• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISA FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI KEBERHASILAN USAHA

SUPPLIER AYAM POTONG

ASIKIN

Dosen Pengampu : Bapak Harsono, Dr., M.Sc.

Disusun Oleh :

Ekky Endah Safitri

(13/346426/EK/1924)

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Gajah Mada

2013

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan penulis pada perusahaan supplier ayam potong, di Kota Surakarta. Tepatnya di daerah Karangasem Gandekan Tengen, Jebres. Makalah ini menyajikan gambaran tentang proses produksi yang dilakukan dalam usaha supplier ayam potong, serta menyajikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi perusahaan ini.

Selain mengetahui permasalahan-permasalahan yang dihadapi, penulis juga menyajikan saran-saran sebagai solusi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Makalah ini disusun dengan maksud untuk menyelesaikan tugas akhir semester gasal.

Selain itu, penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca tentang bisnis supplier ayam potong.

“Tak ada gading yang tak retak”, seperti peribahasa tersebut, penulis memahami bahwa makalah ini tidaklah sempurna. Maka kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah ini kedepanya.

Surakarta, Desember 2013

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...i

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iii

BAB 1 PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Tujuan...2

BAB 2 LANDASAN TEORI...4

BAB 3 PEMBAHASAN...5

3.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah...5

3.1.1 Pengertian Usaha Mikro Kecil dan Menengah Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2008...5

3.1.2 Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2008...5

3.2 Sejarah Berdirinya Usaha Supplier Ayam Potong “Asikin”...6

3.3 Fungsi Perusahaan Yang Dilakukan Usaha Supplier Ayam Potong...7

3.4 Karakteristik Yang Perlu Diperhatikan Dalam Menjalankan Bisnis Supplier Ayam Potong...11

3.5 Faktor-faktor Yang Menjadi Penentu Keberhasilan dan Kegagalan Dalam Menjalankan Bisnis Supplier Ayam Potong...12

3.6 Permasalahan Yang Dihadapi Serta Solusi Yang Ditawarkan...13

BAB 4 PENUTUP...15

4.1 Kesimpulan...15

4.2 Saran...16

DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN...17

DAFTAR PUSTAKA...18

(4)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kegiatan ekonomi tak dapat dipisahkah dari kehidupan, sebab kegiatan ekonomi merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan. Tiga tahun belakangan (2011-2013) berdasarkan survei Badan Pusat Statistik perekonomian Indonesia terus

berkembang, ditandai dengan naiknya Produk Domestik Bruto (PDB). Pada tahun 2011 PDB Indonesia meningkat sebesar 6,5 persen dibandingkan PDB tahun 2010, kemudian pada tahun 2012 PDB meningkat sebesar 6,23 persen dibandingkan PDB tahun 2011 dan pada triwulan ke tiga tahun 2013 ini PDB meningkat 5,62 persen dibandingkan PDB pada triwulan ke tiga tahun 2012.

Peningkatan Produk Domestik Bruto ini tentunya dipengaruhi oleh pertumbuhan berbagai sektor ekonomi, baik industri di bidang pertanian, pertambangan, jasa, dan lain-lain. Sektor perekonomian di Indonesia tidak hanya di dominasi oleh perusahaan-perusahaan besar, lebih dari itu Usaha Kecil dan Menengah memegang peran yang besar dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Menurut Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah saat ini ada 55,2 juta UKM di Indonesia, yang mewakili lebih dari 90 persen bisnis di Indonesia. Usaha Kecil dan Menengah telah memberikan kontribusi lima puluh tujuh persen pada Produk Domestik Bruto Indonesia.

Untuk itu pemerintah seharusnya lebih memperhatikan keberlangsungan usaha kecil menengah. Dalam menjalankan usaha kecil menengah, banyak faktor yang mempengaruhi, baik dari dalam maupun dari luar lingkungan perusahaan itu. Menurut penulis, bisnis kuliner merupakan bisnis yang menjanjikan. Hal ini terlihat dari berkembangnya berbagai restoran di kota-kota besar maupun di tempat-tempat wisata.

Banyak restoran, terutama di perkotaan yang menyediakan menu olahan ayam. Dibalik usaha restoran itu, tentunya ada usaha lain yang mendukungnya. Usaha tersebut salah

(5)

Bisnis supplier ayam potong ini sebenarnya dalam pendiriannya tidak membutuhkan modal yang terlalu besar. Selain itu pendiriannya mudah, karena ayam sebagai bahan dasar yang akan diolah dalam bisnis tersebut mudah dicari. Namun, keberlangsungan bisnis ini sangat bergantung pada keberlangsungan bisnis restoran. Kuantitas produksinya ditentukan oleh kebutuhan restoran yang bersangkutan akan ayam setengah jadi. Namun disisi lain, bertambahnya kuantitas restoran di perkotaan yang menjadikan olahan ayam sebagai menu-nya merupakan kesempatan yang baik bagi berkembangnya bisnis jasa pemotongan ayam ini. Ancaman bagi usaha jasa ini

adalah merebaknya virus flu burung, merebaknya virus ini sedikit banyak akan mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakat akan daging ayam. Selain itu, faktor cuaca akan mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh konsumen. Pasalnya, pada musim hujan, kebanyakan orang lebih memilih untuk tinggal dirumah daripada pergi ke restoran untuk membeli makanan. Bila pembelian di restoran yang menyediakan olahan ayam menurun, maka permintaan ayam potong juga akan menurun.

Namun, tak sedikit usaha jas pemotongan ayam ini yang dapat bertahan lama. Untuk itu penulis melakukan observasi pada bisnis ini. Penulis ingin mengetahui faktor-faktor apa saja yang membuat bisnis ini dapat bertahan dan faktor apa yang menjadi penghambat dalam menjalankan bisnis ini. Tujuan akhir dari observasi pada usaha jasa pemotongan ayam ini adalah agar nantinya pembaca mendapatkan ilmu yang berguna, yang mungkin dibutuhkan dalam mengembangkan bisnisnya.

1.2 Tujuan

Dalam melakukan observasi ini, penulis mempunyai beberapa tujuan yang ingin dicapai, tujuan tersebut adalah sebagai berikut :

1.Memahami Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

2. Menjelaskan sejarah berdirinya usaha supplier ayam potong “Asikin”.

3.Menunjukan fungsi perusahaan yang dilakukan dalam bisnis supplier ayam potong.

4.Menunjukan karakteristik penting yang perlu diperhatikan dalam menjalankan bisnis supplier ayam potong.

5.Menunjukan hal-hal yang menjadi penentu keberhasilan dan kegagalan dalam menjalankan bisnis supplier ayam potong.

(6)
(7)

BAB 2

LANDASAN TEORI

Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, penulis akan menggunakan dasar teori berikut ini :

1. Untuk memahami tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, maka penulis akan memberikan pengertian dan kriteria UMKM sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2008.

2. Menggunakan teori tentang manajemen operasi dan kualitas untuk menunjukan aktivitas operasi yang dilakukan perusahaan, teori tentang pemasaran dan teori tentang manajemen bisnis untuk memaparkan fungsi perusahaan yang ditunjukan dalam bisnis supplier ayam potong.

3. Menggunakan teori tentang kewirausahaan, pendirian bisnis baru dan kepemilikan bisnis untuk menunjukkan karakteristik penting yang dimiliki bisnis supplier ayam potong.

4. Menunjukan hal-hal yang menjadi kunci keberhasilan dan kegagalan dalam bisnis supplier ayam potong dengan teori perilaku karyawan dan motivasi serta teori tentang proses pemasaran relasional.

(8)

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah

3.1.1 Pengertian Usaha Mikro Kecil dan Menengah Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2008

 Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

 Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

 Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

3.1.2 Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2008

No URAIAN KRITERIA

Asset Omzed

1. Usaha Mikro Maksimal 50 juta Maksimal 300 juta

2. Usaha Kecil Lebih dari 50 juta – 500 juta Antara 300 juta-2,5 miliar 3. Usaha Menengah Lebih dari 500 juta – 10

miliar

Antara 2.5 miliar-50 miliar

(9)

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang diperoleh penulis, diketahui bahwa usaha supplier ayam “Asikin” termasuk usaha mikro, karena asset perusahaan tersebut tidak mencapai lima puluh juta rupiah. Sedangkan omzed perusahaan perbulan berkisar antara Rp 6.000.000,00 sampai Rp 7.000.000,00 jadi dalam setahun

penghasilanya mencapai kisaran Rp 72.000.000,00.

3.2 Sejarah Berdirinya Usaha Supplier Ayam Potong “Asikin”

Usaha supplier ayam potong “Asikin” ini dimulai oleh Almarhum Bapak Asikin pada tahun 1980. Sebelumnya almarhum bekerja serabutan, beliau pernah

bekerja sebagai buruh tancap shuttle cock serta menjual gorengan berupa “gembukan” dan “boolang-baling” bersama istrinya, Ibu Tukinah. Menyadari ketidak tentuan penghasilannya, kemudian beliau mencoba untuk berdagang ayam. Beliau membeli ayam negeri di Pasar Hewan Silir, di daerah Semanggi, Surakarta. Mulanya, beliau membeli ayam hanya untuk memenuhi kebutuhanya, yaitu sebagai bahan baku ayam goreng yang dijual oleh istrinya, Ibu Tukinah. Beberapa lama setelah Ibu Tukinah berdagang ayam goreng, masyarakat di sekitar rumahnya-di Karangasem Gandekan Tengen Jebres, Surakarta- kemudian mulai mengikuti jejak Ibu Tukinah untuk berjualan ayam goreng.

Semakin banyak orang yang bermatapencaharian sebagai penjual ayam goreng di daerah tersebut, kemudian beberapa pedagang ayam memilih untuk membeli ayam pada Bapak Asikin, daripada membelinya di pasar, sebab jarak pasar lumayan jauh. Beberapa pembeli pun meminta agar ayam yang ia beli sudah dalam kondisi setengah jadi, sehingga Bapak Asikin kemudian mulai belajar untuk menyembelih, menghilangkan bulu ayam dan memotongnya menjadi beberapa bagian. Sejak saat itu usahanya mulai berkembang, banyak pembeli yang kemudian datang pada beliau dan membeli ayam potong. Para pembeli baru kebanyakan mengetahui usaha yang beliau jalankan dari mulut ke mulut. Pada tahun 1990-an, pelanggan bisnis ini mencapai lebih

dari 50 orang, kebanyakan merupakan pedagang kecil, pedagang warungan.

Puncak kejayaan diraih oleh usaha ini pada sekitar tahun 1994-1995. Pada tahun-tahun tersebut untuk menjaga para konsumenya agar tidak beralih pada supplier lain yang mulai banyak bermunculan, beliau sering mengadakan wisata bersama para konsumenya, waisata itu dilakukan tiap tahun. Kemudian pada tahun 1998 setelah

(10)

terjadi kerusuhan bisnis ini mulai lesu, sebab krisis moneter parah yang melanda Indonesia, sebagian konsumenya yang merupakan pedagang kecil mulai gulung tikar. Selain itu, beberapa konsumenya beralih ke supplier lain. Sepeninggal Bapak Asikin pada 2006, kini usaha supplier ini dipegang oleh ke tiga anaknya. Namun, kini mereka hanya menyuplai pada Restoran Ayam Pak Cipto yang memiliki beberapa cabang di Surakarta dan Sukoharjo; Restoran Ayam Pak Pono yang memiliki dua cabang di Boyolali, serta 2 warung makan di Surakarta.

3.3 Fungsi Perusahaan Yang Dilakukan Usaha Supplier Ayam Potong

Dalam menjalankan bisnis supplier ayam potong, tentu ada banyak fungsi yang dilakukan oleh bisnis tersebut. dalam bisnis supplier ayam potong, terjadi aktivitas konsumsi, produksi serta distribusi. Dalam bisnis supplier ayam potong ini terjadi aktivitas produksi sebagai berikut :

Bagan 2 Proses Produksi

Operasi merupakan aktivitas-aktivitas yang terlibat dalam pembuatan produk, berupa barang amaupun jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Dalam bagan

diatas, semua kegiatan tersebut termasuk pada operasi, karena merupakan serangkaian aktivitas untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Kegiatan operasi yang dilakukan

(11)

utilitas produk, karena dengan kegiatan operasi ini konsumen yang berupa restoran mendapatkan kepuasan lebih dengan mengonsumsi ayam potong daripada ayam hidup. Kegiatan operasional perusahaan ini merupakan kegiatan operasi berdasarkan permintaan/order, karena kuantitas produksi dan kegiatan produksi baru dilakukan berdasarkan permintaan konsumen, sehingga kuantitas produksinya tidak sama setiap harinya.

Dalam perusahaan supplier ayam ini, kebanyakan dilakukan pola produksi berupa just-in-time production, yaitu pola produksi dimana semua material, berupa ayam hidup digunakan dalam sekali proses produksi. Namun di waktu-waktu tertentu, yaitu saat ayam dengan berat antara 1kg-1,2kg sulit diperoleh pengusaha cenderung menyediakan cadangan ayam untuk proses produksi pada keesokan harinya. Hal ini dilakukan pengusaha untuk menghindari ketidak mampuan untuk memenuhi permintaan konsumen. Hal sedemikian rupa termasuk dalam kontrol operasi. Sementara itu, untuk melakukan kontrol kualitas, pengusaha melakukan pengecekan atas ayam yang akan dikirim dengan melihat apakah masih ada bulu ayam yang menempel, apakah ayam yang melalui proses pencelupan kulitnya mengelupas atau tidak, serta menghitung kembali berapa ekor ayam yang akan dikirim. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga kepercayaan konsumen dan agar tidak merugikan konsumen.

Sementara itu, pengusaha dalam usaha supplier ayam ini juga bertindak sebagai manajer. Proses manajemen yang dilakukan oleh manajer berupa planning, organizing, leading dan controlling. Planning atau perencanaan dilakukan manajer setelah menerima order dari konsumen, dalam hal ini manager merencanakan kapan harus membeli ayam, berapa berat per ekor ayam yang akan dibeli, dan kapan harus mulai mengolah ayam. Sementara itu organizing dilakukan dengan menentukan apakah akan membeli ayam berjumlah sesuai dengan permintaan atau akan membeli lebih untuk persediaan di besok, selain itu manajer juga membagi pekerjaan sesuai dengan keahliah buruhnya. Biasanya pada proses pencelupan dan pencabutan bulu ditunjuk orang-orang tertentu, karena pada proses ini membutuhkan ketelitian dan kemampuan

yang lebih daripada pada proses lain. Leading dilakukan manager dengan memberikan motivasi pada para buruh, melalui pemberian teguran bila buruh melakukan kesalahan dan pemberian bonus bila buruh bersedia bekerja lembur. Controlling dilakukan dengan

(12)

memeriksa kembali ayam yang akan dikirimkan, apakah sudah memenuhi standar atau belum, serta memastikan jumlahnya pas, sesuai pesanan.

Kemampuan dasar manajemen yang ditekankan harus dimiliki oleh manajer pada usaha ini antara lain kemampuan teknik, kemampuan berhubungan dengan orang lain, kemampuan mengambil keputusan serta kemampuan mengatur waktu. Kemampuan teknik, berupa kemampuan untuk menyembelih ayam, mencelup, mencabuti bulu, serta memotong ayam. Kemampuan teknik ini penting, karena terkadang bila kuantitas produksi banyak pengusaha harus turun tangan sendiri agar

dapat memenuhi pesanan tepat pada waktunya. Kemampuan berhubungan dengan orang lain dibutuhkan pengusaha dalam berhubungan dengan para konsumenya. Pengusaha harus tanggap terhadap kebutuhan konsumen, selain itu pengusaha harus terbuka terhadap kritik dan saran yang diberikan konsumen.

Dalam usaha supplier ayam ini konsumen sering mengritik tentang berat ayam per ekor yang diterima konsumen. Kebanyakan konsumen menginginkan rata-rata berat ayam per ekornya adalah 1kg, namun itu bukan persoalan yang mudah untuk mensortir ayam di pasar. Karena di pasar pembeli ayam saling berebut, sehingga proses sortir harus dilakukan secara cepat. Dalam proses ini diperlukan keahliah khusus, berupa kepekaan yang lebih terhadap berat per ekor ayam. Sementara kemampuan mengambil keputusan lebih dibutuhkan pada saat ayam berbobot 1kg-1,2kg sulit dicari dipasaran. Pengusaha harus mengambil keputusan apakah harus membeli ayam sesuai dengan kuantitas yang diminta atau melebihi kuantitas.

Kemampuan manajemen waktu sangat dibutuhkan dalam kegiatan operasional sehari-hari. Kemampuan ini berupa kemampuan untuk menentukan kapan harus membeli ayam, kapan harus memulai proses penglahan pada kuantitas tertentu dan kapan harus mendistribusikan ayam ke konsumen. Pada usaha supplier ayam ini, pada kuantitas normal, biasanya proses pembelian ayam dilakukan di pagi hari, sekitar pukul

04.30, kemudian pengolahan ayam dimulai pukul 05.00 sampai 06.00. Kemudian ayam setengah jadi dikirimkan ke konsumen sekitar pukul 06.15 dan sampai di konsumen

(13)

Selain fungsi operasi, perusahaan juga melakukan distribusi produk serta pemasaran ke konsumen. Distribusi merupakan aktivitas yang dilakukan untuk menyalurkan produk dari produsen ke konsumen. Dalam perusahaan supplier ayam potong ini pendistribusian dilakukan secara langsung, tanpa melalui saluran-saluran distribusi. Ayam yang sudah siap langsung dikirimkan dari produsen ke restoran-restoran pemesan dengan media kendaraan bermotor. Dalam menetapkan harga ayam potong, biasanya harganya tidak tetap setiap harinya, harganya cenderung berfluktuasi. Hal tersebut disebabkan karena harga ayam hidup dipasaran berfluktuasi. Namun, dalam menetapkan laba yang diperoleh dan besarnya upah yang dibayarkan, pengusaha mempunyai patokan tertentu. Dalam menentukan besarnya upah, pengusaha Gambar 1 – Suasana di Pasar Ayam Silir Gambar 2 – Aktivitas di Pasar Ayam Silir

Gambar 3 – Proses pencelupan ayam

Gambar 5 – Proses pemisahan ayam dengan

“jeroan”

10

Gambar 4

Proses

(14)

menghitung upah berdasarkan satuan berat ayam yang diolah. Seumpama ditetapkan upah sebesar Rp 600,00/kg ayam, maka jumlah itu dikalikan dengan berat ayam yang diolah hari itu.

Sementara itu, pemasaran produk ini pada awalnya terjadi secara viral marketing karena jaringan pemasaran produk ini awalnya terbentuk karena menyebar dari mulut ke mulut secara cepat, namun kini pemasaran produk ini telah menjadi pemasaran relasional, dimana para konsumennya telah memiliki loyalitas pada merk/pada supplier ayam potong. Selain itu, pangsa pasar perusahaan ini lebihj luas daripada pangsa pasar perusahaan lain yang ada di sekitarnya, hal ini disebabkan karena produk ini memiliki speed to market yaitu produk dari perusahaan ini lebih awal dikenal di pasaran, sebab merupakan perusahaan perintis.

3.4 Karakteristik Yang Perlu Diperhatikan Dalam Menjalankan Bisnis Supplier Ayam Potong

Setelah memahami fungsi yang dilakukan perusahaan, dalam menjalankan bisnis supplier ayam potong ini, ada beberapa karakteristik penting yang perlu diperhatikan. Karakteristik tersebut berupa :

 Kelemahan:

- Terbatasnya sumber modal

- Keberlangsungannya tidak terjamin, karena mudah dibubarkan - Manajemenya tergantung pada kemampuan manajerial pemilik - Resiko pemilik besar, karena bila ada kerugian semua kerugian

hanya ditanggung pemilik

- Kecenderungan terjadinya kesewenang-wenangan oleh pemilik, karena pemilik sebagai pembuat keputusan tunggal

- Adanya ketidak pastian besarnya penghasilan yang diterima setiap hari, karena produksi hanya dilakukan berdasarkan order dari konsumen

 Kelebihan

- Mudahnya pendirian usaha

- Semua keuntungan yang diperoleh dinikmati oleh pemilik usaha.

(15)

- Rantai komando cenderung lebih simpel, sehingga perintah dari pemilik dapat lebih cepat ampai pada buruh dan lebih cepat terlaksana.

Disamping semua kelemahan maupun kelebihan yang dimiliki usaha mikro, kecil dan menengah ini. Usaha ini memberikan beberapa kontribusi terhadap perekonomian Indonesia, khususnya warga di sekitar daerah berdirinya usaha ini, antara lain:

 Menciptakan lapangan kerja baru  Meningkatkan kesejahteraan

 Karena pada saat itu bisnis supplier ayam ini merupakan suatu bisnis yang baru di daerah tersebut maka bisnis ini membuat beberapa orang di sekitar mencoba mendirikan bisnis yang sama, dalam kata lain bisnis ini memberikan inovasi pada jenis matapencaharian di daerah tersebut

 Berkat berkembangnya bisnis ini, beberapa pihak kemudian mencoba melakukan inovasi dengan membuat mesin pencabut bulu ayam

 Bisnis ini memberikan kontribusi pada restoran-restoran yang menjadi pelanggannya, dengan memberikan efisiensi waktu pada restoran-restoran tersebut

3.5 Faktor-faktor Yang Menjadi Penentu Keberhasilan dan Kegagalan Dalam Menjalankan Bisnis Supplier Ayam Potong

Melihat dari karakteristik yang dimiliki perusahaan, baik kekurangan maupun kelebihan, maka ada beberapa hal yang akan mempengaruhi kesuksesan dan kegagalan dalam menjalankan bisnis ini. Melihat dari karakteristik dimana pendapatan perusahaan tidak menentu tiap harinya, tergantung pada kuantitas order yang diminta konsumen, maka hal penting yang menentukan keberhasilan dan kegagalan produsen adalah mempertahankan konsumennya. Dalam hal ini maka pengusaha harus melakukan

pemasaran relasional. Pemasaran relasional adalah pemasaran dimana pengusaha tidak hanya menekankan pemasaran yang berlangsung sekali saja, namun pemasaran yang

terjadi berkesinambungan.

Cara yang dilakukan pengusaha untuk menciptakan pemasaran relasional ini adalah dengan menjaga kepercayaan konsumennya. Menjaga kepercayaan konsumen

(16)

dilakukan dengan cara selalu menjaga kualitas barang hasil produksi dan mengirimkannya pada konsumen tepat pada waktunya. Sedangkan cara untuk menjaga pemasarana relasionalnya adalah dengan memberikan insentif-insentif tertentu pada konsumen. Biasanya pengusaha kerap melakukan rekreasi bersama dengan para konsumennya dari kalangan pedagang kaki lima, rekreasi ini dilakukan setahun sekali menjelang Idul Fitri. Selain itu, untuk konsumen yang berupa restoran, pengusaha kerap mengirim parcel dan memberikan tunjangan pada karyawan konsumenya tersebut. Dilihat dari polanya,pengusaha mencoba menjalin hubungan kekeluargaan,

bukan sekedar hubungan bisnis.

Selain pemasaran, yang menjadi penentu keberhasilan maupun kegagalan dalam menjalankan bisnis ini adalah kinerja buruh. Seperti diketahui bahwa setiap karyawan memiliki kepribadian dan perilaku yang berbeda antara satu dan lainnya, maka pengusaha mempunyai cara yang berbeda dalam memotivasi para buruh. Sebagian buruh, ada yang berperilaku produktif dan kontra produktif. Bila dilihat dari Teori X dan Y, maka buruh yang berperilaku produktif dibangun motivasinya dengan teori Y, seperti pemberian insentif berupa teguran sampai dengan pemecatan bila perilakunya tidak dapat ditoleransi lagi dan buruh yang kontra produktif dapat dibangun motivasi kerjanya sesuai teori X, yaitu melalui pemberian insentif berupa adanya bonus uang sejumlah tertentu atas kerja lembur yang dan pujian. Dimana diharapkan insentif-insentif tersebut dapat memperbaiki perilaku dan kinerja buruh.

3.6 Permasalahan Yang Dihadapi Serta Solusi Yang Ditawarkan

Dalam menjalankan bisnis supplier ayam ini, tentunya ada hambatan-hambatan yang dihadapi. Hambatan yang dihadapi salah satunya adalah tidak menentunya penghasilan yang diterima setiap harinya, karena produksi bergantung pada pesanan restoran. Pada musim penghujan, banyak restoran memilih untuk hanya buka setengah hari, hal ini disebabkan karena konsumen restoran malas keluar rumah

dan lebih memilih memasak sendiri di rumah. Untuk menangani hambatan ini, sebaiknya supplier ayam memperluas pangsa pasarnya. Melihat dari perkembangan

(17)

Namun hal tersebut tidak semudah yang dibayangkan, pasalnya untuk membangun kerjasama baru, biasanya para pemilik hotel menginginkan sistem pembayaran yang jauh berbeda dengan sistem pembayaran restoran. Biasanya di restoran begitu ayam diterima, maka pemilik restoran langsung membayar pada itu juga, namun di hotel kebanyakan menginginkan pembayaran tiap akhir bulan. Dalam kata lain pembayaran ayam potong tidak dilakukan setiap hari, jadi setiap hari pengusaha menerima piutang dari hotel atas pekerjaannya. Untuk itu, pengusaha memerlukan modal yang cukup besar untuk menjalin kerjasama ini. Seperti yang

diketahui bahwa modal merupakan sumber daya yang langka, maka kemungkinan pengusaha harus melakukan pinjaman pada bank untuk mendapatkan modal. Selain dapat melakukan pinjaman di bank, pengusaha juga dapat melakukan pinjaman melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR).

(18)

BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dalam menjalankan usaha supplier ayam, yang umumnya merupakan usaha perseorangan, ada beberapa karakteristik yang perlu diperhatikan. Karena usaha ini merupakan usaha perseorangan, sumber modal dalam menjalankan usaha ini tentunya terbatas, selain itu manajemen usahanya juga sangat tergantung pada kemampuan manajerial pemilik, dan besarnya pendapatan perusahaan tiap harinya tidak menentu,

karena kuantitas produksi tergantung pada permintaan konsumen. Namun, usaha ini juga mempunyai beberapa kelebihan, seperti pendiriannya relatif mudah, laba hanya dinikmati oleh pemilik, serta adanya kedekatan antara pengusaha dan buruhnya, sehingga terjalin komunikasi yang lebih efektif dan efisien.

Dalam menjalankan usaha ini, pemilik juga harus memiliki kemampuan-kemampuan dasar manajemen. Kemampuan dasar yang perlu dimiliki manajer antara lain kemampuan teknik, kemampuan berhubungan dengan orang lain, kemampuan mengambil keputusan serta kemampuan mengatur waktu. Selain itu, aktivitas manajemen yang dilakukan pengusaha adalah planning, organizing, leading dan controlling. Selain hal-hal tersebut, ada juga beberapa faktor yang menjadi penentu kegagalan dan kesuksesan, antara lain :

- pemasaran hasil produksi, khususnya dalam membangaun jaringan pemasaran relasional

- menciptakan suasana kerja yang kondusif dan menciptakan enjoyment bagi para buruh, agar kinerja buruh meningkat

Untuk meningkatkan kinerja buruh, maka pengusaha perlu memotivasi buruhnya. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan memberikan insentif-insentif. Insentif itu berupa tunjangan dan bonus ketika kinerja pekerja bagus, dan

pemberian sanksi berupa teguran-teguran hingga pemecatan apabila kinerja pekerja tidak terlalu baik. Selain itu, untuk menjaga kesinambungan pemasaran

(19)

4.2 Saran

Melihat kendala yang dihadapi pengusaha supplier ayam potong, berupa pendapatan yang tidak menentu setiap harinya, penulis memberikan saran untuk memperluas jaringan pemasaran relasionalnya, merambah pada hotel-hotel, karena beberapa tahun ini di Surakarta berdiri beberapa hotel-hotel baru. Dengan membuat jaringan baru dengan hotel ini, diharapkan penerimaan pengusaha lebih pasti. Namun kendala lainnya muncul, yaitu berupa keterbatasan modal. Untuk menangani hal ini, penulis menyarankan agar pengusaha melakukan pinjaman pada bank untuk memenuhi kebutuhan modalnya.

(20)

DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN

Daftar Gambar

Gambar 1. Suasana di Pasar Ayam Silir.dokumentasi pribadi.hal 10.

Gambar 2. Aktivitas di Pasar Ayam Silir. dokumentasi pribadi.hal 10.

Gambar 3. Proses pencelupan ayam. dokumentasi pribadi.hal 10.

Gambar 4.Proses penghilangan bulu ayam. dokumentasi pribadi.hal 10.

Gambar 5. Proses pemisahan ayam dengan“jeroan”. dokumentasi pribadi.hal 10.

Daftar Bagan

Bagan 1.Kriteria UMKM. http://www.depkop.go.id. hal 5.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Ebert, Ronald J. and Ricky W. Griffin.Business Essentials Sixth Edition.Upper Saddle River, New Jersey:Pearson Education Inc.Print.

Mubarak, Hafidz. Kontribusi UKM Pada PDB Indonesia.Rabu, 11 Sep 2013.08:28 WIB.

http://www.medanbisnisdaily.com. 22 Desember. 2013.16:09 WIB.

Badan Pusat Statistik. Berita Resmi Statistik No. 13/02/Th. XV.2012.

http://www.bps.go.id. 22 Desember. 2013.18:15 WIB.

Badan Pusat Statistik. Berita Resmi Statistik No. 14/02/Th.

XVI.2013.http://www.bps.go.id. 22 Desember. 2013.18:18 WIB.

Badan Pusat Statistik. Berita Resmi Statistik No. 76/11/Th.

XVI.2013.http://www.bps.go.id. 22 Desember. 2013.18:21 WIB.

Departemen Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Kriteria Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah Menurut UU NO. 20 Tahun 2008 Tentang UMKM. http://www.depkop.go.id. 22 Desember. 2013. 18.22 WIB.

Gambar

Gambar 1 – Suasana di Pasar Ayam Silir

Referensi

Dokumen terkait

pada saat terbentuknya Persero sebagai pengganti Pertamina, badan usaha milik negara tersebut wajib mengadakan Kontrak Kerja Sama dengan Badan Pelaksana untuk melanjutkan

Metode yang digunakan untuk mengisolasi piperin dari lada hitam adalah Soxhlet.. yang merupakan pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan

Penerapan pembelajaran metode mind mapping dapat meningkat kan aktivitas belajar dengan kriteria pengamatan terdiri dari kegiatan visual meliputi siswa mengamati

Unsur “dengan sengaja menghubungkan atau memudahkan perbuatan cabul oleh orang lain dengan orang lain” adalah apabila seseorang melakukan suatu perbuatan yang mempunyai tujuan

Berdasarkan dari penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa saran yang ingin peneliti paparkan, diantaranya yaitu sebagai berikut: (1) Untuk guru yang mengajar

Adapun sasaran penyusunan RIP IPB adalah: (1) Diperolehnya arahan dan Panduan Proposal Unggulan IPB 2015 fokus penelitian dalam jangka panjang dan opsi kebijakan terkait

[r]

masalah atau dilema moral. f) Pengenalan diri adalah kemampuan mengenali perilaku diri kita dan mengevaluasi secara kritis dan jujur.dalam pengenalan diri kemampuan