• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan disiplin kerja guru dengan kualitas balajar siswa di MTS Soebono Mantofani Jombang-Ciputat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan disiplin kerja guru dengan kualitas balajar siswa di MTS Soebono Mantofani Jombang-Ciputat"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan Kepada Fakaltas llmu Tarbiyah Dan Keguruan LlIN Synr(' Hidayatullah (lntuk Memeruiti Persyarot dalam Memperoleh Gelar Sariana

Pendidikan (S.Pd)

O l e h :

Ermawati

206018200193

PROGRAM STUDI MANAJBMEN PEI.{DIDIKAN

JURUSAN KEPBNDIDKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

TiNIVER SITA S ISLA M NEGERI S }'ARTF HIDA YA T T ILLA I{

JAKARTA

2011/1431H

I

I T D .

(2)

HUBUNGAN DISPLIN KERJA GURU DENGAN KUALITAS BELAJAR SISWA DI MTS SOEBONO M,q.NTOFANI

JOMBANG_ CIPUTAT Skripsi

Diajukan kqada Fakultas llrmt Tarbiyh dnn Keguruan UIN Syarif Hidaytullah untuk Memetuhi Persyaratdn dalam Manperoleh Getar Sarjana

Pqtdidikan (S.Pd)

O l e h :

ERMAWATI 206018200193

DRA NURDELIMA WARTNVU. M.Pd NrP. I 96 7 I 0 2020 Otl 220 0 |

PROGRAM STTIDI MANA.IEMEN P ENDIDIKAN JURUSAN KEPENDIDIKAN TSLAM

FAKULTAS ILMU TARBTYAH DAN KEGURUAN

U I\IVERS ITA S IS LAM N EGERI SYARIF HtD A YAT tIL LAH JAKARTA 2010n471 W

(3)

sidang munaqosah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (urN) Syarif Flidayatullah Jakarta, 20 September 20ll dihadapan dewan penguji. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan (s.Pd) pada Jurusan Kependidikan Islam, program studi ivlanajemen Pendid ikan.

J akarta, 20 September 20 1 I Panitia Ujian Munaqosah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan) Tanggal

Drs. Rusydy Zakaria M.Ed.M.phil S.{rO/r, NIP. 19560s30 198503 I 002

Ketua Program Studi Manaiemen pendidikan

so/i"

Drs. H. Mu'arif SAM. M.pd

NIP.196s07t7 199403 1 005

Drs.H.Mudjahid Ak.M. Sc N I P . 1 9 4 7 0 7 1 4 1 9 6 s t 0 I 0 0 1 Penguji I

Dra. Yefnelt), Z. M.Ag NIP.i953 101 198203 2 001 Penguji II

'?/ee:

!'

1-ab/-a

"'lq"'"

Mengetahui

(4)

Saya yang berranda tangan di bawah ini: Nama

N I M

Pio-eram Studi Jurusan Fakultas

Ermarvati 2060t8200193 ivfanajemen Pend id i kan Kependidikan Islarn

Fakultas Ilmu Tarbiyah tjan Kegtruan

Dengan ini menyatakan bahrva:

l. skripsi ini merupakan hasir karya asli 1,ang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memneroreh gelar Sarjana strata I (sl) di utN Syarif Hidayatullah Jakana.

2. semua sumber yang saya gunakirn dalarn penulisan skripsi ini telah sa1,a cantumkan sesuai dengan ketentuan yan-e berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3' Jika di kernudian hari terbukti bahrva kann ini bukan karya asli saya arau merupakan jiplakan dari karya orang Iain. maka saya bersedia menerima sanksi berdasarkan ketentuan yang berlrku di ulN Sl,arif Hiclayatullah Jakarla.

.iakarta, 13 Juli 201 I

TFffi-W--,

o.or,*eaonffiru -i^l

cfiWflffiffi'

+

(5)

"Hubungan Disiplin Kerja Guru Dengan Kualitas Belajar Siswa Di MTs Soebono Mantofani Jornbang-Ciputat" yang disusun oleh Ermawati, NIM 206018200193. Program Studi Manajemen Pendidikan; Jurusan Kependidikan Islam; Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah diuji kebenararurya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal 13 Juli 20l l

Jakarta, l3 Juli 201 I Dosen Pembimbing Skripsi

(6)

Kependidikan Islam, Program Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruaan UIN Syarif Hidayatullah.

Disiplin merupakan salah satu bagian dari keseluruhan sistem tata kelola pendidikan dan ia merupakan faktor yang utama dalam menentukan kualitas belajar siswa disuatu sekolah. Jika siswa belajar dengan disiplin, berarti ia tekun mempelajari materi pelajaran yang diajarkan oleh gurunya. Disiplin belajar siswa dapat dilihat dari ketekunannya belajar, ketaatan terhadap jam-jam belajar, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru di sekolah memeriksa buku pelajaran sebelum berangkat ke sekolah dan tidak terjerumus pada kenakalan. Perwujudan dari disiplin belajar akan terlihat dari tingkat prestasi belajar yang dicapainya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan disiplin kerja guru dengan kualitas belajar siswa di MTs Soebono Mantofani Jombang-Ciputat. Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode deskriftif korelasional.

Jenis penelitian ini adalah studi korelasional dengan menggunakan metode kuantitatif dengan penalaahan hubungan antara dua variable yaitu disiplin kerja guru (X) dan kualitas (Y) kemudian diolah menggunakan rumus product moment. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan observasi, wawancara dan angketan serta dalam penelitian ini yaitu siswa dan guru MTs Soebono Mantofani. Dari hasil penelitian ini hubungan disiplin kerja antara guru

dengan kualitas belajar siswa “sangat rendah” artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara disiplin kerja guru dengan kualitas belajar siswa. Hal ini terbukti dari hasil skor 0,264 yang temasuk dalam kategori rendah

Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara disiplin kerja guru dengan kualitas belajar siswa. Disiplin kerja guru hanya memberikan pengaruh sebesar 2,8% terhadap kualitas belajar.

(7)

i

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan yang

berjudul “HUBUNGAN DISIPLIN KERJA GURU DENGAN KUALITAS BELAJAR SISWA DI MTs SOEBONO MANTOFANI JOMBANG – CIPUTAT”. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan alam Nabi besar Muhammad SAW, beserta

keluarga, sahabat dan pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman.

Selanjutnya penulis menyadari bahwa dengan selesainya skripsi ini tidak terlepasnya dari

bantuan dan dorongan semua pihak langsung maupun tidak langsung. Untuk itu penulis

mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, Ma., dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta,

2. Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed,. M.Phil., ketua jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

3. Drs. H. Mu’arif SAM, M.Pd., Ketua Prodi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

4. Dra. Nurdelima Waruwu. M.Pd., yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam

menyelesaikan skripsi ini,

5. Drs. Sutarto kepala MTs Soebono Mantofani yang telah memberikan izin penelitian di

sekolah yang bapak pimpin.

6. Daswira, kepala TU MTs Soebono Mantofani yang juga telah banyak membantu dalam

pengumpulan data penelitian.

7. Para guru dan staf MTs Soebono Mantofani yang telah memberikan kemudahan dalam

penelitian,

8. Kedua orang tua tercinta, bapak (M. Marzuki) dan mamah (Nur Aeri) yang senantiasa

memberikan dukungan moril dan materil, serta kakak (Herliana, S.Pdi, Chairul Anwar

(8)

ii

10.Semua pihak yang tidak dapat lagi disebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT

memberikan balasan yang berlipat atas kebaikan kalian semua.

Atas segala bantuan yang mereka berikan kepada penulis, semoga Allah SWT

memberikan kebaikan kepada mereka. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi

penulis dan umumnya bagi pembaca.

Jakarta, 14 Juli 2011

(9)

iii

LEMBARAN PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING

LEMBARAN UJI REFERENSI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... v

DAFTAR TABEL ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Disiplin Kerja Guru ... 9

1. Pengertian Disiplin Kerja Guru ... 9

2. Tugas dan Peran Guru ... 12

3. Fungsi dan Aspek-aspek ... 19

4. Macam-macam Disiplin Kerja Guru ... 20

5. Indikator-indikator Disiplin Kerja Guru ... 22

B. Kualitas Belajar ... 25

1. Pengertian Belajar ... 25

2. Teori Tentang Belajar ... 27

(10)

iv

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 35

B. Tujuan Penelitian ... 35

C. Variable Penelitian ... 36

D. Metode Penelitian ... 37

E. Populasi dan Sampel Penelitian ... 37

F. Teknik Pengumpulan Data ... 37

G. Instrument Pengumpulan Data ... 39

H. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 42

I. Teknik Analisa Data ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Objek Peneltian... 51

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 55

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 69

B. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA

(11)

v

LAMPIRAN 3 : Tabel Penolong Uji Realibilitas Instrumen ... 65

LAMPIRAN 4 : Angket Penelitian Disiplin Kerja Guru ... 66

LAMPIRAN 5 : Nukilan Tabel Nilai r Product Moment ... 68

LAMPIRAN 6 : Nukilan Tabel Penentuan Jumlah Sampel dari Populasi Terntentu dengan Taraf Kesalahan 1%, 5%, dan 10% ... 69

LAMPIRAN 7 : Lembara Uji Referensi ... 71

LAMPIRAN 8 : Surat Pengajuan Propsal Skripsi ... 74

LAMPIRAN 9 : Surat Bimbingan Skripsi ... 75

LAMPIRAN 10: Surat Permohonan Izin Penelitian ... 76

(12)

vi

TABEL : Perhitungan Nomor Item Valid dan Drop ... 38

TABEL : Tingkat Disiplin Guru ... 42

TABEL : Sarana dan Prasarana ... 46

TABEL : Data Guru MTs Soebono Mantofani 2011... 47

TABEL : Jumlah Skor Hasil Angket ... 49

TABEL : Distribusi Frekuensi ... 51

TABEL : Rata-Rata Nilai Semester MTs Soebono Mantofani ... 59

TABEL : Distribusi Frekuensi ... 55

TABEL : Tabel Penolong Untuk Nilai Korelasi Antara variabel X dan Y ... 56

[image:12.612.91.536.57.453.2]
(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berbagai tantangan di dunia pendidikan adalah masalah kualitas dan

pemerataan pendidikan. Berbicara tentang masalah pendidikan tidak akan

terlepas dari komponen yang menentukan, yaitu organisasi, personel, kesiswaan,

sarana dan prasarana, pembiayaan, kurikulum, hubungan masyarakat,

administrasi keuangan, dan guru sebagai motor penggerak.

Pendidikan merupakan salah satu kunci bagi kemajuan Bangsa dan Negara.

Pendidikan tidak hanya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan saja tetapi

pendidikan juga ikut membantu watak dan sikap manusia.

Dalam undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang

sistem pendidikan nasional bab I pasal 1(1) dikemukakan bahwa : Pendidikan di

(14)

definisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara efektif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

dirinya, masyarakat Bangsa dan Negara.2

Pendidikan yang baik adalah mampu memberikan sumbangan pada semua

pertumbuhan individu dalam meningkatkan, mengembangkan dan menumbuhkan

kesediaan, bakat, minat, dan kemampuan akal. Oleh karena itu pendidikan

sangatlah penting bagi kehidupan manusia, guna mencerdaskan anak Bangsa.

Melalui pendidikan seseorang memperoleh informasi dan pengetahuan.

Semakin tinggi pendidikannya semakin banyak informasi dan pengetahuan yang

diperolehnya. Pada dasarnya kegiatan yang dilakukan oleh setiap orang dilandasi

oleh keinginan dan motif untuk menjadi manusia yang baik.

Begitu juga dengan belajar sangat diperlukan adanya motif. “Motive is

essential to condition of learning.” Hasil belajar menjadi optimal, kalau ada

motif. Makin kuat motif yang diberikan, makin berhasil pula pelajaran yang

dipelajari dan dimiliki. Motif senantiasa menentukan intensitas usaha belajar

seseorang.

Arifin menyatakan, belajar adalah “Kegiatan anak didik dalam menerima,

menanggapi, serta menganalisis bahan-bahan pelajaran yang disajikan oleh guru

yang berakhir pada kemampuan anak menguasai bahan pelajaran yang disajikan

2

(15)

itu.”2

Kegiatan anak didik dalam menerima bahan ajar tersebut juga dengan baik

tidak terlepas dari adanya disiplin kerja guru akan memberi dukungan terhadap

kualitas belajar anak.

Disiplin adalah faktor yang esensial dalam mengembangkan potensi

individu dan menciptakan kehidupan yang harmonis dan menimbulkan hasil

dalam proses kelompok. Disiplin kerja yang baik mencerminkan besarnya rasa

tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya yang

mendorong semangat kerja dalam bentuk pelaksanaan peraturan yang sangat

diperlukan bagi karyawan, guru dan peserta didik dalam menciptakan tata tertib

organisasi sekolah.

Disiplin kerja yang baik juga mencerminkan kepribadian seorang guru

yang memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, selain mempunyai intelektual

yang tinggi wawasan yang luas dan berbagai kompetensi yang dimilikinya.

Pada kenyataannya, masih banyak siswa yang belum mencapai hasil

belajar sebagaimana yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh berbagai macam

faktor yang mempengaruhinya diantaranya adalah disiplin kerja guru yang masih

rendah, sehingga dapat mengakibatkan prestasi dan kualitas belajar siswa

menurun. Kesulitan yang dialami oleh siswa tidak lepas dari prinsip belajar

tuntas (mastery learning) dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai , siswa

harus mencapai suatu unit pelajaran tertentu sebelum pindah ke unit pelajaran

2

(16)

berikutnya. Namun dalam kenyataannya, tidak semua siswa dapat memahami

tujuan pembelajaran sesuai dengan tujuan prinsip belajar tuntas tersebut.

Prinsip belajar adalah proses belajar pada dasarnya merupakan suatu

sistem, sehingga terdiri atas sejumlah unsur (komponen) yang tersusun secara

teratur dan saling berhubungan. Untuk meningkatkan hasil belajar komponen di

dalam proses pembalajaran harus berkualitas. Salah satu cara untuk

meningkatkan hasil belajar adalah mengoptimalkan kemampuan guru untuk

mengenali kesulitan-kesulitan belajar yang dialami oleh siswa dalam

memecahkan soal-soal tersebut. Komponen merupakan komponen yang besar

pengaruhnya terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran. Sebab guru

adalah komponen yang sangat dekat dengan siswa dalam pendidikan di sekolah.

Untuk itu seorang guru selalu dapat mengembangkan proses pembelajaran guna

meningkatkan hasil belajar siswa-siswanya.

Guru merupakan tenaga pendidik terdepan dalam melaksanakan tugas

pokok lembaga pendidikan. Guru mempunyai peran yang sangat besar karena

disamping membimbing para siswa untuk memcapai prestasi serta mengatasi

berbagai kesulitan belajar, juga mempunyai andil yang sangat besar untuk

memajukan masyarakat agar menjadi manusia yang berkulaitas dan berguna bagi

agama, bangsa, dan Negara serta mampu bersaing dimasa yang akan datang.

Keberadaan guru bagi suatu bangsa amatlah penting, apalagi suatu bangsa

yang sedang membangun, terlebih-lebih bagi kelangsungan hidup bangsa

(17)

segala perubahan serta pergeseran nilai yang cenderung kepada kehidupan yang

menuntut ilmu dan seni dalam kadar dinamika untuk dapat mengadaptasikan diri.

Guru sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar

(KBM), merancang, mengelola, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran,

salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan tugas guru, ialah kinerjanya di

dalam merencanakan dan mengevaluasi proses belajar mengajar.

Demikian besarnya tanggung jawab guru dalam mengembangkan misi

pendidikan sehingga guru dituntut bekerja ekstra dalam melaksanakan tugasnya.

Oleh karena itu guru harus memiliki berbagai faktor penunjang untuk

merealisasikan misi pendidikan tersebut, salah satunya adalah faktor disiplin

kerja yang tinggi. Disiplin kerja guru yang tinggi menjadi pendorong bagi peserta

didik dalam belajar sehingga dapat meningkatkan kualitas belajar siswa.

Dalam meningkatkan kualitas belajar hendaknya guru mampu

melaksanakan tugasnya dalam bentuk pengolahan kegiatan belajar mengajar.

Bila guru dapat melaksanakan tugasnya dengan baik akan terjadi

perubahan-perubahan yang berarti pada siswanya, antara lain timbul sikap positif dalam

belajarnya dan sudah barang tertentu prestasi belajarnyapun meningkat.

Peningkatan kualitas pendidikan tidak mungkin ada tanpa pembinaan

performance dari guru karena guru merupakan sumber daya yang sangat

menentukan untuk keberhasilan pendidikan.

MTS Soebono Mantofani Jombang adalah Madrasah Tsanawiyah yang

(18)

tenaga pendidik (guru) belum dapat mengakomodasi jumlah siswa yang cukup

banyak tersebut, meskipun selama ini telah dilakukan pula beberapa upaya dalam

mengatasinya. Antara lain dengan menambah jam kerja guru, namun dirasakan

bahwa hal itu masih belum cukup untuk menangani siswa secara keseluruhan.

Hal ini disebabkan antara lain : Jumlah tenaga pendidik (guru) sangat terbatas

dan fasilitas kurang memadai, sehingga berpengaruh pada rendahnya disiplin

kerja guru serta kualitas belajar siswa.

Berdasarkan uraian di atas dan realita yang ada, penulis terdorong untuk

melakukan kajian ilmiah melalui penelitian tentang :

“HUBUNGAN DISPLIN KERJA GURU DENGAN KUALITAS BELAJAR

SISWA DI MTS SOEBONO MANTOFANI JOMBANG - CIPUTAT”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis mengidentifikasi masalah

sebagai berikut :

1. Kurangnya perhatian terhadap disiplin waktu yang telah ditetapkan

2. Kurangnya tanggung jawab guru dalam melaksanakan tugas

3. Perhatian terhadap tata tertib sekolah masih rendah

4. Rendahnya perhatian siswa dalam belajar

5. Kurangnya perhatian siswa dalam tugas yang diberikan guru

(19)

C. Pembatasan Masalah Dan Perumusan Masalah

Untuk memudahkan dalam penyusunan skripsi ini, penulis membatasi

masalah penelitian pada :

1. Disiplin kerja guru yang dimaksud adalah ketaatan guru terhadap peraturan

yang berlaku di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.

2. Kualitas belajar yang dimaksud adalah nilai semester siswa 2010-2011.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah penelitian di atas maka perumusan

masalah yang penulis kemukakan dalam skripsi ini adalah :

1. Bagaimanakah tingkat disiplin kerja guru di MTs Soebono Mantofani

Jombang-Ciputat ?

2. Bagaimana kualitas belajar siswa di MTs Soebono Mantofani

Jombang-Ciputat?

3. Bagaimanakah hubungan disiplin kerja guru dengan kualitas belajar siswa di

MTs Soebono Mantofani?

F. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperbanyak khasanah

kepustakaan pendidikan, khususnya mengenai hubungan disiplin kerja guru

dengan kualitas belajar siswa, serta dapat menjadikan bahan masukan bagi

mereka yang berminat untuk menindak lanjuti hasil penelitian yang lebih

(20)

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

bagi pihak sekolah tentang hubungan disiplin kerja guru dengan proses

belajar siswa di MTS Soebono Mantofani.

a. Bagi pihak peneliti :

- Untuk memahami kajian ilmu pendidikan dalam upaya

mempersiapkan diri menjadi tenaga pengajar yang professional.

- Untuk menekuni pengembangan ilmu dalam menekuni

masalah-masalah penelitian secara mandiri (individual).

b. Bagi pihak sekolah untuk mengarahkan siswa siswinya di dalam

meningkatkan kedisiplinan belajar siswa di sekolah.

c. Bagi pihak guru yaitu untuk lebih meningkatkan profesionalitasnya

(21)

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Disiplin Kerja Guru

a. Pengertian Disiplin Kerja

Disiplin merupakan cermin kepribadian seseorang kemampuan atau

kekuatan yang ada pada individu sangat diperlukan sebagai suatu cara untuk

memahami ciri utama disiplin.

Disiplin kerja terdiri dari dua kata yaitu disiplin dan kerja. Menurut

Soerjono Soekanto “Disiplin ialah kepatuhan terhadap peraturan yang telah

ditetapkan sehingga dalam pembicaraan sehari-hari istilah tersebut biasanya

(22)

dikaitkan dengan keadaan tertib suatu keadaan di mana perilaku seseorang

mengikuti pola-pola tertentu yang telah ditetapkan terlebih dahulu.”1

Disiplin berasal dari akar kata “disciple“ yang berarti belajar. Disiplin

merupakan arahan untuk melatih dan membentuk seseorang melakukan sesuatu

menjadi lebih baik. Disiplin adalah suatu proses yang dapat menumbuhkan

perasaan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan tujuan organisasi

secara obyektif, melalui kepatuhannya menjalankan peraturan organisasi.2

Hal ini dapat diartikan sebagai suatu usaha kepatuhan dan ketaatan yang

muncul karena adanya dorongan dari dalam diri orang itu.

Pengertian disiplin dalam arti luas dikemukakan oleh Ahmad “Bahwa

disiplin mencakup setiap macam pengaruh yang diajukan untuk membantu

peserta didik agar dia dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan

lingkungan.”3

Dengan demikian, maka disiplin merupakan suatu proses latihan dan

belajar untuk meningkatkan kemampuan dalam bertindak, berpikir, dan bekerja

yang aktif dan kreatif. Disiplin juga merupakan suatu kepatuhan dan ketaatan

yang muncul karena adanya kesadaran dan dorongan dalam diri seseorang pada

1

Soerjono Soekanto, Remaja dan Masalah-masalahnya, ( Jakarta: Balai Pustaka, 1990 ), Cet.2, h.79

2

www.kmpk.ugm.ac.id/data/SPMKK/3c-DISIPLIN(revPeb'03).doc

3

(23)

suatu organisasi terhadap peraturan-peraturan yang telah ditetapkan sehingga

menimbulkan keadaan tertib.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah

kepatuhan terhadap peraturan atau tata tertib yang telah ditetapkan oleh setiap

lembaga sekolah. Dimana kesemuanya itu harus dijalankan, ditegakkan dan

dipatuhi oleh semua individu yang ada di dalam lembaga tersebut, sehingga

kedisiplinan dapat berjalan dengan baik. Maka segala tujuan yang diharapkan

dan dicita-citakan akan dapat tercapai secara maksimal.

Kemudian pengertian kerja menurut Kasmisa adalah “Perbuatan

melakukan sesuatu kegiatan yang bertujuan mendapatkan hasil, hal pencarian

nafkah.”4

Dari definisi tersebut dapat pula diartikan bahwa kerja adalah fungsi hidup

manusia untuk mendapatkan kebahagian lahir dan batin. Manusia bekerja adalah

untuk menghasilkan suatu alat pemuas kebutuhannya. Bila kata “disiplin” dan

kata “kerja” digabungkan maka disiplin kerja dapat bermakna suasana batin yang

berupa perasaan senang atau tidak senang, bergairah atau tidak bergairah dan

bersemangat atau tidak bersemangat dalam melakukan suatu pekerjaan.

Disiplin kerja merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

produktifitas kerja, sedangkan produktifitas merupakan keberhasilan dari suatu

organisasi. Dengan demikian terdapat keterkaitan antara disiplin kerja dengan

4

(24)

produktifitas. Sehingga dapat dikatakan bahwa disiplin adalah salah satu penentu

berhasil atau tidaknya tujuan organisasi.

Disiplin kerja yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab

seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya untuk mendorong

semangat kerja dalam mewujudkan tujuan organisasi. Untuk disiplin dalam

bentuk pelaksanaan peraturan sangat diperlukan bagi karyawan, guru peserta

didik sebagai wujud nyata dari pengawasan dalam menciptakan tata tertib

organisasi sekolah.

b. Tugas Dan Peran Guru

a. Tugas Guru

Guru adalah figur seorang pemimpin. Guru merupakan sosok arsitektur

yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik. Menurut M. Nasir Budiman

“Guru bertugas mempersiapkan manusia yang cakap serta diharapkan dapat

membangun dirinya dan membangun bangsa dan Negara.”5

Tugas guru sebagai suatu profesi menuntut kepada guru untuk

mengembangkan profesinalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi. “Tugas guru sebagai pendidik berarti meneruskan dan

mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada anak didik, dan guru

5

(25)

juga bertugas melatih mengembangkan keterampilan serta dapat menerapkan

dalam kehidupan demi masa depan anak didik.”6

Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong

membimbing dan memberikan fasilitas belajar bagi peserta didik untuk mencapai

tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang

terjadi di dalam kelas untuk membantu proses perkembangan peserta didik.

Abu Ahmad, Widodo Supriono merinci tugas-tugas guru berpusat pada:

1. Mendidik anak dengan titik berat memberikan arah dan motivasi

pencapaian tujuan baik jangka panjang meupun jangka pendek.

2. Memberikan fasilitas pencapaian tujuan melalui

pengalaman-pengalaman belajar yang memadai.

3. Membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap, nilai-nilai

dan penyesuain diri.”7

Dengan demikian dalam proses belajar mengajar, guru tidak terbatas

sebagai penyampaian ilmu pengatahuan saja akan tetapi lebih dari itu guru

bertanggung jawab akan seluruh perkembangan kepribadian peserta didik. Proses

belajar mengajar akan senantiasa ditingkatkan terus menerus dalam mencapai

hasil belajar yang optimal.

6

Syaiful Bahri Djamara, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, ( Jakarta : Rineka Cipta, 2000 ), h.42

7

(26)

b. Peran Guru

Peranan guru akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang

diharapkan dalam berbagai interaksi, baik dengan siswa, sesama guru, maupun

dengan staf yang lain. Dari berbagai kegiatan interaksi belajar mengajar, dapat

dipandang sebagai sentral bagi peranannya. Sebab baik disadari atau tidak bahwa

sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak mencurahkan untuk menggarap

proses belajar mengajar dan berinteraksi dengan siswanya.

James W. Brown, mengemukakan bahwa tugas dan peranan guru antara

lain: “menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan

mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegaiatan

siswa.”8

Secara rinci peranan guru dalam kegaiatan belajar mengajar, dapat

disebutkan sebagai

berikut:

a. Informator

Sebagai pelaksanaan cara mengajar information, laboratorium, studi

lapangan dan sumber informasi kegaiatan akademik maupun umum.

b. Organisator

Guru sebagai organisator, pengelola kegiatan akademik, silabus,

workshop, jadwal pelajaran dan lain-lain.

8

(27)

c. Motivator

Peranan guru sebagai motivator ini penting artinya dalam rangka

meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa.

d. Pengarah/direktor

Jiwa kepemimpinan bagi guru dalam peranan ini lebih menonjol. Guru

dalam hal ini harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan

belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.

e. Inisiator

Guru dalam hal ini sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar.

Sudah barang tentu ide-ide merupakan kreatif yang dicontohkan oleh

anak didiknya.

f. Transmitter

Dalam kegiatan belajar juga guru juga akan bertindak selaku penyebar

kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan.

g. Fasilitator

Guru dalam hal ini akan memberikan fasilitas dan kemudahan dalam

proses mengajar sehingga interaksi belajar mengajarakan berlangsung

secara efektif.

h. Mediator

Guru sebagai mediator dapat diartikan sebagai penengah dalam

(28)

i. Evaluator

Peran sebagai evaluator guru mempunyai otoritas untuk menilai

prestasi anak didik dalam bidang akademik maupun tingkah laku

sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya

berhasil atau tidak.”9

Guru adalah semua orang yang berwewenang dan bertanggung jawab

terhadap pendidikan peserta didik, baik secara individual maupun klasikal, di

sekolah maupun diluar sekolah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru

adalah seseorang yang mempunyai tanggung jawab untuk membimbing dan

membina anak didik di sekolah maupun diluar sekolah.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menjelaskan bahwa peran guru

yang harus dilakukan sebagai berikut:

1. Peran sebagai pengajar (Intructional)

Peran ini mewajibkan guru menyampaikan sejumlah materi pelajaran

sesuai dengan GBPP. Dalam melaksanakan peran tersebut guru perlu

melakukan:

a. Menyusun program pengajaran selama kurun waktu tertentu secara

berkelanjutan.

9

(29)

b. Membuat persiapan mengajar dan recana kegiatan belajar mengajar

untuk tiap bahan kajian yang akan diajarkan dengan penggunaan

metode tertentu.

c. Menyiapkan alat peraga yang dapat membantu terlaksananya

kegaiatan belajar mengajar.10

d. Merencanakan dan menyiapkan alat evaluasi belajar.

e. Menyiapkan hal-hal lain yang berkaitan dengan pelajaran yang

merupakan program sekolah.”10

2. Peran sebagai pendidik (Educational)

Tugas guru bukan saja mengajar, tetapi lebih dari itu mengantar siswa

menjadi manusia dewasa yang cakap dan berbudi luhur, oleh sebab itu

guru harus memperhatikan siswa terutama sikap, tingkah laku,

ketertiban dan kedisiplinanya.

3. Peran sebagai pemimpin (Managerial)

Peran ini bukan saja terdapat pada kelas namun juga di luar kelas,

bukan saja pada saat pelajaran berlangsung tetapi juga sebelum dan

sesudah pelajaran berlangsung. Sehubung dengan itu guru harus banyak

mengetahui tentang latar belakang siswa-siswanya, baik segi social,

ekonomi, maupun budaya.

10

(30)

Lain halnya dengan pendapat Oemar Hamalik Mengemukakan peran dan

tugas guru sebagai berikut:

1. Sebagai faslitator, yang menyediakan kemudahan-kemudahan bagi

siswa untuk melakukan kegaiatan belajar.

2. Sebagai pembimbing yang membantu siswa mengatasi kesulitan dalam

proses pembelajaran.

3. Sebagai penyedia lingkungan, yang berupaya menciptakan lingkungan

yang menetang siswa agar melakukan kegiatan belajar.

4. Sebagai komunikator, yang melakukan komunikasi dengan siswa dan

masyarakat.

5. Sebagai model yang mampu memberikan contoh yang baik kepada

siswanya agar berprilaku yang baik.

6. Sebagai evaluator, yang melakukan penilaian terhadap kemajuan

belajar siswa.

7. Sebagai innovator, yang turut menyebar luaskan usaha-usaha

pembaharuan kepada masyarakat.

8. Sebagai agen moral politik yang turut membina moral masyarakat,

peserta didik serta menunjang upaya-upaya pembanguna.

9. Sebagai agen kognitif, yang menyebarkan ilmu pengetahuan pada

(31)

10.Sebagai manajer, yang memimpin kelompok siswa dalam kelas

sehingga proses pembelajaran berhasil.”11

c. Fungsi dan Aspek-Aspek Disiplin Kerja Guru

Sebagai kunci keberhasilan sekolah guru dituntut memiliki disiplin kerja

yang tinggi. Disiplin kerja sebagai ketaatan menjalankan peraturan mempunyai

bebrapa fungsi. Diantaranya disiplin berfungsi sebagai peningkat produktivitas

yang tinggi, kreatifitas dan aktifitas serta motivasi guru dalam mengajar agar

tercipta proses belajar mengajar yang efektif dan efesien.

Di lain sisi, disiplin kerja guru juga berfungsi untuk memperteguh guru

dan memberikan kemudahan dalam memperoleh hasil kerja yang memuaskan,

memberikan kesiapan bagi guru dalam melaksanakan proses kerja dan akan

menunjang hal-hal yang positif dalam melakukan berbagai kegaiatan dan proses

kerja guru.

Dengan demikian betapa pentingnya disiplin kerja guru. Sehingga jelas

guru yang memiliki disiplin kerja diharapkan mampun meningkatkan

produktivitas kerja. Jadi produktivitas ditentukan oleh disiplin kerja.

Disiplin kerja guru berfungsi, apabila guru memiliki aspek-aspek sebagai

berikut:

11

(32)

1. Hadir dan pulang tepat waktu.

2. Menandatangani daftar hadir.

3. Membuat program dan persiapan sebelum mengajar.

4. Melaksanakan tugas dan tanggung jawab.

5. Melaksanakan penilaian terhadap pelaksanaan KBM.

6. Menyelesaikan administrasi kelas dan sekolah secara baik dan teratur.

7. Memelihara dan menciptakan lingkungan kerja dan belajar yang

menyenagkan.”12

d. Macam-Macam Disiplin Kerja Guru

Disiplin merupakan tindakan manajemen untuk mendorong para anggota

organisasi memenuhi tuntutan berbagai ketentuan tersebut. Pendisiplinan

pegawai adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan

membentukbpengetahuan, sikap dan perilaku karyawan sehingga para karyawan

tersebut secara kooperatif dengan para karyawan yang lain serta meningkatkan

prestasi kerjanya.13

12

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Pedoman Bagi Guru dan Calon Guru,

( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000 ), h.47

13

(33)

1. Disiplin preventif

Disiplin preventif adalah suatu upaya menggerakan pegawai mengikuti dan

mematuhi pedoman kerja, aturan-aturan yang telah digariskan oleh

perusahaan.

2. Disiplin korektif

Disiplin korektif adalah suatu upaya menggerakan pegawai dalam

menyatukan suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi

peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku pada perusahaan. Pada

disiplin korektif, pegawai melanggar disiplin perlu diberikan sanksi sesuai

dengan peraturan yang berlaku. Tujuan pemberian sanksi adalah untuk

memperbaiki pegawai pelanggaran, memelihara peraturan yang berlaku, dan

memperbaiki pelajaran kepada pelanggaran.14

Dalam menegakkan kedisiplinan, maka sebenarnya untuk lebih

mengefektifkan peraturan yang dikeluarkan dalam rangka menegakkan

kedisiplinan perlu adanya teladan pemimpin. Dengan demikian bila suatu

perusahaan ingin menegakkan kedisiplinan agar para karyawan datang tepat

waktunya, maka hendaknya diusahakan agar pimpinan datang tepat waktu.15

14

Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia, ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h.129

15

(34)

Upaya peningkatan produktivitas kerja atas dasar pemberian konsekuensi

berupa hadiah atau hukuman sebagai akibat prestasi kerja yang telah dicapai.

Prestasi kerja, pencapaian tujuan dalam pelaksanaan suatu tugas, pencapaian

hasil kerja yang melebihi standar kerja yang telah ditetapkan, yang diikuti

pemeberian hadiah baik finansial maupun nonfinansial, apabila hadiah tersebut

megena di hati pegawai atau sesuai dengan harapan yang menjadi kebutuhannya,

pegawai tersebut akan cenderung untuk mengulangi perbuatannya. Sebaliknya,

dalam rangka peningkatan produktivitas kerja, apabila manajer menjumpai

pegawai yang tidak berhasil memenuhi standar kerja yang telah ditetapkan, maka

manajer perlu memberikan hukuman sebagai konsekuensi dari rndahnya

produktivitas kerja tersebut.16

Jadi, tata tertib dan sanksi yang telah disepakati oleh suatu sekolah jangan

sampai membiarkan suatu pelanggaran tanpa adanya suatu tindakan yang tegas

atau membiarkan suatu pelanggaran tanpa adanya suatu tindakan mereka tidak

akan berani untuk melanggar lagi. Dan sebaiknya sanksi yang diberikan bersifat

mendidik supaya bertingkah laku sesuai dengan yang diinginkan.

e. Indikator-Indikator Disiplin Kerja Guru

Telah di jelaskan di depan bahwa pelaksanaan tugas guru merupakan

perwujudan dari sikap disiplin guru. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

16

(35)

pelaksanaan tugas guru merupakan “indikator” disiplin kerja guru, seorang guru

yang telah melaksanakan tugasnya di anggap tidak disiplin.

Indikator disiplin kerja guru dalam hhal ini di kelompokkan menjadi 4

(empat) kelompok, empat bagian itu adalah kehadiran sebelum mengajar,

bertanggung jawab pada tugas pada saat mengajar, kerjasama dengan guru di

sekolah, dan semangat kerja ketika mengajar.

1. Indikator Kehadiran

Sebelum masuk sekolah guru diharapkan datang tepat waktu agar proses

pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dan bagian dari kehadiran guru di

kelas adalah sebagai berikut:

a. Mengisi daftar hadir

b. Datang di kelas tepat waktu

c. Mengajar dengan sesuai jadwal

d. Keluar sekolah sesuai dengan waktu yang telah ditentukan

e. Izin keluar kepada guru piket jika ada kepentingan mendesak

f. Memberikan kabar bila berhalangan hadir

2. Indikator Tanggung Jawab Pada Tugas

Tentang tugas dan tanggung jawab guru pada tugas dewasa ini bukan

sekedar membaca buku-buku pelajaran dan kemudian menyampaikannya kepada

siswa, tugas guru sangat kompleks berhubungan dengan jumlah komponen

(36)

Tugas guru dalam mengajar secara umum dapat di kelompokkan menjadi 3

(tiga), tiga bagian itu adalah sebelum mengajar, tugas pada saat mengajar, dan

tugas setelah mengajar.

Tugas guru mengajar adalah sebagaimana merencanakan sebagai sistem pengajaran yang baik, tugas guru pada saat mengajar adalah bagaimana menciptakan suatu sistem pengajaran yang sesuai dengan yang di rencanakan, sedangkan tugas guru setelah mengajar adalah sebagaimana menentukan keberhasilan pengajaran yang telah dilakukannya.17

Masing-masing bagian ini kemudian di uraikan menjadi beberapa sub tugas

yaitu:

a. Pada waktu sebelum mengajar

Membuat program mengajar sementara atau tahunan, membuat program

satuan pengajaran, dan rencana pengajaran.

b. Tugas pada saat mengajar meliputi

Member motivasi dan apersepsi, melaksanakan belajar mengajar sesuai

dengan rencana, menggunakan alat pelajaran atau alat peraga, membimbing

siswa dalam proses kegaiatan mengajar, dan menyimpulkan materi yang di

ajarkan.

c. Tugas guru setelah mengajar meliputi

Melaksanakan kegiatan penilaian, melaksanakan analisis belajar,

melaksanakan program perbaikan, dan membuat cacatan kemajuan hasil

belajar siswa.

17

(37)

3. Indikator Semangat Kerja

Dengan semangat kerja yang tinggi ini membuktikan adanya kedisiplin

kerja yang tinggi, baik di waktu mengajar ataupun memberikan tugas kepada

siswa, karena semangat kerja di waktu datang dari dalam individu/guru tersebut,

jika semangat guru kurang maka proses pembelajaran pun akan kurang baik dan

sebaliknya jika semangat guru tinggi maka proses pembelajaran akan menjadi

baik. Hal ini dapat dilihat dari

a. Dalam memberikan pelajaran di kelas

b. Memberikan dorongan atau motivasi bagi siswa agar berprestasi

B. Pengertian Belajar

Belajar adalah merupakan faktor penentu proses perkembangan; manusia

memperoleh hasil perkembangan berupa pengetahuan, sikap, keterampilan, nilai,

reaksi, keyakinan dan nilai-nilai tingkah laku yang dimiliki manusia adalah

diperoleh melaui belajar.

Ngalim Purwanto menguraikan mengenai apa yang dimaksud belajar, akan

dikemukakan beberapa definisi yaitu:

a. Hilgard dan Bower, belajar berhubungan dengan perubahan tingkah

laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh

pengalaman yang berulang-ulang dalam situasi.

b. Gagne mengemukakan, belajar terjadi apabila situasi stimulus bersama

(38)

perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke

waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.

c. Morgan mengemukakan, belajar adalah setiap perubahan yang relatif

menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan

pengalaman.”18

Berdasarkan definisi di atas bahwa belajar membawa suatu perubahan pada

individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan

melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian,

penghargaan, minat, penyesuaian diri dan segala aspek organisme atau pribadi

seseorang.

Menurut M.Alisuf Sabri “belajar adalah aktifitas yang menghasilkan

perubahan pada diri individu yang belajar baik actual maupun potensial.”19

Perubahan tingkah laku aktual dan potensial yakni perubahan tingkah laku yang

terjadi sebagai hasil belajar yang dapat dilihat seperti anak dapat membaca,

menulis serta pemahaman, dan hasil belajar yang tidak dapat dilihat yang dapat

dirasakan oleh belajar saja, seperti penghargaan, kayakinan, kemampuan analisis

dan evaluasi.

Dalam pandangan psikologi ada empat pandangan mengenai belajar yaitu:

18

M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, ( Bandung: Reamadja Karya, 2007 ), Cet 22, h.84

19

(39)

1. Pandangan psikologi behavioristik, menurut pandangan ini belajar

dilaksanakan dengan control instrumental dari lingkungan. Guru

mengkondisikan keadaan lingkungan sehingga siswa mau belajar.

2. Pandanga psikologi humanistic, belajar dapat dilakukan sendiri oleh siswa,

dalam belajar demikian siswa senantiasa menemukan sendiri mwngwnai

sesuatu tanpa banyak campur tangan dari guru.

3. Pandangan psikologi kognitif, pandangan ini merupakan konvergensi dari

pandangan behavioristik dan humanistic, menurut pandangan ini belajar

merupakan perpaduan dari usaha pribadi dengan control instrumental yang

berasal dari lingkungan.

4. Pandangan psikologi gestalt, menurut pandangan ini, belajar adalah usaha

yang bersifat totalitas dari individu.”20

Berdasarkan pandangan psikologi di atas dapat disimpulkan bahwa anak

didik tidak dijadikan menjadi orang lain melainkan dibiarkan menjadi diri sendiri.

Ia tidak direkayasa agar terkait kepada orang lain, bertanggung kepada pihak lain

dan memenuhi harapan orang lain. Ia dibiarkan agar menjadi dirinya sendiri.

2. Teori Tentang Belajar

Beberapa ahli mempunyai interprestasi masing-masing mengenai teori

belajar, interprestasi tersebut terkadang berbeda antara satu ahli dengan ahli

lainnya. Sesuai dengan pemahaman dan tekanan yang dimaksud.

20

(40)

Sehubungan terdapat perbedaan teori belajar sesuai dengan tokoh yang

mengemukakannya di klafikasikan menjadi beberapa teori belajar sesuai dengan

tokoh yang dikemukakannya :

a. Psikologi Daya

Menurut teori psikologi daya, jiwa manusia terdiri dari berbagai daya

seperti menanggapi, daya mengingat, daya berpantasi, daya berpikir, daya

menghendaki dan daya merasa. Daya-daya tersebut dapat diperkuat melalui

latihan pembiasaan dan ulangan.

Berdasarkan padangan ini maka belajar di sekolah diartikan sebagai

melatih daya psikis, terutama daya berpikir.21

b. Psikologi Asosiasi (Koneksionisme)

Belajar menurut teori ini adalah proses pembentukan asosiasi atau

hubungan antara stimulus (perangsang) yang mengenai individu melalui

penginderaan dan response (reaksi) yang diberikan individu terhadap rangsangan

tadi, dan proses memperkuat hubungan tersebut, individu terdapat rangsangan

tadi, dan proses memperkuat hubungan tersebut, disebut S-R bond.

Edward L. Thorndike perintis teori ini mengatakan 3 (tiga) hal hukum

belajar yang dikembangkannya berdasarkan hasil penyelidikan-penyelidikan.

1. Law of Effect : bila hubungan antara stimulus dengan respon terjadi

dan diikuti dengan keadaan memuaskan, maka hubungan itu diperkuat.

21

(41)

Sebaliknya jika hubungan itu diikuti dengan perasaan tidak

menyenangkan, maka hubungan itu akan melemah.

2. Law of Exercise : hubungan antara perangsangan dan reaksi diperkuat

dengan latihan dengan penguasaan, sebaliknya hubungan itu

melemahkan jika tidak digunakan.

3. Law of Reandiness : bila satuan-satuan dalam system syaraf telah siap

berkonduksi, dan hubungan itu berlangsung, maka terjadinya

hubungan itu akan memuaskan.

Sumbangan pandangan E. L. Thorndike terhadap belajar diantaranya

seperti berikut ini:

- Kematangan, kesiapan belajar dan motivasi berperanan penting dalam

keberhasilan belajar.

- Perubahan tingkah laku dan hasil belajar dapat diperkuat melalui penggunaan

hadiah (reward). Sebaliknya dapat diperlemah dengan penggunaan hukuman.

- Dalam beberapa aspek belajar bidang kongnitif, dan bidang psikomtor

tertutama dalam belajar keterampilan, peranan trial and error cukup besar

pengaruhnya.

c. Psikologi Gestalt

Wolfgang Kohler dan beberapa ahli psikolog lainnya berkeberatan atas

pandangan bahwa belajar hanya sekedar pembentukan S-R bond atau kondisi.

Belajar timbul dari suatu kegiatan yang kompleks, yang dipolakan dalam suatu

(42)

Seseorang dikatakan belajar jika ia mendapat pemahaman, dan pemahaman

itu diperoleh jika ia dapat melihat hubungan tertentu antara berbagai unsure

dalam situasi yang dipelajari, apabila ia belajar dan mencoba memahami dan

memperoleh kejelasan mengenai konsep masalah yang dipelajari.

3. Tujuan Belajar

Dalam usaha pencapaian tujuan belajar diperlukan adanya sistem

lingkungan belajar yang kondusif. Sistem lingkungan belajar dipengaruhi oleh

berbagai komponen, misalnya tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, dan

materi yang diajarkan. Guru dan siswa memainkan peranan dalam hubungan

sosial di sekolah, jenis kegiatan yang yang dilakukan serta sarana prasarana

belajar-mengajar yang tersedia.

Dari penjelasan di atas, maka tujuan belajar itu ada tiga yaitu :22

a. Untuk mendapatkan pengetahuan

Pemilikan pengetahuan dan kemampuan berpikir dan faktor yang

berkaitan. Kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan, tidak bearti

apa-apa. Cara yang dapat digunakan untuk memperoleh pengetahuan

dapat melakukan dengan upaya melaksanakan tugas membaca.

22

(43)

b. Penanaman konsep dan keterampilan

Penanaman konsep dan keterampilan, memerlukan keterampilan baik

yang bersifat jasmani maupun rohani. Keterampilan jasmani adalah

keterampilan motorik yang berkaitan dengan tubuh siswa yang sedang

belajar. Keterampilan rohani lebih rumit, karena tidak selalu berkaitan

dengan keterampilan motorik, karena sifatnya abstrak, yaitu menyangkut

persoalan penghayatan, berpikir dan kreativitas menyelesaikan dan

merumuskan masalah atau konsep. Keterampilan ini dapat dibentuk

melatih kemampuan.

c. Pembentukan sikap

Untuk menumbuhkan sikap mental, prilaku dan pribadi siswa, guru yang

bijak dan hati-hati dalam pendekatannya, dan berupaya memberi motivasi

kepada siswanya.

Tujuan belajar adalah mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan

penanaman sikap metal. Pencapaian tujuan belajar menghasilkan belajar, hasil

belajar meliputi :

a. Hal ihwal keilmuan dan pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif)

b. Hal ihwal personal, kepribadian atau sikap (afektif)

(44)

4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Belajar

Belajar adalah suatu aktivitas yang tidak terlepas dari berbagai faktor yang

mempengaruhi proses tersebut, faktor ini akan menunjang berhasil tidaknya

proses belajar mengajar dan mencapai hasil yang optimal.

Faktor yang mempengaruhi banyak sekali macamnya Aksya Azhari

mengklafikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar

sebagai berikut:

a. Faktor dari luar, faktor ini dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:

1. Faktor non sosial

2. Faktor sosial

b. Faktor yang berasal dari dalam, faktor ini juga dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Faktor fisiologis

2. Faktor psikologis.”23

Faktor non sosial adalah faktor yang berada diluar diri peserta didik seperti

alat pelajaran, suhu udara, cuaca, tempat belajar, waktu dan lainnya. Sedangkan

faktor sosial adalah faktor manusia.

Faktor fisiologis adalah faktor yang berasal dari peserta didik yang terlebih

menunjukkan pada kondisi fisik adalah jasmani peserta didik, sedangkan faktor

psikologi merupakan faktor yang berasal dari peserta didik yang bersifat kejiwaan

serta perhatian dan sebagainya.

23

(45)

Penggolongan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar secara global juga

dikemukakan oleh Muhibbin Syah, adalah sebagai berikut:

a. “Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisi

jasmani dan rohani siswa.

b. Faktor eksternal (faktor dari luar peserta didik), yakni kondisi

lingkungan disekitar siswa.

c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya

belajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk

melakukan kegaiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.”24

Dalam kutipan di atas, maka nampaklah bahwa terdapat banyak sekali

faktor-faktor yang proses belajar mengajar terutama untuk meningkatkan kualitas

belajar mengajar peserta didik. Untuk memperoleh hasil belajar yang sesuai

dengan diharapkan oleh pendidikan.

C. Kerangka Berpikir

Disiplin atau tata tertib pada diri sendiri mutlak diperlukan oleh setiap

individu agar dapat diterima di dalam kelompok. Keberadaan disiplin dari

membuat kita mengerti, menghargai, menghormati dan bertanggung jawab

terhadap tugas yang ada pada diri sendiri maupun kelompok. Begitu juga halnya

dengan disiplin seseorang guru yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

24

(46)

terhadap sekolah dan peserta didik dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan

keterampilan anak didik. Seorang guru yang dapat melaksanakan tugas dan

kedisiplinan dengan baik maka akan mendapatkan hasil yang baik.

Guru sebagai pendidik dan pengajar merupaka faktor penentu kesuksesan

setiap usaha pendidikan. Guru juga mempunyai peranan yang sangat penting

dalam proses belajar mengajar karena guru adalah figure yang menjadi contoh

dan sebagai anutan bagi siswa. Oleh sebab itu guru harus mempunyai kepribadian

yang baik dan layak untuk dicontohkan kepada peserta didik.

Sebagai pelaksana operasional yang langsung berhadapan dengan murid

maka peranan mereka sangat besar dalam pencapaian tujuan pendidikan pada

umumnya dan pencapaian intitusional sekolah pada khususnya. Betapa tidak

karena kita semua mengetahui terwujudnya murid yang pandai, terampil dan budi

luhur serta bertanggung jawab, banyak bergantung dari para guru yang

mengajarnya.

Disiplin sangatlah penting dan berarti bagi dunia pendidikan terutama guru,

guru profesinal guru yang mempunyai kedisiplinan yang tinggi kegiatan belajar

mengajarnya akan mendapatkan hasil yang optimal dan kualitas anak didik akan

baik, dan harapan pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan akan

(47)

D. Hipotesis

Pada penelitian ini, penulis mengajukan hipotesis untuk menjawab

pertanyaan penelitian secara kuantitatif maka dirumuska:

Ho : Tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara disiplin kerja

guru dengan kualitas belajar siswa.

Ha : Terdapat hubungan positif yang signifikan antara disiplin kerja guru

(48)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui disiplin kerja guru di MTS Soebono Mantofani

2. Untuk mengetahui kualitas belajar siswa di MTS Soebono Mantofani

3. Untuk mengetahui hubungan disiplin kerja guru dengan kualitas belajar

siswa di MTS Soebono Matofani

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di MTS Soebono Mantofani yang terletak di Jalan

Sumatera Jombang-Ciputat, penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 Januari

sampai 26 Januari 2011.

(49)

Jenis Penelitian

No Jenis

Penelitian

Okt nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli

1 Pemilihan

Judul

2. Konsultasi

3. Pendekatan

kesekolah

4. Izin

Penelitian

5. Pengumpul

an Data

6. Analisi

data

C. Variabel Penelitian

Pada variable penelitian ini terdapat dua jenis variable yang akan diteliti

1. Variabel X sebagai independent variabel (variabel bebas), yaitu disiplin

kerja guru

2. Variabel Y sebagai dependent variabel (variabel terikat), yaitu kualitas

(50)

D. Metode Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, metode yang digunakan adalah pendekatan

kuantitatif dengan metode korelasi yakni suatu penelitian yang dilakukan dengan

terjun langsung ke obyek penelitian, karena dalam penelitian ini memerlukan data

yang valid agar dapat dipertanggung jawabkan kebenarnya.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian1. Populasi terbagi

kedalam dua bagian yaitu populasi target dan populasi terjangkau.

a. Populasi Target

Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MTs

Soebono Mantofani yang terdaftar pada semester ganjil tahun ajaran

2010-2011.

b. Populasi Terjangkau

Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII

yang terdaftar pada semester ganjil tahun ajaran 2010-2011, berjumlah

191 siswa. Ada beberapa alasan kenapa dipilih kelas VIII sebagai

populasi terjangkau, yaitu sebagai berikut:

- Sekolah tidak memberikan izin untuk dilakukan penelitian terhadap

kelas IX, karena mereka lebih difokuskan dalam berbagai program

1

(51)

pembelajaran yang elah disusun oleh sekolah sebelumnya untuk

menghadapi Ujian Nasional,

- Kelas VII dianggap belum mampu untuk mengisi angket penelitian

dengan benar karena masih dalam masa transisi dari tingkat SD ke

MTs. Di khawatirkan jika dipaksakan, maka hasilnya tidak maksimal,

- Maka pilihan kels VIII karena dianggap tidak akan terlalu menganggu

proses belajarnya, telah memiliki pengalaman belajar di sekolah

tersebut selama 1 tahun, serta dianggap telah cukup mampu untuk

mengisi angket penelitian dengan benar.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti2. Yang

menjadi sampel penelitian ini adalah siswa kelas VIII-1 dan VIII-6 MTs

Soebono Mantofani Jombang – Ciputat yang terdaftar pada semester

ganjil tahun pelajaran 2010 – 2011. Menurut sugiono tentang penentuan

jumlah sampel dari populasi, jika jumlah sampel 191 orang dengan taraf

kesalahan 5% maka diperoleh jumlah sampel 64 orang.3

3. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling;

yaitu cara pengambilan sampel dari semua anggota (yang bersifat homogen)

2

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,… hal.131

3

(52)

secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada di dalam anggota

populasi.4

F. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data

dalam penelitian. Sesuai dengan variabelnya, instrument penelitian yang

digunakan yaitu sebagai berikut:

1. Disiplin Kerja Guru

Dalam penelitian ini, alat yang digunakan untuk mengumpul

data tentang disiplin kerja guru adalah angket atau kuesioner tertutup.

Kuesioner tertutup merupakan jenis “kuesioner yang sudah disediakan

jawabannya sehingga responden tinggal memilih”5

berjumlah 23 soal

pertanyaan dengan 4 pilihan

2. Kualitas Belajar

Instrument yang digunakan untuk mengukur kualitas belajar

adalah nilai hasil semester ganjil tahun ajaran 2010 – 2011.

3. Kisi-kisi pengumpulan data

a. Kisi-kisi instrument pengumpulan data

4

Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: Alfabeta, 2002), Cet. Ke-8, hal.59

5

(53)

Kisi-kisi instrument pengumpulan data

Disiplin kerja guru (Variabel X)

No Dimensi Indikator No Item

1. Kehadiran guru a. Mengisi daftar hadir

b. Hadir di kelas tepat waktu

c. Mengabsen siswa

d. Meninggalkan kelas sesuai dengan

waktu

e. Memberikan kabar bila berhalangan

hadir

2

1

3

4

(54)

2. Tanggung jawab

pada tugas

a. Melakukan Tanya jawab

b. Menggunakan metode bervariarsi

c. Mempersiapkan alat-alat atau media

pelajaran

d. Menutup akhir pembelajaran

e. Memberikan pengarahan pada siswa

f. Meminta pertanggung jawaban tugas

pada siswa

g. Memberikan nilai pada setiap tugas

h. Meberikan teguran pada siswa

menganggu dalam belajar

i. Memberikan sangsi pada siswa tidak

mengerjakan tugas

j. Guru Menyusun RPP

6

7

8

9

10

11

14

13

18

12

3. Semangat kerja a. Memberikan motivasi kepada siswa

b. Memberikan penghargaan kepada

siswa

c. Berkomunikasi dengan baik pada

siswa

15

16

(55)

Dari 64 responden pernyataan yang dianalisis, beberapa item tidak dapat

digunakan karena dianggap tidak valid, dan dapat digunakan antara lain nomor

1,2, 3,4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15,16, 17, 18, dengan demikian instrument

yang dapat digunakan terdiri atas 18 item.

Kualitas belajar siswa (Variabel Y)

Rata-rata Nilai Semester Ganjil MTs Soebono Mantofani

Nama Rata-rata Nilai Nama Rata-rata Nilai

Clarita Vica 72 Inka Rami 77

Fika Shafiana 77 Naily Alfian Fahira 79

Nurlita 81 Windi Anggraini 78

Diana Novita 71 Angelea Putri Aisya 82

Noviana Putri Elawati 78 Putri Maghfi 74

Syahrudin 74 Amelianovi 79

Syahrul Ghifari 83 Desti Indah Sartika 62

Surya Wijaya 74 Nadya Permata Sari 64

Handika Perdhana 77 Michille Alamanda 64

Ardean Septyan Syah P 75 Angga Prasetya 62

M. Ziedul Adha 73 Ilham Romadona 62

Reza P 76 Anggi Indah Jayani 64

(56)

Abdul Hamid 79 Ahmad Dzulfikri 65

Zivandito Arya Ghaffari 76 Hikmah Anizah 63

Andre Firman Syah 77 M. Hilmi 63

Wahyu Anike Putri 77 Novita Puspa Sari 62

Indria Rahayu 78 Mira Indriani 63

Dwi Ayu Lestari 76 Mentari Ramadhania 62

M. Zulfikar 64 Bagas Hermansah 62

Khoirul Huda 61 Indra Cahyo Rukmana 62

Adistia Grahita C. 63 Andre Agustian 61

Nadya Marlis 64 Melisa Cahyani 63

Ummu Habibah Ahmad 62 Dian Kusuma W 61

Zulfa Mahmuda 71 Putri Annisa Febriani 62

Ayu Lestari 63 Nurjamillah A. 65

Ahmad Rizaldy 63 Arya Handayana 63

Novyanti 62 M. Aria Habibi 61

M. Rofi Hidayatullah 62 Rizqa Nuur Ikhsan 63

Feninda Priyanti 65 Aprillia Maharani 64

Fitri Haryani 62 Selly Novieny 70

(57)

G. Uji validitas dan realibilitas

1. Uji validitas Instrument Penelitian

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kevalidan atau suatu

kesahihan suatu instrument. Sebuah instrument dikatakan tidak valid

apabila instrument tersebut mampu mengukur apa yang hendaknya

diukur6.. Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan rumus prodct moment dari person, yaitu dengan

mengkorelasikan jumlah skor tiap butir dengan jumlah skor total.

  

 

 

    2 2 2

2 x N y y

x N y x xy N rxy

Nilai rxy (r-hitung) yang didapat dari perhitungan menggunakan rumus di

atas, kemudian dibandingkan dengan nilai r-kritis. Jika r-hitung > r-kritis maka butir

soal valid, sebaliknya jika r-hitung < r-kritis maka soal dinyatakan tidak valid.

Menurut Masru sebagaimana dikutip oleh Sugiono menyatakan bahwa sebuah item

dinyatakan tidak valid apabila memenuhi syarat minimum yaitujika r > 0,3. Jadi,

kalau korelasi antar butir dalam instrument tersebut dinyatakan tidak valid.7

Berikut adalah hasil perhitungan item valid dan drop dengan menggunakan

rumus Pearson dari program Microsoft Excel:

6

Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi… hal.97

7

(58)
[image:58.612.108.534.55.667.2]

Tabel 1

Perhitungan Nomor Item Valid dan Drop

NO Item

Koefisien

Korelasi “r-hitung” r-kritis Status

1 0.42 0.3 Valid

2 0.43 0.3 Valid

3 0.47 0.3 Valid

4 0.34 0.3 Valid

5 0.33 0.3 Valid

6 0.39 0.3 Valid

7 0.00 0.3 Drop

8 0.38 0.3 Valid

9 0.03 0.3 Drop

10 0.55 0.3 Valid

11 0.42 0.3 Valid

12 -0.30 0.3 Drop

13 0.32 0.3 Valid

14 0.01 0.3 Drop

15 0.72 0.3 Valid

16 0.50 0.3 Valid

17 0.44 0.3 Valid

18 0.34 0.3 Valid

19 0.35 0.3 Valid

20 0.42 0.3 Valid

21 0.59 0.3 Valid

22 0.25 0.3 Drop

(59)

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat ketepatan atau keterdalaman insrtumen skala

disiplin terhadap apa yang akan diteliti yang akan diukur dengan

menggunakan rumus Al pha cronbach:

               

2

2 11 1 1 t b k k r

dengan

 

n n x x b 2 2 2

 

Keterangan:

r11 =reliabilitas instrument

k = banyakanya butir pertanyaan

∑σb2 = jumlah varians butir

σt2 = varians total

x = skor butir

n = jumlah responden

Setelah dilakukan penghitungan dengan rumus alpha di atas, didapat

jumlah varians butir (∑σb2) = 14,0356. Selanjutnya adalah mencari nilai

varians total, yaitu sebagai berikut:

(60)

15 15 1097 80747 2   15 15 1203409 80747  15 2667 , 80227 80747 

15

7333

,

519

35 648 , 34  

Keterangan: Tabel penolong untuk perhitungan uji reliabilitas sebagaimana

terlampir.

Dengan demikian telah diketahui nilai:

k = 23

∑σb2 = 34,648

σt2 = 14,0356

n = 15

Terakhir, nilai-nilai tersebut dimasukan ke dalam rumus reliabilitas:

(61)

1 0,4050912

22 23        63 , 0 62195011 , 0 5949088 , 0 04545455 , 1    

Dengan demikian diketahui nilai reliabilitas instrument adalah sebesar

0,63. Karena nilai reliabilitas sedang yaitu 0,63, maka dapat dikatakan

instrumen bersifat reliabel.

H. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dengan mengukur tingkat disiplin kerja guru

menggunakan angket kemudian hasilnya dikorelasikan dengan kualitas belajar

siswa yang diambil dari rata-rata nilai Semester siswa semester ganjil, seluruh

mata pelajaran.

I. Tekhnik analisa data

Mengingat metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

deskriftif-korelatif, maka analisa datanya pun terbagi menjadi dua bagian

yaitu sebagai berikut:

1. Metode deskriftif

Metode ini digunakan untuk menentukan tingkat disiplin belajar guru.

Langkah-langkahnya yang digunakan pertama membuat table distribusi

(62)

mean (rata-rata) dengan menggunakan rumus: fi xi fi X  

 . . Ketiga,

setalah dapat nilai rata-rata kemudian dikonsultasikan dengan tabel

berikut untuk menunjukan tingkat disiplin guru:

Tingkat Disiplin Siwa

No Skor Keterangan tingkat disiplin

1. < 59 Rendah

2. 60 – 79 Sedang

3. 80 – 89 Baik

4. 90 – 100 Tinggi

2. Metode Korelasi

Untuk mengetahui tingkat hubungan antara disiplin dengan kualitas

belajar siswa, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mencari angka korelasi menggunakan rumus Product Moment sebagai

berikut:

  

 

 

  2 2 2 2 y y N x x N y x xy N rxy Keterangan:
(63)

N : Number of cases

xy : Jumlah hasil perkiraan antara skor x dan skor y

x : Jumlah seluruh skor x

y : Jumlah seluruh skor y8

Selanjutnya untuk memberikan interpretasi terhadap rxy, penulis

berpatokan pada koefisien korelasi (r) sebagai berikut:9

Besarnya nilar r Interpretasi

Antara 0,800 sampai dengan 1,00

Antara 0,600 sampai dengan 0,800

Antara 0,400 sampai dengan 0,600

Antara 0,200 sampai dengan 0,400

Antara 0,000 sampai dengan 0,200

Tinggi

Cukup

Agak rendah

Rendah

Sangat rendah (Tidak berkorelasi)

a. Uji signifikansi

Uji signifikansi dimaksudkan untu

Gambar

TABEL  : Kisi-Kisi Intrumen Penelitian  ....................................................................
Tabel 1  Perhitungan Nomor Item Valid dan Drop
Rombongan Tabel 1 Jumlah
No Tabel 2 Jenis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pertumbuhan kangkung darat dan sawi hijau pada kombinasi bahan organik dan limbah padat industri tekstil dengan menggunakan

integrative (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal). Strategi yang dapat dilakukan berdasarkan lingkungan internal dan eksternal yang dihadapi

Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis telah dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Pada tahap terakhir arsitektur teknologi, hal yang dilakukan adalah identifikasi platform teknologi melalui laporan dan proyeksi teknologi, menentukan kriteria dan proses

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini mengambil judul “ Peningkatan Power Tungkai dalam Olahraga Futsal melalui

Tumor orbita terdiri dari iris melanoma, meningioma, hemangioma, glioma saraf optik, melanoma koroid, retinoblastoma, neuroblastoma, uvea melanoma, dan neurofibroma. Anatomi Klinik

Tabel tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah haji di Kabupaten Jepara merasakan sangat puas terhadap pelayanan KBH, terutama dalam pelayanan bimbingan manasik di tanah

Sebagai konsekuensi pemberlakuan sistem otonomi daerah, dibentuk pula perangkat peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai perimbangan keuangan