KUESIONER PENELITIAN
Faktor
–
Faktor yang mempengaruhi Pasangan Usia Subur
Dalam Pemakaian MKJP Di Kecamatan Medan Denai
Tahun 2015
A.Karakteristik Responden
Nama Ibu :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Pilihlah salah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda (x).
B. Pemakaian MKJP
1. Metode Kontrasepsi apa yang ibu pakai saat ini ?
a. Implant
b. IUD
c. MOW
2. Apa alasan memakai MKJP tersebut ?
a. Biaya terjangkau
b. Adanya dukungan dari keluarga
c. Karena sudah mempunyai banyak anak
3. Darimana informasi yang ibu dapat tentang MKJP ?
a. Petugas Kesehatan
b. Kader Posyandu
c. Media Massa
a. 2 tahun
b. 1 tahun
c. 7 tahun
5. pelayanan kesehatan apa yang ibu pilih untuk pemakaian MKJP yang ibu
pakai?
a. Puskesmas
b. Klinik Bersalin
c. Praktek Dokter Swasta
B.Pengetahuan tentang MKJP
1. Apakah yang dimaksud dengan kontrasepsi implant (AKBK) ?
a. Alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit (berbentuk susuk).
b. Spiral
c. Kontrasepsi mantap
d. Senggama Terputus
2. Dimanakah tempat pemasangan implant ?
a. Lengan kiri
b. Lengan kanan
c. Paha
d. Perut
3. Apa saja efek samping kontrasepsi AKBK (Implan) ?
a. Perdarahan bercak (Spooting) ringan.
b. Mencegah sperma dan ovum bertemu
c. Menstruasi
4. Berapa lama pemakaian kontrasepsi AKBK ?
a. 3 – 5 tahun
b. 5 tahun
c. <3 tahun
d. 10 tahun
5. Apakah yang dimaksud dengan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD) ?
a. Kontrasepsi berbentuk susuk
b. Kontrasepsi mantap
c. Alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam Rahim (berbentuk spiral).
d. Kontrasepsi yang berbentuk tablet
6. Menurut Ibu,kapan IUD (AKDR) dapat di lepas?
a. Ketidak harmonisan rumah tangga
b. Berat badan yang tidak bertambah
c. Mengalami perdarahan.
d. Menekan ovulasi
7. Menurut Ibu dimana dipasang IUD ?
a. Dalam rahim.
b. Bokong
c. Alat kemaluan
8. Kapan dilakukan pemasangan IUD ?
a. Setelah melahirkan.
b. Pada masa hamil
c. Perdarahan yang tidak jelas
d. Segera setelah bersih menstruasi
9. Berapa lama pemakaian kontrasepsi IUD ?
a. 5 - 10 tahun
b. <5 tahun.
c. 10 tahun
d. Tidak tahu
10. Jadwal pemeriksaan ulang IUD adalah kecuali apa ?
a.Setiap enam bulan sampai satu tahun
b.Satu bulan setelah pemeriksaan pertama
c.Satu minggu setelah pemasangan.
d. Dua minggu setelah pemasangan
11. Apa saja efek samping kontrasepsi IUD ?
a. Perdarahan yang bukan perdarahan haid
b. Merusak dinding uterus
c. Berpengaruh terhadap hubungan seksual.
C. SIKAP
NO PERNYATAAN SS S TS STS
1 MKJP merupakan metode kontrasepsi yang baik untuk digunakan pada Pasang Usia Subur
2 MKJP adalah Metode kontrasepsi yang efektivitasnya terjamin lama
3 MKJP lebih ekonomis bahkan dapat gratis dari program puskesmas dikecamatan
4 Kandungan dari MKJP adalah hormon yang dapat memberikan dampak gemuk
5 Jika memakai alat kontrasepsi implan tidak boleh mengangkat beban yang berat-berat karena bisa menyebabkan alat kontrasepsi copot dari pemasangan 6 Dalam pemakaian alat kontrasepsi IUD dapat
mengganggu pada saat berhubungan intim dengan suami 7 Alat kontrasepsi implan akan menjadi pilihan saat pasangan usia subur ingin menjarangkan kelahiran anak
8
Alat kontrasepsi MKJP yang perlu diperhatikan dalam pemakaiannya adalah keserasian saat memakainya
9 Apabila pemasangan IUD atau Implan yang saudara pakai tercabut dari tempat yang seharusnya saudara langsung berhenti menggunakan alat kontrasepsi tersebut.
10 Pemakaian alat kontrasepsi MKJP harus lebih berhati-hati dan teliti karena pemasangannya ada didalam rahim dan dibawah kulit
11
12
Memakai alat kontrasepsi Pil dan suntik lebih lebih ringan dampaknya daripada memakai alat kontrasepsi MKJP
atau tidak mengganggu ASI
13 Alat kontrasepsi MKJP itu perlu dikembangkan lebih lagi kepada pasangan usia subur yang terdapat dipedesaan karena MKJP itu memiliki efektivitas yang lebih lama dari pada alat kontrasepsi lainnya.
Keterangan : SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
S TS = Sangat tidak Setuju
D.Petugas Kesehatan
NO Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah petugas kesehatan melakukan penyuluhan tentang metode kontrasepsi jangka panjang?
2 Apakah petugas kesehatan menyarankan agar ibu ikut KB dengan metode kontrasepsi jangka panjang?
3 Apakah ibu mendapatkan penjelasan terlebih dahulu tentang metode kontrasepsi jangka panjang?
4 Apakah petugas kesehatan menyarankan untuk pemeriksaan rutin
E . Dukungan Suami
NO Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah suami ibu ikut dalam mengambil keputusan tentang memakai alat kontrasepsi metode jangka panjang dalam keluarga
F. Kader Posyandu
NO Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah ada kader bersosialisasi dalam MKJP?
2 Aapakah kader selalu mengingatkan jika ada informasi tentang informasi alat kontrasepsi?
umur
Frequency Percent Valid Percent
pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid B,C,D 37 38.9 38.9 38.9
A 58 61.1 61.1 100.0
pengetahuan4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid B,C,D 51 53.7 53.7 53.7
A 44 46.3 46.3 100.0
pengetahuan8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
sikap2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
sikap5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
sikap8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
sikap11
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid baik 34 35.8 35.8 35.8
cukup 59 62.1 62.1 97.9
sikaptotal
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid YA 41 43.2 43.2 43.2
TIDAK 54 56.8 56.8 100.0
petugaskesehatan4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid YA 41 43.2 43.2 43.2
TIDAK 54 56.8 56.8 100.0
dukunganpasangantotal
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid YA 36 37.9 37.9 37.9
TIDAK 59 62.1 62.1 100.0
kaderposyandutotal
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Baik 59 62.1 62.1 62.1
Cukup 36 37.9 37.9 100.0
Frequency Karakteristik
nama responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
vania 1 1.1 1.1 95.8
wanda 1 1.1 1.1 96.8
yani 1 1.1 1.1 97.9
yanti 1 1.1 1.1 98.9
zubaidah 1 1.1 1.1 100.0
Total 95 100.0 100.0
umur responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid <25 7 7.4 7.4 7.4
25-30 50 52.6 52.6 60.0
>30 38 40.0 40.0 100.0
Total 95 100.0 100.0
pendidikan responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SMP 26 27.4 27.4 27.4
SMA 53 55.8 55.8 83.2
Diploma 11 11.6 11.6 94.7
Sarjana 5 5.3 5.3 100.0
Total 95 100.0 100.0
pekerjaan responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Ibu Rumah Tangga 56 58.9 58.9 58.9
Pedagang 24 25.3 25.3 84.2
pekerjaan responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Ibu Rumah Tangga 56 58.9 58.9 58.9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 38 40.0 40.0 40.0
benar 57 60.0 60.0 100.0
Total 95 100.0 100.0
pemasangan implant
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 51 53.7 53.7 53.7
benar 44 46.3 46.3 100.0
Total 95 100.0 100.0
efek samping kontrasepsi AKBK
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 47 49.5 49.5 49.5
benar 48 50.5 50.5 100.0
Total 95 100.0 100.0
lama pemakaian kontrasepsi AKBK
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 44 46.3 46.3 46.3
lama pemakaian kontrasepsi AKBK
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 44 46.3 46.3 46.3
benar 51 53.7 53.7 100.0
Total 95 100.0 100.0
kontrasepsi dalam rahim (IUD)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 47 49.5 49.5 49.5
benar 48 50.5 50.5 100.0
Total 95 100.0 100.0
kapan IUD (AKDR) dapat di lepas
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 38 40.0 40.0 40.0
benar 57 60.0 60.0 100.0
Total 95 100.0 100.0
dimana dipasang IUD
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 41 43.2 43.2 43.2
benar 54 56.8 56.8 100.0
Total 95 100.0 100.0
pemasangan IUD
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 39 41.1 41.1 41.1
benar 56 58.9 58.9 100.0
lama pemakaian kontrasepsi IUD
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 46 48.4 48.4 48.4
benar 49 51.6 51.6 100.0
Total 95 100.0 100.0
pemeriksaan ulang IUD
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 48 50.5 50.5 50.5
benar 47 49.5 49.5 100.0
Total 95 100.0 100.0
efek samping kontrasepsi IUD
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid salah 37 38.9 38.9 38.9
benar 58 61.1 61.1 100.0
Total 95 100.0 100.0
total pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
kategori pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid baik 19 20.0 20.0 20.0
cukup 37 38.9 38.9 58.9
kurang 39 41.1 41.1 100.0
Total 95 100.0 100.0
Frequency Sikap
MKJP merupakan metode kontrasepsi yang baik
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid STS 12 12.6 12.6 12.6
TS 27 28.4 28.4 41.1
S 51 53.7 53.7 94.7
SS 5 5.3 5.3 100.0
Total 95 100.0 100.0
MKJP adalah Metode kontrasepsi yang efektivitasnya terjamin lama
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid STS 9 9.5 9.5 9.5
TS 70 73.7 73.7 83.2
S 15 15.8 15.8 98.9
SS 1 1.1 1.1 100.0
Total 95 100.0 100.0
MKJP lebih ekonomis bahkan dapat gratis
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid STS 10 10.5 10.5 10.5
S 3 3.2 3.2 85.3
SS 14 14.7 14.7 100.0
Total 95 100.0 100.0
Kandungan dari MKJP adalah hormon
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid STS 27 28.4 28.4 28.4
TS 55 57.9 57.9 86.3
S 12 12.6 12.6 98.9
SS 1 1.1 1.1 100.0
Total 95 100.0 100.0
Jika memakai alat kontrasepsi implan tidak boleh mengangkat beban yang berat-berat
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid STS 15 15.8 15.8 15.8
TS 67 70.5 70.5 86.3
S 4 4.2 4.2 90.5
SS 9 9.5 9.5 100.0
Total 95 100.0 100.0
Dalam pemakaian alat kontrasepsi IUD dapat mengganggu pada saat berhubungan intim
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid STS 15 15.8 15.8 15.8
TS 65 68.4 68.4 84.2
S 7 7.4 7.4 91.6
SS 8 8.4 8.4 100.0
Alat kontrasepsi implan akan menjadi pilihan saat pasangan usia subur ingin menjarangkan kelahiran anak
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid STS 8 8.4 8.4 8.4
TS 53 55.8 55.8 64.2
S 33 34.7 34.7 98.9
SS 1 1.1 1.1 100.0
Total 95 100.0 100.0
Alat kontrasepsi MKJP yang perlu diperhatikan dalam pemakaiannya adalah keserasian
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid STS 7 7.4 7.4 7.4
TS 54 56.8 56.8 64.2
S 26 27.4 27.4 91.6
SS 8 8.4 8.4 100.0
Total 95 100.0 100.0
IUD atau Implan yang saudara pakai tercabut dari tempat yang seharusnya saudara langsung berhenti menggunakan alat kontrasepsi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid STS 19 20.0 20.0 20.0
TS 32 33.7 33.7 53.7
S 35 36.8 36.8 90.5
SS 9 9.5 9.5 100.0
Total 95 100.0 100.0
Pemakaian alat kontrasepsi MKJP harus lebih berhati-hati dan teliti
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
TS 54 56.8 56.8 64.2
S 34 35.8 35.8 100.0
Total 95 100.0 100.0
Memakai alat kontrasepsi Pil dan suntik lebih lebih ringan dampaknya
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid STS 25 26.3 26.3 26.3
TS 36 37.9 37.9 64.2
S 34 35.8 35.8 100.0
Total 95 100.0 100.0
Pemakaian alat kontrasepsi Implan tidak berpengaruh atau tidak mengganggu ASI
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid STS 12 12.6 12.6 12.6
TS 60 63.2 63.2 75.8
S 10 10.5 10.5 86.3
SS 13 13.7 13.7 100.0
Total 95 100.0 100.0
Alat kontrasepsi MKJP itu perlu dikembangkan lebih lagi kepada pasangan usia subur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid STS 8 8.4 8.4 8.4
TS 65 68.4 68.4 76.8
S 16 16.8 16.8 93.7
SS 6 6.3 6.3 100.0
total sikap
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 20 12 12.6 12.6 12.6
21 10 10.5 10.5 23.2
22 8 8.4 8.4 31.6
24 1 1.1 1.1 32.6
26 6 6.3 6.3 38.9
28 12 12.6 12.6 51.6
30 9 9.5 9.5 61.1
31 1 1.1 1.1 62.1
32 11 11.6 11.6 73.7
34 5 5.3 5.3 78.9
36 7 7.4 7.4 86.3
40 4 4.2 4.2 90.5
41 4 4.2 4.2 94.7
42 4 4.2 4.2 98.9
43 1 1.1 1.1 100.0
Total 95 100.0 100.0
kategori sikap
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid baik 13 13.7 13.7 13.7
cukup 52 54.7 54.7 68.4
kurang 30 31.6 31.6 100.0
Total 95 100.0 100.0
petugas kesehatan melakukan penyuluhan tentang MKJP
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak 45 47.4 47.4 47.4
ya 50 52.6 52.6 100.0
Total 95 100.0 100.0
petugas kesehatan menyarankan agar ibu ikut KB dengan MKJP
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak 36 37.9 37.9 37.9
ya 59 62.1 62.1 100.0
Total 95 100.0 100.0
ibu mendapatkan penjelasan terlebih dahulu tentang MKJP
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak 39 41.1 41.1 41.1
ya 56 58.9 58.9 100.0
Total 95 100.0 100.0
petugas kesehatan menyarankan untuk pemeriksaan rutin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak 36 37.9 37.9 37.9
ya 59 62.1 62.1 100.0
total petugas kesehatan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 4 12 12.6 12.6 12.6
5 14 14.7 14.7 27.4
6 22 23.2 23.2 50.5
7 21 22.1 22.1 72.6
8 26 27.4 27.4 100.0
Total 95 100.0 100.0
kategori petugas kesehatan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid baik 48 50.5 50.5 50.5
cukup 47 49.5 49.5 100.0
Total 95 100.0 100.0
Frekuensi Dukungan Suami
suami ibu ikut dalam mengambil keputusan tentang memakai alat kontrasepsi MKJP
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak 47 49.5 49.5 49.5
ya 48 50.5 50.5 100.0
Total 95 100.0 100.0
suami ibu mendukung ibu untuk menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak 41 43.2 43.2 43.2
ya 54 56.8 56.8 100.0
skor dukungan suami
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak mendukung 28 29.5 29.5 29.5
3 32 33.7 33.7 63.2
4 35 36.8 36.8 100.0
Total 95 100.0 100.0
jumlah dukungan suami
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid mendukung 67 70.5 70.5 70.5
tidak mendukung 28 29.5 29.5 100.0
Total 95 100.0 100.0
Frekuensi Kader Posyandu ada kader bersosialisasi dalam MKJP
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak 51 53.7 53.7 53.7
ya 44 46.3 46.3 100.0
Total 95 100.0 100.0
kader selalu mengingatkan jika ada informasi tentang informasi alat kontrasepsi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak 53 55.8 55.8 55.8
ya 42 44.2 44.2 100.0
Total 95 100.0 100.0
ada kader melakukan penyuluhan disekitar wilayah kerja puskesmas tentang alat kontrasepsi MKJP
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
ya 52 54.7 54.7 100.0
Total 95 100.0 100.0
jumlah kader posyandu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid kurang 30 31.6 31.6 31.6
4 14 14.7 14.7 46.3
5 29 30.5 30.5 76.8
6 22 23.2 23.2 100.0
Total 95 100.0 100.0
kategori kader posyandu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid baik 51 53.7 53.7 53.7
cukup 44 46.3 46.3 100.0
Frequency Pemakaian MKJP
pakai Metode Kontrasepsi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid mow 57 60.0 60.0 60.0
iud 38 40.0 40.0 100.0
Total 95 100.0 100.0
alasan memakai MKJP
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Biaya terjangkau 42 44.2 44.2 44.2
informasi yang ibu dapat tentang MKJP
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Media Massa 36 37.9 37.9 37.9
Kader Posyandu 36 37.9 37.9 75.8
Petugas Kesehatan 23 24.2 24.2 100.0
Total 95 100.0 100.0
lama menggunakan MKJP
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 7 bulan 30 31.6 31.6 31.6
1 tahun 45 47.4 47.4 78.9
2 tahun 20 21.1 21.1 100.0
pelayanan kesehatan pilih untuk pemakaian MKJP yang ibu pakai
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Praktek Dokter Swasta 40 42.1 42.1 42.1
Klinik Bersalin 52 54.7 54.7 96.8
Puskesmas 3 3.2 3.2 100.0
Total 95 100.0 100.0
total MKJP
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 5 4 4.2 4.2 4.2
6 1 1.1 1.1 5.3
7 13 13.7 13.7 18.9
8 24 25.3 25.3 44.2
9 31 32.6 32.6 76.8
10 14 14.7 14.7 91.6
11 6 6.3 6.3 97.9
12 2 2.1 2.1 100.0
Total 95 100.0 100.0
total MKJP
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid baik 8 8.4 8.4 8.4
cukup 82 86.3 86.3 94.7
kurang 5 5.3 5.3 100.0
Crosstabs
Linear-by-Linear Association 3.903 1 .048
N of Valid Cases 95
Symmetric Measures
Value Asymp. Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R -.204 .065 -2.007 .04
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.211 .069 -2.077 .04
N of Valid Cases 95
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c. Based on normal approximation.
Chi-Square Tests
Linear-by-Linear Association 3.752 1 .001
N of Valid Cases 95
a. 6 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,68.
Symmetric Measures
Value Asymp. Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R .200 .108 1.966 .05
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .190 .108 1.867 .06
N of Valid Cases 95
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c. Based on normal approximation.
Total Count 8 82 5 95
Linear-by-Linear Association .676 1 .411
N of Valid Cases 95
a. 4 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,47.
Symmetric Measures
Value Asymp. Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R .085 .100 .821 .41
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .081 .104 .784 .43
N of Valid Cases 95
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c. Based on normal approximation.
% of Total 7.4% 57.9% 5.3% 70.5%
Linear-by-Linear Association .005 1 .005
N of Valid Cases 95
a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,47.
Symmetric Measures
Value Asymp. Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R -.007 .077 -.070 .94
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.004 .080 -.041 .96
N of Valid Cases 95
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c. Based on normal approximation.
Crosstab
Linear-by-Linear Association 4.020 1 .045
N of Valid Cases 95
Symmetric Measures
Value
Asymp. Std.
Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R -.207 .090 -2.038 .044c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.207 .091 -2.041 .044c
N of Valid Cases 95
a. Not assuming the null hypothesis.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI, Jakarta : Rineka Cipta
_______, 2007. Manajemen Penelitian. Cetakan ke Sembilan. Jakarta. Penerbit Rineka Cipta.
Atikah, 2010. Panduan Memilih Kontrasepsi. Nuha Medika. Yogyakarta
BKKBN, 2006. Buku Saku Petugas Lapangan Program KB Nasional Materi.
Konseling. Jakarta.
BKKBN, 2011. Gender dalam Program KB dan KR.
http://gemapria.bkkbn.go.id/artikel102-21.html
BKKBN, 2012. Strategi Kemitraan Mampu Menahan Laju Pertumbuhan Penduduk. http://www.bkkbn.go.id
_______, 2010. Rencana Pelaksanaan Program KB Nasional.
_______, 2011. Informasi Dasar Program Kependudukan Keluarga Berencana.
Budiadi, dkk. 2013. Pengetahuan, Dukungan Suami dan Dukungan Bidan pada Akseptor IUD dan Non IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Ibrahim Adjie kota Bandung. Jurnal Pendidikan Kota Bandung
Depkes RI, 2012. Laporan Pendahuluan SDKI 2012. Jakarta
Fitriyah, 2011. Peran Serta Kader Posyandu dalam Upaya Peningkatan Status Gizi Balita di Kelurahan Titi Papan. Skripsi Universitas Sumatera Utara.
Fiona, 2006. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan jenis Kontrasepsi yang Digunakan PUS di Kota Semarang. Skripsi Universitas Diponegoro. Semarang.
Green, Lawrence W., 1997. Health Promotion Planning An Educational and Environmental Approach. USA : Mayfield Publishing Company
Hartanto, H. 2007. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Sinar Harapan. Jakarta.
Juliantoro, 2011. Pengaruh Karakteristik dan Persepsi Suami tentang KB pria terhadap partisipasi dalam ber-KB di Kec Medan Maimun 2011. http://respository.usu.ac.id/handle/123456789/21977 diunduh tanggal 20 Januari 2016.
Hidayat, A.A.A, 2010. Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif.
Surabaya : Health Book Publishing
Hidayati, Ratna. 2009. Metode dan Teknik Penggunaan Alat Kontrasepsi.
Salemba Medika. Jakarta
Keren Katz, 2011. Pengaruh Jumlah Anak dan Keinginan Punya Anak Terhadap Penggunaan Kontrasepsi di Provinsi Jawa Tengah.
http://www.docstoc.com/docs/21536487 diunduh tanggal 28 Januari 2016
Manuaba, Ida Ayu. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta : Graha Ilmu
Nasution, 2010. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Tindakan Akseptor KB Dalam Memilih Alat Kontrasepsi AKDR di RSU Pandan Aran Bayolali 2010. Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Diakses tanggal 23 Januari 2016.
Niken, dkk. 2010. Pelayanan Keluarga Berencana. Fitramaya. Yogyakarta.
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Penerbit Rineka Cipta
____________. 2010. Badan Pelayanan Kontrasepsi dan Pengendalian Lapangan Program KB Nasional. Jakarta
Pendit. U. Brahm. 2007. Ragam Metode Kontrasepsi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Pendit, 2011. Determinan Pemanfaatan Pelayanan Program KB pada Pasangan Usia Subur (PUS) Babura. Skripsi FKM USU. Medan
Purwoko, 2011. Hubungan Karaakteristik Suami dengan Keikutsertaan Menjadi Akseptor KB di Wilayah Desa Karangduwur Kec Petenahan Kab Jawa Tengah. http://journal.aud.ac.id diunduh tanggal 16 Januari 2016.
Safrina, 2012. Pengaruh Penggunaan Kontrasepsi Terhadap Pasangan Usia Subur di Kecamatan Tanjung Rejo. Skripsi FKM Universitas Sumatera Utara
Sarwono, P. 2005. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Jakarta
Sigit, Karnadi., 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemakaian Alat Kontrasepsi pada Pria di Kecamatan STM Hulu Kabupaten Deli Serdang. http://respitory.usu.ac.id/handle/123456789/34621. diuduh tanggal 20 Januari 2016.
Suprihastuti, 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi PUS tidak Menggunakan alat Kontrasepsi di Dusun II Desa Tanjung Anom Kec. Pancur Batu Kab. Deli Serdang. Skripsi FKM USU. Medann
Viviroy, 2012. Hubungan Faktor Sosio Demografi dan Pelayanan KB Terhadap Keikutsertaan KB Di Kelurahan Sidorejo Kec. Medan Tembung. Skripsi FKM USU.
3.1 jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian bersifat Analitik dengan metode
kuantitatif yang bertujuan untuk menggambarkan Faktor – Faktor yang
memengaruhi Pasangan Usia Subur (PUS) dalam pemakaian alat kontrasepsi
MKJP di Kecamatan Medan Denai Tahun 2015.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Medan Denai
Adapun alasan pemilihan lokasi penelitian adalah :
1. Jumlah akseptor KB MKJP yang terus meningkat setiap tahunnya
2. Jumlah sampel yang cukup dan sesuai dengan yang di ingikan peneliti.
3. Meneruskan penelitian yang sudah ada sebelumnya.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November – Desember 2015
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah PUS yang menggunakan alat
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian Pasangan Usia Subur yang menggunakan alat
kontrasepsi dan menetap di Kecamatan Medan Denai. Dalam menentukan besar
sampel yang akan diteliti digunakan rumus Limesow sebagai berikut : �= �2� 1− � �
d² (N-1) + Z². P (1-P)
Dimana :
N = Besar populasi PUS
n = Jumlah sampel yang akan diteliti
d = Galat pendugaan (0,10)
z = Tingkat Kepercayaan (95% = 1,96)
P = Proporsi sebenarnya dari suatu populasi (0,5)
Maka :
n = Z². P (1-P) N
d²(N-1) + Z² . P
= 1,96². 0,5 (1 – 0,5) 4694
0,1² (4694 – 1) + 1,96². 0,5 (1 – 0,5)
= 4508
47.44
= 95.02 = 95
Setelah dilakukan perhitungan menggunakan rumus diatas maka diketahui
jumlah sampel dari populasi 4.694 PUS yang menggunakan MKJP diperoleh
yang menggunakan MKJP di Kecamatan Medan Denai dilakukan wawancara dan
bersedia untuk diwawancarai.
Responden yang menggunakan MKJP diambil secara proporsional atau
sebanding agar memperoleh sampel yang representatif.
Untuk mendapatkan sampel, terlebih dahulu diketahui Metode Fraction,
dengan rumus sebagai berikut:
s.�= �
��100%
dimana:
N = jumlah populasi
n = jumlah sampel
maka:
s.�= �
��100%
= 95
4694�100%
= 2,024~2
Setelah hasil perhitungan dari metode fraction didapatlah nilai s.f = 2.
Kemudian untuk mengambil responden dari setiap Kelurahan dilakukan
perhitungan dengan Rumus = PUS yang menggunakan MKJP x 2%. Sehingga
Tabel 3.1 Jumlah PUS yang Menggunakan MKJP di Kecamatan Medan Denai
No Nama Kelurahan Jumlah
PUS
Dalam perhitungan tersebut diperoleh sampel sebanyak 95 PUS yang
menggunakan MKJP dengan perincian untuk Kelurahan Tegal Sari Mandala I =
18 responden, Tegal Sari Mandala II = 16 responden, Tegal Sari Mandala III = 19
responden, Denai = 14 responden, Binjai = 18 responden, dan Medan Tenggara =
10 responden.
Sementara penarikan sampel dari masing-masing Kelurahan dilakukan
secara acak sederhana (Simple Random Sampling),
3.4. Metode Pengumpulan Data
3.4.1. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh melalui wawancara langsung
dengan jumlah PUS yang memakai alat kontrasepsi MKJP dan Non MKJP di
Kecamatan Medan Denai dengan menggunakan instrument berupa kuesioner yang
telah dipersiapkan sebelumnya.
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder penelitian diperoleh dari laporan-laporan, catatan atau
dokumen dari Dinas Kecamatan Medan Denai yang berhubungan dengan
3.5. Defenisi Operasional
1. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh Wanita yang sudah
menikah ( istri ) mengenai Alat Kontrasepsi MKJP.
2. Sikap adalah reaksi/respon tertutup dari Wanita yang sudah menikah
3. ( istri) mengenai Alat Kontrasepsi MKJP.
4. Peran petugas kesehatan adalah pendapat atau penilaian dari responden
terhadap keterlibatan petugas kesehatan dalam memberikan informasi
lengkap tentang alat kontrasepsi.
5. Dukungan pasangan ialah pendapat atau persepsi responden terhadap
peranan suami dalam pemilihan metode kontrasepsi yang digunnakan.
6. Kader Posyandu adalah pendapat atau persepsi responden terhadap
peranan kader posyandu dalam membantu petugas kesehatan memberikan
informasi tentang alat kontrasepsi.
3.6 Aspek Pengukuran
1. Pengetahuan
Pengetahuan diukur melalui jawaban kuisioner dengan cara member skor
pada 11 pertanyaan. Dengan system skor : 2 untuk jawaban yang benar, 0 untuk
jawaban yangh salah. Variable pengetahuan memiliki skor tertinggi 22 dan nilai
terendah 0.
Berdasarkan kriteria di atas maka dapat di kategorikan tingkat
pengetahuan responden dengan kriteria tersebut :
a. Baik, apabila total nilai >75% dari total skor yang diperoleh >16
b. Cukup, apabila total nilai 45 – 75% dari total skor yang diperoleh 9-16
2. Sikap
Sikap diukur melalui jawaban kuesioner dengan cara member skor pada 13
pertanyaan pendukung dan 13 pertanyaan tidak mendukung. Dengan system skor
4 untuk jawaban yang sangat setuju, 3 untuk jawaban setuju, 2 untuk jawaban
tidak setuju dan 1 untuk jawahan sangat tidak setuju.
Berdasarkan kriteria diatas maka dapat di katagorikan sikap responden
dengan kriteria sebagai berikut :
a. Baik, apabila total nilai > 75% dari total skor yang diperoleh >39
b. Cukup, apabila total nilai 45 – 75% dari total skor yang diperoleh 23-39
c. Kurang, apabila total nilai < 45% daru total skor yang diperoleh <23
3. Dukungan Suami
Dukungan Suami diukur melalui jawaban kuesioner dengan cara member
skor pada 2 pertanyaan. Dengan system skor : 2 untuk jawaban yang benar, dan 0
untuk jawaban yang salah.
Variable dukungan pasangan memiliki skor tertinggi 4 dan nilai terendah
0. Berdasarkan skor kemudian variable dukungan pasangan dikategorikan menjadi
2 kategori yaitu :
a. Mendukung, jika total skor responden >50% dari total skor yang diperoleh
>2
b. Tidak mendukung, jika total skor responden <50% dari total skor yang
4. Petugas Kesehatan
Peran petugas kesehatan diukur melalui jawaban kuesioner dengan cara
member skor pada 4 pertanyaan. Dengan system skor : 2 untuk jawaban yang
benar, dan 0 untuk jawaban yang salah.
Variable peran petugas kesehatan memiliki skor tertinggi 8 dan nilai
terendah 0. Berdasarkan skor kemudian variable peran petugas kesehatan
dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu :
a. Baik jika jawaban responden benar >75% dari total skor yang diperoleh >6
b. Cukup bila jawaban responden benar 45 – 75% dari total skor yang
diperoleh 3-6
c. Kurang bila jawaban responden benar <45% dari total skor yang diperoleh
<3
5. Kader Posyandu
Kader Posyandu diukur melalui jawaban kuesioner dengan cara memberi
skor pada 3 pertanyaan. Dengan system skor : 2 untuk jawaban yang benar, dan 0
untuk jawaban yang salah.
Variable peran petugas kesehatan memiliki skor tertinggi 6 dan nilai
terendah 0. Berdasarkan skor kemudian variable peran petugas kesehatan
dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu :
1. Baik jika jawaban responden benar >75% dari total skor yang diperoleh >4
2. Cukup bila jawaban responden benar 45 – 75% dari total skor yang
diperoleh 2-4
3. Kurang bila jawaban responden benar <45% dari total skor yang diperoleh
6 Pemakaian MKJP
Penggunaan MKJP diukur melalui jawaban kuesioner dengan cara
memberi skor pada 5 pertanyaan. Dengan system skor : 3 untuk jawaban yang
paling benar, 2 untuk jawaban yang benar dan 1 untuk jawaban yang mendekati
benar.
Variable penggunaan MKJP memiliki skor tertinggi 15 dan nilai terendah
0. Berdasarkan skor kemudian variable penggunaan MKJP dikategorikan menjadi
3 kategori yaitu :
1. Baik jika jawaban responden benar >75% dari total skor yang diperoleh
>11
2. Cukup bila jawaban responden benar 45 – 75% dari total skor yang
diperoleh 6-11
3. Kurang bila jawaban responden benar <45% dari total skor yang diperoleh <6
3.7.1. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
1) Editting, penyutingan data yang dilakukan untuk menghindari kesalahan atau
kemungkinan adanya kuesioner belum terisi.
2) Coding, pemberian kode dan skorsing pada tiap jawaban untuk memudahkan
proses entri dulu.
3) Entri data, setelah proses coding dilakukan pemasukan data ke komputer.
4) Cleaning, sebelum analisis data dilakukan pengecekan dan perbaikan terhadap
3.7.2. Analisis Data
Analisis data dilakukan 2 tahap yaitu :
1. Dengan Analisa Univariat
Untuk menggambarkan (mendeskripsikan) masing – masing variable
independen dan variable dependen dengan menggunakan table distribusi
frekuensi.
2. Dengan Analisa Bivariat
Untuk melihat hubungan masing – masing variable independen dengan variable dependen, menggunakan uji chi square dengan tingkat kemaknaan (level
of significance) (ɑ) = 0,05. Dengan kriteria :
i. Ho ditolak jika p < ɑ (0,05) maka ada pengaruh antara variable independen
dengan variable dependen.
ii. Terima Ho jika p > ɑ (0,05) maka tidak ada pengaruh diantara variable
4.1.1 Data Geografi
Penelitian dilakukan di Kecamatan Medan Denai secara geografis berada
di Wilayah Barat Daya Kota Medan merupakan dataran sedang yang terletak 5-8
M diatas permukaan laut dan berbatasan dengan kecamatan :
Sebelah Utara : Kecamatan Medan Tembung
Sebelah Selatan : Kecamatan Medan Amplas
Sebelah Barat : Kecamatan Medan Kota dan Kecamatan Medan Area
Sebelah Timur : Kecamatan Percut Sei Tuan/Kab.Deli Serdang
4.1.2 Data Demografi
Berdasarkan Profil Kecamatan Medan Denai Tahun 2015 diketahui 6
Kelurahan dan 82 lingkungan berada pada kawasan perumahan inti Kota,
memiliki luas Wilayah 9,911 Km2 merupakan salah satu Wilayah yang besar dari
21 Kecamatan di Kota Medan. Kecamatan Medan Denai memiliki jumlah PUS
sebesar 8,269 jiwa dari 6 kelurahan yang ada di Kecamatan Medan Denai.
Tabel 4.1 Luas Wilayah dan Jumlah PUS Penduduk di Kecamatan Medan Denai
No Nama Kelurahan Luas Wilayah
4.2 Analisis Univariat
Analisis Univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dari
variabel independen (bebas) dan dependen (terkait) dalam penelitian yang
meliputi faktor pengetahuan, faktor sikap, faktor petugas kesehatan, faktor
dukungan suami, dan faktor Kader Posyandu.
4.2.1 Karakteristik Responden di Wilayah Kecamatan Medan Denai
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden PUS di Kecamatan Medan Denai
Dari tabel 4.2 diketahui bahwa karakteristik responden yang tertinggi berdasarkan
umur adalah 25-30 tahun sebesar 50 orang (52,6%), berdasarkan pendidikan yang
tertinggi adalah SMA sebesar 53 orang (55,8%), dan berdasarkan pekerjaan yang
4.2.2 Pengetahuan PUS Dalam Pemakaian MKJP
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan PUS Dalam Pemakaian MKJP di Kecamatan Medan Denai
No Pertanyaan n %
1 Yang dimaksud dengan AKBK
a. Alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit 57 60,0
b.Spiral 13 13,7
c. Kontrasepsi mantap 12 12,6
d. Senggama terputus 13 13,7
2 Tempat pemasangan implant
a. Lengan kanan 44 46,3
b.Lengan kiri 21 22,1
c. Paha 18 18,9
d. Perut 12 12,6
3 Efek samping kontrasepsi AKBK (implant)
a. Perdarahan bercak (spooting) ringan 48 50,5
b.Mencegah sperma dan ovum bertemu 18 18,9
c. Menstruasi 15 15,8
d. Tidak mengganggu ASI 14 14,7
4 Lama pemakaian kontrasepsi AKBK
a. <3 tahun 13 13,7
b. 5 tahun 21 22,1
c. 3-5 tahun 51 53,7
d. 10 tahun 10 10,5
5 Yang dimaksud dengan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD)
a. Kontrasepsi berbentuk susuk 22 23,2
b. Kontrasepsi mantap 18 18,9
c. Alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim 48 50,5
d. Kontrasepsi yang berbentuk tablet 7 7,4
6 Kapan IUD (AKDR) dapat di lepas
a. Ketidak harmonisan rumah tangga 14 14,7
b. Berat badan yang tidak bertambah 15 15,8
c. Mengalami perdarahan 58 61,1
d. Menekan ovulasi 8 8,4
7 Dimana dipasang IUD
a. Dalam rahim 54 56,8
b. Bokong 18 18,9
c. Alat kemaluan 18 18,9
d. Lengan 5 5,3
8 Kapan dilakukan pemasangan IUD
a. Setelah melahirkan 6 6,3
b. Pada masa hamil 13 13,7
c. Perdarahan yang tidak jelas 11 11,6
Lanjutan tabel distribusi frekuensi pengetahuan PUS dalam pemakaian MKJP…
No Pertanyaan n %
9 Lama pemakaian kontrasepsi IUD
a. 5 tahun 18 18,9
b.5-10 tahun 49 51,6
c. 10 tahun 16 16,8
d. Tidak tahu 12 12,6
10 Jadwal pemeriksaan ulang IUD adalah kecuali
a. Dua minggu setelah pemasangan 15 15,8
b. Satu bulan setelah pemeriksaan pertama 15 15,8
c. Satu minggu setelah pemasangan 18 18,9
d.Setiap enam bulan sampai satu tahun 47 49,5
11 Efek samping kontrasepsi IUD
a. Perdarahan yang bukan perdarahan haid 68 71,6
b. Merusak dinding uterus 12 12,6
c. Berpengaruh terhadap hubungan seksual 11 11,6
d. Berat badan yang tidak bertambah 4 4,2
Jumlah 95 100,0
Dari tabel diatas bahwa dari jawaban pertanyaan no 1 responden
menjawab paling banyak adalah benar sebanyak 57 orang (60,0%), pertanyaan no
2 responden menjawab paling banyak adalah salah sebesar 51 orang (53,7%),
pertanyaan no 3 responden menjawab paling banyak adalah benar sebesar 48
orang (50,5%), pertanyaan no 4 responden menjawab paling banyak adalah benar
sebesar 51 orang (53,7%), pertanyaan no 5 responden menjawab paling banyak
adalah benar sebesar 48 orang (50,5%).
Pertanyaan no 6 responden menjawab paling banyak adalah benar sebesar
58 orang (61,1%), pertanyaan no 7 responden menjawab paling banyak adalah
benar sebesar 54 orang (56,8%), pertanyaan no 8 responden menjawab paling
banyak adalah benar sebesar 65 orang (68,4%), pertanyaan no 9 responden
menjawab paling banyak adalah benar sebesar 49 orang (51,6%), pertanyaan no
10 responden menjawab paling banyak adalah benar sebesar 48 orang (50,5%),
dan pertanyaan no 11 responden menjawab paling banyak adalah benar 68 orang
4.2.3 Pengetahuan PUS Dalam Pemakaian MKJP di Kecamatan Medan Denai
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan PUS di Kecamatan Medan Denai
Dari tabel 4.4 diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki
pengetahuan kategori kurang dalam penggunaan alat kontrasepsi MKJP yaitu
sebesar 39 orang (41,1%), dan terendah memiliki pengetahuan kategori baik
dalam penggunaan alat kontrasepsi MKJP yaitu sebesar 19 orang (20,0%).
4.2.4 Sikap PUS Dalam Pemakaian MKJP
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Sikap PUS Dalam Pemakaian MKJP di Kecamatan Medan Denai
No Pernyataan n %
Lanjutan tabel distribusi frekuensi sikap PUS dalam pemakaian MKJP…… mengganggu pada saat berhubungan intim
Sangat Setuju 8 8,4 pemakaian adalah keserasian saat memakainya
Sangat Setuju 8 8,4
10 Pemakaian alat kontrasepsi MKJP harus lebih berhati-hati
Sangat Setuju 0 0
Setuju 34 35,8
Tidak Setuju 54 56,8
Lanjutan tabel distribusi frekuensi sikap PUS dalam pemakaian MKJP……
No Pernyataan n %
11 Memakai alat kontrasepsi Pil dan suntik lebih ringan dampaknya daripada memakai alat kontrasepsi MKJP
Sangat Setuju 0 0
Setuju 34 35,8
Tidak Setuju 36 37,9
Sangat Tidak Setuju 25 26,3
12 Pemakaian alat kontrasepsi Implan tidak berpengaruh atau tidak mengganggu ASI
Sangat Setuju 13 13,7
Setuju 10 10,5
Tidak Setuju 60 63,2
Sangat Tidak Setuju 12 12,6
13 Alat kontrasepsi MKJP itu perlu dikembangkan lebih lagi kepada pasangan usia subur yang terdapat dipedesaan
Sangat Setuju 6 6,3
Setuju 16 16,8
Tidak Setuju 65 68,4
Sangat Tidak Setuju 8 8,4
Jumlah 95 100,0
Dari hasil tabel diatas didapat bahwa responden menjawab pernyataan dari
no 1 paling banyak adalah setuju sebesar 51 orang (53,7%), pernyataan no 2
paling banyak adalah tidak setuju sebesar 53 orang (55,8%).
Pernyataan no 8 paling banyak adalah tidak setuju sebesar 54 orang
(56,8%), pernyataan no 9 paling banyak adalah setuju sebesar 35 orang (36,8%),
pernyataan no 10 paling banyak adalah tidak setuju sebesar 54 orang (56,8%),
pernyataan no 12 paling banyak adalah tidak setuju sebesar 60 orang (63,2%), dan
pernyataan no 13 paling banyak adalah tidak setuju sebesar 65 orang (68,4%).
4.2.5 Sikap Responden Dalam Pemakaian MKJP di Kecamatan Medan Denai
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kategori Sikap Responden di Kecamatan Medan Denai
Dari tabel 4.6 diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki sikap
kategori cukup dalam penggunaan alat kontrasepsi MKJP yaitu sebesar 52 orang
(54,7%), dan terendah memiliki sikap kategori baik dalam penggunaan alat
kontrasepsi MKJP yaitu sebesar 13 orang (13,7%).
4.2.6 Peran Petugas Kesehatan kepada PUS Dalam Pemakaian MKJP
Tabel 4.7 Distribusi Peran Petugas Kesehatan kepada PUS Dalam Pemakaian MKJP di Kecamatan Medan Denai
No Pertanyaan n %
1 Petugas kesehatan melakukan penyuluhan tentang metode kontrasepsi jangka panjang
3 ibu mendapatkan penjelasan terlebih dahulu tentang metode kontrasepsi jangka panjang
Ya 56 58,9
Tidak 39 41,1
4 petugas kesehatan menyarankan untuk pemeriksaan rutin
Ya 59 62,1
Tidak 36 37,9
Lanjutan keterangan tabel 4.7 distribusi peran petugas kesehatan kepada PUS
Ya sebesar 59 orang (62,1%).
4.2.7 Peran Petugas Kesehatan Kepada PUS Dalam Pemakaian MKJP di
penggunaan alat kontrasepsi MKJP memiliki kategori baik dari Petugas
Kesehatan yaitu sebesar 48 orang (50,5%), dan terendah yaitu cukup sebesar 47
orang (49,5%) dalam penggunaan alat kontrasepsi MKJP dari Petugas Kesehatan.
4.2.8 Dukungan Suami kepada PUS Dalam Pemakaian MKJP
Tabel 4.9 Distribusi Dukungan Suami kepada PUS Dalam Pemakaian MKJP di Kecamatan Medan Denai
No Pertanyaan N %
1 Suami ibu ikut dalam mengambil keputusan tentang memakai alat kontrasepsi metode jangka panjang dalam keluarga
Ya 48 50,5
Tidak 47 49,5
2 Suami ibu mendukung ibu untuk menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang
Ya 54 56,8
Tidak 41 43,2
Lanjutan keterangan dari tabel 4.9 distribusi Dukungan Suami……
Berdasarkan tabel 4.9 diketahui bahwa pertanyaan no1 paling banyak
jawaban responden adalah Ya sebesar 48 orang (50,5%), dan pertanyaan no 2
paling banyak jawaban responden adalah Ya sebesar 54 orang (56,8%).
4.2.9 Dukungan Suami kepada PUS dalam pemakaian MKJP di Kecamatan Medan Denai
Tabel 4.10 Distribusi Kategori Dukungan Suami kepada PUS di Kecamatan Medan Denai
responden dalam penggunaan alat kontrasepsi MKJP memiliki kategori
mendukung yaitu sebesar 67 orang (70,5%), dan terendah dalam dukungan suami
adalah kategori tidak mendukung dalam penggunaan alat kontrasepsi MKJP
sebesar 28 orang (29,5%).
4.2.10 Peran Kader Posyandu kepada PUS Dalam Pemakaian MKJP
Tabel 4.11 Distribusi Kader Posyandu kepada PUS Dalam Pemakaian MKJP di Kecamatan Medan Denai
No Pertanyaan N %
1 Apakah ada kader bersosialisasi dalam MKJP?
Ya 44 46,3
Tidak 51 53,7
2 Kader selalu mengingatkan jika ada informasi tentang informasi alat kontrasepsi
Ya 42 44,2
Lanjutan tabel 4.11 distribusi Kader Posyandu kepada PUS dalam pemakaian MKJP…..
No Pertanyaan N %
3 Ada kader melakukan penyuluhan disekitar wilayah kerja puskesmas tentang alat kontrasepsi MKJP
Ya 52 54,7
Tidak 43 45,3
Jumlah 95 100,0
Berdasarkan tabel 4.11 diatas diketahui bahwa pertanyaan no 1 paling
banyak responden menjawab Tidak sebesar 51 orang (53,7%), pertanyaan no 2
paling banyak responden menjawab Tidak sebesar 53 orang (55,8%), dan
petanyaan no 3 paling banyak responden menjawab Ya sebesar 52 orang (54,7%).
4.2.11 Peran Kader Posyandu kepada PUS Dalam Pemakaian MKJP di Kecamatan Medan Denai
Tabel 4.12 Distribusi Kategori Kader Posyandu kepada PUS di Kecamatan Medan Denai
No Kader Posyandu n %
1 Baik 51 53,7
2 Cukup 44 46,3
Jumlah 95 100,0
Dari tabel 4.12 diketahui bahwa sebagian besar kader posyandu responden
memiliki kategori baik adalah sebesar 51 orang (53,7%) dalam penggunaan alat
kontrasepsi MKJP, dan terendah dalam kader posyandu adalah memiliki kategori
cukup dalam penggunaan alat kontrasepsi MKJP adalah sebesar 44 orang
4.2.12 PUS Dalam Pemakaian MKJP di Kecamatan Medan Denai
Tabel 4.13 Distribusi Kategori PUS dalam Pemakaian MKJP di Kecamatan Medan Denai
penggunaan alat kontrasepsi MKJP, dan terendah dalam pemakaian MKJP,
responden memiliki kategori kurang dalam penggunaan alat kontrasepsi MKJP
adalah sebesar 5 orang (5,3%).
4.3 Analisis Bivariat
4.3.1 Faktor Pengetahuan PUS Dalam Pemakaian MKJP
Faktor pengetahuan PUS dalam pemakaian MKJP dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.14 Faktor Pengetahuan PUS dalam Pemakaian MKJP di Kecamatan Medan Denai
pengetahuan kurang, diantaranya 5 orang (5,3%) pemakaian MKJP yang baik, 34
orang (35,8%) pemakaian MKJP yang cukup, dan tidak ada pemakaian MKJP
pada kategori kurang (0,0%). 37 responden (38,9%) dengan kategori pengetahuan
pemakaian MKJP yang cukup, dan 4 orang (4,2%) pemakaian MKJP yang
kurang. Sedangkan 19 responden (20,0%) dengan kategori pengetahuan baik,
diantaranya tidak ada pemakaian MKJP yang baik (0,0%), 18 orang (18,9%)
pemakaian MKJP yang cukup, dan 1 orang (1,1%) pemakaian MKJP yang
kurang.
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa p- value = 0,005 < = 0,203
artinya bahwa faktor pengetahuan tidak mempengaruhi PUS dalam pemakaian
MKJP.
4.3.2 Faktor Sikap PUS Dalam Pemakaian MKJP
Tabel 4.15 Faktor Sikap PUS dalam Pemakaian MKJP di Kecamatan Medan Denai
No
Faktor Sikap Pemakaian MKJP Total
P-Value
yang kurang. 30 responden (31,6%) dengan kategori kurang, diantaranya 2 orang
(2,1%) pemakaian MKJP yang baik, 25 orang (26,3%) pemakaian MKJP yang
cukup, dan 3 orang (3,2%) pemakaian MKJP yang kurang. Sedangkan 13
responden (13,7%) dengan kategori pengetahuan baik, diantaranya 3 orang (3,2%)
pemakaian MKJP yang baik, 10 orang (10,5%) pemakaian MKJP yang cukup,
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa p- value = 0,001 < = 0,05, artinya bahwa faktor sikap dapat mempengaruhi PUS dalam pemakaian MKJP.
4.3.3 Faktor Peran Petugas Kesehatan kepada PUS Dalam Pemakaian MKJP
Tabel 4.16 Faktor Petugas Kesehatan kepada PUS dalam Pemakaian MKJP di Kecamatan Medan Denai
artinya bahwa faktor petugas kesehatan dapat mempengaruhi PUS dalam
4.3.4Faktor Dukungan Suami kepada PUS Dalam Pemakaian MKJP
Tabel 4.17 Faktor Dukungan Suami kepada PUS dalam Pemakaian MKJP di Kecamatan Medan Denai
suami yaitu mendukung, diantaranya 7 orang (7,4%) pemakaian MKJP yang baik,
55 orang (57,9%) pemakaian MKJP yang cukup, dan 5 orang (5,3%) pemakaian
MKJP yang kurang. Sedangkan 28 responden (29,5%) dengan tidak mendukung,
diantaranya 1 orang (1,1%) pemakaian MKJP yang baik, 27 orang (28,4%)
pemakaian MKJP yang cukup, dan tidak ada pemakaian MKJP yang kurang
(0,0%).
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa p- value = 0,005 < = 0,05,
artinya bahwa faktor dukungan suami dapat mempengaruhi PUS dalam
4.3.5Faktor Peran Kader Posyandu kepada PUS Dalam Pemakaian MKJP
Tabel 4.18 Faktor Kader Posyandu kepada PUS dalam Pemakaian MKJP di Kecamatan Medan Denai
No
Faktor Kader Posyandu
Pemakaian MKJP Total
P-Value
Baik Cukup Kurang
n % n % n % n %
1 Baik 2 2,1 45 47,4 4 4,2 51 53,7
0,002
2 Cukup 6 6,3 37 38,9 1 1,1 44 46,3
Jumlah 8 8,4 82 86,3 5 5,3 95 100,0
Dari tabel 4.18 diketahui bahwa 51 responden (53,7%) dengan kategori
kader posyandu, diantaranya 2 orang (2,1%) pemakaian MKJP yang baik, 45
orang (47,4%) pemakaian MKJP yang cukup, dan 4 orang (4,2%) pemakaian
MKJP yang kurang. Sedangkan 44 responden (46,3%) dengan kategori cukup,
diantaranya 6 orang (6,3%) pemakaian MKJP yang baik, 37 orang (38,9%)
pemakaian MKJP yang cukup, dan 1 orang (1,1%) pemakaian MKJP yang
kurang.
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa p- value = 0,002 < = 0,05,
artinya bahwa faktor kader posyandu dapat mempengaruhi PUS dalam pemakaian
5.1 Faktor Pengetahuan Dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi MKJP
Hasil analisis univariat menunjukkan 39 orang (41,1%) memiliki
pengetahuan kurang. Sementara diantara responden dengan pengetahuan kategori
baik diperoleh 19 orang (20,0%). Hasil anasilis bivariat menggunakan uji
chi-square diperoleh nilai p = 0,203 (p>0,05), maka dapat disimpulkan tidak ada faktor yang bermakna antara pengetahuan dalam pemakaian MKJP.
Hasil penelitian ini tidak sependapat dengan penelitian Nasution (2010),
dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh antara faktor pengetahuan
terhadap keikutsertaan wanita PUS dalam penggunaan KB IUD. Hasil penelitian
ini sependapat dengan penelitian Karnadi Sigit (2012), dari hasil penelitiannya
pengetahuan responden memengaruhi responden dalam menggunakan alat
kontrasepsi IUD. Semakin baik pengetahuan responden tentang alat kontrasepsi
tersebut, maka responden dapat memilih alat kontrasepsi yang tepat untuknya.
Hasil penelitian Viviroy (2012), pengetahuan dan pendidikan responden
yang tinggi dapat memengaruhi responden dalam memilih alat kontrasepsi IUD.
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan Purwoko (2011), yang mengatakan bahwa
pengetahuan menyumbangkan peran dalam menentukan pengambilan keputusan
untuk memilih alat kontrasepsi tertentu. Semakin tinggi tingkat pengetahuan
tentang alat kontrasepsi, maka makin meningkat pula perannya sebagai
pengambilan keputusan.
Menurut peneliti pengetahuan tidak begitu mempengaruhi dalam
memakai kontrasepsi MKJP tidak karna pengetahuan saja, melainkan responden
mau memakai MKJP karena adanya faktor dari keluarga, seperti tradisi ataupun
dorongan dari mertua tidak hanya itu responden juga mendapat ajakan dari
tetangga atau teman yang sudah berpengalaman memakai kontrasepsi MKJP
tersebut.
5.2 Faktor Sikap Dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi MKJP
Hasil analisis univariat menunjukkan 52 orang (54,7%) memiliki sikap
cukup. Sementara diantara responden dengan sikap kategori baik diperoleh 13
orang (13,7%). Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji chi-square
diperoleh nilai p = 0,001 (p<0,05), maka dapat disimpulkan ada faktor yang
bermakna antara sikap dalam pemakaian MKJP.
Hasil penelitian ini sependapat dengan penelitian Nasution (2010), bahwa
ada pengaruh antara faktor sikap terhadap keikutsertaan wanita PUS dalam
penggunaan KB IUD. Sama halnya dengan penelitian Viviroy (2012), ada
pengaruh antara sikap ibu terhadap penggunaan KB IUD.
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap mencerminkan kesenangan atau
ketidaksenangan seseorang terhadap sesuatu. Sikap beras al dari pengalaman atau
dari orang dekat dengan kita. Banyak ibu bersikap negatif terhadap alat
kontrasepsi MKJP, hal ini karena beredarnya rumor bahwa MKJP (IUD) bisa
berpindah-pindah tempatnya bahkan bisa ke jantung. Dan mereka malu karena
harus membuka bagian yang paling rahasia dari tubuhnya dan takut karena yang
Menurut peneliti, seorang wanita PUS akan menggunakan KB MKJP
apabila ia mempunyai responn positif terhadap KB MKJP. Hal ini terlihat dari
banyaknya jumlah aseptor KB MKJP di Kecamatan Medan Denai, bukan hanya
karna faktor pengetahuan melainkan adanya kemauan sendiri dan adanya ajakan
dari orang – orang sekitar yang sudah berpengalaman memakai dan merasakan
adanya kenyamanan tanpa keluhan.
5.3Faktor Petugas Kesehatan Dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi MKJP
Hasil analisis univariat menunjukkan 48 orang (50,5%) informasi dari
petugas kesehatan kategori baik. Sementara diantara responden dengan informasi
yang di dapat dari petugas kesehatan kategori cukup diperoleh sebanyak 47 orang
(49,5%). Hasil analisi bivariat dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai
p = 0,007 (p<0,05), maka dapat disimpulkan ada faktor yang bermakna antara
petugas kesehatan dalam pemakaian MKJP.
Dalam hal penyampaian konseling terhadap calon peserta KB, ternyata
sudah dilakukan secara optimal oleh pemberi pelayanan, tetapi masih ada
dijumpai peserta KB yang memutuskan untuk berhenti menggunakan alat
kontrasepsi ketika timbul efek samping maupun masalah kesehatan. Salah satu
masalah dalam pelayanan KB di Indonesia adalah masih rendahnya kualitas
pelayanan terhadap pengguna kontrasepsi, yang ditandai dengan masih tingginya
angka efek samping, komplikasi dan kegagalan pengguna kontrasepsi (BKKBN,
2012).
Pelayanan KB yang berkualitas harus mencakup pemberian pelayanan
(KIP/K) yang dapat melindungi klien dari resiko efek samping dan komplikasi
dilakukan upaya untuk meningkatkan pelayanan KB, masih terdapat beberapa
hambatan dalam penggunaan kontrasepsi, untuk itu diperlukan upaya, antara lain
dengan memberikan Komunikasi Interpersonal/Konseling (KIP/K) pada saat
sebelum pelaksanaan, saat pelaksanaan dan pasca pelaksanaan (BKKBN, 2012).
Hasil penelitian ini sependapat dengan penelitian Nasution (2010), bahwa
ada pengaruh antara faktor pelayanan KB terhadap keikutsertaan wanita PUS
dalam penggunaan KB IUD. Sama halnya juga penelitian Karen Katz (2011),
hasil penelitiannya di El Salvador mengatakan bahwa tingkat penggunaan IUD
rendah disebabkan oleh adanya rumors, kurangnya perhatian dan metode selama
konseling dan keterampilan petugas kesehatan.
Penelitian diatas didukung oleh penelitian Suprihastuti (2010), adanya
kemudahan dan ketersediaan sarana pelayanan ternyata berdampak positif
terhadap penggunaan alat kontrasepsi. Menurut penelitian Adamchak di Nepal
dalam Satyavada and Adam (2012), bahwa perbaikan dalam penyampaian
pelayanan kontrasepsi dan penyediaan akses yang mudah secara signifikan dapat
meningkatkan proporsi keikutsertaan ber-KB yang akhirnya akan memberikan
pilihan terhadap pengaturan kelahiran dan ukuran keluarga. Kemudian untuk
meningkatkan penerimaan partisipasi pria dalam KB perlu dilakukan Komunikasi
Informasi dan Edukasi (KIE) mengenai jenis metode kontrasepsi, tempat
pelayanan KB, dan biaya pelayanan KB melalui pertemuan kelompok atau
paguyuban dengan melibatkan PLKB kecamatan, TOMA, TOGA.
Hingga saat ini pelayanan KB seperti komunikasi informasi dan edukasi
masih kurang berkualitas terbukti dari peserta KB yang berhenti menggunakan
Dengan memberikan pelayanan yang berkualitas khususnya informasi tentang KB
IUD dapat memengaruhi seseorang untuk menggunakan KB tersebut (Pendit,
2011).
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, petugas kesehatan memang
sangat berpengaruh terhadap PUS dalam pemakaian MKJP. Kegiatan – kegiatan
yang di lakukan seperti halnya penyuluhan, dan melakukan safari KB itu sangat
mendukung sekali sehingga memudahkan PUS untuk melakukan pemakaian
kontrasepsi MKJP.
5.4 Faktor Dukungan Suami Dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi MKJP
Hasil analisis univariat menunjukkan 67 orang (70,5%) memiliki kategori
baik dalam hal dukungan suami. Sementara diantara responden kategori tidak
mendukung dalam penggunaan alat kontrasepsi MKJP bagi PUS diperoleh
sebesar 28 orang (29,5%). Hasil anasilis bivariat dengan menggunakan uji
chi-square diperoleh nilai p = 0,005 (p<0,05), maka dapat disimpulkan ada faktor yang bermakna antara dukungan suami dalam pemakaian MKJP.
Hasil penelitian diatas sependapat dengan penelitian Nasution (2010),
bahwa ada pengaruh antara faktor partisipasi suami terhadap keikutsertaan wanita
PUS dalam penggunaan KB IUD.
Menurut Green (1995) faktor keluarga termasuk suami merupakan salah satu
faktor penguat (reinforcing) seseorang dalam bertindak terhadap suatu objek. Namun
tidak selamanya faktor reinforcing ini bersikap positif, ada juga yang bersikap negatif tergantung perilaku orang yang kita jadikan panutan, dalam hal ini perilaku