• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan aplikasi helpdesk pada Pt.jict (Jakarta international container terminal)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan aplikasi helpdesk pada Pt.jict (Jakarta international container terminal)"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN APLIKASI HELPDESK PADA PT. JICT

(JAKARTA INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL)

TONI KURNIAWAN 104093003013

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI

BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN

SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI

ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, Juli 2011

Toni Kurniawan

(5)

ABSTRAK

TONI KURNIAWAN (104093003013). Pengembangan Aplikasi Helpdesk

Pada PT. JICT (Jakarta International Container Terminal) dibimbing oleh

ZAINUDDIN BEY FANANIE dan QURROTUL AINI.

PT. JICT (Jakarta International Container Terminal), perusahaan jasa terminal dan logistik yang terkemuka mempunyai misi menjamin penyediaan jasa pelayanan terminal container secara prima. Dalam menjalankan proses usaha perusahaan seringkali ditemukan masalah-masalah pada peralatan penunjang yang ada dilapangan dan harus segera diselesaikan. Namun penanganan masalah masih kurang baik, karena proses pencatatan helpdesk yang masih sederhana sehingga mempengaruhi kinerja perusahaan. Hal ini dapat memberi dampak negatif, yakni: terdapat masalah yang beresiko dicatat secara berulang, perhitungan masalah tidak akurat dan manajer operasional menunggu lama untuk mendapatkan laporan

helpdesk. Oleh karena itu, penulis mengajukan aplikasi helpdesk yang dibuat unutuk mengatasi dan meminimalisasi masalah diatas. Secara garis besar aplikasi yang dikembangkan terdiri dari proses pencatatan keluhan helpdesk, informasi status keluhan helpdesk, informasi cara penyelesaian keluhan helpdesk, serta laporan helpdesk. Metode penelitian yang penulis lakukan antara lain metodde pengumppulan data berupa studi pustaka, studi lapangan dengan observasi dan wawancara, serta studi literatur sejenis. Sedangkan metode pengembangan aplikasi helpdesk ini, penulis menggunakan Rapid Application Development

(RAD) dengan dimodelkan dengandiagram-diagram Unified Modelling Language

(UML). Tahapan yang dilakukan dalam RD adalah Scope definition, Analysis,

Design Construction and Testing. Tools yang digunakan adalah XAMPP 1.7.1

dengan spesifikasi Apache 2.2.11 sebagai web server, PHP versi 5.2.9 sebagai bahasa pemrograman dan MySQL versi 5.1.33 sebagai database. Dengan diterapkannya aplikasi ini mampu mempersingkat waktu pengolahan data

helpdesk, mengatasi masalah human error pengelolaan helpdesk. Aplikasi ini juga

menghasilkan laporan-laporan helpdesk dengan cepat dan akurat yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan perusahaan.

Kata Kunci: Aplikasi Helpdesk, Rapid Application Development (RAD), Unified

Modelling Language (UML).

(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala

rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis dalam kehidupan di dunia

ini sehingga penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan skripsi dengan

lancar. Shalawat serta salam penulis curahkan kepada Nabi besar Muhammad

SAW yang telah menyampaikan ajaran Islam ke muka bumi ini.

Skripsi ini berjudul “Pengembangan Aplikasi Helpdesk pada PT. JICT

(Jakarta International Container Terminal)”, yang disusun sebagai salah satu

syarat dalam menyelesaikan program Strata Satu (S1) pada Program Studi Sistem

Informasi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

kepada pihak-pihak yang telah mendukung atas terselesaikannya laporan ini.

Mereka yang telah mendukung penulis adalah :

1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis, selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi.

2. Ibu Nur Aeni Hidayah, MMSI, selaku Kepala Program Studi Sistem Informasi

3. Bapak Zainuddin Bey Fananie, M.Sc sebagai dosen pembimbing I yang telah

banyak memberikan masukan, bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan

skripsi ini.

4. Ibu Qurrotul Aini, MT selaku dosen pembimbing II yang telah banyak

membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, terima kasih banyak untuk waktu

(7)

5. Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Sains dan

Teknologi, yang telah berjasa kepada penulis selama diperkuliahan.

6. Keluargaku, Ayah, Ibu dan Adik-adikku, yang telah memberikan bantuan

berupa moril maupun materiil.

7. Teman-teman seperjuanganku, jurusan Sistem Informasi terutama kelas SIC

04 yang sudah menemani penulis selama kuliah. Terima kasih kepada

Afrialdi SBB yang sudah membantu dalam pembuatan aplikasi. Serta Sigit,

Sahrul, Fachrurozi yang menemani dalam penuliasan skripsi ini.

Akhir kata penulis menyadari bahwa tak ada gading yang tak retak, dalam

penulisan skripsi ini mungkin masih ada kesalahan dan kekurangan sehingga

kritik membangun sangatlah diperlukan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat baik

untuk diri penulis maupun untuk kepentingan universitas.

Jakarta, Juli 2011

(8)

DAFTAR ISI

Halaman Judul……… i

Lembar Persetujuan……… ii

Lembar Pengesahan………...iii

Lembar Pernyataan……… iv

Abstrak………... v

Kata Pengantar………...vi

Daftar Isi……….. viii

Daftar Gambar……….. xii

Daftar Simbol………...xvi

BAB I PENDAHULUAN………1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah... 3

1.3 Batasan Masalah... 4

1.4 Tujuan Penelitian... 4

1.5 Manfaat Penelitian... 5

1.6 Metodologi Penelitian... 6

1.7 Sistematika Penulisan... 6

BAB II LANDASAN TEORI... 8

2.1 Pengertian Sistem... 8

2.2 Konsep Dasar Helpdesk... 8

2.2.1 Pengertian Helpdesk... 8

2.2.2 Kelebihan Helpdesk... .. 10

2.2.3 Tipe Helpdesk... 11

2.2.4 Struktur Helpdesk... 11

2.3 Konsep Pengumpulan Data... 13

2.4 Konsep Pengembangan Sistem... 14

2.5 Konsep RAD (Rapid Application Development)... 15

(9)

2.7 Konsep Unified Modelling Languange (UML)... 20

2.8 Konsep Basis Data…………..……….. 24

2.8.1 Basis Data... 24

2.8.2 Database Management Sistem (DBMS)... 26

2.9 Pengujian Perangkat Lunak... 27

2.10 Literatur Sejenis... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...31

3.1 Metode Pengumpulan Data……… 31

3.1.1 Studi Pustaka... 31

3.1.2 Studi Lapangan... 31

3.1.3 Literatur Sejenis... 32

3.2 Metode Pengembangan Sistem………..… 32

3.2.1 Scope Definition... .32

3.2.2 Analysis... 32

3.2.3 Design... 33

3.2.4 Construction & Testing...... 34

3.3 Kerangka Penelitian... 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 36

4.1 Profil Perusahaan….………. 36

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan………. 36

4.1.2 Logo Perusahaan……….. 37

4.1.3 Visi dan Misi……….... 37

4.2 Scope Definition... 37

4.3 Analysis... 38

4.3.1 Analisa Permasalahan(Problem Analysis)……….. 38

4.3.3 Analisa Keputusan(Decision Analysis)………... 41

4.4 Design System... 42

4.4.1 Use Case Model Diagram……… 42

4.4.2 Activity Diagram……….. 48

4.4.3 Class Diagram………….………... 54

(10)

4.4.5 Statechart Diagram..……….. 62

4.4.6 Database Specification ……….……… 65

4.4.7 Design Interface ………..……….……… 70

4.5 Construction & Testing……….………... 74

4.5.1 Pemrograman………. 74

4.5.2 Perangkat Sistem... 75

4.5.4 Pengujian Perangkat Lunak………... 77

BAB V PENUTUP... 79

5.1 Simpulan... 79

5.2 Saran... 79

DAFTAR PUSTAKA... 81

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Helpdesk ...11

Gambar 2.2 Strategi Rapid Application Development ....……….…...16

Gambar 3.1 Kerangka Penelitian ………..35

Gambar 4.1 Logo Perusahaan ...36

Gambar 4.2 Sistem Helpdesk Yang Berjalan ...38

Gambar 4.3 Sistem Helpdesk Yang Diusulkan ...40

Gambar 4.4 Use Case Diagram ...44

Gambar 4.5 Activity Diagram Login... ... 49

Gambar 4.6 Activity Diagram Input Problem... 50

Gambar 4.7 Activity Diagram Update Problem...51

Gambar 4.8 Activity Diagram Input Data User... . 52

Gambar 4.9 Activity Diagram View Report Helpdesk...53

Gambar 4.10 Class Diagram ... 55

Gambar 4.11 Sequence Diagram Login ...56

Gambar 4.12 Sequence Diagram Input Problem...57

Gambar 4.13 Sequence Diagram Update Problem... 57

Gambar 4.14 Sequence Diagram Input data User...58

Gambar 4.15 Sequence Diagram View Report Problem... 59

Gambar 4.16 Statechart Diagram Login... 60

Gambar 4.17 Statechart Diagram User... 60

Gambar 4.18 Statechart Diagram Problem... 61

Gambar 4.19 Statechart Diagram View Report... 61

Gambar 4.20 Rancangan Menu Login... 67

Gambar 4.21 Rancangan Halaman Input Data User... 68

Gambar 4.22 Rancangan Halaman Input Problem...69

Gambar 4.23 Rancangan Halaman View Problem Log...70

Gambar 4.24 Rancangan Halaman View Report... 71

(12)

DAFTAR SIMBOL

SIMBOL USE-CASE DIAGRAM

Simbol Keterangan

Actor

Use case

Association

«extends» Extends

«uses» Uses (includes)

Inheritance

System Boundary

(Sumber: Whitten, 2004)

Actor1

(13)

SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM

Simbol Keterangan

State

Control Flow

Initial State

Final State

Transition

Decision

Partition1 Swimlane

(14)

SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM

Simbol Keterangan

Object

Actor

Lifeline

Message

Message (return)

Message (call)

Activation

(15)

SIMBOL CLASS DIAGRAM

Simbol Keterangan

Class

1. class name

2. attributes

3. behaviors

Association

Agregation

(composite)

Agregation

(shared)

Generalization

(Sumber: Whitten, 2004)

1 *

Class 1

(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam suatu perusahaan, penting memiliki helpdesk yang menjadi tempat

pengguna sistem operasional perusahaan dapat menghubungi untuk mendapatkan

bantuan dari masalah yang ditemukan dalam proses penggunaan sistem tersebut.

Beberapa nama umum untuk sebuah helpdesk meliputi: : Computer Support

Center, IT Response Center, Customer Support Center, IT Solutions Center,

Resource Center, Information Center, dan Technical Support Center.

(http://searchcrm.techtarget.com/definition/help-desk, 2011).

Helpdesk merupakan bagian pada sistem operasional perusahaan yang

menjadi single point of contact bagi karyawan untuk menangani masalah

operasional sistem. (Trimawangsari, 2010).

PT. JICT (Jakarta International Container Terminal) sebagai sebuah

perusahaan jasa terminal dan logistik yang terkemuka, mempunyai misi menjamin

penyediaan jasa pelayanan terminal container, terminal multi purpose, logistik

dan jasa bunker secara prima. Helpdesk yang terkomputerisasi sangat mendesak

diperlukan oleh PT. JICT. Dikarenakan dalam menjalankan proses usaha

perusahaan seringkali ditemukan masalah-masalah pada peralatan penunjang yang

ada dilapangan dan harus segera diselesaikan. Adapun masalah yang berkaitan

dengan kerusakan infrastructure, tim yang berada di lapangan akan

menyampaikan masalah tersebut ke bagian helpdesk, kemudian bagian helpdesk

(17)

menyelesaikan masalah yang dilaporkan, dan jika telah selesai akan melaporkan

kembali ke bagian helpdesk untuk dicatat bahwa complain masalah tersebut telah

berhasil terselesaikan. Namun penanganan masalah yang saat ini terjadi pada

helpdesk di PT. JICT masih kurang baik, karena proses pencatatan helpdesk yang

masih manual dan sederhana sehingga mempengaruhi kinerja perusahaan karena

masalah yang ada di lapangan tidak cepat teratasi, dan tidak terkontrolnya proses

complain masalah. Semua pencatatan laporan bulanan serta perhitungan masalah

masih dilakukan manual. Hal ini dapat memberi dampak negatif, yakni: terdapat

masalah yang beresiko dicatat secara berulang, perhitungan masalah tidak akurat

karena dilakukan manual dan perlunya manajer operasional menunggu untuk

mendapatkan laporan yang diinginkan. Dan juga belum adanya sistem yang

mampu menghitung kuantitas masalah pada helpdesk dalam menangani

permasalahan yang terjadi pada PT. JICT.

Bertolak dari latar belakang yang dikemukan di atas dan seiring dengan

berkembangnya teknologi informasi maka dilakukan perancangan dan pembuatan

aplikasi untuk mengelola dan mencatat permasalahan pengguna terkait, maka

dibutuhkan sistem helpdesk yang terintegrasi dengan baik sehingga pengaksesan

data pada helpdesk dapat dilakukan dengan mudah dan cepat guna pengukuran

tingkat masalah serta pengaksesan laporan oleh manajer operasional, serta

permasalahan dapat tertangani dengan baik dalam cakupan batasan masalah yang

menghasilkan solusi tepat untuk mengatur sumber daya yang ada, maka penulis mencoba mengungkapkan obyek dari studi dengan judul “PENGEMBANGAN

(18)

Adapun Software yang digunakan dalam pembuatan sistem ini adalah

EditPlus 2, Macromedia Dreamweaver 8, Eclipse, sebagai software editor, Adobe

Photoshop CS2 untuk mengolah gambar. XAMPP versi 1.7.1. yang mencakup:

Apache versi 2.2.11 untuk web server, PHP versi 5.2.9 untuk bahasa

(19)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjabaran latar belakang penulisan maka dapat dirumuskan

bahwa masalah yang saat ini dihadapi adalah:

1. Adanya keterlambatan dalam proses laporan helpdesk.

2. Adanya masalah human error dalam pengelolaan data helpdesk,

sehingga status keluhan helpdesk tidak dapat dipantau dan tidak cepat

terselesaikan.

Berdasarkan identifikasi di atas, maka permasalahan yang akan dibahas

dalam penelitian ini adalah “Bagaimana mengembangkan aplikasi helpdesk yang

dapat mengurangi masalah human error dalam pengelolaan data helpdesk, dan

mempercepat proses pelaporan helpdesk agar dapat dipantau secara akurat?”.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dalam penulisan skripsi ini,

penulis membatasi masalah sebagai berikut:

1. Aplikasi yang dikembangkan dibagi berdasarkan kategori masalah.

2. Aplikasi yang dikembangkan meliputi input problem, update problem, view

report problem.

3. Aplikasi yang dikembangkan hanya bertanggung jawab terhadap manajer

operasional dan tidak terkait dengan fungsi lain di perusahaan.

4. Aplikasi helpdesk menggunakan pemrograman PHP dan MySQL sebagai

database-nya.

(20)

6. Peneliti menggunakan Rapid Application Development (RAD) menurut

Whitten 2004 sebagai metode pengembangan sistem dari tahap Scope

Definition sampai dengan tahapan Construction & Testing.

7. Keamanan sistem sebatas login berupa username dan password.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan yang diperoleh dari skripsi ini adalah:

1. Mempermudah dan mempercepat pengolahan data helpdesk.

2. Mengurangi masalah human error pengelolaan helpdesk Membuat laporan yang sistematis kepada manajer operasional dari permasalahan yang

terjadi.

3. Menghasilkan laporan-laporan helpdesk dengan cepat dan akurat.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat pembuatan aplikasi helpdesk diantaranya adalah:

1. Memahami kondisi sebenarnya yang terjadi pada proses penanganan

complainproblem helpdesk pada PT. JICT.

2. Menghasilkan suatu informasi yang cepat dan akurat dalam membantu dan

memudahkan proses helpdesk.

Manfaat pembuatan laporan penelitian ini bagi para penggunanya adalah

sebagai berikut:

1. Memberikan pemahaman mengenai konsep proses pengembangan

(21)

2. Menjadi referensi bagi penelitian berikutnya dalam pengembangan

aplikasi helpdesk.

1.6. Metodologi Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam skripsi ini

adalah :

1. Studi Pustaka

Penulis membaca dan mempelajari buku-buku, jurnal/artikel dari website

yang ada kaitannya dengan pengembangan aplikasi helpdesk yang dapat dijadikan

bahan acuan penulis dalam pembahasan masalah penelitian ini.

2. Studi Lapangan

a. Observasi

Pengamatan yang langsung dilakukan peneliti terhadap obyek-obyek yang

ada pada perusahaan atau instansi terkait untuk mendapatkan data-data yang

diperlukan.

b. Wawancara

Mengumpulkan data dengan mewawancarai langsung orang yang terkait

langsung.

3. Studi Literatur Sejenis

Penulis melakukan suatu kajian dari hasil penelitian yang sudah ada

sebagai suatu perbandingan dan sumber referensi dalam pengembangan aplikasi

(22)

1.7. Metode Pengembangan Sistem

Metodologi pengembangan sistem yang digunakan untuk mengembangkan

sistem ini yaitu Rapid Application Development (RAD). RAD merupakan sebuah

strategi pengembangan sistem yang menekankan kecepatan pengembangan

melalui keterlibatan pengguna yang ekstensif dalam konstruksi, cepat, berulang

dan bertambah serangkaian prototipe bekerja sebuah sistem yang pada akhirnya

berkembang ke dalam sistem final. RAD dibagi dalam beberapa tahapan,

diantaranya: Scope Definition, Analysis, Design, Construction and Testing,

Delivery of a version, dan System Operation and Maintenance (Whitten, 2004).

Namun penulis membatasi dengan hanya melalui beberapa tahapan, dari Scope

Definition sampai dengan tahapan Construction & Testing, selebihnya diserahkan

pada pihak perusahaan dalam mengelola aplikasi ini.

1.8. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menjabarkan penelitian

pengembangan aplikasi Helpdesk pada PT. JICT dibagi menjadi:

BAB I. PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian serta

sistematika penulisan.

BAB II. LANDASAN TEORI

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang digunakan dalam

(23)

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi metodologi penelitian yang dilakukan serta langkah-langkah yang

digunakan terkait dengan penelitian yang dilakukan.

BAB IV. PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisi tentang analisis dan perancangan kebutuhan sistem dari hasil

penelitian serta pembahasan yang mencakup gambaran umum tentang obyek

penelitian.

BAB V. PENUTUP

Bab ini merupakan akhir penulisan penulisan skripsi, di mana berdasarkan

uraian-uraian yang telah dibahas akan dituangkan ke dalam suatu bentuk simpulan akhir

(24)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Sistem

Sistem adalah suatu kesatuan utuh yang terdiri dari beberapa bagian yang

saling berhubungan dan berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu (Wahyono,

2003). Sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur

atau variabel-variabel yang saling terorganisasi, saling berinteraksi, dan saling

bergantung satu sama lain (Al Fatta, 2007).

2.2. Konsep Dasar Helpdesk

2.2.1. Pengertian Helpdesk

Beberapa definisi mengenai helpdesk yang terdapat dalam beberapa

literatur:

a. Helpdesk adalah nama yang umum digunakan untuk pusat bantuan terhadap

end-user. Saat ini helpdesk makin dilihat sebagai satu kesatuan dengan fungsi

layanan dan bertanggung jawab untuk menjembantani sumber daya untuk

menyelesaikan masalah dan memenuhi kepuasan user

(http://philverghis.com/helpdesk.html).

b. Helpdesk adalah titik pusat pelaporan masalah dan selanjutnya dikelola atau

dikoordinasi. Dari sudut pandang yang lebih luas, juga dilihat sebagai bagian

utama dari fungsi layanan, bertanggung jawab menjembatani sumber daya

untuk menyelesaikan masalah. Pengguna helpdesk bisa internal atau

(25)

jalannya organisasi dan kualitas bantuan yang ditawarkan kepada pelanggan

(http://www.help-desk-world.com).

c. Helpdesk adalah lapisan pertama yang harus dihubungi oleh end user bila

mereka mereka mendapatkan masalah. Helpdesk akan berupaya

menanganinya, tapi bila gagal akan mengirimkan ke lapisan yang lebih

senior. Selama itu, helpdesk akan menjadi koordinator dari penanganan

masalah. End user harus selalu menghubungi helpdesk saat meminta bantuan

ataupun menanyakan progress permintaan bantuan mereka. End User

dilarang untuk menghubungi secara langsung lapisan support yang lebih

dalam (mem-bypass helpdesk). Helpdesk adalah titik utama dimana client dari

IT akan pertama kali menghubungi divisi IT saat mempunyai pertanyaan atau

masalah yang berhubungan dengan IT. Helpdesk membawa harga diri dan

wibawa divisi IT saat berhubungan dengan client sehingga Helpdesk sangat

mempengaruhi customer experience. Helpdesk menyimpan database dari

masalah dan solusi yang muncul dari operasional IT sehari-hari. Helpdesk

memfasilitasi komunikasi antara user dan bagian IT lainnya, merespon

complain, dan membuat prioritas pengerjaan masalah. Karena merupakan

titik pertama hubungan ke client, staf helpdesk harus mempunyai

pengetahuan yang luas (meskipun tidak mendalam). Hal ini diperlukan agar

sebuah masalah dapat segera dikategorikan dan diberikan pada tim solusi

yang benar. Helpdesk haruslah menjadi tempat utama client pertama kali

menghubungi divisi IT. Bila tidak, penanganan masalah menjadi tidak

terkoordinasi dan pengetahuan menjadi hilang setelah solusi

(26)

lain karena akan mengacaukan prioritas kerja. Helpdesk sebaiknya dibantu

oleh software tertentu untuk memfasilitasi pelacakan sebuah insiden, eskalasi

masalah, dan pelaporan. Software harus juga mampu melakukan

pengkategorian masalah, menyimpan pengetahuan dari solusi yang didapat,

dan melakukan prioritas pengerjaan. Intensitas dari pekerjaan Helpdesk yang

tinggi menyebabkan seringnya bagian Helpdesk mengalami kejatuhan moral

kerja karena tekanan dan lembur yang harus ditanggung. Alternatif yang baik

adalah memberikan kompensasi yang besar untuk helpdesk atau melakukan

rotasi pekerjaan untuk menghilangkan kejenuhan

(http://pandarion.wordpress.com/2008/11/09/struktur-organisasi-it-dan-peran-divisi-it/).

2.2.2. Kelebihan Helpdesk

Helpdesk memiliki beberapa kelebihan, antara lain (helpdeskworld,2007) :

a. Helpdesk dapat memberikan solusi atas pertanyaan-pertanyaan maupun

complain yang masuk dalam waktu yang lebih singkat.

b. Helpdesk dapat mengecek status permasalahan yang ada dan mengatur

pembagian kerja staf.

c. Helpdesk dapat meningkatkan efisiensi perusahaan dalam menangani

pertanyaan dan complain dari pelanggan.

d. Helpdesk dapat memberikan laporan kerja perkembangan kinerja para staf

(27)

2.2.3. Tipe Helpdesk

Berdasarkan tipe customer yang ditanganinya, helpdesk dapat dibagi

menjadi dua jenis (Trimawangsari, 2010) :

a. Internalhelpdesk

Adalah helpdesk memberikan pelayanan kepada internalcustomer yaitu para

karyawan yang bekerja pada perusahaan tersebut. Tujuan utama daripada

dibentuknya helpdesk ini adalah membantu karyawan untuk dapat

memaksimalkan infrastruktur yang ada untuk mengoptimalkan kinerja

mereka.

b. Externalhelpdesk

Adapun external helpdesk biasanya terdapat pada perusahaan yang

melakukan penjualan produk atau layanan tertentu kepada pihak di luar

perusahaan. Sehingga helpdesk disini ditekankan pada pelayanan terhadap

customer pengguna produk/jasa perusahaan sebagai additional services after

sales terhadap penjualan perusahaan tersebut.

2.2.4. Struktur Helpdesk

Gambar 2.1 Struktur Helpdesk (Trimawangsari, 2010).

HELPDESK

END USER

NETWORKING SYSTEM ADMINISTRATOR

TELECOMMUNI- CATION

(28)

Gambar diatas mendeskripsikan struktur dan posisi helpdesk dalam suatu

organisasi perusahaan. Helpdesk adalah lapisan pertama yang harus dihubungi

oleh end user bila meereka mendapatkan masalah. Helpdesk akan berupaya

menanganinya, tapi bila gagal akan mengirimkan ke lapisan yang lebih senior.

Selama itu, helpdesk akan menjadi koordinator dari penanganan masalah. End

user harus selalu menghubungi helpdesk saat meminta bantuan mereka. End user

dilarang untuk menghubungi secara langsung lapisan support yang lebih dalam

(tanpa melalui helpdesk).

Pada umumnya, didalam organisasi helpdesk sendiri. Helpdesk juga

memiliki tingkatan-tingkatan sebagai berikut (ANT training center, 2008) :

a. Frontliner

Semua inquiry calls yaitu pelaporan problem dan request oleh user diterima

oleh frontliner yang biasanya juga terbagi dua macam :

1. Dispatcher : adalah frontliner yang bertugaas untuk menerima layanan

problem, mengidentifikasi dan meneruskannya kepada second level

sesuai dengan kategori problem tersebut tanpa harus mencoba

menyelesaikan problem.

2. Resolver : adalah frontliner yang menerima laporan problem yang tidak

dapat diidentifikasi oleh dispatcher.

b. Second level

Second level memiliki kemampuan teknis yang lebih spesifik untuk

(29)

second level belum dapat menyelesaikan problem itu juga maka akan

diteruskan kepada third level.

c. Third level

Third level adalah divisi IT yang lain di luar ruang lingkup helpdesk misalnya

network administrator, database administrator atau vendor lain yang dapat

membantu menyelesaikan problem tersebut.

2.3. Konsep Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang

dibutuhkan untuk mencapai tujuan penelitian (Gulo, 2002). Beberapa cara yang

dapat dilakukan dalam pengumpulan data antara lain:

1. Studi Pustaka

Mengadakan survei terhadap data yang ada merupakan langkah yang

penting sekali dalam metode ilmiah. Memperoleh informasi dari penelitian

terdahulu harus dikerjakan, tanpa memperdulikan apakah sebuah penelitian

menggunakan data primer atau data sekunder, apakah penelitian tersebut

menggunakan penelitian lapangan ataupun laboratorium ataupun di dalam

museum. Menelusuri literatur yang ada serta menelaahnya secara tekun

merupakan kerja kepustakaan yang sangat diperlukan dalam mengerjakan

(30)

2. Studi Lapangan

a. Observasi

Observasi (pengamatan) adalah metode pengumpulan data di mana

peneliti mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian

(Gulo, 2002).

b. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dengan

responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya-jawab dalam hubungan

tatap muka, sehingga gerak dan mimik responden merupakan pola media yang

melengkapi kata-kata secara verbal (Gulo, 2002).

3. Studi Literatur Sejenis

Studi literatur merupakan salah satu kegiatan penelitian yang mencakup:

memilih teori-teori hasil penelitian, mengidentifikasi literatur, dan menganalisa

dokumen, serta menerapkan hasil analisa sebagai landasan teori bagi penyelesaian

masalah dalam penelitian yang dilakukan. Teori yang tepat disini adalah

teori-teori yang bersesuaian dengan ruang lingkup masalah (Subana, 2005).

2.4. Konsep Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem (system development) dapat berarti menyusun suatu

sistem baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau

memperbaiki sistem yang telah ada. Sistem yang lama perlu diperbaiki atau

(31)

Pada umumnya proses pengembangan sistem sederhana di organisasi

mengikuti pendekatan pemecahan masalah. Pendekatan tersebut biasanya terdiri

dari beberapa langkah problem-solving yang umum yaitu (Whitten, 2004):

1. Mengidentifikasi masalah.

2. Menganalisis dan memahami masalah.

3. Mengidentifikasi solusi yang diharapkan.

4. Mengidentifikasi solusi alternatif dan memilih tindakan yang terbaik.

5. Mendesain solusi yang dipilih.

6. Mengimplementasikan solusi yang dipilih.

7. Mengevaluasi hasilnya (jika masalah tidak terpecahkan, kembali ke langkah 1

atau 2 seperlunya).

2.5. Konsep RAD (Rapid Application Development)

RAD (Rapid Application Development) adalah suatu pendekatan desain

sistem yang menggunakan teknik terstruktur, prototiping, dan JAD (Joint

Application Development) untuk mengembangkan sistem secara cepat (Whitten,

2004).

RAD adalah sebuah strategi pengembangan sistem yang menekankan

kecepatan pengembangan melalui keterlibatan pengguna yang ekstensif dalam

konstruksi, cepat, berulang dan bertambah serangkaian prototype bekerja sebuah

sistem yang pada akhirnya berkembang ke dalam sistem final (Whitten, 2004).

Adapun strategi dari RAD dapat divisualisasikan melalui Gambar 2.3

(32)

Scope

Gambar 2.2. Strategi Rapid Application Development

Sebagai respon pada kemajuan ekonomi pada umumnya, Rapid

Application Development (RAD) / pengembangan aplikasi cepat telah menjadi

rute yang populer untuk mengakselerasi pengembangan sistem. Gagasan-gagasan

RAD adalah (Whitten, 2004):

1. Lebih aktif melibatkan para pengguna sistem dalam aktivitas analisis, desain,

konstruksi.

2. Mengorganisasikan pengembangan sistem ke dalam rangkaian seminar yang

intensif dan berfokus dengan para pemilik, pengguna, analis, desainer,

pembangun sistem.

3. Mengakselerasi fase-fase analisis dan desain persyaratan melalui pendekatan

konstruksi berulang.

4. Memperpendek waktu yang diperlukan sebelum para pengguna mulai melihat

sebuah sistem yang bekerja.

Model RAD mempunyai beberapa keunggulan sebagai berikut (Whitten,

2004):

1. Mendorong pengguna aktif dan partisipasi manajemen (berkebalikan dengan

reaksi pasif pada model-model sistem yang tidak bekerja). Hal ini

(33)

2. Proyek-proyek memiliki visibilitas dan dukungan lebih tinggi karena

keterlibatan pengguna yang ekstensif selama proses.

3. Para pengguna dan manajemen melihat solusi-solusi yang berbasis perangkat

lunak dan bekerja lebih cepat dari pada pengembangan model-driven.

4. Error dan penghilangan cenderung untuk dideteksi lebih awal dalam

prototipe dari pada model sistem.

5. Pengujian dan pelatihan adalah produk tambahan alami dari pendekatan

prototyping yang mendasar.

6. Pendekatan berulang adalah proses yang lebih “alami” karena perubahan

adalah faktor yang diharapkan selama pengembangan.

2.6. Konsep OOAD (Object Oriented Analysis and Design)

Obyek adalah pembungkusan data (disebut properti) yang

mendeskripsikan orang, obyek, tempat, kejadian, atau sesuatu yang berlainan,

dengan semua proses (disebut metode) yang diizinkan untuk menggunakan atau

memperbaharui data dan properti-properti tersebut (Whitten, 2004).

Object Oriented Analysis / Analisis Berorientasi Obyek adalah sebuah

teknik model driven yang mengintegrasikan data dan proses kedalam konstruksi

yang disebut obyek. Model-model OOA adalah gambar-gambar yang

mengilustrasikan obyek-obyek sistem dari berbagai macam perpsektif, seperti

srtuktur, kelakuan, dan interaksi obyek-obyek (Whitten, 2004).

Object Oriented Design / Perancangan Berorientasi Obyek adalah sebuah

(34)

pada obyek yang berkolaborasi, atribut mereka dan metode mereka (Whitten,

2004).

Beberapa karakteristik object oriented antara lain (Sholiq, 2006):

1. Abstraksi (Abstraction)

Abstraksi atau abstraction secara sederhana dikatakan sebagai proses

memilah beberapa atribut dan beberapa operasi suatu obyek hanya sampai

pada yang benar-benar diperlukan saja, dan membuang atribut dan operasi

yang tidak diperlukan untuk persoalan yang dihadapi.

2. Pewarisan (inheritance)

Obyek adalah anggota atau instan suatu kelas, dan sebaliknya kelas adalah

sebuah kategori dari beberapa obyek yang mempunyai atribut dan operasi

yang sama, maka obyek mempunyai semua karakteristik dari suatu kelas.

3. Banyak bentuk (polymorphism)

Yaitu suatu operasi dengan nama yang sama, tetapi jika diberikan pada obyek

yang berbeda akan mengakibatkan operasi yang berbeda.

4. Pembungkusan (encapsulation)

Menyembunyikan kompleksitas dari luar membuka operasi yang diperlukan

saja terhadap obyek-obyek lain.

5. Pengiriman pesan (message sending)

Suatu obyek mengirimkan pesan ke obyek lain untuk melakukan sebuah

operasi, dan juga dapat menerima pesan dari obyek lain untuk melakukan

(35)

6. Assosiasi (association)

Pada saat seseorang melakukan turn-on pada sebuah televisi maka menurut

terminologi berorientasi obyek, seseorang tersebut sedang berasosiasi dengan

televisi.

7. Aggregasi (aggregation)

Bentuk khusus dari assosiasi yang lebih kuat, dimana asosiasi yang terjadi adalah ”part-of” antara obyek yang satu dengan beberapa obyek yang lain.

Terdapat beberapa kelebihan dalam penggunaan teknik pemodelan

berorientasi obyek, diantaranya:

1. Jika terjadi perubahan pada sistem, maka hanya perlu mengubah obyek dan

fungsinya yang dikehendaki tanpa akan mempengaruhi obyek lain yang tidak

dikehendaki terjadi perubahan. Hal ini dikarenakan setiap obyek berdiri

secara mandiri (Whitten, 2004).

2. Jika terjadi perubahan pada sistem, maka akan lebih mudah mengubahnya,

meskipun pada sistem besar sekalipun (Whitten, 2004).

3. Pendekatan obyek menuntun penggunaan ulang (reuse) komponen-komponen

program sebelumnya (Hariyanto, 2004).

4. Perangkat lunak yang dikembangkan dengan berorientasi obyek

mempermudah pemeliharaan (Hariyanto, 2004).

5. Sistem berorientasi obyek lebih mudah di adaptasi dan di skala menjadi

sistem lebih besar karena sistem-sistem lebih besar dibuat dengan merakit

(36)

2.7. Konsep UML (Unified Modelling Language) 2.7.1. Definisi UML

UML adalah keluarga notasi grafis yang didukung oleh model-model

tunggal, yang membantu pendeskripsian dan desain sistem perangkat lunak,

khususnya sistem yang dibangun menggunakan pemrograman berorientasi obyek

(Fowler, 2004).

UML merupakan satu kumpulan konvensi pemodelan yang digunakan

untuk menentukan atau menggambarkan sebuah sistem software yang terkait dengan obyek (Whitten, 2004). Jeffrey L. Whitten menambahkan bahwa UML

menawarkan diagram yang dikelompokkan menjadi beberapa perspektif berbeda

untuk memodelkan suatu sistem, seperti satu set cetak biru (blueprint) yang

digunakan untuk membangun sebuah rumah (Whitten, 2004).

2.7.2. Diagram UML 2.7.2.1. Use CaseDiagram

Diagram yang menggambarkan interaksi antara sistem dengan eksternal

sistem dan pengguna. Dengan kata lain, secara grafis menggambarkan siapa yang

akan menggunakan sistem dan dengan cara apa pengguna mengharapkan untuk

berinteraksi dengan sistem (Whitten, 2004). Adapun simbol-simbol dari use case

diagram terdapat pada daftar simbol.

Dalam use case diagram memiliki pemodelan sebagai berikut (Whitten,

(37)

1. Use case

Use case merupakan urutan langkah-langkah yang secara tindakan saling terkait (scenario), baik otomatis maupun secara manual.

2. Actor (Pelaku)

Actor merupakan segala sesuatu yang perlu berinteraksi dengan sistem

untuk pertukaran informasi.

3. Relationship (Hubungan)

Pada diagram use case, relationship digambarkan sebagai sebuah garis

antara dua simbol. Pemaknaan relationship berbeda-beda tergantung

bagaimana garis tersebut digambar dan tipe simbol apa yang digunakan untuk

menghubungkan garis tersebut. Berikut ini adalah perbedaan di antara

relationship yang ada pada sebuah diagram use case:

a. Association

Association merupakan relationship antara actor dengan use case

dimana terjadi interaksi di antara mereka.

b. Extends

Extendsuse case merupakan use case yang terdiri dari langkah yang

terekstraksi dari use case yang lebih kompleks untuk menyederhanakan

masalah dan karena itu memperluas fungsinya.

c. Uses (includes)

Hubungan uses menggambarkan bahwa satu use case seluruhnya

(38)

d. Depends on

Terkadang suatu use case memiliki ketergantungan pada use case

yang lainnya yang bertujuan untuk menentukan urutan dalam

pengembangan use case. Ketergantungan ini dimodelkan menggunakan

depends on relationship.

e. Inheritance

Hubungan inheritance terjadi ketika dua atau lebih actor menggunakan

use case yang sama.

2.7.2.2. Activity Diagram

Activity diagram secara grafis digunakan untuk menggambarkan rangkaian

aliran aktifitas baik proses bisnis atau usecase (Whitten, 2004). Adapun

simbol-simbol dari activity diagram terdapat pada daftar simbol.

2.7.2.3. ClassDiagram

Class diagram gambar grafis mengenai struktur obyek statis dari suatu sistem, menunjukkan kelas-kelas obyek yang menyusun sebuah sistem dan juga

hubungan antara kelas obyek tersebut (Whitten, 2004). Adapun simbol-simbol

dari class diagram terdapat pada daftar simbol.

2.7.2.4. Sequence Diagram

Sequence diagram secara grafis menggambarkan bagaimana object

berinteraksi dengan satu sama lain melalui pesan pada eksekusi sebuah usecase

atau operasi. Diagram ini mengilustrasikan bagaimana pesan terkirim dan diterima

di antara object dan sequence (ruang waktu) (Whitten, 2004). Adapun

(39)

2.7.2.5. Statechart Diagram

Statechart diagram mengilustrasikan siklus hidup object dan keadaan yang

dapat diasumsikan oleh object dan events yang menyebabkan object beralih dari

satu state ke state yang lain (Whitten, 2004). Adapun simbol-simbol dari

statechart diagram terdapat pada daftar simbol.

2.7.3. Keunggulan UML

Adi Nugroho mengemukakan bahwa secara umum UML diterapkan dalam

pengembangan sistem/perangkat lunak berorientasi obyek sebab metodologi UML

ini umumnya memiliki keunggulan-keunggulan sebagai berikut (Nugroho, 2005):

a. Uniformity. Dengan metodologi UML, para pengembang cukup

menggunakan 1 metodologi dari tahap analisis hingga perancangan. Hal ini

tidak bisa dilakukan dalam metodologi pengembangan terstruktur. Dengan

perkembangan masa kini ke arah aplikasi GUI (Graphical User Interface),

UML juga memungkinkan kita merancang komponen antarmuka pengguna

(user interface) secara integrasi bersama dengan perancangan perangkat

lunak sekaligus dengan perancangan basis data.

b. Understandability. Dengan metodologi ini kode yang dihasilkan dapat

diorganisasi ke dalam kelas-kelas yang berhubungan dengan masalah

sesungguhnya sehingga lebih mudah dipahami siapapun juga.

c. Stability. Kode program yang dihasilkan relatif stabil ssepanjang waktu sebab

(40)

d. Reusability. Dengan metodologi berorientasi obyek, dimungkinkan

penggunaan ulang kode, sehingga pada gilirannya akan sangat mempercepat

waktu pengembangan perangkat lunak.

2.8. Konsep Basis Data 2.8.1. Basis Data (Database)

Database merupakan kumpulan file yang saling berhubungan. Akan tetapi,

database tidak hanya kumpulan file. Record di dalam tiap file harus dapat

dihubungkan dengan record di dalam file lain (Whitten, 2004).

Dalam manajemen database relational terdapat komponen utama dalam

konsep database (Whitten, 2004).

1. Field adalah unit terkecil data yang disimpan dalam database. Unit terkecil

data yang disimpan dalam database:

a. Primary key yaitu field yang unik dan mengidentifikasi satu record.

Contoh: Customer Number dan Order Number.

b. Secondary key yaitu field yang mengidentifikasi sebuah record atau

bagian dari beberapa record yang terkait.

c. Foreign key yaitu field yang menunjuk beberapa record pada file lain.

Contoh: Order Record berisi foreign key Customer Number.

d. Descriptive field yaitu non-key field.

2. Record adalah kumpulan field yang diatur dalam format yang predermined

(41)

a. Fixed-length record structures

Sebagian besar teknologi database memaksakan struktur record fixed

length, dalam artian setiap instance record mempunyai field yang sama,

jumlah field yang sama, dan ukuran logika yang sama. Akan tetapi

beberapa sistem database akan mengkompresi field-field dan nilai-nilai

yang tidak digunakan untuk menghemat ruang penyimpanan disk.

b. Variable-length record structures

Memperbolehkan record-record pada file yang sama memiliki length

yang berbeda.

3. File dan Tabel

File adalah kumpulan semua kejadian dari struktur record yang

ditentukan. Tipe-tipe dari file yaitu:

a. File induk/master adalah file penting dalam sistem dan akan tetap ada

selama siklus hidup sistem informasi berputar.

b. File transaksi adalah file yang digunakan untuk merekam data dari suatu

transaksi yang terjadi.

c. File laporan adalah file yang berisi sistem informasi yang akan

ditampilkan.

d. File sejarah adalah file yang berisi data masa lalu yang sudah tidak aktif

lagi.

e. File pelindung adalah salinan dari file-file yang masih aktif di database

pada saat tertentu yang digunakan bila file database rusak.

f. File kerja adalah suatu proses program secara sementara karena memori

(42)

Sedangkan tabel adalah suatu kesatuan unit dari row / record dengan

atribut-atributnya (column)

2.8.2. DBMS (Database Management System)

DBMS (Database Management System) adalah kumpulan/gabungan

database dengan perangkat lunak aplikasi yang berbasis database. DBMS

merupakan koleksi terpadu dari database dan program-program komputer yang

digunakan untuk mengakses dan memelihara database. Program-program tersebut

menyediakan berbagai fasilitas operasi untuk memasukkan, melacak, dan

memodifikasi data kedalam database, mendefinisikan data baru, serta mengolah

data menjadi informasi yang dibutuhkan (Ladjamudin, 2005).

Tujuan utama DBMS adalah menyediakan lingkungan yang nyaman dan

efisien untuk penyimpanan dan pengambilan data dari basisdata. DBMS berperan

memberi abstraksi data tingkat tinggi ke pemakai. Sedangkan tujuan lain dari

DBMS antara lain (Hariyanto, 2004):

1. Menghindari redudansi dan inkonsistensi data.

2. Menghindari kesulitan pengaksesan data.

3. Menghindari isolasi data.

4. Menghindari terjadinya anomali pengaksesan konkuren.

5. Menghindari masalah-masalah keamanan.

6. Menghindari masalah-masalah integritas.

Keunggulan DBMS (Database Management System) antara lain

(43)

1. Pengendalian terhadap redudansi data

2. Konsistensi data

3. Informasi yang lebih banyak yang dapat dibentuk dari data tersimpan yang

sama.

4. Pemakaian bersama data.

5. Peningkatan integritas data.

6. Penyeimbangan kebutuhan-kebutuhan sumber daya yang terbatas.

7. Peningkatan pengaksesan dan daya tanggap data.

8. Peningkatan produktivitas.

9. Peningkatan pemeliharaan lewat ketidakbergantungan data.

10. Peningkatan konkurensi.

11. Peningkatan layanan backup dan pemulihan data.

2.9. Pengujian Perangkat Lunak

Pengujian perangkat lunak adalah proses pemeriksaan atau evaluasi sistem

atau komponen sistem secara manual atau otomatis untuk memverifikasi apakah

sistem memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang dispesifikasikan atau

mengindentifikasi perbedaan-perbedaan antara hasil yang diharapkan dengan hasil

yang terjadi (Hariyanto, 2004).

Terdapat dua teknik pengujian berdasarkan ketersediaan logika sistem,

yaitu black box testing dan white box testing (Hariyanto, 2004). Namun, dalam

membangun perangkat lunak ini penulis hanya menggunakan black box testing.

Konsep black box testing digunakan untuk mempresentasikan sistem yang

(44)

item-item yang di uji dianggap ”gelap” karena logiknya tidak diketahui hanya apa yang

masuk dan apa keluar dari kotak hitam. Pada black box testing, kasus–kasus

pengujian berdasarkan pada spesifikasi sistem. Rencana pengujian dapat dimulai

sedini mungkin di proses pengembangan perangkat lunak. Teknik black box juga

dapat digunakan untuk pengujian berbasis skenario, dimana isi dalam sistem

mungkin tidak tersedia untuk diinspeksi tapi masukan dan keluaran yang

didefinisikan dengan use case dan informasi analisis yang lain (Hariyanto, 2004).

2.10. Literatur Sejenis

Sebagai suatu perbandingan dan sumber referensi dalam pengembangan

aplikasi helpdesk, diperlukan suatu acuan terhadap penelitian yang dibuat

sebelumnya.

Berdasarkan hasil evaluasi dari literatur sejenis, maka penulis

mengidentifikasi diketahui bahwa aplikasi helpdesk pada suatu perusahaan sangat

tergantung terhadap kebutuhan perusahaan itu sendiri. Adapun hasil penelitian

sejenis yang dijadikan referensi adalah sebagai berikut:

1. Maria Betha Trimawangsari, 2010, Universitas Gunadarma, Pengembangan

Aplikasi Webtools Helpdesk Support dengan Online Attendance dan

Real-Time Report pada PT. Dexa Medica.

2. Sri darmawati, 2003, Institut Pertanian Bogor, Perancangan Sistem Informasi

Pendukung/Helpdesk Untuk Menunjang Proses Penyelesaian Permasalahan

Sistem Komputer di PT. BRI (persero).

3. Hilaludin, 2002, Institut Pertanian Bogor, Prototype System Penunjang

(45)

4. Dilly Gita Sari dan Rachmat Adriansyah, 2008, Universitas Pembangunan

Nasional Veteran Jakarta, Analisa dsan rancangan helpdesk berbasis web

pada PT. Kertas Nusantara.

5. Mika Mayshe & Anita Mulyana & Oktavia, 2007, Universitas Bina

Nusantara, Analisis dan perancangan basis data pada aplikasi IT helpdesk

(46)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Pengumpulan Data 3.1.1 Studi Pustaka

Penulis mempelajari buku-buku, dan pustaka lainnya yang terdapat kaitan

dengan penelitian yang dilakukan penulis, antara lain:

1. Buku Metode Desain & Analisis Sistem karya Jeffrey L. Whitten, penerbit

Andi Yogyakarta, tahun 2004.

2. Buku Pemodelan Visual dengan UML karya Munawar, penerbit Graha Ilmu

Jakarta, tahun 2005.

Adapun buku-buku dan jurnal lainnya yang menjadi referensi dapat dilihat

dalam daftar pustaka.

3.1.2 Studi Lapangan

1. Observasi

Penulis melakukan observasi pada Perusahaan PT. JICT (Jakarta

International Container Terminal) yang dimaksudkan agar dapat mengetahui

secara langsung proses sistem aplikasi helpdesk yang dilakukan. Kegiatan

observasi dilakukan pada bulan Februari 2011 di PT. JICT yang beralamat di Jl.

Sulawesi Ujung No.1 Tanjung Priok-Jakarta Utara 14310. Hasil dari pengamatan

yang dilakukan penulis dapat dilihat pada halaman lampiran 1.

(47)

2. Wawancara

Penulis melakukan wawancara langsung kepada pihak terkait yaitu Bapak

Alex Sandi selaku user yang menggunakan sistem aplikasi helpdesk yang telah

berjalan sebelumnya. Wawancara dilakukan pada tanggal 22 Februari 2011, di

kantor PT. JICT di Tanjung Priuk, Jakarta Utara. Adapun hasil wawancara dapat

dilihat pada lampiran 2.

3.1.3 Literatur Sejenis

Sebagai suatu perbandingan dan sumber referensi dalam pengembangan

sistem aplikasi helpdesk, diperlukan suatu acuan terhadap penelitian yang dibuat

sebelumnya. Penelitian sejenis yang menjadi pembanding dari skripsi ini dapat

dilihat di halaman terakhir bab II.

3.2. Metode Pengembangan Sistem 3.2.1. Scope Definition

Pada tahap ini, penulis dan user melakukan sejenis pertemuan untuk

menggambarkan permasalahan, menentukan ruang lingkup pengembangan sistem,

mengidentifikasi tujuan dari sistem dan kebutuhan informasi untuk mencapai

tujuan.

3.2.2. Analysis

Pada tahap ini, penulis menjabarkan tentang permasalahan yang terjadi

pada sistem yang sedang berjalan dan analisis sistem yang diusulkan untuk

memperbaiki sistem yang lama. Terdapat tiga tahapan analisis sistem pada alur

(48)

1. Problem Analysis, mempelajari sistem yang ada atau sistem berjalan dengan

pemahaman akan masalah-masalah pengembangan sistem.

2. Requirement Analysis, mendefinisikan dan memprioritaskan

persyaratan-persyaratan bisnis.

3. Decision Analysis, menghasilkan arsitektur aplikasi untuk solusi yang

disetujui.

3.2.3. Design

Pada tahap perancangan sistem, metode yang digunakan adalah Desain

berorientasi obyek/ Object-oriented design (OOD) dengan UML (Unified

Modelling Language) sebagai tools untuk perancangan dan pengembangan

aplikasinya.

Namun tidak semua diagram yang disediakan oleh UML digunakan oleh

penulis dalam perancangan sistem ini. Hanya beberapa diagram UML saja yang

digunakan oleh penulis, yang dapat menurut penulis dapat mendukung

perancangan aplikasi ini. Adapun beberapa diagram berikut ini:

1. Use Case Diagram, diagram yang menjelaskan aktivitas apa saja yang

dilakukan sistem yang akan dibangun dan siapa saja yang berinteraksi dengan

sistem tersebut.

2. Activity Diagram, diagram yang menggambarkan berbagai alir aktivitas

dalam sistem yang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal sampai

bagaimana mereka berakhir.

3. Class Diagram, diagram yang menunjukkan antara class dalam sistem yang

sedang dibangun dan bagaimana mereka saling berkolaborasi untuk mencapai

(49)

4. Sequence Diagram, diagram yang menjelaskan secara detail urutan proses

yang dilakukan oleh sistem untuk mencapai tujuan dari use case, interaksi

antar class, operasi apa saja yang terlibat, urutan antar operasi dan informasi

yang diperlukan oleh masing-masing operasi.

5. Statechart Diagram, diagram yang menjelaskan perilaku secara umum dari

semua obyek di dalam class tertentu dan transisi di antara mereka.

Selain diagram di atas, digunakan juga diagram lain yang tentunya di luar

dari diagram UML, namun perannya cukup penting dalam mendukung

perancangan sistem ini, yaitu spesifikasi database danperancangan interface.

3.2.4. Construction & Testing

Setelah melakukan analisis dan perancangan sistem, selanjutnya saatnya

sistem untuk diimplementasikan. Pada tahap ini terdapat beberapa aktivitas yang

dilakukan. Aktivitas-aktivitas yang dimaksud yaitu:

1) Pemrograman

Pada tahap ini hasil desain dimasukkan ke dalam bentuk bahasa

pemrograman yang gunakan agar dapat dijalankan dalam bentuk aplikasi. Adapun

Software yang digunakan dalam pembuatan sistem ini adalah EditPlus 2 dan

Macromedia Dreamweaver 8 sebagai software editor, Adobe Photoshop CS2

untuk mengolah gambar. XAMPP versi 1.7.1. yang mencakup: Apache versi

2.2.11 untuk web server, PHP versi 5.2.9 untuk bahasa pemrograman, dan

(50)

2) Pengujian (Testing)

Pada tahap ini dilakukan uji coba terhadap sistem baru agar dapat

digunakan tanpa menemukan kendala-kendala apapun. Adapun uji coba yang

akan dilakukan menggunakan metode black-box.

Pengujian secara black box, merupakan pendekatan menguji apakah setiap

fungsi di dalam program dapat berjalan dengan benar. Berikut beberapa proses

yang dilakukan dalam pengujian ini, yaitu:

1. Fungsi-fungsi yang tidak benar, baik input maupun output.

2. Kesalahan interface.

3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database.

3.1 Kerangka Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, penulis melakukan tahapan-tahapan

kegiatan dengan mengikuti rencana kegiatan yang tertuang dalam kerangka

berpikir penelitian meliputi metode pengumpulan data dan metode pengembangan

(51)

Mulai

(52)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Profil Perusahaan

4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan

Jakarta International Container Terminal merupakan perusahaan gabungan

antara Hutchison Port Holdings (HPH) dan PT Pelabuhan Indonesia II. Berlokasi

di Tanjung Priok, JICT menjadi terminal peti kemas terbesar di Indonesia.

PT Jakarta International Container Terminal (JICT) yang didirikan pada 1

April 1999 merupakan perusahaan yang melaksanakan kegiatan pelayanan

bongkar muat petikemas ekspor/impor maupun petikemas transhipment di

Pelabuhan Tanjung Priok. Perusahaan ini telah beroperasi di Indonesia selama 12

tahun dan menginvestasikan lebih dari US$250 juta untuk peralatan baru, dermaga

dan sistem komputer modern untuk meningkatkan kinerjanya.

Pada saat berdirinya tahun 1999, PT JICT mampu menangani 1,8 juta

TEUs. Kapasitas ini kemudian ditingkatkan secara bertahap menjadi 2,1 juta

TEUs dan saat ini mencapai 2,4 Juta TEUs. Dengan demikian PT JICT

merupakan terminal petikemas terbesar dan tersibuk di Indonesia. Untuk

menunjang kinerja pelayanan bongkar muat PT JICT dilengkapi sarana dan

prasaranya yang cukup memadai.

(53)

4.1.2. Logo Perusahaan

Gambar 4.1. Logo Perusahaan

4.1.3. Visi dan Misi

1. Visi:

PT JICT, sebagai sebuah terminal berstandar kelas dunia di Indonesia,

untuk memastikan bahwa perusahaan mampu menyediakan layanan

bermutu yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi

Indonesia dan untuk menyediakan layanan terbaik bagi para

pelanggan. Dengan motto perusahaan yaitu Reliable Terminal with

Service Excellence (Terminal Terpercaya dengan Layanan

Sempurna), kepuasan pelanggan menjadi prioritas utama.

2. Misi:

Misi PT JICT adalah menjadi suatu perusahaan yang terus maju,

tanggap, dapat dipercaya, yang menyediakan fasilitas terminal

petikemas yang dapat memenuhi semua permintaan baik untuk

perdagangan domestik maupun internasional bagi seluruh masyarakat.

4.2. Scope Definition

Untuk lebih memfokuskan penelitian ini, maka penulis akan membatasi

(54)

sebuah bagian pada PT. JICT yang memiliki tugas membantu para pegawai,

memberikan saran, serta bantuan atas masalah mereka terutama pada complain

yang berhubungan dengan equipment perusahaan. Bagian helpdesk tersebut

bertanggungjawab kepada seorang manajer operasional.

Aplikasi helpdesk ini ditekankan pada pencatatan setiap complain problem

yang masuk ke bagian helpdesk kemudian dari pencatatan complain problem

tersebut didapat report problem. Sedangkan apabila terdapat hal pada aplikasi

sistem informasi helpdesk ini, maka hal tersebut hanyalah tambahan bagi aplikasi

ini.

- Menerima complain problem call - Mencatat problem

- Mengirim work order problem kepada teknisi

- Menerima problem solusion dari teknisi jika problem telah diselesaikan

- Mencatat problem solusion yang telah diselesaikan

- Menerima work order problem dari frontliner helpdesk

- Menyelesaikan problem - Mengirim problem solusion kepada frontliner helpdesk jika problem telah terselesaikan

(55)

Penjelasan sistem operasional prosedur penanganan helpdesk pada

perusahaan yaitu :

1. Pegawai perusahaan menelpon frontliner helpdesk dengan menggunakan

telepon maupun handy talkie.

2. Frontliner helpdesk menerima telepon dan mencatat problem pegawai pada

aplikasi Microsoft Excel.

3. Frontliner helpdesk mengirim work order problem kepada teknisi.

4. Teknisi menerima work order problem dari frontliner hepodesk dan segera

menyelesaikan tugas tersebut.

5. Teknisi mengirim problem solusion kepada frontliner helpdesk jika problem

tersebut terselesaikan.

6. Frontliner helpdesk langsung pergi ke lapangan untuk menyelesaikan

problem dan mencatat bahwa complain tersebut telah terselesaikan.

7. Frontliner helpdesk mengirim laporan helpdesk kepada manajer operasional.

4.3.1.2.Identifikasi Masalah

Di dalam mengidentifikasi masalah, peneliti menganalisa sistem yang

berjalan. Peneliti menemukan masalah yang terjadi pada pengolahan helpdesk

yaitu :

1. Dalam proses pencatatan complain pegawai, frontliner helpdesk merasa

kesulitan karena dirasa tidak praktis dengan menggunakan aplikasi

Microsoft Excel.

2. Pada proses pencarian data, frontliner helpdesk merasa kesulitan karena

(56)

3. Pada proses pelaporan kepada manajer operasional, frontliner helpdesk

merasa kesulitan mengkategorikan tipe permasalahan yang sama dan

banyaknya permasalahan.

4. Frontliner helpdesk kesulitan dalam penyelesaian complain, dikarenakan

banyaknya kategori masalah dan cara penyelesaian masalah yang tidak ada

panduannya.

5. Hasil laporan ke manajer operasional sering terlambat, dan tidak user

friendly sehingga mempengaruhi proses pengambilan keputusan.

4.3.1.3.Sistem Usulan

Adapun prosedur dari perancangan yang diusulkan adalah sebagai berikut:

Pegawai

Helpdesk

- Menerima complain problem call - input problem

- Menyelesaikan problem - Update problem jika telah terselesaikan

- Manajer Operasional dapat melihat laporan Helpdesk kapan saja

Gambar 4.3. Sistem aplikasi helpdesk yang diusulkan

Penjelasan sistem operasional prosedur penanganan helpdesk pada

(57)

1. Pegawai perusahaan menelpon helpdesk melaporkan keluhan yang

dihadapinya.

2. Petugas helpdesk menerima telepon dan meng-input problem ke aplikasi

helpdesk.

3. Petugas helpdesk menyelesaikan problem dan meng-update problem jika

telah terselesaikan.

4. Manajer Operasional dapat melihat laporan helpdesk kapan saja.

4.3.2. Decision Analysis

Dari tahapan analisis sebelumnya telah diketahui permasalahan dari sistem

berjalan dan kebutuhan yang diinginkan, maka tahapan selanjutnya adalah analisis

keputusan yaitu menentukan komponen-komponen dari sistem usulan yang akan

dirancang, dibangun, dan diimplementasikan. Berikut merupakan

komponen-komponen yang dibutuhkan:

a. Data Master

Proses perekaman data-data yang berhubungan dengan helpdesk, yaitu data

pegawai dan data problem. Seluruh data ini terkait pada aplikasi helpdesk.

b. Menentukan hak akses(user)

Dalam hal ini menentukan hak akses masing-masing pengguna. Setiap

pengguna hanya dapat mengakses fitur sesuai masing-masing bagiannya.

Setelah mengetahui komponen-komponen sistem yang diusulkan

selanjutnya adalah menentukan jenis perangkat sistem yaitu berupa tools atau alat

untuk merancang dan mengimplementasikan sistem usulan sehingga

(58)

terhadap jenis tools yang akan digunakan karena harus sesuai dengan kebutuhan

pengguna dan fungsi-fungsi sistem yang terdapat didalamnya.

Di dalam sistem yang lama, proses pengolahan datanya dilakukan secara

manual, sedangkan pada sistem informasi yang akan dikembangkan adalah sistem

informasi terkomputerisasi berbasi Local Area Network (LAN), dan konsep

pengembangan aplikasi ini menggunakan pemrograman berorientasi obyek.

Sistem usulan dirancang dengan menggunakan UML (Unified Modelling

Languange). Sedangkan bahasa pemrograman PHP dan perancangan sistem

database menggunakan Database Relational dan mengimplementasikannya pada

MySQL.

4.4. DesignSystem

Pada tahapan ini, penulis memberikan informasi mengenai rancangan

sistem yang penulis ajukan guna menanggulangi permasalahan-permasalahan

sistem yang telah disebutkan sebelumnya.

4.4.1. Use case Model Diagram

4.4.1.1. Identifikasi Actor

Adapun actor yang terlibat dalam aplikasi helpdesk ini dapat

diklasifikasikan menjadi 2 actor yaitu Helpdesk dan Manajer Operasional. Untuk

lebih jelas peran-peran actor yang ada dalam sistem dapat dilihat pada tabel 4.2

identifikasi actor.

Tabel 4.1. Identifikasi Actor

Actor Description

Helpdesk Helpdesk bertanggung jawab mengelola complain

(59)

dan update problem). Manajer

Operasional

Manajer Operasional hanya dapat melihat laporan

helpdesk yang terkini.

Administrator Administrator bertugas untuk mengelola pengguna

helpdesk.

4.4.1.2. Identifikasi Use Case

Setelah actor teridentifikasi, selanjutnya mengidentifikasi use case.

Tabel 4.2. Identifikasi Use case

No Use case Name Description Actor

memasukkan problem pegawai.

Helpdesk

3 Update problem Use case ini menggambarkan kegiatan

merubah status problem yang telah

terselesaikan.

Helpdesk

4 Add User Use case ini menggambarkan kegiatan

menambahkan pengguna aplikasi helpdesk

Helpdesk

5 View report helpdesk Use case ini menggambarkan kegiatan

melihat laporan helpdesk.

Gambar

Gambar 2.2. Strategi Rapid Application Development
Gambar 3.1 Kerangka Penelitian
Gambar 4.1. Logo Perusahaan
Gambar 4.2. Sistem Helpdesk yang berjalan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya permasalahan diatas maka solusi yang tepat adalah membuat suatu usulan berupa rancang bangun aplikasi penjualan pada PT Panca Patriot Prima yang mampu

Akhir yang berjudul “ Aplikasi Realisasi Penerimaan RTW ( Rail Tank Wagon ) pada PT Pertamina (Persero) Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Lahat ” ini dengan tepat waktu..

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang berguna bagi masyarakat pada umumnya dan mahasiswa khususnya dalam memahami masalah hubungan hukum antara

Peran knowledge management system didalam aplikasi helpdesk adalah untuk membantu dalam pendistribusian pengetahuan karyawan melalui sistem yang tersedia yang merekam

perancangan aplikasi penjualan adalah program komputer yang dibuat perusahaan untuk mengerjakan tugas-tugas tertentu yang menghasilkan produk perangkat lunak yang sesuai

Penelitian ini menghasilkan sebuah aplikasi perhitungan dengan judul aplikasi sewa dan sandar kapal yang memperhitungkan pendapatan jasa pelayaran yang berfungsi untuk menghitung tarif