• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Hasil Belajar IPA Dengan Sikap Siswa Tentang Alam Sekitar : sebuah eksperimen di MI Sirajul Falah Parung-Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Antara Hasil Belajar IPA Dengan Sikap Siswa Tentang Alam Sekitar : sebuah eksperimen di MI Sirajul Falah Parung-Bogor"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

(Sebuab Eksperimen di

MI Sirajul Falah Parung - Bogor)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar SaIjana Pendidikan.

;セGNM f '

'",

LITAFUADAH

NIM: 503016029886

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDlKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

,

"

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

DIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

Parung - Bogor) yang disusun oleh Lita Fuadah NIM : 503016029886, diajukan kepada Fakultas lImu Tarbiyah dan KeguruanDIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan Lulus dalam Ujian Munaqosyah pada tanggal 22 Januari 2009 dihadapan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana SI (S.Pd) dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Biologi.

Jakarta, 22 Januari 2009

Panitia Sidang Munaqasyah

Tanggal Tanda Tangan

Ketua Panitia (Ketua JurnsanlProgram Studi) Ir. H. Mahmud M Siregar, M. Si

NGAA_aNセ

Nip: 150222933

..

Sekertaris (Sekertaris JurusanlProgram Studi) Baiq Hana Susant!, M. Sc

Nip: 150299475 Penguji I

Ir.ILMahmud.M.Siregar, M.Si Nip: 150222933

PengujiII

Tonih Feronika, M. Pd Nip: 150 368 738

Mengetahui,

Dekan Fakultas lImu Tarbiyah dan Keguruan

(3)

Pengetahuan Alam (IPA) Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatnllah Jakarta. Penelitian ini bertnjuan untnk mengetahui apakah terdapat hubungan antara hasil belajar IPA dengan sikap siswa terhadap alam sekitar, penelitian ini dilaksanakan di MI Sirajul Falah Desa Bojong Indah Kecamatan Parung - Bogor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik survai, sampel diambil dengan teknik purposive sampling yang dilanjutkan dengan pengambian sampel secara acak sederhana sebanyak 45 siswa MI ke1as V, sedangkan instrumen yang di gunakan adalah instrumen hasil belajar IPA tentang makhluk hidup dan hubungan antara mahluk hidup. Tipe tes adalah pilihan ganda sebanyak 26 soal dengan 4 altematif jawaban. Koefesien Reliabilitas tes hasil bellliar IPA dihitnng dengan memakai

(4)
(5)

selesai. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah Muhamad Saw.

Tersusunnya skripsi ini tidak luput dari peran, bantuan, dan jasa berbagai pihak penulis menyadari keterbatasan yang ada pada diri penulisウ・ョ、ゥイセ sehingga bantuan yang telah diberikan oleh banyak pihak inilah penulis dapat menyempumakan penulisan skripsi ini. Untuk itu penulis ingin mengucapkan ucapan terimakasih yangtakterhingga khususnya kepada:

1. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UlN Bapak Prof .Dr.Dede Rosada,MA

2. Ketua JurusanIPA BapakIr.H. Mahmud M.Siregar, MSi

3. Bapak Prof. Dr.H.Aziz Fahrurrozi, MA selaku pembimbing I atas segala arahan dan bimbingannya.

4. Bapak Drs Suj iyo Miranto, M.Pd selaku pembimbing II atas segala arahan dan bimbingannya.

5. Bapak dan Ibu dosen IPA yang telah memberikan ilmu dan bimbingannya. 6. Bapak Drs Fathurohman, Kepala sekolah MI Sirajul Falah 01 yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

7. Bapak Marsan, S.Ag Kepala Sekolah MTs Sirajul Falah yang tiada hentinya memberikan dorongan moril dan materil dalam pelaksanaan penyusunan skripsi ini hingga selesai.

8. Kepada suami tercinta dan anakku tersayang yang selalu menemani dalam penyusunan skripsi.

9. Kakak-kakaku tersayang, yang telah membantu dan memberikan dorongan kepada penulis sehingga skripsi ini selesai.

(6)

penulisan skripsi ini masih jauh dari sempuma, maka dari itu dengan segala kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Dan mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat amino

Jakarta, 22 Januari 2009

(7)

LEMBAR PERSETUJUAN PANITIA MUNAQOSYAH ii

ABSTRAK iii

ABSTRACT... iv

KATA PENGANTAR v

DAFTAR lSI __._ _. .._ _ _ _. vii

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR LAMPlRAN XI

BABI PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...-...-.--- -- ---..-..- ---..--- . B. Identifikasi Masalah ..__._ __ _..__.._. __. ._ __ 8 C. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah __ 9 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian _. . 10

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PENGAJUAN IllPOTESIS

(8)

c.

Metode Penelitian

:'!'!

D. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel... 45

E. Teknik Pengumpulan Data 45

F. Teknik Analisa Data 50

BABIV IIASIL PENELITIAN DAN PEMBAIIASAN

A. Deskripsi Data 54

B. Pengujian Persyaratan Analisis Data... 50 C. Hubungan Hasil Belajar IPA dengan Sikap Siswa Terhadap Alam

Sekitar 60

D. Hasil Belajar IPA dengan Sikap Siswa Terhadap Alam Sekitar .

62

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .

B. Saran .

DAFTARPUSTAKA

(9)

2. Tabel3.2 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar IPA... 48

3. Tabel3.3 Analisis Variansi (ANAVA) Regeresi Sederhana... ... 52

4. Tabel 4.1 Skor Hasil Belajar IPA... 54

5. Tabel4.2 Skor Sikap Siswa Terhadap Alam Sekitar... 56

6. Tabel4.3 Hasil Uji Normalitas Untuk Kelompok Sikap Siswa Terhadap Alam Sekitar 58 7. Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Untuk Kelompok Sikap Siswa Terhadap Alam Sekitar 59 8. Tabel4.5 Analisis Variasi (ANAVA) Regreasi Linear Sederhan... 60

9. Tabel Hasil Perhitungan Koefesien Korelasi, Koefesien Regereasi Konstanta,

Antara Hasil Belajar IPA(X)Dengan Sikap Siswa Terhadap Alam Sekitar

(10)
(11)

1. Rencana Perencanaan Pembelajaran... 70

2. Silabus.... 74

3. Instrumen hasi belajar IPA 76

4. Kuncijawaban instrument hasil belajar IPA 79 5. Instrumen sikap siswa terhadap alam sekitar 80 6. Perhitungan koefesien reabilitas uji coba instrument hasil belajar

IPA dengan KR= 20.... 83

7. Perhitungan tingkat kesukaran (TK) dan daya beda (Dp) liap item

hasi belajar IPA.. .. . . .. 85

8. Perhitungan koefesien reabilitas uji coba instrument hasil belajar IPA... 93 9. Perhitungan koefesien reabilitas instrument sikap siswa terhadap

alam sekitar... . .. 95 10. Perhitungan Mean, Modus dan Median serta simpangan baku untuk

skor hasil belajar IPAQC). 96

II. Perhitungan Mean, Modus dan Median serta simpangan baku untuk skor sikap siswa terhadap alam sekitar (Y). . .. .. .. . 98 12. Uji nOlmalitas skor hasi belajar IPA... 100 13. Uji normaitas skor hasil beajar terhadap aam sekitar '" 103 14. Uji kesamaan (homogenitas) skor hasil belajar IPA (X) dengan sikap

siswa terhadap alam sekitar (Y)... ... .... .. ... . 105 15. Pengujian hipotesis model regreasi sederhana dan inleritas.. 108 16. Uji keberartian dan ineritas model regreasi sederhana Y=30,85+

1,58x. 109

(12)

melalui pendidikan diharapkan setiap individu dapat meningkatkan kualitas dalam pendidikan dan mampu berprestasi dalam gerak pembangunan. Pendidikan mernpakan alat untuk memperbaiki keadaan sekarang dan untuk mempersiapkan dunia esok yangjauh lebih baik dan sejahteral

Sistem Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab II Pasal 3 Menyatakan Bahwa:

"Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan bentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak muIia, sehat, berilmu, cakap, kretif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab"Z

Agar sistem pendidikan sebagaimana termaktub di atas dapat terwujud, diperlukan usaha-usaha yang serius dan berkesinambungan dari setiap unsur yang terlibat dalam pendidikan.

Didalam dunia pendidikan, peserta didik sebagai sumber daya manusia yang memiliki potensi untuk maju, harns digali dan dikembangkan. Potensi itu mempunyai peluang untuk menempatkan peserta didik dalam kehidupan yang semakin kompetitif, salah satunya melalui penguasaan ilmu pengetahan

1Kartini KartonoTinjauan politik Mengenai Sistem, Pendidikan Nasional(Jakarta: Pradnya Pramulia 1997), Hal 1

2 Undang-undang R.l Nomor : 20 tahun 2003 Tentang Sistem pendidikan Nasional

Tahun 2003(Jakarta: BP Darma Bhakti, 2005), , h. 94

(13)

sebagai kunci keberhasilan untuk hidup. Penguasaan ilmu pengetahuan tidak terlepas dari proses belajar, karena perubahan yang terjadi secara kualitatif maupun kuantitatif merupakan hasil proses belajar.

Peningkatan kualitas pendidikan pada umumnya merupakan upaya berkelanjutan bagi semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung. Salah satu wujud penungkatan kualitas pendidikan adalah melalui beragam pembaharuan, karena peningkatan kualitas tidak dapat dilepaskan dari dampak perubahan paradigma baru dalam dunia pendidikan yang mempersyaratkan penyelenggaraan pendidikan agar berpotensi untuk menciptakan keunggulan daya pikir, nalar, kekuatan moral, dan etika akademik bangsa.

(14)

Kegiatan sistem pendidikan Nasional dapat banyak kontribusinya dalam bentuk (a) Pembangunan Ilmu Pengetahuaan dan ilmu tekhnologi (b) Pendidikan Kewarganegaraan dan pendidikan politik, meningkatkan usaha politik.

Dari tujuan tersebut perlu diciptakan adanya sistem lingkungan (kondisi) belajar yang lebih kondusif, dan siswa dapat berinteraksi dengan lingkungan belajar melalui proses pembelajaran yang diatur oleh guru. Mengingat kedudukan siswa sebagai subyek dalam pengajaran maka inti proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan belajar siswa dalam mencapai satu tujuan pembelajaran. Tujuan ini amat penting karena merupakan pedoman untuk mengarahkan siswa dalam belajar.

Pengajaran IPA di Madrasah Ibtidaiyah dewasa ini belum mencapai hasil yang maksimal dan masih jauh dari apa yang diharapkan. Rendahnya mutu hasil belajar IPA dapat diketahui dari hasil evaluasi.

(15)

sebaliknya dia mempunyai kemungkinan dan kebebasan untuk tumbuh dengan berkembang serta belajar menyesuaikan diri terhadap lingkungan.3

Salah satu sebab terjadinya hal ini karena dalam proses belajar mengajar IPA di sekolah, kegiatan lebih banyak terpusat pada guru dan sistem belajarnya pun banyak bersifat hafalan sehingga akan terjadi Verbalisme,

adalah salah satu penyakit terbesar di sekolah yakni anak-anak mengenal kata kata tetapi tidak memahami artinya4•

Pelajaran IPA merupakan ilmu pengetahuan fisik dan logika matematika, yang harus dialami dan dibangun oleh siswa sendiri secara lansung., seperti siswa mempelajari menggolongkan tumbuhan berdasarkan cirri-cirinya, udara bersih dan udara tercemar yang membutuhkan seperangkat alat bantu, dan lingkungan tertentu agar lebih mengkongkritkan pelajaran sehingga siswa mengalami sendiri.

.Dari segi belajar, seorang siswa akanmau dan tekun dalam belajar atau tidak sangat tergantung pada sikap, minat dan motifasi yang ada pada dirinya. Sikap dan minat sebagai faktor psikologis berbeda peranannya dalam belajar. dalam proses belajar, sikap itu berfungsi sebagai "dynamic forces" yaitu sebagai kekuatan yang akan menggerakan orang untuk belajar. Sedangkan peranan minat dalam belajar lebih besar !kuat dari sikap yaitu minat akan berperan sebagai "motifating forces" yaitu sebagai kekuatan yang akan mendorong siswa Ulltuk belajar. Siswa yang berminat (sikapnya senang) kepada pelajaran akan tampak terdorong terns untuk tekun belajar, berbeda

(16)

dengan siswa yang sikapnya hanya menerima kepada pelajaran, mereka hanya tergerak untuk mau belajar tetapi sulit untuk bisa terus tekun karena tidak ada pendorongnya.

Menyesuaikan diri dengan ketentuan-ketentuan hidup karena kemajuan sain, makin lama makin menjadi komplek dalam abad pengetahuan alam, ilmu pengetahuan telah mengalami kemajuan yang sangat, disamping ini pendidikan IPA mempelajari penerapan konsep-konsep dan mengembangkan tekhnologi kehidupan sehari-hari. Namun pada kenyataan ada diantara siswa enggan mempelajari IPA dikarenakan materi yang bersifat hapalan terlalu abstrak, dan sangat komplek. Untuk itu guru dapat dituntut agar bisa maksimal mengatasi masalah-masalah tersebuts.

Dengan berbagai jenis mesin-mesin komputer dan lainnya telah ditemukan, maka dapat dihasilkan barang-barang kebutuhan masyarakat secara besar-besaran dengan tenaga produksi yang cukup rendah sehingga hasil produksi dapat mudah diperoleh dengan harga murah6.

Sumbangan lain dari bidang IImu Pengetahuan Alam adalah meningkatnya taraf kesejahteraan masyarakat melalui bidang kesehatan. Dengan ditemukannya pengetahuan tentang cara-cara hidup sehat, obat-obatan, dan pengetahuan tentang patologi membantu menekan angka kematian. Perubahan-perubahan yang sangat cepat pada abad ini dikenal sebagai abad revolusi ilmu pengetahuan.

(17)

indranya seperti penglihatan, Salah satu cara atau strategi yang dapat dilakukan oleh guru adalah mengenal lingkungan dalam kegiatan belajar mengajar, sebab pada hakekatnya belajar adalah proses komunikasi antara dua pihak yaitu guru dengan siswa.

Mengenal lingkungan membantu mengkongkritkan pengalaman atau pengertian dan proses belajar mengajar karena dengan mengenal lingkungan semua pengalaman nyata dibawa langsung ke dalam pengajaran melalui kenyataan yang sebenamya dan siswa memperoleh pengalaman yang nyata karena dapat menggunakan berbagai

pendengaran dan perabaan.

Salah satu tujuan lImn Pengetahuan Alam di sekolah adalah untuk menanamkan kesadaran dan sikap tertentu terhadap alam dan mengembangkan konsep-konsep IImu Pengetahuan Alam sederhana dalam kehidnpan sehari-hari, hal ini dapat diartikan bahwa dengan hasil belajarIlmu

Pengetahuan Alam di sekolah, maka sikap siswa terhadap alam sekitamya akan terbentuk karena karakteristik yang dimilikinya bisa membawa pengalaman nyata kedalam ruang belajar.

(18)

Hal ini disebabkan karena sikap yang terdapat di dalam individu sangatlah komplek sifatnya. Sehingga sifat yang terbentuk itu bukan hanya disebabkan oleh proses pengajaran IImu Pengetahuan Alam saja, tetapi dipengaruhi pula oleh faktor-faktor lain misalnya faktor lingkungan kehidupan, kebudayaan, media masa dan lain-lain.

Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian secara langsung dengan cara meneliti siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Sirajul Falah Bojong Indah sebagai objek penelitian dalam uji coba mengenal lingkungan untuk pembelajaran IPA pada sub pokok bahasan tentang makhluk hidup, menggolongkan tumbuhan dengan udara bersih sehingga bisa diketahui respon yang diberikan siswa berupa sikap yang ditunjukan pada pengenalan lingkungan dalam pengaruhnya dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Berdasarkan pemikiran tersebut maka penulis ingin menuangkannya kedalam bentuk skipsi dengan judul" Hubungan Hasil

Belajar IPA dengan Sikap Siswa Tentang Alam Sekitar ( SeblIah

(19)

B. Identifikasi Masalah

Sikap siswa terhadap alam sekitar banyak dipengaruhi oleh fakta yang dapat di identifIkasi sebagai berikut :

1. Kurang pemahaman yang baik tentang alam sekitar. 2. Hasil belajar siswa terbatas pada ranah kognitif.

3. Kurangnya contoh baik dari guru maupun orang tua, bagaimana bersikap terhadap Iingkungan.

4. Masih rendah hasil belajar IPA kelas V MI Sirajul Falah.

[image:19.524.51.421.139.446.2]
(20)

C. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

I. Pembatasan Masalah.

Dalam pembentukan sikap siswa terhadap alam sekitar dapat dilakukan melalui berbagai cara dalam menggunakan iingkungan alam sekitar Desa Bojong Indah dan pengaruhnya terhadap hasil belajar IPA terhadap siswa. Permasalahan hanya dibatasi pada hubungan hasil belajar IPA dengan sikap siswa terhadap alam sekitar yang ada didalamnya, yaitu tumbuhan, hewan dan manusia. Hasil belajar disini adalah hasil belajar IPA siswa kelas V MI Sirajul Falah pada Semester ganjil tahun pelajran 2007/2008 yang meiiputi materi mahkluk hidup dan hubungannya dengan alam sekitar.

2. Perumusan Masalah

Berdasarakan latar belakang masalah dan pembatasan masalah di atas maka, dapat dirumuskan masalahnnya yaitu: Apakah Terdapat

Bubungan Antara Basil Belajar IPA dengan Sikap Siswa Tentang

(21)

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk:

a. Mengukur hasil belajar siswa kelas V MI. Sirajul Falah pada pembelajaran IPA

b. Mengetahui sikap siswa terhadap alam sekitar, hasil pengukuran digunakan untuk

c. Mengetahui hubungan hasil belajar IPA siswa kelas V dengan sikap siswa terhadap alam sekitar.

2. Manfaat Penelitian

(22)

1. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar. a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan hal yang kompleks. Karena devinisi atau pengertian yang dikemukakan oleh seseorang tergantung pada teori belajar yang dianutnya. Belajar merupakan unsur yang sangat penting dalam setiap jenjang pendidikan. Berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada proses belajar yang dialami oleh siswa baik ketika berada di Iingkungan sekolah maupun diluar Iingkungan sekolah.

Belajar adalah Keytrem (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan belajar bukanlah peristiwa yang dilakukan tanpa sadar melainkan proses yang dirancang dan disengaja, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pemah ada pendidikan sebagai suatu proses belajar. Hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin i1mu yang berkaitan dalam i1mu pendidikan.1

Belajar bukan mengahapal dan bukan pula mengingat, belajar adalah salah satu proses yang ditandai adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya,

lWina Sanjaya,Pembe/ajaran do/am lnplementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi

(Jakarta: Pernada Media 2005),

(23)

pemahamannya. Sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain asfek yang ada pada individu2•

Di bawah ini dikemukakan pendapat tentang teori belajar diantaranya :

Hilgard dan Bower dalam buku Theories of Leaning mengemukakan "Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat (misainya kekalahan, pengaruh obat dan sebagainya).3

Berdasarkan Teori Gagne "Bahwa belajar dapat dilihat dari segi proses dan dapat dilihat dari segi hasil belajar terjadi jika rangsangan bersama dengan isi rangsangan mempengaruhi siswa sehingga perilaku siswa berubah sebelum dipengaruhi rangsangan dan setelah dipengaruhi rangsangan4". Mulai masa bayi manusia mengadakan interaksi dengan Iingkungan tetapi baru dalam bentuk sensori motor kordination, kemudian belajar bicara dengan menggunakan bahasa.

2Dadang Garinda dan Rudi Budiman, Pendidikan IPA Di Sekolah Dasar. Madul D 11

Gum Ml(Jakarta, DEPAGRJ1999), hal 56-57

3Drs. Syaiful Bahri Djamara., Drs. Aswan Zain,Siralegi Belajar Mengajar hall3 4Drs. M. Ngalim, MP,Psikalogi Pendidikan,(Bandung, PT Remaja Rosda Karya), hal.

(24)

Berdasarkan Teori Howard Kingsley "belajar yakni keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengetian sikap dan cita-cita5 yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ditetapkan dalam kurikulum sekolah.

Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kongitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afek/if). Perubahan tersebut hendaknya terjadi sebagai akibat interaksinya dengan lingkungannya dan perubahan tersebut haruslah bersifat relatif permanen, tahan lama dan menetap dan tidak berlangsung sesaat saja.

Dari pengertian diatas, dapat diketahui bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar melalui jalan latihan atau pengalaman sehingga melahirkan perubahan dalam individu yang meliputi pengetahuan, kebiasaan, sikap dan tingkah laku ke tingkat yang lebih tinggi dari sebelumnya.

Berdasarkan kesimpulan diatas tentang hakikat belajar yaitu: a. Belajar adalah proses yang kontinu, maka harns tahap demi tahap

menurut perkembangannya. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi, dan discoveri.

(25)

Bahwa belajar di sekolah di pengaruhi oleh kemarnpuan siswa dan kualitas pengajaran yakni karakteristik individu, kualitas pengajaran dan hasil belajar siswa.

Belajar ditinjau dari proses seperti dikemukakan di atas memberi petunjuk mengenai hasil belajar siswa. Dalarn proses belajar, peristiwa bell\iar sendiri adalah untuk mencapai tujuan pengl\iaran, ada beberapa pendapat yang melihat peristiwa belajar dari semua pendapat di bagi tiga sudut pandang yakni, melihat belajar sebagai proses, melihat bell\iar sebagai fungsi, ketiga cara memandang ini perlu dibagi guru, kama tugas guru adalah membina, membimbing dan mengajarkan kegiatan siswa.

Ada beberapa prinsip dalam memilih pengalarnan belajar Tyler, Istilah Learning Experience tidak sarna dengan isi pelajaran yang diberikan guru dan juga tidak sarna atau bukan aktifitas yang dilakukan guru. Pengalaman belajar merujuk pada interaksi antara siswa dengan sesuatu yang berada di dalam dirinya atau ada di dalarn lingkungannya terhadap mana ia memberi reaksi, proses belajar teJjadi prilaku aktif dari para siswait is what he does that he learn not the teacher does,

demikian di tegaskan oleh Tyler. Di lain pihak Choen Dear menggunakan istilah learning experience mencakup baik contet maupun proses. Yakni What is Learnd and how in it is to be learnd

(26)

Dalam skripsi ini penulis menggaris bawahi pandangan Choen dan Dear karena itu dalam uraian tentang pengalaman belajar aksn selalu di bicarakan isi atau materi dari proses atau interaksi.6

Apabila peroses belajar ini di selenggarakan secara formal di sekolah-sekolah tidak lain di maksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa secara terencana baik di dalam asfek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap interaksi yang terjadi selama peroses belajar tersebut di pengaruhi oleh lingkungannya, yang terdiri antara lain murid, guru, petugas perpustakaan, kepala sekolah, bahan atau materi pelajaran. Hasil belajar yang diperoleh siswa di pengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam (intern) dan faktor lingkungan (ekstern)7

Belajar dan mengajar adalah dua konsep yang tidak bisa di pisahkan satu sama lain. Belajar menunjukan pada apa yang harns di lakukan seseorang sebagai subjek yang menerima pelajaran, sasaran didik, sedangkan mengajar menunjukan pada apa yang harns dilakukan oleh guru sebagai pengajar.

Dua konsep menjadi ini terpadu dalam satu kegiatan, manakala teJjadi interaksi siswa pada saat peroses pengajaran berlangsung. Inilah makna belajar dan mengajar sebagai suatu proses, interaksi guru siswa

6Drs. Udin Syarifudin Winata Putra MA Drs, Rustana ArdiPerencanan Pengajaran

PPGI2171 hall 58.

(27)

sebagaimana utama peroses pengajaran memegang peranan penting untuk mencapai tujuanー・ョァセ。イ。ョ yang efektifl.

Uraian di atas memberikan petunjuk bahwa agar proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik, siswa sebaiknya diajak untuk memanfaatkan semua alat indranya, guru berupaya menampilkan rangsangan ( stimulus ) yang dapat diperoses dengan berbagai indra, semakin banyak alat indra yang di gunakan untuk menerima dan mengolah informasi semakin besar informasi tersebut dapat di pertahankan dalam ingatan. Dengan demikian siswa diharapkan akan dapat menerima dengan mudah dan baik dalam materi yang di sajikan.

b. Basil Belajar.

HasH belajar adalah kegiatan memahami, menghayati dan menganalisis bahan-bahan pelajaran. Dalam hasH belajar terdapat faktor-faktor yang mempengarubi belajar siswa itu sendiri.

HasH belajar merupakan tingkah laku siswa yang di peroleh setelah melalui proses belajar. HasH belajar adalah hasH akhir setelah mengalami proses belajar dimana tingkah laku itu dalam bentuk perbuatan yang dapat di amati dan diukur. HasH belajar yang dicapai siswa di pengaruhi oleh dua faktor dari luar dan lingkungan9

8Dr Nana SujanaDasar Dasar Peroses Be/ajar Mengajar (Bandung :Rosda Karya 1999), hallS

9Dr. Nana SujanaDasar Dasar Proses Be/ajar Mengajar(Bandung: Rosda Karya 1999),

(28)

Untuk mengetahui perubahan-perubahan yang dialami oleh siswa setelah proses belajar-mengajar dapat dilakukan evaluasi pada setiap materi pelajaran yang diberikan. Adanya perubahan-perubahan ini tampak pada hasil belajar yang diperoleh siswa.

Proses belajar mengajar siswa bukan hanya merupakan penguasaan pengetahuan semata atau berbagai hal yang pernah diajarkan atau dilatih, tetapi juga meliputi perubahan tingkah laku, seperti yang dinyatakan oleh Gagne,to bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan individu yang belajar, perubahan itu tidak hanya mengenai perubahan pengetahuan, juga membentuk keeakapan, kebiasaaan pribadi individu yang belajar.

T. Raka Joni menyatakan, bahwa hasil belajar dapat digunakan untuk menarik kesimpulan tentang aspek-aspek tertentu dari kepraibadian, misalnya prestasi akademis, baka!, minat, sikap, penyesuaian sosial dan lain-Iainll. Belajar merupakan suatu hal yang

kompleks yang dapat dijelaskan melalui berbagai pengertian dan menyangkut berbagai faktor yang mempengaruhinya.

Menurut Granbaeh belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalarni, dan dalam mengalarni itu si pelajar menggunakan panea inderanya untuk mengetahui perubahan-perubahan dalarn pengetahuan, pemahaman, ketrarnpilan, niali, sikap, yang bersifat konstan dan

10SIameto,Be/ajar dan Faktor-jaktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta 2003), h. 13

(29)

22

menetap. Perubahan ini dapat berupa sesuatu yang masih tersembunyi, mungkin juga perubahan ini hanya berupa penyempumaan terhadap hal yang sudah dipelajaril2•

Menurut Howard Kingsley, seperti yang dikutip Nana Sudjana membagi tiga macam hasil belajar yakni : (l) Keterampilan dan kebiasaan, (2) Pengetahuan dan pengertian, (3) Sikap dan cita-cita13 Dalam sistem pengajaran rumusan tujuan pendidikan baik tujuan kurikuler maupun institusional, menggunakan k1asifikasi hasil belajar dari Benjamin Bloom yang secara garis besar meqjadi tiga ranah, yakni : 1) Ranah Kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.

2) Ranah afektifberkenaan dengan sikap.

3) Ranah Psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak.14

Pendapat diatas sama dengan pendapat Benyamin Bloom, dkk yang menyatakan bahwa ada tiga dimensi hasil belajar yaitu dimensi

kognitij, aftktif dan psikomotorik. Dimensi kognitif adalah kemampuan yang berhubungan dengan berfikir, mengetahui dan memecahklan masalah seperti pengetahuan aplikatif, sintesis, analisis, dan evaluasi. Dimensi aftktifadalah kemampuan yang berhubungan

12Drs. Sumadi Suryabrata BA, Ma, Eds, Ph.D,Psikologi Pendidikon, Hal 231

(30)

dengan sikap, nilai, minat dan apresiasi. Sedangkan dimensi psikomotorik adalah kemampuan yang berhubungan dengan

keterampilan motorik

Muhibbin Syah dalam bukunya psikologi beJajar menjelaskan kecakapan kognitif yaitu yang pengembangan fungsi ranah kognitif akan berdampak positif. Sekurang-kurangnya ada dua macam kecakapan kognitif siswa yang amat perlu dikembangkan segera khususnya oleh guru, yakni :

a) Strategi belajar memahami isi materi pelajaran.

b) Strategi meyakini arti penting isi materi pelajaran dan aplikasinya serta menyerap pesan-pesan moral yang terkandung daJam materi pelajaran tersebut.

Tanpa pengembangan dua macam kecakapan kognitif ini, agaknya siswa sulit diharapkan mampu mengembangkan ranah afektif dan psikomotomya sendiri.1S Untuk mempeIjeJas gagasan pengembangan kecakapan ranah kognitif di atas, digambarkan poJa pengembangan fungsi kognitif siswa meJaJui proses belajar mengajar (teaching learning process/6

(31)

Gambar2.1.Pola Pengembangan Fnngsi KognitifSiswal7

I

Pengembangan Fungsi Kognitif

+

I

Upaya

1. Proses belajar rnengajar (pBM) rnernahami, rnenyukai, dan rnengaplikasi isi dan nilai rnateri pelajaran.

2. Proses belajar rnengajar (PBM) rnernecahkan rnasalah dengan rnengaplikasi isi dan nilai rnateri pelajaran

I

hasil

I

I

I

Kecakapan Kecakapan Kecakapan

Kognitif Siswa Afektif siswa Psikornotor

I

Hasil

I

Surnber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas

[image:31.521.42.422.55.472.2]
(32)

Ketiga ranah tersebut menjadi objek peneltian hasil belajar. Di antara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak yang dinilai oleh para guru di sekolah, karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pelajaran.

Dengan demikian penulis dapat menjelaskan bahwa hasil belajar adalah gambaran dari hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa sebagai akibat dari proses kegiatan belajar yang dialaminya. Bentuk perubahan-perubahan pada diri siswa yang diharapkan terjadi setelah proses belajar meiiputi tiga aspek, yaitu:

1) Aspek kognitif

2) Aspek afektif :

Meliputi perubahan dalam penguasaaan pengetahuan terhadap fakta, konsep, dan teori tertentru.

Meliputi perubahan-perubahan dalam segi sikap, mental, perasaan dan kecerdasan.

(33)

Untuk menilai hasil belajar dapat digunakan tes. Tes adalah alat yang digunakan untuk mengukur sejauh mana keberhasilan belajar yang telah dicapai oleh siswa. Tes bertujuan untuk membangkitkan motivasi kepada siswa agar mereka memperhatikan pelajaran serta mendorong mereka agar dapat mengorganisasikan pelajaran dengan baik. Tes dapat juga di gunakan sebagai feedback bagi guru dalam perbaiakan dalam program pengajaran. Untuk lebih jelasnya mengenai pentingnya menilai hasH belajar dapat dinilai dalam gambar berikut :"

[image:33.521.64.415.147.556.2]

Gambar2.2

Penilaian DalamProsesKegiatan Belajar Mengajar

TRANSPORMASI

I

INPUT OUTPUT

I. Siswa

2. Guru dan Personallainnya

3. Bahan Pelajaran

4. Metode Mengajar dan Sistem Evaluasi

5. Saran Penunjang

6. Sistem Administrasi

Umpan Balik

I

+ 4

(34)

Pembelajaran IFA dapat di artikan sebagai satu kegiatan untuk mengungkap rahasia alam yang berkaitan dengan makbluk hidup. Dengan demikian hasil belajar IPA dapat ditarik sebagai hasil perubahan tingkah laku yang di sengaja. Sebagai hasil dari belajar IFA yang dapat di tunjukan dari hasil perubahan dantidak bisa menjadi bisa, atau peningkatan pengetahuan, pemahaman dan sikap.

Berdasarkan teori belajar menurut J. Bruner" Belajar tidak untuk mengubah tingkah laku seseorang tetapi untuk mengubah kurikulum. Sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar lebih banyak dan mudah<<19.

Sebab itu Bruner mempunyai pendapat ada baiknya sekolah menyediakan kesempatan bagi siswa untuk maju dengan cepat sesuai dengan kemampuan siswa dalam mata pelajaran tertentu. Di dalam proses belajar Bruner mementingkan partisifasi aktif dari tiap siswa dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan, untuk meningkatkan proses belajar perlu lingkungan yang dinamakan " discovery Learning Enviromenf' ialah lingkungan dimana siswa dapat melakukan eksporasi penemuan-penemuan baru yang belum dikenal atau pengertian yang mirip yang sudah diketahui oleh siswa secara berbeda-beda pada usia yang berbeda pula. Dalam lingknngan banyak hal yang di pelajari siswa hal mana yang dapat digolongkan menjadi :

(35)

b) Konik

a) Enaktife Seperti belajar naik sepeda, yang harus didahului dengan bermacam-macam keterampilan motorik.

Seperti mengenal jalan menuju ke pasar, mengingat dimana bukunya yang penting dimana diletakan.

c) Symbolik : Seperti pengunaan kata-kata menggunakan formula. Dalam belajar guru perlu memperhatikan empat hal sebagai berikut ini:

I) Mengusahakan agar setiap siswa berperan aktif, minatnya perlu diitingkatkan.

2) Menganalisis struktur materi yang akan diajarkan.

3) Menganalisis squence, guru mengajar berarti membimbing siswa melalui urutan pernyataan-pernyataan dari masalah sehingga siswa memperoleh pengertian dan dapat mentransper apa yang sedang di pelajari.

(36)

a. Faktor-faktor yang Mempengarnhi Hasil Belajar

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor kemampuan siswa dan faktor lingkungan. Seperti dikemukakan oleh Clrak bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kemampuan siswa disekolah sebanyak 70 % dan 30 % dipengaruhi oleh lingkungan2o•

Menurut Siameto, faktor-faktor tersebut secara global dapat diuraikan dalam dua bagian yaitu faktor internal dan ekstemal.21

a. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Yang termasuk kedalam faktor ini adalah:

I) Faktor jasmani, yaitu meliputi kesehatan dan cacat tubuh 2) Faktor psikologis, yaitu meliputi intelegensi, perhatian, minat,

bakat, motif, kematangan, dan kesiapan.

3) Faktor kelelahan, yang meliputi kelelahan jasmani, dan kelelahan rohani.

b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa, yang termasuk kedalam faktor ekternal ini adalah:

I) Faktor keluarga, meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan.

20Nana Sudjana,Dasar-Dasar Proses Be/ajar Mengajar,(Bandung : Sinar Barn Algesindo, 2003), h. 37

21SJameto,Be/ajar dan Faktar:fakJar Yang Mempengaruhiny,a(Jakarta:Rineka Cipta, 2003),

(37)

2) Faktor sekolah, meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, dan kedaan sarana dan prasarana sekolah.

3) Faktor masyarakat, meliputi keadaan siswa dalam masyarakat, mass media, dan temannya dalam bergauL

Sedangkan menurut Muhibbin Syah, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, dirumuskan kedalamrigakelompok, yaitu:22

a. Faktor internal siswa yang terdiri atas: 1) Aspek fisiologis

2) Aspek psikologis, yang meliputi: intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, dan motivasi siswa

b. Faktor eksternal siswa yang meliputi: 1) Lingkungan sosial

2) Lingkungan non-sosial c. Faktor pendekatan belajar

b. KurikulumSekolab Tingkat DasarIMadrasab Ibtidaiyab.

Kurikulum IPA di sempurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan IPA secara Nasional, saat ini kesejahtraan bangsa tidak hanya lagi bersumber pada sumber daya alam, modal yang bersipat fisik lagi bersumber pada sumber intelektual, sosial dan kepercayaan (kreadibilitas). Dengan demikian tuntutan terus menerus memutahirkan

(38)

Bakti)

pengetahuan IPA menjadi suatu keharusan, mutu lulusan bila di ukur dengan standar saja, sebab perubahan sangat besar mempengaruhi ekonomi suatu bangsa, industri baru dikembangkan dengan berbasis kompetensi dan tekhnologi tingkat tinggi, maka bangsa yang berhasil adalah bangsa yang berpendidikan dengan standar mutu lulusan yang tinggi.

Berdasarkan hasil pengalaman di lapangan penulis menemukan hasil belajar siswa lebih efektif dan berarti melalui pengalaman nyata dan berwawasan lebih luas sehingga anak lebih bervariasi dalam belajarnya Anak termotivasi bahkan lebih menyenangkan, anak menemukan sendiri baik melalui bimbingan guru maupun lingkungan, sehingga menumbuhkan sikap ilmiah.

Pemberian pengalaman belajar dengan cam melibatkan siswa aktif melalui percobaan / demontrasi / pennainan akan sangat bennakna bagi para siswa. Teori belajar mengatakan bahwa belajar yang efektif hams melalui pengalaman langsung, berarti pengetahuan yang diperoleh siswa berasal dari hal-hal nyata dan bersipat hayalan, belajar dengan pengalaman langsung tentu saja lebih menyenangkan dan tidak mudah lupa, ada dua hal yang harus diperhatikan guru pada pembelajaran IPA, yaitu pengembangan IPA dan penanaman nilai atau sikap ilmiah23•

(39)

3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, tekhnologi dan masyarakat.

4) Mengembangkan IPA untuk menyelidiki alam sekitar memecahkan masalah membuat keputusan.

5) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan-Nya.

6) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dan memlihara, menjaga dan melestarikan lingkungan.

7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan SMP / MTs.

2. Sikap Siswa Terhadap AIam Sekitar. a. Pengertian Sikap

Setiap orang memiliki sikap yang berbeda-beda terhadap suatu perangsang. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang ada pada diri individu masing-masing seperti adanya perbedaan dalam bakat, minat, pengalaman, pengetahuan, intensitas, perasaan, dan juga situasi Iingkungan.

(40)

objek, (3) keluasan sikap meliputi cakupan objek-objek sikapyang disetujui atau tidak disetujui, (4) sikap memiliki konsistensi yaitu kesesuaian antara sikap denga responnya terhadap objek, (5) spontanitas yaitu sejauh mana kesiapan subjek menyatakan sikapnya terhadap objek dengan spontan.

Dari karakter sikap tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap dapat dibentuk dan dipelajari sepanjang subjek masih berhubungan dengan objek sikap. Sikap tidak di bawa sejak lahir,akan

tetapi sikap dibentuk oleh adanya interaksi sosial yang dialami subjek baik terhadap Iingkungan fisik maupun terhadap kejiwaan. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan sikap adalah faktor lembaga pendidikan (sekolah) dan lembaga agama. Kedua faktor ini amat penting artinya, karena salah satu tujuan dari pendidikan itu adalah meletakkan dasar pengetahuan pengertian dan konsep moral dalam diri individu.

Sikap digunakan untuk mengukur setiap seseorang terhadap obyek tertentu hasilnya berupa katagori sikap yakni mendukung sikap positif. Sikap pada hakekatnya adalah kecendrungan berprilaku pada seseorang juga diartikan reaksi seseorang terhadap stimulus yang datang pada dirinya..25

(41)

Pada urnurnnya rurnusan-rurnusan rnengenai sikap rnernpunyai persarnaan unsur, yaitu adanya kesediaan untuk ber respon terhadap situasi, Triandis ( 1971 ) rnendefinisikan sebagai berikut :

An attmude is an idea charged with emotion which predis poses a

class ofactions to a parti cluar class ofsosial situations.

Menurut Berkowitz seperti yang diungkapkan kernbali o1eh Azwar dije1askan suatu perasaan yang rnendukung atau perasaan yang tak rnendukung terhadap objek ini disertai perasaan positif negatif, orang rnernpunyai sikap positif terhadap sesuatu objek yang bernilai dalam pandangannya, dan ia akan bersikap negatifterhadap objek yang di anggapnya tidak bernilai dan juga rnerugikan sikap ini kernudian rnendasari dan rnendorong kearah sejumlah perbuatan yang satu sarna lainnya berhubungan.'6

Pernyataan sikap di sarnping katagori positif dan negatif hams pula mencerminkan dirnensi sikap, yakni kognisi, afeksi dan konasi. berikut ini informasi rnerupakan kondisi pertama untuk suatu sikap. Bila berdasarkan informasi itu timbul perasaan positif atau negatif terhadap objek dan menirnbulkan kecendrungan untuk bertingkah laku tertentu terhadap sikap.'?

26Mar 'at,Sikap Manusia Perubahan serla Pengukurannya. (Bandung :Fal'Ultas

Pisikologi UNPAD 2004 )

27Nonnan Campe] terjemah Soy Kreaf: Ilmu Pengetahuan Alam Tentang Akal Budi

(42)

Sikap terbentuk melalui bermacam-macam cara, antar lain:

I) Melalui pengalaman yang berulang-ulang atau dapat pula melalui suatu pengalaman yang disertai perasaan yang mendalam (pengalaman traumatik).

2) Melalui Imitasi, penipuan dapat teIjadi tanpa disengaja, dapat pula dengan di sengaja. Dalam hal terakhir individu harns mempunyai minat alau rasa kagum terhadap metode, disamping itu di perlnkan pula pemahaman dan kemampuan untuk mengenal dan mengingat model yang hendak ditiru. Peniruan akan teIjadi lebih lancar bila di lakukan secara kolektif dari pada perorangan.

3) Melalui sugesti, disini seseorang membentuk suatu sikap terhadap objek tanpa suatu alasan dan pemikiran yang jelas, tetapi semala-mata karena pengaruh yang datang dari seseorang alau sesuatu yang mempunyai dalam pandangannya.

4) Melalui identifikasi.

(43)

kelompok tersebut yang dianggap paling memiliki kelompok yang bersangkutan?S

b. Hakikat Alam Sekitar

Rasa tertarik kepada alam yang ada pada diri siswa, belum tentu menjamin siswa kwlak memiliki sikap yang positif terhadap alamo Karena untuk mengarah kesikap positif terhadap alam harus melalui tahapan sikap yaitu sikap mencintai alam, seseorang harus mampu melihat kenyataan-kenyataan alam baik itu dengan panca indera maupun dengan jiwanya. Maksudnya adlah jika seseorang dikatakan mencintai alam maka orang tersebut harus benar-benar mengetahui keadaan alam, segala proses yang terjadi didalamnya, dan mengelola serta merawat alam denga sebaik-baiknya. Badi orang yang mencintai alamakan memandang dan mencintai alam melalui tiga jurusan, yaitu sebagai Hmuan dalam mencaripengetahuan akan rahasia alam, sebagai seniman sehingga mampu melihat kenyataan alam sebagai pencerminan dirinya sehingga akan merawat alam sebaik-baiknya, dan sebagai pemikir ekonomi alam sehingga timbul sikap menghargai alam sebagai sumber kehidupan.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa manusia tidak mewarisi sikap, tetapi hal ini diperoleh manusia sebagai hasH dan interaksi mereka dengan situasi-situasi dalam lingkungan.

(44)

Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang mempelajari penomena-penomena di alam semesta. Ilmu Pengetahuan Alam memperoleh kebenaran tentang fakta dan penomena alam melalui kegiatan. Pelajaran IPA berguna untuk memahami alam sekitar, hewan, tumbuhan, dan diri sendiri sehingga dapat melakukan kegiatan sehari-hari.

Manusia hidup dalam lingkungan tertentu dan harus memanfaatkan lingkungan dengan sebaik-baiknya, oleh karena itu dalam pendidikan dan pengajaran harus memanfaatkan alam sekitar, Imanuel Khant mengatakan bahwa pengertian tanpa pengamatan adalan kosong, dan pengamatan tanpa pengertian adalah buta, maksudnya dalah bahwa antara pengamatan dan pengertian terdapat hubungan saling menunjang serta memperkuat pengajaran alam sekitar?9

Pada hakikatnya pendidikan IPA merupakan usaha sadar yang di lakukan seseorang terhadap orang lain, maka siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan gagasan tentang alam sekitar setelah siswa memahami dan mempraktekan pada kehidupan, maksudnya adalah siswa menyadari langkah yang harus diambil guna menyelamatkan lingkungan alamnya dan juga memberikan pengetahuan kepada siswa tentang alam sekitar tempat mereka hidup, menanamkan kesadaran sikap tertentu terhadap lingkungan serta

(45)

menanamkan sikap hidup ilmiah30• Di samping itu lingkungan alam sekitar baik lingkungan alam sekolah maupun lingkungan alam sekitar tempat tinggal siswa dapat dijadikan media dalam pembelajaran IPA.

Manusia hidup di bumi tidak sendirian melainkan bersama makbluk lain, yaitu tumbuhan, hewan, dan jasad renik. Makhluk hidup yang lain itu bukan sekedar kawan hidup yang hidup secara netral atau pasif terhadap manusia, melankan hidup manusia itu terkait erat pada mereka, tanpa mereka manusia tidak hidup.

c. Pengukuran Sikap Siswa TerhadapAlamSekitar

Pengukuran hasil belajar merupakan bagian penting dalam proses belajar mengajar. Karena dengan pengukuran tersebut dapat ditentukan tingkat keberhasilan suatu program sekaligus juga dapat dinilai hasilnya. Untuk menilai hasil belajar yang beraneka ragam dapat diukur dengan menggunkan alat atau teknik evaluasi, yang biasanya berupa tes yang disusun berdasarkan tujuan intruksional yang hendak dicapai. Dalam pembelajaran IPA, penilaian hasil belajar tidak hanya berupa tes, tetapi diukur dengan berbagai cara, penilaian keJja kelompok , aktivitas belajar dan penampilan sehari-hari ketika belajar.

(46)

Ditinjau dari sudut bahasa penilaian diartikan sebagai proses penentuan kualitas suatu objek, untuk dapat menentukan proses tersebut diperlukan adanya ukuran tertentu. Misalnya untuk dapat mengatakan baik, sedang dan kurang, maka diperlukan adanya ketentuan atau ukuran yang disepakati bersama.

Pada umumnya, untuk memeriksa hasil belajar siswa dapat dilakukan dengan berbagai macam tes, seperti menggunakan tes lisan, tulisan, dan tindakan. Dalam hal penelitian ini penulis menggunakan tes tulisan mengenai hasil belajar siswa sebagai sumber untuk memperoleh data.

Tes hasil belajar adalah suatu tes yang digunakan untuk menilai hasil-hasil pelajaran yang telah diberikan kepada siswa dalam jangka waktu tertentu. Tes yang dilakuan harus benar-benar mengukur hasil belajar anak terhadap pelajaran yang telah diberikan, mengukur kemampuan, dan keterampilan siswa setelah siswa tersebut menyelesaikan suatu program pelajaran. Menurut Suharsimi, tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.

(47)

pembelajaran khusus mencapai sasaran. Hal ini digunakan sebagai bahan penyempuma pengajaran dimasa yangakandatang.

Berikut ini prinsip dasar yang perlu diperhatikan dalam menyusun tes hasil belajar agar tes tersebut benar-benar dapat mengukur tujuan pembelajaran,31yaitu :

a) Tes tersebut hendaknya dapat mengukur secara jelas hasil belajar yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan intruksional. b) Mengukur sampel yang refresentatif dari hasil belajar dan

bahan pelajaran yang telah diajarkan.

c) Mencakup bermacam-macam bentuk soal yang benar-benar cocok untuk mengukur hasil bel!\iar yang diinginkan sesuai dengan tujuan.

d) Didesain sesuai dengan kegunaannya untuk memperoleh hasil yang diinginkan.

e) Dibuat seandal (reliable) mungkin sehingga mudah diinterprestasikan dengan baik.

f) Di gunakan untuk memperbaiki cara belajar siswa dan cara mengajar guru.

(48)

Proses belajar mengajar harns bertumpu pada struktur kognitif, yakni pemetaan fakta, konsep serta prinsip-prinsip bagi peserta didik. Ini berarti struktur kognitif dapat mempengaruhi penampilan seseorang sehingga proses belajamya senantiasa dapat merubah tingkah laku kearah yang sesuai dengan tuntutan dan tujuan belajar tersebut. Dalam proses belajar ini sebagai tahap perubahan bagi siswa yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif, jadi dapat dikatakan bahwa tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan fisik dan dari proses belajar siswa disuatu lembaga pendidikan dapat dihasilkan dengan belajar.

Dalam pembelajaran Hmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai salah satu mata pelajaran utama di Madrasah Ibtidaiyah, merupakan program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, keterarnpilan, sikap, dan nilai-nilai ilmiah pada diri siswa, serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.

(49)

mereka tinggal, menanamkan kesadaran dan sikap peduli terhadap lingkungan serta menanamkan sikap hidup yang ilmiah.

Dengan demikian pendidikan IPA tidak hanya bertujuan memahami tentang fakta serta pengertian saja, tetapi juga mengembangkan rasa cinta terhadap alam sekitar. Sehingga terciptalah sikap-sikap untuk mepJaga keutuhan dan keselarasan alam sekitarnya. Jadi dapat dikatakan antara hasil belajar siswa pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan sikap siswa terhadap alam sekitar sangatIah besar pengaruhnya, dimana kemampuan belajar siswa dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil yang dicapai setelah mengalami proses belajar kognitif dalam bidang IPA dan siswa dapat memahami dan mempraktekkan pada alam yang ada disekitamya dalam kehidupan sehari-hari.

B. Kerangka Berpikir

Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di lembaga pendidikan adalah mata pelajaran IPA. Adapun tujuan yang terkandung dalam bidang studi IPA dan saling keterkaitannya serta agar siswa mampu menerapkan metode i1miah yang sederhana dan bersikap ilmiah dalam memecahkan masalah yang dihadapi serta menyadari akan kebesaran pencipta Nya.

Untuk mengetahui keberhasilan pendidikan IPA di sekolah, sebagai alat ukumya adalah dengan melihat hasil belajar IPA di sekolah. Pengajaran di

(50)

Jadi disini terdapat transfer belajar yaitu pemindaban suatu hasil belajar dari suatu bidang studi kekehidupan sehari-hari, transfer lebih sering teljadi pada siswa yang memiliki hasil belajar tinggi, dan ini akan menimbulkan perubaban-perubahan dalam bidang pengetahuan, pemabaman, keterampilan, nilai, dan sikap.

Adanya komponen dalam pengetahuan dalam sikap memberikan pengertian babwa sikap seseorang dapat terbentuk karena adanya pengetahuan. Demikian pula halnya dengan pengetabuan alam yang tercakup dalam pendidikan IPA, merupakan suatu pengetabuan yang dapat menimbulkan perubahan pada sikap seseorang hal ini disebabkan karena di dalam pendidikan IPA mengandung suatu harapan yang berguna bagi kehidupan pada siswa dan IPA juga telah mempengaruhi berbagai sektor masyarakat.

Keadaan ini tidak mustabil teljadi pada siswa MI karena pada usia ini mereka pada dasarnya telab tertarik terhadap alam melalui peningkatan pengetabuan tentang alam akan mengembangkan sikap mencintai alam pacta anak sesuai dengan tujuan di berikannya pendidikan IPA di sekolab-sekolah.

(51)

Di mana hasil belajar IPA yang tinggi menimbulkan dugaan adanya sikap yang positif terhadap alam sekitar, tetapi sebaliknya jika terdapat hasil belajar IPA yang rendah akan menimbulkan suatu dugaan adanya negatif dalam siswa tersebut terhadap alam sekitar. Sehingga akan diteliti ada atau tidaknya hubungan antara hasil belajar IPA dengan sikap siswa terhadap alam sekitar.

C. Perumusan Hipotesis

Hipotesis penelitian ini terdiri atas hipotesis nol (Ho) dan hipotesis altematif (Ha) yang dirumuskan sebagai berikut a;

II.

= Tidak terdapat hubungan poisitif antara hasil belajar IPA

dengan sikap siswa tentang alam sekitar.

(52)

RABID

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara hasil belajar IPA siswa terhadap sikap siswa setelah siswa di beri materi tentang alam sekitar.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Waktu Penelitian ini dilakukan di MI. Sirajul Falah Jalan H. Mawi No 42 Rt 02/01 Desa Bojong Indah Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, pada I3 Agustus 2007 sampai dengan tanggal 8 September 2007.

C. Metode Penelitiau

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan teknik survei, karena penelitian ini melukiskan secara fakta atau karakteristik dari suatu populasi tertentu secara nyata dan cermat dengan meniitikberatkan pada pengamatan dan suasana alamiah (naturalistic setting). Metode deskriptif adalah metode yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala atau peristiwa yang terjadi sekarang. Penelitian ini bertujuan menggambarkan keadaan dengna data kuantitatif. Data kuantitatif merupakan data yang berkenaan dengan jumlah atau kuantitas yang dihitung.

(53)

D. Populasi dan teknik pengambilan sampel.

Dalam penelitian ini populasinya adalah siswa - siswi MI. Sirajul Falah Bojong Indah yang dari 6 kelas dengan jumlah siswa 460 orang.

Sedangkan riancian populasi dan sampel sebagai berikut.

1. Populasi Target: Siswa kelas V MI. Sirajul Falah Bojong Indah Parung-Bogor yang berjumlah 82 orang siswa.

2. Populasi Terjangkau : Siswa kelas V MI. Sirajul Falah Bojong Indah Parung - Bogor yang berjumlah 41 orang siswa.

Sampel di ambil dengan tekhnik Purposif sampling terpilih dua kelas, yaitu kelas V MI, kemudian dilakukan tahap kedua dimana sampel diambil satu kelas yaitu siswa kelas V sebagai objek penelitian1•

E. Teknik Pengumpulan Data. 1. Observasi.

Observasi di lakukan oleh penulis pada awal penelitian untuk melihat hal -hal yang terjadi dan ada hubungannya dengan permasalahan penelitian, diantaranya :

a. Kegiatan belajar mengajar siswa-siswi kelas V MI Sirajul Falah b. Hasil belajar siswa-siswi kelas V MI Sirajul Falah

c. Minat belajar siswa siswi siswa-siswi kelas V MI Sirajul Falah

(54)

2. Angket.

Untuk melengkapi data yang di butuhkan , para responden di berikan angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai lingkungan alam sekitar

3. Tes

Tes disusun untuk melihat kemampuan siswa terhadap penguasaan IPA yang mencakup alam sekitar.

4. Variabel yang diteliti.

Variabel bebas ( X) : HasH belajar IPA

(55)
[image:55.521.50.415.74.456.2]

Tabel 3.1

Kisi-kisi Sikap Siswa Terhadap Alam Sekitar

I

Dimensi Sikap I

No·1 Ullsur Alam

Pellgetahllall Perasaan Konasi Jlmnlali

I

C1 C2 C3

I i

I

I

I.

I

Tumbuhan 1,2 3 4 4

2. Hewan 5 6 7,8 4

3. Air 9,10 II 12 4

4. Tanah 13 14 15,16 4

I

I

5. Udara 17 18

I

19,20 4

(56)
[image:56.521.46.415.56.571.2]

Tabel3.2

Kisi-kisi Tes Hasil Belaja.. IPA

No. Soal Ju

Pokok

No. Indil{ator

Pengetah Pemah Aplik. mi. Bahasan

si h

uan aman

1. Penyesuaian

-

siswa dapat mcmbedakan 1.2.3 4 5 Makhluk ciri-ciri makhluk hidup

Hidup

-

siswa dapal memahami pcnycsuaian makhluk

hidup lerhadap 6.7 8 9

lingkungannya.

-

siswa dapat

mcnyebutkan makhluk hidup yang dapal

melindungi dirinya 0,11 12,13

I

sendiri.

2 Hubungan

Antar

-

siswa dapal antara 14,15 16

makhluk makhluk hidup ada

Hidup saling ketergantungan.

-

siswa dapat mengamati 17

bentuk saling ketergantungan antar

makhluk hidup.

,

-

siswa dapal memahami 19,20 21 18

rantai makanan pada

hewan.

-

siswa dapat mengerti 23,24 25 22

saling ketergantungan

antara manusia, hewan"

dan tumbuhan.

(57)

a. Uji Validitas

Penelitian ini menggunakan validitas isi agar dapat mengetahui soal-soal yang disusun sesuai dengan materi yang di tetapkan. Dalam validitas isi tidak dilakukan perhitungan statistik. Untuk mengetahui tinggi rendahnya atau valid tidaknya instrumen yang di teliti. Karena sebuah tes yang memiliki validitas isi apabila tes tersebut mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi yang diberikan.

b. Uji Reliabilitas

Untuk menguji kereliabilitasan soal tes dalam penelitian ini digunakan rumus K - R 20dengan rumus :2

r = (n)

1/ n-l

c. Uji TarafKesukaran

Untuk mengetahui soal yang di berikan tergolong mudah, sedang, atau sukar maka digunakan perhitungan tarafkesukaran dengan rumus.3 TK = U+L

T Keterangan :

TK= Tingkat Kesukaran

U = Upper Group (jumlah siswa menjawab benar untuk kelompko atas ) L = Lower Group (jumlah siswa menjawab benar untuk kelompok bawah) T = Jumlah siswa untuk kelompok atas dan bawah

,Ibidhal 100

(58)

Kriteria Indeks Kesukaran:

0,00 - 0,30 : Soal kategori sukar 0,30 - 0,70 : soal kategori sedang 0,70 - 1,00 : Soal kategori mudah

d. Uji Daya Pembeda

Uji ini berguna untuk mengetahui kemampuan suatu soal membedakan siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai. Daya .. pembeda di hutung dengan menggunakan rumus4:

D=U-L

YzT

Besarnya daya pembeda mempunyai kriteria sebagai berikut : 0,00 - 0,20 = kategori jelek

0,20 - 0,40 = kategori cukup 0,40 - 0,70 = kategori baik 0,70 -1,00 = kategori baik sekali

F. Teknik Analisis Data

1. Uji Normalitas

Uji normalitas di lakukan untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan yaitu uji Liliefors.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dengan mengguanakan Uji Bartlett

(59)

3. Uji keberartian dan linieritas model regresi sederhana

Untuk mengetahui model regresi dan bentuk hubungan antara hasil beltUar lPA (X) dengan sikap terhadap alam sekitar(Y), maka digunakan analisis regresi sederhana yang di lambangkan dengan models:

Y=a

+ bx

Y

= Sikap siswa terhadap alam sekitar yang diprediksi x = Hasil belajar 1PA

a = Suatu konstanta

b = Koefisien regresi

Untuk pengujian dan keberartian, langkah pertama adalah menghitung jumlah kuadrat (JK) untuk berbagai sumber variansi: jumlah kuadrat yang perlu dihitung adalah jmlah kuadrat total adalah JK(T), jumlah kuadrat regresi (b/a), jumlah kuadrat sisa adalah JK(S), jumlah kuadrat tuna cocok adalah JK (TC) dan jumlah kuadrat gala! JK(G). Seluruh besaran hasil perhitungan disusun dalam tabel analisis variansi (ANAVA) sebagai berikut6:

, , Anas Sujiono,Metodologi Penelilian,(Jakarta, Remaja Rosda Karya 2004), hal 56

(60)
[image:60.524.45.420.48.494.2]

Tabel3.3

Analisis Variansi(ANAVA)Regresi Linier sederhana

Snmber Variansi dk JK RJK F

Total n y' y'

Regresi (a) 1 JK (a) JK(a) S'reg

S'sisa Regresi (b) 1 JK(b/a) s>reg = JK (b/a)

sisa n-2 JK (s) S' sisa =JK(S)

n-2

TunaCocok K-2 JK(Te) S2Te =JK(Te) SZTe

K-2 S'G

Galat n-K JK(G) S2G=JK(G)

n-K

4.Uji Hipotesis

Uji Hipotesis digunakan untuk menghitung Koefisien kolerasi antara variabel X dan Y dengan dengan menggunakan produk momene:

Keterangan :

x

= Nilai dari tes pertama ( Instrumen A ) Y = Nilai dari tes kedua ( Instrumen B )

, = Koefesien kolerasi yang dieari

XY= Hasil kali nilai X dan Y untuk setiap responden N = Banyaknya subjek pemilik nilai.

44

(61)

Hi Hipotesis dilakukan pada taraf signifikan0,05 hipotesis statistik Ho =Pxy=O

Hi =Pxy= >0

Dengan Kriteria pengujian=jika thH >ttabel maka Ho ditolak

=j ika thH <ttabol maka Ho diterima

Untuk mengetahui Korelasi hasi belajar IPA dan sikap siswa terhadap alam sekitar digunakan rumus8:

t=r.f;;-2

1 -i'

Dengan kriteria pengujian=Jika t hit>t tobel maka Ho ditolak

=j ika t hit > t tabel maka Ho diterima

Dan untuk melanjutkan penentuan harga koefisien diterminasi ditentukan dengan rumus ( r xy2 ) hasilnya di nyatakan dengan % yang menunjukan besamya hubungan hasil beajar IPA (X) dengan sikap siswa terhadap alam

sekitar

00.

(62)

1. Skor Hasil Belajar lPA

[image:62.526.49.430.193.608.2]

Berdasarkan hasil perhituilgan data skor hasil bel?jar IPA diperoleh rentang antara 9-19, yaitu skor tertinggi 19 dan skor terendah 9. Skor yang terbanyak muncul (modus) frekwensinya adalah 15. Harga rata-rata (mean) skor hasil belajar IPA sebesar 14,11. Ssedangkan simpangan bakunya sebesar 2,22 dan tiik tengahnya (median) sebesar 14,5. Untuk lebih jelasnya distribusi frekwensi dan penelitian mengenai hasil belajar IPA dapat dilihat pada tabel 4.1. Sedang histrogramnya dapat dilihat pada gambar 4.1

Tabel4.1 Skor Hasil Belajar lPA

Batas Nyata

Frekwensi Kelas

Nilai No

Interval Tengah Absol

Bawah Atas Relatif

ut

%

1 8-9 7,5 9,5 8,5 2 4,44

2 10 - 11 9,5 11,5 10,5 2 4,4

3 12-13 11,2 13,5 12,5 14 31,1

4 14 - 15 13,5 15,5 14,5 16 35,56

5 16 - 17 15,5 17,5 16,5 7 15,56

6 18 - 19 17,5 19,5 18,5 4 8,89

(63)
[image:63.525.48.420.44.482.2]

Gambar 4.1

Histogram Skor Hasil Belajar IPA Siswa

16

14

J--...,t:::\

12J---l

10J---j

8J---l

2

o

Batas Nyata

(64)

Gambar4.2

Skor Sikap Siswa Terhadap Alam Sekitar

18

16-1----\

14-1----i

12-1---l

10-1----\

8-1----\

6 4

2

o

Batas Nyata

[image:64.525.54.421.59.490.2]
(65)

B. Pengujian Analisis Data.

Sesuai dengan teknik analisis regrensi korelasi, maka sebelum diadakan pengujian hipotesis, terlebih dahulu di lakukan pengujian persyaratan analisis data ini meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.

1. Vji Normalitas

Pengujian normalitas pada data hasil belajar IPA dan sikap siswa terhadap alam sekitar di lakukan dengan uji liliefors. Hasil uji kedua data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel4.3

Basil Vji Normalitas Vntuk Data Skor Basil Belajar IPA dan Sikap Siswa Terhadap Alam Sekitar

Jumlah L-Tabel

Variabel Lo Kesimpulan

Sampel X= 0,05

Hasil belajar IPA(X) 45 0,1085 0,1300 Ho diterima

Sikap siswa terhadap 45 0,0564 0,1300 Ho diterima alam sekitar(y)

[image:65.524.75.419.162.512.2]
(66)

C. Hubungan Hasil Belajar IPA dengan Sikap Siswa Terhadap Alam Sekitar

Setelah data memenuhi persyaratan data analisis, dilanjutkan dengan analisis regresi dan korelasi sederhana. Untuk mendapatkan model regresi yang diperoleh adalah ¥=30,846+1,579 X

[image:66.525.58.430.144.497.2]

Tabel4.5

Analisis Variasi (ANAVA) Regresi Liuier

¥ =30,846

+

1,579X

Sumber Varienai DK JK RJK F.Hit F.Tab. ( =0,05 ) Regresi (a) I 1270421 1270421 43,88 4,06

8 8

Regresi (b/a ) I

555,10 555,10

Sisa 43 0,30 2,23

544,10 12,65

TunaCocok 8

35,01 4,38

Balat 35 I

509,09 4,55 Keterangan :

Dk Jk Rjk F.hit F.tab

= Derajat Kebebasan = Jumlam Kuadrat

= Rata-rata Jumlah Kuadrat =F hitung

= F. tabel

(67)

Hal ini berarti juga bahwa bentuk hubungan antara hasil belajar IPA dengan sikap siswa terhadap alam sekitar adalah tinier. Seluruh perhitungan dalam bentuk hasil pengujian regresi dan korelasi dapat dilihat pada tabel diatas.

Pengujian selanjutnya pada penelitian ini menggunakan uji keberartian koefisien korelasi perasaan product moment. Dari hasil pengujian tersebut di peroleh harga t hitung sebesar 8,45 dan harga t tabel sebesar 1,68 pada= 0,05, karena t hitung lebih besar dari t tabel (8,45> 1,68), maka Ho ditolak pada=

0,05.

Hal ini berarti koefisien korelasi sebesar 0.796 di nyatakan berarti pada tarap signifikasi = 0,05.

(68)
[image:68.524.44.421.113.430.2]

Tabel4.6

Basil Perhitungan Koefisien Korelasi, Koefisien Regresi, Konstanta Antara Basil Belajar IPA(X)dengan Sikap Siswa

Terhadap Alam Sekitar(Y)

Konstant Konstant t.ta Kesi

€X €Y €X2 €Y2 a a Rxy t.hi! b mpula

n

( a) (b) =0,0 n

5

635 2391 9183 128141 30.846 1,579 0,79 8,4 1,6

6 5 8

Keterangan :

N = Jumlam sample

LX

= Jumlah Skor hasil belajar IPA

LY

= Jumlah Skor sikap siswa terhadap alam sekitar

LX2

= Jumlah kuadrat skor hasil belajar IPA

LY2

= Jumlah kuadrat skor sikap siswa terhadap alam sekitar

D. Basil Belajar IPA dengan Sikap Siswa Terhadap A1am Sekitar

(69)

dari proses sosialisasi dimana seseorang bereaksi sesuai dengan rangsangan yang diterima. Jika sikap mengarah pada objek tertentu, berarti bahwa penyusunan diri terhadap objek tersebut di pengaruhi oleh lingkungan yang sesuai dan sikap berfungsi sebagai penerima objek dan ilmu serta memberi acti, sehingga dalam pesan sehari-harinya terlihat sikap memiliki aktifitas agar individu senantiasa dapat menyesuaikan diri dengan Iingkungan2•

Dilihat dari struktur sikap, ada tiga komponen sikap yang terdiri dari atas komponen pengetahuan, perasaan, dan konasi kecendrungan untuk bertindak. Di dalam kognisi atau pengetahuan, sehingga dengan bekal pengetahuai:J yang di perolehnya di sekolah tentang alam sekitar dapat membentuk sikap yang positif terhadap Iingkungan sekitar. Para ahli menyatakan bahwa pada usia sekolah, anak bertambah kesempatan dan kemampuan untuk memperoleh informasi dan menggunakan pengetahuan baru dalam bernalar, berpikir, memecabkan masalah dan bertindak, Dengan demikian jika pengetabuan siswa tentang alam sekitar di mengerti oleh siswa, maka akan membantu sikap siswa terhadap lingkungan di sekitamya.

Dari hasil penelitian terlihat pula skor hasil belajar IPA antara 9 - 19 mempunyai sikap siswa terhadap alam sekitar yang bervariasi, sebesar 4I -64, ini menunjukan bahwa pembentukan sikap selain dipengaruhi oleh suatu proses belajar atau dari pengetahuan yang di milikinya, dapat pula di pengaruhi oleh banyak faktor pengetahuan, perasaan, dan konasi.

(70)

Melalui model regresi = = 30,846

+

1,579 x dapat diketahui bahwa sifat hubungan yang terjadi antara hasil belajar IPA (x) dengan sikap siswa terhadap alam sekitar (y) adalah positif dan linier. Dari perhitungan xy di peroleh sebesar 0,796. Setelah di konsultasikan dengan tabel interprestasi data"r" product moment di peroleh hasil bahwa antara hasil belajar IPA siswa MI kelas V dengan sikap siswa terhadap alam sekitar terdapat korelasi positif yang kuat atau tinggi.

Hal ini berarti setiap kenaikan hasil belajar IPA, akan di ikuti pula dengan naiknya sikap siswa terhadap alam sekitar. Selain itu hasil signifikasi dengan uji "f' d iperoleh nilai signifikasi = 0,05 adalah 1,68, dengan demikian nilai t hitung> t tabel, ini berarti bahwa Ha ( Hipotesa altematif) diterima dan Ho ditolak. Dan adapun bias hubungannya ditentukan oleh koefisien determinasi ( r x y ) 2 atau sebesar 62 %, ini berarti naiknya atau menurunnya hasil belajar IPA melalui hubungan linier yang persamaannya

Y

= 30,846

+

1,579X, sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. [image:70.526.57.425.150.428.2]
(71)

A. Kesimpnlan.

Berdasarkan data hasil penelitian yang telah didapatkan kemudian dilakukan pengolahan data dengan menggunakan uji t diperoleh harga t hitung = 8,45 sedangkan t I = 1,68 pada taraf siguifikansi 5%. Karena t terhitung> t (8,45 > 1,68 ), maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis niai ( Ho ) yang menyatakan tidak ada hubungan hasil kesimpulan belajar IPA siswa dengan sikap siswa dengan aam sekitar ditolak, sedangkan hipotesis penelitian (ha) Yang menyatakan ada hubungan hasi kesimpulan beajar IPA siswa dengan sikap siswa tentang alam sekitar diterima. Dengan demikian dapat dilakukan bahwa hasi beajar lPA siswa mempunyai hubungan yang erat dengan sikap siswa tentang alam sekitar.

Dari hasil penelitian ini diperoleh suatu kesimpulan bahwa terdapat suatu hubungan antara hasil belajar lPA dengan sikap siswa terhadap alam sekitar. Kesimpulan ini mengandung suatu pengertian bahwa peningkatan yang terjadi pada hasil belajar lPA akan diikuti oleh peningkatan sikap siswa terhadap alam sekitar yang menuju kearah positif. ladi semakin semakin tinggi hasil belajar lPA akan semakin pula positifuya terhadap sikap siswa terhadap alam sekitar.

Namun demikian bukan berarti sikap yang terbentuk pada siswa secara keseluruhan dipengaruhi oleh hasil belajar IPA. Melalui hasil penelitian ini diperoleh kepastian kadar kontribusi atau besar sumbangan yang diberikan

(72)

oleh hasil belajar IPA sebesar 62 %. Hal ini mengandung pengertian juga bahwa sebesar 38 % yang berasal dari faktor-faktor lain yang mempengaruhi pembentukan sikap inL

Melihat besar kontribusi hasil belajar IPA terhadap sikap siswa terhadap alam sekitar ini menunjukan bahwa hasil belajar IPA merupakan faktor yang tidak dapat diabaikan dalampembentukan sikap.Keterkaitan antara hasil belajar IPA dengan sikap siswa terhadap alam sekitar pada penelitian ini memperlihatkan ketetapan tujuan dari pendidkan IPA yang diarahkan untuk pembentukan sikap siswa agar berkembang ke arah yang positif dalam memandang alam sekitamya.

Melihat hasil penelitian yang memberikan kesimpulan adanya keterkaitan antara hasil 「・ャセ。イ IPA dengan sikap siswa terhadap alam sekitar, ini mendukung pendapat teori-teori yang mengatakan bahwa proses belajar merupakan salah satu factor terbentuknya sikap. Hal ini sesuai dengan karakter sikap yang mengatakan bahwa sikap tidak dibawa sejak lahir, tetapi merupakan suatu perjalanan pengalaman seseorang.

(73)

generalisasi yang lebih tepat sehingga hal-hal yang tidak terjangkau peneliti dapat diatasi peneliti ulang.

Selain itu diharapkan pula adanya peneliti lanjutan yang lebih menyempumakan hasil kesimpulan dengan mengkombinasikan berbagai variable yang berpengaruh, maupun penelitian terhadap jenjang sekolah yang berbeda, sehinga menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang kelak akan diperbandingkan.

B. Saran - saran

(74)

Ari Kunto, Suharsimi,Prosedur penelitianJakarta Rineka Cipta, 1995

Azwar, Syarinldin, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Yokjakarta Liberti, 1988

Cambel, Norman, Teljemah soni KrafA 11mu Pengetahuan Aalamtentang akal budi manusia Jakarta Yayasan Obor 1989.

Djamari, Bahri Syarifudin Aswan lainStarategi Belajar MengajarRineka Cipta, 1997

Dannojo, Hendro, Filsajat 11mu Pengetahuan Alam Jakarta Karunika Ekologi Soemarwoto (Djabatan). 1999

Et Al Sukarno, I Dasar-dasar Pendidikan Sain Jakarta Baharata Karya Aksara 1981

Garinda, Dadang, dan Rudi Budiman,Pendidikan 1PA di Sekolah Dasar Modul Program DI1 Guru NU Jakarta R1 1999 hal 56-57

Kmiono, Kartini Ti/?jauan Politik Mengenai Sistim Pendidikan Nasional 1999 Kurikulum Standar J(opetensi 2004Dharma Bhakti 2004

Mar'at, Sikap manusia perllbahan serta pengllkurannya, Bandung Fakultas Psikologi UNPAD 1984.

Program D2 Guru M1 Jakarta Depag R1 1999

Paksi, Ny, SPengajaran sain di lcelas1,11111 SDRemaja Rosda Karya 1991 Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan Bandllng:Remaja Rosda Karya 1995 Purwanto, Ngalim, Prinsip-primp dan teklmik Evaluasi Pengajaran(Bandung) Rosda kwya 1999.

Subiyanto, Pendidikan 11mu Pengetahuan Alam,Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1998

(75)

Sujana, Nana Dr. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar Bandung : Sinal' Barn Aigesindo 1998

Sumarwoto, Otto, Ekologi Lingkungan HidupJakarta Balai Pustaka1966hal187 Syarifitdin, Udin Winatapura lvfa, Adriwinata, Rustana Perencanaan Modu PDGAI. 1987

Sad

Gambar

gambaran betapa pentingnya Iingkungan di sekitar Bojong Indah, fungsi-
Gambar 2.1. Pola Pengembangan Fnngsi Kognitif Siswal7
Penilaian DalamGambar2.2 Proses Kegiatan Belajar Mengajar
Tabel 3.1Kisi-kisi Sikap Siswa Terhadap Alam Sekitar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Momentum dan Impuls di

Skoliosis idiopatik pada anak-anak dan dewasa jarang menyebabkan nyeri, hal ini sering menjadi perhatian karena terdapat tonjolan lumbal dan tulang iga, serta karena asimetri

Sebagai sarana dan alat dalam memperoleh pengetahuan dan pengalaman khususnya dalam menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama ini, khususnya dalam asuhan

endorser Mamah Dedeh terhadap keputusan konsumen muslim di Wonokusumo Jaya Gang Pinggir Surabaya. untuk membeli larutan cap kaki tiga. b) H1 = Ada pengaruh positif

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumna, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan input produksi luas lahan, tenga kerja, benih, pupuk Urea, pupuk NPK, pupuk

Dimensi ini memiliki koefisien jalur sebesar 0,65 dengan hasil pengujian koefisien jalur dinyatakan signifikan dan koefisien yang lebih besar dari 0,5 menunjukkan

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara indeks massa tubuh dengan arus puncak ekspirasi pada siswa-siswi di SD Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan

Lingkungan Propinsi Djawa Timur sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang 2 Tahun 1965 tentang Perubahan Batas Wilayah Kota Praja Surabaya dan Daerah Tingkat