• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kelapa Sawit Di Kabupaten Labuhan Batu Pada Tahun 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kelapa Sawit Di Kabupaten Labuhan Batu Pada Tahun 2010"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI KELAPA SAWIT DI KABUPATEN LABUHAN BATU PADA TAHUN 2010

TUGAS AKHIR

SAIDAH ANNISARI D 092407023

PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI KELAPA SAWIT DI KABUPATEN LABUHAN BATU

PADA TAHUN 2010

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi memperoleh gelar Ahli Madya

SAIDAH ANNISARI D 092407023

PROGRAM STUDI DIPLOMA-III STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENEGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI PRODUKSI KELAPA SAWIT

DI KABUPATEN LABUHAN BATU PADA

TAHUN 2010

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : SAIDAH ANNISARI D

Nomor Induk Mahasiswa : 092407023

Program Studi : D-III STATISTIKA

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA

UTARA

Disahkan di Medan, Juni 2012

Diketahui/Disetujui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU

Ketua, Pembimbing,

(4)

PERNYATAAN

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI

KELAPA SAWIT DI KABUPATEN LABUHAN BATU PADA TAHUN 2010

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa

kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2012

SAIDAH ANNISARI D

(5)

PENGHARGAAN

Segala puji dan syukur penulis ucapkan atas Kehadirat Allah SWT, yang tiada

hentinya memberikan nikmat amal, insani dan ilmu, serta semangat dan kekuatan

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini dengan

sebaik-baiknya. Shalawat dan salam ke junjungan Nabi besar Baginda Rasulullah

Muhammad SAW yang menjadi inspirator dalam setiap nafas dan gerak penulis.

Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini penulis tidak terlepas dari perhatian,

bimbingan, fasilitas dan dorongan serta bantuan berbagai pihak secara langsung

maupun tidak langsung, pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati

serta rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Drs. Sinek Malem, M.Si sebagai Pembimbing yang telah memberikan

bimbingan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini

dengan sebaik-baiknya.

2. Bapak Drs. Faigiziduhu Bu’ulolo, M.Si dan Bapak Drs. Suwarno Ariswoyo,

M.Si sebagai Ketua dan Sekretaris Program Studi D-III Statistika FMIPA USU

yang telah memberikan dukungan penuh kepada penulis untuk menyelesaiakan

penulisan Tugas Akhir ini sehingga dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

3. Bapak Prof. Dr. Tulus, M.Si dan Dra. Mardiningsih, M.Si sebagai Ketua dan

(6)

proses penyelesaian Tugas Akhir ini kepada penulis sehingga dapat

diselesaikan tepat pada waktunya.

4. Bapak Dr. Sutarman, M.Sc sebagai Dekan FMIPA USU yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk mengambil data pada salah satu

instansi sehubungan dengan rencana judul Tugas Akhir ini.

5. Bapak/Ibu dosen Departemen Matematika dan D-III Statistika FMIPA USU

yang telah banyak memberikan ilmu kepada penulis sehingga Tugas Akhir ini

dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

6. Ibunda tercinta (Sukmayati Hsb) serta adik-adik penulis dan seluruh keluarga

yang selalu memberikan dukungan, do’a dan semangat dalam menyelesaikan

Tugas Akhir ini.

7. Teman-teman Statistika A dan seluruh teman-teman seangkatan di statistika

2009 dan khususnya Fika Khairani Rasyid, semoga kita terus sukses menjadi

apa yang kita inginkan.

8. Abangda dan kakanda serta saudara-saudari seperjuangan di UKMI Al-Falak

FMIPA USU, PK KAMMI Nusantara USU, dan MY CLUB Medan serta

adik-adik di Al-Faris SMAN 3 Medan. Semoga kita menjadi manusia yang

(7)

Penulis menyadari bahwa penyusunan Tugas Akhir ini masih terdapat banyak

kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun, agar dapat dimanfaatkan bagi kemajukan ilmu pengetahuan

demi penyempurnaan Tugas Akhir ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga Tugas Akhir ini dapat

berguna bagi pembaca dan penulis pada khususnya.

Medan, Juni 2012

Penulis,

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ii

Pernyataan iii

Penghargaan iv

Daftar Isi vii

Daftar Tabel x

Daftar Gambar xi

BAB 1 Pendahuluan 1

1.1Latar Belakang 1

1.2Identifikasi Masalah 3

1.3Tujuan Penelitian 4

1.4 Manfaat Penelitian 4

1.5 Lokasi Penelitian 5

1.6 Metodologi Penelitian 5

1.6.1 Metode Pengumpulan Data 5

1.6.2 Metode Pengolahan Data 6

1.7 Metode Analisis yang Digunakan 6

1.8 Sistematika Penulisan 8

BAB 2 Gambaran Umum 10

(9)

2.1.1 Masa Pemerintahan Hindia Belanda 11

2.1.2 Masa Pemerintahan Jepang 12

2.1.3 Masa Kemerdekaan Republik Indonesia 12

2.1.4 Masa Orde Baru sampai Sekarang 12

2.2 Tugas, Fungsi dan Kewenangan Badan Pusat Statistik 12

2.2.1 Tugas 13

2.2.1 Fungsi 13

2.2.2 Kewenangan 13

2.3 Visi dan Misi BPS 14

2.3.1 Visi 14

2.3.2 Misi 14

2.4 Struktur Organisasi BPS 15

2.5 Sejarah Singkat Kabupaten Labuhan Batu 16

2.5.1 Kondisi Geografis 16

2.6 Visi, Misi dan Strategi 21

2.6.1 Visi 21

2.6.2 Misi 21

2.6.1 Strategi 22

BAB 3 Landasan Teori

3.1 Pengertian Regresi 25

3.2 Analisa Regresi Linear 26

3.3 Analisa Regresi Linear Sederhana 27

3.4 Analisa Regresi Linear Berganda 29

(10)

3.6 Koefisien Determinasi 33

3.7 Koefisien Korelasi 34

BAB 4 Analisis dan Pengolahan Data 39

4.1 Pengolahan Data 39

4.2 Persamaan Regresi Linear Berganda 40

4.3 Analisis Residu 47

4.4 Uji Regresi Linear Berganda 49

4.5 Koefisien Determinasi 52

4.6 Koefisien Korelasi 54

BAB 5 Implementasi Sistem 59

5.1 Pengertian Implementasi Sistem 59

5.2 Pengaktifan Excel 60

5.2.1 Pengisian Data 63

5.3 Pengaktifan SPSS 64

5.3.1 Pengisian Data Pada SPSS 69

BAB 6 Penutup 76

6.1 Kesimpulan 76

6.2 Saran 77

Daftar Pustaka 78

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai R 36

Tabel 4.1 Data Produksi Kelapa Sawit di Kabupaten Labuhan Batu2010 40

Tabel 4.2 Nilai-nilai Koefisien 41

Tabel 4.3 Jumlah Nilai Koefisien 42

Tabel 4.4 Harga Λ

Y

48

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 16

Gambar 5.1 Cara Mengaktifkan Program Excel 61

Gambar 5.2 Jendela Microsoft Excel 61

Gambar 5.3 Data Setelah dimasukkan 64

Gambar 5.4 Tampilan Cara Pengaktifan SPSS 65

Gambar 5.5 Kotak Diaolg Awal SPSS 66

Gambar 5.6 Tampilan Jendela Data View dalam SPSS 67

Gambar 5.7 Tampilan Pengisian Variabel View dalam SPSS 69

Gambar 5.8 Tampilan Pengisian Variabel Data View dalam SPSS 70

Gambar 5.9 Kotak Dialog Analisa Regresi 71

Gambar 5.10 Tampilan Jendela Linear Regression 72

Gambar 5.11 Tampilan Pada Pengisian Linear Regression Statistik 73

Gambar 5.12 Tampilan Pengisian Linear Regression Plots 74

(13)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kekayaan alam Indonesia merupakan sumber daya alam yang sangat berharga, iklim

tropis yang dimiliki Negara ini membuatnya menjadi Negara yang agraris yang

banyak mengandalkan sector agrarian dalam menunjang pembangunan dan kebutuhan

masyarakat.

Dalam 10 taun terakhir industry kelapa sawit mengalami booming dengan

beberapa alasan terutama kebutuhan investasi untuk meningkatkan pertumbuhan

ekonomi. Faktor pendukung diluar itu adalah tekanan terhadap pengurangan bahan

bakar fosil secara global. Dengan paradigm pertumbuhan ekonomi, pemerintah

melihat bahwa industry kelapa sawit mampu menyerap tenaga kerja dan menghasilkan

devisa Negara dari pajak. Ekspansi perkebunan kelapa sawit pada saat ini telah meluas

hamper ke semua kepulauan besar di Indonesia. Selama 19 tahun terakhir ekspansi

perkebunan kelapa sawit mencapai rata-rata 315.000 Ha/tahun. Sampai saat ini

(14)

Diluar itu sekitar 18 juta hektar telah dibuka atas nama ekspansi perkebunan kelapa

sawit.

Jumlah tenaga kerja yang terserap pada perkebunan kelapa sawit termasuk

perkebunan rakyat diperkirakan mencapai angka 10 juta jiwa. Kehadiran perkebunan

kelapa sawit memberikan dampak besar bagi perekonomian Indonesia yang masih

memegang paradigm pertumbuhan ekonomi. Industri sawit sangat menguntungkan

dilihat dai segi daya penyebaran dan dampak pada peningkatan pendapatan pada para

pelaku dan dampak terhadap ekonomi regional. Dari segi sumbangan terhadap devisa

Negara terbukti bahwa pertumbuhan ekonomi nasional ditopang oleh industry

perkebunan kelapa sawit.

Sumatera Utara sebagai salah satu sentra perkebunan kelapa sawit di Indonesia

menghasilkan rata-rata 1.7 juta ton CPO per tahun. Jumlah ini mencapai 8.23 % dari

total produksi CPO nasional per tahun. Luas perkebunan kelapa sawit di Sumatera

Utara setiap tahun juga mengalami peningkatan. Peningkatan luas ini terjadi karena

konversi lahan pertanian khususnya sawah terutama di daerah Langkat, Serdang

Bedagai, dan Labuhan Batu.

Untuk itu perlu diperhatikan secara intensif produksi kelapa sawit di Indonesia,

apa-apa saja yang menjadi faktor produksinya. Dalam hal ini penulis mengambil

daerah produksi padi di Kabupaten Labuhan Batu. Maka melihat permasalahan yang

ada, penulis mengambil 3 variabel bebas yang dijadikan sandaran untuk melihat

(15)

hari hujan Penulis menggunakan metode analisis regresi linear berganda untuk

mengetahui produksi kelapa sawit di Kabupaten Labuhan Batu.

Dibeberapa literature yang ada khususnya buku-buku yang berhubungan dengan

statistic, regersi linear diartikan sebagai suatu teknik untuk membangun persamaan

garis lurus dan menggunakan perkiraan tersebut untuk melihat pengaruh antar variabel

dan dapat dijadikan prediksi ke depannya. Jadi dengan sederhana juga dapat

disebutkan bahwa analisa regresi linear adalah sebuah model matematika yang

digunakan untuk melihat hubungan antara variabel bebas (independent variable)

dengan variabel terikat (dependent variable) hingga didapat sebuah kesimpulan yang

dapat diinterpretasikan mengenai masalah yang di identifikasi.

Dari uraian diatas maka penulis mengambil sebuah judul untuk penelitian ini,

yaitu

“Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kelapa Sawit di Kabupaten Labuhan Batu Pada Tahun 2010”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka masalah yang muncul dapat

dirumuskan antara lain, bagaimana mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

produksi kelapa sawit di Kabupaten Labuhan Batu dan bagaimana membuat model

persamaan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi kelapa sawit di Kabupaten

(16)

variabel pendukung yang ada dimana akan ada hubungan fungsional antara variabel

bebas dan variabel terikat.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang diberikan variabel-variabel

yang diteliti terhadap produksi kelapa sawit.

2. Menganalisa faktor yang mempengaruhi produksi kelapa sawit.

3. Melihat hubungan antara variable yang diteliti.

4. Sebagai sarana aplikasi ilmu yang didapat ketika perkuliahan.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

1. Menambah pemahaman tentang faktor-faktor yang mempengaruhi produksi

kelapa sawit di Kabupaten Labuhan Batu.

2. Dapat diketahui pengaruh terhadap hasil produksi kelapa sawit.

(17)

4. Mengembangkan wawasan analisis statistik serta menambah pemahaman yang

berkaitan dengan penyajian model regresi linear regresi berganda pada

faktor-faktor yang mempengaruhi produksi kelapa sawit.

5. Kebutuhan kelapa sawit untuk Kabupaten Labuhan Batu.

1.5 Lokasi Penelitian

Penelitian dengan cara pengambilan data serta menganalisa hasil produksi kelapa

sawit di Kabupaten Labuhan Batu, dilakukan di Badan Pusat Statistik Provinsi

Sumatera Utara yang beralamat di Jln. Kapten Muslim Kota Madya Medan.

1.6 Metodologi Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik

analisa regresi linear berganda sebagai teknik untuk mengetahui pengaruh fungsional

antara variabel terikat (Y) dan variabel bebas (X), serta dengan metode korelasi untuk

mengetahui hubungan keeratan antar variabel yang ada.

1.6.1 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan penulis sebagai sarana dalam pembuatan

tugas akhir ini adalah dengan menggunakan data sekunder, yaitu data yang diperoleh

(18)

1.6.2 Metode Pengolahan Data

Untuk mengolah data ini, maka penulis menggunakan metode regresi linear berganda

guna melihat seberapa besar pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel

terikat yaitu jumlah produksi kelapa sawit.

1.7 Metode Analisis Yang Digunakan

Metode analisis regresi linear berganda pada prinsip dasarnya sama dengan metode

regresi linear sederhana. Keduanya bekerja sebagai alat untuk melihat pengaruh dan

estimasi sebuah kasus dan diselesaikan dengan metode persamaan linear serta

membentuk garis lurus.

Persamaan regresi adalah suatu formula matematis yang menunjukkan

hubungan keterkaitan antar satu atau beberapa variabel yang nilainya sudah diketahui

dengan satu variabel yang lainnya belum diketahui. Dalam ilmu statistika, teknik yang

umum digunakan untuk menganalisis hubungan antara dua atau lebih variabel adalah

analisa regresi. Model matematis dalam menjelaskan hubungan antara variabel dalam

analisis regresi menggunakan persamaan regresi. Prinsip dasar yang harus dipenuhi

dalam membangun suatu persamaan regresi adalah bahwa antara variabel dependent

dengan variabel independent mempunyai sifat hubungan sebab akibat, baik yang

didasarkan pada teori, hasil penelitian sebelumnya, ataupun yang berdasarkan pada

penjelasan logis tertentu. (Algifari, 2000. Analisa Regresi Teori, Kasus dan Solusi,

(19)

Rumus yang digunakan dalam regresi linear berganda adalah :

Y

=

b

0

+

b

1

X

1i

+

b

2

X

2i

+

...

+

b

n

X

ni

Dengan:

Y = Variabel terikat

X = Variabel bebas

b0, b1,…,bn = Koefisien regresi

Setelah dilihat pengaruh antar variabel yang ada kemudian dilihat juga

hubungan atau keeratan antar variabel tersebut dengan menggunakan metode korelasi

( r ). Adapun rumus dari korelasi adalah :

=

}

)

(

}{

)

(

{

)

)(

(

2 2 2 2 i i ki ki i ki i ki yx

Y

Y

n

X

X

n

Y

X

Y

X

n

r

Dengan :

ryx = Koefisien korelasi antara Y dan X

Xki = Variabel bebas

Yi = Variabel tidak bebas.

Untuk mengukur kuat tidaknya antara variabel bebas dan terikat ditinjau dari

besar kecilnya nilai koefisien kerelasi (r). Makin besar nilai r maka makin kuat

(20)

-1,00 ≤ r ≤ -0,80 berarti korelasi kuat

-0,79 ≤ r ≤ -0,50 berarti korelasi sedang

-0,49 ≤ r ≤ 0,49 berarti korelasi lemah

0,50 ≤ r ≤ 0,79 berarti korelasi sedang

0,80 ≤ r ≤ 1,00 berarti korelasi kuat

1.8Sistematika Penulisan

Dalam pembuatan laporan tugas akhir ini penulis membaginya dalam beberapa Bab

yang dibagi lagi dalam beberapa Sub Bab. Adapun sistematis yang penulis gunakan

adalah:

BAB 1 PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang, identifikasi

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB 2 GAMBARAN UMUM

Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang sejarah singkat Badan Pusat

Statistik dan Kabupaten Labuhan Batu.

BAB 3 LANDASAN TEORI

Dalam bab ini penulis menjelaskan teoritis dan analisa tentang segala

(21)

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang analisa produksi dengan

metode regresi linear berganda dan analisa korelasi untuk melihat

hubungan antar variabel. Dimana objek penelitiannya adalah produksi

kelapa sawit di Kabupaten Labuhan Batu pada tahun 2010.

BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM

Dalam bab ini penulis membahas tentang software yang digunakan dalam

analisis data serta cara penggunaan dari software yang dipakai dengan

menggunakan Microsoft Excel dan SPSS.

BAB 6 PENUTUP

Dalam bab ini penulis memberikan beberapa kesimpulan dan saran sesuai

(22)

BAB 2

GAMBARAN UMUM

2.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Lembaga Negara Non Departemen. BPS

melakukan kegiatan yang ditugaskan oleh pemerintah antara bidang pertanian,

agrarian, pertambangan, kependudukan, sosial, ketenagakerjaan, keuangan,

pendapatan, dan keagamaan. Selain hal – hal diatas BPS juga bertugas untuk

melaksanakan koordinasi di lapangan, kegiatan statistik dari segenap instansi baik

dipusat maupun didaerah dengan tujuan mencegah dilakukannya pekerjaan yang

serupa oleh dua atau lebih instansi, memajukan keseragaman dalam penggunaan

defenisi, klasifikasi dan ukuran – ukuran lainnya.

Setiap sepuluh tahun sekali, BPS menyelenggarakan

samping itu, BPS juga melakukan pengumpulan data, menerbitkan publikasi statistik

nasional maupun daerah, serta melakukan analisis data statistik yang digunakan dalam

pengambilan kebijakan pemerintah. BPS juga terdapat di setiap

dan

(23)

sehingga bukan merupakan bagian dari instansi milik daerah, Tugas lain BPS di

daerah adalah melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah dalam rangka

penyelenggaraan statistik regional. Setiap sepuluh tahun sekali BPS

menyelenggarakan:

1. Sensus Penduduk (SP) yaitu pada setiap tahun berakhiran "0" (nol),

2. Sensus Pertanian (ST) pada setiap tahun berakhiran "3" (tiga), dan

3. Sensus Ekonomi (SE) pada setiap tahun berakhiran "6" (enam).

Berikut ini adalah beberapa masa peralihan pada BPS, yaitu:

2.1.1 Masa pemerintahan Hindia Belanda

Pada bulan Februari 1920, kantor statistik pertama kali didirikan oleh direktur

pertanian, kerajinan dan perdagangan (Directeur Van Landbouw Nijverheid en

Hendle) dan berkedudukan di Bogor. Kantor ini diserahi tugas untuk mengolah dan

memublikasi data statistik.

Pada tanggal 24 September 1924 maka lembaga tersebut diganti dengan nama

Centraal kantoor Voor de Statistik (CKS) atau Kantor Pusat Statistik dan dipindahkan

ke Jakarta. Bersamaan dengan itu beralih pula pekerjaan mekanisme statistik

perdagangan yang semula dilakukan oleh Kantor Invoer en Accijinsen (IUA) yang

(24)

2.1.2 Masa pemerintahan Jepang

Pada bulan Juni 1942 pemerintahan Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan

statistik yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang/militer. Pada

masa ini CKS diganti namanya menjadi Shomubu Chasasitsu gunseikanbu

2.1.3 Masa kemerdekaan Republik Indonesia

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

kegiatan statistik diganti oleh lembaga baru sesuai dengan susunan kemerdekaan yaitu

KAPPURI (Kantor Penyelidikan Perangkat Umum Republik Indonesia). Tahun 1946

Kantor KAPPURI dipindahkan ke Yogyakarta sebagai konsekuensi dari Perjanjian

Linggarjati. Sementara itu pemerintahan Belanda (NICA) di Jakarta mengaktifkan

kembali CKS.

2.1.4 Masa orde baru sampai sekarang

Pada masa pemerintahan orde baru, khusus untuk memenuhi kebutuhan dalam

perencanaan dan evaluasi pembangunan, maka untuk mendapatkan statistik yang

handal, lengkap, tepat, akurat dan terpercaya mulai diadakan pembenahan organisasi

BPS.

(25)

Menurut Keputusan Kepala BPS Nomor 121 tahun 2001 tentang organisasi dan tata

kerja perwakilan BPS di daerah.

2.2.1 Tugas

BPS memunyai tugas pemerintahan di bidang kegiatan statistik sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.2.2 Fungsi

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, BPS menyelenggarakan fungsi:

1. Pengkajian, penyusunan, dan perumusan kebijakan di bidang statistik.

2. Pengkoordinasian kegiatan statistik nasional dan regional.

3. Penetapan dan penyelenggaraan statistik dasar.

4. Pembinaan dan fasilitasi terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang kegiatan

statistik; dan

5. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang

perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi, tata laksana, kepegawaian,

keuangan, kearsipan, kehumasan, hukum, perlengkapan, dan rumah tangga.

2.2.3 Kewenangan

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud, BPS memunyai

(26)

1. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;

2. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro.

3. Penetapan sistem informasi di bidangnya;

4. Penetapan dan penyelenggaraan statistik nasional;

5. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku, yaitu:

1. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang kegiatan statistik.

2. Penyusunan pedoman penyelenggaraan survei statistik sektoral.

2.3 Visi dan Misi BPS

2.3.1 Visi

Pelopor data

2.3.2 Misi

1. Memperkuat landasan konstitusional dan operasional lembaga statistik untuk

penyelenggaraan statistik yang efektif dan efisien.

2. Menciptakan insan statistik yang kompeten dan profesional, didukung

pemanfaatan teknologi informasi mutakhir untuk kemajuan perstatistikan

(27)

3. Meningkatkan penerapan standar klasifikasi, konsep dan definisi, pengukuran, dan

kode etik statistik yang bersifat universal dalam setiap penyelenggaraan statistik.

4. Meningkatkan kualitas pelayanan informasi statistik bagi semua pihak.

5. Meningkatkan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi kegiatan statistik yang

diselenggarakan pemerintah dan swasta, dalam kerangka Sistem

(SSN) yang efektif dan efisien.

2.4 Struktur Organisasi BPS

Sehubungan dengan semakin meningkatnya beban tugas dan pentingnya peranan BPS

dalam menunjang kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan maka

diperlukan struktur organisasi yang dapat menunjang kelancaran tugas dari

masing-masing bagian.

Surat keputusan kepala BPS No. 104 tahun 1999 yang mengatur tentang uraian

tugas, bagian bidang, subbagian dan seksi perwakilan BPS di daerah dipandang perlu

untuk menetapkan perincian tugas setiap bidang, subbagian, dan seksi di lingkungan

(28)

Gambar 2.1 Struktur organisasi BPS Provinsi

Organisasi merupakan suatu fungsi manajemen yang mempunyai peranaan dan

kegiatan langsung dengan instansi sosial yang terjadi diantara individu – individu

dalam rangka kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu faktor penting yang

mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang

ditetepkan. Dengan adanya struktur organisasi maka akan jelaslah pemisahan tugas

dari para pegawai / staf tersebut.

K E P A L A

Bagian Tata Usaha

Bidang I ntegrasi Pengolahan & Diseminasi Statistik Bidang

Neraca Wilayah & Analisis Statistik Bidang Stat. Distribusi Bidang Stat. Produksi Bidang Stat. Sosial

Seksi St at ist ik Kependudukan

Seksi St at ist ik Ket ahanan Sosial

Seksi St at ist ik Kesej aht eraan

Rakyat

Seksi St at ist ik Konst ruksi, Pert

am-bangan & Energi Seksi St at ist ik

I ndust ri Seksi St at ist k

Pert anian

Seksi St at ist k Niaga & Jasa Seksi St at ist k Keuangan & Harga

Produsen Seksi St at ist k Harga Konsumen &

Perdag. Besar

Seksi Analisis St at ist ik

Lint as Sekt or Seksi Neraca Konsumsi Seksi Neraca Produksi Seksi Diseminasi dan Layanan St at ist ik

Seksi Jaringan dan Ruj ukan St at ist ik

(29)

Struktur organisasi yang diterapkan di Kantor Badan Pusat Statistik adalah

struktur organisasi lini dan staf. Struktur ini mengandung unsur – unsur spesialisasi

kerja, standarisasi kegiatan, sentralisasi dan desentralisasi dalam pembuatan keputusan

yang menunjukan lokasi kekuasaan, pembuatan keputusan dan ukuran satuan yang

menunjukkan suatu kelompok kerja.

Adapun tujuan dari struktur organisasi dan staf di Kantor Badan Pusat Statistik

(BPS) adalah :

a. Pengkoordinasian yaitu yang memungkinkan komunikasi integrasi berbagai

departemen dan kegiatan – kegiatan yang saling berhubungan satu sama lain.

b. Pemberian saran yaitu memberikan saran atau membuat rekomendasi bagi

manajemen.

c. Pembuatan keputusan yaitu membuat keputusan – keputusan dan mengamati

bagaimana pelaksanaan dari keputusan tersebut.

(30)

2.5 SEJARAH SINGKAT KABUPATEN LABUHAN BATU

2.5.1 KONDISI GEOGRAFIS

Kabupaten labuhan batu dengan ibukota dengan ibukota rantauprapat merupakan

salah satu kabupaten yang berada pada kawasan pantai timur Propinsi Sumatera Utara

yang terletak pada koordinat 1o26’-2o11’ Lintang Utara dan 91o01’- 95o53’ Bujur

Timur dengan batas wilayah sebagai berikut:

- Sebelah utara dengan Kabupaten Asahan dan Selat Malaka

- Sebelah Timur dengan Propinsi Riau

- Sebelah Selatan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan

- Sebelah Barat dengan Kabupaten Toba Samosir dan Tapanuli Utara

Kabupaten ini mempunyai wilayah terluas di propinsi Sumatera Utara yaitu

922.318 Ha(9.223,18 Km2) atau 12,87 % dari luas propinsi Sumatera Utara. Secara

administratif wilayahnya terdiri dari 22 Kecamatan, 209 Desa dan 33 Kelurahan.

(31)

pada jalur lintas timur Sumatera dan berada pada persimpangan menuju Propinsi

Sumatera Barat dan Riau, yang menghubungkan pusat-pusat perkembangan wilayah

di Sumatera dan Jawa serta mempunyai akses yang memadai ke luar negeri karena

berbatasan langsung dengan Selat Malaka.

Secara topografis sekitar 7.633,26 Ha atau 82,76% wilayahnya mempunyai

tingkat kemiringan lahan 0-150. Kabupaten Labuhan Batu terbagi atas kawasan pantai

dan kawasan lainnya yang terletak pada ketinggian 0-s/d 2.151 m dari permukaan laut.

Secara hidrologi Labuhan Batu mempunyai 3 sungai besar yaitu Sungai Kualuh, Bilah

dan Barumun dengan Daerah Aliran Sungai(DAS)nya sebagai berikut :

- DAS Barumun meliputi Kecamatan Sungai Kanan, Kota Pinang, Torgamba, Silangkitang, KampungRakyat dan Kecamatan Panai Tengah. Pemerintah Kabupaten

Labuhan Batu tahun 2006-2010.

- DAS Bilah meliputi Bilah Barat, Rantau Utara, Rantau Selatan, Bilah Hulu, Pangkatan, Bilah Hilir, Panai Hulu dan Kecamatan Panai Hilir.

(32)

Sebelum penjajahan Belanda memasuki daerah Labuhan Batu, sistem

pemerintahan Labuhanbatu bersifat monarkhi yang Kepala Pemerintahan disebut

Sultan atau Raja yang dibantu oleh seorang bergelar Bendahara Paduka Sri Maharaja

yang bertugas sebagai Kepala Pemerintahan sehari-hari(semacam Perdana Mentri).

Kesultanan yang terdapat di wilayah Kabupaten Labuhan Batu pada waktu itu terdiri

dari empat kesultanan, yaitu :

1. Kesultanan Kota Pinang berkedudukan di Kota Pinang

2. Kesultanan Kualuh berkedudukan di Tanjung Pasir

3. Kesultanan Panai berkedudukan di Labuhan Bilik

4. Kesultanan Bilah berkedudukan di Negeri Lama

5. Ditambah satu Half-Bestuur Kerajaan Kampung Raja berkedudukan di Tanjung

Medan.

Penjajah Belanda memasuki wilayah Labuhan Batu berkisar tahun 1825,

disamping itu ada pula keterangan yang menyatakan setelah selesai Perang

Paderi(berkisar tahun 1831). Pada tahun 1861 kesatuan angkatan laut Belanda di

bawah pimpinan Bevel Hebee datang ke Kampung Labuhanbatu(di hulu Kuota

Labuhan Bilik sekarang) melalui sungai Barumun. Kemudian di perkampungan

dibangun pelabuhan yang terbuat dari beton sebagai tanda pendaratan persinggahan

kapal-kapal berbobot 3000 s/d 5000 ton. Kemudian pada lokasi pelabuhan tersebut

berkembang menjadi sebuah perkampungan(desa) yang lebih dikenal dengan nama

Pelabuhanbatu.

Pada awalnya Contreleur Labuhanbatu berkedudukan di Kampung

(33)

dipindahkan ke Merbau, tahun 1928 dipindahkan ke Aek Kota Batu dan pada tahun

1932 dipindahkan ke Rantauprapat sampai kemerdekaan diproklamirkan 17 Agustus

1945. Pada masa pemerintahan jepang sistem pemerintahan hindia dilanjutkan dan

untuk memonitoring kegiatan pemerintahan yang dilaksanakan oleh siltan/raja,

pemerintahan jepang membentuk Tuk Fuku Bunsyuco. Setelah kemerdekaan Republik

Indonesia diproklamirkan dan tepatnya pada tanggal 16 malam 17 oktober 1945

bertempat di rumah dinas kepala PLN Rantauprapat diadakan rapat untuk

pembentukan Komite Nasional daera Labuhan Batu sekaligus ditetapkannya

ketua(Abdul Rahman) sebagai kepala pemerintahan.

2.6 VISI, MISI & STRATEGI

2.6.1 VISI

“LABUHANBATU SEJAHTERA 2020”

Labuhanbatu yang masyarakatnya mampu memenuhi kebutuhan dan meningkatkan

kualitas hidupnya baik secara material maupun spritual dengan kondisi :

- Masyarakat yang cerdas karena dapat menikmati kesempatan memperoleh

pendidikan yang cukup

- Masyarakat yang mempunyai derajat kesehatan yang optimal

- Masyarakat yang makmur dalam arti mempunyai pendapatan yang dapat memenuhi

kebutuhan pokoknya

-Masyarakat yang aman dan tentram

(34)

2.6.2 MISI

1. Meningkatkan kecerdasan intelektual, spritual dan emosional melalui peningkatan

pelayanan pendidikan yang merata dan berkualitas dengan memberdayakan partisipasi

masyarakat.

2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau dan berkeadilan serta

memberdayakan masyarakat dan keluarga untuk mendorong tumbuhnya paradigma

hidup sehat.

3. Meningkatkan perekonomian masyarakat dengan berbasis potensi daerah.

4. Meningkatkan kesadaran hukum masyarakat dan pengamalan ajaran agama.

5. Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur dan pelayanan publik.

2.6.3 STRATEGI

- Strategi memenuhi kebutuhan hidup masyarkat ; Tujuan terpenuhinya kebutuhan

pokok untuk kelangsungan hidup masyarakat yang meliputi kebutuhan pangan, papan,

pelayanan kesehatan dasar dan pendidikan dasar

- Strategi meningkatkan kualitas hidup masyarakat ; untuk mewujudkan kehidupan

yang baik bagi masyarakat baik dari segi aspek ekonomi, pendidikan, kesehatan dan

(35)

- Strategi meningkatkan keamanan dan ketertiban ; Untuk menciptakan suasana aman,

tertib dan damai didalam kehidupan masyarakat baik dari aspek sosial budaya,

ekonomi dan politik.

- Strategi meningkatkan kapasitas kelembagaan dan SDM aparatur ; Tujuan tertatanya

fungsi-fungsi kelembagaan dan meningkatnya kapasitas sumber daya manusia

aparatur sesuai dengan tugas dan fungsinya.

PRIORITAS PEMBANGUNAN 2006-2010

Misi 1

- Peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan pendidikan yang berkualitas

- Pengembangan kebudayaan

- Peningkatan pembinaan pemuda dan olahraga

Misi 2

- Peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas.

- Peningkatan cakupan dan mutu pelayanan KB

Misi 3

(36)

- Pemberdayaan koperasi dan UKM

- Peningkatan ketenagakerjaan

- Pembangunan industri dan perdagangan

- Peningkatan investasi

Misi 4

- Peningkatam keamanan dan ketertiban di lingkungan masyarakat.

- Peningkatan kewaspadaan terhadap bencana.

Misi 5

- Penataan kelembagaan dan peningkatan kualitas SDM aparatur

- Pembangunan infrastruktur

- Peningkatan kehidupan sosial masyarakat

(37)

BAB 3

LANDASAN TEORI

3.1 Pengertian Regresi

Analisis regresi adalah satu cabang statistika yang banyak mendapatkan perhatian dan

dipelajari oleh para ilmuan khususnya para peneliti, baik ilmuan bidang social maupun

eksakta. Banyak buku atau literature yang membahas hal-hal yang berkaitan dengan

analisi regresi, dimana satu dengan yang lainnya saling melengkapi. Istilah regresi

pertama kali diperkenalkaan oleh Francis Galton. Menurut Galton, analisis regresi

(38)

terikat(dependent variable), pada satu atau lebih variabel, yaitu variabel yang

menerangkan dengan tujuan untuk memperkirakan atau pun meramalkan nilai – nilai

dari variabel terikat apabila nilai variabel yang menerangkan sudah diketahui .

Variabel yang menerangkan sering disebut variabel bebas (independent variable).

Adapun beberapa definisi regresi yang dapat dijabarkan yaitu :

a. Analisis regresi adalah hubungan yang didapat dan dinyatakan dalam bentuk

persamaan matematik yang menyatakan hubungan fungsional antar

variabel-variabel. (Sudjana, 2002 : 310)

b. Persamaan regresi adalah suatu formula matematis yang menunjukkan

hubungan keterkaitan antara satu atau beberapa variabel yang nilainya sudah

diketahui dengan variabel yang nilainya belum diketahui. (Algifari, 2000 :2)

c. Analisis regresi digunakan untuk memprediksi seberapa jauh perubahan nilai

variabel dependen bila nilai variabel independen manipulasi/diubah-rubah atau

dinaik turunkan. (Prof. DR. Sugiyono,2010)

3.2 Analisa Regresi Linear

Sebelum melakukan analisis korelasi dalam sebuah penelitian maka terlebih dahulu

harus diketahui apakah variabel-variabel yang akan dikorelasikan merupakan regresi

(39)

Analisis regresi linear digunakan untuk peramalan, dimana dalam model

terdapat variabel bebas X dan variabel terikat Y. Regresi Linear yaitu menentukan

satu persamaan dan garis yang menunjukkan hubungan antara variabel bebas dan

variabel terikat, yang merupakan persamaan penduga yang berguna

menaksir/meramalkan variabel terikat dananalisis jika hubungan persamaan tersebut

searah dan membentuk sebuah pola garis lurus.

Untuk mempelajari hubungan–hubungan antar variabel, analisis terdiri dari dua

bentuk, yaitu :

1. Analisis Regresi Sederhana (sample anayisis regresi)

2. Analisis Regresi Berganda (multiple anayisis regresi)

3.3 Analisa Regresi Linear Sederhana

Yang dimaksud hubungan linear sederhana adalah yang ditunjukkan dengan

persamaan Y = a + Bx. Regresi linear sederhana merupakan suatu proses duri untuk

mendapatkan hubungan matematis dalam bentuk suatu persamaan antara variabel

terikat tunggal dengan variabel bebas tunggal . Regresi linear sederhana hanya ada

satu peubah bebas X yang dihubungkan dengan satu peubah tak bebas Y. Sehingga

setiap nilai X bertambah dengan satu satuan maka nilai Y akan bertambah dengan b.

(40)

Bentuk-bentuk model umum regresi sederhana yang menunjukkan antar dua

variabel, yaitu variabel X sebagai variabel bebas dan variabel Y sebagai variabel

terikat adalah:

Y = a + bx

Dengan:

Y = Variabel terikat

X = Variabel bebas

a = Parameter intercept

b = Parameter Koefisien Regresi Variabel Bebas

Penggunaan model regresi sederhana hanya memungkinkan bila pengaruh

yang ada itu hanya dari independent variabel (variabel bebas) terhadap dependent

variabel (variabel terikat), tidak boleh ada pengaruh timbale balik, yaitu jika variabel

mterikat juga berpengaruh terhadap variabel bebas.

Ciri penting dari regresi sederhana adalah apabila terdapat homoscedasiticity.

Homoscedasticity adalah kesamaan distribusi Y pada setiap nilai X. Artinya

berapapun besarnya X , jika diamati nilai Y nya dan dihitung deviasi standartnya

relative sama, misalnya jika pada nilai X1 diamati nilai Y dan dicatat deviasi

standartnya dan dibandingkan dengan nilai Y pada X2, maka nilainya sama. Hal

seperti inilah yang dimaksud dengan homoscedasiticity. Kalau distribusinya tidak

(41)

3.4 Analisa Regresi Linear Berganda

Regresi Linear berganda adalah analisis regresi yang menjelaskan hubungan antara

peubah respon (variable dependent) dengan faktor – faktor yang mempengaruhi lebih

dari satu predaktor (variable independent).

Untuk analisa regresi akan dibedakan dua jenis variabel yaitu variabel bebas

(variable predictor) dan variable terikat (variable respon). Variabel yang mudah

didapat atau tersedia sering digolongkan dalam variabel bebas, sedangkan variabel

yang terjadi karena variabel bebas itu merupakan variabel terikat . Tujuan analisis

regresi linear adalah untuk mengukur intensitas hubungan antara dua variabel atau

lebih dan memuat prediksi / perkiraan nilai Y atas nilai X. Dengan demikian multiple

regression (regresi berganda) digunakan untuk penelitian yang menyertakan beberapa

variabel sekaligus. Dalam hal ini regresi juga dapat dijadikan pisau analisis terhadap

penelitian yang diadakan, tentu saja jika regresi diarahkan untuk menguji

variabael-variabel yang ada.

Bentuk umum persamaan regresi linear berganda yang mencakup dua atau

lebih variabel, yaitu:

Y

=

β

0

+

β

1

X

1

+

β

2

X

2

+

...

+

β

n

X

n

ε

i

Dengan:

(42)

Xi = Pengamatan ke-i pada variabel bebas

0

β

= Parameter Intersep

n

β

β

β

1

,

2

,

...,

= Parameter koefisien regresi variabel bebas

i

ε = Pengamatan ke-i variabel kesalahan

Model diatas merupakan model regresi untuk populasi, sedangkan apabila

hanya menarik sebagian berupa sampel dari populasi secara acak, dan tidak

mengetahui regresi populsi, untuk keperluan analisis, variabel bebas akan dinyatakan

dengan x1,x2,...xn (n≥1)sedangkan variabel terikat dinyatakan dengan Y. Sehingga

model regresi populasi perlu diduga berdasarkan model regresi sampel berikut:

n n o a x a x a x a

Y = + + + +

Λ

.... 2 2 1

1 εi

Dimana :

Y = Variabel terikat (dependent)

X = Variabel bebas

a0,a1,…,an = Koefisien regresi

Dalam regresi linear berganda variabel terikat (Y), tergantung kepada dua atau

lebih variabel bebas (X). Bentuk persamaan regresi linear berganda yang mencakup

dua atau lebih variabel, yaitu:

(43)

Dalam regresi linear berganda variabel terikat (Y), tergantung kepada dua atau

lebih variabel bebas (X). Bentuk persamaan regresi linear berganda yang mencakup

dua atau lebih variabel, yaitu:

Y1 = b0 +b1 X1 +b2X2 +… +bnXn+ei

Untuk hal ini, penulis menggunakan regresi linear berganda satu variabel

terikat (variable dependent) dan tiga variabel bebas (variable independent). Bentuk

umum persamaan regresi linear berganda tersebut, yaitu:

Y

=

b

0

+

b

1

X

1i

+

b

2

X

2i

+

...

+

b

n

X

ni

Dengan:

Y = Produksi Kelapa Sawit

X1 = Luas Panen

X2 = Curah Hujan

X3 = Hari Hujan

i = 1,2,…,n

e = Variabel kesalahan (galat)

Untuk rumus diatas, dapat diselesaikan dengan empat persamaan oleh empat

variabel yang terbentuk:

(44)

Dengan b0, b₁, b₂, b₃ adalah koefisien yang ditentukan berdasarkan data hasil

pengamatan. Untuk menghitung nilai x₁ , x₂ , x ,

dan

3.5 Kesalahan Standart Estimasi

Untuk mengetahui ketepatan persamaan estimasi dapat digunakan kesalahan

standar estimasi (standard error of estimate). Besarnya kesalahan standar estimasi

menunjukkan ketepatan persamaan estimasi untuk menjelaskan nilai variabel tidak

bebas yang sesungguhnya. Semakin kecil nilai kesalahan standar estimasi, makin

tinggi ketepatan persamaan estimasi yang dihasilkan untuk menjelaskan nilai variable

tidak bebas sesungguhnya. Sebaliknya, semakin besar nilai kesalahan standar estimasi,

makin rendah ketepatan persamaan estimasi yang dihasilkan untuk menjelaskan nilai

variable tidak bebas sesungguhnya.( Algifari, 2000. Analisa Regresi Teori, Kasus dan

Solusi, Edisi 2) Kesalahan standar estimasi dapat ditentukan dengan rumus :

1

2

,..., 2 , 1

, =

Λ

k n

Y Y

Sy k i

(45)

Yi = Nilai data sebenarnya

Λ

i

Y = Nilai taksiran.

3.6 Koefisien Determinasi

Menguji keberartian regresi linear berganda dimaksudkan untuk meyakinkan apakah

regresi yang didapat berdasarkan penelitian ada artinya bila dipakai untuk membuat

kesimpulan mengenai sejumlah peubah yang dipelajari.( Usman, Husaini, R. Purnomo

Setiady Akbar, 1995. Pengantar Statistik)

Hipotesa :

Ho : Tidak terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara semua faktor

yang mempengaruhi terhadap faktor yang dipengaruhi.

H1 : Terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara semua faktor yang

mempengaruhi terhadap faktor yang dipengaruhi.

Koefisien determinasi yang dinyatakan dengan R2 untuk pengujian regresi

linear berganda yang mencakup lebih dari dua variabel adalah untuk mengetahui

proporsi keragaman total dalam variabel terikat (Y) yang dapat dijelaskan atau

(46)

regresi linear berganda secara bersama – sama. Maka R2 akan ditentukan dengan

rumus ,yaitu:

R2 = 2

i reg

y

JK

Dengan:

JKreg = Jumlah Kuadrat Regresi

Harga R2 yang diperoleh sesuai dengan variansi yang dijelaskan masing –

masing variabel yang tinggal dalam regresi. Hal ini mengakibatkan variasi yang

dijelaskan penduga yang disebabkan oleh variabel yang berpengaruh saja (yang

bersifat nyata).

3.7 Koefisien Korelasi

Setelah mendapatkan hasil jumlah pengaruh pada variabel yang diteliti untuk

selanjutnya penulis akan mencari seberapa besar hubungan antara variabel terikat

dengan variabel bebas atau antara variabel bebas itu sendiri.

Analisis korelasi adalah alat statistic yang dapat digunakan untuk mengetahui

derajat hubungan linear antara satu variabel dengan variabel yang lain (Algifari, 2000.

Analisa Regresi Teori, Kasus dan Solusi, Edisi 2). Umumnya analisis korelasi

digunakan dalam hubungannya dengan analisis regresi untuk mengukur ketepatan

(47)

Setelah mengetahui hubungan fungsional antara variabel-variabel dimana

persamaan regresinya telah ditentukan dan telah melakukan pengujian maka persoalan

berikutnya yang perlu dirasakan yaitu, jika data hasil pengamatan terdiri dari banyak

variabel adalah seberapa kuat hubungan antara variabel – variabel itu (Sudjana, 2001.

Metode Statistik. Bandung). Dengan kata lain perlu ditentukan derajat hubungan

antara variabel – variabel tersebut. Studi yang membahas derajat hubungan antara

variabel – variabel tersebut dikenal dengan nama analisis korelasi. Ukuran yang

dipakai untuk mengetahui derajat hubungan, terutama data kuantitatif dinamakan

koefisien korelasi. Untuk menghitung koefisien korelasi (r) antara dua variabel dapat

digunakan rumus:

− = } ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 2 i i ki ki i ki i ki yx Y Y n X X n Y X Y X n r Dengan:

ryx = Koefisien korelasi antara Y dan X

Xki = Variabel bebas

Yi = Variabel terikat

Nilai r selalu terletak antara -1 dan 1, sehingga nilai r tersebut dapat ditulis :

1

1≤ ≤+

r . Untuk r = +1, berarti ada korelasi positif sempurna antara X dan Y,

sebaliknya jika r = -1, berarti korelasi negatif sempurna antara X dan Y, sedangkan r =

(48)

Jika kenaikan didalam suatu variabel diikuti dengan kenaikan didalam variabel

lain, maka dapat dikatakan bahwa kedua variabel tersebut mempunyai korelasi yang

positif. Tetapi jika kenaikan didalam suatu variabel diikuti oleh penurunan didalam

variabel lain, maka dapat dikatakan bahwa variabel tersebut mempunyai korelasi yang

negatif. Dan jika tidak ada perubahan pada variabel walaupun variabel lainnya

berubah maka dikatakan bahwa kedua variabel tersebut tidak mempunyai hubungan.

[image:48.595.141.490.360.584.2]

Interpretasi harga r akan disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 3.1 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai R

R Interpretasi

0

0,01 – 0,20

0,21 – 0,40

0,41 – 0,60

0,61 – 0,80

0,81 – 0,99

1

Tidak berkorelasi

Sangat rendah

Rendah

Agak rendah

Cukup

Tinggi

Sangat tinggi

Sumber : Hartono, M.Pd Statistik untuk penelitian

Keterangan:

r koefisien korelasi

+ menunjukkan korelasi positif

− menunjukkan korelasi negatif

(49)

Hubungan antara variabel dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis:

1. Korelasi Positif

Terjadinya korelasi positif apabila perubahan antara variabel yang satu diikuti oleh

variabel lainnya dengan arah yang sama (berbanding lurus). Artinya variabel yang

satu meningkat, maka akan diikuti peningkatan variabel lainnya.

2. Korelasi Negatif

Terjadinya korelasi negatif apabila perubahan antara variabel yang satu diikuti oleh

variabel lainnya dengan arah yang berlawanan (berbanding terbalik). Artinya

apabila variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti penurunan variabel

lainnya.

3. Korelasi Nihil

Korelasi nihil artinya tidak adanya korelasi antara variabel.

Dalam hal ini penulis menggunakan empat variabel dalam penelitiannya, untuk

hubungan empat variabel dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

(50)

ryx1 =

(

)

{

2

}

{

2

( )

2

}

1 2 1 1 1 1

Y

Y

n

X

X

n

Y

X

Y

X

n

b. Koefisien Korelasi antara Y dan X2

ryx2 =

(

)

{

2

}

{

2

( )

2

}

2 2 2 2 1 2

Y

Y

n

X

X

n

Y

X

Y

X

n

c. Koefisien Korelasi antara Y dan X3

ryx3 =

(

)

{

2

}

{

2

( )

2

}

3 2 3 3 1 3

Y

Y

n

X

X

n

Y

X

Y

X

n

d. Koefisien Korelasi antara X1 dan X2

r12 =

(

)(

)

(

)

{

}

{

(

)

2

}

2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1

X

X

n

X

X

n

X

X

X

X

n

e. Koefisien Korelasi antara X1 dan X3

r13 =

(

)(

)

(

)

{

}

{

(

)

2

}

(51)

f. Koefisien Korelasi antara X2 dan X3

r23 =

(

)(

)

(

)

{

}

{

(

)

2

}

3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2

X

X

n

X

X

n

X

X

X

X

n

BAB 4

ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengolahan Data

Setiap data yang didapat merupakan alat pengambil keputusan dalam penyelesaian

persoalan yang ada. Dalam hal ini persoalan yang diteliti tentang produksi kelapa

sawit yang telah dijelaskan di bab pendahuluan. Pengumpulan data dilakukan dengan

melakukan riset di Badan Pusat Statistika Provinsi Sumatera Utara. Dalam hal ini

(52)

banyaknya curah hujan, dan hari hujan yang secara keseluruhannya data yang diambil

adalah data pada tahun 2010 sebanyak 12 bulan di Kabupaten Labuhan Batu.

Pengambilan data dimaksudkan untuk melihat apakah variabel bebas ( luas

panen, hari hujan, curah hujan) mempengaruhi produksi kelapa sawit yang ada.

[image:52.595.109.526.416.757.2]

Adapun data yang diambil adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Data Produksi Kelapa Sawit, Luas Panen, Hari Hujan, dan Curah Hujan di Kabupaten Labuhan Batu Pada Tahun 2010 NO Bulan Produksi

(Ton)

Luas Panen

(Ha)

Curah Hujan

(mm)

Hari Hujan

(Hari)

1 Januari 4997 366 412 18

2 Februari 7930 587 255 11

3 Maret 7252 557 556 20

4 April 5768 442 342 15

5 Mei 2476 171 308 12

6 Juni 2441 213 55 3

7 Juli 2448 201 178 9

8 Agustus 982 115 217 12

9 September 1824 144 445 20

(53)

11 November 2347 189 504 17

12 Desember 3517 248 450 14

Sumber : BPS Sumut

4.2 Persamaan Regresi Linear Berganda

Dalam mencari persamaan regresi linear berganda, maka terlebih dahulu menghitung

koefisien-koefisien regresinya dengan mencari hubungan fungsional antar variabel

yang ada.

Dengan koefisien yang didapat dari perhitungan maka dapat ditentukan

[image:53.595.111.528.84.143.2]

persamaan regresinya. Adapun perhitungan koefisiennya adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2 Nilai-nilai Koefisien

Y X1 X2 X3 X12 X22 X32 Y2

4997 366 412 18 133956 169744 324 24970009

7930 587 255 11 344569 65025 121 62884900

7252 557 556 20 310249 309136 400 52591504

5768 442 342 15 195364 116964 225 33269824

2476 171 308 12 29241 94864 144 6130576

2441 213 55 3 45369 3025 9 5958481

2448 201 178 9 40401 31684 81 5992704

(54)

1824 144 445 20 20736 198025 400 3326976

3256 293 217 11 85849 47089 121 10601536

2347 189 504 17 35721 254016 289 5508409

3517 248 450 14 61504 202500 196 12369289

X1X2 X1X3 X2X3 YX1 YX2 YX3

150792 6588 7416 1828902 2058764 89946

149685 6457 2805 4654910 2022150 87230

309692 11140 11120 4039364 4032112 145040

151164 6630 5130 2549456 1972656 86520

52668 2052 3696 423396 762608 29712

11715 639 165 519933 134255 7323

35778 1809 1602 492048 435744 22032

24955 1380 2604 112930 213094 11784

64080 2880 8900 262656 811680 36480

63581 3223 2387 954008 706552 35816

(55)

111600 3472 6300 872216 1582650 49238

Keterangan :

Y = Produksi Kelapa Sawit

X1 = Luas Panen

X2 = Curah Hujan

[image:55.595.113.523.333.392.2]

X3 = Hari Hujan

Tabel 4.3 Jumlah Nilai Koefisien

∑Y ∑X1 ∑X2 ∑X3 ∑X12 ∑X22 ∑X32 ∑Y2

45238 3526 3939 162 1316184 1539161 2454 224568532.00

∑X1X2 ∑X1X3 ∑X2X3 ∑YX1 ∑YX2 ∑YX3

1220966 49483 60693 17153402 15915153 641020

Dari persamaan :

(56)

45238 = 12 b0 + 3526 b1 + 3939 b2 + 162 b3 (1)

17153402 = 3526 b0 + 1316184 b1 + 1220966 b2 + 49483 b3 (2)

15915153 = 3939 b0 + 1220966 b1 + 1539161 b2 + 60693 b3 (3)

641020 = 162 b0 + 49483 b1 + 60693 b2 + 2454 b3 (4)

Persamaan diatas diselesaikan dengan metode eliminasi persamaan linear,

dengan menghilangkan nilai b0.

Jika persamaan1 dan 2 diambil dan disamakan nilai b0 nya dengan persamaan 2 maka

persamaan 1 harus dikalikan dengan 293.83 (3526 : 12 = 293.83) sehingga diperoleh

persamaan ke 5 :

13292432.33 = 3526 b0 + 1036056.33 b1 + 1157409.5 b2 + 47601 b3

17153402 = 3526 b0 + 1316184 b1 +1220966 b2 + 49483 b3 _

-3860969.67 = - 280127.67 b1 - 63556.50 b2 - 1882 b3

Selanjutnya untuk mendapatkan persamaan ke 6 penulis gunakan rumus persamaan 1

dan 3. Jika persamaan 3 tetap, maka persamaan 1 dikalikan dengan 328.25 ( 3939 : 12

= 328.25 )

14849373.5 = 3939 b0 + 1157409.5 b1 + 1292976.75 b2 + 53176.5 b3

15915153 = 3939 b0 + 1220966 b1 + 1539161 b2 + 60693 b3 _

-1065779.5 = - 63556.5 b1 - 246184.25 b2 - 7516.5 b3

(57)

Selanjutnya untuk mendapatkan persamaan ke 7 penulis gunakan rumus persamaan 1

dan 4. Jika 4 tetap, maka persamaan 1 dikalikan dengan 13.5 ( 162 : 12 = 13.5 )

610713 = 162 b0 + 47601 b1 + 53176.5 b2 + 2187 b3

641020 = 162 b0 + 49483 b1 + 60693 b2 + 2454 b3 _

-30307 = - 1882 b1 - 7516.5 b2 - 267 b3

Maka diperoleh beberapa persamaan :

-3860969.67 = - 280127.67 b1 - 63556.50 b2 - 1882 b3 … (5)

-1065779.5 = - 63556.5 b1 - 246184.25 b2 - 7516.5 b3 ... (6)

-30307 = - 1882 b1 - 7516.5 b2 - 267 b3 … (7)

Langkah berikutnya akan menghilangkan nilai b1, dengan menggunakan rumus

persamaan 5 dan 6.

Jika persamaan 5 dikalikan dengan -1 dan persamaan 6 dikalikan dengan 4.41 akan

didapat persamaan 8.

3860969.67 = 280127.67 b1 + 63556.50 b2 + 1882 b3

-4697463.33 = -280127.67 b1 - 1085066.36 b2 - 33129.26 b3 +

- 836493.66 = - 1021509.86 b2 - 31247.26 b3

Kemudian dengan menggunakan rumus persamaan 5 dan 7 akan diperoleh persamaan

(58)

3860969.67 = 280127.67 b1 + 63556.50 b2 + 1882 b3

-4511067.64 = -280127.67 b1 - 1118798.95 b2 - 39741.81 b3 +

-650097.97 = - 1055242.45 b2 - 37859.81 b3

Maka diperoleh 2 persamaan berikut :

- 836493.66 = - 1021509.86 b2 - 31247.26 b3… (8)

-650097.97 = - 1055242.45 b2 - 37859.81 b3…(9)

Kemudian kedua persamaan tersebut kembali dieliminasi hingga didapat harga b3.

Jika persamaan 8 tetap maka persamaan 9 dikalikan dengan 0.968

- 836493.66 = - 1021509.86 b2 - 31247.26 b3

-629316.50 = - 1021509.86 b2 - 36649.56 b3 -

-207177.16 = 5402.30 b3

b3 = -38.350

Setelah didapat harga b3 maka substitusikan ke persamaan 8.

- 836493.66 = -1021509.86 b2 - 31247.26 b3

- 836493.66 = -1021509.86 b2 + 1198332.42

- 836493.66 - 1198332.42 = -1021509.86 b2

-2034826.08 = -1021509.86 b2

(59)

Kemudian harga b2 dan b3 di substitusikan kepersamaan 5.

-3860969.67 = - 280127.67 b1 - 63556.50 b2 - 1882 b3

-3860969.67 = - 280127.67 b1 - 126604.55 + 72174.70

-3860969.67 + 126604.55 - 72174.70 = - 280127.67 b1

-3806539.82 = - 280127.67 b1

b1 = 13.589

Kemudian harga b1, b2, dan b3 disubstitusikan ke persamaan 1.

45238 = 12 b0 + 3526 b1 + 3939 b2 + 162 b3

45238 = 12 b0 + 47914.81 + 7846.49 - 6212.70

45238 – 47914.81 – 7846.49 + 6212.70 = 12 b0

-4310.6 = 12 b0

b0 = -359.091

Dari seluruh harga yang diperoleh maka didapatlah persamaan regresi linear

bergandanya sebagai berikut :

Λ

Y =

b

0

+

b

1

X

1i

+

b

2

X

2i

+

...

+

b

n

X

ni

Λ

(60)

4.3 Analisis Residu

Setelah persamaan regresinya didapat, maka untuk mengetahui seberapa besar

penyimpangan jumlah hasil produksi kelapa sawit terhadap jumlah produksi kelapa

sawit yang diperkirakan, maka dapat dihitung dengan mencari koefisien –koefisien

[image:60.595.106.522.485.768.2]

dari analisa residunya sebagai berikut :

Tabel 4.4 Harga

Λ

Y

Y X1 X2 X3 Ŷ Y - Ŷ (Y - Ŷ)2

4997 366 412 18 4744.887 252.113 63560.96477

7930 587 255 11 7703.762 226.238 51183.63264

7252 557 556 20 7550.534 -298.534 89122.54916

5768 442 342 15 5753.261 14.739 217.238121

2476 171 308 12 2117.964 358.036 128189.7773

2441 213 55 3 2529.876 -88.876 7898.943376

2448 201 178 9 2381.724 66.276 4392.508176

982 115 217 12 1175.708 -193.708 37522.78926

(61)

3256 293 217 11 3632.9 -376.9 142053.61

2347 189 504 17 2561.248 -214.248 45902.2055

3517 248 450 14 3370.481 146.519 21467.81736

45238 3526 3939 162 45239.51 -1.51 602925.7529

Maka kesalahan bakunya adalah sebagai berikut :

1 2 ,..., 2 , 1 , =

Λ k n Y Y

Sy k i

Dimana :

k = 3 ; n = 12 ; dan ∑ ( Y -Λ

Y ) = 602925.7529

Sehingga : 1 3 12 7529 . 602925 ,..., 2 , 1 , − − = k y S 8 7529 . 602925 ,..., 2 , 1

, k =

y S 72 . 75365 ,..., 2 , 1

, k =

y S

= 274.52812

Dari hasil penyimpangan nilai yang diperoleh, maka hasil produksi kelapa sawit yang

(62)

4.4 Uji Regresi Linear Berganda

Perumusan Hipotesa :

H0 :

β

1

=

β

2

=

β

3

=

β

4

=

0

(X1, X2, X3 tidak mempengaruhi Y)

H1 : Minimal ada satu parameter koefisien regresi yang tidak sama dengan nol

atau mempengaruhi Y

Dengan :

H0 diterima jika Fhit≤ Ftab

H0 ditolak jika Fhit > Ftab

Untuk menguji model regresi yang telah terbentuk, maka dapat diambil :

1 1

1

X

X

x

=

x

3

=

X

3

X

3

2 2

2

X

X

x

=

y

=

Y

Y

Dengan :

1

X

= 293.83

X

3 = 13.5

2

(63)
[image:63.595.107.486.615.760.2]

Hasil Perhitungannya disajikan didalam tabel berikut ini :

Tabel 4.5 Pengujian Regresi Linear

Y x1 x2 x3 y2

1227.17 72.17 83.75 4.5 1505946.2

4160.17 293.17 -73.25 -2.5 17307014

3482.17 263.17 227.75 6.5 12125508

1998.17 148.17 13.75 1.5 3992683.3

-1293.83 -122.83 -20.25 -1.5 1673996.1

-1328.83 -80.83 -273.25 -10.5 1765789.2

-1321.83 -92.83 -150.25 -4.5 1747234.5

-2787.83 -178.83 -111.25 -1.5 7771996.1

-1945.83 -149.83 116.75 6.5 3786254.4

-513.83 -0.83 -111.25 -2.5 264021.27

-1422.83 -104.83 175.75 3.5 2024445.2

-252.83 -45.83 121.75 0.5 63923.009

0.04 0.04 0 0 54028812

x12 x22 x32 yx1 yx2 yx3

5208.5089 7014.0625 20.25 88564.9 102775 5522.27

85948.649 5365.5625 6.25 1219637 -304732 -10400

69258.449 51870.0625 42.25 916403 793064 22634.1

(64)

15087.209 410.0625 2.25 158921 26200.1 1940.75

6533.4889 74665.5625 110.25 107409 363103 13952.7

8617.4089 22575.0625 20.25 122705 198605 5948.24

31980.169 12376.5625 2.25 498548 310146 4181.75

22449.029 13630.5625 42.25 291544 -227176 -12648

0.6889 12376.5625 6.25 426.479 57163.6 1284.58

10989.329 30888.0625 12.25 149155 -250062 -4979.9

2100.3889 14823.0625 0.25 11587.2 -30782 -126.42

0.0016 0 0 3860970 1065780 30307

Dari tabel 4.5 diatas dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut :

JKreg =

b

1

y

x

1

+

b

2

y

x

2

+

b

3

y

x

3

= 13.589 (3860970) + 1.992 (1065780) + -38.350 ( 30307)

= 52466716.80 + 2123032.76 - 1162273.45

= 53427476.12

Untuk JKres dapat dilihat dari tabel 4.4 yaitu

2

)

(

Y

Y

= 602925.7529 , maka

nilai Fhit dapat dicari dengan rumus :

F =

(65)

=

72 . 75365

71 . 17809158

= 236.30

Dari tabel distribusi F dengan dk pembilang = 3, dk penyebut = 8, dan α =

0.05, diperoleh Ftab = . Karena Fhit lebih daripada Ftab maka H0 di dan H1 di. Hal ini

berarti persamaan regresi linear berganda Y atas X1, X2, dan X3 bersifat nyata atau ini

berarti bahwa

4.5 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk menganalisa seberapa besar pengaruh

faktor-faktor yang mempengaruhi hasil produksi kelapa sawit.

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat ∑ y2 = 54028812 sedangkan JKreg yang

telah dihitung adalah 53427476.12. Maka selanjutnya dengan rumus R2 = JKreg /∑ y2.

Sehingga diperoleh koefisien determinasi :

R2 = 53427476.12

54028812

= 0.9888701

(66)

R =

= = 0.9944

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0.988 dan

dengan mencari akar dari R2 diperoleh koefisien korelasinya sebesar 0.99. Nilai

tersebut digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independent terhadap

perubahan variabel dependent. Artinya 99 % jumlah produksi kelapa sawit yang

dipengaruhi oleh ketiga faktor yang dianalisis, sedangkan 1 % sisanya dipengaruhi

oleh faktor-faktor lain yang tidak dapat dijelaskan oleh persamaan ini.

4.6 Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi digunakan untuk melihat keeratan hubungan antara variabel bebas

dan variabel terikat atau antara variabel bebas yang ada. Untuk mempermudah dalam

hal penghitungan setiap nilai yang ada dibagi 1000.

1.Koefisien Korelasi antara Y dan

(67)

= 0.992

Nilai yang positif menandakan hubungan yang searah antara luas panen dengan

produksi kelapa sawit, artinya penambahan luas panen akan meningkatkan produksi

kelapa sawit, dan sebaliknya penurunan luas panen akan menurunkan produksi kelapa

sawit, hubungan antara luas panen dengan produksi kelapa sawit tergolong kuat, ini

ditandai dengan nilai r yang tinggi yaitu 0,992.

2.Koefisien Korelasi antara Y dan

(68)

= 0.292

Nilai yang positif menandakan hubungan yang searah antara curah hujan dengan

produksi kelapa sawit, artinya penambahan intensitas curah hujan akan meningkatkan

produksi kelapa sawit, dan sebaliknya penurunan intensitas curah hujan akan

menurunkan produksi kelapa sawit, hubungan antara intensitas curah hujan dengan

produksi kelapa sawit tergolong lemah, ini ditandai dengan nilai r yang rendah yaitu

0,292.

3.Koefisien Korelasi antara Y dan

(69)

= 0.252

Nilai yang positif menandakan hubungan yang searah antara banyaknya hari hujan

dengan produksi kelapa sawit, artinya penambahan hari hujan akan meningkatkan

produksi kelapa sawit, dan sebaliknya penurunan hari hujan akan menurunkan

produksi kelapa sawit, hubungan antara banyaknya hari hujan dengan produksi kelapa

sawit tergolong lemah, ini ditandai dengan nilai r yang rendah yaitu 0,252.

4.Koefisien Korelasi antara

(70)

= 0.242

5. Koefisien Korelasi antara

= 0.218

(71)

= 0.927

BAB 5

(72)

5.1 Pengertian Implementasi Sistem

Implementsai Sistem adalah tahapan penerapan hasil desain tertulis ke dalam

programming dengan menggunakan perangkat lunak (software) sebagai implementasi

ataupun prosedur untuk menyelesaikan desain system, yang mana dalam hal ini

implementasi system digunakan untuk menganalisis data jumlah produksi kelapa

sawit pada tahun 2010 di Kabupaten Labuhan. Batu

Adapun implementasi system yang digunakan adalah Microsoft excel dan

SPSS (Statistical Product and Service Solution) 16.0 for windows. Dengan

menggunakan Microsoft Excel dan SPSS 16.0 diharapkan dapat menambah dan

meningkatkan pengetahuan penulis dalam menggunakan aplikasi ilmu statistic.

5.2 Pengaktifan Excel

Sebelum mengoperasikan excel, pastikan bahwa program tersebut telah tersedia di

computer, kemudian langkah-langkah sebagai berikut :

(73)

b. Klik windows excel maka secara otomatis jendela utama excel akan tampil dan

langsung digunakan untuk mengelolah data.

Pada setiap lembar kerja excel memiliki 256 kolom dan 65636 baris yang siap

untuk digunakan. Pada setiap baris dan kolom terdapat sel-sel ya

Gambar

Gambar 2.1 Struktur organisasi BPS  Provinsi
Tabel 3.1 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai R
Tabel 4.1 Data Produksi Kelapa Sawit, Luas Panen, Hari Hujan, dan
Tabel 4.2 Nilai-nilai Koefisien
+7

Referensi

Dokumen terkait

luas lahan, jumlah populasi, umur tanaman, jumlah penggunaan pupuk, jumlah pestisida, curahan tenaga kerja, dan jenis lahan mempengaruhi produksi kelapa sawit

Saragih, Ririn Windasari (2011); Analisis Faktor-Faktor yang 00Mempengaruhi Hasil Produksi Kelapa Sawit (Studin pada PTPN IV Kebun Pasir Mandoge). Universitas

Pengaruh Karakteristik Usaha Tani Terhadap Posisi Tawar Petani Kelapa Sawit di Kabupaten Labuhan Batu dan Kabupaten Serdang Bedagai ...33. Permasalahan dan Penyelesaian

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI BAWANG MERAH DI KABUPATEN KARO..

Judul : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI JERUK DI KABUPATEN TANAH KARO Kategori : TUGAS AKHIR.. Nama : DONAL EDUARI SITEPU Nomor Induk Mahasiswa

Karakteristik Petani Kelapa Sawit (Kab. Labuhan

luas lahan, jumlah populasi, umur tanaman, jumlah penggunaan pupuk, jumlah pestisida, curahan tenaga kerja, dan jenis lahan mempengaruhi produksi kelapa sawit

5 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI KELAPA SAWIT DI DESA GADING RAJA KECAMATAN PEDAMARAN TIMUR KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN OLEH YUDA