PERBANKAN 2011-2014 DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMELS
OLEH
MUHAMMAD RIZKY 130522117
PROGRAM STUDI S-I AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa skripsi saya yang berjudul “Perbandingan Kinerja Keuangan Bank
Syariah dan Bank Konvensional Berdasarkan Laporan Keuangan Perbankan 2011-2014 dengan Menggunakan Metode CAMEL” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna
menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain yang telah mendapat izin, dan/atau
dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika
penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam
skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.
Medan, Juni 2015 Yang Membuat Pernyataan,
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat, karunia dan anugerahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Perbandingan Kinerja
Keuangan Bank Syariah dan Bank Konvensional Berdasarkan Laporan Keuangan Perbankan 2011-2014 dengan Menggunakan Metode CAMEL”. Adapun skripsi tersebut sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Selama perkuliahan hingga penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan, bimbingan, sarana, motivasi, dan doa khususnya dari kedua orangtua saya dan berbagai pihak lainnya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan dan tulus menyampaikan ucapan terimakasih yang telah memberikan bantuan dan bimbingannya, yaitu kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., dan Bapak Drs.
Hotmal Ja’far, MM, Ak. selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak. dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak. selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Arifin Lubis, M.M, Ak. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dalam memberikan arahan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Hotmal Jafar, M.M, Ak. selaku Dosen Penguji dan Bapak Drs. Rustam, Msi. Ak. CA. yang telah meluangkan waktu untuk memberikan penilaian atas skripsi ini.
dan Adikku Khairun Nisa. Serta kepada teman-teman kuliah seperjuangan khususnya Gito Partohap Manalu, Jahrianto Sitompul, Hadiatman Sinaga, Dwi Maya Sari, dan Elida Kristiani yang telah memberi semangat dan doa kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah berupaya semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang terbaik dan dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak yang memerlukan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna baik dari tata bahasa maupun ruang lingkup pembahasan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Medan, Juni 2015 Penulis,
ABSTRAK
PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN
PERBANKAN 2011-2014 DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMELS
Industri perbankan di Indonesia sangat penting peranannya dalam perekonomian. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu Negara sebagai lembaga perantara keuangan, hal ini dikarenakan perbankan merupakan salah satu dari sistem keuangan yang berfungsi sebagai Financial Intermediary, yaitu suatu lembaga yang mempunyai peran untuk mempertemukan antara pemilik dan pengguna dana. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kinerja keuangan perbankan syariah yaitu dengan perbankan konvensional pada periode 2011-2014 dengan menggunakan rasio keuangan. Rasio keuangan yang digunakan terdiri dari CAR,
NPL gross, BOPO, ROA dan LDR.
Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dokumentasi. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan dari perusahaan yang diperoleh dari website masing-masing bank dan Direktori Perbankan Indonesia di Bank Indonesia. Data yang diperoleh kemudian dianalisis untuk melihat kinerja keuangan perbankan syariah dengan perbankan konvensional untuk masing – masing rasio keuangan, uji hipotesis dengan menggunakan
“Independent Sampel t-Test” untuk melihat perbedaan kinerja keuangan
perbankan syariah dengan perbankan konvensional secara keseluruhan.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan perbankan syariah dengan perbankan konvensional. Namun jika dilihat dari mean (rata-rata) berbagai rasio bahwa selama tahun 2011-2014 secara keseluruhan perbankan konvensional lebih baik dibandingkan dengan perbankan syariah.
ABSTRACT
COMPARATIVE OF FINANCIAL PERFORMANCE OF ISLAMIC BANKS AND CONVENTIONAL BANK BASED ON THE FINANCIAL STATEMENTS OF
BANKS 2011-2014 WITH USING CAMELS METHOD
Banking industry in Indonesia is very important role in the economy. Bank is a financial institution that has an important role in the economy of a country as a financial intermediary, this is because the bank is one of the financial system that serves as a Financial Intermediary, which is an agency that has a role to reconcile between the owners and the users of funds. This study aimed to compare the financial performance of Islamic banking with conventional banking in the period 2011-2014 by using financial ratios. Financial ratios used consisted of CAR, NPL gross, BOPO, ROA, and LDR.
This study uses data collection documentation. The data used are secondary data from financial statements of the company obtained from the website of each bank and the Indonesian Banking Directory at Bank Indonesia. The data obtained were then analyzed to see the financial performance of Islamic banking with conventional banking to each - their financial ratios, hypothesis testing using the "Independent Sample t-Test" to see the difference in the financial performance of Islamic banking with conventional banking as a whole.
The test results showed that there was no significant difference between the financial performance of Islamic banking with conventional banking. However, if viewed from the mean (average) of various ratios that during the years 2011 to 2014 as a whole is better than the conventional banking to Islamic banking.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 5
1.3. Batasan Masalah ... 5
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6
1.4.1. Tujuan Penelitian... 6
1.4.2. Manfaat Penelitian ... 6
1.5. Sistematika Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bank ... 9
2.2 Jenis Bank ... 10
2.3 Sumber Dana Bank ... 14
2.4 Bank Konvensional ... 16
2.4.1 Pengertian Bank Konvensional ... 16
2.4.2 Kegiatan dalam Bank Konvensional ... 16
2.5 Bank Syariah ... 18
2.5.1 Sejarah Singkat ... 18
2.5.2 Prinsip Perbankan Syariah ... 19
2.6Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional ... 20
2.7Kinerja Keuangan ... 21
2.8Laporan Keuangan ... 22
2.8.1 Pengertian Laporan Keuangan ... 22
2.8.2 Tujuan Laporan Keuangan ... 22
2.8.3 Unsur-unsur Laporan Keuangan ... 23
2.9Kesehatan Bank ... 25
2.9.1 Pengertian Kesehatan Bank ... 25
2.9.2 Penilaian Kesehatan Bank ... 26
2.10 Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1Jenis Penelitian ... 39
3.2Populasi dan Sampel ... 39
3.3Jenis dan Sumber Data ... 43
3.4Metode Pengumpulan Data ... 44
3.5Definisi Operasional Variabel ... 44
3.6Metode Analisis Data ... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Deskripsi Data Penelitian ... 53
4.2Analisis Data Penelitian ... 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan ... 64
5.2Saran ... 67
DAFTAR PUSTAKA ... 69
DAFTAR TABEL
No.Tabel Judul Halaman
Tabel 2.1 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional ... 20
Tabel 2.2 Bobot CAMEL ... 27
Tabel 2.3 Predikat Tingkat Kesehatan Bank ... 27
Tabel 2.4 Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 32
Tabel 3.1 Daftar Populasi Bank ... 41
Tabel 3.2 Daftar Sampel ... 43
Tabel 3.3 Definisi Operasional Variabel ... 48
Tabel 4.1 Rasio Bank ... 54
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif ... 55
DAFTAR GAMBAR
No.Gambar Judul Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
No.Gambar Judul Halaman
ABSTRAK
PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN
PERBANKAN 2011-2014 DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMELS
Industri perbankan di Indonesia sangat penting peranannya dalam perekonomian. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu Negara sebagai lembaga perantara keuangan, hal ini dikarenakan perbankan merupakan salah satu dari sistem keuangan yang berfungsi sebagai Financial Intermediary, yaitu suatu lembaga yang mempunyai peran untuk mempertemukan antara pemilik dan pengguna dana. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kinerja keuangan perbankan syariah yaitu dengan perbankan konvensional pada periode 2011-2014 dengan menggunakan rasio keuangan. Rasio keuangan yang digunakan terdiri dari CAR,
NPL gross, BOPO, ROA dan LDR.
Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dokumentasi. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan dari perusahaan yang diperoleh dari website masing-masing bank dan Direktori Perbankan Indonesia di Bank Indonesia. Data yang diperoleh kemudian dianalisis untuk melihat kinerja keuangan perbankan syariah dengan perbankan konvensional untuk masing – masing rasio keuangan, uji hipotesis dengan menggunakan
“Independent Sampel t-Test” untuk melihat perbedaan kinerja keuangan
perbankan syariah dengan perbankan konvensional secara keseluruhan.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan perbankan syariah dengan perbankan konvensional. Namun jika dilihat dari mean (rata-rata) berbagai rasio bahwa selama tahun 2011-2014 secara keseluruhan perbankan konvensional lebih baik dibandingkan dengan perbankan syariah.
ABSTRACT
COMPARATIVE OF FINANCIAL PERFORMANCE OF ISLAMIC BANKS AND CONVENTIONAL BANK BASED ON THE FINANCIAL STATEMENTS OF
BANKS 2011-2014 WITH USING CAMELS METHOD
Banking industry in Indonesia is very important role in the economy. Bank is a financial institution that has an important role in the economy of a country as a financial intermediary, this is because the bank is one of the financial system that serves as a Financial Intermediary, which is an agency that has a role to reconcile between the owners and the users of funds. This study aimed to compare the financial performance of Islamic banking with conventional banking in the period 2011-2014 by using financial ratios. Financial ratios used consisted of CAR, NPL gross, BOPO, ROA, and LDR.
This study uses data collection documentation. The data used are secondary data from financial statements of the company obtained from the website of each bank and the Indonesian Banking Directory at Bank Indonesia. The data obtained were then analyzed to see the financial performance of Islamic banking with conventional banking to each - their financial ratios, hypothesis testing using the "Independent Sample t-Test" to see the difference in the financial performance of Islamic banking with conventional banking as a whole.
The test results showed that there was no significant difference between the financial performance of Islamic banking with conventional banking. However, if viewed from the mean (average) of various ratios that during the years 2011 to 2014 as a whole is better than the conventional banking to Islamic banking.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan
penting di dalam perekonomian suatu negara sebagai lembaga perantara
keuangan. Hal ini dikarenakan perbankan merupakan salah satu dari sistem
keuangan yang berfungsi sebagai Financial Intermediary, yaitu suatu lembaga
yang mempunyai peran untuk mempertemukan antara pemilik dan pengguna
dana.
Dalam kehidupan masyarakat modern sehari-hari, sebagian besar hampir
melibatkan jasa-jasa dari sektor perbankan. Buruknya kondisi perbankan bisa
berdampak buruk pula pada perekonomian secara keseluruhan. Dengan demikian,
upaya memperkuat sektor perbankan nasional menjadi salah satu faktor penting
dalam memperkuat perekonomian nasional.
Bank dalam Pasal 1 ayat (2) UU No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan
UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan adalah badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lain dalam rangka
Jenis bank di Indonesia dibedakan menjadi dua jenis, yang dibedakan
berdasarkan pembayaran bunga atau bagi hasil usaha :
1. Bank yang melakukan usaha secara konvensional.
2. Bank yang melakukan usaha secara syariah.
Hal mendasar yang membedakan antara lembaga keuangan konvensional
dengan syariah adalah terletak pada pengembalian dan pembagian keuntungan
yang diberikan oleh nasabah kepada lembaga keuangan dan/atau yang diberikan
oleh lembaga keuangan kepada nasabah. Kegiatan operasional bank syariah
menggunakan prinsip bagi hasil. Bank syariah tidak menggunakan bunga sebagai
alat untuk memperoleh pendapatan maupun membebankan bunga atas
penggunaan dana dan pinjaman karena bunga merupakan riba yang diharamkan.
Dengan berkembangnya dunia usaha dan semakin banyaknya usaha
perbankan yang besar, maka faktor keuangan mempunyai arti yang sangat
penting. Oleh karena itu, penerapan prinsip-prinsip yang sehat pelaksanaan
fungsi-fungsi keuangan secara baik akan sangat menunjang tercapainya tujuan
perusahaan.
Saat ini cukup banyak Bank Konvensional di Indonesia yang telah
mendirikan atau membuka cabang yang bersifat syariah. Sebagai contoh Bank
Mandiri yang kini membuka Bank Syariah Mandiri dengan berlandaskan prinsip
syariah. Namun hal ini yang menjadi salah satu bahan pertanyaan oleh penulis
seperti pada masyarakat modern seperti sekarang ini. Apakah hal tersebut
lebih baik dan lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan Bank
Konvensional atau adakah hal lain yang menjadi dasar bagi Bank Konvensional.
Sebagai salah satu lembaga keuangan, bank perlu menjaga kinerjanya agar
dapat beroperasi secara optimal. Kinerja keuangan bank merupakan bagian dari
kinerja bank secara keseluruhan. Kinerja (kondisi keuangan) bank merupakan hal
yang penting untuk mengukur kemampuan bank dalam mengelola dan
memberdayakan sumber daya yang ada untuk mendapatkan laba yang ditargetkan.
Kinerja bank secara keseluruhan merupakan gambaran prestasi yang
dicapai bank dalam operasionalnya, baik menyangkut aspek keuangan,
pemasaran, penghimpunan dan penyaluran dana, teknologi, maupun sumber daya
manusia.
Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha
suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Laporan ini sangat
berguna terutama bagi pemilik, manajemen, pemerintah, dan masyarakat sebagai
nasabah, guna mengetahui kondisi bank tersebut pada waktu tertentu.
Adanya penurunan kinerja bank-bank harus segera diperbaiki karena jika
penurunan kinerja tersebut terus berlanjut tentunya akan membuat kredibilitas
perbankan di mata masyarakat akan semakin menurun. Bagi bank-bank yang
mengalami penurunan kinerja secara tajam tentu tinggal menunggu waktu untuk
dilikuidasi jika tidak ada upaya untuk memperbaiki kinerjanya. Melalui penilaian
kesehatan bank kita dapat menilai kinerja bank tersebut.
Tingkat kesehatan bank dapat dinilai dari beberapa indikator. Salah satu
bank yang bersangkutan. Berdasarkan laporan keuangan akan dapat dihitung
sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian tingkat kesehatan
bank. Hasil analisis laporan keuangan akan membantu mengintepretasikan
berbagai hubungan serta kecenderungan yang dapat memberikan dasar
pertimbangan mengenai potensi keberhasilan perusahaan dimasa mendatang.
Untuk menilai kinerja keuangan perusahaan perbankan di Indonesia,
umumnya digunakan aspek penilaian dengan menggunakan metode CAMELS.
Adapun penilaian tersebut mencakup enam faktor yaitu :
1. Permodalan (Capital)
2. Kualitas aset (Asset Quality)
3. Manajemen (Management)
4. Rentabilitas (Earnings)
5. Likuiditas (Liqudity)
6. Sensitivitas terhadap resiko pasar (Sensitivity to market risk)
Faktor keenam ini baru muncul. Diantara keenam faktor tersebut faktor
permodalan (capital), kualitas aset (asset quality), manajemen (management),
rentabilitas (earning), dan likuiditas (liquidity) yang paling sering digunakan
dalam berbagai penelitian dikarenakan kemudahan perhitungan dan ketersediaan
informasi.
Adapun penelitian untuk kelima faktor tersebut menggunakan rasio
keuangan. Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah Capital
Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Return On Asset (ROA),
dan Loan to Deposit Ratio (LDR).
Berdasarkan dari fenomena dan uraian tersebut diatas, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian bank syariah dan bank konvensional yang
dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul “Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah dan Bank Konvensional Berdasarkan Laporan Keuangan Perbankan 2011-2013 dengan Menggunakan Metode CAMELS”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana kinerja keuangan Bank Syariah jika dibandingkan dengan
Bank Konvensional untuk masing-masing rasio keuangan?
2. Apakah ada perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank
Syariah jika dibandingkan dengan Bank Konvensional secara
keseluruhan?
1.3 Batasan Masalah
Batasan-batasan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1. Merupakan Bank Syariah dan Bank Konvensional yang tergolong jenis
Bank Umum Swasta Nasional Devisa dan Bank PERSERO (BUMN) yang
2. Pengukuran kinerja keuangan bank yang digunakan dalam penelitian ini
hanya mencakup rasio keuangan, dalam hal ini yaitu Capital Adequacy
Ratio (CAR), Non Performing Loan gross (NPL gross), Biaya Operasional
terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Return On Asset (ROA), dan
Loan to Deposit Ratio (LDR).
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian
Tujuan dalam kegiatan penelitian ini antara lain :
1. Mengetahui dan menganalisis bagaimana kinerja keuangan Bank
Syariah jika dibandingkan dengan Bank Konvensional untuk
masing-masing rasio keuangan.
2. Mengetahui dan menganalisis apakah ada perbedaan yang signifikan
atas kinerja keuangan Bank Syariah jika dibandingkan dengan Bank
Konvensional.
1.4.2 Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Dengan melakukan penelitian ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai dunia perbankan, khususnya kinerja keuangan
2. Bagi Perbankan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan evaluasi
para manajemen bank mengenai kinerja keuangannya dan sebagai dasar
pertimbangan mengenai kekuatan dan kelemahan bank tersebut.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dan sumber
informasi yang berhubungan dengan masalah yang sama pada
penelitian selanjutnya serta sebagai bahan pengembangan penelitian
lebih lanjut.
1.5 Sistematika Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini, penulis membuat jadwal kegiatan dimulai
pada bulan Januari 2014 sampai dengan selesai. Penelitian ini dilaporkan
secara terperinci dalam lima bab dengan urutan sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian skripsi.
Bab ini adalah gambaran awal dari apa yang akan dilakukan peneliti.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang pengertian bank, jenis bank, sumber dana bank,
tentang bank konvensional dan bank syariah, kinerja keuangan, laporan
keuangan, penilaian kesehatan bank, tinjauan peneliti terdahulu, dan
BAB III: METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang jenis penelitian, populasi dan sampel, jenis dan
sumber data, metode pengumpulan data, definisi operasional variabel, dan
metode analisis data.
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan mengenai deskripsi data penelitian dan analisi data
penelitian yang telah diolah.
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian. Berdasarkan kesimpulan itulah
penulis akan memberikan saran kepada pihak-pihak yang terkait dalam
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Bank
Menurut Undang-undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November
1998 tentang perbankan, “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak.”
Menurut Kasmir (2010:11) bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan
utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya
kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa Bank lainnya.
Berdasarkan definisi bank tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa bank
dalam memberikan usaha terutama dalam bentuk simpanan yang merupakan
sumber dana bank, demikian juga dengan sisi penyaluran dananya, hendaknya
bank tidak semata-mata memperoleh keuntungan sebesar-besarnya bagi pemilik
bank tetapi juga kegiatannya itu harus pula diarahkan pada taraf hidup rakyat
banyak. Dan bank menjalankan fungsinya yang terkait dengan pengumpulan dana,
2.2 Jenis Bank
Adapun jenis perbankan dewasa ini dapat ditinjau dari berbagai segi antara
lain (Kasmir, 2014:32):
1. Dilihat dari segi fungsinya
Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 14 Tahun 1967 jenis
perbankan menurut fungsinya terdiri dari :
a. Bank Umum
b. Bank Pembangunan
c. Bank Tabungan
d. Bank Pasar
e. Bank Desa
f. Bank Lumbung Desa
g. Bank Pegawai
Namun setelah keluar UU Pokok Perbankan Nomor 7 tahun 1992 dan
ditegaskan lagi dengan keluarnya UU RI Nomor 10 Tahun 1998 maka jenis
perbankan terdiri dari:
a. Bank Umum
Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa
yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa
dilakukan di seluruh wilayah. Bank umum sering disebut bank komersil
(commercial bank)
b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah
yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Artinya di sini kegiatan BPR jauh lebih sempit jika
dibandingkan dengan kegiatan bank umum.
2. Dilihat dari segi kepemilikannya
Jenis bank ditinjau dari segi kepemilikannya adalah sebagai berikut :
a. Bank milik pemerintah
Dimana baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah
sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula.
b. Bank milik swasta nasional
Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta
nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula
pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula.
c. Bank milik koperasi
Kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki oleh perusahaan yang
berbadan hukum operasi. Sebagai contoh adalah : Bank Umum
d. Bank milik asing
Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri,
baik milik swasta asing atau pemerintah asing. Jelas kepemilikannya
pun dimiliki oleh pihak luar negeri.
e. Bank milik campuran
Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak
swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang
oleh warga negara Indonesia.
3. Dilihat dari segi status
Dilihat dari segi kemampuannya dalam melayani masyarakat, maka bank
umum dapat dibagi kedalam dua jenis berdasarkan kedudukan atau status
bank, yaitu :
a. Bank devisa
Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau
yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan,
misalnya transfer keluar negeri, inkaso keluar negeri, travelers cheque,
pembukaan dan pembayaran Letter of Credit dan transaksi lainnya.
Persyaratan untuk menjadi bank devisa ini ditentukan oleh Bank
Indonesia.
b. Bank non devisa
Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan
transaksi seperti halnya bank devisa. Jadi bank non devisa merupakan
kebalikan daripada bank devisa, dimana transaksi yang dilakukan masih
dalam batas-batas negara.
4. Dilihat dari segi cara menentukan harga
Jenis bank jika dilihat dari segi cara menentukan harga terbagi atas dua
kelompok, yaitu :
a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional
Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para
nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konvensional menggunakan
dua metode, yaitu :
1. Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk simpanan
seperti giro, tabungan maupun deposito. Demikian pula harga
untuk produk pinjamannya (kredit) juga ditentukan berdasarkan
tingkat suku bunga tertentu. Penentuan harga ini dikenal dengan
istilah spread based.
2. Untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan menggunakan atau
menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau persentase
tertentu. Sistem pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah fee
based.
b. Bank yang berdasarkan prinsip syariah
Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank yang
1. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah)
2. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan
(murabahah)
3. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan
(ijarah)
4. Atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang
yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).
2.3 Sumber Dana Bank
Sumber-sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana
untuk membiayai operasinya. Menurut Ismail (2010:40), dana bank yang
digunakan sebagai alat untuk melakukan aktivitas usaha dapat digolongkan
menjadi tiga, yaitu :
1. Dana Sendiri
a. Modal Disetor
Modal disetor merupakan dana awal yang disetorkan oleh pemilik
pada saat awal bank didirikan.
b. Cadangan
Yaitu sebagian dari laba yang disisihkan dalam bentuk cadangan
modal dan lainnya yang akan digunakan untuk menutup timbulnya
c. Sisa Laba
Merupakan akumulasi dari keuntungan yang diperoleh oleh bank
setiap tahun.
2. Dana Pinjaman
a. Pinjaman dari Bank Lain di Dalam Negeri
b. Pinjaman dari Bank atau Lembaga Keuangan di Luar Negeri
c. Pinjaman dari Lembaga Keuangan Bukan Bank
3. Dana Pihak Ketiga
a. Simpanan Giro
Simpanan giro merupakan simpanan yang diperoleh dari masyarakat
atau pihak ketiga yang sifat penarikannya adalah dapat ditarik setiap
saat dengan menggunakan cek dan bilyet giro atau sarana perintah
bayar lainnya atau pemindahbukuan.
b. Tabungan
Tabungan merupakan jenis simpanan yang dilakukan oleh pihak
ketiga yang penarikannya dapat dilakukan menurut syarat tertentu
sesuai perjanjian antara bank dan pihak nasabah.
c. Deposito
Deposito merupakan jenis simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan sesuai dengan jangka waktu yang telah diperjanjikan
Berdasarkan sumber dana bank tersebut dapat dijelaskan bahwa dana
untuk membiayai operasinya dapat diperoleh dari berbagai sumber. Perolehan
dana ini tergantung bank itu sendiri apakah secara pinjaman (titipan) dari
masyarakat atau lembaga lainnya. Disamping itu untuk membiayai operasinya
dana dapat diperoleh dengan modal sendiri, yaitu dengan mengeluarkan atau
menjual saham.
2.4 Bank Konvensional
2.4.1 Pengertian Bank Konvensional
Bank konvensional adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran. Dimana penghimpunan dana maupun dalam rangka
penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan berupa bunga
atau sejumlah imbalan dalam persentase tertentu dari dana untuk suatu
periode tertentu.
Keuntungan utama dari bisnis perbankan yang berdasarkan prinsip
konvensional diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada
penyimpan dengan bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan.
2.4.2 Kegiatan Dalam Bank Konvensional
Adapun kegiatan-kegiatan perbankan yang ada di Indonesia
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa
giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau
bentuk lainnya yang dipersamakan denan itu.
2. Memberikan kredit.
3. Menerbitkan surat pengakuan hutang.
4. Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk
kepentingan dan atas perintah nasabahnya.
5. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah.
6. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan
dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana
telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana
lainnya.
7. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan
melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga.
8. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga.
9. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain
berdasarkan suatu kontrak.
10.Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi
2.5 Bank Syariah
2.5.1 Sejarah Singkat
Sejarah awal mula kegiatan Bank Syariah yang pertama sekali
dilakukan adalah di Pakistan dan Malaysia pada sekitar tahun 1940-an.
Kemudian Mesir pada tahun 1963 berdiri Islamic Rural Bank di desa It
Ghamr Bank. Bank ini beroperasi di pedesaan Mesir dan masih berskala
kecil.
Kehadiran bank yang berdasarkan syariah di Indonesia masih
relatif baru, yaitu baru pada awal tahun 1990-an, meskipun masyarakat
Indonesia merupakan masyarakat Muslim terbesar di dunia. Prakarsa
untuk mendirikan Bank Syariah di Indonesia dilakukan oleh Majelis
Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18-20 Agustus 1990. Namun,
diskusi tentang Bank Syariah sebagai basis ekonomi Islam sudah mulai
dilakukan pada awal tahun 1980.
Bank Syariah pertama di Indonesia merupakan hasil kerja tim
perbankan MUI, yaitu dengan dibentuknya PT Bank Muamalat Indonesia
(BMI) yang akte pendiriannya ditandatangani tanggal 1 November 1991.
Bank ini ternyata berkembang cukup pesat sehingga saat ini BMI sudah
memiliki puluhan cabang tersebar di beberapa kota besar.
Dalam perkembangnnya kehadiran Bank Syariah di Indonesia
khususnya cukup menggembirakan. Di samping BMI, saat ini juga telah
Kemudian berikutnya berdiri Bank Syariah sebagai cabang dari bank
konvensional yang sudah ada, seperti, Bank BNI, Bank IFI, BPD Jabar.
2.5.2 Prinsip Perbankan Syariah
Batasan-batasan bank syariah yang harus menjalankan kegiatannya
berdasar pada syariat Islam, menyebabkan bank syariah harus menerapkan
prinsip-prinsip yang sejalan dan tidak bertentangan dengan syariat Islam.
Adapun prinsip-prinsip bank syariah adalah sebagai berikut :
1. Prinsip Titipan atau Simpanan (Al-Wadiah)
Al-Wadiah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke
pihak lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga
dan dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki.
2. Prinsip Bagi Hasil
Jika dalam bank konvensional keuntungan bank diperoleh dari
bunga yang dibebankan, maka dalam bank syariah tidak ada istilah
bunga, tetapi bank syariah menerapkan sistem bagi hasil.
3. Prinsip Jual Beli
Prinsip ini merupakan suatu sistem yang menerapkan tata cara jual
beli, dimana bank akan membeli terlebih dahulu barang yang
dibutuhkan atau mengangkat nasabah sebagai agen bank
melakukan pembelian barang atas nama bank, kemudian bank
menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga sejumlah
4. Prinsip Sewa (Al-Ijarah)
Al-Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa,
melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan atas barang itu sendiri.
2.6 Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional
Perbedaan yang mendasar antara bank konvensional dengan bank syariah
adalah terletak pada pengembalian dan pembagian keuntungan yang diberikan
oleh nasabah kepada bank, dan atau yang diberikan oleh bank kepada nasabah.
[image:33.595.115.509.441.697.2]Hal inilah yang menyebabkan terdapatnya istilah bunga dan bagi hasil.
Tabel 2.1
Perbedaaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
No. Bank Syariah Bank Konvensional
1 Melakukan investasi-investasi yang halal saja.
Investasi yang halal dan haram.
2 Berdasarkan prinsip bagi hasil, jual beli, atau sewa.
Memakai perangkat bunga.
3 Berorientasi pada keuntungan (profit oriented) dan kemakmuran serta kebahagian dunia akhirat.
Profit oriented
4 Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan kemitraan.
Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan kreditur-debitur.
5 Penghimpunan dan penyaluran Tidak terdapat dewan sejenis.
Islam mengharamkan bunga dan menghalalkan bagi hasil. Keduanya
memberikan keuntungan, tetapi memiliki perbedaan mendasar sebagai akibat
adanya perbedaan antara investasi dan pembungaan uang. Dalam investasi, usaha
yang dilakukan mengandung risiko, dan karenanya mengandung unsur
ketidakpastian. Sebaliknya, pembungaan uang adalah aktivitas yang tidak
memiliki risiko karena adanya persentase suku bunga tertentu` yang ditetapkan
berdasarkan besarnya modal.
2.7 Kinerja Keuangan
Kinerja merupakan hal yang penting untuk mengukur tingkat keberhasilan
perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Penilaian
kinerja perusahaan dapat dilakukan melalui berbagai macam indikator, salah
satunya dengan menganalisis laporan keuangan dan membandingkan rasio
keuangan yang dimiliki oleh perusahaan.
Menurut Munawir (2010:67), selain membandingkan rasio keuangan dengan
standar rasio, kinerja keuangan juga dapat dinilai dengan membandingkan rasio
keuangan tahun yang dinilai dengan rasio keuangan pada tahun-tahun
sebelumnya. Dengan membandingkan rasio keuangan pada beberapa tahun
penilaian dapat dilihat bagaimana kemajuan ataupun kemunduran kinerja
2.8 Laporan Keuangan
2.8.1 Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Kasmir (2011:7), “laporan keuangan merupakan laporan
yang menunjukkan kondisi perusahaan saat ini. Kondisi perusahaan saat
ini maksudnya adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu
(untuk neraca) dan periode tertentu (untuk laporan laba rugi)”. Laporan
keuangan berisi informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan dan
hasil usaha perusahaan pada saat tertentu yang berguna untuk menilai
prestasi, kondisi ekonomis perusahaan, perkembangan perusahaan dari
waktu ke waktu dan untuk mengetahui sudah sejauh mana perusahaan
mencapai tujuannya.
Laporan keuangan memberikan gambaran mengenai posisi
keuangan, kinerja, dan perubahan dari posisi keuangan perusahaan yang
bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan.
2.8.2 Tujuan laporan keuangan
Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “tujuan laporan
keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan,
kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar
kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi”.
Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban
manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada
2.8.3 Unsur-Unsur Laporan Keuangan
Unsur-unsur utama dari laporan keuangan terdiri dari :
1. Laporan Neraca
Neraca merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan
pada tanggal tertentu. Neraca perusahaan disajikan sedemikian
rupa yang menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan pada
saat tertentu. Maksudnya adalah menunjukkan keadaan keuangan
pada tanggal tertentu biasanya pada saat tutup buku. Neraca
minimal mencakup pos-pos berikut (IAI, 2007:1.9) :
a. Aktiva berwujud b. Aktiva tidak berwujud c. Aktiva keuangan
d. Investasi yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas e. Persediaan
f. Piutang usaha dan piutang lainnya g. Kas dan setara kas
h. Hutang usaha dan hutang lainnya i. Kewajiban yang diestimasi
j. Kewajiban berbunga jangka panjang k. Hak minoritas
l. Modal saham dan pos ekuitas lainnya
2. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis mengenai
penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan
selama periode tertentu. Laporan laba rugi perusahaan disajikan
sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur keuangan yang
diperlukan bagi penyajian secara wajar. Laporan laba rugi minimal
a. Pendapatan b. Laba rugi usaha c. Beban pinjaman
d. Bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang diperlukan menggunakan metode ekuitas
e. Beban pajak
f. Laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan g. Pos luar biasa
h. Hak minoritas
i. Laba atau rugi bersih untuk periode berjalan
3. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas menggambarkan peningkatan atau
penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode yang
bersangkutan. Perusahaan harus menyajikan laporan perubahan ekuitas
sebagai komponen utama laporan keuangan, yang menunjukkan (IAI,
2007:1.13) :
a. Laba atau rugi bersih perode yang bersangkutan.
b. Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta jumlahnya yang berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung dalam ekuitas.
c. Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam PSAK terkait.
d. Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik. e. Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta
perubahan.
f. Rekonsiliasi antar nilai tercatat dari masing-masing jenis modal saham, agio dan cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan.
4. Laporan Arus Kas
Menurut PSAK No.2, laporan arus kas adalah laporan yang
memberikan informasi arus kas perusahaan sebagai dasar menilai
kas. Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang
memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan
dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk
likuiditas dan solvabilitas).
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan (IAI, 2007:1.13):
a. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting
b. Informasi yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas c. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan
keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar
2.9 Kesehatan Bank
2.9.1 Pengertian Kesehatan Bank
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa bank yang sehat adalah
bank yang dapat menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Dengan kata
lain, bank yang sehat adalah bank yang dapat menjaga dan memelihara
kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan fungsi intermediasi, dapat
membantu kelancaran lalu lintas pembayaran serta dapat digunakan oleh
pemerintah dalam melaksanakan berbagai kebijakannya, terutama
kebijakan moneter.
Budisantoso dan Triandaru (2005:51) mengartikan kesehatan bank
perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya
dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan yang
berlaku”.
2.9.2 Penilaian Kesehatan Bank
Menurut (Dahlan Siamat, 2005:209), Bank Indonesia dalam
melakukan penilaian tingkat kesehatan bank menggunakan faktor-faktor
yang disebut dengan CAMELS, sebagai berikut:
a. Permodalan (capital)
b. Kualitas aset (assets quality)
c. Manajemen (management)
d. Rentabilitas (earning)
e. Likuiditas (liquidity)
f. Sensitivitas terhadap risiko pasar (sensitivity to market risk).
Meskipun secara umum faktor CAMEL relevan dipergunakan untuk
semua bank, tetapi bobot masing faktor akan berbeda untuk
masing-masing jenis bank. Dengan dasar ini, maka penggunaan faktor CAMEL dalam
penilaian tingkat kesehatan dibedakan antara bank umum dan BPR. Adapun cara
menilai kesehatan bank dengan menggunakan metode CAMEL yang dapat dilihat
Tabel 2.2 Bobot CAMEL
No. Faktor Bank Umum BPR
1 Permodalan (Capital) 25% 30%
2 Kualitas Aktiva Produktif (Asset Quality)
30% 30%
3 Kualitas Manajemen (management)
25% 20%
4 Rentabilitas (earning) 10% 10%
5 Likuiditas (liquidity) 10% 10%
Sumber : http://mdhaqiqi.wordpress.com
Penilaian tingkatan kesehatan ditetapkan dalam empat golongan predikat
tingkat kesehatan bank, antara lain:
Tabel 2.3
Predikat Tingkat Kesehatan Bank Sesuai dengan Nilai Kredit
Keterangan Nilai
81 s/d 100 Sehat
66 s/d kurang dari 81 Cukup Sehat
51 s/d kurang dari 66 Kurang Sehat
0 s/d kurang dari 51 Tidak Sehat
[image:40.595.152.471.501.644.2]Penilaian kesehatan bank dengan metode CAMELS, dimulai dengan
penghitungan rasio-rasio dari masing-masing faktor. Penjelasan dari setiap faktor
adalah sebagai berikut:
1. Aspek Permodalan (Capital)
Rasio permodalan bertujuan untuk mengetahui kemampuan kecukupan
modal bank dalam mendukung kegiatan bank secara efisien. Kecukupan modal
bank diukur berdasarkan perhitungan Capital Adequacy. Semakin tinggi resiko
tersebut, maka semakin banyak modal yang harus disediakan.
Rasio permodalan yang digunakan dalam mengukur kinerja bank
berdasarkan Lampiran 14 Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/30/DPNP tanggal
16 Desember 2011 perihal Perubahan Ketiga Atas Surat Edaran Bank Indonesia
No. 13/30/DPNP tanggal 14 Desember perihal Laporan Keuangan Publikasi
Triwulan dan Bulanan Bank Umum serta Laporan Tertentu yang Disampaikan
kepada Bank Indonesia, antara lain adalah Capital Adequacy Ratio (CAR). Bank
Indonesia mewajibkan setiap bank menyediakan modal minimum yang dikenal
dengan CAR (Capital Adequacy Ratio).
Menurut (Harmono,2009:116), berdasarkan ketentuan Bank Indonesia,
bank dinyatakan sehat harus memiliki CAR paling sedikit sebesar 8%. Hal ini
didasarkan pada ketentuan yang ditetapkan oleh Bank for International
2. Aspek Kualitas Aset (Assets Quality)
Penilaian kualitas aset bertujuan untuk mengevaluasi kondisi aset bank
dan kecukupan manajemen resiko kredit. Bank Indonesia menyatakan bahwa
setiap bank wajib melakukan penilaian dan penetapan kualitas aset sesuai dengan
peraturan Bank Indonesia.
Pengertian aktiva produktif dalam Surat Keputusan Direksi Bank
Indonesia No. 31/147/KEP/DIR Tanggal 12 November 1998 tentang Kualitas
Aktiva Produktif adalah penanaman dana bank baik dalam Rupiah maupun valuta
asing dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan dana antar bank,
penyertaan, komitmen dan kontijensi pada transaksi rekening administratif.
Menurut Ismail (2010:122), Bank melakukan penggolongan kredit
menjadi dua golongan, yaitu kredit tidak bermasalah dan kredit yang bermasalah.
a. Kredit yang tidak bermasalah dapat dibedakan menjadi dua kategori,yaitu :
1. Kredit dengan kualitas lancar
Kredit lancar merupakan kredit yang diberikan kepada nasabah dan
tidak terjadi tunggakan, baik tunggakan pokok dan bunga. Debitur
membayar angsuran tepat waktu sesuai dengan perjanjian kredit.
2. Kredit dengan kualitas dalam perhatian khusus
Kredit dalam perhatian khusus merupakan kredit yang masih
b. Kredit yang bermasalah dapat dibedakan menjadi tiga kategori,yaitu :
1. Kredit kurang lancar
Kredit kurang lancar merupakan kredit yang telah mengalami
tunggakan.
2. Kredit diragukan
Kredit diragukan merupakan kredit yang mengalami penundaan
pembayaran pokok dan/atau bunga.
3. Kredit macet
Kredit macet merupakan kredit yang menunggak melampaui 270 hari
atau lebih. Bank akan mengalami kerugian atas kredit macet tersebut.
3. Aspek Kualitas Manajemen (Management)
Dalam hal ini peneliti menggunakan rasio biaya operasional terhadap
pendapatan operasional yang dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan
bank. Rasio ini digunakan untuk mengetahui tingkat efisiensi dan kemampuan
bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Semakin kecil rasio ini maka
menunjukkan kinerja manajemen bank baik, karena bank yang bersangkutan dapat
menutupi beban operasional terhadap pendapatan operasionalnya. Hasil
pengukuran yang diperoleh dapat dijadikan sebagai alat evaluasi untuk
menentukan kinerja manajemen, apakah mereka berhasil mencapai target yang
4. Aspek Earning
Earning merupakan aspek yang digunakan untuk mengukur kemampuan
bank dalam meningkatkan keuntungan. Earning sering juga disebut dengan rasio
profitabilitas. Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan (Kasmir, 2008:196).
Dalam hal untuk penilaian ini, peneliti menggunakan skala pengukuran
Return On Asset (ROA) untuk mengukur tingkat profitabilitas yang dicapai bank
yang bersangkutan. Semakin besar rasio ini maka akan semakin baik profitabilitas
yang dimiliki oleh bank.
5. Aspek Likuiditas (liquidity)
Menurut Kasmir (2008 : 129), “ rasio likuiditas merupakan rasio yang
menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban
(utang) jangka pendek ”. Artinya apabila perusahaan ditagih, perusahaan akan
mampu untuk memenuhi utang tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo.
Rasio likuiditas yang menjadi fokus dalam penelitian ini dan juga
termasuk rasio likuiditas yang digunakan perbankan untuk mengukur kinerja
keuangan bank sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia Lampiran 14 Surat
Edaran Bank Indonesia No. 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 perihal
Perubahan Ketiga Atas Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/30/DPNP tanggal 14
Desember perihal Laporan Keuangan Publikasi Triwulan dan Bulanan Bank
Umum serta Laporan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia adalah
Loan to Deposit Ratio menggambarkan kemampuan bank dalam
membayar kembali penarikan dana yang dilakukan oleh deposan dengan
mengandalkan kredit yang diberikan bank kepada nasabah kredit, sebagai sumber
likuiditasnya. Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin
rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan
jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar.
(Dendawijaya, 2009:116).
2.10 Tinjauan Peneliti Terdahulu
Beberapa studi yang berhubungan dengan penelitian kinerja keuangan
[image:45.595.104.526.451.750.2]perbankan dengan menggunakan indikator rasio keuangan antara lain :
Tabel 2.4
Tinjauan Peneliti Terdahulu
No. Nama Peneliti
Judul Penelitian
Variabel
Penelitian Hasil Penelitian
1 Rubitoh (2003)
Penelitian Perbandingan Kinerja
Keuangan Bank Muamalat
dengan Bank Konvesional
RORA, CAR, LDR, FBI, NNRF, hasil kredit, dan produktivitas karyawan
Menunjukkan bahwa secara umum kinerja keuangan bank syariah lebih baik, walaupun ada juga kinerja bank syariah dibawah bank konvensional. Bahkan perkembangan bank syariah mencapai 53 persen,
sedangkan bank
No. Nama Peneliti
Judul Penelitian
Variabel
Penelitian Hasil Penelitian
2 Prasetyo (2008)
Analisis kinerja keuangan bank
syari’ah dan bank
konvensional di Indonesia
CAR, RORA, NPM, ROA, LDR
Pada rasio NPM, bank konvensional dengan penerapan sistem bunga lebih pasti dalam perolehan laba. Sedangkan bank syariah menggunakan sistem bagi hasil. Untuk rasio LDR, bank syariah lebih efektif dibandingkan bank konvensional.
3 Putra (2011) Perbandingan
Return On
Assets
(ROA),Capital Adequacy Ratio
(CAR), Dan
Banking Ratio
Antara Bank Pemerintah Dengan Bank Swasta Yang Go
Public Pada Perbankan Yang Terdaftar Di
Bursa Efek
Indonesia
ROA, CAR ,
Banking
Ratio
ROA dan Banking Ratio
ada perbedaan signifikan antara bank pemerintah dengan bank swasta, sedangkan variabel
No. Nama Peneliti
Judul Penelitian
Variabel
Penelitian Hasil Penelitian
4 Anggraini (2012)
Analisis perbandingan kinerja perbankan syariah dengan perbankan konvensional
CAR, NPL, ROA, BOPO, dan LDR
Kinerja keuangan
perbankan syariah tidak
lebih baik jika
dibandingkan kinerja
keuangan perbankan
konvensional.
Penelitian yang dilakukan oleh Rubitoh (2003) adalah melakukan
penelitian dengan membandingkan kinerja keuangan Bank Muamalat sebagai
bank syariah pertama dengan enam bank konvensional selama 1997-2001.
Kriteria yang digunakan dalam penelitian itu adalah RORA (profitabilitas), CAR
(rasio kecukupan modal), LDR ( rasio penyaluran terhadap dana pihak ketiga),
FBI, NNRF, hasil kredit, dan produktifitas karyawan. Hasil dari penelitian
tersebut menunjukkan bahwa secara umum kinerja bank syariah di bawah bank
konvensional. Bahkan perkembangan bank syariah mencapai 53 persen,
sedangkan bank konvensional hanya lima persen.
Prasetyo (2008) berusaha membandingkan kinerja keuangan perbankan
syari’ah dan yang menggunakan sistem bagi hasil dengan perbankan
konvensional yang menggunakan sistem bunga dan mengidentifikasi rasio
keuangan yang paling membedakan antara sistem bank syari’ah dan sistem bank
konvensional. penelitian ini menggunakan data sekunder dari bank syari’ah (bank
Mandiri dan BNI). Adapun model yang yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis diskriminan. Hasil pengujian menunjaukkan bahwa yang paling
membedakan adalah rasio NPM dan LDR. Bank konvensional dengan penerapan
sistem bunga lebih pasti dalam perolehan laba. Sedangkan pada bank syari’ah
dengan menggunakan sistem bagi hasil, dimana perolehan profit yang dicapai
didasarkan pada condition of economic, yang mana pendapatan bank beradasarkan
pendapatan yang diperoleh oleh pihak mudharip. untuk rasio LDR bank syari’ah
lebih efektif dibandingakan bank konvensional.
Penelitian yang dilakukan oleh Putra (2011) yaitu meneliti perbandingan
Return On Assets (ROA),Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Banking Ratio
antara bank pemerintah dengan bank swasta yang Go Public pada perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2007-2009. ROA dan Banking
Ratio ada perbedaan signifikan antara bank pemerintah dengan bank swasta,
sedangkan variabel CAR tidak berbeda secara signifikan antara bank pemerintah
dengan bank swasta.
Selain itu, penelitian yang dilakukan Anggraini (2012) yaitu melakukan
analisis perbandingan kinerja perbankan syariah dengan perbankan konvensional
menggunakan rasio CAR, NPL, ROA, BOPO, dan LDR. Dari penelitiannya
disimpulkan bahwa kinerja keuangan perbankan syariah tidak lebih baik jika
dibandingkan kinerja keuangan perbankan konvensional. Dimana rata-rata (mean)
kinerja bank syariah (86.90%), lebih kecil dibandingkan mean rasio kinerja bank
Penelitian penulis, dengan hasil peneliti terdahulu seperti yang telah
diuraikan di atas bahwasannya terdapat persamaan dan perbedaan. Adapun
persamaannya yaitu semuanya melakukan analisis terhadap perbandingan kinerja
keuangan bank dengan menggunakan rasio keuangan. Perbedaannya terletak pada
sampel bank yang akan dianalisis, tahun penelitian yang digunakan dan beberapa
rasio keuangan yang tidak semuanya digunakan dalam penelitian ini.
Adapun penelitian penulis merupakan replika dari penelitian terdahulu
yang dilakukan oleh Anggraini (2012).
2.11 Kerangka Konseptual
Analisis CAMELS merupakan alat analisis yang digunakan oleh bank
Indonesia dalam menilai kinerja suatu bank (sesuai dengan Peraturan Bank
Indonesia No. 6/10/PBI/2004) yang mengantikan sistem sebelumnya yaitu
CAMEL (Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 26/5/BPPP, tanggal 29
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
HIPOTESIS
H1 : Berdasarkan Capital Adequacy Ratio (CAR), kinerja keuangan Bank
Syariah dan Bank Konvensional berbeda secara signifikan.
H2 : Berdasarkan Non Performing Loan (NPL gross), kinerja keuangan Bank Syariah dan Bank Konvensional tidak berbeda secara signifikan.
H3 : Berdasarkan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), kinerja keuangan Bank Syariah dan Bank Konvensional
berbeda secara signifikan.
DIBANDINGKAN
KINERJA KEUANGAN BANK
(Y)
BANK KONVENSIONAL BANK SYARIAH
CAR (x1)
NPL gross (x2)
BOPO (x3)
ROA (x4)
LDR (x5)
CAR (x1)
NPL gross (x2)
BOPO (x3)
ROA (x4)
H4 : Berdasarkan Return On Asset (ROA), kinerja keuangan Bank Syariah dan Bank Konvensional berbeda secara signifikan.
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Menurut tingkat eksplanasinya, yaitu penelitian yang bermaksud
menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu
variabel dengan variabel yang lain, penelitian dapat dikelompokkan menjadi
penelitian deskriptif, komparatif, dan asosiatif (Sugiyono, 2012:35).
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
yang bersifat komparatif (perbandingan) yang berguna untuk mencari perbedaan
antara kinerja keuangan bank syariah dan bank konvensional.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, suatu yang mempunyai
karakteristik tertentu (Erlina, 2008 : 75). Populasi dalam penelitian ini adalah
bank konvensional dan bank syariah yang terdaftar di Bank Indonesia dan telah
mempublikasikan laporan keuangannya dimulai dari tahun 2011-2013.
Sebagian elemen populasi dapat dijadikan objek penelitian, yang biasa
disebut sampel. Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk
memperkirakan karakteristik sampel. Metode pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah non probability sampling, yaitu metode pengambilan sample
dimana tidak setiap elemen populasi mempunyai kemungkinan atau peluang untuk
digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, dimana pengambilan
sample berdasarkan suatu kriteria tertentu.
Adapun kriteria-kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel ini
adalah sebagai berikut :
A. Bank Syariah
1. Merupakan bank yang tergolong jenis Bank Umum Swasta Nasional
Devisa yang terdaftar di Bank Indonesia.
2. Memiliki publikasi laporan rasio keuangan yang lengkap tahun 2011,
2012, 2013, dan 2014 dan telah diaudit.
B. Bank Konvensional
1. Merupakan bank yang tergolong jenis Bank BUMN yang terdaftar di
Bank Indonesia.
2. Memiliki publikasi laporan rasio keuangan yang lengkap tahun 2011,
2012, 2013, dan 2014 dan telah diaudit.
Tabel 3.1 Daftar Populasi Bank
No Nama Bank Kriteria Sampel
1 2
1 BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) √ √ Sampel 1
2 BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) √ X -
3 BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) √ √ Sampel 2
4 BANK MANDIRI (PERSERO) √ √ Sampel 3
5 BANK ANTARDAERAH √ X -
6 BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL √ X -
7 BANK BNI SYARIAH √ X Sampel 4
8 BANK BUKOPIN √ X -
9 BANK BUMI ARTA √ X -
10 BANK CENTRAL ASIA √ X -
11 BANK CIMB NIAGA √ X -
12 BANK DANAMON INDONESIA √ X -
13 BANK EKONOMI RAHARJA √ X -
14 BANK GANESHA √ X -
15 BANK HANA √ X -
16 BANK HIMPUNAN SAUDARA 1906 √ X -
17 BANK ICB BUMIPUTERA √ X -
18 BANK ICBC INDONESIA √ X -
19 BANK INDEX SELINDO √ X -
20 BANK INTERNASIONAL INDONESIA √ X -
21 BANK MASPION INDONESIA √ X -
22 BANK MAYAPADA INTERNATIONAL √ X -
23 BANK MEGA SYARIAH √ √ Sampel 5
24 BANK MEGA √ X -
25 BANK MESTIKA DHARMA √ X -
27 BANK MUAMALAT INDONESIA √ √ Sampel 6
28 BANK MUTIARA √ X -
29 BANK NUSANTARA PARAHYANGAN √ X -
30 BANK OCBC NISP √ X -
31 BANK OF INDIA INDONESIA √ X -
32 BANK PERMATA √ X -
33 BANK RAKYAT INDONESIA AGRONIAGA √ X -
34 BANK SBI INDONESIA √ X -
35 BANK SINARMAS √ X -
36 BANK SYARIAH MANDIRI √ X -
37 BANK UOB INDONESIA √ X -
38 PAN INDONESIA BANK √ X -
39 QNB BANK KESAWAN √ X -
Sumber : Website Bank Indonesia (diolah penulis)
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan diatas, maka jumlah sampel
yang dapat memenuhi kriteria tersebut adalah sebanyak 6 sampel, yang terdiri dari
3 Bank Syariah dan 3 Bank Konvensional. Bank-bank yang menjadi sampel dapat
Tabel 3.2 Daftar sampel
No. Nama Bank Status
1 BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Bank Konvensional
2 BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Bank Konvensional
3 BANK MANDIRI (PERSERO) Bank Konvensional
4 BANK BNI SYARIAH Bank Syariah
5 BANK MEGA SYARIAH Bank Syariah
6 BANK MUAMALAT INDONESIA Bank Syariah
Sumber : Hasil pengolahan tabel 3.1 (diolah penulis)
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan
dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data (Erlina, 2008:24). Data tersebut
berupa laporan keuangan bank syariah dan bank konvensioanal yang bersumber
dari website resmi Bank Indonesia (www.bi.go.id) dan situs resmi bank-bank terkait selama periode 2011-2013. Dalam penelitian ini analisis kinerja hanya
3.4 Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dokumentasi yaitu
mengumpulkan, mengklasifikasi dan menganalisa data yang berhubungan dengan
masalah yang akan diteliti. Pengumpulan data dilakukan dengan 2 tahap, yaitu :
1. Pertama dengan melakukan studi pustaka yaitu dengan mengumpulkan
informasi - informasi dari buku-buku, dan sumber lainnya yang
berhubungan dengan penelitian.
2. Kedua dengan mengumpulkan data sekunder melalui fasilitas internet
dengan mengakses situs resmi yang berisi laporan rasio keuangan bank
syariah dan bank konvensional selama tahun 2011-2013 yang telah diaudit
dengan cara mengunduh dari situs resmi bank.
3.5 Definisi Operasional Variabel
Variabel-variabel yang digunakan yaitu rasio keuangan yang meliputi
Capital Adequacy Ratio (mewakili rasio permodalan), Non Performing Loan
gross (mewakili rasio kualitas aktiva produktif), Return on Asset dan Return on
Equity (mewakili rasio rentabilitas), Beban Operasional dibagi Pendapatan
Operasional (mewakili rasio efisiensi), dan Loan to Deposit Ratio (mewakili rasio
likuiditas). Untuk mengetahui kinerja bank secara keseluruhan dilakukan dengan
cara menjumlahkan seluruh rasio yang sebelumnya telah diberi bobot nilai
a. Capital (Modal)
Pada aspek permodalan ini yang dinilai adalah permodalan yang di
dasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilaian tersebut
di dasarkan kepada CAR (Capital Adequacy Ratio). CAR adalah rasio permodalan
yang menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk
pengembangan usaha serta menutupi kemungkinan risiko kerugian yang
diakibatkan dalam operasional bank. (Kusuno,2003:146)
Semakin besar rasio ini, maka semakin baik posisi modal. Dengan kata
lain, semakin kecil risiko kerugian suatu bank maka semakin besar pula
keuntungan yang diperoleh bank.
CAR = Total Modal x 100%
Aktiva Tertimbang Menurut Resiko
b. Asset (Aktiva)
Untuk mewakili rasio kualitas aktiva produktif, dalam hal ini peneliti
menggunakan NPL gross. Non Performing Loan gross (NPL gross) merupakan
rasio keuangan yang berkaitan dengan kredit bermasalah, dimana kredit ini
menggambarkan kerugian yang dialami bank dikarenakan tidak terlunasinya
kembali kredit yang diberikan bank kepada debitur.
Suatu bank yang mempunyai NPL gross yang tinggi tentu akan
lainnya, dengan kata lain semakin tinggi NPL gross suatu bank, maka hal tersebut
akan mengganggu kinerja bank tersebut.
NPL = Total Kredit Bermasalah x 100%
Total Seluruh Kredit
c. Rasio biaya/efisiensi bank
Dalam hal ini, rasio biaya/efisiensi bank diwakili oleh variabel rasio
BOPO. BOPO adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan
kemampuan manajemen bank dalam melakukan kegiatan operasinya dalam
mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil
nilai BOPO, maka semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan oleh suatu
bank.
BOPO = Biaya Operasional x 100%
Pendapatan Operasional
d. Earning (Rentabilitas)
Rentabilitas suatu bank dalam analisa CAMEL ini diwakili oleh rasio
ROA (Return on Asset). ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan suatu bank dalam memperoleh laba dengan menggunakan total
aktiva. Semakin besar ROA maka kinerja keuangan semakin baik, karena tingkat
pengembalian (return) semakin besar. Sehingga bank berpeluang besar
ROA = __Laba Tahun Berjalan__ x 100%
Total Aktiva
e. Liquidity (Likuiditas)
Adapun faktor likuiditas yang dinilai dalam analisa CAMEL ini adalah
rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR). LDR adalah rasio yang digunakan
untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada
nasabah yang telah menanamkan dana dengan kredit yang telah diberikan kepada
para debiturnya. Semakin tinggi LDR maka semakin rendah