• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor – Faktor Yang Memengaruhi Pasangan Usia Subur ( PUS ) Terhadap Pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang di Kecamatan Medan Denai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor – Faktor Yang Memengaruhi Pasangan Usia Subur ( PUS ) Terhadap Pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang di Kecamatan Medan Denai"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

KUESIONER PENELITIAN

Faktor

Faktor yang mempengaruhi Pasangan Usia Subur

Dalam Pemakaian MKJP Di Kecamatan Medan Denai

Tahun 2015

A.Karakteristik Responden

Nama Ibu :

Umur :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Pilihlah salah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda (x).

B. Pemakaian MKJP

1. Metode Kontrasepsi apa yang ibu pakai saat ini ?

a. Implant

b. IUD

c. MOW

2. Apa alasan memakai MKJP tersebut ?

a. Biaya terjangkau

b. Adanya dukungan dari keluarga

c. Karena sudah mempunyai banyak anak

3. Darimana informasi yang ibu dapat tentang MKJP ?

a. Petugas Kesehatan

b. Kader Posyandu

c. Media Massa

(2)

a. 2 tahun

b. 1 tahun

c. 7 tahun

5. pelayanan kesehatan apa yang ibu pilih untuk pemakaian MKJP yang ibu

pakai?

a. Puskesmas

b. Klinik Bersalin

c. Praktek Dokter Swasta

B.Pengetahuan tentang MKJP

1. Apakah yang dimaksud dengan kontrasepsi implant (AKBK) ?

a. Alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit (berbentuk susuk).

b. Spiral

c. Kontrasepsi mantap

d. Senggama Terputus

2. Dimanakah tempat pemasangan implant ?

a. Lengan kiri

b. Lengan kanan

c. Paha

d. Perut

3. Apa saja efek samping kontrasepsi AKBK (Implan) ?

a. Perdarahan bercak (Spooting) ringan.

b. Mencegah sperma dan ovum bertemu

c. Menstruasi

(3)

4. Berapa lama pemakaian kontrasepsi AKBK ?

a. 3 – 5 tahun

b. 5 tahun

c. <3 tahun

d. 10 tahun

5. Apakah yang dimaksud dengan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD) ?

a. Kontrasepsi berbentuk susuk

b. Kontrasepsi mantap

c. Alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam Rahim (berbentuk spiral).

d. Kontrasepsi yang berbentuk tablet

6. Menurut Ibu,kapan IUD (AKDR) dapat di lepas?

a. Ketidak harmonisan rumah tangga

b. Berat badan yang tidak bertambah

c. Mengalami perdarahan.

d. Menekan ovulasi

7. Menurut Ibu dimana dipasang IUD ?

a. Dalam rahim.

b. Bokong

c. Alat kemaluan

(4)

8. Kapan dilakukan pemasangan IUD ?

a. Setelah melahirkan.

b. Pada masa hamil

c. Perdarahan yang tidak jelas

d. Segera setelah bersih menstruasi

9. Berapa lama pemakaian kontrasepsi IUD ?

a. 5 - 10 tahun

b. <5 tahun.

c. ฀ 10 tahun

d. Tidak tahu

10. Jadwal pemeriksaan ulang IUD adalah kecuali apa ?

a.Setiap enam bulan sampai satu tahun

b.Satu bulan setelah pemeriksaan pertama

c.Satu minggu setelah pemasangan.

d. Dua minggu setelah pemasangan

11. Apa saja efek samping kontrasepsi IUD ?

a. Perdarahan yang bukan perdarahan haid

b. Merusak dinding uterus

c. Berpengaruh terhadap hubungan seksual.

(5)

C. SIKAP

NO PERNYATAAN SS S TS STS

1 MKJP merupakan metode kontrasepsi yang baik untuk digunakan pada Pasang Usia Subur

2 MKJP adalah Metode kontrasepsi yang efektivitasnya terjamin lama

3 MKJP lebih ekonomis bahkan dapat gratis dari program puskesmas dikecamatan

4 Kandungan dari MKJP adalah hormon yang dapat memberikan dampak gemuk

5 Jika memakai alat kontrasepsi implan tidak boleh mengangkat beban yang berat-berat karena bisa menyebabkan alat kontrasepsi copot dari pemasangan 6 Dalam pemakaian alat kontrasepsi IUD dapat

mengganggu pada saat berhubungan intim dengan suami 7 Alat kontrasepsi implan akan menjadi pilihan saat pasangan usia subur ingin menjarangkan kelahiran anak

8

Alat kontrasepsi MKJP yang perlu diperhatikan dalam pemakaiannya adalah keserasian saat memakainya

9 Apabila pemasangan IUD atau Implan yang saudara pakai tercabut dari tempat yang seharusnya saudara langsung berhenti menggunakan alat kontrasepsi tersebut.

10 Pemakaian alat kontrasepsi MKJP harus lebih berhati-hati dan teliti karena pemasangannya ada didalam rahim dan dibawah kulit

11

12

Memakai alat kontrasepsi Pil dan suntik lebih lebih ringan dampaknya daripada memakai alat kontrasepsi MKJP

(6)

atau tidak mengganggu ASI

13 Alat kontrasepsi MKJP itu perlu dikembangkan lebih lagi kepada pasangan usia subur yang terdapat dipedesaan karena MKJP itu memiliki efektivitas yang lebih lama dari pada alat kontrasepsi lainnya.

Keterangan : SS = Sangat Setuju

S = Setuju

TS = Tidak Setuju

S TS = Sangat tidak Setuju

D.Petugas Kesehatan

NO Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah petugas kesehatan melakukan penyuluhan tentang metode kontrasepsi jangka panjang?

2 Apakah petugas kesehatan menyarankan agar ibu ikut KB dengan metode kontrasepsi jangka panjang?

3 Apakah ibu mendapatkan penjelasan terlebih dahulu tentang metode kontrasepsi jangka panjang?

4 Apakah petugas kesehatan menyarankan untuk pemeriksaan rutin

E . Dukungan Suami

NO Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah suami ibu ikut dalam mengambil keputusan tentang memakai alat kontrasepsi metode jangka panjang dalam keluarga

(7)

F. Kader Posyandu

NO Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah ada kader bersosialisasi dalam MKJP?

2 Aapakah kader selalu mengingatkan jika ada informasi tentang informasi alat kontrasepsi?

(8)

umur

Frequency Percent Valid Percent

(9)

pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid B,C,D 37 38.9 38.9 38.9

A 58 61.1 61.1 100.0

(10)

pengetahuan4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid B,C,D 51 53.7 53.7 53.7

A 44 46.3 46.3 100.0

(11)

pengetahuan8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(12)

sikap2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(13)

sikap5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(14)

sikap8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(15)

sikap11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid baik 34 35.8 35.8 35.8

cukup 59 62.1 62.1 97.9

(16)

sikaptotal

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid YA 41 43.2 43.2 43.2

TIDAK 54 56.8 56.8 100.0

(17)

petugaskesehatan4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid YA 41 43.2 43.2 43.2

TIDAK 54 56.8 56.8 100.0

(18)

dukunganpasangantotal

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid YA 36 37.9 37.9 37.9

TIDAK 59 62.1 62.1 100.0

(19)

kaderposyandutotal

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 59 62.1 62.1 62.1

Cukup 36 37.9 37.9 100.0

(20)

Frequency Karakteristik

nama responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

(21)
(22)
(23)

vania 1 1.1 1.1 95.8

wanda 1 1.1 1.1 96.8

yani 1 1.1 1.1 97.9

yanti 1 1.1 1.1 98.9

zubaidah 1 1.1 1.1 100.0

Total 95 100.0 100.0

umur responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid <25 7 7.4 7.4 7.4

25-30 50 52.6 52.6 60.0

>30 38 40.0 40.0 100.0

Total 95 100.0 100.0

pendidikan responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SMP 26 27.4 27.4 27.4

SMA 53 55.8 55.8 83.2

Diploma 11 11.6 11.6 94.7

Sarjana 5 5.3 5.3 100.0

Total 95 100.0 100.0

pekerjaan responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ibu Rumah Tangga 56 58.9 58.9 58.9

Pedagang 24 25.3 25.3 84.2

(24)

pekerjaan responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ibu Rumah Tangga 56 58.9 58.9 58.9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid salah 38 40.0 40.0 40.0

benar 57 60.0 60.0 100.0

Total 95 100.0 100.0

pemasangan implant

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid salah 51 53.7 53.7 53.7

benar 44 46.3 46.3 100.0

Total 95 100.0 100.0

efek samping kontrasepsi AKBK

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid salah 47 49.5 49.5 49.5

benar 48 50.5 50.5 100.0

Total 95 100.0 100.0

lama pemakaian kontrasepsi AKBK

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid salah 44 46.3 46.3 46.3

(25)

lama pemakaian kontrasepsi AKBK

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid salah 44 46.3 46.3 46.3

benar 51 53.7 53.7 100.0

Total 95 100.0 100.0

kontrasepsi dalam rahim (IUD)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid salah 47 49.5 49.5 49.5

benar 48 50.5 50.5 100.0

Total 95 100.0 100.0

kapan IUD (AKDR) dapat di lepas

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid salah 38 40.0 40.0 40.0

benar 57 60.0 60.0 100.0

Total 95 100.0 100.0

dimana dipasang IUD

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid salah 41 43.2 43.2 43.2

benar 54 56.8 56.8 100.0

Total 95 100.0 100.0

pemasangan IUD

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid salah 39 41.1 41.1 41.1

benar 56 58.9 58.9 100.0

(26)

lama pemakaian kontrasepsi IUD

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid salah 46 48.4 48.4 48.4

benar 49 51.6 51.6 100.0

Total 95 100.0 100.0

pemeriksaan ulang IUD

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid salah 48 50.5 50.5 50.5

benar 47 49.5 49.5 100.0

Total 95 100.0 100.0

efek samping kontrasepsi IUD

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid salah 37 38.9 38.9 38.9

benar 58 61.1 61.1 100.0

Total 95 100.0 100.0

total pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

(27)

kategori pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid baik 19 20.0 20.0 20.0

cukup 37 38.9 38.9 58.9

kurang 39 41.1 41.1 100.0

Total 95 100.0 100.0

Frequency Sikap

MKJP merupakan metode kontrasepsi yang baik

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid STS 12 12.6 12.6 12.6

TS 27 28.4 28.4 41.1

S 51 53.7 53.7 94.7

SS 5 5.3 5.3 100.0

Total 95 100.0 100.0

MKJP adalah Metode kontrasepsi yang efektivitasnya terjamin lama

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid STS 9 9.5 9.5 9.5

TS 70 73.7 73.7 83.2

S 15 15.8 15.8 98.9

SS 1 1.1 1.1 100.0

Total 95 100.0 100.0

MKJP lebih ekonomis bahkan dapat gratis

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid STS 10 10.5 10.5 10.5

(28)

S 3 3.2 3.2 85.3

SS 14 14.7 14.7 100.0

Total 95 100.0 100.0

Kandungan dari MKJP adalah hormon

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid STS 27 28.4 28.4 28.4

TS 55 57.9 57.9 86.3

S 12 12.6 12.6 98.9

SS 1 1.1 1.1 100.0

Total 95 100.0 100.0

Jika memakai alat kontrasepsi implan tidak boleh mengangkat beban yang berat-berat

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid STS 15 15.8 15.8 15.8

TS 67 70.5 70.5 86.3

S 4 4.2 4.2 90.5

SS 9 9.5 9.5 100.0

Total 95 100.0 100.0

Dalam pemakaian alat kontrasepsi IUD dapat mengganggu pada saat berhubungan intim

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid STS 15 15.8 15.8 15.8

TS 65 68.4 68.4 84.2

S 7 7.4 7.4 91.6

SS 8 8.4 8.4 100.0

(29)

Alat kontrasepsi implan akan menjadi pilihan saat pasangan usia subur ingin menjarangkan kelahiran anak

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid STS 8 8.4 8.4 8.4

TS 53 55.8 55.8 64.2

S 33 34.7 34.7 98.9

SS 1 1.1 1.1 100.0

Total 95 100.0 100.0

Alat kontrasepsi MKJP yang perlu diperhatikan dalam pemakaiannya adalah keserasian

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid STS 7 7.4 7.4 7.4

TS 54 56.8 56.8 64.2

S 26 27.4 27.4 91.6

SS 8 8.4 8.4 100.0

Total 95 100.0 100.0

IUD atau Implan yang saudara pakai tercabut dari tempat yang seharusnya saudara langsung berhenti menggunakan alat kontrasepsi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid STS 19 20.0 20.0 20.0

TS 32 33.7 33.7 53.7

S 35 36.8 36.8 90.5

SS 9 9.5 9.5 100.0

Total 95 100.0 100.0

Pemakaian alat kontrasepsi MKJP harus lebih berhati-hati dan teliti

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

(30)

TS 54 56.8 56.8 64.2

S 34 35.8 35.8 100.0

Total 95 100.0 100.0

Memakai alat kontrasepsi Pil dan suntik lebih lebih ringan dampaknya

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid STS 25 26.3 26.3 26.3

TS 36 37.9 37.9 64.2

S 34 35.8 35.8 100.0

Total 95 100.0 100.0

Pemakaian alat kontrasepsi Implan tidak berpengaruh atau tidak mengganggu ASI

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid STS 12 12.6 12.6 12.6

TS 60 63.2 63.2 75.8

S 10 10.5 10.5 86.3

SS 13 13.7 13.7 100.0

Total 95 100.0 100.0

Alat kontrasepsi MKJP itu perlu dikembangkan lebih lagi kepada pasangan usia subur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid STS 8 8.4 8.4 8.4

TS 65 68.4 68.4 76.8

S 16 16.8 16.8 93.7

SS 6 6.3 6.3 100.0

(31)

total sikap

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 20 12 12.6 12.6 12.6

21 10 10.5 10.5 23.2

22 8 8.4 8.4 31.6

24 1 1.1 1.1 32.6

26 6 6.3 6.3 38.9

28 12 12.6 12.6 51.6

30 9 9.5 9.5 61.1

31 1 1.1 1.1 62.1

32 11 11.6 11.6 73.7

34 5 5.3 5.3 78.9

36 7 7.4 7.4 86.3

40 4 4.2 4.2 90.5

41 4 4.2 4.2 94.7

42 4 4.2 4.2 98.9

43 1 1.1 1.1 100.0

Total 95 100.0 100.0

kategori sikap

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid baik 13 13.7 13.7 13.7

cukup 52 54.7 54.7 68.4

kurang 30 31.6 31.6 100.0

Total 95 100.0 100.0

(32)

petugas kesehatan melakukan penyuluhan tentang MKJP

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak 45 47.4 47.4 47.4

ya 50 52.6 52.6 100.0

Total 95 100.0 100.0

petugas kesehatan menyarankan agar ibu ikut KB dengan MKJP

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak 36 37.9 37.9 37.9

ya 59 62.1 62.1 100.0

Total 95 100.0 100.0

ibu mendapatkan penjelasan terlebih dahulu tentang MKJP

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak 39 41.1 41.1 41.1

ya 56 58.9 58.9 100.0

Total 95 100.0 100.0

petugas kesehatan menyarankan untuk pemeriksaan rutin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak 36 37.9 37.9 37.9

ya 59 62.1 62.1 100.0

(33)

total petugas kesehatan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 4 12 12.6 12.6 12.6

5 14 14.7 14.7 27.4

6 22 23.2 23.2 50.5

7 21 22.1 22.1 72.6

8 26 27.4 27.4 100.0

Total 95 100.0 100.0

kategori petugas kesehatan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid baik 48 50.5 50.5 50.5

cukup 47 49.5 49.5 100.0

Total 95 100.0 100.0

Frekuensi Dukungan Suami

suami ibu ikut dalam mengambil keputusan tentang memakai alat kontrasepsi MKJP

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak 47 49.5 49.5 49.5

ya 48 50.5 50.5 100.0

Total 95 100.0 100.0

suami ibu mendukung ibu untuk menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak 41 43.2 43.2 43.2

ya 54 56.8 56.8 100.0

(34)

skor dukungan suami

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak mendukung 28 29.5 29.5 29.5

3 32 33.7 33.7 63.2

4 35 36.8 36.8 100.0

Total 95 100.0 100.0

jumlah dukungan suami

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid mendukung 67 70.5 70.5 70.5

tidak mendukung 28 29.5 29.5 100.0

Total 95 100.0 100.0

Frekuensi Kader Posyandu ada kader bersosialisasi dalam MKJP

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak 51 53.7 53.7 53.7

ya 44 46.3 46.3 100.0

Total 95 100.0 100.0

kader selalu mengingatkan jika ada informasi tentang informasi alat kontrasepsi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak 53 55.8 55.8 55.8

ya 42 44.2 44.2 100.0

Total 95 100.0 100.0

ada kader melakukan penyuluhan disekitar wilayah kerja puskesmas tentang alat kontrasepsi MKJP

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

(35)

ya 52 54.7 54.7 100.0

Total 95 100.0 100.0

jumlah kader posyandu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid kurang 30 31.6 31.6 31.6

4 14 14.7 14.7 46.3

5 29 30.5 30.5 76.8

6 22 23.2 23.2 100.0

Total 95 100.0 100.0

kategori kader posyandu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid baik 51 53.7 53.7 53.7

cukup 44 46.3 46.3 100.0

(36)

Frequency Pemakaian MKJP

pakai Metode Kontrasepsi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid mow 57 60.0 60.0 60.0

iud 38 40.0 40.0 100.0

Total 95 100.0 100.0

alasan memakai MKJP

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Biaya terjangkau 42 44.2 44.2 44.2

informasi yang ibu dapat tentang MKJP

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Media Massa 36 37.9 37.9 37.9

Kader Posyandu 36 37.9 37.9 75.8

Petugas Kesehatan 23 24.2 24.2 100.0

Total 95 100.0 100.0

lama menggunakan MKJP

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 7 bulan 30 31.6 31.6 31.6

1 tahun 45 47.4 47.4 78.9

2 tahun 20 21.1 21.1 100.0

(37)

pelayanan kesehatan pilih untuk pemakaian MKJP yang ibu pakai

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Praktek Dokter Swasta 40 42.1 42.1 42.1

Klinik Bersalin 52 54.7 54.7 96.8

Puskesmas 3 3.2 3.2 100.0

Total 95 100.0 100.0

total MKJP

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 5 4 4.2 4.2 4.2

6 1 1.1 1.1 5.3

7 13 13.7 13.7 18.9

8 24 25.3 25.3 44.2

9 31 32.6 32.6 76.8

10 14 14.7 14.7 91.6

11 6 6.3 6.3 97.9

12 2 2.1 2.1 100.0

Total 95 100.0 100.0

total MKJP

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid baik 8 8.4 8.4 8.4

cukup 82 86.3 86.3 94.7

kurang 5 5.3 5.3 100.0

(38)

Crosstabs

Linear-by-Linear Association 3.903 1 .048

N of Valid Cases 95

(39)

Symmetric Measures

Value Asymp. Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R -.204 .065 -2.007 .04

Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.211 .069 -2.077 .04

N of Valid Cases 95

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c. Based on normal approximation.

(40)

Chi-Square Tests

Linear-by-Linear Association 3.752 1 .001

N of Valid Cases 95

a. 6 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,68.

Symmetric Measures

Value Asymp. Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R .200 .108 1.966 .05

Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .190 .108 1.867 .06

N of Valid Cases 95

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c. Based on normal approximation.

(41)

Total Count 8 82 5 95

Linear-by-Linear Association .676 1 .411

N of Valid Cases 95

a. 4 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,47.

Symmetric Measures

Value Asymp. Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R .085 .100 .821 .41

Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .081 .104 .784 .43

N of Valid Cases 95

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c. Based on normal approximation.

(42)

% of Total 7.4% 57.9% 5.3% 70.5%

Linear-by-Linear Association .005 1 .005

N of Valid Cases 95

a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,47.

Symmetric Measures

Value Asymp. Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R -.007 .077 -.070 .94

Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.004 .080 -.041 .96

N of Valid Cases 95

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c. Based on normal approximation.

(43)

Crosstab

Linear-by-Linear Association 4.020 1 .045

N of Valid Cases 95

(44)

Symmetric Measures

Value

Asymp. Std.

Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R -.207 .090 -2.038 .044c

Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.207 .091 -2.041 .044c

N of Valid Cases 95

a. Not assuming the null hypothesis.

(45)
(46)
(47)
(48)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI, Jakarta : Rineka Cipta

_______, 2007. Manajemen Penelitian. Cetakan ke Sembilan. Jakarta. Penerbit Rineka Cipta.

Atikah, 2010. Panduan Memilih Kontrasepsi. Nuha Medika. Yogyakarta

BKKBN, 2006. Buku Saku Petugas Lapangan Program KB Nasional Materi.

Konseling. Jakarta.

BKKBN, 2011. Gender dalam Program KB dan KR.

http://gemapria.bkkbn.go.id/artikel102-21.html

BKKBN, 2012. Strategi Kemitraan Mampu Menahan Laju Pertumbuhan Penduduk. http://www.bkkbn.go.id

_______, 2010. Rencana Pelaksanaan Program KB Nasional.

_______, 2011. Informasi Dasar Program Kependudukan Keluarga Berencana.

Budiadi, dkk. 2013. Pengetahuan, Dukungan Suami dan Dukungan Bidan pada Akseptor IUD dan Non IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Ibrahim Adjie kota Bandung. Jurnal Pendidikan Kota Bandung

Depkes RI, 2012. Laporan Pendahuluan SDKI 2012. Jakarta

Fitriyah, 2011. Peran Serta Kader Posyandu dalam Upaya Peningkatan Status Gizi Balita di Kelurahan Titi Papan. Skripsi Universitas Sumatera Utara.

Fiona, 2006. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan jenis Kontrasepsi yang Digunakan PUS di Kota Semarang. Skripsi Universitas Diponegoro. Semarang.

(49)

Green, Lawrence W., 1997. Health Promotion Planning An Educational and Environmental Approach. USA : Mayfield Publishing Company

Hartanto, H. 2007. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Sinar Harapan. Jakarta.

Juliantoro, 2011. Pengaruh Karakteristik dan Persepsi Suami tentang KB pria terhadap partisipasi dalam ber-KB di Kec Medan Maimun 2011. http://respository.usu.ac.id/handle/123456789/21977 diunduh tanggal 20 Januari 2016.

Hidayat, A.A.A, 2010. Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif.

Surabaya : Health Book Publishing

Hidayati, Ratna. 2009. Metode dan Teknik Penggunaan Alat Kontrasepsi.

Salemba Medika. Jakarta

Keren Katz, 2011. Pengaruh Jumlah Anak dan Keinginan Punya Anak Terhadap Penggunaan Kontrasepsi di Provinsi Jawa Tengah.

http://www.docstoc.com/docs/21536487 diunduh tanggal 28 Januari 2016

Manuaba, Ida Ayu. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta : Graha Ilmu

Nasution, 2010. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Tindakan Akseptor KB Dalam Memilih Alat Kontrasepsi AKDR di RSU Pandan Aran Bayolali 2010. Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Diakses tanggal 23 Januari 2016.

Niken, dkk. 2010. Pelayanan Keluarga Berencana. Fitramaya. Yogyakarta.

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Penerbit Rineka Cipta

____________. 2010. Badan Pelayanan Kontrasepsi dan Pengendalian Lapangan Program KB Nasional. Jakarta

(50)

Pendit. U. Brahm. 2007. Ragam Metode Kontrasepsi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Pendit, 2011. Determinan Pemanfaatan Pelayanan Program KB pada Pasangan Usia Subur (PUS) Babura. Skripsi FKM USU. Medan

Purwoko, 2011. Hubungan Karaakteristik Suami dengan Keikutsertaan Menjadi Akseptor KB di Wilayah Desa Karangduwur Kec Petenahan Kab Jawa Tengah. http://journal.aud.ac.id diunduh tanggal 16 Januari 2016.

Safrina, 2012. Pengaruh Penggunaan Kontrasepsi Terhadap Pasangan Usia Subur di Kecamatan Tanjung Rejo. Skripsi FKM Universitas Sumatera Utara

Sarwono, P. 2005. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Jakarta

Sigit, Karnadi., 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemakaian Alat Kontrasepsi pada Pria di Kecamatan STM Hulu Kabupaten Deli Serdang. http://respitory.usu.ac.id/handle/123456789/34621. diuduh tanggal 20 Januari 2016.

Suprihastuti, 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi PUS tidak Menggunakan alat Kontrasepsi di Dusun II Desa Tanjung Anom Kec. Pancur Batu Kab. Deli Serdang. Skripsi FKM USU. Medann

Viviroy, 2012. Hubungan Faktor Sosio Demografi dan Pelayanan KB Terhadap Keikutsertaan KB Di Kelurahan Sidorejo Kec. Medan Tembung. Skripsi FKM USU.

(51)

3.1 jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian bersifat Analitik dengan metode

kuantitatif yang bertujuan untuk menggambarkan Faktor – Faktor yang

memengaruhi Pasangan Usia Subur (PUS) dalam pemakaian alat kontrasepsi

MKJP di Kecamatan Medan Denai Tahun 2015.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Medan Denai

Adapun alasan pemilihan lokasi penelitian adalah :

1. Jumlah akseptor KB MKJP yang terus meningkat setiap tahunnya

2. Jumlah sampel yang cukup dan sesuai dengan yang di ingikan peneliti.

3. Meneruskan penelitian yang sudah ada sebelumnya.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November – Desember 2015

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah PUS yang menggunakan alat

(52)

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian Pasangan Usia Subur yang menggunakan alat

kontrasepsi dan menetap di Kecamatan Medan Denai. Dalam menentukan besar

sampel yang akan diteliti digunakan rumus Limesow sebagai berikut : �= �2� 1− � �

d² (N-1) + Z². P (1-P)

Dimana :

N = Besar populasi PUS

n = Jumlah sampel yang akan diteliti

d = Galat pendugaan (0,10)

z = Tingkat Kepercayaan (95% = 1,96)

P = Proporsi sebenarnya dari suatu populasi (0,5)

Maka :

n = Z². P (1-P) N

d²(N-1) + Z² . P

= 1,96². 0,5 (1 – 0,5) 4694

0,1² (4694 – 1) + 1,96². 0,5 (1 – 0,5)

= 4508

47.44

= 95.02 = 95

Setelah dilakukan perhitungan menggunakan rumus diatas maka diketahui

jumlah sampel dari populasi 4.694 PUS yang menggunakan MKJP diperoleh

(53)

yang menggunakan MKJP di Kecamatan Medan Denai dilakukan wawancara dan

bersedia untuk diwawancarai.

Responden yang menggunakan MKJP diambil secara proporsional atau

sebanding agar memperoleh sampel yang representatif.

Untuk mendapatkan sampel, terlebih dahulu diketahui Metode Fraction,

dengan rumus sebagai berikut:

s.�= �

��100%

dimana:

N = jumlah populasi

n = jumlah sampel

maka:

s.�= �

��100%

= 95

4694�100%

= 2,024~2

Setelah hasil perhitungan dari metode fraction didapatlah nilai s.f = 2.

Kemudian untuk mengambil responden dari setiap Kelurahan dilakukan

perhitungan dengan Rumus = PUS yang menggunakan MKJP x 2%. Sehingga

(54)

Tabel 3.1 Jumlah PUS yang Menggunakan MKJP di Kecamatan Medan Denai

No Nama Kelurahan Jumlah

PUS

Dalam perhitungan tersebut diperoleh sampel sebanyak 95 PUS yang

menggunakan MKJP dengan perincian untuk Kelurahan Tegal Sari Mandala I =

18 responden, Tegal Sari Mandala II = 16 responden, Tegal Sari Mandala III = 19

responden, Denai = 14 responden, Binjai = 18 responden, dan Medan Tenggara =

10 responden.

Sementara penarikan sampel dari masing-masing Kelurahan dilakukan

secara acak sederhana (Simple Random Sampling),

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh melalui wawancara langsung

dengan jumlah PUS yang memakai alat kontrasepsi MKJP dan Non MKJP di

Kecamatan Medan Denai dengan menggunakan instrument berupa kuesioner yang

telah dipersiapkan sebelumnya.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder penelitian diperoleh dari laporan-laporan, catatan atau

dokumen dari Dinas Kecamatan Medan Denai yang berhubungan dengan

(55)

3.5. Defenisi Operasional

1. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh Wanita yang sudah

menikah ( istri ) mengenai Alat Kontrasepsi MKJP.

2. Sikap adalah reaksi/respon tertutup dari Wanita yang sudah menikah

3. ( istri) mengenai Alat Kontrasepsi MKJP.

4. Peran petugas kesehatan adalah pendapat atau penilaian dari responden

terhadap keterlibatan petugas kesehatan dalam memberikan informasi

lengkap tentang alat kontrasepsi.

5. Dukungan pasangan ialah pendapat atau persepsi responden terhadap

peranan suami dalam pemilihan metode kontrasepsi yang digunnakan.

6. Kader Posyandu adalah pendapat atau persepsi responden terhadap

peranan kader posyandu dalam membantu petugas kesehatan memberikan

informasi tentang alat kontrasepsi.

3.6 Aspek Pengukuran

1. Pengetahuan

Pengetahuan diukur melalui jawaban kuisioner dengan cara member skor

pada 11 pertanyaan. Dengan system skor : 2 untuk jawaban yang benar, 0 untuk

jawaban yangh salah. Variable pengetahuan memiliki skor tertinggi 22 dan nilai

terendah 0.

Berdasarkan kriteria di atas maka dapat di kategorikan tingkat

pengetahuan responden dengan kriteria tersebut :

a. Baik, apabila total nilai >75% dari total skor yang diperoleh >16

b. Cukup, apabila total nilai 45 – 75% dari total skor yang diperoleh 9-16

(56)

2. Sikap

Sikap diukur melalui jawaban kuesioner dengan cara member skor pada 13

pertanyaan pendukung dan 13 pertanyaan tidak mendukung. Dengan system skor

4 untuk jawaban yang sangat setuju, 3 untuk jawaban setuju, 2 untuk jawaban

tidak setuju dan 1 untuk jawahan sangat tidak setuju.

Berdasarkan kriteria diatas maka dapat di katagorikan sikap responden

dengan kriteria sebagai berikut :

a. Baik, apabila total nilai > 75% dari total skor yang diperoleh >39

b. Cukup, apabila total nilai 45 – 75% dari total skor yang diperoleh 23-39

c. Kurang, apabila total nilai < 45% daru total skor yang diperoleh <23

3. Dukungan Suami

Dukungan Suami diukur melalui jawaban kuesioner dengan cara member

skor pada 2 pertanyaan. Dengan system skor : 2 untuk jawaban yang benar, dan 0

untuk jawaban yang salah.

Variable dukungan pasangan memiliki skor tertinggi 4 dan nilai terendah

0. Berdasarkan skor kemudian variable dukungan pasangan dikategorikan menjadi

2 kategori yaitu :

a. Mendukung, jika total skor responden >50% dari total skor yang diperoleh

>2

b. Tidak mendukung, jika total skor responden <50% dari total skor yang

(57)

4. Petugas Kesehatan

Peran petugas kesehatan diukur melalui jawaban kuesioner dengan cara

member skor pada 4 pertanyaan. Dengan system skor : 2 untuk jawaban yang

benar, dan 0 untuk jawaban yang salah.

Variable peran petugas kesehatan memiliki skor tertinggi 8 dan nilai

terendah 0. Berdasarkan skor kemudian variable peran petugas kesehatan

dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu :

a. Baik jika jawaban responden benar >75% dari total skor yang diperoleh >6

b. Cukup bila jawaban responden benar 45 – 75% dari total skor yang

diperoleh 3-6

c. Kurang bila jawaban responden benar <45% dari total skor yang diperoleh

<3

5. Kader Posyandu

Kader Posyandu diukur melalui jawaban kuesioner dengan cara memberi

skor pada 3 pertanyaan. Dengan system skor : 2 untuk jawaban yang benar, dan 0

untuk jawaban yang salah.

Variable peran petugas kesehatan memiliki skor tertinggi 6 dan nilai

terendah 0. Berdasarkan skor kemudian variable peran petugas kesehatan

dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu :

1. Baik jika jawaban responden benar >75% dari total skor yang diperoleh >4

2. Cukup bila jawaban responden benar 45 – 75% dari total skor yang

diperoleh 2-4

3. Kurang bila jawaban responden benar <45% dari total skor yang diperoleh

(58)

6 Pemakaian MKJP

Penggunaan MKJP diukur melalui jawaban kuesioner dengan cara

memberi skor pada 5 pertanyaan. Dengan system skor : 3 untuk jawaban yang

paling benar, 2 untuk jawaban yang benar dan 1 untuk jawaban yang mendekati

benar.

Variable penggunaan MKJP memiliki skor tertinggi 15 dan nilai terendah

0. Berdasarkan skor kemudian variable penggunaan MKJP dikategorikan menjadi

3 kategori yaitu :

1. Baik jika jawaban responden benar >75% dari total skor yang diperoleh

>11

2. Cukup bila jawaban responden benar 45 – 75% dari total skor yang

diperoleh 6-11

3. Kurang bila jawaban responden benar <45% dari total skor yang diperoleh <6

3.7.1. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

1) Editting, penyutingan data yang dilakukan untuk menghindari kesalahan atau

kemungkinan adanya kuesioner belum terisi.

2) Coding, pemberian kode dan skorsing pada tiap jawaban untuk memudahkan

proses entri dulu.

3) Entri data, setelah proses coding dilakukan pemasukan data ke komputer.

4) Cleaning, sebelum analisis data dilakukan pengecekan dan perbaikan terhadap

(59)

3.7.2. Analisis Data

Analisis data dilakukan 2 tahap yaitu :

1. Dengan Analisa Univariat

Untuk menggambarkan (mendeskripsikan) masing – masing variable

independen dan variable dependen dengan menggunakan table distribusi

frekuensi.

2. Dengan Analisa Bivariat

Untuk melihat hubungan masing – masing variable independen dengan variable dependen, menggunakan uji chi square dengan tingkat kemaknaan (level

of significance) (ɑ) = 0,05. Dengan kriteria :

i. Ho ditolak jika p < ɑ (0,05) maka ada pengaruh antara variable independen

dengan variable dependen.

ii. Terima Ho jika p > ɑ (0,05) maka tidak ada pengaruh diantara variable

(60)

4.1.1 Data Geografi

Penelitian dilakukan di Kecamatan Medan Denai secara geografis berada

di Wilayah Barat Daya Kota Medan merupakan dataran sedang yang terletak 5-8

M diatas permukaan laut dan berbatasan dengan kecamatan :

Sebelah Utara : Kecamatan Medan Tembung

Sebelah Selatan : Kecamatan Medan Amplas

Sebelah Barat : Kecamatan Medan Kota dan Kecamatan Medan Area

Sebelah Timur : Kecamatan Percut Sei Tuan/Kab.Deli Serdang

4.1.2 Data Demografi

Berdasarkan Profil Kecamatan Medan Denai Tahun 2015 diketahui 6

Kelurahan dan 82 lingkungan berada pada kawasan perumahan inti Kota,

memiliki luas Wilayah 9,911 Km2 merupakan salah satu Wilayah yang besar dari

21 Kecamatan di Kota Medan. Kecamatan Medan Denai memiliki jumlah PUS

sebesar 8,269 jiwa dari 6 kelurahan yang ada di Kecamatan Medan Denai.

Tabel 4.1 Luas Wilayah dan Jumlah PUS Penduduk di Kecamatan Medan Denai

No Nama Kelurahan Luas Wilayah

(61)

4.2 Analisis Univariat

Analisis Univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dari

variabel independen (bebas) dan dependen (terkait) dalam penelitian yang

meliputi faktor pengetahuan, faktor sikap, faktor petugas kesehatan, faktor

dukungan suami, dan faktor Kader Posyandu.

4.2.1 Karakteristik Responden di Wilayah Kecamatan Medan Denai

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden PUS di Kecamatan Medan Denai

Dari tabel 4.2 diketahui bahwa karakteristik responden yang tertinggi berdasarkan

umur adalah 25-30 tahun sebesar 50 orang (52,6%), berdasarkan pendidikan yang

tertinggi adalah SMA sebesar 53 orang (55,8%), dan berdasarkan pekerjaan yang

(62)

4.2.2 Pengetahuan PUS Dalam Pemakaian MKJP

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan PUS Dalam Pemakaian MKJP di Kecamatan Medan Denai

No Pertanyaan n %

1 Yang dimaksud dengan AKBK

a. Alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit 57 60,0

b.Spiral 13 13,7

c. Kontrasepsi mantap 12 12,6

d. Senggama terputus 13 13,7

2 Tempat pemasangan implant

a. Lengan kanan 44 46,3

b.Lengan kiri 21 22,1

c. Paha 18 18,9

d. Perut 12 12,6

3 Efek samping kontrasepsi AKBK (implant)

a. Perdarahan bercak (spooting) ringan 48 50,5

b.Mencegah sperma dan ovum bertemu 18 18,9

c. Menstruasi 15 15,8

d. Tidak mengganggu ASI 14 14,7

4 Lama pemakaian kontrasepsi AKBK

a. <3 tahun 13 13,7

b. 5 tahun 21 22,1

c. 3-5 tahun 51 53,7

d. 10 tahun 10 10,5

5 Yang dimaksud dengan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD)

a. Kontrasepsi berbentuk susuk 22 23,2

b. Kontrasepsi mantap 18 18,9

c. Alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim 48 50,5

d. Kontrasepsi yang berbentuk tablet 7 7,4

6 Kapan IUD (AKDR) dapat di lepas

a. Ketidak harmonisan rumah tangga 14 14,7

b. Berat badan yang tidak bertambah 15 15,8

c. Mengalami perdarahan 58 61,1

d. Menekan ovulasi 8 8,4

7 Dimana dipasang IUD

a. Dalam rahim 54 56,8

b. Bokong 18 18,9

c. Alat kemaluan 18 18,9

d. Lengan 5 5,3

8 Kapan dilakukan pemasangan IUD

a. Setelah melahirkan 6 6,3

b. Pada masa hamil 13 13,7

c. Perdarahan yang tidak jelas 11 11,6

(63)

Lanjutan tabel distribusi frekuensi pengetahuan PUS dalam pemakaian MKJP…

No Pertanyaan n %

9 Lama pemakaian kontrasepsi IUD

a. ฀ 5 tahun 18 18,9

b.5-10 tahun 49 51,6

c. ฀ 10 tahun 16 16,8

d. Tidak tahu 12 12,6

10 Jadwal pemeriksaan ulang IUD adalah kecuali

a. Dua minggu setelah pemasangan 15 15,8

b. Satu bulan setelah pemeriksaan pertama 15 15,8

c. Satu minggu setelah pemasangan 18 18,9

d.Setiap enam bulan sampai satu tahun 47 49,5

11 Efek samping kontrasepsi IUD

a. Perdarahan yang bukan perdarahan haid 68 71,6

b. Merusak dinding uterus 12 12,6

c. Berpengaruh terhadap hubungan seksual 11 11,6

d. Berat badan yang tidak bertambah 4 4,2

Jumlah 95 100,0

Dari tabel diatas bahwa dari jawaban pertanyaan no 1 responden

menjawab paling banyak adalah benar sebanyak 57 orang (60,0%), pertanyaan no

2 responden menjawab paling banyak adalah salah sebesar 51 orang (53,7%),

pertanyaan no 3 responden menjawab paling banyak adalah benar sebesar 48

orang (50,5%), pertanyaan no 4 responden menjawab paling banyak adalah benar

sebesar 51 orang (53,7%), pertanyaan no 5 responden menjawab paling banyak

adalah benar sebesar 48 orang (50,5%).

Pertanyaan no 6 responden menjawab paling banyak adalah benar sebesar

58 orang (61,1%), pertanyaan no 7 responden menjawab paling banyak adalah

benar sebesar 54 orang (56,8%), pertanyaan no 8 responden menjawab paling

banyak adalah benar sebesar 65 orang (68,4%), pertanyaan no 9 responden

menjawab paling banyak adalah benar sebesar 49 orang (51,6%), pertanyaan no

10 responden menjawab paling banyak adalah benar sebesar 48 orang (50,5%),

dan pertanyaan no 11 responden menjawab paling banyak adalah benar 68 orang

(64)

4.2.3 Pengetahuan PUS Dalam Pemakaian MKJP di Kecamatan Medan Denai

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan PUS di Kecamatan Medan Denai

Dari tabel 4.4 diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki

pengetahuan kategori kurang dalam penggunaan alat kontrasepsi MKJP yaitu

sebesar 39 orang (41,1%), dan terendah memiliki pengetahuan kategori baik

dalam penggunaan alat kontrasepsi MKJP yaitu sebesar 19 orang (20,0%).

4.2.4 Sikap PUS Dalam Pemakaian MKJP

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Sikap PUS Dalam Pemakaian MKJP di Kecamatan Medan Denai

No Pernyataan n %

(65)

Lanjutan tabel distribusi frekuensi sikap PUS dalam pemakaian MKJP…… mengganggu pada saat berhubungan intim

Sangat Setuju 8 8,4 pemakaian adalah keserasian saat memakainya

Sangat Setuju 8 8,4

10 Pemakaian alat kontrasepsi MKJP harus lebih berhati-hati

Sangat Setuju 0 0

Setuju 34 35,8

Tidak Setuju 54 56,8

(66)

Lanjutan tabel distribusi frekuensi sikap PUS dalam pemakaian MKJP……

No Pernyataan n %

11 Memakai alat kontrasepsi Pil dan suntik lebih ringan dampaknya daripada memakai alat kontrasepsi MKJP

Sangat Setuju 0 0

Setuju 34 35,8

Tidak Setuju 36 37,9

Sangat Tidak Setuju 25 26,3

12 Pemakaian alat kontrasepsi Implan tidak berpengaruh atau tidak mengganggu ASI

Sangat Setuju 13 13,7

Setuju 10 10,5

Tidak Setuju 60 63,2

Sangat Tidak Setuju 12 12,6

13 Alat kontrasepsi MKJP itu perlu dikembangkan lebih lagi kepada pasangan usia subur yang terdapat dipedesaan

Sangat Setuju 6 6,3

Setuju 16 16,8

Tidak Setuju 65 68,4

Sangat Tidak Setuju 8 8,4

Jumlah 95 100,0

Dari hasil tabel diatas didapat bahwa responden menjawab pernyataan dari

no 1 paling banyak adalah setuju sebesar 51 orang (53,7%), pernyataan no 2

paling banyak adalah tidak setuju sebesar 53 orang (55,8%).

Pernyataan no 8 paling banyak adalah tidak setuju sebesar 54 orang

(56,8%), pernyataan no 9 paling banyak adalah setuju sebesar 35 orang (36,8%),

pernyataan no 10 paling banyak adalah tidak setuju sebesar 54 orang (56,8%),

(67)

pernyataan no 12 paling banyak adalah tidak setuju sebesar 60 orang (63,2%), dan

pernyataan no 13 paling banyak adalah tidak setuju sebesar 65 orang (68,4%).

4.2.5 Sikap Responden Dalam Pemakaian MKJP di Kecamatan Medan Denai

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kategori Sikap Responden di Kecamatan Medan Denai

Dari tabel 4.6 diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki sikap

kategori cukup dalam penggunaan alat kontrasepsi MKJP yaitu sebesar 52 orang

(54,7%), dan terendah memiliki sikap kategori baik dalam penggunaan alat

kontrasepsi MKJP yaitu sebesar 13 orang (13,7%).

4.2.6 Peran Petugas Kesehatan kepada PUS Dalam Pemakaian MKJP

Tabel 4.7 Distribusi Peran Petugas Kesehatan kepada PUS Dalam Pemakaian MKJP di Kecamatan Medan Denai

No Pertanyaan n %

1 Petugas kesehatan melakukan penyuluhan tentang metode kontrasepsi jangka panjang

3 ibu mendapatkan penjelasan terlebih dahulu tentang metode kontrasepsi jangka panjang

Ya 56 58,9

Tidak 39 41,1

4 petugas kesehatan menyarankan untuk pemeriksaan rutin

Ya 59 62,1

Tidak 36 37,9

(68)

Lanjutan keterangan tabel 4.7 distribusi peran petugas kesehatan kepada PUS

Ya sebesar 59 orang (62,1%).

4.2.7 Peran Petugas Kesehatan Kepada PUS Dalam Pemakaian MKJP di

penggunaan alat kontrasepsi MKJP memiliki kategori baik dari Petugas

Kesehatan yaitu sebesar 48 orang (50,5%), dan terendah yaitu cukup sebesar 47

orang (49,5%) dalam penggunaan alat kontrasepsi MKJP dari Petugas Kesehatan.

4.2.8 Dukungan Suami kepada PUS Dalam Pemakaian MKJP

Tabel 4.9 Distribusi Dukungan Suami kepada PUS Dalam Pemakaian MKJP di Kecamatan Medan Denai

No Pertanyaan N %

1 Suami ibu ikut dalam mengambil keputusan tentang memakai alat kontrasepsi metode jangka panjang dalam keluarga

Ya 48 50,5

Tidak 47 49,5

2 Suami ibu mendukung ibu untuk menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang

Ya 54 56,8

Tidak 41 43,2

(69)

Lanjutan keterangan dari tabel 4.9 distribusi Dukungan Suami……

Berdasarkan tabel 4.9 diketahui bahwa pertanyaan no1 paling banyak

jawaban responden adalah Ya sebesar 48 orang (50,5%), dan pertanyaan no 2

paling banyak jawaban responden adalah Ya sebesar 54 orang (56,8%).

4.2.9 Dukungan Suami kepada PUS dalam pemakaian MKJP di Kecamatan Medan Denai

Tabel 4.10 Distribusi Kategori Dukungan Suami kepada PUS di Kecamatan Medan Denai

responden dalam penggunaan alat kontrasepsi MKJP memiliki kategori

mendukung yaitu sebesar 67 orang (70,5%), dan terendah dalam dukungan suami

adalah kategori tidak mendukung dalam penggunaan alat kontrasepsi MKJP

sebesar 28 orang (29,5%).

4.2.10 Peran Kader Posyandu kepada PUS Dalam Pemakaian MKJP

Tabel 4.11 Distribusi Kader Posyandu kepada PUS Dalam Pemakaian MKJP di Kecamatan Medan Denai

No Pertanyaan N %

1 Apakah ada kader bersosialisasi dalam MKJP?

Ya 44 46,3

Tidak 51 53,7

2 Kader selalu mengingatkan jika ada informasi tentang informasi alat kontrasepsi

Ya 42 44,2

(70)

Lanjutan tabel 4.11 distribusi Kader Posyandu kepada PUS dalam pemakaian MKJP…..

No Pertanyaan N %

3 Ada kader melakukan penyuluhan disekitar wilayah kerja puskesmas tentang alat kontrasepsi MKJP

Ya 52 54,7

Tidak 43 45,3

Jumlah 95 100,0

Berdasarkan tabel 4.11 diatas diketahui bahwa pertanyaan no 1 paling

banyak responden menjawab Tidak sebesar 51 orang (53,7%), pertanyaan no 2

paling banyak responden menjawab Tidak sebesar 53 orang (55,8%), dan

petanyaan no 3 paling banyak responden menjawab Ya sebesar 52 orang (54,7%).

4.2.11 Peran Kader Posyandu kepada PUS Dalam Pemakaian MKJP di Kecamatan Medan Denai

Tabel 4.12 Distribusi Kategori Kader Posyandu kepada PUS di Kecamatan Medan Denai

No Kader Posyandu n %

1 Baik 51 53,7

2 Cukup 44 46,3

Jumlah 95 100,0

Dari tabel 4.12 diketahui bahwa sebagian besar kader posyandu responden

memiliki kategori baik adalah sebesar 51 orang (53,7%) dalam penggunaan alat

kontrasepsi MKJP, dan terendah dalam kader posyandu adalah memiliki kategori

cukup dalam penggunaan alat kontrasepsi MKJP adalah sebesar 44 orang

(71)

4.2.12 PUS Dalam Pemakaian MKJP di Kecamatan Medan Denai

Tabel 4.13 Distribusi Kategori PUS dalam Pemakaian MKJP di Kecamatan Medan Denai

penggunaan alat kontrasepsi MKJP, dan terendah dalam pemakaian MKJP,

responden memiliki kategori kurang dalam penggunaan alat kontrasepsi MKJP

adalah sebesar 5 orang (5,3%).

4.3 Analisis Bivariat

4.3.1 Faktor Pengetahuan PUS Dalam Pemakaian MKJP

Faktor pengetahuan PUS dalam pemakaian MKJP dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.14 Faktor Pengetahuan PUS dalam Pemakaian MKJP di Kecamatan Medan Denai

pengetahuan kurang, diantaranya 5 orang (5,3%) pemakaian MKJP yang baik, 34

orang (35,8%) pemakaian MKJP yang cukup, dan tidak ada pemakaian MKJP

pada kategori kurang (0,0%). 37 responden (38,9%) dengan kategori pengetahuan

(72)

pemakaian MKJP yang cukup, dan 4 orang (4,2%) pemakaian MKJP yang

kurang. Sedangkan 19 responden (20,0%) dengan kategori pengetahuan baik,

diantaranya tidak ada pemakaian MKJP yang baik (0,0%), 18 orang (18,9%)

pemakaian MKJP yang cukup, dan 1 orang (1,1%) pemakaian MKJP yang

kurang.

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa p- value = 0,005 < ฀ = 0,203

artinya bahwa faktor pengetahuan tidak mempengaruhi PUS dalam pemakaian

MKJP.

4.3.2 Faktor Sikap PUS Dalam Pemakaian MKJP

Tabel 4.15 Faktor Sikap PUS dalam Pemakaian MKJP di Kecamatan Medan Denai

No

Faktor Sikap Pemakaian MKJP Total

P-Value

yang kurang. 30 responden (31,6%) dengan kategori kurang, diantaranya 2 orang

(2,1%) pemakaian MKJP yang baik, 25 orang (26,3%) pemakaian MKJP yang

cukup, dan 3 orang (3,2%) pemakaian MKJP yang kurang. Sedangkan 13

responden (13,7%) dengan kategori pengetahuan baik, diantaranya 3 orang (3,2%)

pemakaian MKJP yang baik, 10 orang (10,5%) pemakaian MKJP yang cukup,

(73)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa p- value = 0,001 < ฀ = 0,05, artinya bahwa faktor sikap dapat mempengaruhi PUS dalam pemakaian MKJP.

4.3.3 Faktor Peran Petugas Kesehatan kepada PUS Dalam Pemakaian MKJP

Tabel 4.16 Faktor Petugas Kesehatan kepada PUS dalam Pemakaian MKJP di Kecamatan Medan Denai

artinya bahwa faktor petugas kesehatan dapat mempengaruhi PUS dalam

(74)

4.3.4Faktor Dukungan Suami kepada PUS Dalam Pemakaian MKJP

Tabel 4.17 Faktor Dukungan Suami kepada PUS dalam Pemakaian MKJP di Kecamatan Medan Denai

suami yaitu mendukung, diantaranya 7 orang (7,4%) pemakaian MKJP yang baik,

55 orang (57,9%) pemakaian MKJP yang cukup, dan 5 orang (5,3%) pemakaian

MKJP yang kurang. Sedangkan 28 responden (29,5%) dengan tidak mendukung,

diantaranya 1 orang (1,1%) pemakaian MKJP yang baik, 27 orang (28,4%)

pemakaian MKJP yang cukup, dan tidak ada pemakaian MKJP yang kurang

(0,0%).

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa p- value = 0,005 < ฀ = 0,05,

artinya bahwa faktor dukungan suami dapat mempengaruhi PUS dalam

(75)

4.3.5Faktor Peran Kader Posyandu kepada PUS Dalam Pemakaian MKJP

Tabel 4.18 Faktor Kader Posyandu kepada PUS dalam Pemakaian MKJP di Kecamatan Medan Denai

No

Faktor Kader Posyandu

Pemakaian MKJP Total

P-Value

Baik Cukup Kurang

n % n % n % n %

1 Baik 2 2,1 45 47,4 4 4,2 51 53,7

0,002

2 Cukup 6 6,3 37 38,9 1 1,1 44 46,3

Jumlah 8 8,4 82 86,3 5 5,3 95 100,0

Dari tabel 4.18 diketahui bahwa 51 responden (53,7%) dengan kategori

kader posyandu, diantaranya 2 orang (2,1%) pemakaian MKJP yang baik, 45

orang (47,4%) pemakaian MKJP yang cukup, dan 4 orang (4,2%) pemakaian

MKJP yang kurang. Sedangkan 44 responden (46,3%) dengan kategori cukup,

diantaranya 6 orang (6,3%) pemakaian MKJP yang baik, 37 orang (38,9%)

pemakaian MKJP yang cukup, dan 1 orang (1,1%) pemakaian MKJP yang

kurang.

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa p- value = 0,002 < ฀ = 0,05,

artinya bahwa faktor kader posyandu dapat mempengaruhi PUS dalam pemakaian

(76)

5.1 Faktor Pengetahuan Dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi MKJP

Hasil analisis univariat menunjukkan 39 orang (41,1%) memiliki

pengetahuan kurang. Sementara diantara responden dengan pengetahuan kategori

baik diperoleh 19 orang (20,0%). Hasil anasilis bivariat menggunakan uji

chi-square diperoleh nilai p = 0,203 (p>0,05), maka dapat disimpulkan tidak ada faktor yang bermakna antara pengetahuan dalam pemakaian MKJP.

Hasil penelitian ini tidak sependapat dengan penelitian Nasution (2010),

dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh antara faktor pengetahuan

terhadap keikutsertaan wanita PUS dalam penggunaan KB IUD. Hasil penelitian

ini sependapat dengan penelitian Karnadi Sigit (2012), dari hasil penelitiannya

pengetahuan responden memengaruhi responden dalam menggunakan alat

kontrasepsi IUD. Semakin baik pengetahuan responden tentang alat kontrasepsi

tersebut, maka responden dapat memilih alat kontrasepsi yang tepat untuknya.

Hasil penelitian Viviroy (2012), pengetahuan dan pendidikan responden

yang tinggi dapat memengaruhi responden dalam memilih alat kontrasepsi IUD.

Hasil penelitian tersebut sejalan dengan Purwoko (2011), yang mengatakan bahwa

pengetahuan menyumbangkan peran dalam menentukan pengambilan keputusan

untuk memilih alat kontrasepsi tertentu. Semakin tinggi tingkat pengetahuan

tentang alat kontrasepsi, maka makin meningkat pula perannya sebagai

pengambilan keputusan.

Menurut peneliti pengetahuan tidak begitu mempengaruhi dalam

(77)

memakai kontrasepsi MKJP tidak karna pengetahuan saja, melainkan responden

mau memakai MKJP karena adanya faktor dari keluarga, seperti tradisi ataupun

dorongan dari mertua tidak hanya itu responden juga mendapat ajakan dari

tetangga atau teman yang sudah berpengalaman memakai kontrasepsi MKJP

tersebut.

5.2 Faktor Sikap Dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi MKJP

Hasil analisis univariat menunjukkan 52 orang (54,7%) memiliki sikap

cukup. Sementara diantara responden dengan sikap kategori baik diperoleh 13

orang (13,7%). Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji chi-square

diperoleh nilai p = 0,001 (p<0,05), maka dapat disimpulkan ada faktor yang

bermakna antara sikap dalam pemakaian MKJP.

Hasil penelitian ini sependapat dengan penelitian Nasution (2010), bahwa

ada pengaruh antara faktor sikap terhadap keikutsertaan wanita PUS dalam

penggunaan KB IUD. Sama halnya dengan penelitian Viviroy (2012), ada

pengaruh antara sikap ibu terhadap penggunaan KB IUD.

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap mencerminkan kesenangan atau

ketidaksenangan seseorang terhadap sesuatu. Sikap beras al dari pengalaman atau

dari orang dekat dengan kita. Banyak ibu bersikap negatif terhadap alat

kontrasepsi MKJP, hal ini karena beredarnya rumor bahwa MKJP (IUD) bisa

berpindah-pindah tempatnya bahkan bisa ke jantung. Dan mereka malu karena

harus membuka bagian yang paling rahasia dari tubuhnya dan takut karena yang

(78)

Menurut peneliti, seorang wanita PUS akan menggunakan KB MKJP

apabila ia mempunyai responn positif terhadap KB MKJP. Hal ini terlihat dari

banyaknya jumlah aseptor KB MKJP di Kecamatan Medan Denai, bukan hanya

karna faktor pengetahuan melainkan adanya kemauan sendiri dan adanya ajakan

dari orang – orang sekitar yang sudah berpengalaman memakai dan merasakan

adanya kenyamanan tanpa keluhan.

5.3Faktor Petugas Kesehatan Dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi MKJP

Hasil analisis univariat menunjukkan 48 orang (50,5%) informasi dari

petugas kesehatan kategori baik. Sementara diantara responden dengan informasi

yang di dapat dari petugas kesehatan kategori cukup diperoleh sebanyak 47 orang

(49,5%). Hasil analisi bivariat dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai

p = 0,007 (p<0,05), maka dapat disimpulkan ada faktor yang bermakna antara

petugas kesehatan dalam pemakaian MKJP.

Dalam hal penyampaian konseling terhadap calon peserta KB, ternyata

sudah dilakukan secara optimal oleh pemberi pelayanan, tetapi masih ada

dijumpai peserta KB yang memutuskan untuk berhenti menggunakan alat

kontrasepsi ketika timbul efek samping maupun masalah kesehatan. Salah satu

masalah dalam pelayanan KB di Indonesia adalah masih rendahnya kualitas

pelayanan terhadap pengguna kontrasepsi, yang ditandai dengan masih tingginya

angka efek samping, komplikasi dan kegagalan pengguna kontrasepsi (BKKBN,

2012).

Pelayanan KB yang berkualitas harus mencakup pemberian pelayanan

(KIP/K) yang dapat melindungi klien dari resiko efek samping dan komplikasi

(79)

dilakukan upaya untuk meningkatkan pelayanan KB, masih terdapat beberapa

hambatan dalam penggunaan kontrasepsi, untuk itu diperlukan upaya, antara lain

dengan memberikan Komunikasi Interpersonal/Konseling (KIP/K) pada saat

sebelum pelaksanaan, saat pelaksanaan dan pasca pelaksanaan (BKKBN, 2012).

Hasil penelitian ini sependapat dengan penelitian Nasution (2010), bahwa

ada pengaruh antara faktor pelayanan KB terhadap keikutsertaan wanita PUS

dalam penggunaan KB IUD. Sama halnya juga penelitian Karen Katz (2011),

hasil penelitiannya di El Salvador mengatakan bahwa tingkat penggunaan IUD

rendah disebabkan oleh adanya rumors, kurangnya perhatian dan metode selama

konseling dan keterampilan petugas kesehatan.

Penelitian diatas didukung oleh penelitian Suprihastuti (2010), adanya

kemudahan dan ketersediaan sarana pelayanan ternyata berdampak positif

terhadap penggunaan alat kontrasepsi. Menurut penelitian Adamchak di Nepal

dalam Satyavada and Adam (2012), bahwa perbaikan dalam penyampaian

pelayanan kontrasepsi dan penyediaan akses yang mudah secara signifikan dapat

meningkatkan proporsi keikutsertaan ber-KB yang akhirnya akan memberikan

pilihan terhadap pengaturan kelahiran dan ukuran keluarga. Kemudian untuk

meningkatkan penerimaan partisipasi pria dalam KB perlu dilakukan Komunikasi

Informasi dan Edukasi (KIE) mengenai jenis metode kontrasepsi, tempat

pelayanan KB, dan biaya pelayanan KB melalui pertemuan kelompok atau

paguyuban dengan melibatkan PLKB kecamatan, TOMA, TOGA.

Hingga saat ini pelayanan KB seperti komunikasi informasi dan edukasi

masih kurang berkualitas terbukti dari peserta KB yang berhenti menggunakan

(80)

Dengan memberikan pelayanan yang berkualitas khususnya informasi tentang KB

IUD dapat memengaruhi seseorang untuk menggunakan KB tersebut (Pendit,

2011).

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, petugas kesehatan memang

sangat berpengaruh terhadap PUS dalam pemakaian MKJP. Kegiatan – kegiatan

yang di lakukan seperti halnya penyuluhan, dan melakukan safari KB itu sangat

mendukung sekali sehingga memudahkan PUS untuk melakukan pemakaian

kontrasepsi MKJP.

5.4 Faktor Dukungan Suami Dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi MKJP

Hasil analisis univariat menunjukkan 67 orang (70,5%) memiliki kategori

baik dalam hal dukungan suami. Sementara diantara responden kategori tidak

mendukung dalam penggunaan alat kontrasepsi MKJP bagi PUS diperoleh

sebesar 28 orang (29,5%). Hasil anasilis bivariat dengan menggunakan uji

chi-square diperoleh nilai p = 0,005 (p<0,05), maka dapat disimpulkan ada faktor yang bermakna antara dukungan suami dalam pemakaian MKJP.

Hasil penelitian diatas sependapat dengan penelitian Nasution (2010),

bahwa ada pengaruh antara faktor partisipasi suami terhadap keikutsertaan wanita

PUS dalam penggunaan KB IUD.

Menurut Green (1995) faktor keluarga termasuk suami merupakan salah satu

faktor penguat (reinforcing) seseorang dalam bertindak terhadap suatu objek. Namun

tidak selamanya faktor reinforcing ini bersikap positif, ada juga yang bersikap negatif tergantung perilaku orang yang kita jadikan panutan, dalam hal ini perilaku

Gambar

Tabel 3.1  Jumlah PUS yang Menggunakan MKJP di Kecamatan Medan Denai
Tabel 4.1 Luas Wilayah dan Jumlah PUS Penduduk di Kecamatan Medan Denai
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden PUS di Kecamatan Medan Denai
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan PUS Dalam Pemakaian MKJP di Kecamatan  Medan Denai
+7

Referensi

Dokumen terkait

Di salah satu kawasan yang dekat densan hutan, sebagian besar anak-anak umur sekolah tidak sekolah.. Dari 30 anak berumur sekolah aasar nanya 15 anak pang masih

Rs, sebagai informan kedua dalam penelitian ini, juga menceritakan hal yang sama, proses komunikasi terapeutik yang dilakukannya diawali dengan tahap persiapan, yaitu

From the project time management perspective, during project monitoring activity, pro- ject team would need to make up-to-date predictions on the project total duration as

Smith (2005) categorized some proactive strategies in formulating the strategic public relations. Based on the review of information gathered, the corporate communication of

Kelautan dan perikanan merupakan salah satu kegiatan ekonomi di Kabupaten Tapanuli Tengah khusus nya pada Desa Hajoran yang memiliki sumber daya alam dan laut yang

Pemilihan media untuk melakukan komunikasi politik dengan masyarakat memang sangat bervariatif, sejauh penelitian yang telah dilakukan, DPRD Kota Bandung sudah semaksimal

Perancangan Aplikasi Pengenalan Karakter Korea pada Platform Android Menggunakan Metode OCR Adaptive Classifier.. Image Preprocessing For Improving

Dari kedua penelitian yang ada, keunggulan dari penelitian ini adalah merancang video animasi 3D pengenalan rumah adat Jawa joglo menggunakan teknik highpoly , karena informasi