• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertumbuhan Kangkung Darat (Ipomoea reptans) dan Sawi Hijau (Brassica juncea) pada Kombinasi Pupuk Organik dan Limbah Padat Industri Tekstil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pertumbuhan Kangkung Darat (Ipomoea reptans) dan Sawi Hijau (Brassica juncea) pada Kombinasi Pupuk Organik dan Limbah Padat Industri Tekstil"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PERTUMBUHAN KANGKUNG DARAT (

Ipomoea reptans

) DAN

SAWI HIJAU (

Brassica juncea

) PADA KOMBINASI PUPUK

ORGANIK DAN LIMBAH PADAT INDUSTRI TEKSTIL

DIAH APRI DRIATSIWI

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pertumbuhan Kangkung Darat (Ipomoea reptans) dan Sawi Hijau (Brassica juncea) pada Kombinasi Pupuk Organik dan Limbah Padat Industri Tekstil adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

DIAH APRI DRIATSIWI. Pertumbuhan Kangkung Darat (Ipomoea reptans) dan Sawi Hijau (Brassica juncea) pada Kombinasi Pupuk Organik dan Limbah Padat Industri Tekstil. Dibimbing oleh TRIADIATI dan SULISTIJORINI.

Salah satu logam berat yang termasuk ke dalam limbah industri tekstil adalah logam kromium (Cr). Logam (Cr) sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pertumbuhan kangkung darat dan sawi hijau pada kombinasi bahan organik dan limbah padat industri tekstil dengan menggunakan 5 perlakuan kombinasi media tanam yaitu media tanah, kombinasi media tanah dan limbah, kombinasi media tanah, limbah, dan kompos, media limbah dan kompos, media limbah. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis unsur hara makro dan kandungan Cr pada media tanam dan daun, pengamatan pertumbuhan tanaman kangkung darat dan sawi hijau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi media limbah dan kompos dengan pH 6.2 dan kandungan unsur makro dan kadar Cr yang tinggi memberikan hasil panen yang terbaik dan serapan logam Cr pada jaringan daun kedua tanaman berada di bawah ambang batas. Oleh karena itu, media limbah dan kompos merupakan media yang paling baik untuk mendukung pertumbuhan tanaman kangkung darat dan sawi hijau.

Kata kunci : Kangkung darat, Limbah industri tekstil, Logam Cr, Sawi Hijau

ABSTRACT

DIAH APRI DRIATSIWI. Growth of Ipomoea reptans and Brassica juncea on combination of organic fertilizer and sludge from textile industry. Supervised by TRIADIATI and SULISTIJORINI

Chromium (Cr) is one of heavy metal waste from textile industry. Cr was very dangerous because of its contribution to environmental damage. This research was to assay the growth of Ipomoea reptans and Brassica juncea on combination of organic fertilizer and sludge from textile industry. This research used 5 treatments planting media. Planting media consists of soil, soil-sludge, soil- sludge-compost, sludge-compost, and sludge. This research was done by analyzing of macro elements and Cr content in planting media and growth parameters of I. reptans and B. juncea. The results showed that combination of sludge-compost were seemed to provide high level of macro elements and Cr content with pH by 6.2 and produced the highest yield and lowest Cr level in plants media. Leaves Cr content was below normal level. Therefore, combination of sludge and compost was the best media for supporting growth of I. reptans and B. juncea.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

pada

Departemen Biologi

PERTUMBUHAN KANGKUNG DARAT (

Ipomoea reptans

) DAN

SAWI HIJAU (

Brassica juncea

) PADA KOMBINASI PUPUK

ORGANIK DAN LIMBAH PADAT INDUSTRI TEKSTIL

DIAH APRI DRIATSIWI

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)
(7)
(8)

Judul Skripsi : Pertumbuhan Kangkung Darat (Ipomoea reptans) dan Sawi Hijau (Brassica juncea) pada Kombinasi Pupuk Organik dan Limbah Padat Industri Tekstil

Nama : Diah Apri Driatsiwi NIM : G34090070

Disetujui oleh

Dr Triadiati, MSi Pembimbing I

Dr Ir Sulistijorini, MSi Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Iman Rusmana, MSi Ketua Departemen

(9)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian dilaksanakan sejak bulan Maret 2013 dengan judul Pertumbuhan Kangkung Darat (Ipomoea reptans) dan Sawi Hijau (Brassica juncea) pada Kominasi Pupuk Organik dan Limbah Padat Industri Tekstil.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Triadiati, MSi dan Dr Ir Sulistijorini, MSi selaku pembimbing dan Dr Kanti Arum Widayati, MSi selaku penguji yang telah memberikan bimbingan, saran, dan ilmu yang bermanfaat selama penelitian dan penulisan karya ilmiah ini. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Ir Gunawan, Bapak Agus, Bapak Adi yang telah banyak membantu dalam pengambilan bahan dan di rumah kaca. Terima kasih pula penulis ucapkan kepada Ibu dan Bapak di rumah, Mba Yani, Faisal, Saudara, Sahabat (Yusi, Monika, Eva, Hera, Nesa, Asdini, Ai, Novita, Mira), dan Childa atas segala doa dan dukungannya, serta seluruh teman-teman Biologi 46 atas dukungannya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 1

METODE PENELITIAN 2

Waktu dan Tempat 2

Bahan 2

Alat 2

Persiapan dan Analisis Media Tanam 2

Analisis Kandungan Logam Cr pada Media Tanam 2

Persemaian, Penanaman, dan Pengamatan Pertumbuhan Tanaman 2 Analisis Kandungan Logam Cr dalam jaringan tanaman 3

Analisis Data 3

HASIL 3

Analisis Media Tanam dan Kadar Cr dalam Media Tanam 3

Pengamatan Pertumbuhan Tanaman 3

Analisis Kandungan Logam Cr dalam jaringan tanaman 9

PEMBAHASAN 10

SIMPULAN 11

DAFTAR PUSTAKA 11

(11)

DAFTAR TABEL

1 Kualitas dan kadar Cr dalam masing-masing media tanam 3 2 Kadar logam Cr dalam jaringan daun pada masing-masing media

tanam 9

DAFTAR GAMBAR

1 Pertambahan jumlah daun pada (a) kangkung darat selama 38 hari setelah tanam (HST) dan (b) sawi hijau selama 64 hari setelah tanam (HST) pada masing-masing perlakuan media tanam. 4

2 Luas daun tanaman masing-masing perlakuan 5

3 Panjang akar tanaman masing-masing perlakuan 5

(12)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Limbah industri adalah bahan sisa yang dikeluarkan akibat proses industri. Berbagai macam limbah industri yang dihasilkan dalam proses industri dapat berupa limbah tercemar ataupun tidak. Limbah industri yang tercemar merupakan limbah yang mengandung kadar limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang tinggi. Limbah B3 yang didalamnya terkandung logam berat merupakan limbah yang dalam jumlah dan konsentrasi tertentu akan membahayakan manusia, tanaman, dan lingkungan. Logam berat merupakan unsur logam dengan berat molekul tinggi dan berat jenisnya lebih dari 5 g/cm3 (Sudarmaji 2006). Menurut PP No. 85 Tahun 1999, logam berat yang termasuk ke dalam limbah tekstil adalah logam Hg, Cd, Cr, Pb, Cu dan Zn. Logam berat yang mencemari lingkungan dapat diserap ke dalam jaringan tanaman melalui akar dan stomata daun (Alloway 1990). Limbah industri tekstil yang merupakan sumber pencemaran akibat pencelupan dan pewarnaan salah satunya adalah logam Cr (Wardhana dan Arya 2001).

Logam kromium (Cr) sangat berbahaya karena menyebabkan kerusakan lingkungan. Salah satu dampaknya, bila berlebih di dalam tanah dan mampu diakumulasi oleh tanaman, maka dapat menyebabkan penghambatan pertumbuhan tanaman, menginduksi klorosis pada daun muda, dan merusak sel akar (Panda dan Choudhury 2005). Konsentrasi normal Cr pada tanah umumnya antara 100 sampai 300 ppm, sedangkan konsentrasi Cr dalam tanaman berkisar 0.01 sampai 1 ppm (Srivastava dan Gupta 1996). Akumulasi Cr dapat terjadi di tanaman melalui penyerapan akar dalam bentuk kromat (Cr6+) (Srivastava dan Gupta 1996). Logam Cr merupakan logam yang tidak termasuk unsur essensial bagi tanaman. Mobilitas Cr di dalam tanaman rendah dan Cr akan tertinggal di bagian penyerapan Cr berlangsung. Apabila akumulasi ini terjadi pada tanaman yang dikonsumsi oleh manusia, seperti sayuran, maka secara rantai makanan limbah logam berat tersebut akan sampai ke tubuh manusia sehingga sangat berbahaya bagi manusia (Sudaryono 2007). Tanaman sayuran yang mampu mengakumulasi logam berat diantaranya dari famili Brassicaceae (Gratao et al. 2005) dan famili Convovulaceae (Agusetyadevy et al. 2013).

Kangkung darat (Ipomoea reptans, Convolvulaceae) termasuk salah satu tanaman yang mudah dibudidayakan oleh setiap orang karena perawatanannya yang mudah. Tanaman dari genus Ipomoea telah banyak diketahui mampu mengakumulasi logam berat terutama kangkung air (Rahman et al.2007), sedangkan pada sawi hijau (Brassica juncea, Brassicacea) merupakan tanaman dari genus Brassica belum banyak diketahui dapat mengakumulasi logam berat seperti Cr.

Tujuan Penelitian

(13)

2

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret 2013 sampai Mei 2013 di Rumah Kaca Departemen Biologi, FMIPA, IPB, Balai Penelitian Tanah (BALITAN), Laboratorium Preparasi Bahan, Fakultas Peternakan, IPB dan Laboratorium Kimia Terpadu, Departemen Kimia, FMIPA, IPB.

Bahan tabung digest, alat AAS, polybag 20 cm x 22 cm, sekop, saringan bertingkat, oven, kamera dan leaf area meter.

Persiapan dan Analisis Media Tanam

Media tanam dibuat dengan lima perlakuan, yaitu 1) tanah (kontrol) , 2) tanah : limbah (1:1)(b/b), 3) tanah : limbah : kompos (1:1:1)(b/b/b), 4) limbah : kompos (1:1)(b/b), dan 5) limbah. Selanjutnya dilakukan analisis media tanam di Balai Penelitian Tanah. Parameter yang diamati meliputi pH media, kandungan nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), rasio C/N pada masing-masing media tanam.

Analisis Kandungan Logam Cr pada Media Tanam

Masing-masing media tanam dikeringkan, kemudian ditimbang 1 gram ke dalam tabung digest dan ditambahkan 1 ml asam perklorat (HClO4) pekat dan 5

ml asam nitrat (HNO3) pekat dan didiamkan satu malam. Selanjutnya dilakukan

metode analisis sesuai dengan Petunjuk Teknis Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air dan Pupuk (BALITAN 2005).

Persemaian, Penanaman, dan Pengamatan Pertumbuhan Tanaman

(14)

3

Analisis Kandungan Logam Cr dalam jaringan tanaman

Daun kangkung dan sawi hijau dari hasil panen ditimbang 1 gram, kemudian dimasukkan ke dalam tabung digest dan ditambahan 1 ml asam perklorat (HClO4) pekat dan 5 ml asam nitrat (HNO3) pekat dan didiamkan

selama 24 jam. Selanjutnya dilakukan metode analisis sesuai dengan Petunjuk Teknis Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air dan Pupuk (BALITAN 2005).

Analisis Data

Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Untuk mengetahui pengaruh kombinasi media tanam dengan kedua spesies yang berbeda maka dilakukan uji ANOVA yang dilanjutkan dengan uji

Duncan pada α 5%.

HASIL

Analisis Media Tanam dan Kadar Cr dalam Media Tanam

Masing-masing media tanam dianalisis dengan mengukur pH media, kandungan unsur makro N, P, K dan rasio C/N serta kandungan Cr dalam media. pH media tertinggi (7.1) pada media limbah dan pH terendah pada media tanah (4.5). Media limbah dan kompos memiliki rasio C/N yang paling tinggi yaitu 17 dan memiliki kandungan C, N, P, K yang sangat tinggi dibandingkan dengan semua perlakuan. Hasil tersebut berbeda dengan kombinasi media tanah dan limbah yang memiliki rasio C/N sebesar 13 dan memiliki kandungan C, N, P, K rendah dibandingkan media tanah dan limbah, media tanah, limbah, dan kompos, media limbah dan kompos, dan media limbah (Tabel 1). Konsentrasi logam berat Cr tertinggi diperoleh pada media limbah (9.83 ppm), sedangkan konsentrasi Cr paling rendah terdapat pada media tanah (0.85 ppm) (Tabel 1).

Tabel 1 Kualitas dan kadar Cr dalam masing-masing media tanam Media Tanam

Keterangan : Hasil analisis oleh BALITAN dan Laboratorium Kimia Terpadu

Pertumbuhan Tanaman

(15)

4 panen sebesar 9.67 helai (Gambar 1).

Gambar 1 Pertambahan jumlah daun pada (a) kangkung darat selama 38 hari setelah tanam (HST) dan (b) sawi hijau selama 64 hari setelah tanam (HST) pada masing-masing perlakuan media tanam. media tanah, kombinasi media tanah dan limbah, kombinasi media tanah, limbah, dan kompos, kombinasi media limbah dan kompos, media limbah.

(16)

5

Gambar 2 Luas daun tanaman masing-masing perlakuan

Panjang Akar. Panjang akar sawi hijau pada perlakuan kombinasi media limbah dan kompos (41.26 cm) menunjukkan hasil yang berbeda nyata dengan media tanah, kombinasi media tanah dan limbah, kombinasi media tanah, limbah, dan kompos, dan media limbah. Hasil ini berbeda dengan kangkung darat pada kombinasi media tanah, limbah, dan kompos (27.70 cm) menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan media lainnya (Gambar 3). Hasil tersebut juga menunjukkan adanya interaksi antara media dan spesies yang signifikan (P<0.05).

Gambar 3 Panjang akar tanaman masing-masing perlakuan

Bobot Basah dan Bobot Kering Daun. Bobot basah daun kangkung pada perlakuan kombinasi media limbah dan kompos (13.07 g) tidak berbeda nyata (P>0.05) di perlakuan media lainnya. Bobot basah daun sawi hijau pada perlakuan media limbah dan kompos (69.49 g) berbeda nyata dengan perlakuan media tanah, media tanah dan limbah, dan media limbah (Gambar 4). Demikian juga bobot kering daun kangkung pada perlakuan kombinasi media limbah dan kompos memiliki nilai tertinggi sebesar 1.29 g dan tidak berbeda nyata dengan perlakuan media yang lain. Perlakuan kombinasi tanah, limbah, dan kompos pada sawi hijau

(17)

6

(6.71 g) berbeda nyata (P<0.05) dengan perlakuan media tanah, media tanah dan limbah, dan media limbah (Gambar 5). Hasil antara bobot basah dan bobot kering daun menunjukkan interaksi yang berbeda antara media dan spesies, yaitu pada bobot basah daun menunjukkan interaksi yang tidak signifikan (P>0.05) sedangkan pada bobot kering daun interaksi signifikan (P<0.05).

Gambar 4 Bobot basah daun tanaman masing-masing perlakuan

Gambar 5 Bobot kering daun tanaman masing-masing perlakuan

Bobot Basah dan Bobot Kering Batang. Bobot basah batang kangkung pada perlakuan media limbah dan kompos (14.56 g) berbeda nyata dengan perlakuan media tanah dan limbah dan media limbah. Namun, tidak berbeda nyata dengan perlakuan media tanah dan kombinasi media tanah, limbah, dan kompos. Bobot basah batang pada perlakuan media limbah dan kompos pada sawi hijau (18.52 g) berbeda nyata dengan media tanah, media tanah dan limbah, dan media limbah dan tidak berbeda nyata dengan kombinasi media tanah, limbah, dan kompos (Gambar 6). Bobot kering batang (Gambar 7) menunjukkan perlakuan media limbah dan kompos yang ditanami kangkung (1.61 g) berbeda nyata dengan media tanah dan limbah dan media limbah. Namun, pada sawi hijau media

(18)

7 kombinasi limbah dan kompos (1.82 g) berbeda nyata dengan media tanah, kombinasi media tanah, limbah, dan kompos, dan media limbah. Hasil dari pengukuran bobot basah batang dan bobot kering batang tanaman menunjukkan hasil yang tidak signifikan (P>0.05) antara faktor media dan spesies.

Gambar 6 Bobot basah batang tanaman masing-masing perlakuan

Gambar 7 Bobot kering batang tanaman masing-masing perlakuan

(19)

8

ditunjukkan pada pengukuran bobot basah dan bobot kering akar adalah tidak adanya interaksi antara media dan spesies yang signifikan (P>0.05)

Gambar 8 Bobot basah akar tanaman masing-masing perlakuan

Gambar 9 Bobot kering akar tanaman masing-masing perlakuan

Bobot Basah dan Bobot Kering Akar Mati. Bobot basah akar mati kangkung tertinggi pada media limbah yaitu sebesar 0.0067 g dan sawi hijau sebesar 0.086 g dan keduanya tidak berbeda nyata dengan media tanah dan limbah (Gambar 10). Bobot kering akar mati kangkung tertinggi pada media limbah dengan nilai sebesar 0.00067 g dan 0.05 g untuk sawi hijau dan tidak berbeda nyata dengan media tanah dan limbah (Gambar 11). Pengukuran bobot basah dan bobot kering akar mati menunjukkan adanya interaksi yang signifikan (P<0.05)

(20)

9

Gambar 10 Bobot basah akar mati tanaman masing-masing perlakuan

Gambar 11 Bobot kering akar mati tanaman masing-masing perlakuan

Kandungan Logam Cr dalam jaringan tanaman

Kandungan Cr dalam jaringan daun kangkung dan daun sawi hijau pada masing-masing tanaman pada semua perlakuan media tanam menunjukkan hasil yang tidak terdeteksi atau dibawah standar minimum kepekaan alat AAS (Tabel 2). Tabel 2 Kadar logam Cr dalam jaringan daun pada masing-masing media tanam

Media Tanam Kadar Cr (ppm)

Daun Kangkung Daun Sawi Hijau

Tanah Tidak Terdeteksi Tidak Terdeteksi

Tanah dan Limbah Tidak Terdeteksi Tidak Terdeteksi

Tanah, Limbah, dan Kompos Tidak Terdeteksi Tidak Terdeteksi

Limbah dan Kompos Tidak Terdeteksi Tidak Terdeteksi

Limbah Tidak Terdeteksi Tidak Terdeteksi

(21)

10

PEMBAHASAN

Analisis media tanam dari kelima perlakuan menunjukkan bahwa media tanah merupakan media yang kurang baik untuk pertumbuhan tanaman, karena memiliki derajat pH yang sangat asam dan kandungan unsur hara didalamnya tergolong sangat rendah dibanding keempat media yang lain. Media yang sangat asam akan menunjukkan kandungan karbon, nitrogen, fosfor dan kalium yang sangat sedikit (Hardjowigeno 1989). Nilai pH yang baik untuk tanaman adalah pH 6.5-7.0 (Hanafiah 2005). Selain itu, hasil analisis kandungan Cr menunjukkan bahwa kandungan tertinggi pada media limbah yang komposisi sepenuhnya limbah yang mengandung logam Cr dari sisa produksi tekstil. Hal ini berbeda dengan media yang diberikan penambahan kompos, yaitu kombinasi media tanah, limbah, dan kompos dan kombinasi media limbah dan kompos memiliki kandungan unsur hara yang tinggi, meskipun kandungan Cr dalam media tersebut juga tinggi. Hal ini sesuai dengan Wasis dan Fathia (2011) yang menyatakan bahwa penambahan kompos pada tanah tailing dapat meningkatkan kandungan hara terutama nitrogen dan fosfor. Hal tersebut disebabkan oleh adanya daya serap kation yang semakin besar akibat adanya penambahan bahan organik pada media tanah. Media limbah yang telah ditambahkan kompos menunjukkan kandungan N, P, K menjadi tinggi dan kadar Cr menjadi lebih rendah dibandingkan media tanpa penambahan kompos. Hal ini disebabkan, adanya kompos mampu menurunkan kadar logam berat pada media tanam. Sariwahyuni (2012) juga menyebutkan bahwa bahan organik yang digunakan sebanyak 400g/polibag mampu menurunkan konsentrasi nikel sebanyak 25,83%.

Luas daun total dan panjang akar tanaman kangkung dan sawi hijau menunjukkan bahwa pengaruh unsur hara pada media tanam berpengaruh signifikan. Kandungan nitrogen yang tinggi menyebabkan pertumbuhan vegetatif (tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, luas daun, julah tunas, jumlah akar dan panjang akar) lebih baik karena fungsi nitrogen dapat meningkatkan jumlah daun dan luas daun. Nitrogen juga dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak karena nitrogen merupakan penyusun asam amino dan asam nukleat (Tirta 2006).

Rataan bobot kering kangkung dan sawi hijau dalam beberapa media perlakuan menunjukkan hasil yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh luas daun total pada kedua tanaman tersebut juga berbeda. Luas daun total dalam tanaman mempengaruhi proses fotosintesis dan berpengaruh pada bobot kering yang dihasilkan. Semakin luas daun maka semakin meningkat kemampuan intersepsi cahaya matahari menyebabkan aktivitas fotosintesis dapat berlangsung secara optimal (Nathania 2012).

(22)

11 tanaman yang akan disimpan dan dapat dilihat hasilnya dengan pertambahan berat basah dan berat kering tanaman. Hal ini disebabkan adanya tambahan kompos. Kompos mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan tanaman karena dengan adanya kompos kandungan media tanam semakin baik (Gedoan et al. 2005)

Media tanah dan limbah dan media limbah menunjukkan tingkat stres tanaman yang tinggi. Hal ini disebabkan, pada media tanah dan limbah memiliki rasio C/N tergolong rendah dan unsur makro yang ada tidak cukup mendukung pertumbuhan. Hasil yang berbeda pada media limbah, walaupun memiliki kandungan unsur hara dan rasio C/N yang cukup, namun tingginya kadar Cr menyebabkan penghambatan pertumbuhan tanaman.

Adanya logam yang terkandung dalam media tanam dapat diakumulasi oleh jaringan tanaman. Jaringan tanaman yang menunjukkan adanya akumulasi dari mineral-mineral dalam media tanam adalah jaringan daun, dimana daun merupakan organ tanaman yang terakhir mendapatkan aliran mineral dari akar saat masa vegetatif. Akumulasi logam Cr di jaringan daun kangkung dan sawi hijau pada seluruh perlakuan didapatkan hasil yang sama yaitu di bawah ambang batas normal. Hal ini disebabkan mobilitas Cr yang rendah ke daun. Srivastava dan Gupta (1996), menyatakan bahwa absorbsi Cr dalam tanaman berada pada akar dan sangat kecil terjadi translokasi menuju pucuk. Begitu juga dengan translokasi pada biji dan daun (Lahouti dan Peterson 1979). Selain itu, kandungan Cr dalam media yang masih di bawah ambang batas minimum juga membuat serapan Cr ke dalam jaringan tanaman rendah.

SIMPULAN

Kombinasi media limbah dan kompos, dan kombinasi media tanah, limbah dan kompos memiliki kemampuan mendukung pertumbuhan tanaman kangkung dan sawi hijau dengan baik, meskipun kandungan Cr pada kedua media tersebut cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh adanya tambahan media kompos yang kangkung air (Ipomoea aquatica). Jurnal Teknik Lingkungan. 1: 1-8. Alloway BJ. 1990. Heavy Metals in Soil. New York (US): Jhon Willey and Sonc

Inc.

(23)

12

Gedoan PS, Hartana A, Hamim, Widyastuti U, Soekarno N. 2011. Pertumbuhan tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.) pada lahan pasca tambang timah bangka yang diberi pupuk organik. Jurnal Ilmiah Sains. 11: 181-190. Gratao PL, Prasad MNP, Cardoso PL, Lea PJ, Azevedo RA. 2005.

Phytoremediation: green technology for the clean up of toxic metals in the environment. Journal Plant Physiology. 17: 823-830.

Hanafiah KA. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta (ID): Raja Grafindo Persada.

Hardjowigeno S. 1989. Ilmu Tanah. Jakarta (ID): Mediyatama Sarana Perkasa. Junaidi AB, Riadi A, Yunus R, Santoso UT. 2010. Kuantifikasi toksisitas Cr (III)

dan Cr (VI) terhadap pertumbuhan fitoplankton berdasarkan konsentrasi klorofil dan kerapatan selnya. Jurnal Sains dan Terapan Kimia. 4: 119-130.

Lahouti M, Peterso PJ. 1979. Chromium accumulation and distribution in crop plants. J. Sci. Food. Agric. 30: 136-142.

Nathania B, Sukewijaya IM, Sutari NWS. 2012. Pengaruh aplikasi biourin gajah terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.). Jurnal Agroekoteknologi Tropika. 1: 72-85.

Panda SK, Choudhury S. 2005. Chromium stress in plants. Brazillian Journal Plant Physiology. 17: 95-102.

Rahman MM, Haoliang L, Chonling Y, Hoque S. 2007. Heavy metal hyper-accumulation in plants and metal distribution in soil on tannery and dying industries polluted area in Bangladesh. Academic Open Internet Journal. 21.

Sariwahyuni. 2012. Rehabilitasi lahan bekas tambang PT INCOSOROWAKO dengan bahan organik, bakteri pelarut fosfat dan bakteri pereduksi nikel. Jurnal Riset Industri. VI: 149-155.

Setiawan E. 2009. Pengaruh empat macam pupuk organik terhadap pertumbuhan sawi (Brassica juncea L.). Embryo 6: 27-34.

Shanker AK, Carlos C, Herminia LT, Avudainayagam S. 2005. Chromium toxicity in plants. Journal Enviroment International. 31: 739-753.

Srivastava PC, Gupta VC. 1996. Trace Elements in Crop Production. Lebanon: SCIENCE PUBLISHER Inc.

Sudarmaji J, Mukono, Corie IP. 2006. Toksikologi logam berat B3 dan dampaknya terhadap kesehatan. Jurnal Kesehatan Lingkungan. 2: 129-142.

Sudaryono. 2007. Pengaruh pupuk kandangan terhadap serapan Cr pada kacang tanah. Jurnal Teknik Lingkungan. 8: 48-53.

Tirta IG. 2006. Pengaruh beberapa jenis media tanam dan pupuk daun terhadap pertumbuhan vegetatif anggrek jamrud. Biodiversitas. 2: 81-84.

Wardhana, Arya. 2001. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta (ID). Andi Offset.

(24)

13

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 03 Mei 1991 dari pasangan Rachmat Hidayat dan Sudarmi. Penulis adalah bungsu dari dua bersaudara. Tahun 2009 penulis lulus dari SMAN 33 Jakarta dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima di Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Selama mengikuti perkuliahan penulis pernah mengikuti kegiatan Studi Lapang dengan judul “Kandungan Asam Askorbat sebagai Antioksidan pada Sirih Merah (Piper crocatum) di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW), Sukabumi,

Jawa Barat”, pada tahun 2011 dan kegiatan Praktik Lapang dengan judul “Deteksi

Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) pada Tanaman Kentang dengan Metode Polymerase Chain Reaction (PCR) di Balai Besar Uji Standar

Karantina Pertanian (BBUSKP)”, pada tahun 2012. Selain itu, penulis juga pernah

Gambar

Gambar 1 Pertambahan jumlah daun pada (a) kangkung darat selama 38 hari
Gambar 2 Luas daun tanaman masing-masing perlakuan
Gambar 4 Bobot basah daun tanaman masing-masing perlakuan
Gambar 6 Bobot basah batang tanaman masing-masing perlakuan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Gejala penyakit bulai pertama kali muncul pada 8 hari setelah tanam (HST), yaitu pada tanaman dengan perlakuan kontrol (tanpa aplikasi Trichoderma ) dan perlakuan

Analisis regresi sederhana menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara dukungan orang tua dan kematangan karir pada siswa SMK program keahlian Tata Boga ( r

Pada prinsipnya, dalam pemahaman budaya Bugis, ketika manusia berupaya untuk saling memanusiakan dan saling memuliakan sesama manusia, maka upaya tersebut merupakan

Melalui proses kajian di atas, dapat ditarik beberapa konsep penting terkait karakteristik kepribadian guru yang ditawarkan oleh al-Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulum

Penelitian ini merupakan penelitian R &amp; D (Penelitian dan Pengembangan) yang meliputi tiga tahap penelitian yaitu: 1) Studi Pendahuluan, 2) Pengembangan bahan

Di dalam Islam tidak ada ajaran dan kepercayaan seperti itu (tanasukh al-arwah) yang boleh menyesatkan akidah umat Islam dan menjerumuskan mereka kepada fahaman agama lain

Penelitian ensiklopedia kelompok tenaga kerja hukum dilakukan untuk menjawab kebutuhan peserta didik di SMA Negeri 5 Bogor yang membutuhkan informasi mengenai kelompok

Akan tetapi, setelah dilakukan perubahan dimensi plafon, penggantian material terhadap elemen dinding, lantai, dan plafon serta penambahan alat pengeras suara