• Tidak ada hasil yang ditemukan

07 Invers Perkalian Matriks Ordo 2x2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "07 Invers Perkalian Matriks Ordo 2x2"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

M A T R I K S

D. Invers Perkalian Matriks ordo (2 x 2)

Matriks identitas perkalian (dilambangkan dengan I) adalah sebuah matriks persegi yang memenuhi sifat: Jika A adalah matriks persegi yang berordo sama dengan I, maka berlaku

A x I = I x A = A

Untuk matriks identitas ordo (2 x 2) dapat dinyatakan sebagai I =

   

1 0

0 1

Bukti :

Misalkan A =

   

d c

b a

maka A x I =

   

d c

b a

x

   

1 0

0 1

=

  

 

 

d 0 0 c

b 0 0 a

=

   

d c

b a

= A

Jika A sebuah matriks persegi maka terdapat invers perkalian dari matriks A yang

dilambangkan dengan A1 dan memenuhi sifat:

A x A1 = A1 x A = I Untuk matriks ordo (2 x 2), invers dari matriks A =

   

d c

b a

dapat ditentukan sebagai

berikut :

Misalkan A1 =

   

s r

q p

maka A x A1 = I

   

d c

b a

x

   

s r

q p

=

   

1 0

0 1

  

 

 

ds cq dr cp

bs aq br ap

=

   

1 0

0 1

Sehingga : ap + br = 1 ... (1)

cp + dr = 0 ... (2)

aq + bs = 0 ... (3)

cq + ds = 1 ... (4) Dari (1)(2) ap + br = 1 (d) adp + bdr = d

cp + dr = 0 (b) bcp + bdr = 0 adp – bcp = d

(ad – bc) p = d jadi p =

bc ad

d

(2)

Dari (1)(2) ap + br = 1 (c) acp + bcr = c cp + dr = 0 (a) acp + adr = 0 bcr – adr = c adr – bcr = –c

(ad – bc) r = –c jadi r =

bc ad

c

 

Dari (3)(4) aq + bs = 0 (d) adq + bds = 0 cq + ds = 1 (b) bcq + bds = b adq – bcq = –b

(ad – bc) q = –b jadi q =

bc ad

b

 

Dari (3)(4) aq + bs = 0 (c) acq + bcs = 0 cq + ds = 1 (a) acq + ads = a bcs – ads = –a ads – bcs = a

(ad – bc) s = a jadi s =

bc ad

a

Jadi : A1 =

   

s r

q p

=

  

 

  

 

 

 

 

bc ad

a bc ad

c

bc ad

b bc

ad d

=

bc ad

1

 

 

 

a c

b d

maka invers dari A dirumuskan A1 =

bc ad

1

 

 

 

a c

b d

dimana ad – bc dinamakan determinan.

Jika matriks A mempunyai determinan 0 maka A dikatakan matriks singular, yaitu matriks yang tidak mempunyai invers.

Terdapat beberapa sifat yang berkenaan dengan invers matriks, yaitu :

Sifat 1

Jika A adalah matriks berordo (2 x 2) dan k adalah bilangan real, maka 1

1

A k 1 ) A . k

(   

Bukti

Misalkan A =

   

d c

b a

, maka k.A = k

   

d c

b a

=

  

kd kc

kb ka

Sehingga (k.A)1 =

c) )( ( (ka)(kd)

1

k kb

  

ka c

b kd

k k

=

bc) (ad k

k

2 

 

 

a c

b d

=

bc) (ad

1 . k 1

  

a c

b d

= 1

k

1

(3)

Sifat 2

Jika A adalah transpose matriks A maka berlaku (At)1(A1)t

Bukti

Jika A =

   

d c

b a

, maka At =

   

d b

c a

sehingga (At)1 =

bc ad

1

   

a b

c d

…...(1)

1 A =

bc ad

1

 

 

 

a c

b d

sehingga (A1)t =

bc ad

1

 

 

 

a b

c d

...(2)

Dari (1) dan (2) terbukti bahwa (At)1(A1)t

Sifat 2

Jika A adalah matriks berordo (2 x 2) maka berlaku 1 1 )

(A  = A Bukti

Misalkan : 1 1 )

(A  = B ... (1) Maka 1

A (A1)1 = 1

A . B (kedua ruas dikalikan dengan 1

A dari kiri)

I = 1

A . B

A x I = A x 1

A . B (Kedua ruas dikalikan dengan A) A = I x B

A = B ... (2)

Dari (1) dan (2) terbukti bahwa 1 1 )

(A  = A Sifat 3

Jika A dan B adalah matriks berordo (2 x 2) maka berlaku :(A x B)1  B1 x A1 Bukti

Misalkan (A x B)1 = C ………(1) maka

1 1

) ) B A x (

(   = C1 (kedua ruas di inverskan)

A x B = C1

A1 x A x B = A1 x C1 (Kedua ruas dikalikan dengan 1

A dari kiri)

I x B = A1 x C1 B = A1 x C1

B x C = A1 x C1 x C (Kedua ruas dikalikan dengan C dari kanan)

B x C = A1 x I

B x C = A1

B1 x B x C = B1 x A1 (Kedua ruas dikalikan dengan 1

B dari kiri) I x C = B1 x A1

C = B1 x A1 ………..………….. (2) 

(4)

Sifat 4

Jika A, B dan C adalah matriks-matriks berordo (2 x 2) maka :

(1) Tidak berlaku sifat komutatif perkalian, sehingga A x B ≠ B x A

(2) Berlaku sifat asosiatif perkalian, sehingga : (A x B) x C = A x (B x C) (3) Berlaku sifat distributif, sehingga A(B + C) = AB + AC

Untuk lebih jelasnya akan diuraikan dalam contoh soal berikut ini

01. Tentukanlah invers setiap matriks berikut ini :

(a) A =

   

3 1

5 2

(b) B =

   

5 3

4 2

Jawab

(a) A =

   

3 1

5 2

maka A1 =

) 1 )( 5 ( (2)(3)

1

   

2 1

5 3

A1 = 1 6

1

   

2 3

4 5

A1 =

  

 

2 3

4 5

Untuk membuktikannya harus ditunjukkan bahwa A x B = I

Tinjau : A x B =

   

3 1

5 2

x

  

 2 1

-5 -3

=

  

  

  

6 5 3 3

10 10 5 6

=

   

1 0

0 1

= I Jadi terbukti bahwa A dan B saling invers

(b) A =

   

5 3

4 2

maka A1 =

) 3 )( 4 ( (2)(5)

1

  

2 3

4 5

1 A =

2 1

 

 

 

2 3

4 5

1 A =

  

 

1 2 / 3

2 2 5/

(5)

02. Tentukan invers setiap matriks berikut ini :

, maka tentukanalah matriks hasil dari

(6)

= 8 9

1

   

3 4

2 3

=

  

 

3 4

2 3

04. Jika matriks A =

  

  

2 3

6 4

x x x

merupakan matriks singular maka tentukanlah

nilai x Jawab

Jika A matriks singular maka det (A) = 0

Sehingga : det(A) = (x – 4)(x – 2) – (6 – x)3 = 0 x2 – 2x – 4x + 8 – 18 + 3x = 0 x2 – 3x – 10 = 0

(x – 5)(x + 2) = 0 Jadi x = –2 dan x = 5

05. Jika matriks A =

  

  

2 6

2 5

adalah invers dari matriks B =

  

 

 

2 / 5 1 2

1

x

y x

maka

tentukanlah nilai x dan y Jawab

A1 = B

) 6 )( 2 ( ) 2 )( 5 (

1

 

 

 

  

5 6

2 2

=

  

 

 

2 / 5 1 2

1

x

y x

10 12 1

  

5 6

2 2

=

  

 

 

2 / 5 1 2

1

x

y x

2 1

  

  

5 6

2 2

=

  

 

 

2 / 5 1 2

1

x

y x



 

  

2 / 5 3

1 1

=

  

 

 

2 / 5 1 2

1

x

y x

(7)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian jelas bahwa suatu matriks persegi akan mempunyai invers jika determinan dari matriks tersebut tidak sama dengan nol, atau dengan kata lain matriks tersebut

Efektifitas Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Stad Pada Standar Kompetensi Mengidentifikasi Hama Dan Penyakit Ikan.. Kelas Xi Api Di Smkn

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan yaitu tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang Prosedur Suction Dengan Prilaku

Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara nilai pengetahuan kelompok kontrol dan kelompok WPSLangsung dengan modul role play ( p =0,089) dan

PRINCEN RUMAHORBO: Pengaruh Konsentrasi Sorbitol dan Lama Perendaman Terhadap Mutu Manisan Kering Pepaya dibimbing oleh TERIP KARO-KARO dan ELISA JULIANTI.. Penelitian ini

Hasil simulasi menunjukkan ketidakseimbangan tegangan untuk masing-masing fasa tidak begitu signifikan yaitu untuk kondisi beban rendah rata-rata 0,95 %, untuk kondisi beban

INTERNASIONAL. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kajian terhadap pelaksanaan Agreement between the Government of the

masyarakat mempunyai cara khas yang dapat menimbulkan konflik antar golongan karena masyarakat secara sistematis menghasilkan perbedaan pendapat antara orang- orang atau