• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS STRATEGI BERSAING CAFE THE COFFEE TOWN DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN BISNIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS STRATEGI BERSAING CAFE THE COFFEE TOWN DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN BISNIS"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan pada Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh:

ADE PUTRI AYU PURBA 150907045

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2019

(2)

ABSTRAK

ANALISIS STRATEGI BERSAING CAFE THE COFFEE TOWN DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN BISNIS

Nama : Ade Putri Ayu Purba

NIM : 150907045

Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Nicholas Marpaung, S.AB, M.Si

Pentingnya suatu strategi dalam mengahadapi persaingan bisnis.

Strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai tujuan. Mengahadapi persaingan, pelaku bisnis membutuhkan suatu strategi yang terpadu yang dapat mengantisipasi dampak dari suatu kejadian dan mampu bertindak proaktif atau inovatif untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan bersaing. Kemampuan untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan bersaing dapat dilakukan antara lain dengan menetapkan stategi bisnis yang tepat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi yang digunakan Cafe The Coffee Town dalam dalam menjalankan usahanya agar dapat bertahan dalam menghadapi persaingan bisnis. Penelitian ini juga menganalisis strategi alternatif yang dapat diambil Cafe The Coffee Town sebagai pendukung strategi yang ada.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Kemudian, teknik analisis data menggunakan analisis SWOT untuk mencari strategi alternatif apa yang tepat digunakan Cafe The Coffe Town.

Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa strategi yang digunakan Cafe The Coffee Town dalam menghadapi persaingan bisnis adalah dengan menggunakan strategi kompetitif/Strategi bisnis untuk menciptakan keunggulan bersaing dan menjadi tindakan dinamis untuk memberi respons terhadap kekuatan-kekuatan internal dan eksternal. Pengimplementasian strategi terlaksana dengan baik untuk meningkatkan kualitas Cafe dalam mengahdapi persaingan bisnis.

Kata Kunci: Strategi Bisnis, Manajemen Strategi, Strategi, Analisis SWOT

(3)

COFFEE TOWN IN THE FACE OF BUSINESS COMPETITION

Name : Ade Putri Ayu Purba

Student ID Number : 150907045

Department : Business Administration Faculty : Social and Political Sciences Supervisor : Nicholas Marpaung, S.AB, M.Si

The importance of a face up to strategy in business competition. The strategy is a very important tool to achieve a goal. Face up to competition, businesses need an integrated strategy that can anticipate the impact of an event and is able to act proactive or innovative to maintain and enhance the capabilities of competing. The ability to maintain and improve the ability to compete may be made among others by setting the right strategy for the business.

This research aims to know the strategies used Cafe The Coffee Town in running its business in order to survive in the face of business competition. The study also analyzes the alternative strategies that can be taken Cafe The Coffee Town as supporting existing strategies.

The methods used in this research is descriptive qualitative approach method. Data collection techniques are used were interviews, observation, and documentation. Later, the technique of data analysis using SWOT analysis to find alternative strategies is right used Cafe The Coffee Town.

The results of this study explained that strategies used Cafe The Coffee Town in the face of business competition is to use competitive strategy/business strategy to create competitive advantage and become dynamic actions for giving response to forces both internal and external. Implementation strategies to be implemented to improve the quality of business competition edge in the Cafe.

Keywords: Business Strategies, Management Strategies, Strategies, SWOT Analysis (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats)

(4)

Puji Syukur kehadirat Tuhan Ynag Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya yang selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Strategi Bersaing Cafe The Coffee Town Dalam Menghadapi Persaingan Bisnis (studi kasus pada Cafe The Coffee Town Ngumban Surbakti Medan).

Adapun skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana (S-I) pada Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Dalam pengerjaan Skripsi ini tentunya penulis menyadari bahwa banyak pihak yang ikut membantu saat penulis mendapi kesulitan, namun karena tidak terlepas dari bantuan, dukungan, arahan dan juga bimbingan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, M.A, selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Beti Nasution, M.Si selaku Sekretaris Program Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

(5)

hingga selesai.

6. Ibu Feby Aulia Safrin, S.AB, M.A, selaku Dosen Penguji yang memberikan masukan dan juga dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Ibu Siswati Saragi, S.Sos, M.SP dan Bapak Ahmad Farid, S.H selaku Staf Administrasi Program Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

8. Seluruh Staf Pengajar atau Dosen di Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis.

9. Bapak Ir. Parulian Simbolon selaku Pemilik Usaha Cafe The Coffee Town, Manager Cafe kak Merry Sembiring, para pegawai, dan konsumen yang sudah bersedia membantu penulis dalam menyelesaikan Skripsi.

10. Kedua Orang Tua penulis, Ayah tercinta R. Purba dan Mama tercinta M.

Br Saragih yang keduanya menjadi orang tua terbaik, yang membuat penulis selalu merasa dikelilingi oleh cinta dan kasih sayang setiap harinya, yang tiada hentinya memberikan dukungan baik dalam doa, perhatian, dorongan semangat dan motivasi yang sangat berarti kepada penulis.

11. Kedua kakak tercinta Kakak penulis Yenchiana Purba, beserta kakak ipar Alex Simanjuntak, Unitra Purba dan abang tercinta Roberto Purba yang selalu memberikan dukungan, baik dalam doa, perhatian, semangat hingga sampai selesainya skripsi ini.

(6)

Hasugian yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.

Untuk sahabat penulis Sepria Saragih (Tungau), dan Dita Juliana Tarigan (sanina) yang selalu bersama selama perkuliahan dan pengerjaan skripsi, begitu juga dengan Rika Chairani Sembiring, Redia Veronika Sijabat, Invianna Siregar, Vina Yonika Sembiring, Jekki Amran Saragih, Annie Royani Saragih, Wika Cipriana Purba, Lestari Napitu, dan juga saudara/i penulis di Oriflame yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang mendukung penulis baik dari segi doa, semangat, perhatian, dukungan dan dorongan agar penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

13. Teman-teman bimbingan skripsi penulis, Nona Nada Damanik, Indah, Nazmah, Yohana, Suryani, Bonusta, dan lainnya yang tidak bisa penulis sebut satu persatu. Sukses selalu, semangat terus teman-teman.

14. Teman-teman sekelas penulis di kelas A jurusan Ilmu administrasi Bisnis.

Senang bisa mengenal kalian semua. Semangat dan terus berjuang.

15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang dengan tulus ikhlas memberikan doa dan dukungan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih karena tanpa kalian, penulis tidak bisa melewati semua ini dengan sendirian. Semoga amal baik kalian mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa.

(7)

yang ada dalam skripsi ini. Oleh sebab itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak yang membaca laporan ini. Untuk penulis mengucapkan terimakasih.

Medan, Agustus 2019 Penulis,

Ade Putri Ayu Purba

(8)

Halaman

ABSTRAK...i

ABSTRACKT ...ii

KATA PENGANTAR...iii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Batasan Masalah ... 7

1.4 Tujuan Penelitian ... 8

1.5 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KERANGKA TEORI ... 9

2.1 Strategi ... 9

2.1.1 Pengertian Strategi ... 9

2.1.2 Tipe-Tipe Strategi ... 10

2.1.3 Tingkatan Strategi ... 11

2.2 Manajemen Strategi ... 16

2.3 Keunggulan Bersaing ... 17

2.3.1 Pengertian Keunggulan Bersaing ... 17

2.3.2 Konsep Bersaing dalam Persaingan ... 18

2.4 Analisis SWOT ... 19

2.4.1 Pengertian Analisis SWOT ... 19

2.4.2 Analisis SWOT sebagai Alat Formulasi Strategi ... 22

2.4.3 Analisis Lingkungan Internal ... 22

2.4.4 Analisis Lingkungan Eksternal ... 25

2.5 Definisi UKM ... 27

2.6 Penelitian Terdahulu ... 29

2.7 Kerangka Pemikiran ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

3.1 Bentuk Penelitian ... 34

3.2. Lokasi Penelitian ... 35

3.3 Sumber Data ... 35

3.4 Penentuan Informan Penelitian ... 36

3.4.1 Informan Penelitian ... 36

3.4.2 Teknik Penentuan Informan Penelitian ... 37

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 39

3.6 Teknik Analisis Data ... 39

3.6.1 Analisis Deskriptif ... 40

3.6.2 Analisis SWOT ... 40

(9)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 42

4.1.1 Sejarah Cafe The Coffee Town ... 42

4.1.2 Logo Cafe The Coffee Town ... 43

4.1.3 Struktur Organisasi ... 43

4.1 Penyaji Data ... 44

4.2.1 Cafe The Coffee Town sebagai Usaha Kecil Menengah (UKM ... 45

4.2.2 Strategi bersaing yang digunakan Cafe The Coffee Town dalam menghadapi persaingan bisnis ... 46

4.2.3 Analisis Lingkungan Internal ... 47

4.2.4 Analisis Lingkungan Eksternal ... 50

4.2.5 Analisis SWOT ... 52

4.3 Pembahasan ... 55

4.3.1 Strategi bersaing yang digunakan Cafe The Coffe Town dalam menghadapi persaingan bisnis ... 56

4.3.2 Analisis Matriks SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) ... 58

BAB V PENUTUP ... 65

5.1 Kesimpulan ... 65

5.2 Saran ... 66 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(10)

Halaman

Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah UKM tahun 2010-2011 ... 4

Tabel 1.2 Daftar Cafe di Kota Sumatera utara ... 5

Tabel 1.3 Daftar Pesaing ... 6

Tabel 3.1 Matriks SWOT ... 40

Tabel 4.1 Informan Kunci ... 44

Tabel 4.2 Informan Utama ... 44

Tabel 4.3 Informan Tambahan ... 44

Tabel 4.4 Matriks SWOT Cafe The Coffee Town ... 59

(11)

Halaman Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 33 Gambar 4.1 Logo Cafe The Coffee Town ... 43 Gambar 4.2 Struktur Organisasi Cafe The Coffee Town ... 43

(12)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi seperti sekarang ini, dunia bisnis mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal tersebut membuat persaingan antar bisnis semakin lama menjadi semakin ketat. Situasi seperti ini menuntut para pelaku bisnis untuk merumuskan sekaligus menerapkan strategi-strategi bisnis agar tidak hanya dapat bertahan dan mengembangkan bisnis yang dijalani namun juga dapat bersaing dalam merebut dan mengusai pangsa pasar yang ada, untuk itu strategi menjadi kunci dari pencapaian keunggulan bersaing dan keberhasilan sebuah bisnis.

Strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai tujuan (Rangkuti, 2014). Sedangkan menurut Pearce dan Robinson (2008) Strategi adalah rencana manajer yang berskala besar dan berorientasi kepada masa depan untuk berinteraksi dengan lingkungan persaingan guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan. Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa suatu strategi merupakan rencana jangka panjang dilakukan perusahaan untuk mencapai tujuan dengan memperhatikan lingkungan perusahaan baik secara internal maupun eksternal untuk memperoleh keunggulan bersaing. Mengahadapi persaingan, pelaku bisnis membutuhkan suatu strategi yang terpadu yang dapat mengantisipasi dampak dari suatu kejadian dan mampu bertindak proaktif atau inovatif untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan bersaing.

Kemampuan untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan bersaing dapat dilakukan antara lain dengan menetapkan stategi bisnis yang tepat.

(13)

Dalam menghadapi persaingan pasar yang ketat, pembedaan dalam menetapkan kreativitas strategi yang dilakukan pelaku bisnis menjadi suatu keharusan. Keunggulan dasar yang diperoleh pelaku bisnis ketika mampu menerapkan kreativitas strategi yang dilakukan dapat meningkatkan kinerja pemasaran. Perilaku kreatif seseorang dipengaruhi oleh motivasi berkreativitas, kebebasan dan sumber daya manusia. Seseorang akan berperilaku kreatif jika mempunyai motivasi intrinsik tinggi, tertarik, menikmati, dan puas atas tantangan dalam pekerjaannya, dalam hal ini membuat strategi bisnis yang tepat guna.

Dalam memilih strategi keunggulan bersaing yang tepat untuk diterapkan oleh sebuah bisnis, pelaku bisnis perlu melihat situasi dan kondisi pasar serta menilai kedudukan atau posisi usaha bisnis di pasar. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara analisis terhadap lingkungan bisnis baik lingkungan eksternal maupun lingkungan internal, biasanya disebut dengan analisis SWOT. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengidentifikasi peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang berasal dari lingkungan eksternal bisnis serta mengidentifikasi kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) yang berasal dari lingkungan internal bisnis. Saat ini, salah satu persaingan bisnis terjadi sangat ketat pada bisnis yang bergerak dibidang kuliner. Hal ini dikarenakan pesatnya perkembangan bisnis pada bidang kuliner diberbagai kota termasuk di Kota Medan.

Berdasarkan data dari Wikipedia, Kota Medan adalah Ibu kota provinsi Sumatera Utara. Kota ini merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Kota Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dan sebagai pintu gerbang bagi para wisatawan untuk menuju objek

(14)

wisata Berastagi di daerah dataran tinggi Karo, objek wisata Oragutan di Bukit Lawang dan Danau Toba. Kota Medan juga sebagai daerah pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka. Kota Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri (ekspor-impor). Posisi geografis Kota Medan telah mendorong perkembangan kota dalam pertumbuhan secara fisik yaitu daerah Belawan dan Kota Medan. Kehadiran Kota Medan sebagai suatu bentuk kota memiliki proses perjalanan sejarah yang panjang dan kompleks. Hal ini dibuktikan dengan perkembangan daerah yang disebut dengan ―Kota medan‖

yang menuju pada bentuk kota Metropolitan. Sebagai hari lahir Kota Medan adalah 1 Juli 1590 sampai saat ini usia Kota Medan tercapai 429 tahun.

Dari sekian banyak jumlah penduduk di Kota Medan, sebagian orang memilih berbisinis dibidang kuliner khususnya para pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) UMKM merupakan usaha produktif milik orang perorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana dibatasi di dalam undang-undang. Pemberdayaan Usaha UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dan mengerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan.

(15)

Tabel 1.1

Perkembangan Jumlah UMKM Menurut Sektor Ekonomi Tahun 2013-2017

PROVINSI Jumlah (unit)

2013 2014 2015 2016 2017

SumateraUtara 2.823.210 2.855.399 2.855.594 2.855.847 2.857.124 Sumber : Dinas Koperasi Sumut 2018

Tabel 1.1 Menurut Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Utara menunjukkan perkembangan jumlah usaha UMKM menurut sektor ekonomi tahun 2013-2017. Eksistensi dan peran UMKM pertumbuhannya sangat diperhatikan oleh pemerintah karena pertumbuhannya dari tahun ke tahun yang semakin meningkat, pencapaian untuk pengembangan Wirausahawan UMKM sebesar 50.47% di berbagai kegiatan dan pelatihan bagi UMKM di Sumatera Utara. Hal demikian akan mengurangi tingkat kemiskinan dalam perkembangan nasional.

Data Perencanaan Pembangunan Nasional, badan statistik memprediksi jumlah pelaku usaha mikro kecil, menengah (UMKM), Cafe sering dijadikan orang sebagai tempat nongkrong karena lokasinya yang startegis, sehingga sebagai tempat yang nyaman untuk menghabiskan waktu sambil ngobrol, memperluas jaringan pertemanan, mengerjakan tugas atau berdiskusi tentang topik-topik yang akan dibahas, tempat berkumpul sebuah keluarga atau kerabat, bahkan bisa dijadikan tempat meeting bagi para pekerja atau pengusaha dalam membicarakan pekerjaannya, dan masih banyak juga di lakukan oleh orang-orang di Cafe, oleh karena itu perkembangan Cafe sangat pesat di Kota Medan.

(16)

Berdasarkan Data Dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah usaha rumah makan atau Restoran berskala Menengah dan Besar di Sumatera Utara yaitu:

Tabel 1.2

Jumlah Usaha Restoran/Rumah Makan menurut Provinsi tahun 2010 PROVINSI JUMLAH USAHA PRESENTASE (%)

Sumatera Utara 167 5.7 %

Sumber : Badan Pusat Statistik 2010

Tetapi walaupun banyak juga Cafe di Kota Medan ada juga Cafe yang tidak dapat bertahan lama dalam menjalankan kegiatan usahanya karena kurang tepatnya startegi bisnis yang dilakukan. Oleh karena itu pengusaha dituntut untuk dapat menjalankan usahanya dengan strategi bisnis yang tepat untuk mempertahankan kelangsungan usahanya dari tahun ke tahun.

Cafe The Coffee Town yang berada di Jl. Ngumban Surbakti, Medan Selayang, di Kota Medan yang merupakan salah satu bisnis Usaha Menengah dibidang kuliner dengan nuansa modern yang mampu menyajikan berbagai macam menu makanan, walaupun namanya Coffee tetapi bisnis ini lebih bergerak pada bidang kuliner karena banyak jenis atau varian makanan di Menu Cafe ini dan juga jenis minuman-minuman rasa di Menu yang ditawarkan Cafe The Coffee Town. Berbagai macam strategi telah diterapkan pada Cafe The Coffee Town untuk dapat merebut dan menarik perhatian pelanggan serta dapat mengimbangi persaingan yang cukup ketat dalam dunia bisnis, mulai dari tempat yang bernuansakan modern yang memberikan kesan mewah, pelayanan yang sifatnya dapat memuaskan pelanggan untuk mendapatkan loyalitas pelanggan, serta cita rasa makanan yang baik.

(17)

Tidak cukup sampai disini saja, saat ini Cafe The Coffee Town lebih menekankan pada strategi kualitas produk, inovasi tempat dan mempertahankan cita rasa makanan, dan selalu berusaha membuat para pengunjung nyaman melalui fasilitas-fasilitas yang diberikan kepada pengunjung cafe serta menyajikan live music setiap harinya. Meskipun Cafe The Coffee Town berusaha memberikan yang terbaik untuk pelanggan.

Tetapi lokasi dan tempat berdirinya usaha bisnis ini tidak terlepas dengan persaingan dari beberapa Cafe yang serupa atau sama yang ada di sekitaran Cafe tersebut yaitu:

Tabel 1.3

Daftar Nama Pesaing Cafe

No Nama Cafe

1 Cafe D’Roez

2 Cafe My Burger Coffee 3 Kedai Rilex

4 Kedai KR 59

Untuk dapat mempertahankan bisnis serta mengadapi tantangan persaingan perlu diterapkan strategi yang paling tepat agar Cafe The Coffee Town dapat bertahan ditengah persaingan, harus dilihat dari kondisi perusahaan yaitu dengan menganalisis faktor internal dan eksternal perusahaan tersebut. Menurut Situmorang (2012:344), faktor internal meliputi kekuatan (strength) yaitu segala sesuatu yang menjadi keunggulan bagi suatu perusahaan, dan kelemahan (weakness) yaitu segala sesuatu yang menjadi kelemahan perusahaan. Faktor eksternal meliputi peluang (opportunities) yaitu segala sesuatu yang bisa dimanfaatkan oleh perusahaan sebagai kesempatan untuk meningkatkan

(18)

pendapatan dan tantangan (threats) yaitu segala sesuatu yang dapat menghambat kinerja perusahaan. Analisis yang menggunakan faktor eksternal dan internal ini disebut dengan anaisis SWOT.

Analisis SWOT digunakan antara lain untuk menetapkan strategi perusahaan/usaha dalam upaya mencapai tujuan dan agar dapat bersaing dari kompetitor yang ada di dalam suatu bisnis sejenis. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai ―Analisis Strategi Bersaing Pada aofe The Coffee Town dalam menghadapi persaingan Bisnis‖.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah ―Strategi apa yang diterapkan di Cafe The Coffee Town dalam menjalankan usahanya agar dapat bertahan dalam menghadapi persaingan bisnis?‖

1.3 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah untuk menghindari adanya penyimpangan ataupun pelebaran pokok permasalahan, agar penelitian ini lebih terarah dan memudahkan dalam pembahasan, sehingga tujuan penelitian dapat tercapai. Penelitian ini difokuskan pada identifikasi faktor internal dan identifikasi faktor eksternal dari Cafe The Coffee Town Medan agar dapat menganilis strategi bisnis yang tepat untuk diterapkan di Cafe The Coffee Town Medan.

(19)

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah dijabarkan diatas maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Strategi apa yang diterapkan di Cafe The Coffee Town dalam menjalankan usahanya agar dapat bertahan dalam menghadapi persaingan bisnis

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Adapun manfaat yang diharapkan oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini antara lain:

1) Bagi Penulis

Untuk menambah pengetahuan dan pemahaman tentang analisis SWOT dalam penentuan strategi bersaing pada bisnis kuliner, khususnya pada Cafe The Coffe Town.

2) Bagi Perusahaan (Cafe The Coffee Town Medan)

Sebagai referensi dan bahan pertimbangan dalam menganalisis penentuan strategi bersaing dengan menggunakan analisis SWOT.

3) Bagi Program Studi

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman, refrensi, atau masukan serta perbandingan untuk penelitian selanjutnya dalam permasalahan atau bidang kajian yang sama dan mengembangkan di masa yang akan datang.

(20)

KERANGKA TEORI

2.1 Strategi

2.1.1 Pengertian Strategi

Menurut Anthony, Parrewe, dan Kacmar (1999) Strategi adalah sebagai formulasi misi dan tujuan organisasi, termasuk didalamnya adalah rencana aksi (action plans) untuk mencapai tujuan tersebut dengan secara eksplisit mempertimbangkan kondisi persaingan dan pengaruh-pengaruh kekuatan dari luar organisasi yang secara langsung atau tidak berpengaruh terhadap kelangsungan organisasi. Menurut Tjiptono (2006), strategi merupakan sekumpulan cara secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, sebuah rencana dalam kurun waktu tertentu. Menurut David (2004) Strategi adalah cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis bisa berupa perluasan geografis, diversifikasi, akusisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, rasionalisasi karyawan, divestasi, likuidasi, dan joint venture.

Menurut Tjiptono (2008) menjelaskan strategi dapat didefinisikan berdasarkan dua perspektif yang berbeda, yaitu dari perspektif apa yang satu organisasi ingin lakukan, dan dari perspektif apa yang organisasi akhirnya lakukan. Dari pengertian tersebut, maka ditariklah kesimpulan bahwa strategi merupakan proses perencanaan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan atau seseorang dengan dengan bahan pertimbangan berupa faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan untuk mencapai sasaran yang dinginkan sehingga mampu unggul dari pesaingnya.

(21)

Proses strategi mewujudkan pendekatan ini untuk mengambil keputusan.

Hal tersebut mempresentasikan pendekatan yang logis, sistematis, dan objektif untuk menentukan arah perusahaan di masa yang akan datang. Hal ini membuat para penyusun strategi tidak dapat hanya menggunakan instuisi saja dalam memilih diantara berbagai alternatif tindakan. Para penyusun strategi yang sukses memikirkan bisnis mereka, posisi mereka bersama bisnis, dan apa yang mereka inginkan sebagai sebuah organisasi dan kemudian mengimplementasikan program-program yang ingin dicapai dalam sebuah bisnis.

2.1.2 Tipe-Tipe Strategi

Menurut Rangkuti (2015:6), pada prinsipnya strategi dapat dikelompokkan berdasarkan tiga tipe strategi yaitu:

1. Strategi Manajemen

Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro. Misalnya, strategi pengembangan produk, strategi penetapan harga, strategi akuisisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan, dan sebagainya.

2. Strategi Investasi

Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi. Misalnya, apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi divestasi, dan sebagainya.

3. Staregi Bisnis

Strategi bisnis ini sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya

(22)

strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan.

2.1.3 Tingkatan Strategi

Menurut Robbins dan Coulter (2016: 253), terdapat tiga tingkatan strategi dalam organisasi, yaitu strategi korporat, strategi kompetitif, dan strategi fungsional.

1. Strategi Korporat

Menurut Robbins dan Coulter (2016:253), strategi korporat adalah strategi organisasi yang menspesifikasi bisnis apa yang akan digeluti atau yang ingin digeluti dan apa yang ingin dilakukan perusahaan dengan bisnis ini. Ini didasarkan pada misi dan tujuan organisasi serta peranan yang akan dimainkan setiap unit bisnis organisasi. Bagian lain dari strategi korporat adalah ketika manajer puncak memutuskan apa yang akan dilakukan dengan bisnis-bisnis tersebut:

mengembangkan, mempertahankan, atau memperbaharui mereka. Tiga jenis utama strategi korporat adalah pertumbuhan, stabilitas, dan pembaharuan.

a. Strategi Pertumbuhan

Menurut Robbins dan Coulter (2016: 253), strategi pertumbuhan adalah strategi korporasi yang digunakan ketika sebuah organisasi ingin mengembangkan jumlah pasar yang dilayani atau produk yang ditawarkan, baik dengan bisnis yang sudah ada saat ini maupun melalui bisnis baru. Karena strategi pertumbuhannya, sebuah organisasi dapat meningkatkan pendapatannya, jumlah karyawan, atau pangsa pasar. Organisasi tumbuh dengan menggunakan konsentrasi, integrasivertikal, integrasi horizontal, atau diversifikasi.

(23)

Strategi pertumbuhan menurut Kuncoro (2006:127) adalah bagaimana menggerakkan organisasi ke depan. Bergerak ke depan berarti manajer stratejik perusahaan berharap meningkatkan level operasinya, yakni tumbuh lebih cepat.

Caranya adalah dengan melihat bermacam strategi pertumbuhan perusahaan dan memilih salah satu atau lebih yang mendekati karakteristik dan sasaran organisasi pada situasi tertentu.

b. Strategi Bertahan/Strategi Stabilitas

Menurut Robbins dan Coulter (2016:254) strategi stabilitas adalah strategi korporat di mana organisasi tetap melakukan apa yang sedang dilakukansaat ini. Contoh strategi ini termasuk terus melayani klien yang sama dengan menawarkan produk atau layanan yang sama, mempertahankan pangsa pasar, dan menjaga operasi bisnis organisasi saat ini. Dengan jenis strategi ini, organisasi tidak bertumbuh, tetapi tidak juga tertinggal di belakang. Sedangkan menurut Kuncoro (2006:127), strategi stabilitas adalah strategi di mana organisasi mempertahankan ukuran organisasinya dan level operasi bisnisnya sekarang.

c. Strategi Pembaharuan

Menurut Robbins dan Coulter (2016:254), strategi pembaharuan adalah strategi yang digunakan untuk mengatasi kinerja yang menurun. Ada dua jenis utama strategi pembaharuan: strategi pengurangan biaya serta strategi pemutar balikan. Strategi pengurangan biaya adalah strategi pembaharuan jangka pendek yang digunakan untuk masalah kinerja minor. Jenis strategi ini membantu organisasi menstabilisasi operasi, mendayagunakan sumber daya dan kapabilitas perusahaan, serta mempersiapkan untuk bisa bersaing kembali. Apabila masalah yang dihadapi organisasi semakin serius, tindakan yang lebih drastis strategi

(24)

pemutar balikan akan diperlukan. Manajer akan melakukan dua hal dalam strategi pengurangan biaya dan pemutarbalikan: memangkas biaya dan merestrukturisasi operasi organisasi. Namun, dalam strategi pemutar balikan, ukurannya jauh lebih ekstensif ketimbang dalam strategi pengurangan biaya.

Sedangkan menurut Kuncoro (2006:128), organisasi sering mengalami penurunan terhadap kinerja dan tujuan strategi. Jelas terlihat disini bahwa manajer tidak melakukan pekerjaannya secara efektif dan tidak berhasil mengembangkan atau mengeksploitasi keunggulan kompetitif yang berkesinambungan. Sesuatu harus segera dilakukan untuk mengatasi masalah penurunan kinerja ini, atau organisasi tidak akan bisa bertahan. Strategi yang digunakan untuk mengatasi masalah dalam organisasi seperti ini adalah strategi pembaharuan.

2. Strategi Kompetitif/Strategi Bisnis

Menurut Robbins dan Coulter (2016:255) Strategi kompetitif/ Startegi bisnis adalah strategi tentang bagaimana organisasi akan bersaing dalam bisnisnya. Bagi organisasi kecil yang hanya berkecimpung dalam satu lini bisnis atau organisasi besar yang belum terdiversifikasi dalam berbagai produk atau pasar, strategi kompetitif menggambarkan bagaimana organisasi tersebut akan bersaing di pasar primer atau utamanya. Namun, bagi organisasi yang berkecimpung dalam berbagai bisnis, setiap bisnis mempunyai strategi kompetitifnya sendiri yang mendefinisikan keunggulan kompetitifnya, produk atau jasa yang ditawarkan, pelanggan yang ingin dijangkaunya, dan semacamnya.

Apabila organisasi bergerak dalam beberapa bisnis yang berbeda, bisnis tunggal yang bersifat independen dan memformulasikan strategi kompetitifnya sendiri tersebut seringkali disebut unit bisnis strategis.

(25)

Menurut Rangkuti (2015:13), perusahaan yang menghasilkan berbagai jenis produk akan bersaing di berbagai tingkatan bisnis atau pasar. Dengan demikian, strategi bisnisnya dapat ditekankan pada Strategic Business Units (SBU), Strategic Business Groups, Strategic Business Segments, Natural Business Unit atau Product Market Units (PMU). Abel dan Hammond dan Rangkuti (2015:13) mengungkapkan, pada prinsipnya Strategic Business Units memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Memiliki misi dan strategi.

b. Menghasilkan produk atau jasa yang berkaitan dengan misi dan strategi.

c. Menghasilkan produk atau jasa secara spesifik.

d. Bersaing dengan pesaing yang telah diketahui dengan jelas

Seperti yang dikemukakan oleh Rangkuti (2015:13), konsep strategi berkembang mulai dari sekadar alat untuk mencapai tujuan kemudian berkembang menjadi alat menciptakan keunggulan bersaing dan selanjutnya menjadi tindakan dinamis untuk memberi respons terhadap kekuatan-kekuatan internal dan eksternal sampai menjadi alat untuk memberikan kekuatan motivasi kepada stakeholder agar perusahaan tersebut dapat memberikan kontribusi secara optimal. Menjelang akhir abad ke-20, konsep strategi berubah menjadi pemahaman keinginan konsumen di masa yang akan datang dengan memperhatikan konsep dinamik dan pengembangan perencanaan strategis untuk merebut peluang dengan menggunakan konsep Kompetensi Inti.

Rangkuti (2015:13) mengutip dari Hamel (1995) konsep Kompetensi Inti adalah sekumpulan keterampilan dan teknologi dan bukan satu keterampilan atau teknologi yang berdiri sendiri. Persaingan perusahaan adalah perlombaan untuk

(26)

memahirkan kompetensi serta untuk memperoleh posisi pasar dan pengaruh pasar.Untuk memiliki kompetensi inti, perusahaan harus memiliki tiga kriteria:

a. Nilai bagi pelanggan (customer perceived value), yaitu keterampilan yang memungkinkan suatu perusahaan menyampaikan manfaat yang fundamental kepada pelanggan.

b. Diferensiasi bersaing (competitor differentiation), yaitu kemampuan yang unik dari segi daya saing. Jadi, ada perbedaan antara kompetensi yang diperlukan (necessary) dan kompetensi sebagai inti jika dia ada di mana- mana atau dengan kata lain mudah ditiru oleh pesaing.

c. Dapat diperluas (extendability). Karena kompetensi ini merupakan pintu gerbang menuju pasar masa depan, kompetensi ini harus memenuhi kriteria manfaat bagi para pelanggan dan keunikan bersaing. Selain itu, kompetensi inti harus dapat diperluas sesuai dengan keinginan konsumen masa depan.

Dengan demikian, kompetensi tidak menjadi usang meskipun kompetensi inti mungkin saja kehilangan nilainya sepanjang waktu.

3. Strategi Fungsional

Menurut Rangkuti (2015:14) Strategi yang dirumuskan bersifat lebih spesifik tergantung pada kegiatan fungsional manajemen. Jika di tingkat perusahaan telah menetapkan suatu strategi untuk membuat unit kegiatan baru ditingkat unit bisnis, misalnya unit pembelian, strategi fungsional yang disusun mengacu pada semua kegiatan pembelian, seperti membuat strategi penetapan harga standar berdasarkan persentase margin keuntungan tertentu untuk masing- masing jenis barang yang dibeli. Strategi pengendalian kualitas barang yang dibeli

(27)

juga dapat dilakukan atau bahkan diserahkan kepada pemasok yang sudah diseleksi secara ketat.

2.2 Manajemen Strategi

Menurut Amirullah (2015:5) manajemen strategi terbentuk dari 2 kata yaitu manajemen dan strategi, dimana manajemen strategi merupakan ilmu dalam membuat (formulating) menerapkan dan mengevaluasi keputusan-keputusan strategi antar fungsi-fungsi manajemen yang memungkinkan sebuah organisasi mempunyai tujuan yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan dimana organisasi itu berada. Dalam hal ini manajemen strategi mencakup aliran keputusan, cara-cara membentuk strategi, membuat keputusan desain serta program perusahaan dan mengembangkan strategi-strategi yang efektif.

David (2009:5) mendefinisikan manajemen strategis sebagai seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas-fungsional yang memampukan sebuah organisasi mencapai tujuannya. Manajemen strategis berfokus pada usaha untuk mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasional.

Dengan demikian, manajemen strategi adalah suatu tindakan manajerial yang mencoba untuk mengembangkan potensi perusahaan didalam mengeksploitasi peluang bisnis yang muncul guna mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan berdasarkan misi perusahaan. Implikasi dari pengertian tersebut adalah perusahaan berusaha meminimalkan kekurangan (kelemahan), dan

(28)

berusaha melakukan adaptasi dengan lingkungan sekitar baik mikro maupun makro.

2.3 Keunggulan Bersaing

2.3.1 Pengertian Keunggulan Bersaing

Menurut Kotler (2001: 95) pengertian keunggulan bersaing yaitu:

―Keunggulan atas pesaing yang didapatkan dengan menyampaikan nilai pelanggan yang lebih besar, melalui harga yang lebih murah atau dengan menyediakan lebih banyak manfaat yang sesuai dengan penetapan harga yang lebih tinggi. Selanjutnya David (2009:275) menyatakan bahwa ada tiga tipe pilihan strategi generik yang dapat dilakukan perusahaan untuk memproleh keunggulan bersaing yaitu :

1. Strategi kepemimpinan biaya rendah (the cost of leadership)

Strategi kepemimpinan biaya rendah (the cost of ledership) yaitu serangkaian tindakan integratif yang dirancang untuk memproduksi dan menawarkan barang/jasa pada biaya paling rendah relatif terhadap para pesaing dengan ciri- ciri yang dapat diterima oleh para pelanggan.

2. Strategi Diferensiasi

Strategi diferensiasi yaitu serangkaian tindakan integratif yang dirancang untuk memproduksi dan menawarkan barang/jasa pada pelanggan berbeda dalam hal-hal yang penting dan unik bagi mereka.

3. Strategi Fokus

Strategi fokus yaitu serangkaian tindakan integratif yang dirancang untuk memproduksi dan menawarkan barang/jasa yang melayani kebutuhan segmen persaingan tertentu, produk tertentu untuk pasar tertentu atau pasar wilayah

(29)

geografi tertentu atau biasa disebut ceruk pasar (special product for special segment, or for special market). Perusahaan yang bersaing dalam pasar sasaran yang sama selalu akan berbeda dalam tujuan dan sumber daya nya.

Ada perusahaan yang berukuran kecil, ada perusahaan yang berukuran besar.

2.3.2 Konsep Bersaing dalam Persaingan

Untuk berhasil dalam upaya merebut dan memenangkan persaingan merupakan suatu hal yang memerlukan pemikiran, perencanaan strategis yang matang dan komprehensif. Ada banyak aspek yang terkait dengan usaha memenangkan suatu persaingan (Sunyoto, 2015:5).

Menurut Sunyoto (2015:5), aspek-aspek yang dapat diidentifikasi terkait usaha memenangkan suatu persaingan adalah sebagai berikut:

1. Menentukan apa yang dipersaingkan.

2. Merumuskan tujuan persaingan atau yang akan dipersaingkan.

3. Sasaran strategis dari persaingan.

4. Ruang lingkup persaingan.

5. Waktu persaingan dinyatakan sebagai titik awal persidangan dan kapan usaha atau kegiatan persaingan akan dilakukan atau dimulai.

6. Membuat rencana strategis yang komprehensif dari agenda persaingan.

7. Membuat analisis SWOT (Strengths Weaknesses Opportunities Threaths) lawan persaingan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan lawan serta mengkaji secara kritis potensi dan prospek.

Menurut mudrajad Kuncoro (2005:86) persaingan adalah keadaan ketika organisasi berperang atau berlomba untuk mencapai hasil atau tujuan yang diinginkan seperti konsumen, pangsa pasar, peringkat survei, atau sumber daya

(30)

yang dibutuhkan. Menurut Boyd, dkk (2007:78) setiap analisis lingkungan persaingan harus mempertimbangkan dua daerah penyelidikan utama. Yang pertama adalah struktur indutri dan bagaimana sepak terjang berbagai kekuatan persaingan mempengaruhi kamampuan jangka panjang industri. Yang kedua adalah mengetahui posisi, strategi dan kekuatan dan kelemahan kompetitif dari lawan terdekat perusahaan, yang membantu manajemen untuk secara lebih baik mengantisipasi apa yang akan dilakukan pesaing di masa depan.

Secara umum, konsepsi persaingan adalah adanya kondisi persaingan yang memerlukan suatu sikap dan tindakan yang dirancang secara sistematik berisikan analisis lingkungan, strategi dan kebijakan strategis bersaing untuk mengungguli pihak lain (lawan) untuk mempertahankan, mengambil dan merebut potensi, peluang dan posisi strategis yang akan, sedang, dan telah diambil/direbut oleh pihak lain (lawan) karena berpotensi mengurangi, mempersulit, mengancam, dan membahayakan pangsa pasar, keuntungan, dan prospek pertumbuhan dan pekembangan produk, jasa dan organisasi.

2.4 Analisis SWOT

2.4.1 Pengertian Analisis SWOT

Rangkuti (2015) menjelaskan Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan.

Dengan demikian perencanaan strategis (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang

(31)

dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut analisis situasi.

Model yang paling populer dalam analisis situasi adalah Analisis SWOT.

SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal Strengths dan Weaknesses serta lingkungan eksternal Oppurtunities dan Threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).

Berikut ini merupakan penjelasan dari analisis SWOT (David, 2006:47 yaitu :

1. Kekuatan (strengths)

Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keunggulan-keunggulan lain yang berhubungan dengan para pesaing perusahaan dan kebutuhan pasar yang dapat dilayani oleh perusahaan yang diharapkan dapat dilayani.

Kekuatan adalah kompetisi khusus yang memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan di pasar.

2. Kelemahan (Weakness)

Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan, dan kapabilitas yang secara efektif menghambat kinerja perusahaan. Keterbatasan tersebut dapat berupa fasilitas, sumber daya keuangan, kemampuan manajemen, dan keterampilan pemasaran dapat merupakan sumber dari kelemahan perusahaan.

3. Peluang (Opportunity)

Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Kecendrungan-kecendrungan penting merupakan salah satu

(32)

sumber peluang, seperti perubahan teknologi dan meningkatnya hubungan antara perusahaan dengan pembeli atau pemasok merupakan gambaran peluang bagi perusahaan.

4. Ancaman (Threats)

Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi sekarang atau yang diinginkan perusahaan. Adanya peraturan-peraturan pemerintah yang baru atau yang direvisi dapaat merupakan ancaman bagi kesuksesan perusahaan.

Tujuan fundamental analisis SWOT adalah mengidentifikasi trend, kekuatan dan kondisi yang memiliki dampak potensial pada formulasi dan implementasi strategi pemasaran perusahaan. Ini merupakan langkah penting atas dasar dua alasan. Pertama, setiap perubahan dalam lingkungan eksternal bisa menimbulkan dampak serius pada pasar-pasar sebuah perusahaan. Kedua, langkah ini dapat memberikan peluang untuk menyusun aspek-aspek terpenting untuk dievaluasi.

Alat yang digunakan untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah matrik SWOT. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal perusahaan yang dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan strategi alternatif. Setelah melakukan analisis SWOT, Langkah selanjutnya adalah membuat keputusan strategis yang merupakan fungsi dan tanggung jawab dari semua manajer dan setiap tingkatan, terutama manajer puncak. Keputusan ini akan digunakan sebagai bahan untuk membangun filosofi

(33)

organisasi dan pernyataan misi, membangun sasaran baru dan memilih strategi yang paling tepat.

2.4.2. Analisis SWOT Sebagai Alat Formulasi Strategi

Analisis SWOT adalah identifikasi sebagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats).

Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian, perencana strategi harus menganalisis faktor-faktor strategi perusahaan dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi. Model yang paling popular untuk analisis situasi ini adalah analisis SWOT. Penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal.

Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT.

2.4.3 Analisis Lingkungan Internal

Menurut Fred (2012:190) terdapat 6 kekuatan internal utama yang mempengaruhi suatu lingkungan internal perusahaan yaitu :

1. Manajemen

Fungsi Manajemen (functions of Management) terdiri dari 5 aktivitas pokok yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, penempatan staf, dan pengontrolan.

2. Pemasaran

Pemasaran dapat dideskripsikan sebagi proses pendefinisian, penagntisipasian, penciptaan, serta pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen akan produk

(34)

dan jasa. Cakupan kegiatan pemasaran ditentukan oleh konsep pemasaran yang disebut bauran pemasaran.jasa terdapat 7 elemen pemasaran yaitu:

1. Product

Produk merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai manfaat kepada konsumen. Yang perlu diperhatikan daalm produk adalah konsumen tidak hanya membeli fisik dari produk itu saja tetapi membeli benefit dan value dari produk tersebut yang disebut the offe.

2. Price

Strategi penentuan harga sangat signifikan dalam pemberian value kepada konsumen dan mempengaruhi image produk, serta kepuasan konsumen untuk membeli.

3. Place

Tempat dalam service merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran distribusi. Dalam halini berhubungan dengan bagaimana cara penyampaian jasa kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategis.

4. Promotion

Yang perlu diperhatikan dalam promosi adalah pemilihan bauran promosi.

Promotion mix terdiri dari advertising, personal selling, sales promotion, public relation, word of mouth, dan direct mail.

5. People

Dalam hubungannya dengan pemasaran jasa, maka orang berfungsi sebagai service provider sangat mempengaruhi kualitas jasa yang

(35)

diberikan. Keputusan daalm orang ini berarti sehubungan dengan seleksi, trainning, motivasi, dan manajemen sumber daya manusia.

6. Bukti Fisik (Physical Evidence)

Bukti fisik jasa mencakup semua hal yang tangible berkenaan dengan sesuatu jasa seperti brosur, kartu bisnis, format laporan, dan peralatan.

7. Proses

Proses merupakan gabungan semua aktivitas, umumnya terdiri dari prosedur, jadwal pekerjaan, mekanisme, aktivitas dan hal-hal rutin, dimana jasa dihasilkan dan disampaikan kepada konsumen.

3. Keuangan/Akuntansi

Menentukan kekuatan dan kelemahan keuangan suatu organisasi sangat penting untuk merumuskan strategi efektif. Faktor keuangan sering mengubah strategi yang ada dan menggeser rencana penerapan.

4. Produksi/Operasi

Fungsi produksi/operasi suatu bisnis mencakup semua aktivitas yang mengubah input menjadi barang atau jasa. Manajemen produksi/operasi menangani input, transformasi, dan output yang bearagam dari satu insdustri dan pasar ke industri dan pasar yang lain.

5. Penelitian dan Pengembangan

Area operasi internal kelima yang harus dicermati kekuatan dan kelemahannya adalah peneliatian dan pengembangan–litbang (research and development).

Manajemen fungsi litbang yang efektif membutuhkan kemitraan yang strategis dan operasional antara fungsi litbang dengan fungsi-fungsi bisnis penting lainnya. Misi litbang secara keseluruhan menjadi luas, termasuk mendukung

(36)

bisnis yang sudah ada, membantu peluncuran bisnis baru, mengembangkan produk baru, memperbaiki kualitas produk, meningkatkan efesiensi produksi, serta memperdalam atau memperluas kapabilitas teknologi perusahaan.

6. Sistem Informasi manajemen

Informasi menghubungkan semua fungsi bisnis dan menyediakan landasan bagi semua keputusan manajerial. Tujuan sistem informasi manajemen adalah meningkatkan kinerja sebuah bisnis dengan cara meningkatkan kualitas keputusan manajerial. Sistem informasi manajemen mengumpulkan data mengenai pemasaran, keuangan, produksi, dan hal-hal yang terkait dengan personalia secara interanal, juga faktor-faktor sosial, budaya, demografis, lingkungan, ekonomi, politik, pemerintahan, hukum, teknologi, dan kompetitif secara eksternal.

2.4.4 Analisis Lingkungan Eksternal

Menurut Fred (2012:120) terapat 5 kekuatan ekternal utama yang mempengaruhi suatu perusahaan yaitu sebagai berikut:

1. Kekuatan Ekonomi

Faktor ekonomi memiliki dampak langsung terdapat daya tarik potensial dari beragam strategi. Sebagai contoh, ketika tingkat suku bunga naik, dana yang diperlukan untuk ekspansi modal menjadi lebih mahal atau tidak tersedia.

Selain itu ketika pasar bertumbuh, kekayaan konsumen dan bisnis meluas.

2. Kekuatan Sosial, Budaya, Demografis dan Lingkungan

Kekuatan Sosial, Budaya, Demografis dan Lingkungan memiliki dampak yang besar atas hampir semua produk, jasa, pasar, dan konsumen. Organisasi- organisasi kecil, besar, laba, dan nirbala di semua indutri dikejutkan dan

(37)

ditantang oleh peluang dan ancaman yang muncul dari paerubahan dalam variabel sosial, budaya, demografis, dan lingkungan.

3. Kekuatan Politik, Pemerintahan dan Hukum

Pemerintah pusat maupun daerah merupakan pembuat regulasi, deregulasi, penyubsidi, pemberi kerja, dan konsumen utama organisasi. Faktor-faktor politik, pemerintahan, dan hukum dapat merepresentasikan peluang dan ancaman utama baik bagi organisasi kecil maupun besar. Untuk industri dan perusahaan yang sangat bergantung pada kontak atau subsidi pemerintah, ramalan politik bisa menjadi bagian terpenting bagi suatu perusahaan.

4. Kekuatan Teknologi

Kekuatan teknologi mempresentasikan peluang dan acaman besar harus dipertimbangkan dalam perumusan strategi. Kemajuan teknologi bisa secara dramatis mempengaruhi produk, jasa, pasar, pamasok, distributor, pesaing, konsumen, proses produksi, praktik pemasaran, dan posisi kompetitif organisasi, kemajuan teknologi dapat menciptakan pasar baru, menghasilkan pengembangbiakan produk baru dan lebih baik lagi, mengubah posisi biaya kompetitif relatif dalam suatu industri, serta mengakibatkan produk dan jasa yang ada saat ini. kemajuan teknologi bisa menciptakan keunggulan kompetitif yang lebih baik lagi dari pada keunggulan kompetitif yang ada.

5. Kekuatan Kompetitif

Mengumpulkan dan mengevaluasi informasi tentang pesaing penting bagi perumusan strategi yang berhasil. Mengidentifikasi pesaing tidak selalu mudah kerana banyak perusahaan memiki divisi-divisi yang bersaing di industri yang berbeda. Banyak perusahaan multidivisional umumnya tidak

(38)

menyediakan informasi penjualan dan laba menurut divisi karena alasan kompetitif.

Menurut Kuncoro (2006:51) untuk memudahkan dalam melaksanakan analisis SWOT diperlukan matriks SWOT. Matriks SWOT menurut David (2017:171) adalah pencocokan penting yang membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi: Strategi kekuatan-kesempatan (SO), strategi kelemahan- kesempatan (WO), Strategi kekuatan-ancaman (ST ) dan strategi kelemahan- ancaman (WT). Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk mengambil keuntungan dari kesempatan eksternal. Strategi WO bertujuan untuk meningkatkan kelemahan internal dengan mengambil keuntungan pada kesempatan eksternal. Strategi ST menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Strategi WT adalah taktik defensif yang dilakukan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal.

2.5 Definsi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM):

a. Usaha Mikro adalah kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dan bersifat tradisional dan informal dalam arti belum terdaftar, belum tercatat, dan belum berbadan hukum. Usaha mikro adalah usaha yang memiliki kekayaan bersih mencapai Rp. 50.000.000. Hasil penjualan usaha mikro setiap tahunnya paling banyak Rp. 300.000.000. Usaha mikro tidak memiliki karyawan atau pegawai.

(39)

b. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produkif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan cabang yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil.

Usaha yang masuk kriteria usaha kecil adalalah usaha yang memiliki kekayaan bersih Rp. 50.000.000 dengan maksimal yang dibutuhkan mencapai Rp. 500.000.000. Hasil penjualan bisnis setiap tahunnya antara Rp. 300.000.000 sampai paling banyak Rp. 2,5.000.000.000. kriteria usaha kecil jumlah tenaga kerja dari 3 sampai 5 orang.

c. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, dan bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil jualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. Usaha menengah serinh dikategorikan sebagai bisnis dengan kriteria kekayaan bersih yang dimiliki pemilik usaha mencapai lebih dari Rp. 500.000.000 hingga Rp. 10.000.000.000. kriteria usaha menengah jumlah tenaga kerja dari 5 sampai 20 orang.

d. Usaha besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari usaha menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara atau swasta, usaha patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan

(40)

ekonomi di Indonesia. Kriteria untuk usaha besar jumlah tenaga kerjanya kurang dari 100 orang.

2.6 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian sebelumnya telah dilakukan untuk menguji tentang analisis SWOT, penelitian terdahulu sangat penting sebagai dasar dijadikan pen ulis sebagai bahan referensi dalam penelitian ini. Penelitian terdahulu yang digunakan penulis adalah sebagai berikut:

1. Denok Allmukarramah Rambe (2007) melakukan penelitian berjudul

―Analisis SWOT Sebagai Strategi Meningkatkan Daya Saing Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Syariah Medan‖. Hasil dari penelitian ini dilihat dari Analisis SWOT PT. Bank Negara Indonesia dapat menerapkan sepuluh strategi alternatif dan dari matriks SPACE PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Syariah Medan berada pada posisi kuadran agresif.

2. Nurcahaya Sianipar (2015) melakukan penelitian berjudul ―Analisis Strategi Bersaing Pada Usaha Laundry di Padang Bulan (Studi Kasus pada Cheap Laundry)‖ . bisnis Laundry yang semakin hari semakin berkembang di Kota Medan khususnya di daerah Padang Bulan mengharuskan Cheap Laundry untuk menerapkan strategi yang tepat. Berdasarkan faktor lokasi, maka Cheap Laundry harus mampu bersaing dengan laundy lainnya untuk merebut para pelanggan khusunya mahasiswa. Dalam menciptakan keunggulan bersaing maka cheap laundy penting untuk mengetahui kondisi lingkungan internal yaitu kekuatan dan kelemahan yang dimiliki maupun lingkungan eksternalnya yaitu peluang dan ancaman yang dimiliki, terutama dalam menghadapi para

(41)

pesaing-pesaingnya. Metode yang digunakan daalm penenlitian ini yaitu metode penelitian kualitatif. Teknik analisis data yang peneliti lakukan di dalam penelitian ini yaitu tahap pengumpulan data (Input Stage), tahap analisis atau tahap pencocokan (Matching Stage) dan tahap pengambilan keputusan (Decision Stage). Strategi bersaing yang tepat dan dapat diterapkan Cheap Laundry dalam menghadapi persaingan yaitu strategi penetrasi pasar.

Strategi penetrasi pasar (market penetration) yaitu strategi yang mengusahakan peningkatan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang ada di pasar saat ini melalui uapaya-uapaya pemasaran yang lebih besar. Strategi penetrasi pasar (market penetration) daapt diterapkan oleh Cheap Laundry melalui Matriks SWOT dengan menerapkan strategi promosi dan strategi perekrutan karyawan. Strategi promosi dapat dilakukan dengan cara memperluas wilayah promosi dan memanfaatkan kekuatan teknologi yaitu internet sebagai sarana promosi dan menerapkan reward kepada para pelanggan untuk menjaga loyalitas pelanggan dan menarik pelanggan baru.

Strategi perekrutan karyawan diterapkan dengan merekrut karyawan menetap untuk membantu proses operasional sehingga kualitas jasa dan pelayanan diberikan secara optimal kepada pelanggan.

3. Rani Wulandari (2017) melakukan penelitian berjudul ―Analisis pengembangan Strategi Bersaing pada Caffe Q Medan‖ Hasil penelitian menunjukan bahwa dari kuadran SWOT yang dihasilkan Cafe Coffee Q berada pada posisi Kuadran I. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan

(42)

dan meraih kemajuan secara maksimal. Rekomendasi alternatif strategi yang diberikan adalah strategi W-T, dengan meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman dilihat dari faktor internal dan eksternal perusahaan yang di analisis melalui Matriks SWOT.

4. Syamsudin (2014) melakukan penelitian berjudul ―Penerapan Analisis SWOT Dalam Menentukan Strategi Pemasaran Daihatsu Luxio Di Malang‖ Hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi produk berada pada koordinat 3,582 dan 3,551. Koordinat tersebut terletak pada kuadran I yang mendukung strategi pertumbuhan dengan konsentrasi melalui integrasi vertikal. Dari matrik SWOT dapat kita lihat strategi strategi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan pemasaran dan volume penjualan Daihatsu Luxio yaitu meningkatkan hubungan kerjasama dengan pihak bank dan leasing, menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan serta sumber daya perusahaan.

Diharapkan dengan strategi yang diterapkan tersebut pangsa pasar Daihatsu Luxio meningkat dan volume penjualan dapat meningkat.

5. Fifi Febriana Meliala (2014) melakukan penelitian berjudul ―Strategi Persaingan Bisnis Jasa Konstruksi Kapal (Studi kasus Tentang Penerapan Strategi Bisnis perusahaan Konstruksi Kapal Cv. Marine Construction Belawan)‖. Bisnis usaha jasa konstruksi kapal merupakan bisnsi jasa yang menjanjikan apabila lokasi usaha mendukung. Bisnis usaha jasa konstruksi kapal ini masih didominasi berada di daerah laut seperti Belawan. Dalam menjalankan kegiatan usaha atau bisnis kerap kali diikuti oleh persaingan yang ketat dari pesaingnya. Persaingan ini juga dijalani oleh CV. Marine Construction Belawan yang bersaing dengan usaha jasa sejenis yaitu, jasa

(43)

konstruksi kapal. Perusahaan ini memiliki strategi persaingan yang diterapkan untuk tetap dapat bersaing dengan para kompetitornya. Untuk tetap dapt menjalankan strategi bersaing tersebut diperlukan suatu analisis SWOT dimana dalam menganalisisnya menggunakan SWOT, akan dilakukan tahap pengelompokan faktor internal dan eksternal bisnis jasa, kemudian melihat dari Diagram Cartesius, dan matriks SWOT. Setelah itu, maka dapat dilihat strategi persaingan yang telah diterapkan oleh perusahaan. Metode yang digunakan deskriptif kualitatif. Data penelitian diperoleh dari observasi, wawancara, studi kepustakaan, dan studi dokumentasi. Teknis analisis data menggunkan analisis SWOT. Informan penelitian berjumlah 2 orang, yaitu 1 direksi dan 2 wakil direksi. Hasil penelitian menunjukkan strategi yang telah diterapkan CV. Marine Construction Belawan adalah strategi diversifikasi yaitu memanfaatkan strategi yang menggunakan kekuatan untuk menghindari adanya ancaman.

2.7 Kerangka Pemikiran

Analisis situasi merupakan awal proses perencanaan strategi. Selain itu analisis situasi juga mengharuskan para manajer strategis untuk menemukan kesesuaian strategis antara peluang-peluang eksternal dan kekuatan-kekuatan internal, disamping memperhatikan ancaman-ancaman eksternal dan kelemahan- kelemahan internal. Mengingat bahwa SWOT dalah singkatan dari Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats, yang semuanya merupakan faktor-faktor strategis. Jadi, analisis SWOT harus mengidentifikasi kompetensi langka (distinctive competence) perusahaan yaitu keahlian tertentu dan sumber-sumber

(44)

daya yang dimiliki oleh sebuah perusahaan dan cara unggul yang mereka gunakan.

Kompetensi yang langka kadang-kadang dianggap sekumpulan kapabilitas inti (core capabilities) kapabilitas yang secara strategis membuat perusahaan menjadi berbeda. Penggunaan kompetensi langka perusahaan secara tepat (kapabilitas inti) akan memberikan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan (Hunger & Wheelen, 2003:193).

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Sumber: Penulis (2019) Cafe The Coffee

Town

Lingkungan Internal - Kekuatan (Strengths) - Kelemahan

(Weaknesses)

Lingkungan Eksternal - Peluang

(Opportunities) - Ancaman (Threats) Analisis SWOT

Strategi Bersaing

(45)

3.1 Bentuk Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Data dihimpun dengan pengamatan yang seksama, mencakup deskripsi dalam konteks yang mendetil disertai catatan-catatan hasil wawancara yang mendalasm, serta hasil analisis dokumen dan catatan-catatan (Nana Syaodih, 2012:60).

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari. Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai nara sumber, atau partisipan, informan, teman atau guru dalam penelitian (Sugiyono, 2008:298).

Berdasarkan tujuannya, penelitian ini termasuk penelitian deskriptif.

Menurut Nana Syaodih (2012:56) penelitian deskriptif ditujukan untuk mendeskripsikan suatu keadaan atau fenomena-fenomena apa adanya. Dalam studi ini para peneliti tidak melakukan manipulasi atau memberikan perlakuan- perlakuan tertentu terhadap objek penelitian, semua kegiatan atau peristiwa berjalan seperti apa adanya. Penelitian deskriptif dapat dilakukan pada saat ini atau dalam kurun waktu yang singkat, tetapi dapat juga dilakukan dalam waktu

(46)

yang cukup panjang. Penelitian yang berlangsung saat ini disebut penelitian deskriptif, sedangkan penelitian yang dilakukan dalam kurun waktu yang panjang disebut penelitian longitudinal.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Cafe The Coffee Town yang beralamat di Jl.

Ngumban Surbakti No.37 B, Kelurahan Sempakata, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan. Adapun alasan semilih lokasi penelitian tersebut yaitu Cafe the Coffee Town telah berdiri sejak tahun 2016 walaupun dibilang masih termasuk baru karena masih 3 (tiga) tahun kafe ini dapat mengembnagkan usahanya dan dapat mampu bersaing dengan usaha yang serupa/sama. Hal inilah yang menjadi pertimbangan peneliti untuk memilih Cafe The Coffee Town sebagai lokasi penelitian.

3.3 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Data Primer

Menurut Purhantara (2010:79) mengatakan bahwa data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian, dalam hal ini peneliti memperoleh data atau informasi langsung dengan menggunakan instrumen-instrumen yang telah ditetapkan. Nazir (2011:92) mengungkapkan bahwa penelitian yang dibuat harus menjamin pengumpulan data yang efisien dengan alat dan teknik seta karakteristik dari responden.

Data primer adalah data mentah yang diambil oleh peneliti sendiri (bukan oleh orang lain) dari sumber utama guna kepentingan penelitian. Data sekunder

(47)

yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi/ pengamatan dan wawancara/interview langsung kepada pemilik, pegawai maupun konsumen.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung yang dapat diambil dari sumber lain atau instansi lain yang berkaitan dengan penelitian.

Teknik yang dilakukan adalah:

1. Studi Kepustakaan, yaitu pengumpulan data melalui buku-buku, literature terkait yang relevan dengan masalah yang diteliti.

2. Dokumentasi adalah pengumpulan data berbentuk surat, cacatan harian, arsip foto, hasil rapat, cinderamata, jurnal kegiatan dan sebagainya. Data sejenis ini mempunyai sifat utama tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga bisa dipakai untuk menggali informasi yang terjadi di masa silam.

3. Data Online adalah data yang diperoleh dengan akses internet untuk mencari sumber data yng berhubungan dengan penelitian yang dilaksanakan.

3.4 Penentuan Informan Penelitian 3.4.1 Informan Penelitian

Informan penelitian menurut Nazir (2005: 55) adalah subjek yang memahami informasi objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian. Menurut Suyanto (2005: 172) informan penelitian meliputi beberapa macam, yaitu: (1) Informan Kunci (Key Informan) merupakan mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian, (2) Informan Utama, merupakan mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti, (3) Informan Tambahan, merupakan mereka

Gambar

Gambar 2.1  Kerangka Pemikiran
Tabel 3.1  Matriks SWOT                             IFE  EFE  STRENGTHS (S)  Tentukan 5-10  Faktor-faktor kekuatan Internal
Tabel 4.1 Identitas Informan Kunci  Informan Kunci

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan gambar 2 dapat dijelaskan bahwa posisi perusahaan diidentifikasi dengan faktor internal dan faktor eksternal , keduanya untuk mengevaluasi kekuatan dan kelemahan

Untuk menciptakan suatu strategi bersaing diperlukan analisis SWOT, dimana dalam menganalisis menggunakan SWOT, akan dilakukan tahap pengelompokan faktor internal dan eksternal

Strategi pengembangan usaha digunakan berdasarkan analisis faktor internal dan eksternal perusahaan dengan menggunakan SWOT analisis sehingga timbul strategi yang

Proses analisis data yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan metode SWOT yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan hingga

Sementara, analisis eksternal mencakup faktor peluang ( Opportunity ) dan tantangan ( Threath ). SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi

Penulis menggunakan beberapa analisis dalam metode Penelitian yang digunakan, yang pertama adalah analisis matriks Internal-Eksternal (IE) yang digunakan untuk mengetahui

Penggabungan faktor internal dan eksternal dan analisis Internal- Ekasternal dalam matriks Strengths,Weaknesess, Opportunities, Threats (SWOT) dalam Pengembangan Agribisnis

Berdasarkan gambar 2 dapat dijelaskan bahwa posisi perusahaan diidentifikasi dengan faktor internal dan faktor eksternal, keduanya untuk mengevaluasi kekuatan dan kelemahan