• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tekanan Ekonomi, Manajemen Keuangan Keluarga, Dan Ketahanan Fisik Ekonomi Keluarga Di Pemukiman Marjinal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tekanan Ekonomi, Manajemen Keuangan Keluarga, Dan Ketahanan Fisik Ekonomi Keluarga Di Pemukiman Marjinal"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2015

SITI MAESAROH

TEKANAN EKONOMI, MANAJEMEN KEUANGAN KELUARGA,

DAN KETAHANAN FISIK EKONOMI KELUARGA

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Tekanan Ekonomi, Manajemen Keuangan Keluarga, dan Ketahanan Fisik Ekonomi Keluarga di Pemukiman Marjinal adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2015

Siti Maesaroh

(4)
(5)

ABSTRAK

SITI MAESAROH. Tekanan Ekonomi, Manajemen Keuangan Keluarga, dan Ketahanan Fisik Ekonomi Keluarga di Pemukiman Marjinal. Dibimbing oleh EUIS SUNARTI.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tekanan ekonomi dan manajemen keuangan keluarga terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga di pemukiman marjinal. Lokasi penelitian terletak di Kelurahan Balumbang Jaya dan Kelurahan Kebon Pedes. Contoh di setiap kelurahan dipilih sebanyak 80 keluarga lengkap yang memiliki anak usia remaja (12-19 tahun) dengan menggunakan teknik simple random sampling sehingga total 160 keluarga. Hasil uji PLS-Path Modelling menunjukkan bahwa komponen tekanan ekonomi objektif dan tekanan ekonomi subjektif menggambarkan tekanan ekonomi, komponen evaluasi dan pelaksanaan menggambarkan manajemen keuangan keluarga, dan komponen sumber daya fisik, masalah keluarga fisik serta kesejahteraan fisik menggambarkan ketahanan fisik ekonomi keluarga. Hasil uji hubungan menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif signifikan antara tekanan ekonomi dengan ketahanan fisik ekonomi, dan terdapat hubungan positif signifikan antara manajemen keuangan keluarga dengan sumber daya fisik dan kesejahteraan fisik keluarga. Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan peningkatan tekanan ekonomi akan menurunkan ketahanan fisik ekonomi keluarga, dan manajemen keuangan keluarga tidak memiliki pengaruh terhadap ketahanan fisik keluarga. Kata kunci: ketahanan fisik ekonomi keluarga, manajemen keuangan keluarga,

tekanan ekonomi

ABSTRACT

SITI MAESAROH. Economic Pressures, Family Financial Management, and Family Physical Economic Strength in Marginal Settlements. Supervised by EUIS SUNARTI.

The aim of this research is to analyze the influence of economic pressures and financial management of the family on the family physical economic strength in marginal settlements. This research was conducted at Balumbang Jaya Village and Kebon Pedes Village. Samples in each village were choosen as many as 80 complete families which had adolescents (12-19 years) by simple random sampling techinque so that the total samples were 160 families. The result of PLS-Path Modelling showed that the components of objective economic pressures and subjective economic pressures describe economic pressures, the component of evaluation and implementation describe family financial management, and the components of physical resources, physical family problems and physical wellbeing describe family physical economic strength. The correlate analysis showed that there was a negative significant correlation beetwen economic pressure and family physical economic strength, and there was a positive significant correlation beetwen family financial management and family physical economic strength. Multiple linear regression analysis showed that the increasing of economic pressure would decrease family physical economic strength, and family financial management not influence of the family physical economic strength.

(6)
(7)

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2015 Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

SITI MAESAROH

TEKANAN EKONOMI, MANAJEMEN KEUANGAN KELUARGA,

DAN KETAHANAN FISIK EKONOMI KELUARGA

(8)
(9)
(10)
(11)

PRAKATA

Puji dan syukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia yang telah diberikan sehingga karya ilmiah mengenai Tekanan Ekonomi, Manajemen Keuangan Keluarga, dan Ketahanan Fisik Ekonomi Keluarga di Pemukiman Marjinal dapat diselesaikan. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof Dr Ir Euis Sunarti, MSi selaku dosen skripsi yang telah membimbing dan

memberikan dukungan, motivasi dan arahan sehingga terselesaikannya karya tulis ini.

2. Dr Megawati Simanjuntak, SP, MSi dan Nur Islamiyah SPsi, MPsi selaku dosen penguji atas segala masukannya dalam penyempurnaan skripsi ini. Dr Tin Herawati, SP, MSi selaku dosen pemandu seminar atas segala masukannya dalam penyempurnaan skripsi ini. Dr Ir Herien Puspitawati, MSc, MSc selaku pembimbing akademik yang telah membimbing penulis selama menempuh pendidikan di Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen.

3. Seluruh dosen dan staf Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama menempuh pendidikan di Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen.

4. Ayahanda tercinta, H Nuryadi dan Ibunda tercinta, Hj Siti Rohmah serta kakak tersayang, Syarif Hidayatullah dan Siti Nuryanti serta seluruh keluarga atas segala doa, dukungan moril dan kasih sayangnya.

5. Sahabat seperjuangan (Rulya Rizki Ramadina, Nunung Nurlaelasari, dan Nafi Yuliana Endah), Al Ihya 48, Al Ihya Dramaga, Forsia, dan semua sahabat yang telah memberikan banyak inspirasi dan semangat yang telah diberikan selama ini. Teman-teman IKK 48 yang telah memberikan banyak inspirasi, semangat, ruang untuk diskusi dan berbagi serta bantuan lainnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2015

(12)
(13)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL xiv

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN xiv

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 3

Manfaat Penelitian 3

KERANGKA PEMIKIRAN 3

METODE 7

Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian 7

Data dan Teknik Pengumpulan Data 7

Teknik Pengambilan Contoh 8

Pengolahan dan Analisis Data 8

Definisi Operasional 13

HASIL 14

Gambaran Umum Lokasi Penelitian 14

Karakteristik Keluarga 15

Tekanan Ekonomi Keluarga 15

Manajemen Keuangan Keluarga 17

Ketahanan Fisik Ekonomi Keluarga 18

Analisis Path Menggunakan Partial Least Square (PLS) 19 Hubungan Karakteristik Keluarga, Tekanan Ekonomi, dan Manajemen

Keuangan Keluarga dengan Ketahanan Fisik Ekonomi Keluarga 23 Pengaruh Karakteristik Keluarga, Tekanan Ekonomi, dan Manajemen

Keuangan Keluarga terhadap Ketahanan Fisik Ekonomi Keluarga 24

PEMBAHASAN 27

SIMPULAN DAN SARAN 29

Simpulan 29

Saran 29

DAFTAR PUSTAKA 30

LAMPIRAN 32

(14)

DAFTAR TABEL

1 Variabel penelitian, skala, dan sumber kuesioner 7

2 Sebaran karakteristik keluarga 15

3 Sebaran pekerjaan istri dan suami 15

4 Sebaran contoh berdasarkan komponen tekanan ekonomi objektif 16 5 Sebaran rataan indeks komponen tekanan ekonomi subjektif 17 6 Sebaran rataan indeks manajemen keuangan keluarga 17 7 Sebaran rataan indeks ketahanan fisik ekonomi keluarga 18 8 Hasil penilaian kriteria dan standar nilai model reflektif 21

9 Hasil hipotesis penelitian 22

10 Koefisien kolerasi karakteristik keluarga, tekanan ekonomi, manajemen keuangan keluarga dengan ketahanan fisik ekonomi keluarga 23 11 Ringkasan model regresi tekanan ekonomi, manajemen keuangan

keluarga terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga 24 12 Ringkasan model regresi karakteristik keluarga, tekanan ekonomi, dan

manajemen keuangan keluarga terhadap ketahanan fisik ekonomi

keluarga 25

13 Ringkasan model regresi komponen tekanan ekonomi, komponen manajemen keuangan keluarga terhadap ketahanan fisik ekonomi

keluarga 26

14 Ringkasan model regresi karakteristik keluarga, komponen tekanan ekonomi, dan komponen manajemen keuangan keluarga terhadap

ketahanan fisik ekonomi keluarga 26

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran pengaruh tekanan ekonomi dan manajemen keuangan terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga 6

2 Teknik pengambilan contoh 8

3 Model awal penelitian 20

4 Model lanjutan penelitian 20

5 Model akhir penelitian 21

DAFTAR LAMPIRAN

1 Sebaran istri dan suami berdasarkan lama pendidikan 33 2 Sebaran contoh berdasarkan jumlah anggota keluarga 33 3 Sebaran contoh berdasarkan usia istri dan suami 33

4 Sebaran tekanan ekonomi keluarga 33

5 Sebaran manajemen keuangan keluarga 34

(15)

7 Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model) Standardized Loading Factor menunjukkan hasil output diagram jalur persamaan struktural

pada PLS. (Model awal penelitian) 36

8 Uji validitas 36

9 Uji realibiltas 37

10 Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model) Standardized Loading Factor menunjukkan hasil output diagram jalur persamaan struktural

pada PLS. (Model lanjutan penelitian) 37

11 Uji validitas 37

12 Uji realibiltas 38

13 Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model) Standardized Loading Factor menunjukkan hasil output diagram jalur persamaan struktural

pada PLS. (Model akhir penelitian) 38

14 Uji validitas 38

15 Uji realibiltas 38

16 Sebaran koefisien korelasi karakteristik keluarga, tekanan ekonomi dan manajemen keuangan keluarga dengan ketahanan fisik ekonomi

keluarga 39

17 Hasil uji asumsi klasik regresi linier berganda 40 18 Model 1 pengaruh tekanan ekonomi, dan manajemen keuangan keluarga

terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga 42

19 Model 2 : pengaruh karakteristik keluarga, tekanan ekonomi, dan manajemen keuangan keluarga terhadap ketahanan fisik ekonomi

keluarga 42

20 Model 3 : pengaruh capaian dimensi tekanan ekonomi, dan capaian dimensi manajemen keuangan keluarga terhadap ketahanan fisik

ekonomi keluarga 42

21 Model 4 : pengaruh karakteristik keluarga, dimensi tekanan ekonomi, dan dimensi manajemen keuangan keluarga terhadap ketahanan fisik

(16)
(17)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Wilayah perkotaan yang cepat berkembang akan membawa dampak pada perubahan kehidupan kota yang saat ini menjadi sentral pertumbuhan ekonomi (Ramadhany 2014). Dibalik pertumbuhan ekonomi wilayah perkotaan yang cepat berkembang terdapat fenomena sosial yang kontradiktif yaitu kemiskinan. Kemiskinan di perkotaan disebabkan oleh kurangnya pendidikan, kemampuan dan keahlian yang terbatas, sebagian bekerja di sektor informal, dan secara ekonomi rentan (Sumbodo 2011). Menurut BPS (2014) penduduk miskin di wilayah perkotaan adalah sebesar 8.16 persen. Penduduk miskin yang tinggal di perkotaan sebagian besar hidup di pemukiman marjinal (Sumbodo 2011).

Tempat tinggal yang layak merupakan salah satu kebutuhan dasar fisik yang harus dipenuhi. Menurut Surtiani (2006) pemukiman marjinal ditinjau dari Standar Direktorat Cipta Karya dinilai kurang memberikan nilai kelayakan yang signifikan. Hal ini dipengaruhi oleh adanya gangguan polusi kawasan, kurang tersedianya air bersih, tidak memiliki kemungkinan untuk berkembang, serta daerah rawan genangan. Pemukiman marjinal biasanya berada di bantaran sungai, sepanjang rel kereta api, serta saat ini umumnya memiliki bangunan rumah permanen yang cukup baik (Yudhohusodo dalam Poedjioetami 2005).

Kualitas pemukiman marjinal yang rendah berkontribusi terhadap tingkat kemiskinan. Tingkat kemiskinan akan memengaruhi ketahanan keluarga khususnya ketahanan fisik ekonomi keluarga. Keluarga yang tinggal di pemukiman marjinal akan mengalami ketidakpastian dalam sistem mata pencaharian (Ramadhany 2014). Keluarga dengan ketidakstabilan dalam pekerjaan akan memiliki kesejahteraan keluarga objektif maupun subjektif yang rendah (Sunarti et al. 2013). Situasi ini memengaruhi keadaan fisik, ekonomi, maupun psikologis keluarga. Keluarga yang tidak memiliki kemampuan dalam merespon dan beradaptasi dengan lingkungan menyebabkan keluarga mengalami tekanan ekonomi.

Tekanan ekonomi yang terus menerus akan membuat keluarga yang tak mampu bertahan mengalami kesulitan dalam menjalankan tugas dan fungsi keluarga (Robila dan Krismakumar 2006). Tekanan ekonomi terus menerus meningkatkan kadar kemarahan, permusuhan, depresi, kecemasan, dan menurunkan kesehatan fisik (Fox dan Bartholomae 2000). Tekanan ekonomi dapat mengakibatkan perubahan peran dan fungsi dalam keluarga. Untuk itu, keluarga harus melakukan strategi dalam mengatasi tekanan ekonomi agar fungsi dan peran dalam keluarga dapat tetap berjalan dengan baik.

(18)

Manajemen keuangan keluarga yang optimal akan meningkatkan kesejahteraan yang maksimal (Deacon dan Firebaugh (1988) dalam (Fajrin 2011). Terdapat beberapa faktor pendukung timbulnya manajemen yang buruk bahkan mengalami kegagalan diantaranya: gaya hidup, pola belanja yang tidak terencana, biaya sosial yang tidak dianggarkan, lingkungan, dan literasi manajemen keuangan (Subiaktono 2013).

Ketahanan dapat mengurangi akibat perubahan yang terjadi dalam keluarga. Perkembangan keluarga dipengaruhi oleh perubahan sosial, ekonomi, dan teknologi informasi (Sunarti 2013a). Keluarga yang kurang mampu menyesuaikan perubahan ekonomi akan mengalami ketahanan fisik ekonomi rendah. Ketahanan fisik ekonomi berkaitan dengan kemampuan anggota keluarga dalam memperoleh sumberdaya ekonomi dari luar sistem untuk memenuhi kebutuhan dasar. Ketahanan fisik ekonomi terdiri dari sumber daya fisik, masalah keluarga fisik, penanggulangan masalah keluarga fisik, kesejahteraan fisik, dan kesejahteraan sosial fisik.

Perumusan Masalah

Kemiskinan merupakan salah satu masalah yang dihadapi dalam pembangunan keluarga Indonesia. Data tingkat kesejahteraan keluarga tahun 2013 menunjukkan keluarga yang masuk dalam kategori belum sejahtera (Pra-Sejahtera dan Keluarga Sejahtera-1) sebesar 42 persen, belum memiliki rumah sebesar 20.5 persen, densitas rumah kurang 7.2m2 perkapita sebesar 11.8 persen, sulit memperoleh air minum layak sebesar 32 persen dan sanitasi layak sebesar 39 persen (Sunarti 2015). Kondisi ini sejalan dengan masih besarnya penduduk miskin di Indonesia. Berdasarkan BPS (2014) jumlah penduduk miskin di Indonesia pada September 2014 mencapai 27.78 juta orang. Kemiskinan mencerminkan belum optimalnya pembangunan pendidikan, kesehatan dan ekonomi serta masih banyak keluarga yang tinggal di pemukiman marjinal.

Pendapatan yang rendah dan kadang tak pasti akan memengaruhi kondisi keuangan keluarga. Kemiskinan merupakan potret rendahnya daya beli, kekurangan gizi, rendahnya status kesehatan, dan kurangnya pendidikan. Rendahnya sumber daya keluarga yang menghuni pemukiman marjinal mengakibatkan tekanan ekonomi baik subjektif maupun objektif. Menurut Okech

et al. (2012) tekanan ekonomi memiliki efek negatif pada keluarga yang hidup dalam kemiskinan. Keluarga harus memiliki kelentingan dan ketahanan untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Keluarga dituntut untuk melakukan pengelolaan keuangan dengan baik. Hal ini, merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan ketahanan keluarga khususnya ketahanan fisik ekonomi keluarga. Pemukiman marjinal umumnya dihuni oleh keluarga miskin yang memiliki keterbatasan dalam segala hal. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian terkait tekanan ekonomi, manjemen keuangan keluarga, dan ketahanan fisik ekonomi keluarga, dengan perumusan masalah sebagai berikut:

(19)

2. Apakah terdapat hubungan karakteristik keluarga, tekanan ekonomi, dan manajemen keuangan keluarga dengan ketahanan fisik ekonomi keluarga di daerah pemukiman marjinal?

3. Apakah terdapat pengaruh karakteristik keluarga, tekanan ekonomi, dan manajemen keuangan keluarga terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga di daerah pemukiman marjinal?

Tujuan Penelitian Tujuan Umum

Secara umum tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh tekanan ekonomi dan manajemen keuangan keluarga terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga di daerah pemukiman marjinal.

Tujuan Khusus

1. Menganalisis karakteristik keluarga, tekanan ekonomi, manajemen keuangan keluarga, dan ketahanan fisik ekonomi keluarga di daerah pemukiman marjinal.

2. Menganalisis hubungan karakteristik keluarga, tekanan ekonomi, manajemen keuangan keluarga, dengan ketahanan fisik ekonomi keluarga di daerah pemukiman marjinal.

3. Menganalisis pengaruh karakteristik keluarga, tekanan ekonomi, manajemen keuangan keluarga terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga di daerah pemukiman marjinal.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyediakan informasi umum mengenai tekanan ekonomi, manajemen keuangan keluarga, dan ketahanan fisik ekonomi keluarga. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang keluarga. Bagi institusi IKK (Ilmu Keluarga Konsumen), penelitian ini diharapkan dapat menyediakan informasi dan data baru guna pengembangan pendidikan khususnya bidang keluarga. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan terkait keluarga upaya mewujudkan keluarga yang harmonis dan sejahtera.

KERANGKA PEMIKIRAN

(20)

keseimbangan. Teori ini memandang perilaku individu dipengaruhi orang lain dan oleh institusi sosial, dan bagaimana perilaku tersebut pada gilirannya memengaruhi orang lain dalam proses aksi-reaksi berkelanjutan (Sunarti 2001).

Tekanan ekonomi keluarga terbagi dua komponen, yaitu tekanan ekonomi objektif dan subjektif (Sunarti et al. 2005). Tekanan ekonomi objektif dapat diukur dengan menghitung tingkat kemiskinan, status pekerjaan suami, perbandingan pendapatan dan pengeluaran, serta rasio aset dan hutang. Tekanan ekonomi subjektif dapat diukur dengan melihat bagaimana persepsi keluarga terhadap permasalahan keuangan yang dihadapi.

Tekanan ekonomi suatu keluarga dipengaruhi oleh besar keluarga, semakin besar keluarga maka tekanan ekonomi semakin tinggi (Firdaus dan Sunarti 2009). Hal ini diduga karena keluarga yang memiliki anggota keluarga yang lebih banyak akan memiliki tanggungan keluarga yang lebih besar. Pendidikan contoh memiliki hubungan nyata dengan permasalahan keuangan keluarga. Semakin tinggi pendidikan maka permasalahan keuangan keluarga semakin rendah. Contoh yang berpendidikan tinggi memiliki penghasilan yang tinggi sehingga mengurangi permasalahan keuangan keluarga. Semakin tua usia contoh maka permasalahan keuangan keluarga semakin rendah dan tekanan ekonomi semakin rendah. Hal ini diduga karena usia yang lebih tua akan lebih lama bekerja dan pendapatan yang diperoleh semakin tinggi. Selain itu, biasanya mempunyai anak yang bekerja dan dapat menambah pendapatan keluarga (Firdaus dan Sunarti 2009). Menurut Sunarti (2013b) keluarga dengan pekerjaan stabil memiliki kondisi sosial ekonomi yang lebih baik dibandingkan keluarga dengan pekerjaan tidak stabil. Keluarga dengan pekerjaan stabil memiliki kepastian perolehan pendapatan. Kepastian tersebut berkaitan dengan kemudahan keluarga mengelola sumber daya keluarga. Tekanan ekonomi yang dialami keluarga akan menurunkan ketahanan keluarga (Nurillah 2013). Tekanan ekonomi berpengaruh terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga. Tekanan ekonomi yang tinggi akan memengaruhi ketahanan fisik keluarga (Ramadhany 2014). Keluarga yang mengalami tekanan ekonomi akan melakukan strategi untuk mengurangi tekanan tersebut. Strategi yang dilakukan dengan mengelola sumber daya keluarga.

Manajemen keuangan keluarga merupakan cara keluarga dalam mengelola keuangan agar kebutuhan hidup keluarga dapat terpenuhi dengan segala keterbatasan sumber daya keluarga (Sunarti 2013a). Manajemen keuangan terdiri dari tiga komponen, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi (Firdaus daan Sunarti 2009). Merencanakan keuangan keluarga dengan menghitung jumlah uang yang diperoleh per satuan waktu, mengimplementasikan keuangan keluarga sesuai rencana, dan mengevaluasi perencanaan dan implementasi keuangan keluarga secara menyeluruh (Sunarti 2013a).

(21)

keluarga dilakukan lebih sedikit (Firdaus dan Sunarti 2009). Manajemen keuangan keluarga berpengaruh terhadap ketahanan fisik keluarga, semakin baik manajemen keuangan maka akan meningkatkan ketahanan fisik keluarga, dan pendidikan istri akan meningkatkan ketahanan fisik keluarga (Ramadhany 2014).

(22)

Keterangan :

:Variabel yang diteliti

: Variabel yang berpengaruh

Gambar 1 Kerangka pemikiran pengaruh tekanan ekonomi dan manajemen keuangan keluarga terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga

Karakteristik Keluarga: - Usia

- Lama Pendidikan - Pekerjaan

- Besar Keluarga - Lama Menikah - Pendapatan - Pengeluaran - Aset

- Hutang

Tekanan Ekonomi : - Obyektif

- Subjektif

Manajemen Keuangan Keluarga:

- Perencanaan - Pelaksanaan - Evaluasi

(23)

METODE

Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian

Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung yang berjudul “Lingkungan Spasial, Modal Sosial, Perkembangan Remaja, dan Kesejahteraan Keluarga di Pemukiman Marjinal”. Disain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study yang dilakukan di Kecamatan Bogor Barat, yaitu di Kelurahan Balumbang Jaya dan Kecamatan Tanah Sareal yaitu di Kelurahan Kebon Pedes. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive dengan pertimbangan lokasi tersebut memenuhi kriteria marjinal, seperti berada di bantaran sungai, rel kereta api, memiliki jarak rumah kurang dari satu meter, rawan bencana, dan merupakan pemukiman kumuh. Waktu penelitian terdiri dari persiapan, pengumpulan data, pengolahan data, dan penulisan laporan yang dilakukan dari bulan November 2014 hingga Juli 2015.

Data dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder. Data primer yang diambil adalah karakteristik keluarga (usia suami dan usia istri, lama pendidikan, pekerjaan, besar keluarga, lama menikah, pendapatan, pengeluaran, aset, dan hutang), tekanan ekonomi (objektif dan subjektif), manajemen keuangan keluarga (perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi), ketahanan fisik ekonomi keluarga (sumber daya fisik, masalah keluarga fisik, penanggulangan masalah keluarga fisik, kesejahteraan fisik, dan kesejahteraan sosial fisik). Data yang dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner. Data sekunder yang diambil berupa gambaran umum lokasi penelitian dan data penduduk Kecamatan Bogor Barat dan Tanah Sareal serta dokumen-dokumen lembaga/instansi yang berhubungan dengan penelitian ini.

Tabel 1 Variabel penelitian, skala, dan sumber kuesioner

Variabel Skala Sumber Kuesioner

Karakteristik Keluarga:

(24)

Teknik Pengambilan Contoh

Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga lengkap bertempat tinggal di pinggiran sungai atau bantaran rel kereta api yang memiliki anak remaja usia 12-19 tahun. Contoh dalam penelitian adalah 160 keluarga memiliki anak remaja usia 12-19 tahun dengan teknik simple random sampling di masing-masing kelurahan. Contoh diambil dari dua kelurahan yaitu Kelurahan Kebon Pedes dan Kelurahan Balumbang Jaya. Data populasi diperoleh dari Kelurahahan, RW, dan RT Kebon Pedes dan Balumbang Jaya. Unit analisis dalam penelitian ini keluarga, dan responden penelitian ibu. Penentuan jumlah contoh yang diambil dari populasi menggunakan rumus Slovin:

n=

=

=

159.75 ≈ 160 orang

Keterangan :

n = jumlah keluarga yang diambil (dijadikan contoh)

N = jumlah keluarga lengkap memiliki anak remaja di Kelurahan Kebon Pedes dan Balumbang Jaya

e = batas kesalahan pengambilan contoh

Gambar 2 Teknik pengambilan contoh Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh, diolah melalui proses editing, coding, scoring, entry, cleaning, analyzing serta intepretasi data. Pengolahan data menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel for Windows, Smart Partial Least Square

(SmartPLS), dan Statistical Package for Social Science (SPSS). Analisis statistik yang digunakan yaitu analisis statistik deskriptif dan inferensia. Pengolahan data dilakukan sebagai berikut:

Kota Bogor

Kecamatan Tanah Sareal Kelurahan Kebon Pedes

Kecamatan Bogor Barat Kelurahan Balumbang Jaya

N=173

n = 80

Purposive

Keluarga lengkap memiliki anak

remaja Simple Random

Sampling N=144

(25)

1. Tekanan ekonomi diukur berdasarkan dua komponen, yaitu tekanan ekonomi objektif (permasalahan keuangan keluarga) dan tekanan ekonomi subjektif (tekanan ekonomi persepsi) dengan pengolahan sebagai berikut: a. Tekanan ekonomi objektif diperoleh dari tingkat kemiskinan, status

pekerjaan suami, perbandingan pendapatan dan pengeluaran serta rasio hutang dan aset. Data tingkat kemiskinan dikategorikan menjadi dua, yaitu tidak miskin dan miskin berdasarkan garis kemiskinan BPS Kota Bogor tahun 2013 (pendapatan per kapita tidak miskin >Rp360 518; pendapatan per kapita miskin ≤ Rp360 518). Pemberian nilai tekanan ekonomi objektif adalah sebagai berikut :

1. Tingkat kemiskinan: a) Tidak miskin = 0 b) Miskin = 1

2. Status pekerjaan suami: a) Tetap = 0

b) Tidak tetap = 1 c) Tidak bekerja = 2

3. Perbandingan pendapatan dan pengeluaran a) Pendapatan lebih besar dari pengeluaran = 0 b) Pendapatan sama dengan pengeluaran = 1 c) Pendapatan lebih kecil dari pengeluaran = 2 4. Perbandingan antara hutang dan aset:

a) Tidak berhutang = 0

b) Berhutang ≤ 50% = 1

c) Berhutang ≥ 50% = 2

Data status rasio hutang dengan aset diperoleh dengan rumus: Rasio Hutang-Aset = Hutang x 100%

Aset

Setiap item tekanan ekonomi objektif dijumlahkan sehingga diperoleh total skor tekanan objektif. Selanjutnya, dilakukan perhitungan indeks dengan skor minimum 0 dan nilai maksimum 7.

b. Tekanan ekonomi subjektif (tekanan ekonomi persepsi) diukur dengan pertanyaan yang mengarahkan pada cara pandang contoh dalam menerima kondisi ekonomi yang dirasakannya, terdiri dari 11 pertanyaan dengan nilai 1 = Ya dan 0 = Tidak. Setiap item pertanyaan dijumlahkan sehingga diperoleh skor total tekanan ekonomi subjektif. Selanjutnya, dilakukan perhitungan indeks dengan skor minimum 0 dan nilai maksimum 11.

Hasil indeks tekanan ekonomi subjektif dan tekanan ekonomi obejktif dikompositkan sehingga diperoleh indeks tekanan ekonomi keluarga total yang dihitung dengan rumus:

Tekanan Ekonomi Keluarga =

(26)

2. Manajemen keuangan keluarga diukur dari kebiasaan contoh dalam membuat perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi keuangan. Item pertanyaan manajemen keuangan berjumlah 10 item. Setiap item pertanyaan disediakan enam jawaban menggunakan skala semantik, yaitu untuk nilai 0 “tidak pernah melakukan” hingga nilai 5 “selalu melakukan”. Manajemen keuangan keluarga terdiri dari 3 komponen, yaitu:

a) Perencanaan terdiri dari 3 pertanyaan, dengan nilai minimum 0 dan maksimum 15.

b) Pelaksanaan terdiri dari 4 pertanyaan, dengan niali minimum 0 dan maksimum 20.

c) Evaluasi terdiri dari 3 pertanyaan, dengan nilai minimum 0 dan maksimum 15.

Masing-masing jawaban responden dijumlahkan sesuai item pertanyaan pada masing-masing komponen manajemen keuangan keluarga. Selanjutnya, dilakukan perhitungan indeks masing-masing komponen manajemen keuangan keluarga dengan rumus sebagai berikut :

Manajemen Keuangan Keluarga =

(indeks perencanaan + indeks pelaksanaan + indeks evaluasi) 3

3. Ketahanan fisik ekonomi keluarga diberi nilai 0 untuk jawaban “Tidak” dan nilai 1 untuk jawaban “Ya”. Ketahanan fisik ekonomi keluarga terdiri dari lima komponen, yaitu :

a) Sumber daya fisik terdiri dari 4 pertanyaan, dengan nilai minimum 0 dan maksimum 4.

b) Masalah keluarga fisik terdiri dari 7 pertanyaan, dengan nilai minimum 0 dan maksimum 7.

c) Penanggulangan masalah keluarga fisik terdiri dari 7 pertanyaan, dengan nilai minimum 0 dan maksimum 7.

d) Kesejahteraan fisik terdiri dari 8 pertanyaan, dengan nilai minimum 0 dan maksimum 8.

e) Kesejahteraan sosial fisik terdiri dari 2 pertanyaan, dengan nilai minimum 0 dan maksimum 2.

Masing-masing jawaban responden dijumlahkan sesuai item pertanyaan pada masing-masing komponen ketahanan fisik ekonomi keluarga. Selanjutnya, dilakukan perhitungan indeks masing-masing komponen ketahanan fisik ekonomi keluarga dan dikompositkan sehingga diperoleh indeks ketahanan fisik ekonomi keluarga dengan rumus sebagai berikut :

Ketahanan Fisik Ekonomi Keluarga =

(indeks sumber daya fisik + indeks masalah keluarga fisik + indeks penanggulangan masalah keluarga fisik + indeks kesejahteraan fisik +

(27)

Variabel tekanan ekonomi, manajemen keuangan keluarga dan ketahanan fisik ekonomi keluarga dilakukan dengan perhitungan indeks dengan rumus sebagai berikut:

Y= Skor total yang didapat – nilai minimum x 100 Nilai maksimal – nilai minimum

Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis inferensia. Pemaparan analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Analisis deskriptif digunakan untuk melihat sebaran karakteristik keluarga usia suami, usia istri, lama pendidikan, pekerjaan, besar keluarga, lama menikah, pendapatan, pengeluaran, aset, dan hutang), tekanan ekonomi, manajemen keuangan keluarga, dan ketahanan fisik ekonomi keluarga.

2. Analisis inferensia yang digunakan adalah uji PLS-Path Modelling, uji kolerasi, uji regresi.

a. Uji PLS-Path Modelling menggunakan Smart Partial Least Square

(SmartPLS). PLS-Path Modelling digunakan untuk menjelaskan ada atau tidaknya hubungan antar variabel laten. Pemodelan dalam PLS-Path Modelling

terdapat dua model:

-Model pengukuran (outer model) yaitu model ini menspesifikasi hubungan antar variabel laten dengan komponen-komponennya. Outer model

mendefinisikan bagaimana setiap komponen berhubungan dengan variabel latennya.

-Model struktural (inner model) yaitu model struktural yang menghubungkan antar variabel laten.

Pada uji kolerasi dan regresi menggunakan beberapa komponen hasil uji PLS-Path Modelling yang telah memenuhi syarat nilai outer loading (>0.5). b. Uji kolerasi digunakan untuk melihat hubungan karakteristik keluarga, tekanan

ekonomi, manajemen keuangan keluarga, dengan ketahanan fisik ekonomi keluarga.

c. Uji regresi digunakan untuk melihat pengaruh karakteristik keluarga, tekanan ekonomi, manajemen keuangan keluarga terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga. Data penelitian harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan terlebih dahulu sebelum melakukan uji regresi. Pemeriksaan pemenuhan syarat-syarat tersebut dilakukan dengan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi.

-Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normal P-P plot. Prinsip pengujiannya dengan melihat histogram dan residualnya. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya maka pola dstribusi normal dan model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika polanya menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti atargaris diagonal maka pola distribusinya tidak normal, sehingga model regresi dapat dikatakan tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali 2011).

(28)

multikolinearitas, maka variabel yang diteliti dapat dikatakan telah memenuhi syarat uji regresi.Variabel bebas yang diuji memiliki multikolinearitas jika nilai tolerance di bawah 0.1 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) di atas 10. Uji multikolinearitas menunjukkan nilai VIF dari variabel yang dianalisis kurang dari 10. Multikolinearitas antarvariabel bebas untuk model regresi dapat dilihat dengan melihat hubungan antarvariabel tersebut. Apabila nilai korelasi antarvariabel tersebut lebih dari 0.80, maka terjadi multikolinearitas. Variabel yang digunakan adalah variabel bebas yang memiliki nilai signifikansi paling kecil (paling mendekati nilai signifikansi 0.05).

-Uji heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi dikatakan terjadi heterokedastisitas apabila memiliki nilai signifikansi di bawah 0.05 dan pada grafik scatterplot titik-titik tidak menyebar di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y (Ghozali 2011). -Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah di dalam model regresi

ada korelasi antara kesalahan pengguna pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Cara untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi pada variabel yang diteliti adalah dengan melihat Durbin Watson dari model regresi. Apabila nilai Durbin Watson mendekati +2 maka model regresi dikatakan tidak terjadi autokorelasi, sehingga dapat dilakukan uji regresi. Uji regresi dilakukan dengan menggunakan empat model, dengan rumus sebagai berikut: Model Regresi 1: Y1 = α + β1X1 + β2X2 + ɛ

Model Regresi 2: Y2 = α + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + β7X7 + β8X8 +β9X9 + β1X1+ β2X2 + ɛ

Model Regresi 3 : Y3 = α + β1aX1a + β1bX1b+ β2aX2a + β2bX2b + β2cX2c + ɛ

Model Regresi 4 : Y4 = α + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + β7X7 + β8X8 + β9X9 + β1aX1a + β1bX1b+ β2aX2a + β2bX2b + β2cX2c + ɛ

Keterangan :

Y : Ketahanan fisik ekonomi keluarga Α : Konstanta regresi

β1-8 : Koefisien regresi X1 : Tekanan ekonomi

X1a : Tekanan ekonomi objektif X1b : Tekanan ekonomi subjektif X2 : Manajemen keuangan keluarga

X2a : Perencanaan manajemen keuangan keluarga X2b : Pelaksanaan manajemen keuangan keluarga X2c : Evaluasi manajemen keuangan keluarga

X3- X8 : Usia istri, usia suami, lama pendidikan istri, lama pendidikan suami, besar keluarga, dan lama menikah

(29)

Definisi Operasional

Tekanan ekonomi adalah permasalahan keuangan keluarga meliputi tekanan ekonomi objektif atau permasalahan keuangan keluarga dan tekanan ekonomi subjektif atau tekanan ekonomi yang dirasakan contoh.

Tekanan ekonomi objektif adalah permasalahan keuangan keluarga dengan menghitung tingkat kemiskinan, status pekerjaan, perbandingan pendapatan dan pengeluaran, serta rasio aset dan hutang.

Tekanan ekonomi subjektif adalah diukur dengan melihat bagaimana persepsi keluarga terhadap permasalahan keuangan yang dihadapi.

Manajemen keuangan keluarga adalah kegiatan merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi penggunaan sumber daya berupa uang yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan keluarga.

Manajemen keuangan keluarga perencanaan adalah kegiatan merencanakan sumber daya berupa uang untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan keluarga. Manajemen keuangan keluarga pelaksanaan adalah tindakan nyata yang

dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya.

Manajemen keuangan keluarga evaluasi adalah memutuskan keberhasilan perencanaan atau mengontrol pelaksanaan dan mengukur kepuasan yang dirasakan untuk mencapai tujuan.

Ketahanan fisik ekonomi keluarga adalah kemampuan ekonomi keluarga untuk memenuhi sumber daya fisik, tidak mengalami masalah keluarga fisik, menanggulangi masalah keluarga fisik, mencapai kesejahteraan fisik, dan kesejahteraan sosial fisik.

Contoh adalah istri yang berasal dari keluarga utuh yang memiliki anak remaja usia 12-19 tahun.

Keluarga di pemukiman marjinal adalah susunan orang-orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan darah atau adopsi, terdiri dari suami, istri, anak-anak, serta anggota keluarga lainnya yang bertempat tinggal di daerah marjinal.

Pemukiman marjinal adalah pemukiman yang berada di bantaran sungai, sepanjang rel kereta api, memiliki jarak antar rumah yang kurang dari satu meter, rawan bencana, dan kurang tersedianya tempat sampah termasuk di dalamnya pemukiman kumuh dan pemukiman liar.

Karakteristik keluarga adalah ciri-ciri keluarga contoh yang tinggal di pemukiman marjinal terdiri dari usia, lama pendidikan, pekerjaan, besar keluarga, lama menikah, pendapatan, pengeluaran, aset dan hutang.

Usia istri adalah jumlah tahun lengkap istri sejak lahir. Usia suami adalah jumlah tahun lengkap suami sejak lahir.

Lama pendidikan adalah lama waktu pendidikan yang ditempuh oleh suami dan istri.

Pekerjaan adalah usaha atau pekerjaan yang dilakukan oleh suami dan istri untuk menghasilkan uang.

Besar keluarga adalah jumlah seluruh anggota keluarga dalam satu keluarga inti. Lama menikah adalah lama waktu menikah suami dan istri.

(30)

maupun tambahan dibagi jumlah anggota keluarga yang dinyatakan rupiah per kapita per bulan.

Pengeluaran adalah pengeluaran untuk konsumsi pangan mencakup (makanan dan minuman) dan non pangan (perumahan, sandang, biaya kesehatan sekolah dan sebagainya).

Kepemilikan aset keluarga adalah jumlah dari seluruh kekayaan yang dimiliki keluarga berupa barang elektronik kendaraan barang berharga tabungan dan lain lain.

Hutang adalah biaya yang belum dilunasi oleh keluarga dalam memenuhi kebutuhan keluarga.

HASIL

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kelurahan Balumbang Jaya terletak di wilayah Bogor Barat dan Kelurahan Kebon Pedes terletak di wilayah Tanah Sareal. Kelurahan Balumbang Jaya mempunyai luas sebesar 124,595 Ha dengan jumlah RW sebanyak 13 dan RT sebanyak 45. Letak geografis Kelurahan Balumbang Jaya 200 m di permukaan laut dengan curah hujan 3000-4000 mm. Kelurahan Balumbang Jaya mempunyai batas wilayah sebelah Utara dengan Kelurahan Situ Gede, sebelah Timur dengan Kelurahan Bubulak dan Kelurahan Situ Gede, sebelah Selatan dengan Kelurahan Marga Jaya, serta sebelah Barat dengan Desa Babakan Kecamatan Dramaga.

Kelurahan Kebon Pedes terletak diwilayah Tanah Sareal. Kelurahan Kebon Pedes mempunyai luas 104 Ha dengan jumlah RW sebanyak 13 dan RT sebanyak 74. Letak geografis Kelurahan Kebon Pedes berada pada ketinggian 250 m dengan curah hujan rata-rata 3500-4000 mm. Kelurahan Kebon Pedes mempunyai batas wilayah sebelah Utara dengan Kelurahan Kedung Badak, sebelah Selatan dengan Kelurahan Cibogor, sebelah Barat dengan Kelurahan Ciwaringin dan sebelah Timur dengan Kelurahan Tanah Sareal.

(31)

Karakteristik Keluarga

Data pada Tabel 2 menunjukkan bahwa rata-rata usia suami dan istri berada pada kategori dewasa madya (40-60 tahun) (Hurlock 1980). Rata-rata pendidikan suami dan istri belum mencapai pendidikan wajib sembilan tahun. Rata-rata lama menikah selama 21 tahun. Rata-rata jumlah anggota keluarga termasuk dalam kategori keluarga sedang (5-7 orang).

Tabel 2 Sebaran karakteristik keluarga

Karakteristik keluarga Min-Maks Rataan ± SD

Usia istri (tahun) 32-66 41.94 ± 5.82

Usia suami (tahun) 32-74 46.49 ± 7.13

Lama pendidikan istri (tahun) 0-16 7.74 ± 2.82

Lama pendidikan suami (tahun) 0-15 8.12 ± 2.77

Lama menikah (tahun) 4-40 21.47 ± 6.018

Besar keluarga 3-9 4.91 ± 1.1

Tabel 3 menunjukkan sepertiga istri (75 persen) berstatus sebagai ibu rumah tangga. Terdapat istri yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT) sebesar 8.8 persen, guru sebesar 1.2 persen, serta sebesar 1.9 persen sebagai wiraswasta dan lainnya. Jenis pekerjaan suami memiliki proporsi sebesar 68.8 persen yaitu sebagai buruh. Selain itu suami yang bekerja sebagai pedagang sebesar 6.9 persen, dan tidak bekerja memiliki persentase sebesar 1.2 persen.

Tabel 3 Sebaran pekerjaan istri dan suami

Kategori pekerjaan Suami (%) Istri (%)

Tidak bekerja 1.20 75.00

Guru 0.00 1.20

Buruh 68.80 5.60

PRT 0.00 8.80

Pedagang 6.90 0.60

Wiraswasta 4.40 1.90

Sopir angkot 6.20 0.00

Juru parkir 1.90 0.00

Karyawan swasta 5.60 0.00

Satpam 1.20 0.00

Lainnya 3.80 1.90

Total 100.00 100.00

Keterangan lainnya : tukang jahit, tukang ojek, ustadz, pangkas rambut, tukang urut, pembuat kue, dan penjaga toko

Tekanan Ekonomi Keluarga

(32)

menerima keadaan ekonomi yang dirasakannya, terutama dalam mempersepsi pengeluaran keuangan (belanja), pemenuhan kebutuhan dasar dan kebutuan materi keluarga.

Data pada Tabel 4 menunjukkan sebesar 60.60 persen contoh berada pada kategori miskin. Status pekerjaan salah satu anggota keluarga akan memengaruhi pendapatan total keluarga, terutama suami sebagai kepala keluarga. Suami yang memiliki pekerjaan yang tidak tetap dinilai akan memiliki permasalahan keuangan. Hampir seluruh suami contoh memiliki pekerjaan sebesar 98.80 persen, akan tetapi 92 persen suami contoh memiliki pekerjaan yang tidak tetap. Besarnya pengeluaran seseorang bergantung pada pendapatan yang dihasilkan. Keluarga contoh dinilai bermasalah jika pendapatan lebih kecil dibandingkan dengan pengeluaran karena keluarga tersebut tidak mampu mencukupi kebutuhan keluarga. Sebesar 60.60 persen pendapatan keluarga contoh lebih kecil dari pengeluaran. Cara yang dilakukan keluarga contoh ketika pendapatan tidak mencukupi kebutuhan salah satunya berhutang. Keluarga contoh yang memiliki hutang sebesar 41.90 persen.

Tabel 4 Sebaran contoh berdasarkan komponen tekanan ekonomi objektif

Karakteristik Tekanan Ekonomi Objektif Total (%)

Tingkat kemiskinan

Tidak miskin (>Rp360.518) 39.40

Miskin (≤Rp360.518) 60.60

Pendapatan lebih besar dari pengeluaran 39.40

Pendapatan sama dengan pengeluaran 00.00

Pendapatan lebih kecil dari pengeluaran 60.60

Perbandingan antara hutang dan aset (rasio)

Tidak berhutang 58.10

<50% 24.40

>50% 17.50

Total 100.00

(33)

persen. Indikator tekanan ekonomi subjektif yang memiliki skor dibawah 50 persen yaitu merasa kecewa dengan ketidakmampuan suami dalam mencari penghasilan. Sementara itu, pencapaian indikator tekanan ekonomi subjektif diatas 50 persen adalah merasa tidak puas dengan penghasilan keluarga, merasa kurang puas dengan pekerjaan suami saat ini, merasa penghasilan keluarga tidak mencukupi kebutuhan, berpikir bahwa anggota keluarga perlu mencari pekerjaan sampingan, terpaksa berhutang untuk memenuhi kebutuhan pokok (makanan, pakaian, dan perumahan), merasa perlu menghemat pengeluaran dan merasa kesulitan keuangan. Rata-rata skor contoh pada indikator tekanan ekonomi subjektif adalah sebesar 67.56 persen. Secara keseluruhan rataan indeks tekanan ekonomi adalah sebesar 57.80 persen.

Tabel 5 Sebaran rataan indeks komponen tekanan ekonomi subjektif

Tekanan Ekonomi Rataan

Merasa tidak puas dengan penghasilan keluarga 55.00 Merasa kecewa dengan ketidakmampuan suami dalam mencari

penghasilan

33.13

Merasa kurang puas dengan pekerjaaan suami saat ini 52.50 Membutuhkan bantuan keuangan dari orang tua atau kerabat 69.38 Merasa penghasilan keluarga tidak mencukupi kebutuhan 83.75 Berpikir bahwa anggota keluarga perlu mencari pekerjaan

sampingan

91.88

Merasa penghasilan keluarga lebih kecil dari pengeluaran 96.25 Terpaksa berhutang untuk memenuhi kebutuhan pokok (makanan,

pakaian, perumahan)

53.13

Terpaksa berhutang untuk memenuhi kebutuhan material (perabotan rumah)

27.50

Merasa perlu menghemat pengeluaran 95.63

Merasa kesulitan keuangan 85.00

Rataan indeks tekanan ekonomi subjektif 67.56

Manajemen Keuangan Keluarga

Manajemen keuangan keluarga adalah kemampuan keluarga mengelola sumber daya keuangan yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Manajemen keuangan keluarga terdiri dari kebiasaan keluarga membuat perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi keuangan keluarga. Data pada Tabel 6 menunjukkan rataan indeks contoh pada indikator manajemen keuangan keluarga adalah sebesar 51 persen.

Tabel 6 Sebaran rataan indeks manajemen keuangan keluarga

Manajemen Keuangan Keluarga Rataan

Perencanaan 51.13

Pelaksanaan 59.00

Evaluasi 43.00

Rataan indeks manajemen keuangan keluarga 51.00

(34)

persen. Komponen dari manajemen keuangan keluarga pelaksanaan terdiri dari berusaha untuk menabung, mengelompokkan uang sesuai kebutuhan, mendahulukan kebutuhan yang paling utama (terutama untuk pangan dan pendidikan anak), dan membicarakan masalah keuangan dengan pasangan. Rataan indeks terendah pada komponen evaluasi yaitu sebesar 43 persen yang terdiri dari mencatat biaya pengeluran, mengevaluasi pengeluaran secara rutin dan menyeluruh, serta membandingkan pendapatan dan pengeluaran. Rataan indeks pada komponen perencanaan sebesar 51.13 persen terdiri dari membuat perencanaan keuangan setiap bulannya, menghitung perkiraan biaya hidup sehari– hari, dan melakukan perencanaan sebelum membeli.

Ketahanan Fisik Ekonomi Keluarga

Ketahanan fisik ekonomi keluarga berkaitan dengan kemampuan anggota keluarga dalam memperoleh sumber daya ekonomi dari luar sistem untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan, sandang, perumahan, pendidikan dan kesehatan (Sunarti 2013a). Ketahanan fisik ekonomi keluarga terdiri dari berbagai komponen, diantaranya: sumber daya fisik, masalah keluarga fisik, penanggulangan masalah keluarga fisik, kesejahteraan fisik dan kesejahteraan sosial fisik (Sunarti 2001).

Tabel 7 Sebaran rataan indeks ketahanan fisik ekonomi keluarga

Komponen Rataan

Sumber daya fisik 61.09

Masalah keluarga fisik 59.91

Penanggulangan masalah keluarga fisik 75.27

Kesejahteraan fisik 85.86

Kesejahteraan sosial fisik 71.88

Rataan indeks ketahanan fisik ekonomi keluarga 70.80

(35)

Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 59.91 persen keluarga tidak mengalami masalah keluarga fisik. Saat ini untuk pendidikan terutama sekolah dasar tidak dipungut biaya. Hal ini meringankan pengeluaran keluarga untuk biaya pendidikan. Adanya jaminan kesehatan juga membantu meringankan biaya keluarga.

Rataan indeks contoh pada komponen sumber daya fisik adalah sebesar 61.09 persen. Komponen sumber daya fisik adalah keluarga mendapatkan pendapatan per kapita lebih dari garis kemiskinan, memiliki rumah sendiri, memiliki tanah sendiri dan memiliki kendaraan bermotor. Rataan indeks contoh dalam penanggulangan masalah keluarga fisik sebesar 75.27 persen, seperti keluarga mampu menanggulangi kesulitan pangan, mengatasi kesulitan ekonomi, mengatasi kesulitan pengobatan, anggota keluarga membantu ibu melakukan pekerjaan rumah, keluarga besar membantu mengatasi kesulitan keuangan, dan tetangga membantu meringankan pekerjaan rumah tangga serta meringankan masalah ekonomi keluarga. Rataan indeks komponen kesejahteraan sosial fisik sebesar 71.88 persen, seperti keyakinan bahwa tetangga akan membantu jika mengalami kesulitan ekonomi dan seringnya contoh membantu tetangga yang mengalami kesulitan ekonomi.

Analisis Path Menggunakan Partial Least Square (PLS)

Alat analisis yang digunakan adalah Partial Least Square (PLS) dengan menggunakan metode PLS Path Modeling (PLS-PM). Variabel laten (konstruk) dalam penelitian ini yaitu tekanan ekonomi, manajemen keuangan keluarga, dan ketahanan fisik ekonomi keluarga. Setiap variabel memiliki beberapa variabel

manifest (komponen) yang reflektif terhadap setiap variabel latennya. Dalam PLS model dibagi menjadi dua yaitu, model pengukuran atau sering disebut dengan

outer model dan model struktural atau sering disebut dengan inner model.

Outer model menunjukkan variabel manifest yang mempresentasikan variabel laten untuk diukur. Apabila nilai loading pada masing-masing indikator ≥ 0.5 maka ukuran reflektif dikatakan valid, jika salah satu indikator memiliki nilai loading <0.5 maka indikator tersebut harus dibuang (dropping) karena mengindikasikan bahwa indikator tidak cukup baik untuk mengukur variabel laten secara tepat. Sementara itu, inner model menunjukkan kekuatan estimasi (hubungan) antar variabel laten atau konstruk.

Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model)

(36)

Keterangan: Tekom: tekanan ekonomi, Mkk: manajemen keuangan keluarga, Kfe: kesejahteraan fisik ekonomi, Sdf: Sumber daya fisik, Pmkf: penanggulangan masalah keluarga fisik, mkf: masalah keluarga fisik, kesosfis: kesejahteraan sosial fisik, dan kesfis: kesejahteraan fisik.

Gambar 3 Model awal penelitian

Variabel dapat dikatakan reliabel apabila memiliki nilai loading factor lebih dari 0.5. Model awal penelitian terdapat dua komponen yang memiliki nilai

loading factor kurang dari 0.5 yaitu, komponen penanggulangan masalah keluarga fisik dan kesejahteraan sosial fisik. Oleh karena itu, kedua komponen tersebut dibuang (dropping) dan dilakukan uji lanjutan. Gambar 4 merupakan model lanjutan, hasil setelah dilakukan dropping terhadap komponen penanggulangan masalah keluarga fisik dan kesejahteraan sosial fisik pada variabel ketahanan fisik ekonomi keluarga. Berdasarkan model lanjutan terdapat komponen yang memiliki nilai loading factor kurang dari 0.5 yaitu, komponen perencanaan pada variabel manajemen keuangan keluarga.

Keterangan: Tekom: tekanan ekonomi, Mkk: manajemen keuangan keluarga, Kfe: kesejahteraan fisik ekonomi, Sdf: Sumber daya fisik, mkf: masalah keluarga fisik, dan kesfis: kesejahteraan fisik.

(37)

Keterangan: Tekom: tekanan ekonomi, Mkk: manajemen keuangan keluarga, Kfe: kesejahteraan fisik ekonomi, Sdf: Sumber daya fisik, mkf: masalah keluarga fisik, dan kesfis: kesejahteraan fisik.

Gambar 5 Model akhir penelitian

Variabel dapat dikatakan reliabel apabila memiliki nilai loading factor lebih dari 0.5. Berdasarkan model awal penelitian dan model lanjutan terdapat beberapa komponen yang memiliki nilai loading factor kurang dari 0.5 yaitu komponen perencanaan, penanggulangan masalah keluarga fisik dan kesejahteraan sosial fisik. Oleh karena itu, ketiga komponen tersebut dibuang (dropping). Gambar 5 merupakan hasil dari model akhir setelah dilakukan dropping terhadap komponen perencanaan pada variabel manajemen keuangan keluarga dan komponen penanggulangan masalah fisik keluarga serta kesejahteraan sosial fisik pada variabel ketahanan fisik ekonomi keluarga.

Tabel 8 Hasil penilaian kriteria dan standar nilai model reflektif

Kriteria Penjelasan Standar Hasil

Loading factor Kekuatan indikator merefleksikan laten

>0.5 Tekanan ekonomi Objektif = 0.8234 Subjektif = 0.6551 Manajemen keuangan keluarga

Pelaksanaan = 0.7972 Evaluasi = 0.85659 Composite reliability Konsistensi internal >0.7 Tekanan ekonomi =

0.7100

Manajemen keuangan keluarga = 0.8181 Ketahanan fisik ekonomi = 0.730

Average Variance Extracted (AVE)

Validitas kontruk >0.5 Tekanan ekonomi = 0.5535

(38)

Pada outer model ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi agar model dapat dikatakan realiabel dan valid. Kriteria tersebut diantaranya adalah loading factor, Average Variace Extracted (AVE), composite reliability, akar kuadrat AVE dan cross loading (Ghozali dan Latan 2015). Outer model pada penelitian telah memenuhi tiga kriteria tersebut seperti yang ditunjukkan pada Tabel 8. Hal ini mengindikasikan bahwa model memiliki validitas dan reliabilitas yang cukup baik.

Evaluasi Model Strktural (Inner Model)

Evaluasi model struktural dapat dilihat dari nilai R square pada variabel endogen. Model penelitian memiliki nilai R square sebesar 0.059 yang dapat dipresentasikan bahwa ketahanan fisik ekonomi keluarga dapat dijelaskan oleh tekanan ekonomi dan manajemen keuangan keluarga sebesar 5.9 persen sedangkan 94.1 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti. Tabel 9 menunjukkan hipotesis dalam penelitian.

Tabel 9 Hasil hipotesis penelitian Variabel

H0: Manajemen keuangan keluarga memiliki pengaruh terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga yang bersifat positif. Hasil uji-t pada Tabel 9 menunjukkan nilai t-hitung (0.6726) < t-tabel (1.96) artinya hipotesis diterima. Manajemen keuangan keluarga tidak berpengaruh langsung dan positif terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga.

H1: Tekanan ekonomi memiliki pengaruh terhadap ketahanan fisik ekonomi yang bersifat negatif. Hasil uji-t pada Tabel 9 menunjukkan nilai t-hitung (3.6943) > t-tabel (1.96) artinya hipotesis ditolak. Tekanan ekonomi berpengaruh langsung dan negatif terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga.

Uji hubungan dan uji pengaruh menggunakan komponen hasil uji PLS-Path Modelling. Uji PLS-Path Modelling dilakukan untuk mengetahui komponen-komponen yang mengambarkan setiap variabel latennya. Terdapat beberapa komponen yang dibuang (dropping) karena memiliki nilai loading factor <0.5. Pada variabel tekanan ekonomi terdiri dari dua komponen diantaranya tekanan ekonomi objektif dan subjektif memiliki nilai loading factor ≥0.5. Variabel

(39)

pelaksanaan dan evaluasi. Variabel ketahanan fisik ekonomi terdiri dari lima komponen diantaranya sumber daya fisik, tidak mengalami masalah keluarga fisik, penanggulangan masalah keluarga fisik, kesejahteraan fisik, dan kesejahteraan sosial fisik. Komponen pada variabel ketahanan fisik ekonomi yang memiliki nilai loading factor ≥0.5 diantaranya sumber daya fisik, tidak mengalami masalah keluarga fisik, dan kesejahteraan fisik. Sementara itu, komponen penanggulangan masalah keluarga fisik dan kesejahteraan sosial fisik memiliki nilai loading factor <0.5, maka komponen tersebut harus dibuang (dropping).

Hubungan Karakteristik Keluarga, Tekanan Ekonomi, dan Manajemen Keuangan Keluarga dengan Ketahanan Fisik Ekonomi Keluarga Data Tabel 10 menunjukkan hasil uji hubungan antara karakteristik keluarga, tekanan ekonomi, mananjemen keuangan keluarga dengan ketahanan fisik ekonomi keluarga menggunakan komponen hasil uji analisis PLS-Path Modelling. Usia istri dan suami memiliki hubungan positif signifikan dengan komponen sumber daya fisik keluarga. Artinya semakin tinggi usia istri dan suami maka akan semakin baik sumber daya fisik. Lama pendidikan istri memiliki hubungan dengan kesejahteraan fisik keluarga. Besar keluarga tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan ketahanan fisik ekonomi. Lama menikah memiliki hubungan positif dengan komponen sumber daya keluarga dan ketahanan fisik ekonomi keluarga. Artinya semakin lama usia pernikahan maka akan semakin baik sumber daya fisik yang dimiliki dan ketahanan fisik ekonomi keluarga semakin baik.

Tabel 10 Koefisien kolerasi karakteristik keluarga, tekanan ekonomi, manajemen keuangan keluarga dengan ketahanan fisik ekonomi keluarga

Variabel Sdf Tmkf Kesfis KFE

Pelaksanaan 0.160** -0.127 0.026 0.027

Evaluasi 0.078 -0.067 0.240*** 0.072

Keterangan: ***) signifikan pada p<0.01, **) siginfikan pada p<0.05, *) siginfikan pada p<0.1 Sdf: sumber daya fisik, Tmkf: tidak mengalami masalah keluarga fisik, Kesfis: kesejahteraan fisik, dan KFE : ketahanan fisik ekonomi

(40)

semakin rendah sumber daya fisik keluarga, semakin rendah kesejahteraan fisik keluarga, dan semakin rendah pula ketahanan fisik ekonomi keluarga. Tekanan ekonomi subjektif memiliki hubungan negatif signifikan dengan ketahanan fisik ekonomi keluarga. Semakin tinggi tekanan ekonomi subjektif maka semakin rendah sumber daya fisik keluarga, semakin rendah tidak memiliki masalah keluarga fisik, semakin rendah kesejahteraan fisik, dan semakin rendah ketahanan fisik ekonomi keluarga. Secara keseluruhan tekanan ekonomi berhubungan negatif signifikan dengan ketahanan fisik ekonomi keluarga. Artinya semakin tinggi tekanan ekonomi keluarga maka akan semakin rendah sumber daya fisik, semakin rendah tidak mengalami masalah keluarga fisik, dan semakin rendah kesejahteraan fisik.

Manajemen keuangan keluarga pada komponen pelaksanaan berhubungan positif signifikan dengan sumber daya keluarga. Artinya semakin baik pelaksanaan manajemen keuangan keluarga maka semakin baik pula sumber daya keluarga. Manajemen keuangan keluarga dengan komponen evaluasi berhubungan positif signifikan dengan kesejahteraan fisik. Artinya semakin baik manajemen keuangan keluarga maka akan semakin baik kesejahteraan fisik keluarga. Selain itu, secara keseluruhan manajemen keuangan keluarga berhubungan positif signifikan dengan sumber daya fisik dan kesejahteraan fisik. Artinya semakin baik manajemen keuangan keluarga maka akan semakin baik sumber daya fisik keluarga dan semakin baik kesejahteraan fisik keluarga.

Pengaruh Karakteristik Keluarga, Tekanan Ekonomi, dan Manajemen Keuangan Keluarga terhadap Ketahanan Fisik Ekonomi Keluarga Data Tabel 11 menunjukkan model regresi liner berganda. Model pertama terlihat bahwa variabel yang berpengaruh negatif signifikan terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga adalah tekanan ekonomi (β= -0.447). Artinya, setiap peningkatan tekanan ekonomi akan menurunkan ketahanan fisik ekonomi keluarga sebesar 0.447 poin. Hasil Adjusted R square sebesar 0.114 yang berarti 11.4 persen faktor yang berpengaruh terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga dapat dijelaskan oleh model.

Tabel 11 Ringkasan model regresi tekanan ekonomi, dan manajemen keuangan keluarga terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga

Variabel Beta Sig F Adj R2

Model 1: Y1 = α + β1X1 + β2X2 + ɛ

Konstanta regresi 0.000 11.191 0.114

Tekanan ekonomi keluarga -0.447 0.000*** Manajemen keuangan

keluarga

-0.022 0.806

Keterangan: ***) signifikan pada <0.01 **) signifikan pada <0.05 dan *) signifikan pada <0.1

(41)

keluarga adalah usia istri (β = -0.805). Adanya peningkatan usia istri maka akan menurunkan ketahanan fisik ekonomi keluarga sebesar 0.805 poin. Lama menikah berpengaruh terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga (β = 0.661). Peningkatan lama pernikahan akan meningkatkan ketahanan fisik ekonomi keluarga sebesar 0.661 poin. Tekanan ekonomi berpengaruh terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga (β = -0.427). Adanya peningkatan tekanan ekonomi akan menurunkan ketahanan fisik ekonomi keluarga sebesar 0.427 poin. Tekanan ekonomi memiliki pengaruh signifikan terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga. Hasil dari kedua model menunjukkan kekonsistenan pengaruh tekanan ekonomi terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga.

Tabel 12 Ringkasan model regresi karakteristik keluarga, tekanan ekonomi, dan manajemen keuangan keluarga terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga

Variabel Beta Sig F Adj R2

Model 2: Y2 = α + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + β7X7 + β8X8 + β1X1 + β2X2 + ɛ

Konstanta regresi 0.000 3.640 0.117

Usia istri Lama pendidikan istri 0.411 0.512 Lama pendidikan suami -0.292 0.639

Besar keluarga -0.480 0.671

Lama menikah

Keterangan: ***) signifikan pada <0.01 **) signifikan pada <0.05 dan *) signifikan pada <0.1

Tabel 13 menunjukkan hasil uji regresi komponen tekanan ekonomi, dan komponen manajemen keuangan keluarga berpengaruh terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga menggunakan komponen hasil uji analisis PLS-Path Modelling.

(42)

Tabel 13 Ringkasan model regresi komponen tekanan ekonomi, dan komponen manajemen keuangan keluarga terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga

Variabel Beta Sig F Adj R2

Model 3: Y3 : α + β1aX1a + β1bX1b+ β2bX2b + β2cX2c + ɛ

Konstanta regresi 0.000 6.307 0.118

Tekanan ekonomi

Keterangan: ***) signifikan pada <0.01 **) signifikan pada <0.05 dan *) signifikan pada <0.1

Tabel 14 menunjukkan pengaruh karakteristik keluarga, komponen tekanan ekonomi, komponen manajemen keuangan keluarga terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga. Komponen dari masing-masing variabel yang digunakan merupakan hasil dari uji analisis PLS-Path Modelling. Model keempat memiliki nilai Adjusted R square sebesar 0.126 yang berarti 12.6 persen faktor yang berpengaruh terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga dapat dijelaskan oleh model.

Tabel 14 Ringkasan model regresi karakteristik keluarga, komponen tekanan ekonomi, dan komponen manajemen keuangan keluarga terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga

Variabel Beta Sig F Adj R2 Model 4: Y4 : = α + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + β7X7 + β8X8 + β1aX1a + β1bX1b+ β2bX2b

+ β2cX2c + ɛ

Konstanta regresi 0.000 3.301 0.126

Usia istri -0.826 0.077*

(43)

Model keempat faktor yang berpengaruh terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga diantaranya: usia istri, lama menikah, tekanan ekonomi objektif dan tekanan ekonomi subjektif. Usia istri berpengaruh negatif signifikan sebesar 0.826 poin. Lama menikah memiliki pengaruh terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga sebesar 0.776 poin. Artinya semakin lama usia pernikahan maka semakin meningkatkan ketahanan fisik ekonomi. Variabel tekanan ekonomi memiliki dua komponen diantaranya; tekanan ekonomi objektif dan tekanan ekonomi subjektif. Kedua komponen tekanan ekonomi memiliki pengaruh terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga. Komponen tekanan ekonomi objektif memiliki hubungan negatif signifikan terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga. Artinya peningkatan komponen tekanan ekonomi objektif akan menurunkan ketahanan fisik ekonomi keluarga sebesar 0.145 poin. Tekanan ekonomi subjektif memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga. Artinya peningkatan tekanan ekonomi subjektif maka akan semakin menurunkan ketahanan fisik ekonomi keluarga sebesar 0.301 poin. Komponen manajemen keuangan keluarga tidak memiliki pengaruh langsung terhadap ketahanan fisik ekonomi.

PEMBAHASAN

Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat. Keluarga memiliki peran dan fungsi yang harus dijalankan. Salah satu fungsi keluarga yang ialah ekonomi. Faktor ekonomi merupakan faktor penting dalam kehidupan berkeluarga. Ekonomi merupakan salah satu penyangga keseimbangan hidup keluarga dan salah satu indikator kesejahteraan keluarga (Firdaus 2008). Disisi lain faktor ekonomi dapat menjadi faktor yang menimbulkan tekanan tersendiri dalam kehidupan berkeluarga. Tekanan ekonomi keluarga adalah kondisi yang diukur dengan dua komponen diantaranya tekanan ekonomi objektif dan tekanan ekonomi subjektif.

Tekanan ekonomi objektif diantaranya kepemilikian aset, hutang, tingkat kemiskinan dan status pekerjaan (Sunarti et al. 2005). Tekanan ekonomi objektif di keluarga pemukiman marjinal menunjukkan sebesar 92 persen suami bekerja tidak tetap dengan pendapatan per kapita sebesar 60.6 persen berada di bawah garis kemiskinan, sebesar 60.6 persen pengeluaran keluarga lebih besar dari pendapatan dan sebesar 41.9 persen keluarga memiliki hutang. Besar keluarga dalam penelitian ini termasuk dalam keluarga sedang. Besar keluarga berkaitan dengan jumlah pengeluaran keluarga. Semakin besar jumlah anggota keluarga, maka semakin besar alokasi pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan keluarga (Rusydi 2011). Semakin besar jumlah anggota keluarga maka akan meningkatkan tekanan ekonomi keluarga (Firdaus dan Sunarti 2009).

(44)

dibandingkan dengan keluarga yang memiliki pekerjaan stabil. Secara keseluruhan rataan indeks tekanan ekonomi keluarga sebesar 57.80 persen.

Rataan indeks pada indikator manajemen keuangan keluarga adalah sebesar 51 persen. Manajemen keuangan keluarga didukung oleh rata-rata contoh yang melakukan perencanaan terlebih dahulu sebelum membeli dan contoh berkomunikasi dengan pasangan untuk membicarakan masalah keuangan keluarga. Rataan indeks pada indikator ketahanan fisik ekonomi keluarga adalah sebesar 70.80 persen. Ketahanan fisik ekonomi keluarga sangat berkaitan dengan kesejahteraan fisik keluarga dan kemampuan ekonomi keluarga (Sunarti 2001). Ketahanan fisik ekonomi keluarga didukung oleh hampir seluruh 98.8 persen suami melaksanakan fungsi instrumental keluarga sebagai pencari nafkah utama di dalam keluarga. Akan tetapi sumber daya fisik keluarga yang dimiliki masih kurang baik dikarenakan 60.6 persen pendapatan per kapita dibawah garis kemiskinan. Hal ini menyebabkan keluarga mengalami tekanan ekonomi. Keluarga yang mengalami tekanan ekonomi akan mengalami konflik keluarga yang lebih tinggi dan secara tidak langsung dapat meningkatkan depresi ibu serta menurunkan dukungan sosial (Robila dan Khirsnakumar 2005).

Hasil penelitian menggunakan uji PLS-Path Modelling menunjukkan bahwa komponen tekanan ekonomi objektif dan subjektif menggambarkan tekanan ekonomi. Komponen pelaksanaan dan evaluasi menggambarkan manajemen keuangan keluarga. Komponen sumber daya fisik, tidak mengalami masalah keluarga fisik, dan kesejahteraan keluarga fisik menggambarkan ketahanan fisik ekonomi keluarga. Hasil dari uji PLS-Path Modelling digunakan untuk uji hubungan dan uji pengaruh.

Hasil uji hubungan menunjukkan tekanan ekonomi memiliki hubungan negatif signifikan dengan ketahanan fisik ekonomi keluarga. Hal ini sejalan dengan penelitian Ramadhany (2014) bahwa tekanan ekonomi berhubungan negatif dengan ketahanan fisik keluarga. Menurut Fox dan Bartholomae (2000) kemampuan keluarga dalam mengatasi tekanan ekonomi dipengaruhi oleh bagaimana keluarga mendefinisikan kondisi ekonomi mereka. Manajemen keuangan keluarga berhubungan positif signifikan dengan sumber daya fisik dan kesejahteraan fisik. Hal ini sejalan dengan penelitian Ramadhany (2014), bahwa manajemen keuangan keluarga memiliki hubungan positif signifikan dengan kesejahteraan fisik. Artinya semakin baik manajemen keuangan keluarga maka semakin baik kesejahteraan fisik keluarga.

(45)

keluarga sulit untuk melakukan manajemen keuangan. Ketahanan fisik ekonomi keluarga dipengaruhi oleh tekanan ekonomi dan secara tidak langsung dipengaruhi oleh manajemen keuangan keluarga. Selain itu, terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi ketahanan fisik ekonomi diantaranya dukungan sosial, modal sosial, strategi koping, interaksi keluarga, kepadatan, kepuasan lingkungan, manajemen waktu, manajemen stress, dan lain sebagainya. Penelitian ini akan memberikan makna yang lebih lengkap apabila di lakukan dengan mewawancarai suami.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Hasil penelitian terhadap keluarga di daerah pemukiman marjinal, menunjukkan bahwa rata-rata usia suami dan istri adalah dewasa madya dengan lama pendidikan belum mencapai pendidikan wajib sembilan tahun. Rata-rata besar keluarga termasuk dalam keluarga sedang. Hasil uji hubungan dan hasil uji regresi dilakukan menggunakan komponen yang terlebih dahulu diuji menggunakan PLS-Path Modelling untuk melihat komponen-komponen yang menggambarkan setiap variabel latennya. Komponen tekanan ekonomi objektif dan subjektif menggambarkan tekanan ekonomi, komponen pelaksanaan dan evaluasi menggambarkan manajemen keuangan keluarga dan komponen sumber daya fisik, tidak mengalami masalah keluarga fisik, dan kesejahteraan fisik menggambarkan ketahanan fisik ekonomi keluarga. Hasil uji hubungan menunjukkan bahwa semakin tinggi tekanan ekonomi maka ketahanan fisik ekonomi keluarga semakin rendah. Semakin baik manajemen keuangan keluarga maka sumber daya fisik dan kesejahteraan fisik semakin baik. Semakin tua usia istri dan suami maka ketahanan fisik ekonomi keluarga semakin baik. Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan peningkatan tekanan ekonomi akan menurunkan ketahanan fisik ekonomi keluarga.

Saran

Gambar

Gambar 1 Kerangka pemikiran pengaruh tekanan ekonomi dan manajemen keuangan keluarga terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga
Tabel 1  Variabel penelitian, skala, dan sumber kuesioner
Gambar 2  Teknik pengambilan contoh
Tabel 3  Sebaran pekerjaan istri dan suami
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengairan separuh daerah akar dapat mempertahankan pertumbuhan, biomassa, nodul, kadar air daun relatif, kandungan klorofil daun relatif, kandungan

Apnoe setting dipilih pressure sentuh Accept Accept jika tidak dirubah rate &amp; insp pressure, jika tidak dirubah rate &amp; insp pressure, apabila nanti pasien apnoe

Obyek Retribusi adalah pelayanan pemberian hak pemakaian atas pemakaian tempat Rekreasi dan Olah Raga milik Pemerintah Daerah dalam jangka waktu tertentu, yang meliputi :..

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, maka perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Pemalang

Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan November 2012 ini ialah penggenangan air, dengan judul Pengaruh Tinggi Penggenangan Air terhadap Pertumbuhan

Tujuan ini mempunyai justifikasi teoritis, walaupun mungkin menghadapi masalah- masalah operasional (terutama di Negara-negara yang sedang berkembang) : (i) Tujuan ini tidak

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah swt yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah parasitologi, materi yang dikaji dalam bidang ini yaitu meliputi perbedaan jumlah kematian larva Aedes aegypti setelah