MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN
MASALAH PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII MTs HAFIZUL IKHSAN AEK PAING T.A.2016/2017
Oleh Lili Handayani NIM. 4103311027
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN
MASALAH PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII MTs HAFIZUL IKHSAN AEK PAING T.A. 2016/2017
Lili Handayani (NIM. 4103311027) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah dikelas VIII MTs Hafizul Ikhsan Aek Paing T.A. 2016/2017. Subjek dalam peneliti ini adalah siswa kelas VIII MTs Hafizul Ikhsan Aek Paing yang berjumlah 26 orang dan objek peneliti ini adalah meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa dengan model pembelajaran berdasarkan masalah di kelas VIII MTs Hafizul Ikhsan Aek Paing. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes, lembar observasi, dan dokumentasi.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri atas 2 siklus, masing-masing terdiri dari dua kali pertemuan. Sebelum memberikan tindakan, terlebih dahulu diberikan tes awal dan pada setiap akhir siklus, siswa diberikan tes kemampuan pemecahan masalah.
Dari hasil analisis data tes awal diperoleh peningkatan hasil tes akhir kemampuan pemecahan masalah. Jumlah siswa yang mempu memecahkan masalah dari tes awal adalah 4 dari 26 orang siswa (15,38%) dengan rata-rata kelas 53,8. Hasil analisis data tes kemampuan pemecahan masalah pada siklus I setelah menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah menunjukkan 12 orang siswa (46,15%) yang mampu memcahkan masalah dengan nilai rata-rata 63,78. Sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 21 orang siswa (80,8%) yang mampu memecahkan masalah dengan nilai rata-rata 75,06. Berdasarkan kriteria ketuntasan klasikal maka pembelajaran ini telah mencapai target ketuntasan belajar.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala berkat dan Rahmat-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan sesuai yang diharapkan. Skripsi ini berjudul “Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dengan Menerapkan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah pada Materi
Lingkaran di kelas VIII MTs Hafizul Ikhsan Aek Paing Medan T.A. 2016/2017”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana
pendidikan matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih dan
penghargaan kepada Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku dosen pembimbing
skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan
bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada Ibu Dra. Katrina Samosir, M.Pd, Bapak Drs. Yasifati
Hia, M.Si, dan Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku dosen penguji yang telah
memberikan masukan dan saran-saran yang membangun mulai dari rencana
penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd, selaku pembimbing
akademik yang telah memberikan bimbingan dan saran-saran perkuliahan. Bapak
Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku rektor UNIMED, Bapak Dr. Asrin Lubis,
M.Pd selaku dekan FMIPA UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, Bapak
Drs. Yasifati Hia, M.Si, dan Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku ketua
jurusan, sekretaris jurusan, dan ketua Program Studi Matematika FMIPA
UNIMED serta seluruh Bapak, Ibu Dosen dan Staf Pegawai Jurusan Matematika
FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis. Ucapan terima kasih juga
disampaikan untuk Bapak Yusman Lubis, B.Sc selaku kepala sekolah MTs
Hafizul Ikhsan Aek Paing, guru mata pelajaran matematika Ibu Fitri Oktriana,
S.Pd, dan juga seluruh Guru/Staf Pegawai MTs Hafizul Ikhsan Aek Paing yang
v
Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada ayahanda tercinta
Geger Handoko dan Ibunda tercinta Parjiem serta kepada kakak tercinta Sri
Kurniasih, S.Farm, Apt, dan adik-adik tersayang Puji Lestari dan Dina Agustina
yang telah banyak memberi kasih sayang, semangat, nasehat, do’a dan materi
sehingga perkuliahan dan penyusunan skripsi ini dapat terlaksanakan dengan baik.
Tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada teman hidup yaitu
Maseko Syahputra yang selalu memberikan motivasi dan doa untuk penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih untuk teman seperjuangan, yaitu
Nurhabibi Syarif dan penyemangat yang senantiasa memberi dukungan Nani
Nursamqori, S.Pd dan Eva Sihombing, S.Pd serta adik kos Nurul Indah Pratiwi
dan teman-teman yang tidak bisa penulis cantumkan namanya satu persatu namun
senantiasa memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skrispi ini,
namun penulis menyadari dan masih banyak kelemahan dari segi isi maupun tata
bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skrispi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya ilmu pengetahuan.
Medan, April 2017
Penulis,
Lili Handayani
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Tabel ix
Daftar Gambar x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 7
1.3. Batasan Masalah 7
1.4. Rumusan Masalah 7
1.5. Tujuan Penelitian 7
1.6. Manfaat Penelitian 8
1.7. Defenisi Operasional 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9
2.1. Kerangka Teoritis 9
2.1.1. Pengertian Belajar 9
2.1.2. Pengertian Pembelajaran 10
2.1.3. Pengertian Pembelajaran Matematika 10
2.1.4. Masalah dalam Matematika 11
2.1.5. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 13
2.1.6. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah 15
vii
2.1.6.2. Karakteristik Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah 16
2.1.6.3. Langkah – langkah dalam Proses PBM 18
2.1.6.4. Pelaksanaan Model PBM dalam Pembelajaran Matematika 19
2.1.6.5. Keunggulan dan Kelemahan PBM 22
2.1.6.6. Teori Belajar yang Mendukung PBM 23
2.1.7. Materi Ajar Lingkaran 25
2.1.7.1. Bagian-Bagian Lingkaran 25
2.1.7.2. Keliling dan Luas Lingkaran 27
2.1.7.3. Hubungan Sudut Pusat, Panjang Busur dan Luas Juring 29
2.2. Penelitian yang Relevan 30
2.3. Kerangka Konseptual 32
2.4. Hipotesis Tindakan 33
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 34
3.2. Subjek dan Objek Penelitian 34
3.2.1. Subjek Penelitian 34
3.5. Alat Pengumpul Data 37
3.5.1. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 37
viii
3.5.3. Lembar Observasi 39
3.6. Teknik Analisis Data 39
3.6.1. Reduksi Data 39
3.6.2. Paparan Data 40
3.6.3. Menarik Kesimpulan 40
3.7. Indikator Keberhasilan Penelitian 44
BAB IV HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN
4.1.Deskripsi Hasil Penelitian 45
4.1.1. Deskripsi Tes Awal 45
4.1.1.1. Hasil Tes Awal 45
4.1.1.2. Perencanaan Tindakan Siklus I 48
4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan Siklus I 49
4.1.1.4. Observasi Siklus I 51
4.1.1.5. Analisis Data Siklus I 51
4.1.1.6. Refleksi Siklus I 58
4.1.2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II 59
4.1.2.1. Permasalahan Siklus II 59
4.1.2.2. Perencanaan Tindakan Siklus II 59
4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan Siklus II 60
4.1.2.4. Observasi Siklus II 62
4.1.2.5. Analisis Data Siklus II 63
4.1.2.6. Refleksi Siklus II 69
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 72
5.2. Saran 72
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Tahapan – Tahapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah 18
Tabel 3.1. Teknik Penskoran Kemampuan Pemecahan Masalah 38
Tabel 3.2. Kriteria Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 41
Tabel 3.3. Kriteria Tingkat Penguasaan Kemampuan Pemecahan Masalah 42
Tabel 3.4. Kriteria Rata-Rata Penilaian Observasi 44
Tabel 4.1. Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah pada Tes Awal 46
Tabel 4.2. Tingkat Kemampuan Memahami Masalah 47
Tabel 4.3. Tingkat Kemampuan Merencanakan Pemecahan Masalah 47
Tabel 4.4. Tingkat Kemampuan Melaksanakan Pemecahan Masalah 47
Tabel 4.5. Tingkat Kemampuan siswa dalam Memeriksa Kembali 47
Tabel 4.6. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah pada
Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 52
Tabel 4.7. Tingkat Kemampuan Memahami Masalah I 53
Tabel 4.8. Tingkat Kemampuan Merencanakan Pemecahan Masalah I 53
Tabel 4.9. Tingkat Kemampuan Melaksanakan Pemecahan Masalah I 53
Tabel 4.10. Tingkat Kemampuan Memeriksa Kembali I 54
Tabel 4.11. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Peneliti Siklus I 55
Tabel 4.12. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Siswa Siklus I 57
Tabel 4.13. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah pada
Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 63
Tabel 4.14. Tingkat Kemampuan Memahami Masalah II 64
Tabel 4.15. Tingkat Kemampuan Merencanakan Pemecahan Masalah II 65
Tabel 4.16. Tingkat Kemampuan Melaksanakan Pemecahan Masalah II 65
Tabel 4.17. Tingkat Kemampuan Memeriksa Kembali II 65
Tabel 4.18. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Peneliti Siklus II 66
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1. Diagram Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah
Siswa pada Tes Awal 46
Gambar 4.2. Diagram Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah
Siswa pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 52
Gambar 4.3. Diagram Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (siklus I) 76
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (siklus II) 86
Lampiran 3. Kisi-kisi Tes Awal 96
Lampiran 4. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Awal 97
Lampiran 5. Alternatif Jawaban TKPM Awal 98
Lampiran 6. Lembar Aktivitas Siswa I 102
Lampiran 7. Alternatif Jawaban LAS I 106
Lampiran 8. Lembar Aktivitas Siswa II 111
Lampiran 9. Alternatif Jawaban LAS II 115
Lampiran 10. Lembar Aktivitas Siswa III 120
Lampiran 11. Alternatif Jawaban LAS III 124
Lampiran 12. Lembar Aktivitas Siswa LAS IV 129
Lampiran 13. Alternatif Penyelesaian LAS IV 133
Lampiran 14. Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 138
Lampiran 15. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 139
Lampiran 16. Alternatif Penyelesaian TKPM I 140
Lampiran 17. Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 145
Lampiran 18. Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 147
Lampiran 19. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 148
Lampiran 20. Alternatif Penyelesaian TKPM II 149
Lampiran 21. Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 155
Lampiran 22. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 157
Lampiran 23. Lembar Observasi Kegiatan Guru I 158
Lampiran 24. Lembar Observasi Kegiatan Siswa I 160
Lampiran 25. Analisis Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah pada
Tes Awal 162
Lampitan 26. Analisis Hasil Pemecahan Masalah Pada Tes
Lampiran 27. Analisis Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah I 165
Lampiran 28. Analisis Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah I
Per-Indikator 166
Lampiran 29. Lembar Observasi Kegiatan Guru II 168
Lampiran 30. Lembar Observasi Kegiatan Siswa II 170
Lampiran 31. Analisis Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah II 172
Lampiran 32. Analisis Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah II
Per-Indikator 173
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan manusia, pendidikan memegang peranan penting karena
pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan dan meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Oleh karena
itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang
seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan saat ini. Seperti
yang dikemukakan Trianto (2010 : 2) yang menyatakan bahwa :
“Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya.”
Salah satu mata pelajaran yang memegang peranan penting dalam
pendidikan adalah matematika, hal ini dapat dilihat dari alokasi waktu mata
pelajaran matematika di sekolah lebih banyak dibandingkan mata pelajaran lain.
Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik untuk
membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis,
kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerja sama untuk bertahan hidup pada
keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetetif.
Cockroft (dalam Abdurrahman, 2009 : 253) mengemukakan alasan
bahwa matematika perlu diajarkan kepada siswa, karena :
“(1) selalu digunakan dalam segala segi kehidupan, (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai, (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas, (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan,
2
Berbagai alasan tentang pentingnya matematika diajarkan kepada siswa
dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan sarana untuk memecahkan
masalah kehidupan sehari-hari. Namun demikian, mata pelajaran matematika
masih dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan dan sulit untuk
dipahami. Seperti yang diungkapkan Abdurrahman (2009 : 252) :
“Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar.”
Kesulitan yang dialami siswa berdampak pada mutu pendidikan
Indonesia terutama bidang studi Matematika. Berdasarkan laporan dari Trends in
International Mathematics and Science Study (TIMSS) yang diikuti siswa kelas
VIII Indonesia tahun 2011, untuk bidang Matematika, Indonesia berada di urutan
ke-38 dengan skor 386 dari 42 negara yang siswanya dites. Skor Indonesia ini
turun 11 poin dari penilaian tahun 2007. Berikut datanya :
Tabel Peringkat Negara Bidang Studi Matematika dari TIMSS
Peringkat Sistem Pendidikan Nilai
Skala TIMSS 500
6 Russian Federation 539
3
29 Republic of Macedonia 426
4
Dari kenyataan tersebut secara jelas menyatakan bahwa kualitas
pendidikan matematika masih rendah dan belum sesuai yang diharapkan. Untuk
mengatasi rendahnya nilai matematika tersebut, para pendidik berusaha
mengadakan perbaikan dan peningkatan dari segi yang menyangkut pendidikan
matematika. Sedangkan berdasarkan hasil belajar matematika, Lenner (dalam
Abdurrahman, 2009:253) mengemukan bahwa: “Kurikulum bidang studi
matematika hendaknya mencakup tiga elemen,(1) konsep, (2) keterampilan, (3) pemecahan masalah”. Dari pernyataan tersebut, salah satu aspek yang ditekannkan dalam kurikulum adalah meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa,
karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaiannya siswa dimungkinkan
memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang
sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak
rutin.
Cooney (dalam Hudojo, 2005:130) mengatakan bahwa mengajarkan
siswa untuk menyelesaikan masalah-masalah memungkinkan siswa itu menjadi
lebih analitik di dalam mengambil keputusan didalam kehidupan. Namun hal
tersebut dianggap bagian yang paling sulit dalam mempelajarinya maupun bagi
guru dalam mengerjakannya. Suatu masalah biasanya memuat suatu situasi yang
mendorong seseorang untuk menyelesaikannya, akan tetapi tidak tahu secara
langsung apa yang harus dikerjakan untuk menyelesaikannya.
Berdasarkan uraian diatas, kemampuan pemecahan masalah merupakan
salah satu tujuan yang penting dalam pembelajaran matematika. Kemampuan
pemecahan masalah harus dimiliki siswa untuk melatih siswa agar siswa terbiasa
menghadapi berbagai permasalahan, baik dalam konteks matematika ataupun
masalah dalam bidang yang lainnya. Oleh sebab itu, kemampuan siswa untuk
memecahkan masalah harus terus dilatih sehingga ia dapat memecahkan masalah
yang ia hadapi.
Tetapi pada kenyataannya banyak siswa yang kesulitan dalam
mempelajari matematika, terutama dalam memecahkan masalah matematika.
Kesulitan tersebut terletak pada sulitnya siswa menyelesaikan soal cerita
5
ditempuh dalam membuat kalimat matematika. Kesulitan tersebut mengakibatkan
kemampuan pemecahan masalah siswa rendah. Siswa cenderung menghafalkan
konsep-konsep matematika sehingga kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah sangat kurang. Hal ini dilihat dari hasil test diagnostik yang dilakukan
peneliti kepada siswa saat melakukan observasi ke sekolah tersebut.
Berdasarkan hasil dari test diagnostik yang diberikan kepada 26 siswa di
kelas VIII MTs Hafizul Ikhsan, peneliti mendapatkan hasil bahwa dari tiga soal
yang diberikan kepada siswa, hanya 4 orang siswa (15,38%) yang memiliki
tingkat kemampuan pemecahan masalah di atas 65%. Jika penilaian menurut
indikator pemecahan masalah maka didapatkan rata-rata kemampuan siswa
memahami masalah adalah 79,17%, kemampuan merencanakan pemecahan
masalah adalah 57,4%, kemampuan melaksanakan pemecahan masalah adalah
44,8% dan kemampuan pengecekan kembali sebesar 30,3% dengan rata-rata
tingkat kemampuan pemecahan siswa adalah 53,8% . Dari test diagnostik ini
terlihat siswa kurang mampu memahami soal sehingga siswa kesulitan dalam
menentukan apa yang diketahui dan ditanya pada soal, siswa kesulitan dalam
membuat rencana penyelesaian soal-soal matematika sehingga siswa tidak mampu
menyelesaikan soal-soal berbentuk pemecahan masalah dan siswa begitu sering
tidak teliti dalam perhitungan.
Berdasarkan wawancara kepada guru matematika kelas VIII yaitu
Ibu Fitri Oktriana, S.Pd diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan mengerjakan
soal yang membutuhkan pemecahan masalah matematika, sehingga soal dalam
bentuk permasalahan jarang diberikan kepada siswa. Selain itu siswa cenderung
tidak aktif dalam proses belajar mengajar. Siswa juga mengalami kesulitan dalm
menyelesaikan soal-soal cerita, kesulitan tersebut mungkin terkait dengan
pengajaran yang menuntut anak membuat kalimat matematika.(dalam
Abdurrahman, 2009 : 257 ) Oleh karena itu secara keseluruhan dibuat kesimpulan
bahwa kemampuan siswa dalam pemecahan masalah masih rendah.
Penyebab kesulitan siswa terkadang tidak hanya dari kemampuan siswa
dalam memecahkan masalah, tetapi juga dapat disebabkan penggunaan model
6
pembelajaran dapat mengakibatkan siswa kesulitan dalam mengikuti proses
belajar mengajar.
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk membantu
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa adalah model pembelajaran
berdasarkan masalah. Ratumanan (dalam Trianto, 2010 ; 92) menyatakan bahwa:
Problem based learning (Pembelajaran Berdasarkan Masalah) merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berfikir tingkat tinggi. Pembelajsaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks.
Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan salah satu model
pembelajaran yang dimulai dengan pemberian masalah kepada siswa. Ciri-ciri
pembelajaran masalah adalah melibatkan masalah yang memiliki konteks dengan
dunia nyata, memampukan siswa terampil memecahkan masalah,
mengembangkan materi pengetahuan melalui bimbingan dan penyediaan sumber
belajar. Secara garis besar dapat disimpulakn bahwa PBM merupakan
pembelajaran yang berorientasi pada masalah sehingga siswa tidak hanya
memperoleh pengetahuan dasar selama belajar, tetapi memperoleh pengalaman
bagaimana menggunakan pengetahuannya untuk menyelesaikan permasalahan
yang sebenarnya. Berdasarkan penjelasan tersebut di atas tampak jelas bahwa
pembelajaran dengan model pembelajaran berdasarkan masalah dimulai dengan
adanya masalah, kemudian siswa memperdalam pengetahuannya tentang apa yang
mereka ketahui dan apa yang mereka perlu ketahui untuk memecahkan masalah
tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian
7
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan
beberapa masalah adalah sebagai berikut :
1. Siswa menganggap bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit.
2. Siswa mengalami kesulitan menyelesaikan soal- soal cerita.
3. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VIII MTs
Hafizul Ikhsan Aek Paing masih tergolong rendah.
4. Siswa kurang mampu menerjemahkan persoalan atau masalah kehidupan
sehari-hari kedalam model matematika.
1.3Batasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih terarah dan jelas, maka
masalah dalam penelitian ini hanya dibatasi pada kemampuan pemecahan masalah
siswa yang masih rendah, sehingga peneliti menerapkan model pembelajaran
berdasarkan masalah untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa
pada materi lingkaran di kelas VIII MTs Hafizul Ikhsan Aek Paing T.A.
2016/2017.
1.4Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah : Apakah penerapan model pembelajaran berdasarkan
masalah dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi
lingkaran di MTs Hafizul Ikhsan Aek Paing T.A 2016/2017?
1.5Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan
penelitian ini adalah : Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran
berdasarkan masalah dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa
8
1.6Manfaat Penelitian
Setelah dilakukan penelitian, diharapkan hasil penelitian ini dapat
memberikan manfaat yang berarti, yaitu :
1. Bagi guru, diharapkan dapat menambah variasi model pembelajaran dan
menambah pengetahuan guru mengenai model pembelajaran berdasarkan
masalah sebagai pembelajaran alternatif dalam upaya meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah siswa.
2. Bagi siswa, diharapkan melalui model pembelajaran berdasarkan masalah
dapat meningkatkan kemampuan pemeahan masalah siswa terutama dalam
menyelesaikan permasalahan matematika.
3. Bagi sekolah, diharapkan dapat memberi manfaat yang positif dalam usaha
meningkatkan kualitas pembelajaran matematika termasuk dalam
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.
4. Bagi peneliti, dapat memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan
model pembelajaran berdasarkan masalah dan untuk bekal peneliti sebagai
calon guru mata pelajaran matematika dalam melaksanakan praktik
mengajar yang sesungguhnya.
1.7Definisi Operasional
1. Model pembelajaran berdasarkan masalah adalah suatu pendekatan
pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu
konteks bagi para peserta didik untuk belajar tentang cara berfikir kritis
dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh
pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.
2. Kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan siswa dalam
memahami, memilih strategi pemecahan dan menyelesaikan model untuk
72 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
Model pembelajaran berdasarkan masalah dapat meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa khususnya pada pokok bahasan
lingkaran di kelas VIII MTs Hafizul Ikhsan Aek Paing dimana peningkatan
diperoleh setelah siklus II dilaksanakan. Peningkatan kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa dapat dilihat dari ketuntasan klasikal dalam
memecahkan masalah. Pada kemampuan pemecahan masalah I, jumlah siswa
yang tuntas memecahkan masalah sebanyak 12 orang siswa (46,15%)
sedangkan pada tes kemampuan pemecahan masalah II, jumlah siswa yang
tuntas memecahkan masalah yaitu sebanyak 21 orang (80,8%). Dengan
demikian dapat dikatakan kelas tersebut telah tuntas belajar, karena terdapat ≥
80% siswa yang memiliki tes kemampuan pemecahan masalah pada kategori
minimal sedang. Aktivitas pembelajaran guru dan siswa pada siklus II juga
dikatagorikan sangat baik.
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti memberikan beberapa saran
sebagai berikut:
1) Kepada guru matematika hendaknya mulai menerapkan model yang
berpusat pada siswa, salah satunya penggunaan model pembelajaran
berdasarkan masalah sebagai salah satu alternatif pembelajaran untuk
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.
2) Kepada guru matematika diharapkan selalu mengadakan evaluasi dan
refleksi pada akhir pembelajaran yang telah dilakukan dan lebih baik
73
mempengaruhi keberhasilan pembelajaran baik yang dialami baik temuan
oleh guru maupun siswa pada pembelajaran dapat diatasi dengan
sesegera mungkin. Dan memberikan pekerjaan rumah untuk lebih
mengasah kemampuan peserta didik.
3) Kepada siswa MTs Hafizul Ikhsan Aek Paing disarankan lebih berani
dan aktif bertanya tentang hal yang kurang dipahami, lebih berani dalam
memberikan ide dan aktif dalam menemukan solusi permasalahan
matematika selama proses pembelajaran berlangsung.
4) Kepada peneliti selanjutnya, agar menggunakan hasil dan perangkat
penelitian ini untuk dijadikan pertimbangan dalam menerapkan model
pembelajaran berdasarkan masalah pada materi lingkaran ataupun materi
74
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Adinawan, M. Cholik, (2006), Matematika SMP Jilid 2B Kelas VIII, Erlangga, Jakarta
Arikunto, S, dkk, (2012), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.
Chen, Wen-Haw, (2013),Theacing Geometry Through Problem-Based Learning and Creative Design. Proceedings of the 2013 International Conference on Education and Educational Technologies.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010) Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Mahasiswa Program Studi Pendidikan. Medan: FMIPA Unimed
Hudojo, H., (2005). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, Universitas Negeri Malang, Malang.
Isjoni, H. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
KOMPAS, (2012), http://edukasi.kompas.com/read/2012/12/14/09005434/ Prestasi.Sains.dan.Matematika.Indonesia.Menurun.
Margono, S., (2010), Metodologi Penelitian Pendidikan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Padmavathy, R.D, (2013), Effectiveness of Problem Based Learning in Mathematics.International Multidisciplinary e-journal, Vol-II, Issue-I, Jan-1-2013.
Roh, Kyeong Ha, (2003), Problem Based Learnig in Mathematics. Clearing Use for Science, Mathematics, and Environmental education, EDO-SE-03-07
Rusman, (2012),Seri Manajemen Sekolah Bermutu: Model-Model Pembelajaran,
Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : PT Raja Grafindo
75
Sagala, S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Penerbit Alfabeta, Bandung.
Sanjaya. W., (2011). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.
Trianto, (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep, Landasan dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Penerbit Kencana, Jakarta.
Wena, Made, (2011), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional, Bumi Aksara, Jakarta
ii
RIWAYAT HIDUP
Lili Handayani dilahirkan di Dusun Tebangan, pada tanggal 14 Agustus
1992. Ibu bernama Parjiem dan ayah bernama Geger Handoko, dan merupakan
anak kedua dari empat bersaudara. Pada tahun 1998, penulis masuk sekolah di SD
Negeri 115526 Dusun Tebangan Janji dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun
2004, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 3 Rantau Utara dan lulus pada
tahun 2007. Pada tahun 2007, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 3
Rantau Utara dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis diterima di
Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Matematika, Fakultas Matematika