• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Word of Mouth, Marketing MIX (Produk, Harga. Promosi, dan Saluran Distribusi), dan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian Mobil Suzuki Swift (Studi kasus pada Swift Club Indonesia)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pengaruh Word of Mouth, Marketing MIX (Produk, Harga. Promosi, dan Saluran Distribusi), dan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian Mobil Suzuki Swift (Studi kasus pada Swift Club Indonesia)"

Copied!
179
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH WORD OF MOUTH, MARKETING

MIX (PRODUK, HARGA, PROMOSI, DAN SALURAN

DISTRIBUSI), DAN CITRA MEREK TERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL SUZUKI SWIFT

(Studi kasus pada Swift Club Indonesia)

Oleh

Muhammad Noer Ichbal Hilman

NIM: 109081000128

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)

ANALISIS PENGARUH WORD OF MOUTH, MARKETING MIX (PRODUK, HARGA,

PROMOSI, DAN SALURAN DISTRIBUSI), DAN CITRA MEREK TERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL SUZUKI SWIFT

(Studi Kasus Pada Swift Club Indonesia)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Muhammad Noer Ichbal Hilman NIM: 109081000128

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Ela Patriana, MM, AAAIJ

NIP. 195706171985031002 NIP. 196905282008012010

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(4)
(5)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Kamis, 19 September 2013 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

1. Nama : Muhammad Noer Ichbal Hilman

2. NIM : 109081000128

3. Jurusan : Manajemen

4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Word Of Mouth, Marketing Mix(Produk, Harga, Promosi, Dan Saluran Distribusi), Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Suzuki Swift (Studi Kasus pada Swift Club Indonesia)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 19 September 2013

1. Leis Suzanawati, SE., M.Si ( )

NIP. 197208092005012004 Ketua

2. Dr. Ahmad Dumyathi Bashori, MA ( )

NIP. 197001062003121001 Sekretaris

3. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS ( )

NIP. 195706171985031002 Pembimbing 1

4. Ela Patriana, MM, AAAIJ ( )

NIP. 196905282008012010 Pembimbing 2

5. Ade Suherlan, MBA., MM ( )

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Muhammad Noer Ichbal Hilman

2. Tempat tanggal lahir : Jakarta, 22 Oktober 1991

3. Alamat : Puri Kartika I.1/4 Rt: 006/ 009 Tangerang

4. Telepon : 087774530045

5. E-mail : ich_ballerz@gmail.com

II. PENDIDIKAN

1. SDN Sudimara Tahun 1997-2003

2. SMPN 3 Tangerang Tahun 2003-2006

3. SMAN 13 Tangerang Tahun 2006-2009

4. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2009-2013

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Benny Hilman

2. Ibu : Yuli Eka Sari

3. Alamat : Puri Kartika I.1/4 Rt: 006/ 009 Tangerang

(7)

ANALYZE THE EFFECT OF WORD OF MOUTH, MARKETING MIX

(PRODUCT, PRICE, PROMOTION, AND PLACE), AND BRAND IMAGE TO

PURCHASE DECISION TOWARD SUZUKI SWIF’S CAR

(Case Study on Swift Club Indonesia)

Muhammad Noer Ichbal Hilman

ABSTRACT

The aim of this research is to analyze the influence of word of mouth, marketing mix (product, price, promotion, and place), and brand image on purchase decision

toward Suzuki Swift’s car. The data which used in this research is a primary data,

collected from 60 respondents as the member on Swift Club Indonesia who bought and used the Suzuki Swift’s car. The sampling technique that is used in this research is judgement sampling method, then the data was analyzed using multiple regression method. The result showed that: word of mouth, product, price, promotion, place, and brand image have significant influence simultaneously on purchase decision. Partially, word of mouth, product, price, place, and brand image have significant influence, but promotion not.

(8)

ANALISIS PENGARUH WORD OF MOUTH, MARKETING MIX (PRODUK,

HARGA, PROMOSI, DAN SALURAN DISTRIBUSI), DAN CITRA MEREK

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL SUZUKI SWIFT

(Studi Kasus pada Swift Club Indonesia)

Muhammad Noer Ichbal Hilman

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh word of mouth,

marketing mix (produk, harga, promosi, dan saluran distribusi), dan citra merek terhadap

keputusan pembelian mobil Suzuki Swift. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang dikumpulkan dari 60 responden sebagai anggota dari Swift Club Indonesia yang membeli mobil Suzuki Swift. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode judgement sampling, kemudian data diproses menggunakan analisa regresi berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: word of mouth, produk, harga, saluran distribusi, dan citra merek mempunyai pengaruh yang signifikan, tetapi promosi tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

(9)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

baik. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW yang

mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang

ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat

guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa

dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis

ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Kedua orang tua, ayahanda tercinta Benny Hilman dan ibunda tersayang Yuli

Eka Sari yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil serta

doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis.

2. Segenap keluarga dan teman yang telah menyemangati dan membantu

penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Ahmad Dumyathi Bashori, MA, selaku Ketua Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Titi Dewi Warninda, SE. Msi, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang

telah berkenan memberikan tambahan ilmu dan solusi pada setiap

permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini.

7. Ibu Ela Patriana, MM, AAAIJ selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang

telah bersedia membimbing dan mengarahkan penulis selama menyusun

skripsi dan memberikan banyak ilmu serta solusi pada setiap permasalahan

(10)

8. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah

memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan.

9. Seluruh teman-teman seangkatan, terutama kelas Manajemen D Angkatan

2009 dan Marketing Angkatan 2009 yang selalu mengisi hari-hari menjadi

sangat menyenangkan.

10. Seluruh staf dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

11. Selfi Stefani, yang telah membantu dan memberikan semangat setiap harinya

dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan

kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi para pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang manajemen

pemasaran.

Jakarta, September 2013

Penulis,

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... i

PENGESAHAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... iii

(12)

4. Marketing Mix (Bauran Pemasaran) ... 27

a. Pengertian Keputusan Pembelian ... 51

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian 52 c. Peranan Dalam Keputusan Pembelian ... 55

d. Proses Keputusan Pembelian ... 57

B. Penelitian Terdahulu ... 64

1. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 77

a. Uji Validitas ... 77

(13)

a. Uji Normalitas ... 78

b. Uji Multikolinearitas ... 79

c. Uji Heteroskedastisitas ... 80

3. Analisis Regresi Linier Berganda ... 81

E. Operasional Variabel Penelitian ... 85

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 88

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitan ... 88

1. Sejarah Singkat Suzuki Swift ... 88

2. Profil Swift Club Indonesia (SCI) ... 90

B. Analisis dan Pembahasan ... 90

1. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 90

2. Karakteristik Responden ... 94

3. Analisis Deskriptif ... 96

g. Keputusan Pembelian ... 116

4. Uji Asumsi Klasik ... 120

a. Uji Normalitas ... 120

b. Uji Multikolinearitas ... 121

(14)

5. Uji Regresi Linier Berganda ... 124

a. Persamaan Regresi Linier Berganda ... 124

b. Uji Koefisien Korelasi (R) ... 125

c. Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 126

d. Uji t Hitung (Parsial) ... 127

e. Uji F Hitung (Simultan) ... 136

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ... 145

A. Kesimpulan ... 145

B. Implikasi ... 146

DAFTAR PUSTAKA ... 149

(15)

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

1.1 Data Penjualan Mobil Hatchback Di Indonesia Tahun 2009-2011 6

1.2 Daftar Harga Mobil Hatchback Di Indonesia Tahun 2013 ... 7 dikeluarkan untuk membeli mobil Suzuki Swift sebanding dengan kualitasnya ... 96

4.8 Dengan WOM, responden mengetahui resiko kinerja mobil Suzuki Swift ... 97

4.9 Responden mengetahui mobil Suzuki Swift itu berkualitas bagus dari orang yang memiliki atau memakai mobil tersebut . 97

4.10 Responden memperoleh informasi yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya mengenai mobil Suzuki Swift sebanding dengan kualitasnya ... 98

4.11 Dengan WOM, responden mengetahui fitur lengkap yang dimiliki mobil Suzuki Swift ... 99

4.12 Dengan WOM, responden mengetahui bahwa kualitas mobil Suzuki Swift bagus ... 99

(16)

4.14 Dengan WOM, responden mengetahui bahwa dengan

membeli mobil Suzuki Swift dan bisa bergabung ke dalam

komunitas mobil Suzuki Swift ... 101

4.15 Responden mengetahui mobil Suzuki Swift dari kerabatnya .... 101

4.16 Responden mengetahui mengenai mobil Suzuki Swift dari orang yang dapat dipercaya ... 102

4.22 Dengan melakukan pembelian secara tunai, Suzuki menawarkan potongan harga yang menggiurkan untuk produk Swift-nya ... 105

4.23 Mobil Suzuki Swift dapat dibeli secara kredit ... 105

4.24 Suzuki Swift mengiklankan mobilnya di koran/majalah ... 106

4.25 Suzuki Swift mengiklankan mobilnya di televisi ... 107

4.26 Suzuki Swift mengiklankan mobilnya pada reklame/baliho di jalan raya... 107

4.27 Suzuki Swift memberikan potongan harga untuk pembelian tunai ... 108

4.28 Suzuki selalu mengikutsertakan Swift di acara pameran mobil 108

(17)

4.35 Mobil Suzuki Swift memiliki kualitas mesin yang baik... 112

4.36 Harga mobil Suzuki Swift bersaing dengan harga mobil merek lain yang sejenis... 113

4.37 Fitur yang dimiliki Suzuki Swift menarik ... 113

4.38 Suzuki Swift menawarkan produk transmisi automatic dan manual ... 114

4.39 Nama Suzuki “Swift” unik ... 114

4.40 Nama merek Suzuki Swift mudah diucapkan... 115

4.41 Nama merek Suzuki Swift mudah diingat ... 115

4.42 Nama merek Suzuki Swift mudah dikenal ... 116

4.43 Responden membeli mobil Suzuki Swift karena kebutuhan ... 116

4.44 Responden mengetahui informasi mengenai mobil Suzuki Swift dari keluarga /teman/tetangga ... 117

4.45 Responden mengetahui informasi mengenai mobil Suzuki Swift dari iklan ... 117

4.46 Responden lebih memilih mobil Suzuki Swift dibandingkan dengan mobil merek lain ... 118

4.47 Suzuki Swift merupakan mobil yang paling responden sukai ... 118

4.48 Responden merasa puas setelah membeli mobil Suzuki Swift . 119 4.59 Responden akan merekomendasikan mobil Suzuki Swift pada orang lain ... 119

4.50 Hasil Uji Multikolinieritas ... 121

4.51 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 124

4.52 Hasil Koefisien Korelasi (R) ... 125

4.53 Hasil Koefisien Determinasi (R2) ... 126

4.54 Hasil Uji t Hitung (Uji Parsial) ... 128

(18)

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Elemen Dalam Marketing Mix ... 28

2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkah Laku Konsumen . 52

2.3 Proses Keputusan Pembelian Konsumen ... 57

2.4 Tahapan Antara Evaluasi Alternatif dan Keputusan Pembelian ... 62

2.5 Kerangka Pemikiran ... 71

4.1 Hasil Uji Normalitas ... 120

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Perkembangan teknologi yang makin dinamis membuat manusia dituntut

dengan cepat dan tepat untuk bertindak agar tidak kalah bersaing. Melihat

kondisi tersebut menyebabkan pebisnis semakin dituntut untuk mempunyai

strategi pemasaran yang tepat dalam memenuhi target volume penjualan. Dengan

demikian, setiap perusahaan harus memahami perilaku konsumen pada pasar

sasarannya karena kelangsungan hidup perusahaan tersebut sebagai organisasi

yang berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat

tergantung pada perilaku konsumennya (Nafillah, 2012:1).

Pada dasarnya semakin banyaknya pilihan produk yang dijual di pasar,

maka semakin banyak pula pilihan bagi konsumen untuk dapat memilih produk

yang sesuai dengan harapannya. Sehingga konsekuensi dari kondisi tersebut

adalah konsumen menjadi lebih cermat dan pintar dalam menghadapi setiap

produk yang diluncurkan di pasar.

Selain perusahaan menjalankan strategi penjualan agar produknya dapat

diterima di pasar, peran konsumen yang pernah memakai suatu produk

merupakan hal yang perlu diperhatikan. Konsumen yang telah memakai suatu

(20)

menceritakan dan merekomendasikan kepada orang lain, sehingga dapat

menciptakan pembelian individu yang mendengarnya.

Hal tersebut merupakan komunikasi word of mouth (WOM), WOM

memiliki kekuatan yang lebih besar dibanding dengan iklan dan bentuk promosi

lain. Menurut Onbee Marketing Research (anak perusahaan Octovate Consulting

Group) yang bekerjasama dengan majalah SWA, melakukan penelitian kepada

2000 konsumen di lima kota besar di Indonesia, dan menyimpulkan bahwa 89%

konsumen di Indonesia lebih mempercayai rekomendasi dari teman dan keluarga

pada saat ingin membeli suatu produk (Suhartomo, 2010:3).

Sikap konsumen ini menunjukkan bahwa WOM yang efektif akan cepat

membangun kredibilitas sebuah merek, yang berujung pada rekomendasi oleh

satu konsumen ke konsumen lain. Jika konsumen merasa puas pada suatu

produk, maka akan tercipta WOM yang positif tentang produk tersebut. Namun,

jika konsumen merasa tidak puas akan suatu produk, maka akan tercipta WOM

yang negatif tentang produk tersebut dan berakibat menurunnya konsumen atau

calon konsumen yang batal untuk membeli produk itu (Rahmawati dan Taurina,

2011:3).

Kotler & Keller (2007:204) mengemukakan bahwa word of mouth

Communication (WOM) atau komunikasi dari mulut ke mulut merupakan proses

komunikasi yang berupa pemberian rekomendasi baik secara individu maupun

(21)

Selain itu, perusahaan perlu merumuskan strategi bauran pemasaran

(marketing mix) yang tepat agar konsumen lebih tertarik untuk membeli produk

yang telah dihasilkan oleh perusahaan, serta produk tersebut dapat sampai di

tangan konsumen dengan cepat sehingga kebutuhan konsumen dapat terpenuhi.

Marketing mix is the set of controllable, tactical marketing tools that the firm

blends to produce the response it wants in the target market”. Marketing mix

meliputi item alat pemasaran, yaitu product, price, promotion, dan place (4P)

(Kotler dan Armstrong, 2008:57).

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarka kepada pasar untuk

mendapatkan perhatian, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi yang mungkin

dapat memuaskan harapan atau kebutuhan (Kotler dan Armstrong, 2008:57).

Selain itu, strategi penetapan harga juga sangat penting untuk dilakukan.

Menurut Fajar Laksana (2008:105) harga merupakan jumlah uang yang

diperlukan sebagai penukar berbagai kombinas produk dan jasa, dengan

demikian maka suatu barang haruslah dihubungkan dengan bermacam-macam

barang dan/atau pelayanan, yang akhirnya akan sama dengan sesuatu yaitu

produk dan jasa.

Disamping itu, promosi juga merupakan salah satu media yang efektif

sebagai salah satu sumber informasi yang diperlukan konsumen untuk

mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu produk. Promosi adalah suatu

komunikasi dari penjual dan pembeli yang berasal dari informasi yang tepat yang

(22)

mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat

produk itu (Laksana, 2008:133).

Faktor yang tidak kalah pentingnya dalam strategi bauran pemasaran

adalah lokasi. Menurut Fajar Laksana (2008:123) saluran distribusi adalah

serangkaian organisasi yang terkait dalam semua kegiatan yang digunakan untuk

menyalurkan produk dan status pemiliknya dari produsen ke konsumen.

Pengertian ini menunjukan bahwa perusahaan dapat menggunakan lembaga atau

perantara untuk dapat menyalurkan produknya kepada konsumen akhir.

Selain dari efektifitas komunikasi word of mouth (WOM) dan bauran

pemasaran (marketing mix), yang perlu diperhatikan perusahaan dalam

memasarkan produknya yaitu citra merek yang positif akan produknya itu.

Citra merek yang dimiliki perusahaan merupakan aspek penting yang

harus dimiliki dan dipertahankan nilai positifnya dimata konsumen maupun calon

konsumen. Citra merek merupakan cara masyarakat mempersepsi (memikirkan)

perusahaan atau produknya. Dengan demikian, citra merek merupakan persepsi

dan keyakinan konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang terjadi dalam

ingatan konsumen mengenai merek dari suatu produk yang dilihat, dipikirkan,

dan dibayangkanya. Dengan menciptakan citra merek yang tepat untuk suatu

produk, tentunya akan sangat berguna bagi pemasar, karena citra merek akan

mempengaruhi penilaian konsumen atas alternative brand yang diharapkan.

(23)

Kesinambungan antara citra merek dan kinerja perusahaan merupakan

dua hal yang harus tetap dijaga keberlangsungannya. Konsumen akan tetap

memilih produk dengan merek terkenal dan sudah mapan, dimana produk yang

dipilih akan menjamin kualitas produknya. Hal ini sesuai dengan yang

dikemukakan oleh Kotler dan Amstrong dalam Meidi Chandra (2009:5), bahwa

brand also tell the buyer something about product quality”.

Demikian pula yang terjadi pada industri otomotif, perkembangan pesat

industri otomotif di Indonesia membuat tingkat persaingannya menjadi ketat,

khususnya pada industri mobil. Para Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM)

mobil terus melakukan inovasi terhadap produknya. Hal ini terlihat dari semakin

beraneka ragamnya merek dan jenis mobil di Indonesia. Akibatnya konsumen

semakin selektif dalam memilih mobil yang akan dibelinya. Faktor yang menjadi

pertimbangan bagi konsumen dalam memilih produk yaitu faktor nilai atau

manfaat yang akan diperoleh konsumen dari suatu produk. Selain itu, konsumen

juga mempertimbangkan berapa besar biaya yang harus dikeluarkan untuk

memperoleh produk tersebut. Banyaknya produk yang memiliki kesamaan

bentuk, kegunaan dan fitur-fitur lain membuat konsumen kesulitan untuk

membedakan antara satu produk dengan produk yang lain. Inovasi produk terus

dilakukan oleh ATPM mobil untuk menarik perhatian konsumen dan tentu saja

agar konsumen bersedia membeli produk yang dihasilkan ATPM (Al-Zamendy,

(24)

Saat ini segmen mobil yang sedang diminati adalah segmen mobil

hatchback. Mobil hatchback adalah mobil dengan harga di atas Rp. 150 juta

berkapasitas lima penumpang dengan kapasitas mesin lebih dari 1.200 cc.

Berikut ini adalah data mengenai penjualan mobil segmen hatchback di

Indonesia dalam tiga tahun terakhir:

Tabel 1.1

Data Penjualan Mobil Hatchback Di Indonesia Tahun 2009 – 2011

Tahun Unit

2009 36.057

2010 54.258

2011 41.054

Sumber: www.bisnis-jabar.com, www.kontan.co.id

Dari data di atas dapat terlihat bahwa penjualan mobil segmen hatchback

mengalami peningkatan sebesar 33,21% pada tahun 2010. Walaupun pada tahun

2011 mengalami penurunan penjualan sebanyak 13.204 unit.

Mobil segmen hatchback sedang diminati konsumen karena menawarkan

kepraktisan bergerak di tengah lalu lintas padat dan konsumsi bahan bakar yang

cukup irit. Mobil segmen hatchback di Indonesia dalam beberapa tahun ini

sangat padat oleh berbagai merek pabrikan dunia. Sehingga kini di segmen

hatchback terdapat beragam varian seperti Honda Jazz, Toyota Yaris, Nissan

March, Mazda 2, Suzuki Swift, Ford Fiesta, dan Hyundai i20. Berikut ini adalah

(25)

Tabel 1.2

Daftar Harga Mobil Hatchback Di Indonesia Tahun 2013

TRD Sportivo ver.2 228.000.000

Nissan March 1.2 L A/T 153.200.000

(26)

Tabel 1.2 (Lanjutan)

Merek Mobil Harga

Ford Fiesta Sport A/T 226.000.000

Sport M/T 216.000.000

Style M/T 179.000.000

Trend A/T 201.000.000

Trend M/T 191.000.000

Hyundai i20 CRDi M/T 197.800.000

GL A/T 184.500.000

GL M/T 170.500.000

Sumber: www.autocarprices.com. Data diambil pada tanggal 4 Maret 2013

PT. Indomobil Niaga Internasional sebagai ATPM mobil Suzuki di

Indonesia juga masuk ke segmen hatchback. Suzuki meluncurkan merek Swift

untuk merambah pasar mobil hatchback. Melalui riset ini akan dianalisis

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam

membeli mobil Suzuki Swift. Ketertarikan pemilihan merek Suzuki Swift

dikarenakan produk mobil Suzuki Swift ini mengalami penurunan dan penaikan

unit penjualan pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. Berikut adalah data

(27)

Tabel 1.3

Data Penjualan Mobil Hatchback Di Indonesia Tahun 2009-2011 (Dalam Unit)

Merek Mobil

Tahun

2011 2010 2009

Honda Jazz 19.440 20.581 15.713

Toyota Yaris 16.448 15.398 7.505

Nissan March 12.345 1.945 -

Mazda 2 5.513 3.049 652

Suzuki Swift 3.618 3.546 3.753

Ford Fiesta 3.428 1.484 -

Hyundai i20 622 693 426

Sumber: www.gaikindo.or.id

Rendahnya angka peningkatan penjualan Suzuki Swift bisa mengancam

dominasi Suzuki Swift di segmen mobil hatchback. Selain itu, Suzuki Swift

semakin ditempel ketat oleh varian hatchback Mazda 2 yang membukukan

penjualan sebesar 5.513 unit pada tahun 2011. Padahal Mazda 2 baru resmi

diluncurkan pada bulan November tahun 2009 lalu (www.otomotifkompas.com).

Hal ini jelas merupakan ancaman bagi Suzuki Swift dalam dominasinya di

segmen mobil hatchback.

Sampel yang akan dijadikan dalam penelitian ini adalah orang-orang

pengguna mobil Suzuki Swift di dalam komunitas Swift Club Indonesia (SCI).

Alasan dipilihnya orang-orang pengguna mobil Suzuki Swift di dalam komunitas

(28)

dijadikan sampel dikarenakan mobil hatchback telah menjadi kebutuhan

kebanyakan orang saat ini, pada keadaan di kawasan Jakarta dan sekitarnya yang

semakin padat akan kendaraan sehingga membuat orang-orang berfikir untuk

beralih ke mobil yang berukuran kecil dan mampu memuat penumpang sampai

dengan 5 orang, serta harga yang relatif terjangkau.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul:

ANALISIS PENGARUH WORD OF MOUTH, MARKETING MIX

(PRODUK, HARGA, PROMOSI, dan SALURAN DISTRIBUSI), dan

CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL

SUZUKI SWIFT (Studi Kasus Pada Swift Club Indonesia).

B. Perumusan Masalah

Dari latar belakang yang sudah penulis utarakan, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh word of mouth, marketing mix (produk, harga,

promosi, dan saluran distribusi), dan citra merek secara parsial terhadap

keputusan pembelian mobil suzuki swift.

2. Apakah terdapat pengaruh word of mouth, marketing mix (produk, harga,

promosi, dan saluran distribusi), dan citra merek secara simultan terhadap

(29)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk menganalisis pengaruh word of mouth, marketing mix (produk,

harga, promosi, dan saluran distribusi), dan citra merek secara parsial

terhadap keputusan pembelian mobil Suzuki Swift.

b. Untuk menganalisis word of mouth, marketing mix (produk, harga,

promosi, dan saluran distribusi), dan citra merek secara simultan terhadap

keputusan keputusan pembelian mobil Suzuki Swift.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Praktis

1) Bagi Penulis atau Peneliti

Penulisan dan penelitian ini dapat dijadikan pengetahuan sebagai

sumber sumbangan yang cukup penting terhadap aplikasi langsung di

masyarakat atas pengetahuan secara teori yang didapat selama dibangku

kuliah dengan praktis.

2) Bagi Pemilik atau Pengusaha pada Umumnya

Dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan dan bahan acuan

tentang bagaimana faktor-faktor tertentu mempengaruhi keputusan

(30)

3) Bagi Lembaga Pendidikan

Sebagai suatu hasil karya dan sebuah karya yang dapat dijadikan sebagai

bahan wacana dan pustaka bagi mahasiswa atau pihak lain yang

memiliki ketertarikan meneliti dibidang yang sama.

b. Manfaat Teoritis

1)Sebagai bahan pembanding antara teori dan fakta atau kenyataan yang

terjadi di lapangan.

2)Sebagai salah satu bahan acuan dibidang penelitian yang sejenis dan

pengembangan penelitian selanjutnya.

3)Sebagai pengembangan terhadap teori keputusan pembelian konsumen

(31)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pemasaran

Disebagian besar masyarakat, pemasaran sering diartikan sebagai

proses penjualan barang dan jasa, tetapi apabila dilihat lebih mendalam

pengertian pemasaran mempunyai aspek yang lebih luas dari pada pengertian

tersebut (Ong dan Sugiharto, 2013:2).

Bagi pelaku bisnis sasaran fundamental dari bisnis mereka adalah

kelangsungan hidup, laba, dan pertumbuhan. Pemasaran memberikan

kontribusisecara langsung untuk mencapai sasaran ini. Pemasaran terdiri dari

kegiatan berikut, yaitu menilai keinginan dan kepuasan konsumen saat ini dan

calon konsumen, mendesain dan mengatur penawaran produk, menentukan

harga dan kebijakan harga, mengembangkan strategi distribusi, dan

melakukan komunikasi dengan konsumen saat ini dan calon konsumen (Ong

dan Sugiharto, 2013:2).

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:6) pemasaran adalah proses

sosial dan manajerial dimana pribadi suatu organisasi memperoleh apa yang

mereka butuhkan dan diinginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai

(32)

Menurut American Marketing Association (AMA), pemasaran adalah

the activity, set of institutions, and processes for creating, communicating,

delivering, and exchanging offerings that have value for customers, clients,

partners, and society at large” (Kotler dan Keller, 2012:27).

Menurut Canon dkk (2008:6), “marketing is the performance of

activities that seek to accomplish an organization’s objectives by anticipating

customer or client needs and directing a flow of need ─ satisfaying goods and

services from producer to consumer or client”.

Sasaran dari semua aktivitas pemasaran adalah memfasilitasi

pertukaran yang saling memuaskan di antara pihak-pihak yang terlibat.

Aktivitas pemasaran meliputi penyusunan konsep, penentuan harga, promosi,

dan distribusi atas sejumlah ide, produk, dan jasa (Djakarta, 2012:12).

2. Manajemen Pemasaran

Dari definisi pemasaran yang dikemukakan oleh ahli diatas dapat

diketahuibahwa pemasaran merupakan suatu sistem dari kegiatan bisnis yang

saling berhubungan dan dapat ditunjukan untuk merencanakan,

mendistribusikan dan mempromosikan barang dan jasa yang dilakukan oleh

perusahaan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen (Djakarta,

2012:13).

Kegiatan pemasaran haruslah dikoordinasikan dan dikelola dengan

(33)

pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan

dengan menciptakan, menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai

pelanggan yang unggul.

3. Word of Mouth (WOM)

a. Pengertian Word of Mouth (WOM)

Kotler & Keller (2007:204) mengemukakan bahwa word of mouth

Communication (WOM) atau komunikasi dari mulut ke mulut merupakan

proses komunikasi yang berupa pemberian rekomendasi baik secara

individu maupun kelompok terhadap suatu produk atau jasa yang

bertujuan untuk memberikan informasi secara personal. Komunikasi dari

mulut ke mulut merupakan salah satu saluran komunikasi yang sering

digunakan oleh perusahaan yang memproduksi baik barang maupun jasa

karena komunikasi dan mulut ke mulut (word of mouth) dinilai sangat

efektif dalam memperlancar proses pemasaran dan mampu memberikan

keuntungan kepada perusahaan.

Menurut Ali Hasan (2010:32) word of mouth adalah tindakan

konsumen memberikan informasi kepada konsumen lain (antar pribadi)

nonkomersial baik merek, produk maupun jasa. Freddy Rangkuti

(2009:77) mendefinisikan WOM sebagai usaha pemasaran yang memicu

pelanggan untuk membicarakan, mempromosikan, merekomendasi, dan

(34)

Mowen dan Minor (2002:180) mengatakan bahwa komunikasi

word of mouh mengacu pada pertukaran komentar, pemikiran atau ide-ide

diantara dua konsumen atau lebih yang tidak satupun merupakan sumber

pemasaran. WOM diartikan sebagai sebagai suatu bentuk komunikasi

mengenai produk barang dan jasa antara orang-orang yang independen,

bukan merupakan bagian dari perusahaan penyedia produk tersebut, yang

terjadi melalui medium yang juga diyakini independen.

Ali Hasan (2010:25) mengemukakan alasan yang membuat WOM

dapat menjadi sumber informasi yang kuat dalam mempengaruhi

keputusan pembelian, yaitu:

1. WOM adalah sumber informasi yang independen dan jujur, yang

artinya ketika informasi datang dari seorang teman itu lebih kredibel

karena tidak ada keterkaitan dari orang tersebut dengan perusahaan

produk tersebut.

2. WOM sangat kuat karena memberikan manfaat kepada yang bertanya

dengan pengalaman langsung tentang produk melalui pengalaman

teman.

3. WOM disesuaikan dengan orang-orang yang tertarik di dalamnya.

Seseorang tidak akan bergabung dengan percakapan, kecuali jika

mereka tertarik pada topik yang disukainya.

(35)

5. WOM dapat mulai dari satu sumber tergantung bagaimana kekuatan

influencer dan jaringan sosial itu menyebar dengan cepat dan secara

luas kepada orang lain.

6. WOM tidak dibatasi oleh ruang atau kendala lainnya, seperti ikatan

sosial, waktu, keluarga atau hambatan fisik lainnya.

Menurut Kotler (2007:206), konsumen menerima dan menanggapi

WOM pada kondisi dan situasi dalam:

1. Konsumen kurang mendapat informasi yang cukup untuk membantu

dalam melakukan pilihan.

2. Produknya sangat kompleks dan sulit dinilai dengan menggunakan

penilaian kriteria.

3. Konsumen kurang mampu untuk menilai produk, tidak penting

bagaimana informasi yang disebarkan dan ditujukan.

4. Sumber lain memiliki kridibilitas rendah.

5. Pengaruh orang lain lebih mudah dijangkau daripada sumber lain dan

karena dapat dikonsultasikan dengan menghemat waktu dan tenaga.

6. Kuatnya ikatan sosial yang ada antara penyebar dan penerima

informasi.

7. Individu mempunyai kebutuhan yang tinggi pada persetujuan

lingkungan sosial.

Dengan demikian word of mouth merupakan suatu cara untuk

(36)

yang pernah memakai produk yang bersangkutan, akan menghasilkan

informasi yang lebih dapat dipercaya, sehingga juga akan lebih

menghemat waktu dan proses evaluasi merek.

Jadi, word of mouth tidak dapat dibuat-buat atau diciptakan.

Karena WOM dilakukan oleh konsemen secara sukarela atau tanpa

mendapatkan imbalan, semuanya murni dari pengalaman pribadi

konsumen lain yang pada akhirnya kepercayaan konsumen terbentuk dari

rekomendasi konsumen lain. Berusaha membuat-buat WOM justru

menjadikan perusahaan akan gagal dan dapat mengakibatkan efek yang

lebih buruk. Membuat-buat WOM dapat merusak brand dan image

perusahaan sehingga akhirnya perusahaan akan gagal sama sekali.

b. Menciptakan Word of Mouth (WOM)

Word of mouth akan tercipta ketika produk yang disampaikan

memberikan manfaat kepada pendengarnya. Menurut Rosen (2000:19),

menyatakan bahwa ada beberapa unsur yang harus dimiliki suatu produk

untuk bisa menghasilkan WOM yang positif dan berkelanjutan,

diantaranya:

1. Produk tersebut harus mampu membangkitkan tanggapan emosional.

2. Produk atau merek tersebut harus mampu memberikan efek sesuatu

yang delight atau excitement. Berarti produk harus mampu memberikan

(37)

3. Produk tersebut harus mempunyai sesuatu yang dapat mengiklankan

dirinya sendiri atau memberikan inspirasi seseorang untuk menanyakan

hal tersebut.

4. Suatu produk menjadi lebih poweful bila penggunanya banyak.

5. Produk tersebut harus kompatibel dengan produk lainnya, khususnya

dapat diaplikasikan di produk yang mengandalkan teknologi.

6. Pengalaman konsumen menggunakan produk pertama kali. Sekali

konsumen kecewa, mereka tidak akan menggunakan produk anda lagi

dan mereka akan bertindak seperti teroris.

Berdasarkan penelitian Diamond Management & Technology

Consultant dalam Majalah Mix (2007:17) terdapat beberapa bentuk

metode penciptaan word of mouth, antara lain:

1. Buzz marketing, menggunakan kegiatan hiburan atau berita yang baik

agar orang yang pernah terlibat dengan suatu produk dapat

membicarakan produk tersebut pada orang lain.

2. Evangelist marketing, para penyebar berita (evangelist), pembicara atau

relawan yang menjadi pemimpin dalam aktivitas penyebaran secara

aktif atas nama perusahaan.

3. Community marketing, membentuk dan mendukung ceruk komunitas

(niche community) yang dengan senang hati membagi ketertarikan

mereka terhadap suatu merek, menyediakan alat, konten, dan informasi

(38)

4. Conversation creation, iklan yang menarik atau lucu, e-mail, serta

hiburan untuk memulai aktivitas WOM.

5. Influencer marketing, mengidentifikasi komunitas kunci dan opinion

leader yang dengan senang hati menceritakan produk dan memiliki

kemampuan untuk mempengaruhi opini orang lain.

6. Cause marketing, memberikan dukungan untuk program sosialisasi

melalui pengumpulan dana untuk mendapatkan respect dan dukungan

dari orang-orang yang memiliki concert yang sama dengan perusahaan.

7. Viral marketing, menciptakan pesan yang menghibur dan informatif

dan didesain untuk disebarkan secara eksponensial melalui media

elektronik atau e-mail.

8. Grassroots marketing, mengatur dan memotivasi relawan untuk terlibat

secara personal atau lokal.

9. Brand blogging, menciptakan blog dan berpartisipasi dalam

blogosphere, dalam semangat keterbukaan, komunikasi transparan,

berbagi informasi nilai yang mungkin dibicarakan komunitas blog.

10.Product seeding, menempatkan produk yang tepat di tangan yang

tepat, pada waktu yang tepat pula, menyediakan informasi atau sampel

untuk individu berpengaruh.

11.Referral programs, menciptakan alat bagi pelanggan yang puas agar

(39)

c. Pengukuran Word of Mouth (WOM)

Mengacu pada konsep yang telah diterapkan Basel et. al. dalam

Dion Dewa Barata (2005:27), terdapat dua variabel dari word of mouth,

yaitu persepsi risiko dan pengetahuan konsumen. Dan dalam penelitian

yang dilakukan oleh Surya Sutriono (2008:31) yang mengacu pada

penelitian yang dilakukan oleh Brown dan Dacin terdapat tiga variabel,

yaitu kepuasan, insentif, dan opinion leader.

1. Persepsi Risiko

Word of mouth dapat mempengaruhi seseorang untuk

mempersepsikan nilai suatu produk ataupun persepsi risiko yang akan

timbul apabila mengkonsumsi produk tersebut. Persepsi risiko menjadi

salah satu komponen penting dalam pemrosesan informasi yang

dilakukan konsumen. Apabila informasi yang diperoleh melalui Word

of mouth bersifat negatif, bukan tidak mungkin pemrosesan informasi

juga akan menghasilkan tingkat persepsi resiko yang semakin tinggi

(Rini, 2011:3).

Menurut Dion Dewa (2005:27) dalam proses pemasaran,

konsumen selalu dihadapkan dengan adanya risiko dalam setiap

pengambilan keputusannya. Menurut Mowen dan Minor (2002:89)

menyatakan, persepsi risiko dipahami sebagai kemungkinan konsumen

(40)

Menurut Trocchia dalam Suhartomo (2010:29), ada enam dimensi

persepsi risiko, yaitu:

a. Risiko finansial, adalah persepsi bahwa produk tidak akan sesuai

dengan harganya.

b. Risiko kinerja, adalah persepsi bahwa produk tidak akan memiliki

kinerja seperti yang diharapkan.

c. Risiko waktu, adalah persepsi bahwa waktu yang dikeluarkan untuk

mencari produk akan sia-sia ketika produk berkinerja tidak seperti

yang diharapkan.

d. Risiko fisik, adalah persepsi bahwa produk akan membahayakan

atau mengancam keselamatan konsumen atau orang lain.

e. Risiko psikologis, adalah persepsi bahwa produk tidak akan sesuai

dengan gambaran atau konsep diri konsumen.

f. Risiko sosial, adalah persepsi bahwa produk yang tidak baik akan

mempermalukan konsumen.

Dalam penelitian ini, peneliti hanya mengunakan dua dimensi

persepsi risiko yaitu risiko finansial dan risiko kinerja. Hal ini

dikerenakan dalam penelitian ini menggunakan objek mobil Suzuki

Swift, dimana mobil adalah barang mewah yang proses pembeliannya

harus melakukan evaluasi yang panjang. Sehingga calon konsumen

(41)

2. Pengetahuan Konsumen

Dengan adanya WOM menjadikan konsumen memiliki

pengetahuan tentang produk yang akan dipilihnya. Jika konsumen

mengetahui banyak tentang produk yang akan dipilihnya, maka risiko

yang akan ia terima tentunya akan lebih sedikit daripada ia tidak

memiliki pengetahuan tentang produk.

Dalam Dion Dewa (2005:29), konsumen telah memiliki tingkat

pengetahuan tentang produk yang ditawarkan sehingga akan

mengabaikan lebih banyak informasi dari orang lain sebelum

melakukan pembelian. Pengetahuan konsumen tentang produk juga

memiliki pengaruh tidak hanya pada pencarian WOM secara aktif,

namun juga pada persepsi konsumen terhadap resiko. Konsumen

dengan sedikit pengetahuan tentang produk cenderung memiliki

persepsi resiko yang lebih besar dan memperoleh manfaat yang lebih

besar dari kegiatan mencari informasi melalui WOM. Dalam

pengambilan keputusan, informasi yang dimiliki yang terbentuk

menjadi pengetahuan konsumen dibutuhkan dalam menilai resiko dari

semua alternatif produk yang akan dipilih, sehingga konsumen yang

memiliki lebih banyak informasi akan mampu menilai pilihan produk

yang akan dikonsumsinya yang memiliki resiko minimum

(42)

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mishra, Umesh, dan

Stem dalam Dion Dewa Barata (2005:30) ada tiga ukuran untuk

mengukur tingkat pengetahuan konsumen, yaitu:

a. Pengetahuan konsumen tentang produk, adalah pengetahuan

konsumen yang mengetahui dengan benar apa yang ditawarkan oleh

penyedia produk yang bersangkutan.

b. Pengalaman konsumen yang berhubungan dengan produk, adalah

pengetahuan konsumen tentang produk seperti apa yang

diperolehnya ketika menggunakan produk tersebut.

c. Informasi yang dimiliki konsumen tentang produk, adalah

pengetahuan konsumen tentang produk bersangkutan yang ia peroleh

dari sumber lain.

3. Kepuasan

Kepuasan konsumen akan mempengaruhi keinginan konsumen

tersebut untuk menyebarkan informasi mengenai produk atau jasa yang

dikonsumsinya. Jika konsumen puas terhadap produk yang

digunakanya maka secara naluriah konsumen tersebut akan bercerita

kepada orang-orang disekitarnya mengenai kepuasannya dan

menyebarkan word of mouth, baik yang positif maupun yang negatif di

antara orang-orang tersebut.

(43)

Konsumen yang merasa puas setelah mengkonsumsi suatu produk

pastinya akan menyebarkan word of mouth secara positif, sedangkan

konsumen yang merasa tidak puas setelah mengkonsumsi suatu produk

akan menyebarkan word of mouth secara negatif. Menurut Zeithaml

(2003:85), kepuasan konsumen akan dipengaruhi oleh fitur spesifik dari

produk dan persepsi terhadap kualitas. Kualitas produk pada dasarnya

menggambarkan seberapa besar manfaat yang dirasakan konsumen

sehingga dapat memenuhi harapan mereka.

4. Insentif

Dalam komunikasi word of mouth, diperlukan adanya insentif

untuk merangsang konsumen yang telah menggunakan suatu produk

agar mau untuk menyebarkan kepada orang lain. Insentif yang

diberikan harus kreatif walaupun dapat juga dalam bentuk berupa uang.

Erida (2009:2), menerangkan bahwa insentif, baik yang berupa moneter

maupun non moneter dapat mengurangi perilaku negative word of

mouth dan memperkuat positive word of mouth.

Apabila dikaitkan dengan kepuasan konsumen, insentif dianggap

sebagai katalisator untuk meningkatkan perilaku WOM dari konsumn

yang puas serta meredam WOM negatif dari konsumen yang merasa

(44)

5. Opinion Leader

James Widyaharsana (2009:44) berpendapat, opinion leader

merupakan konsumen yang secara berkala mempengaruhi pandangan,

sikap, dan perilaku orang lain. Selanjutnya, James Widyaharsana

memberikan penjelasan mengenai peran-peran yang dilakukan oleh

opinion leader, diantaranya:

a. Mereka memberikan rangsangan kepada konsumen lain, sehingga

konsumen menjadi sadar akan adanya kebutuhan yang selama ini

tidak disadarinya.

b. Mereka memberikan informasi ke konsumen lain mengenai suatu

produk. Dalam banyak kasus, konsumen lebih cenderung

mempercayai pihak ketiga daripada promosi yang dilakukan oleh

pihak pertama.

c. Mereka memberikan saran yang memudahkan konsumen memilih

produk yang terbaik dari banyak pilihan yang ada. Saran ini berguna

dalam membantu konsumen mempersingkat proses evaluasi pilihan

secara signifikan.

d. Mereka memberikan umpan balik yang dipercaya oleh konsumen

lainnya. Keahlian dan kredibilitas dari para opinion leader ini

kadang dapat mempengaruhi konsumen lain dalam menentukan

(45)

Selanjutnya, James Widyaharsana (2009:52) menerangkan

bahwa opinion leader yang baik harus memiliki dua syarat utama

sehingga mereka berperan besar dalam proses WOM, diantaranya:

a. Networking

Mereka harus memiliki jaringan yang luas. Jumlah pendengar yang

banyak akan memperbesar peluang orang mendengarkan informasi

dari seorang opinion leader.

b. Kredibilitas

Selain jaringan yang luas, para opinion leader ini harus memiliki

kredibilitas. Kredibilitas adalah kualitas, kapadilitas, atau kekuatan

untuk menimbulkan kepercayaan. Ada dua faktor yang membuat

seseorang memiliki kredibilitas, yaitu kejujuran dan kemampuan

atau keahlian. Seseorang yang tidak dianggap memiliki keahlian

tidak akan didengarkan pendapatnya. Lebih jauh, seorang ahli yang

tidak dianggap jujur juga tidak akan dapat mempengaruhi orang lain.

4. Marketing Mix (Bauran Pemasaran)

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:57) “marketing mix is the set of

controllable, tactical marketing tools that the firm blends to produce the

response it wants in the target market”. Marketing mix meliputi item alat

pemasaran, yaitu product, price, promotion, dan place (4P). Penjelasan

(46)

Gambar 2.1

Elemen Dalam Marketing Mix

Sumber: Kotler & Armstrong (2008:57) “the Four Ps of Marketing Mix

Marketing Mix tersebut digunakan oleh pemasar agar produknya dapat

memasuki pasar sasaran atau target market. Item bauran pemasaran meliputi:

a. Product yaitu terdiri dari keragaman produk, kualitas, desain, ciri, nama

merek, kemasan, ukuran, pelayanan, garansi (jaminan), dan imbalan.

b. Price yaitu terdiri dari harga, rabat (diskon), potongan harga khusus,

periode pembayaran, dan syarat kredit.

c. Promotion yaitu terdiri dari promosi penjualan, periklanan, tenaga

penjualan, pubic relation (PR), dan pemasaran langsung.

(47)

d. Place yaituterdiri dari saluran pemasaran, cakupan pasar, pengelompokan,

lokasi, persediaan, dan transportasi.

Sedangkan menurut Fandy Tjiptono (2007:30) bauran pemasaran

adalah seperangkat alat yang digunakan pemasar untuk membentuk

karakteristik jasa yang ditawarkan kepada pelanggan.

Kemudian menurut Swasta dan Irawan (2003:78) pengertian bauran

pemasaran adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang

merupakan inti dari system pemasaran perusahaan, yakni: produk, struktur

harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi.

Dari berbagai definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

marketing mix adalah kombinasi dari 4P, yaitu product price,promotion, dan

place yang digunakan oleh perusahaan untuk memasarka produknya.

Dari empat variabel marketing mix di atas maka dapat dijelaskan

sebagai berikut. Unsur-unsur marketing mix yaitu:

a. Produk (product)

Menurut Fajar Laksana (2008:68) produk adalah segala sesuatu

baik yang bersifat fisik maupun non fisik yang dapat ditawarkan kepada

konsumen untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Yang termasuk

dalam pengertian produk yaitu:

(48)

- Service: Jasa/pelayanan yang bersifat non fisik, yang menyertai atau

tidak menyertai produk barang fisik

- Experiences: Pengalaman kegiatan atau seseorang yang dapat dinikmati

oleh orang lain

- Events: Kegiatan atau peristiwa yang dibutuhkan oleh orang banyak

- Persons: keahlian atau ketenaran seseorang

- Places: Tempat yang memiliki keunggulan, keunikan (sejarah) atau

keindahan

- Properties: Hak kepemilikan bias berupa benda nyata (real estate) atau

financial (saham dan obligasi)

- Organization: Lembaga atau wadah yang dapat memberikan citra atau

nilai jual dari suatu produk

- Information: informasi yang dapat diproduksi dan dipasarkan (sekolah,

surat kabar)

- Ideas: gagasan yang menghasilkan produk yang diminati oleh konsumen

Menurut Amstrong dan Kotler (2008:57) produk adalah segala

sesuatu yang dapat ditawarka kepada pasar untuk mendapatkan perhatian,

dimiliki, digunakan atau dikonsumsi yang mungkin dapat memuaskan

harapan atau kebutuhan. Produk dibagi menjadi dua kelas berdasarkan tipe

(49)

1. Produk yang dikonsumsi oleh pelanggan (costumer products)

Produk yang dibeli oleh konsumen akhir sebagai konsumsi pribadi.

Produk bagi konsumen ini dibagi menjadi empat bagian, yaitu:

a. Produk kebutuhan sehari-hari (convenience products)

Produk yang biasanya dibeli konsumen secara rutin, segera, dan

dengan pertimbangan serta usaha yang minimum dalam

pembeliannya. Misalnya, sabun, garam, dan lain-lain.

b. Produk belanjaan (shopping products)

Produk yang dalam proses memilihnya dan membelinya

mengharuskan konsumen membanding-bandingkan berdasarkan

kesesuaian mutu, harga, dan modelnya. Misalnya, pakaian, sepatu,

perhiasan, dan lain-lain.

c. Produk khusus (speciality products)

Produk yang memiliki ciri unik dan atau merek khas dimana

sekelompok pelanggan bersedia berusaha lebih keras dalam proses

pembelian. Misalnya, telepon genggam, motor, mobil, dan lain-lain.

d. Produk yag tidak dicari (unsought product)

Produk yang sudah diketahui atau tidak diketahui pelanggan, tetapi

pada umumnya tidak terpikir untuk membeli. Misalnya, asuransi

(50)

2. Produk bagi industri (industrial products)

Produk yang dibeli oleh individu atau organisasi untuk diproses

lebih lanjut atau untuk digunakan sehubungan dengan bisnis.

Contohnya, bahan mentah, komponen material, dan lain-lain.

Menurut Stanton (2002:152) produk mempunya definisi yang

sempit dan luas. Definisi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Definisi sempit

Produk adalah sekumpulan atribut fisik nyata (tangible) yang terkait

dala sebuah bentuk yang dapat diidentifikasikan.

b. Definisi luas

Produk adalah sekumpulan atribut yang nyata (tangible) dan tidak

nyata (intangible) di dalamnya tercakup warna, harga, kemasan,

spesifik pabrik, prestif pengecer, dan pelayanan di pabrik serta

pengecer yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang

bisa memuaskan keinginannya.

Menurut Fandy Tjiptono (2001:950) produk yaitu sesuatu yang

dapat ditawarkan oleh produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari,

dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai alat pemenuh

kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan.

Produk merupakan hasil dari kegiatan produksi yang berwujud

(51)

merupakan suatu yang ditawarkan di pasar untuk memenuhi kebutuhan

dan keinginan.

Produk merupakan elemen yang paling penting, sebab dengan

produk inilah perusahaan pertama-tama dan terutama memenuhi segala

sesuatu yang diberikan kepada seseorang guna memuaskan suatu

kebutuhan dan keinginan konsumen. Dalam pengelolaan produk

termasuk pula perencanaan dan pengembangan produk dan/atau jasa

yang baik untuk dipasarkan oleh perusahaan. Perlu adanya suatu

pedoman untuk mengubah produk yang ada, menambah produk baru,

atau mengambil tindakan lain yang dapat mempengaruhi kebijakan

dalam penentuan produk. Selain itu, keputusan-keputusan juga perlu

diambil menyangkut masalah pemberian merek, pembungkusan, warna,

dan bentuk produk lainnya.

b. Harga (price)

Harga merupakan unsur marketing mix yang paling fleksibel, yang

artinya dapat berubah dengan cepat. Berbeda halnya dengan karakteristik

produk atau komitmen terhadap saluran distribusi. Ke dua hal ini tidak

dapat dirubah dengan mudah dan cepat, tetapi jika harga sewaktu-waktu

dapat berubah.

Menurut Fajar Laksana (2008:105) harga merupakan jumlah uang

yang diperlukan sebagai penukar berbagai kombinas produk dan jasa,

(52)

bermacam-macam barang dan/atau pelayanan, yang akhirnya akan sama

dengan sesuatu yaitu produk dan jasa.

Menurut Fandy Tjiptono (2001:124) harga adalah satuan moneter

agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau

jasa. Pengertian harga merupakan suatu moneter atau ukuran lainnya

termasuk barang dan jasa yang ditukarkan agar memperoleh hak

kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa.

Dalam menetapkan harga suatu produk yang dulakukan

perusahaan dapat ditentukan dengan tiga bentuk strategi harga, yaitu:

1. Strategi harga produk baru (new product pricing strategies)

Perusahaan meluncurkan produk baru mengalami tantangan dalam

penetapan harga untuk pertama kalinya. Strategi harga produk baru

dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

a. Market skimming pricing

Penetapan harga yang tinggi untuk produk baru agar mencapai

pendapatan maksimum melalui tiap lapisan segmen yang mau

membayar dengan harga tinggi. Dalam hal ini perusahaan hanya

memproduksi produknya dalam jumlah sedikit, dengan tujuan untuk

(53)

b. Market penetration pricing

Penetapan harga yang rendah untuk produk baru denga tujuan untuk

menarik sejumlah besar pembeli da memperoleh pangsa pasar yang

besar.

2. Strategi harga bauran produk (product mix pricing strategies)

Strategi untuk menetapkan harga produk seringkali dapat berubah

ketika suatu produk adalah sebuah bagian bauran produk. Strategi harga

bauran produk dibagi menjadi lima bagian, yaitu:

a. Product line pricing

Penetapan harga yang berbeda diantara berbagai produk dalam

sebuah lini produk berdasarkan perbedaan biaya antara produk,

evaluasi pelangan dari fitur-fitur yang berbeda, dan harga pesaing.

b. Optimal product pricing

Penetapan harga berdasarkan pilihan dari aksesoris produk yang

menyertai produk utama.

c. Captive product pricing

Penetapan harga untuk produk yang harus digunakan beserta produk

utamanya.

d. By product pricing

Penetapan harga pada limbah produk yang bertujuan untuk membuat

(54)

e. Product bundle pricing

Kombinasi dari beberapa produk yang ditawarkan dalam satu paket

untuk mengurangi harga.

3. Strategi penyesuaian harga (price adjustment strategies)

Perusahaan seringkali menyesuaikan harga dasar mereka untuk

setiap konsumen yang berbeda dan situasi yang seringkali

berubah-ubah. Strategi penyesuaian harga dibagi menjadi enam bagian, yaitu:

a. Discount and allowance pricing

Pengurangan harga sebagai bentuk penghargaan terhadap pelanggan

yang memberikan respon, seperti membayar lebih awal atau

mempromosikan produk.

b. Segmented pricing

Penyesuaian harga yang memungkinkan pembedan terhadap

pelanggan, produk, atau lokasi.

c. Psychological pricing

Pendekatan harga yang mempertimbangkan efek psikologi dari

harga dan bukan hanya nilai ekonomisnya.

d. Promotional pricing

Pengurangan harga untuk sementara yang bertujuan untuk

(55)

e. Geographical pricing

Penyesuaian harga yang dihitung berdasarka letak geografis dari

pelanggan.

f. International pricing

Penyesuaian harga untuk pasar internasional.

4. Perubahan harga (price changes)

Setelah mengembangkan strategi dan struktur harga, perusahaan

seringkali menghadapi situasi dimana perusahaan harus menetapkan

untuk merubah harga atau merespon perubahan harga yang dilakukan

pesaing. Dalam perubahan harga terdapat dua hal yang berpengaruh,

yaitu:

a. Initiating price changes

Perusahaan dihadapkan pada pilihan untuk menaikan harga atau

menurunkan harga. Perusahaan juga harus mencermati reaksi dari

konsumen dan pesaing sebagai akibat dari terjadinya perubahan

harga.

b. Responding to price changes

Perusahaan harus mencermati adanya perubahan harga yang

dilakukan oleh pesaing dan melihat pengaruh adanya perubahan

harga terhadap pangsa pasar dan keuntungan serta tindakan yang

harus diambil untuk merespon perubahan harga yang dilakukan oleh

(56)

5. Kebijakan publik dan penetapan harga (public policy and pricing)

Kompetisi harga merupakan elemen utama dari ekonomi pasar

bebas. Dalam penetapan harga, perusahaan harus mempertimbangkan

adanya kebijakan dan peraturan yang ditetapkan oleh publik. Kebijakan

harga ditetapkan oleh publik ini bertujuan untuk mencegah terjadinya

monopoli suatu bidang usaha. Dalam kebijakan publik dan penetapan

harga dibagi menjadi dua bentuk, yaitu:

a. Pricing within chanel levels

Perusahaan dalam penetapan harga tidak boleh melakukan

pembicaraan dengan pesaing, hal tersebut bertujuan untuk

menghindari terjadinya kolusi harga.

b. Pricing across chanel levels

Untuk mencegah terjadinya diskriminasi penetapan harga, dengan

memastikan bahwa para penjual menawarka kondisi harga yang

sama terhadap konsumen pada level perdagangan.

c. Promosi (promotion)

Menurut Fajar Laksana (2008:133) promosi adalah suatu

komunikasi dari penjual dan pembeli yang berasal dari informasi yang

tepat yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang

tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan

(57)

Promosi ini merupakan komponen yang dipakai untuk

memberitahukan dan mempengaruhi pasar bagi produk perusahaan.

Adapun kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam promosi, yaitu

advertising, personal selling, sales promotion, direct marketing, dan

public relations.

Menurut Basu Swastha (2000:234) komunikasi pemasaran dapat

didefinisikan sebagai kegiatan komunikasi yang dilakukan pembeli dan

penjual yang merupakan pemasaran serta mengarahkan pertukaran agar

lebih memuaskan dengan cara menyadarkan semua pihak untuk berbuat

lebih baik.

Sedangkan promosi merupakan arus informasi satu arah dan hanya

dilakukan satu individu atau organisasi tertentu. Hal ini berbeda dengan

komunikasi pemasaran yang bertujuan memuaskan semua pihak.

Semua pihak yang terlibat dalam proses komunikasi melakukan

cara yang sama, yaitu mendengarkan, bereaksi, dan berbicara sampai

tercipta hubungan pertukaran yang memuaskan.

Menurut Philip Kotler dan Gary Amrstrong (2008:117) definisi

lima sarana promosi utama adalah sebagai berikut:

1. Periklanan (advertising)

Periklanan merupakan semua bentuk terbayar presentasi nonpribadi dan

(58)

2. Promosi penjualan (sales promotion)

Promosi penjualan adalah insentif jangka pendek untuk mendorong

pembelian atau penjualan produk atau jasa.

3. Hubungan masyarakat (public relation)

Public relation membangun hubungan baik dengan berbagai kalangan

untuk mendapatkan publisitas yang diinginkan, membangun citra

perusahaan yang baik, dan menangani atau menghadapi rumor, berita,

dan kejadian tidak menyenangkan.

4. Penjualan personal (personal selling)

Personal selling merupakan presentasi pribadi oleh wiraniaga

perusahaanu ntuk tujuan menghasilkan penjualan dan membangun

hubungan pelanggan.

5. Pemasaran langsung (direct marketing)

Pemasaran langsung merupakan hubungan langsung dengan konsumen

individual yang ditargetkan secara cermat untuk memperoleh respons

segera dan membangun hubungan dengan pelanggan yang erat,

misalnya pengguna surat langsung, telepon, televisi respon langsung,

e-mail, internet, dan sarana lain untuk berkomunikasi secara langsung

dengan konsumen tertentu.

Masing-masing kategori melibatkan sarana promosi tertentu yang

(59)

bentuk lain. Promosi penjualan meliputi diskon, kupon, pajangan, dan

demonstrasi. Penjualan personal meliputi presentasi penjual, pameran

dagang, dan program insentif. Hubungan masyarakat meliputi siaran pers,

sponsor, acara khusus, dan halaman web. Dan pemasaran langsung

meliputi katalog, pemasaran telepon, kios, internet, dan sebagainya.

d. Distribusi (place)

Sebagian dari tugas distribusi adalah memilih perantara yang akan

digunakan dalam saluran distribusi, serta mengembangkan sistem

distribusi yang secara fisik menangani dan mengangkut produk melalui

saluran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar produknya dapat mencapai

pasar yang dituju tepat pada waktunya.

Menurut Fajar Laksana (2008:123) saluran distribusi adalah

serangkaian organisasi yang terkait dalam semua kegiatan yang digunakan

untuk menyalurkan produk dan status pemiliknya dari produsen ke

konsumen. Pengertian ini menunjukan bahwa perusahaan dapat

menggunakan lembaga atau perantara untuk dapat menyalurkan

produknya kepada konsumen akhir.

Sedangkan menurut pendapat Basu Swastha (2000:190) saluran

distribusi untuk barang adalah saluran yang digunakan oleh produsen

untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen ke konsumen atau

(60)

Menurut Ronald J. Ebert & Ricky W. Griffin (2000:252) distribusi

adalah bagian dari marketing mix yang berhubungan dengan mendapatkan

produk dari produsen ke konsumen. Ada delapan saluran distribusi utama

berdasarkan anggota yang berpartisipasi dalam menyampaikan produk

kepada target konsumennya, yaitu:

1. Direct distribution of consumer products

Perusahaan mengirim produknya kepada konsumen akhir tanpa melalui

perantara. Menggunakan tenaga penjual dari dalam perusahaan.

2. Retail distribution of consumer products

Perusahaan mendistribusikan produknya melalui penjual eceran.

3. Wholesale distribution of customer products

Perusahaan mendistribusikan produknya melalui toko grosir untuk

dijual kembali kepada konsumen akhir.

4. Distribution through sales agents or brokers

Perusahaan mendistribusikan produknya melalui agen penjualan atau

broker yang mewakili produsen yang menjualnya kepada toko grosir,

penjual eceran, ataupun keduanya.

5. Distribution by agents to consumers and businesses

Perusahaan mendistribusikan produknya melalui agen penjualan

sebagai perantara penjualan yang mendistribusikan kepada konsumen

Gambar

Gambar 2.3 Proses Keputusan Pembelian Konsumen
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.5 Kerangka Pemikiran
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Apakah dengan citra merek global pada suatu merek produk tertentu, dan adanya positive word of mouth tentang produk, serta pengaruh persepsi kualitas dari negara

H5: Citra merek, Desain produk, Gaya hidup, dan Word Of Mouth secara simultan berpengaruh positif signifikan terhadap Keputusan

Citra merek dan promosi berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap keputusan pembelian mobil Suzuki APV sehingga semakin baik citra merek Suzuki APV dan semakin

Berdasarkan hasil analisis maka dapat diambil kesimpulan bahwa keempat variabel eksogen (Produk, Harga, Promosi dan Saluran Distribusi) memiliki pengaruh signifikan terhadap

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas produk, harga, promosi dan citra merek terhadap keputusan pembelian pada sepeda motor Honda Beat. Populasi yang

114 PENGARUH KUALITAS PRODUK, CITRA MEREK DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR SUZUKI PADA CV.GAJAH MADA CABANG PADANG.. PENGARUH KUALITAS PRODUK,

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian seseorang, namun dalam penelitian, diukur melalui faktor kualitas produk, citra merek, strategi harga dan

Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian pembahasan pengujian Pengaruh Social Media Marketing ,Citra Merek, Word Of Mouth terhadap Keputusan Pembelian produk Somethinc serta