belajar.
e. Menyiapkan hal-hal lain yang berkaitan dengan pelajaran yang
merupakan program sekolah.”10
2. Peran sebagai pendidik (Educational)
Tugas guru bukan saja mengajar, tetapi lebih dari itu mengantar siswa
menjadi manusia dewasa yang cakap dan berbudi luhur, oleh sebab itu
guru harus memperhatikan siswa terutama sikap, tingkah laku,
ketertiban dan kedisiplinanya.
3. Peran sebagai pemimpin (Managerial)
Peran ini bukan saja terdapat pada kelas namun juga di luar kelas,
bukan saja pada saat pelajaran berlangsung tetapi juga sebelum dan
sesudah pelajaran berlangsung. Sehubung dengan itu guru harus banyak
mengetahui tentang latar belakang siswa-siswanya, baik segi social,
ekonomi, maupun budaya.
10
Lain halnya dengan pendapat Oemar Hamalik Mengemukakan peran dan
tugas guru sebagai berikut:
1. Sebagai faslitator, yang menyediakan kemudahan-kemudahan bagi
siswa untuk melakukan kegaiatan belajar.
2. Sebagai pembimbing yang membantu siswa mengatasi kesulitan dalam
proses pembelajaran.
3. Sebagai penyedia lingkungan, yang berupaya menciptakan lingkungan
yang menetang siswa agar melakukan kegiatan belajar.
4. Sebagai komunikator, yang melakukan komunikasi dengan siswa dan
masyarakat.
5. Sebagai model yang mampu memberikan contoh yang baik kepada
siswanya agar berprilaku yang baik.
6. Sebagai evaluator, yang melakukan penilaian terhadap kemajuan
belajar siswa.
7. Sebagai innovator, yang turut menyebar luaskan usaha-usaha
pembaharuan kepada masyarakat.
8. Sebagai agen moral politik yang turut membina moral masyarakat,
peserta didik serta menunjang upaya-upaya pembanguna.
9. Sebagai agen kognitif, yang menyebarkan ilmu pengetahuan pada
10.Sebagai manajer, yang memimpin kelompok siswa dalam kelas
sehingga proses pembelajaran berhasil.”11
c. Fungsi dan Aspek-Aspek Disiplin Kerja Guru
Sebagai kunci keberhasilan sekolah guru dituntut memiliki disiplin kerja
yang tinggi. Disiplin kerja sebagai ketaatan menjalankan peraturan mempunyai
bebrapa fungsi. Diantaranya disiplin berfungsi sebagai peningkat produktivitas
yang tinggi, kreatifitas dan aktifitas serta motivasi guru dalam mengajar agar
tercipta proses belajar mengajar yang efektif dan efesien.
Di lain sisi, disiplin kerja guru juga berfungsi untuk memperteguh guru
dan memberikan kemudahan dalam memperoleh hasil kerja yang memuaskan,
memberikan kesiapan bagi guru dalam melaksanakan proses kerja dan akan
menunjang hal-hal yang positif dalam melakukan berbagai kegaiatan dan proses
kerja guru.
Dengan demikian betapa pentingnya disiplin kerja guru. Sehingga jelas
guru yang memiliki disiplin kerja diharapkan mampun meningkatkan
produktivitas kerja. Jadi produktivitas ditentukan oleh disiplin kerja.
Disiplin kerja guru berfungsi, apabila guru memiliki aspek-aspek sebagai
berikut:
11
1. Hadir dan pulang tepat waktu.
2. Menandatangani daftar hadir.
3. Membuat program dan persiapan sebelum mengajar.
4. Melaksanakan tugas dan tanggung jawab.
5. Melaksanakan penilaian terhadap pelaksanaan KBM.
6. Menyelesaikan administrasi kelas dan sekolah secara baik dan teratur.
7. Memelihara dan menciptakan lingkungan kerja dan belajar yang
menyenagkan.”12
d. Macam-Macam Disiplin Kerja Guru
Disiplin merupakan tindakan manajemen untuk mendorong para anggota
organisasi memenuhi tuntutan berbagai ketentuan tersebut. Pendisiplinan
pegawai adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan
membentukbpengetahuan, sikap dan perilaku karyawan sehingga para karyawan
tersebut secara kooperatif dengan para karyawan yang lain serta meningkatkan
prestasi kerjanya.13
12
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Pedoman Bagi Guru dan Calon Guru,
( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000 ), h.47
13
1. Disiplin preventif
Disiplin preventif adalah suatu upaya menggerakan pegawai mengikuti dan
mematuhi pedoman kerja, aturan-aturan yang telah digariskan oleh
perusahaan.
2. Disiplin korektif
Disiplin korektif adalah suatu upaya menggerakan pegawai dalam
menyatukan suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi
peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku pada perusahaan. Pada
disiplin korektif, pegawai melanggar disiplin perlu diberikan sanksi sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Tujuan pemberian sanksi adalah untuk
memperbaiki pegawai pelanggaran, memelihara peraturan yang berlaku, dan
memperbaiki pelajaran kepada pelanggaran.14
Dalam menegakkan kedisiplinan, maka sebenarnya untuk lebih
mengefektifkan peraturan yang dikeluarkan dalam rangka menegakkan
kedisiplinan perlu adanya teladan pemimpin. Dengan demikian bila suatu
perusahaan ingin menegakkan kedisiplinan agar para karyawan datang tepat
waktunya, maka hendaknya diusahakan agar pimpinan datang tepat waktu.15
14
Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia, ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h.129
15
Upaya peningkatan produktivitas kerja atas dasar pemberian konsekuensi
berupa hadiah atau hukuman sebagai akibat prestasi kerja yang telah dicapai.
Prestasi kerja, pencapaian tujuan dalam pelaksanaan suatu tugas, pencapaian
hasil kerja yang melebihi standar kerja yang telah ditetapkan, yang diikuti
pemeberian hadiah baik finansial maupun nonfinansial, apabila hadiah tersebut
megena di hati pegawai atau sesuai dengan harapan yang menjadi kebutuhannya,
pegawai tersebut akan cenderung untuk mengulangi perbuatannya. Sebaliknya,
dalam rangka peningkatan produktivitas kerja, apabila manajer menjumpai
pegawai yang tidak berhasil memenuhi standar kerja yang telah ditetapkan, maka
manajer perlu memberikan hukuman sebagai konsekuensi dari rndahnya
produktivitas kerja tersebut.16
Jadi, tata tertib dan sanksi yang telah disepakati oleh suatu sekolah jangan
sampai membiarkan suatu pelanggaran tanpa adanya suatu tindakan yang tegas
atau membiarkan suatu pelanggaran tanpa adanya suatu tindakan mereka tidak
akan berani untuk melanggar lagi. Dan sebaiknya sanksi yang diberikan bersifat
mendidik supaya bertingkah laku sesuai dengan yang diinginkan.
e. Indikator-Indikator Disiplin Kerja Guru
Telah di jelaskan di depan bahwa pelaksanaan tugas guru merupakan
perwujudan dari sikap disiplin guru. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
16
pelaksanaan tugas guru merupakan “indikator” disiplin kerja guru, seorang guru
yang telah melaksanakan tugasnya di anggap tidak disiplin.
Indikator disiplin kerja guru dalam hhal ini di kelompokkan menjadi 4
(empat) kelompok, empat bagian itu adalah kehadiran sebelum mengajar,
bertanggung jawab pada tugas pada saat mengajar, kerjasama dengan guru di
sekolah, dan semangat kerja ketika mengajar.
1. Indikator Kehadiran
Sebelum masuk sekolah guru diharapkan datang tepat waktu agar proses
pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dan bagian dari kehadiran guru di
kelas adalah sebagai berikut:
a. Mengisi daftar hadir
b. Datang di kelas tepat waktu
c. Mengajar dengan sesuai jadwal
d. Keluar sekolah sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
e. Izin keluar kepada guru piket jika ada kepentingan mendesak
f. Memberikan kabar bila berhalangan hadir
2. Indikator Tanggung Jawab Pada Tugas
Tentang tugas dan tanggung jawab guru pada tugas dewasa ini bukan
sekedar membaca buku-buku pelajaran dan kemudian menyampaikannya kepada
siswa, tugas guru sangat kompleks berhubungan dengan jumlah komponen
Tugas guru dalam mengajar secara umum dapat di kelompokkan menjadi 3
(tiga), tiga bagian itu adalah sebelum mengajar, tugas pada saat mengajar, dan
tugas setelah mengajar.
Tugas guru mengajar adalah sebagaimana merencanakan sebagai sistem pengajaran yang baik, tugas guru pada saat mengajar adalah bagaimana menciptakan suatu sistem pengajaran yang sesuai dengan yang di rencanakan, sedangkan tugas guru setelah mengajar adalah sebagaimana menentukan keberhasilan pengajaran yang telah dilakukannya.17
Masing-masing bagian ini kemudian di uraikan menjadi beberapa sub tugas
yaitu:
a. Pada waktu sebelum mengajar
Membuat program mengajar sementara atau tahunan, membuat program
satuan pengajaran, dan rencana pengajaran.
b. Tugas pada saat mengajar meliputi
Member motivasi dan apersepsi, melaksanakan belajar mengajar sesuai
dengan rencana, menggunakan alat pelajaran atau alat peraga, membimbing
siswa dalam proses kegaiatan mengajar, dan menyimpulkan materi yang di
ajarkan.
c. Tugas guru setelah mengajar meliputi
Melaksanakan kegiatan penilaian, melaksanakan analisis belajar,
melaksanakan program perbaikan, dan membuat cacatan kemajuan hasil
belajar siswa.
17
3. Indikator Semangat Kerja
Dengan semangat kerja yang tinggi ini membuktikan adanya kedisiplin
kerja yang tinggi, baik di waktu mengajar ataupun memberikan tugas kepada
siswa, karena semangat kerja di waktu datang dari dalam individu/guru tersebut,
jika semangat guru kurang maka proses pembelajaran pun akan kurang baik dan
sebaliknya jika semangat guru tinggi maka proses pembelajaran akan menjadi
baik. Hal ini dapat dilihat dari
a. Dalam memberikan pelajaran di kelas
b. Memberikan dorongan atau motivasi bagi siswa agar berprestasi
B. Pengertian Belajar
Belajar adalah merupakan faktor penentu proses perkembangan; manusia
memperoleh hasil perkembangan berupa pengetahuan, sikap, keterampilan, nilai,
reaksi, keyakinan dan nilai-nilai tingkah laku yang dimiliki manusia adalah
diperoleh melaui belajar.
Ngalim Purwanto menguraikan mengenai apa yang dimaksud belajar, akan
dikemukakan beberapa definisi yaitu:
a. Hilgard dan Bower, belajar berhubungan dengan perubahan tingkah
laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh
pengalaman yang berulang-ulang dalam situasi.
b. Gagne mengemukakan, belajar terjadi apabila situasi stimulus bersama
perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke
waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.
c. Morgan mengemukakan, belajar adalah setiap perubahan yang relatif
menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan
pengalaman.”18
Berdasarkan definisi di atas bahwa belajar membawa suatu perubahan pada
individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan
melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian,
penghargaan, minat, penyesuaian diri dan segala aspek organisme atau pribadi
seseorang.
Menurut M.Alisuf Sabri “belajar adalah aktifitas yang menghasilkan
perubahan pada diri individu yang belajar baik actual maupun potensial.”19
Perubahan tingkah laku aktual dan potensial yakni perubahan tingkah laku yang
terjadi sebagai hasil belajar yang dapat dilihat seperti anak dapat membaca,
menulis serta pemahaman, dan hasil belajar yang tidak dapat dilihat yang dapat
dirasakan oleh belajar saja, seperti penghargaan, kayakinan, kemampuan analisis
dan evaluasi.
Dalam pandangan psikologi ada empat pandangan mengenai belajar yaitu:
18
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, ( Bandung: Reamadja Karya, 2007 ), Cet 22, h.84
19
1. Pandangan psikologi behavioristik, menurut pandangan ini belajar
dilaksanakan dengan control instrumental dari lingkungan. Guru
mengkondisikan keadaan lingkungan sehingga siswa mau belajar.
2. Pandanga psikologi humanistic, belajar dapat dilakukan sendiri oleh siswa,
dalam belajar demikian siswa senantiasa menemukan sendiri mwngwnai
sesuatu tanpa banyak campur tangan dari guru.
3. Pandangan psikologi kognitif, pandangan ini merupakan konvergensi dari
pandangan behavioristik dan humanistic, menurut pandangan ini belajar
merupakan perpaduan dari usaha pribadi dengan control instrumental yang
berasal dari lingkungan.
4. Pandangan psikologi gestalt, menurut pandangan ini, belajar adalah usaha
yang bersifat totalitas dari individu.”20
Berdasarkan pandangan psikologi di atas dapat disimpulkan bahwa anak
didik tidak dijadikan menjadi orang lain melainkan dibiarkan menjadi diri sendiri.
Ia tidak direkayasa agar terkait kepada orang lain, bertanggung kepada pihak lain
dan memenuhi harapan orang lain. Ia dibiarkan agar menjadi dirinya sendiri.
2. Teori Tentang Belajar
Beberapa ahli mempunyai interprestasi masing-masing mengenai teori
belajar, interprestasi tersebut terkadang berbeda antara satu ahli dengan ahli
lainnya. Sesuai dengan pemahaman dan tekanan yang dimaksud.
20
Sehubungan terdapat perbedaan teori belajar sesuai dengan tokoh yang
mengemukakannya di klafikasikan menjadi beberapa teori belajar sesuai dengan
tokoh yang dikemukakannya :
a. Psikologi Daya
Menurut teori psikologi daya, jiwa manusia terdiri dari berbagai daya
seperti menanggapi, daya mengingat, daya berpantasi, daya berpikir, daya
menghendaki dan daya merasa. Daya-daya tersebut dapat diperkuat melalui
latihan pembiasaan dan ulangan.
Berdasarkan padangan ini maka belajar di sekolah diartikan sebagai
melatih daya psikis, terutama daya berpikir.21
b. Psikologi Asosiasi (Koneksionisme)
Belajar menurut teori ini adalah proses pembentukan asosiasi atau
hubungan antara stimulus (perangsang) yang mengenai individu melalui
penginderaan dan response (reaksi) yang diberikan individu terhadap rangsangan
tadi, dan proses memperkuat hubungan tersebut, individu terdapat rangsangan
tadi, dan proses memperkuat hubungan tersebut, disebut S-R bond.
Edward L. Thorndike perintis teori ini mengatakan 3 (tiga) hal hukum
belajar yang dikembangkannya berdasarkan hasil penyelidikan-penyelidikan.
1. Law of Effect : bila hubungan antara stimulus dengan respon terjadi
dan diikuti dengan keadaan memuaskan, maka hubungan itu diperkuat.
21
Sebaliknya jika hubungan itu diikuti dengan perasaan tidak
menyenangkan, maka hubungan itu akan melemah.
2. Law of Exercise : hubungan antara perangsangan dan reaksi diperkuat
dengan latihan dengan penguasaan, sebaliknya hubungan itu
melemahkan jika tidak digunakan.
3. Law of Reandiness : bila satuan-satuan dalam system syaraf telah siap
berkonduksi, dan hubungan itu berlangsung, maka terjadinya
hubungan itu akan memuaskan.
Sumbangan pandangan E. L. Thorndike terhadap belajar diantaranya
seperti berikut ini:
- Kematangan, kesiapan belajar dan motivasi berperanan penting dalam
keberhasilan belajar.
- Perubahan tingkah laku dan hasil belajar dapat diperkuat melalui penggunaan
hadiah (reward). Sebaliknya dapat diperlemah dengan penggunaan hukuman.
- Dalam beberapa aspek belajar bidang kongnitif, dan bidang psikomtor
tertutama dalam belajar keterampilan, peranan trial and error cukup besar
pengaruhnya.
c. Psikologi Gestalt
Wolfgang Kohler dan beberapa ahli psikolog lainnya berkeberatan atas
pandangan bahwa belajar hanya sekedar pembentukan S-R bond atau kondisi.
Belajar timbul dari suatu kegiatan yang kompleks, yang dipolakan dalam suatu
Seseorang dikatakan belajar jika ia mendapat pemahaman, dan pemahaman
itu diperoleh jika ia dapat melihat hubungan tertentu antara berbagai unsure
dalam situasi yang dipelajari, apabila ia belajar dan mencoba memahami dan
memperoleh kejelasan mengenai konsep masalah yang dipelajari.
3. Tujuan Belajar
Dalam usaha pencapaian tujuan belajar diperlukan adanya sistem
lingkungan belajar yang kondusif. Sistem lingkungan belajar dipengaruhi oleh
berbagai komponen, misalnya tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, dan
materi yang diajarkan. Guru dan siswa memainkan peranan dalam hubungan
sosial di sekolah, jenis kegiatan yang yang dilakukan serta sarana prasarana
belajar-mengajar yang tersedia.
Dari penjelasan di atas, maka tujuan belajar itu ada tiga yaitu :22
a. Untuk mendapatkan pengetahuan
Pemilikan pengetahuan dan kemampuan berpikir dan faktor yang
berkaitan. Kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan, tidak bearti
apa-apa. Cara yang dapat digunakan untuk memperoleh pengetahuan
dapat melakukan dengan upaya melaksanakan tugas membaca.
22
b. Penanaman konsep dan keterampilan
Penanaman konsep dan keterampilan, memerlukan keterampilan baik
yang bersifat jasmani maupun rohani. Keterampilan jasmani adalah
keterampilan motorik yang berkaitan dengan tubuh siswa yang sedang
belajar. Keterampilan rohani lebih rumit, karena tidak selalu berkaitan
dengan keterampilan motorik, karena sifatnya abstrak, yaitu menyangkut
persoalan penghayatan, berpikir dan kreativitas menyelesaikan dan
merumuskan masalah atau konsep. Keterampilan ini dapat dibentuk
melatih kemampuan.
c. Pembentukan sikap
Untuk menumbuhkan sikap mental, prilaku dan pribadi siswa, guru yang
bijak dan hati-hati dalam pendekatannya, dan berupaya memberi motivasi
kepada siswanya.
Tujuan belajar adalah mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan
penanaman sikap metal. Pencapaian tujuan belajar menghasilkan belajar, hasil
belajar meliputi :
a. Hal ihwal keilmuan dan pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif)
b. Hal ihwal personal, kepribadian atau sikap (afektif)
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Belajar
Belajar adalah suatu aktivitas yang tidak terlepas dari berbagai faktor yang
mempengaruhi proses tersebut, faktor ini akan menunjang berhasil tidaknya
proses belajar mengajar dan mencapai hasil yang optimal.
Faktor yang mempengaruhi banyak sekali macamnya Aksya Azhari
mengklafikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar
sebagai berikut:
a. Faktor dari luar, faktor ini dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:
1. Faktor non sosial
2. Faktor sosial
b. Faktor yang berasal dari dalam, faktor ini juga dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Faktor fisiologis
2. Faktor psikologis.”23
Faktor non sosial adalah faktor yang berada diluar diri peserta didik seperti
alat pelajaran, suhu udara, cuaca, tempat belajar, waktu dan lainnya. Sedangkan
faktor sosial adalah faktor manusia.
Faktor fisiologis adalah faktor yang berasal dari peserta didik yang terlebih
menunjukkan pada kondisi fisik adalah jasmani peserta didik, sedangkan faktor
psikologi merupakan faktor yang berasal dari peserta didik yang bersifat kejiwaan
serta perhatian dan sebagainya.
23
Penggolongan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar secara global juga
dikemukakan oleh Muhibbin Syah, adalah sebagai berikut:
a. “Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisi
jasmani dan rohani siswa.
b. Faktor eksternal (faktor dari luar peserta didik), yakni kondisi
lingkungan disekitar siswa.
c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya
belajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk
melakukan kegaiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.”24
Dalam kutipan di atas, maka nampaklah bahwa terdapat banyak sekali
faktor-faktor yang proses belajar mengajar terutama untuk meningkatkan kualitas
belajar mengajar peserta didik. Untuk memperoleh hasil belajar yang sesuai
dengan diharapkan oleh pendidikan.
C. Kerangka Berpikir
Disiplin atau tata tertib pada diri sendiri mutlak diperlukan oleh setiap
individu agar dapat diterima di dalam kelompok. Keberadaan disiplin dari
membuat kita mengerti, menghargai, menghormati dan bertanggung jawab
terhadap tugas yang ada pada diri sendiri maupun kelompok. Begitu juga halnya
dengan disiplin seseorang guru yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
24
terhadap sekolah dan peserta didik dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan
keterampilan anak didik. Seorang guru yang dapat melaksanakan tugas dan
kedisiplinan dengan baik maka akan mendapatkan hasil yang baik.
Guru sebagai pendidik dan pengajar merupaka faktor penentu kesuksesan
setiap usaha pendidikan. Guru juga mempunyai peranan yang sangat penting
dalam proses belajar mengajar karena guru adalah figure yang menjadi contoh
dan sebagai anutan bagi siswa. Oleh sebab itu guru harus mempunyai kepribadian
yang baik dan layak untuk dicontohkan kepada peserta didik.
Sebagai pelaksana operasional yang langsung berhadapan dengan murid
maka peranan mereka sangat besar dalam pencapaian tujuan pendidikan pada
umumnya dan pencapaian intitusional sekolah pada khususnya. Betapa tidak
karena kita semua mengetahui terwujudnya murid yang pandai, terampil dan budi
luhur serta bertanggung jawab, banyak bergantung dari para guru yang
mengajarnya.
Disiplin sangatlah penting dan berarti bagi dunia pendidikan terutama guru,
guru profesinal guru yang mempunyai kedisiplinan yang tinggi kegiatan belajar
mengajarnya akan mendapatkan hasil yang optimal dan kualitas anak didik akan
baik, dan harapan pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan akan
D. Hipotesis
Pada penelitian ini, penulis mengajukan hipotesis untuk menjawab
pertanyaan penelitian secara kuantitatif maka dirumuska:
Ho : Tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara disiplin kerja
guru dengan kualitas belajar siswa.
Ha : Terdapat hubungan positif yang signifikan antara disiplin kerja guru
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui disiplin kerja guru di MTS Soebono Mantofani
2. Untuk mengetahui kualitas belajar siswa di MTS Soebono Mantofani
3. Untuk mengetahui hubungan disiplin kerja guru dengan kualitas belajar
siswa di MTS Soebono Matofani
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di MTS Soebono Mantofani yang terletak di Jalan
Sumatera Jombang-Ciputat, penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 Januari
sampai 26 Januari 2011.
Jenis Penelitian
No Jenis
Penelitian
Okt nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli
1 Pemilihan
Judul
2. Konsultasi
3. Pendekatan
kesekolah
4. Izin
Penelitian
5. Pengumpul
an Data
6. Analisi
data
C. Variabel Penelitian
Pada variable penelitian ini terdapat dua jenis variable yang akan diteliti
1. Variabel X sebagai independent variabel (variabel bebas), yaitu disiplin
kerja guru
2. Variabel Y sebagai dependent variabel (variabel terikat), yaitu kualitas
D. Metode Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini, metode yang digunakan adalah pendekatan
kuantitatif dengan metode korelasi yakni suatu penelitian yang dilakukan dengan
terjun langsung ke obyek penelitian, karena dalam penelitian ini memerlukan data
yang valid agar dapat dipertanggung jawabkan kebenarnya.
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian1. Populasi terbagi
kedalam dua bagian yaitu populasi target dan populasi terjangkau.
a. Populasi Target
Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MTs
Soebono Mantofani yang terdaftar pada semester ganjil tahun ajaran
2010-2011.
b. Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII
yang terdaftar pada semester ganjil tahun ajaran 2010-2011, berjumlah
191 siswa. Ada beberapa alasan kenapa dipilih kelas VIII sebagai
populasi terjangkau, yaitu sebagai berikut:
- Sekolah tidak memberikan izin untuk dilakukan penelitian terhadap
kelas IX, karena mereka lebih difokuskan dalam berbagai program
1
pembelajaran yang elah disusun oleh sekolah sebelumnya untuk
menghadapi Ujian Nasional,
- Kelas VII dianggap belum mampu untuk mengisi angket penelitian
dengan benar karena masih dalam masa transisi dari tingkat SD ke
MTs. Di khawatirkan jika dipaksakan, maka hasilnya tidak maksimal,
- Maka pilihan kels VIII karena dianggap tidak akan terlalu menganggu
proses belajarnya, telah memiliki pengalaman belajar di sekolah
tersebut selama 1 tahun, serta dianggap telah cukup mampu untuk
mengisi angket penelitian dengan benar.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti2. Yang
menjadi sampel penelitian ini adalah siswa kelas VIII-1 dan VIII-6 MTs
Soebono Mantofani Jombang – Ciputat yang terdaftar pada semester
ganjil tahun pelajaran 2010 – 2011. Menurut sugiono tentang penentuan
jumlah sampel dari populasi, jika jumlah sampel 191 orang dengan taraf
kesalahan 5% maka diperoleh jumlah sampel 64 orang.3
3. Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling;
yaitu cara pengambilan sampel dari semua anggota (yang bersifat homogen)
2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,… hal.131
3
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada di dalam anggota
populasi.4
F. Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data
dalam penelitian. Sesuai dengan variabelnya, instrument penelitian yang
digunakan yaitu sebagai berikut:
1. Disiplin Kerja Guru
Dalam penelitian ini, alat yang digunakan untuk mengumpul
data tentang disiplin kerja guru adalah angket atau kuesioner tertutup.
Kuesioner tertutup merupakan jenis “kuesioner yang sudah disediakan
jawabannya sehingga responden tinggal memilih”5
berjumlah 23 soal
pertanyaan dengan 4 pilihan
2. Kualitas Belajar
Instrument yang digunakan untuk mengukur kualitas belajar
adalah nilai hasil semester ganjil tahun ajaran 2010 – 2011.
3. Kisi-kisi pengumpulan data
a. Kisi-kisi instrument pengumpulan data
4
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: Alfabeta, 2002), Cet. Ke-8, hal.59
5
Kisi-kisi instrument pengumpulan data
Disiplin kerja guru (Variabel X)
No Dimensi Indikator No Item
1. Kehadiran guru a. Mengisi daftar hadir
b. Hadir di kelas tepat waktu
c. Mengabsen siswa
d. Meninggalkan kelas sesuai dengan
waktu
e. Memberikan kabar bila berhalangan
hadir
2
1
3
4
2. Tanggung jawab
pada tugas
a. Melakukan Tanya jawab
b. Menggunakan metode bervariarsi
c. Mempersiapkan alat-alat atau media
pelajaran
d. Menutup akhir pembelajaran
e. Memberikan pengarahan pada siswa
f. Meminta pertanggung jawaban tugas
pada siswa
g. Memberikan nilai pada setiap tugas
h. Meberikan teguran pada siswa
menganggu dalam belajar
i. Memberikan sangsi pada siswa tidak
mengerjakan tugas
j. Guru Menyusun RPP
6
7
8
9
10
11
14
13
18
12
3. Semangat kerja a. Memberikan motivasi kepada siswa
b. Memberikan penghargaan kepada
siswa
c. Berkomunikasi dengan baik pada
siswa
15
16
Dari 64 responden pernyataan yang dianalisis, beberapa item tidak dapat
digunakan karena dianggap tidak valid, dan dapat digunakan antara lain nomor
1,2, 3,4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15,16, 17, 18, dengan demikian instrument
yang dapat digunakan terdiri atas 18 item.
Kualitas belajar siswa (Variabel Y)
Rata-rata Nilai Semester Ganjil MTs Soebono Mantofani
Nama Rata-rata Nilai Nama Rata-rata Nilai
Clarita Vica 72 Inka Rami 77
Fika Shafiana 77 Naily Alfian Fahira 79
Nurlita 81 Windi Anggraini 78
Diana Novita 71 Angelea Putri Aisya 82
Noviana Putri Elawati 78 Putri Maghfi 74
Syahrudin 74 Amelianovi 79
Syahrul Ghifari 83 Desti Indah Sartika 62
Surya Wijaya 74 Nadya Permata Sari 64
Handika Perdhana 77 Michille Alamanda 64
Ardean Septyan Syah P 75 Angga Prasetya 62
M. Ziedul Adha 73 Ilham Romadona 62
Reza P 76 Anggi Indah Jayani 64
Abdul Hamid 79 Ahmad Dzulfikri 65
Zivandito Arya Ghaffari 76 Hikmah Anizah 63
Andre Firman Syah 77 M. Hilmi 63
Wahyu Anike Putri 77 Novita Puspa Sari 62
Indria Rahayu 78 Mira Indriani 63
Dwi Ayu Lestari 76 Mentari Ramadhania 62
M. Zulfikar 64 Bagas Hermansah 62
Khoirul Huda 61 Indra Cahyo Rukmana 62
Adistia Grahita C. 63 Andre Agustian 61
Nadya Marlis 64 Melisa Cahyani 63
Ummu Habibah Ahmad 62 Dian Kusuma W 61
Zulfa Mahmuda 71 Putri Annisa Febriani 62
Ayu Lestari 63 Nurjamillah A. 65
Ahmad Rizaldy 63 Arya Handayana 63
Novyanti 62 M. Aria Habibi 61
M. Rofi Hidayatullah 62 Rizqa Nuur Ikhsan 63
Feninda Priyanti 65 Aprillia Maharani 64
Fitri Haryani 62 Selly Novieny 70
G. Uji validitas dan realibilitas
1. Uji validitas Instrument Penelitian
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kevalidan atau suatu
kesahihan suatu instrument. Sebuah instrument dikatakan tidak valid
apabila instrument tersebut mampu mengukur apa yang hendaknya
diukur6.. Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan rumus prodct moment dari person, yaitu dengan
mengkorelasikan jumlah skor tiap butir dengan jumlah skor total.
2 2 22 x N y y
x N y x xy N rxy
Nilai rxy (r-hitung) yang didapat dari perhitungan menggunakan rumus di
atas, kemudian dibandingkan dengan nilai r-kritis. Jika r-hitung > r-kritis maka butir
soal valid, sebaliknya jika r-hitung < r-kritis maka soal dinyatakan tidak valid.
Menurut Masru sebagaimana dikutip oleh Sugiono menyatakan bahwa sebuah item
dinyatakan tidak valid apabila memenuhi syarat minimum yaitujika r > 0,3. Jadi,
kalau korelasi antar butir dalam instrument tersebut dinyatakan tidak valid.7
Berikut adalah hasil perhitungan item valid dan drop dengan menggunakan
rumus Pearson dari program Microsoft Excel:
6
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi… hal.97
7
Tabel 1
Perhitungan Nomor Item Valid dan Drop
NO Item
Koefisien
Korelasi “r-hitung” r-kritis Status
1 0.42 0.3 Valid
2 0.43 0.3 Valid
3 0.47 0.3 Valid
4 0.34 0.3 Valid
5 0.33 0.3 Valid
6 0.39 0.3 Valid
7 0.00 0.3 Drop
8 0.38 0.3 Valid
9 0.03 0.3 Drop
10 0.55 0.3 Valid
11 0.42 0.3 Valid
12 -0.30 0.3 Drop
13 0.32 0.3 Valid
14 0.01 0.3 Drop
15 0.72 0.3 Valid
16 0.50 0.3 Valid
17 0.44 0.3 Valid
18 0.34 0.3 Valid
19 0.35 0.3 Valid
20 0.42 0.3 Valid
21 0.59 0.3 Valid
22 0.25 0.3 Drop
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkat ketepatan atau keterdalaman insrtumen skala
disiplin terhadap apa yang akan diteliti yang akan diukur dengan
menggunakan rumus Al pha cronbach:
22 11 1 1 t b k k r
dengan
n n x x b 2 2 2
Keterangan:r11 =reliabilitas instrument
k = banyakanya butir pertanyaan
∑σb2 = jumlah varians butir
σt2 = varians total
x = skor butir
n = jumlah responden
Setelah dilakukan penghitungan dengan rumus alpha di atas, didapat
jumlah varians butir (∑σb2) = 14,0356. Selanjutnya adalah mencari nilai
varians total, yaitu sebagai berikut:
15 15 1097 80747 2 15 15 1203409 80747 15 2667 , 80227 80747 15
7333
,
519
35 648 , 34 Keterangan: Tabel penolong untuk perhitungan uji reliabilitas sebagaimana
terlampir.
Dengan demikian telah diketahui nilai:
k = 23
∑σb2 = 34,648
σt2 = 14,0356
n = 15
Terakhir, nilai-nilai tersebut dimasukan ke dalam rumus reliabilitas:
1 0,4050912
22 23 63 , 0 62195011 , 0 5949088 , 0 04545455 , 1 Dengan demikian diketahui nilai reliabilitas instrument adalah sebesar
0,63. Karena nilai reliabilitas sedang yaitu 0,63, maka dapat dikatakan
instrumen bersifat reliabel.
H. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dengan mengukur tingkat disiplin kerja guru
menggunakan angket kemudian hasilnya dikorelasikan dengan kualitas belajar
siswa yang diambil dari rata-rata nilai Semester siswa semester ganjil, seluruh
mata pelajaran.
I. Tekhnik analisa data
Mengingat metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriftif-korelatif, maka analisa datanya pun terbagi menjadi dua bagian
yaitu sebagai berikut:
1. Metode deskriftif
Metode ini digunakan untuk menentukan tingkat disiplin belajar guru.
Langkah-langkahnya yang digunakan pertama membuat table distribusi
mean (rata-rata) dengan menggunakan rumus: fi xi fi X
. . Ketiga,
setalah dapat nilai rata-rata kemudian dikonsultasikan dengan tabel
berikut untuk menunjukan tingkat disiplin guru:
Tingkat Disiplin Siwa
No Skor Keterangan tingkat disiplin
1. < 59 Rendah
2. 60 – 79 Sedang
3. 80 – 89 Baik
4. 90 – 100 Tinggi
2. Metode Korelasi
Untuk mengetahui tingkat hubungan antara disiplin dengan kualitas
belajar siswa, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mencari angka korelasi menggunakan rumus Product Moment sebagai
berikut:
2 2 2 2 y y N x x N y x xy N rxy Keterangan:N : Number of cases
xy : Jumlah hasil perkiraan antara skor x dan skor y
x : Jumlah seluruh skor x
y : Jumlah seluruh skor y8
Selanjutnya untuk memberikan interpretasi terhadap rxy, penulis
berpatokan pada koefisien korelasi (r) sebagai berikut:9
Besarnya nilar r Interpretasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,00
Antara 0,600 sampai dengan 0,800
Antara 0,400 sampai dengan 0,600
Antara 0,200 sampai dengan 0,400
Antara 0,000 sampai dengan 0,200
Tinggi
Cukup
Agak rendah
Rendah
Sangat rendah (Tidak berkorelasi)
a. Uji signifikansi
Uji signifikansi dimaksudkan untu