SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN
UNTUK DESAINER INTERIOR
(Studi Kasus : CV. Saluang Interior dan Furnitur Palangkaraya)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memenuhi Gelar Sarjana Teknik
Jurusan Teknik Informatika
Disusun oleh:
Rusnita Dewi
NIM : 025314027
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
DECISION SUPPORT SYSTEM
FOR INTERIOR DESIGNER
(Case Study: CV. Saluang Interior dan Furnitur Palangkaraya)
A THESIS
Presented as Partial Fulfillment of the Requirements
To Obtain the Sarjana Teknik Degree
In Informatics Engineering
By :
Rusnita Dewi
Student Number : 025314027
INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM
DEPARTMENT OF INFORMATICS ENGINEERING
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGICAL
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 3 Januari 2008
Penulis
Rusnita Dewi
Karya ini kupersembahkan untuk :
Andi Tomas Lumenta, S.Sn
Papah dan Mamah
ABSTRAKSI
SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN
UNTUK DESAINER INTERIOR
(Studi Kasus : CV. Saluang Interior dan Furnitur Palangkaraya)
Desain Interior merupakan suatu bagian yang tidak terpisahkan dalam
merancang suatu bangunan. Keindahan dan estetika menjadi suatu daya tarik bagi
penghuninya dan membawa dampak psikologi bagi orang lain juga sekitarnya.
Dalam menyelesaikan proyek interior seorang desainer sering mengalami
kesulitan dalam menentukan perhitungan rancangan anggaran biaya dan
pemilihan bahan material yang sesuai dengan keinginan konsumen.
Perhitungan rancangan biaya dan pemilihan bahan bisa saja dilakukan
secara manual, namun penggunaan seperti ini akan mengalami hambatan terutama
dalam hal ketelitian perhitungan dan ketepatan pemilihan bahan mengingat
banyaknya kemungkinan alternatif kombinasi.
Untuk mengatasinya, maka dalam skripsi ini dibangun suatu sistem
pendukung pengambilan keputusan (SPPK) untuk desainer interior. SPPK
membutuhkan masukkan berupa data standar dan data kebutuhan konsumen untuk
menghasilkan keluaran kombinasi material yang paling sesuai dengan prioritas
dan bujet konsumen. Sistem ini berbasis web intranet. Model pengambilan
keputusan yang digunakan dalam sistem ini adalah decision table, sedangkan alat bantu yang digunakan adalah PHP dan mySQL.
Setelah sistem selesai dibangun dilakukan pengujian sistem untuk
mengetahui apakah sistem ini berjalan dengan baik. Pengujian menggunakan
metode black box test yaitu sistem diuji kemanfaatannya di lapangan tanpa melihat isi dari sistem. Hasil pengujian berupa presentase dari kuesioner yang
ditujukan kepada beberapa responden.
ABSTRACT
DECISION SUPPORT SYSTEM FOR INTERIOR DESIGNER
(Case Study: CV. Saluang Interior dan Furnitur Palangkaraya)
Interior design is an intergrated part of designing a building, where the
beauty and the esthetics become fascination for the resident and bring
phychological effects for their nearby resident. In completing an interior project, a
designer often faces the problems in deciding the budget design calculation and
material selection that comply with client demand.
The budget calculation and material selection can be done manually,
however, this course is lack of calculation correctness and material
appropriateness since there are to many combination alternatives.
In order to resolve this problem, the writer developed support system that
can facilitate an interior designer to choose the most appropriate material
combinations. This system required several entries, which are standard data and
client requirement data, to produce the most appropriate materials combination
based on client’s priority as well as budget. This system was intranet web-based.
The decision model that was used in this system is decision table, while the
development tolls were PHP and mySQL.
The final stage following the system building was testing the system to
know if it works properly. The testing was using black box test method, which was testing the usability of the system in field without observe inside the system.
Result of examination in the form of gratuity from questionnaire addressed to
some responder.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul ”Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan untuk Desainer
Interior” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T)
di Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Selama penelitian sampai pada penyusunan skripsi ini, penulis banyak
mendapat bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin
menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada :
1. Ibu Agnes Maria Polina, S.Kom., M.Sc., selaku Ketua Jurusan Teknik
Informatika Universitas Sanata Dharma dan Dosen Pembimbing Akademik.
2. P. H Prima Rosa, S.Si., M.Sc, selaku dosen pembimbing, atas segala perhatian
dan bimbingannya.
3. Ibu Ridowati Gunawan, S.Kom, M.T selaku Dosen Pembimbing Kerja
Praktek dan Dosen Penguji.
4. Bapak DS Bambang Soelistijanto, S.T selaku Dosen Penguji.
5. Semua dosen Jurusan Teknik Informatika atas ilmu yang telah diberikan.
6. Pak Bele dan Mas Danang, atas bantuannya menjelang ujian pendadaran dan
sesudahnya.
7. Papah dan Mamah, untuk semua doa, dorongan dan perhatiannya.
8. Rekan-rekan Teknik Informatika angkatan 2002 untuk kebersamaan dan
waktu selama dibangku kuliah.
9. Rekan-rekan kuliah dan KKL Teknik Informatika angkatan 2003 : Monic,
Hana, Tika, Esther dan Nur, buat kerjasama yang baik selama kuliah.
10.Mbak Anie dan Mas Agus, atas bantuannya yang sangat berarti bagi penulis,
God Bless
11.Andi Tomas Lumenta, S.Sn., sebagai penolong yang sepadan untuk
mendedikasikan hidupnya dari awal hingga sampai saat ini kepada penulis,
Thank’s Han
12.Niko Rusmedi, S.Farm., Apt., dan Rusni Dwi Yanto, S.E., saudara yang selalu
memberikan dorongan dan masukkan yang sangat bermanfaat bagi penulis.
13.Zona Keluarga GBI Kenisah, atas semangat, motivasi dan doa yang sangat
berarti bagi penulis.
14.Xtn dan Me, sahabat tempat berbagi semua hal yang terindah maupun pada
saat-saat yang tidak baik. Brigita Sahabat selama kerja praktek dan
seperjuangan saat-saat mengurus pendadaran.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
skripsi ini, segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca dan
perkembangan ilmu pengetahuan.
Yogyakarta, Januari 2008
Penulis
Rusnita Dewi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
ABSTRAKSI... vi
ABSTRACT ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TABEL ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 2
1.3. Tujuan ... 2
1.4. Batasan Masalah ... 2
1.5. Metodologi ... 4
1.6. Sistematika Penulisan ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 7
2.1. Lokasi Penelitian ... 7
2.2. Konsep Sistem Informasi ... 7
2.2.1 Definisi Sistem ... 7
2.2.2 Definisi Informasi ... 8
2.2.3 Definisi Sistem Informasi ... 9
2.3. Teknik Pengembangan Sistem dengan DFD ... 9
2.4. World Wide Web ... 11
2.5. Decision Support System (DSS) ... 14
2.5.1 Komponen dari DSS ... 15
2.5.2 Manfaat DSS ... 18
2.5.3 Karakteristik DSS ... 19
2.6. Tabel Keputusan ... 20
2.7. Konsep Database ... 23
2.8. Pemrograman Web ... 25
2.8.1 Hypertext Markup Language (HTML) ... 25
2.8.2 Pemrograman PHP ... 27
2.9. Bahasa SQL dan MySQL 5.0 ... 28
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM ... 32
3.1. Analisa Kebutuhan Sistem ... 32
3.2. Perancangan Sistem ... 35
3.2.1 Perancangan Subsistem Manajemen Proses... 35
3.2.2 Perancangan Subsistem Manajemen Model ... 38
3.2.3 Perancangan Subsistem Manajemen Basis Data ... 48
3.2.4 Perancangan Subsistem Manajemen Dialog ... 50
BAB IV. IMPLEMENTASI ... 55
4.1. Persiapan Implementasi Sistem ... 55
4.2. Implementasi Subsistem Manajemen Basis Data ... 56
4.3. Implementasi Subsistem Manajemen Proses ... 58
4.4. Implementasi Subsistem Manajemen Dialog ... 70
4.5. Pengujian Sistem ... 79
4.6 Analisa Hasil ... 81
BAB V. PENUTUP ... 84
5.1. Kesimpulan ... 84
5.2. Saran ... 86
DAFTAR PUSTAKA ... 87
LAMPIRAN LISTING PROGRAM ... 88
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Model Konseptual DSS... 18
Gambar 2.2. Hasil Kode PHP di browser ... 28
Gambar 3.1. Use Case Diagram ... 33
Gambar 3.2. DFD Context Diagram... 36
Gambar 3.3. DFD Level 1... 37
Gambar 3.4. ER-Diagram ... 49
Gambar 3.5. Desain Input Data Bahan Lantai... 50
Gambar 3.6. Desain Input Data Bahan Dinding... 50
Gambar 3.7. Desain Input Data Bahan Plafon ... 51
Gambar 3.8. Desain Input Data Bahan Furnitur... 51
Gambar 3.9. Desain Input Data Bahan Spesifikasi Furnitur... 52
Gambar 3.10. Desain Input Kebutuhan Konsumen ... 52
Gambar 3.11. Desain Input Kebutuhan Konsumen ... 53
Gambar 3.12. Desain Input Dana Konsumen... 53
Gambar 3.13. Desain Output Hasil Perangkingan RAB... 54
Gambar 3.14. Desain Output Hasil Perangkingan RAB... 54
Gambar 4.1. Halaman Utama Aplikasi ... 71
Gambar 4.2. Halaman Layanan ... 71
Gambar 4.3. Halaman untuk Memilih Furniture ... 72
Gambar 4.4. Penentuan Prioritas Pekerjaan ... 73
Gambar 4.5. Hasil Proses DSS ... 73
Gambar 4.6 Detil Alternatif Bahan Material ... 74
Gambar 4.7 Hasil Proses Rancangan Anggaran dan Biaya (RAB) ... 75
Gambar 4.8. Halaman Login Administrator... 76
Gambar 4.9. Hasil Konfirmasi Login Administrator... 76
Gambar 4.10. Form Untuk mengelola Data Dinding ... 77
Gambar 4.11. Form Untuk mengelola Data Lantai ... 77
Gambar 4.12. Form untuk mengelola Data Plafon... 78
Gambar 4.13. Form untuk mengelola Data Furnitur ... 78
Gambar 4.14. Form untuk mengelola Data Paket Furniture ... 79
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Simbol-simbol DFD ... 11
Tabel 2.2. Model Tabel Keputusan Masalah Investasi ... 21
Tabel 2.3. Model Tabel Keputusan Dibawah Resiko dan Solusinya ... 23
Tabel 3.1. Tabel Keputusan... 43
Tabel 3.2. RAB... 46
Tabel 3.3. RAB Final ... 47
Tabel 4.1. Peryataan Black box test untuk Admin ... 80
Tabel 4.2. Peryataan Black box test untuk Konsumen ... 80
Tabel 4.3. Hasil Black box test untuk Admin ... 81
Tabel 4.4. Hasil Black box test untuk Konsumen ... 82
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi informasi tidak hanya mencakup dunia
Informatika dan Ilmu Komputer saja. Tetapi di luar bidang tersebut, teknologi
informasi telah merambah ke beberapa bidang usaha lainnya. Seiring dengan
meningkatnya persaingan dalam dunia bisnis, masing-masing pemilik usaha
mencoba untuk tetap eksis dengan meramu teknologi informasi dari yang hanya
sekedar pengolahan data ataupun penyaji informasi bagi manajemen, menjadi
mampu untuk menyediakan pilihan-pilihan terbaik sebagai pendukung keputusan.
CV. Saluang Interior and Furnitur merupakan sebuah usaha yang
bergerak di bidang desain dan produksi interior. Dalam menyelesaikan proyek
interior seorang desainer sering mengalami kesulitan dalam menentukan
pemilihan bahan material agar dapat menentukan perhitungan Rencana Anggaran
Biaya (RAB) produksi.
Setiap bahan material masing-masing memiliki kelebihan dan
kekurangan yang menjadi dasar pertimbangan seorang desainer dalam
menentukan keputusan. Masalahnya adalah bagaimana seorang desainer dapat
mendesain suatu obyek dengan bahan material yang berkualitas dan sesuai dengan
bujet yang disediakan oleh konsumen. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu aplikasi
sistem berbasis komputer yang dapat mendukung pengambilan keputusan
menyangkut masalah pemilihan bahan material sehingga dapat diperoleh
keputusan RAB produksi secara efektif dan efisien.
1.2 Perumusan Masalah
Rumusan masalah yang melatar-belakangi penyusunan tugas akhir ini
adalah ”Bagaimana membuat aplikasi sistem pendukung pengambilan keputusan
untuk membantu desainer interior dalam memilih bahan material agar dapat
menentukan RAB produksi sesuai dengan bujet yang disediakan konsumen ?”
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan tugas akhir ini adalah untuk membuat
suatu sistem pendukung pengambilan keputusan bagi desainer interior dalam
menentukan keputusan pemilihan bahan material sehingga dapat menghasilkan
keputusan RAB produksi sesuai dengan bujet yang disediakan oleh konsumen.
1.4 Batasan Masalah
Agar perancangan sistem dapat dilakukan secara tepat, maka dibuat
beberapa batasan sebagai berikut :
1. Pengguna (user) dari sistem pendukung keputusan adalah
administrator dan konsumen. Administrator bertugas mengelola data
penentu keputusan yaitu data standar.
a. Data standar yang meliputi data harga pekerjaan lantai, harga
pekerjaan dinding, harga pekerjaan plafon dan biaya produksi
perabot (furnitur).
b. Data kebutuhan konsumen meliputi data luas lantai, luas dinding,
luas plafon, dan furnitur yang diinginkan. Data lainnya adalah
bujet yang disediakan oleh konsumen untuk seluruh biaya produksi
dan bahan.
c. Untuk spesifikasi pekerjaan, konsumen juga diminta untuk
memasukkan prioritas pekerjaan yang akan menentukan kualitas
dari suatu bahan dengan menyesuaikan dana yang disediakan.
3. Output yang dihasilkan berupa alternatif keputusan bagaimanakah
kombinasi material yang paling sesuai dengan prioritas dan bujet
konsumen. Keputusan tersebut tampil dengan menunjukkan wujud
bahan material yang digunakan dan RAB untuk setiap pekerjaan lantai,
dinding, plafon dan furnitur.
4. Desain furnitur masuk dalam harga pengerjaan furnitur. Jenis cat
masuk dalam harga pekerjaan dinding, dan biaya pengerjaan (tenaga
kerja) masuk dalam harga semua pekerjaan yang ada.
5. Sistem berada dalam jaringan intranet. Sistem ditampilkan berbasis
web dan bahasa pemrograman menggunakan PHP.
1.5 Metodologi
Metodologi yang penyusun gunakan untuk membuat suatu sistem
pendukung pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
1. Wawancara
Melakukan wawancara dengan pihak yang bersangkutan yaitu
pemilik CV. Saluang Interior and Furnitur. Wawancara dilakukan
untuk memperoleh informasi dan data-data yang dapat membantu
penyusun dalam mengelola masalah.
2. Studi Pustaka
Tentang metode-metode dalam sistem pendukung pengambilan
keputusan agar diperoleh penyelesaian masalah dengan metode yang
tepat.
3. Analisa
Melakukan analisa untuk merumuskan spesifikasi sistem
pendukung pengambilan keputusan, menemukan model dan komponen
sistem lainnya.
4. Perancangan
Melakukan perancangan sesuai dengan rumusan kebutuhan
pendukung sistem. Pada tahap ini akan dilakukan perancangan
subsistem pengambilan keputusan yang meliputi manajemen model,
manajemen data dan antarmuka pengguna (dialog). Metode
pengambilan keputusan yang dipakai adalah metode tabel keputusan
dengan teknik matematis.
5. Implementasi
Melakukan pengimplementasian secara teknis dari rancangan yang
telah dibuat dengan metode Optimasi tabel keputusan. Kemudian
melakukan pengujian terhadap sistem apakah sudah berjalan dengan
baik.
1.6 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah,
metodologi penelitian yang digunakan serta sistematika
penulisan laporan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang teori-teori yang berhubungan erat
dengan masalah yang akan dibahas.
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini membahas tentang tahapan analisa yang dilakukan
untuk menentukan model dan komponen sistem lainnya.
Perancangan aplikasi pengambilan keputusan mulai dari
subsistem manajemen model menggunakan metode
optimasi Tabel Keputusan, perancangan subsistem
manajemen basis data, dan perancangan subsistem
manajemen antarmuka pengguna (dialog).
BAB IV IMPLEMENTASI
Bab ini berisi hasil implementasi dari perancangan yang
telah dibuat meliputi tampilan-tampilan program berupa
hasil input dan output, implementasi subsistem manajemen
basis data, subsistem manajemen proses, dan subsistem
manajemen dialog.
Bab V PENUTUP
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di CV Saluang Interior dan Furnitur, yaitu sebuah
unit usaha perorangan yang bergerak di bidang desain dan produksi interior.
Perusahaan ini berlokasi dikota Palangkaraya Kalimantan Tengah. Aktifitas
keseharian sebelum melakukan produksi interior perusahaan ini membuat rencana
anggaran dan biaya (RAB) produksi yang terbaik dan sesuai dengan bujet yang
disediakan oleh pihak konsumen.
2.2 Konsep Sistem Informasi
2.2.1 Definisi Sistem
Menurut Jogiyanto, yang di maksud dengan sistem adalah dengan
kumpulan elemen-elemen yang saling berkaitan dan bertanggung jawab
memproses masukan (input) sehingga menghasilkan keluaran (output). Pada permasalahan dalam kerja praktek ini dapat dilihat bahwa elemen-elemen yang
menyusun sistem terdiri dari :
1. Komponen sistem (component)
Yaitu unsur-unsur yang saling berinteraksi membentuk satu kesatuan
2. Batas sistem ( boundary)
Yaitu merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan
sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.
3. Lingkungan luar sistem (Environments)
Yaitu apapun diluar batas sistem yang mempengaruhi operasi sistem.
4. Penghubung sistem (Interface)
Yaitu merupakan media penghubung antara subsistem dengan sub sistem
lainya.
5. Masukan Sistem (Input)
Yaitu energi yang dimasukan ke dalam sistem.
6. Keluaran Sistem (Output)
Yaitu hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang
berguna dan sisa pembuangan.
7. Pengolah Sistem (Process)
Yaitu bagian yang akan merubah masukan menjadi keluaran.
8. Sasaran sistem (Goal)
Yaitu tujuan yang akan dicapai sistem.
2.2.2 Definisi Informasi
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan
lebih berarti bagi yang menerimanya (Jogiyanto, 1999). Informasi dikatakan
bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya
mendapatkannya.
Kualitas dari suatu informasi (quality of information) tergantung dari tiga hal antara lain :
1. Akurat yang berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan
tidak menyesatkan dan juga harus jelas mencerminkan maksudnya.
2. Tepat pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima tidak
boleh terlambat. Karena informasi merupakan landasan di dalam
pengambilan keputusan.
3. Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk
pemakainya.
2.2.3 Definisi Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi,
bersifat managerial dan kegiatan startegi dari suatu organisasi dan menyediakan
pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan (Robert A Leitch/K.
Roscoe Davis, 1983).
2.3 Teknik Pengembangan Sistem dengan DFD
Data Flow Diagram (DFD) merupakan sebuah model proses yang digunakan untuk mengambarkan aliran dari data yang melalui sebuah sistem dan
proses yang dibentuk oleh sistem. DFD sering digunakan untuk menggambarkan
suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara
atau lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan. Data Flow Diagram (DFD) melayani dua tujuan :
1. Untuk memberikan indikasi mengenai bagaimana data ditransformasi pada
saat data bergerak melalui sistem.
2. Untuk menggambarkan fungsi - fungsi (dan sub fungsi) yang
mentransformasi aliran data.
DFD memberikan informasi tambahan yang digunakan selama analisis
domain informasi dan berfungsi sebagai dasar bagi pemodelan fungsi. DFD terdiri
dari 4 buah simbol yaitu :
Nama Simbol Simbol Keterangan
Kesatuan luar
(External Entity)
Merupakan kesatuan (entity) di lingkungan luar sistem yang
dapat berupa orang, organisasi,
atau sistem lainnya yang berada
di lingkungan luarnya yang akan
memberikan input atau menerima output dari sistem. Arus data (Data
Flow)
Menunjukkan arus dari data yang
dapat berupa masukan untuk
sistem atau hasil dari proses
sistem. Arus data juga
creation, reading, deleting, atau updating dari data dalam file atau database.
Proses (Process) Merupakan kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh sistem
dalam merespon arus data yang
datang atau suatu kondisi.
Simpanan data
(Data Store)
Merupakan simpanan dari data
yang dapat berupa file atau
database di sistem komputer,
arsip, atau catatan manual, kotak
tempat data di meja seseorang,
tabel acuan manual, dan agenda
atau buku.
2.4 WWW (World Wide Web)
World Wide Web atau biasa disebut dengan Web, merupakan sumber daya internet yang berkembang pesat. Informasi web didistribusikan melalui
pendekatan hypertext, yang memungkinkan suatu teks pendek menjadi acuan untuk membuka dokumen yang lain. Dengan pendekatan hypertext ini seseorang
atau
Tabel 2.1 Simbol-simbol DFD
dapat memperoleh informasi dengan meloncat dari satu dokumen ke dokumen
yang lain.
Sejarah web dimulai pada bulan Maret 1989 ketika Tim Berner-Lee yang
bekerja di Laboratorium Fisika Partikel Eropa atau dikenal dengan nama CERN
(Consei European pour la Recherce Nuclaire) yang berada di Genewa, Swiss, mengajukan protokol (suatu tata cara berkomunikasi) sistem distribusi informasi
internet yang digunakan untuk berbagi informasi di antara para fisikawan.
Protokol inilah yang selanjutnya dikenal sebagai protocol World Wide Web dan dikembangkan oleh World Wide Web Consortium (W3C). W3C adalah konsorsium dari sejumlah organisasi yang berkepentingan dalam pengembangan
berbagai standar yang berkaitan dengan web.
Pada awalnya aplikasi web dibangun dengan HTML (HyperText Markup Language) dan protokol yang digunakan yaitu HTTP (HyperText Transfer Protocol). Perkembangan berikutnya sejumlah skrip dan objek dikembangkan untuk memperluas kemampuan HTML seperti PHP, ASP ataupun Applet (Java).
Aplikasi web dapat dibagi menjadi :
Web statis
Web statis dibentuk dengan menggunakan HTML saja. Kekurangan
aplikasi ini terletak pada keharusan untuk memelihara program secara
terus menerus untuk mengikuti setiap perubahan yang terjadi.
Web dinamis.
Dari sisi teknologi yang digunakan untuk membentuk web dinamis
terdapat dua macam pengelompokan yaitu :
1. Teknologi pada sisi client (Client side technology)
Teknologi web pada sisi client diimplementasikan dengan mengirimkan kode perluasan HTML atau program tersendiri dan
HTML ke client. Client-lah yang bertanggung jawab dalam melakukan proses terhadap seluruh kode yang diterima. Yang termasuk dalam
teknologi pada sisi client antara lain : kontrol ActiveX, Java Applet, script sisi client lain seperti JavaScript.
2. Teknologi pada sisi server (Server side technology)
Teknologi web pada sisi server memungkinkan pemrosesan kode di dalam server sehingga kode yang sampai pada pemakai berbeda dengan kode asli pada server. Contoh teknologi yang berjalan di server adalah Common Gateway Interface (CGI), ASP, Java Server Page (JSP), PHP.
Keuntungan teknologi pada sisi server antara lain:
1. Mengurangi lalu-lintas jaringan dengan cara menghindari
percakapan bolak-balik antara client dan server.
2. Mengurangi waktu pemuatan kode, mengingat klien hanya
mengambil kode HTML saja.
3. Mencegah masalah ketidakkompatibelan browser.
4. Client dapat berinteraksi dengan data yang ada pada server.
5. Mencegah client mengetahui rahasia kode (mengingat kode yang diberikan ke client berbeda dengan kode asli pada server).
2.5 Decision Support System (DSS)
DSS atau sistem pendukung keputusan merupakan Computer based Information System (CBIS) yang interaktif, fleksibel, mudah disesuaikan dan khusus dikembangkan untuk mendukung penyelesaian dari masalah manajemen
yang tidak terstruktur bagi perbaikan pembuatan keputusan. DSS menggunakan
data dan memberi kemudahan yang bersifat user interface.
Menurut Little (1970), DSS adalah suatu pasangan model dasar yang
berisi satu set prosedur untuk memproses data serta suatu kebijaksanaan untuk
membantu seorang manajemen dalam pembuatan keputusan. Ia beragumen bahwa
untuk berhasil maka sistem harus : 1) Mudah, 2) Kuat, 3) Mudah dikontrol, 4)
mampu menyesuaikan diri, 5) Lengkap pada persoalan penting, 6) Mudah
dikomunikasikan.
Tujuan utama dari DSS adalah melengkapi kebutuhan informasi dan
peralatan utnuk mendukung tugas-tugas dan aktivitas yang terdapat pada
perencanaan strategi dan pembuatan keputusan. Penyajian hasil DSS melengkapi
pembuat strategi dengan kemampuan untuk meringkas dan mengatur proses data
serta informasi pada suatu saat dan pada keadaan tertentu dari suatu organisasi.
mengukur aliran data serta informasi dari sumber database di luar suatu
organisasi.
Perencanaan strategi dan pembuatan keputusan harus melibatkan semua
kemampuan menyediakan informasi, metode analisis, dan keahlian bersama-sama
dalam suatu aturan untuk memilih yang lebih efektif dari sejumlah alternatif.
2.5.1 Komponen dari DSS
DSS tersusun dari beberapa subsistem, sebagai berikut :
1. Data Management (Manajemen Data)
Data management mengandung database yang berisi data yang relevan untuk situasi dan diatur oleh software yang disebut dengan DBMS (Database Management System). Subsistem dari data management terdiri dari elemen-elemen dibawah ini :
- Database Sistem Pendukung Keputusan
- Sistem Manajemen Database
- Directory Data
- Fasilitas Query
DBMS adalah sistem software yang memiliki kemampuan user untuk mengidentifikasi, membuat dan memelihara database serta menyediakan akses kontrol untuk database tersebut. Ada beberapa tugas dari database tersebut, antara lain, yaitu :
- Penyimpanan data, pencarian kembali dan update.
Sebuah DBMS harus dilengkapi dengan kemampuan untuk menyimpan,
mencari dan update didalam database. - Katalog akses untuk user.
Sebuah DBMS harus dilengkapi dengan katalog yang mendeskripsikan
item data yang disimpan dan apa saja yang dapat diakses oleh user. - Pendukung Transaksi
- Concurrency Control Service
Sebuah DBMS harus dilengkapi dengan sebuah mekanisme untuk
menjamin bahwa database telah di-update secara benar ketika beberapa user meng-update data secara bersama-sama.
- Recovery Service
Sebuah DBMS harus dilengkapi dengan sebuah mekanisme untuk
memperbaiki database dalam kejadian yang mengakibatkan kerusakan database.
- Authorization Service
Sebuah DBMS harus dilengkapi dengan sebuah mekanisme yang
menjamin bahwa user yang berhak yang dapat mengakses database. - Mendukung untuk komunikasi data.
- Integrity Service
Sebuah DBMS harus dilengkapi dengan alat untuk menjamin bahwa
semua data dalam database dan perubahannya mempunyai aturan.
- Utility Service
Sebuah DBMS seharusnya menyediakan seperangkat Utility Service. 2. Model Management (Manajemen Model)
Merupakan paket software yang mengandung finansial statistik, pengetahuan manajemen, atau model kuantitatif lainnya yang melayani sistem yang
memiliki kemampuan analisa dan sebuah manajemen software yang tepat. 3. Communication (Hubungan Antar Subsistem / Subsistem Dialog)
Pemakai dapat mengkomunikasikan dan memerintahkan, untuk itu
membutuhkan antar muka pemakai (user interface). 4. Knowledge Management (Manajemen Pengetahuan)
Subsistem yang dapat dipilih, untuk dapat mendukung setiap subsistem lain
atau bertindak sebagai komponen yang berdiri sendiri.
Dalam pengambilan keputusan ada 4 langkah dukungan komputer yaitu :
1. Mengidentifikasi masalah.
Mengumpulkan informasi dari banyak sumber untuk mengidentifikasi
masalah.
2. Analisis
Dapat dilakukan secara kuantitatif, kualitatif maupun gabungan. Analisa
kuantitatif dapat dibantu oleh DSS dengan perantara analisis kuantitatif
terstruktur. Analisis kuantitatif dapat didukung dengan sistem pakar.
3. Pilihan
Akan mendukung keputusan hasil analisis dengan didukung oleh Sistem
dan didukung dengan Group Decision Support System (GDSS) apabila bersifat grup.
4. Implementasi
Dalam kejadiannya keputusan diterapkan suatu solusi diusulkan satu
Sistem Pendukung Keputusan atau pakar memberi dukungan.
Berikut gambar Model Konseptual DSS :
Gambar 2.1 Model Konseptual DSS
2.5.2 Manfaat DSS
Manfaat dari DSS, antara lain :
Mendukung penyelesaian dari masalah yang kompleks.
Kecepatan merespon untuk situasi yang tak terduga yang terjadi pada
perubahan situasi. DSS memungkinkan sebuah kesempurnaan, analisa
kuantitatif dalam waktu yang sangat singkat.
18
Manajemen Data
Sistem Komputer Basis Data Lain
Manajemen Model
Pengetahuan Pemakai
Manajemen Dialog
Pemakai Data : External
Sebagai fasilitas komunikasi.
Memperbaiki kontrol manajemen dan performance.
Keputusan yang obyektif (konsisten). Penghematan biaya.
Memperbaiki efektifitas manajerial dan produktifitas analisis.
2.5.3 Karakteristik DSS
Karakteristik dari DSS antara lain :
DSS melengkapi dukungan untuk pembuat keputusan terutama pada situasi
semi struktur dan tidak terstruktur dengan menghindarkan pertimbangan
manusia dan komputerisasi informasi.
DSS dilengkapi untuk bermacam-macam tingkat atau level manajerial mulai
dari eksekutif tertinggi sampai pada manajer dibawahnya.
DSS melengkapi dukungan untuk beberapa keputusan yang saling bergantung
dan / atau keputusan selanjutnya.
DSS mendukung semua tahap dari proses pembuatan keputusan sama dengan
kecerdasasan atau analisis perencanaan, pilihan dan implementasi.
DSS mudah digunakan, user harus merasa familiar dengan sistem. Pemakai
harus merasa “at home” dengan sistem. Sangat berteman dengan pemakai (user friendly), fleksibel berkemampuan grafik yang kuat, dan bahasa antar muka manusia.
DSS merupakan model utilities untuk analisa situasi keputusan.
Pembuat keputusan memiliki kontrol yang komplit terhadap semua langkah
proses pembuatan keputusan dalam menganalisa masalah. DSS lebih spesifik
bertujuan untuk mendukung dan tidak untuk mengganti pembuat keputusan.
DSS mudah dibangun. Untuk analisis yang sederhana, pemakai akhir (end user) dapat membangun sendiri sistem yang dibutuhkan namun untuk sistem yang besar dibutuhkan sedikit bantuan atau peran serta dari ahli sistem
informasi.
2.6 Tabel Keputusan
Tabel Keputusan merupakan teknik pengambilan keputusan yang dipakai
untuk jumlah alternatif keputusan yang tidak banyak atau terbatas. Tabel
keputusan merupakan cara yang baik untuk mengorganisasi informasi dalam
sebuah cara yang sistematis. Pada pendekatan ini alternatif didaftarkan pada
sebuah tabel atau grafik dengan kontribusi masing-masing alternatif terhadap
tujuan dan probabilitas pemenuhan kontribusi. Hal ini dapat dievalusi untuk
memenuhi keputusan terbaik.
Sebagai contoh perusahaan investasi mempertimbangkan untuk
berinvestasi pada satu dari tiga alternatif berikut : obligasi, saham atau deposito
berjangka. Perusahaan berminat pada satu tujuan : memaksimalkan hasil investsi
setelah satu tahun. Jika ia tertarik dengan tujuan lainnya, seperti safety atau likuiditas, maka masalah akan diklasifikasikan sebagai masalah analisis keputusan
multikriteria.
Hasil tergantung pada keadaan ekonomi masa mendatang (kondisi
alamiah) yang bisa jadi adalah pertumbuhan ekonomi yang kuat, stagnan, atau
inflasi. Para pakar memperkirakan hasil tahunan sebagai berikut :
Jika pertumbuhan ekonomi kuat, obligasi akan memberikan hasil 12
persen, saham 15 persen dan deposito berjangka 6,5 persen.
Jika pertumbuhan ekonomi stagnan maka obligasi akan memberikan hasil
6 persen, saham 3 persen dan deposito berjangka 6,5 persen.
Jika pertumbuhan ekonomi inflasi maka obligasi akan memberikan hasil 3
persen, saham akan rugi 2 persen dan deposito berjangka 6,5 persen.
Masalahnya adalah memilih satu alternatif investasi yang terbaik. Kondisi ini
disebut alternatif diskret. Kondisi seperti 50 persen obligasi dan 50 persen saham
adalah dianggap sebagai alternatif baru.
Masalah pengambilan keputusan investasi dapat dilihat sebagai permainan
dua orang. Investor membuat satu pilihan dan kemudian satu kondisi alamiah
terjadi. Imbal baiknya ditunjukkan pada sebuah representasi tabel dari model
matematika. Tabel memasukkan variabel-variabel keputusan alternatif, variabel
tak terkontrol (kondisi ekonomi, misalnya lingkungan), dan variabel hasil (hasil
terproyeksi, misalnya hasil akhir). Semua model pada bagian ini distrukturkan
dalam kerangka kerja spreadsheet.
Tabel 2.2. Model Tabel Keputusan Masalah Investasi Kondisi Alamiah (variabel tak dapat dikontrol)
Alternatif Pertumbuhan kuat (%) Stagnasi (%) Inflasi (%)
Obligasi 12,0 6,0 3,0
Saham 15,0 3,0 -2,0
CD 6,5 6,5 6,5
.
Jika masalah pengambilan keputusan berada pada kondisi pasti/jelas, kita
akan mengetahui kondisi ekonomi dan dengan mudah memilih investasi terbaik.
Tetapi masalahnya tidak seperti itu, karena itulah kita harus mempertimbangkan
dua situasi yakni ketidakpastian dan resiko. Pada masalah dalam ketidakpastian
kita tidak mengetahui probabilitas dari setiap kondisi alamiah. Untuk resiko kita
menganggap bahwa kita tahu probabilitas di mana masing-masing kondisi
alamiah terjadi. Lebih rinci tentang penggunaan tabel keputusan dalam sistem
pendukung keputusan disajikan dalam bab 3.
Menangani Ketidak pastian
Ada beberapa metode menangani ketidakpastian. Sebagai contoh,
pendekatan optimistik berasumsi bahwa yang akan terjadi adalah kemungkinan
hasil akhir yang terbaik dari setiap alternatif dan kemudian memilih yang terbaik
dari yang terbaik (saham). Pendekatan pesimistik berasumsi bahwa hasil akhir
terburuklah yang akan terjadi dan memilih yang terbaik (CD).
Pendekatan lainnya hanya berasumsi bahwa semua kondisi alamiah
memiliki kemungkinan yang sama. Ada beberapa masalah yang serius pada setiap
pendekatan untuk menangani ketidakpastian. Bilamana mungkin analis harus
berusaha mengumpulkan cukup informasi sehingga masalah dapat diperlakukan di
bawah kondisi kepastian atau resiko.
Menangani Resiko
Metode paling umum untuk memecahkan masalah analisis resiko adalah
pakar mengestimasi kesempatan pertumbuhan yang solid pada angka 50 persen,
stagnasi 30 persen, dan inflasi 20 persen. Tabel keputusan kemudian ditulis ulang
dengan probabilitas yang sudah diketahui. Nilai ekspektasi dihitung ulang dengan
mengkalikan hasil akhir dengan probabilitas respektifnya dan menjumlahkan
hasilnya. Sebagai contoh investasi pada obligasi menghasilan hasil ekspektasi
12(0,5) + 6(0,3)+ 3(0,2) = 8,4 persen.
Tabel 2.3. Model Tabel Keputusan Dibawah Resiko dan Solusinya
Alternatif Pertumbuhan
Pendekatan tersebut kadang dapat menjadi strategi yang berbahaya karena
“utilitas” masing-masing hasil akhir potensial dapat berbeda dengan “nilai”.
Bahkan jika ada kesempatan yang sangat kecil akan terjadinya bencana kerugian,
nilai ekspektasinya bisa jadi masuk akal, namun investor tidak bersedia
menanggung kerugian tersebut.
Sebagai contoh msialnya penasihat keuangan memberikan informasi
bahwa “hampir pasti” investasi $1000 dapat melipatduakan uang anda dalam satu
hari, kemudian mengatakan, “ada 0,9999 probabilitas yang akan melipatduakan
uang anda, tapi sayangnya ada 0,0001 probabilitas yang memungkinkan kerugian
senilai $500000”. Nilai ekspektasi dari investasi tersebut adalah :
2.7 Konsep Database
Secara umum sebuah sistem basis data merupakan sistem yang terdiri atas
kumpulan file (tabel) yang saling berhubungan (dalam sebuah basis data disebuah
sistem komputer) dan sekumpulan program (DBMS) yang memungkinkan beberapa pemakai atau program lain untuk mengakses dan memanipulasi file-file
(tabel-tabel) tersebut. Sebuah sistem basis data terdapat komponen-komponen
utama yang terdiri dari :
1. Perangkat Keras (Hardware), yang biasanya terdapat dalam sebuah sistem basis data yang terdiri dari :
• Komputer (satu untuk sistem yang stand-alone atau lebih dari satu
untuk sistem jaringan).
• Memori sekunder yang on-line (Hardisk).
• Memori sekunder yang off-line (Tape atau Removeable disk) untuk
keperluan backup data.
• Media atau perangkat komunikasi (untuk sistem jaringan).
2. Sistem Operasi (Operating Sistem), merupakan program yang mengaktifkan atau memfungsikan sistem komputer, mengendalikan
seluruh sumber daya (resource) dalam komputer dan menjalankan operasi dasar dalam komputer (operasi I atau O), pengolahan file, dan lain-lain.
Program pengolahan basis data hanya dapat diaktifkan (running) jika sistem operasi yang dikehendakinya (sesuai) telah aktif.
3. Basis data (Database), secara sederhana database (basis data) dapat
diungkapkan suatu pengorganisasian data dengan bantuan komputer yang
memungkinkan data dapat diakses dengan mudah dan cepat. Pengertian
akses dalam hal ini yaitu berupa pengolahan data maupun pemanipulasian
data, seperti menambah dan menghapus data.
4. Sistem pengelola basis data (Database Management System atau DBMS), merupakan perangkat lunak atau program komputer yang dirancang
secara khusus untuk memudahkan pengelolaan database.
Dalam DBMS terdapat Bahasa Basis data (Database Language), dimana sebagai sarana interaksi atau komunikasi antara pemakai dengan basis
data. Sebuah bahasa basis data biasanya dapat dipilah kedalam 2 (dua)
bentuk yaitu :
1. Data Definition Language (DDL) adalah bahasa yang berdasarkan struktur atau skema basis data yang menggambarkan atau mewakili
desain basis data secara keseluruhan dispesifikasikan.
2. Data manipulation Language (DML) merupakan bentuk bahasa basis data yang berguna untuk melakukan manipulasi dan pengambilan data
pada suatu basis data. Manipulasi dapat berupa penyisipan atau
penambahan data baru kesuatu basis data, penghapusan dan
pengubahan data. Perangkat lunak yang termasuk DBMS seperti
5. Pemakai (user), pemakai yang berinteraksi dengan basis data baik melalui Data Manipulation Language (DML) maupun query untuk mengakses data ataupun lain-lainnya.
6. Aplikasi (Perangkat Lunak) lain, hanya bersifat optional, artinya ada atau
tidaknya tergantung pada kebutuhan kita.
2.8 Pemrograman Web
2.8.1 Hypertext Markup Languge (HTML)
HTML (Hypertext Markup Language) merupakan salah satu format yang digunakan dalam pembuatan dokumen dan aplikasi yang berjalan di halaman web.
HTML digunakan untuk melakukan markup atau penandaan terhadap suatu
dokumen teks. Tanda tersebut digunakan untuk menentukan format atas style dari teks yang ditandai.
Setiap dokumen HTML memiliki struktur dasar atau susunan file sebagai
berikut :
<html> <head>
<tittle>
berisi teks yang akan muncul pada tittle bar browser
</tittle> </head> <body>
berisi tentang text, gambar, ataupun apapun yang ingin ditampilkan pada halaman web ada pada bagian ini. </body>
</html>
Seperti dapat dilihat, struktur file HTML diawali dengan sebuah tag
<html> dan ditutup dengan tag </html>.
Elemen HTML biasanya berupa tag yang berpasangan dan setiap tag ditandai
dengan simbol < dan >. Pasangan dari sebuah tag ditandai dengan tanda ‘/’.
Misalnya pasangan dari tag <HTML> adalah </HTML>. Dalam hal ini <contoh>
disebut sebagai elemen dan biasanya dalam suatu elemen terdapat atribut-atribut
untuk mengatur elemen itu. Dalam penulisan tag HTML tidaklah case sensitive, artinya penggunaan huruf kecil ataupun besar tidaklah menjadi masalah.
Sebuah file HTML merupakan file teks sehingga dapat dibuat dengan
menggunakan teks editor yang sederhana, misalnya notepad. Dapat juga menggunakan HTML editor yang bersifat visual, misalnya FrontPage, HotMental, Netscape Composer, dan lain –lain.
Komunikasi antara web browser dan web server adalah menggunakan protokol internet TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol). Web server adalah server yang berfungsi untuk melayani respons HyperText Transfer Protocol (HTTP). HTTP (Hypertext Transfer Protocol) merupakan protokol yang digunakan untuk mentransfer data antara web server ke web browser. Protokol ini mentransfer dokumen-dokumen web yang ditulis atau berformat HTML yang
ditambah dengan script program java untuk memberi kemampuan pemrograman pada halaman tersebut.
Respon dari HTTP akan dilayani oleh Internet Information System (IIS) yang berfungsi sebagai web server. HTTP bekerja dalam bentuk permintaan dan respons. Pada saat client meminta file pada server, maka client akan membuat
hubungan ke web server. Selanjutnya web server akan merespon permintaan dan memutuskan hubungan setelah permintaan selesai diproses.
2.8.2 Pemrograman PHP
PHP merupakan bahasa berbentuk skrip yang ditempatkan dalam server
dan diproses di server, hasilnya dikirim ke client tempat pengguna mengunakan browser. Secara khusus, PHP dirancang untuk membentuk web dinamis. PHP
bersifat bebas dipakai tanpa harus membeli atau membayar lisensi untuk
menggunakannya.
Skrip PHP berkedudukan sebagai tag dalam bahasa HTML Sebagaimana
diketahui, HTML adalah bahasa standar untuk membuat halaman web. Kode PHP
diawali dengan <?php dan diakhiri dengan?>. Pasangan kedua tag inilah berfungsi
sebagai tag kode PHP yang dipahami oleh server yang kemudian diproses
selanjutnya hasilnya dikirim melalui browser.
Adapun penulisan skrip PHP salah satunya adalah sebagai berikut :
<HTML>
<HEAD>
<TITLE> COBA PHP</TITLE> </HEAD>
<BODY> <?PHP
echo "Selamat belajar php"; ?>
</BODY> </HTML>
Output dari skrip PHP pada browser adalah sebagai berikut :
Gambar 2.2. Hasil Kode PHP di browser
2.9 Bahasa SQL dan MySQL 5.0
MYSQL adalah salah satu jenis database server yang banyak digunakan
pada saat ini, disebabkan MYSQL menggunakan SQL sebagai bahasa dasar untuk mengakses database, MYSQL termasuk RDBMS (Relation Database Management System) yang lebih populer oleh kalangan pemrograman web, terutama di lingkungan Linux. Namun, saat ini telah tersedia MYSQL untuk
platform sistem operasi Windows.
Khusus pada sistem operasi Windows, MYSQL bersifat shareware dalam pengertian perangkat lunak yang dikenai biaya setelah melakukan modifikasi dan
digunakan untuk keperluan produksi. Perangkat lunak Mysql dapat didownload
melalui http://www.mysql.com.
Perintah dasar dalam MYSQL, diantaranya adalah :
Sintak dalam menciptakan database adalah :
CREATE DATABASE [nama_database]; Contoh:
CREATE DATABASE penjualan; Sintak dalam mengakses database adalah :
USE [nama_databses]; Contoh:
USE penjualan;
Sintak untuk melihat daftar database adalah : SHOW DATABASES;
Sintak untuk membuat atau menciptakan tabel adalah : CREATE TABLE [nama_tabel]
(nama_field1 tipe_data1 (lebar), nama_field2 tipe_data2 (lebar), ………..,
nama_field n tipe_data n (lebar)); Contoh:
CREATE TABLE barang; (kode_barang varchar(10),
nama_brg char(30), jumlah integer(4)); Sintak untuk melihat struktur tabel adalah :
DESC [nama_tabel] Contoh :
DESCbarang;
Sintax untuk menghapus field tertentu adalah :
ALTER TABLE [NAMA_TABEL] , DROP TABLE [nama_tabel] Contoh :
ALTER TABLE barang, DROP barang; Sintax untuk menambah field
ALTER TABLE [nama_table] ADD [nama_field] [tipe_data] (lebar);
contoh :
ALTER TABLE barang ADD keterangan char(50); Sintax untuk mengubah field tertentu adalah :
ALTER TABLE [nama_tabel] CHANGE [nama_field asli] [nama_field diubah] [tipe data] (lebar);
contoh :
ALTER TABLE barang CHANGE keterangan memo varchar(50);
Sintax untuk menghapus tabel adalah DROP [nama_table];
Contoh : DROP barang;
Sintax untuk melihat semua isi data table adalah SELECT *FROM[nama_tabel];
Contoh :
SELECT *FROM BARANG;
Dalam proses manipulasi data dalam MYSQL terdapat tiga hal atau proses
yang penting, diantaranya adalah :
1. INSERT, digunakan untuk mengisi data. Sintaxnya adalah :
INSERT INTO[nama_tabel]
(nama_field1, nama_field2,……, nama_field n) VALUES
(‘isi_data 1’, ‘isi _data2’ ,……, ‘isi_data n’); Contoh :
INSERT INTO mhs
(nim,nama,alamat) VALUES (‘01051950’,’Teguh’,’papringan’);
2. UPDATE, digunakan untuk mengubah salah satu isi data tabel. Sintaknya adalah :
UPDATE [nama_tabel]
SETnama_field1 =nilai_baru1, nama_field2 = nilaibaru2,..nama_field n = nilai_baru n WHERE[kondisi];
Contoh :
UPDATE barang
SET nama_brg = ‘buku islam’, memo = ‘buku terbaru’ WHERE kode_brg = ‘01B’;
3. DELETE, digunakan untuk menghapus isi data tabel. Sintaknya adalah :
BAB III
ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1 Analisis Kebutuhan Sistem
Sistem bertujuan untuk membantu perusahaan membuat Rancangan
Anggaran dan Biaya (RAB) yang sesuai dengan kebutuhan dan bujet konsumen.
Sistem menerima input data standar untuk penentu keputusan Rancangan
Anggaran Biaya (RAB) yaitu pekerjaan lantai, pekerjaan dinding, pekerjaan
plafon dan pekerjaan perabot (furnitur).
Setiap variabel akan memiliki beberapa alternatif pilihan dan setiap
alternatif pilihan akan terbagi menjadi tiga kategori bobot yaitu kategori bermutu
baik, cukup, dan kurang. Kategori baik, cukup dan kurang memiliki bobot berupa
harga per meter setiap bahan baku dan ongkos pekerjaannya.
Sistem juga menerima input data kebutuhan konsumen yaitu bujet
konsumen, luas lantai, dinding, plafon, dan paket furnitur yang dibutuhkan. Untuk
spesifikasi pekerjaan, konsumen juga diminta untuk memasukkan prioritas
pekerjaan yang akan menentukan kualitas dari suatu bahan dengan menyesuaikan
bujet yang disediakan.
Proses pengolahan menggunakan metode optimasi tabel keputusan untuk
memperoleh kombinasi bahan baku untuk setiap pekerjaan yang sesuai dengan
bujet yang dimiliki konsumen dan kebutuhan konsumen.
1. Use Case Diagram
Gambar 3.1 Use Case Diagram
2. Use Case Narrative
Primary Bussins Actor Admin Other Participating
Description Aktifitas berupa pengisian data admin dan password sehingga admin dapat masuk ke sistem untuk melakukan pengelolaan database
33
Konsumen Admin
Author : Ita Date : 17/5/2007 Version:1.00 Use Case Name Pengelolaan data harga standar
Use case ID
Priority Medium
Source Admin
Use Case Type : System analysis
Primary Bussins Actor Admin Other Participating
Description Aktifitas berupa pengelolaan data biaya pekerjaan lantai, dinding, plafon, dan biaya furnitur.
Author : Ita Date : 17/5/2007
Version:1.00 Use Case Name Input spesifikasi pekerjaan
Use case ID
Priority Medium
Source Konsumen
Use Case Type : System analysis
Primary Bussins Actor Konsumen Other Participating
Author : Ita Date : 17/5/2007 Version:1.00 Use Case Name Proses pengambilan keputusan
Use case ID
Priority High
Source Konsumen
Use Case Type : System analysis
Primary Bussins Actor Konsumen Other Participating
Actors
-
Other Interested
Stakeholders
Admin
Description Komputer akan memproses data yang ada untuk memberikan alternatif keputusan terbaik dengan metode tabel keputusan.
3.2 Perancangan Sistem
Tahap ini digunakan untuk melakukan perancangan sistem yang
digunakan untuk membuat suatu sistem pendukung pengambilan keputusan.
Untuk menggambarkan proses pengambilan keputusan sistem ini terdiri dari 4
bagian yaitu perancangan manajemen proses, perancangan manajemen model,
perancangan manajemen basis data dan perancangan manajemen dialog.
3.2.1 Perancangan Subsistem Manajemen Proses
Perancangan sistem menggunakan data flow diagram dimana sistem
digambarkan dalam wujud DFD level 0 terlebih dahulu (context diagram). Berikut
Context diagram tersebut.
Gambar 3.2. DFD Context Diagram
Context diagram menggambarkan semua aktifitas input dan output data
yang keluar dan masuk dari dan kedalam sistem pendukung keputusan. Dari
entitas konsumen terdapat data masuk berupa volume pekerjaan luas
lantai,dinding, plafon dan furnitur dan bujet konsumen. Menuju ke konsumen dari
sistem akan ditampilkan jenis material dan biaya yang sesuai. Dari entitas admin
masuk ke sistem data harga bahan yang merupakan variabel penentu keputusan
pembuatan RAB terbaik dan optimal.
Gambar 3.3 DFD Level 1
DFD level 1 menggambarkan secara lebih detil context diagram diatas.pada
DFD level 1 terlihat bahwa ada dua proses utama yang berlaku yaitu proses
update harga bahan. Pada proses ini harga bahan akan disimpan ke tabel-tabel
basis data sesuai jenis bahan pekerjaannya. Untuk bahan pekerjaan lantai akan
disimpan di tabel lantai, bahan pekerjaan dinding disimpan di tabel dinding, bahan
pekerjaan plafon disimpan di tabel plafon, dan bahan pekerjaan furnitur disimpan
kedua yaitu proses pengambilan keputusan. Pada proses ini dibutuhkan data dari
konsumen berupa bujet, ukuran luas lantai, dinding, plafon, pemilihan paket
furnitur kemudian prioritas pekerjaannya. Kalkulasi seluruh kemungkinan
alternatif solusi berdasarkan input pengguna dan data harga standar. Sistem akan
menyeleksi alternatif solusi berdasarkan bujet dan prioritas yang dimasukkan
pengguna. Hasil dari pengambilan keputusan adalah alternatif solusi yang telah
diurut berdasarkan besar bujet secara descending.
3.2.2 Perancangan Subsistem Manajemen Model
Model pengambilan keputusan dirancang sesuai proses dalam DFD level 1
yang telah diuraikan diatas. Variabel penentu keputusan adalah
komponen-komponen sebagai berikut
x= harga bahan dan biaya pengerjaan untuk pekerjaan lantai, dinding, plafon dan
furnitur per satuan pekerjaan.
a= jumlah satuan pekerjaan yang harus dilaksanakan. Dalam hal ini adalah luas
atau volume dari setiap pekerjaan lantai,dinding, plafon atau biaya furnitur.
Rumus matematika yang dapat dipakai untuk menyusun tabel keputusan untuk
kasus ini adalah sebagai berikut :
a1.x1 + a2.x2 + a3.x3 + a4.x4 <= B
Syarat : a1,a2,a3,a4,x1,x2,x3,x4 >= 0
0 <= B<= Budget
Keterangan :
a1 = luas pekerjaan lantai.
x1 = harga bahan dan biaya pengerjaan lantai.
a2 = luas pekerjaan dinding.
x2 = harga bahan dan biaya pengerjaan dinding.
a3 = luas pekerjaan plafon.
x3 = harga bahan dan biaya pengerjaan plafon.
a4 = volume pekerjaan furnitur.
x4 = harga bahan dan biaya pengerjaan furnitur.
B = Biaya yang dibutuhkan untuk setiap alternatif kombinasi pekerjaan.
Proses komputasi dilakukan untuk semua data bahan pekerjan lantai,
pekerjaan dinding, pekerjaan plafon, dan furnitur sehingga membentuk tabel
keputusan bagi semua kemungkinan biaya. Dari seluruh kemungkinan biaya dicari
biaya total yang lebih kecil dari bujet konsumen.
Untuk spesifikasi pekerjaan, konsumen diminta memasukkan prioritas
bahan pekerjaan yang akan menentukan kualitas bahan yang akan digunakan
menyesuaikan bujet konsumen.. Prioritas bahan pekerjaan masing-masing
memiliki variabel yaitu :
$ses_p1 = prioritas bahan 1
$ses_p2 = prioritas bahan 2
$ses_p3 = prioritas bahan 3
$ses_p4 = prioritas bahan 4
setiap variabel akan memiliki beberapa alternatif pilihan dan setiap alternatif
pilihan akan terbagi menjadi tiga kategori bobot yaitu kategori bermutu baik,
cukup, dan kurang. Untuk mengurutkan prioritas, maka diperlukan perintah SQL
sebagai berikut :
SELECT *
FROM RAB
WHERE
$ses_p1<=$ses_p2 AND $ses_p2<=$ses_p3 AND $ses_p3<=$ses_p4
Sintaks pengurutan berdasarkan prioritas berada pada perintah WHERE.
Urutan WHERE dimulai dari $ses-pi karena prioritas pertama, kemudian $ses_p2
karena prioritas kedua, kemudian dilanjutkan dengan $ses_p3 karena prioritas
ketiga dan diakhiri oleh $ses_p4 untuk prioritas keempat.
Tentunya perintah SQL pada bagian WHERE harus dinamis sesuai
prioritas yang diinginkan penggunanya sehingga urutan kualitas dalam perintah
WHERE tersebut harus selalu dapat diubah tergantung prioritas pengurutannya.
Urutan prioritas yang tersimpan dalam tabel dibandingkan dengan prioritas yang
dimasukkan oleh pengguna kemudian diseleksi untuk menghasilkan alternatif
solusi sesuai dengan input pengguna.
Contoh komputasi untuk kasus sederhana
Seorang konsumen hendak mengetahui kombinasi terbaik untuk spesifikasi lantai,
dinding, plafon dan furnitur bagi kantornya. Ukuran kantor panjang=9 meter,
Furnitur berupa meja dan kursi sejumlah 20 buah (dengan harga meja dan kursi
dianggap sama). Bujet Rp. 72 Juta. Bagaimanakah kombinasi terbaiknya?
Prioritas bagi konsumen tersebut adalah : 1. Lantai, 2.Dinding, 3.Plafon, dan
4.Furnitur
Diketahui :
Bujet = 72 Juta rupiah
Volume pekerjaan :
Lantai : 5 meter x 9 meter = 45 meter persegi
Dinding : 6+(5 meter x 3 meter x 2) + (9 meter x 3 meter x 2) = 90 meter
persegi
Plafon : 5 meter x 9 meter = 45 meter persegi
Furnitur = 20 meter kubik
Prioritas : 1. Lantai, 2.Dinding, 3.Plafon, dan 4.Furnitur
Diketahui sebagian harga bahan yang ada adalah sebagai berikut
(pada contoh kasus ini dimisalkan perusahaan hanya menyediakan bahan baku
lantai adalah granit, dinding dengan cat, plafon gypsum,dan furnitur kayu jati) :
Lantai bahan granit
Bahan Kualitas Harga/meter persegi Granit Baik 1000000
Cukup 500000 Kurang 300000 Dinding Cat
Bahan Kualitas Harga/meter persegi Cat Baik 15000
Cukup 10000 Kurang 7000
Plafon Gypsum
Bahan Kualitas Harga/meter persegi Gypsum Baik 450000
Cukup 300000 Kurang 200000
Furnitur kayu jati
Bahan Kualitas Harga/meter persegi Kayu Jati Baik 850000
Cukup 550000 Kurang 320000
Proses perhitungan
Dengan rumus matematis diatas komputasi menjadi sebagai berikut :
a1 = luas pekerjaan lantai
a2 = luas pekerjaan dinding
a3 = luas pekerjaan plafon
a4 = volume pekerjaan furnitur
Rumus polynomial :
45x1 + 90x2 + 45x3 + 20 x4 <= 72000000
Nilai x1 = harga bahan dan pengerjaan lantai
x2 = harga bahan dan pengerjaan dinding
x3 = harga bahan dan pengerjaan plafon
x4 = harga bahan dan pengerjaan furnitur
Setelah memanfaatkan tabel harga bahan diatas diperoleh tabel keputusan sebagai
berikut :
Tabel 3.1 Tabel Keputusan
Lantai Dinding Plafon Furnitur
Luas Harga
45 Rp1.000.000 90 Rp10.000 45 Rp200.000 20 Rp850.000 Rp71.900.000
Hasil Perhitungan dan Perangkingan
Lantai Dinding Plafon Furnitur
Luas Harga Luas Harga Luas Harga Volume Harga Total
45 Rp1.000.000 90 Rp10.000 45 Rp200.000 20 Rp850.000 Rp71.900.000 45 Rp1.000.000 90 Rp7.000 45 Rp200.000 20 Rp850.000 Rp71.630.000 45 Rp1.000.000 90 Rp15.000 45 Rp300.000 20 Rp550.000 Rp70.850.000 45 Rp1.000.000 90 Rp10.000 45 Rp300.000 20 Rp550.000 Rp70.400.000 45 Rp1.000.000 90 Rp7.000 45 Rp300.000 20 Rp550.000 Rp70.130.000
Selanjutnya untuk setiap baris dalam tabel tersebut diidentifikasi urutan kulitas
Tabel 3.2 Tabel RAB
* KwL : kualitas lantai, KwD : kualitas dinding, KwP : kualitas plafon, KwF : kualitas furniture
Tabel diatas belum menunjukkan pengurutan berdasarkan prioritas, baru menunjukkan pengurutan berdasarkan bujet konsumen.
Aplikasi harus mengurutkan prioritas kualitas baik, cukup kurang dengan mendahulukan lantai, dinding, kemudian plafon dan
furniture (LDPF, sesuai permintaan contoh soal diatas). Maka table diatas perlu diproses lagi dengan perintah SQL sebagai berikut :
SELECT * FROM RAB WHERE KwL<=KwD AND KwD<= KwP AND KwP<= KwF
Sintaks pengurutan berdasarkan prioritas berada pada perintah WHERE. Urutan WHERE dimulai dari KwL karena prioritas
pertama adalah kualitas lantai, kemudian KwD karena prioritas kedua adalah dinding, kemudian dilanjutkan dengan KwP karena 46
Lantai Dinding Plafon Furniture
Luas Harga KwL Luas Harga KwD Luas Harga KwP Luas Harga KwF Total
Prioritas Kualitas
45 Rp1.000.000 B 90 Rp10.000 C 45 Rp200.000 K 20 Rp850.000 B Rp71.900.000 LFDP
prioritas ketiga adalah plafon dan diakhiri oleh KwF untuk prioritas keempat yaitu furniture. Hasil dari pemrosesan perintah SQL
diatas adalah table RAB yang sudah diprioritaskan berdasarkan kualitas bahan namun tetap menyesuaikan bujet konsumen.
Tabel 3.3 Tabel RAB Final
Lantai Dinding Plafon Furniture
Luas Harga KwL Luas Harga KwD Luas Harga KwP Luas Harga KwF Total
Prioritas Kualitas
45 Rp1.000.000 B 90 Rp15.000 B 45 Rp300.000 C 20 Rp550.000 C Rp70.850.000 LDPF
45 Rp1.000.000 B 90 Rp10.000 C 45 Rp300.000 C 20 Rp550.000 C Rp70.400.000 BFPD 45 Rp1.000.000 B 90 Rp10.000 C 45 Rp200.000 K 20 Rp850.000 B Rp71.900.000 LFDP 45 Rp1.000.000 B 90 Rp 7.000 K 45 Rp300.000 C 20 Rp550.000 C Rp70.130.000 LFPD 45 Rp1.000.000 B 90 Rp 7.000 K 45 Rp200.000 K 20 Rp850.000 B Rp71.630.000 LFPD
Tentunya perintah SQL pada bagian WHERE harus dinamis sesuai prioritas yang diinginkan penggunanya sehingga urutan kualitas
dalam perintah WHERE tersebut harus selalu dapat diubah tergantung prioritas pengurutannya. Urutan prioritas yang tersimpan
dalam tabel dibandingkan dengan prioritas yang dimasukkan oleh konsumen.
Hasil perbandingan dengan urutan prioritas kualitas bahan yang sesuai merupakan
alternatif keputusan yang direkomendasikan oleh sistem sebagai berikut .
Hasil Perhitungan dan Perangkingan
Lantai Dinding Plafon Furnitur
Luas Harga Luas Harga Luas Harga Volume Harga Total
45 Rp1.000.000 90 Rp15.000 45 Rp300.000 20 Rp550.000 Rp70.850.000
3.2.3 Perancangan Subsistem Manajemen Basis Data.
Pembuatan rancangan database didahului dengan perancangan
ER-Diagram karena pada ER-ER-Diagram terlihat hubungan antar entitas, atribut setiap
entitas, dan atribut setiap hubungan antar entitas. Pada kasus ini ER – Diagram
digambarkan sebagai berikut :
ER - Diagram
! "
3.2.4 Perancangan Subsistem Manajemen Dialog
Untuk melengkapi sistem ini, diperlukan fasilitas untuk berkomunikasi
antara sistem dengan pemakai yang disebut manajemen antar muka (dialog).
Perancangan antarmuka input :
1. Input Data Bahan Lantai
Gambar 3.5 Desain Input Bahan Lantai
2. Input Data Bahan Dinding
Gambar 3.6 Desain Input Bahan Dinding
50
Kode Nama Bahan Kualitas Harga Keterangan File Gambar
Awal Sebelum Berikut Akhir Tambah Edit Hapus Kode Nama Bahan Kualitas Harga Keterangan File Gambar
Awal Sebelum Berikut Akhir Tambah Edit Hapus DATA BAHAN LANTAI
DATA BAHAN DINDING
Cari.. Cari.. Cari..
3. Input Data Bahan Plafon
Gambar 3.7 Desain Input Bahan Plafon
4. Input Data Bahan Furnitur
Gambar 3.8 Desain Input Bahan Furnitur
51
Kode Nama Bahan Kualitas Harga Keterangan File Gambar
Awal Sebelum Berikut Akhir Tambah Edit Hapus
Kode Nama Bahan Kualitas Harga Keterangan File Gambar
Awal Sebelum Berikut Akhir Tambah Edit Hapus
BAHAN DASAR FINISHING FURNITUR DATA BAHAN PLAFON
Cari.. Cari.. Cari..