• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Perilaku Anak Jalanan Di Kota Medan Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Perilaku Anak Jalanan Di Kota Medan Tahun 2014"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1: Curiculum Vitae

Nama : Mhd. Riza Andhika Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat/tanggal lahir : Medan, 24 Agustus 1993 Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Pelajar Timur No.257 Medan

Agama : Islam

Mobile Phone : 081263693154

Email : rizaandhika@yahoo.com Riwayat Pendidikan :

1998-1999 : TK Aisyiah Bustanul Athfal 1999-2005 :Sekolah Dasar Harapan 2 Medan

2005-2008 : Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Al-Kautsar Al-Akbar Medan 2008-2011 : Madrasah ‘Aliyah Pondok Pesantren Al-Kautsar Al-Akbar Medan 2011-sekarang : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Riwayat Organisasi : Ketua Ikatan Pelajar Pesantren Al-kautsar Al-Akbar, Medan Anggota Keamanan PMB FK USU 2014

(2)

Lampiran 2: Informed Consent

INFORMED CONSENT

Kepada Yth. Calon Responden Penelitian

Dengan hormat, saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Mhd. Riza Andhika

Nim : 110100171

Adalah mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan yang sedang melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Perilaku Anak Jalanan di Kota Medan Tahun 2014”.

Penelitian tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi saudara/i sebagai responden, kerahsiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Jika saudara/i tidak bersedia menjadi responden maka tidak ada ancaman bagi saudara/i serta memungkinkan untuk mengundurkan diri dari mengikuti penelitian ini.

Apabila saudara/i setuju, maka saya mohon kesediaannya untuk menandatangani persetujuan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saya telah saya buat. Atas perhatian dan kesedian saudara/i menjadi responden, saya mengucapkan terima kasih.

Medan, 21 Mei 2014 Peneliti,

(3)

PERSETUJUAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unversitas Sumatera Utara yang bernama Mhd Riza Andhika, NIM 110100171 dengan judul penelitian “Gambaran Perilaku Anak Jalanan di Kota Medan Tahun 2014”.

Saya mengerti bahwa penelitian tidak akan berakibat buruk terhadap saya dan keluarga saya. Kerahasian semua informasi yang diberikan akan dijaga oleh peneliti dan hanya akan didigunakan untuk penelitian penelitian.

Medan, 21 Mei 2014 Responden,

(4)

Lampiran 3: Lembar Kuesioner

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN

GAMBARAN PERILAKU ANAK JALANAN DI KOTA MEDAN

TAHUN 2014

A.Petunjuk Pengesian

1) Bacalah pertanyaan dibawah ini dengan baik dan berilah tanda (V) pada alternatif jawaban yang sesuai dengan saudara/i ketahuai.

2) Partisipasi saudara/i sangat bermamfaat dalam penelitian ini dan saya ucapkan terima kasih.

Gambaran perilaku anak jalanan di kota Medan tahun 2014

1) Apakah sodara/i pernah membantu orang tua untuk mencari nafkah atau membantu orang tua dalam kehidupan sehari-hari ?

a) Tidak pernah b) Jarang

c) Kadang-kadang d) Sering

e) Selalu

2) Bagaimana sodara/i membantu orang tua sodara/i untuk mencari nafkah ? a) Mengemis

b) Menyapu/membersihkan kaca mobil c) Mengamen

(5)

3) Bagaimana cara sodara/i mengahabiskan uang hasil dari sodara/i bekerja ? a) Membeli barang terlarang

b) Berbuat maksiat c) Menghabiskan sendiri d) Diberikan kepada orangtua e) Dipakai untuk keperluan sekolah

4) Apakah dengan membantu sodara/i sudah mencukupi kebutuhan sehari-hari ? a) Sangat kurang

b) Kurang c) Mencukupi d) Berlebih e) Sangat berlebih

5) Apakah dengan membantu orang tua mengganggu proses pendidikan yang sodara/i jalani ?

6) Apakah alasan sodara/i untuk mencari nafkah sendiri ? a) Ingin membeli sesuatu

b) Mencari tambahan

c) Memenuhi kebutuhan sehari-hari d) Membantu orang tua

e) Tidak mampu

7) Bagaimana cara sodara/i mencari nafkah sendiri ? a) Mengemis

b) Menyapu/membersihkan kaca mobil c) Mengamen

d) Tukang semir sepatu e) Berjualan

8) Berapa pendapat sodara/i dalam satu hari? a) < 50 ribu

(6)

9) Untuk apa sodara/i pergunakan hasil kerja sodara/i tersebut ?

10) Apakah sodara/i melakukannya dengan senang hati ? a) Sangat terpaksa

b) Terpaksa c) Senang

d) Sangat senang e) Biasa saja

11) Apa tanggapan orang tua sodara/i jika sodara/I merokok ? a) Sangat setuju

b) Setuju c) Biasa saja d) Tidak setuju

e) Tidak pernah merokok

12) Dari mana anda mengenal rokok ? a) Orang tua

b) Teman-teman c) Telivisi

d) Iklan

e) Lingkungan sekitar

13) Apakah sodara/i pernah mencoba seks bebas ? a) Tidak pernah

b) Pernah

c) Kadang-kadang d) Sering

e) Selalu

14) Mengapa anda melakukan seks bebas ? a) Kebutuhan

b) Mencari ketenangan c) Memuaskan nafsu d) Coba-coba

(7)

15) Dengan siapa sodara/i melakukan seks bebas ? a) PSK

b) Tetangga c) Teman d) Pacar

e) Tidak pernah melakukan seks bebas

16) Apakah sodara memakai kondom pada saat melakukan seks bebas ? a) Tidak pernah memakai kondom

b) Kadang-kadang c) Sering

d) Selalu

e) Tidak pernah melakukan seks bebas

17) Di mana anda melakukan hubungan seks bebas tersebut? a) Di penginapan

b) Di tempat teman c) Di rumah

d) Di tempat umum

e) Tidak pernah melakukan seks bebas

18) Apakah anda pernah melakukan tindakan kriminal ? a) Selalu

b) Sering

c) Kadang-kadang d) Pernah

e) Tidak pernah

19) Jika anda pernah melakukan, Tindakan kriminal apa yang anda lakukan ? a) Melakukan pemerkosaan

b) Merampok c) Mencuri d) Memukul

e) Tidak pernah melakukan tindakan kriminal

20) Jika anda mencuri, dimana anda mencuri ? a) Pusat perbelanjaan

b) Kendaraan umum c) Di tempat makan d) Di rumah

(8)

21) Kapan anda melakukan tindakan kriminal ? a) Malam hari

b) Sore hari c) Siang hari d) Pagi hari

e) Tidak pernah melakukan tindakan kriminal 22) Apa tujuan anda melakukan tindakan kriminal ?

a) Membeli narkoba b) Membeli rokok c) Membantu orang tua d) Untuk makan

e) Tidak pernah melakukan tindakan kriminal 23) Apakah anda pernah menggunakan narkotika ?

a) Selalu b) Sering

c) Kadang-kadang d) Jarang

e) Tidak pernah

24) Jenis narkotika apa yang anda gunakan ? a) Sabu-sabu

b) Ganja c) Inex d) Lem

e) Tidak pernah menggunakan narkotika 25) Darimana anda mendapatkan barang tersebut ?

a) Beli dari pengedar b) Beli dari teman c) Dikasih

d) Tercecer

e) Tidak pernah menggunakan narkotika 26) Apa tujuan anda menggunakan zat tersebut ?

(9)

27) Darimana anda mengetahui narkoba? a) Tidak pernah mengetahui

(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)

4 86 buruk 5 83 buruk 4 88 buruk 4 115 baik 2 73 buruk 2 52 buruk 1 118 baik 4 116 baik 4 88 buruk 4 121 baik 4 121 baik 4 87 buruk 5 121 baik 4 109 baik 7 79.4 buruk 6.4 82.4 buruk 5.8 85.4 buruk 5.2 88.4 baik

(19)
(20)
(21)

(2-.001 .278 .000 .048 .003 .000 .000 .000 .000 .000

81 81 81 81 81 81 81 81 81 81

.258* .206 .315** .096 .075 .302** .241* .170 .214 .317**

.020 .064 .004 .395 .507 .006 .031 .130 .055 .004

81 81 81 81 81 81 81 81 81 81

-.138 .142 -.299** .194 .011 -.195 -.147 -.062 -.129 -.174

.220 .206 .007 .082 .924 .081 .189 .583 .250 .120

81 81 81 81 81 81 81 81 81 81

.374** -.330** .408** .077 .207 .487** .380** .364** .362** .237*

.001 .003 .000 .496 .063 .000 .000 .001 .001 .033

81 81 81 81 81 81 81 81 81 81

.097 .092 .458** .000 .100 .232* .128 .193 .133 .348**

.387 .416 .000 .998 .373 .037 .257 .084 .236 .001

81 81 81 81 81 81 81 81 81 81

.031 .255* .286** .113 .128 .216 .165 .204 .168 .216

.784 .022 .010 .316 .254 .053 .142 .068 .134 .052

81 81 81 81 81 81 81 81 81 81

1 -.272* .116 -.065 .059 .355** .279* .100 .197 .113

.014 .302 .564 .599 .001 .012 .377 .079 .314

81 81 81 81 81 81 81 81 81 81

-.272* 1 .046 -.059 -.019 -.219* -.038 -.020 -.065 -.120

.014 .682 .604 .866 .049 .739 .862 .566 .288

81 81 81 81 81 81 81 81 81 81

.116 .046 1 .300** .131 .396** .270* .280* .237* .346**

.302 .682 .007 .243 .000 .015 .011 .033 .002

(22)

-.065 -.059 .300** 1 .202 .322** .230* .299** .239* .153

.564 .604 .007 .070 .003 .039 .007 .032 .173

81 81 81 81 81 81 81 81 81 81

.059 -.019 .131 .202 1 .604** .546** .679** .656** .239*

.599 .866 .243 .070 .000 .000 .000 .000 .032

81 81 81 81 81 81 81 81 81 81

.355** -.219* .396** .322** .604** 1 .723** .825** .840** .422**

.001 .049 .000 .003 .000 .000 .000 .000 .000

81 81 81 81 81 81 81 81 81 81

p19 p20 p21 p22 p23 p24 p25 p26 p27 ptot

.208 .153 .209 .158 .186 .201 .232* .170 -.213 .390**

.062 .173 .061 .159 .096 .072 .037 .129 .056 .000

81 81 81 81 81 81 81 81 81 81

.418** .381** .455** .412** .296** .259* .306** .286** -.072 .570**

.000 .000 .000 .000 .007 .020 .005 .010 .524 .000

81 81 81 81 81 81 81 81 81 81

.461** .453** .467** .486** .560** .555** .592** .577** -.054 .786**

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .633 .000

81 81 81 81 81 81 81 81 81 81

.266* .228* .313** .367** .508** .457** .405** .402** -.145 .507**

.016 .041 .004 .001 .000 .000 .000 .000 .196 .000

81 81 81 81 81 81 81 81 81 81

-.187 -.145 -.138 -.209 -.342** -.286** -.254* -.302** -.317** -.277*

.094 .197 .219 .061 .002 .010 .022 .006 .004 .012

(23)

.297** .285* .272* .271* .303** .331** .415** .362** .244* .572**

.007 .010 .014 .015 .006 .003 .000 .001 .028 .000

81 81 81 81 81 81 81 81 81 81

.417** .381** .454** .411** .292** .254* .301** .281* -.085 .563**

.000 .000 .000 .000 .008 .022 .006 .011 .449 .000

81 81 81 81 81 81 81 81 81 81

.148 .105 .218 .240* .203 .194 .197 .156 -.194 .386**

.187 .350 .051 .031 .069 .082 .078 .163 .083 .000

81 81 81 81 81 81 81 81 81 81

.189 .179 .123 .356** .346** .300** .223* .344** .185 .380**

.092 .110 .273 .001 .002 .007 .046 .002 .099 .000

81 81 81 81 81 81 81 81 81 81

-.086 -.026 -.006 -.118 .024 -.032 -.052 -.081 -.272* -.040

.445 .820 .958 .296 .832 .775 .643 .471 .014 .721

81 81 81 81 81 81 81 81 81 81

.326** .323** .354** .240* .487** .458** .466** .451** .027 .611**

.003 .003 .001 .031 .000 .000 .000 .000 .809 .000

81 81 81 81 81 81 81 81 81 81

.106 .080 .118 -.024 .093 .133 .188 .176 -.252* .291**

.347 .479 .296 .828 .407 .236 .093 .116 .023 .008

81 81 81 81 81 81 81 81 81 81

.209 .343** .232* .092 .063 .097 .153 .153 -.139 .455**

.061 .002 .037 .416 .574 .391 .173 .173 .218 .000

81 81 81 81 81 81 81 81 81 81

.382** .426** .359** .352** .385** .406** .389** .419** .017 .763**

(24)
(25)
(26)

(2-81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 .197 -.065 .237* .239* .656** .840** .902** .940** 1 .209

.079 .566 .033 .032 .000 .000 .000 .000 .061

81 81 81 81 81 81 81 81 81 81

.113 -.120 .346** .153 .239* .422** .141 .178 .209 1

.314 .288 .002 .173 .032 .000 .210 .111 .061

81 81 81 81 81 81 81 81 81 81

.189 -.086 .326** .106 .209 .382** .149 .188 .228* .836**

.092 .445 .003 .347 .061 .000 .183 .093 .041 .000

81 81 81 81 81 81 81 81 81 81

.179 -.026 .323** .080 .343** .426** .208 .259* .314** .786**

.110 .820 .003 .479 .002 .000 .062 .019 .004 .000

81 81 81 81 81 81 81 81 81 81

.123 -.006 .354** .118 .232* .359** .145 .200 .234* .861**

.273 .958 .001 .296 .037 .001 .197 .074 .035 .000

81 81 81 81 81 81 81 81 81 81

.356** -.118 .240* -.024 .092 .352** .122 .138 .194 .730**

.001 .296 .031 .828 .416 .001 .279 .221 .083 .000

81 81 81 81 81 81 81 81 81 81

.346** .024 .487** .093 .063 .385** .410** .287** .338** .266*

.002 .832 .000 .407 .574 .000 .000 .009 .002 .017

81 81 81 81 81 81 81 81 81 81

.300** -.032 .458** .133 .097 .406** .445** .291** .351** .255*

.007 .775 .000 .236 .391 .000 .000 .008 .001 .022

81 81 81 81 81 81 81 81 81 81

(27)

.046 .643 .000 .093 .173 .000 .000 .006 .001 .003

81 81 81 81 81 81 81 81 81 81

.344** -.081 .451** .176 .153 .419** .384** .302** .340** .385**

.002 .471 .000 .116 .173 .000 .000 .006 .002 .000

81 81 81 81 81 81 81 81 81 81

.185 -.272* .027 -.252* -.139 .017 -.070 -.094 -.094 -.067

.099 .014 .809 .023 .218 .879 .532 .405 .406 .553

81 81 81 81 81 81 81 81 81 81

.380** -.040 .611** .291** .455** .763** .650** .644** .667** .620**

.000 .721 .000 .008 .000 .000 .000 .000 .000 .000

81 81 81 81 81 81 81 81 81 81

.149 .208 .145 .122 .410** .445** .418** .384** -.070 .650**

.183 .062 .197 .279 .000 .000 .000 .000 .532 .000

81 81 81 81 81 81 81 81 81 81

.188 .259* .200 .138 .287** .291** .301** .302** -.094 .644**

.093 .019 .074 .221 .009 .008 .006 .006 .405 .000

81 81 81 81 81 81 81 81 81 81

.228* .314** .234* .194 .338** .351** .356** .340** -.094 .667**

.041 .004 .035 .083 .002 .001 .001 .002 .406 .000

81 81 81 81 81 81 81 81 81 81

.836** .786** .861** .730** .266* .255* .331** .385** -.067 .620**

.000 .000 .000 .000 .017 .022 .003 .000 .553 .000

81 81 81 81 81 81 81 81 81 81

1 .904** .919** .809** .333** .315** .353** .471** -.059 .677**

(28)

81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 .904** 1 .870** .682** .243* .244* .300** .423** -.053 .663**

.000 .000 .000 .029 .028 .006 .000 .636 .000

81 81 81 81 81 81 81 81 81 81

.919** .870** 1 .818** .306** .289** .349** .442** -.135 .681**

.000 .000 .000 .005 .009 .001 .000 .229 .000

81 81 81 81 81 81 81 81 81 81

.809** .682** .818** 1 .410** .377** .393** .523** -.022 .647**

.000 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .849 .000

81 81 81 81 81 81 81 81 81 81

.333** .243* .306** .410** 1 .875** .847** .832** -.064 .690**

.002 .029 .005 .000 .000 .000 .000 .569 .000

81 81 81 81 81 81 81 81 81 81

.315** .244* .289** .377** .875** 1 .898** .836** -.017 .696**

.004 .028 .009 .001 .000 .000 .000 .880 .000

81 81 81 81 81 81 81 81 81 81

.353** .300** .349** .393** .847** .898** 1 .882** -.114 .725**

.001 .006 .001 .000 .000 .000 .000 .310 .000

81 81 81 81 81 81 81 81 81 81

.471** .423** .442** .523** .832** .836** .882** 1 -.031 .748**

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .785 .000

81 81 81 81 81 81 81 81 81 81

-.059 -.053 -.135 -.022 -.064 -.017 -.114 -.031 1 -.055

.599 .636 .229 .849 .569 .880 .310 .785 .623

81 81 81 81 81 81 81 81 81 81

(29)

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .623

(30)

Statistics

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

(31)

Statistics p16

N

Valid 81

Missing 0

p16

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

1 19 23.5 23.5 23.5

2 15 18.5 18.5 42.0

5 47 58.0 58.0 100.0

Total 81 100.0 100.0

Statistics p17

N

Valid 81

Missing 0

p17

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

1 14 17.3 17.3 17.3

2 13 16.0 16.0 33.3

3 7 8.6 8.6 42.0

5 47 58.0 58.0 100.0

(32)

Statistics p19

N

Valid 81

Missing 0

p19

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

2 6 7.4 7.4 7.4

3 16 19.8 19.8 27.2

4 7 8.6 8.6 35.8

5 52 64.2 64.2 100.0

Total 81 100.0 100.0

Statistics p18

N

Valid 81

Missing 0

p18

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

2 1 1.2 1.2 1.2

3 4 4.9 4.9 6.2

4 26 32.1 32.1 38.3

5 50 61.7 61.7 100.0

(33)

Statistics

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

(34)

Statistics

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

(35)

Statistics p24

N Valid 81

Missing 0

p24

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

1 13 16.0 16.0 16.0

2 14 17.3 17.3 33.3

3 2 2.5 2.5 35.8

4 16 19.8 19.8 55.6

5 36 44.4 44.4 100.0

Total 81 100.0 100.0

Statistics p25

N Valid 81

Missing 0

p25

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

1 18 22.2 22.2 22.2

2 16 19.8 19.8 42.0

3 11 13.6 13.6 55.6

5 36 44.4 44.4 100.0

(36)

Statistics

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

(37)

Statistics p13

N Valid 81

Missing 0

p13

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

1 1 1.2 1.2 1.2

2 8 9.9 9.9 11.1

4 26 32.1 32.1 43.2

5 46 56.8 56.8 100.0

Total 81 100.0 100.0

Statistics p12

N Valid 81

Missing 0

p12

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

1 9 11.1 11.1 11.1

2 40 49.4 49.4 60.5

4 14 17.3 17.3 77.8

5 18 22.2 22.2 100.0

(38)

Statistics

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

(39)

Statistics p10

N Valid 81

Missing 0

p10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

1 6 7.4 7.4 7.4

2 8 9.9 9.9 17.3

3 51 63.0 63.0 80.2

4 11 13.6 13.6 93.8

5 5 6.2 6.2 100.0

Total 81 100.0 100.0

Statistics p8

N Valid 81

Missing 0

p8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

1 51 63.0 63.0 63.0

2 21 25.9 25.9 88.9

3 9 11.1 11.1 100.0

(40)

Statistics

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

(41)

FREQUENCIES VARIABLES=p5 p4

Statistics

p5 p4

N

Valid 81 81

Missing 0 0

Frequency Table

p5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

1 4 4.9 4.9 4.9

2 6 7.4 7.4 12.3

3 58 71.6 71.6 84.0

4 8 9.9 9.9 93.8

5 5 6.2 6.2 100.0

Total 81 100.0 100.0

p4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

1 13 16.0 16.0 16.0

2 36 44.4 44.4 60.5

3 31 38.3 38.3 98.8

4 1 1.2 1.2 100.0

(42)

Statistics

p1 p2 p3

N

Valid 81 81 81

Missing 0 0 0

Frequency Table

p1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

2 21 25.9 25.9 25.9

3 30 37.0 37.0 63.0

4 19 23.5 23.5 86.4

5 11 13.6 13.6 100.0

Total 81 100.0 100.0

p2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

1 7 8.6 8.6 8.6

2 12 14.8 14.8 23.5

3 21 25.9 25.9 49.4

4 14 17.3 17.3 66.7

5 27 33.3 33.3 100.0

(43)

p3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

1 5 6.2 6.2 6.2

2 1 1.2 1.2 7.4

3 42 51.9 51.9 59.3

4 21 25.9 25.9 85.2

5 12 14.8 14.8 100.0

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Anasiru, R., 2011. Implementasi Model-Model Kebijakan Penanggulangan Anak

Jalanan di Kota Makassar. Kementerian Sosial Indonesia. Available from: www.puslit.kemsos.go.id. [Accessed 9 April 2014].

Chotidjah, S., 2012. Pengetahuan Tentang Rokok, Pusat Kendali Kesehatan Eksternal

dan Perilaku Merokok. Universitas Indonesia. Available from: http://journal.ui.ac.id. [Accessed 2 April 2014].

Fajar WN, Wati RK., 2012. Konstruksi Pendidikan Nilai dan Moral Bagi Anak

Jalanan Dalam Mengembangkan Smart and Good Citizen. Universitas

Muhammadiyah Purwokerto. Available from:

http://jurnal.ump.ac.id/index.php/sainteks/article/download/434/410 [Accessed 2 April 2014]

Fitria, N., 2012. Efektifitas Pemberdayaan Anak Perempuan Jalanan Untuk

Mengurangi Jumlah Anak Jalanan di Indonesia. Universitas Negeri Malang.

Available from: imadiklus.googlecode.com

Gumilar R., 2007. Perilaku Prososial pada Anak Jalanan di Kota Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Available from: http://

http://www.docstoc.com/docs/110940107/Perilaku-Prososial-pada-anak-jalanan [ Accessed 7 April 2014].

Handayani, K., 2009. Identifikasi Anak Jalanan di Kota Medan. Universitas Sumatera Utara. Available from: http://repository.usu.ac.id. [Accessed 7 April 2014].

Kartono K. Patologi Sosial. 2nd ed. Halaman 143. Jakarta. Rajawali Pers; 2014.

Kusumawati, Y., 2010. Hubungan Antara Status Pendidikan Dan Kondisi Keluarga

dengan Perilaku Seks pada Anak Jalanan di Kota Surakarta. Universitas

(45)

Mahanani, D. P., 2010. Konsep Diri Anak Jalanan. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Available from: www.digilib.uin-suka.ac.id. [Accessed 9 April 2014].

Menteri Sosial Republik Indonesia, 2010. Panduan Umum Program Kesejahteraan

Sosial Anak. Kementerian Sosial Republik Indonesia. Available from: http://dinsos.jabarprov.go.id. [Accessed 9 April 2014)].

Nugroho, F. A., 2014. Jurnal Skripsi Realitas Anak Jalanan Di Kota Layak Anak

Tahun 2014. Universitas Sebelas Maret. Available from: www.jurnal.fkip.uns.ac.id. [Accessed 9 April 2014].

Purwanto, S. A., 2010. Survei Nasional Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap

Narkoba pada Kelompok Anak Jalanan di Sumatera Selatan. Universitas Indonesia.

Available from: http://lontar.ui.ac.id. [Accessed 9 April 2014].

Pramuchtia, Y., 2008. Konsep Diri Anak Jalanan. Institut Pertanian Bogor. Available from: http://repository.ipb.ac.id. [Accessed 9 April 2014].

Rahmadani., 2013. Latar Belakang Penyebab Anak-Anak Bekerja di Jalanan. Universitas Maritim Raja Ali Haji. Available from: www.jurnal.umrah.ac.id

[Accessed 9 April 2014].

Rahmadani, S., 2013. Profil Anak Jalanan di Kota Medan Tahun 2013. Universitas Negeri Medan. Available from: www.digilib.unimed.ac.id

Riady B., 2011. Tindakan Sosial Anak Jalanan (Pengamen) di Kawasan Pantai

Losari. Universitas Hasanuddin. Available from: http://repository.unhas.ac.id [Accessed 9 April 2014]

Sastroasmoro, S., dan Ismael, S., 2011. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian. Jakarta: Sagung Seto.

Sekar, A., 2013. Perilaku Kesehatan Reproduksi pada Anak Jalanan dengan Seks

Aktif di Kota Semarang. Universitas Negeri Semarang. Available from:

(46)

Sugestiyadi, B., 2009. Pemberdayaan Anak Jalanan Di Malioboro Yogyakarta

Dengan Pelatihan Komputer. Universitas Negeri Yogyakarta. Available from: www.staff.uny.ac.id [ Accesssed 4 April 2014].

Suharma., 2013. Perubahan Perilaku Anak Jalanan Dalam Melakukan Aktivitas

Mendapatkan Penghasilan Dan Implikasinya Bagi Kebijakan Sistem Perlindungan Sosial Anak Jalanan Di Kota Bandung. Child Poverty and Social Protection

Conference. Available from: www.smeru.or.id [ Accessed 9 April 2014].

Suhartini, Tina. et al., 2009. Strategi Bertahan Hidup Anak Jalanan. Institut Pertanian Bogor. Available from: www.journal.ipb.ac.id

Syahrial RA, Supriyono Y, Pratiwi A., Faktor-Faktor Penyebab Munculnya Perilaku

Agresi Anak Jalanan di Kota Malang. Available from : www.academia.edu [Accessed 9 April 2014]

Undang-undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Vilana, T., 2013. Evaluasi Program Penanganan Anak Jalanan Melalui Pendidikan

Layanan Khusus (PLK) Berbasis Kelembagaan Lokal Di Kota Surakarta. Universitas

Sebelas Maret Surakarta. Available from: http://eprints.uns.ac.id//1992/1/2113-4764-1-SM.pdf [Accessed 9 April 2014].

Wijayanti, P., 2010. Aspirasi Hidup Anak Jalanan Surakarta. Universitas Diponegoro Semarang. Available from: http://eprints.undip.ac.id/10961/1/RINGKASAN.pdf

(47)

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

3.2. Definisi Operasional

Definisi operasional penelitian ini mencakup enam hal yaitu, anak jalanan, perilaku, merokok, seks bebas, kriminalitas, penggunaan napza.

 Anak jalanan

Anak jalanan adalah anak yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk

melakukan kegiatan hidup sehari-hari di jalanan, baik untuk mencari nafkah atau berkeliaran di jalan dan tempat-tempat umum lainnya.

 Perilaku

Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan.

Anak jalanan

Perilaku

Merokok

Seks Bebas

Kriminalitas

Penyalahgunaan Napza Baik

Buruk

Membantu orang tua

(48)

 Merokok

Merokok adalah menghisap asap dari rokok dengan cara membakar ujungnya dan menghirup asapnya dari ujungnya yang lain.

 Seks Bebas

Seks bebas adalah hubungan seksual yang dilakukan sebelum adanya hubungan resmi sebagai suami istri yang meliputi beberapa yaitu mulai dari menunjukkan perhatian dari lawan jenis, pacaran, kemudian melakukan lips kissing (ciuman bibir), genital stimulation (melakukan rangsangan pada alat kelamin), petting ( saling menempelkan alat kelamin tanpa penetrasi), kemudian berlanjut pada hubungan seksual.

 Kriminalitas

Kriminalitas adalah tingkah laku yang melanggar hukum dan norma-norma sosial, sehingga masyarakat menentangnya.

 Penyalahgunaan Napza

Penyalahgunaan Napza adalah pemakaian Napza yang bukan tujuan pengobatan atau yang digunakan tanpa aturan atau pengawasan dokter, dimana digunakan berkali-kali atau terus-menerus, yang seringkali menyebabkan ketagihan atau ketergantungan baik secara fisik/jasmani maupun psikologis dan dapat menimbulkan gangguan pada tubuh, pikiran, perasaan dan perilaku.

Cara Ukur : Wawancara

Alat ukur : Lembar wawancara

Kategori : Dengan 5 pilihan jawaban

Baik, jika skor jawaban kuesioner 102-135 Buruk, jika skor jawaban kuesioner 67-101 Skala Pengukuran : Ordinal

(49)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan desain cross sectional. Penelitian deskriptif dengan desain cross

sectional ini dilakukan terhadap sekumpulan objek biasanya cukup banyak,

dalam jangka waktu tertentu yang memiliki tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang gambaran perilaku anak jalanan. Jenis penelitian yang dipilih berupa deskriptif oleh karena peneliti hanya ingin mengetahui gambaran perilaku anak jalanan tanpa mencari hubungan antar variabelnya.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di sekitaran kota Medan yang terdapat anak jalanan. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Maret-Desember 2014. Pengumpulan data dilakukan selama bulan Agustus-Oktober 2014.

4.3. Populasi dan Sampel

Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah anak jalanan di sekitaran kota Medan laki-laki maupun perempuan yang berusia dibawah 18 tahun. Jumlah anak jalanan di kota Medan sebanyak 420 orang (Pusat Kajian Perlindungan Anak, 2010).

4.3.1. Populasi Target

Populasi targetnya adalah anak jalanan yang berusia di bawah 18 tahun yang berada di sekitaran kota Medan.

4.3.2. Populasi Terjangkau

(50)

4.3.4. Kriteria Ekslusi

1. Subjek yang tidak bersedia menjadi responden penelitian 2. Subjek yang tidak menjawab semua pertanyaaan wawancara. 3. Subjek yang membahayakan bagi peneliti

4.3.5. Besar Sampel

Rumus yang di gunakan adalah sebagai berikut: n =

n = sampel ; N = populasi

d = penyimpangan statistik dari sampel terhadap populasi ditetap sebesar 0.10 Hasil dari data sekunder dari PKPA, jumlah anak jalanan di kota Medan adalah 420 orang.

n =

n = 81

4.4. Teknik Pengumpulan Data

(51)

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

Pengolahan data hasil penelitian dilakukan dengan menggunakan program komputer untuk mempermudah analisis data. Data yang diperoleh akan dianalisis dengan melalui beberapa tahapan. Tahap pertama editing yaitu mengecek nama dan kelengkapan identitas maupun data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi sesuai petunjuk. Tahap kedua adalah proses coding yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisis. Tahap ketiga adalah entry data yaitu memasukkan data dari kuesioner ke dalam program computer dengan menggunakan SPSS. Tahap keempat adalah melakukan

cleaning yaitu mengecek kembali data yang telah di entry untuk mengetahui

(52)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlangsung di sekitaran jalan di kota Medan.

5.1.2. Hasil Analisa Deskriptif

5.1.2.1. Deskripsi Karakteristik Sampel

Penelitian dilakukan pada 81 anak jalanan di sekitaran kota Medan. Karakteristik yang diamati terhadap sampel adalah gambaran perilaku baik dan perilaku buruk.

Table 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin

Gambaran Perilaku Anak

Jenis Kelamin Baik Buruk Total

Laki-laki 37 (45.7%) 44 (54.3%) 81 (100%)

Total 37 (45.7%) 44 (54.3%) 81 (100%)

(53)

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Sampel Berdasarkan Umur tahun sebanyak 37 orang dan sampel yang berusia 12-18 tahun sebanyak 44 orang.

5.1.3. Hasil Data Penelitian

5.1.3.1. Gambaran Perilaku

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Gambaran Perilaku Anak Jalanan

Pertanyaan Gambaran Perilaku Total

Baik Buruk

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

Tanggapan Mengenai Rokok 19 23.5% 62 76.5% 100%

(54)

yang baik sebanyak 46 orang (56.8%) dan diikuti dengan yang berperilaku buruk sebanyak 35 orang (43.2%). Dilihat perilaku berdasarkan pertanyaan mengenai tindakan kriminal mayoritas berperilaku baik sebanyak 50 orang (61.7%) yang diikuti dengan perilaku buruk sebanyak 31 orang (38.3%). Serta dilihat dari perilaku berdasarkan pertanyaan mengenai penggunaan narkoba mayoritas buruk sebanyak 45 orang (55.6%) dan diikuti dengan perilaku baik sebanyak 36 orang (44.4%).

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kehidupan Anak Jalanan Terhadap Perilaku Hidup

Kegiatan Mencari Nafkah

Berjualan Mengamen Tukang semir sepatu

Membersihkan kaca

mobil

Mengemis

Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %

26 32.1 23 28.4 14 17.3 11 13.6 7 8.6

Dari tabel diatas dapat dilihat kehidupan anak jalanan mayoritas berjualan sebanyak 26 orang (32.1%), sebanyak 23 orang (28.4%) mengamen, 14 orang (17.3%) tukang semir sepatu, 11 orang (13.6%) menyapu kaca mobil, dan sebanyak 7 orang (8.6 %) mengemis.

5.2. Pembahasan

5.2.1. Karakteristik Sampel

(55)

anak adalah pelacuran anak, baik yang berstatus sebagai pelajar dan tidak berstatus sebagai pelajar.

Hasil penelitian terhadap karakteristik sampel berdasarkan umur sesuai dengan tabel 5.2. seluruh sampel berada pada kelompok usia dibawah 18 tahun. Hal ini sejalan dengan survey yang telah dilakukan oleh BPS ( Badan Pusat Statistik, 2013) yang menyatakan bahwa tingkat pengangguran yang paling banyak merupakan kelompok usia lulusan SMA atau sederajat. Hal ini yang mungkin menyebabkan anak-anak yang menjadi pengangguran tersebut lebih memilih menjadi anak jalanan.

5.2.2. Berdasarkan Hasil

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku

Berdasarkan hasil penelitian didapati bahwa persentase faktor yang paling banyak mempengaruhi tingkah laku adalah merokok sebanyak 62 orang (76,5%) dibanding faktor-faktor yang lainnya seperti seks bebas, narkotika, dan kriminalitas. Hal ini sesuai dengan data dari Riskesdas (2010), didapati bahwa 38,4% laki-laki dan 0,9% perempuan yang merokok. Dan juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurul (2013) yang mengatakan bahwa prevalensi merokok pada anak jalanan laki-laki usia 13-15 tahun sebesar 41,3%.

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kehidupan Anak Jalanan Terhadap Perilaku Hidup

Kegiatan Mencari Nafkah

Berjualan Mengamen Tukang Semir

Sepatu

Membersihkan

Kaca Mobil

Mengemis

26 23 14 11 7

(56)

penjual koran, penyemir sepatu, pengamen, pemulung, penyapu angkot dan pengemis. Pada umumnya mereka menempatkan diri di pusat perbelanjaan (pasar/mal), terminal bus, stasiun kereta api, taman kota, perempatan jalan, tempat pembuangan sampah, dan dermaga pelabuhan.

Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Cara Anak Jalanan Menghabiskan Penghasilan

Menghabiskan

Sendiri

Diberikan

Kepada Orangtua

Untuk Sekolah Membeli Barang

Terlarang

Untuk Maksiat

42 21 12 5 1

Dari penelitian ini sebagian anak-anak jalanan menghabiskan uang hasil dari kerjanya dengan cara menghabiskan sendiri sebanyak 42 orang, diberikan kepada orang tua sebanyak 21 orang, dipakai untuk keperluan sekolah sebanyak 12 orang, membeli barang terlarang sebanyak 5 orang, dan untuk berbuat maksiat sebanyak 1 orang. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Novalia yang menyatakan bahwa sebagian pendapatan yang mereka dapatkan biasanya digunakan untuk membiayai hidup mereka dan tidak jarang untuk membiayai biaya dan beban keluarganya pula, untuk ditabung, dan tidak jarang pula untuk membiayai sekolah mereka sendiri.

Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Alasan Anak jalanan Mencari Nafkah Sendiri

Memenuhi

(57)

Tabel 5.8. Distribusi Frekeunsi Berdasarkan Pendapatan Anak Jalanan

< 50000 50000-100000 110000-150000

51 21 9

Ditemukan juga dalam penelitian ini pendapatan anak-anak jalanan sebanyak 51 orang <50000, sebanyak 21 orang sebesar 50.000 – 100000, dan sebanyak 9 orang pendapatan sebesar 110000 – 150000. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri (2013) yang menyatakan bahwa pendapatan anak jalanan di kota Medan rata-rata Rp 26000 – Rp 35000 per harinya.

Tabel 5.9. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Alasan Anak Jalanan Melakukan Seks Bebas

Coba-coba Memuaskan Nafsu Mencari Ketenangan Kebutuhan

18 13 2 1

Ditemukan dari penelitian ini alasan anak-anak jalanan melakukan seks bebas sebanyak 18 orang karena coba-coba, 13 orang ingin memuaskan nafsu, 2 orang ingin mencari ketenangan, dan 1 orang anak karena kebutuhan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yeni (2011) yang mengatakan bahwa perilaku seksual yang dilakukan oleh anak jalanan muncul karena ada rasa ingin tahu yang besar dan dorongan untuk mencoba pengalaman baru di masa remaja.

Tabel 5.10. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pasangan Anak Jalanan Melakukan Seks Bebas

Teman PSK Pacar

18 12 4

(58)

Tabel 5.11. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penggunaan Kondom Saat Melakukan Seks Bebas

Tidak Pernah Menggunakan Kadang Menggunakan Kadang Tidak

19 15

Sebanyak 19 orang anak tidak pernah menggunakan kondom, 15 orang anak terkadang memakai kondom terkadang tidak memakai. Ditemukan juga 14 orang anak melakukan nya di penginapan, 13 orang anak melakukan nya ditempat teman, dan 7 orang anak melakukan nya di rumah sendiri.

Hasil penelitian terhadap gambaran perilaku anak jalanan terhadap tindakan kriminal terdapat sebanyak 31 orang melakukan tindakan kriminal. Hal ini sesuai dengan penelitian Suyatno (2010) yang mengatakan bahwa untuk bertahan hidup di tengah kehidupan kota yang keras, anak jalanan biasanya melakukan berbagai pekerjaan di sektor informal, baik yang legal maupun yang illegal di mata hukum dan tidak jarang pula ada anak-anak jalanan yang terlibat pada jenis pekerjaan yang berbau kriminal seperti : mengompas, mencuri, bahkan menjadi bagian dari komplotan perampok.

Tabel 5.12. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Tindakan Kriminal

Pencurian Pemukulan Perampokan

17 8 6

Dari 31 orang anak yang pernah melakukan tindakan kriminal sebanyak 17 anak melakukan pencurian, 8 orang anak melakukan pernah melakukan pemukulan, dan 6 orang anak pernah melakukan perampokan.

Tabel 5.13. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Alasan Anak Melakukan Tindakan Kriminal

Untuk Membeli Makan Untuk Membeli Rokok Untuk Membeli Narkotika

(59)

Ditemukan juga tujuan anak-anak jalanan melakukan tindakan kriminal sebanyak 16 orang anak karena ingin membeli makanan, 8 orang anak membeli rokok dan 7 orang anak ingin membeli narkoba.

Dari penelitian ini ditemukan anak-anak jalanan yang menggunakan narkotika sebanyak 45 orang anak pernah menggunakan narkotika dan sebanyak 36 orang anak tidak pernah menggunakan narkotika.

Tabel 5.14. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Narkotika Yang Digunakan

Lem Ganja Sabu Inex

16 14 13 2

Diantara jenis-jenis narkotika yang pernah digunakan sebanyak 16 orang anak menggunakan lem/ngelem, 14 orang anak pernah menggunakan ganja, 13 orang anak menggunakan sabu, dan 2 orang anak menggunakan inex.

Tabel 5.15. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Cara Mendapatkan Narkotika

Membeli Dari Pengedar Membeli Dari Teman Dikasih

18 16 11

Dari 45 orang anak yang pernah menggunakan narkotika ditemukan sebanyak 18 orang anak mendapatkan barang tersebut membeli dari pengedar, 16 orang anak membeli dari teman, dan 11 orang anak dikasih.

Tabel 5.16. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tujuan Anak Jalanan Menggunakan Narkotika

Dikasih/dipaksa Teman Ingin Efek Tenang Ketagihan Coba-coba

16 10 11 8

(60)
(61)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan penelitian ini adalah :

1. Berdasarkan hasil penelitian didapati bahwa persentase anak jalanan yang berperilaku baik sebanyak 37 orang dan diikuti yang berperilaku buruk sebanyak 44 orang serta faktor yang paling banyak mempengaruhi tingkah laku buruk anak jalanan adalah merokok dibanding faktor-faktor yang lainnya seperti seks bebas, narkotika, dan kriminalitas.

2. Hasil penelitian terhadap kehidupan anak jalanan terhadap perilaku hidup bebas atau kegiatan sehari hari ditemukan sebagian besar anak jalanan banyak yang berjualan diikuti dengan mengamen, tukang semir sepatu, menyapu kaca mobil dan pengemis.

3. Hasil penelitian terhadap gambaran perilaku anak jalanan terhadap tindakan kriminal terdapat sebanyak 31 orang melakukan tindakan kriminal.

6.2. Saran

Dari seluruh proses dalam menyelesaikan penelitian ini, maka dapat diungkapkan beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berperan dalam penelitian ini. Adapun saran tersebut, yaitu:

1. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pemerintah kota Medan, guna mengambil langkah-langkah untuk mencegah terjadinya peningkatan jumlah anak jalanan serta membina anak jalanan agar tidak sampai membuat tindakan yang buruk.

(62)
(63)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Perilaku

1.1. Pengertian Perilaku

Perilaku menurut Oktaviawan (2003) adalah orientasi yang dipelajari terhadapat objek, atau predi posisi untuk bertindak dengan satu cara terhadap sekelompok (pribadi, konsep, benda) dan sikap itu selalu mempunyai kecenderungan positif dan negatif.

Perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktifitas dari manusia itu sendiri, yang mempunyai bentangan yang sangat luas mencakup cara berjalan, berbicara, bereaksi, berpikir, persepsi, dan emosi. Perilaku juga dapat diartikan sebagai aktifitas organisme, baik yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung (Notoatmodjo, 2007).

Menurut pendapat Louis Thurstone Rensis dan Charles Osgood (2008) menyatakan bahwa sikap atau perilaku adalah bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. 2. Anak

2.1. Pengertian Anak

Berdasarkan Konvensi Hak-Hak Anak yang disetujui oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 20 November 1989 dan telah diratifikasi pada tahun 1990, Bagian 1 Pasal 1, yang dimaksud Anak adalah setiap orang yang dibawah 18 tahun, kecuali berdasarkan undang-undang yang berlaku bagi anak ditentukan bahwa usia dewasa dicapai lebih awal.

(64)

3. Anak Jalanan

3.1. Pengertian Anak Jalanan

Anak jalanan adalah anak-anak berusia dibawah 18 tahun, sebagian besar waktunya dihabiskan di tempat-tempat umum untuk mencari nafkah atau berkeliaran, penampilan mereka biasanya kumal, kotor serta tidak terawat dan memiliki hubungan yang kurang dekat dengan keluarga (DepSos, 2006 dan Garliah, 2004).

Anak jalanan adalah anak yang sebagian besar waktunya berada dijalanan atau di tempat-tempat umum, berusia antara 5 sampai 18 tahun, melakukan kegiatan atau berkeliaran di jalanan, penampilannya kebanyakan kusam dan pakaian tidak terurus, mobilitasnya tinggi.

3.2. Karakteristik Anak Jalanan

Anak jalanan memiliki karakteristik sosial seperti warna kulit yang kusam, penampilan yang tidak rapi serta kotor, jumlah anak jalanan lebih banyak laki-laki dibanding perempuan, pada laki-laki anak jalanan rata-rata pada usia 16-18 tahun sedangkan perempuan pada usia 13-15 tahun,mereka berada di tempat-tempat keramaian dan banyak makanan, anak jalanan ini sangat rentan mengalami tindak kekerasan dari berbagai lingkungan, misalnya lingkungan mereka bekerja atau tempat tinggal. Anak jalanan berasal dari keluarga kurang mampu dengan pendidikan kepala keluarga hanya sampai SD, memiliki hubungan yang kurang baik dengan keluarga, orang tua bukan merupakan orang terdekat bagi anak jalanan. Penyebab terjadinya anak jalanan dapat dibedakan menjadi 3 tipe berdasarkan faktor ekonomi, keluarga, dan iseng-iseng (Sutinah, 2001; Garliah, 2004; Handoyo, 2004; DepSos, 2006 dan Suhartini, 2008)

Selain karakteristik sosial, anak jalanan juga memiliki karakteristik ekonomi yang dapat dilihat dari lokasi bekerja, aktivitas yang dilakukan, kondisi ekonomi keluarga, dan modal untuk melakukan pekerjaan. Lokasi bekerja anak jalanan biasanya berada di pasar, terminal bus, stasiun kereta api, taman-taman, daerah lokalisasi tunasusila, perempatan jalan atau jalan raya terutama daerah lampu merah (traffic light), di kendaraan umum, dan tempat pembuangan sampah (DepSos, 2006; Sutinah, 2001).

(65)

mengasong, menjual koran atau majalah, mencuci kendaraan, menjadi pemulung, mengamen, menjadi kuli angkut, menjadi penghubung atau penjual jasa, bersih-bersih makam, pekerja seks, pencari kerang (di pantai), dan ojek payung (DepSos, 2006; Sutinah 2001).

Sudrajat (2005) yang mengemukakan bahwa masalah anak termasuk anak jalanan memperlihatkan bukan lagi hanya masalah perut lapar, keterlantaran atau tidak terpenuhinya kesejahteraan, tetapi anak telah menjadi korban eksploitasi, kekerasan dan penyalahgunaan oleh orang dewasa, termasuk orang tuanya sendiri.

3.3. Jenis Anak Jalanan

Berdasarkan kajian lapangan, secara garis besar anak jalanan dibedakan dalam tiga kelompok (Suyanto, 2010).

a. Children on the street

yakni anak-anak yang mempunyai kegiaan ekonomi di jalan, namun masih mempunyai hubungan yang kuat dengan orang tua mereka.

b. Children of the street

yakni anak-anak yang berpartisipasi penuh di jalanan, baik secara sosial maupun ekonomi. Beberapa di antara mereka masih mempunyai hubungan dengan orang tuanya tetapi frekuensi pertemuan mereka tidak menentu.

c. children from families of the street

yakni anak-anak yang berasal dari keluarga yang hidup di jalanan.

3.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Munculnya Anak Jalanan

Departemen Sosial (2001) menyebutkan bahwa penyebab keberadaan anak jalanan ada 3 jenis, yakni faktor pada tingkat mikro (immediate causes), faktor pada tingkat messo (underlaying causes), dan faktor pada tingkat makro (basic causes).

a. Tingkat Mikro (immediate cause)

(66)

sebab yang biasa diidentifikasi dari anak dan keluarga yang berkaitan tetapi juga berdiri sendiri, yakni:

1) Lari dari keluarga, disuruh bekerja baik karena masih sekolah atau sudah putus, berpetualang, bermain-main atau diajak teman.

2) Sebab dari keluarga adalah terlantar, ketidakmampuan orang tua menyediakan kebutuhan dasar, ditolak orang tua, salah perawatan, atau kekerasan di rumah, kesulitan berhubungan dengan keluarga atau tetangga, terpisah dengan orang tua, sikap-sikap yang salah terhadap anak, keterbatasan merawat anak yang mengakibatkan anak menghadapi masalah fisik, psikologis dan sosial. Hal ini dipengaruhi pula oleh kemiskinan, pengangguran, perceraian, kawin muda, maupun kekerasan dalam keluarga.

3) Melemahnya keluarga besar, dimana keluarga besar tidak mampu lagi membantu terhadap keluarga-keluarga inti, hal ini diakibatkan oleh pergeseran nilai, kondisi ekonomi, dan kebijakan pembangunan pemerintah.

4) Kesenjangan komunikasi antara orang tua dan anak, dimana orang tua sudah tidak mampu lagi memahami kondisi serta harapan anak, telah menyebabkan anak-anak mencari kebebasan.

Selain itu Odi Shalahudin (2004) menyebutkan pula faktor-faktor yang di sebabkan oleh keluarga yakni sebagai berikut:

1) Keluarga miskin

Hampir seluruh anak jalanan berasal dari keluarga miskin. Sebagian besar dari mereka berasal dari perkampungan-perkampungan urban yang tidak jarang menduduki lahan-lahan milik negara dengan membangun rumah-rumah petak yang sempit yang sewaktu-waktu dapat di gusur. Anak jalanan yang berasal dari luar kota, sebagian besar berasal dari desa-desa miskin.

(67)

2) Perceraian dan kehilangan orang tua

Perceraian dan kehilangan orang tua menjadi salah satu faktor resiko yang mendorong anak-anak pergi ke jalanan. Peceraian atau perpisahan orang tua yang kemudian menikah lagi atau memiliki teman hidup baru tanpa ikatan pernikahan sering kali membuat anak menjadi frustasi. Rasa frustasi ini akan semakin bertambah ketika anak dititipkan ke salah satu anggota keluarga orang tua mereka atau tatkala anak yang biasanya lebih memilih tinggal bersama ibunya merasa tidak mendapatkan perhatian, justru menghadapi perlakuan buruk ayah tiri atau pacar ibunya.

3) Kekerasan keluarga

Kekerasan keluarga merupakan faktor resiko paling banyak dihadapi oleh anak-anak sehingga mereka memutuskan untuk keluar dari rumah dan hidup di jalanan. Berbagai faktor lainnya yang berkaitan dengan hubungan antara anak dengan keluarga, tidak lepas dari persoalan kekerasan. Seperti kasus eksploitasi ekonomi terhadap anak yang dipaksa menyerahkan sejumlah uang tertentu setiap harinya, akan menghadapi risiko menjadi korban kekerasan apabila tidak memenuhi target tersebut. Kekerasan keluarga tidak hanya bersifat fisik saja, melainkan juga bersifat mental dan seksual.

4) Keterbatasan ruang dalam rumah

(68)

5) Eksploitasi ekonomi

Anak-anak yang turun ke jalan karena didorong oleh orang tua atau keluarganya sendiri atau biasanya bersifat eksploratif. Anak ditempatkan sebagai sosok yang terlibat dalam pemenuhan kebutuhan keluarga. Eksploitasi ekonomi oleh orang tua mulai marak terjadi ketika pada masa krisis, dimana anak-anak yang masih aktif bersekolah didorong oleh orang tuanya mencari uang dan ditargetkan memberikan sejumlah uang yang ditentukan oleh orang tua mereka.

6) Keluarga homeless

Seorang anak menjadi anak jalanan bisa pula disebabkan karena terlahirkan dari sebuah keluarga yang hidup di jalanan tanpa memiliki tempat tinggal tetap.

Dijelaskan pula mengenai faktor-faktor yang menyebabkan keluarga dan anaknya terpisah (BKNS, 2000), yaitu:

1) Faktor pendorong:

a) Keadaan ekonomi keluarga yang semakin dipersulit oleh besarnya kebutuhan yang ditanggung kepala keluarga sehingga dijumpai banyak kepala keluarga tidak mampu memenuhi kebutuhan keluarga, karena itu banyak anak-anak yang disuruh atau dengan sukarela membantu mengatasi kondisi ekonomi tersebut dengan mencari uang di jalanan.

b) Ketidakserasian dalam keluarga, sehingga anak tidak betah tinggal di rumah atau lari dari keluarga.

c) Adanya kekerasan atau perlakuan salah dari orang tua terhadap anaknya sehingga anak lari dari rumah.

d) Kesulitan hidup di kampung, anak melakukan urbanisasi untuk mencari pekerjaan mengikuti orang dewasa.

2) Faktor penarik:

a) Kehidupan jalanan uang menjanjikan, dimana anak mudah mendapatkan uang, anak bisa bermain dan bergaul dengan bebas.

b) Diajak oleh teman

(69)

b. Tingkat Messo (underlaying causes)

Faktor-faktor penyebab munculnya anak jalanan pada tingkat messo ini yaitu faktor yang ada di masyarakat. Menurut Departemen Sosial RI (2001), pada tingkat messo (masyarakat), sebab yang dapat diidentifikasi meliputi:

1) Pada masyarakat miskin, anak-anak adalah asset untuk membantu peningkatan pendapatan keluarga, anak-anak diajak bekerja yang menyebabkan drop out dari sekolah

2) Pada masyarakat lain, urbanisasi menjadi kebiasaan dan anak-anak mengikuti kebiasaan itu.

3) Penolakan masyarakat dan anggapan anak jalanan sebagai calon kriminal.

Selain itu, Odi Shalahudin (2004) juga memaparkan faktor lingkungan munculnya anak jalanan yang bisa dikategorikan dalam faktor pada tingkat messo yakni sebagai berikut.

a) Ikut-ikutan teman

Ikut-ikutan teman berdasarkan pengalaman pendamping dari studi yang ada menjadi salah satu faktor resiko yang membuat anak turun ke jalanan. Teman di sini berarti teman-teman di lingkungan sekitar tempat tinggal anak atau teman-teman di sekolahnya yang telah lebih dahulu melakukan aktifitas atau kegiatan di jalanan. Keterpengaruhan akan sangat cepat apabila sebagian besar teman-temannya sudah berada di jalanan. Awalnya mereka mungkin hanya menonton saja ketika diajak untuk mengikuti temannya. Secara perlahan, anak mulai ditawari atau terdorong untuk ikut terlibat dalam kegiatan dijalanan ketika mengetahui teman-temannya bisa menghasilkan uang. Keterpengaruhan dari teman akan semakin tinggi apabila pihak keluarga dan komunitas sekitar tidak memiliki kepedulian terhadap keberadaan anak-anak di jalanan. Sehingga ketika anak-anak mereka turun ke jalanan, tidak ada upaya untuk mencegahnya.

b) Bermasalah dengan tetangga atau komunitas

(70)

c) Ketidakpedulian atau toleransi lingkungan terhadap keberadaan anak jalanan Ketidakpedulian komunitas di sekitar tempat tinggal anak atau adanya toleransi dari mereka terhadap keberadaan anak-anak di jalanan menjadi situasi yang sangat mendukung bertambahnya anak-anak untuk turun ke jalan. Biasanya ini terjadi pada komunitas-komunitas masyarakat miskin yang sebagian besar warganya bekerja di jalanan terutama sebagai pengemis.

c. Tingkat Makro (Basic Causes)

Faktor –faktor penyebab munculnya anak jalanan pada tingkat makro yaitu faktor yang berhubungan dengan struktur makro (struktur masyarakat), sebab yang dapat diidentifikasi adalah:

1) Ekonomi, adalah adanya peluang sektor informal yang tidak terlalu membutuhkan modal keahlian, mereka harus lama di jalanan dan meninggalkan bangku sekolah, ketimpangan desa dan kota yang mendorong urbanisasi. Migrasi dari desa ke kota mencari kerja, yang diakibatkan kesenjangan pembangunan desa-kota, kemudahan transportasi dan ajakan kerabat, membuat banyak keluarga dari desa pindah ke kota dan sebagian dari mereka terlantar, hal ini mengakibatkan anak-anak mereka terlempar ke jalanan.

2) Penggusuran dan pengungsian keluarga miskin dari tanah/rumah mereka dengan alasan “demi pembangunan”, mereka semakin tidak berdaya dengan kebijakan ekonomi makro pemerintah yang lebih menguntungkan segelintir orang.

3) Pendidikan, adalah biaya sekolah yang tinggi, perilaku guru yang diskriminatif, dan ketentuan-ketentuan teknis dan birokrasi yang mengalahkan kesempatan belajar. Meningkatnya angka anak putus sekolah karena alasan ekonomi, telah mendorong sebagian anak untuk menjadi pencari kerja dan jalanan mereka jadikan salah satu tempat untuk mendapatkan uang.

4) Belum beragamnya unsur-unsur pemerintah memandang anak jalanan antara sebagai kelompok yang memerlukan perawatan (pendekatan kesejahteraan) dan pendekatan yang menganggap anak jalanan sebagai pembuat masalah atau trouble

maker .

(71)

6) Pembangunan telah mengorbankan ruang bermain bagi anak (lapangan, taman, dan lahan-lahan kosong). Dampaknya sangat terasa pada daerah-daerah kumuh perkotaan, dimana anak-anak menjadikan jalanan sebagai ajang bermain dan bekerja.

Selain itu, Odi Shalahudin (2004) memaparkan tentang faktor-faktor yang menyebabkan anak turun ke jalan, beberapa merupakan faktor pada tingkat makro yaitu:

1) Dampak program

Niat baik tidaklah selalu menghasilkan hal baik. Program-program anak jalanan yang dilangsungkan oleh berbagai pihak tentunya tidak dimaksudkan untuk mempertahankan anak-anak jalanan melainkan dimaksudkan sebagai upaya untuk memberikan perlindungan, kesempatan mendapatkan hak-haknya dan yang terpenting adalah untuk mengeluarkan anak-anak jalanan dari dunia jalanan yang dinilai sangat tidak layak untuk diarungi mereka. Salah satu faktor yang dapat dikatakan sebagai faktor penarik bagi anak untuk pergi ke jalanan adalah adanya program untuk jalanan. Hal ini sangat mengejutkan dan kiranya dapat menjadi bahan evaluasi dan refleksi yang hasilnya dapat digunakan untuk mendesain program secara lebih berhati-hati di dalam memproyeksikan dampak terhadap anak-anak.

2) Korban bencana

Bencana alam seperti banjir, gunung meletus, gempa bumi dan sebagainya ataupun bencana yang terjadi karena disebabkan oleh suatu akibat kebijakan pembangunan seperti penggusuran perkampungan miskin atau bencana yang ditimbulkan dari adanya konflik bersenjata antar kelompok masyarakat, negara dengan kelompok masyarakat, atau antar negara yang kesemuanya menyebabkan komunitas tersebut harus pindah dari tempat tinggal asalnya dan menjadi pengungsi. Situasi di dalam pengungsian yang terbatas dengan fasilitas dan persediaan bahan pangan menyebabkan anak-anak melakukan kegiatan di jalanan seperti menjadi pengemis.

3) Korban penculikan

(72)
(73)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Anak jalanan, anak gelandangan, atau kadang disebut juga anak mandiri, sesungguhnya adalah anak-anak yang tersisih, marginal, dan terasingkan dari perilaku kasih sayang. Hal ini di buktikan karena kebanyakan dalam usia yang relatif dini, mereka sudah harus berhadapan dengan lingkungan kota yang tidak kondusif dan bahkan sangat tidak bersahabat. Alasan anak jalanan yang mengatakan bahwa tinggal di jalanan adalah sekedar untuk menghilangkan rasa lapar dan keterpaksaan untuk membantu keluarga tampaknya secara rasional kurang atau bahkan tidak dapat di terima oleh masyarakat umum (Suyatno, 2010).

Masalah anak jalanan adalah masalah sosial bersama yang sulit terpecahkan dan menjadi problem klasik negara berkembang. Banyak sisi negative terkait dengan keberadaan anak jalanan, di sisi lain anak jalanan sendiri sebenarnya memiliki masalah yang berat dan membuat miris (Diah, 2010).

Fenomena masalah anak jalanan merupakan isu global yang telah mencapai titik yang mengkhawatirkan. Jumlah anak jalanan bertambah setiap hari dan mempunyai prevalensi yang cukup tinggi di negara-negara yang miskin dan berkembang terutamanya di benua Amerika Latin, Asia, dan Afrika. Sampai pada detik ini, jumlah anak jalanan yang pasti di seluruh dunia masih tidak diketahui lagi, tetapi UNICEF (2003) mengestimasi bahwa ada sekurangnya sekitar 100 juta orang. Publikasi artikel oleh Railway Children (2009), menunjukkan india mempunyai jumlah anak jalanan yang paling banyak di dunia ini dengan jumlah sekurang-kurangnya 11 juta orang (Irwanto, 1999)

Di Indonesia, berdasarkan hasil analisis situasi mengenai anak jalanan yang dilakukan oleh Departemen Sosial, menunjukkan jumlah sekitar 230.000 orang pada tahun 2009 (Departement Sosial, 2009).

(74)

perilaku remaja yaitu kebiasaan merokok, menggunakan napza, perilaku seksual berisiko, dan masalah kesehatan reproduksi seperti Infeksi Menular Seksual dan HIV-AIDS (Kemenkes RI, 2010).

Berdasarkan data Dinas Sosial DKI Jakarta, jumlah anak jalanan pada tahun 2009 sebanyak 3.724 orang, tahun 2010 meningkat menjadi 5.650 orang, dan pada tahun 2011 juga meningkat menjadi 7.315 orang. Pada umumnya mereka bekerja sebagai pengemis, pengamen, pengelap kaca mobil, pedagang asongan, joki 3 in 1, dan parkir liar. Berdasarkan data dari Pemberdayaan Perempuan dan Anak Pinggiran (PPAP) Seroja jumlah anak jalanan di kota Surakarta mencapai 103 anak tahun 2010. Di kota Makassar keberadaan anak jalanan dapat terlihat di tempat-tempat umum seperti di persimpangan jalan tol Reformasi, Jl. A. Pangerang Petta Rani, dan Jl. Sultan Awaluddin, persimpangan jalan mesjid raya dan Jl. G. Latimojong, persimpangan Jl. S. Saddang, dan Jl. Vetaran, persimpangan Jl. Mongondisi, dan persimpangan Jl. Landak Baru. Di terminal, tempat pembuangan sampah dan berkeliaran di kantor-kantor pemerintah dan swasta. Sebagian besar anak jalanan di kota Makassar merupakan pendatang dari beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan antara lain Kabupaten Jeneponto, Maros, Pangkep, Gowa dan Takalar bahkan ada yang dari luar Sulawesi yakni dari Jawa, Lombok dan Kalimantan. Anak jalanan ini adalah anak-anak dari para pendatang yang mencoba mencari penghidupan lebih baik di kota Makassar. Dinas Sosial kota Makassar menyatakan, bahwa pada akhir tahun 2009 hingga akhir tahun 2010, jumlah anak jalanan meningkat dari 500 orang menjadi 1.000 orang. Keberadaan anak-anak jalanan di beberapa sudut jalan di Makassar tentu memberikan dampak negatif baik bagi masyarakat maupun bagi keteraturan dan keindahan kota Makassar itu sendiri.

(75)

Sebuah artikel mengenai anak jalanan di media massa menyebutkan bahwa di Sumatera Selatan jumlah anak jalanan mencapai 5.088 orang yang tersebar di 15 kabupaten dan kota. Di Palembang sendiri, anak jalanan di perkirakan berjumlah 3.690 orang. Rina Bakrie, ketua Yayasan Puspa Indonesia, menduga peningkatan jumlah anak jalanan ini sebagai dampak pembangunan yang tidak berpihak kepada rakyat.

Deputi Direktur Yayasan Pusat Kajian Perlindungan Anak (PKPA) Medan, Misran Lubis sebagai narasumber mengatakan, anak jalanan menjadi fenomena klasik dan keberadaannya tetap eksis, populasinya terus berkembang setiap tahunnya, data dari Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara tahun 2008, mengidentifikasi jumlahnya mencapai 2.867 anak, jumlah terbesar anak ada di lima kota yakni Medan (663 anak), Dairi (530 anak), Tapanuli Tengah (225 anak), Nias Selatan (224 anak), dan Tanah Karo (157 anak) (Dinas Sosial, 2008).

Sedangkan menurut KSSP ( Pusat Pendidikan dan Informasi Hak Anak), memperkirakan ada sekitar 5000 anak jalanan di seluruh Sumatera Utara pada tahun 2007. Namun, berdasarkan data terbaru dari Dinas Sosia Kota Medan, pada tahun 2008 jumlah anak jalanan di Kota Medan sekitar 675 jiwa (Dinas Sosial, 2008).

Pada tahun 2010 Pusat Kajian Perlindungan Anak (PKPA) melakukan pemetaan ulang terhadap situasi anak jalanan di kota Medan, dari pemetaan tersebut ditemukan data statistik populasi anak jalanan yang berbeda, Pusat Kajian Perlindungan Anak (PKPA) melakukan identifikasi di 7 kecamatan populasi anak jalanan sebanyak 420 anak, mereka tersebar di 18 lokasi yakni pada umumnya di persimpangan lampu merah di antaranya Simpang Glugur, Bundaran Majestik, Pasar Petisah, Simpang Pulobrayan, Simpang Sei-Sikambing, dan terminal (Pusat Kajian Perlindungan Anak, 2010).

(76)

Oleh karena itu, bedasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik ingin

melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Perilaku Anak Jalanan di Kota Medan tahun 2014”.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimanakah gambaran perilaku anak jalanan di kota Medan?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku anak jalanan di kota Medan.

1.3.2. Tujuan Khusus

1.Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi gambaran perilaku anak jalanan di kota Medan.

2. Untuk mengetahui bagaimana kehidupan anak jalanan terhadap perilaku hidup bebas.

3. Untuk mengetahui bagaimana tingkah laku anak jalanan di kota Medan terhadap masyarakat.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :

1. Bagi pemerintah dapat sebagai bahan masukan dalam upaya pencegahan peningkatan anak jalanan di kota Medan.

2. Bagi masyarakat penelitian ini bermanfaat agar masyarakat mengetahui gambaran perilaku anak jalanan serta upaya dalam menyikapi anak jalanan.

(77)

Abstrak

Banyak anak jalanan yang tidak terpenuhi kebutuhannya, terutama mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu, sehingga mereka bekerja demi membantu kebutuhan ekonomi keluarga. Fenomena anak jalanan, khususnya di daerah

perkotaan, merupakan masalah klasik yang dihadapi oleh pemerintah. Penelitian ini bertujan untuk mengetahui gambaran perilaku anak jalanan di kota Medan.

Penelitian ini tergolong dalam tipe penelitian deskriptif dengan desain cross

sectional . Populasi dalam penelitian ini sekitar 81 orang anak jalanan di sekitar kota

Medan, dengan penyajian data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah accidental sampling atau pengambilan sampel seadanya dengan menggunakan kuesioner.

Hasil penelitian didapati bahwa persentase anak jalanan yang berperilaku baik sebanyak 37 orang dan yang berperilaku buruk 44 orang serta faktor yang paling banyak mempengaruhi tingkah laku buruk anak jalanan adalah merokok dibanding faktor-faktor yang lainnya seperti seks bebas, narkotika, dan kriminalitas.

(78)

Abstract

Many street children are not met his needs, especially those who come from poor families, so that they work for the sake of helping the economic needs of the family. The phenomenon of street children, especially in urban areas, is a classic problem faced by the Government. This research aims to know the description of the behavior of the street children in the city of Medan.

This research is descriptive research type in design with cross sectional. The population in this research is about 81 people street children around Medan city, with the presentation of the data in the form of a frequency distribution table. Data

collection method does is accidental sampling or sampling a potluck with the use of the questionnaire.

The research found that the percentage of street children who behave well as many as 37 people who behave badly and 44 people as well as the factors that most heavily affect the poor street children behaviour is smoking compared

to other factors such as sex, drugs, and crime.

Based on the research results it is recommended to the Government of Medan city, to take measures to prevent the occurrence of an increasing number of street children and street kids cultivate so as not to make a bad action.

(79)

GAMBARAN PERILAKU ANAK JALANAN DI KOTA MEDAN

TAHUN 2014

Oleh:

Mhd. Riza Andhika 110100171

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(80)

GAMBARAN PERILAKU ANAK JALANAN DI KOTA MEDAN

TAHUN 2014

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sabagai salah satu syarat untuk memperoleh

kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh:

Mhd. Riza Andhika 110100171

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(81)

Gambar

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Gambaran Perilaku
Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kehidupan Anak Jalanan Terhadap Perilaku Hidup
Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kehidupan Anak Jalanan Terhadap Perilaku Hidup
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mengenai Upah lembur menurut Ibu Tri pada prinsipnya seluruh perusahaan harus memberikan upah lembur jika pekerjanya melakukan pekerjaan diluar waktu kerja

Implikasi yang kedua yaitu, berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa variabel Norma subjektif secara signifikan berpengaruh positif terhadap Niat beli

Penetapan hasil kualifikasi untuk Paket Pekerjaan Studi Kelayakan Pembangunan Simpul Antar Moda Stasiun Dan Terminal di Mangkang Tahun Anggaran 2014 Nomor

6. Penetapan Pemenang Pengadaan Barang dan Jasa Konsultasi Pekerjaan Perencanan Desain Pemeliharaan Berkala Perlintasan Sebidang di Jawa Tengah Tahun Anggaran 2014 Nomor

Telah melaksanakan pembukaan terhadap dokumen/file penawaran yang disampaikan secara elektronik melalui aplikasi SPSE pada hari Jumat tanggal 13 Maret 2015 dengan hasil sebagai

2. Berita Acara Hasil Evaluasi dan Pembuktian Dokumen Kualifikasi untuk Paket Pekerjaan Pemutakhiran Basic Data Perlintasan Sebidang Di Wilayah Daop 4 Semarang Tahun

Pengadaan barang/jasa dilaksanakan secara elektronik, dengan mengakses aplikasi Sistem. Pengadaan Secara Elektronik (aplikasi SPSE) pada alamat website

Pokja 12 ULP Provinsi Jawa Tengah akan melaksanakan Prakualifikasi untuk paket pekerjaan jasa konsultansi secara elektronik sebagai berikut :..