SKRIPSI
PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2014
OLEH
SILVIA DEWI YAPUTRI 110503095
PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan
Pendanaan, dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan
beban akademik pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau
dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika
penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam
skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, 11 Juli 2015
Yang Membuat Pernyataan,
ABSTRAK
PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN
KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2014
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh keputusan investasi yang diproksi dengan Total Asset Growth (TAG), keputusan pendanaan yang diproksi dengan Debt to Equity Ratio (DER), dan profitabilitas yang diproksi dengan Return on Asset (ROA) terhadap kebijakan dividen yang diproksi dengan Dividend Payout Ratio (DPR); sejauh mana pengaruh keputusan investasi yang diproksi dengan Total Asset Growth (TAG), keputusan pendanaan yang diproksi dengan Debt to Equity Ratio (DER), profitabilitas yang diproksi dengan Return on Asset (ROA), dan kebijakan dividen yang diproksi dengan Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap nilai perusahaan yang diproksi dengan Price to Book Value (PBV); sejauh mana pengaruh keputusan investasi yang diproksi dengan Total Asset Growth (TAG) terhadap nilai perusahaan yang diproksi dengan Price to Book Value (PBV) melalui kebijakan dividen yang diproksi dengan Dividend Payout Ratio (DPR), sejauh mana pengaruh keputusan pendanaan yang diproksi dengan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap nilai perusahaan yang diproksi dengan Price to Book Value (PBV) melalui kebijakan dividen yang diproksi dengan Dividend Payout Ratio (DPR), serta sejauh mana pengaruh profitabilitas yang diproksi dengan Return on Asset (ROA) terhadap nilai perusahaan yang diproksi dengan Price to Book Value (PBV) melalui kebijakan dividen yang diproksi dengan Dividend Payout Ratio (DPR). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan dividen sebagai variabel intervening pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen; keputusan investasi, keputusan pendanaan, profitabilitas, dan kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan; keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan dividen; keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan dividen; serta profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan dividen.
Hasil pengujian pada hipotesis pertama menunjukkan bahwa secara simultan keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Uji parsial menunjukkan hanya variabel profitabilitas yang berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen sedangkan pengaruh variabel keputusan investasi dan keputusan pendanaan terhadap kebijakan dividen adalah tidak signifikan.
Pada hipotesis kedua hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan keputusan investasi, keputusan pendanaan, profitabilitas, dan kebijakan dividen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Uji parsial menunjukkan hanya variabel keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan profitabilitas yang berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan sedangkan pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan adalah tidak signifikan.
Dikarenakan pengaruh parsial dari kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan adalah tidak signifikan, maka hasil penelitian untuk hipotesis ketiga, keempat, dan kelima yang menunjukkan pengaruh parsial dari keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan dividen juga tidak signifikan.
ABSTRACT
THE EFFECT OF INVESTMENT DECISION, FINANCING DECISION, AND PROFITABILITY TOWARD FIRM VALUE WITH DIVIDEND POLICY
AS AN INTERVENING VARIABLE ON MANUFACTURING COMPANIES WHICH LISTED IN THE INDONESIA STOCK EXCHANGE
IN THE PERIOD OF 2011-2014
The problem of this research are the extent to which the effect of decision which is measured by Debt to Equity Ratio (DER), profitability which is measured by Return on Asset (ROA), and dividend policy which is measured by Dividend Payout Ratio (DPR) toward firm value which is measured by Price to Book Value (PBV); the extent to which the effect of investment decision which is measured by Total Asset Growth (TAG) toward firm value which is measured by Price to Book Value (PBV) through dividend policy which is measured by Dividend Payout Ratio (DPR); the extent to which the effect of financing decision which is measured by Debt to Equity Ratio (DER) toward firm value which is measured by Price to Book Value (PBV) through dividend policy which is measured by Dividend Payout Ratio (DPR), as well as the extent to which the effect of profitability which is measured by Return on Asset (ROA) toward firm value which is measured by Price to Book Value (PBV) through dividend policy which is measured by Dividend Payout Ratio (DPR). The purpose of this study is to investigate the effect of investment decision, financing decision, and profitability toward firm value with dividend policy as an intervening variable on manufacturing companies which listed in the Indonesia Stock Exchange in the period of 2011-2014.
The hypotheses of this study are investment decision, financing decision, and profitability affect the dividend policy; investment decision, financing decision, profitability, and dividend policy affect the firm value; investment decision affect the firm value through dividend policy; financing decision affect the firm value through dividend policy; and profitability affect the firm value through dividend policy.
The collection of the secondary data is done by downloading the financial statement of manufacturing companies which are listed in the Indonesia Stock Exchange through the site www.idx.co.id. The analytical method used is descriptive quantitative by using path analysis to test the hypotheses.
toward dividend policy while the partial effect of investment decision and financing decision toward dividend policy are not significant.
In the second hypothesis, the results of the data processing show that the simultaneous effects of investment decision, financing decision, profitability, and dividend policy toward firm value are significant. The partial test shows only investment decision, financing decision, and profitability effect significantly toward firm value while the partial effect of dividend policy toward firm value is not significant.
Due to the partial effect of dividend policy toward firm value is not significant, then the results of the data processing for the third, fourth, and fifth hypothesis which show the partial effect of investment decision, financing decision, and profitability toward firm value through dividend policy are also not significant.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, yang
telah memberikan berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014”. Tujuan penyusunan skripsi ini adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk memeroleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.
Selama proses penyusunan skripsi ini, saya memeroleh banyak bimbingan,
dukungan, nasehat, dan bantuan lain baik secara moril maupun materil dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac., Ak., C.A., selaku Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univesitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, M.A.F.I.S., Ak., selaku Ketua
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, M.M., Ak., selaku Sekretaris
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., selaku Ketua Program Studi S1
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Ibu
Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak., selaku Sekretaris Program Studi S1
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak., selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan dan pengarahan kepada
penulis. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak., selaku Dosen Penguji dan
Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M., Ak., selaku Dosen Pembanding, atas segala saran dan masukan yang telah diberikan selama ini.
5. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak., selaku Dosen Wali yang telah membantu
saya dalam konsultasi akademik selama perkuliahan.
6. Seluruh Staf dan Karyawan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara.
7. Kedua orangtua penulis, Yudi Hartanto Yaputra dan Kumala Nuraina,
saudari penulis Cindy Hartanto Yaputri, yang terkasih Agus Darwan, serta
sahabat terbaik penulis SSP(K). Terima kasih atas dukungan doa, kasih
sayang, dan motivasi yang selama ini diberikan kepada penulis. Untuk
teman-teman seperjuangan di akuntansi yang telah memberikan saran,
bantuan, dan semangat sepanjang penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini,
untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini
menambah pengetahuan dan bahan masukan bagi penelitian selanjutnya. Semoga Tuhan
senantiasa melimpahkan berkat dan karunia-Nya.
Medan, 11 Juli 2015 Penulis
DAFTAR ISI
1.3 Tujuan Penelitian... 10
1.4 Manfaat Penelitian ... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoritis ... 13
2.1.1 Keputusan Investasi... 13
2.1.2 Keputusan Pendanaan ... 15
2.1.3 Profitabilitas ... 19
2.1.4 Kebijakan Dividen... 22
2.1.5 Nilai Perusahaan ... 26
2.2 Penelitian Terdahulu ... 28
2.3 Kerangka Konseptual ... 32
2.4 Pengembangan Hipotesis Penelitian ... 33
2.4.1 Pengaruh Total Asset Growth (TAG) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) ... 34
2.4.2 Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) ... 34
2.4.3 Pengaruh Return on Asset (ROA) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) ... 35
2.4.4 Pengaruh Total Asset Growth (TAG) terhadap Price to Book Value (PBV) ... 36
2.4.5 Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Price to Book Value (PBV) ... 37
2.4.6 Pengaruh Return on Asset (ROA) terhadap Price to Book Value (PBV) ... 37
2.4.7 Pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap Price to Book Value (PBV) ... 38
2.4.9 Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Price to Book Value (PBV) yang dimediasi oleh Dividend Payout
Ratio (DPR) ... 39
2.4.10 Pengaruh Return on Asset (ROA) terhadap Price to Book Value (PBV) yang dimediasi oleh Dividend Payout Ratio (DPR) ... 40
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 43
3.2 Batasan Operasional ... 43
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 44
3.4 Jenis dan Sumber Data ... 49
3.5 Metode Pengumpulan Data ... 49
3.6 Definisi Variabel dan Operasionalisasi Variabel ... 50
3.6.1 Definisi Variabel dan Pengukurannya ... 50
3.6.1.1 Variabel Independen ... 50
3.6.1.2 Variabel Dependen ... 52
3.6.1.3 Variabel Intervening ... 53
3.6.2 Definisi Operasional Variabel ... 54
3.7 Uji Asumsi Klasik ... 54
3.7.1 Uji Normalitas ... 55
3.7.2 Uji Multikolinearitas ... 55
3.7.3 Uji Heteroskedastisitas ... 56
3.7.4 Uji Autokorelasi ... 56
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 64
4.2 Uji Asumsi Klasik ... 66
4.2.1 Uji Normalitas Error untuk Persamaan Sub Struktural I .... 66
4.2.2 Uji Normalitas Error untuk Persamaan Sub Struktural II... 68
4.2.3 Uji Multikolinearitas pada Persamaan Sub Struktural I ... 70
4.2.4 Uji Multikolinearitas pada Persamaan Sub Struktural II... 71
4.2.5 Uji Autokorelasi pada Persamaan Sub Struktural I ... 71
4.2.6 Uji Autokorelasi pada Persamaan Sub Struktural II ... 73
4.2.7 Uji Heteroskedastisitas untuk Persamaan Sub Struktural I... 73
4.2.8 Uji Heteroskedastisitas untuk Persamaan Sub Struktural II ... 74
4.3 Analisis Koefisien Determinasi untuk Persamaan Sub Struktural I dan Persamaan Sub Struktural II ... 75
4.5 Analisis Jalur untuk Persamaan Sub Struktural I dan Persamaan
Sub Struktural II ... 77
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... 82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 87
5.2 Saran... 89
DAFTAR PUSTAKA ... 90
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
1.1 Rata-rata TAG, DER, ROA, DPR, dan PBV Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2013 ... 5
2.1 Penelitian Terdahulu ... 28
3.1 Data Populasi dan Sampel Penelitian... 45
3.2 Daftar Sampel Penelitian ... 48
3.3 Definisi Operasional Variabel ... 54
4.1 Statistik Deskriptif dari Nilai Perusahaan, Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Profitabilitas, dan Kebijakan Dividen ... 64
4.2 Uji Normalitas Error untuk Persamaan Sub Struktural I ... 67
4.3 Uji Normalitas Error untuk Persamaan Sub Struktural II ... 69
4.4 Uji Multikolinearitas untuk Persamaan Sub Struktural I ... 71
4.5 Uji Multikolinearitas untuk Persamaan Sub Struktural II ... 71
4.6 Uji Autokorelasi untuk Persamaan Sub Struktural I ... 72
4.7 Uji Autokorelasi untuk Persamaan Sub Struktural II... 73
4.8 Uji Park untuk Persamaan Sub Struktural I ... 73
4.9 Uji Park untuk Persamaan Sub Struktural II ... 74
4.10 Koefisien Determinasi untuk Persamaan Sub Struktural I ... 75
4.11 Koefisien Determinasi untuk Persamaan Sub Struktural II ... 75
4.12 Uji Simultan untuk Persamaan Sub Struktural I ... 76
4.13 Uji Simultan untuk Persamaan Sub Struktural II ... 77
4.14 Koefisien Jalur untuk Persamaan Sub Struktural I ... 78
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 32
3.1 Full Model Struktural ... 58
3.2 Sub Struktural I ... 58
3.3 Sub Struktural II... 59
4.1 Sub Struktural I ... 66
4.2 Uji Normalitas Sub Struktural I dengan Normal Probability Plot... 67
4.3 Uji Normalitas Sub Struktural I dengan Histogram ... 68
4.4 Sub Struktural II... 68
4.5 Uji Normalitas Sub Struktural II dengan Normal Probability Plot... 69
4.6 Uji Normalitas Sub Struktural II dengan Histogram ... 70
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
1 Daftar Populasi, Kriteria Perusahaan, dan Sampel ... 96
2 Daftar Sampel Penelitian ... 99
3 Hasil Perhitungan Variabel Penelitian ... 100
4 Statistik Deskriptif ... 101
5 Uji Normalitas untuk Persamaan Sub Struktural I ... 102
6 Uji Normalitas untuk Persamaan Sub Struktural II ... 103
7 Uji Multikolinearitas pada Persamaan Sub Struktural I ... 105
8 Uji Multikolinearitas pada Persamaan Sub Struktural II ... 105
9 Uji Autokorelasi pada Persamaan Sub Struktural I ... 105
10 Uji Autokorelasi pada Persamaan Sub Struktural II ... 106
11 Uji Heteroskedastisitas pada Persamaan Sub Struktural I ... 106
12 Uji Heteroskedastisitas pada Persamaan Sub Struktural II .... 106
13 Koefisien Determinasi (R2) untuk Persamaan Sub Struktural I ... 107
14 Koefisien Determinasi (R2) untuk Persamaan Sub Struktural II ... 107
15 Uji F untuk Persamaan Sub Struktural I ... 107
16 Uji F untuk Persamaan Sub Struktural II... 108
17 Koefisien Jalur untuk Persamaan Sub Struktural I ... 108
ABSTRAK
PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN
KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2014
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh keputusan investasi yang diproksi dengan Total Asset Growth (TAG), keputusan pendanaan yang diproksi dengan Debt to Equity Ratio (DER), dan profitabilitas yang diproksi dengan Return on Asset (ROA) terhadap kebijakan dividen yang diproksi dengan Dividend Payout Ratio (DPR); sejauh mana pengaruh keputusan investasi yang diproksi dengan Total Asset Growth (TAG), keputusan pendanaan yang diproksi dengan Debt to Equity Ratio (DER), profitabilitas yang diproksi dengan Return on Asset (ROA), dan kebijakan dividen yang diproksi dengan Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap nilai perusahaan yang diproksi dengan Price to Book Value (PBV); sejauh mana pengaruh keputusan investasi yang diproksi dengan Total Asset Growth (TAG) terhadap nilai perusahaan yang diproksi dengan Price to Book Value (PBV) melalui kebijakan dividen yang diproksi dengan Dividend Payout Ratio (DPR), sejauh mana pengaruh keputusan pendanaan yang diproksi dengan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap nilai perusahaan yang diproksi dengan Price to Book Value (PBV) melalui kebijakan dividen yang diproksi dengan Dividend Payout Ratio (DPR), serta sejauh mana pengaruh profitabilitas yang diproksi dengan Return on Asset (ROA) terhadap nilai perusahaan yang diproksi dengan Price to Book Value (PBV) melalui kebijakan dividen yang diproksi dengan Dividend Payout Ratio (DPR). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan dividen sebagai variabel intervening pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen; keputusan investasi, keputusan pendanaan, profitabilitas, dan kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan; keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan dividen; keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan dividen; serta profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan dividen.
Hasil pengujian pada hipotesis pertama menunjukkan bahwa secara simultan keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Uji parsial menunjukkan hanya variabel profitabilitas yang berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen sedangkan pengaruh variabel keputusan investasi dan keputusan pendanaan terhadap kebijakan dividen adalah tidak signifikan.
Pada hipotesis kedua hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan keputusan investasi, keputusan pendanaan, profitabilitas, dan kebijakan dividen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Uji parsial menunjukkan hanya variabel keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan profitabilitas yang berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan sedangkan pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan adalah tidak signifikan.
Dikarenakan pengaruh parsial dari kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan adalah tidak signifikan, maka hasil penelitian untuk hipotesis ketiga, keempat, dan kelima yang menunjukkan pengaruh parsial dari keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan dividen juga tidak signifikan.
ABSTRACT
THE EFFECT OF INVESTMENT DECISION, FINANCING DECISION, AND PROFITABILITY TOWARD FIRM VALUE WITH DIVIDEND POLICY
AS AN INTERVENING VARIABLE ON MANUFACTURING COMPANIES WHICH LISTED IN THE INDONESIA STOCK EXCHANGE
IN THE PERIOD OF 2011-2014
The problem of this research are the extent to which the effect of decision which is measured by Debt to Equity Ratio (DER), profitability which is measured by Return on Asset (ROA), and dividend policy which is measured by Dividend Payout Ratio (DPR) toward firm value which is measured by Price to Book Value (PBV); the extent to which the effect of investment decision which is measured by Total Asset Growth (TAG) toward firm value which is measured by Price to Book Value (PBV) through dividend policy which is measured by Dividend Payout Ratio (DPR); the extent to which the effect of financing decision which is measured by Debt to Equity Ratio (DER) toward firm value which is measured by Price to Book Value (PBV) through dividend policy which is measured by Dividend Payout Ratio (DPR), as well as the extent to which the effect of profitability which is measured by Return on Asset (ROA) toward firm value which is measured by Price to Book Value (PBV) through dividend policy which is measured by Dividend Payout Ratio (DPR). The purpose of this study is to investigate the effect of investment decision, financing decision, and profitability toward firm value with dividend policy as an intervening variable on manufacturing companies which listed in the Indonesia Stock Exchange in the period of 2011-2014.
The hypotheses of this study are investment decision, financing decision, and profitability affect the dividend policy; investment decision, financing decision, profitability, and dividend policy affect the firm value; investment decision affect the firm value through dividend policy; financing decision affect the firm value through dividend policy; and profitability affect the firm value through dividend policy.
The collection of the secondary data is done by downloading the financial statement of manufacturing companies which are listed in the Indonesia Stock Exchange through the site www.idx.co.id. The analytical method used is descriptive quantitative by using path analysis to test the hypotheses.
toward dividend policy while the partial effect of investment decision and financing decision toward dividend policy are not significant.
In the second hypothesis, the results of the data processing show that the simultaneous effects of investment decision, financing decision, profitability, and dividend policy toward firm value are significant. The partial test shows only investment decision, financing decision, and profitability effect significantly toward firm value while the partial effect of dividend policy toward firm value is not significant.
Due to the partial effect of dividend policy toward firm value is not significant, then the results of the data processing for the third, fourth, and fifth hypothesis which show the partial effect of investment decision, financing decision, and profitability toward firm value through dividend policy are also not significant.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kondisi pereonomian
yang baik dapat menyebabkan timbulnya persaingan di dunia bisnis, hal ini
disebabkan setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang jasa, manufaktur,
maupun dagang akan berusaha menghasilkan laba yang maksimum dengan
harapan dapat meningkatkan nilai perusahaannya. Manajer perusahaan harus
selalu bersikap waspada dalam mengambil keputusan serta efektif dan efisien
dalam mengelola keuangan perusahaan agar nilai perusahaan dapat ditingkatkan
serta perusahaan dapat terhindar dari kebangkrutan.
Semua perusahaan yang didirikan pasti mempunyai tujuan yang jelas, antara
lain tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Tujuan jangka pendek yaitu
mendapat laba semaksimal mungkin dengan sumber daya yang ada, sementara
dalam jangka panjang tujuan perusahaan adalah memaksimalkan kemakmuran
pemegang saham atau pemilik perusahaan (wealth of the shareholders). Tujuan jangka panjang ini dapat diwujudkan dengan memaksimalkan nilai perusahaan.
Nilai perusahaan didefinisikan sebagai nilai pasar karena nilai perusahaan
dapat memberikan kemakmuran kepada pemegang saham secara maksimum
apabila harga saham perusahaan meningkat. Harga saham yang tinggi akan
membuat nilai perusahaan juga tinggi sehingga tingkat kepercayaan investor
penilaian investor mengenai prospek perusahaan di masa mendatang yang baik
dapat dilihat dari harga sahamnya yang tinggi.
Sudiyatno dan Elen (2010) menyatakan bahwa harga saham sebagai
representasi dari nilai perusahaan ditentukan oleh tiga faktor utama, yaitu faktor
internal, faktor eksternal, dan faktor teknikal. Faktor internal dan eksternal
perusahaan merupakan faktor fundamental yang sering digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan oleh para investor di pasar modal. Sedangkan faktor
teknikal lebih bersifat teknis dan psikologis, seperti volume perdagangan saham,
nilai transaksi perdagangan saham, dan kecenderungan naik turunnya harga
saham.
Penelitian ini menekankan pada faktor internal perusahaan yang sering
dipandang sebagai faktor penting untuk menentukan harga saham. Faktor ini
bersifat controllable yang artinya dapat dikendalikan oleh perusahaan. Faktor internal perusahaan dapat dikelompokkan menjadi faktor kebijakan perusahaan
dan faktor kinerja perusahaan. Faktor kebijakan perusahaan dalam penelitian ini
ditekankan pada kebijakan manajemen keuangan, yang meliputi kebijakan
pendanaan, kebijakan investasi, dan kebijakan dividen (Weston dan Copeland,
1992).
Keputusan mengenai investasi akan berpengaruh secara langsung terhadap
besarnya rentabilitas investasi dan aliran kas perusahaan untuk waktu-waktu
berikutnya (Riyanto, 2008). Investasi yang dilakukan perusahaan bertujuan untuk
memakmurkan pemegang saham, baik di masa sekarang maupun yang akan
Keputusan investasi sangat dipengaruhi oleh ketersediaan dana dalam
perusahaan. Sumber pendanaan dalam perusahaan dapat diperoleh dari internal
berupa laba ditahan dan dari eksternal berupa hutang atau penerbitan saham baru.
Keputusan pendanaan atau keputusan mengenai struktur modal merupakan
masalah yang penting bagi perusahaan karena baik buruknya struktur modal akan
mempunyai efek langsung terhadap posisi finansial perusahaan yang pada
akhirnya akan memengaruhi nilai perusahaan. Kesalahan dalam menentukan
struktur modal akan berdampak luas terutama apabila perusahaan terlalu besar
dalam menggunakan hutang, sehingga beban tetap yang harus ditanggung
perusahaan semakin besar dan dapat meningkatkan risiko finansial perusahaan
pula.
Selain keputusan investasi dan pendanaan, kebijakan dividen juga bisa
dikaitkan dengan nilai perusahaan. Banyak penelitian yang telah mengkaji tentang
kebijakan dividen dan menjadi bahan perdebatan. Miller dan Modigliani dalam
teorinya yang dikenal dengan Irrelevance Theory menyatakan bahwa rasio pembayaran dividen hanyalah rincian dan tidak memengaruhi kesejahteraan
pemegang saham. Nilai perusahaan ditentukan hanya oleh kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba, aset-aset perusahaan atau kebijakan
investasinya, dan pembagian laba untuk dibagikan sebagai dividen dan laba
ditahan tidak akan memengaruhi nilai perusahaan. Hasil yang berbeda
ditunjukkan oleh Myron Gordon dan John Lintner dalam teorinya yang dikenal
Untuk dapat melangsungkan aktivitas operasinya, perusahaan harus berada
dalam keadaan yang menguntungkan atau profitable karena tanpa adanya keuntungan akan sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar. Perusahaan
yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi akan diminati sahamnya oleh
investor sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan (Mardiyati, dkk, 2012).
Dalam penelitian ini, variabel independen yaitu kebijakan/keputusan
investasi diproksi dengan Total Asset Growth (TAG), kebijakan/keputusan pendanaan diproksi dengan Debt to Equity Ratio (DER), dan rasio profitabilitas yang digunakan yaitu Return on Asset (ROA). Penelitian ini menggunakan kebijakan dividen yang diproksi dengan Dividend Payout Ratio (DPR) sebagai variabel intervening dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh secara tidak
langsung masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai
perusahaan sebagai variabel dependen diproksi dengan Price to Book Value (PBV). Penelitian serupa juga pernah dilakukan oleh Rizqia, Aisjah, dan Sumiati
(2013) yang menganalisis pengaruh managerial ownership, financial leverage, profitability, firm size dan investment opportunity terhadap nilai perusahaan dengan menggunakan kebijakan dividen sebagai variabel intervening.
Data rata-rata Total Asset Growth (TAG), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Asset (ROA), Dividend Payout Ratio (DPR) dan Price to Book Value (PBV) perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010
Tabel 1.1
Rata-rata TAG, DER, ROA, DPR dan PBV
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftardi BEI Tahun 2010-2013 Rata -rata
Tahun
2010 2011 2012 2013
TAG (x) 0.16 0.13 0.19 0.22
DER (x) 0.74 0.49 1.15 1.78
ROA (%) 14.49 14.36 19.69 19.89
DPR (%) 33.04 30.10 36.35 41.05
PBV (x) 4.50 5.97 5.96 5.99
Sumber: IDX 2010-2013 (data diolah)
Pada tabel 1.1, variabel Total Asset Growth (TAG) terhadap Price to Book Value (PBV) mengindikasi adanya fenomena gap. Tahun 2011, TAG mengalami penurunan dari 0,16 menjadi 0,13 namun PBV justru mengalami peningkatan dari
4,50 menjadi 5,97 dan pada tahun 2012 TAG meningkat menjadi 0,19 namun
PBV menurun menjadi 5,96 sehingga TAG dan PBV menunjukkan pergerakan
yang berlawanan arah. Pada tahun 2013, TAG meningkat menjadi 0,22 dan PBV
juga meningkat menjadi 5,99 sehingga TAG dan PBV menunjukkan pergerakan
yang searah. Semakin tinggi nilai TAG maka semakin tinggi pula nilai PBV,
begitupula sebaliknya semakin rendah nilai TAG maka semakin rendah pula nilai
PBV. Dalam hal ini terjadi ketidakkonsistenan antara TAG dengan PBV di mana
pada tahun 2011 dan 2012, TAG dan PBV menunjukkan hubungan yang negatif
sedangkan tahun 2013,TAG dan PBV menunjukkan hubungan yang positif.
Pada variabel Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Price to Book Value (PBV) juga menunjukkan adanya fenomena gap. Tahun 2011, DER menurun dari 0,74 menjadi 0,49 namun PBV justru meningkat dari 4,50 menjadi 5,97 dan pada
tahun 2013, DER meningkat menjadi 1,78 dan PBV juga meningkat menjadi 5,99
sehingga DER dan DPR menunjukkan pergerakan yang searah. Semakin tinggi
nilai DER maka semakin tinggi pula nilai PBV, begitupula sebaliknya semakin
rendah nilai DER maka semakin rendah pula nilai PBV. Dalam hal ini terjadi
ketidakkonsistenan antara DER dengan PBV di mana pada tahun 2011 dan2012,
DER dan PBV menunjukkan hubungan yang negatif sedangkan tahun 2013,DER
dan PBV menunjukkan hubungan yang positif.
Pada variabel Return on Asset (ROA) terhadap Price to Book Value (PBV) juga menunjukkan adanya fenomena gap. Tahun 2011, ROA menurun dari 14,49 menjadi 14,36 sedangkan PBV meningkat dari 4,50 menjadi 5,97 dan pada tahun
2012 ROA meningkat menjadi 19,69 namun PBV menurun menjadi 5,96 sehingga
ROA dan PBV menunjukkan pergerakan yang berlawanan arah. Pada tahun 2013,
ROA meningkat menjadi 19,89 dan PBV juga meningkat menjadi 5,99 sehingga
ROA dan PBV menunjukkan pergerakan yang searah. Semakin tinggi nilai ROA
maka semakin tinggi pula nilai PBV, begitupula sebaliknya semakin rendah nilai
ROA maka semakin rendah pula nilai PBV. Dalam hal ini terjadi
ketidakkonsistenan antara ROA dengan PBV di mana pada tahun 2011 dan2012,
ROA dengan PBV menunjukkan hubungan yang negatif sedangkan tahun 2013,
ROA dengan PBV menunjukkan hubungan yang positif.
Pada variabel Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap Price to Book Value (PBV) juga menunjukkan adanya fenomena gap. Tahun 2011, DPR menurun dari 33,04 menjadi 30,10 sedangkan PBV meningkat dari 4,50 menjadi 5,97 serta pada
sehingga DPR dan PBV menunjukkan pergerakan yang berlawanan arah. Pada
tahun 2013, DPR meningkat menjadi 41,05 dan PBV juga meningkat menjadi
5,99 sehingga DPR dan PBV menunjukkan pergerakan yang searah. Semakin
tinggi nilai DPR maka semakin tinggi pula nilai PBV, begitupula sebaliknya
semakin rendah nilai DPR maka semakin rendah pula nilai PBV. Dalam hal ini
terjadi ketidakkonsistenan antara DPR dengan PBV di mana pada tahun 2011 dan
2012, DPR dengan PBV menunjukkan hubungan yang negatif sedangkan pada
tahun 2013DPR dengan PBV menunjukkan hubungan yang positif.
Selain fenomena gap diatas, terdapat beberapa penelitian terdahulu yang membuktikan adanya kesenjangan antara penelitian satu dengan penelitian yang
lainnya (research gap) yang dibuktikan oleh beberapa hasil penelitian yang berbeda-beda. Penelitian yang dilakukan oleh Janifairus, Hidayat, dan Husaini
(2013) menyimpulkan bahwa Asset Growth berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPR. Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh Munafiah (2012) yang
menyimpulkan bahwa Asset Growth tidak signifikan dalam memengaruhi DPR. Hasil penelitian Qodariyah (2013) menyimpulkan bahwa Asset Growth berpengaruh positif dan signifikan terhadap PBV. Hasil yang berbeda ditunjukkan
pada penelitian Setiani (2013) yang menyimpulkan bahwa Asset Growth berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap PBV.
Penelitian yang dilakukan oleh Rizqia, Aisjah, dan Sumiati (2013)
menyimpulkan bahwa DER berpengaruh negatif terhadap DPR sedangkan
Janifairus, Hidayat dan Husaini (2013) menyimpulkan bahwa DER tidak
(2013) dan Setiani (2013) menyimpulkan bahwa DER berpengaruh positif dan
signifikan terhadap PBV. Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh Fenandar dan
Raharja (2012) serta Rakhimsyah (2011) yang menyimpulkan bahwa DER tidak
signifikan dalam memengaruhi PBV.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Janifairus, Hidayat dan Husaini (2013)
serta Munafiah (2012) menyimpulkan bahwa ROA berpengaruh positif dan
signifikan terhadap DPR. Sedangkan Rizqia, Aisjah, dan Sumiati (2013)
menyimpulkan bahwa ROA berpengaruh positif terhadap DPR. Hasil yang
berbeda ditunjukkan oleh Nofrita (2013) yang menyatakan bahwa ROA tidak
signifikan dalam memengaruhi DPR.
Hasil penelitian Hidayati (2010) menyimpulkan bahwa DPR berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap PBV sedangkan penelitian Rakhimsyah
(2011) menyimpulkan bahwa DPR berpengaruh negatif terhadap PBV. Penelitian
yang dilakukan oleh Qodariyah (2013), Nofrita (2013), serta Fenandar dan
Raharja (2012) menyimpulkan bahwa DPR berpengaruh positif dan signifikan
terhadap PBV.
Dari fenomena gap dan research gap yang tidak konsisten ini menimbulkan minat peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan antara
variabel tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan variabel intervening
dimana variabel ini merupakan variabel penyela/antara variabel independen
dengan variabel dependen, sehingga variabel independen tidak langsung
Beberapa alasan yang mendasari saya sebagai peneliti melakukan penelitian
terhadap perusahaan manufaktur adalah sektor manufaktur memiliki rata-rata
pertumbuhan harga saham yang paling tinggi jika dibandingkan dengan sektor
lain yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sehingga dapat disimpulkan
bahwa perusahaan manufaktur merupakan kelompok perusahaan industri yang
semakin berkembang pesat dalam kegiatan bisnis dengan nilai transaksi yang
sangat besar yang diwujudkan dengan tingkat harga sahamnya. Selain itu
perusahaan manufaktur merupakan jenis perusahaan yang paling banyak terdaftar
dan paling aktif memperdagangkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI)
daripada perusahaan non manufaktur. Hal ini dapat dilihat bahwa perusahaan
manufaktur memiliki tingkat nilai perusahaan yang tinggi yang diwujudkan
dengan tingginya tingkat harga sahamnya.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan
Pendanaan, dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah, maka yang menjadi pokok
1. Apakah keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan profitabilitas
berpengaruh terhadap kebijakan dividen baik secara simultan maupun
parsial?
2. Apakah keputusan investasi, keputusan pendanaan, profitabilitas, dan
kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan baik secara simultan
maupun parsial?
3. Apakah keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui
kebijakan dividen?
4. Apakah keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui
kebijakan dividen?
5. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui
kebijakan dividen?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan
profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen baik secara simultan
maupun parsial.
2. Untuk mengetahui apakah keputusan investasi, keputusan pendanaan,
profitabilitas, dan kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan
3. Untuk mengetahui apakah keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai
perusahaan melalui kebijakan dividen.
4. Untuk mengetahui apakah keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai
perusahaan melalui kebijakan dividen.
5. Untuk mengetahui apakah profitabilitas berpengaruh terhadap nilai
perusahaan melalui kebijakan dividen.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi berbagai
pihak, antara lain:
a. Bagi peneliti
Dapat memperluas pengetahuan dan wawasan, serta menjadi kesempatan
yang baik untuk mengaplikasikan teori-teori yang diperoleh selama
perkuliahan ke dalam masalah-masalah praktis khususnya mengenai
keputusan investasi, keputusan pendanaan, profitabilitas, kebijakan dividen,
dan nilai perusahaan.
b. Bagi perusahaan
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan bahan acuan dalam
pengambilan keputusan serta penentuan kebijakan untuk meningkatkan nilai
perusahaan.
c. Bagi investor
Dapat digunakan sebagai bahan referensi atau pertimbangan, khususnya bagi
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan tepat dalam
melakukan investasi.
d. Bagi pihak lain
Dapat dijadikan tambahan pengetahuan, bahan referensi, pertimbangan,
rujukan maupun perbandingan dalam melakukan penelitian selanjutnya yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teoritis
2.1.1 Keputusan Investasi
Keputusan investasi merupakan keputusan mengenai penanaman
modal dimasa sekarang untuk mendapatkan hasil atau keuntungan di masa
yang akan datang (Setiani, 2013). Keputusan investasi perusahaan sangat
penting artinya bagi kelangsungan hidup perusahaan karena keputusan
investasi menyangkut dana yang akan digunakan untuk investasi, jenis
investasi yang akan dilakukan, pengembalian investasi, dan risiko investasi
yang mungkin timbul (Martono dan Agus, 2008). Keputusan investasi akan
tercermin pada sisi aktiva perusahaan sehingga akan memengaruhi struktur
kekayaan perusahaan, yaitu perbandingan antara aktiva lancar dengan aktiva
tetap (Husnan dan Enny, 2004).
Investasi dapat mencerminkan pertumbuhan perusahaan dalam
menjalankan aktivitas ekonomi dan bisnis. Pengambilan keputusan
mengenai investasi biasanya sulit karena memerlukan penilaian atas situasi
di masa yang akan datang yang tidak mudah diramal karena adanya faktor
ketidakpastian di masa depan (Ayuningtyas, 2013). Manajer keuangan harus
membantu perusahaan untuk mengidentifikasi proyek-proyek yang
menjanjikan dan memutuskan berapa banyak yang akan diinvestasikan
penganggaran modal karena sebagian besar perusahaan mempersiapkan
anggaran tahunan yang terdiri dari investasi modal yang disahkan (Brealey,
dkk, 2007).
Keputusan investasi yang tepat akan dapat menghasilkan kinerja
yang optimal sehingga memberikan suatu sinyal positif kepada investor
yang akan meningkatkan harga saham dan nilai perusahaan. Ini sesuai
dengan pernyataan signalling theory yang menyatakan bahwa pengeluaran investasi memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan
dimasa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga saham sebagai
indikator nilai perusahaan.
Penelitian ini menggunakan proksi Total Asset Grrowth (TAG). Asset Growth adalah rata-rata pertumbuhan kekayaan perusahaan. Bila kekayaan awal suatu perusahaan adalah tetap jumlahnya, maka pada tingkat
pertumbuhan aktiva yang tinggi berarti besarnya kekayaan akhir perusahaan
tersebut semakin besar. Demikian pula sebaliknya, pada tingkat
pertumbuhan aktiva yang tinggi bila besarnya kekayaan akhir tinggi berarti
kekayaan awalnya rendah. Variabel ini juga dapat didefinisikan sebagai
perubahan tahunan dari aktiva tetap. Hasil keputusan investasi yang tepat
akan menghasilkan kinerja yang optimal sehingga dapat meningkatkan
pertumbuhan aset perusahaan (Hestinoviana, dkk, 2013). Rumus yang
digunakan untuk mengukur Total Asset Grrowth adalah sebagai berikut:
= − −
2.1.2 Keputusan Pendanaan
Keputusan pendanaan dapat diartikan sebagai keputusan yang
menyangkut struktur keuangan perusahaan (financial structure). Struktur keuangan perusahaan merupakan komposisi dari keputusan pendanaan yang
meliputi hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, dan modal sendiri.
Setiap perusahaan akan mengharapkan adanya struktur modal optimal, yaitu
struktur modal yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan (value of the firm) dan meminimalkan biaya modal (cost of capital).
Keputusan pendanaan didefinisikan sebagai keputusan yang
menyangkut komposisi pendanaan yang dipilih oleh perusahaan. Sumber
pendanaan di dalam suatu perusahaan dibagi menjadi dua kategori yaitu
pendanaan internal dan pendanaan eksternal. Pendanaan internal dapat
diperoleh dari sumber laba ditahan dan depresiasi, sedangkan pendanaan
eksternal dapat diperoleh dari para kreditur atau yang disebut dengan hutang
dari pemilik, peserta, atau pengambil bagian dalam perusahaan atau yang
disebut sebagai modal. Proporsi atau bauran dari penggunaan modal sendiri
dan hutang dalam memenuhi kebutuhan dana perusahaan disebut struktur
modal perusahaan.
Prinsip manajemen perusahaan menuntut agar baik dalam
memeroleh maupun menggunakan dana harus didasarkan pada efisiensi dan
efektifitas. Efisiensi penggunaan dana berarti bahwa setiap rupiah dana yang
ditanamkan dalam aktiva harus dapat digunakan seefisien mungkin untuk
penggunaan dana meliputi perencanaan dan pengendalian penggunaan
aktiva dalam aktiva lancar maupun aktiva tetap. Pengalokasian dana harus
didasarkan pada perencanaan yang tepat, agar dana yang mengganggur
menjadi kecil. Efisiensi penggunaan dana secara langsung dan tidak
langsung akan menentukan besar kecilnya tingkat keuntungan yang
dihasilkan dari investasi.
Terdapat dua pandangan mengenai keputusan pendanaan. Pandangan
pertama dikenal dengan pandangan tradisional yang menyatakan bahwa
struktur modal memengaruhi nilai perusahaan. Pandangan tradisional
diwakili oleh dua teori yaitu Trade off Theory dan Pecking Order Theory. Pandangan kedua adalah teori yang dikemukakan oleh Miller dan
Modigliani yang dikenal dengan Irrelevance Theory yang menyatakan bahwa struktur modal tidak memengaruhi nilai perusahaan.
a. Trade-off theory
Trade-off theory menyatakan bahwa perusahaan menukar manfaat pajak dari pendanaan hutang dengan masalah yang ditimbulkan
oleh potensi kebangkrutan (Brigham dan Houston, 2011). Esensi trade-off theory dalam struktur modal adalah menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang. Sejauh
manfaat lebih besar, maka tambahan hutang masih diperkenankan.
Apabila pengorbanan karena penggunaan hutang sudah lebih besar,
kebangkrutan, dan personal tax dalam menjelaskan mengapa suatu perusahaan memilih suatu struktur modal tertentu (Husnan, 2013).
Kesimpulan trade-off theory adalah penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan tetapi hanya sampai pada titik tertentu.
Walaupun model ini tidak dapat menentukan secara tepat struktur
modal yang optimal, namun model tersebut memberikan kontribusi
penting yaitu:
1. Perusahaan yang memiliki aktiva yang tinggi sebaiknya
menggunakan sedikit hutang.
2. Perusahaan yang membayar pajak tinggi sebaiknya lebih banyak
menggunakan hutang dibandingkan dengan perusahaan yang
membayar pajak rendah.
b. Pecking Order Theory
Pecking order theory menetapkan suatu urutan keputusan pendanaan dimana manajer pertama kali akan memilih untuk
menggunakan laba ditahan, lalu hutang, dan penerbitan saham sebagai
pilihan terakhir (Hanafi, 2004). Myers (1984) dalam Husnan (2013)
mengemukakan argumentasi mengenai adanya kecenderungan suatu
perusahaan untuk menentukan pemilihan sumber pendanaan yang
berdasarkan pada pecking order theory. Teori ini disebut pecking order karena teori ini menjelaskan mengapa perusahaan akan menentukan
hierarki sumber dana yang paling disukai. Secara ringkas teori tersebut
1. Perusahaan menyukai internal financing (pendanaan dari hasil operasi perusahaan).
2. Apabila perusahaan memerlukan pendanaan dari luar (eksternal financing), maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dahulu, yaitu dimulai dengan penerbitan
obligasi, kemudian diikuti oleh sekuritas yang berkarakteristik opsi
(seperti obligasi konversi), baru akhirnya apabila masih belum
mencukupi, saham baru diterbitkan.
Pandangan kedua adalah teori yang dikemukakan oleh Modigliani
dan Miller. Dalam teori ini mereka berargumen bahwa risiko total untuk
semua pemegang sekuritas perusahaan tidak berubah dengan adanya
perubahan dalam struktur modal perusahaan. Bagaimana cara membagi
struktur modal perusahaan antara hutang, ekuitas dan lain-lain, selalu
terdapat konservasi atas nilai investasi. Karena nilai investasi total
tergantung pada profitabilitas dan risiko yang mendasarinya, nilai
perusahaan tidak berubah sejalan dengan perubahan dalam struktur modal
perusahaan.
Keputusan pendanaan dapat diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER). Rasio ini menunjukkan perbandingan antara pembiayaan dan pendanaan melalui hutang dengan pendanaan melalui ekuitas. Rasio ini
biasanya digunakan untuk mengukur financial leverage dari suatu perusahaan (Syamsuddin, 2001). Rumus yang digunakan untuk mengukur
=
ℎ ℎ ′
2.1.3 Profitabilitas
Profitabilitas menurut Sartono (1997) adalah kemampuan
perusahaan memeroleh laba dalam hubungan dengan penjualan, total aktiva
maupun modal sendiri. Rasio profitabilitas ini akan memberikan gambaran
tentang tingkat efektifitas pengelolaan perusahaan. Semakin tinggi
profitabilitas berarti semakin baik, karena kemakmuran pemilik perusahaan
meningkat dengan semakin tingginya profitabilitas.
Profitabilitas perusahaan adalah tingkat keuntungan bersih yang
mampu diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan operasinya
(Nurhayati, 2013). Menurut Weston dan Copeland (1999) profitabilitas
adalah sejauh mana perusahaan menghasilkan laba dari penjualan dan
investasi perusahaan. Brigham dan Houston (2011) mendefinisikan
profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan
manajemen perusahaaan.
Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur keberhasilan
manajemen sebagaimana ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan oleh
penjualan dan investasi (Weston dan Brigham, 1991). Terdapat beberapa
pengukuran yang dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas
1. Margin Laba Operasi
Margin laba operasi menunjukkan keefektifan manajemen dalam
mengelola laporan keuangan perusahaan yang diukur dengan
membandingkan laba usaha terhadap penjualanya (Keown, 2004).
=
2. Gross Profit Margin (GPM)
Gross Profit Margin merupakan persentase dari laba kotor (sales-cost of goods sold) dibandingkan dengan penjualan. Semakin besar GPM, semakin baik keadaan operasi perusahaan karena hal ini menunjukkan
bahwa cost of goods sold relatif lebih rendah dibandingkan dengan penjualan (Syamsuddin, 2001).
= −
3. Net Profit Margin (NPM)
Net Profit Margin merupakan rasio antara laba bersih yaitu penjualan sesudah dikurangi dengan expenses termasuk pajak dibandingkan dengan penjualan (Syamsuddin,2001).
=
4. Pengembalian Aset (Return on Asset –ROA)
Return on Asset (ROA) adalah perbandingan antara laba bersih dengan total aktiva yang tertanam dalam perusahaan. ROA digunakan untuk
=
5. Pengembalian Ekuitas (Return on Equity –ROE)
Rasio ini menunjukkan kemampuan dalam menghasilkan laba atas
investasi berdasarkan nilai buku pemegang saham, dan seringkali
digunakan dalam membandingkan dua atau lebih perusahaan dalam
sebuah industri yang sama.
=
ℎ ℎ ′
6. Rentabilitas Ekonomi
Rentabilitas ekonomi merupakan perbandingan antara laba dengan total
kekayaan yang dimilikinya.
= ℎ
Penelitian ini menggunakan rasio Return on Asset (ROA) untuk mengukur profitabilitas perusahaan. ROA berfungsi untuk mengukur
efektifitas perusahaan dalam menghasilkan laba berdasarkan aktiva yang
dimilikinya. Semakin besar ROA, maka semakin efisien penggunaan aktiva
oleh perusahaan dalam beroperasi sehingga dapat meningkatkan laba
perusahaan. Beberapa keunggulan yang dimiliki Return on Asset (ROA) adalah sebagai berikut (Munawir, 2001):
1. Dapat diperbandingkan dengan rasio industri sehingga dapat diketahui
posisi perusahaan terhadap industri.
3. Jika perusahaan telah menjalankan praktik akuntansi dengan baik maka
dengan analisis Return on Asset (ROA) dapat diukur efisiensi penggunaan modal yang menyeluruh, yang sensitif terhadap yang
memengaruhi keadaan keuangan perusahaan.
2.1.4 Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen adalah kebijakan yang berkaitan dengan
keputusan perusahaan untuk membagi pendapatan yang dihasilkan dalam
bentuk dividen kepada pemegang saham atau memegangnya sebagai laba
ditahan untuk investasi di masa mendatang (Weston and Copeland, 1999).
Pembayaran dividen merupakan alternatif dalam kondisi ketidakpastian para
investor tentang kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
Dividen akan diterima saat ini dan terus menerus tiap tahun sedangkan
capital gain akan diterima untuk waktu yang akan datang jika harga saham naik. Dengan demikian perusahaan yang membayar dividen akan
meyakinkan ketidakpastian investor lebih awal dari perusahaan yang tidak
membayar dividen (Martono dan Agus, 2008).
Perusahaan yang membayar dividen dari waktu ke waktu secara
periodik atau berkala dinilai lebih baik dibandingkan dengan perusahaan
yang membayar dividen secara berfluktuasi. Pembayaran dividen yang
stabil dapat mencerminkan bahwa perusahaan memiliki kondisi keuangan
yang stabil pula, begitupula sebaliknya perusahaan dengan dividen yang
(Sudana, 2011). Menurut Rizqia, Aisjah, dan Sumiati (2013) “Komitmen perusahaan untuk membayar dividen harus meningkatkan nilai pemegang
saham. Hal ini menunjukkan jika perusahaan percaya bahwa informasi
dalam dividen dapat memberikan sinyal positif kepada investor”.
Kebijakan dividen dapat diukur dengan Dividend Payout Ratio (DPR). Dividend Payout Ratio adalah perbandingan dividen yang diberikan ke pemegang saham dan laba bersih per lembar saham. Rasio ini
menentukan jumlah laba yang akan dibagi dalam bentuk dividen kas dan
laba yang ditahan sebagai sumber pendanaan. Perusahaan yang mempunyai
tingkat pertumbuhan yang tinggi akan mempunyai rasio pembayaran
dividen yang rendah. Sebaliknya perusahaan yang tingkat pertumbuhannya
rendah akan mempunyai rasio pembayaran dividen yang tinggi. Rumus
yang digunakan untuk mengukur Dividend Payout Ratio adalah sebagai berikut:
= ℎ ℎ
Kebijakan dividen dalam perkembanganya masih menjadi bahan
perdebatan para peneliti. Terdapat beberapa argumen terkait dengan
kebijakan dividen antara lain sebagai berikut:
1. Teori ketidakrelevanan dividen (Dividend Irrelevance Theory)
Teori yang dikemukakan oleh Miller dan Modigliani ini menyatakan
bahwa rasio pembayaran dividen hanya merupakan bagian kecil saja
ditentukan oleh kekuatan aktiva perusahaan dalam menghasilkan laba,
atau kebijakan investasinya, dan pembagian laba menjadi dividen atau
sebagai laba ditahan tidak akan memengaruhi nilai perusahaan (Horne
dan Wachowicz, 2012).
2. Teori Bird in The Hand
Teori yang dikemukakan oleh Myron Gordon dan John Lintner ini
menyatakan bahwa dividen lebih pasti daripada perolehan modal.
Pendapatan dividen memiliki nilai lebih tinggi bagi investor daripada
capital gains, sehingga dapat diasumsikan bahwa dividen lebih pasti daripada pendapatan modal (Mardiyati, dkk, 2012). Dalam teori ini
dijelaskan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap harga
pasar saham. Jika dividen yang dibagikan perusahaan semakin besar,
maka harga pasar saham tersebut semakin tinggi dan sebaliknya jika
dividen yang dibagikan perusahaan semakin menurun, maka harga
pasar saham tersebut semakin rendah (Sudana, 2011).
3. Teori Tax Preference
Teori ini dikemukakan oleh Litzenberger dan Ramaswamy yang
menyatakan pajak merupakan biaya apabila terkait dengan pembayaran
dividen. Dalam teori tax preference, pembayaran dividen yang rendah lebih disukai investor daripada pembayaran dividen yang tinggi dengan
a. tarif pajak yang ditanggung investor terkait dividen yang diterima
lebih besar daripada tarif pajak atas keuntungan modal jangka
panjang,
b. pajak atas keuntungan tidak akan dibayarkan hingga saham tersebut
terjual,
c. terkait dengan penghapusan pajak akibat kematian pemegang
saham (Weston dan Copeland, 1999).
4. Signalling Theory
Teori Signalling merupakan teori yang menunjukan bahwa pengumuman perusahaan mengenai kenaikan dividen digunakan
sebagai indikasi mengenai prospek masa depan perusahaan yang baik
(Anil dan Kapoor, 2008). Dividen merupakan alat bagi manajer yang
digunakan sebagai sinyal bagi para pemegang saham mengenai kinerja
perusahaan saat ini dan prospek perusahaan di masa yang akan datang.
Argumen ini didasarkan pada informasi asimetri antara manajer dan
investor, di mana manajer memiliki informasi lebih banyak tentang
keadaan saat ini dan masa depan perusahaan (Fairchild, 2010). Menurut
teori signalling, investor dapat menyimpulkan informasi tentang laba masa depan perusahaan melalui sinyal yang datang dari pengumuman
dividen, baik dari segi stabilitas maupun perubahan dividen. Namun,
manajer harus terlebih dahulu memiliki informasi pribadi tentang
prospek suatu perusahaan, dan memiliki insentif untuk menyampaikan
pandangan pihak manajemen atas masa depan perusahaan yang lebih
baik, daripada diisyaratkan oleh penurunan laba. Jadi, pihak manajemen
mungkin dapat memengaruhi para investor melalui kandungan
informasi dividen (Horne dan Wachowicz, 2012). Kenaikan dividen
seringkali diikuti dengan kenaikan harga saham, begitupula sebaliknya
penurunan dividen menyebabkan harga saham juga menurun. Dalam
teori signalling juga dijelaskan mengenai hubungan antara pengeluaran investasi dan juga nilai perusahaan, dimana pengeluaran investasi
memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa
yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan harga saham sebagai
indikator nilai perusahaan (Hasnawati, 2005).
2.1.5 Nilai Perusahaan
Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi suatu
perusahaan, karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga
memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan tujuan
utama perusahaan (Soliha dan Taswan, 2002). Semakin tinggi harga saham
maka semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi
akan membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini
namun juga pada prospek perusahaan di masa depan.
Fama (1978) dalam Wahyudi, dkk (2006) menyatakan bahwa nilai
perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya. Harga pasar dari saham
transaksi disebut nilai pasar perusahaan, karena harga pasar saham dianggap
cerminan dari nilai aset perusahaan sesungguhnya.
Nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham
secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Untuk
mencapai nilai perusahaan yang tinggi, pada umumnya para pemodal
menyerahkan pengelolaannya kepada para professional. Para professional diposisikan sebagai manajer ataupun komisaris (Nurlela dan Islahuddin,
2008 dalam Kusumadilaga, 2010). Menurut Husnan (2013) nilai perusahaan
merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila
perusahaan tersebut dijual. Sedangkan menurut Keown (2004) nilai
perusahaan merupakan nilai pasar atas surat berharga hutang dan ekuitas
perusahaan yang beredar.
Nilai perusahaan dalam penelitian ini diproksikan dengan Price to Book Value (PBV). Price to book value dapat diartikan sebagai hasil perbandingan antara harga saham dengan nilai buku per lembar saham. Ang
(1997) menyatakan bahwa PBV merupakan rasio pasar yang digunakan
untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya.
Keberadaan PBV sangat penting bagi investor untuk menentukan
strategi investasi di pasar modal karena melalui price to book value, investor dapat memprediksi saham-saham yang overvalued atau undervalued (Ahmed dan Nanda, 2000). Price to book value menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Perusahaan
atas satu, yang mencerminkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai
bukunya. Price to book value yang tinggi mencerminkan tingkat kemakmuran para pemegang saham, dimana kemakmuran bagi pemegang
saham merupakan tujuan utama dari perusahaan. Rumus yang digunakan
untuk mengukur Price to book value adalah sebagai berikut:
� = ℎ
ℎ
2.2 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu beserta dengan hasil pengujiannya dapat
dilihat dalam tabel 2.1 berikut ini:
Periode
2005-Dari beberapa hasil penelitian terdahulu seperti yang ditunjukkan pada tabel
2.1, maka terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian kali ini.
Persamaannya yaitu menggunakan variabel penelitian meliputi rasio Total Asset Growth (TAG), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Asset (ROA), dan Price to Book Value (PBV).
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah penelitian ini
menambahkan variabel intervening yaitu kebijakan dividen yang diproksikan
dengan Dividend Payout Ratio (DPR) serta objek penelitian yang diteliti merupakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil berupa apakah TAG, DER, dan
ROA berpengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV) serta apakah kebijakan
dividen (DPR) dapat berfungsi sebagai variabel intervening yaitu memengaruhi secara tidak langsung atau tidak berpengaruh terhadap hubungan TAG, DER, dan
ROA terhadap nilai perusahaan (PBV)pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014.
Kerangka konseptual Dividend Payout Ratio (DPR) dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu keputusan investasi yang diproksi dengan Total Asset Growth (TAG), keputusan pendanaan yang diproksi dengan Debt to Equity Ratio (DER), dan profitabilitas yang diproksi dengan Return on Asset (ROA). Hubungan antar variabel dapat dilihat dari tanda panah ( ).
Kerangka konseptual Price to Book Value (PBV) dipengaruhi oleh empat faktor yaitu keputusan investasi yang diproksi dengan Total Asset Growth (TAG), keputusan pendanaan yang diproksi dengan Debt to Equity Ratio (DER), profitabilitas yang diproksi dengan Return on Asset (ROA), dan kebijakan dividen yang diproksi dengan Dividend Payout Ratio (DPR). Hubungan antar variabel dapat dilihat dari tanda panah ( ).
Hubungan parsial keputusan investasi yang diproksi dengan Total Asset Growth (TAG), keputusan pendanaan yang diproksi dengan Debt to Equity Ratio (DER), dan profitabilitas yang diproksi dengan Return on Asset (ROA) terhadap nilai perusahaan yang diproksi dengan Price to Book Value (PBV) melalui variabel intervening kebijakan dividen yang diproksi dengan Dividend Payout Ratio (DPR) dapat dilihat dari tanda panah berikut .
2.4 Pengembangan Hipotesis Penelitian
Hipotesis menurut Erlina dan Sri Mulyani (2007) adalah “hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan preposisi yang