DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saifuddin. 2004. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Bungin, M. Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Perdana Media Grup
David, Fred R. 2006. Manajemen Strategi. Buku 1, Edisi kesepuluh. Jakarta : Salemba Empat.
Jatmiko, RD. 2004. Manajemen Stratejik. Malang: UMM Press
Kotler, Philip. 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua Jilid 1. PT Indeks Laksana, Fajar. 2008. Manajemen Pemasaran: Pendekatan Praktis. Graha Ilmu. Moenir, H.A.S, 2002, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara
Moleong, J. Lexy.2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Nawawi, Hadari. 1993. Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada
Purnama, N. (2006). Manajemen kualitas perspektif global. Yogyakarta : Ekonisia Purnomo, Hari. 2007. Manajemen Strategi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Ratminto dan Winarsih, Atik Septi. 2010. Manejemen Pelayanan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sedarmayanti. 2004. Good Governance (Kepemerintahan yang Baik) Bagian Kedua: Membangun Manajemen Sistem Kinerja Guna Meningkatkan Produktivitas Menuju Good Governance (Kepemerintahan yang Baik). Bandung: Mandar Maju.
Siagian P, Sondang. 2003. ManajemenStratejik, Jakarta: BumiAksara
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: PT. Alfabeta
Sutedi, Andrian. Hukum Perizinan dalam Sektor Pelayanan Publik. 2011. Jakarta: Sinar Grafika
Sumber Undang-undang
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun2009 Tentang Pelayanan Publik
Sumber Jurnal
Dewi Puspita Sari Darman (2015) yang berjudul “Inovasi Pelayanan Perizinan Dalam Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Di Kota Makassar”
Sumber Internet
Senin, 17 April 2016 pada pukul 10:45 )
BAB III
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
3.1. Latar Belakang Pembentukan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Humbang Hasundutan
Sehubungan dengan diselenggarakannya otonomi daerah, Pemerintah
Daerah dituntut untuk meningkatkan kinerjanya dalam rangka memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Pada hakekatnya penyelenggaraan otonomi daerah
diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui
peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat, serta
peningkatan daya saing daerah.
Implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah yang mulai
berlaku sejak tahun 2001 mendorong semangat baru dalam penataan system
birokrasi pemerintahan. Merujuk pada tujuannya, kebijakan otonomi pada
dasarnya memberikan keleluasaan kepada daerah untuk mengatur dirinya sendiri
dengan tujuan akhir kesejahteraan masyarakat. Bersamaan dengan hal tersebut,
ada pergeseran paradigma pembangunan dari pembangunan oleh negara menjadi
pembangunan oleh masyarakat. Secara strategis, melalui kebijakan otonomi
daerah diharapkan muncul pusat-pusat kekuatan baru secara regional dalam sektor
ekonomi, kebijakan ini menggambarkan semangat mendorong tumbuhnya pusat
ekonomi baru.
Dalam menghadapi era globalisasi yang penuh tantangan dan peluang,
pelayanan publik sehingga kesan birokrasi pemerintah yang lamban, berbelit-belit,
dan tidak ramah dapat dihapuskan. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah antara lain ditegaskan bahwa tujuan
pemberian otonomi adalah berupaya memberikan peningkatan pelayanan dan
kesejahteraan yang semakin baik kepada masyarakat, pengembangan kehidupan
demokrasi, keadilan dan pemerataan. Jadi, kualitas pelayanan aparatur pemerintah
kepada masyarakat merupakan indikator keberhasilan otonomi daerah.
Berkaitan dengan pelayanan jasa perijinan, pemerintah melakukan
terobosan yaitu dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
24 Tahun 2006 tentang Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (PPTSP) yang
selanjutnya ditegaskan kembali dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20
Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tatakerja Unit Pelayanan Perijinan
Terpadu di Daerah. Dalam Permendagri tersebut, pemerintahan kabupaten/kota
diwajibkan membentuk lembaga PPTSP paling lambat 1 (satu) tahun sejak
peraturan ditetapkan. Tidak sebatas formalitas kelembagaan dalam artian institusi,
tapi juga lembaga dalam artian mekanisme dan nilai. Sehubungan dengan hal
tersebut di atas, maka pemerintah daerah Kabupaten Humbang Hasundutan
membentuk Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) berdasarkan Peraturan
Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan.
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu mempunyai tugas melaksanakan
administrasi ketatausahaan di bidang informasi perizinan, koordinasi dan
menyelenggarakan pelayanan administrasi di bidang perizinan dan non perizinan
secara terpadu dengan prinsip koordinasi , integrasi, sinkronisasi, simplikasi
prima kepada masyarakat secara sederhana, jelas, aman, transparan, efisien,
ekonomis, adil, dan tepat waktu mutlak harus dilaksanakan agar dapat
memberikan kepuasan kepada masyarakat serta dapat meningkatkan
perekonomian masyarakat melalui usaha perdagangan dan sebagainya.
3.2.Visi dan Misi Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Humbang Hasundutan
Adapun visi dan misi Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten
Humbang Hasundutan adalah sebagai berikut:
VISI: “Terwujudnya Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan yang Proaktif
Terhadap Kepentingan Masyarakat Menuju Daerah yang Mandiri dan Sejahtera”.
MISI :
1. Mendekatkan kepada pelayanan prima dengan penyederhanaan pelayanan
perijinan.
2. Meningkatkan ketersediaan data informasi di bidang perijinan dan non
perijinan.
3. Meningkatkan pelayanan perijinan dan non perijinan dalam rangka
peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
4. Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional.
5. Meningkatkan sarana dan prasarana.
Maksud :
Untuk memberikan kepastian pelayanan perijinan kepada masyarakat dalam
penerbitan perijinan dan non perijinan yang diselenggarakan Kantor Pelayanan
1. Tujuan dan Sasaran Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
Kabupaten Humbang Hasundutan
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Humbang Hasundutan
menetapkan tujuan strategis dan sasaran strategis berdasarkan visi dan misi, serta
faktor-faktor keberhasilan.
3.2.1. Tujuan
Tujuan merupakan penjabaran dari pernyataan misi, yang diharapkan
dapat menggambarkan hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu tertentu.
Tujuan ini merupakan target kualitatif yang penetapannya telah
mempertimbangkan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki. Tingkat
pencapaian tujuan merupakan indicator untuk melihat keberhasilan pelaksanaan
tugas dan fungsi Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Humbang
Hasundutan.
Berdasarkan uraian diatas, maka Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
Kabupaten Humbang Hasundutan menetapkan tujuan sebagai berikut:
Misi pertama: meningkatkan pelayanan perizinan dan non perizinan dalam rangka
meningkatkan PAD, dengan tujuan:
• Menjadikan produktifitas pelayanan perizinan untuk mendorong
• Meningkatkan pelayanan perizinan untuk menumbuh kembangkan
ekonomi kerakyatan sehingga meningkatkan PAD.
Misi kedua: meningkatkan ketersediaan data dan informasi di bidang perizinan
dan non perzinan, dengan tujuan:
• Meningkatnya kemampuan masyarakat usaha
• Meningkatnya IPTEK dibidang pelayanan perizinan dalam manajemen
pengelolaan usaha pelayanan perizinan.
Misi ketiga: mendekatkan pada pelayanan prima dengan penyderhanaan
pelayanan perizinan, dengan tujuan:
• Meningkatnya peran serta aparatur dalam pengelolaan pelayanan perizinan
secara mandiri, kooperatif, dan professional.
Misi keempat: meningkatkan sumberdaya manusia yang professional, dengan
tujuan:
• Menggali minat investor, kelompok dalam pengusahaan berinvestasi di
Kabupaten Humbang Hasundutan dengan meningkatkan kualitas sumber
daya manusianya
Misi kelima: meningkatkan sarana dan prasarana di bidang pelayanan perizinan
dan non perizinandalam penerapan peraturan dan perundang-undangan, dengan
• Setiap pengusahaan agar mempedomani peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku.
3.2.2. Sasaran
Adapun sasaran yang ditetapkan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
adalah sebagai berikut:
Sasaran pertama: meningkatkan masyarakat yang memiliki izin usaha,
dengan sasaran:
• Peningkatan jumlah usaha
• Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk memiliki izin usaha
• Berkurangnya penambangan liar
• Tercapainya peran serta masyarakat pengusaha melalui penyuluhan dan
pelatihan
Sasaran kedua: meningkatkan sarana dan prasarana perizinan sebagai
pendukung pendapatan masyarakat dan Pemerintah Daerah, dengan sasaran:
• Terkendalinya pengusahaan
• Terlaksananya pelayanan perizinan yang proaktif
• Adanya peningkatan ekonomi masyarakat sebagai dampak kemudahan
Sasaran ketiga, meningkatnya peran serta aparatur, dengan tujuan:
• Terlaksananya peran serta aparatur dalam pengelolaan pada bidang
pelayanan perizinan
• Terlaksananya swadaya aparatur pemerintah dalam pembangunan pada
bidang pelayanan perizinan
Sasaran keempat, meningkatnya peran serta pengusaha, dengan sasaran:
• Menjual data base potensi investasi kepada investor dalam negri dan luar
negri
Sasaran kelima: meningkatnya pembinaan pengusaha, dengan sasaran:
• Sosialisasi peraturan perundang-undangan yang berlaku kepada pengusaha
3.2.3. Struktur Organisasi dan Komposisi Pegawai Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Humbang Hasundutan
Berdasarkan Peraturan Walikota Medan Nomor 6 Tahun 2010 tentang
Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota
Medan, dimana di dalam peraturan tersebut salah satunya mengatur tentang
Struktur Organisasi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan, rinciannya
dapat dilihat pada bagan struktur organisasi dan tabel komposisi pegawai menurut
jenjang pendidikan, golongan, jabatan, dan sumber daya manusia di bawah ini :
1. Kepala Kantor
2. Sub Bagian Tata Usaha
3. Seksi Standarisasi dan Sosialisasi
4. Seksi Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan
5. Seksi Monitoring dan sosialisasi
6. Tim Teknis
7. Kelompok Jabatan Fungsional
Gambar 1.2 Sruktur organisasi Kantor Pelayanan Terpadu Kabupaten Humbang
Hasundutan
TIM TEKNIS SEKSI PELAYANAN PERIZINAN DAN KEPALA KANTOR
KELOMPOK JABATAN
SUB BAGIAN TATA USAHA
SEKSI
STANDARISASI
SEKSI
MONITORING
N
O.
NAMA NIP GOLONGAN JABATAN
1 Drs. Jamilin Purba, MM
19601010 198703 1 004
Pembina Tk. I /
IV.b
Kepala Kantor
2 Agnes Lastiur Purba, SH
19861208 201001 2 028
Penata Muda Tk.
I / III.b
Kasubbag Tata
Usaha
3 Rahmat Gunawan Manik,
S.Kom
19760713 201101 1 005
Penata Muda Tk.
I / III.b
Staf
4 Clara A Perangin-angin,
A.Md
19740814 200604 2 016
Penata Muda /
III.a Staf
5
Monalisa Pardede, A.Md 19760914 201001 2 007
Pengatur Tk. I /
II.d
Staf
6 Susi Verawati Sinaga 19820127 200312 2 004 Pengatur / II.c Staf
7 Ganda Tua Lumban Gaol 19760602 200604 1 009 Pengatur / II.c Staf
8
Carpina Hutasoit 19840822 200801 2 002
Pengatur Muda
Tk. I / II.b
Staf
9
Martina Lumban Gaol 19820217 201406 2 006
Pengatur Muda /
II.a
Staf
10
Jikno Sihotang 19840724 201406 1 009
Pengatur Muda /
II.a
Staf
11
Sunaryo Sinaga, ST 19780712 200604 1 006 Penata / III.c
Kasi Standarisasi
dan Sosialisasi
12
P. Nestor Simanjuntak, SH 19790102 201001 1 016
Penata Muda Tk.
I / III.b
Table 1.1 Data pegawai KPPT Kabupaten Humbang Hasundutan 13
Serti Hutasoit 19720212 201406 2 006
Pengatur Muda /
II.a
Staf
14
Indra Marlina Tambunan,
Ssos
19800304 200502 2 003 Penata / III.c
Kasi Pelayanan
Perijinan dan
Non Perijinan
15
Ewis Debby Parhusip, SH 19921117 201503 2 001
Penata Muda /
III.a
Staf
16
Lasmaria, A.Md,Kom 19821024 201101 2 004
Pengatur Tk. I /
II.d
Staf
17
Romasihol Simanullang 19771215 201406 2 005
Pengatur Muda /
II.a
Staf
18
Iwan F Manalu, SH 19810311 200502 1 001 Penata / III.c
Kasi Monitoring
dan Evaluasi
Perijinan
19
Jonsons Simatupang 19650903 198603 1 005
Penata Muda Tk.
I / III.b
Staf
20
Evanaldo Marisi Sinaga,
SH
19810813 200904 1 005
Penata Muda Tk.
I / III.b
Staf
21
Surti Ompusunggu, A.Md 19830512 201101 2 011
Pengatur Tk. I /
II.d
3.2.4. Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Humbang Hasundutan
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu mempunyai tugas melaksanakan
administrasi ketatausahaan di bidang informasi perizinan, koordinasi dan
menyelenggarakan pelayanan administrasi di bidang perizinan dan non perizinan
secara terpadu dengan prinsip koordinasi , integrasi, sinkronisasi, simplikasi
keamanan dan kepastian. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
diatas, Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu menyelenggarakan fungsi sebagai
berikut:
1. Penyelenggaraan kebijakan teknis dibidang penatausahaan pelayanan
perizinan dan non perizinan, standarisasi dan sosialisasi, monitoring dan
evaluasi;
2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan pelayanan perzianan dan non
perizinan terpadu
3. Penyelenggaraan pelaksanaan proses pelayanan perizinan;
4. Penyelenggaraan pelaksanaan administrasi pelayanan perizinan;
5. Penyelenggaraan monitoring dan evaluasi proses pemberian pelayanan
perizinan;
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati atau sekretaris Daerah,
1. Tugas Kepala Kantor
Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu mempunyai tugas pokok
membantu Bupati dalam penyelengggaraan pelayanan administrasi di bidang
perizinan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah dengan mengacu pada
prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, keamana, dan kepastian. Sesuai dengan
tugas pokok tersebut, maka uraian tugas Kepala Kantor Pelayanan Perizinan
Terpadu adalah sebagai berikut:
1. Menyusun pedoman dan petunjuk penyelenggaraan pelayanan perizinan
dan non perizinan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
2. Melakukan penyederhanaan prosedur perizinan;
3. Menyusun rencana dan program kerja operasional Kepala Kantor
Pelayanan terpadu;
4. Melakasanakan koordinasi dengan instansi/unit kerja dalam
penyelenggaraan pelayanan perizinan terpadu sesuai dengan
kewenangannya;
5. Meminta pertimbangan teknis kepada kepala SKPD/ unit SKPD terkait,
untuk rekomendasi pemberian izin sesuai dengan permohonan yang
diajukan;
6. Menandatangani perizinan;
7. Mengkoordinir, mengawasi dan memberikan pembinaan tentang jalannya
perizinan;
8. Menyelenggarakan administrasi, evaluasi dan pelaporan guna memberikan
9. Menyelanggarakan urusan rumah tangga umum dan keuangan yang
berumber dari anggaraan Belanja dan Pendapatan Derah Kabupaten
Humbang Hasundutan dan atau sumber keuangan lainnya;
10. Mengkoordinasikan dan mengarahkan staf agar staf melaksanakan tugas
dengan baik;
11. Membuat DP-3 Pegawai sesuai dengan kewenangannya;
12. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati.
2. Tugas Sub Bagian Tata Usaha
Kepala Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok membantu
Kepala Kantor menyiapakan bahan penyususnan program dan rencana
kegiatan, menerima dan memberikan informasi serta mengelola urusan tata
usaha dan rumah tangga Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu. Sesuai dengan
tugas pokok tersebut, maka urain tugas sub Bagian Tata Usaha adalah sebagai
berikut:
1. Mengkoordinasikan penyiapan bahan penyusun rencana dan program kerja
operasional kantor;
2. Menyusun program dan rencana kerja sub bagian tata usaha;
3. Melaksanakan administrasi surat menyurat, kearsipan, urusan rumah
tangga, perlengkapan, keuangan dan kepegawaian;
4. Menyususn rencana kebutuhan perklengkapan kantor;
5. Melakukan urusan pemeliharaan, pengamanan serta pengaturan
6. Menyususun rencana belanja kantor dan pertanggungjawaban keuangan;
7. Melaksanaan koordinasi penerimaan retribusi biaya perizinan dan non
perizinan;
8. Melaksanakan koordinasi dengan seksi-seksi dalam pelaksanaan tugas;
9. Memberikan saran, usul dan pertimbangan kepada kepala kantor;
10. Memberikan petunjuk kepada bawahan dengan lisan dan tulisan
11. Membimbing bawahan dalam rangka pelaksanaan tugas untuk mencapai
profesionalisme;
12. Membuat DP-3 Pegawai sesuai dengan kewenangannya;
13. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Kantor.
3. Tugas Kepala Seksi Standarisai dan Sosialisasi
Kepala Seksi Standarisasi dan Sosialisasi mempunyai tugas pokok
membantu Kepala Kantor menyiapkan bahan penyusunan program dan rencana
kegiatan di seksi Standarisasi dan Sosialisasi dan mempersiapkan laporan
pelaksanaan tugas Kantor Pelayanan Perizinan. Sesuai dengan tugas pokok
tersebut, maka uraian tugas Kepala seksi Standarisasi dan Sosialisasi adalah
sebagai berikut:
1. Menyiapkan bahan dan data-data yang berkaitan dengan standarisasi
perizinan dan non perizinan;
2. Melaksanakan penyuluhan dan sosialisasi perizinan dan non perizinan;
3. Pendokumentasian pelaksanaan tugas Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
termasuk didalamnya kegiatan arsiparis (arsip laporan);
5. Mempersiapkan laporan pelaksanaan tugas secara berkala;
6. Pengkoordinasian terhadap tugas-tugas standarisasi, pendokumentasian
kedalam maupun keluar;
7. Membimbing bawahan dalam rangka pelaksanaan tugas untuk mencapai
profesonalisme;
8. Membuat DP-3 Pegawai sesuai dengan kewenangannya;
9. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Kantor.
4. Tugas Kepala Seksi Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan
Kepala Seksi Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan mempunyai tugas
pokok membantu Kepala Kantor menyiapakan perumusan dan peyusunan
program kegiatan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan, mengkoordinasikan
dan mengarahkan tugas dalam penyelenggaraan pelayanan perizinan dan non
perizinan. Sesuai dengan tugas pokok tersebut, maka uraian tugas Kepala Seksi
Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan bahan dan kegiatan pelayanan perizinan dan non perizinan;
2. Pengelolaan pelayanan administrasi perizinan dan non perizinan;
3. Penyusunan pedoman dan teknis pemberian legalitas perizinan dan non
perizinan;
4. Menginventarisir berkas perizinan dan non perizinan;
5. Mempersiapkan bahan laporan secara berkala;
6. Membimbing bawahan dalam rangka pelaksanaan tugas untuk mencapai
7. Membuat DP-3 pegawai sesuai dengan kewenangannya;
8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Kantor.
5. Tugas Kepala Seksi Monitoring dan Evaluasi
Kepala Seksi Monitoring dan Evaluasi memiliki tugas pokok membantu
kepala kantor menyiapkan bahan penyusunan program monitoring dan evaluasi
perizinan dan non perizinan. Berdasarkan tugas pokok tersebut, maka uraian tugas
Kepala Seksi Monitoring dan Evaluasi adalah sebgai berikut:
1. Menyiapkan bahan-bahan perencanaan dan pengembangan dalam rangka
peningkatkan kinerja Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu;
2. Pelaksanaan operasional monitoring, evaluasi, dan pengendalian;
3. Pengkoordinasian terhadap pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan
pengendalian;
4. Mengevaluasi perizinan dan non perizinan;
5. Menerima dan mengelola pengaduan masyarakat sesuai dengan ketentuan
yang berlaku;
6. Mempersiapkan bahan laporan hasil pelaksanaan monitoring, dan
pengendalian dalam rangka evaluasi dan penyusunan tindak lanjut
kebijakan;
7. Membimbing bawahan dalam rangka pelaksanaan tugas untuk mencapai
profesionalisme;
8. Membuat DP-3 pegawai sesuai dengan kewenangannya;
3.2.5. Landasan Hukum
1. Undang-Undang No.25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik. 2. PP 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah.
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.24 Tahun 2008 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.20 Tahun 2008 Tentang Pedoman
5. Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu di Daerah.
6. Peraturan Daerah Humbang Hasundutan Nomor 6 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pelayanan Perizinan
Terpadu Kabupaten Humbang Hasundutan.
7. Peraturan Bupati Humbang Hasundutan No. 4 Tahun 2012 Tentang Uraian Tugas dan Tata Kerja Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
BAB IV PENYAJIAN DATA
Setelah penulis selesai melakukan pengumpulan data terkait strategi
peningkatan kualitas pelayanan perizinan di Kantor Pelayanan Perizinan (KPPT)
Kabupaten Humbang Hasundutan dari informan yang telah ditentukan
sebelumnya, baik informan kunci maupun informan utama yang merupakan pihak
yang merumuskan dan menyelenggarakan program peningkatan pelayana
perizinan. Maka dalam bab ini selanjutnya penulis akan menyajikan data yang
telah diperoleh selama melakukan penelitian di Kantor Pelayanan Perizinan
(KPPT) Kabupaten Humbang Hasundutan. Agar dapat dianalisi pada bab
berikutnya sesuai dengan teori-teori yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya.
Data yang diperoleh penulis merupakan data hasil wawancara dan
pengamatan langsung. Informan kunci adalah Bapak Drs. Jamilin Purba, MM
selaku Kepala Kantor Pelayanan Perizinan (KPPT) Kabupaten Humbang
Hasundutan. Informan utama yaitu Ibu Indra Marlina Tambunan, S.Sos selaku
Kepala Seksi Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan, Bapak Iwan F Manalu, S.H
selaku Kepala Seksi Monitoring dan Evaluasi, Bapak Sunaryo Sinaga, S.T selaku
Kepala Seksi Standarisasi dan Sosialisasi. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
kepada informan merupakan pertanyaan yang bersumber dari panduan wawancara
yang sebelumnya telah disusun oleh penulis, namun penulis tidak hanya terpaku
pada pertanyaan yang sudah ada. Pertanyaan tersebut berkembang sesuai dengan
Gambar 1.3 Foto bersama Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
Kabupaten Humbang Hasundutan Bapak Drs. Jamilin Purba, M.M.
Gambar 1.4 Foto bersama Kepala Seksi Pelayanan Perizinan dan Non
Gambar 1.5 Foto bersama Kepala Seksi Monitoring dan Evaluasi Bapak Iwan F
Manalu, S.H
Gambar 1.6 Foto bersama Kepala Seksi Standarisasi dan Sosialisasi Bapak
4.1.Deskripsi Hasil Wawancara tentang Penerapan Fungsi Manajemen Kantor Pelayanan Perizinan (KPPT) Kabupaten Humbang Hasundutan dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Perijinan.
Penyajian dari hasil wawancara ini disusun secara berurutan berdasarkan
jawaban dari setiap informan yang telah ditanyakan. Diawali dari penyajian hasil
wawancara yang diperoleh dari informan kunci yang paling banyak mengetahui
informasi mengenai strategi yang dilaksanakan oleh Kantor Pelayanan Perizinan
(KPPT) Kabupaten Humbang Hasundutan dalam rangka meningkatkan kualitas
pelayanan perijinan dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah yakni Bapak
Drs. Jamilin Purba, MM selaku Kepala Kantor Pelayanan Perizinan (KPPT)
Kabupaten Humbang Hasundutan dan diikuti oleh jawaban dari masing-masing
informan utama.
Adapun pertanyaan yang penulis sampaikan pertama kali kepada Bapak
Drs. Jamilin Purba, MM selaku Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
Kabupaten Humbang Hasundutan adalah mengenai rencana jangka pendek dan
rencana jangka panjang yang dilaksanakan oleh Kantor Pelayanan Perizinan
(KPPT) Kabupaten Humbang Hasundutan dalam meningkatkan kualitas
pelayanan perizinan.
pelayanan perizinan sesuai dengan perkembangan dan kondisi dunia usaha sekaligus menyesuaikan aturan-aturan tersebut dengan aturan dan ketentuan yang lebih tinggi.”
Kemudian penulis juga menanyakan mengenai rencana jangka panjang Kantor
Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Humbang Hasundutan.
“Saat ini KPPT Kabupaten Humbang Hasundutan belum dapat memproses semua perizinan di daerah Kabupaten Humbang Hasundutan, kami berharap pemerintah dapat mendelegasikan semua urusan perizinan ke KPPT. Hal ini dapat mempermudah masyarakat dalam mengurus izin yang mereka perlukan, dengan demikian KPPT juga dapat menyumbangkan retribusi yang lebih besar sehingga dapat membantu meningkatkan PAD Kabupaten Humbang Hasundutan. Inilah yang menjadi rencana jangka panjang KPPT Kabupaten Humbang Hasundutan.”
Hal ini juga sama dengan yang disampaikan oleh Bapak Sunaryo Sinaga,
ST selaku Kepala Seksi Standarisasi dan Sosialisasi
“ KPPT Kabupaten Humbang Hasundutan saat ini belum memproses semua perizinan di Kabupaten Humbang Hasundutan, seperti halnya dengan penerbitan usaha galian c yang masih ditangani oleh Kantor Pertambangan dan energi. Maka rencana kedepannya KPPT ingin membuat program satu atap sesuai dengan program pemerintah pusat. Agar masyarakat dapat dengan mudah mengurus perizinan yang mereka butuhkan.”
Untuk dapat merumuskan suatu strategi, maka suatu organisasi
memerlukan orang-orang yang dapat merumuskan strategi atau rencana kegiatan
oraganisasi. Untuk itu, maka penulis menanyakan siapa saja orang-orang yang
dilibatkan secara langsung dalam perumusan strategi tersebut.
“Dalam merumuskan setiap program dan kegiatan kerja yang akan dilakukan oleh KKPT kami melibatkan semua pegawai yang berada di KPPT Humbang Hasundutan. Sama halnya juga dengan penerapan dengan program dan kegiatan yang telah ditetapkan, semua pegawai harus ikut terlibat sesuai dengan Tupoksi masing-masing.”
Penulis juga menayakan tentang strategi apa yang telah dilaksanakan
KPPT dalam meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
“Dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, kami melakukan penyederhanaan SOP dan alur atau tahap pengurusan perizinan agar masyarakat tidak terbebani dengan banyak persyaratan dan alur pengurusan perizinan yang rumit, kami mengusahakan semua pegawai yang berwenang dalam pengesahan penerbitan perizinan selalu berada ditempat agar perzinan dapat cepat dikeluarkan, mendelegasikan tugas-tugas kepada setiap seksi sesuai dengan tugas-tugas dan fungsi pokok masing-masing.”
Hal ini sehubungan dengan yang disampaikan oleh Ibu Indra Marlina,
S.Sos terkait dengan program yang dilakukan KPPT Humbang Hasundutan dalam
meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
“ Kami melakukan strategi jemput bola unutk menjangkau masyarakat yang memiliki jarak yang cukup jauh dengan KPPT Kabupaten Humbang Hasubdutan. Program ini kami mulai pada tahun 2015, yaitu sebagai program sosialisasi dan pengurusan perizinan di 10 Kecamatan di Kabupaten Humbang Hasundutan pada jadwal yang telah ditentukan.” Sumberdaya dapat berwujud sumberdaya manusia dan sumberdaya
finansial. Komponen sumberdaya meliputi jumlah staf, keahlian dari para
pelaksana, dan fasilitas-fasilitas pendukung seperti dana dan sarana prasarana.
Penulis kemudian menanyakan mengenai sumberdaya yang dibutuhkan KPPT
Humbang Hasundutan agar strategi yang telah dibuat dapat dilaksanakan dengan
baik, beliau mengatakan :
“Menurut saya KKPT Humbang Hasundutan sudah memiliki SDM yang sesuai dengan pelaksanaan strategi yang diterapakn. Tetapi untuk dapat meningkatkan ketepatan dalam pengecekan dilapangan mengenai apakah kondisi dilapangan sesuai dengan yang dimohonkan, kami sangat mengharapkan penambahan pegawai dengan latar belakang pendidikan yang sifatnya teknis sesuai dengan jenis usaha yang akan diterbitkan. “
Dalam melaksanakan setiap program dan kegiatan yang telah ditetapkan,
Maka penulis juga menanyakan tentang ketersediaan dana yang dimiliki oleh
KPPT Kabupaten Humbang Hasundutan dalam membiayai program yang mereka
laksanakan.
“ Untuk saat ini biaya yang ditetapkan oleh pemerintah daerah Kabupaten Humbang Hasundutan untuk KPPT sudah sesuai untuk membiayai program dan kegiatan kerja yang telah ditetapkan.”
Suatu organisasi perlu melakukan pengembangan pegawainya agar
semakin mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diterima dengan
baik dan professional. Dengan pengembangan sumber daya manusia, maka setiap
pegawai mampu mengikuti perkembangan zaman dan tuntutan
pelanggan/masyarakat yang semakin kompleks. Maka penulis menanyakan
tentang hal apasaja yang dilakukan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
Kabupaten Humbang Hasundutan untuk mengembangkan sumber daya manusia
yang mereka punya.
”Untuk mengembangkan keahlian dan keterampilan para pegawai KPPT melakukan program pendidikan dan pelatihan yang bisa diikuti oleh pegawai, kegiatan ini disesuaikan dengan program yang dibuat oleh pemerintah Kabupaten, Propinsi, dan juga Pusat.”
Agar program dan tujuan yang telah ditetapkan dapat berjalan dengan baik
maka setiap program harus di sosialisakan ke semua pegawai. Dan perlu juga
dilakukan pengarahan kepada para pegawai terkait tugas dan tanggung jawab
yang mereka terima. Sehubungan dengan hal ini maka penulis mengenai
sosialisasi program kepada para pegawai di Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
Kabupaten Humbang Hasundutan.
secara rutin perbulannya, atau bahkan perminggu sesuai dengan kebutuhan. Motivasi yang kami lakukan adalah berupa pengarahan rutin setiap apel pagi kepada para pegawai agar selalu melayani masyarakat dengan baik.”
Untuk mensukseskan program dan kegiatan suatu organisasi, maka
organisasi perlu menjalin kerja sama dan berkoordinasi dengan organisasi yang
lain sesuai dengan tujuan organisasi. Maka penulis juga menanyakan tentang
kerjasama dan koordinasi yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Perizinan
Terpadu Kabupaten Humbang Hasundutan.
“KPPT Kabupaten Humbang Hasundutan melakukan kerjasama dan koordinasi yang baik dengan SKPD yang lain seperti Dinas Pendapatan, Dinas lingkungan Hidup, Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan, Dinas Pertambangan, Dinas Pendidikan, dan para Camat. Mereka dapat membantu hal-hal teknis yang akan membantu penerbitan izin.”
Dalam suatu organisasi perlu dilakukan evaluasi terhadap kinerja para
pegawai. Hal ini dapat meningkatkan kinerja para pegawai dan juga dapat
dijadikan pedoman untuk memperbaiki kekurangan di hari-hari yang lalu. Maka
penulis juga menanyakan mengenai evaluasi yang dilakukan oleh Kantor
Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Humbang Hasundutan.
”Evaluasi rutin dilakukan persemester. Untuk menilai dan mengevaluasi kinerja para pegawai, agar di kemudian haris dapat meningkat kualitas dan profesionalisme kinerja para pegawai.”
Kemudian penulis juga menanyakan tentang komunikasi dan kerjasama
yang terjalin diantara pegawai Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten
Humbang Hasundutan.
4.2.Deskripsi Hasil Wawancara tentang Program dan Kegiatan Kantor Pelayanan Perizinan (KPPT) Kabupaten Humbang Hasundutan dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Perizinan
Mengurus surat izin merupakan keharusan bagi seluruh masyarakat.
Kepemilikan surat izin merupakan suatu bukti legal yang menandakan bahwa kita
yang memiliki usaha atau pun suatu bangunan dan bahkan suatu organisasi. Surat
izin digunakan untuk membina, mengawasi, menjamin, mengawasi, dan menjaga
ketertiban suatu usaha maupun organisasi. Selain itu, dengan adanya penerbitan
izin usaha juga akan menambah pendapatan asli daerah (PAD) yang bersumber
dar pajak dan retribusi. Hal ini sejalan dengan pernyataan yang disampaikan oleh
Bapak Iwan F Manalu, S.H, yaitu:
“Kepemilikan surat perizinan bermanfaat sebagai kepastian hukum artinya memberikan legalitas atas kepemilikan suatu usaha. Selain itu juga sertifikat perizinan tersebut dapat menjadi anggunan di bank apabila suatu saat si pemilik surat membutuhkan pinjaman dana dari bank. Apabila suatu usaha tidak memiliki sertifikat perizinan bias saja dilakukan penertiban atau bahkan penutupan dari usaha yang bersangkutan. Tentunya semakin banyak masyarakat yang mengurus izin usaha, maka semakin banyak penerimaan retribusi untuk KPPT. Hal ini juga dapat mendorong pertumbuhan pendapatan asli daerah Kabupaten Humbang Hasundutan.”
Sosialisasi tentang pentingnya mengurus perizinan kepada masyarakt sangat perlu
dilakukan. Dengan adanya sosialisasi masyarakat dapat mengetahui manfaat yang
mereka dapat apabila usaha ataupun organisasi mereka memili legalitas.
Sosialisasi juga berarti mengkomunikasikan atau menginformasikan kepada
masyarakat untuk menambah pengetahuan masyarakat tentang perizinan, dapat
penulis menanyakan tentang apa hal yang dilakukan KPPT dalam memberikan
informasi kepada masyarakat.
“Untuk memudahkan masyarakat mendapkan informasi mengenai pengurusan perizinan di bagian front office kami juga telah membuat baliho tentang informasi dan persyaratan untuk mengurus perizinan. Selain itu kami juga membuat brosur, pamflet,spanduk,dan juga iklan di radio untuk mengenalkan masyarakat tentang KPPT dan tentang pentingnya pengurusan izin usaha.”
Dalam memberikan pelayanan perizinan kepada masyarakat, organisasi
perizinan harus membuat program kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas
pelayanannya. Dengan adanya program yang dapat memudahkan masyarakat
dalam mengurus perizinan, maka masyarakat akan mendapatkankesan yang baik
terhadap organisasi tersebut. Sehingga masyarakat yang mengurus perizinan akan
semakin meningkat pula, hal ini juga akan berimbas pada meningkatnya
pendapatan asli daerah. Sehubungan dengan hal tersebut maka penulis
menanyakan tentang program apa yang dilaksanakan KPPT Kabupaten Humbang
Hasundutan dalam meningkatkan kualitas pelayanannya kepada masyarakat
kepada Bapak Iwan F Manalu, S.H.
“Program kami untuk memudahkan pelayanan perizinan adalah melakukan program jemput bola. Program ini berupa kunjungan yang dilakukan oleh KPPT ke 10 Kecamatan di Kabupaten Humbang Hasundutan. Program ini memudahkan masyarakat yang bertempat tinggal dengan jarak yang cukup jauh dari Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu. Kami juga akan mengembangkan pelayanan perizinan secara online, sesuai dengan tuntutan kemajuan teknologi saat ini. Selain itu juga kami menerapkan penerbitan perizinan selesai dalam 1 hari.”
Hal ini juga didukung dengan pernyataan yang disampaikan oleh Ibu Indra
Marlina Tambunan, S.Sos.
dengan jarak yang cukup jauh dari KPPT. Kami mengunjungi 10 Kecamatan yang ada di Kabupaten Humbang Hasundutan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. ”
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu program, kita perlu
mengetahui apakah program tersebut efektif dalam meningkatkan pelanggan atau
pengguna jasa. Maka penulis menanyakan tentang keberhasilan program jemput
bola dalam meningkatkan masyarakat yang mengurus surat izin di KPPT
Kabupaten Humbang Hasundutan kepada Ibu Indra Marlina Tambunan, S.Sos.
“Menurut saya program ini cukup berhasil untuk meningkatkan jumlah masyarakat yang memiliki izin usaha. Program ini kami laksanakan mulai tahun 2015, berdasarkan data yang kami milik jumlah sertifikat izin yang diterbitkan mengalami kenaikan yang cukup tinggi dari tahun sebelumnya. Program ini mendapat sambutan yang cukup baik dari masyarakat.”
Bapak Sunaryo Sinaga, S.T juga menyampaikan bahwa cara yang
dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat adalah
dengan cara,
“Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat kami selaku seksi standarisasi adalah membuat penyederhanaan SOP, alur pengurusan perizinan yang sederhana. Dengan demikian masyarakat tidak terlalu bingung dalam mengurus perizinan, dan juga sertifikat dapat dikeluarkan dalam 1 hari.”
Disisi lain Bapak Sunaryo Sinaga, S.T juga menyatakan bahwa perlu
adanya pengembangan strategi di KPPT Kabupaten Humbang Hasundutan.
“Menurut saya program yang dilaksanakan KPPT Kabupaten Humbang Hasundutan saat ini perlu adanya pengembangan. Program jemput bola masih dapat didorong dengan program lain agar dapat semakin meningkatkan program lain. Kami juga akan mengembangkan pelayanan perizinan dengan metode online.”
Dalam memberikan pelayanan, masalah waktu penyelesaian penerbitan
sertifikat izin juga menjadi masalah yang sangat penting. Kebanyakan masalah
untuk mengurus perizinan. Sehubungan dengan hal in penulis juga menanyakan
tentang waktu dan biaya yang berlaku di KPPT Kabupaten Humbang Hasundutan
kepada Ibu Indra Marlina Tambunan, S.Sos.
“Mengenai biaya penerbitan izin, kami sudah menetapkannya dalam SOP KPPT. Dimana biaya yang kami tetapkan sangat terjangkau masyarakat dan bahkan kebanyakan gratis. Begitu juga dengan waktu pengurusan perizinan, apabila pemohon sudah melengkapi berkas maka penerbitan izin dapat kami selesaikan dalam satu hari.”
Dalam mengeluarkan suatu izin KPPT Kabupateen Humbang Hasundutan
melakukan kerjasama dan koordinasi dengan SKPD/Dinas lain yang berhubungan
dengan izin yang ingin dikeluarkan. Koordinasi dengan dinas lain dilakukan
dengan tim teknis untuk mengecek kondisi dilapangan dengan yang dimohonkan,
kemudian selanjutnya Dinas terkait mengeluarkan surat rekomendasi penerbitan
izin. Tetapi dalam melaksanakan koordinasi tersebut KPPT mengalami sedikit
hambatan, hambatan tersebut timbul karena kedudukan KPPT Kabupaten
Humbang Hasundutan yang masih setingkat Eselon III sedangkan Dinas lain
setingkat Eselon II. Hal ini sehubungan dengan pernyataan Bapak Iwan F Manalu,
S.H.
“Kami juga melakukan koordinasi ke SKPD/Dinas lain. Tapi menerut saya koordinasi yang terjalin itu sedikit terkendala dengan status KPPT yang masih setingkat Eselon III sedangkan kalau Dinas sudah setingkat Eselon II. Menurut saya dengan status seperti ini ada gap yang menyebabkan urusan pemberian rekomendasi untuk menerbitkan izin terkait terkadang memperpanjang waktu. Kendala yang lain juga waktu yang tidak sesuai dengan tim teknis Dinas lain dan juga ada tugas yang lebih penting untuk dikerjakan Dinas tersebut”
Penulis juga menanyakan tentang rencana dan sasaran KPPT Kabupaten
Humbang Hasundutan kedepannya dalam meningkatkan kualitas pelayanan
“Kedepannya kami berharap pemerintah dapat mendelegasikan semua wewenang penerbitan perizinan usaha ke KPPT. Sebagaimana tuntutan masyarakat pusat tentang perizinan terpadu satu atap. Dengan demikian juga dapat berimbas pada meningkatnya penerimaan retribusi oleh KPPT, jawab Bapak Sunaryo Sinaga, S.T“
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Iwan F Manalu, rencana
kedepannya Kantor Pelayanan Perizinan Kabupaten Humbang Hasundutan adalah
mengembangkan pelayanan perizinan dengan metode online. Dengan metode ini
diharapkan masyarakat yang mengurus perizinan dapaat semakin bertambah
dengan kemudahan yang diberikan oleh pemerintah. Sehubungan dengan hal itu,
KPPT Kabupaten Humbang Hasundutan membutuhkan pelatihan pegawai dalam
pengembangan metode pelayanan online di KPPT dan penambahan fasilitas yang
menunjang program tersebut.
Dalam menyelenggarakan suatu program atau kegiatan tentunya terkadang
suatu organisasi mendapati kendala-kendala yang dapat membuat berjalannya
suatu program kurang maksimal. Sehubungan dengan hal ini penulis juga
menanyakan kendala apa yang dialami KPPT Kabupaten Humbang Hasundutan
dalam menjalankan program yang telah ditetapkan.
“Kendala kami dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat adalah kurangnya personil/pegaawai KPPT yang memiliki latar belakang pendidikan teknik, dan juga sarana dan prasarana yang belum lengkap di bidang teknologi, jawab Bapak Iwan F Manalu.”
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Sunaryo Sinaga, ST, bahwa
kendala KPPT Kabupaten Humbang Hasundutan datang dari tingkat kesadaran
yang masih sangat kurang dalam mengurus perizinan. Meski telah banyak
kami jumpai adalah diakibatkan karena si pemohon ingin melakukan pinjaman di
Bank.
Kemudian Ibu Indra Marlina Tambunan juga menambahi:
“Mengenai sarana dan prasarana kami membutuhkan peralatan yang menunjang pelayanan perizinan dengan sistem online. Sehingga masyarakat dapat lebih mudah untuk mengakses dan mengurus perizinan di KPPT.”
4.3.Deskripsi Hasil Wawancara tentang Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan di Kantor Pelayanan Perizinan (KPPT) Kabupaten Humbang Hasundutan
1. Transparan
Asas transparansi dalam pelayanan publik berarti pelayanan publik bersifat
terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan
disediakan secara memadai serta mudah untuk dimengerti. Berdasarkan hasil
pengamatan penulis, KPPT Kabupaten Humbang Hasundutan memberikan
pelayanan secara terbuka kepada masyarakat yang melakukan pengurusan ijin,
dimana KPPT Kabupaten Humbang Hasundutan ini memperlihatkan secara jelas
SOP (System Operational Procedures) melalui 2 buah baliho yang ditempelkan
pada bagian depan kantor dengan tujuan agar para pemohon ijin yang datang
kesana dapat mengetahui dengan jelas persyaratan dan alur proses pelayanan
perijinan di KPPT Kabupaten Humbang Hasundutan. Sementara itu, KPPT
Kabupaten Humbang Hasundutan juga menyediakan brosur-brosur yang berisi
tentang informasi lengkap mengenai syarat-syarat dari masing-masing bentuk
mereka butuhkan. Selain melalui media cetak, KPPT Kabupaten Humbang
Hasundutan juga melakukan penyebaran informasi melalui media elektronik
dengan melakukan kerjasam dengan sebuah stasiun radio di Kabupaten Humbang
Hasundutan. Selain itu masyarakat yang hendak mengurus perijinan pun diberi
kemudahan untuk dapat mengakses informasi mengenai pelayanan perijinan yang
diselenggarakan oleh KPPT Kabupaten Humbang Hasundutan melalui website
Hal ini sehubungan dengan pernyataan yang disampaikan oleh Bapak
Sunaryo Sinaga, ST selaku Kepala Seksi Standarisasi dan Sosialisasi yaitu :
“ untuk memudahkan masyarakat memperoleh informasi yang mereka butuhkan terkait dengan pengurusan perizinan, KPPT Kabupaten Humbang Hasundutan menyediakan brosur yang isinya mengenai persyaratan yang harus dilengkapi dalam pengurusan perizinan. Selain itu kami juga melakukan kerja sama dengan stasiun radio untuk menginformasikan KPPT dan perizinan. SOP KPPT Kabupaten Humbang Hasundutan juga dapat diakses oleh masyarakat melalui website Kabupaten yait
2. Akuntabel
Asas akuntabel dalam pelayanan publik berarti pelayanan publik harus dapat
dipertanggung jawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Akuntabel juga dapat berarti penyelenggara pelayanan publik melaksanakan tugas
dan fungsinya dengan maksimal melalui koordinasi yang baik antar
penyelenggara pelayanan publik. Kemudian penulis menanyakan kepada Ibu Indra
Marlina Tambunan, S.Sos selaku Kepala Seksi Perizinan dan Non Perizinan
Kabupaten Humbang Hasundutan. Sebagai salah satu penyelenggara, beliau
berpendapat :
“Saya rasa koordinasi yang terjalin diantara pegawai KPPT Kabupaten Humbang Hasundutan selama ini tidak terjadi masalah yang menghambat proses perizinan. Setiap berkas yang masuk melalui loket diserahkan kepada para Kepala seksi untuk dilakukan pengecakan legalitas dan kelngkapan persyaratan perizinan yang diurus pemohon. Komunikasi kami pun tetap terjaga dengan baik, agar kerjasama selalu baik dalam melayani perizinan masyarakat. Sehingga proses penerbitan izin cepat selesai.”
Berdasarkan pernyataan Ibu Indra Marlina Tambunan S.Sos beliau mengatakan
bahwa KPPT Kabupaten Humbang Hasundutan senantiasa mematuhi dan
melaksanakan tanggungjawabnya sesuai dengan tupoksi masing-masing dalam
menyelenggarakan pelayanan perijinan. Dalam menerbitkan suatu perizinan
KPPT Kabupaten Humbang Hasundutan selalu berkoordinasi dengan Tim Teknis
yang berasal dari dinas-dinas teknis terkait, sebab KPPT Kabupaten Humbang
Hasundutan juga tidak bias menerbitkan ijin apabila tidak didukung dengan
rekomendasi Tim Teknis Dinas/SKPD lain terkait izin yang akan diterbitkan.
Kemudian penulis bertanya tentang keterlibatan tim teknis tersebut dalam
meninjau lapangan.
“Tentu saja tim teknis terkait ikut serta dalam pengecekan dilapangan, karena rekomendasi dari mereka merupakan salah satu persyaratan yang harus dimiliki oleh pemohon. Tim teknis inilah yang akan melihat bagaimana kondisi dilapangan sesuai dengan yang diajukan pemohon atau tidak.”
3. Partisipatif
Asas partisipatif dalam penyelenggaraan pelayanan publik berarti
pelayanan publik harus dapat mendorong peran serta masyarakat dalam
dan harapan masyarakat. Dalam upaya mendorong keterlibatan masyarakat untuk
mewujudkan kualitas pelayanan publik yang prima, Kabupaten Humbang
Hasundutan telah menyediakan loket untuk menampung saran maupun kritikan
dari masyarakat Kabupaten Humbang Hasundutan. Selain itu, Kabupaten
Humbang Hasundutan juga melakukan kegiatan sosialisai ke 10 Kecamatan
Kabupaten Kabupaten Hasundutan Hasundutan untuk memberitahukan kepada
masyarakat mengenai masalah dalam pengurusan ijin. Hal ini berhubungan
dengan pernyataan yang disampaikan oleh Ibu Indra Marlina Tambunan, S.Sos.
“ Kami melakukan strategi jemput bola unutk menjangkau masyarakat yang memiliki jarak yang cukup jauh dengan KPPT Kabupaten Humbang Hasubdutan. Program ini kami mulai pada tahun 2015, yaitu sebagai program sosialisasi dan pengurusan perizinan di 10 Kecamatan di Kabupaten Humbang Hasundutan pada jadwal yang telah ditentukan.”
4. Kesamaan Hak
Asas kesamaan hak dalam penyelenggaraan pelayanan publik berarti tidak
diskriminatif, dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, dan
gender. Melalui pernyataan Ibu Indra Marlina Tambunan, S.Sos penulis
menyimpulkan bahwa tidak ada diskriminasi dalam pemberian pelayanan
perizinan di KPPT Kabupaten Humbang Hasundutan.
5. Efisien
Asas efisien dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang ideal yaitu
dimana pelayanan akan efisien apabila birokrasi pelayanan dapat meyediakan
input pelayanan, seperti biaya dan waktu pelayanan yang meringankan masyarakat pengguna jasa. Dari segi biaya penyelenggaraan pelayanan perijinan,
kebanyakan pengurusan perizinan KPPT Kabupaten Humbang Hasundutan tidak
memungut biaya.
“Segala biaya yang dikeluarkan pemohon untuk melakukan pengurusan perizinan telah ditentukan di SOP KPPT Kabupaten Humbang Hasundutan. Dan saya kira biaya yang harus dikeluarkan masih dapat dijangkau oleh masyarakat dan tidak memberatkan masyarakat. Apalagi kebanyakan penerbitan periziznan tidak membutuhkan biaya. Pendapatan yang diterima oleh KPPT Kabupaten Humbang Hasundutan adalah retribusi perizinan tersebut. Retribusi dari masing perizinan ditentukan dengan tingkat kesulitan pengurusan izin tersebut, sehingga masing-masing izin memiliki biaya yang berbeda pula.”
Kemudian penulis bertanya kepada Bapak Iwan F Manalu terkait
pelaksanaan efisiensi dalam pelayanan perijinan di KPPT Kabupaten Humbang
Hasundutan, beliau mengatakan :
No. Jenis Perizinan Waktu
1 Pelayanan Ijin Praktik Fisioterapis 1 Hari Kerja
2 Pelayanan Ijin Optik 1 Hari Kerja
3 Pelayanan Ijin Toko Obat 1 Hari Kerja
4 Pelayanan Ijin Praktik Perorangan Dokter Umum 1 Hari Kerja
5 Pelayanan Ijin Praktik Perorangan Dokter Gigi 1 Hari Kerja
6 Pelayanan Ijin Praktik Perorangan Dokter Spesialis 1 Hari Kerja
7 Pelayanan Ijin Praktik Perorangan Dokter Gigi Spesialis 1 Hari Kerja
8 Pelayanan Ijin Praktik Berkelompok Dokter Umum 1 Hari Kerja
9 Pelayanan Ijin Praktik Berkelompok Dokter Spesialis 1 Hari Kerja
10 Pelayanan Ijin Praktik Berkelompok Dokter Gigi Spesialis 1 Hari Kerja
11 Pelayanan Ijin Praktik Perorangan Bidan 1 Hari Kerja
12 Pelayanan Ijin Balai Pengobatan Swasta 1 Hari Kerja
13 Pelayanan Ijin Klinik Bersalin 1 Hari Kerja
14 Pelayanan Ijin Apotik 1 Hari Kerja
15 Pelayanan Ijin Pengobatan Tradisional 1 Hari Kerja
16 Pelayanan Ijin Pemasangan Reklame 1 Hari Kerja
17 Pelayanan Surat Izin Tempat Usaha (SITU)/ Izin Gangguan (IG) 1 Hari Kerja
19 Pelayanan Izin Usaha Perdagangan 1 Hari Kerja
20 Pelayanan Ijin Usaha Gudang 1 Hari Kerja
21 Pelayanan Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) 5 Hari Kerja
22 Pelayanan Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol 1 Hari Kerja
23 Pelayanan Izin Pendirian dan Pengelolaan Sekolah Swasta 1 Hari Kerja
24 Pelayanan Izin Bimbingan Mata Pelajaran 1 Hari Kerja
25 Pelayanan Izin Kursus Pelatihan Komputer 4 Hari Kerja
26 Pelayanan Izin Kursus Pelatihan Konstruksi (furniture/mobileir) 1 Hari Kerja
27 Pelayanan Izin Kursus Pelatihan Aneka Kejuruan (menjahit, tata
rias, elektronik)
1 Hari Kerja
28 Pelayanan Izin Penyelenggaraan Kegiatan Hiburan dan Rekreasi 1 Hari Kerja
29 Pelayanan Izin Usaha Pengelolaan Pasar Tradisional (IUP2T) 4 Hari Kerja
30 Pelayanan Izin Usaha Pusat Perbelanjaan (IUPP) 4 Hari Kerja
31 Pelayanan Izin Usaha Toko Modern (IUTM) 4 Hari Kerja
32 Pelayanan Penerbitan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) 1 Hari Kerja
33 Pelayanan Penerbitan Tanda Daftar Industri (TDI) 1 Hari Kerja
Table 1.2 Jangka Waktu Proses Penyelenggaraan Perijinan di Kantor
Melalui efisiensi di bidang pelayanan perijinan, Kantor Pelayanan
Perizinan Terpadu Kabupaten Humbang Hasundutan memiliki harapan kepada
seluruh masyarakat Kabupaten Humbang Hasundutan untuk semakin terdorong
melakukan pengurusan ijin terhadap usaha atau kegiatan-kegiatan yang
membutuhkan perijinan.
6. Efektif
Efektivitas pelayanan merupakan suatu ukuran yang menunjukkan berhasil
tidaknya pencapaian tujuan suatu organisasi dalam memberikan pelayanan kepada
publik atau masyarakat. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Sunaryo
Sinaga,S.T, selama ini KPPT Kabupaten Humbang Hasundutan sudah
memberikan pelayanan perizinan yang efektif. KPPT Kabupaten Humbang
Hasundutan membuat penyederhanaan SOP, persyaratan yang tidak menyulitkan
pemohon, dan waktu penerbitan izin dalam satu hari kerja.
7. Keseimbangan antara Hak dan Kewajiban
Asas keseimbangan antara hak dan kewajiban dalam penyelenggaraan
pelayanan publik berarti pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi
hak dan kewajiban masing-masing pihak. Dalam hal ini, Kantor Pelayanan
Perizinan Terpadu Kabupaten Humbang Hasundutan memberikan perlakuan yang
sama kepada setiap pemohon ijin yang datang. Hal ini dapat dilihat dari
pernyataan Ibu Indra Marlina Tambunan, S.Sos yaitu :
melengkapi berkasnya. Selain itu kami juga melakukan pengecekan kondizi dilapangan, untuk menyesuaikan dengan berkas yang dimohonkan. Apabila berkas yang diberikan pemohon sudah lengkap, maka penerbitan izin dapat dilakukan dalam satu hari.”
8. Profesional
Asas profesional dalam pelayanan publik tentu menyangkut ciri dasar
maupun karakter yang harus melekat dari penyelenggara pelayanan publik yang
tetap mengutamakan kepentingan publik diatas kepentingan pribadi serta tetap
mengerjakan peran dan tanggung jawab sebagaimana mestinya. Terkait dengan
hal tersebut, penulis menyoroti dari latar belakang pendidikan para pegawai yang
bekerja sebagai penyelenggara pelayanan perijinan terpadu di Kantor Pelayanan
Perizinan Terpadu Kabupaten Humbang Hasundutan, dimana setiap pegawai
disana memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda-beda, ada yang berasal
dari pendidikan komputer, teknik, manajemen, administrasi Negara, hukum, dan
lain sebagainya. Namun, ketika ditanyakan mengenai perbedaan latar belakang
keilmuan ini dengan keahlian yang sebenarnya dibutuhkan di Kantor Pelayanan
Perizinan Terpadu Kabupaten Humbang Hasundutan, Bapak Sunaryo Sinaga, ST
mengemukakan bahwa :
“Sejak saya bekerja di Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Humbang Hasundutan, saya berusaha menyesuaikan diri dengan bidang pekerjaan yang akan saya geluti disini. Learning by doing, saat kita telah terbiasa mengerjakan kegiatan atau pekerjaan yang diserahkan kepada kita, disitulah kita akan belajar untuk menguasai pekerjaan tersebut. Yang paling penting adalah kita mengerjakannya sesuai dengan tugas dantanggung jawab kita, sesuai dengan prosedur dan jalur yang benar. Serta selalu memberikan kinerja yang terbaik dalam bidang yang kita geluti saat ini.”
Melalui pernyataan yang beliau sampaikan terlihat bahwa adanya kemauan
dan tekad dari pegawai Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Humbang
perbedaan antara latar belakang pendidikan yang dimiliki dengan bidang
pekerjaan yang ditangani.
Dalam rangka mengembangkan kemampuan dan pengetahuan pegawai
negeri agar mampu melaksanakan peran dan pekerjaannya dengan baik,
pemerintah dalam negeri sampai saat ini masih intens melaksanakan program
pendidikan dan pelatihan (diklat), begitu juga dengan pegawai di Kantor
Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Humbang Hasundutan yang juga turut
ikut serta dalam pelaksanaan program diklat tersebut. Hal ini sehubungan
pernyataan yang disampaikan Kepala KPPT Kabupaten Humbang Hasundutan,
yaitu:
”Untuk mengembangkan keahlian dan keterampilan para pegawai KPPT melakukan program pendidikan dan pelatihan yang bisa diikuti oleh pegawai, kegiatan ini disesuaikan dengan program yang dibuat oleh pemerintah Kabupaten, Propinsi, dan juga Pusat.”
Berikut kutipan pernyataan dari Bapak Sunaryo Sinaga, ST selaku
pegawai yang pernah mengikuti program diklat :
BAB V
ANALISIS DATA
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Kabupaten Humbang
Hasundutan adalah suatu organisasi yang penyedia layanan ikut serta aktif dalam
upaya meningkatkan kualitas pelayanan publik di bidang Administrasi pelayanan
perizinan. Dalam menyelenggarakan pelayanan perizinan terpadu kepada
masyarakat perlu adanya peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat, agar
masyarakat dapat lebih berpartisipasi dalam kepemilikan perizinan usaha dan
organisasi mereka. Dengan meningkatnya keikutsertaan masyarakat ataupun
masyarakat yang memiliki(mengurus) sertifikat perizinan, maka akan mendukung
penerimaan daerah dari sektor retribusi perizinan dan pajak yang diterima.
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, perlu
dilaksanakan strategi-strategi yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik.
Upaya yang dilakukan merupakan strategi yang dijalankan oleh instansi; dalam
hal ini menggunakan lima strategi Osborne dan Plastrik (2001) di lingkungan
birokrasi, yaitu: strategi pengembangan struktur, strategi pengembangan/
penyederhanaan sistem prosedur, strategi pengembangan infrastruktur, strategi
pengembangan budaya/kultur, strategi pengembangan kewirausahaan. Kelima
strategi Osborne dan Plastrik inilah yang menjadi landasan peneliti untuk
menganilis bagaimana strategi peningkatan kualitas pelayanan perizinan dalam
meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) di Kantor Pelayanan Perizinan
5.1. Strategi Pengembangan Struktur
Pada strategi pengembangan struktur ini organisasi pelayanan publik
dituntut untuk mengembangkan struktur organisasinya agar maju, berkembang,
dan bersaing secara sehat dengan instansi penyedia layanan publik lainnya secara
sehat mengikuti arus global. Struktur yang dimaksud bukan hanya merujuk pada
pengertian organisasi pelayanan publik itu sendiri, tetapi menyangkut pengertian
kelembagaan yang lebih luas. Konsep kelembagaan berhubungan dengan nilai,
norma, aturan hukum, kode etik, dan budaya. Sedangkan organisasi merupakan
tempat orang berkumpul untuk mengorganisir dirinya.
Struktur birokrasi yang diterapkan dalam suatu organisasi sangat
mempengaruhi kemudahan dalam pelaksanaan program dan kegiatan yang telah
ditetapkan. Apabila pelaksanaan kebijakan dalam suatu organisasi memiliki
struktur yang panjang dan rumit, maka akan mempersulit jalannya program dan
kegiatan yang ditetapkan. Begitu pula sebaliknya, apabila suatu organisasi
memiliki struktur birokrasi yang sederhana dan jelas, maka pelaksanaan program
dan kegiatan akan lebih efektif dan efisien. Struktur birokrasi menunjukkan
kejelasan dalam standar prosedur pelaksanaan (Standard Operational Prosedure)
yang digunakan pada saat pelaksanaan program dan kegiatan organisasi.
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Humbang Hasundutan
memiliki struktur organisasi dengan struktur yang cukup pendek dan sederhana,
yang terdiri dari: Kepala Kantor, Sub Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi
Standarisasi dan Sosialisasi dan tim teknis, Kepala Seksi Pelayanan Perizinan dan
teknis, dan Kelompok Jabatan Fungsional. Dalam menjalan tugas pokok dan
fungsinya sebagai penyelenggara pelayanan perizinan bagai masyarakat
Kabupaten Humbang Hasundutan. Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
Kabupaten Humbang Hasundutan selalu berupaya memberikan pelayanan yang
terbaik kepada masyarakat dengan menjalankan program dan strategi yang
ditetapkan agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
Struktur organisasi yang dimiliki oleh KPPT Kabupaten Humbang
Hasundutan yang cukup sederhana dapat mendukung proses pelaksanaan strategi
dan program yang dilaksanakan oleh para pelaksana, karena dengan struktur
organisasi yang sederhana dan pendek maka pelaksanaan strategi akan lebih
mudah diawasi dan dikoordinir oleh Kepala Kantor maupun Kepala Seksi. Namun
dalam proses penyelenggaraan pelayanan perizinan KPPT Kabupaten Humbang
Hasundutan mengalami beberapa masalah terhadap pejabat SKPD/Dinas yang lain
yang bekerja sebagai anggota tim teknis sehingga mengakibatkan lambatnya
proses pendelegasian wewenang izin dari SKPD/Dinas yang terkait terhadap
permohonan izin yang diurus di KPPT Kabupaten Humbang Hasundutan.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Ibu Indra Marlina
Tambunan, S.Sos, bahwa setiap seksi memiliki tim teknis masing-masing yang
sebagian berasal dari SKPD/Dinas lain yang terkait dengan izin yang akan
dikeluarkan. Adapun masalah yang dihadapi oleh KPPT Kabupaten Humbang
Hasundutan saat ini adalah koordinasi yang masih kurang terjalin dengan baik
antara KPPT dengan Pejabat SKPD/Dinas yang lain. Menurut Bapak Iwan F
Manalu, S.H hal ini disebabkan oleh status KPPT Kabupaten Humbang
SKPD/Dinas terkait. Masalah ini berimbas pada terhambatnya waktu
pendelegasian permohonan perizinan dan survey di lapangan. Masalah lain yang
juga dihadapi KPPT Kabupaten Humbang Hasundutan adalah pada saat dilakukan
survey lapangan yang melibatkan tim teknis dari SKPD/Dinas terkait. Pada saat
anggota tim teknis dari KPPT sedang melakukan peninjauan lapangan, terkadang
tim teknis dari pejabat SKPD/Dinas lain tidak dapat turut serta dalam kegiatan
tersebut. Hal ini disebabkan oleh masalah waktu proses peninjauan yang tidak
tepat dan adanya pekerjaan lain yang lebih diutamakan menjadi alasan yang sering
disampaikan oleh pejabat SKPD/Dinas terkait. Setiap hasil yang diperoleh tim
teknis saat peninjauan lapangan, selanjutnya akan diproses di Dinas terkait untuk
meminta surat rekomendasi penerbitan izin. Namun KPPT Kabupaten Humbang
Hasundutan sering mengalami kendala waktu, lambatnya proses pendelegasian
dari Dinas terkait menyebabkan KPPT Kabupaten Humbanmg Hasundutan
semakin lama melakukan proses penerbitan selanjutnya. Hal ini tentunya akan
menghambat KPPT Kabupaten Humbang Hasundutan dalam melaksanakan
strateginya terkait peningkatan kualitas pelayanan perizinan, dimana salah satu
tujuan yang hendak dicapai adalah penerbitan izin dalam waktu yang singkat dan
tepat terhadap setiap izin yang dimohonkan di KPPT Kabupaten Humbang
Hasundutan.
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Humbang Hasundutan
melaksanakan tugasnya sebagai penyelengara pelayanan perizinan dengan
berpedoman kepda SOP yang berlaku. Begitu juga dengan menjalankan program
dan strategi yang telah ditetapkan, SOP inilah yang dijadikan pedoman oleh para
melakukan tugas pokok dan fungsinya dengan baik. Begitu pula dalam
menjalankan program dan strategi yang telah ditetapkan, setiap bidang selalu
berupaya melakukan kinerja dan pelayanan yang maksimal untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kepada masyarakat.
Suatu program atau strategi tidak akan berjalan dengan baik dan lancar
apabila para penyelenggara tidak melakukan kerjasama yang baik. Hal inilah yang
menjadi salah satu masalah dalam penerbitan izin di KPPT Kabupaten Humbang
Hasundutan. Dimana masih timbulnya masalah antara KPPT Kabupaten
Humbang Hasundutan dengan Pejabat SKPD/Dinas yang lain terkait penerbitan
suatu izin. Masalah ini juga akan menimbulkan masalah yang lain dan membawa
dampak yang secara langsung dirasakan oleh para pemohon izin, yaitu mereka
mengalami keterlambatan dalam memperoleh sertifikat izin yang mereka urus
akibat dari lambatnya pendelegasian surat rekomendasi dari Dinas terkait. Untuk
meminimalkan hambatan tersebut, Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
Kabupaten Humbang Hasundutan mengharapkan agar pemerintah daerah
mendelegasikan semua wewenang penerbitan izin ke KPPT. Selanjutnya
mengembangkan KPPT menjadi suatu Badan setara Eselon II yang akan
memperlancar dan mengurangi gap dalam melakukan koordinasi dengan Dinas
lain. Hal ini dapat mempercepat penerbitan izin yang menjadi salah satu tolak
ukur baiknya tingkat kualitas pelayanan KPPT. Hasil akhirnya diharapkan dapat
meningkatkan jumlah izin yang diterbitkan dan dapat meningkatkan penerimaan
5.2. Strategi Pengembangan dan Penyederhanaan Prosedur
Sistem prosedur mengatur secara detail tahapan pelayananya, maka sistem
prosedur ini yang sering menjadi sumber penyebab sistem pelayanan menjadi
berbelit-belit, kaku, tidak efisien, dan tidak efektif. Strategi pengembangan atau
penyederhnaan sistem prosedur merupakan langkah yang dilakukan organisasi
untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
1.7 Gambar Alur Proses Perizinan dan Non Perizinan di Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Humbang Hasundutan
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan para informan, KPPT
Kabupaten Humbang Hasundutan berupaya membuat prosedur pelayanan yang
tidak berbelit-belit dan tidak menyusahkan atau membingungkan masyarakat yang
mengurus sertifikat perizinan. Persyaratan yang dibuat KPPT Kabupaten
Humbang Hasundutan juga sangat sederhana dengan tidak memberatkan pemohon
menyederhanakan prosedur layanan sehingga dapat mempermudah masyarakat
dalam melakukan pengurusan izin. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri No. 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu. Jika dibandingkan dengan mekanisme pengurusan dokumen
perizinan di KPT sebagai unit pelayanan perizinan pada Pemerintah Kabupaten
Humbang Hasundutan, maka kriteria diatas sudah terpenuhi. Untuk beberapa jenis
pelayanan perizinan telah dapat diurus di KPPT Kabupaten Humbang
Hasundutan, masyarakat bisa mengurus beberapa izin sekaligus dengan catatan
syarat-syarat berkas permohonan telah lengkap.
Standar Waktu Penyelesaian Dokumen Perizinan yang ditetapkan oleh
Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan telah sesuai dengan Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu pada pasal 11 yaitu “Jangka
waktu penyelesaian pelayanan perizinan dan non perizinan ditetapkan paling lama
15 (lima belas) hari kerja terhitung mulai sejak diterimanya berkas permohonan
beserta seluruh kelengkapannya”. Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten
Humbang Hasundutan menetapkan waktu penerbitan perizinan sesuai dengan
tingkat kerumitan proses pengurusan perizinan, waktu paling lama penerbitan izin
adalah 5(lima) hari kerja. KPPT Kabupaten Humbang Hasundutan menerapkan
penerbitan izin selesai dalam satu hari apabila pemohon telah melengkapi semua
persyaratan perizinan. Tetapi terkadang KPPT Kabuten Humbang Hasundutan
menghadapi kendala yang dapat menyebabkan penerbitan izin melewati batas
waktu yang ditetapkan, misalnya surat rekomendasi dari Dinas terkait yang
terlambat diserahkan dan Kepala Kantor yang sedang bertugas di luar daerah.
Humbang Hasundutan, semua telah disesuaikan dengan tingkat kesulitan
pengurusan penerbitan izin. Saat ini kebanyakan biaya pengurusan penerbitan izin
tidak memungut biaya apapun. Sehingga masyarakat tidak terbebani dengan biaya
yang harus dikeluarkan. Standard Operational Procedure (SOP) KPPT
Kabupaten Humbang Hasundutan diatur dalam Keputsan Kepala Kantor
Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Humbang Hasundutan No. 6 Tahun
2015.
5.3. Strategi Pengembangan Infrastruktur
Strategi pengembangan infrastruktur menyangkut penyediaan pelayanan
agar lebih aman, nyaman, cepat, akurat, mudah dan terpercaya yang meliputi
penyediaan fasilitas fisik, pengembangan model pelayanan baru, pemanfaatan
teknologi informasi (telematika). Penyediaan fasilitas fisik merupakan fasilitas
utama yang mendukung berjalannya upaya untuk meningkatkan kualitas
pelalayanan publik, diantaranya : gedung atau kantor, komputer, alat transportasi
yang digunakan sebagai asset kantor dalam melangsungkan kegiatan usaha,
seperti mobil dan sepeda motor.
Pemanfaatan teknologi informasi (telematika) merupakan fasilitas
penunjang lainnya yang berupa sistem teknologi dan informasi yang memudahkan
masyarakat maupun pegawai dalam kegiatan usaha yang dilakukan oleh KPPT
Kabupaten Humbang Hasundutan, seperti: komputerisasi yang disediakan pada
setiap tempat guna penyimpanan data maupun informasi yang diperlukan,
disediakan untuk memudahkan masyarakat memperoleh kejelasan informasi, baik
yang berisi tentang data instansi maupun program yang sedang dijalankan.
Agar setiap program dan kegiatan dapat berjalan dengan lancar maka suatu
organisasi perlu dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang sesuai dengan
kebutuhan para implementor seperti dana, sarana, dan prasarana. Dalam
melaksanakan kegiatan pelayanan perijinan, KPPT Kabupaten Humbang
Hasundutan mendapat dana dari APBD Kabupaten Humbang Hasundutan
ditambah dengan dana dari hasil retribusi yang diperoleh KPPT Kabupaten
Humbang Hasundutan dari masyarakat yang dilayani. Begitu pula untuk dapat
mengimplementasikan strategi, KPPT Kabupaten Humbang Hasundutan sudah
menetapkan anggaran yang dibutuhkan tiap bidang dan bagian selama proses
pelaksanaan strategi. Hal ini dimaksudkan agar segala program dan kegiatan guna
meningkatkan kualitas pelayanan perijinan di KPPT Kabupaten Humbang
Hasundutan dapat terlaksana secara efektif dan efisien.
Berdasarkan hasil wawancara dengan para narasumber,KPPT Kabupaten
Humbang Hasundutan membuat brosur, spanduk, banner di depan pintu masuk
KPPT Kabupaten Humbang Hasundutan yang isinya SOP berbagai jenis