LAMPIRAN 1
DAFTAR POPULASI PERUSAHAAN FARMASI
N0 Kode
Emiten
Nama Perusahaan Waktu Listing
Perusahaan
1 DVLA PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk 11 November 1994
2 INAF PT. Indofarma Tbk 17 April 2001
8 SQBB PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk 29 Maret 1983
9 TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk 17 Juni 1994
10 SIDO PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk 18 Desember 2013
LAMPIRAN 2
DAFTAR SAMPLE PERUSAHAAN
N0 Kode
Emiten
Nama Perusahaan Kriteria
1
8 SQBB PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk
9 TSCP PT. Tempo Scan Pacific Tbk
10 SIDO PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk
LAMPIRAN 3
DATA VARIABEL PENELITIAN TAHUN 2009
No
Kode
Emiten Nama Perusahaan
Harga
Saham ROA EPS DPS 1 DVLA PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk
1,490 0.04 0.06 45.00 2 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk 1,300 0.14 91.47 25.00 3 KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk 127 0.34 11.25 3.38
4 MERK PT. Merck Tbk 86,000 0.09 6.55 5,350.00
5 SQBB PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia
Tbk 9,500 0.41 14.16 8,000.00
6 TSCP PT. Tempo Scan Pacific Tbk 730 0.11 77.99 35.00
DATA VARIABEL PENELITIAN TAHUN 2010
No
Kode
Emiten Nama Perusahaan
Harga
5 SQBB PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia
Tbk 10,500 0.29 10.00 8,500.00
6 TSCP PT. Tempo Scan Pacific Tbk 1,710 0.14 108.64 7.00
DATA VARIABEL PENELITIAN TAHUN 2011
No
Kode
Emiten Nama Perusahaan
Harga
5 SQBB PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia
Tbk 10,500 0.33 12.95 8500.00
DATA VARIABEL PENELITIAN TAHUN 2012
No
Kode
Emiten Nama Perusahaan
Harga
5 SQBB PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia
Tbk 10,500 0.34 14.59 11000.00
6 TSCP PT. Tempo Scan Pacific Tbk 3,675 0.30 141.15 75.00
DATA VARIABEL PENELITIAN TAHUN 2013
No
Kode
Emiten Nama Perusahaan
Harga
5 SQBB PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia
Tbk 10,500 0.35 16.13 12500.00
6 TSCP PT. Tempo Scan Pacific Tbk 3,675 0.11 141.89 75.00
LAMPIRAN 4
VARIABEL DAN DEFENISI VARIABEL No Variable Konsep Variabel Indikator
3 Dividend Per Share (X3)
Rasio yang akan
membandingkan
antara deviden yang
dibayarkan dengan saham di pasar bursa
Harga Rata-rata saham per lembar pada
saat penutupan (Closing Price)
LAMPIRAN 5
KURVA HISTOGRAM
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
HS
N 30
Normal Parametersa Mean 21240
Std. Deviation 45931.2
Most Extreme Differences Absolute .370
Positive .370
Negative -.322
Kolmogorov-Smirnov Z 2.221
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
NORMAL P-P PLOT OF REGRESSION
ONE SAMPLE KOLMOGROV-SMIRNOV One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 30
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 1.40049695
Most Extreme Differences Absolute .223
Positive .223
Negative -.122
Kolmogorov-Smirnov Z 1.224
HASIL OUTPUT MULTIKOLONIERITAS
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 6.608 1.494 4.423 .000
LNROA -1.262 .561 -.370 -2.251 .033 .719 1.392
LNEPS .141 .127 .179 1.107 .279 .743 1.346
LNDPS .450 .091 .703 4.922 .000 .950 1.052
a. Dependent Variable: LNHS
HASIL OUTPUT UJI AUTOKOLERASI
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .705a .497 .439 1.47909 1.719
a. Predictors: (Constant), LNDPS, LNEPS, LNROA
b. Dependent Variable: LNHS
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA
PEMASUKAN/PENGELUARAN VARIABEL Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 6.608 1.494 4.423 .000
LNROA -1.262 .561 -.370 -2.251 .033
LNEPS .141 .127 .179 1.107 .279
LNDPS .450 .091 .703 4.922 .000
a. Dependent Variable: LNHS
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 LNDPS, LNEPS,
LNROAa . Enter
HASIL OUTPUT UJI T
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 6.608 1.494 4.423 .000
LNROA -1.262 .561 -.370 -2.251 .033
LNEPS .141 .127 .179 1.107 .279
LNDPS .450 .091 .703 4.922 .000
a. Dependent Variable: LNHS
HASIL OUTPUT UJI F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 56.126 3 18.709 8.552 .000a
Residual 56.880 26 2.188
DAFTAR PUSTAKA
Aprilia, Eka, Putri, 2012. Pengaruh return On Equity (ROE), Dividend Payout
Ratio (DPR), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan
Tingkat Suku Bunga terhadap Harga Saham (Studi Pada Perusahaan
Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011).
Skripsi S1. Universitas Brawijaya, Malang.
Alwi, Z Iskandar, 2003. Pasar Moda Teori dan Aplikasi, Yayasan Pancur siwah,
Jakarta.
Anorage, Pandji dan Piji, 2003. Pengantar Pasar Modal, PT. Rineka Cipta,
Jakarta.
Brighmanm Eugene F, Joel F. Housten, 2010. Manajemen Keuangan, Edisi
Kedelapan Buku 1, Erlanggan Jakarta.
Darmadji, Tjiptono, Fakhruddin, dan Hendy M, 2006. Pasar Modal di Indonesia,
Salemba Empat, Jakarta.
Erlina, 2011. Metodologi Penelitian, Perpustakaan Nasional Katalog Dalam
Terbitan (KDT), Medan.
Fahmi, Irham, 2006. Analisis Investasi dalam Pesrpektif Ekonomi dan Politik, PT.
Refika Aditama, Bandung.
Ghozali, Imam, 2009. Ekonomitrika-Teori Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 17,
Universitas Diponegoro, Semarang.
Halim, Abdul, 2005. Analisis Investasi, Salemba Empat, Jakarta.
Harahap, Sofyan Syafri, 2011. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Hartini, Titin, 2012. Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham
LQ-45 di Bursa Efek Indonesia (BEI). Skripsi S1. STIE MDP.
Hunjra, Shehzad, Chani, Hassan, dan Mustafa, 2012. Impact Dividend Policy,
Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE), and Profit After Tax
On Stock Price. International Journal of Economics and Empirical
Husnan, Suad, 2001. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekunder, UPP
AMP YKPN, Yogyakarta.
Hutami, Putri Rescyana, 2012. Pengaruh Dividend Per Share, Return On Equity,
dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham Perusahaan Indutri
Manufaktur Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010.
Jurnal Nominal
Jogiyanto, 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Badan Penerbit Fakults
Ekonomi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. . Volume 1 Nomor 1.
Jumingan, 2006. Analisa Laporan Keuangan, Bumi Aksara, Jakarta.
Lukma, Ade Fatma, 2006. Pasar Modal, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, Jakarta.
Meythi, Kwang, dan Rusli, 2011. “Pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas terhadap
Harga Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia”, Jurnal Bisnis Manajemen dan Ekonomi
Munawir, 2007. Analisa Laporan Keuangan, Fakultas Ekonomi Universitas Gajah
Mada, Yogyakarta.
. Volume 10 Nomor 2
hal 2671-2684.
Murthada, Sinuraya, 2006. Teori Manajemen Keuangan., Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Onibala, Tommy, dan Rate, Analisis Rasio Profitabilitas dan Resiko Keuangan
Terhadap Harga Saham XL Axiata Tbk Yang Terdaftar di BEI Periode
2007-2012. Jurnal EMB.
Samsul, Mohamad, 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio, Erlangga,
Jakarta.
Volume 2 Nomor 1 Hal 374-384.
Sartono, Agus, 2001. Manajemen Keuangan, Badan Penerbit Fakultas
Ekonomi-Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Saparuddin, 2011. Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Devidend Per Share
(DPS) Pada Perusahaan Coal Mining yang terdaftar di BEI periode
Simatupang, Mangsa, 2010. Investasi Saham dan Reksa Dana, Mitra Wacana
Media, Jakarta.
Sugiono, 2006. Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung.
Syaiful, Achmad Susanto, 2011. Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Solvabilitas,
dan Ukuran Perusahaan terhadap Harga Saham Perusahaan Farmasi di
BEI. Skripsi S1. Universitas Negeri Surabaya, Surabaya.
Syamsudin, Lukman, 2009. Manajemen Keuangan Perusahaan, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Bachtiar, Yanuar, 2012. Kinerja Keuangan terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan Sektor Agricultutre di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmu-Ilmu
Sosial.
Zullarni, Sri, 2012. Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan Mining and Mining Servicedi Bursa Efek Indonesia (BEI).
Jurnal Aplikasi Bisnis. Volume 3 Nomor 1. Volume 4 Nomor 2.
http://library.usu.ac.id/download/fe/akuntansi-sucipto.pdf. Diakses pada tanggal
21 Mei 2014. Medan.
www. idx. co. id.
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini hanya membahas pengaruh Return On Asset
(ROA), Earning Per Share (EPS), Devidend Per Share (DPS) terhadap Harga
Saham Perusahaan farmasi yang Go Public di BEI.
3.2 Rancangan Penelitian
Penelitian ini bersifat comfirmation research yang bertujuan untuk
menjelaskan hubungan antar variabel melalui pengujian hipotesis. Dimana
data/variabel di teliti terlebih dahulu kemudian di jelaskan hubungannya. Metode
yang digunakan adalah metode deskriptif yang menggunakan tabel dan grafik
serta bersifat kuantitatif.
3.3 Populasi dan Sample Penelitian
Menurut Sugiono (2006:90) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek /subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya”.
Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh perusahaan farmasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai tahun 2009-2013 dan telah memberikan
laporan keuangan perusahaan, sehingga diperoleh jumlah populasi sebanyak 10
Tabel 3.1
Perusahaan Farmasi Yang Menjadi Populasi Penelitian
N0 Kode
Emiten Nama Perusahaan
Waktu Listing Perusahaan 1 DVLA PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk 11-Nov-94
2 INAF PT. Indofarma Tbk 17-Apr-01
8 SQBB PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk 29-Mar-83
9 TSCP PT. Tempo Scan Pacific Tbk 17-Jun-94
10 SIDO PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk 18-Dec-13
Sumber : Olahan Peneliti
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan farmasi yang
terdaftar di BEI sedangkan sampel penelitian digunakan dengan metode purposive
sampling, yang merupakan teknik pengambilan sampel dilakukan berdasarkan
kriteria atau tujuan tertentu (disengaja), Adapun kriteria tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun
2009-2013.
2. Perusahaan farmasi yang mempublikasikan laporan keuangan selama tahun
2009-2013.
Tabel 3.2
Perusahaan Farmasi Yang Menjadi Sample Penelitian
Sumber : Olahan Peneliti
3.4 Jenis Data dan Sumber Data
Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif, yaitu
data yang berbentuk angka, atau data kuantitatif yang diangkakan. Data sukender
yaitu data/informasi yang telah diolah dan diperoleh dari laporan keuangan
tahunan perusahaan indutri farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Sumber data penelitian merupakan faktor penting menjadi pertimbangan dalam No Kode
Emiten Nama Perusahaan
Waktu
PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk
18-Dec-13 x x x
-
penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak
langsung dengan mempelajari literatur atau dokumen berhubungan dengan
laporan keuangan perusahaan yang telah diteliti. Data yang digunakan dalam
penelitian ini diperoleh dari website Bursa Efek Indonesi
3.5 Operasional Variabel
Variabel - variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu variabel dependen dan 3 (Tiga) variabel independen :
a. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel tidak bebas/tidak terikat keberadaannya
yang dipengaruhi oleh besarnya variabel independen. Dalam penelitian ini
variabel dependen yang digunakan adalah harga saham .
b. Variabel Independen
Variabel indpenden adalah variabel bebas yang keberadannya dapat
dipengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan
positif/negatif bagi variabel dependen. Variabel independen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah :
1) Return On Asset (ROA)
ROA merupakan rasio yang diukur dengan membandingkan laba bersih
setelah pajak dengan modal sendiri.
EPS merupakan rasio yang menunjukkan laba bersih yang berhasil
diperoleh perusahaan untuk detiap lembar saham selama suatu periode
tertentu.
3) Dividend Per Share (DPS)
DPS merupakan total deviden tunai yang dibagikan kepada pemegang
saham dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar.
Tabel 3.3
Variabel dan Defenisi Operasional No Variable Konsep Variabel Indikator
4 Harga Saham
Harga Rata-rata saham per lembar pada
saat penutupan (Closing Price)
3.6 Teknik Analisis Data
Metode analisis data adalah cara pengolahan data yang terkumpul untuk
kemudian dapat diintreprestasi hasil pengolahan data ini digunakan untuk menguji
hipotesis, penelitian ini menggunakan analisis statistik dan uji hipotesis, dan
regresi linear berganda.
3.6.1 Uji Asumsi Klasik
Penelitian ini menggunakan program SPSS 16.0 for windows
(Statistic Product & Service Solution). Pengujian dengan menggunakan
asumsi klasik dilakukan untuk menghindari atau mengurangi biasnya atas
hasil penelitian yang dilakukan. Untuk pengujian analisis asumsi klasik
yang digunakan adalah:
a. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2009:107) “Uji normalitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi variabel penggangu mempunyai distribusi
normal”. Adapun cara untuk mendeteksi apakah variabel penggangu
memiliki distribusi normal dengan analisis grafik dan uji statistik. Bila
0.05 bearti distribusi tidak normal. Bila terjadi data yang tidak normal
maka cara mendeteksi data yang tidak normal adalah :
1) Lakukan transformasi data ke bentuk lainnya.
2) Lakukan trimming
Trimming adalah membuang data yang secara nyata berbeda
dengan data lainnya.
3) Lakukan winsorizing
Winsorizing adalah mengubah nilai data yang secara nyata
berbeda dengan data lainnya kedalam suatu nilai tertentu.
Untuk mendeteksi apakah terjadi residual berdistribusi normal atau
tidak normal dapat digunakan dengan pendekatan grafik, histogram,
Kolmogrov-Smirnov.
1) Pendekatan Grafik
Analisis grafik adalah analisis untuk menguji normalitas dengan
analisis grafik dengan melihat histogram dan normal probability
plot.
2) Pendekatan Kolmogrov Smirnov
Alat ini digunakan untuk memastikan apakah data disepanjang
garis diagonal berdistribusi dengan normal.
3) Pendekatan Histogram
Untuk menguji normalitas data dapat dilihat dari kurva. Kurva
b. Uji Multikolinieritas
Menurut Erlina (2011:103) “multikolonieritas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara
variabel independen”. Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika terjadi korelasi
sempurna diantra variabel-variabel bebas, maka konsekuensinya
adalah :
1) Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir.
2) Nilai t akan turun
3) Varian dan nilai standard error setiap koefisien menjadi tidak
terhingga.
Ada tidaknya multikolonieritas dapat dideteksi dengan melihat nilai
VIF (varian inflation factor) dan tolerance dan korelasi diantara
variabel independen. VIP adalah suatu estimasi berapa besar
multikolonieritas meningkatkan varian paada suatu koefisien estimasi
sebuah variabel independen. Batas dari varian inflation factor adalah
10, jika VIF dibawah 10 maka tidak terjadi gejala multikolonieritas.
Rumus yang digunakan adalah :
VIF = 1
��������� atau ���������=
1 VIF
Menurut Erlina (2011:104) cara yang dapat dilakukan jika terjadi
multikolonieritas adalah :
2) Mengeluarkan salah satu variable
3) Menambah ukuran sampel
4) Transformasi variabel multikolonieritas
c. Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2009:79) “uji autokorelasi bertujuan untuk menguji
apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan
penggangu (Residual) pada periode t dengan kesalahan pada periode
t-1”.
Apabila adanya data yang autokolerasi adalah dengan menggunakan
uji Durbin Weston (D-W) dengan criteria sebagai berikut :
1) Nilai D-W dibawah -2 berarti ada autokolerasi positif
2) Nilai D-W diantara -2 sampai +2 bearti tidak ada autokolerasi.
3) Nilai D-W diatas +2 berarti ada autokolerasi negatif
d. Uji Heterokedastisitas
Menurut Erlina (2011:106) “pengujian heterokedastisitas bertujuan
untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variabel dari suatu penggangu (Residual) satu pengamatan ke
pengamatan lain”. Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
heterokedastisitas. Ada beberapa pengujian yang dapat digunakan
untuk mendeteksi heterokedastisitas adalah dengan melihat
penyebaran variance residual pada diagram pancar (scatter plot).
Pada gambar scatter plot yang menyatakan regresi linier berganda
1) Titik-titik data menyebar diatas dan dibawah atau disekitar angka
0
2) Titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja.
3) Penyebaran titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang
melebar kemudian menyempit atau melebar.
4) Penyebaran titik data sebaiknya tidak berpola.
3.6.2 Analisis Statistik
Dalam penelitian ini yang digunakan adalah analisis regresi linier
berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk memperoleh
gambaran secara menyeluruh antara variabel dependen dengan variabel
independen baik secara parsial dan simultan. Dalam penelitian ini regresi
linier berganda digunakan utnuk mengetahui pengaruh return on asset,
earning per share, dividend per share terhadap harga saham pada
perusahaan industry farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapun
persamaan yang digunakan adalah :
�=�+�1�1 +�2�2 + �3�3 + �
Keterangan :
Y = Harga saham
a = Konstanta
β= koefisien regresi berganda
X2
X
= Earning Per Share (EPS)
3
e= error term
= Dividend Per Share (DPS)
3.6.3 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisi regresi berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah
variabel independen mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.
Model regresi ini untuk menguji penelitian ini yaitu menggunakan uji-t
(parsial) dan uji F (simultan).
1) Uji Signifikan Parsial (Uji-t)
Uji-t (pengujian parsial) ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel
independen secara parsial terhadap variabel dependen, yaitu pengaruh
dari masing-masing variabel independen yang terdiri atas ROA, EPS
dan DPS terhadap harga saham. pengukuran pengaruh ini melibatkan
variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).
2) Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Pengujian F digunakan untuk menunjukkan apakah variabel independen
mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Untuk melihat
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian
Metode analisis data yang digunakan peneliti dalam dalam penelitian ini
adalah metode analisis statistik, dimana analisis statistic yang digunakan adalah
menggunakan persamaan regresi linier berganda. Analisis data dimulai dengan
mengolah data dengan menggunakan Microsoft Exel. Selanjutnya data yang sudah
diolah akan dilakukan pengujian melalui uji asumsi klasik dan uji hipotesis.
Pengujian asumsi klasik dan dan uji hipotesis akan dilakukan pengujian
menggunakan software SPSS. Dalam pengujian ini software yang digunakan
adalah SPSS 16.0. Prosedur yang dilakukan adalah dengan memasukkan
variabel-variabel penelitian ke dalam software SPSS tersebut sehingga akan menghasilkan
output-output sesuai dengan analisis data yang telah ditentukan. Oleh karena
dalam penelitian ini perusahaan-perusahaan yang akan menjadi sample peneliti
adalah sebanyak enam (6) perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang menjadi
sample dari peneliti adalah sebagai berikut ini :
Tabel 4.1
Daftar Sample Penelitian
No Kode
Emiten Nama Perusahaan
1 KLBF PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk 2 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk
3 KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk 4 MERK PT. Merck Tbk
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Deskriptif Statistik Variabel Penelitian
Deskripsi variabel penelitian merupakan bagian dari hasil penelitian yang mempunyai fungsi untuk menggambarkan variabel
independen (bebas) dan variabel dependen. Berikut ini merupakan
deskripsi data statistik dari seluruh data yang digunakan secara umum
dalam penelitian ini :
Tabel 4.2 Deskriptif Statistik
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
LNHS 30 4.84 12.15 8.1839 1.97402
LNROA 30 1.39 3.71 2.8013 .57787
LNEPS 30 1.79 9.87 7.2111 2.50477
LNDPS 30 1.71 14.04 9.1120 3.08505
Valid N (listwise) 30
Sumber : Data Olahan SPSS
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari tabel 4.2 maka dapat dijelaskan
bahwa :
a. Variabel Harga Saham (HS) memiliki jumlah sampel sebanyak 30,
nilai minimum 4.84, nilai maksimum sebesar 12.5, rata-rata harga
saham adalah 8.1839 dan simpangan bakunya 1.97402. Pada hal
tersebut menyatakan bahwa semakin tinggi harga saham maka semakin
b. Variabel Return On Asset (ROA) memiliki jumlah sampel sebanyak
30, nilai minimum 1.39, nilai maksimum sebesar 3.71, nilai
rata-ratanya adalah 2.8013 dan simpangan bakunya adalah 0.57787. Pada
ini menyatakan bahwa semakin tinggi nilai ROA maka semakin baik
kinerja perusahaan.
c. Variabel Earning Per Share (EPS) memiliki jumlah sampel sebanyak
30, nilai minimum 1.79, nilai maksimum sebesar 9.87, nilai
rata-ratanya adalah 7.2111 dan simpangan bakunya adalah 2.50477. Dalam
hal ini semakin tinggi EPS yang ada maka semakin baik perusahaan
tersebut dalam menghasilkan laba. Hal ini dapat dilihat dengan
meningkatnya laba perusahaan akan meningkat EPS.
d. Variabel Dividend Per Share (DPS) memiliki jumlah sampel sebanyak
30, nilai minimum 1.71, nilai maksimum sebesar 14.04, nilai
rata-ratanya adalah 9.1120, dan simpangan bakunya 3.08505. Dalam hal ini
semakin tinggi DPS suatu perusahaan maka semakin tinggi pula
deviden yang akan diterima oleh pemegang saham.
4.2.2 Uji Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas berguna untuk melihat apakah data telah berdistribusi
normal atau tidak. Uji normalitas dilakuka n dalam penelitian ini model
Komogorov-Smirnov. Hal yang dilakukan untuk melihat apakah data berditribusi
normal berdasarkan uji Kolomogorov-Smirnov dapat dilihat dari :
2. Nilai Sig atau signifikan dibawah 0.05 maka data dapat dikatakan tidak
berdistribusi normal.
Berikut ini uji normalitas dengan menggunakan model Kolmogorov-Smirnov
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.3
One Sample Kolmogrov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
HS
N 30
Normal Parametersa Mean 21240
Std. Deviation 45931.2
Most Extreme Differences Absolute .370
Positive .370
Negative -.322
Kolmogorov-Smirnov Z 2.221
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Test distribution is Normal. Sumber : Data Olahan SPSS
Berdasarkan hasil uji statistik pada One-Sample Kolmogorov-Smirnov dapat
dilihat bahwa data tidak berdistribusi dengan normal, hal ini disebabkan oleh
Asymp. Sig. (2-tailed) pada tabel tersebut dibawah 0.05. oleh sebab itu peneliti
akan melakukan perbaikan pada data tersebut agar memenuhi uji normalitas. Ada
pun cara yang dilakukan untuk mengubah model regresi menjadi normal menurut
Erlina (2009:107) yaitu :
1. Lakukan tarnsformasi data ke bentuk lainnya, misalnya mengubah data menjadi bentuk logaritma (Log) atau natural (LN).
2. Lakukan trimming, yaitu membuang data outlier.
Oleh karena itu guna memenuhi uji normalitas maka peneliti akan
mentransformasikan data penelitian ini ke dalam bentuk natural (LN) kemudian
data di uji ulang dengan menggunakan uji normalitas. Hasil uji normalitas pada
data ini dapat ditransformasikan yang dapat dilihat pada histogram, normal
probability plot, dan One-Sample Kolmogorov-Smirnov. Dalam penelitian ini cara
yang digunakan adalah dengan melakukan transformasi data ke dalam bentuk
logaritma natural (Ln), dimana data yang ditransformasikan adalah harga saham
menjadi LnHS, return on asset menjadi LnROA, earning per share LnEPS,
dividend per share menjadi LnDPS kemudian data diuji kembali dengan
menggunakan uji normalitas, berikut ini adalah analisis grafik menggunakan
histogram, normal Probability-Plot, dan Kolmogrov-Smirnov setelah dilakukan
transformasi yaitu :
Sumber : Data Olahan SPSS
Pada gambar 4.1 diatas menunjukkan histogram yang memiliki kemiringan
seimbang ke kiri dan ke kanan atau tidak condong ke kiri dan ke kanan,
melainkan ketengah berbentuk lonceng. Kurva yang memiliki bentuk seperti
lonceng maka data berdistribusi secara normal. Selain melaui kurva peneliti juga
menggunakan metode lain yaitu melalui garfik dengan melihat
normal-Probability-Plot. Jika data berdistribusi secara normal akan mengikuti garis
diagonal. Uji normalitas berikut ini untuk melihat normal probability-plot yaitu :
Sumber : Data Olahan SPSS
Gambar 4.2
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Pada kurva P-Plot menunjukkan penyebaran titik-titik data disekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Pada kurva P-Plot maka regresi
memenuhi unsur normalitas atau dengan kata lain model regresi layak dipakai
Selain kurva P-Plot untuk melihat normalitas data, selain P-Plot dan histogram
peneliti juga menggunakan kolmogrov-smirnov. Berikut ini adalah analisis
menggunakan kolmogrov-smirnov.
Tabel 4.4
One Sample Kolmogrov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 30
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 1.40049695
Most Extreme Differences Absolute .223
Positive .223
Negative -.122
Kolmogorov-Smirnov Z 1.224
Asymp. Sig. (2-tailed) .100
a. Test distribution is Normal.
Sumber : Data Olahan SPSS
Berdasarkan hasil uji normalitas diatas dapat dikatakan bahwa data telah
terditribusi secara normal. Hal ini dapat diketahui dengan melihat Asymp. Sig
(2-tailed) diatas 0.05, yaitu sebesar 0.100.
4.2.2.2 Uji Multikoloniaritas
Uji multikolonieritas dilakukan untuk melihat apakah antara
variabel-variabel terdapat multikolonieritas atau tidak. Uji multikolonieritas dalam
penelitian ini adalah dengan melihat koefisien Variance Inflation Factor (VIF)
atau Tolerance diatas 0.1. hasil pengujian terhadap multikolonieritas pada
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5
a. Dependent Variable: LNHS Sumber : Olahan Data SPSS
BerdasarBerdasarkan data olahan SPSS diatas, dapat diketahui bahwa tidak terjadi
multikolonieritas pada seluruh variabel data. Hal ini bias diketahui dengan
keterangan berikut ini :
a. Return On Asset (ROA) mempunyai nilai Tolerance sebesar 0.719 lebih
besar dari 0.1 dan nilai VIF sebesar 1.392 lebih kecil dari 5.
b. Earning Per Share (EPS) mempunyai nilai Tolerance sebesar 0.743 lebih
besar dari 0.1 dan nilai VIF sebesar 1.346 lebih kecil dari 5.
c. Devidend Per Share (DPS) mempunyai nilai Tolerance sebesar 0.950 lebih
besar dari 0.1 dan nilai VIF sebesar 1.052 lebih kecil dari 5.
Berdasarkan kesimpulan diatas dapat dikatakan bahwa variabel independen tidak
4.2.2.3 Uji Autokolerasi
Uji autokolerasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Salah satu cara untuk mengetahui ada
atau tidaknya autokolerasi adalah dengan uji Durbin-Watson (DW). Jika terjadi
autokolerasi maka nilai Durbin-Watson (DW) lebih besar dari 2. Dalam uji
Durbin-Watson ketentuan untuk melihat adanya autokolerasi adalah sebagai
berikut ini :
a. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokolerasi positif.
b. Angka D-W diantara -2 samapai +2 berarti tidak ada autokolerasi.
c. Angka D-W diata +2 berarti ada autokolerasi negatif.
Berikut ini adalah uji autokolerasi dalam penelitian ini :
Tabel 4.6 Uji Autokolerasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .705a .497 .439 1.47909 1.719
a. Predictors: (Constant), LNDPS, LNEPS, LNROA
b. Dependent Variable: LNHS Sumber : Data Olahan SPSS
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa uji autokolerasi menunjukkan bahwa nilai
Durbin-Watson (DW) adalah 1.719 lebih kecil dari 2. Oleh karena itu dapat
4.2.2.4 Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas dilakukan dengan plot grafik antara ZPRED (nilai
prediksi) dengan SRESID (nilai residual). Cara menentukan ada tidaknya
heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot yang dihasilkan dari
pengolahan data menggunakan SPSS. Berikut ini merupakan grafik scatterplot
untuk menganalisis apakah terjadi gejala heterokedastisitas atau tidak dengan cara
mengamati penyebaran titik-titik berikut ini :
Sumber : Data Olahan SPSS
Gambar 4.3
Scatterplot
Pada gambar grafik diatas bahwa scatterplot terlihat titik-titik menyebar secara
acak dan tidak terlihat suatu pola tertentu serta tersebar baik diatas maupun
dibawah angka 0 pada sumbu Y sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model
Tabel 4.7 Uji Heterokedastisitas
Untuk melihat hasil yang lebih akurat mengenai tentang pengujian
heterokedastisitas maka dapat diliha pada tabel diatas. Berdasarkan tabel diatas
menunjukkan bahwa nilai signifikan diatas tingkat kepercayaan diatas 0.05 maka
dapat disimpulkan bahwa dalam pengujian ini tidak terdapat heterokedastisitas.
4.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Tabel berikut ini menunjukkan hasil estimasi regresi linier berganda pada
pengolahan data dengan SPSS 16.0. Dalam penelitian ini gunakan signifikansinya
0.05 artinya kemungkinan kesalahan yang ditolerir adalah 0.05 atau lebih kecil
dari 0.05 dan sebaliknya apabila lebih besar dari 0.05 maka data tersebut tingkat
signifikan. Setelah data diolah menggunakan SPSS 16.0, maka diperoleh hasil
pengolahan data sebagai berikut :
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 6.608 1.494 4.423 .000
LNROA -1.262 .561 -.370 -2.251 .033 .719 1.392
LNEPS .141 .127 .179 1.107 .279 .743 1.346
LNDPS .450 .091 .703 4.922 .000 .950 1.052
Tabel 4.8
Analisis Regresi Linier Berganda
Sumber : Data Olahan SPSS
Berdasarkan tabel 4.7 diatas diperoleh model persamaan regresi linier berganda
sebagai berikut ini :
Y = 6.608+(-1.262)X1+0.141X2+0.450X3+e
Keterangan :
Y = Harga Saham
X1 = Return On Asset (ROA)
X2 = Earning Per Share (EPS)
X3 = Dividend Per Share (DPS)
e = Error
Dari model regresi linier berganda diatas dapat disimpulkan beberapa hal yaitu :
a. Besarnya konstanta adalah 6.608 hal ini menunjukkan bahwa semua variabel
independen tidak terpengaruh sehingga harga saham adalah 6.608.
b. Return On Asset (ROA) variabel ini bertanda negatif artinya artinya ROA
mempunyai hubungan yang searah dengan harga saham. Setiap kenaikan Coefficientsa
ROA sebesar 1% maka akan menyebabkan penurunan harga saham sebesar
-1.262, jika semua variabel dianggap tetap.
c. Earning Per Share (EPS) bertanda positif yang artinya EPS mengalami
kenaikan 1% maka akan menyebabkan peningkatan harga saham sebesar
0.141, jika semua variabel dianggap tetap.
d. Dividend Per share (DPS) ) bertanda positif yang artinya DPS mengalami
kenaikan 1% maka akan menyebabkan peningkatan harga saham sebesar
0.450, jika semua variabel dianggap tetap.
4.2.4 Pengujian Hipotesis
Dari uji asumsi klasik diatas dapat disimpulkan bahwa data yang ada
terdistribusi normal serta tidak terdapat multikolonieritas, heterokedastisitas, dan
autokolerasi. Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen.
Tabel 4.9
Pemasukan/Pengeluaran Variabel
Sumber : Data Olahan SPSS
Berdasarkan tabel diatas maka dapat dijelaskan bahwa :
1. Variabel yang dimasukkan dalam persamaan adalah variabel independen Variables Entered/Removedb
a. All requested variables entered.
2. Variabel independen tidak ada yang keluar.
4.2.4.1 Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Uji-t (pengujian parsial) dilakukan untuk menguji apakah pengaruh
variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Kriteria
pengambilan keputusan adalah :
a. Jika thitung < ttabel, Ho diterima Ha ditolak, untuk α = 5%.
b. Jika thitung > ttabel, Ho ditolak Ha diterima, untuk α = 5%
Berikut ini merupakan output SPSS dari uji-t :
Tabel 4.10
Berdasarkan tabel diatas maka disimpulkan sebagai berikut :
1. Untuk variabel ROA nilai �ℎ�����-2.251 dengan signifikansi sebesar
0.033 dan ttabel yaitu 1.705. Dari data ini dapat menunjukkan thitung <
ttabel (-2.251 < 1.705) dengan tingkat signifikan 0.033 < 0.05, maka
H1 diterima. Dengan demikian bahwa terdapat pengaruh ROA
terhadap harga saham dengan tingkat signifikansi 0.033 didalam
perusahaan. Semakin tinggi ROA, maka semakin baik keadaan
perusahaan farmasi dan menunjukkan bahwa perusahaan farmasi Coefficientsa
semakin efektif dalam memanfaatkan asset untuk menghasilkan laba
bersih.
2. Untuk variabel EPS thitun g 1.107,dengan signifikansi sebesar 0.279
dan ttabel yaitu 1.705. Dari data ini dapat menunjukkan thitung < ttabel
(1.107 < 1.705) dengan tingkat signifikan 0.279 > 0.05, maka H2
ditolak. Secara parsial EPS tidak mempengaruhi harga saham.
3. Untuk variabel DPS thitung 4.922,dengan signifikansi sebesar 0.000
dan ttabel yaitu 1.705. Dari data ini dapat menunjukkan thitung > ttabel
(4.922 > 1.705) dengan tingkat signifikan 0.000 < 0.05, maka H3
diterima. Maka hal ini secara parsial dapat mempengaruhi harga
saham.
4.2.4.2 Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Pengujian F digunakan untuk menunjukkan apakah variabel independen
mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.
a. Jika Fhitung < Ftabel, Ho diterima Ha ditolak, untuk α = 5%.
b. Jika Fhitung > Ftabel, Ho ditolak Ha diterima, untuk α = 5%
Berikut ini hasil perhitungan dari uji F :
Tabel 4.11 Output Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 56.126 3 18.709 8.552 .000a
Residual 56.880 26 2.188
Tabel .Tabel 4.8 menunjukkan bahwa Fhitung 8.552,dengan signifikansi sebesar
0.000 dan ttabel yaitu 2.705. Dari data ini dapat menunjukkan thitung > ttabel
(8.552 > 2.705) dengan tingkat signifikan 0.000 < 0.05, Hal ini menunjukkan
bahwa secara bersama-sama variabel bebas dalam penelitian ini mempunyai
pengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
4.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian data yang dilakukan pada periode 2009-2013
untuk ROA, dan DPS pada perusahaan industri farmasi menunjukkan bahwa
secara parsial ROA dan DPS memiliki pengaruh yang signifikan yaitu ROA
sebesar 0.033 dan DPS sebesar 0.000 dimana dibawah signifikansi yaitu sebesar
0.05 semetara EPS secara parsial tidak mempengaruhi harga saham diaman
signifikan EPS pada penelitian ini adalah 0.279 lebih besar dari 0.05. secara
simultan menunjukkan bahwa ROA, EPS, dan DPS berpengaruh terhadap harga
saham dimana besar signifikansi dari uji F adalah 0.00 dibawah dari 0.05. Hal ini
dapat menunjukkan bahwa kinerja keuangan mempunyai pengaruh terhadap harga
saham. Jika dilihat dari hasil penelitian bahwa Return On Asset (ROA)
mempengaruhi harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa investor tertarik untuk
melihat asset-asset dari suatu perusahaan untuk menentukan keputusan membeli
saham suatu perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Indra R. Onibala, Parengkuan Tommy, Paulina Van Rate (2014) yang
menyatakan bahwa rasio Return On Asset (ROA) mempunyai pengaruh terhadap
saham baik secara parsial mau pun simultan. Jika pada Earning Per Share (EPS)
sementara secara simultan menunjukan bahwa variabel EPS memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan
yang dilakukan oleh Eka Putri Aprilia (2012) dan sesuai dengan yang dilakukan
Saparuddin (2011) yang menyatakan bahwa secara parsial mau EPS tidak
memiliki pengaruh. Secara simultan EPS memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap harga saham. Sedangkan pada Dividend Per Share (DPS) memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Hal ini disebakan oleh dengan
pembagian dividen kepada pemegang saham menyebabkan kenaikan harga saham
suatu perusahaan. Dengan pembagian dividen kepada pemegang saham akan
menjadi bahan pertimbangan suatu investor untuk menanamkan investasinya pada
suatu perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Saparuddin (2012) dan Rescyana Putri hutami (2012) yang menyatakan bahwa
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Dalam penelitian ini, peneliti menguji Return On Asset (ROA), Earning
Per Share (EPS), dan Devidend Per Share (DPS). Apakah variabel tersebut
memiliki pengaruh terhadap harga saham pada perusahaan indutri farmasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2009-2013. Penelitian ini
menggunakan sampel sebanyak 6 perusahaan yang listing selama periode tersebut.
Berdasarkan hasil analisis data sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
a. Return On Asset (ROA) berpengaruh secara signifikan antara ROA dan
harga saham yang berarti H1 diterima. Hasil pengujian hipotesis ini
mengindikasikan bahwa perusahaan farmasi telah berhasil memanfaatkan
dan memaksimalkan laba bersih berdasarkan tingkat asset tertentu yang
menjadi acuan yang penting bagi investor dalam membuat keputusan
investasi.
b. Earning Per Share (EPS) berpengaruh secara signifikan antara EPS dan
harga saham yang berarti H2 diterima. Hasil pengujian hipotesis ini
mengindikasi bahwa perusahaan berhasil meningkatkan taraf kemakmuran
investor. Hal ini mendorong investor untuk menambah jumlah modal yang
saham akan mendorong harga saham naik. Dengan demikisn jika EPS
meningkat maka pasar akan merespon dengan diikuti kenaikan harga saham.
c. Dividend Per Share (DPS) berpengaruh secara signifikan antara DPS dan
harga saham yang bearti H3 diterima. Pengujian hipotesis mengindikasi
bahwa DPS dapat meningkatkan harga saham karena dividen yang
dibagikan kepada investor mempunyai prospek yang baik dimasa yang akan
datang.
d. Return On Asset (ROA), Earning Per Share (EPS), dan Devidend Per Share
(DPS) secara simultan berpengaruh pada harga saham.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan kepada berbagai pihak adalah sebagai berikut
ini :
a. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada manajemen
perusahaan untuk meningkatkan kinerja keuangannya, terutama dalam
bidang Return On Asset, Earning Per Share, Devidend Per Share, dan harga
saham.
b. Bagi Investor
Bagi investor atau pun calon investor yang akan menanamkan investasinya
agar dapat menganalisis laporan keuangan perusahaan sebelum
menanamkan investasinya.
Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti
berikutnya terhadap rasio keuangan, harga saham, dan pasar modal. Dan
dapat menjadi referensi untuk peneliti-peneliti berikutnya yang
inginmeneliti dalam bidang kajian yang sama. Peneliti-peneliti selanjutnya
diharapkan dapat menambah variabel independen di dalam penelitian
mereka selanjutnya, menambah periode pengamatan pada penelitian
berikutnya atau dapat membandingkan dengan meneliti jenis perusahaan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal
Menurut Pandji dan Piji (2003:6) “Pasar modal adalah suatu
bidang usaha perdagangan surat-surat berharga seperti saham, sertifikat
saham dan obligasi”. Pasar modal memberikan jasanya yaitu menjebatani
hubungan antara pemilik modal dalam hal ini disebut sebagai investor
dengan pinjaman dana dalam hal ini disebut dengan nama emiten
(perusahaan yang go public). Para modal meminta instrumen pasar modal
untuk keperluan investasi portofolio sehingga akhirnya dapat
memaksimumkan penghasilan.
2.1.2 Pengertian Saham
Menurut Fatma (2006:59) “saham adalah sebagai penyertaan atau
pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan”. Pada sisi lain
saham adalah instrumen investasi yang paling banyak dipilih oleh investor
Karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik.
Menurut Darmadji (2006:6) “saham (stock atau share) dapat
didefenisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau
badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas”, saham berwujud
selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik
perusahaan yang menerbitkan surat harga tersebut. Saham merupakan
Investasi dengan membeli saham dari suatu perusahaan, berarti para
investor dan calon investor telah menginvestasikan sebagian dari dananya
dengan harapan para investor dan calon investor mendapatkan
keuntungan dari penjualan kembali saham tersebut. Sifat dasar dari
investasi adalah memberikan peran untuk para investor atau calon
investor dalam memperoleh laba perusahaan. Setiap pemegang saham
merupakan sebagian pemilik perusahaan, sehingga para pemegang saham
berhak atas penghasilan perusahaan setelah seluruh kewajiban perusahaan
telah dipenuhi. Saham dapat digunakan untuk mencapai tujuan investasi.
2.1.3 Karaktersitik Yuridis Pemegang Saham
karaktersitik yuridis yang dimiliki oleh para pemilik saham antara
lain:
a. Resiko terbatas (limited risk), dimana para pemegang saham hanya
bertanggung jawab sampai jumlah yang disetorkan kedalam
perusahaan.
b. Pengendalian utama (ultimate control), dimna pemegang saham
(secara kolektif) akan menentukan arahan dan tujuan perusahaan.
c. Klaim sisa (residual claim), dimana pemegang saham merupakan
pihak terakhir yang mendapat pembagian hasil usaha perusahaan
(dalam bentuk deviden) dan sisa aktiva dalam proses likuidasi
2.1.4 Jenis-Jenis Saham
Dalam transaksi jual-beli saham di Bursa Efek, saham merupakan
instrument yang paling banyk diperdagangkan. Menurut Simatupang
(2010:25) ada beberapa yang membedakan jenis-jenis saham antara lain :
a. Berdasarkan Cara Peralihan
Berdasarkan cara peralihan saham, maka saham dapat digolongkan menjadi 2 bagian yaitu :
1) Saham Atas Nama (Registered Stock)
Saham atas nama dimana nama pemilik saham tertera diatas saham tersebut dan cara peralihan saham ini harus melalui pencatatan dokumen peralihan.
2) Saham Atas Unjuk (Bearer Stock)
Saham atas unjuk adalah saham dimana nama pemilik saham tidak tertera diatas saham, sehingga otomatis pemegang saham dianggap sebagai pemilik saham, dengan demikian barang siapa yang dapat menunjukkan sertifikat saham itu maka ia dapat dikatakan pemilik dari saham tersebut kecuali dapat dibuktikan telah terjadi pelanggaran hukum dari peralihannya. Jenis saham atas unjuk tidak diperdagangkan dipasar modal Indonesia saat ini. b. Berdasarkan Hak Tagih/Manfaat Saham
1) Saham Biasa (Common Stock)
Pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen perusahaan untuk menjalankan operasi perusahaan. Menurut Jogiyanto (2003:73) sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa mempunyai beberapa hak yaitu :
a. Hak Kontrol
Pemegang saham biasanya mempunyai hak untuk memilih
dewan direksi. Ini berarti bahwa pemegang saham
mempunyai hak untuk mengontrol siapa yang akan
memimpin perusahaannya. Pemegang saham dapat
melakukan hak kontrolnya dalam bentuk pemilihan suara
Sebagai pemilik perusahaan pemegang saham biasa berhak
mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Laba yang
didapat perusahaan pada dasarnya tidak semua dibagikan,
sebagain laba akan ditanamkan kembali pada perusahaan.
Laba yang ditahan (retained earning) merupakan sumber
dana internal perusahaan. Laba yang tidak ditahan akan
dibagikan dalam bentuk deviden. Tidak semua perusahaan
akan membagikan deviden. Keputusan perusahaan membayar
deviden atau tidak dicerminkan dalam kebijaksanaan
devidennya(dividend policy).
c. Hak Preemptive
Hak preemptive (preemptive right) merupakan hak untuk
mendapatkan prestasi kepemilikan yang sama jika
perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham. Hak ini
mempunyai dua tujuan. Tujuan yang pertama adalah untuk
melindungi hak kontrol dari pemegang saham lama. Tujuan
kedua adalah untuk melindungi pemegang saham lama dari
nilai yang merosot.
2) Saham Preferen (Preferen Stock)
Saham preferen merupakan gabungan (hybrid) antara obligasi
(bond) dan saham biasa. Saham preferen memberikan hasil yang
tetap berupa deviden preferen dibandingkan dengan saham biasa,
tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi.
Oleh karena itu saham preferen mempunyai karakteristik diantara
saham biasa dan obligasi antara lain : Jenis saham preferen
menurut Simatupang (2010:37) antara lain :
a. Convertible Prefered Stock
Convertible Prefered Stock adalah jenis saham preferen yang pada suatu waktu tertentu dapat ditukarkan menjadi saham biasa dengan tingkat resiko penukaran ditentukan besarnya dan syarat lainnya pada saat saham preferen diterbitkan. b. Callable Prefered Stock
Callable Prefered Stock adalah jenis saham preferen yang memberikan hak kepada perusahaan yang menerbitkan saham preferen untuk membeli kembali saham preferen tersebut pada waktu dan nilai tertentu.
c. Adjustable-Rate Prefered Stock
Adjustable-Rate Prefered Stock adalah jenis saham preferen yang menetapkan sistem pembayaran deviden tidak selalu tetap, dan besar kecilnya deviden yang dibayarkan ditetapkan pada tingkat suku bunga tertentu.
2.1.5 Keuntungan dan Resiko Investasi Saham a. Keuntungan Investasi Saham
Sesuai dengan yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa saham
adalah salah satu jenis investasi yang ada di pasar modal. Sebagai
produk investasi saham memberikan manfaat atau keuntungan bagi
para investor. Oleh karena itu keuntungan dari investasi saham yang
akan diperoleh investor adalah :
1) Deviden
Deviden adalah pembagian keuntungan yang diberikan
perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan
seluruh deviden yang dihasilkan oleh perusahaan harus mendapat
persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Investor yang
mendapat deviden adalah investor yang memegang saham hingga
batas waktu yang ditentukan oleh perusahaan pada saat
pengumuman deviden. Deviden yang dibagikan perusahaan
kepada investor adalah deviden tunai (Cash Dividend) , deviden
saham (Stock Devidend).
2) Capital Gain
Capital gain adalah selisih antara harga beli dan harga jual.
Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas dipasar sekunder.
Pada umumnya capital gain berorientasi pada jangka pendek.
Para investor yang ingin mendapatkan keuntungan dari capital
gain biasanya akan membeli saham pada pagi hari dan kemudian
akan menjualnya pada siang hari.
Disamping dari dua keuntungan diatas para pemegang saham juga
bisa mendapatkan saham bonus (jika ada). Saham bonus adalah saham
yang dibagikan perusahaan kepada investor yang diambil dari agio
saham. Agio saham adalah selisih antara harga jual terhadap harga
nominal saham pada saat perusahaan melakukan penawaran umum di
pasar perdana.
b. Risiko Investasi Saham
Saham merupakan surat berharga yang memberikan peluang
investasinya tersebut saham juga memiliki potensi resiko yang tinggi.
Berikut ini adalah risiko yang akan diterima para pemegang saham
dalam investasi saham adalah :
1) Tidak Medapat Deviden
Saham dibagikan kepada para investor apabila perusahaan
tersebut dalam operasinya mengalami keuntungan. Apabila
perusahaan mengalami kerugian dalam opersai usahanya maka
perusahaan tidak dapat membagikan dividen kepada investor.
Dengan demikian keuntungan para pemegang saham untuk
medapatkan deviden dientukan oeh kinerja perusahaan.
2) Capital Loss
Dalam aktivitas perdagangan saham para investor tidak akan
selalu mendapatkan capital gain atas saham yang dijualnya.
Apabila para investor menjual saham dengan harga jual lebih
rendah dari harga beli maka investor akan mengalami capital loss.
3) Perusahaaan Bangkrut atau Likuidasi
Jika sebuah perusahaan bangkrut maka akan berdampak seacara
langsung terhadap saham tersebut. Sesuai dengan peraturan
pencatatan saham di bursa efek jika sebuah perusahaan bangkrut
atau likuidasi maka secara otomatis perusahaan tersebut akan
dikeluarakn dari bursa (delisting).
Saham perusahaan yang akan dikeluarkan (delist) dari bursa
adalah perusahaan yang memiliki kinerja yang buruk. Perusahaan
yang di delist dari bursa adalah perusahaan yang mengalami
kerugian akibat dari penurunan penjualan saham, di lain sisi
perusahaan juga di delist dari bursa karena perusahaan tidak dapat
membagikan dividen kepada investor akibat dari kerugian
perusahaan.
5) Saham Dihentikan Sementara (Suspensi)
Resiko yang dapat menggangu investor untuk melakukan
investasinya adalah jika suatu saham di suspend atau dihentikan
perdagangannya oleh bursa efek, yang menyebabkan investor
tidak dapat menjual sahamnya hingga suspensi tersebut dicabut.
Suspensi biasanya berlangsung dalam waktu singkat (satu atau
dua sesi perdagangan atau pun beberapa hari perdagangan). Hal
suspensi dilakukan oleh bursa efek jika suatu saham mengalami
lonjakan harga yang luar biasa, suatu perusahaan di pailitkan oleh
kreditornya, atau berbagai kondisi yang mengharuskan bursa
menghentikan perdagangan saham tersebut sementara. Jika sudah
didapatkan informasi yang jelas dari perusahaan maka status
suspend atas saham tersebut akan dicabut oleh bursa dan saham
dapat diperdagangkan kembali seperti semula.
2.1.6 Harga Saham
beredar (outstading securities). Saham merupakan tanda penyertaan atau
kepemilikan para pemegang saham suatu perusahaan. Selembar saham
adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa bahwa pemilik kertas
adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut .
Banyaknya saham yang dimilik para pemegang saham sesuai dengan
besarnya penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Menurut
Simatupang (2000:13) harga saham dibedakan menjadi tiga bagian yaitu :
a. Harga Nominal
Harga nominal adalah harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya harga nominal memberikan arti penting karena deviden yang dibayarkan atas saham biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal.
b. Harga Perdana
Harga perdana adalah harga pada waktu saham dicatat di bursa efek dalam rangka penawaran umum penjualan saham perdana yang disebut IPO (Initial Public Offering). Harga saham pada perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi (Underwriter) dan emiten. Dengan demikian akan diketahui berapa harga saham emiten akan dijual kepada masyarakat.
c. Harga Pasar
Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatat di bursa efek. Transaksi disini tidak melibatkan emiten dan penjamin emisi. Harga saham yang diterbitkan setiap hari di surat kabar atau media masa adalah harga pasar yang tercatat pada waktu penutupan (Closing Price)
aktivitas di Bursa Efek Indonesia.
2.1.7 Penilaian Harga Saham
Menurut Sunariyah (2006:168) ada beberapa pendekatan yang
dapat digunakan untuk menilai harga suatu saham. Pendekatan yang
umum digunakan dalam menilai harga saham adalah :
a. Analisa Teknikal
upaya yang harus dilakukan para investor untuk menentukan waktu yang tepat untuk membeli atau menjual saham. Indikator yang digunakan para investor dalam pengambilan keputusan untuk menjual saham tersebut dengan menggunakan indikator-indikator teknis atau analisis grafik. Indikator teknis yang digunakan adalah
moving average, short interest ratio, dan volume perdagangan,
sedangkan analisa grafik diharapkan dapat mengidentifikasi berbagai hal seperti key reserval, head and shoulders, dan sebagainya.
b. Analisa Fundamental
Menurut Husnan (2001:315) ” analisa fundamental adalah mencoba memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham dimasa yang akan datang dan menetapkan hubungan variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham”. Analisa fundamental merupakan analisis yang berbasis pada berbagai data riil untuk mengevaluasi nilai suatu saham. Indikator yang umum digunakan dalam analisa fundamental adalah pendapatan, laba, pertumbuhan penjualan, imbal hasil atau pengembalian atas ekuitas (return on equity), margin laba (profit margin), dan data keuangan lainnya seabagai sarana untuk menilai kinerja perusahaan dan potensi pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang.
2.1.8 Faktor –faktor yang mempengaruhi harga saham
Harga saham yang ada di pasar modal selalu mengalami perubahan
(fluktuatif) karena adanya perubahan harga dari saham tersebut akan
menimbulkan kenaikan harga maupun penurun. Oleh karena itu faktor
yang menyebabkan harga seham tersebut naik atau pun turun adalah
sebagai berikut:
a. Faktor Internal
Menurut Alwi (2003:87) yang mempengaruhi faktor internal harga saham adaah :
1) Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk baru, laporan produksi, laporan keamanan produk, dan laporan penjualan.
3) Pengumuman badan direksi manajemen (management board of director announcements) seperti perubahan dan penggantian direktur, manajemen, dan struktur organisasi.
4) Pengumuman pengambilalihan diversifikasi seperti laporan merger, investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian dan diakuisisi.
5) Pengumuman investasi (investment announcements) seperti melakukan ekspansi pabrik, pengembangan riset, dan penutupan usaha lainnya.
6) Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements) seperti negosiasi baru, kontrak baru, pemogokan , dan lainnya.
7) Pengumuman laporan keuangan perusahaan seperti peramalan laba sebelum akhir tahun fiskal dan setelah tahun fiskal, earning per share (EPS), devidend per share (DPS), price earning ratio (PER), net profi margin (NPM), return on Asset (ROA), dan lain-lain.
b. Faktor Eksternal
Menurut Alwi (2003:87) yang mempengaruhi faktor internal harga saham adaah :
1) Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.
2) Pengumuman hokum (legal announcements) seperti tuntutan karyawan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan perusahaan terhadap manajernya.
3) Pengumuman industri sekuritas (securities announcements) seperti laporan pertemuan tahunan, insider trading, volume atau harga saham perdagangan, pembatasan/penundaan trading.
4) Gejoak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga merupakan faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya pergerakan harga saham di bursa efek suatu Negara.
5) Berbagai isu bank dari dalam dan luar negeri.
2.1.9 Analisis Rasio Keuangan
Menurut Munawir (2007:64) “Rasio adalah alat yang dapat
digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data financial”.
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical
relationship ) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan
atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya
keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka
rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang
digunakan sebagai standar. Menurut Harahap (2011:301), penggolongan
rasio terdiri dari :
a. Rasio Likuiditas
b. Rasio Solvabilitas
c. Rasio Rentabilitas/Profitabilitas
d. Rasio Laverage
e. Rasio Aktivitas
f. Rasio Pertumbuhan
g. Rasio Penilaian Pasar (Market Based)
h. Rasio Produktivitas
Rasio keuangan digunakan untuk melihat suatu perusahaan yang akan
memberikan gambaran tentang perusahaan dan prediksi perusahaan
tersebut dimasa yang akan datang. Jadi dapat dipahami bahwa rasio
keuangan memberikan pengukuran yang relatif pada kondisi perusahaan.
Dengan adanya kinerja keuangan dapat melihat kondisi kesehatan
perusahaan.
2.1.10 Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan merupaka hal yang sangat mempengaruhi harga
saham. Jika kinerja keuagan perusahaan meningkat secara tidak langsung
keuangan adalah refleksi gambaran dari pencapaian keberhasilan
perusahaan yaitu keberhasilan yang dicapai atas berbagai aktivitas yang
dilakukan perusahaan”. Sedangkan menurut Sucipto (2003) “kinerja
keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat dapat
mengukur keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dalam
meghasilkan laba”. Kinerja keuangan dapat digunakan untuk mengukur
keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba.
2.1.11 Pengukuran Kinerja Keuangan
Pengukuran kinerja keuangan digunakan perusahaan malakukan
perbaikan pada kegiatan operasional perusahaan agar dapat bersaing
dengan perusahaan lain. Kinerja keuangan dapat di nilai dengan beberapa
alat analisis. Analisis yang digunakan menurut Jumingan (2006:242)
adalah :
1. Analisis perbandingan Laporan Keuangan
Teknik analisis dengan menggunakan ini adalah membandingkan laporan keuangan dua periode atau lebih dengan menunjukkan perubahan, baik dalam jumlah mau pun dalam persentase.
2. Analisis Trend
Teknik analisis ini mengetahui keadaan keuangan apakah menunjukkan kenaikan atau penurunan.
3. Analisis Persentase Per komponen (common size)
Teknik analisis ini untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap keseluruhan total aktiva maupun utang.
4. Analisis Sumber Pengguaan Modal Kerja
Teknik analisis ini untuk mengetahui besarnya sumber dan penggunaan modal kerja melalui dua periode waktu yang ditentukan. 5. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas
Teknik analisis ini untuk mengetahui kondisi kas disertai sebab terjadinya perubahan kas pada suatu periode waktu tertentu.
Teknik analisis ini untuk mengetahui hubungan diantara pos tertentu dalam neraca maaupun laporan laba rugi baik secara individu mau pun simultan.
7. Analisis Perubahan Laba Kotor
Teknik analisis ini untuk mengetahui posisi laba dan sebab-sebab terjadinya perubahan laba.
8. Analisis Break Even
Teknik analisis ini untuk mengetahui tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
Dengan adanya kinerja keuangan pada suatu perusahaan maka dapat
melihat kondisi kesehatan perusahaan. Oleh karena itu rasio yang
digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Return On Asset (ROA)
Menurut Harahap (2011:305) menyatakan bahwa return on asset
merupakan rasio yang menggambarkan perputaran aktiva diukur
dari volume penjualan. Rasio ini semakin besar semakin baik. Salah
satu yang hal yang penting untuk melihat prospek dari suatu
perusahaan dimasa yang akan datang dapat dilihat dari return on
asset. Apabila rasio return on asset dari suatu perusahaan mengalami
kenaikan maka kinerja perusahaan dianggap baik dan akan
meningkatkan daya tarik investor untuk menanamkan modalnya di
perusahaan tersebut secara otomatis harga saham perusahaan
tersebut akan mengalami kenaikan, sebaliknya apabila rasio return
on asset suatu perusahaan mengalami penurunan maka peusahaan
tersbut akan dianggap mempunyai kinerja yang buruk oleh investor
tersebut. Untuk melihat besarnya rasio return on asset dari suatu
perusahaan dapat digunakan rumus sebagai berikut:
��� = ���������ℎ
�����������
2. Earning Per Share (EPS)
Menurut Samsul (2006:167) mengemukakan bahwa semakin tinggi
earning per share dari suatu perusahaan maka prospek perusahaan
baik sementara sebaliknya jika eraning per share dari suatu
perusahaan rendah maka prospek perusahaan akan kurang baik. Cara
yang digunakan untuk menegtahui prospek earning per share adalah
:
a. Menghitung rata-rata earning per share beberapa tahun yang
lalu.
b. Eraning per share tahun berjalan sama dengan earning per
share tahun depan.
c. Earning per share beberapa bulan dalam tahun berjalan
dikonversi menjadi satu tahun.
Menurut Darmadji (2006:195) “Earning Per Share (EPS) adalah
rasio yang menunjukkan bagian laba untuk setiap saham”. Semakin
tinggi nilai eraning per share tentu akan menyebabkan semakin
besar laba dan akan meningkatkan jumlah deviden yang akan
diterima pemegang saham. Menurut Syamsudin (2009:66)
dengan earning per share (EPS) yang besar karena hal tersebut
merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan. Salah satu
alasan investor membeli saham adalah untuk mendapatkan deviden
dari investasi yang ditanamkan pada suatu perusahaan. Apabila EPS
sebuah perusahaan tinggi maka perusahaan tersebut mempunyai
kinerja perusahaan yang baik, maka laba yang dimiliki dari
perusahaan tersebut yang akan dibagikan kepada investor akan
semakin tinggi dan sebaliknya perusahaan yang memiliki EPS yang
rendah maka kinerja dari perusahaan tersebut buruk, maka laba yang
dimiliki perusahaan tersebut yang akan dibagikan kepada investor
juga akan semakin kecil. Untuk mengetahui besar-kecilnya
keuntungan yang akan diterima pemegang saham dapat digunakan
dengan rumus sebagai berikut :
��� = �����ℎ������ℎ�������ℎ�������
Jika pada perusahaan tersebut memiliki saham prefern maka rumus
yang digunakan adalah :
���= ���������ℎ − ���������ℎ����������
�����ℎ��ℎ��������������
3. Devidend Per Share (DPS)
Dividen merupakan pembagian keuntungan kepada pemegang saham
dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah