• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus tentang Komplikasi Diabetes Melitus di RSUP Haji Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Tingkat Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus tentang Komplikasi Diabetes Melitus di RSUP Haji Adam Malik Medan"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MELITUS

TENTANG KOMPLIKASI DIABETES MELITUS

DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN

SKRIPSI

Oleh

Junita I.L. Siboro 061101074

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

Judul :Tingkat Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus tentang Komplikasi Diabetes Melitus di RSUP Haji Adam Malik Medan

Nama Mahasiswa : Junita I. L. Siboro

NIM : 061101074

Jurusan : Sarjana Keperawatan ( S.Kep )

Tahun : 2010

==========================================================

Tanggal Lulus: 3 Juli 2010

Pembimbing Penguji I

Mula Tarigan, S.Kp, M.Kes Cholina T.Siregar,M.Kep, Sp.KMB NIP. 19741002 200112 1 001 NIP. 19770726 200212 2 001

Penguji II

Ikhsanuddin A.Harahap S.Kp, MNS

NIP. 19740826 200212 1 002

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara telah menyetujui skripsi ini sebagai bagian dari persyaratan kelulusan Sarjana Keperawatan (S.Kep).

Medan, 5 Juli 2010 Pembantu Dekan 1

Erniyati, S.Kp, MNS

(4)

PRAKATA

Segala puji syukur, hormat penulis ucapkan kepada Tuhan atas segala rahmat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Tingkat Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus tentang Komplikasi Diabetes Melitus di RSUP Haji Adam Malik Medan.” Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan mencapai gelar sarjana di Fakultas keperawatan Universita Sumatera Utara Medan.

Saya mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan dukungan dalam proses penyelesaian skripsi ini, sebagai berikut:

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Erniyati, SKp, MNS selaku Pembantu Dekan I Fakutas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Bapak Ikhsanuddin A. Harahap, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keperawatan

3. Bapak Mula Tarigan, S.Kp, M.Kes selaku Dosen Pembimbing akademik dan pembimbing dalam Penyusunan Skripsi

4. Ibu Cholina T. Siregar, M.Kep, Sp KMB selaku Penguji I

5. Ibu Fatwa Imelda S.Kep, Ns dan Bapak Iksanuddin A. Harahap, S.Kp, MNS selaku Penguji II

6. Pimpinan RSUP Haji Adam Malik Medan yang telah memberikan izin kepada Penulis untuk melaksanakan penelitian dan kepada dr. Santi yang memvalidasi instrument penelitian penulis, dan semua Pihak Adam Malik yang berpartisipasi.

7. Teristimewa kepada keluarga ku tercinta, Ibunda R.Simanjntak Kakak dan ketiga adikku (Ike, Fitri, Kardo, Anto) dan kepada seluruh keluarga yang telah memberikan cinta, doa,bimbingan dan motivasi bagi penulis

(5)

sebutkan) terima kasih atas masukan dan doanya, terkhusus buat sahabatku di Base camp Pelita Jaya 11 Ocy, amel, pida terima kasih banyak atas waktu dan motivasinya kepada penulis, teman-teman kos Cholya garden buat Bjo, Reni, Lia, Pando, Dedi, Nostra dan semuanya terima kasih buat doa dan bantuannya.

Semoga Tuhan mencurahkan berkat-Nya pada semua pihak yang telah banyak membantu Penulis. Semoga skripsi ini bermanfaat demi kemajuan pengetahuan khususnya profesi keperawatan.

Medan, Juni 2010

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Persetujuan Sidang Skripsi ... ii

Prakarta ... iii

Daftar Isi ... v

Daftar Skema ... vii

Daftar Tabel... viii

Abstrak ... ix

BAB 1 Pendahuluan 1. Latar Belakang ... 1

1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 8

1.6 Pengukuran Pengetahuan ... 9

2. Diabetes Melitus ... 9

2.1 Defenisi Diabetes ... 10

2.2 Faktor penyebab diabetes ... 11

2.3 Komplikasi Diabetes ... 12

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL 1. Kerangka Konseptual ... 20

2. Defenisi Operasional ... 21

BAB 4 METODE PENELITIAN 1. Desain Penelitian ... 22

2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 22

2.1 Populasi Penelitian ... 22

2.2 Sampel Penelitian ... 22

3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 22

4. Pertimbangan Etik ... 23

5. Instrumen Penelitian ... 24

6. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 25

7. Pengumpulan Data ... 27

8. Analisa Data ... 27

(7)

1.1 Data Demografi ... 28 1.2 Tingkat Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus ... 29 2. Pembahasan... 32 2.1 Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus tetang komplikasi akut Diabetes melitus ... 34 2.2 Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus tetang komplikasi kronis Diabetes melitus ... 35 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan ... 38 2. Saran ... 38 Daftar Pustaka ... 39 Lampiran

1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden 2. Jadwal Penelitian

3. Taksasi Dana

4. Instrumen Penelitian 5. Surat Izin Survei Awal 6. Surat Izin Penelitian 7. Hasil Penelitian

8. Lembar Bukti Bimbingan Skripsi

(8)

DAFTAR SKEMA

Skema 1. Kerangka konsep penelitian tingkat pengetahuan pasien diabetes

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Data Demografi di RSUP Haji

Adam Malik Medan... 29

Tabel.2 Gambaran Tingkat pengetahuan Komplikasi Akut dan Kronis ... 30

Tabel.3 Gambaran Tingkat pengetahuan tentang Komplikasi Akut... 30

(10)

Judul :Tingkat Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus tentang Komplikasi Diabetes Melitus di RSUP Haji Adam Malik

Penulis : Junita I.L. Siboro Fakultas : Keperawatan Tahun : 2009-2010

Abstrak

Diabetes melitus merupakan suatu penyakit tidak menular yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah yang disertai ketidaknormalan metabolisme karbohidrat. Diabetes melitus merupakan penyebab kematian keempat terbesar di dunia. Diabetes melitus juga menyebabkan komplikais akut dan kronik yang juga dapat menyebabkan kematian. Peningkatan komplikasi dipengaruhi oleh Pengetahuan, umur, obesitas dan kebiasaan hidup yang kurang sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan pasien diabetes melitus tentang komplikasi diabetes melitus di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tanggal 11 Februari sampai dengan 11 Maret 2010. Disain yang digunakan dalam penelitian ini dalah deskriptif. Jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah 65 orang. Berdasarkan Hasil penelitian menunjukan bahwa responden mayoritas berusia (46 -60 tahun (n= 40 atau 61,70 %). Berdasarkan lama menderita diabetes melitus mayoritas responden menderita diabetes 0-5 tahun. Berdasarkan jenis kelamin mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki (n= 37 atau 56,9 %). Berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas responden berpendidikan SMA (n=38 atau 58,5%) Berdasarkan jenis pekerjaan mayoritas responden berwiraswasta (n=27 atau 41,5%). Tingkat pengetahuan pasien tentang komplikasi diabetes melitus mayoritas pengetahuan pasien dikategorikan cukup dengan 45 responden (69,23%). Dari hasil penelitian ini diharapkan ada penelitian lanjutan yang membahas faktor lain selain pengetahuan yang berhubungan dengan diabetes dan komplikasi diabetes.

(11)

Judul :Tingkat Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus tentang Komplikasi Diabetes Melitus di RSUP Haji Adam Malik

Penulis : Junita I.L. Siboro Fakultas : Keperawatan Tahun : 2009-2010

Abstrak

Diabetes melitus merupakan suatu penyakit tidak menular yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah yang disertai ketidaknormalan metabolisme karbohidrat. Diabetes melitus merupakan penyebab kematian keempat terbesar di dunia. Diabetes melitus juga menyebabkan komplikais akut dan kronik yang juga dapat menyebabkan kematian. Peningkatan komplikasi dipengaruhi oleh Pengetahuan, umur, obesitas dan kebiasaan hidup yang kurang sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan pasien diabetes melitus tentang komplikasi diabetes melitus di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tanggal 11 Februari sampai dengan 11 Maret 2010. Disain yang digunakan dalam penelitian ini dalah deskriptif. Jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah 65 orang. Berdasarkan Hasil penelitian menunjukan bahwa responden mayoritas berusia (46 -60 tahun (n= 40 atau 61,70 %). Berdasarkan lama menderita diabetes melitus mayoritas responden menderita diabetes 0-5 tahun. Berdasarkan jenis kelamin mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki (n= 37 atau 56,9 %). Berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas responden berpendidikan SMA (n=38 atau 58,5%) Berdasarkan jenis pekerjaan mayoritas responden berwiraswasta (n=27 atau 41,5%). Tingkat pengetahuan pasien tentang komplikasi diabetes melitus mayoritas pengetahuan pasien dikategorikan cukup dengan 45 responden (69,23%). Dari hasil penelitian ini diharapkan ada penelitian lanjutan yang membahas faktor lain selain pengetahuan yang berhubungan dengan diabetes dan komplikasi diabetes.

(12)

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Diabetes melitus (DM) dapat diartikan sebagai suatu penyakit tidak menular yang ditandai dengan peningkatan konsentrasi kadar gula darah yang disertai ketidaknormalan metabolisme karbohidrat, protein, lemak serta adanya komplikasi makrovaskular dan mikrovaskular (Inzucchi, 2004). Peningkatan kadar gula darah ini dipengaruhi oleh kerja insulin secara absolut maupun relatif (Suryono, 2004).

Prevalensi diabetes melitus di dunia mengalami peningkatan yang cukup besar. Data statistik organisasi kesehatan dunia (WHO) pada tahun 2000 menunjukkan jumlah penderita diabetes di dunia sekitar 171 juta dan diprediksikan akan mencapai 366 juta jiwa tahun 2030. Di Asia tenggara terdapat 46 juta dan diperkirakan meningkat hingga 119 juta jiwa. Di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 diperkirakan menjadi 21,3 juta pada tahun 2030 (WHO, 2008). Indonesia merupakan urutan keenam di dunia sebagai negara dengan jumlah penderita diabetes terbanyak setelah India, Cina, Uni Soviet, Jepang, Brazil (Rahmadilayani, 2008).

(13)

masyarakat. Diabetes juga memberikan pengaruh beban ekonomi yang besar untuk pengobatannya (Tandra, 2007).

Diabetes Melitus menjadi penyebab kematian keempat terbesar di dunia. Setiap tahunnya ada 3,2 juta kematian yang diakibatkan langsung oleh diabetes (Tandra, 2008). Diabetes juga sering membunuh penderitanya dengan mengikutsertakan penyakit-penyakit lainnya. Diabetes dapat menyebabkan komplikasi akut dan kronik. Komplikasi akut merupakan penyebab kematian yang cukup tinggi (Nabil, 2009).

(14)

tentang diabetes dan komplikasinya akan berhasil melawan diabetes (Tandra, 2008).

Pengetahuan dapat diartikan sebagai hasil tahu yang terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoadmojo, 2003). Pengetahuan pasien diabetes melitus dapat diartikan sebagai hasil tahu dari pasien mengenai penyakitnya, memahami penyakitnya, dan memahami pencegahan, pengobatan maupun komplikasinya.

Peneliti telah melaksanakan survei awal di RSUP Haji Adam Malik Medan dan mendapatkan data jumlah pasien diabetes melitus pada bulan September-Oktober sebanyak 648 orang dan beberapa telah mengalami komplikasi. Berdasarkan penjelasan di atas peneliti merasa tertarik untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien diabetes melitus tentang komplikasi akut dan kronik penyakit diabetes di RSUP Haji Adam Malik Medan.

2. Tujuan Penelitian

(15)

3. Pertanyaan Penelitian

Bagaimana tingkat pengetahuan pasien diabetes melitus tentang komplikasi akut dan kronik penyakit diabetes melitus di RSUP. Haji Adam Malik Medan.

4. Manfaat Penelitian

1. Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber data dasar, sumber informasi dalam usaha peningkatan pelayanan, terutama untuk pemberian pendidikan kesehatan berupa pengetahuan tentang penyakit dan komplikasi diabetes.

2. Penelitian Keperawatan

(16)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengetahuan

1.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan merupakan proses belajar dengan menggunakan panca indra yang dilakukan untuk dapat menghasilkan pengetahuan dan keterampilan (Hidayat, 2005).

Pengetahuan (episteme, dalam bahasa yunani) adalah salah satu kemampuan khas manusia membentuk peradaban global dan membawa akibat-akibat besar terhadap kodrat kemanusiaan. Pengetahuan juga dipandang sebagai salah satu unsur dasar kebudayaan (Watloly A, 2001).

Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa pengetahuan (knowledge) adalah proses yang diketahui manusia secara langsung dari kesadarannya sendiri. Dalam peristiwa ini yang mengetahui (subjek) memiliki yang diketahui (objek) di dalam dirinya sendiri sedemikian aktif yang mengetahui itu menyusun yang diketahui pada dirinya sendiri dalam kesatuan aktif ( Bakhtiar A, 2005).

(17)

Setiap kegiatan yang dilakukan umumnya memberi manfaat. Pengetahuan merupakan upaya manusia yang secara khusus dengan objek tertentu, terstruktur, tersistematis, menggunakan seluruh potensi kemanusiaan dan dengan menggunakan metode tertentu. Pengetahuan merupakan sublimasi atau intisari dan berfungsi sebagai pengendali moral daripada pluralitas keberadaan ilmu pengetahuan (watloly,2005)

1.3 Sumber-sumber Pengetahuan

Sumber pengetahuan dapat dibedakan atas dua bagian besar yaitu bersumber pada daya indrawi, dan budi (intelektual) manusia. Pengetahuan indrawi dimiliki oleh manusia melalui kemampuan indranya tetapi bersifat relasional. Pengetahuan diperoleh manusia juga karena ia juga mengandung kekuatan psikis, daya indra memiliki kemampuan menghubungkan hal-hal konkret material dalam ketunggalannya. Pengetahuan indrawi bersifat parsial disebabkan oleh adanya perbedaan kemampuan tiap indra. Pengetahuan intelektual adalah pengetahuan yang hanya dicapai oleh manusia, melalui rasio intelegensia. Pengetahuan intelektual mampu menangkap bentuk atau kodrat objek dan tetap menyimpannya di dalam dirinya (Watloly, 2005).

1.4 Tingkat Pengetahuan

(18)

Menerapkan (application), Analisa (analysis), Sintesa (Synthesis),Evaluasi (Evaluation)

Tahu (know) diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari keseluruhan bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan.

Memahami (comprehension) diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan.

Menerapkan (application) diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada kondisi yang sebenarnya. Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang nyata.

Analisa (analysis) adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek ke dalam komponen–komponen tetapi masih di dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lainnya. Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

(19)

baru. Dengan kata lain, sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formulasi– formulasi yang ada.

Evaluasi (Evaluation) Berkaitan dengan kemempuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek atau materi. Penilaian–penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

1.5 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Pengetahuan dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan ekternal. Pengetahuan internal berasal dari dalam diri manusia sedangkan faktor eksternal adalah dorongan yang berasal dari luar berupa tuntutan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupan. Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : Pengalaman, Tingkat pendidikan, keyakinan, fasilitas, penghasilan,sosial budaya.

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain. Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang. pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan seseorang. Secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah.

Keyakinan, biasanya keyakinan diperoleh secara turun-temurun dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini bisa mempengaruhi pengetahuan seseorang, baik keyakinan itu sifatnya positif maupun negatif.

(20)

dan buku. Penghasilan, penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan seseorang. Akan tetapi bila seseorang berpenghasilan cukup besar maka dia akan mampu untuk menyediakan atau membeli fasilitas–fasilitas sumber informasi. Sosial budaya, kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu.

1.6 Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat disesuaikan dengan tingkatan domain di atas (Notoatmodjo, 2003).

(21)

2. Diabetes Melitus

2.1Defenisi Diabetes

Diabetes merupakan penyakit yang heterogonik, baik karena manifestasinya maupun karena jenisnya. Diabetes adalah sindrom yang disebabkan oleh terganggunya insulin di dalam tubuh sehingga menyebabkan hiperglikemia yang disertai abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Diabetes dapat diklasifikasikan menjadi diabetes tipe I (insulin–dependen diabetes mellitus atau IIDM), tipe II (non insulin-dependent diabetes mellitus atau NIDDM) (Inzucchi, 2004). Selain itu diabetes juga dapat digolongkan menjadi diabetes gestational dan diabetes sekunder (Tandra, 2007)

Diabetes Tipe I (IDDM) muncul pada saat pankreas tidak dapat atau kurang mampu memproduksi insulin sehingga insulin dalam tubuh kurang atau tidak ada sama sekali. Glukosa di dalam darah menumpuk karena tidak dapat diangkut ke dalam sel. Diabetes tipe ini tergantung pada insulin, oleh karena itu penderita memerlukan suntikan insulin (Tandra, 2007). Menurut Brunner & Suddarth Diabetes Melitus Tipe I disebabkan oleh faktor genetik, di mana penderita diabetes mewarisi predisposisi/kecenderungan terhadap terjadinya diabetes melitus Tipe I, biasanya ditemukan pada individu yang memiliki antigen H. Selain itu disebabkan oleh faktor imunologi, adanya respon autoimun yang abnormal, serta adanya kerusakan sel beta pankreas.

(22)

jaringan tubuh tidak peka atau resisten terhadap insulin (Tandra, 2007). Resistensi terhadap insulin pada diabetes mselitus tipe II ini terjadi karena turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan menghambat produksi oleh sel hati.

Diabetes Gestational adalah jenis diabetes yang muncul pada saat ibu hamil. Hal ini terjadi karena pengaruh beberapa hormon pada ibu hamil menyebabkan resisten terhadap insulin. Diabetes ini dapat ditemukan sekitar 2-5% dalam kehamilan. Umumnya gula darah kembali normal bila sudah melahirkan, tetapi resiko ibu terkena DM tipe II akan lebih besar (Nabil, 2009).

Diabetes Melitus Sekunder adalah diabetes yang disebabkan oleh penyakit lain yang menyebabkan produksi insulin terganggu atau meningkatkan kadar gula darah meningkat. Penyakit yang dimaksud misalnya infeksi berat, radang pankreas, penggunaan kortikosteroid, obat anti hipertensi (Nabil, 2009).

2.2Faktor-faktor Penyebab Diabetes

Ada banyak faktor yang memicu terjadinya diabetes. Semakin cepat kondisi diabetes diketahui dan ditangani akan mencegah komplikasi yang terjadi (Nabil, 2009). Faktor-faktor yang dapat dianggap sebagai penyebab diabetes antara lain kelainan sel beta pankreas, berkisar dari hilangnya sel beta sampai kegagalan sel beta melepas insulin. Faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel beta, antara lain adanya infeksi, pola diet, umur, obesitas, kegemukan, kehamilan, gangguan sistem imunitas, kelainan insulin.

(23)

Jika gula darah tidak terkontrol dengan baik beberapa tahun kemudian akan timbul komplikasi. Komplikasi akibat diabetes yang timbul dapat berupa komplikasi akut dan kronis.

1. Komplikasi akut adalah komplikasi yang muncul secara mendadak. Keadaan

bisa fatal jika tidak segera ditangani. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah: a. Hipoglikemia (glukosa darah turun terlalu rendah)

Menurut Fishbein dan Palumbo, hipoglikemia adalah suatu keadaan di mana konsentrasi atau kadar gula di dalam darah terlalu rendah (<60mg/dl), yang dapat terjadi pada pasien yang menerima suntikan insulin dan obat anti diabetes. Hipoglikemia ini terjadi jika pemberian dosis insulin atau obat anti diabetes tidak tepat, latihan fisik atau olah raga berlebihan, menunda jadwal makan setelah minum obat, serta kebiasaan konsumsi alkohol (Kronerberg, 2008).

Pada saat mendapat suntikan penderita harus makan dengan kalori yang sesuai untuk mengimbangi efek insulin. Jadwal makan juga haruslah teratur, tiga kali makan utama dan selingan dua kali di antara makan utama, makan snack pada malam hari sangat penting karena makanan hanya dapat tahan hingga jam tiga pagi (Nabil,2009).

(24)

Tanda dari gejala hipoglikemia dapat bervariasi tergantung penurunan kadar glukosa darah. Keluhan pada dasarnya dapat berupa keluhan pada otak, ini dikarenakan otak tidak mendapat kalori yang cukup sehingga mempengaruhi fungsi intelektual, antara lain sakit kepala, kurang konsentrasi, mata kabur, lelah, kejang hingga koma. Keluhan lain seperti lapar, nadi cepat, kejang atau koma. Keluhan akibat efek samping hormon lain yang berusaha menaikkan kadar glukosa darah, misalnya pucat, berkeringat, nadi cepat, berdebar, cemas serta rasa lapar (Tandra, 2007).

b. Hiperosmolar Non-ketotik

Pada keadaan tertentu gula darah dapat sedemikian tingginya sehingga darah menjadi kental. Dalam keadaan seperti ini dinamakan Hiperosmolar Non-Ketotik (HNOK), atau Diabetic Hiperosmolar Syndrome (DHS). Kadar glukosa darah dapat mencapai nilai 600mg/dl. Glukosa dapat menarik air keluar sel dan selanjutnya keluar bersama urin, dan tubuh mengalami dehidrasi. Penderita diabetes dalam keadaan ini menunjukkan gejala nafas cepat dan dalam, banyak kencing, sangat haus, lemah, kaki dan tulang kram, bingung, nadi cepat, kejang dan koma (Tandra, 2007). Hiperglikemia dapat terjadi jika masukan kalori yang berlebihan, penghentian obat oral maupun insulin yang didahului stress akut (Suryono, 2004).

c. Ketoasidosis (terlalu banyak asam dalam darah)

(25)

dalam darah menurun (asidosis). Pada pasien dengan ketoasidosis diabetik umumnya memilki riwayat asupan kalori (makanan) yang berlebihan atau penghentian obat diabetes atau insulin (Nabil, 2009).

Gejala yang timbul dapat berupa kadar gula darah tinggi (>240 mg/dl). Terdapat keton dalam urin, buang air kecil banyak hingga dehidrasi, napas berbau aseton, lemas hingga koma (Nabil, 2009).

2. Komplikasi Kronik, komplikasi ini terjadi karena glukosa darah berada di atas

normal berlangsung secara selama bertahun-tahun. Komplikasi timbul secara perlahan, kadang tidak diketahui, tetapi berangsur semakin berat dan membahayakan. Komplikasi kronik dapat berupa komplikasi makrovaskular seperti penyakit jantung koroner, pembuluh darah otak, dan mikrovaskular adalah retinopati, nefropati, neuropati.

a. Kerusakan Saraf (neuropati diabetik)

Baik pada penderita diabetes I maupun pada penderita tipe diabetes II bisa terkena neuropati. Hal ini bisa terjadi setelah terkena diabetes dalam waktu yang lama, dengan glukosa darah tinggi yang tidak terkontrol. Dalam jangka lama, glukosa darah yang tinggi akan merusak dinding pembuluh darah kapiler yang memberi makanan ke saraf menyebabkan terjadinya kerusakan saraf yang disebut neuropati diabetik. Saraf tidak dapat mengirim dan menghantarkan pesan-pesan rangsangan impuls saraf. Keluhan yang terjadi bervariasi, mungkin nyeri pada tangan dan kaki, gangguan pencernaan dan lain sebagainya (Tandra, 2007).

(26)

Gejala umum yang biasanya terjadi berupa rasa kebas (baal) dan kelemahan pada kaki dan tangan.

Gejala dapat berlanjut dengan rasa tebal di kaki, tidak ada rasa nyeri pada kaki, penderita tidak dapat mengetahui adanya infeksi. Apabila terjadi goresan luka akan menyebabkan munculnya ulkus (borok) di kaki yang disebut dengan neuropatic ulcer. Bila tidak diobati akan menyebabkan infeksi dan kerusakan tulang yang memerlukan tindakan amputasi. Gangguan yang muncul setelahnya adalah gangguan pada pembuluh darah, sehingga aliran darah tidak mencukupi ke kaki dan tangan menyebabkan luka dan infeksi sukar sembuh (Nabil, 2009).

Neuropati yang lain yang dapat terjadi adalah neuropati otonom, saraf yang rusak adalah saraf otonom yaitu saraf yang mengatur bagian tubuh yang tidak disadari misalnya denyut jantung, saluran cerna kandung kemih, alat kelamin dan kelenjar keringat. Saraf ini berhubungan dengan sum-sum tulang belakang dan otak. Neuropati otonom kardiovaskuler ditandai dengan denyut jantung yang cepat terutama pada saat tidur. Denyut nadi bisa juga berubah pada saat bernapas. Pada saat nafas denyut nadi jadi lebih lambat, saat mengeluarkan nafas denyut nadi menjadi lebih lambat (Tandra, 2007).

Neuropati gastrointestinal terjadi pada saraf otonom lambung dan usus. Penyerapan makanan menjadi lambat yang menyebabkan kembung, rasa penuh walau baru makan sedikit, mual dan bahkan muntah. Masalah lambung pada penderita diabetes disebabkan oleh kerusakan sarah sehingga fungsi lambung untuk menghancurkan makanan menjadi lemah dan lambung menggelembung dan menyebabkan proses pengosongan lambung (Tjokroprawiro, 2007).

(27)

kemih. Pada penderita diabetes gangguan ereksi disebabkan oleh rusaknya urat saraf pada alat kelamin. Kesukaran pengosongan kandung kemih disebut dengan diabetic neurogenic bladder di mana bila kantung penuh tidak terasa, bila ingin berkemih juga tidak terasa.

Neuropati otonom sudumotor adalah jenis komplikasi yang lain yang ditandai dengan keringat yang abnormal. Pada lengan dan tungkai hanya ada sedikit keringat dan tubuh bagian tengah dan wajah berkeringat banyak. Neuropati otonom pada pupil mata, mengatur masuknya sinar ke dalam bola mata. Di tempat yang gelap pupil tetap kecil dan tidak membuka lebar walaupun berada di dalam ruangan gelap (Tandra, 2007).

b. Mata (Retinopati)

Penyakit diabetes dapat merusak mata dan menjadi penyebab kebutaan. Ada tiga macam disebabkan oleh diabetes yaitu retinopati, katarak, glukoma. Retinopati diabetik merupakan salah satu komplikasi yang serius. Diawali kerusakan pembuluh darah kapiler pada jaringan yang berfungsi sebagai sensor cahaya (retina). Gangguan pembuluh darah kapiler pada retina mata berupa melemahnya dinding pembuluh kapiler. Selanjutnya dinding pembuluh menggembung membentuk suatu struktur yang disebabkan mikroaneurisme, pembentukan mikroaneurisme akan diiringi dengan penyumbatan pembuluh kapiler (Nabil, 2009).

(28)

Katarak adalah kelainan mata kedua pada penderita diabetes yang bisa mengakibatkan kebutaan. Lensa yang biasanya jernih bening dan transparan menjadi keruh sehingga menghambat masuknya sinar. Katarak tergantung pada usia, lamanya diabetes (Tandra, 2007).

(29)

c. Jantung

Penyakit diabetes dapat menyebabkan berbagai penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) antara lain angina (nyeri dada), serangan jantung, tekanan darah tinggi, penyakit jantung. Diabetes merusak dinding pembuluh darah yang menyebabkan penumpukan lemak di dinding yang rusak dan menyempitkan pembuluh darah yang mengakibatkan suplai darah berkurang dan tekanan darah meningkat. Keluhan sakit jantung sangat bervariasi, biasanya tidak ada keluhan, tetapi selanjutnya akan timbul gejala akibat penyumbatan antara lain sesak nafas, nyeri dada, rasa lelah, sakit kepala, detak jantung cepat dan tidak teratur, berkeringat banyak. Akan tetapi, kadang pada penderita diabetes disertai tanpa rasa nyeri. Hal ini disebabkan karena saraf yang mengantar rasa nyeri telah rusak (Tandra, 2007).

d. Kerusakan ginjal (nefropati diabetik)

Nefropati diabetik adalah komplikasi pada ginjal yang dapat berakibat dengan gagal ginjal. Komplikasi ini ditemukan pada 35-45% penderita diabetes tipe I. Kerusakan saringan ginjal timbul akibat glukosa darah yang tinggi (umumnya di atas 200mg/dl) dan dipengaruhi oleh tekanan darah yang tinggi (Rindiastuti, 2007).

(30)
(31)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka konseptual

Kerangka konsep penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan pasien diabetes mellitus tentang komplikasi diabetes di RSUP Haji Adam Malik sebagai berikut:

skema:1 kerangka konseptual

Pasien Diabetes Melitus

Kurang Cukup Baik Pengetahuan Pasien

diabetes Melitus tentang

(32)

2. Defenisi konseptual

Defenisi Operasional: Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh pasien diabetes melitus yang berkaitan dengan komplikasi akut dan komplikasi kronis diabetes melitus.

Variabel Defenisi Operasional

Alat ukur Hasil Ukur Skala Pengetahuan Pengetahuan

adalah segala sesuatu yang diketahui oleh pasien diabetes melitus yang berkaitan dengan komplikasi akut dan komplikasi kronis diabetes mellitus

kuesioner Baik 16-20 Cukup 12-15 Kurang 0-11

(33)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan suatu strategi dalam mengidentifikasi permasalahan sebelum perencanaan akhir pengumpulan data (Nursalam, 2003). Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan mengidentifikasi tingkat pengetahuan pasien diabetes melitus tentang komplikasi diabetes melitus di RSUP Haji Adam Malik Medan.

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan pasien diabetes melitus yang melakukan rawat jalan di RSUP Haji Adam Malik Medan. Berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh peneliti jumlah pasien diabetes yang melakukan rawat jalan pada September- oktober 2009 sebanyak 648 orang.

4.2.2 Sampel

(34)

penderita diabetes yang melakukan rawat jalan, bersedia menjadi responden bisa membaca dan menulis. Kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah pasien rawat jalan yang menolak menjadi responden tidak dapat membaca dan menulis.

4.3 Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di unit rawat jalan poliklinik penyakit dalam RSUP Haji Adam Malik, Jalan Bunga Lau No 17 Medan pada 11Februari-12 Maret 2010. Lokasi penelitian ini dipilih karena merupakan salah satu rumah sakit rujukan sekaligus rumah sakit pendidikan di kota Medan, jumlah pasien memadai serta efektifitas waktu dan biaya.

4.4 Pertimbangan Etik

Pertimbangan Penelitian ini dilakukan untuk melindungi hak-hak subjektif untuk menjamin kerahasiaan identitas responden. Sebelum pelaksanaan penelitian responden diberikan penjelasan mengenai manfaat penelitian dan tujuan penelitian, selanjutnya responden diminta menjadi sample dalm penelitian ini. Kemudian responden membaca serta memahami isi dan surat persetujuan, setelah itu responden diminta menandatangani surat persetujuan terlebih dahulu sebagai bukti kesediaan menjadi responden. Dalam hal ini terlibat dalam penelitian sukarela dan tidak ada paksaan dari pihak lain. Penelitian ini merahasiakan indentitas pribadi responden serta tidak mencampuri hal-hal yang bersifat pribadi dari responden.

(35)

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk kuisioner oleh peneliti dengan mengacu kepada tinjauan pustaka Instrumen Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang terdiri dari dua bagian yaitu lembar pertama mengenai data demografi, lembar kedua mengenai pengetahuan. Cara pengisian lembar kuesioner adalah dengan menggunakan checklist (√) pada tempat yang tersedia.

Kuesioner mengenai data demografi meliputi: lama menderita diabetes, usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan. Variabel pengetahuan diukur dengan menggunakan kuesioner pengetahuan yang dibuat sendiri oleh peneliti tentang komplikasi diabetes melitus. Kuesioner pengetahuan ini terdiri dari 20 pernyataan dengan jawaban Benar dan Salah. Pernyataan kuesioner terbagi atas 14 pernyataan positif pada pernyataan 1,2,5,6, ,8,9,10,12,13,14,16,19 kemudian 6 pernyataan negatif pada pernyataan 3,4,7,15,17,18,20. Pernyataan ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu pernyataan untuk kelom komplikasi diabetes akut (1-8) dan komplikasi diabetes kronis(Pernyataan yang tepat diberi nilai 1 dan salah diberi nilai 0. Hasil kuesioner ini adalah nilai yang tertinggi 20 dan terendah 0.

Penilaian pengetahuan pasien dalam penelitian ini akan dikategorikan menjadi baik, cukup, dan kurang. Menurut Arikunto ( 2006), untuk mengetahui secara kualitas tingkat pengetahuan yang dimilki seseorang dapat dibagi ke dalam tiga bagian yaitu: tingkat pengetahuan baik jika skor atau nilai 76%-100%, cukup dengan skor 60%-75% dan pengetahuan kurang jika skor kurang dari 60%.

(36)

dikatakan baik jika mampu menjawab skor 7-8, pengetahuan cukup dengan skor 5-6 dan kurang dengan skor 0-4. Tingkat Pengetahuan tentang komplikasi kronis dikatakan baik dengan skor 10-12, dan cukup 7-9 dan kurang 0-6.

4.6 Uji Validitas dan Reliability

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Uji validitas pada penelitian ini dilakukan oleh dr Santi dari divisi endokrin Adam Malik Medan.

Test reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti sejauh mana alat tersebut tetap konsisten bila dilakukan beberapa kali dengan menggunakan alat ukur yang sama ( Notoadmodjo, 2005 ).

(37)

4.6 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Haji Adam Malik Medan. Metode pengumpulan data yang digunakan terhadap responden dengan menggunakan kuesioner. Pengumpulan data dimulai setelah peneliti memperoleh surat izin pelaksanaan penelitian dari Fakultas Keperawatan USU dan direktur RSUP Haji Adam Malik Medan. Pada saat pengumpulan data peneliti menjelaskan waktu, tujuan, manfaat, dan prosedur pelaksanaan penelitian kepada calon responden dan yang bersedia berpartisipasi diminta untuk menandatangani lembar persetujuan. Responden yang bersedia diberi lembar kuesioner dan diberi kesempatan bertanya apabila ada pernyataan yang tidak dipahami. Responden yang tidak mampu mengisi sendiri dibantu oleh peneliti dengan cara membacakan kuesioner. Setelah selesai pengisian, peneliti mengambil lembar kuesioner kemudian memeriksa kelengkapan data dan jawaban. Jika ada data yang kurang lengkap dapat langsung dilengkapi. Selanjutnya data yang telah terkumpul dianalisa

4.7 Analisa Data

Analisa data dilakukan melalui beberapa tahap yang dimulai dengan editing untuk memeriksa kelengkapan identitas dan memastikan semua jawaban telah diisi, kemudian dilanjutkan dengan memberi kode untuk memudahkan peneliti dalam melakukan tabulasi data.

(38)
(39)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan data hasil penelitian dan pembahasan mengenai tingkat pengetahuan pasien diabetes melitus tentang komplikasi diabetes melitus di RSUP Haji Adam Malik. Penelitian ini dilaksanakan mulai 11 Februari sampai dengan 12 Maret 2010 di RSUP Haji Adam Malik Medan dengan jumlah responden sebanyak 65 orang. Responden dalam penelitian ini adalah pasien diabetes melitus yang melakukan rawat jalan di poliklinik RSUP Haji Adam Malik Medan.

1.Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini mencakup karakteristik demografi responden dan tingkat pengetahuan pasien diabetes tentang komplikasi diabetes melitus.

1.1 Data Demografi

Data demografi responden dapat dilihat pada tabel 1 yang meliputi usia, lama

(40)

Tabel.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Data Demografi Responden di

RSUP Haji Adam Malik Medan (n = 65 orang)

Data Demografi Responden Frekuensi Persentase (%) Usia

1.2 Tingkat Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus

(41)

Tabel.2 Gambaran tingkat pengetahuan pasien diabetes melitus berdasarkan komplikasi akut dan kronis

Tingkat pengetahuan Skor Frekuensi Persentase(%)

Baik 16-20 5 7,70

Cukup 12-15 45 69,23

Kurang <12 15 23,07

Berdasarkan komplikasi akut tingkat pengetahuan pasien mayoritas kurang dengan jumlah responden sebanyak 34 responden (52,30%) dengan tingkat pengetahuan cukup 26 responden (40%) dan tingkat pengetahuan yang baik 5 responden (7,70%).

Tabel.3 Gambaran tingkat pengetahuan pasien diabetes melitus berdasarkan komplikasi akut

Tingkat pengetahuan Skor Frekuensi Persentase(%)

Baik 7-8 5 7,70

Cukup 5-6 26 40,00

Kurang <5 34 52,30

(42)

Tabel.4 Gambaran tingkat pengetahuan pasien diabetes melitus berdasarkan komplikasi kronis

Tingkat pengetahuan Skor Frekuensi Persentase(%)

Baik 10-12 11 16,93

Cukup 7-9 28 43,07

Kurang <7 26 40,00

(43)

Distribusi dan frekuensi tingkat pengetahuan berdasarkan komplikasi kronis diperoleh data, mayoritas menjawab benar diabetes melitus dalam waktu yang lama akan menyebabkan kurang peka terhadap nyeri (78,5%), diabetes melitus dapat menyebabkan luka dan infeksi (73,8%), diabetes melitus dapat menyebabkan denyut jantung penderitanya lebih cepat pada saat tidur 67,7%, menjawab benar bahwa pasien diabetes melitus memiliki resiko lebih besar terhadap penyakit jantung 83,1%, menjawab benar bahwa pengosongan lambung merupakan komplikasi dari diabetes mellitus (61,5%), pasien tidak setuju bahwa keringat pada pasien diabetes melitus sangat sedikit (55,4%), membenarkan penurunan kemampuan seksual pada pasien diabetes melitus disebabkan oleh pembuluh darah yang rusak (78,5%), mengatakan bahwa diabetes melitus tidak dapat menyebabkan kebutaan pada penderitanya (56,9%), pasien tidak setuju bahwa kurangnya penglihatan hanya disebabkan oleh usia dan tidak terkait dengan diabetes mellitus (67,7%), setuju bahwa kerusakan ginjal pada diabetes melitus dipengaruhi tekanan darah (73,8%), tidak setuju bahwa komplikasi pada ginjal disebabkan minum obat dan tidak ada pengaruh kadar gula darah (69,2 %) .

2. Pembahasan

Desain deskriptif digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan mengidentifikasi tingkat pengetahuan pasien diabetes melitus tentang komplikasi diabetes melitus dengan jumlah responden yang terlibat adalah 65 orang pasien diabetes melitus yang rawat jalan di RSUP Haji Adam Malik Medan.

(44)

dengan kategori baik. Tingkat pengetahuan berdasarkan komplikasi akut sebagian besar responden memilki pengetahuan yang kurang sebesar 52,30% , sedangkan tingkat pengetahuan tentang komplikasi kronis sebagian besar memilki pengethaun cukup (43.07%).

Tingkat pengetahuan yang bervarias dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu karakteristik orang yang bersangkutan yang terdiri dari: pendidikan, persepsi, motivasi dan pengalaman. Faktor eksternal meliputi lingkungan, kebudayaan dan informasi (Notoadmojo,2002).

(45)

2.1 Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus tentang Komplikasi Akut Diabetes

Melitus

Pengetahuan dijelaskan sebagai (knowledge) merupakan proses yang diketahui oleh manusia secara langsung dari kesadarannya sendiri (Bahktiar A, 2005). Pernyataan ini menunjukkan bahwa pengetahuan seseorang erat kaitannya dengan pengalaman belajar terhadap suatu hal. Data penelitian menunjukkan (56,9%) responden mengetahui bahwa tidak benar olahraga bertujuan meningkatkan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus, (49,2%) mengetahui pengaruh alkohol pada pasien diabetes melitus adalah menurunkan kadar gula darah dan hanya (58,5%) dari responden yang mengetahui pengaruh cemas pada pasien diabetes melitus.

(46)

penyakit dan tingkat pendidikan seseorang menunjukkan bagaimana respon seseorang terhadap suatu hal, pada penelitian ini mayoritas pasien pendidikannya adalah sekolah menengah atas dengan lama menderita diabetes melitus.

Pernyataan lain yang tidak menunjukkan perbedaan yang besar antara jawaban yang salah dan benar adalah mengenai batas kadar gula darah. Sebanyak (76,9%) mengetahui bahwa kadar gula di bawah 50mg/dl adalah komplikasi diabetes melitus dan (75, 4 %) mengetahui akibat kadar gula darah yang mencapai nilai lebih besar dari 600mg/dl. Pasien memiliki pengetahuan yang baik untuk hal kadar gula darah dikarenakan setiap pasien rutin memeriksa kadar gula darah dan memiliki pengetahuan maupun pengalaman tentang kadar gula darah dalam rentang yang normal. Hal ini menunjukkan bahwa pasien memiliki pegetahuan pada tingkat menganalisis sesuai dengan Notoadmojo (2003) dimana kemampuan pasien dapat mengelompokan dan menggambarkan tentang kadar gula darah dan bagaimana kadar gula darah menjadi suatu komplikasi.

2.2 Pengetahuan Pasien Diabetes tentang Komplikasi Kronis Diabetes

Melitus

Komplikasi kronis diabetes melitus adalah komplikasi akibat peningkatan kadar gula darah yang berlangsung lama yang timbul berangsur-angsur semakin berat, membahayakan dan terkadang tidak diketahui (Tandra, 2009).

(47)

tidak mengetahui komplikasi yang mungkin akibat diabetes terhadap penglihatan. Responden pada penelitian mengetahui bahwa umur adalah faktor penurunan penglihatan tidak berkaitan dengan diabetes. Pada penelitian ini rata-rata pasien telah berusia 55 tahun, pasien meyakini bahwa penglihatan hanya dipengaruhi oleh usia karena rata-rata manusia mengalami penurunan fungsi penglihatan yang sama.

Pengetahuan seseorang dipengaruhi juga oleh keyakinan yang dimilikinya baik itu dari kebiasaan yang bersifat umum ataupun tidak (Notoadmojo,2003). Selain itu kurangnya pengetahuan pasien tentang komplikasi diabetes pada penglihatan disebabkan oleh lamanya tanda-tanda yang spesifik terhadap kemungkinan terjadinya komplikasi. Hal ini berkaitan erat dengan pengalaman pasien dimana sebagian besar pasien mengalami diabetes melitus 0-5 tahun, sementara menurut Tandra (2008) tanda-tandanya adanya kerusakan mata karena diabetes melitus sering terjadi pada pasien yang menderita diabetes di atas lima tahun.

(48)
(49)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan pengambilan data yang telah dilaksanakan pada tanggal 11 Februari sampai dengan 12 Maret 2010 di RSUP Haji Adam Malik Medan dan setelah membahas secara teoritis serta dilakukan pengujian hasil riset tentang Tingkat Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus tentang Komplikasi diabetes melitus yang menjadi kesimpulan, yaitu: Tingkat pengetahuan pasien tentang komplikasi diabetes melitus mayoritas pasien memilki pengetahuan yang cukup.

2. Saran

2.1 Pelayanan Keperawatan

Tingkat pengetahuan pasien diabetes melitus tentang komplikasi diabetes kategori cukup, oleh karena itu penelitian ini diharapkan menjadi data dasar, dan melalui penelitian ini diharapkan perawat bisa menjadi edukator, fasilitator dalam pencegahan komplikasi diabetes dengan pemberian informasi tentang yang berkaitan dengan komplikasi diabetes.

2.2 Peneliti Selanjutnya

(50)

DAFTAR PUSTAKA

Adam, J. (2005). Komplikasi Kronik Diabetik Masalah Utama Penderita Diabetes dan Upaya Pencegahan. Diakses tanggal 22 Oktober 2009 dari :

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Bakhtiar,A. (2005). Filsafat Ilmu Dasar Pengetahuan. Jakarta: Raja Grafindo persada.

Brunner & Suddarth. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.

D’Adamo, P. J., & Catherine W. (2006). Diabetes : Penemuan Baru Memerangi Diabetes Melalui Diet Golongan Darah. Yogyakarta : Bentang Pustaka. Hidayat, A. A.A. (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta

: Salemba Medika.

Inzucchi, E. (2004). The Diabetes Melitus Manual.Singapura Ilyas, S. (2004). Ilmu Perawatan Mata. Jakarta : Sagung Seto.

Kronergberg, H, Melmed, Polonsky,Larsen.(2008).William Textbook of endocrinology.philadelphia: Saunders

Medicastore. (2008). Komplikasi Diabetes Bisa Mematikan. Diakses tanggal 22

Oktober 2009 dari :

Nabil. (2009). Mengenal Diabetes. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Notoatmojo, S. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Rahmadilayani, N. (2008). Hubungan antara Pengetahuan tentang Penyakit dan Komplikasi Diabetes pada Penderita Diabetes Melitus dengan Tingkat mengontrol Kadar Gula Darah. Diakses tanggal 23 September 2009. dari

(51)

Sastroasmoro, S., & Sofyan I. (1995). Dasar-dasar Metodologi Penelitian. Jakarta : Binarupa Aksara.

Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Soegondo, S, dkk. (1995). Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Suryono.(2004).Penatalaksanaan Diabetes Melitus. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Indonesia

Tandra, H. (2007). Segala Sesuatu yang Harus Anda Ketahui tentang Diabetes. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

_______(2008). Diabetes Tanya Jawab Lengkap dengan Ahlinya.Jakarta. Gramedia PustakaUtama

Tjokroprawiro, A. (1997). Hidup Sehat dan Bahagia Bersama Diabetes Mellitus. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Watloly,2005. Tanggung Jawab Pengetahua: mempertimbangkan epistemology secara cultural .Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

WHO. (2008). Diabetes. Diakses tanggal 22 Oktober 2009 dari :

WHO. (2008). Global Prevalence of Diabetes. Diakses tanggal 22 Oktober 2009 dari :

(52)

Lampiran 1

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Saya yang bernama Junita I. L. Siboro /061101074 adalah mahasiswi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang “Tingkat Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus tentang Komplikasi diabetes melitus di RSUP H.Adam Malik medan”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut, saya memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon kesediaan Bapak/Ibu mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan Bapak/Ibu.

Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela sehingga Bapak/Ibu bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Identitas pribadi Bapak/Ibu akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini.

Terimakasih atas partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini.

Medan, Oktober 2009

Peneliti Respoden

Junita I. L. Siboro

Lampiran 3

(53)

PROPOSAL

− Biaya rental dan print proposal Rp 100.000

− Biaya internet Rp 50.000

− Fotocopy sumber-sumber tinjauan pustaka Rp 50.000 − Fotocopy perbanyak proposal Rp 50.000 − Membeli sumber, tinjauan perpustakaan Rp 150.000

− Biaya survey awal Rp 42.000

− Biaya transportasi Rp 100.000

PENGUMPULAN DATA

− Transportasi Rp 100.000

− Fotocopy Rp 50.000

− Biaya penelitian Rp 114.000

ANALISA DATA DAN PENYUSUNAN LAPORAN

− Biaya rental dan print Rp. 50.000

− Penjilidan Rp. 100.000

− Fotocopy laporan penelitian Rp. 50.000

− CD Rp. 10.000

Rp 1.016.000

Lampiran 4

Kuesioner “Tingkat pengetahuan Pasien Diabetes Melitus tentang

(54)

A. Kuesioner Data Demografi

Berilah tanda checklist (√) pada pilihan yang Anda anggap benar.

Nomor responden :

Umur :

Lama menderita Diabetes mellitus: 1. Jenis kelamin

( ) Laki-laki ( ) Perempuan 2. Pendidikan terakhir

( ) Tidak sekolah ( ) SD

( ) SMP ( ) SMA

( ) Perguruan tinggi 3. Pekerjaan

( ) PNS

( ) Wiraswasta ( ) Buruh

( ) lainnya, sebutkan……

B. Kuesioner Pengetahuan

Berilah tanda checklist (√) pada pilihan yang Anda anggap benar. B = Benar

(55)

No. Pernyataan Benar Salah 1. Penurunan kadar gula darah dibawah 50mg/dl merupakan suatu

komplikasi diabetes.

2. Diabetes sewaktu-waktu dapat mengakibatkan kematian jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.

3. Olah raga pada pasien diabetes dapat meningkatkan kadar gula darah.

4. Konsumsi alkohol pada pasien diabetes dapat menyebabkan peningkatan gula darah yang tinggi.

5. Keadaan gula darah yang terlalu tingga mencapai 600mg/dl dapat membuat darah menjadi kental.

6. Penghentian obat anti diabetes secara tiba-tiba menyebabkan peningkatan kadar gula darah.

7. Rasa cemas dapat menyebabkan penurunan kadar gula darah. 8. Komplikasi diabetes dapat terlihat dengan nafas cepat dan dalam,

serta harum

9. Diabetes dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kurang peka terhadap nyeri.

10. Diabetes dapat berakibat luka dan infeksi pada kaki penderitanya 11. Diabetes menyebabkan denyut jantung penderitanya lebih cepat

pada waktu tidur.

12. Seseorang yang terkena diabetes memilki resiko lebih besar terhadap penyakit jantung

(56)

pengosongan lambung

14. Diabetes melitus dapat menyebabkan pengosongan kandung kemih yang tidak disadari.

15. Pengeluaran keringat pada penderita diabetes sangat sedikit

16. Penurunan kemampuan seksual pada penderita diabetes disebabkan oleh gangguan pembuluh darah

17. Diabetes tidak dapat menyebabkan kebutaan pada penderitanya 18. Kurangnya penglihatan pada pasien diabetes hanya disebabkan

oleh pengaruh usia, tidak ada hubungannya dengan diabetes

19. Kerusakan ginjal pada diabetes dipengaruhi oleh tekanan darah tinggi penderita diabetes mellitus

(57)

Lampiran 7

A. Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus tentang Komplikasi Akut

Pernyataan

2. Diabetes melitus adalah penyakit yang mematikan bila tidak di tangani secara cepat dan tepat

3. Olahraga dapat meningkatkan kadar gula darah

4. Konsumsi alkohol akan menyebabkan kadar gula darah meningkat.

5. Keadaan gula darah yang mencapai 600mg/dl menyebabkan darah kental

6. Penghentian obat pada orang diabetes melitus menyebabkan kadar gula darah meningkat

7. Cemas menyebabkan kadar gula darah menurun

8. Tanda-tanda komplikasi diabetes adalah nafas ccepat yang dalam, bannyak kencing, rasa haus berlebih dan mudah lelah

50

B. Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Pengetahuan Pasien Diabetes

Melitus tentang Komplikasi Kronis

(58)

Frekuensi

1. Diabetes melitus dalam waktu yang lama akan menyebabkan kurang peka terhadap nyeri.

2. Diabetes melitus dapat menyebabkan luka dan infeksi 3. Diabetes melitus dapat menyebabkan denyut jantung penderitanya lebih cepat pada saat tidur.

4. Pasien diabetes melitus memiliki resiko lebih besar terhadap penyakit jantung.

5. Salah satu komplikasi pada penderita diabetes melitus adalah pengosongan lambung.

6. Diabetes melitus dapat menyebabkan pengosongan kandung kemih yang tidak disadari.

7. Keringat pada pasien diabetes melitus sangat sedikit.

8.Penurunan kemampuan seksual dapat terjadi pada diabetes melitus.

9 Diabetes melitus tidak akan menyebabkan kebutaan pada penderitanya.

10.Kurangnya penglihatan hanya disebabkan oleh usia tidak berhubungan dengan penyakit diabetes melitus.

11. Kerusakan ginjal pada diabetes melitus dipengaruhi tekanan darah

12. Komplikasi pada ginjal disebabkan minum obat dan tidak ada pengaruh kadar gula darah .

Gambar

Tabel.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Data Demografi Responden di
Tabel.2 Gambaran tingkat pengetahuan pasien diabetes melitus berdasarkan komplikasi akut dan kronis
Tabel.4 Gambaran tingkat pengetahuan pasien diabetes melitus berdasarkan komplikasi kronis

Referensi

Dokumen terkait

Pada hari ini Senin Tanggal Sembilan Belas Bulan September Tahun Dua Ribu Enam Belas bertempat di IAIN Palangka Raya melalui website : lpse.kemenag.go.id Kelompok

Immers, het is niet alleen zo dat &#34;losse&#34; kiezers van de blauwe partij moeten worden overtuigd, in Figuur 9 is te zien dat daar rechts de kiezers zitten van andere

[r]

dalam arahannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada jajaran Polda Bali yang telah mengantisipasi peningkatan aktivitas Gunung Agung dengan Operasi Aman Nusa II yang sudah dari

Aplikasi Multimedia ini dibuat atas dasar ketertarikan penulis untuk dapat membuat alat bantu belajar khususnya di bidang bahasa, yaitu bahasa Inggris. Mengingat bahasa Inggris

Menurut AKP Masri indak pidana pencurian barang berupa besi Rantai alat stasim mill (alat untuk mengilas tebu) yang bukan haknya di dalam lokasi pabrik gula PTPN VII Cinta Manis

Aplikasi yang dibuat ini adalah sebuah aplikasi untuk memantau dan mengontrol data buku yang masuk dan buku yang keluar pada perpustakaan, sehingga informasi tentang buku yang masuk

Polda Bali - Para pengungsi berasal dari Banjar Dinas Batu Dawe, Tulamben, Kubu yang menempati pos pengungsian di Banjar Babakan, Purwakerti, Abang, Karangasem diajak berakti tas