• Tidak ada hasil yang ditemukan

Minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler seni baca al-qur'an di MTS islamiyah sawangan Depok

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler seni baca al-qur'an di MTS islamiyah sawangan Depok"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQASYAH

Skripsi berjudul “Minat Siswa Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler Seni Baca Al-Qur’an di MTs Islamiyah Sawangan Depok” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah pada tanggal 30 Maret 2011 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 5 April 2011 Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Prodi) Tanggal Tanda Tangan

Bahrissalim, M.Ag ... ... NIP:19680307 199803 1 002

Sekretaris(Sekretaris Jurusan/Prodi)

Drs. Sapiuddin Shiddiq, MA. ... ... NIP: 19670328 200003 1 001

Penguji I

Dra. Eri Rosatria, M.Ag ... ... NIP:19470717 196608 2 001

Penguji II

Dra. Eni Rosda Syarbaini, M.Psi ... ... NIP: 19530813 198003 2 001

Mengetahui:

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

(2)

i

Skripsi ini mengkaji tentang minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler di MTs Islamiyah Sawangan Depok. Pembahasan skripsi ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besar minat siswa di MTs Islamiyah Sawangan Depok terhadap kegiatan ekstrakurikuler seni baca al-qur’an.

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar minat siswa MTs Islamiyah Sawangan terhadap program ekstrakurikuler yang diselenggarakan pada setiap satu minggu sekali.

Penelitian pada skripsi ini menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu untuk memberikan gambaran tentang minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler di MTs Islamiyah Sawangan Depok. Metode analisis yang digunakan melalui distribusi frekuensi. Adapun teknik yang digunakan adalah penentuan sampel secara terbatas, yaitu pengambilan satu sampel dari anggota populasi. Data yang diperoleh dari penyebaran angket, sedangkan untuk menunjang penelitian ini diperoleh melalui observasi dan wawancara. Subjek dalam penelitian ini yaitu Kepala Madrasah Tsanawiyah, Wakil Kepala Sekolah bidang kesiswaan, Guru SBQ MTs Islamiyah Sawangan Depok. Kemudian data diolah dengan menggunakan deskriptif analisis.

(3)

ii

Sholawat serta salam semoga terlimpah pada Nabi kita Muhammad Saw besarta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Kesarjanaan Jurusan Pendidikan Agama Islam dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi, namun berkat bantuan, motivasi dan doa dari berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, diantaranya:

1. Ayahanda (Masykur alm.) dan Ibunda (Damah) yang telah merawat dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang, memberikan pengorbanan baik moril maupun materil yang tak ternilai harganya sampai saat ini, serta senantiasa memberikan motivasi dan mendoakan penulis dalam mengarungi kehidupan ini.

2. Bapak dan ibu mertua yang setia mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

3. Istri tercinta dan tersayang (Dewi Priyandini), setia menemani penulis dalam suka dan duka dalam penulisan skripsi ini.

4. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan segenap jajaran staf.

5. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak.Drs.H.M.Alisuf Sabri selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan, petunjuk dan bimbingan terhadap penyelesaian skripsi ini.

(4)

iii penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Bapak. Sholahudin Al-Ayubi,M.A, sebagai Kepala Sekolah MTs Islamiyah Sawangan Depok yang telah memperkenankan penulis mengadakan penelitian disekolah tersebut dan memberikan bantuan didalam pelaksanaan penelitian.

10.Keluarga Besar MTs Islamiyah Sawangan Depok, kepada segenap guru dan karyawan serta adik-adik MTs Islamiyah Sawangan Depok yang selalu memberikan dan kerjasamanya selama proses penelitian berlangsung.

11.Sahabat-sahabat PAI Kelas B angkatan 2006 yang telah membantu dan memberikan saran dan juga masukan bagi penulis hingga selesainya skripsi ini.

Kepada semua pihak yang membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, semoga Allah SWT. membalas kebaikan yang mereka berikan. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Apabila terdapat kesalahan, kekurangan dan kekhilafan pada skripsi kami mohon dima’afkan.

Dan akhirnya penulis berharap, semoga hasil penelitian kependidikan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi yang membaca pada umumnya.

Jakarta, 30 Maret 2011

(5)

iv LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Tujuan dan Manfaat ... 5

Bab II Kajian Teoritis A. Minat Siswa Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler ... 6

1. Pengertian Minat ... 8

2. Fungsi Minat ... 8

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Timbulnya Minat Siswa Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler ... 9

B. Indikator Minat Siswa Terhadap kegiatan Ekstrakurikuler ... 14

1. Perasaan Senang ... 14

2. Memiliki Pengetahuan Tentang Arti kegunaan Ekstrakurikuler ... 15

3. Kebiasaan ... 16

4. Keyakinan ... 17

5. Motivasi ... 18

C. Kegiatan Ekstrakurikuler ... 20

1. Pengertian Ekstrakurikuler ... 20

2. Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler ... 22

3. Manfaat Ekstrakurikuler ... 24

4. Macam-macam Ekstrakurikuler ... 26

Bab III Metodologi Penelitian A. Variabel Penelitian ... 31

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

C. Populasi dan Sampel ... 31

D. Metode Penelitian ... 32

E. Teknik Pengumpulan Data ... 32

(6)

v

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 38 B. Deskiripsi Data ... 44 C. Analisa dan Interpretasi Data ... 54 Bab V Penutup

A. Kesimpulan ... 58 B. Saran ... 59 Daftar Pustaka ... 60 Lampiran-lampiran

(7)

1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Di sekolah diselenggarakan berbagai kegiatan belajar, ada kegiatan intrakurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan intrakurikuler adalah suatu kegiatan yang sudah dijadwalkan atau kegiatan belajar mengajar di kelas, sedangkan kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam mata pelajaran.

Tujuan kegiatan ekstrakurikuler adalah untuk menambah wawasan dan mengembangkan bakat para siswa. Selain itu juga dapat menambah nilai bagi siswa di rapot seperti kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di MTs Islamiyah, maka seluruh siswa wajib mengikuti kegiatan tersebut.

(8)

penting bagi seseorang untuk melakukan kegiatan yang baik sebagai pokok aspek kejiwaan. Minat bukan saja dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang, tetapi juga dapat mendorong orang untuk tetap melakukan dan memperoleh sesuatu. Hal itu sejalan dengan yang dikatakan S. Nasution, bahwa pelajaran akan berjalan apabila ada minat. Anak – anak malas belajar dan gagal karena tidak ada minat1.

Misalnya seorang siswa akan mendapatkan prestasi yang baik apabila minat belajarnya tinggi. Dengan adanya minat yang besar siswa akan mudah memperoleh ilmu yang diberikan guru, karena dengan minat tersebut ia kan merasa senang dengan apa yang diperintahkan dan latihan – latihan yang diberikan guru. Jika mereka tidak mempunyai minat untuk belajar, maka ia tidak bisa menangkap dan memahami pelajaran tersebut.Begitu juga dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler siswa harus memiliki minat yang tinggi agar proses kegiatan tersebut efektif dan menghasilkan hasil yang maksimal.

Kegiatan ekstrakurikuler adalah salah satu kegiatan yang sangat sesuai dilakukan menunjang tercapainya tujuan pendidikan Nasional, kegiatan ini dilaksanakan di luar kegiatan belajar mengajar di kelas, tetapi tetap terkait dengan proses belajar mengajar di sekolah. Kegiatan ini pun merupakan pengembangan dari kegiatan intrakurikuler. Dalam kegiatan ini siswa tidak diwajibkan mengikuti tapi peserta didik dapat memilih kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan bakat, minat, dan kreatifitasnya.

Dengan kata lain, kegiatan ekstrakurikuler dapat dipandang sebagai suatu usaha yang dilakukan oleh sekolah dalam berbagai aktifitas yang berkaitan dengan perkembangan siswa. Upaya yang dilakukan adalah dengan memberikan siswa kegiatan yang kreatif dan terarah.

Kegiatan ekstrakurikuler ikut andil untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang mempunyai talenta yang tinggi yang bisa mengaplikasikan minat, bakat serta kreatifitasnya, sehingga mereka akan berhasil dalam mencapai

1

(9)

pendidikannya baik dalam kegiatan intrakurikuler maupun dalam kegiatan ekstrakurikuler.

Dari contoh itulah, didalam kegiatan ekstrakurikuler pun yang merupakan suatu wadah dalam menyalurkan kebutuhan-kebutuhan bagi siswa yang terdiri dari berbagai macam jenis kegiatan, minat siwa juga ikut berperan aktif. Peranan minat dalam kegiatan ekstrakurikuler atau belajar lebih besar atau kuat, minat sebagai “ Motivating Force “ yaitu sebagai kekuatan yang akan mendorong siswa untuk belajar, dalam hal ini mengikuti kegiatan ekdtrakurikuler. Siswa yang berminat sikapnya senang kepada kegiatan yang bermanfaat bagi dirinya akan terdorong untuk terus aktif, berbeda dengan siswa yang sikapnya kurang minat, mereka akan biasa-biasa saja, dan tidak akan mau mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada dalam kegiatan tersebut, karena tidak ada pendorongnya, bahkan ada yang tidak peduli sama sekali.

Minat seorang siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler sangat berpengaruh terhadap kelancaran suatu prosses kegiatan belajar mengajar. Minat meliputi : perasaan senang, perhaatian, memiliki pengetahuan , perasaan tertarik, keinginan dan cita-cita, dan prestise (penghargaan). Dengan adanya minat, siswa akan tertarik terhadap kegiatan-kegiatan yang dapat bermanfaat bagi dirinya, karena dengan minat tersebut ia merasa senang mengerjakan apa yang diperintahkan dan latihan-latihan yang ada dalam kegiatan ekstrakurikuler. Jika mereka tidak mempunyai minat untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada dalam kegiatan ekstrkurikuler, maka ia tidak akan bisa mengembangkan bakat dan potensi yang dimilikinya.

(10)

Keterlibatan siwa secara aktif dalam kegiatan ekstrskurikuler erat hubungannya dengan minat itu sendiri. Siswa akan terlibat dalam proses kegiatan ekstrakurikuler apabila minat siswa kuat untuk mengikuti kegiatan tersebut. Hal ini terjadi karena siswa senang dan tertarik terhadap sesuatu yang melingkupi kegiatan ekstrakurikuler.

Seperti halnya di MTs Islamiyah, yang tidak hanya menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar (kegiatan intrakurikuler) saja, Akan tetapi, MTs ini juga menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler, dimana didalamnya memiliki berbagai macam kegiatan. Seperti Pramuka, PMR, teater, Seni Baca Qur’an, olah raga dan lain sebagainya.

Kegiatan tersebut tergantung pada minat siswanya. Makin besar minat siswanya maka akan baik dan berhasil pula dalam pelaksanaannya.

Dari latar belakang masalah itulah, penulis tertarik ingin mengetahui lebih lanjut bagaimana minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler di sekolah tersebut, dalam judul : “MINAT SISWA TERHADAP KEGIATAN EKSTRAKURIKULER (SENI BACA AL-QUR’AN) DI MTs ISLAMIYAH SAWANGAN DEPOK”.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat mengidentifikasi masalah,antara lain :

1. Siswa kurang lancar dalam membaca Al-Qur’an.

2. Minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler masih rendah 3. Program ekstrakurikuler belum dilaksanakan secara ideal

4. Fasilitas yang belum memadai untuk mendukung program ekstrakurikuler 5. Metode yang digunakan pada program ekstrakurikuler masih monoton. C. Pembatasan Masalah

(11)

yang dilakukan agar pembahasan masalah yang akan diteliti tidak menjadi bias, maka penulis membatasi permasalahan minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler.

1. Minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler dalam skripsi ini meliputi perasaan senang, kebiasaan, motivasi, keyakinan dan ingin memiliki pengetahuan.

2. Minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler Seni Baca Al-quur’an di MTs Islamiyah Sawangan Depok.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah yang akan diteliti yaitu : “Bagaimana minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler (seni baca al-quran) di MTs Islamiyah Sawangan Depok?”.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran empiris mengenai minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler Seni Baca

Al-Qur’an yang ada di MTs Islamiyah Sawangan Depok.

2. Manfaat penelitian

Secara teoritis dan praktis penelitian ini diharapkan dan menjadi masukan dan pengembangan penelitian yang serupa di masa yang akan datang, selain itu sebagai bahan pertimbangan dan menambah wawasan tentang minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler Seni Baca Al-qur’an di Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Sawangan Depok.

(12)

6 BAB II

KAJIAN TEORITIS A.Minat Siswa Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler

1. Pengertian Minat

Dilihat dari segi bahasa “ minat adalah kecendrungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah dan keinginan1. Sedangkan dalam kamus Bahasa Indonesia kontemporer dinyatakan bahwa minat berarti kemauan yang terdapat dalam hati atas sesuatu: gairah, keinginan2.

Menurut Wayan Kencana, “ minat atau interest adalah gejala psikis yang berkaitan dengan objek atau aktifitas yang menstimulir perasaan senang pada individu3.

Menurut Hilgard, “ minat adalah “interesting is persisting tendency to pay

attention to and enjoy some activity or content”. minat adalah kecendrungan

1

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan Nasoinal,

(Jakarta: Balai Pustaka, 2002) Cet ke-3.

2

Petter Salim dan Yeni Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern English, 1991), h.979

3

(13)

yang tetap untuk memperhatikan dan mengingat beberapa keinginan4. Kegiatan yang dimiliki seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi, berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara (tidak dalam waktu lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan.

Menurut Muhibbin Syah, minat (interest) berarti kecendrungan dan gairah yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu5.

Menurut Ahmad D Marimba, minat adalah kecenderungan jiwa terhadap sesuatu karena kita merasa ada kepentingan dengan seuatu itu, yang umumnya disertai dengan perasaan senang terhadap seuatu6.

Menurut Fasli Jalal, minat adalah suatu ketertarikan seseorang terhadap sesuatu objek, sehingga ia mau berkorban untuk menjalani atau melakukannya7.

Menurut Abdur Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, minat dapat diartikan sebagai suatu kecendrungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas atau asumsi yang menjadi objek dari minat tersebut dengan di sertai perasaan senang. Dalam batasan tersebut terkandung suatu pengertian bahwa didalam minat ada suatu pemusatanperhatian subjek, ada usaha (untuk ; mendekati/ mengetahui /memiliki/ mengauasai/ berhubungan) dari subjek yang dilakukan dengan perasaan individu perasaan senang ada daya tarik dari objek 8.

Menurut Alisuf Sabri, “ minat adalah kecendrungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus Selain itu minat erat kaitannya dengan perasaan terutama perasaan senang, karena itu akan

4

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: Prineka Cita, 2003) Cet ke-4, h. 180

5

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Jakarta: P.T. Remaja Rosdakarya, 2005), Cet ke-19, h. 136

6

Ahmad D Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung : PT. Al-Ma’arif, 1999), h.79

7

Fasli Jalal, Peta Masa Depan , (Jakarta: Elsas, 2005), Cet, Ke-I, h. 82-83

8

(14)

dikatakan minat itu terjadi karena sikap senang kepada sesuatu. Orang yang berminat kepada sesuatu berarti ia sikapnya senang kepada sesuatu itu9 .

Menurut Crow yang dikitip Abdul Rahman Abrar Mengatakan bahwa minat/ interest bisa berupa pengalaman efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Dengan kata lain minat dapat menjadi penyebab munculnya kegiatan dan penyebab partisipasi dalam kegiatan. Minat mengandung unsur kognisi (mengenal), emosi (perasaan), dan monasi (kehendak). Maksud unsur kognisi yaitu minat yang didahului pengetahuan dan informasi mengenai objek yang dituju oleh minat tersebut. Unsur emosi yaitu perasaan tertentu (kebiasaannya perasaan senang). Sedangkan unsur monasi merupakan kelanjutan dari unsur tersebut yang diwujudkan dalam bentuk kemauan dan bentuk nasihat untuk melakukan suatu kegiatan10

Dari beberapa pendapat dapat penulis simpulkan bahwa minat itu adalah suatu kecenderungan kepada sesuatu yang hendak dicapai dan selalu memperhatikan dan melakukannya secara terus menerus.

2. Fungsi Minat

Dalam buku Evaluasi Pendidikan yang diungkapkan oleh Wayan Nurkancana dan Siurmatana, minat merupakan faktor pendorong bagi siswa dalam melaksanakan usahanya untuk mencapai keberhasilan dalam belajar. Dengan demikian jelas terlihat bahwa minat sangat penting dalam pendidikan.

Menurut Muhibbin Syah dalam buku Psikologi Belajar, mengatakan bahwa minat turut mendorong seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan. Minat akan mengarahkan dalam memilih macam pekerjaan yang akan dilakukan. Minat juga akan mengarahkan seseorang terhadap apa yang disenangi dan dikerjakannya11

Menurut Hilgard yang dikutip oleh Alisuf Sabri “ peranan minat dalam belajar lebih besar/ kuat dari sikap yaitu minat akan berperan sebagai

9

Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya, 2007), Cet-3,h. 84

10

Abdul Rahman Abror, Psikologi Pendidikan. ( Jogjakarta : Tirta Wacana Jogja 1993 Cet IV, h.112

11

(15)

motivating vorce “ yaitu sebagai kekuatan yamg akan mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang berminat (sikapnya senang) kepada pelajaran akan tampak terdorong terus untuk tekun belajar, berbeda dengan siswa yang sikapnya hanya menerima kepada pelajaran , mereka hanya tergerak untuk belajar tetapi sulit untuk bisa terus tekun karena tidak ada pendorongnya “12.

Dari beberapa pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa fungsi minat adalah sebagai pendorong suatu kegiatan yang akan hendak dicapai. Seseorang yang melakukan sesuatu disertai dengan minat yang tinggi maka hasilnya akan lebih maksimal disbanding dengan seseorang yang tidak disertai dengan minat.

Dengan minat siswa akan mampu mengembangkan dan mengarahkan segala daya dan upaya untuk menguasai mata pelajaran tertentu sehingga ia akan mampu memperoleh prestasi yang memuaskan. Peranan minat yang terpenting adalah minat kepada mata pelajaran dan guru yang mengajarnya sehingga siswa mau tekun dan giat terus dalam belajar, karena giat atau tidaknya seseorang dalam belajar sangat tergantung pada minat yang ada pada dirinya.

3. Faktor - Faktor Yang Menimbulkan Minat

Minat merupakan sesuatu kecenderungan terhadap sesuatu dapat timbul oleh beberapa faktor, diantaranya :

a. Motivasi

Motivasi dapat timbul dari kebutuhan fisik seperti kebutuhan akan air atau makanan, tetapi juga dari kebutuhan psikis seperti untuk mencapai pengakuan untuk orang lain. Penyebab timbulnya motivasi ialah faktor luar seperti temperatur lingkungan dan faktor dalam seperti rasa haus dan lapar.

Ke dalam kebutuhan fisiologis ini termasuk juga hormon dalam darah yang menjadikan timbulnya motivasi seks. Kalau motivasi itu mencapai apa yang ditujunya, berkuranglah, bahkan mungkin hilanglah dorongan itu. Kalau

12

(16)

seseorang sedang membutuhkan air, ia akan melakukan upaya yang terarah untuk mendapat air dan kalau telah diperolehnya dan diminumnya, hilanglah dorongan itu.

Ada beberapa macam motivasi/dorongan diantaranya adalah dorongan primer, umum dan dorongan sekunder.

Siswa termasuk kedalam memerlukan dorongan umum yaitu ingin tahu. Dorongan ini jelas sekali kelihatan pada anak-anak kalau diberi mainan baru. Dengan penuh perhatian ia melihat-lihat barang itu dari atas, bawah, sisi, membuka mana yang dapat dibukanya, memukul-mukulnya dan mencoba bermain dengan alat baru itu. Begitu juga dengan siswa mewujudkan dorongan ingin tahu tentang program ekstrakurikuler dengan mengikuti dan memperhatikan isi kegiatan tersebut dan pada akhirnya akan terus-menerus mengikutinya13

Minat seseorang akan semakin tinggi bila disertai motivasi, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Minat merupakan perpaduan antara keinginan dan kemampuan yang dapat berkembang jika ada motivasi. Bila besar motivasinya kepada ekstrakurikuler maka besar pula minatnya.

b. Kebutuhan

Minat yang timbul dari kebutuhan-kebutuhan siswa merupakan faktor pendorong siswa dalam melakukan suatu perbuatan. Misalnya siswa mau mendapat prestasi maka akan menaruh minatnya untuk belajar dengan tekun.

Menurut Maslow, ada lima tingkat kebutuhan manusia : (1) kebutuhan fisik atau jasmaniah, (2) kebutuhan memperoleh keselamatan, (3) kebutuhan sosial atau kebutuhan berhubungan dengan orang lain di lingkungan, (4) kebutuhan kebutuhan memperoleh harga diri, dan (5) kebutuhan mewujudkan diri. Manusia akan merasakan kepuasan dan kebahagiaan apabila kebutuhannya terpenuhi, namun akan kecewa apabila mengalami kegagalan14.

13

H.Muh. Said dan Junimar Affan, Psikologi dari Zaman ke Zaman, (Bandung : Jemmars, 1990), Cet II, h.82-86

14

(17)

c. Lingkungan

Lingkungan sangat mempengaruhi minat seseorang terhadap sesuatu, bila seseorang tinggal di lingkungan yang baik dimana lingkungannya mendukung ia dalam melaksanakan kegiatan yang ia inginkan. Seperti siswa yang berminat mengembangkan potensi dalam hal seni baca al-qur’an bila lingkungannya mendukung maka siswa akan lebih semangat untuk mencapainya.

d. Fasilitas

Fasilitas yang tersedia sangat mempengaruhi adanya minat. Berbagai sarana dan prasarana yang ada di sekolah memberikan pengaruh positif dan negative. Karena dengan fasilitas yang kurang memadai suatu program kaegiatan akan terhambat sehingga siswa merasa bosan atau jenuh. Seperti kegiatan ekstrakurikuler, jika fasilitasnya kurang mendukung lama-kelamaan siswa akan jenuh sehingga mempengaruhi minatnya dalam mengikuti ekstrakurikuler.

e.Keluarga

Keluarga adalah lingkungan pertama yang memberikan dukungan atas segala keinginan yang hendak dicapai. Misalnya siswa ingin mengikuti ekstrakurikuler seni baca al-qur’an, orang tualah yang pertama kali memberikan dukungan. Oleh karena itu peran keluarga dalam hal ini orang tua sangat berpengaruh dalam menetukan minat siswa terhadap sesuatu yang ingin dicapai.

f. Teman pergaulan

Teman pergaulan mempunyai pengaruh terhadap minat seseorang. Bila teman-temannya aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, maka ia akan ikut tertarik terhadap kegiatan tersebut, begitu pula sebaliknya15.

Menurut Ngalim Purwanto yang di kutip dalam buku Psikologi Pendidikan, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat antara lain :

15

(18)

1. Faktor Internal a.Bakat dan Bawaan

Bakat merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir, bakat yang berpengaruh terhadap terhadap perkembangan minat adalah kecerdasan. Seseorang yang dikaruniai kecerdasan yang lemah, relatif akan mengalami kesulitan dalam perkembangan minatnya. Namun lal ini dapat diatasi dengan memperbanyak latihan.

b. Perhatian

Seseorang yang tidak mempunyai perhatian kepada sesuatu ia akan sangat sukar dibina minatnya. Perlu dibujuk atau dirayu supaya tertarik. c. Tingkat Perkembangan

Tingkat perkembangan manusia yang paling menguntungkan dalam perkembangan minat adalah pada minat kanak-kanak yaitu sekitar 5 sampai 6 tahun, yang kemudian berkembang pada masa puber, oleh karena itu pembinaan yang baik harus diawali dari masa dini.

d. Kondisi Fisik dan Psikis

Kedua kondisi ini jelas berpengaruh sebab seseorang yang memiliki kelemahan fisik dan psikisnya, maka kemampuannya akan mengalami hambatan.

Faktor intern siswa selain itu, meliputi gangguan atau kurang kemampuan psiko-fisik siswa, yakni :

1) Yang bersifat kognitif, (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya kapasitas intelektual/ intelegensi siswa.

2) Yang bersifat afektif, (ranah rasa), antara lain, seperti labilnya emosi dan sikap.

3) Yang bersifat psikomotorik (ranah karsa), antara lain seperti terganggunya alat indera penglihat dan pendengar (mata dan telinga)16 2. Faktor Eksternal

16

(19)

Faktor dari luar yaitu karena adanya rangsangan-rangsangan tersebut akan berpengaruh dalam memberikan sentuhan-sentuhan kejiwaan secara langsung yang dibuat atau disengaja agar tumbuh kesadaran, yang nantinya akan membangkitkan perhatian dan minat seseorang17.

Selain itu juga adanya pengalaman, sebagaimana yang diungkapkan Singgih D. Gunarsa dalam kutipannya, mengatakan bahwa keberhasilan dalam suatu aktivitas atau kegiatan yang menimbulkan perasaan yang menyenangkan atau menambah aktivitas. Sedangkan kegagalan justru menyebabkan kehilangan minat dan pengurangan aktivitas18.

Selain faktor yang bersifat umum di atas, ada pula faktor-faktor lain yang juga menimbulkan kesulitan belajar siswa.

Diantara faktor-faktor yang dipandang sebagai faktor khusus ini ialah sindrom psikologis berupa learning disability (ketidak mampuan belajar). Sindrom (syndrome) yang berarti satuan gejala yang muncul sebagai indikator adanya ke abnormalan psikis (Reber, 1998) yang menimbulkan kesulitan belajar itu sendiri atas :

a) Disleksia (dyslexia), yakni ketidak mampuan belajar membaca b) Disgrafia (dysgrafhia), yakni ketidak mampuan belajar menulis c) Diskalkulia (dyscalculia), yakni ketidakmampuan belajar matematika.

Namun demikian, siswa yang mengalami sindrom-sindrom di atas secara umum sebenarnya memiliki IQ normal bahkan diantaranya ada yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Oleh karenanya, kesulitan belajar siswa yang menderita sindrom-sindrom tadi mungkin hanya

17

M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, ( Bandung : Remaja Rosda Karya, 1984) h.35

18

(20)

disebabkan oleh adanya minimal brain dysfunction, yaitu gangguan ringan pada otak (lask,1985; Reber,1998)19.

Setelah diungkapkan dari beberapa pendapat ahli pendidikan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa faktor – fakor tersebut sangat mempengaruhi minat siswa, apabila faktor-faktor tersebut dapat mendukung keinginan siswa maka proses belajar mengajar berjalan lancar dan tujuan pendidikan akan tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Karena minat sangat penting peranannya dalam proses belajar mengajar yang harus mempunyai minat tidak hanya siswa saja, melainkan guru harus mempunyai minat mengajar.

B. Indikator Minat Siswa Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler

Ada beberapa indikator untuk mengetahui minat seeorang, Sebagaimana yang sudah diuraikan pada teori sebelumnya bahwa minat seseorang dapat diketahui dengan beberapa indikator yang dikutip Alisuf Sabri dalam „psikologi pendidikan’ dari teori Ernest Hilgard, diantaranya 20.

1. Perasaan senang

Perasaan senang terdiri dari dua kata, yaitu “perasaan” dan “senang”. Perasaan adalah bagian dari penghidupan yang penting. Kalau manusia tidak memiliki rasa gembira, rasa duka cita, rasa cinta, rasa takut, harapan, rasa terkejut dan lain-lain perasaan, maka penghidupan akan terasa kering, biarpun kita mempunyai akal yang bekerja dengan baik. Perasaan memberi warna pada penghidupan.

Contoh-contoh berbagai jenis perasaan di atas meliputi pengalaman kepancainderaan, seperti peradaban, tetapi dalam pengertian sempit meliputi semua pengalaman senang dan tidak senang.

19

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar…,h.167

20

(21)

Inipun dapat pula mengenai afek (letupan perasaan) atau keresahan semuanya didefinisikan oleh Arnold sebagai “cara penghayatan khusus sebagai jawaban atas pertemuan dengan dunia luar”.)21

Oleh sebab itu perasaan tidaklah pasif, atau sikap aktif yang memungkinkan timbulnya peralihan kepada satu tindakan.

Yang kedua adalah kata senang, jenis perasaan yang ditinjau oleh Clifford T. Morgan dari perkembangannya semenjak kecil dijadikannya suatu kelompok diantaranya adalah rasa senang, rasa takut, dan rasa marah. Perasaan senang ditimbulkan karena kenikmatan-kenikmatan yang diperoleh anak waktu kecil. Seperti makan kenyang, tidak basah, tidak ada yang mengganggunya dan bebas dari semua gangguan dan hambatan dari rasa takut dan marah22.

Begitu juga dengan minat timbul karena sikap senang terhadap sesuatu. Jadi orang yang sikapnya positif atau suka kepada sesuatu maka akan dapat timbul minatnya kepada sesuatu itu. Jadi ciri orang berminat dapat dilihat dalam sikap/perasaannya kepada sesuatu itu. Misalnya siswa berminat mengikuti eskskul sbq maka sikapnya akan senang terhadap apa yang diperintahkan dan latihan-latihan yang diberikan guru tidak ada paksaan atau terpaksa untuk melakukannya.

2. Memiliki pengetahuan arti kegunaan ekstrakurikuler

Kebutuhan manusia akan kasih sayang atau penghormatan sama “sucinya” dengan kebutuhan akan kebenaran. Ilmu pengetahuan yang “murni” tidak mempunyai kebaikan interinsik lebih banyak daripada ilmu pengetahuan “manusiawi”, tetapi juga tidak kurang. Sifat manusiawi mensyaratkan kedua-duanya dan bahkan kedua-duanya itu tidak perlu dibeda-bedakan.

21

M.B. Arnold, Gefuhl, dalam Lexion der padagogik II, hal. 76-79

22

(22)

Contohnya sekali-kali muncul ketika konflik sementara antara pemuasan kebutuhan kognitif dan kebutuhan emosional menimbulkan persoalan pemaduan, koordinasi, dan jarak, dan bukan konflik dan oposisi. Bisa saja terjadi rasa ingin tahu manusiawi yang murni, objektif, tanpa pamrih dari ilmuwan yang murni membahayakan pemuasan dari kebutuhan-kebutuhan manusiawi lainnya yang sama pentingnya, misalnya keselamatan. Disini saya bukan hanya mengacu pada contoh nyata dari bom atom, tetapi juga pada kenyataan yang lebih umum bahwa ilmu pengetahuan itu sendiri menyiratkan suatu sistem nilai. Betapapun, garis batas yang dipakai sebagai pendekatan oleh ilmuwan yang “murni” bukan garis batas Einstein atau Newton, tetapi lebih merupakan garis batas ilmuwan “sinting” dari Hollywood. Suatu batasan bagi kebenaran dan ilmu pengetahuan yang lebih lengkap, lebih manusiawi, dan sukar dimengerti, dapat ditemukan dalam (66,292, 376). Ilmu pengetahuan demi ilmu pengetahuan akan sama buruknya dengan kesenian demi kesenian23.

Begitu juga dengan siswa yang memiliki pengetahuan atau mengetahui faedah-faedah/kegunaan, manfaat atau arti daripada kegiatan atau sesuatu yang ingin dilakukan agar dapat memiliki nilai yang maksimal. Siswa yang memiliki minat yang tinggi terhadap sesuatu akan memperoleh pengetahuan, wawasan, dan pengalaman serta berbuat lebih tekun. Demikian pula siswa yang mengetahui arti kegunaan atau manfaat pelajaran ekstrakurikuler maka siswa akan berminat dan tekun mempelajarinya.

Dengan begitu, besar kecilnya minat seseorang dapat diketahui melalui pengetahuan dan wawasan yang dimilikinya.

3. Kebiasaan

Setiap individu (siswa) yang telah mengalami proses belajar, kebiasaan-kebiasaannya akan tampak berubah. Burghardt dalam Syah (1996) menyatakan bahwa kebiasaan itu timbul karena proses penyusunan

23

(23)

kecenderungan repons dengan menggunakan stimulasi yang berulang-ulang. Dalam proses belajar, pembiasaan juga meliputi pengurangan prilaku yang tidak diperlikan. Karena proses pengurangan inilah, muncul suatu pola bertingkah laku baru yang relative menetap dan otomatis.

Kebiasaannya ini terjadi karena prosedur pembiasaan seperti dalam classical dan operant conditioning. (Lihat kembali makna dan teori belajar). Contoh : siswa yang belajar bahasa secara berkali-kali menghinadari kecenderungan penggunaan kata atau struktur yang keliru, akhirnya akan terbiasa dengan penggunaan bahasa secara baik dan benar.

Adanya sikap yang positif atau negatif disebabkan adanya kebiasaan dalam berprilaku. Untuk membentuk sikap yang positif diperlukaan kebiasaan yang positif begitu pula sebaliknya. Begitu juga siswa, apabila memiliki minat yang kuat, ia akan selalu terbiasa atau membiasakan mengikuti program ekstrakurikuler yang diselenggarakan di sekolah setiap satu minggu sekali. Semakin sering membiasakan sesuatu yang diminatinya, maka akan terlihat besarnya minat seseorang. Demikian pula siswa yang terbiasa mempelajari/melakukannya hal yang berkaitan dengan pelajaran ekstrakurikuler maka ia akan tertarik/ berminat untuk mempelajari/melakukannya dengan tekun.

4. Keyakinan

Setelah memiliki perasaan senang lalu memiliki pengetahuan kemudian diterapkan dan dibiasakan dalam berprilaku sehari-hari maka akan terasa yakin terhadap sesuatu yang dilkukannya.

(24)

dan teman, kebiasaan belajar dan lain-lain. Meskipun bahan pelajaran berisikan bidang kognitif tetapi bidang afektif harus menjadi bagian integral dari bahan tersebut, dan harus tampak dalam proses belajar dan prestasi belajar yang dicapai.

Seseorang yang berminat terhadap sesuatu ia akan yakin terhadap apa yang ia lakukan tanpa ada perasaan ragu-ragu. Orang yang tidak memiliki minat maka akan merasa khawatir atau cemas terhadap sesuatu yang akan dilakukannya. Begitu juga dengan siswa yang memiliki minat yang kuat terhadap ekskul sbq, maka akan ia akan tertarik/ berminat untuk melakukan atau mempelajarinya.

5. Motivasi

Kebutuhan-kebutuhan yang biasanya dijadikan titik-tolak teori motivasi adalah apa yang disebut dengan dorongan fisiologis. Dua macam penelitian terakhir memungkinkan kami mengubah pendapat kami yang lazim mengenal kebutuhan-kebutuhan ini ; pertama-tama, perkembangan konsep homeostasis, dan kedua, pendapat bahwa selera (pilihan akan makanan yang lebih digemari) merupakan petunjuk yang cukup efesien bagi kebutuhan-kebutuhan atau kekurangan-kekurangan dalam tubuh.

Homeostatis menunjukkan usaha otomatis dalam tubuh untuk mempertahankan aliran darah yang konstan dan normal. Cannon (78) telah menguraikan proses ini bagi (1) kandungan air dalam darah, (2) kandungan garam, (3) kandungan gula, (4) kandungan protein, (5) kandungan lemak, (6) kandungan kalsium, (7) kandungan zat asam, (8) tingkat ion hydrogen yang konstan (keseimbangan asam basa), dan (9) suhu darah yang konstan. Jelaslah bahwa daftar ini dapat diperpanjang dengan memasukkan mineral, hormone, vitamin, dan sebagainya.

(25)

kebutuhan fisiologis homeostatis. Bahwa hasrat seksual, kantuk, kegiatan dan pelaksanaan, serta perilaku keibuan dalam hewan bersifat homeostatis, itu belum ditunjukkan. Selanjutnya daftar ini belum mencakup berbagai kesenangan pancaindera ( rasa, bau, gelitik,belaian), yang mungkin bersifat fisiologis dan yang mungkin menjadi tujuan perilaku bermotivasi. Juga tidak kita ketahui apa yang harus disimpulkan dari kenyataan bahwa organisme mempunyai kecenderungan yang serentak akan kelembanan, kemalasan, dan upaya kecil-kecilnya, dan juga suatu kebutuhan akan kegiatan, rangsangan, dan kegairahan.

Dalam bab sebelumnya telah ditunjukkan bahwa dorongan atau kebutuhan fisiologis ini sebaiknya dianggap tidak lazim, karena hal-hal ini dapat dipisah-pisahkan dan dapat dilokalisir pada bagian-bagian tubuh tertentu (somatik).

Harus dijelaskan lagi bahwa kebutuhan fisiologis manapun dan kebutuhan konsumtif yang sejalan dengan itu berfungsi sebagai penyalur segala macam kebutuhannya lainnya. Artinya, seseorang yang mengira bahwa ia lapar boleh jadi lebih mencari kesenangan hidup, atau ketergantungan daripada vitamin atau protein. Sebaliknya, adalah mungkin sekali untuk sedikit memuaskan rasa lapar dengan kegiatan lain seperti minum air atau merokok. Dengan kata lain, meskipun kebutuhan fisiologis ini relative dapat dipisah-pisahkan, tidaklah mungkin untuk melakukannya secara tegas24.

Selain itu, berkenaan dengan jabatan guru, peringkat kebutuhan itu akan mendorong guru untuk melakukan perilaku keguruannya. Perilaku guru pada dasarnya merupakan upaya dalam memenuhi peringkat-peringkat kebutuhan tersebut.

Besar atau tidaknya minat seseorang terhadap sesuatu, dapat diketahui dari motivasinya. Jika motivasinya tinggi maka semakin kuat minat seseorang terhadap sesuatu yang ia inginkan. Seperti motivasi siswa

24

(26)

dalam belajar adalah ingin mendapat nilai yang baik maka ia akan belajar dengan sungguh-sungguh. Begitu juga siswa yang memiliki minat yang tinggi dapat mendorong untuk tetap melakukan dan memperoleh sesuatu.

C. Kegiatan Ekstrakurikuler 1. Pengertian Ekstrakurikuler

Ekstrakurikuler berasal dari kata “kurikuler” , yang artinya adalah kegiatan belajar yang dilakukan melalui tatap muka yang alokasi waktunya sudah ditentukan dalam susunan program dan diperdalam melalui tugas – tugas. Sedangkan “kurikuler” berasal dari kata “kurikulum” , yaitu sejumlah mata pelajaran atau kuliah di sekolah atau perguruan tinggi, yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan pendidikan, juga keseluruhan pelajaran yang disajikan oleh suatu lembaga pendidikan, singkatnya sesuatu yang direncanakan.

Menurut UU RI No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai pendidikan tertentu25.

Adapun komponen-komponen kurikulum adalah tujuan, isi, organisasi, dan strategi. Kurikulum adalah suatu program untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan. Ada dua tujuan yang terdapat dalam sebuah kurikulum sekolah ; tujuan secara keseluruhan dan tujuan oleh setiap bidang studi26. Singkatnya kurikulum itu meliputi isi, tujuan, bahan pelajaran, strategi atau metode, media atau alat dan evaluasi.

Di setiap sekolah biasanya selain terdapat program intrakurikuler juga terdapat beberapa beberapa daftar kegiatan tambahan yang biasa disebut dengan kegiatan ekstrakurikuler atau disingkat dengan ekskul. Pengertian ekstra secara umum mengandung pengertian segala sesuatu yang mempunyai

25

Sisdiknas No.20 tahun 2003,(Bandung : Gemilang,1993),hal.5

26

(27)

nilai lebih dari yang biasa. Searah dengan pengertian tersebut, eksrtakurikuler di sekolah merupakan kegiatan yang bernilai tambahan diberikan sebagai pendamping pelajaran yang diberikan secara intrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler ini bertujuan memberi nilai plus bagi siswa, selain materi pelajaran seperti yang dimuat di kurikulum yang didapatkan pada proses kegiatan belajar mengajar intrakurikuler.

Menurut M. Uzer Usman dan Lilis, kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran (tatap muka) baik dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah (hari libur) dengan maksud untuk memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang dimikinya dari berbagai bidang studi27.

Menurut Sahertian, Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa (termasuk pada waktu libur) yang dilakukan di dalam sekolah ataupun di luar sekolah dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan mengenai pengetahuan siswa antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya28.

Menurut Suharismi AK yang dikutip oleh Suryosubroto, kegiatan ekstrakurikiler adalah kegiatan tambahan di luar jam struktur program yang pada umumnya merupakan kegiatan pilihan29.

Menurut Suryosubroto yang mengutip dari Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajan tatap muka, dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah agar lebih memperkaya dam memperluas wawasan pengetahuan dan

27

Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 1993), Cet I, h.132

28

Piet Sahertian, Dimensi Administrasi Pendidikan, (Surabaya : Usaha Nasional, 1994), Cet ke-1,h. 132

29

(28)

kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum (Kurikulum SMK Depdikbud : 6)30.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan di luar struktur program sekolah yang dilaksanakan di luar jam pelajaran agar dapat memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa. Kegiatan ekstrakurikuler ini dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa sesuai dengan minat, bakat serta kreativitasnya masing-masing. Misalnya olah raga, kesenian, berbagai macam keterampilan, karena kebutuhan peserta didik bukan hanya pada kegiatan belajar saja, melainkan kegiatan-kegiatan yang ada di luar jam pelajaran seperti kegiatan ekstrakurikuler, agar minat, bakat serta kreativitasnya dapat berkembang dan tersalurkan dengan baik sesuai dengan potensinya masing-masing. Karena sekolah tidak hanya sebagai pelengkap suatu proses kegiatan belajar mengajar saja, melainkan sebagai sarana agar siswa memiliki nilai plus selain dari pelajaran akademis maupun non akademis yang bermanfaat bagi kehidupannya di masyarakat.

2. Tujuan kegiatan ekstrakurikuler

Di dalam melaksanakn suatu kegiatan atau program, sebaiknya kegiatan tersebut harus memiliki tujuan. Tujuan adalah cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Tidak ada suatu kegiatan yang diprogramkan tanpa ada tujuan, karena hai itu adalah suatu hal yang tidak memilki kepastian dalam menentukan ke arah mana kegiatan ini akan dibawa, sebagai hal penting untuk suatu kegiatan, maka dalam kegiatan apa pun tujuan tidak bisa diabaikan.

Demikian pula dengan kegiatan ekstrakurikuler, sebagai bagian dari pendidikan, kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan seperangkat pengalaman belajar memiiliki niali-nilai manfaat bagi pembentukan kepribadian siswa, tujuan kegiatan ekstrakurikuler harus meningkatkan kemampuan siswa yang

30

(29)

beraspek kognitif, afektif, dan psikomotorik, juga dapat mengembangkan bakat dan minat siswa, agar menjadi manusia seutuhnya yang positif.

Menurut TIM Dosen Jurusan Administrasi pendidikan FIP IKIP Malang, tujuan kegiatan ekstrakurikuler adalah untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa, misalnya olah raga, kesenian, berbagai macam keterampilan dan keperamukaan31

Pendapat Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati, bahwa kegiatan ekstrakurikuler bertujuan untuk :

a. Meningkatkan pengetahuan siswa dalam aspek kognitif maupun afektif. b. Mengembangkan bakat serta minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi

menuju manusia seutuhnya.

c. Mengetahui, mengenal, serta membedakan hubungan antara satu mata pelajaran dengan yang lainnya32.

Dalam menerapkan pembinaan kesiswaan melalui jalur ekstrakurikuler bertujuan untuk :

a. Memperluas wawasan siswa tentang keilmuan dan kemampuan berbahasa. b. Membentuk pribadi yang beriman dan bertaqwa dengan memiliki cirri-ciri

kepribadian muslim yang berwawasan keislaman dan keterampilan berdakwah.

c. Menyalurkan minat dan bakat siswa, meningkatkan daya tahan tubuh dan prestasi, serta daya kreasi dan menumbuhkan suasana refresing melalui kegiatan seni dan olah raga agar dapat mendukung keberhasilan belajarnya33 .

Hal ini sesuai dengan pendapat Direktorat Pendidikan menengah Kejuruan yang dikutip oleh Suryosubroto, bahwa tujuan kegiatan ekstrakurikuler adalah :

31

TIM Dosen Jurusan Administrasi FIP IKIP Malang, Administrasi Pendidikan,…h. 122

32

Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi kegiatan belajar

Mengajar,…h. 22

33

(30)

a. Kegiatan ektrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

b. Mngembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembianaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif.

c. Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan suatu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya34.

Kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan pada salah satu kegiatan yang ada melalui pendekatan persuasif antara siswa dengan masyarakat sangatlah penting. Karena dapat melatih komunikasi dan mental siswa dalam melakukan kegiatan tersebut. Pada dasarnya kekegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang mengimplementasikan pelajaran yang diterima siswa dikelas. “Banyak kegiatan klub dan organisasi bersifat ekstrakurikuler35tapi langsung berhubungan dengan pelajaran di kelas”.

Dari penjelasan-penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan kegiatan ekstrakuler adalah sebagai wadah penyaluran hobi, pengembangan minat dan bakat para siswa secara positif yang beraspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang dapat mengasah kemampuan, daya kreativitas, jiwa sportivitas, meningkatkan rasa percaya diri, dan lain sebagainya.

3. Manfaat Ekstrakurikuler

Manfaat yang terdapat dalam kegiatan ekstrakurikuker adalah mencapai sebuah nilai sosial, nilai moral, maupun nilai-nilai lainnya. Secara garis besar manfaat dari kegiatan ekstrakurikuler, antara lain:

a. Memenuhi kebutuhan kelompok b. Menyalurkan minat dan bakat

c. Memberikan pengalaman eksplotorik

d. Mengembangkan dan mendorong motivasi terhadap mata pelajaran

34

B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di sekolah,…h. 272

35

Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek Professional,

(31)

e. Mengikat para siswa di sekolah

f. Mengembangkan loyalitas terhadap sekolah g. Mengintegrasikan kelompok-kelompok sosial h. Mengembangkan sifat-sifat tertentu

i. Menyediakan kesempatan pemberian bimbingan dan layanan secara informal

j. Mengembangkan citra masyarakat terhadap sekolah.36

Membangun citra terhadap sekolah tergantung dari warga sekolah. Salah satunya adalah siswa dalam menjaga dan menciptakan citra yang baik. Sikap, perilaku dan prestasi yang diraih merupakan ukuran dalam menciptakan citra yang baik. Setiap sekolah mengirim siswanya dalam mengikuti perlombaan yang berhubungan dengan kegiatan ekstrakurikuler seperti olahraga, pramuka, seni baca al-qur’an maupun kegiatan lainnya. Keberadaan ekstrakurikuler dalam kegiatan sekolah sangat diperlukan guna merealisasikan salah satu fungsi pendidikan, menurut Hasan

Langgulung yaitu ”untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada pada

diri individu-individu supaya dapat dipergunakan oleh dirinya dan seterusnya oleh masyarakatnya untuk menghadapi tantangan-tantangan milieu yang selalu berubah.37

Siswa berusaha dapat meraih juara agar dapat mengharumkan nama sekolahnya dan membangun citra yang baik. Hal ini merupakan salah satu manfaat kegiatan ekstrakurikulker. Dengan demikian secara umum dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler mempunyai manfaat sebagai berikut:

a.Meningkatkan disiplin siswa

b.Meningkatkan kreasi siswa dalam bidang tertentu c.Mengisi waktu kosong siswa

36

Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2006), Cet.1, h.182

37

(32)

d. Mengembangkan potensi siswa e.Mengembangkan bakat siswa 4. Macam – macam ekstrakurikuler

Setiap program ekstrakurikuler pasti mempunyai bermacam- macam jenis kegiatan yang dapat mengembangkan bakat, minat serta kreativitas siswa. Adapun jenis kegiatan ini ada yang bersifat rutin dan ada yang bersifat priodik. Hal ini sesuai dengan pendapat Amir Daien yang dikutip oleh Suryosubroto, jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

1. Bersifat rutin : bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan secara terus-menerus, seperti : latihan bola voly, sepak bola dan sebagainya. 2. Bersifat priodik : bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan pada

waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olah raga dan sebagainya38.

Berbeda dengan pendapat Sri Mursiti, menurutnya jenis atau bentuk kegiatan ekstrakurikuler adalah mengunjungi obyek-obyek tertentu ( gunung, industri, dan sebagainya), Kelompok Karya Ilmiah berbagai bidang ilmu, Palang merah Remaja, Pramuka, dan kegiatan lain sejenis yang relevan yang dapat digolongkan ke dalam kegiatan ekstrakurikuler39.

Menurut pendapat Hadari Nawawi yang dikutip Suryosubroto, jenis-jenis kegiatan ekstrakrukuler adalah :

a) Pramuka sekolah. b) Olahraga dan kesenian.

c) Kebersihan dan keamanan sekolah.

d) Tabungan pelajar dan pramuka (tapelpram)

38

B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di sekolah,…h.272

39Sri Mursiti, Jurnal, “ Peranan Kegiatan Ekstrakurikuler Kelompok Ilmiah Remaja (KII)

(33)

e) Majalah sekolah.

f) Warung atau kantin sekolah. g) Usaha kesehatan sekolah.40

Namun secara umum, jenis kegiatan ekstrakurikuler yang dapat disebutkan di bawah ini :

1) Lomba karya ilmu pengetahuan remaja (LKIPR) 2) Pramuka

3) PMR/ UKS 4) Koperasi sekolah 5) Olahraga prestasi

6) Kesenian tradisi/ modern

7) Cinta alam dan lingkungan hidup 8) Peringatan hari-hari besar

9) Jurnalistik 10) PKS41.

`Itulah jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di sekolah, disamping itu masih banyak kegiatan-kegiatan lainnya yang juga banyak digemari oleh para siswa. Seperti kegiatan ekstrakurikuler Seni Baca Qur’an yang ada di MTs Islamiyah Sawangan.

Seni Baca Qur’an atau yang dikenal dengan istilah “An- Naghom fil

Qur’an”, maksudnya adalah melakukan Al-Qur’an.

Seni adalah sebagian dari rasa yang lahir dalam rohani manusia.Manusia menciptakan sesuatu karena kemauan, dan kemauan itu timbul karena daya paduan antara rohaniah manusia dan fikirannya sebagaimana disebutkan dalam ilmu jiwa. Golongan filsafat meninjau bahwa diri manusia itu terdiri dari kepribadian. Kepribadian adalah kualitas secara keseluruhan dari diri seseorang, baik rasa, maupun cipta yang mencakup segala hak yang menjadi tenaga pendorong sepertti hasrat, kemauan, rasa dan

40

B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di sekolah,…h. 274

41

(34)

segala hal yang ada hubungannya dengan persoalan yang bersifat keharuan baik senang maupun susah.

Selanjutnya cipta merupakan hak kegiatan yang timbul oleh kekuatan akal fikiran dalam mengadakan sesuatu. Kalau kita perhatikan, pada hakikatnya bahwa diri manusia dihiasi sifat-sifat seni, karena karena pada diri manusia ada menyenangi dan haru terhadap sesuatu yang indah. Hal ini sudah menjadi insting yang diberikan Allah kepada manusia, sesuai dengan firman-Nya ; 























Artinya: Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak[186] dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (ali imron: 14).

Rasa senang datang dari sesuatu yang indah sebagai hasil dari daya tangkap panca indera kita terhadap apa-apa yang ditangkapnya. Hal ini dapat pula menghasilkan sesuatu yang baik dalam segala tingkah laku dan perbuatan dalam usaha mengadakan sesuatu yang baik, sesuai dengan anjuran agama, Allah SWT berfirman :









Artinya: Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan gugusan bintang-bintang (di langit) dan kami Telah menghiasi langit itu bagi orang-orang yang memandang (nya). (al-hajr :16.)42.

Demikianlah sepintas kilas tentang pengertian seni baca Al-Qur’an. Adapun melagukan Al-Qur’an para ulama mempunyai beberapa pandangan.

42

(35)

Secara umum, lagu Al-Qur’an adalah setiap lagu apa saja yang dapat diterapkan dalam ayat-ayat Al-Qur’an, dengan berbagai variasi dan nada suara yang teratur dan harmonis, tanpa menyalahi hukum-hukum bacaan yang digariskan dalam ilmu tajwid. Prof. K.H. Mukti Ali pada suatu pertemuan ta’aruf pernah mengatakan dan menganjurkan kiranya lagu-lagu Qur’an dapat dipribumikan, misalnya dengan dendang gula, es lilin, tetapi sejarah telah menentukan lain. Kelahiran lagu-lagu Al-Qur’an yang hingga saat ini berkembang pesat di Indonesia adalah di Tanah Arab atau Negara Timur Tengah, sehingga lagu-lagu Al-Qur’an yang berkembang diseluruh pelosok dunia termasuk Indonesia merupakan produk dari sana. Lagu menurut masyarakat Arab, diartikan sebagai suatu yang menarik hati, nyanyian dengan syair dan kata-kata puitis yang berirama dan bermesraan dengan wanita, mengenang kekasih dan merpati yang bertekur.

Menurut Ibnu Abbas, lagu adalah ىنغلا (al-ghina) karena pelakunya kaya dan tidak bertujuan mencapai popularitas. Menurut pendapat ulama نحلا (al-lahnu) yang berarti membaca dengan nada suara indah atau suara yang dibawakan dalam bentuk seni. Tetapi menurut Ibnu Zadah, kalimat نحلا ( al-lahnu) mempunyai dua arti. Pertama kesalahan membaca. Istilah ini banyak digunakan dalam MTQ di Indonesia pada kalimat ىلجلا نحل (lahnul jali) artinya salah besar maksudnya adalah kesalahan yang sampai mengubah makna, dan فهكلا نحل (lahnul kahfi) kesalahan yang ringan artinya kesalahan yang terdapat pada hukum-hukum huruf. Dan yang kedua, artinya suara yang menggetarkan hati43.

Pendapat para ulama tentang seni baca Al-Qur’an bahwa setiap mukmin membaca Al-Qur’an saja, sudah termasuk amal yang sangat mulia dan akan mendapat pahala yang berlipat ganda, sebab yang dibacanya adalah kitab suci Allah. Al-Qur’an adalah sebagai bacaan bagi orang mukmin, baik dikala lapang maupun dikala sempit, dikala senang maupun sedih. Membaca

43

(36)

Al-Qur’an tidak hanya menjadi amal ibadah saja, tetapi juga menjadi obor dan penawar bagi orang yang gelisah jiwanya, sebagaimana firman Allah SWT :















Artinya: Dan kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (al-isra;82)44.

44

(37)

31 Bab III

METODOLOGI PENELITIAN A.Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, hanya terdapat satu variabel saja yaitu variabel konstruktif, variabel ini diambil berdasarkan konsep.

B.Tempat dan Waktu Penelitian

Adapun tempat yang dijadikan objek penelitian adalah MTs Islamiyah Sawangan Depok. Penelitian ini dilaksanakan selama empat bulan hingga 13 Januari tahun 2011.

C.Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian1. Sampel adalah suatu proses pemilihan dan penentuan jenis sampel serta perhitungan besarnya sampel yang akan menjadi subjek atau objek penelitian2. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel terbatas atau terjangkau.

1

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi,…h.

131

2

(38)

Sampel dalam target ini adalah kelas VIII siswa MTs. Islamiyah Sawangan Depok yang berjumlah 35 siswa.

D. Metode Penelitian

Untuk memperoleh data, fakta dan informasi yang akan menggambarkan dan menjelaskan permasalahan dalam penelitian ini, maka penulis manggunakan metode penelitian deskriptif analisis melalui jenis penelitian lapangan (field research) dan ditunjang dengan kajian pustaka (library research).

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini diperlukan beberapa teknik, adapun teknik pengumpulan data yang saya gunakan adalah:

1. Observasi

Secara umum, pengertian observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap penomena-penomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.3 Observasi langsung ke lapangan dengan melakukan pengamatan dan pencatatan, adapun objek observasi adalah: keadaan lingkungan sekolah, fasilitas belajar siswa, struktur organisasi, keadaan guru dan karyawan, keadaan siswa-siswi sendiri tentunya dan lainnnya yang berkaitan dengan sekolah. 2. Interview/Wawancara

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan yang diajukan secara lisan. Ciri utama pada interview ini adalah bertatap muka langsung antara peneliti dengan yang diteliti. Dalam hal ini penulis akan mengadakan wawancara langsung dengan kepala sekolah MTs. Islamiyah Sawangan Depok. Dokumentasi

3

(39)

yaitu cara pengumpulan data yang sudah direkomendasikan oleh kepala MTs. Islamiyah Sawangan Depok.

3. Angket/Kuisioner

Kuisioner adalah “sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden, dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya”. Kuisioner juga dapat diartikan “suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti”.4

Dengan teknik ini pula akan memudahkan didalam mengambil kesimpulan mengenai minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler Seni Baca Al-Qur’an di MTs. Islamiyah Sawangan Depok. Adapun angket yang digunakan adalah tipe pilihan (tertutup).

Adapun kisi-kisi instrument angket adalah sebagai berikut:

[image:39.595.121.513.157.723.2]

Tabel 1

Kisi-kisi instrument minat Siswa Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler

Variabel Indikator No. soal Jumlah

Minat siswa terhadap kegiata

ekstrakurikuler

Perasaan senang

Memilki pengetahuan arti/manfaat ekskul Kebiasaan Keyakinan Motivasi

1, 7, 10, 6,11, 21,

2, 8, 30, 26, 13 5,

3, 15, 18, 19, 23, 27

4, 9, 12, 14, 20, 22

24, 28, 17, 25, 29, 16 6 6 6 6 6 Jumlah 30 4

Cholid Narbuko dan Ahmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), Cet. Ke-6, hal. 76

(40)

` Untuk mengukur variabel minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler Seni Baca Al-Qur’an digunakan skala sikap, dengan menyediakan alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Sangat, kurang setuju (KR), ( Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).

F. Uji Validitas Angket

Dalam penelitian ini, untuk menguji validitas tiap butir – butir pada soal dengan diperolehnya indeks validitas, tiap butir soal dapat diketahui dengan pasti butir-butir manakah yang tidak memenuhi syarat ditinjau dari validitasnya. Pada uji validitasi angket ini, penulis menggunakan rumus PEARSON, yaitu

rit=

2

2 xt

xt xixt

 

Keterangan :

r

it = Angka Indeks korelasi antara skor butir soal dengan skor total xi = Jumlah kuadrat deviasi skor dari xi

xt = Jumlah kuadrat deviasi skor dari xt5.

5

(41)

G. Teknik Pengolahan Data

Setelah semua angket dikumpulkan dengan lengkap, maka penulis mengolah data dengan teknik :

a. Editing (pemeriksaan data). Penulis melakukan proses pemeriksaan kelengkapan data dan kejelasan angket yang berhasil dikumpulkan. b. Skoring, yaitu tahap untuk menentukan skor dalam hasil penelitian,

[image:41.595.148.515.144.563.2]

tetapkan bahwa untuk responden yang menjawab diberi bobot nilai sebagai berikut:

Tabel 2

Skor Dan Alternatif Jawaban Alternatif

Jawaban

Positif Negatif

Sangat setuju 5 1

Setuju 4 2

Kurang setuju 3 3

Tidak setuju 2 4

Sangat tidak setuju 1 5

(42)

P = F/N x 100 % Keterangan :

P = Angket persentase F = Frekuensi jawaban N = Jumlah of class H. Teknik analisa dan Interpretasi

Langkah ini adalah menganalisa data yang telah diolah secara verbal sehingga hasil penelitian mudah dipahami dalam bentuk tabel prosentase.

[image:42.595.115.520.131.739.2]

Selesai dianalisa, kemudian dilakukan interpretasi berpedoman pada penyajian sebagai berikut:

Tabel 2

Katagori penilaian / Interpretasi No Prosentase Penafsiran

1 100%

Seluruhnya

2 90%

Hamper seluruhnya

3 60%

Sebagian besar

4 51%

Lebih dari setengah

5 50%

Setengahnya

6 40%

Hamper setengahnya

7 20%

Sebagian kecil

8 10%

(43)

9 0,1%

Sedikit sekali

10 0%

Tidak ada sama sekali

Selanjutnya untuk mengetahui minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler, maka penulis menghitung rata-rata minat siswa tersebut dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Mx = ∑x N

Keterangan : Mx = Mean (rata-rata) yang dicari

∑x = Jumlah dari skor-skor (nilai-nilai) yang ada

N = Number Of Cases ( banyaknya skor-skor itu sendiri) Kemudian penulis menentukan kategori rangking minat siswa tersebut, diantaranya :

20 - 40 : Minat rendah 41 – 60 : Minat sedang 61 – 80 : Minat tinggi6.

6

(44)

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Profil MTs Islamiyah

Madrasah Tsanawiyah Islamiyah merupakan lembaga pendidikan yang berada dalam naungan Yayasan Darul Irfan, berdiri pada tahun 1992 di atas lahan seluas 1.300 M2 dengan Terakreditas B.

Berangkat dari keinginan memajukan daerah sawangan dan sekitarnya dengan ilmu pengetahuan Islam dan umumnya, maka didirikanlah PGA (Pendidikan Guru Agama) dan pondok pesantren salafi. Seiring berjalannya waktu PGA yang sudah menghasilkan banyak lulusan guru-guru agama yang berguna bagi agama, masyarakat, bangsa dan Negara. PGA harus diganti nama dengan nama Sekolah Menengah Pertama atau setingkat dengan Madrasah Tsanawiyah.

(45)

kian deras. Jumlah penduduk yang besar sampai saat ini hanyalah baru merupakan keunggulan potensi belaka. Dengan demikian pendidikan dan pemberdayaan SDM dan mampu bersaing dalam dunia global. Itulah yang melatarbelakangi berdirinya MTs Islamiyah.

2. Letak Geografis MTs Islamiyah

Letak MTs Islamiyah sangat strategis, letaknya dipertigaan yang menuju Depok, Parung Cinangka sehingga mudah dijangkau oleh kendaraan angkutan umum terutama dari arah Depok, Parung, Cinangka dan Sawangan yang secara kebetulan mobil trayek Parung, Depok dan Cinangka melintasi depan MTs Islamiyah. Gedung MTs Islamiyah terdiri dari satu lantai dan memiliki 4 ruang belajar, karena siswa/I tidak begitu banyak MTs Islamiyah masing-masing hanya satu kelas kecuali kelas 3 ada dua kelas waktu pembelajaran yang disediakan hanya pagi saja, siangnya dilanjutkan dengan program ekstrakurikuler. Disamping 4 ruang belajar, MTs Islamiyah memiliki 1 ruang perpustakaan, 2 ruang kantor guru (kantor kepala sekolah dan kantor guru MTs Islamiyah), 1 ruang laboraturium bahasa, 1 ruang laboraturium IPA dan 1 ruang komputer.

(46)

3.Visi, Misi dan Tujuan Sekolah a.Visi Sekolah :

1)Mempersiapkan insane berilmu dan berakhlak mulia

2)Membentuk manusia yang beriman, berilmu dan berakhlak mulia yang mampu menghadapi tantangan global

b.Misi Sekolah :

1)Disiplin dalam kegiatan pembelajaran

2)Menanamkan dan melaksanakan nilai-nilai Agama didalam dan diluar sekolah

3)Meny

Gambar

Kisi-kisi instrument minat Siswa Terhadap Kegiatan EkstrakurikulerTabel 1
Tabel 2 Skor Dan Alternatif Jawaban
Tabel 2 Katagori penilaian / Interpretasi
Tahun Tabel 4 Kelas VII Kelas VIII
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bentuk negara menurut UUD 1945 baik dalam Pembukaan dan Batang Tumbuh dapat diketahui pada pasal 1 ayat 1, tidak menunjukkan adanya persamaan pengertian dalam

Kurikulum MULOK (2013), Mata PelajaranMuatan Lokal Bahasa Jawa SMP/SMPLB/MTs Provinsi Jawa Tengah.. Moleong,

Dengan percobaan membakar kertas, memanaskan gula, siswa dapat menjelaskan pengertian perubahan kimia4. Dari hasil pengamatan percobaan siswa dapat menjelaskan perbedaan

Sel-sel tersebut nantinya akan menyusun tubuh makhluk hidup melalui pengorganisasian yang sistematis. Dalam organisasi tubuh, sel memiliki peranan yang sangat penting, tetapi kita

Hal lain yang menjadi penyebab kemunduran wanita adalah masalah kebodohan; dan yang terakhir diakibatkan oleh penetrasi asing (Barat), terutama dalam bidang budaya

Dua ratus enam puluh sembilan juta sembilan ratus delapan puluh tiga ribu dua ratus empat puluh enam rupiah.. Dua ratus enam puluh tiga juta enam ratus lima puluh tiga ribu lima

Gambar E.25 Foto Penyaringan Katalis dengan Pompa Vakum. Gambar E.26 Foto Pemisahan Hasil Transesterifikasi dengan

Asfiksia neonatorum termasuk dalam bayi baru lahir dengan risiko tinggi karena memiliki kemungkinan lebih besar mengalami kematian bayi atau menjadi sakit berat dalam masa