• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Strategi Pemasaran The Old Town White Coffee Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Strategi Pemasaran The Old Town White Coffee Bogor"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN THE OLD TOWN

WHITE COFFEE BOGOR

RACHELL NATASHA

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Strategi Pemasaran The Old Town White Coffee Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Mei 2015

Rachell Natasha

(4)

ABSTRAK

RACHELL NATASHA. Analisis Strategi pemasaran The Old Town White Coffee

Bogor. Dibimbing oleh SUHARNO.

Kopi merupakan salah satu komoditi andalan Indonesia. Saat ini banyak berdiri restoran yang berciri khas kopi, salah satunya adalah The Old Town White

Coffee. Persaingan diantara restoran yang semakin tinggi mengaharuskan pihak manajemen The Old Town White Coffee perlu untuk menyaipkan alternative strategi pemasaran produk untuk dapat bersaing dengan restoran lainnya. Tujuan penelitian ini, yakni menganalisis dan merumuskan alternatif strategi pemasaran terbaik dengan memperhatikan lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah matriks IFE, matriks EFE, matriks SWOT, dan matriks QSP. Hasil analisis menunjukkan bahwa The Old Town White Coffee berada pada tahapan tumbuh dan berkembang. Hasil analisis SWOT mengidentifikasi terdapat empat alternatif strategi pemasaran yang dapat diterapkan oleh The Old Town White Coffee dan strategi yang memiliki prioritas utama berdasarkan perhitungan matriks QSP adalah penetrasi pasar.

Kata kunci: Kopi, Matriks IFE, Matriks EFE, Matriks SWOT, Matriks QSP

ABSTRACT

RACHELL NATASHA. Marketing Strategy Analysis The Old Town White Coffee

Bogor. Supervised by SUHARNO.

Coffee is one of Indonesia mainstay comodities, and today many coffee restaurants have been established. One of them is The Old Town White Coffee. The high demand and stiff competition amongst coffee restaurants bring The Old Town White Coffee management in a position to prepare itself to compete with others in the same line of businesses. The main purpose of this research was to analyse and to formulate the best marketing strategy of this company concerning its internal and external environment. The methods used in this research were Matrix IFE, Matrix EFE, Matrix SWOT and Matrix QSP. The end result for this research showed that

The Old Town White Coffee was in the stage of its development and growth. The SWOT analysis indicated 4 alternative marketing strategies which could be implemented, and the strategy having the main priority based on the calculation from QSP's matrix was market penetration.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Agribisnis

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN THE OLD TOWN

WHITE COFFEE BOGOR

RACHELL NATASHA

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)
(7)
(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas karunianya karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari sampai dengan Maret 2015 adalah manajemen strategi, dengan judul Analisis Strategi Pemasaran The Old Town White Coffee Bogor.

Terimakasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir Suharno, M.Adev selaku pembimbing. Disamping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Abdul Fattonah dari Manajemen The Old Town White Coffee Bogor, yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terimakasih juga disampaikan kepada papa Maurits Eslo, mama Cory Juliana, abang Raffael Giofelly dan adikku Febryola Kezzia serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Tidak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih kepada sahabat dan rekan seperjuangan, Priyantika Yuliningtyas yang selalu memberikan dukungan dan semangat dari awal sampai akhir proses penulisan skripsi ini. Selain itu penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Wilhelm Heinrich Francois Joseph yang telah banyak memberikan semangat, dukungan dan doa. Terakhir terimakasih atas doa dan dukungan teman-teman Agribisnis 48 dan Persekutuan Mahasiswa Kristen IPB selama penulis menuntut ilmu di Institusi ini.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Mei 2015

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN vii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 3

Tujuan Penelitian 4

Manfaat Penelitian 4

TINJAUAN PUSTAKA 5

Analisis Strategi Pemasaran Produk Makanan 5

KERANGKA PEMIKIRAN 8

Kerangka Pemikiran Teoritis 8

Kerangka Pemikiran Operasional 16

METODE PENELITIAN 18

Lokasi dan Waktu Penelitian 18

Metode Pengumpulan Data 18

Metode Pengolahan Data 19

Analisis Tiga Tahap Formulasi Strategi 19

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN 25

Sejarah dan Perkembangan The Old Town White Coffee 25

Visi dan Misi The Old Town White Coffee 26

Struktur Organisasi Old Town White Coffee Bogor 26 Kegiatan Operasional dan Budaya Kerja The Old Town White Coffee 28

HASIL DAN PEMBAHASAN 28

Analisis Lingkungan Internal 28

Analisis Lingkungan Eksternal 31

Formulasi Alternatif Strategi Pemasaran 35

SIMPULAN DAN SARAN 41

(10)

Saran 41

DAFTAR PUSTAKA 43

LAMPIRAN

(11)

DAFTAR TABEL

1 Perkembangan volume dan nilai ekspor kopi di Indonesia tahun 2009-2013 1 2 Perkembangan restoran dan rumah makan di Kota Bogor 2

3 Penilaian Bobot Faktor Internal Perusahan 20

4 Penilaian Bobot Faktor Eksternal Perusahaan 20

5 Matriks EFE 22

6 Matriks IFE 22

7 Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM) 25 8 Analisis Faktor Internal The Old Town White Coffee 31 9 Pendapatan per kapita atas dasar harga berlaku 2008-2012 32 10 Pertumbuhan Kunjungan Wisatawan Ke Kota Bogor Tahun 2007-2012 33 11 Analisis Faktor Eksternal The Old Town White Coffee 35

12 Hasil Analisis Matriks IFE 36

13 Hasil Analisis Matriks IFE 36

14 Matriks SWOT 38

DAFTAR GAMBAR

1

Perbandingan pendapatan Old Town White Coffee tahun 2013 dan 2014 3

2 Kerangka Pemikiran Operasional 17

3 Model Matriks IE 23

4 Model Matriks SWOT 24

5 Struktur Organisasi The Old Town White Coffee 27

6 Hasil Analisis Matriks IE 37

DAFTAR LAMPIRAN

1

Penilaian Responden Terhadap Faktor Internal The Old Town White Coffee 45 2 Penilaian Responden Terhadap Faktor Eksternal The Old Town White Coffee 46

(12)
(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Di sektor agribisnis kopi merupakan salah satu komoditi andalan Indonesia. Kopi merupakan tanaman perkebunan yang sudah lama dibudidayakan, bukan hanya sebagai sumber penghasilan rakyat, kopi juga merupakan andalan ekspor dan menjadi sumber pendapatan devisa. Volume nilai ekspor ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1 Perkembangan volume dan nilai ekspor kopi di Indonesia tahun 2009-2013 Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

Volume (ton) 510 898 507 968 433 595 346 493 534 025 Nilai (US$) 824 015 829 261 814 311 1 036 671 1 174 044 Sumber : Dinas Pertanian (2014)

Kopi bukan hanya menjadi komoditas andalan perkebunan dalam hal ekspor tetapi juga sangat digemari dan menjadi konsumsi domestik masyarakat. Tingkat konsumsi kopi dalam negeri pada tahun 1989 berdasarkan hasil survey LPEM UI sebesar 0.5 kilogram/kapita/tahun. Tetapi telah terjadi peningkatan sampai dengan tahun 2013 konsumsi kopi domestik diperkirakan telah menjadi 1.0 kilogram/kapita/tahun.1 Di pasar eceran, produk kopi olahan saat ini tidak hanya dijumpai dalam bentuk kopi bubuk, tetapi juga dalam berbagai bentuk diversifikasi produk olahan seperti kopi instant, kopi three in one, minuman kopi dengan berbagai rasa seperti vanilla, moca dan lainnya. Selain itu terdapat berbagai minuman kopi olahan seperti espresso, latte, cappuccino, moccacino dan lainnya.

Terjadinya perubahan perilaku dalam masyarakat menyebabkan perubahan dalam gaya hidup masyarakat khususnya diperkotaan. Perubahan tersebut dapat dilihat dari pola konsumsi masyarakat yang ingin cepat dan praktis selain itu gaya hidup yang senang berkumpul dan bersosialisasi sambil menikmati makanan diluar rumah atau disuatu restoran. Melihat perubahan gaya hidup ini, para pelaku bisnis melihat hal ini sebagai peluang yang bagus untuk mendirikan restoran di kota besar ataupun kota yang menjadi tujuan wisata. Dalam kaitannya dengan komoditi kopi, perkembangan terakhir dalam perubahan gaya hidup dan konsumsi masyarakat bisa diamati dalam bentuk kehadiran restoran beridentitas kopi. Contoh konkrit akan hal ini adalah adanya restoran waralaba internasional yang berbasis kopi, seperti The Coffee bean tea and leaf, Starbucks dan lainnya sebagai sebuah restoran/café yang berbasis kopi. Dimulai dengan kehadiran restoran/café tersebut kini berkembang di Indonesia café atau restoran berbasis kopi.

1

(14)

Kota Bogor merupakan salah satu kota tujuan wisata yang banyak digunakan para wisatawan sebagai kota transit, kota Bogor juga terkenal dengan kekayaan kulinernya. Wisata belanja dan kuliner dinilai mampu memberikan keunggulan bagi pariwisata Kota Bogor. Seiring dengan perkembangan tingkat gaya hidup masyarakat dan keanekaragaman selera konsumen, perkembangan jenis makanan menjadi semakin beragam. Menurut data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor, pada tahun 2007 jumlah restoran dan rumah makan dikota bogor berjumlah 189 unit. Pada tahun 2008, jumlah restoran mengalami kenaikan menjadi 204 unit restoran, hingga pada tahun 2012 jumlah restoran yang telah berdiri di Kota Bogor sebanyak 265 restoran. Data perkembangan restoran dan rumah makan di Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 2

Tabel 2 Perkembangan restoran dan rumah makan di Kota Bogor

Tahun Jumlah

2007 189

2008 204

2009 217

2010 235

2011 247

2012 265

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (2013)

Peningkatan pada restoran terjadi setiap tahunnya, hal ini untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup masyarakat perkotaan. Melihat pertumbuhan restoran yang setiap tahunnya meningkat menyebabkan persaingan diantara restoran yang telah berdiri. Tingginya tingkat persaingan dan tuntutan konsumen membuat pihak manajemen perlu untuk menyiapkan strategi untuk dapat bersaing dan bertahan dengan restoran lainnya.

. The Old Town White Coffee merupakan salah satu restoran yang berdiri dikota bogor pada tahun 2012 yang terletak di salah satu pusat perbelanjaan kota bogor yaitu Mall Botani Square. Produk andalan yang dijual di The Old Town White Coffee adalah white coffeenya. White Coffee dijual dalam berbagai varian. Biji kopi

(15)

Perumusan Masalah

Old Town White Coffee merupakan usaha restoran yang tidak dapat dikatakan baru dalam persaingan industri restoran. Didirikan pada tahun 2012 yang berlokasi disalah satu pusat perbelanjaan kota bogor, Old Town memiliki pesaing dari yang sejenis maupun yang berbeda jenis. Pesaing Old Town yang sejenis adalah restoran yang mengambil konsep yang sama seperti The Coffee Bean Tea & Leaf, Solaria, Steak 21. Pesaing yang berbeda jenis dengan The Old Town White Coffee ada Starbucks, Pressotea, Chatime, J.co Donutts & Coffee.

Persaingan restoran yang meningkat membuat penjualan OldTown White Coffee Shop mengalami pendapatan yang berfluktuatif setiap bulannya. Penambahan menu dan promosi harga pada awal pembukaan mendapat respon positif dari konsumen, akan tetapi hal itu tidak berlangsung lama.

Gambar 1 Perbandingan pendapatan Old Town White Coffee tahun 2013 dan 2014

(■) Pendapatan Tahun 2014, () Pendapatan Tahun 2013

Pada Gambar 1 dijelaskan bahwa pendapatan Old Town White Coffee pada tahun 2014 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan pendapatan yang diterima Old Town White Coffee ditahun 2013. Realisasi dan target pendapatan Old Town White Coffee juga tidak sesuai harapan yaitu sebesar Rp 150 juta/bulan. Old Town White Coffee perlu memiliki strategi yang tepat agar memenuhi target penjualannya. Selain itu Old Town White Coffee ingin mengembangkan usahanya agar dapat bersaing dengan restoran yang telah memiliki nama sebelumnya..

Keinginan untuk mengembangkan usahanya ini menuntut manajemen Old Town White Coffee untuk memikirkan bagaimana strategi yang dapat diterapkan. Manajemen restoran menyadari bahwa strategi sangat dibutuhkan untuk mempertahankan posisinya di industri jasa makanan dan mengedepankan semua keunggulan yang dimiliki. Manajemen harus menghindari segala ancaman yang dapat membahayakan kelangsungan restoran ini dan memanfaatkan peluang yang ada untuk mempertahankan posisi Old Town White coffee dalam industri.

0 20000000 40000000 60000000 80000000 100000000 120000000

P

E

NDAP

AT

AN

(Rp)

(16)

Lingkungan usaha yang dihadapi Old Town Whie Coffee dipengaruhi oleh kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal perusahaan adalah kekuatan dan kelemahan yang terdapat pada Old Town White Coffee, sedangkan kondisi eksternal terdiri dari peluang dan ancaman yang dihadapi oleh Old Town White Coffee dalam menjalankan usahanya, banyaknya pesaing yang ada sehingga perusahaan harus mampu memanfaatkan peluang yang ada. Dalam memformulasikan strategi pemasaran, dibutuhkan pengoptimalan dari kekuatan, meminimalisirkan kelemahan, memanfaatkan peluang yang ada dan juga menghindari ancaman yang dapat mengganggu jalannya usaha, maka diperlukan strategi pemasaran.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Faktor – faktor internal dan eksternal apakah yang mempengaruhi usaha Old Town White Coffee ?

2. Bagaimana alternatif strategi yang harus diterapkan oleh Old Town White Coffee untuk mempertahankan daya saingnya ?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah

1. Menganalisis faktor lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang dihadapi oleh Old Town White Coffee

2. Merumuskan alternatif strategi terbaik dengan memperhatikan lingkungan perusahaan di Old Town White Coffee

Manfaat Penelitian

Manfaat dilaksanakannya peneitian ini antara lain :

1. Bagi penulis, sebagai wahana melatih ketajaman analisis suatu masalah berdasarkan kondisi dilapangan

(17)

TINJAUAN PUSTAKA

.

Analisis Strategi Pemasaran Produk Makanan

Penelitian mengenai kafé, restoran dan rumah makan telah banyak dilakukan, diantaranya pada penelitian Robiah (2009) tentang Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo. Ridwansyah (2008) melakukan penelitian tentang Strategi Pemasaran pada Rumah Makan sate Kiloan empuk Cibinong (Kasus Strategi Pemasaran Pada Perusahaan Baru). Ningsih (2008) dalam penelitian Strategi Pemasaran restoran pondok Makan Mirah Jakarta Selatan. Sari (2008) melakukan penelitian mengenai Strategi Pemasaran Produk Jus Jambu Merah “JJM” Kelompok Wanita Turih, Kelurahan Sukaresmi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Nugroho (2009) melakukan penelitian mengenai Analisis Prioritas Strategi Bauran Pemasaran Pada Restoran Bakmi Raos Condet Jakarta Timur. Ratnasari (2009) melakukan penelitian mengenai Analisis Strategi Pemasaran (Studi Kasus Ali Baba Restoran, Bogor). Defieta (2009) yang berjudul Strategi Pengembangan Usaha Restoran Lasagna Gulung Bogor. Maulina (2009) Strategi Pengembangan Usaha Pada Death By Chocolate & Spageti Restaurant Kota Bogor Penelitian-penelitian tersebut menggunakan konsep bauran pemasaran.

Pada penelitian Ridwansyah (2008), Robiah (2009), Sari (2008), Defieta (2009), Maulina (2009) menggunakan bauran pemasara 4P, yaitu produk, harga, tempat, dan promosi. Sedangkan pada penelitian Ningsih (2009), Nugroho (2009), Ratnasari (2009) menggunakan konsep bauran pemsaran 7P, yang menanmbahkan orang, bukti fisik, dan proses sebagai komponen pemasarannya. Perbedaan konsep pemasaran 4P atau 7P sebenarnya terletak pada produk yang dipasarkan. Penggunaan 4P dilakukan untuk penjualan produk sedangkan 7P untuk penjualan produk dan jasa. Kafe, rumah makan atau restoran sebaiknya menggunakan konsep 7P untuk pemasarannya. Karena selain menjual produk kafe, rumah makan atau restoran juga menjual jasa. Jasa atau pelayanan merupakan suatu kinerja penampilan tidak berwujud, lebih dapat dirasakan, serta konsumen lebih dapat merasakan langsung dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut. Pertumbuhan jasa sangat tergantung pada penilain pelanggan terhadap kinerja yang ditawarkan dan diberikan oleh pihak penyedia jasa, untuk menghasilkan kepuasan pelanggan. Pemasaran dalam suatu perusahaan menghasilkan kepuasan konsumen serta kesejahteraan dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba. Pada rumah makan atau restoran memberikan pelayanan merupakan hal yang penting selain kualitas produk. Untuk itu pengelola restoran harus mampu memberika pelayanan yang maksimal agar konsumen tertarik untuk berkunjung kembali.

(18)

setiap rumah makan atau restoran memiliki faktor internal dan eksternal yang berbeda pula Lasagna Gulung Bogor. Maulina (2009) Strategi Pengembangan Usaha Pada

Death By Chocolate & Spageti Restaurant Kota Bogor Penelitian-penelitian tersebut menggunakan konsep bauran pemasaran. Pada penelitian Ridwansyah (2008), Robiah (2009), Sari (2008), Defieta (2009), Maulina (2009) menggunakan bauran pemasaran 4P, yaitu produk, harga, tempat, dan promosi. Sedangkan pada penelitian Ningsih (2009), Nugroho (2009), Ratnasari (2009) menggunakan konsep bauran pemsaran 7P, yang menambahkan orang, bukti fisik, dan proses sebagai komponen pemasarannya.

Perbedaan konsep pemasaran 4P atau 7P sebenarnya terletak pada produk yang dipasarkan. Penggunaan 4P dilakukan untuk penjualan produk sedangkan 7P untuk penjualan produk dan jasa. Kafe, rumah makan atau restoran sebaiknya menggunakan konsep 7P untuk pemasarannya. Karena selain menjual produk kafe, rumah makan atau restoran juga menjual jasa. Jasa atau pelayanan merupakan suatu kinerja penampilan tidak berwujud, lebih dapat dirasakan, serta konsumen lebih dapat merasakan langsung dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut. Pertumbuhan jasa sangat tergantung pada penilain pelanggan terhadap kinerja yang ditawarkan dan diberikan oleh pihak penyedia jasa, untuk menghasilkan kepuasan pelanggan.

Pemasaran dalam suatu perusahaan menghasilkan kepuasan konsumen serta kesejahteraan dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba. Pada rumah makan atau restoran memberikan pelayanan merupakan hal yang penting selain kualitas produk. Untuk itu pengelola restoran harus mampu memberika pelayanan yang maksimal agar konsumen tertarik untuk berkunjung kembali.

Setiap penelitian menghasilkan analisis yang berbeda-beda pada penelitian Ridwasyah (2008) , Ningsih (2009), Robiah (2009), Defieta (2009) yang menjadi keunggulan dalam strategi pemasarannya adalah produk, sedangkan pada penelitian Maulina (2009) hal ini tidak telihat karena yang menjadi keunggulan dalam pemasarannya adalah promosi. Hasil dari strategi pemasaran ini jelas berbeda karena setiap rumah makan atau restoran memiliki faktor internal dan eksternal yang berbeda pula. Ridwasyah (2008) , Ningsih (2009), Robiah (2009), Defieta (2009) yang menjadi keunggulan dalam strategi pemasarannya adalah produk, sedangkan pada penelitian Maulina (2009) hal ini tidak telihat karena yang menjadi keunggulan dalam pemasarannya adalah promosi. Hasil dari strategi pemasaran ini jelas berbeda karena setiap rumah makan atau restoran memiliki faktor internal dan eksternal yang berbeda pula.

Metode Perumusan Strategi

(19)

untuk meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area fungsional bisnis, dan juga memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara area-area tersebut

Hampir semua penelilitan mengenai strategi menggunakan analisi matriks EFE, IFE, IE, SWOT dan QSPM. Hal ini dapat dilihat pada penelitian Robiah (2009), Maulina (2009), Defieta (2009), Ningsih (2008). Pada penelitian Robiah (2009) setelah menganalisis faktor eksternal dengan menggunakn matriks EFE dan internal dengan menggunakan matriks IFE dilanjutkan dengan penggabungan faktor internal dan eksternal dengan menggunakan matriks IE. Selanjutnya menggunakan matriks SWOT untuk merumuskan alternatif strategi yang dapat dilakukan perusahan dengan menganalisis kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan untuk memanfaatkan peluang dan menghadapi ancaman. Kemudian menggunakan matriks QSP sebagai alat untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif. Sedangkan pada penelitian Ridwansyah (2008) alat analisis yang digunakan adalah AHP, alasan peneliti penggunaana metode AHP untuk mengidentifikasi permasalahan yang ditemukan dan kriteria-kriteria atas jawaban yang dibutuhkan, kemudian disederhanakan dalam pemecahan masalah-masalah tersebut hingga aspek yang paling sederhana.

Metode AHP memungkinkan untuk menggunakan instrument intuisi sebagai input utama, namun intuisi yang digunakan berasal dari pengambil keputusan yang cukup informasi dan memahami masalah yang dihadapi. Data dan informasi yang diperoleh diolah dan dianalisis. Tujuannya untuk menyederhanakan data yang terkumpul dari hasil pengisian kuesioner oleh responden, menyajikannya dalam susunan yang baik dan rapi untuk dianalisis. Pengolahan data diperlukan untuk menterjemahkan angka-angka yang didapat dari hasil penelitian maupun menjawab tujuan penelitian. Analisis terhadap faktor-faktor tersebut harus sesuai dengan tujuan pemasaran perusahaan, dan pemilihan alternatif bauran pemasaran dilakukan dengan Metode Proses Hierarki Analisis (analitycal Hierarchy Process-AHP). Berdasarkan kerangka kerja AHP penelitian ini diawali dengan pengumpulan data dan informasi melalui wawancara dengan pihak pengelola rumah makan sebagai pengambil keputusan yang cukup informasi dan memahami masalah yang dihadapi.

Peneliti hanya memberikan arahan berdasarkan teori dan kerangka pemikiran yang diterapkan. Berdasarkan data dan informasi yang terkumpul selanjutnya dibuat struktur hierarki. Struktur hierarki yang disusun menjadi dasar untuk pembuatan kuesioner yang diberikan pada bagian pemasaran. Kuesioner diberikan untuk mengetahui pembobotan setiap elemen pada seluruh tingkat hierarki. AHP diperlukan untuk penentuan bobot bagi elemen dari suatu tingkat yang akan berpengaruh pada bobot elemen pada tingkat dibawahnya dan pada akhirnya metode AHP dapat digunakan untuk menghitung bobot pada setiap level untuk penilaian tujuan seluruhnya. Kemudian data hasil kuesioner yang diperoleh dari responden diproses.

(20)

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Sebelum menyusun suatu strategi diperlukan dahulu pengetahuan mengenai teori yang berhubungan dengan topik yang akan disusun. Teori tersebut nantinya akan berguna untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi dilapangan dan nantinya akan digunakan untuk menjawab tujuan serta kondisi aktual selama penelitian dilakukan, termasuk dalam menyusun strategi pemasaran di restoran Old Town White Coffee.

Definisi Manajemen Strategi

Manajemen strategi merupakan hal mendasar yang diperlukan dalam suatu perusahaan agar dapat mengungguli persaingan sehingga perusahaan bisa menjadi pemimpin pasar dan mendapatkan keuntungan yang diinginkan. Manajemen strategi ialah rangkaian kegiatan integratif dalam suatu perusahaan, dimana arus informasinya bersifat bolak balik. Sebuah perusahaan memungkinkan mempunyai strategi yang berbeda antar divisi, namun mengarah pada tujuan akhir yang sama. Peran manajemen strategi menjadi penting bagi perusahaan untuk menentukan langkah-langkah apa yang harus dilakukan oleh perusahaan dengan kondisi lingkungan baik eksternal maupun internal yang ada, serta ketepatan perumusan strategi. David (2009) mendefinisikan manajemen strategi sebagai seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi mampu mencapai tujuannya.

Manajemen strategi berfokus pada usaha untuk mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan, produksi dan operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi. Fokus kegiatan pada manajemen strategi bertujuan untuk mengeksploitasi dan menciptakan berbagai peluang baru dan berbeda untuk perancanaan jangka panjang. Dari definisi yang telah disebutkan, dapat diketahui bahwa manajemen strategi ialah serangkaian tindakan yang direncanakan ole organisasi atau perusahaan, didasarkan pada pengetahuan, untuk mencapai peningkatan kinerja sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya.

Formulasi Strategi

(21)

rekomendasi strategi pada tahap formulasi, terdapat 3 langkah yaitu masukan (input stage), pencocokan (matching stage), dan keputusan (decision stage).

Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan

Setiap perusahaan mempunyai kepercayaan dan citra nilai yang hendak dicapai. Kepercayaan dan citra nilai tersebut akan membentuk cita-cita ideal perusahaan yang senantiasa akan diperjuangkan. Visi perusahaan ialah citra nilai dan kepercayaan ideal, atau dapat dikatakan juga sebagai wawasan luas ke arah masa depan dan merupakan kondisi ideal yang hendak dicapai oleh perusahaan di masa yang akan datang. Visi memberi arah dan ide aktual agar manajemen perusahaan dapat menyesuaikan tindakan dengan cita-cita perusahaan (Purwanto, 2006). Penting bagi seluruh anggota perusahaan untuk sepaham mengenai visi dasar perusahaan yang ingin dicapai dalam jangka panjang.

Visi dapat dimulai dari pertanyaan “ingin menjadi seperti apakah kita?”. Pertanyaan tersebut akan mengarahkan pada pernyataan visi yang jelas dan menjadi dasar bagi pengembangan visi yang komprehensif. Pernyataan visi hendaknya dibuat terlebih dahulu sebelum membuat pernyataan misi. Pernyataan visi haruslah singkat, tidak menggunakan kalimat yang panjang atau lebih baik satu kalimat, dan semua manajer diharapkan dapat memberi masukan dalam proses pengembangannya. Keseragaman paham seluruh anggota perusahaan terhadap visi perusahaan akan menciptakan kesamaan kepentingan, sehingga memungkinkan pekerja terhindar dari kemonotonan kerja sehari-hari dan menuntun ke dunia baru yang ditandai oleh peluang dan tantangan (David, 2009). Selain visi, sebuah perusahaan sebaiknya memiliki misi yang menjadi penjelas bagaimana visi akan diwujudkan. Pertanyaan mengenai “apakah bisnis kita?” dapat mengarahkan ke pernyataan mengenai misi perusahaan. Perusahaan yang mengetahui apa yang sedang dijalankannya, akan memiliki alas an keberadaan sebagai pembeda antara perusahaan tersebut dengan perusahaan lainnya.

Misi bisinis ialah fondasi dan titik awal untuk perencanaan tugas-tugas manajerial serta perancangan struktur manajerial, sehingga keberadaannya menjadi penting bagi perusahaan (David, 2009). Visi dan misi yang dimiliki perusahaan haruslah memiliki keterkaitan dengan tujuan perusahaan. Tujuan perusahaan ialah pernyataan mengenai keinginan yang dijadikan pedoman bagi manajemen perusahaan untuk meraih hasil tertentu atas kegiatan yang telah dilakukan dengan dimensi waktu tertentu (Purwanto, 2006).

Tahap Masukan (Input stage)

Tahap masukan merupakan tahap pertama dari proses formulasi strategi. Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap lingkungan perusahaan, baik lingkungan internal maupun lingkunan eksternal. Analisis yang dilakukan nantinya menjadi masukan bagi proses formulasi strategi. Matriks IFE dan EFE pada analisis lingkungan digunakan untuk mengetahui faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki perusahaan pada lingkungan internal dan eksternal.

(22)

Pearce dan Robinson (1997), mengatakan bahwa analisis internal adalah pemikiran pencocokan kekuatan dan kelemahan internal perusahaan dengan peluang dan ancaman yang ada di lingkungan. Memahami pemikiran yang cukup sederhana ini akan memungkinkan anda melihat peran analisis internal dalam pengembangan strategi yang tepat, sehingga mampu memanfaatkan kekuatan dan mengatasi kelemahan. Strategi yang dirumuskan secara baik adalah kesesuaian yang tepat antara peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dengan kekuatan dan kelemahan perusahaan itu sendiri. Analisis internal haruslah mengidentifikasi dan mengevaluasi sejumlah keterbatasan kekuatan dan kelemahan terhadap peluang yang ada dalam lingkungan bersaing perusahaan yang akan datang.

Kekuatan adalah faktor-faktor yang menggambarkan keunggulan bersaing potensial di pasar-pasar sasaran, sumberdaya, keterampilan atau keunggulan-keunggulan lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau ingin dilayani

oleh perusahaan. Sedangkan kelemahan adalah faktor-faktor yang merupakan kelemahan bersaing potensial, keterbatasan atau kekurangan dalam sumberdaya, keterampilan dan kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja efektif perusahaan (Pearce dan Robinson, 1997). Adapun lingkungan internal perusahaan tersebut dilihat dari analisis fungsional. Analisis fungsional merupakan cara paling sederhana untuk memahami dan menganalisis lingkungan internal perusahaan. Secara pendekatan fungsional lingkungan internal perusahaan terdiri dari pemasaran, keuangan, sumberdaya manusia, produksi dan operasi, penelitian dan pengembangan serta system informasi manajemen. Pemasaran merupakan proses menetapkan mengantisipasi, menciptakan, dan memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan akan produk dan jasa. Akan tetapi untuk memenuhi keinginan pelanggan, sebuah perusahaan harus memahami dengan jelas apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan dari konsumen. Faktor-faktor yang diperhatikan dalam aspek pemasaran adalah unsur pemasaran STP (segmentation, targetting dan positioning) dan bauran pemasaran 7P (product, price, place, promotion, people, process, dan physic).

Analisis Lingkungan Eksternal

Perusahaan yang berada pada suatu pasar atau industri tertentu selalu dipengaruhi oleh kondisi dari pasar atau industri tersebut. Lingkungan eksternal sebuah perusahaan diartikan sebagai segala sesuatu yang berada di luar perusahaan, yang cenderung tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan namun dapat mempengaruhi perusahaan. Amalia (2009) menerangkan bahwa analisis lingkungan eksternal menekankan pada pengenalan dan evaluasi kecenderungan peristiwa yang kendalinya berada di luar kendali perusahaan. Analisis lingkungan eksternal dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi peluang dan ancaman yang berada di lingkungan eksternal perushaan. Lingkungan eksternal terbagi menjadi 2 yaitu : 1. Lingkungan Jauh

Penjelasan mengenai lingkungan eksternal dikemukakan oleh David (2009) terbagi menjadi 5 faktor yaitu :

a. Kekuatan Politik, Pemerintahan, dan Hukum

(23)

utama perusahaan. Pada bisnis, terutama untuk industri atau perusahaan yang bergantung pada kebijakan pemerintah, sangat penting untuk bisa mengidentifikasi perubahan yang terjadi dalam politik, pemerintahan, dan hukum. Konflik yang terjadi pada sistem politk, pemerintahan dan hukum di suatu negara, akan berpengaruh negatif bagi berjalannya bisnis perusahaan ataupun industri, begitu pula sebaliknya. Stabilitas politik dan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah akan mempengaruhi arah perekonomian nasional. Oleh karena itu, faktor-faktor politik, pemerintahan, dan hukum dapat merepresentasikan peluang atau ancaman utama bagi perusahaan. b. Kekuatan Ekonomi

Kondisi ekonomi baik nasional maupun internasional dapat mempengaruhi iklim bisnis perusahaan. Kondisi ekonomi yang baik dapat mempengaruhi kinerja perusahaan menjadi turut membaik. David (2009) menjelaskan faktor ekonomi memiliki dampak langsung terhadap daya tarik potensial dari beragam strategi. Beberapa aspek yang dapat menunjukkan kondisi ekonomi suatu wilayah ialah PDRB, pengeluaran rata-rata per kapita penduduk, dan laju inflasi.

c. Kekuatan Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan

Aspek sosial mencakup perubahan pada faktor sosial, budaya, demografis, dan lingkungan yang dapat berdampak pada barang, jasa, pasar, dan konsumen yang ada. Tren-tren yang terjadi pada faktorfaktor tersebut dapat menciptakan jenis konsumen yang berbeda, sehingga mengakibatkan kebutuhan akan produk, jasa, dan strategi yang berbeda pula.

d. Kekuatan Teknologi

Teknologi dewasa ini berkembang dengan pesat, mengubah keterbatasan manusia terhadap ruang dan waktu. Teknologi dapat enghasilkan efisiensi dan efektifitas bagi perusahaan jika teknologi yang diterapkan merupakan teknologi yang tepat guna. Teknologi juga dapat menjadi peluang dan ancaman utama. Perusahaan perlu menjalankan strategi yang dapat memanfaatkan peluang yang ditawarkan teknologi untuk mencapai keunggulan kompetitif yang berkesinambungan di pasar. Kemajuan teknologi dapat menciptakan keunggulan kompetitif baru yang lebih baik dari keunggulan kompetitif yang ada.

2. Lingkungan Industri

Pendekatan yang digunakan secara luas untuk mengembangkan strategi di banyak industri ialah model 5 kekuatan kompetitif Porter.Menurut Porter, persaingan pada suatu industri tertentu dapat dipandang sebagai perpaduan 5 kekuatan yaitu persaingan perusahaan dalam industri, ancaman pendatang baru, ancaman produk substitusi, kekuatan tawar menawar pemasok, dan kekuatan tawar menawar pembeli. a. Persaingan Perusahaan dalam Industri

(24)

industri dipengaruhi oleh jumlah pesaing yang ada, tingkat biaya tetap, tingkat pertumbuhan industri, karakteristik produk, hambatan keluar, dan kapasitas. Penerapan suatu strategi oleh perusahaan akan mempengaruhi strategi yang diterapkan perusahaan lain. Perubahan strategi pada suatu perusahaan bisa ditanggapi dengan langkah balasan seperti penurunan harga, peningkatan kualitas, penambahan fitur, penyediaan layanan purnajual, perpanjangan garansi, dan peningkatan promosi. b. Ancaman Pendatang Baru

Pendatang baru atau pesaing lebih mudah memasuki suatu industri jika hambatan masuk (barriers to entry) yang terdapat dalam industri tersebut rendah. Banyaknya pendatang baru yang masuk dalam suatu industri akan menyebabkan tingginya intensitas persaingan antar perusahaan pada industri tersebut. Hal ini dapat mengancam pendapatan perusahaan. Pendatang baru akan sulit memasuki industri jika terdapat hambatan yang tinggi untuk masuk ke dalam industri tersebut.

Terdapat 6 sumber hambatan masuk bagi pendatang baru yaitu kebutuhan untuk mencapai skala ekonomi secara cepat, adanya diferensiasi yang menciptakan keloyalitasan konsumen, persyaratan modal yang besar, tingginya biaya beralih pemasok (switching cost), penguasaan oleh perusahaan terhadap akses ke saluran distribusi, dan biaya tak menguntungkan terlepas dari skala. Biaya ini merupakan kondisi yang dihadapi oleh pendatang baru akibat kemapanan perusahaan yang telah ada. Contoh dari biaya tak menguntungkan terlepas dari skala ialah penguasaan terhadap bahan baku dan teknologi, lokasi yang menguntungkan, subsidi pemerintah, dan kurva belajar atau pengalaman.

c. Ancaman Produk Substitusi

Persaingan dalam suatu industri juga dapat disebabkan adanya produk substitusi. Masuknya pendatang baru akan membatasi laba potensial industri. Pendatang baru akan membuat tersedianya banyak pilihan produk bagi konsumen, sehingga konsumen menjadi tidak loyal, dan laba perusahaan menurun karena rendahnya tingkat penjualan.

Produk substitusi ialah produk yang dianggap dapat menggantikan fungsi dari produk utama yang biasanya digunakan oleh konsumen. Persaingan akan meningkat jika produk substitusi memiliki harga yang lebih rendah, kualitas produk yang lebih baik, dan biaya peralihan konsumen turun. Kekuatan kompetitif dari produk substitusi dapat diukur melalui seberapa besar pangsa pasar yang telah diraih oleh produk tersebut, dan rencana perusahaan pesaing untuk meningkatkan kapasitas produksi dan penetrasi pasar.

d. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok

(25)

merupakan pelanggan penting bagi pemasok, tidak ada produk substitusi, pemasok merupakan gabungan dari beberapa perusahaan, serta pemasok memiliki kekuatan untuk melakukan integrasi ke depan.

Pemasok menggunakan kekuatannya dalam industri dengan menaikkan harga atau menurunkan kuantitas produk yang ditawarkan. Pemasok yang kuat dapat menekan profitabilitas indsutri jika perusahaan tidak mampu mengatasi kenaikan biaya yang terjadi. Hal tersebut dapat diatasi dengan melakukan kemitraan strategis dengan pemasok terpilih.

e. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

Pembeli atau konsumen mempunyai pengaruh terhadap kekuatan kompetitif industri melalui permintaan terhadap mutu dan pelayanan yang tinggi, serta menawar dengan harga rendah. Pembeli mempunyai kekuatan tawar menawar kuat jika produk yang dibeli standar atau tidak terdiferensiasi, laba yang didapatkan kecil, biaya pembelian besar, biaya beralih (switching cost) kecil, terpusat dan membeli dalam jumlah besar, produk industri tidak penting bagi pembeli atau pembeli menduduki tempat yang sangat penting bagi penjual, mampu untuk melakukan integrasi ke belakang, serta mempunyai informasi lengkap mengenai produk, harga, dan biaya penjual.

Matriks EFE dan Matriks IFE

Matriks EFE (External Factor Evaluation) dan matriks IFE (Internal Factor Evaluation) merupakan alat analisis yang digunakan pada tahap input dari formulasi strategi. Matriks EFE membantu pembuat strategi menganalisis lingkungan eksternal beserta peluang dan ancaman yang dihadapi olehperusahaan. Matriks IFE membantu pembuat strategi menganalisis lingkungan internal beserta kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Melalui matriks EFE akan diperoleh peluang dan ancaman perusahaan, sedangkan matriks IFE dapat menjelaskan kekuatan utama dan kelemahan utama yang dimilikiperusahaan.

Tahap Pencocokan (Matching Stage)

Tahap pencocokan merupakan tahap kedua dari proses formulasi strategi. Pada tahap ini dilakukan pencocokan antara faktor-faktor internal dengan faktorfaktor eksternal. Pada tahap ini digunakan matriks IE dan SWOT sebagai alat pencocokan. Matriks IE akan menghasilkan informasi posisi perusahaan saat ini, sedangkan matriks SWOT akan menghasilkan strategi-strategi alternatif yang dapat dijalankan perusahaan. Strategi-strategi alternatif yang dihasilkan pada tahap ini belum diurutkan berdasarkan prioritas atau daya tarik.

Matriks IE

(26)

(grow and build). Strategi intensif atau integratif bisa menjadi strategi yang tepat. Perusahaan yang berada pada sel III, V, atau VII digambarkan pada posisi menjaga dan mempertahankan (hold and maintain). Penetrasi pasar dan pengembangan produk ialah strategi yang biasanya digunakan oleh perusahaan dalam posisi ini. Perusahaan yang berada pada sel VI, VII, atau XI digambarkan pada posisi panen atau divestasi (harvest or divest).

Klasifikasi Strategi

Strategi terbagi menjadi beberapa bagian yakni strategi generik, strategi utama, dan strategi fungsional. Strategi generik menurut David (2009) terbagi menjadi 4 yaitu strategi integrasi, strategi intensif, strategi diversifikasi, dan strategi defensif. Setiap strategi generik mempunyai strategi-strategi alternativ yang disebut sebagai strategi utama. Terdapat 12 strategi alternatif yang perusahaan dapat lakukan yaitu integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horisontal, penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, diversifikasi konsentrik, diversifikasi konglomerat, diversifikasi horisontal, penciutan (retrenchment), divestasi, dan likuidasi.

1. Strategi Integrasi

Strategi ini membuat perusahaan mempunyai kendali atas distributor, pemasok, dan pesaing. Strategi ini terdri dari integrasi ke depan, integrasi ke belakang, dan integrasi horisontal. Pada bentuk kolektif, strategi integrasi sering juga disebut sebagai strategi integrasi vertikal. Integrasi ke depan ialah strategi yang mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar terhadap distributor atau pengecer. ntegrasi ke belakang ialah strategi yang mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar terhadap pemasok perusahaan. Integrasi horisontal ialah strategi yang mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar terhadap pesaing perusahaan.

2. Strategi Intensif

Strategi ini digunakan ketika perusahaan ingin meningkatkan posisi persaingan. Perusahaan yang menjalankan strategi ini akan melakukan upayaupaya intensif. Strategi intensif terdiri dari penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk.

a. Penetrasi pasar ialah strategi yang mengusahakan peningkatan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang ada saat ini melalui upaya-upaya pemasaran yang lebih besar. b. Pengembangan pasar ialah pengenalan produk atau jasa yang ada saat ini ke wilayah-wilayah geografis baru. Strategi ini biasanya bertujuan untuk meningkatkan pangsa pasar.

(27)

3. Strategi Diversifikasi

Strategi diversifikasi ialah strategi yang dilakukan perusahaan ketika ingin memperluas kegiatan operasionalnya ke industri yang berbeda dari yang ada saat ini. Strategi ini terdiri dari diversifikasi konsentrik, diversifikasi konglomerat, dan diversifikasi horisontal.

a. Diversifikasi konsentrik ialah menambah produk atau jasa baru namun yang masih terkait. Dapat juga dikatakan menciptakan kegiatan bisnis baru yang rantai nilai bisnisnya memiliki kesesuaian strategi lintas bisnis yang bernilai secara kompetitif. Tujuan dari diversifikasi konsentrik ialah membuat produk baru yang berhubungan dengan pasar yang sama.

b. Diversifikasi konglomerat ialah menambah produk atau jasa baru yang tidak berkaitan. Strategi ini juga dapat dikatakan menciptakan kegiatan bisnis baru yang rantai nilai bisnisnya sangat tidak mirip dengan yang sudah ada sehingga tidak ada hubungan lintas bisnis yang bernilai secara kompetitif. Tujuan strategi ini ialah menambah produk baru yang tidak saling berhubungan pada pasar yang berbeda. c. Diversifikasi horisontal ialah menambah produk atau jasa baru yang tidak berkaitan untuk pelanggan saat ini. Tujuan strategi ini ialah untuk menambah produk baru yang tidak berhubungan dengan tujuan memuaskan pelanggan yang sama.

4. Strategi Defensif

Strategi ini meliputi tindakan-tindakan penyelamatan agar perusahaan terlepas dari kerugian besar yang mengarah pada kebangkrutan. Strategi ini meliputi penciutan (retrenchment), divestasi, dan likuidasi.

a. Penciutan (retrenchment) ialah pengelompokan ulang melalui biaya dan aset untuk membalik penjualan dan laba yang menurun. Strategi ini juga sering disebut sebagai pembalikan atau strategi reorganisasional.

b. Divestasi ialah menjual satu divisi atau bagian dari suatu organisasi. Divestasi sering digunakan untuk meningkatkan modal dengan tujuan akuisisi strategis atau investasi lebih lanjut. Divestasi dapat menjadi bagian dari strategi penciutan (retrenchment) untuk melepas bisnis perusahaan yang tidak menguntungkan, membutuhkan terlalu banyak modal atau tidak cocok dengan aktivitas perusahaan lainnya.

c. Likuidasi ialah menjual seluruh aset perusahaan, secara terpisah-pisah untuk mendapatkan nilai riil. Likuidasi biasanya digunakan untuk menutup perusahaan. Likuidasi dilakukan dengan asumsi akan lebih baik bagi perusahaan jika menghentikan kegiatan operasionalnya dibandingkan mengalami kerugian besar akibat terus melakukan kegiatan operasional.

(28)

Matriks SWOT ialah matriks yang menganalisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats). Matriks SWOT merupakan alat pencocokan yang membantu para manajer mengembangkan 4 jenis strategi yaitu strategi S-O (Kekuatan-Peluang), W-O (Kelemahan-Peluang), S-T (Kekuatan-Ancaman), dan W-T (Kelemahan- Ancaman). Pada matriks SWOT akan dilakukan pencocokan dari masing-masing unsur yaitu Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats. Pencocokan dilakukan untuk menghasilkan strategi-strategi alternatif yang realistis bagi perusahaan.

Tahap Keputusan (Decision Stage)

Tahap keputusan merupakan tahap ketiga dari proses formulasi strategi. Pada tahap ini dilakukan pemeringkatan strategi-strategi alternatif yang dihasilkan dari matriks SWOT di tahap sebelumnya. Pemeringkatan pada tahap ini dilakukan dengan perhitungan matriks QSP. Pemeringkatan dilakukan agar perusahaan dapat memprioritaskan strategi yang harus dijalankan.

Matriks QSP

Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (Quantitative Strategic Planning) merupakan teknik yang secara objektif menunjukkan strategi terbaik. Matriks QSP ialah alat yang memungkinkan para penyusun strategi mengevaluasiberbagai strategi alternatif secara objektif, berdasarkan faktor-faktor penting eksternal dan internal yang telah diidentifikasi sebelumnya. Secara konseptual, matriks QSP menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan faktor-faktor penting eksternal dan internal. Daya tarik relatif dari setiap strategi di dalam rangkaian alternatif dihitung dengan menentukan dampak kumulatif dari setiap faktor penting eksternal dan internal.

Kerangka Pemikiran Operasional

Perkembangan yang pesat pada bisnis kafe, restoran, rumah makan dan restoran menimbulkan tingkat persaingan yang tinggi terutama yang dihadapi oleh

Old Town White Coffee. Tingkat persaingan tinggi ini mempengaruhi pendapatan yang diterima oleh Old Town White Coffee. Manajemen Old Town White Coffee

harus merumuskan strategi pemasaran yang tepat. Dalam merumuskan strategi pemasaran harus terlebih dahulu mengetahui keadaan umum perusahaan yang mencakup visi, misi dan lingkungan pemasaran. Lingkungan pemasaran yang dimaksud meliputi lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Pada lingkungan internal terdapat aspek pemasaran yang mencakup bauran pemasaran 7P,

Segmentation, Possitioning dan Targetting. Sedangkan pada lingkungan eksternal terdapat lingkungan jauh dan lingkungan industri.

(29)

Kemudian hasil identifikasi lingkungan internal akan dianalisis dengan menggunakan matriks IFE dan hasil identifikasi lingkungan eksternal akan dianalisis dengan menggunakan matriks EFE.

Analisis dengan matriks SWOT dilakukan untuk memperoleh berbagai alternatif strategi dengan menyesuaikan peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Tahap terakhir merupakan pengambilan keputusan alternatif strategi terbaik dengan menggunakan matriks QSP sehingga dihasilkan satu strategi yang menajdi prioritas perusahaan. Secara singkat kerangka pemikiran operasional penelitian dapat disajikan dalam Gambar 2.

Gambar 2 Kerangka Pemikiran Operasional

Permasalahan yang dihadapi yaitu tingkat persaingan yang tinggi, pendapatan yang belum mencapai target, strategi pemasaran belum efektif.

Analisis Lingkungan Perusahaan

Analisis Lingkungan Internal

1. STP

(Segmentation, Targeting, Positioning) 2. Bauran

Pemasaran (7P)

Analisis Lingkungan Eksternal

1. Lingkungan jauh 2. Lingkungan

industri

Matriks EFE

Matriks IFE

Matriks IE

(30)

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Old Town White Coffee yang berlokasi di pusat perbelanjaan Botani Square, Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa The Old Town White Coffee

merupakan salah satu restoran yang relatif baru didirikan di Bogor dan mempunyai potensi untuk dikembangkan. Kegiatan pengumpulan data dilakukan pada bulan Februari-Maret 2015.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan dan data yang diperoleh dari hasil wawancara dan pengisian kuisioner oleh responden pilihan yaitu manager operasional Old Town White Coffee dan Supervisor. Responden tersebut adalah pihak yang memahami strategi pemasaran.

Data sekunder merupakan data pendukung dari data primer yang diperoleh dan studi literatur yang terkait seperti Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor, penelitian terdahulu, berbagai situs internet dan bahan pustaka lain yang relevan.

Metode Pengumpulan Data

Dalam pelaksanaan penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah:

1. Teknik Wawancara: melakukan wawancara dengan manajer operasional dan supervisor The Old Town White Coffee untuk mendapatkan informasi yang lengkap

2. Teknik kepustakaan: membaca buku-buku yang terkait dengan judul penelitian dan literature lainnya yang menunjang pelaksanaan penelitian 3. Studi Pendahuluan: mendatangi Old Town White Coffee untuk melakukan

pengamatan dan wawancara langsung dengan pihak Old Town White Coffee

sebelum memulai penelitian dan menyusun skripsi.

(31)

Pemilihan responden berdasarkan pertimbangan bahwa pihak yang memiliki pengetahuan, pengalaman dan keahlian dalam permasalahan yang berhubungan dengan strategi pemasaran Old Town White Coffee.

Metode Pengolahan Data

Metode pengolahan data analisis terdiri dari data deskriptif dan analisis tahap pertama formulasi strategi. Pada tahap awal dilakukan analisis deskriptif melalui observasi dilokasi penelitian, wawancara dengan pihak internal perusahaan, studi literature dan penyebaran kuesioner. Adapun alat analisis yang digunakan dalam merumuskan strategi perusahaan adalah matriks faktor internal (matriks IFE) dan matriks faktor eksternal (matriks EFE), matriks IE, matriks SWOT dan QSPM.

Analisis Deskrptif

Analisis deskriptif bertujuan untuk mendefenisikan visi, misi dan tujuan perusahaan, serta teknologi yang digunakan perusahaan. Analisis ini bertujuan unutk menggambarkan kondisi riil perusahaan.

Analisis Tiga Tahap Formulasi Strategi

Proses perumusan strategi pada kerangka tahap pertama formulasi strategi yang terdiri dari tahap masukan (input), tahap pencocokan dan tahap keputusan. Analisis tiga tahap formulasi strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis lingkungan eksternal dan internal (EFE dan IFE), analisis IE, analisis SWOT dan analisis QSPM.

A. Tahap Masukan (Input)

Tahap inputmerupakan tahap pertama dalam perumusan strategi. Tahap input meringkas informasi input dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi. Alat input mengharuskan ahli strategi untuk menghitung secara subjektif dalam tahap awal dari proses perumusan strategi. Membuat keputusan kecil dalam matriks input menyangkut kepentingan relatif dari faktor-faktor eksternal dan internal yang menghasilkan dan mengevaluasi strategi secara lebih efektif. Penelitian intuitif yang baik selalu diperlukan dalam menetapkan pembobotan dan penilaian yang tepat. EFE (Eksternal Factor Evaluation) dan IFE (Internal Factor Evaluation) merupakan salah satu teknik perumusan strategi pada tahap input.

(32)

Adapun tahap-tahap dalam penyusunan matriks EFE dan IFE adalah: Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan

Dalam tahap pengidentifikasian faktor internal dan eksternal dilakukan dengan mendaftarkan seluruh kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan serta peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Dalam penyajian matriks, faktor yang bersifat positif (kekuatan dan peluang) ditulis sebelum faktor yang bersifat negatif (kelemahan dan ancaman)

Pemberian Bobot Faktor

Pada analisis internal dan eksternal, penentuan bobot dilakukan dengan mengajukan kuisioner kepada pihak manajemen atau ahli strategi. Bobot menunjukan tingkat kepentingan relative suatu faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam suatu industri

Penentuan bobot setiap variabel digunakan skala 1,2,3 penilaian untuk setiap skala dapat dijelaskan sebagai berikut:

1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal 3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertika

Tabel 3 Penilaian Bobot Faktor Internal Perusahan

Faktor Strategis Internal A B C … Total

A

B

C

Total

Sumber : David (2006)

Tabel 4 Penilaian Bobot Faktor Eksternal Perusahaan

Faktor Strategis Eksternal A B C … Total

A

B

C

Total

Sumber : David (2006)

(33)

hingga 1.0 (paling penting). Faktor-faktor yang memiliki pengaruh besar pada perusahaan diberikan bobot yang tinggi. Jumlah seluruh bobot yang diberikan pada tiap faktor harus sama dengan 1.0. Bobot setiap variabel diperoleh dengan membagii jumlah nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus:

ai =

Keterangan :

ai = Bobot Variabel ke-i Xi = Nilai variabel ke-i I =1,2,3,…,n

N = Jumlah variabel

Pemberian Rating ( Peringkat)

Menurut ( David 2006) rating (peringkat) menggambarkan seberapa besar efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespon faktor strategis yang ada. Penilaian rating untuk lingkungan eksternal diberikan dalam skala dengan pembagian sebagai berikut: rating 4=respon sangat superior, rating 3 = respon di atas rata-rata, rating 2 = respon rata-rata dan rating 1 = respon dibawah rata-rata, sedangkan untuk ancamannya adalah rating 4 = respon dibawah rata-rata, rating 3 = respon rata-rata, rating 2 = respon diatas rata-rata dan rating 1 = respon sangat superior.

Penilaian rating untuk lingkungan internal diberikan dalam skala dengan pembagian sebagai berikut: kekuatan rating 1 = sangat lemah, rating 2 = lemah, rating 3 = kuat dan rating 4=sangat kuat, sedangkan untuk kelemahan adalah rating 1 = sangat kuat, rating 2 = kuat, rating 3 = lemah, rating 4 = sangat lemah.

Perkalian Bobot dan Peringkat

Langkah selanjutnya adalah menentukan nilai tertimbang tiap faktor yang diperoleh dari perkalian bobot dengan rating (peringkat) setiap faktor. Nilai tertimbang setiap faktor kemudian dijumlahkan untuk memperoleh total nilai tertimbang bagi organisasi (David, 2006)

Matriks IFE dan EFE terdiri dari kolom bobot, rating dan total nilai yang merupakan hasil kali dari bobot dan rating. Untuk kolom bobot dan rating diisi sesuai dengan nilainya yang merupakan hasil dari pengelompokan faktor-faktor internal dan eksternal berdasarkan tingkat kepentingannya.

(34)

pemerintahan, sosial budaya, teknologi, lingkungan, demografi, persaingan di pasar industri dimana perusahaan berada, serta data eksternal relevan lainnya.

Total nilai tertimbang pada matriks EFE dan IFE akan berada pada kisaran 1,0 (terendah) hingga 4.0 (tertinggi), dengan nilai rata-rata 2.5. Semakin tinggi nilai total tertimbang perusahaan pada matriks EFE dan IFE mengindikasikan perusahaan merespon peluang dan ancaman ( Faktor eksternal) atau kekuatan dan kelemahan ( Faktor internal) dengan sangat baik, begitu pula sebaliknya.

Tabel 5 Matriks EFE

Faktor-faktor eksternal Bobot Rating Skor (Bobot x Rating)

Peluang

Faktor-faktor internal Bobot Rating Skor ( Bobot x Rating)

Kekuatan

Strategi kadang didefenisikan sebagai upaya memadukan sumber daya dan ketrampilan internal dengan peluang dan resiko yang diciptakan oleh faktor-faktor eksternal (David 2008). Tahap pencocokan merupakan tahap untuk mencocokan peluang dan ancaman eksternal dengan kekuatan dan kelemahan internal berdasarkan informasi yang didapatkan pada tahap input. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini untuk tahap pencocokan adalah matriks IE (Internal- Eksternal) dan matriks Stength- Weakness-Opportunity-Threat (SWOT)

Analisis Matriks IE ( Internal-External Matrix)

(35)

Skor Total IFE Kuat Rata-rata Lemah 4.0-3.0 2,99-2.0 1.99-1.0

Gambar Model Matriks IE

GA

Gambar 2 Model Matriks IE

IE matriks terdiri atas dua dimensi, yaitu total skor dari IFE matriks pada sumbu x dan total skor dari EFE matriks pada sumbu Y. Pada sumbu X dari IE matriks, skornya ada tiga yaitu skor 1.0 -1.99 menyatakan bahwa posisi internal adalah lemah, skor 2.0-2.99 posisinya adalah rata-rata, dan skor 3.0-4.0 adalah kuat. Dengan cara yang sama pada sumbu Y yang dipakai untuk EFE matriks, skor 1.0-1.99 adalah rendah, skor 2.0-2.99 adalah sedang dan skor 3.0-4.0 adalah tinggi.

IE matriks memiliki tiga implikasi utama yang mempunyai dampak strategi berbeda, yaitu, Growth and Build ( tumbuh dan bina) berada dalam sel I, II, IV. Strategi yang cocok adalah intensif seperti penetrasi pasar, pengembangan pasar atau pengembangan produk, dan strategi terintegrasi seperti integrasi ke belakang, integrasi kedepan dan integrasi horizontal, selanjutnya Hold and Maintain

(pertahankan dan pelihara) dilakukan untuk sel III, V dan VII. Strategi umum dipakai yaitu strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk, dan yang terakhir adalah

Harvest or Divest (panen atau divestasi) dipakai untuk sel VI, VIII, IX. Strategi umum yang dipakai adalah strategi divestasi, strategi diversifikasi konglomerat, dan strategi likuidasi.

Matriks SWOT (Strength-Weakness-Opportunity-Threat)

Matriks SWOT merupakan alat pencocokan yang digunakan dalam mengidentifikasi berbagai faktor secara sistemastis untuk merumuskan startegi perusahaan. Matriks ini menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Analisis SWOT ini penting untuk membantu para manajer mengembangkan empat tipe strategi. Keempat strategi yang dimaksud adalah, pertama strategi SO (Strength-Opportunity). Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada diluar perusahaan (eksternal). Pada umumnya, perusahaan berusaha melaksanakan strategi-strategi WO,ST atau WT untuk menerapkan strategi SO. kedua strategi WO ( Weakness-Opportunity). Straegi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan internal

(36)

perusahaan dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal. ketiga Strategi ST (Strength-Threat). Melalui strategi ini perusahaan berusaha untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal dan yang terakhir adalah Strategi WT (Weakness-Threat). Strategi ini merupakan taktik untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal.

Faktor

Selanjutnya yang turut digunakan dalam proses analisis penetapan keputusan adalah QSPM. Adapun unsur-unsur yang terdapat didalam QSPM adalah: strategi-strategi alternatif, faktor-faktor kunci, bobot, AS = nilai daya tarik, TAS = total nilai daya tarik, dan jumlah total nilai daya tarik.

Langkah-langkah penggunaan QSPM di dalam proses penetapan keputusan-keputusan adalah Sebagai berikut , pertama membuat daftar peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan perusahaan di kolom sebelah kiri QSPM. Informasi ini diambil dari EFE matrix dan IFE Matrix. External critical success factors dan

Internal critical success factors dimasukkan dalam QSPM, kemudian memberikan bobot pada masing-masing faktor sukses eksternal dan internal. Bobot ini sama dengan yang ada di EFE Matriks dan IFE Matriks, selanjutnya meneliti matriks-matriks pada langkah 2 dan identifikasikan strategi alternatif yang pelaksanaannya harus dipertimbangkan perusahaan. Mencatat strategi- strategi ini di bagian atas baris QSPM. Setelah itu, mengelompokkan strategi-strategi tersebut kedalam kesatuan yang mutually exclusive jika memungkinkan.

(37)

didapat dari perkalian bobot (langkah 2) dengan AS (langkah 4) pada masing-masing baris. Jumlah AS menunjukkan daya tarik relative dari masing-masing alternative strategi. Langkah terakhir adalah Mengitung Total Attractiveness Score (TAS) atau total nilai daya tarik. Menjumlahkan semua TAS pada masing-masing kolom QSPM. Dari beberapa nilai TAS yang didapat, nilai TAS dari alternatif strategi yang tertinggi yang menunjukkan bahwa alternatif strategi itu yang menjadi pilihan utama. Nilai TAS terkecil menunjukkan bahwa alternatif strategi ini menjadi pilihan terakhir.Matriks QSPM dapat dilihat ada Tabel 7.

Tabel 7 Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM)

Faktor utama Bobot

Strategi 1 Strategti 2

AS TAS AS TAS

Faktor Internal -

Faktor Eksternal -

Jumlah Total Nilai Daya Tarik

Sumber: David ,2006

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

Sejarah dan Perkembangan The Old Town White Coffee

(38)

Old Town Coffee Indonesia dikelola oleh PT. OldTown White Coffee yang merupakan anak perusahaan PT Mitra Terang Abadi. Secara resmi OldTown WhiteCoffee masuk ke Indonesia pada tahun 2005. Hingga kini, perusahaan yang bermarkas di Jakarta ini telah berhasil membuka 17 kafe di Jawa dan Bali serta mulai membuka outlet perdananya di Emporium Pluit pada januari 2011 yang lalu. Direktur PT Old Town White Coffee, Alamsjah, beliau terus melebarkan sayap OldTownWhite Coffee ke seluruh Indonesia. The Old Town White Coffee Bogor dibuka pada Januari 2012, yang terletak di salah satu pusat perbelanjaan di Kota Bogor.

Visi dan Misi The Old Town White Coffee

Sebagai sebuah restoran yang mengembangkan usahanya, The Old Town White Coffee mempunyai visi dan misi sebagai landasan usahanya. Visi Old Town White Coffee adalah menjadi produsen white coffee se-Asia Pasifik yang menyediakan produk berkualitas untuk pelanggan.

Adapun misi dari Old Town White Coffee secara garis besarnya adalah mempromosikan cita rasa unik dari white Coffee, melakukan inovasi secara terus menerus dengan membuat proritas utama didalam Old Town White Coffee, melakukan perbaikan dengan menggabungkan inovasi dan teknologi dalam komitmen untuk menciptakan nilai pelanggan dan menjadi pemimpin pasar dan produsen untuk

white coffee terkemuka di Asia Pasifik

Struktur Organisasi Old Town White Coffee Bogor

Struktur organisasi yang dimiliki oleh restoran TheOld Town White Coffee

Bogor masih dapat dikatakan sederhana. Karyawan yang bekerja di Restoran

(39)

Gambar 4 Struktur Organisasi The Old Town White Coffee

Berdasarkan struktur organisasi pada gambar 6, setiap bagian memiliki tanggung jawab dan tugas yang telah ditetapkan oleh pihak manajemen agar dapat melaksanakan fungsinya dengan maksimal. Adapun tugas dan tanggung jawab dari jabatan sebagai berikut:

1. Manajer

Bertanggung jawab mengawasi kegiatan produksi, pemasaran dan aktifitas lainnya.

Mengatur operasional restoran

Mengendalikan dan menjaga kegiatan Restoran Old Town WhiteCoffee agar dapat berjalan dengan baik.

Melakukan kegiatan perencanaan untuk mencapai profit restoran

OldTown White Coffee

Memeriksa seluruh laporan kerja Memberikan laporan kepada pusat 2. Supervisor

Membantu manager dalam menjalankan tugas. 3. Cashier

Menghitung dan menganalisis semua data pemasukan keuangan restoran

Melakukan kegiatan transaksi dengan restoran 4. Waiter

Bertanggung jawab dengan pelayanan konsumen Memberikan pelayanan dan kebutuhan konsumen 5. Captain

Melaksanakan pelayanan di hall

Mengawasi kebersihan dan kelengkapan di buffet Manager

Cashier

Supervisor

Waiter/Waitress

Captain

(40)

Membuat laporan purchase order untuk order belanja

Bertanggung jawab atas kebersihan dan keutuhan semua property dan inventori masak

Bertanggung jawab penuh dalam pemenuhan kebutuhan dan kepuasan konsumen dalam makanan.

6. Cook

Bertanggung jawab membuat makanan sesuai dengan pesanan konsumen

7. Bar

Membuat berbagai macam minuman sesuai dengan pesanan konsumen

Kegiatan Operasional dan Budaya Kerja The Old Town White Coffee

The Old Town White Coffee mulai beroperasi pada pukul 10.00 wib sampai 22.00 WIB setiap hari, mengikuti jam operasi dari mall Botani Square, sebelum restoran memulai operasinya karyawan lebih dahulu melakukan kegiatan persiapan.

The Old Town White Coffee memiliki displin yang tinggi dalam menetapkan dan menjalankan tata tertib karyawan. Setiap karyawan harus datang tepat waktu. Libur untuk karyawan diatur secara bergantian, karyawan mendapatkan jatah libur satu kali dalam seminggu. Akan tetapi libur tesebut hanya diberikan pada hari Senin sampai Jumat, untuk hari Sabtu dan Minggu karyawan tidak boleh mengambil jatah libur karena biasanya pengunjung yang datang meningkat hampir dua kali lipat dari hari biasanya.

Budaya kerja antara karyawan The Old Town White Coffee bersifat kekeluargaan. Para karyawan dalam melayani pengunjung juga sangat ramah dan mengutamakan customer relationship sehingga para pengunjung merasa nyaman untuk berlama-lama dan melakukan kunjungan kembali.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Lingkungan Internal

(41)

proses, dan bukti fisik. Berikut ini merupakan strategi yang telah diterapkan oleh

OldTown White Coffee yang dilihat dari unsur pemasaran dan bauran pemasaran 7P. Segmentation, Targetting and Posittioning

Segmentasi pasar adalah tindakan mengidentifikasi dan membentuk kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah (Rangkuti, 2005). Segmentasi yang dilakukan

The Old Town White Coffee adalah berdasarkan aspek demografis, aspek psikografis dan aspek perilaku. Segmentasi pasar berdasarkan demografis yaitu keluarga dan remaja, sedangkan segmentasi pasar berdasarkan aspek psikografis terdiri dari kelas sosial dan gaya hidup. Dari kelas sosial, segmen yang dipilih oleh The Old Town White Coffee adalah konsumen dari kalangan menengah dan atas. Perubahan gaya hidup terutama pada kecendrungan masyarakat untuk berkumpul diluar rumah, dan masyarakat tidak memiliki banyak waktu untuk mengelola makanannya sendiri seiring dengan peningkatan aktivitas diluar rumah sehingga mendorong masyarakat untuk mengkonsumsi makanan diluar rumah. Segmentasi pasar berdasarkan perilaku terdiri dari manfaat dimana konsumen mencari manfaat berupa kualitas produk, pelayanan dan kecepatan.

Setelah mengidentifikasi segmentasi pasar langkah selanjutnya yang harus dilakukan oleh The Old Town White Coffee adalah mementukan pasar sasaran. Target pasar The Old Town White Coffee adalah keluarga, remaja, kalangan menengah dan kalangan atas.

Posisi pasar merupakan tahap dimana perusahaan menentukan posisi yang diinginkan oleh pasar. The Old Town White Coffee ingin menempati posisi sebagai restoran yang bernuansa internasional yang memiliki citarasa yang khas pada minuman white coffee dan pelayanan yang memuaskan serta harga yang terjangkau. Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran (Kotler dan Keller,2009). Elemen pada bauran pemasaran terdiri dari semua variabel yang bisa dikontrol dan dipakai untukmemuaskan konsumen sasaran, selain itu digunakan produsen untuk mempengaruhi sikap dan tindakan konsumen.

1. Produk (Product)

Strategi produk merupakan strategi yang paling penting untuk dikembangkan karena produk The Old Town White Coffee inilah yang dinikmati dan dimanfaatkan secara langsung oleh konsumen. Produk yang menjadi andalan adalah nasi lemak dan

White Coffee. Menu andalan tersebut memiliki rasa yang berbeda dengan menu sejenis pada restoran lainnya karena diolah dengan cara yang khas. Selain itu, agar pelanggan tidak bosan The Old Town White Coffee memiliki produk yang bervariasi seperti campuran makan tradisional dengan masakan oriental dan continental.

Gambar

Tabel 1 Perkembangan volume dan nilai ekspor kopi di Indonesia tahun 2009-2013
Tabel 2 Perkembangan  restoran dan rumah makan di Kota Bogor
Gambar  1 Perbandingan pendapatan Old Town White Coffee tahun 2013 dan 2014
Gambar  2 Kerangka Pemikiran Operasional
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bedasarkan kondisi lingkungan eksternal dan internal Surya Hotel & Cottages maka pilihan strategi yang tepat untuk Surya Hotel & Cottages adalah integrasi

Penelitian ini bertujuan menganalisis strategi pemasaran yang telah diterapkan oleh Rumah Cup∙Cakes & BBQ, men ganalisis kondisi lingkungan internal dan

Dari analisa lingkungan eksternal dan internal dapat diketahui strategi yang tepat untuk perusahaan kripik tempe abadi adalah strategi penetrasi pasar dan strategi perluasan

Muhammad (2008) strategi pertumbuhan dapat dibedakan, yaitu pengembangan pasar, penetrasi pasar, pengembangan produk, integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi

Studi ini memfokuskan pada permasalahan bagaimana posisi perusahaan terhadap lingkungan internal dan lingkungan eksternal serta strategi pemasaran apa yang tepat diterapkan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, yang pertama, Faktor lingkungan internal meliputi produk, promosi harga dan distribusi yang mempengaruhi strategi

Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu: (1) Untuk mengidentifikasi strategi pemasaran yang dilakukan oleh Coruca Coffee Shop melalui analisis lingkungan internal dan eksternal,

pendapatan dan tantangan (threats) yaitu segala sesuatu yang dapat menghambat kinerja perusahaan. Analisis yang menggunakan faktor eksternal dan internal ini disebut