UJI DAYA HASIL GALUR PADI (
Oryza sativa
L.) HARAPAN
IPB DENGAN DUA VARIETAS PEMBANDING
SAFRUDDIN NASUTION
A24110001
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul uji daya hasil padi (Oryza sativa L.) harapan IPB dengan dua varietas pembanding adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Oktober 2015
ABSTRAK
SAFRUDDIN NASUTION. Uji Daya Hasil Galur Padi Harapan IPB dengan Dua Varietas Pembanding. Dibimbing oleh HAJRIAL ASWIDINNOOR.
Padi (Oryza sativa L.) merupakan suatu komoditas penting bagi penduduk Indonesia sehingga produksi padi perlu terus dikembangkan. Padi tipe baru merupakan padi inovasi baru yang memiliki produktivitas tinggi, toleran terhadap hama penyakit, adaptasi luas serta memiliki rasa yang enak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi galur-galur padi tipe baru yang berpotensi dilepas sebagai varietas unggul baru. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Sawah Babakan Dramaga, Institut Pertanian Bogor. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai Mei 2015. Variabel yang diamati adalah produksi gabah kering giling, tinggi tanaman, jumlah anakan total, umur berbunga, umur panen, persentase gabah isi dan hampa, bobot 1 000 butir, dan jumlah gabah per malai. Hasil analisis menunjukkan seluruh galur yang diuji memiliki produktivitas yang tidak berbeda nyata dengan varietas Ciherang (6.055 ton ha-1) dan Mekongga (5.378ton ha-1). Beberapa galur memiliki produktivitas tertinggi IPB160-F-22-2-1 (7.956 ton ha-1), IPB160-F-28-1-1 (7.674 ton ha-1), IPB160-F-55-3-1 (7.164 ton ha-1), dan IPB160-F-56-1-1 (7.291 ton ha-1) berpotensi untuk diuji lanjut pada musim dan tempat yang berbeda.
Kata kunci : galur padi IPB, padi tipe baru, dan produktivitas
ABSTRACT
SAFRUDDIN NASUTION. Yield Trials of IPB New Lines Type Rice with Two Control Varieties. Supervised by HAJRIAL ASWIDINNOOR.
Rice (Oryza sativa L.) is an important for Indonesia's population so the rice production needs to be increased. New type of rice is a new innovation variety that has high productivity, tolerant to pests and diseases, wide adaptability and hasa good taste. This study aimed to identify rice lines potential to be evaluated further for releasing new varieties. The experiment was conducted at IPB Experimental Station Dramaga Babakan, Bogor. The research was conducted in January through May 2015. The variables measured were productivity, plant height, number of tillers, flowering and harvesting time, the percentage of filled grain 1 000 grain weight and number of grains per panicle. The analysis showed the productivity of lines evaluated was not significantly different from Ciherang(6.055 ton ha-1) and Mekongga (5.378 ton ha-1). Several lines showed tendency of giving higher productivity, which are IPB160-F-22-2-1 (7.956 ton ha
-1
), IPB160-F-28-1-1 (7.674 ton ha-1) , IPB160-F-55-3-1 (7.164 ton ha-1), and IPB160-F-56-1-1 (7.291 ton ha-1) compared to check in other time and location.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada
Departemen Agronomi dan Hortikultura
UJI DAYA HASIL GALUR PADI HARAPAN IPB DENGAN
DUA VARIETAS PEMBANDING
SAFRUDDIN NASUTION
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul dari penelitian ini adalah uji daya hasil padi (Oryza Sativa L.) harapan IPB dengan dua varietas pembanding yang dilaksanakan sejak bulan Januari sampai Mei 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi galur-galur padi tipe baru yang berpotensi dilepas sebagai varietas unggul baru.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Hajrial Aswidinnoor, MSc selaku pembimbing skripsi dan Bapak Dr Ir Abdul Qadir, MSi selaku pembimbing akademik. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, dan keluarga, atas doa dan kasih sayangnya, serta kepada teman-teman yang mendukung penyelesaiaan tulisan ini.
Semoga tulisan ini bermanfaat.
Bogor, Oktober 2015
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Tujuan Penelitian 2
Hipotesis 2
TINJAUAN PUSTAKA 2
METODE PENELITIAN 4
Waktu dan Tempat 4
Alat dan Bahan 4
Prosedur Analisis Data 5
Pelaksanaan Penelitian 5
Pengamatan 5
HASIL DAN PEMBAHASAN 5
Hasil 5
Pembahasan 5
SIMPULAN DAN SARAN 16
Simpulan 16
Saran 16
DAFTAR PUSTAKA 16
LAMPIRAN 18
RIWAYAT HIDUP 23
DAFTAR TABEL
1 Daftar 38 galur padi tipe baru dan dua varietas pembanding 4
2 Rekapitulasi analisis ragam karakter yang diamati 7
3 Nilai rataan produksi GKG tanaman padi 8
4 Nilai rataan beberapa komponen produksi galur-galur yang diuji dan varietas
pembanding 10
5 Nilai rataan beberapa komponen produksi galur-galur yang diuji dan varietas
pembanding 12
DAFTAR GAMBAR
1 keragaan galur dengan tipe keserempakan berbunga 6
DAFTAR LAMPIRAN
1 Keragaan galur IPB160-F-22-2-1 18
2 Keragaan galur IPB160-F-28-1-1 18
3 Keragaan galur IPB160-F-56-1-1 19
4 Keragaan galur IPB160-F-55-3-1 19
5 Kondisi umum lahan percobaan 20
6 Deskripsi varietas Ciherang 21
1
1
PENDAHULUAN
Beras merupakan makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Kebutuhan beras Indonesia akan terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk. Jumlah penduduk Indonesia 250 juta jiwa dan produksi padi mencapai 51.46 juta ton gabah kering giling (BPS 2013). Varietas unggul padi yang telah sering dibudidayakan masyarakat selama ini tidak mampu lagi berproduksi lebih tinggi karena keterbatasan kemampuan genetik, sementara kebutuhan beras dalam negeri terus meningkat. Krisis pangan akan terjadi jika laju pertumbuhan penduduk tidak diimbangi dengan peningkatan produksi pangan dalam negeri.
Luas lahan padi sawah di Indonesia 13 769 913 Ha (BPS 2013). Banyak daerah di Indonesia yang kurang potensial untuk dijadikan sebagai lahan sawah. Pertambahan jumlah penduduk mengakibatkan banyak lahan sawah yang dikonversi menjadi lahan non-pertanian. Berkurangnya lahan sawah ini menjadi suatu masalah yang sangat penting terutama dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional. Dibutuhkan inovasi baru untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menghasilkan padi yang lebih banyak tanpa memperluas lahan sawah adalah dengan merakit padi varietas baru (Fugi et al 2001).
Pembentukan padi tipe baru dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Program pembentukan Varietas Unggul Tipe Baru (VUTB) di Indonesia cukup berhasil, varietas Cimelati telah dilepas tahun 2001, Ciherang tahun 2001 dan Ciapus tahun 2003 (BPTP 2005). Menurut Abdullah et al (2006), padi tipe baru (PTB) merupakan padi yang mempunyai tipe baru dengan sifat batang kuat, anakan sedang (12-18) tetapi produktif semuanya, malai panjang dengan 200-300 bulir gabah per malai, persentase gabah isi besar (90%), daun tegak, tebal dan berwarna hijau tua, sistem perakaran dalam dan banyak, tinggi tanaman sedang-pendek (100-110 cm), umur gabah 110-120 hari. Karakter-karakter Padi Tipe Baru antara lain memiliki produktivitas tinggi, tahan hama penyakit, mampu beradaptasi dengan lingkungan, bernas, dan memiliki rasa yang enak sehingga diminati masyarakat dan mampu menanggulangi krisis pangan Indonesia.
Ketika suatu jenis padi telah dirakit maka pada tahap berikutnya diperlukan pengujian terhadap padi tersebut. Uji daya hasil merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui potensi hasil dari suatu galur PTB yang dirakit. Uji daya hasil PTB dilakukan dengan menghitung produksi rata-rata gabah kering giling dari galur PTB tersebut dan membandingkannya dengan varietas unggul yang sudah ada. Setelah kegiatan uji daya hasil, suatu galur dapat dilepas untuk dibudidayakan masyarakat jika potensi hasilnya sesuai dengan yang diharapkan.
2
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi galur-galur padi harapan yang memiliki produktivitas lebih tinggi dari varietas Ciherang dan Mekongga untuk dijadikan varietas unggul baru.
Hipotesis
1. Terdapat beberapa galur harapan yang memiliki produktivitas lebih tinggi daripada varietas pembanding.
2. Beberapa galur harapan yang diuji memiliki karakter yang sesuai dengan padi tipe baru dan lebih baik daripada varietas pembanding.
TINJAUAN PUSTAKA
Padi termasuk dalam tanaman semusim. Perakaran padi merupakan akar serabut. Struktur batang terbentuk dari rangkaian pelepah daun yang saling menopang; daun sempurna dengan pelepah tegak, daun berbentuk lanset, warna hijau muda hingga hijau tua. Bunga tersusun majemuk, tipe malai bercabang, satuan bunga disebut floret, yang terletak pada satu spikelet yang duduk pada panikula; buah tipe bulir atau kariopsis yang tidak dapat dibedakan mana buah dan bijinya, bentuk hampir bulat hingga lonjong, ukuran 3 mm hingga 15 mm, tertutup oleh palea dan lemma yang dalam bahasa sehari-hari disebut sekam, struktur dominan adalah endosperm atau bagian yang dimakan.Syarat Tumbuh
3
Strategi Meningkatkan Potensi Hasil
Potensi hasil tanaman dapat ditingkatkan dengan modifikasi tipe tanaman. Arsitektur tanaman tipe baru menjadikan potensi hasil padi menjadi dua kali lipat pada pertengahan tahun 1960-an. Karakteristik dari tanaman tipe baru tersebut adalah tanaman pendek, anakan banyak, batang kokoh, dan daun berwarna hijau tua, dengan tipe daun tegak. Tipe tanaman ini sangat efektif untuk meningkatkan produktivitas padi sawah dan lebih dari 60% area penanaman padi di dunia ditanami tipe tanaman yang sedang ini. Akan tetapi setelah jangka waktu 30 tahun setelah pengembangan dari tipe ini, hanya peningkatan kecil yang terjadi pada potensi hasil. Hal ini juga dikarenakan pengembangan padi juga diikuti dengan berkembangnya hama dan penyakit yang resisten, kebutuhan waktu tumbuh yang pendek, dan peningkatan kualitas dari benih. Potensi hasil dapat ditingkatkan dengan perancangan model tanaman tipe baru dengan daya hasil tinggi. Cara lain yang dapat digunakan adalah memafaatkan vigor dari hibrida atau menggunakan heterosis hasil hibrida pemuliaan tanaman (Khus 1996).
Padi Tipe Baru
Penelitian PTB di Indonesia telah dimulai sejak 1995. Lebih dari 100 varietas lokal padi asal Indonesia telah digunakan dalam pembentukan PTB, diantaranya adalah varietas Jimbrug, Bali Ontjer, Gundil Kuning, Soponyono, Ketan Lombok, Gajah Wangkal, dan Sengkeu. Sejumlah PTB dari IRRI-IR65600, IR66738, dan IR67962 menunjukkan keunggulannya, yaitu batang kokoh, daun tegak, tebal, berwarna hijau tua, malai panjang dan gabah lebat. Akan tetapi galur-galur tersebut masih mempunyai kehampaan tinggi (25%), peka terhadap wereng coklat, penyakit hawar daun bakteri dan tungro.
Menurut Abdullah et al (2006), padi tipe baru (PTB) merupakan padi yang mempunyai tipe baru dengan sifat batang kuat, anakan sedang (12-18) tetapi produktif semuanya, malai panjang dengan 200-300 bulir gabah/malai, persentase gabah isi besar (90%), daun tegak, tebal dan berwarna hijau tua, sistem perakaran dalam dan banyak, tinggi tanaman sedang-pendek (100-110 cm), umur gabah 110-120 hari. Sifat-sifat yang dimiliki PTB tersebut dapat memberikan potensi hasil 20% lebih tinggi dari pada variatas unggul yang ada, sehingga perlu upaya perakitan varietas PTB.
4
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai Mei 2015. Lokasi penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Sawah Babakan IPB, kecamatan Dramaga, Jawa Barat.
Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 38 galur padi harapan dan varietas Ciherang serta Mekongga sebagai pembandingnya. Galur-galur yang diuji dan varietas pembanding disajikan pada Tabel 1. Pupuk yang digunakan adalah Phonska dan Urea. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah meteran, timbangan, dan alat-alat yang umum digunakan dalam pertanian. Tabel 1. Daftar 38 galur padi tipe baru dan 2 varietas pembanding
No Nama Galur No Nama Galur
1 IPB175-F-8-2-1 21 IPB160-F-44-3-1
2 IPB175-F-9-1-1 22 IPB160-F-45-1-1
3 IPB175-F-10-3-1 23 IPB160-F-46-2-1
4 IPB175-F-11-1-1 24 IPB160-F-47-1-1
5 IPB175-F-2-2-1 25 IPB160-F-53-2-1
6 IPB175-F-13-2-1 26 IPB160-F-54-5-1
7 IPB175-F-14-1-1 27 IPB160-F-54-22-1
8 IPB160-F-1-2-1 28 IPB160-F-55-3-1
9 IPB160-F-4-1-1 29 IPB160-F-56-1-1
10 IPB158-F-7-1-1 30 IPB160-F-76-1-1
11 IPB160-F-13-2-1 31 IPB160-F-79-1-1
12 IPB160-F-16-1-1 32 IPB160-F-82-2-1
13 IPB160-F-17-1-1 33 IPB160-F-95-1-1
14 IPB160-F-20-3-1 34 IPB160-F-102-2-1
15 IPN160-F-21-1-1 35 IPB160-F-104-1-1
16 IPB160-F-22-2-1 36 IPB160-F-109-1-1
17 IPB160-F-28-1-1 37 IPB160-F-113-1-1
18 IPB160-F-33-1-1 38 IPB160-F-122-3-1
19 IPB160-F-41-2-1 39 Ciherang
20 IPB160-F-42-1-1 40 Mekongga
Prosedur Analisis Data
5
Pelaksanaan Penelitian
Persemaian dan Penanaman
Benih disemai selama 14 hari, bibit hasil persemaian dipindahkan ke lahan yang berukuran 5 m x 1.4 m tiap galur sebanyak satu bibit per lubang dengan jarak tanam 20 cm x 25 cm. Penanaman dilakukan di lahan yang telah diolah beberapa hari sebelumnya.
Pemeliharaan
Pemeliharaan meliputi pemupukan, pengendalian gulma dan hama, serta manajemen air. Pemupukan dilakukan dengan tiga tahap. Tahap pertama menggunakan phonska tepat pada lima HST. Pemupukan kedua dan ketiga menggunakan urea yaitu pada 3 MST dan 40 HST. Pengendalian gulma dilakukan setiap seminggu sebelum pemupukan dengan cara manual. Pengendalian hama dilakukan dengan menggunakan bahan kimia yang dilaksanakan katika keadaan hama mencapai batas ekonomis. Lahan diairi secara intensif sekitar 5 cm. Pengairan dihentikan ketika pemupukan untuk menghindari kehilangan hara dan pada saat mulai vase generatif hingga panen musim panen tiba.
Panen
Padi yang siap dipanen ditandai dengan 90% bulir padi telah menguning sekitar 14-15 MST. Pemanenan dilakukan secara manual dengan memotong pangkal tanaman. Hasil panen dipisahkan berdasarkan galur dan ulangan.
Pengamatan
Pengamatan dilakukan terhadap produksi tanaman dan karakter agronomi tanaman contoh. Setiap satuan percobaan diambil tiga rumpun tanaman secara acak sebagai tanaman contoh. Adapun peubah yang diamati adalah :
A. Produksi
Hasil gabah kering panen ditimbang dan diukur kadar airnya. Pengukuran kadar air dilakukan untuk menghitung produktivitas tiap galaur dalam ton ha-1 pada KA 14%.
B. Karakter Agronomi
1. Jumlah anakan total, dihitung jumlah anakan per rumpun.
2. Tinggi tanaman, diukur dari permukaan tanah samapi bagian ujung tanaman.
3. Panjang batang, diukur dari pangkal batang samapai buku terakhir. 4. Panjang daun bendera
5. Panjang malai, diukur dari buku terakhir samapi bulir di ujung malai. 6. Jumlah gabah total
7. Jumlah gabah bernas
8. Persentase gabah hampa, duhitung jumlah gabah hampa dibagi jumlah gabah total dikali 100% dalam satu malai.
9. Bobot 1 000 butir
7
Analisis Ragam dan Korelasi Antar Peubah
Pengaruh perlakuan terhadap karakter-karakter yang diamati dapat diketahui dari hasil sidik ragam. Berdasarkan hasil olah data yang dilakukan, hasil analisis ragam menunjukkan galur berpengaruh nyata terhadap beberapa karakter yang diamati. Koefisien keragaman (
kk
) menunjukan tingkat ketepatan perlakuan dalam suatu percobaan dan menunjukan pengaruh lingkungan dan faktor lain yang tidak dapat dikendalikan dalam percobaan. Semakin tinggi nilaikk
maka semakin rendah keandalan suatu percobaan (Gomez dan Gomez 1995). Nilaikk
beragam tergantung dari jenis percobaan, tanaman, dan sifat yang diukur. Misalnya dalam percobaan lapangkk
yang dapat diterima untuk sifat hasil padi sekitar 10%, untuk jumlah anakan sekitar 20%, dan untuk tinggi tanaman sekitar 3%. Dari hasil analisis yang diperolehkk
yang paling rendah adalah bobot 1 000 butir dengan 0.81% dankk
tertinggi dari karakter jumlah gabah isi dengan 29.28%. Terdapat beberapa karakter yang tidak berpengaruh nyata, yaitu panjang malai, jumlah gabah isi, umur berbunga, umur panen, dan produksi gabah kering giling. Hasil sidik ragam disajikan pada Tebel 2.Tabel 2. Rekapitulasi analisis ragam karakter yang diamati.
Keterangan : * = berpengaruh nyata pada taraf 5% KK = koefisien keragaman ** = berpengaruh nyata pada taraf 1%
tn = tidak berpengaruh nyata pada taraf 5%
Produksi Gabah Kering Giling
Gabah kering giling (GKG) merupakan suatu nilai atau ukuran yang menunjukkan tingkat produktivitas suatu galur yang diuji. Menurut Abdullah et al. (2008) dengan sifat-sifat dan karakteristik yang dimiliki PTB diharapkan dapat menghasilkan 9-13 ton GKG ha-1. Nilai rataan produksi GKG dari galur-galur PTB yang diuji dan varietas pembanding disajikan pada Tabel 3.
8
Tabel 3. Nilai rataan produksi GKG tanaman padi
9
adalah 6.055 ton ha-1 dan 5.378 ton ha-1. Berdasarkan analisis yang digunakan terdapat 15 galur berbeda nyata lebih tinggi dan 4 galur berbeda nyata lebih rendah dengan varietas pembanding. Terdapat empat galur memiliki produktivitas menonjol, yaitu IPB160-F-22-2-1 7.956 ton ha-1, IPB160-F-28-1-1 7.674 ton ha-1, IPB160-F-55-3-1 7.164 ton ha-1, dan IPB160-F-56-1-1 7.291 ton ha-1. Tingginya serangan hama dan penyakit blast mengakibatkan beberapa galur memiliki produksi yang rendah. Ketahanan terhadap penyakit merupakan salah satu karakter yang diamati dalam proses seleksi galur.
Produktivitas yang tinggi merupakan karakter utama yang menjadi bahan seleksi sebuah galur yang diuji pada penelitian ini. Galur yang memiliki produktivitas tinggi didukung oleh komponen produksi yang baik pula. Beberapa karakter penunjang tingginya suatu galur antara lain jumlah anakan yang sedang tetapi produktif, panjang batang yang pendek-sedang, jumlah gabah total 150-250, umur panen genjah (110-120 hari), dan persentase gabah bernas 85-95%.
Galur IPB160-F-22-2-1 memiliki produktivitas yang cukup tinggi. Galur tersebut memiliki sifat seperti sifat-sifat PTB. Galur ini memiliki jumlah anakan rata-rata 17 anakan per rumpun. Jumlah gabah per malainya mencapai 221 butir, persentase gabah hampa sebesar 20%. Bobot 1 000 butir mencapai 29.8 g. Padi diharapkan memiliki batang yang pendek hingga sedang. Galur ini tergolong dalam tanaman dengan tinggi yang sedang yaitu 122 cm. Umur panen galur tersebut 100 hari.
Galur IPB160-F-28-1-1 memiliki produktivitas mencapai 7.674 ton ha-1 (Tabel 3). Galur tersebut memiliki jumlah anakan total sebanyak 26 batang per rumpun. Tinggi tanaman galur ini 119 cm. Jumlah gabah total 177 butir per malai. Umur panen termasuk dalam umur yang genjah 100 hari. Persentasi gabah hampanya mencapai 24.6% dan bobot 1 000 butir sebesar 26.4 g (Tabel 5). Beberapa karakter galur IPB160-F-28-1-1 sesuai dengan sifat PTB, akan tetapi jumlah anakannya terlalau banyak. Persentase gabah hampa galur ini diduga masih terlalu tinggi. Keragaan galur IPB160-F-28-1-1 terdapat pada Lampiran 2.
Galur IPB160-F-55-3-1 memiliki produktivitas 7.164 ton ha-1. Tinggi tanaman galur tersebut termasuk padi yang kategori pendek-sedang dengan 122 cm. Jumlah anakan totalnya sebanyak 14 batang per rumpun. Galur ini panjang malainya 36.9 cm dan jumlah gabah per malai 203 butir (Tabel 5). Persentase gabah hampa berkisar 25%. Umur panen galur ini 101 hari termasuk padi dengan umur genjah.
Galur IPB160-F-76-1-1 memiliki produktivitas 7.291 ton ha-1. Tiap rumpunnya galur ini memiliki anakan sebanyak 13 batang. Tinggi tanaman galur ini mencapai 125 cm. Panjang malainya 36.8 cm, rata-rata tiap malainya terdapat 205 butir gabah dan persentase gabah hampanya 19%. Galur ini (Lampiran 4) termasuk padi yang berumur genjah yaitu 102 hari.
10
Keragaan Karakter Agronomi
Karakter agronomi merupakan keragaan komponen penyusun suatu tanaman. Tabel 4 menyajikan rataan beberapa komponen-komponen produksi galur-galur yang diuji beserta varietas pembandingnya.
11 umumnya harus mempunyai sifat-sifat seperti, jumlah anakan sedang tetapi semua produktif (12-18 batang), jumlah gabah per malai 150-250 butir, persentase gabah bernas 85-95%, bobot 1 000 gabah bernas 25-26 g, batang kokoh dan pendek (80-90 cm), umur genjah (110-120 hari), daun tegak, sempit, berbentuk huruf V, hijau sampai hijau tua, 2-3 daun terakhir tidak cepat luruh, akar banyak dan menyebar dalam, gabah langsing, mutu beras baik, serta tahan terhadap hama dan penyakit utama. Galur yang memiliki kriteria sesuai dengan kriteria PTB tersebut dapat dijadikan galur ungulan PTB.
Tinggi tanaman merupakan karakter yang sangat menentukan tingkat kerebahan tanaman. Padi yang tinggi akan lebih mudah rebah. Kush et al. (2001) menyatakan semakin tinggi tanaman maka tanaman akan semakin mudah rebah seiring penyerapan N oleh tanaman. Tinggi tanaman galur-galur yang diuji (Tabel 4) berkisar antara 112-149 cm dan tinggi tanaman varietas Ciherang dan Mekongga berturut-turut adalah 118 cm dan 119 cm. Secara umum galur-galur yang diuji tinggi tanaman yang tidak berbeda nyata dengan verietas pembandingnya. Terdapat empat galur yang memiliki tinggi tanaman yang berbeda nyata, yaitu IPB175-F-8-2-1, IPB175-F-9-1-1, IPB175-F-10-3-1, dan IPB175-F-11-1-1 yang memiliki tinggi berturut-turut 149 cm, 149 cm, 139 cm dan 145 cm. Secara umum galur-galur dari kelompok 175 memiliki karakter tinggi tanaman yang cukup tinggi. Keempat galur tersebut berdasarkan karakter tinggi tanaman tidak sesuai dengan karasteristik PTB.
Padi Tipe Baru memiliki daun bendera tumbuh tegak ke atas lebih tinggi dari malainya. Tipe daun bendera yang tegak ke atas dapat mengoptimalkan penyerapan sinar matahari yang membantu dalam pengisian malai. Daun bendera tersebut juga dapat melindungi padi dari serangan burung. Panjang daun bendera galur-galur yang diuji berkisar antara 33-47 cm dan varietas Ciherang dan Mekongga memiliki panjang daun bendera berturut-turut 34 cm dan 28 cm. Galur IPB160-F-44-3-1 memiliki panjang daun bendera yang berbeda nyata dengan kedua varietas pembandingnya. Akan tetapi daun bendera yang terlalu panjang justru tidak disukai petani karena menyulitkan pada perontokan secara manual.
12
13 produktif semua, karena jumlah anakan produktif adalah karakter penting dalam menentukan potensi hasil. Fagi et al. (2002) menjelaskan bahwa anakan yang kesemuanya produktif dalam satu rumpun mengakibatkan hilangnya kompetisi dalam penggunaan asimilat dengan anakan yang tidak produktif atau terlambat tumbuh sehingga semua anakan memiliki besar dan tinggi yang hampir sama dan memungkinkan asimilat digunakan untuk pengisian bulir. Berdasarkan analisis data menunjukkan bahwa terdapat galur yang berbeda nyata dengan varietas pembanding. Galur-galur tersebut adalah galur IPB175-F-8-2-1, IPB160-F-45-1-1, IPB160-F-46-2-IPB160-F-45-1-1, IPB160-F-79-1-IPB160-F-45-1-1, IPB160-F-104-1-1 berbeda nyata lebih rendah dan galurIPB160-F-20-3-1 berbeda nyata lebih tinggi.
Gabah total merupakan salah satu komponen hasil yang menentukan produktivitas. Galur-galur yang diuji memiliki jumlah gabah total antara 155-276 butir per malai. Varietas Ciherang dan Mekongga memiliki jumlah gabah total berturut-turut 213 dan 194 butir per malai. Terdapat satu galur yang memiliki gabah total yang berbeda nyata dengan kedua varietas pembandingnya, yaitu F-12-2-1 dengan 276 butir per malai. Galur F-9-1-1 dan IPB175-F-11-1-1 memiliki jumlah gabah total yang berbeda nyata dengan varietas Ciherang akan tetapi tidak berbeda nyata dengan varietas Mekongga. Salah satu sifat penting PTB yaitu jumlah gabah permalai yang banyak berkisar antara 150-250 butir per malai.
Jumlah gabah isi merupakan komponen penting yang menentukan produktivitas. Gabah isi dari tiap galur yang diuji berkisar antara 74-163 butir per malai. Gabah isi terendah diproduksi oleh galur IPB160-F-104-1-1. Rendahnya gabah isi galur tersebut disebabkan serangan hama walangsangit dan penyakit blast. Jumlah gabah isi dari seluruh galur yang diuji tidak berbeda nyata dengan varietas Ciherang dan Mekongga. Salah satu ciri PTB adalah persentase gabah bernas 85-95%. Galur IPB175-F-14-1-1 memiliki gabah isi mencapai 85%.
14
Bobot 1 000 butir merupakan salah satu karakter yang mempengaruhi komponen hasil. Anwari (1986) menyatakan bahwa komponen hasil dipengaruhi oleh jumlah gabah per malai, jumlah malai per rumpun, persentase gabah isi, dan bobot 1 000 butir. Purohit dan Majumder (2009) menegaskan diantara komponen-komponen produksi, karakter-karakter yang paling memberikan kontribusi terhadap potensi hasil adalah jumlah anakan produktif, jumlah gabah isi per malai, dan bobot 1 000 butir. Bobot 1 000 butir galur-galur yang diuji berkisar antara 15-35 gr dan bobot 1 000 butir kedua varietas pembanding Ciherang dan Mekongga berturut-turut 27 gr dan 23 gr. Terdapat beberapa galur yang memiliki bobot 1 000 butir yang berbeda nyata dengan varietas pembandingnya, yaitu IPB175-F-9-1-1, IPB175-F-14-1-1, IPB158-F-7-1-1, IPB160-F-16-1-1, IPB160-F-20-3-1, IPB160-F-22-2-1, IPB160-F-47-1-1, IPB160-F-56-1-1, IPB160-F-82-2-1, dan IPB160-F-95-1-1.
Umur berbunga dari galur-galur yang diuji (Tabel 5 ) berkisar diantara 54-69 hari setelah semai (HSS). Seluruh galur yang diuji tidak berbeda nyata dengan Ciherang dan Mekongga yang sama-sama memiliki umur berbunga 55 hari. Umur berbunga tercepat dari galur-galur yang diuji adalah galur IPB160-F-54-5-1 yaitu 54 hari setelah semai (HSS), sedangkan umur berbunga terlama adalah galur IPB175-F-9-1-1 69 HSS.
Umur panen galur-galur yang diuji (Tabel 5) tidak berbeda nyata dengan umur panen varietas Ciherang dan Mekongga yang memiliki umur panen berturut-turut 100 dan 101 hari. Umur panen dari galur-galur yang diuji berkisar antara 99-104 hari. Berdasarkan karakteristik umur, galur-galur yang diuji memiliki sifat PTB yang diharapkan yaitu berumur genjah (110-120 hari). Secara umum seluruh galur yang diuji termasuk dalam padi dengan umur pendek-genjah.
Korelasi antar Karakter Tanaman
Hubungan antar karakter tanaman perlu diketahui untuk mengetahui pengaruh karakter yang satu dengan yang lainnya karena akan membantu dalam perencanaan dan evaluasi program pemuliaan. Tabel 6 menyajikan hasil kolerasi antar karakter yang diamati.
15
15
Tabel 6. Nilai koefisien korelasi antar karakter yang diamati.
Karakter GKG BB UP TT PB JAT PDB UB PGH JGI JGT PM
GKG 1
BB 0.148 1
UP -0,245** 0,163 1
TT -0,116 0,223* 0,486** 1
PB -0,038 0,195* 0,360** 0,808** 1 JAT 0,228* 0,006 -0,092 -0,107 -0,123 1 PDB -0,247** 0,115 0,410** 0,522** 0,256** -0,181* 1 UB -0,262** -0,004 -0,125 -0,269** -0,243** 0,002 -0,068 1 PGH -0,474** -0,114 0,050 0,191* 0,150 -0,126 0,179 -0,025 1 JGI 0,545** 0,122 0,031 0,102 0,104 0,011 -0,023 -0,540** 0,587** 1 JGT 0,176 0,094 0,055 0,276** 0,303** -0,029 0,130 -0,053 0,011 0,258** 1
PM -0,339** 0,071 0,705** 0,531** 0,432** 0,022 0,359** -0,398** 0,203* 0,124 0,037 1 Keterangan : * berkorelasi nyata pada taraf 5%
** berkorelasi nyata pada taraf 1%
GKG = Gabah Kering Giling PB = Panjang Batang JGT = Jumlah Gabah Total
BB = Bobot 1 000 Butir TT = Tinggi Tanaman JGI = Jumlah Gabah Isi
UB = Umur Berbunga PGH = Persentase Gabah Hampa PDB = Panjang Daun Bendera
16
16
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan pengujian yang dilakukan terhadap galur-galur harapan terdapat lima belas galur yang berbeda dengan varietas pembanding. Terdapat empat galur yang memiliki produktivitas tertinggi yaitu IPB160-F-22-2-1 (7.956 ton ha-1), IPB160-F-28-1-1 (7.674 ton ha-1) , IPB160-F-55-3-1 (7.164 ton ha-1), dan IPB160-F-56-1-1 (7.291 ton ha-1). Keempat galur tersebut memiliki karakter yang sesuai dengan karakter Padi Tipe Baru.
Saran
Galur-galur yang memiliki produktivas yang setara dengan pembanding dan memiliki karakter agronomi yang sesuai dengan karakter padi tipe baru perlu diuji lebih lanjut pada musim dan lokasi yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
www.litbang.deptan.go.id [2014 Maret 7].[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. www. bps. go. id/tnmn_pgn. php [2014 Maret 9].
Fugi A M, Abdullah B, Kartaadmaja S. 2001. Peran padi Indonesia sebagai sumber daya genetik padi modern. Prosiding diskusi pameran dan budidaya padi. Surakarta 28 Agustus 2001: Yayasan padi Indonesia. Fagi, A.M., I. Las, M. Syam. 2002. Penelitian padi : menjawab tantangan
ketahanan pangan nasional. Balai Penelitian Tanaman Padi. Bogor. Gomez KA, Gomez AA. 1995. Prosedur Statistika untuk Penelitian
Pertanian. Sjamsudin E, Baharsjah JS, penerjemah. Jakarta (ID): UI Pr. Terjemahan dari: Statistical Prosedures for Agricultural Research.
Khush, G.S. 2000. New plant type of rice for increasing the genetic yield potensial, p. 99-108. In JATA. S. Nanda (Ed). Rice Breeding and Genetiks. Science Publisher Inc. New Hampshire.
17
Poehman, JM. DA Sleper. 1996. Breeding Field Crops. Fourth edition. Iowa State University Press. Iowa.
Purohit, S. M.K. Majumder. 2009. Selection of high yield rice variety froma cold tolerant three-way rice (Oryza sativa L.) cross involving Indica, Japonica, and wide compatible variety. Middle-East J. Sci. Res. 4(1):28-31.
Suprihatno B, Darajat AA, Satoto, Beahaki SE, Suprihanto, Setyono A, Indrasari DS, Wardana PI, Sembiring H. 2010. Deskripsi Varietas Padi. BALAI BESAR PENELITIAN TANAMAN PADI Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
18
LAMPIRAN
Lampiran 1. Keragaan padi IPB160-F-22-2-1 (7.956 ton ha-1)
Lampiran 2. Keragaan padi IPB160-F-28-1-1 (7.674 ton ha-1)
19
Lampiran 3. Keragaan padi IPB160-F-56-1-1(7.291 ton ha-1)
Lampiran 4. Keragaan padi IPB160-F-55-3-1 (7.164 ton ha-1)
20
21
Lampiran 6. Deskripsi varietas Ciherang
CIHERANG
Nomor seleksi : S3383-1D-PN-41-3-1
Asal persilangan : IR18349-53-1-3-1-3/3*IR19661-131-3-1-3//4*IR64 Golongan : Cere
Warna telinga daun : Tidak berwarna Warna lidah daun : Tidak berwarna Warna daun : Hijau Anjuran tanam : Baik ditanam di lahan sawah irigasi dataran rendah
sampai 500 m dpl
Pemulia : Tarjat T, Z. A. Simanullang, E. Sumadidan Aan A. Daradjat Dilepas tahun : 2002
22
Lampiran 7. Deskripsi varietas Mekongga
MEKONGGA
Nomor seleksi : S4663-5D-KN-5-3-3 Asal persilangan : A2790/2 *IR64
Warna telinga daun : Tidak berwarna Warna lidah daun : Tidak berwarna Warna daun : Hijau Anjuran tanam :Baik ditanam di lahan sawah dataran rendah sampai
ketinggian 500 m dpl Instansi pengusul : Balitpa dan BPTP Sultra
23