SKRIPSI
PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA), MARKET VALUE ADDED (MVA), DAN BOARD INDEPENDENT TERHADAP KINERJA KEUANGAN
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI
OLEH
RIONATA SIDABUTAR 090503085
PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA),dan Board Independent terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di BEI” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya dengan jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Juni 2013 Yang Membuat Pernyataan,
KATA PENGANTAR
Segala puji, hormat, dan juga syukur kunaikkan kepadaMu Tuhan Yesus Kristus, Juruselamat dan Allah pemilik kehidupanku. Terima kasih Tuhan untuk setiap penyertaan dan berkat yang telah Engkau berikan selama proses pengerjaan skripsi ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu.
Adapun skripsi ini berjudul “Pengaruh Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), dan Board Independent terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI” disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi, Universitas Sumatera Utara.
Selama penulisan skripsi ini, penulis telah banyak menerima bimbingan, bantuan, saran serta dukungan doa dari berbagai pihak terutama kedua orangtua tercinta, Ayahanda V. Sidabutar, SH dan Ibunda D. Sihotang yang selalu memberi motivasi kepada penulis. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada semua pihak, yaitu kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac., Ak. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail MM, Ak selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Dra. Mutia Ismail MM, Ak Selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah memberikan pengarahan dalam penyiapan skripsi ini.
6. Kepada abang dan kakak terkasih Roy, Wanti, Ira, dan Juliarto yang senantiasa melimpahkan cinta dan kasih sayang serta selalu mendoakan dan memberikan dukungan baik moril dan materil.
7. Kepada teman-teman Akuntansi ’09 Ari, Bryan, David, Ferry,Rayvan, Reynaldo dan Septika yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi.
Penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu penulis dalam pengerjaan skripsi ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas kebaikan yang telah kalian berikan.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini menjadi bahan acuan yang bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya.
Medan, Juni 2013 Penulis,
ABSTRAK
PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA), MARKET VALUE ADDED (MVA), DAN BOARD INDEPENDENT TERHADAP KINERJA KEUANGAN
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh economic value added, market value added dan board independent perusahaan terhadap kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2009 hingga tahun 2011.Data yang digunakan adalah laporan keuangan dan laporan
auditor independen yang dipublikasikan melalui website
purposive sampling.Model analisis yang digunakan adalah regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa economic value added, market value added, danboard independent tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan.
ABSTRACT
EFFECT OF ECONOMIC VALUE ADDED (EVA), MARKET VALUE ADDED (MVA), AND BOARD OF INDEPENDENT TO FINANCIAL PERFORMANCE
MANUFACTURING COMPANY LISTED ON BEI
This research aims to test the effect of economic value added, market value added and board independent to financial performance manufacturing companies listed on Indonesia Stock Exchange between 2009 to 2011. Data that used in this research is financial statement and independent audit report from each company that published on website this research is purposive sampling method. Analysis model that used is multiple regression analysis.
The result of this research indicates that the economic value added, market value added and board independent had no significant effect on the financial performance.
DAFTAR ISI SKRIPSI
LEMBAR PERNYATAAN... i
KATA PENGANTAR …... ii
DAFTAR LAMPIRAN... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 7
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7
1.3.1Tujuan Penelitian ... 7
1.3.2 Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ... 9
2.1.1 Penilaian Kinerja ... 9
2.1.1.1 Pengertian Penilaian Kinerja ... 9
2.1.1.2Tujuan Pengukuran Kinerja ... 9
2.1.1.3Return Saham ... 10
2.1.2Konsep Economic Value Added (EVA) ... 12
2.1.2.1 Pengertian EVA ... 12
2.1.2.2Manfaat EVA ... 13
2.1.2.3Kelebihan dan Kelemahan EVA ... 14
2.1.2.4Strategi Meningkatkan EVA... 15
2.1.2.5Ukuran Penilaian Kinerja Keuangan dalam EVA ... 15
2.1.3 Konsep Market Value Added (MVA) ... 16
2.1.4Konsep Board Independent ... 17
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 20
2.3 Kerangka Konseptual ... 23
2.4 Pengembangan Hipotesis ... 24
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 27
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 28
3.3 Populasi dan Sampel ... 28
3.4 Jenis dan Sumber Data ... 30
3.5 Metode Pengumpulan Data ... 31
3.7 Model Analisis Data ... 36
3.7.1 Uji Asumsi Klasik... 37
3.7.1.1Uji Normalitas ... 37
3.7.1.2 Uji Multikoloniearitas ... 38
3.7.1.3 Uji Heterokedastisitas ... 38
3.7.1.4 Uji Autokorelasi ... 39
3.7.2 Pengujian Hipotesis ... 39
3.7.2.1 Uji Statistik t ... 39
3.2.2.2 Uji Statistik F ... 40
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Data Penelitian ... 42
4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 43
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 43
4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 45
4.2.2.1 Uji Normalitas ... 46
4.2.2.2 Uji Multikolinearitas ... 50
4.2.2.3 Uji Heterokedastisitas ... 51
4.2.2.4 Uji Autokorelasi ... 53
4.2.3 Analisis Regresi ... 54
4.2.3.1 Persamaan Regresi ... 54
4.2.3.2 Analisis Koefisien Determinasi ... 55
4.2.4 Pengujian Hipotesis ... 57
4.2.4.1 Uji Statistik t ... 57
4.2.4.2 Uji Statistik F ... 59
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 60
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 63
5.2 Keterbatasan Penelitian... 64
5.3 Saran ... 65
DAFTAR PUSTAKA ... 67
DAFTAR TABEL
No. JudulHalaman
2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 21
3.1Jadwal Penelitian ... 28
3.2 Sampel Penelitian ... 29
3.3Identifikasi Variabel Penelitian ... 36
4.1 Deskriptif Statistik ... 44
4.2 Uji Normalitas (1) ... 46
4.3 Uji Normalitas (2) ... 50
4.4 Uji Multikolinearitas ... 51
4.5 Hasil Uji Autokorelasi ... 53
4.6 Hasil Analisis Regresi ... 54
4.7 Model Summary ... 56
4.8 Hasil Uji t ... 58
DAFTAR GAMBAR
No. JudulHalaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 23
4.1 Grafik Normal Histogram ... 47
4.2 Grafik Normal P-P Plot (1) ... 48
4.3 Grafik Normal P-P Plot (2) ... 49
DAFTAR LAMPIRAN
No. JudulHalaman
Lampiran i Daftar Pemilihan Sampel ... 70
Lampiran ii Economic Value Added (EVA) ... 74
Lampiran iii Market Value Added (MVA) ... 76
Lampiran iv Board Independent ... 78
Lampiran v Return Saham ... 79
Lampiran vi Statistik Deskriptif ... 81
Lampiran vii Uji Normalitas ... 81
Lampiran viii Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 85
ABSTRAK
PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA), MARKET VALUE ADDED (MVA), DAN BOARD INDEPENDENT TERHADAP KINERJA KEUANGAN
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh economic value added, market value added dan board independent perusahaan terhadap kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2009 hingga tahun 2011.Data yang digunakan adalah laporan keuangan dan laporan
auditor independen yang dipublikasikan melalui website
purposive sampling.Model analisis yang digunakan adalah regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa economic value added, market value added, danboard independent tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan.
ABSTRACT
EFFECT OF ECONOMIC VALUE ADDED (EVA), MARKET VALUE ADDED (MVA), AND BOARD OF INDEPENDENT TO FINANCIAL PERFORMANCE
MANUFACTURING COMPANY LISTED ON BEI
This research aims to test the effect of economic value added, market value added and board independent to financial performance manufacturing companies listed on Indonesia Stock Exchange between 2009 to 2011. Data that used in this research is financial statement and independent audit report from each company that published on website this research is purposive sampling method. Analysis model that used is multiple regression analysis.
The result of this research indicates that the economic value added, market value added and board independent had no significant effect on the financial performance.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Masyarakat pada umumnya mengukur keberhasilan suatu
perusahaanberdasarkan dari kinerjanya.Kinerja perusahaan dapat dinilai melalui
laporankeuangan yang disajikan secara teratur setiap periode (Juliana dan Sulardi,
2003).Brigham dan Enhardt (2003) menyatakan bahwa informasi akuntansi
mengenaikegiatan operasi perusahaan dan posisi keuangan perusahaan dapat
diperoleh darilaporan keuangan.Informasi akuntansi dalam laporan keuangan sangat
pentingbagi para pelaku bisnis seperti investor dalam pengambilan keputusan.Agar
bermanfaat informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhanpemakai dalam
proses pengambilan keputusan. Informasi dikatakan relevan jikadapat mempengaruhi
keputusan ekonomi pemakai dengan membantu merekadalam mengevaluasi peristiwa
masa lalu, masa kini, atau masa yang akan datang,menegaskan atau mengkoreksi
hasil evaluasi mereka di masa lalu.Untuk dapat menginterpretasikan informasi
akuntansi yang relevan dengantujuan dan kepentingan pemakainya telah
dikembangkan seperangkat teknikanalisis yang didasarkan pada laporan keuangan
yang dipublikasikan.
Selama ini analisis rasio keuangan yang lazim dipakai dalam penilaian kinerja
kategori utama, yaitu rasio profitabilitas, rasio aktivitas, rasio leverage, dan rasio
likuiditas. Namun, penggunaan analisis rasio keuangan memiliki kelemahan antara
lain: (1) Rasio keuangan tidak disesuaikan dengan perubahan tingkat harga. (2) Rasio
keuangan sulit digunakan sebagai pembanding antara perusahaan sejenis, jika
terdapat perbedaan metode akuntansinya. (3) Rasio keuangan hanya menggambarkan
keadaan sesaat, yaitu pada tanggal laporan keuangan dan periode pelaporan keuangan
(Munawir, 2002:110).
Adanya perkembangan pemikiran-pemikiran dibidang manajemen, maka
terciptalah suatu pendekatan atau metode baru untuk mengukur kinerja operasional
suatu perusahaan yang memperhatikan kepentingan dan harapan penyedia dana
(kreditor dan pemegang saham), yang disebut dengan teknik pengukuran Economic
Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA). Economic Value Added (EVA)
dan Market Value Added (MVA) diperkenalkan oleh Stern Stewart & Co, sebuah
perusahaan keuangan di Amerika. Stewart & Co, sebuah perusahaan keuangan di
Amerika meyakini bahwa Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added
(MVA) adalah kunci dari penciptaan nilai perusahaan. Hal ini didasarkan pada
penelitian yang dilakukannya di Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya yang
berhasil menciptakan kekayaan bagi para pemegang sahamnya (Hendrata, 2001: 4).
Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) mencoba
mengukur nilai tambah yang dihasilkan suatu perusahaan dengan cara mengurangi
dilakukan. Oleh karena itu, manajer berusaha untuk berfikir dan bertindak seperti
para investor, yaitu memaksimalkan tingkat pengembalian (return) dan
meminimumkan tingkat biaya modal (cost of capital) sehingga nilai tambah
perusahaan dapat dimaksimalkan.Economic Value Added (EVA) merupakan indikator
tentang adanya penciptaan nilai dari suatu investasi, sedangkan Market Value Added
(MVA) merupakan perbedaan antara nilai modal yang ditanamkan di perusahaan
sepanjang waktu dari investasi modal, pinjaman, laba ditahan, dan uang yang bisa
diambil sekarang atau sama dengan selisih antara nilai buku dengan nilai pasar
perusahaan (Rahayu, 2007: 13).
Oleh sebab itu apabila hasil dari pengukuran Economic Value Added (EVA)
dan Market Value Added (MVA) positif, berarti ada nilai tambah bagi perusahaan,
dan biasanya akan direspon oleh meningkatnya harga saham perusahaan sehingga
tingkat pengembalian saham (return saham) akan mengalami peningkatan atau
perusahaan berhasil menciptakan nilai tambah perusahaan bagi investor. Dan
sebaliknya jika Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA)
negatif berarti perusahaan mengalami penurunan kinerja yang biasanya akan direspon
dengan penurunan harga saham perusahaansehingga tingkat pengembalian saham
(return saham) akan mengalami penurunan atau nilai perusahaan berkurang karena
tingkat pengembalian yang dihasilkan lebih rendah dari yang diharapkan investor.
Dengan demikian, nilai Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added
terhadap kenaikan tingkat pengembalian saham (return saham) tersebut. (Mulya
Yoga Prakasa, 2007)
Konsep board independent (komisaris independen) sebagai organ perusahaan
bertugas danbertanggungjawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan
memberikannasihat kepada direksi serta memastikan bahwa perusahaan
melaksanakan GCG.Penelitian oleh Wijayanti (2009) menunjukkan bahwa terdapat
pengaruhpositif, namun tidak signifikan, antara komposisi komisaris independen
terhadapluas pengungkapan sukarela pada perusahaan yang bergerak di sektor
keuanganataupun non-keuangan yang terdaftar di BEJ pada tahun 2006 dan 2007. Hal
ini berarti semakin besar proporsi dewan komisaris independen, tidak
menjaminperusahaan akan melakukan pengungkapan sukarela yang lebih luas
(Wijayanti,2009).
Banyak perusahaan yang telah go public dan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia, diantaranya adalah perusahaan manufaktur. Penelitian ini akan difokuskan
pada kelompok perusahaan manufaktur dengan pertimbangan bahwa perusahaan
manufaktur dan perusahaan non manufaktur memiliki kepekaan yang berbeda dengan
perubahan kondisi ekonomi (Tuasikal 2002). Perusahaan non-manufaktur memiliki
perubahan yang relatif besar terhadap perubahan pasar, misalnya sektor keuangan dan
properti.Perusahaan yang memiliki kepekaan yang lebih tinggi terhadap pasar
mengindikasikan perusahaan tersebut mempunyai resiko pasar yang lebih
Penelitian mengenai return saham telah pernah dilakukan oleh
peneliti-peneliti terdahulu. Penelitian yang dilakukan oleh Marshal (2009), dalam
penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Economic Value Added (EVA), Market
Value Added (MVA) dan Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham”, hasil
penelitiannya memberikan bukti empiris bahwa Economic Value Added (EVA),
Market Value Added (MVA), Arus Kas Operasi tidak berpengaruh signifikan
terhadap return saham.
Mochtasom (2009), dalam penelitiannya yang berjudul “PengaruhEconomic
Value Added, Residual Income, Earnings,Arus Kas Operasi, Market Value Added,
dan ROA Terhadap ReturnSaham Pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI”,
hasil penelitiannya memberikan bukti empiris bahwa Economic Value Added,
Residual Income, Earnings, Arus Kas Operasi, Market Value Added dan ROA secara
simultan berpengaruh terhadap return saham.
Ferawati (2010), dengan judul penelitian: “Pengaruh Economic Value Added
dan RasioProfitabilitas Terhadap ReturnSaham Perusahaan Manufaktur di Bursa
Efek Indonesia”. Hasil penelitiannya memberikan bukti empiris bahwa Economic
Value Added (EVA), Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), dan
Earnings per Share (EPS) secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan
Hasiholan (2011), dengan judul penelitian: “Pengaruh Economic Value
Added, Market Value Added, dan Rasio Profitabilitas Perusahaan terhadap Return
Saham Perusahaan yang terdaftar di BEI”. Hasil penelitiannya memberikan bukti
bahwa Economic Value Added, Market Value Added, dan Rasio Profitabilitas tidak
berpengaruh signifikan return saham.
Perbedaan antara peneliti terdahulu dengan peneliti sekarang adalah peneliti
terdahulu melakukan penelitian dengan variabel EVA dan MVA dan data periode
yang digunakan antara periode 2006-2011, peneliti sekarang melakukan penelitian
pada perusahaan manufaktur denganvariabel EVA dan MVA ditambah yaitu Board
Independent, menggunakan data periode tahun 2009-2011.Ketidakkonsistenan hasil-
hasil penelitian terdahulu dalam mengukur kinerja keuangan (return saham),
mendorong peneliti untuk meneliti kembali setiap variabel dari penelitian terdahulu
yang telah disebutkan dan menambah satu variabel agar penelitian tersebut semakin
akurat.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan
manufaktur, khususnya perusahaan-perusahaan yang sudah go public dengan judul
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka penulis merumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah Economic Value Added(EVA)berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja perusahaan ?
2. Apakah Market Value Added(MVA)berpengaruh secara signifikan terhadap
kinerja perusahaan ?
3. Apakah Komisaris Independen (Board Independent) berpengaruh secara
signifikan terhadap kinerja perusahaan ?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk :
1. Menganalisis pengaruh Economic Value Added (EVA), Market Value
Added (MVA), dan Board Independent terhadap return saham secara
parsial.
2. Menganalisis pengaruh Economic Value Added (EVA), Market Value
Added (MVA), dan Board Independent terhadap return saham secara
1.3.2 Manfaat Penelitian
a. Bagi Perusahaan
Memberikan gambaran kepada pengelola tentang kinerja keuangan yang
telah dicapai oleh perusahaan, serta sebagai bahan pertimbangan untuk
menentukan langkah selanjutnya dimasa yang akan datang.
b. Bagi Calon Kreditur
Mengetahui kondisi keuangan perusahaan yang bersangkutan sebelum
mengambil keputusan untuk memberi atau menolak permintaan kredit
perusahaan tersebut serta kemampuan dalam memenuhi kewajibannya.
c. Bagi Calon Investor
Diharapkan dapat memberikan informasi kepada investor maupun kepada
calon investor yang akan menanamkan modal pada perusahaan.
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai landasan dan juga
digunakan sebagai bahan perbandingan untuk melakukan penelitian
selanjutnya yang berkaitan dengan analisis kinerja keuangan dalam bidang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teori
2.1.1 Penilaian Kinerja
2.1.1.1 Pengertian Penilaian Kinerja
Sebelum memahami masalah penilaian kinerja lebih jauh, terlebih
dahulu harus dipahami apa yang dimaksud dengan penilaian kinerja itu
sendiri. Menurut Mulyadi (2001: 415): “Penilaian kinerja adalah penilaian
secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan
karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya”.
2.1.1.2 Tujuan Pengukuran Kinerja
Menurut Munawir (2000: 31), tujuan pengukuran kinerja adalah:
1. Untuk mengetahui tingkat likuiditas, adalah menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih.
2. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut terlikuidasi, baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.
3. Untuk mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas, adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
membayar beban bunga atas hutang-hutangnya dan akhirnya membayar kembali hutang-hutang tersebut tepat pada waktunya, serta kemampuan perusahaan untuk membayar dividen secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan.
2.1.1.3 Return Saham
Returnsaham adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh
pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya. Motivasi utama investor
menanamkan modalnya dalam suatu investasi adalah mendapatkan tingkat
pengembalian (return) investasi yang maksimal dengan resiko tertentu atau
memperoleh return tertentu dengan risiko yang minimal. Dalam melakukan
investasi sekuritas saham, investor akan memilih saham perusahaan mana
yang akan memberikan return yang tinggi.
Menurut Tandelilin (2001:48) sumber-sumber return investasi terdiri
dari dua komponen utama, yaitu :
1) Yield
Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Jika berinvestasi pada sebuah obligasi atau mendepositokan uang di bank, maka besarnya yield ditunjukkan dari bunga obligasi atau bunga deposito yang diterima.Jika kita berinvestasi dalam saham, yield ditunjukkan oleh besarnya dividen yang kita peroleh.
2) Capital Gain (Loss)
Capital gain (loss) merupakan kenaikan (penurunan) harga suatu surat berharga (saham atau obligasi) yang bisa memberikan keuntungan atau kerugian bagi investor. Dengan kata laincapital gain (loss) bisa juga diartikan sebagai perubahan harga sekuritas.
Return dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu: (1) return realisasi
returnekspektasi (expected return) merupakan return yang diharapkan akan
diperoleh oleh investor di masa mendatang. Menurut Robert Ang (1997:20),
faktor yang memperngaruhi return suatu investasi meliputi faktor internal
perusahaan dan faktor eksternal. Faktor internal perusahaan meliputi
kualitas dan reputasi manajemen, struktur permodalan, struktur hutang,
tingkat laba yang dicapai dan kondisi intern perusahaan lainnya.Faktor
eksternal meliputi pengaruh perkembangan sektor industri, faktor ekonomi
dan sebagainya.
Dalam penelian ini konsep return yang digunakan adalah return
realisasi atau actualreturn (capital gain) yang merupakan selisih antara
harga saham periode sekarang dengan harga saham periode sebelumnya.
Return sahamnya dirumuskan sebagai berikut :
Return Saham
=
Pt−P(t−1)P(t−1)
Keterangan :
Pt = Harga saham pada tahun bersangkutan
2.1.2 Konsep Economic Value Added (EVA) 2.1.2.1 Pengertian EVA
Menurut James C. Van Horne (2007:141), EVA adalah laba
operasional bersih setelah pajak (Net Operating Profit After Tax-NOPAT)
dikurangi beban nilai biaya modal untuk modal yang digunakan.Ide dasar
dari EVA adalah pengemasan ulang dari manajemen perusahaan yang dapat
dipercaya dan prinsip keuangan yang pernah ada. Namun EVA merupakan
inovasi terpenting karena ia membuat teori keuntungan moderen. Implikasi
manajerial dari teori ini adalah mudah diakses oleh manajer perusahaan
yang tidak terlatih dengan baik dalam keuangan atau tidak pernah
memikirkannya.EVA membantu para manajer untuk lebih memahami
tujuan keuangan, dan dengan demikian membantu mereka untuk mencapai
tujuan.
EVA tidak memerlukan adanya sesuatu perbandingan dengan
perusahaan sejenis dalam industri dan tidak pula membuat suatu analisa
kecenderungan dengan tahun-tahun sebelumnya. Konsep ini lebih
menekankan pada penentuan besarnya cost of capital. Diperhitungkannya
biaya modal atas ekuitas merupakan keunggulan pendekatan EVA
dibandingkan pendekatan akuntansi tradisional dalam mengukur kinerja
EVA dapat digunakan sebagai perhitungan insentif bagi karyawan
terutama pada divisi yang memberikan nilai EVA lebih, sehingga dapat
dikatakan bahwa EVA merupakan tolak ukur yang tepat untuk
memperhatikan kepuasan karyawan, pelanggan, dan investor.Untuk melihat
apakah perusahaan berhasil dalam menciptakan EVA atau tidak dapat
ditentukan dengan melihat nilai akhir EVA yang dihasilkan
perusahaan.Apabila hasil perhitungan nilai EVA positif, maka dapat
disimpulkan bahwa perusahaan memperoleh nilai tambah selama periode
tersebut. Jika nilai EVAsama dengan nol, dapat disimpulkan bahwa
perusahaan berada pada kondisi impas selama periode tersebut. Dan apabila
nilai EVA kurang dari nol, dapat disimpulkan bahwa perusahaan gagal
menghasilkan nilai tambah dalam periode tersebut, atau dengan kata lain
penurunan nilai kekayaan pemegang saham.
2.1.2.2 Manfaat EVA
Manfaat dari penerapan EVA antara lain (Utama, 1997: 12) :
1. Dapat digunakan sebagai penilai kinerja perusahaan yang berfokus pada penciptaan nilai (value creation).
2. Dapat meningkatkan kesadaran manajer bahwa tugas mereka adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan serta nilai pemegang saham. 3. Dapat membuat para manajer berfikir dan juga bertindak seperti halnya
pemegang saham yaitu memilih investasi yang memaksimumkan tingkat pengembalian dan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimumkan.
5. EVA menyebabkan perusahan untuk lebih memperhatikan struktur modalnya.
6. Dapat digunakan untuk mengidentifikasi kegiatan atau proyek yang memberikan pengembalian lebih tinggi, daripada biaya modalnya.
2.1.2.3 Kelebihan dan Kelemahan Economic Value Added (EVA)
Kelebihan dari EVA yang diungkapkan oleh Mirza (1997) :
1. EVA memfokuskan penilaian pada nilai tambah dengan
memperhitungkan beban biaya modal sebagai risiko investasi.
2. EVA dapat diterapkan secara mandiri tanpa memerlukan data pembanding dari perusahaan lain maupun standar industri sebagaimana konsep analisis rasio keuangan.
3. Konsep EVA sebagai pengukur kinerja perusahaan memperhatikan harapan penyedia dana secara adil dimana derajat keadilannya dinyatakan dengan ukuran tertimbang (weighted) struktur modal yang ada dan berpedoman pada nilai pasar bukan pada nilai buku.
4. Penerapan konsep EVA yang praktis merupakan salah satu bahan pertimbangan bagi pebisnis untuk mengambil keputusan dan kebijaksanaan permodalan.
5. EVA dapat digunakan sebagai tolak ukur pemberian bonus pada karyawan.
6. Konsep EVA mempengaruhi keputusan organisasi untuk keluar dari unit usaha yang mempunyai negatif value added.
Melihat berbagai kelebihan EVA, ternyata juga mempunyai kelemahan-kelemahan yang diungkapkan Mirza (1997)sebagai berikut:
1. EVA hanya mengukur hasil akhir (result), konsep ini tidak megukur aktivitas penentu seperti loyalitas dan referensi konsumen tidak diperhatikan.
2. EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham tertentu.
3. Konsep ini sangat tergantung pada transparansi internal dalam perhitungan EVA secara akurat.
Walaupun terdapat kelemahan, EVA tetap berguna untuk dijadikan
acuan. Mengingat EVA memberikan pertimbangan atas harapan investor
berarti apabila besarnya pengembalian tersebut melebihi biaya modal yang
dikeluarkan untuk mewujudkan investasi tersebut.
2.1.2.4 Strategi Meningkatkan EVA
Menurut Sofiarini (2004:14) ada beberapa strategi untuk meningkatkan EVA:
1. Strategi penciptaan nilai dengan mencapai pertumbuhan keuntungan (profitable growth). Hal ini bisa dicapai dengan menambah modal yang diinvestasikan pada proyek dengan tingkat pengembalian tinggi. 2. Strategi penciptaan nilai dengan meningkatkan efisiensi operasi
dalam hal ini menaikkan keuntungan tanpa menggunakan tambahan modal.
3. Strategi penciptaan nilai dengan rasionalisasi dan keluar dari bisnis yang tidak menjanjikan (rationalize and exit unrewording business). Hal ini berarti menarik modal yang tidak produktif dan menarik modal dari aktivitas yang menghasilkan tingkat pengembalian yang rendah dan menghapus unit bisnis yang tidak menjanjikan hasil.
2.1.2.5 Ukuran Penilaian Kinerja Keuangan dalam EVA
Dalam EVA, penilaian kinerja keuangan diukur dengan ketentuan:
1. Jika EVA > 0, maka kinerja keuangan perusahaan dapat dikatakan
baik, sehingga terjadi proses perubahan nilai ekonomisnya.
2. Jika EVA = 0, maka kinerja keuangan perusahaan secara ekonomis
dalam keadaan impas.
3. Jika EVA< 0,maka kinerja keuangan perusahaan tersebut dikatakan
kurang bagus karena laba yang diperoleh tidak memenuhi harapan
penyandang dana, sehingga tidak terjadi penambahan nilai
ekonomis pada perusahaan.
2.1.3 KonsepMarket Value Added(MVA)
Ruky (1999: 350) menyatakan bahwa MVA adalah hasil kumulatif kinerja
perusahaan yang dihasilkan oleh berbagai investasi yang telah dilakukan maupun
yang akan dilakukan. MVA mencerminkan seberapa sukses investasi baru di
masa datang.Menurut Warsono (2003: 47) tujuan utama manajemen keuangan
perusahaan adalah memaksimumkan kemakmuran bagi para pemegang
sahamnya.Tujuan ini jelas bermanfaat bagi para pegang saham biasa, dan itu juga
menjamin bahwa sumberdaya yang terbatas dialokasikan secara
efesien.Kemakmuran bagi para pemegang saham dapat dimaksimumkan dengan
memaksimumkan perbedaan antara nilai pasar ekuitas dengan jumlah modal
ekuitas yang dipasok oleh para investor kepada perusahaan.Perbedaan ini disebut
sebagai nilai tambah pasar (Market Value Added).
Manfaat dari Market Value Added yang dapat diaplikasikan pada
perusahaan, antara lain:
a. Sebagai alat mengukur nilai tambah dari perusahaan guna meningkatkan
kesejahteraan bagi pemegang saham.
b. Dengan MVA investor dapat melakukan tindakan antisipasi sebelum
mengambil keputusan investasi.
c. MVA dapat dijadikan sebagai alat pengukur atau penilaian peningkatan
kekayaan para pemegang saham perusahaan.
Adapun kriterianya yaitu:
a. MVA positif (>0) yang berarti pihak manajemen telah mampu
meningkatkan kekayaan perusahaan dan kekayaan para pemegang saham
pun bertambah atau bisa dikatakan kinerja perusahaan tersebut sehat.
b. MVA negatif (<0) yang berarti pihak manajemen telah menurunkan
kekayaan perusahaan dan kekayaan pemegang saham pun berkurang atau
bisa dikatakan bahwa kinerja perusahaan tidak sehat.
2.1.4 Konsep Board Independent(Komisaris Independen)
Dewan komisaris sebagai organ perusahaan bertugas danbertanggungjawab
secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikannasihat kepada
direksi serta memastikan bahwa perusahaan melaksanakan GCG.Namun
demikian, dewan komisaris tidak boleh turut serta dalam mengambilkeputusan
operasional.Kedudukan masing-masing anggota dewan komisaris termasuk
komisaris utama adalah setara.Tugas komisaris utama sebagai primusinter pares
adalah mengkoordinasikan kegiatan dewan komisaris (KNKG, 2006).
Beberapa kriteria tentang Komisaris Independen adalah sebagai berikut
(BEJ,2000) :
a. Komisaris independen tidak memiliki hubungan afiliasi dengan pemegang
(controlling shareholders)perusahaan tercatat yang bersangkutan.
komisaris lainnya perusahaan tercatat yang bersangkutan.
c. Komisaris independen tingkat kedudukan rangkap pada perusahaan lainnya
yang terafiliasi dengan perusahaan tercatat yang bersangkutan.
d. Komisaris independen harus mengerti peraturan perundang-undangan di
bidang pasar modal.
e. Komisaris independen diusulkan dan dipilih oleh pemegang saham minoritas
yang bukan merupakan pemegang saham pengendali dalam Rapat Umum.
Keberadaan mekanismepengendalian eksternal serta peraturan lingkungan,
meningkatkan kekuatan hubungan antara proporsi komisaris independen dan level
pengungkapansukarela.Good governance harus melindungi dan menjamin tingkat
pengembalian(returns) yang layak bagi pemegang saham minoritas dan
melindungi hak-hakpemegang saham minoritas. Menurut Bai, et al. (2003) dalam
Yuen, et al. (2009),struktur governance yang baik dapat dibentuk oleh dewan
independen melaluipengungkapan yang transparan dan oleh lingkungan hukum
yang efektif yangakan mengurangi kecenderungan perilaku disfungsional
pemegang sahampengendali. Diasumsikan bahwa ketika komposisi komisaris
independen dalam suatu perusahaan lebih tinggi maka perusahaan tersebut
diharapkan untukmelakukan lebih banyak pengungkapan sukarela, sehingga dapat
mengurangikemungkinan terjadinya withholding information (penahanan
menunjukkan bahwa terdapat pengaruhpositif, namun tidak signifikan, antara
komposisi komisaris independen terhadapluas pengungkapan sukarela pada
perusahaan yang bergerak di sektor keuanganataupun non-keuangan yang
terdaftar di BEJ pada tahun 2006 dan 2007. Hal ini berarti semakin besar proporsi
dewan komisaris independen, tidak menjaminperusahaan akan melakukan
pengungkapan sukarela yang lebih luas (Wijayanti,2009).
Menurut Peraturan Pencatatan nomor IA tentang Ketentuan Umum
Pencatatan Efek bersifat Ekuitas di Bursa yaitu jumlah komisaris independen
minimum 30%.Dalam rangka penyelenggaraan pengelolaan perusahaan yang baik
(good corporate governance), perusahaan tercatat wajib memiliki komisaris
independen yang jumlahnya proporsional sebanding dengan jumlah saham yang
dimiliki oleh bukan pemegang saham pengendali dengan ketentuan jumlah
komisaris independen sekurang-kurangnya 30% (tiga puluh perseratus) dari
jumlah seluruh anggota komisaris. (Kusumaning,2004)
Proporsi board independent diukur dengan :
Jumlah Anggota KomisarisIndependen Jumlah Seluruh Anggota Dewan Komisaris Perusahaan
Proporsi board independent>30% yang berarti semakin luas pengungkapan sukarela
information (penahanan informasi) oleheksekutif manajemen yang berdampak pada
peningkatan kinerja perusahaan.
Proporsi board independent>30% yang berarti semakin sempit ruang pengungkapan
sukarela yang menghambat kinerja perusahaan.
2.2Penelitian Terdahulu
Landasan penelitian terdahulu yang diambil sebagai acuan dalam penelitian
ini dilakukan oleh Rosyidiana (2003) yang berjudul “Penerapan Market Value
Added(MVA) dan Economic Value Added(EVA) dalam Penilaian Kinerja Keuangan
Perusahaan pada PT. Mandom Indonesia, Tbk dan PT. Mustika Ratu, Tbk (2003)”.
Kesimpulan dari penelitiannya adalah kinerja PT. Mandom Indonesia, Tbk jika
dinilai dengan metode MVA, pada tahun 1999 sehat, sedangkan pada tahun 2000 dan
2001 kinerjanya tidak sehat. Apabila dinilai metode EVA pada tahun 1999 dan 2001
kinerjanya sehat, sedangkan tahun 2000 kinerjanya tidak sehat. Kinerjanya PT.
Mustika Ratu, Tbk, jika dinilai dengan metode MVA selama tiga tahun tidak sehat.
Apabila dinilai dengan metode EVA, kinerjanya juga tidak sehat. Diantara kedua
perusahaan tersebut yang kinerjanya lebih sehat adalah PT. Mandom Indonesia, Tbk
karena nilai MVA tahun 1999 positif dan EVA tahun 1999 dan 2001 positif
sedangkan PT. Mustika Ratu, Tbk selama tiga tahun nilai MVA dan EVA negatif.
Persamaan dari landasan peneliti terdahulu dengan penelitian yang akan
Value Added(EVA) dan Market Value Added(MVA), sedangkan perbedaan antara
peneliti terdahulu dan peneliti sekarang adalah peneliti terdahulu melakukan studi
kasus perusahaan pada PT. Mondom Indonesia, Tbk dan PT. Mustika Ratu, Tbk.
Data yang digunakan antara periode 1999-2001, peneliti sekarang melakukan studi
kasus pada perusahaan manufaktur dan variabelnya yang ditambah yaitu Board
Independent, menggunakan data periode tahun 2009-2011.
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian Variabel Kesimpulan
Siti dan
(EVA) dan Market Value
Added (MVA) Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
di Bursa Efek Jakarta
Dependen : Kinerja
(MVA). Hal ini berarti jika kinerja manajemen suatu perusahaan meningkat, yang dicerminkan oleh
variabel EVA, maka nilai pasar perusahaan
Yogi Marshal (2009)
Pengaruh Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), dan Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham Added (MVA), Arus Kas Operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap return Saham di Bursa Efek Indonesia Added, dan ROA Terhadap Return Saham Pada
Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI
Jhonatan Market Value Added, dan Rasio Profitabilitas secara simultan tidak
berpengaruh signifikan return saham
2.3 Kerangka Konseptual
Berdasarkan teori yang dikemukan diatas, maka dapat disusun kerangka
konseptual sebagai berikut:
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
Dengan Konsep EVA, MVA, dan, Board Independent
H1
H2
Economic Value Added (EVA) X1
Board Independent X3
Kinerja Perusahaan Manufaktur (Return
2.4 Pengembangan Hipotesis
Hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara
empiris (Erlina, 2008 : 35). Proposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang
dapat dipercaya, disangkal, atau diuji kebenarannya mengenai konsep yang
menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena. Dengan demikian hipotesis
merupakan penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena, atau keadaaan yang
telah terjadi atau akan terjadi.
Berdasarkan rumusan masalah, tinjauan teoritis, tinjauan penelitian terdahulu,
dan kerangka konseptual maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.Pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap Kinerja Keuangan
Bila perusahaan mampu menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih
besar dari biaya modalnya, hal ini menandakan bahwa perusahaan berhasil
menciptakan nilai bagi pemilik modal, oleh karena itu hal ini menarik minat
investor dan atau calon investor untuk menanamkan dananya karena ke dalam
perusahaan tersebut dan hal ini mendorong terjadinya permintaan terhadap
sahamyang bersangkutan semakin banyak maka harga saham cenderung
meningkat di pasar modal.
Berdasarkan hal tersebut diatas dan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Lehn and Makhija (1996) dan penelitian Dodd dan Chen (1996), yang
menemukan bahwa terdapat hubungan positif EVA dengan return saham
saham akan mengalami kenaikan yang pada akhirnya memberikan return
saham yang tinggi. Oleh sebab itu hipotesis alternatif pertama (H1)
dirumuskan:
H1 = EVA berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Keuangan
2.Pengaruh Market Value Added (MVA) terhadap Kinerja Keuangan
Market Value Added (MVA) merupakan selisih antara nilai pasar saham
dengan modal sendiri yang disetor oleh pemegang saham. Nilai pasar saham
adalah perkalian jumlah saham beredar dengan harga saham.Harga saham
didapat dari harga saham rata-rata dalam satu tahun. (Husnan dan Pudjiastuti,
2004).
MVA diukur antara selisih dikurangi nilai buku per lembar saham.MVA
positif menunjukkan bahwa saham perusahaan tersebut dinilai oleh investor
lebih besar dari pada nilai buku per lembarnya. Sehingga hal ini akan
meningkatkan minat investor untuk menanamkan sahamnya di perusahaan
karena MVA (Market Value Added)adalah ukuran komulatif kinerja
perusahaan yang memperlihatkan penilaian pasar modal pada waktu tertentu
dari EVA yang akan datang (Lehn dan Makhija, 1996) sehingga apabila EVA
bernilai positif maka MVA juga bernilai positif. Maka dari uraian tersebut
dapat diambil kesimpulan :
3.Pengaruh Board Independentterhadap Kinerja Keuangan
Komisaris independen yang terpisah dari pihak manajemenmempunyai
tanggung jawab utama untuk mengawasi kinerja manajemen.Sebagaibagian
dari pengendalian lingkungan, tanggung jawab dewan komisaris
jugamencakup pengawasan terhadap kualitas laporan keuangan dan
meningkatkanpengendalian yang berhubungan dengan risiko strategi
kunci.Dewan komisaris yang independenakan melakukan pengawasan
yanglebih unggul sehingga reliabilitas dan validitas pelaporan keuangan yang
lebihbaik dapat dicapai (Beasley, 1996; Dechow et al., 1996).
Penelitian oleh Wijayanti (2009) menunjukkan bahwa terdapat
pengaruhpositif, namun tidak signifikan, antara komposisi komisaris
independen terhadapluas pengungkapan sukarela pada perusahaan yang
bergerak di sektor keuanganataupun non-keuangan yang terdaftar di BEJ pada
tahun 2006 dan 2007. Hal iniberarti semakin besar proporsi Dewan Komisaris
Independen, tidak menjaminperusahaan akan melakukan pengungkapan
sukarela yang lebih luas. Maka dari uraian tersebut dapat diambil kesimpulan:
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk paradigma kuantitatif yang menekankan pada pengujian
teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis
data dengan prosedur statistik.
Berdasarkan karakteristik masalah, penelitian ini termasuk penelitian kausal
komparatif. Penelitian kausal komparatif adalah penelitian yang menunjukkan arah
hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat, disamping mengukur kekuatan
hubungannya (E.M. Sangadji-Sopiah, 2010 : 22). Penelitian ini merupakan tipe
penelitian ex post facto, yaitu tipe penelitian terhadap data yang dikumpulkan setelah
terjadinya suatu fakta atau peristiwa.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur hipotesis dan menjelaskan
hubungan antara variabel yang diteliti, yaitu Economic Value Added (EVA), Market
Value Added (MVA),dan Board Independent sebagai variabel independen dan
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini diperoleh dar
yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2011.
Adapun jadwal penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada 2009 sampai dengan 2011. Sampel dipilih dengan
metode purposive sampling dimana penelitian ini mempunyai tujuan atau target
tertentu dalam memilih sampel, umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah
Sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Sampel merupakan perusahaan manufaktur yang masih terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2009-2011.
b. Perusahaan tersebut melaporkan laporan keuangan selama periode tahun
2009-2011.
c. Perusahaan tersebut menghasilkan laba selama periode tahun 2009-2011.
d. Perusahaan tersebut tidak sedang dalam proses delisting pada tahun
2009-2011.
Berdasarkan teknik pengambilan sampel tersebut, maka sampel dalam penelitian
ini adalah:
Tabel 3.2 Sampel Penelitian
No Kode Nama Emiten
1 DLTA Delta Jakarta Tbk.
2 INDF Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
3 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk.
4 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk
5 KLBF Kalbe Farma Tbk.
6 KAEF Kimia Farma Tbk.
7 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk
8 GGRM Gudang Garam Tbk.
9 HMSP Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk.
10 MRAT Mustika Ratu Tbk.
11 TCID Mandom Indonesia Tbk.
12 UNVR Unilever Indonesia Tbk.
13 INTP Indocement Tunggal Prakarsa. Tbk.
14 SMGR Semen Gresik Tbk .
16 ARNA Arawana Citra Mulia Tbk
17 LION Lion Metal Works Tbk.
18 LMSH Lionmesh Prima Tbk.
19 TBMS Tembaga Mulia Seamanan Tbk.
20 EKAD Ekadharma Internasional Tbk.
21 CPIN Charoen Pokhphan Indonesia Tbk.
22 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk.
23 FSAW Fajar Surya Wisesa Tbk.
29 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk.
30 SMSM Selamat Sempurna Tbk.
31 SCCO Supreme Cable Manufacturing and Commerce Tbk. Sumber :Indonesia Stock Exchange (IDX), diolah peneliti (2013)
Berdasarkan pertimbangan dan kriteria dalam penelitian sampel tersebut maka
diperoleh 31 sampel dengan jangka waktu 3 periode laporan keuangan
sehingga terdapat 93 unit analisis (31*3).
3.4 Jenis dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yang
diukur dalam skala numerik.Sumber data penelitian ini merupakan data sekunder,
berupa laporan keuangan dan laporan tahunan yang dipublikasikan di Pusat Referensi
Pasar Modal Bursa Efek Indonesia.Data sekunder merupakan data yang telah diolah
dan disajikan kembali. Menurut Sugiyono (2008:193), “sumber sekunder merupakan
lewat orang lain atau lewat dokumen”. Data yang diperoleh merupakan kombinasi
dari data time series dan cross section.
3.5 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, data dikumpulkan melalui dua tahap. Pada tahap pertama
peneliti akan melakukan studi pustaka yaitu dengan mencari literatur yang
berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. Pada tahap kedua peneliti
mengumpulkan data dengan cara mengunduh dari situs Bursa Efek Indonesia yaitu
www.idx.co.id
3.6 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian
melalui media internet untuk memperoleh laporan keuangan dan
laporan tahunan perusahaan.
Definisi operasional memberikan pengertian terhadap konstruk atau
memberikan variabel dengan menspesifikasikan kegiatan atau tindakan yang
diperlukan peneliti untuk mengukur.Variabel yang digunakan oleh penulis dalam
penelitian ini adalah variabel dependen dan variabel independen.
1. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat adanya
variabel bebas (Sugiyono, 2006:3). Variabel dependen yang digunakan dalam
Returnsaham adalah pengembalian yang diterima oleh para pemegang saham atas
investasi yang telah dilakukan, yang bisa berupa dividen kas dan selisih
perubahan harga saham (capital gain/loss). Dividen kas yang digunakan adalah
dividen yang dibagikan setelah tanggal laporan keuangan tahunan dipublikasikan
sampai dengan tanggal publikasi laporan keuangan tahun berikutnya.Demikian
juga dengan harga saham, mengikuti tanggal publikasi laporan keuangan.Return
diukur dengan satuan persen. Penggunaan satuan persen untuk mengukur return
bertujuan menyetarakan (ekuivalensi) dari semua saham yang diobservasi, yang
mana saham-saham tersebut memiliki harga yang berbeda-beda. Dalam Hartono
(2003:9), return dihitung dengan rumus :
Return Saham =
Pt−P(t−1)P(t−1)
2. Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) variabel lain
(Sugiyono, 2006:3).
Variabel independen dalam penelitian ini ada 3:
a. Economic Value Added, adalah selisih antara adjusted NOPAT selama satu
tahun buku dan capital charge, yang didasarkan pada cost of capital dikalikan
dengan adjusted net operating assets. EVA diukur dengan satuan Rupiah per
EVA = NOPAT - Cost of capital
Langkah-langkah menghitung EVA :
• Menghitung Net Operating Profit After Tax (NOPAT)
NOPAT yaitu laba yang diperoleh dari operasi perusahaan setelah
dikurangi pajak penghasilan tetapi belum termasuk bunga (Gitman,
2009:113), rumus yang digunakan untuk menghitung NOPAT adalah :
NOPAT = EBIT x (1 - T)
Dimana :
EBIT = Laba Operasi sebelum bunga dan pajak
T = Pajak
• Menghitung Invested Capital (IC)
Invested Capital merupakan pinjaman jangka pendek ditambah
pinjaman jangka panjang (interest bearing liabilities) ditambah ekuitas
pemegang saham atau total hutang dan ekuitas dikurangi pinjaman jangka
pendek tanpa bunga.
IC : Total Kewajiban dan Ekuitas – Kewajiban Jangka Pendek
• Menghitung Weight Average Cost of Capital (WACC)
WACC sama dengan jumlah biaya dari setiap komponen modal utang
jangka pendek, utang jangka panjang dan ekuitas pemegang saham ditimbang
berdasarkan proporsi relatifnya dalam struktur modal perusahaan pada nilai
WACC : {D ×
r
d ( 1-T)} + ( E ×r
e )a) Identifikasi Persentase Hutang pada Modal (D)
D = Total Kewajiban
Total Kewajiban dan Ekuitas x 100%
b) Identifikasi biaya hutang (
r
d)r
d=Beban Bunga
Total Kewajiban x 100%
c) Menentukan Persentase Pajak Penghasilan (T)
T = Beban Pajak
Laba bersih Sebelum Pajak x 100%
d) Menentukan Persentase Ekuitas pada Modal (E)
E = Total Ekuitas
Total Kewajiban dan Ekuitas x 100%
e) Menghitung Cost of Equity (
r
e)r
e=
Laba bersih setelah pajak
Total ekuitas x 100%
• Menghitung Capital Charge (CC)
Capital charge adalah biaya modal yang memperhitungkan biaya
kewajiban yang harus dibayarkan kepada para kreditor, serta biaya ekuitas
yang seharusnya dibayarkan kepada para pemegang saham. Selama ini
dalam akuntansi konvensional, biaya ekuitas ini tidak tercermin dalam
perhitungannya. Jika capital charge lebih kecil dari NOPAT maka terdapat
CC : WACC ×Invested Capital
• Menghitung Nilai Tambah Ekonomis
EVA : NOPAT - Capital Charge
b. Market Value Added, adalah selisih nilai pasar perusahaan dikurang nilai
buku perusahaan. MVA dihitung dengan rumus :
MVA = (Saham yang beredar x Harga saham) – Modal yang diinvestasikan
c. Board Independent
Komposisi dewan komisaris independen diukur dengan menggunakan
indikator persentase anggota dewan komisaris yang berasal dari luar
perusahaan dari seluruh ukuran anggota dewan komisaris
perusahaan.A nggota dewa n komisa ris ya ng tida k terafiliasi
dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan memegang
saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan
lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak
Tabel 3.3
Identifikasi Variabel Penelitian
No. Variabel Simbol Indikator Skala
1. Return Saham Y Pt −P(t−1)
P(t−1)
Rasio
2. Economic Value Added
(EVA)
X1 NOPAT – Capital Charges Nominal
3. Market Value Added
(MVA)
X2 (Saham yang beredar x Harga
saham) -Modal yang diinvestasikan
Nominal
4. Board Independent X3 Jumlah Komisaris Independen
Jumlah Seluruh Anggota Dewan Komisaris
Perusahaan
Rasio
3.7 Model Analisis Data
Model analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini
adalah analisis regresi berganda (multiple regression analysis). Analisis ini digunakan
untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen yang akan diteliti. Teknik analisis data menggunakan alat bantu Software
SPSS (Statistical Package Social Science). Peneliti melakukan terlebih dahulu uji
asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis.
Y = α + X1 EVA+ X2 MVA+ X3 BI + e
Dimana:
Y = Return Saham
a = Konstanta
X1 = Economic Value Added
X2 = Market Value Added
X3 = Board Independent
e = error
3.7.1 Uji Asumsi Klasik
Untuk mendapatkan ketepatan model yang akan dianalisis, perlu
dilakukan pengujian atas beberapa persyaratan asumsi klasik yang mendasari
model regresi. Ada beberapa langkah untuk menguji model yang akan diteliti,
antara lain :
3.7.1.1 Uji Normalitas
Uji ini digunakan dalam tahap awal dalam metode pemilihan analisis
data. Jika data normal digunakan uji parametik dan jika data tidak normal
digunakan non parametik atau treatment agar data normal. Tujuan uji
normalitas adalah untuk mengetahui apakah data dalam bentuk distribusi
Kolmogorov Smirnov. Apabila probabilitas > 0,05, maka distribusi data
normal dan dapat digunakan regresi berganda. Apabila probabilitas < 0.05,
maka distribusi data dikatakan tidak normal, untuk itu perlu dilakukan
transformasi data atau menambah maupun mengurangi data.
3.7.1.2 Uji Multikolinearitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi diantara variabel independent. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Deteksi
multikolienaritas pada suatu model dapat dilihat yaitu jika nilai variance
inflation factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari
0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolienaritas.
3.7.1.3 Uji Heterokedastisitas
Menurut Ghozali (2005 : 105), pengujian ini bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi ini terjadi ketidaksamaan variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah terjadi
homokesdastisitas.Untuk mendeteksi adanya heterokesdastisitas dapat
digunakan grafik Scatterplot. Jika titik-titik yang terbentuk menyebar secara
acak baik di atas atau di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
3.7.1.4 Uji Autokorelasi
Uji autokolerasi bertujuan untuk menganalisis apakah dalam model
regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan sebelumnya.Pengujian autokorelasi dapat dideteksi dengan
Uji Durbin Watson (DW). Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi
adalah sebagai berikut:
a) angka D-W di bawah –2 berarti ada autokorelasi positif,
b) angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi
c) angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
3.7.2 Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi melalui
uji statistik t dan uji statistik F. Analisis regresi ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh variabel independen terhadap dependen secara parsial
atau simultan serta untuk mengetahui persentase dominasi variabel
independen terhadap variabel dependen.
3.7.2.1 Uji Statistik t
Uji statistik t dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari
masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005 :
84).
1) Hipotesis ditentukan dengan formula nol secara statistik, diuji dalam
bentuk :
• Jika Ho : βι > 0, berarti ada pengaruh yang signifikan antara
variabel dependen dan independen secara parsial.
• Jika Ho : βι = 0, berarti tidak ada pengaruh signifikan antara
variabel dependen dan independen secara parsial.
2) Menghitung nilai sig t dengan rumus :
�
���
(
�
�)
Dimana :�� = koefisien regresi
�� (��) = standar error dari estimasi βi
3.7.2.2 Uji Statistik F
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh antara
variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen (Ghozali,
2005:84).
Uji ini memiliki beberapa tahap, yaitu :
1)Hipotesis ditentukan dengan formula nol secara statistik, diuji dalam
bentuk:
• Jik a Ho : βι = β2 = . . .= 0 , b erarti tid ak ada pengaruh yang
signifikan antara variabel dependen dan independen secara
• Jika Ho : βι ≠ β2≠...≠ 0, berarti ada pengaruh signifikan antara
variabel dependen dan independen secara simultan.
2) Menghitung nilai sig t dengan rumus :
R2/(� −1) (1−R2 )/(N− �)
Dimana :
R² : Koefisien Determinasi
K : Nilai Variabel
N : Jumlah Observasi
3) Derajat keyakinan ( level significance / α = 5%)
• Apabila nilai signifikansi F hitung lebih besar dari nilai F tabel,
maka hipotesis alternatif diterima.
• Apabila nilai signifikansi F hitung lebih kecil dar nilai F tabel
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
4.1 Data Penelitian
Dalam penelitian ini penulis akan menganalisis data yang telah terkumpul. Data
yang telah dikumpulkan tersebut berupa laporan keuangan dari perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011. Hasil
pengolahan data berupa informasi untuk mengetahui hubungan antara Economic
Value Added,Market Value Added,dan Board Independentperusahaan terhadap
Kinerja Keuangan yang diukur dengan ReturnSaham. Metode analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan
persamaan regresi berganda.
Data kuantitatif yang disajikan untuk perhitungan dan nilai masing-masing
variabel diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit dan
dipublikasikan serta berlaba positif. Adapun alasan Penulis menggunakan perusahaan
manufaktur yang berlaba positif adalah karena penelitian ini bertujuan untuk menilai
umpan balik (feed-back) yang bisa diberikan oleh perusahaan terhadap aset-aset yang
ditanamkan, modal yang diinvestasikan oleh para investor maupun pinjaman yang
diberikan oleh para kreditor. Sementara apabila perusahaan itu berlaba negatif,
Nilai Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Board
Independent,dan Return Saham dalam penelitian ini diperoleh dari pengolahan data
laporan keuangan pada tahun 2009-2011. Setelah melakukan perhitungan nilai dari
masing-masing variabel, maka dilakukan analisis statistik.
Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft
Excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan
regresi berganda. Pengujian asumsi klasik dan pengujian regresi berganda dilakukan
dengan menggunakan software SPSS versi 17 for windows. Prosedur dimulai dengan
memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan
menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang ditentukan.
4.2 Analisis Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik
deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang
sebenarnya tentang kondisi perusahaan dalam analisis. Statistik deskriptif
memberikan gambaran umum tentang objek penelitian yang dijadikan sampel
penelitian. Penjelasan data melalui statistik deskriptif diharapkan memberikan
gambaran awal tentang masalah yang diteliti. Statistik deskriptif pada penelitian
ini difokuskan kepada nilai terendah (minimum), nilai tertinggi (maximum),
bebas yaitu EVA, MVA, dan Board Independentserta variabel terikat yaitu
ReturnSaham. Hasil analisis deskriptif dari variabel tersebut disajikan dalam tabel
4.1 berikut ini :
Tabel 4.1 Deskriptif Statistik
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
RETURN SAHAM 93 -.75 4.41 .6962 .98665
ECONOMIC VALUE ADDED 93 1087937311 1.E13 6.73E11 1.526E12
MARKET VALUE ADDED 93 -1.E12 7.E13 5.29E12 1.155E13
BOARD INDEPENDENT 93 .00 100.00 38.7839 16.88320
Valid N (listwise) 93
Sumber : data yang diolah penulis, 2013
Tabel 4.1 menunjukkan hasil output SPSS mengenai statistik deskriptif
variabel penelitian tahun 2009-2011 dengan jumlah sampel keseluruhan sebanyak 93
(31 perusahaan selama 3 tahun). Dari tabel tersebut, dapat dijelaskan statistik
dekriptif masing-masing variabel, bahwa :
a. Variabel return saham memiliki nilai maksimum sebesar 4,41 dan nilai
minimum sebesar -0,75 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 0,6962.
Standar deviasi sebesar 0,98665 dan jumlah sampel sebanyak 93
b. Variabel economic value added memiliki nilai maksimum sebesar 1,E13
dan nilai minimum sebesar 1087937311 dengan nilai rata-rata (mean)
sebesar 6,73E11. Standar deviasi sebesar 1,525E12 dan jumlah sampel
sebanyak 93 perusahaan.
c. Variabel market value added memiliki nilai maksimum sebesar 7.E13dan
nilai minimum sebesar 1.E12dengan nilai ratarata (mean) sebesar
-5.29E12. Standar deviasi sebesar 1,155E13dan jumlah sampel sebanyak 93
perusahaan.
d. Variabel board independent memiliki nilai maksimum sebesar 100,00 dan
nilai minimum sebesar 0,00 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 38,7839.
Standar deviasi sebesar 16,88320dan jumlah sampel sebanyak 93
perusahaan.
4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi
regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala heteroskedastisitas,
gejala multikolinearitas, dan gejala autokorelasi. Model regresi akan dapat dijadikan
alat estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi persyaratan BLUE (best linear
unbiased estimator) yakni tidak terdapat heteroskedastistas, tidak terdapat
4.2.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel residual
berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini normalitas data diuji dengan
menggunakan Kolmogorov-Smirnov test, dengan membuat hipotesis :
Ho : data residual berdistribusi normal
Ha : data residual tidak berdistribusi normal
Apabila nilai signifikan dari variabel penelitian lebih < 0,05 berarti distribusi
data tidak normal, sebaliknya apabila nilai signifikan dari masing-masing variabel >
0,05 berarti distribusi data normal.
Tabel 4.2 Uji Normalitas (1)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 93
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .96753702
Most Extreme Differences Absolute .175
Positive .175
Negative -.119
Kolmogorov-Smirnov Z 1.683
Asymp. Sig. (2-tailed) .007
a. Test distribution is Normal.
Dari hasil pengolahan data tersebut, besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov
adalah 1,683 dan signifikan pada 0,007 maka disimpulkan data terdistribusi secara
tidak normal karena p = 0,007< 0,05. Data yang tidak normal dapat disebabkan
oleh adanya adanya data outlier yaitu data yang memiliki nilai yang sangat
menyimpang dari nilai data lainnya.Data yang terdistribusi secara tidak normal
tersebut juga dapat dilihat melalui grafik histogram dan grafik normal plot data
berikut ini:
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Normal Probability Plot (1)
Sumber : Hasil Olahan Data oleh Penulis, 2013
Cara untuk mengatasi data outlier menurut Erlina (2008:106) yaitu:
1.Lakukan transformasi data ke bentuk lainnya
2.Lakukan trimming, yaitu membuang data outlier
Tindakan perbaikan yang dilakukan dalam penelitian ini adalahtrimming
yaitu membuang data outlier. Bentuk ini menyebabkan jumlah sampel yang
valid menjadi 90 pengamatan.
Setelah dilakukan trimming maka hasil uji normalitas data dapat dilihat pada
grafik normal probability plot dan Tabel Kolmogorov Smirnov sebagai berikut:
Gambar 4.3
Tabel 4.3 Uji Normalitas (2)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 90
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .73060993
Most Extreme Differences Absolute .106
Positive .106
Negative -.097
Kolmogorov-Smirnov Z 1.008
Asymp. Sig. (2-tailed) .262
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
4.2.2.2 Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas melihat nilai tolerance atau variance inflation factor
(VIF). Jika tolerance lebih dari 10% atau VIF kurang dari 10 maka dikatakan tidak
ada multikolinearitas. Berdasarkan hasil pengujian yang ditunjukkan pada Tabel 4.4,
nilai tolerance variabel bebas tidak kurang dari 10% dan nilai VIF semuanya kurang