• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI KPU KABUPATEN BANTUL UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI PEMILIH PEMULA DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI KPU KABUPATEN BANTUL UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI PEMILIH PEMULA DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015"

Copied!
149
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI KPU KABUPATEN BANTUL UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI PEMILIH PEMULA DALAM PEMILIHAN KEPALA

DAERAH KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015

Oleh : Novendi Setiawan

20120520071

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(2)

PARTISIPASI PEMILIH PEMULA DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015

SKRIPSI

Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana strata 1 Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh : Novendi Setiawan

20120520071

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(3)

HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya buat ini, benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan didalamnya tidak terdapat karya yang pernah ditujukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan suatu perguruan tinggi maupun sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya dan atau pendapat orang lain yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Selanjutnya apabila dikemudian hari terbukti duplikasi dan ada pihak lain yang marah dirugikan dan menuntut maka saya akan bertanggung jawab dan menerima segala konsekuensi yang menyertainya.

Yogyakarta, 9 November 2016 Penulis

Novendi Setiawan 20120520071

(4)

MOTTO

“Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalatmu Sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang

yang sabar”

(Al-Baqarah: 153)

“Orang yang berhenti belajar adalah orang yang lanjut usia, walaupun umurnya masih muda. Namun, orang yang tidak

pernah berhenti belajar, maka akan selamanya menjadi pemuda”

-Henry Ford

"Pendidikan merupakan senjata paling ampuh yang bisa kamu gunakan untuk merubah dunia"

-Nelson Mandela

“Orang-orang hebat dibidang apapun bukan baru bekerja karena mereka terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi

karena mereka lebih suka bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu terinspirasi”

(5)

PERSEMBAHAN

Allah SWT, Tuhan semesta alam, pemilik cahaya dan ilmu, berikan

aku jalan untuk meraih Ridha-Mu. Nabi Muhammad SAW, pedoman

kebajikan dalam melaksanakan kebaikan.

Untuk kedua orang tuaku Bapak Wagina dan Ibu Wahini, S.Pd serta

kakak perempuanku Yuni Fitri Astuti Amd.Kep, dan kakak iparku

Dwi Joko Amd.KL terima kasih kalian semuanya telah mendukung

dan memberikan semangat lahir dan batin, sehingga tugas akhir ini

dapat saya selesaikan.

Kepada sosok perempuan yang sampai saat ini selalu ada

disampingku, Heny Setyaningrum. Terima kasih banyak telah

memberi bantuan berupa doa dan semangat yang tak pernah lepas

dalam sujudmu.

Dosen Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

beserta staf pengajar dan karyawan yang telah membimbing dan

memberikan masukan, saran dan kritikan selama saya di kampus.

Kepada sahabat-sahabat seperjuanganku, Amirul, Reza, John, Gugum,

Brian, Dedi dan seluruh jurusan Ilmu Pemerintahan. Terima kasih

banyak atas dukungan serta candaan kalian selalu membuat kita

tertawa lepas ketika sedang berkumpul, sukses selalu kawan.

Kepada sahabat-sahabat SMA, Yuda, Sidiq, Songsong, Risky, terima

kasih telah memberikanku semangat dan inspirasi serta secangkir kopi

saat kita berkumpul membuat persahabatan kita semakin erat.

Kepada keluarga penghuni kos ijo terima kasih telah memberikan

ruang untukku, menjadi bagian dari kalian, memberikan tempat

untuku beristirahat.

(6)

kampus, mengenal kalian adalah berkah besar yang diberikan Tuhan

kepadaku.

Kepada kalian semuanya yang tidak dapat di sebutkan satu persatu,

terimakasih telah memberikan warna di kehidupan saya, memberikan

pelajaran hidup, Keterlibatan kalian dalam skripsi atau kehidupan

pribadiku akan terus tersimpan dalam memori kenangan kenangan

selalu.

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

SINOPSIS ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Kerangka Dasar Teori ... 8

1. Manajemen Strategi ... 8

2. Partisipasi Politik ... 14

3. Pemilih Pemula ... 21

4. Pemilu Kepala Daerah ... 25

F. Definisi Konseptual ... 28

1. Strategi ... 28

2. Partisipasi ... 29

3. Pemilih Pemula ... 29

G. Definisi Oprasional ... 30

1. Strategi ... 30

2. Partisipasi ... 32

3. Pemilih Pemula ... 32

H. Metode Penelitian ... 33

1. Jenis Penelitian ... 33

2. Unit Analisis ... 33

3. Jenis Data ... 34

4. Tehnik Pengumpulan Data ... 34

5. Tehnik Analisa Data ... 37

(8)

1. Keadaan Wilayah Kabupaten Bantul ... 39

2. Kependudukan ... 40

B. Profil Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bantul ... 45

1. Visi dan Misi ... 47

2. Tugas Pokok dan Fungsi Devisi-Devisi di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bantul ... 48

3. Struktur Organisasi Institusi ... 52

BAB III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Perencanaaan Strategi KPU Bantul ... 54

1. Identivikasi Visi dan Misi ... 54

2. Analisis Lingkungan Strategi Menggunakan SWOT ... 57

3. Analisis Isu Strategis ... 76

B. Strategi KPU Kabupaten Bantul Untuk Meningkatkan Partisipasi Pemilih Pemula Dalam Pilkada 2015 ... 78

1. Memaksimalkan Kemampuan Media Elektromik dan Media Internet untuk Bersosialisasi ... 78

2. Meningkatkan Kerjasama dari Organisasi-Organisasi Terkait Untuk Bersosialisai ... 80

3. Validasi Data Pemilih ... 82

BAB IV. PENUTUP A. Kesimpulan ... 85

B. Saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA

(9)

DFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Pemilihhan umum kepala daerah di Kabupaten Bantul tahun 2015

tercatat oleh KPU Kabupaten Bantul ... 5

Tabel 1.2 Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Bantul tiga periode sebelumnya, dari tahun 2005 sampai tahun 2015 ... 6

Tabel 1.3 Model Analisis Matrik SWOT Menurut Kearn (1992) ... 13

Tabel 2.1 Jumlah penduduk menurut jenis kelmin ... 41

Tabel 2.2 Jumlah penduduk menurut Agama ... 42

Tabel 2.3 Jumlah penduduk menurut Jenis pekerjaan ... 43

Tabel 2.4 Jumlah penduduk menurut Jenjang pendidikan ... 43

Tabel 2.5 Jumlah penduduk menurut hak pilih tetap pilkada 2015 ... 43

Tabel 2.6 Jumlah penduduk menurut hak pemilih pemula pilkada 2015 ... 44

Tabel 2.7 Jumlah penduduk menurut hak pilih kaum difabel pilkada 2015 . 44 Tabel 3.1 Faktor Interal dan Eksternal Dalam ... 73

Tabel 3.2 Model Analisis Matrik SWOT ... 74

(10)

DAFTAR GAMBAR

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

1.

Undang-Undang nomer 1 tahun 2015

2.

Undang-Undang nomer 8 tahun 2015 3. Undang-Undang nomer 2 tahun 2002 4. Daftar pertanyaan wawancara
(12)
(13)

SINOPSIS

Novendi Setiawan, 20120520071. Pemilu adalah sarana pelaksanaan pemilihan kepala daearah secara langsuang umum bebas dan rahasia oleh rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Pemilu diselenggarakan untuk memilih wakil rakyat di daerah, serta untuk membentuk pemerintahan yang demokratis, kuat, dan memperoleh dukungan rakyat dalam rangka mewujudkan tujuan Nasional. Pemilihan umum Kepala Daerah Kabupaten Bantul telah dilaksanakan pada tanggal 9 Desember 2015, yang dilaksanakan secara langsung, yang merupakan salah satu bentuk Demokrasi. Selanjutnya rumusan masalah penelitian ini yaitu Strategi KPU Bantul untuk meningkatkan partisipasi pemilih pemula dalam pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Bantul tahun 2015.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati. Unit analisis penelitian ini adalah pelaksanaan strategi KPU Kabupaten Bantul, dalam hal ini masyarakat khususnya pemilih pemula seluruh kabupaten Bantul merasakan langsung dampak implementasi strategi yang dilakukan KPU Bantul.

Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi KPU Kabupaten Bantul dalam meningkatkan partisipasi pemilih pemula yaitu memaksimalkan kemampuan media elektronik dan media internet untuk bersosialisasi, meningkatkan kerjasama dari organisasi-organisasi terkait untuk bersosialisasi, dan validasi data pemilih. Sumber daya manusia KPU Bantul masih terbatas, karena jumlah masyarakat Bantul yang tercatat dalam DPT (Daftar Pemilih Tetap) di Pilkada tahun 2015 sebanyak 691.445 jiwa dan 11.994 diantaranya tercatat sebagai pemilih pemula masih kualahan untuk bersosialisasi, memberikan pendidikan berpolitik, diharapkan KPU Bantul bisa bekerja sama dengan organisasi-organisasi dengan baik. Koordinasi kerjasama dengan organisasi-organisasi lebih ditingkatkan, dan tak luput juga mengenai PPS dan PPK sebagai bawahan KPU lebih dibimbing dan diberi materi agar bekerja sesuai fungsinya dan meringgankan tugas-tugas KPU.

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana pelaksanaan pemilihan kepala daearah secara langsuang umum bebas dan rahasia oleh rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Pemilu diselenggarakan untuk memilih wakil rakyat di daerah, serta untuk membentuk pemerintahan yang demokratis, kuat, dan memperoleh dukungan rakyat dalam rangka mewujudkan tujuan Nasional. Menurut Peraturan Komisi Pemilihan Umum No.10 tahun 2015 pasal 1 ayat 1 Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota, selanjutnya disebut Pemilihan, adalah pelaksanaan kedaulatan rakyat di wilayah provinsi dan kabupaten/kota untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota secara langsung dan demokratis.1

Menurut pasal 1 ayat 6 Undang-undang nomer 1 tahun 2015 adalah Pemilih adalah penduduk yang berusia paling rendah 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah kawin yang terdaftar dalam Pemilihan.2 Dan juga selain yang berusia paling rendah 17 tahun yaitu anggota TNI-Polri ini pun telah diatur dalam Undang-undang No 2 tahun 2002 di dalam Pasal 28 ayat 1, “kepolisian negara

1

Peraturan Komisi Pemilihan Umum No.10 tahun 2015 pasal 1 ayat 1

2

(15)

2

republik Indonesia bersikap netral dalam kehidupan politik dan tidak melibatkan diri pada kegiatan politik praktis3

Pemilihan umum Kepala Daerah Kabupaten Bantul telah dilaksanakan pada tanggal 9 Desember 2015, yang dilaksanakan secara langsung, yang merupakan salah satu bentuk Demokrasi. Bagi sebuah bangsa yang mengakui kedaulatan rakyatnya, Pemilu(Pemilihan Umum), Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) atau Pilgub (Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur) merupakan proses politik yang menjadi tanggung jawab rakyat secara menyeluruh untuk dapat berpartisipasi menyukseskannya. Keberhasilan dalam pelaksanaan Pemilu merupakan indikator pendewasaan sikap politik rakyat dalam menentukan arah dan masa depan pembangunan Negara dan bangsa Indonesia. Tingginya tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilu pada kenyataannya tidak semata-mata menunjukkan tingkat demokrasi yang tinggi, karena munculnya fenomena partisipasi yang dimobilisasi. Penelitian mengenai partisipasi perlu dilakukan lebih mendalam mengenai Pemilihan umum Kepala Daerah Kabupaten Bantul pada tahun2015 kemarin, untuk membuktikan tingkat kesukarelaan mereka dalam menggunakan hak suaranya, terutama mereka yang baru memasuki usia dimana baru petama kali mengikutui pemilihan umum atau disebut pemilih pemula.

Penyelenggaraan pemilu yang bebas dan berkala menjadi prasyarat system politik demokrasi, karena pemilu merupakan sarana demokrasi bagi rakyat untuk menjalankan kedaulatannya sesuai dengan asas yang termaktub dalam UUD

3

(16)

3

1945.4 Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, wilayah kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah provinsi dan daerah provinsi dibagi lagi atas daerah kabupaten dan kota, yang masing-masing sebagai daerah otonomi. Sebagai daerah otonomi, daerah provinsi, kabupaten/kota memiliki pemerintahan daerah yang melaksanakan, fungsi-fungsi pemerintahan daerah, yakni Pemerintahan Daerah dan DPRD. Kepala Daerah adalah Kepala Pemerintahan Daerah baik di daerah provinsi, maupun kabupaten/kota yang merupakan lembaga eksekutif di daerah, sedangkan DPRD, merupakan lembaga legislatif di daerah baik di provinsi, maupun kabupaten/kota.

Sejalan dengan semangat desentralisasi, sejak tahun 2005 Pemilu Kepala Daerah dilaksanakan secara langsung (Pemilukada/Pilkada). Semangat dilaksanakannya pilkada adalah koreksi terhadap sistem demokrasi tidak langsung (perwakilan) di era sebelumnya, dimana kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih oleh DPRD, menjadi demokrasi yang berakar langsung pada pilihan rakyat (pemilih). Melalui pilkada, masyarakat sebagai pemilih berhak untuk memberikan suaranya secara langsung sesuai dengan kehendak hati nuraninya, tanpa perantara, dalam memilih kepala daerah.

Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah. Ketentuan tentang pilkada diatur dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 2015 pasal 1 ayat 1 Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota yang selanjutnya disebut Pemilihan adalah pelaksanaan kedaulatan rakyat di Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk memilih Gubernur, Bupati, dan Walikota secara langsung dan demokratis.

4

(17)

4

Secara ideal tujuan dari dilakukannya pilkada adalah untuk mempercepat konsolidasi demokrasi di Republik ini. Selain itu juga untuk mempercepat terjadinya good governance karena rakyat bisa terlibat langsung dalam proses pembuatan kebijakan. Hal ini merupakan salah satu bukti dari telah berjalannya program desentralisasi. Daerah telah memiliki otonomi untuk mengatur dirinya sendiri , bahkan otonomi ini telah sampai pada taraf otonomi individu.

(18)

5

Tabel 1.1 Data Pemilihan umum Kepala Daerah di Kabupaten Bantul tahun 2015 tercatat oleh KPU Kabupaten Bantul

No Kecamatan JUMLAH PEMILIH

JUMLAH PEMILIH PEMULA

L P JUMLAH L P JUMLAH %

1 Bambanglipuro 15.358 16.445 31.803 254 273 527 2 Banguntapan 36.890 38.997 75.887 615 602 1.217

3 Bantul 22.441 23.904 46.345 358 350 708

4 Dlingo 14.707 15.102 29.809 282 262 544

5 Imogiri 23.219 24.224 47.443 382 413 795

6 Jetis 20.923 22.042 42.965 400 372 772

7 Kasihan 36.138 37.246 73.384 644 626 1.270

8 Kretek 11.253 12.715 23.968 185 224 409

9 Pajangan 12.670 13.030 25.700 264 256 520

10 Pandak 19.540 20.228 39.768 355 344 699

11 Piyungan 17.895 18.631 36.526 362 363 725

12 Pleret 16.483 16.951 33.434 326 285 611

13 Pundong 13.530 14.643 28.173 201 215 416

14 Sanden 12.536 13.359 25.895 234 234 468

15 Sedayu 16.679 17.378 34.057 305 284 589

16 Sewon 35.660 36.565 72.225 631 642 1.273

17 Srandakan 11.794 12.269 24.063 240 211 451

Total 335.427 350.493 691.445 5.776 5.684 11.994 (1,73%)

Sumber : https://data.kpu.go.id/dpt2015.php (jumat 19 februari 2016)

Data yang diperoleh dari KPU menyebutkan bahwa pemilih pemula mempengaruhi Pemilihan Umum Kepala Daerah Kabupaten Bantul yang terdiri dari 17 kecamatan Tahun 2015 kemarin. Tercatat jumlah pemilih keseluruhan

(19)

6

kuarang berpartisipasi atau belum mengerti apa pentingnya menggunakan hak pilihnya.

Tabel 1.2 Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Bantul tiga periode sebelumnya, dari tahun 2005 sampai tahun 2015

No

Tahun Pilkada

Daftar Pemilih Tetap

Jumlah Suara Yang Sah

Jumlah Suara yang Tidak Sah dan Golput (%)

1 2005 647.929 475.308 171.984 (26.54%)

2 2010 691.982 487.877 204.105 (29.49%)

3 2015 691.445 493.239 198.206 (28.66%)

Sumber :

 http://oto.detik.com/read/2005/06/26/084716/389701/10/3-kabupaten-di-diy-gelar-pilkada DPT pilkada tahun 2005 (Senin 12 Desember 2016)

 https://m.tempo.co/read/news/2010/05/27/177250860/sri-surya-widati-sumarno-menangkan-pilkada-bantul DPT pilkada tahun 2010 (Senin 12 Desember 2016)

 https://data.kpu.go.id/dpt2015.php DPT pilkada tahun 2015 (Senin 12 Desember 2016)

(20)

7 B. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini penulis mencoba merumuskan persoalan dalam bentuk pertanyaan:

Bagaimana strategi yang dilakukan oleh KPU Bantul untuk meningkatkan partisipasi pemilih pemula dalam pemilihan umum kepala daerah tahun 2015 ?

C. Tujuan Penelitian

Penilitian ini bertujuan untuk:

Mengetahui strategi KPU untuk meningkatkan partisipasi pemilih pemula dalam pemilihan umum kepala daerah kabupaten Bantul tahun 2015.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian yang penulis lakukan ini mudah-mudahan bermanfaat bagi penulis sendiri, maupun bagi para pembaca atau pihak-pihak lain yang berkepentingan.

1. Manfaat akademis

Penelitian ini erat hubungannya dengan mata kuliah jurusan Ilmu Pemerintahan, sehingga dengan melakukan penelitian ini diharapkan penulis semua dan semua pihak yang berkepentingan dapat memahaminya.

(21)

8

dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan pertimbangan atau bahan pengambilan keputusan.

E. Kerangka Dasar Teori

Dalam suatu penelitian, teori merupakan suatu hal yang sangat penting, sehingga masalah yang diambil tidak menyimpang dari tujuan yang ditentukan. Dengan demikian teori fungsi sebagai landasan dalam penelitian. Untuk memahami masalah yang akan diteliti, maka perlu mempunyai pedoman atau landasan yang berdasarkan pada suatu teori.

Teori menurut Sarlito Wirawan Sarwono “Teori adalah serangkaian hipotesa atau proposisi yang saling berhubungn tentang suatu gejala (fenomena) atau sejumlah gejala”5

. Sedangkan menurut Mandler dan Kessen “Theorise are sets of statements understandable to other, which make pradictios about empirical

event”6

1. Manajemen Strategi a. Pengertian

Manajemen strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dan jangka panjang meliputi

5

Sarlito Wirawan Sarwono. 1983. Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hlm 4

6

(22)

9

pengamatan lingkungan, perumusan strategi (strategi atau perencanaan jangka panjang), implementasi setrategi dan evaluasi pengendalian.7

Menurut L.H. Walson dan Oey Liang Lie, manajemen dikatakan sebagai ilmu dan seni. Sebagaimana ilmu karena manajemen merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang sistematis dan telah diterima sebagai kebenaran-kebenaran yang universal. Sebagai ilmu, manajemen memiliki asas-asas seperti ilmu lainya yang disebut asas manajemen. Manajemen dikatakan sebagai seni karena keberhasilan pemimpin dalam usahanya mencapai tujuan dengan bantuan bawahan, selain itu diperlukan pemahaman dan pengalaman ilmu manajemen.8

Dalam berbagai literatur yang ditemukan, pada intinya pengertian strategi merupakan suatu pemikiran yang meliputi bagaimana cara bersikap/bertindak untuk mewujudkan suatu tujuan secara rasional.9 Strategi adalah sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan akhir. Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi adalah tindakan potensial yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumber daya perusahaan dalam jumlah besar.10

Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka yang dimaksutkan dengan strategi adalah upaya yang sistematis yang memuat garis kebijakan

7 Pathurahman. Strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lombok Timur

Dalam Promosi Pariwisata Tahun 2014. Sekripsi Umy 2014. Hlm. 8

8

Rd. Sondang P.Siagian, 2003, Manajemen stratejik, PT Bumi Aksara. Jakarta, hal 15

9

Schroder, Peter, Strategi Politik, Jakarta, 2004. Friedrich Nmaumann Stifung, hal 13

10

(23)

10

umum, kebijakan teknis dan operasional dalam mencapai tujuan dari program atau rencana yang cermat mengenai kegiatan mencapai tujuan.

b. Tujuan dan manfaat strategis 1) Tujuan manajemen strategis

Untuk melakukan pengamatan lingkungan kepengurusan strategi termasuk menetapkan misi, tujuan, strategi dan kebijakan termasuk pengembangan program, anggaran, prosedur, evaluasi dan pengembalian.11

2) Manfaat manajemen strategis

a) Dapat membantu organisasi melihat lebih dulu peluang dan ancaman masa depan.

b) Manajemen strategi menyediakan sasaran yang jelas serta arah untuk masa depan perushaan.

c) Riset dalam manajemen strategi dapat membantu para manajer pada keberhasilan.

c. Perencanaan Strategi

Perencanaan strategi didefinisikan sebagai upaya yang didisiplinkan untuk membuat keputusan dan tindakan penting yang membentuk dan memandu bagaimana menjadi organisasi (entitas lainnya) dan mengapa organisasi mengerjakan hal seperti itu. Yang terbaik, perencanaan strategi mensyaratkan pengumpulan informasi secara luas, eksplorasi alternatif dan menekankan implikasi masa depan keputusan sekarang. Perencanaan

11

(24)

11

strategis dapat menfasilitasi komunikasi dan partisipasi, mengakomodasi kepentingan dan nilai yang berbeda, dan membantu pembuatan keputusan secara tertib maupun keberhasilan implementasi keputusan. Dalam perencanaan strategis, proses perencanaan strategis terdapat delapan langkah, yakni:12

1) Memprakarsai dan menyepakati suatu proses perencanaan strategis 2) Mengidentifikasi mandate strategis

3) Memperjelas misi dan nilai-nilai organisasi 4) Menilai lingkungan eksternal

5) Menilai lingkungan internal

6) Mengidentifikasi isu strategis yang dihadapi organisasi 7) Merumuskan strategi untuk mengelola isu-isu

8) Menciptakan visi yang efektif untuk masa depan

d. Analisis lingkungan strategis

Untuk merespon secara efektif terhadap perubahan lingkungannya, organisasi publik harus memahami lingkungan internal dan lingkungan eksternalnya. Pemahaman tentang lingkungan internal berguna untuk mengetahui kekuatan (strenght) dan kelemahan (weaknes), sedangkan lingkungan eksternal mengetahui peluang (opportunities) dan ancaman (thereats). Pemahaman atas kondisi kedua lingkungan tersebut digunakan

12

(25)

12

sebagai pijakan dalam analisis SWOT (strength, weaknes, oportunities, thereats).

1) Lingkungan Internal

Lingkungan internal adalah lingkungan yang berada didalam organisasi penilaian terhadap lingkungan internal organisasi digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan organisasi tersebut. Ada tiga kategori utama yang harus dinilai, dan merupakan unsur pokok dalam model sistem sederhana yaitu :

a) Sumber daya (input) meliputi SDM, dana, sarana/fasilitas, struktur dan budaya organisasi.

b) Strategi sekarang (proses) c) Kinerja (output)13

2) Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal adalah lingkungan yang berada di luar organisasi yang berpengaruh terhadap organisasi. Kekuatan dan kecendurungan biasanya dipecah menjadi 4 kategori: politik, ekonomi, sosial dan teknologi. Menurut survey Pflaum dan Delmont dalam john M. Bryson, isu dan kecenderungan yang mempengaruhi organisasi publik dan nirlaba diidentifikasikan dalam enam kategri :

a) Isu dan kecenderungan yang berkaitan dengan pajak

13

(26)

13

b) Perubahan nilai sosial dan politik

c) Kecenderungan komputasi, komunikasi dan sistem informasi d) Peningkatan dalam beban tanggung jawab dan manajemen

resiko

e) Perawatan kesehatan f) Isu-isu lain14

3) Analisis isu strategi

Pengidentifikasian isu strategi merupakan inti dari perencanaan strategi. Dalam mengidentifikasi isu-isu strategi studi ini menggunakan pendekatan langsung dengan mempelajari visi dan misi, mengidentifikasi keuatan dan kelemahan, peluang dan ancaman, serta dengan mengidentifikasi isu-isu sterateginya.

Tabel 1.3 Model Analisis Matrik SWOT Menurut Kearn (1992)

Faktor Eksternal

Faktor Internal

Opportunities ( O )

Thereats ( T )

Strengths ( S) Strengths/ Opportunities Strengths/ Thereats Weakness

( W )

Weaknes/ Opportunities

Weakness/ Thereats

Sumber : pengambilan keputusan strategi, grasindo jakarta15

14

(27)

14

Diagram diatas menampilkan enam kotak, dua yang paling atas adalah kotak eksternal yaitu peluang dan ancaman. Sedangkan dua kotak yang sebelah kiri adalah fakor internal yaitu kekuatan dan kelemahan organisasi. Empat kotak lainya merupakan kotak isu-isu strategi yang timbul dari faktor-faktor eksternal dan internal.

1) Strength / Opportunities

menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang 2) Strengths / Thereats

menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman 3) Weaknes / Opportunities

mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang 4) Weakness / Thereats

meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

2. Partisipasi Politik

a. Pengertian Partisipasi Politik

Partisipasi politik merupakan salah satu bagian penting dalam sebuah tatanan Negara yang demokrasi, partisipasi politik juga menunjukkan tentang ciri khas adanya sebuah moderenisasi politik. Di Negara-negara yang proses

15

(28)

15

moderenisasi secara umum telah berjalan dengan baik, biasanya tingkat partisipasi masyarakatnya meningkat.16

Pada umumnya masyarakat Indonesia masih menganggap bahwa berpartisipasi dalam pemilu, pilpres atau pilkada hanyalah sebatas memberikan dukungan kepada salah satu calon peserta pemilu mulai penusukan gambar atau memberikan hak suaranya. Kalau kita melihat pengertian partisipasi politik yang dikemukakan oleh para ahli politikt tentunya anggapan itu adalah anggapan yang sangat keliru, karena sejatinya berpartisipasi politik itu adalah ikut serta dalam pemilu/ pilkada/ pilpres baik dalam pemungutan suara atau mengikuti pelatihan/ trening atau kampanye baik secara legal ataupun ilegal, secara paksaan atau kehendak sendiri. Bahkan orang yang tergabung dalam suatu partai politik juga telah berpartisipasi dalam politik.

a. Menurut Herbert Mc. Closky partisipasi politik adalah kegiatan-kegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui dimana mereka mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasa dan secara langsung atau tidak langsung dalam proses pembentukan kebijakan umum.17

b. Menurut Nice dan Verba partisipasi politik adalah kegiatan pribadi warga Negara yang legal, yang sedikit banyaknya langsung bertujuan untuk

16

Ali Usman. Partisipasi Pemilih Pemula dalam Memilih Gubernur dan wakil Gubernur Provinsi Lampung Tahun 2014. Sekripsi UMY 2015. hlm.18

17

(29)

16

mempengruhi seleksi pejabat-pejabat Negara dan atau tindakan-tindakan diambil oleh mereka.18

c. Menurut Budihardjo mengemukakan pendapat bahwa partisipasi politik adalah kegiatan seorang atau sekelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, yaitu dengan jalan memilih pimpinan Negara dan secara langsung atau tidak langsung, mempengaruhi kebijakan pemerintah. Kegiatan ini mencangkup tindakan seperti memberikan suara dalam pemilihan umum menghadiri rapat umum, menjadi anggota suatu partai atau kelompok kepentingan, mengadakan hubungan dengan pejabat pemerintah atau anggota parlemen, dan sebagainya.19

Dari beberapa pendapat para ahli diatas mengatakan bahwa partisipasi politik itu terjadi untuk mempengaruhi kebijakan yang akan atau sudah dibuat dan jelas bagi kita bahwa partisipasi itu tidak hanya sebatas pemberian suara pada saat pemungutan suara saja, melainkan kegiatan-kegiatan seperti mendukung salah satu calon atau memberikan dukungan baik langsung atau tidak langsung dan melibatkan diri dari kegiatan politik seperti mengikuti kampanye, waktu pemilihan, dan sesudah pemilihan yaitu penghitungan suara merupakan salah satu bentuk dari partisipasi politik. Khusus di Negara-negara yang sedang berkembang partisipasi politik merupakan hal yang sangat menarik untuk dibahas mengingat masih rendahnya tingkat partisipasi politik

18

Imam Syaukani Fitrah. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penundaan Pemilukada Kabupaten Flores Timur Tahun 2011. Sekripsi UMY 2014. Hlm. 20

19

(30)

17

masyarakat secara umum yang mungkin dikarenakan kurangnya pemahaman terhadap politik itu sendiri yang tak lepas dari faktor ekonomi dan pendidikan. Di Indonesia saat ini penggunakan kata partisipasi politik lebih sering mengacu kepada dukungan yang diberikan warga untuk pelaksanaan keputusan yang sudah dibuat oleh para pemimpin politik dan pemerintah.

b. Bentuk-bentuk partisipasi politik

Dalam pemahaman kebanyakan masyarakat Indonesia partisipasi politik hanya diartikan sebagai pemberian hak suara pada saat pemungutan suara. Dari sekian banyak bentuk partisipasi memang diakui bahwa voting yang paling popular diantara bentuk-bentuk yang lain, dan juga terdapat demonstrasi, boikot, diskusi politik, kegiatan kampanye, tergabung dalam partai poolitik dan lain-lain. Mengutip pendapat dari Almond (1974) dikatakan bahwa beliau membagi partisipasi kepada dua macam yaitu partisipasi konvensional dan non konvensional :20

1) Konvensional:

a) Pemberian suara atau voting

b) Diskusi politik c) Kegiatan kampanye

d) Membentuk dan bergabung dalam kelompok kepentingan

e) Komunikasi individual dengan pejabat politik dan administrative

20

(31)

18 2) Non Konvensional:

a) Demonstrasi b) Konfrontasi c) Mogok

d) Tindakan kekerasan fisik terhadap harta benda (perusakan, pengeboman, pembakaran)

e) Tidakan kekerasan fisik terhadap manusia (penculikan, pembunuhan )

f) Perang grilya dan revolusi.

Yang digarisbawahi bahwa partisipasi yang bersifat non konvensional diatas tentunya didasari oleh ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah dan ada muatan politik dibalik semua itu.21

Seluruh tingkatan pertisipasi partai politik ini secara praktis mungkin sekali memiliki perbedaan dalam setiap sistem pilitik, terutama bila terdapat perbedaan ideologi dominan dalam sistem politik antar demokratis dengan non demokratis, karena akan memiliki implikasi yang besar pada pembatasan-pembatasan partisipasi politik rakyat atau perluasan-perluasan partai politik.

Selain itu meskipun suatu sistem politik sama-sama demokratis atau sama-sama non demokratis, bentuk-bentuk partisipasi politik dan tingkatan-tingkatanya sangat mungkin terdapat perbedaan.

21

(32)

19

c. Faktor yang mempengaruhi partisipasi politik

Menurut Mariam Budiarjo, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi partisipasi politik.22

1) Faktor sosial ekonomi

Kondisi sosial ekonomi meliputi pendapatan, tingkat pendidikan, pekerjaan, ras, jenis kelamin, umur, status dan organisai.

2) Faktor politik

Peran serta politik masyarakat didasarkan pada politik untuk menentukan suatu produk akhir. Faktor politik meliputi :

 Komunikasi politik

Komunikasi politik adalah suatu komunikasi yang mempunyai konsekuensi politik baik secara aktual maupun potensial, yang mengatur kelakuan manusia dalam keberadaan suatu konflik. Komunikasi politik antara pemerintah dan rakyat sebagai interaksi antara dua pihak yang menerapkan etika.

 Kesadaran politik

Kesadaran politik menyangkut pengetahuan, minat dan perhatian seseorang terhadap lingkungkungan masyarakat dan politik. Tingkat

22

(33)

20

kesadaran politik diartikan bahwa warga masyarakat menaruh perhatian terhadap masalah kenegaraan atau pembangunan.

 Pengetahuan masyarakat terhadap proses pengambilan keputusan

Pengetahuan masyarakat terhadap proses pengambilan keputusan akan menentukan corak dan arah suatu keputusan yang akan diambil.

 Kontrol masyarakat terhadap kebijakan publik

Kontrol masyarakat terhadap kebijakan publik yakni masyarakat menguasai kebijakan publik dan memiliki kewenangan untuk mengelola suatu obyek kebijakan tertentu. Kontrol untuk mencegah penyalahgunaan kewenangan dalam keputusan politik, kontrol masyarakat dalam kebijakan publik adalah the power of directing. Juga mengemukakan ekspresi politik, memberikan aspirasi atau masukan (ide,gagasan) tanpa intimidasi yang merupakan problem dan harapan rakyat, untuk meningkatkan kesadaran kritis dan keterampilan masyarakat melakukan analisis dan pemetaan terhadap persoalan aktual dan merumuskan agenda tuntutan mengenai pembangunan.

3) Faktor Fisik Individu dan Lingkungan

(34)

21

berlangsungnya berbagai kegiatan interaksi social antara berbagai kelompok beserta lembaga dan peranatnya.

4) Faktor Nilai Budaya

Nilai budaya politik atau civic culture merupakan basis yang membentuk demokrasi, hakekatnya adalah politik baik etika politik maupun teknik atau peradaban masyarakat. Faktor nilai budaya menyangkut persepsi, pengetahuan, sikap dan kepercayaan politik.

3. Pemilih Pemula

Pemilih pemula yang dikonotasikan sebagai pemegang hak pilih pertama kalinya memberikan hak suaranya dalam Pemilu. Pengertian pemilu itu sendiri ialah sarana pelaksanaan asas kedaulatan rakyat berdasarkan pancasila (demokrasi pancasila) dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bertujuan untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan duduk dalam badan perwakilan rakyat yang dapat mewakili aspirasi masyarakat Indonesia23. Dan menurut Peraturan Komisi Pemilihan Umum No.10 tahun 2015 pasal 1 ayat 1 Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota, selanjutnya disebut Pemilihan, adalah pelaksanaan kedaulatan rakyat di wilayah provinsi dan kabupaten/kota untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota

23

(35)

22

secara langsung dan demokratis. Sedangkan Pemilih pemula menurut Genewati Wuryandari adalah “seorang yang baru pertama kalinya ikut pemilihan umum”24

.

a. Pengetian Pemilih Pemula

Pemilih lebih memilih sebutan pemilih pemula, karena dengan cara membahas definisi tiap kata yaitu “pemilih” dan “pemula”. Pemilih menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah orang yang memilih, sedangkan kata pemula memiliki arti orang yang baru pertama kali melakukan sesatu. Jadi pemilih pemula menurut dari kamus besar bahasa Indonesia adalah seseorang yang pertama kalinya memberi hak pilihnya dalam pemilihan umum.

Pemilih yang dimaksut adalah pemilih yang memiliki hak pilih, yaitu mereka yang telah terdaftar sebagai pemilih dan memenuhi syarat-syarat yaitu tidak terganggu jiwa atau ingatanya, dan tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan. Hak untuk memilih harus didasarkan dengan kesadaran dan penuh tanggung jawab.

Pemilih pemula adalah orang yang saat pemungutan suara berlangsung nanti berusia 17 sampai 22 tahun atau sudah/pernah kawin. Menurut pasal 1 ayat 6 Undang-undang nomer 1 tahun 2015. Dan juga selain yang berusia paling rendah 17 tahun yaitu anggota TNI-Polri ini pun telah diatur Undang-undang No 2 tahun 2002 di dalam Pasal 28 ayat 1 “kepolisian Negara Republik Indonesia bersikap

netral dalam kehidupan politik dan tidak melibatkan diri pada kegiatan politik praktis dan di dalam Pasal 28 ayat (3) Undng-undang Polri nomor 2 tahun 2002 “anggota kepolisian negara republik Indonesia dapat menduduki jabatan di luar

24

(36)

23

kepolisian setelah mengundurkan diri atau pensiun dari dinas kepolisian”. Jadi anggota TNI-Polri yang baru memasuki masa pensiun juga termasuk pemilih pemula.

b. Partsipasi politik pemilih pemula

Partsipasi politik pemilih pemula yaitu para remaja yang baru memilih karena umur yang baru mencukupi pada hari pemilihan, hal ini menimbulkan rasa penasaran bagi pemula yang baru memberi diri dalam pemilihan umum, meskipun tidak semuanya pemilih pemula berpendapat hal yang sama. Itu sebabnya salah satu bentuk pemilih pemula mengambil bagian dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah.

Tingkat kesadaran para pemilih pemula dalam pilkada, menunjukan perbedaan yang didasarkan pada kurangnya pengalaman dan pemahaman belajar berpolitik, ada pemilih pemula yang menggunakan hak pilih mereka untuk berpartisipasi lewat pesta demokrasi, namun ada juga sebagian pemilih pemula mengambil jalan untuk tidak memilih atau golongan putih karena bagi mereka pribadi, nasib mereka di tanggung mereka sendiri.

(37)

24

pemerintahan guna mengurus dan melayani masyarakat. Dan yang kedua untuk memilih wakil rakyat yang bertugas mengawal dan mengasasi jalanya kepemerintahan.

Cara untuk melakukan kedaulatan tersebut adalah melaui pemilihan umum yang diadakan lima tahun sekali. Pemilihan umum harus dilaksanakan dengan pemilihan umum langsung yang nantinya digunakan oleh masyarakat untuk menjalankan roda demokrasi yaitu dengan cara memilih pada saat pemilihan umum.

Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum, rahasia, bebas, jujur yang adil, itu akan memiliki dampak positif dalam perjalanan demokratisasi ditingkat local maupun ditingkat nasional. Masyarakat diberikan hak untuk memilih apa yang menurut mereka mampu memperjuangkan aspirasi dari masyarakat itu sendiri. Dan apabila nantinya terpilih artinya bahwa pemilih harus mempunyai pengetahuan yang baik mengenai hak dan kewajiban dalam pemilihan umum, sehingga tumbuh suatu kesadaran akan pentingnya dalam keikutsertaan atau partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum.

(38)

25 4. Pemilihan Umum Kepala Daerah

Pemilukada dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 2015 pasal 1 ayat 1 Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota yang selanjutnya disebut Pemilihan adalah pelaksanaan kedaulatan rakyat di Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk memilih Gubernur, Bupati, dan Walikota secara langsung dan demokratis.

Kemudian pemilukada adalah sarana pelaksana kedaulatan rakyat diwilayah provinsi kabupaten/kota berdasarkan pancasila dan UUD 1945 untuk memilih Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan amanat UUD 1954, pemeritah daerah yang mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan, diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan data saing antar daerah dengan memperhatikan prinsip-prinsip demokrasi, pemerintahan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam suatu sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pemilukada langsung mengambil hak-hak dasar masyarakat didaerah untuk memberikan kewenangan yang udah utuh dalam rangka rekruitmen lokal secara demokratis.25 Berdasarkan Undang-undang No. 1 Tahun 2015 pasal 2, menyebutkan bahwa Pemilihan dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

Pilkada langsung yang berkualitas diselengarakan oleh lembaga penyelenggara independen, mandiri, netral dan transparan. Suksesnya pemilukada

25

(39)

26

langsung tergantung tiga unsur yaitu: sistem, tatacara dan penyelenggara pemilu itu sendiri. Penyelenggara pemilu ini yang akan melaksanakan sistem dan tata cara pemilu kepada setiap element atau aktor politik. Oleh karena itu, kinerja penyelenggara pemilu akan sangat menentukan proses dan hasil pemilu. Fungsi utama penyelenggrara adalah merencanakan tahapan-tahapan kegiatan. Disinilah KPU sebagai penyelenggara pilkada harus bersifat mandiri dan non participant. Pengertian KPU itu sendiri adalah lembaga penyelenggara pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri sebagaimana dimaksud dalam undang-undang penyelenggara pemilihan umum dan diberikan tugas dan wewenang dalam penyelenggaraan Pemilihan berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang-undang Pemilihan26.

KPU secara teknis bertugas melaksanakan tahapan-tahapan kegiatan, dari tahapan pendaftaran pemilih sampai penetapan calon terpilih. KPU membuat regulasi, mengambil keputusan, dan membuat kebijakan yang tentu saja sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang ditetapkan oleh pemerintah.

Adapun tugas dan wewenag KPU mencakup27:

a) Merencanakan penyelenggaraan pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

26

Undang-unang No 8 tahun 2015 pasal 1 ayat 3

27Joko J. Prihatmoko “ Pemilihan Kepala Daerah Langsung”’,

(40)

27

b) Menetapkan tata cara pelaksanaan pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sesuai dengan tahapan yang diatur dalam perundang-undangan

c) Mengoordinasikan, menyelenggarakan, dan mengendalikan semua tahapan pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

d) Menetapkan tanggal dan tatacara berkampanye, serta pemungutan surara pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

e) Meneliti persyaraktan partai polirtik atau gabungan partai politik yang mengusulkan calon

f) Meneliti persyaratan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang diusulkan

g) Menetapkan pasangan calon yang telah memenui persyaratan h) Menerima pendaftaran dan mengumumkan tim kampanye i) Mengumumkan laporan sumbangan kampanye

j) Menetapkan hasil rekapitulasi menghitung suara dan mengumumkan hasil pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

k) Melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksana pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

l) Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur oleh peraturan perundang-undangan

m) Menetapkan kantor akuntan publik untuk mengaudit dana kampanye dan mengumumkan hasil audit

(41)

28

a) Melakukan pasangan calon secara adil dan setara

b) Menetapkan setandarisasi serta kebutuhan barang dan jasa yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemilihan kepala daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan

c) Penyampaian laporan kepada DPRD untuk setiap tahapan pelaksanaan pemilihan dan menyampaikan informasi kegiatan kepada masyarakat

d) Memelihara arsip dan dokumen pemilihan serta mengelola barang investasi milik KPU berdasarkan peraturan perundang-undangan

e) Mempertanggung jawabkan penggunaan anggaran kepada DPRD

f) Melaksanakan semua tahapan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah secara tepat waktu.

F. Definisi Konseptual

Definisi konsep adalah suatu usaha untuk menjelaskan pembatasan antara konsep yang satu dengan konsep yang lain agar tidak terjadi kesalahpahaman. Definisi konsep digunakan untuk menjelaskan makna kata-kata yang tertera pada judul28. Adapun batasan pengertian konseptual dalam pembahasan ini adalah :

1. Strategi

Strategi yaitu suatu teknik yang disusun uuntuk mencapai suatu kemenangan atau tujuan tertentu. Strategi ini pada umumnya berkaitan dengan organisasi,

28Nur Haryanto Umacina “analisa peran KPU kabupaten kulonprogo dalam

(42)

29

dimana strategi dirancang oleh petinggi atau pemimpin organisasi supaya langkah yang dilakukan oleh organisasi dapat mencapai sasaran ataupun tujuan organisasi.

2. Partisipasi

Secara garis besar partisipasi adalah suatu wujud dari peran serta masyarakat dalam aktivitas berupa perencanaan dan pelaksanaan untuk mencapai tujuan pembangunan masyarakat. Wujud dari partisipasi dapat berupa saran, jasa, ataupun dalam bentuk materi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam suasana demokratis.

3. Pemilih Pemula

Pemilih pemula adalah orang yang saat pemungutan suara berlangsung nanti berusia 17 sampai 22 tahun. Sebagian besar mereka adalah para siswa SMA/SMK, dan mahasiswa atau sudah/pernah kawin. Sesungguhnya mereka adalah pemilih potensial baik dari segi politik praktis maupun dari segi politik kepentingan masa depan bangsa ke depan. Dan juga selain yang berusia 17 sampai 22 tahun yaitu anggota TNI-Polri ini pun telah diatur dalam Undang-undang No 2 tahun 2002 di dalam Pasal 28 ayat 1, “kepolisian negara republik Indonesia bersikap netral dalam kehidupan politik dan tidak melibatkan diri pada kegiatan politik praktis dan di dalam Pasal 28 ayat (3) Undang-undang No 2 tahun 2002 “anggota kepolisian negara republik Indonesia dapat menduduki jabatan di luar kepolisian setelah mengundurkan diri atau pensiun dari dinas kepolisian”. Jadi anggota

TNI-Polri yang memasuki masa pensiun juga termasuk pemilih pemula.

(43)

30

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang terkait dengan variable

yang terdapat dalam judul penelitian atau yang tercakup dalam paradigma penelitian sesuai dengan hasil perumusan masalah. Teori ini dipergunakan sebagai landasan atau alasan mengapa yang bersangkutan memang bisa mempengaruhi

variable tak bebas atau merupakan salah satu penyebab29.

Adapun oprasional variable dalam penelitian ini adalah penyelenggaraan pilkada sebagai berikut :

1. Strategi

Strategi KPU Bantul untuk meningkatkan partisipasi pemilih pemula dalam Pilkad 2015

a. Identifikasi mandat dan misi organisasi

Kemampuan organisasi dalam mengidentifikasi mandate dan misi organisasi untuk mengukur kinerja organisasi.

b. Analisa lingkungan strategi dengan analisa SWOT

Kemampuan organisasi untuk merespon secara efektif terhadap perubahan internal dan eksternal

1) Lingkungan internal a) Strength (kekuatan)

 Kemanpuan organisasi dapat berkembang lebih cepat

 Kemampuan mewasdai terhadap perubahan lingkungan

yang tidak menentu

29

(44)

31 b) Weakness (kelemahan)

 Dapat meminimalkan kelemahan yang ada dengan

menghindari ancaman

 Kemampuan untuk mengatasi kerugian dari strategi yang

dilaksanakan

2) Lingkugan eksternal

a) Opportunities (peluang)

 Kemampuan memanfaatkan peluang yang dengan cara

meminimalkan kelemahan yang ada

 Kemampuan merumuskan strategi yang sesuai dengan

kondisi yang dibutuhkan masyarakat b) Thereats (ancaman)

 Kemampuan mengidentifikasi kendala

 Kemampuan organisasi untuk mengantisipasi dan

memberikan solusi terhadap keluhan masyarakat

c. Analisis isu strategi

(45)

32

1) Strength / Opportunities menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

2) Strengths / Thereats menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman 3) Weaknes / Opportunities mengatasi kelemahan dengaan memanfaatkan

peluang

4) Weakness / Thereats meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

2. Partisipasi

Bentuk-bentuk partisipasi politik seorang tampak dalam aktivitas-aktivitas politiknya. Bentuk partisipasi politik yang paling umum dikenal adalah pemungutan suara (voting) rentan untuk memilih calon wakil rakyat atau untuk memilih. Bentuk-bentuk partisipasi politik menjelang Pilkada 2015 yang terlihat yaitu pertisipasi konvensional, yang meliputi pemberian suara/voting, diskusi politik, kegiatan kampanye, membentuk dan bergabung dalam kelompok kepentingan dan komunikasi individual dengan pejabat politik dan adminitratif.

3. Pemilih Pemula

(46)

33 H. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yaitu metode dalam penelitian suatu obyek, suatu peristiwa pada masa sekarang. Sugiono menyebutkan bahwa metode penelitian kualitatif sering disebut “Metode penelitian naturalistik” karena penelitian yang

dilakukan tersebut pada kondisi yang alamiah (Natural Setting). Menurut Moh Nazir penelitian deskriptif kualitatif adalah suatu metode dalam penelitian suatu kelompok manusia, obyek, kondisi serta suatu sistem pemikiran ataupun kelas peristiwa pada masa sekarang. Sementara Koentjoro mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu penelitian ilmiah yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks sosial secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti.30

2. Unit Analisis

Unit analisa adalah suatu bagian yang membuat sumber data berupa fakta-fakta yang dibutuhkan bagi keperluan yang berbasis analisa terhadap masalah yang diteliti. Dengan kata lain unit analisis dapat diartikan sebagai satuan tertentu yang diperhitungkan akan menjadi subjek penelitian.

30

(47)

34

Unit analisis data dalam penelitian ini meliputi masyarakat yang termasuk pemilih pemula di kabupaten Bantul, partai politik dan pejabat atau staf kantor KPU Bantul.

3. Jenis Data

Jenis data yang diguunakan dalam penelitian ini berasal dari dua sumber,

yaitu :

a. Data primer, merupakan keseluruhan data hasil penelitian yang diperoleh melalui wawancara. Penelitian ini untuk wawancara melibatkan beberapa anggota KPU Kabupaten Bantul, beberapa DPC Partai Politik, beberapa Ormas dan Siswa SMA di Kabupaten Bantul b. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari instansi terkait dan

studi dokumentasi serta literatur-literatur, terutama yang berkaitan dengan masalah penelitian ini menggunakan beberapa Undang-undang dan Renstra KPU sebagai data sekunder.

4. Tehnik Pengumpulan Data a. Wawancara

(48)

35

mmeningkatkan partisipasi pemilih pemula. Wawancara dilakukan dengan terlebih dahulu menyusun pertanyaan dalam bentuk pedoman wawancara, pedoman wawancara ini kemudian berfungsi sebagai control pertanyaan yang perlu diajukan kepada responden untuk mendapatkan data yang diperlukan.

Selagi masih relevan pengembangan wawancara bisa secara bebas dilaksanakan pada berlangsungnya wawancara. Namun dengan adanya pedoman wawancara arahanya bisa dikendalikan dan terfokuskan pada persoalan tertentu.31

Penelitian ini melakukan wawancara kepada

1) Ketua KPU Kabupaten Bantul Bapak Muhammad Johan Komara, S.IP 2) Komisioner KPU Kabupaten Bantul Bapak Arif Widayanto, S.FIL.I 3) Sekretaris DPC Partai Gerindra Kabupaten Bantul Bapak Darwin 4) Ketua DPC Partai PDIP Kabupaten Bantul Bapak Aryunandi SE 5) Ketua Ormas Unit Karangtaruna Jaten Bapak Sudiyana

6) Sekretaris Ormas Karangtaruna Sendangsari Saudara Hardiyanti Kusrini

7) Siswa SMA N 1 Bambanglipuro Kelas 3 Saudara Vera Risma b. Dokumentasi

31

(49)

36

Teknik atau studi dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip termasuk juga buku-buku yang berhubungan dengan masalah penelitian. Dalam penelitian kualitatif, tehnik ini adalah alat pengumpul data yang utama karena pembuktian hipotesisnya yang diajukan secara logis dan rasional melalui pendapat, teori atau hukum-hukum, baik mendukung maupun menolak hipotesis tersebut.

Teknik dokumentasi sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan meramaikan. Studi dokumen digunakan untuk menganaliisi dokumen, catatan, dan arsip yang merekam aktivitas warga dalam proses pemilihan umum.

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data dengan cara melihat data dari surat-surat atau arsip-arsip, catatan buku, dokumen-dokumen dan undang-undang terkait. Dokumen dari kantor KPU Kabupaten Bantul yang berkaitan dengan data Pemilu Kepala Daerah tahun 2015, kondisi aktual lokasi penelitian yang diobservasi, dan pengayaan melalui studi kepustakaan yang relevan.

Data sekunder merupakan Undang-Undang Terkait

1) Peraturan Komisi Pemilihan Umum No.10 tahun 2015 2) Undang-Undang Dasar 1945

(50)

37

4) Undang-Undang nomer 8 tahun 2015 5) Undang-Undang nomer 2 tahun 2002 6) Restra KPU Bantul

5. Teknik Analisis data

Dalam penelitian tentang strategi KPU Bantul dalam partisipasi pemilih pemula dalam pilkada 2015 dengan mengunakan tehnik analis data kualitatif maka data yang yang diperoleh penyusun adalah data-data informasi atau tulisan-tulisan. Dari sinilah kemudian penyusun mendeskripsikan bagaimana strategi KPU Kabupaten Bantul mengenai partisipasi pemilih pemula.

Dalam pemelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah model analisis interaksi, dimana komponen reduksi dan sajian data dilakuan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Setelah data terkumpul, maka tiga komponen analisis (reduksi data, sajian data, penarikan kesimpulan) berinteraksi.

Tahap-tahap yang dilakukan oleh peneliti dilapangan diuraikan sebagai berikut:

a. Reduksi data

1) Data yang tekumpul dipilih dan dikelompokkan berdasarkan data yang sama.

2) Data tersebut kemudian diorganisasikan untuk mendapatkan kesimpulan sebagai bahan penyaji data.

(51)

38

Setelah data diorganisasikan, selanjutnya data disajikan dalam uraian-uraian naratif yang disertai dengan bagan atau tabel untuk memperjelas penyajian data.

c. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Setelah data disajikan, maka dilakukan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Penarikan kesimpulan dan verifikasi dilakukan dengan teknik triagulasi data. Triagulasi data adalah pengecekan secara berulang kali dengan upaya membandingkan satu kejadian dengan kejadian lainnya, pernyataan narasumber satu dengan narasumber lainnya serta melakukan cross check

(52)

39 BAB II

DISKRIPTIF OBYEK PENELITIAN

A. Profil Kabupaten Bantul

Kabupaten Bantul dengan Ibukotanya Bantul. Motto kabupaten ini adalah Projotamansari singkatan dari Produktif-Profesional, Ijo royo royo, Tertib, Aman, Sehat, dan Asri. Kabupaten Bantul ini memiliki luas wilayah 506,85 Km2. Terdiri dari 17 kecamatan dan 75 kelurahan. Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima kabupaten di provinsi D.I Yogyakarta, dengan batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara : Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman

Sebelah Selatan : Samudera Indonesia Sebelah Timur : Kabupaten Gunung Kidul Sebelah Barat : Kabupaten Kulon Progo

1. Keadaan Wilayah Kabupaten Bantul

Topografi Kabupaten Bantul sebagai dataran rendah 140% dan lebih dari setengahnya (60%) daerah perbukitan yang kurang subur, secara garis besar terdiri dari :

Bagian Barat, adalah daerah landai yang kurang serta perbukitan yang membujur dari Utara ke Selatan seluas 89,86 km2 (17,73 %) dari seluruh wilayah.

(53)

40

Bagian Timur, adalah daerah yang landai, miring dan terjal yang keadaannya masih lebih baik dari daerah bagian Barat, seluas 206,05 km2 (40,65%).

Bagian Selatan, adalah sebenarnya merupakan bagian dari daerah bagian Tengah dengan keadaan alamnya yang berpasir, terbentang di Pantai Selatan dari

[image:53.595.123.545.297.614.2]

Kecamatan Srandakan, Sanden dan Kretek.

Gambar 2.1 Peta Kabupaten Bantul

2. Kependudukan

(54)
[image:54.595.207.416.138.511.2]

41

(55)
[image:55.595.108.549.143.414.2]

42

Tabel 2.2 Jumlah penduduk menurut Agama

[image:55.595.111.556.489.758.2]
(56)
[image:56.595.109.556.133.426.2]

43

Tabel 2.4 Jumlah penduduk menurut Jenjang pendidikan

[image:56.595.134.538.492.780.2]
(57)
[image:57.595.148.471.133.420.2]

44

Tabel 2.6 Jumlah penduduk menurut hak pemilih pemula pilkada 2015

[image:57.595.150.499.457.742.2]
(58)

45 c. Kepala Keluarga (KK) 299.772 kk d. Mutasi Penduduk Tahun 2011

1) Lahir (L) 9.499 = 0.94 %

2) Datang (D) 14.358 = 1.41 %

3) Mati (M) 4.578 = 0,45 %

4) Pergi (P) 11.350 = 1,12 %

e. Kenaikan Penduduk = -

f. Kenaikan Alami (L-M) = 7.929

g. Kepadatan Penduduk (Jiwa/km2) 2.012,93

B. Profil Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bantul

(59)

46

Konsekuensi dari implementasi demokrasi material ini adalah terjadinya beberapa perubahan fundamental dalam teknis penyelenggaraan Pemilu Tahun 2009. Perubahan elemen teknis pada Pemilu 2014 dimaksudkan agar sistem Pemilu 2014 bisa lebih sesuai dengan prinsip demokrasi serta memenuhi kebutuhan bangsa, yaitu terpilihnya anggota DPR di setiap tingkatan, Presiden dan Wakil Presiden dan Bupati dan Wakil Bupati yang dipilih secara langsung yang merupakan pilihan rakyat sehingga legitimasinya kuat untuk menjalankan roda pemerintahan.

Adanya beberapa perubahan aturan yang cukup mendasar di atas merupakan resultan dari pertarungan kepentingan antar partai politik di DPR yang tertuang dalam Undang-undang Pemilu yang secara hirarkis mesti diimplementasikan oleh KPU. Tentunya hal itu bukan pekerjaan mudah bagi KPU untuk dapat menterjemahkan aturan yang tertuang dalam UU ke dalam kegiatan praktis di lapangan.

(60)

47

Untuk mengaplikasikan pelaksanaan tugas dan kewenangan Komisi Pemilihan Umum dalam perumusan manajemen kebijakan publik serta indikator eberhasilan pelaksanaannya, perlu disusun Rencana Strategis sebagai pedoman yang diterapkan secara utuh di lingkungan KPU Kabupaten Bantul dan jajarannya. Dalam Rencana Strategis ini akan dijelaskan pula tentang Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan,

1. Visi dan Misi

Visi Misi merupakan dua hal yang menentukan arah bagi setiap lembaga, atau bahkan individu. Di dalam terdapat cita-cita KPU. Sebuah lembaga yang diberi kepercayaan untuk menyelenggrakan pemilihan umum (pemilu), mempunyai visi dan misi yang jelas.

a) Visi KPU adalah:

Komisi Pemilihan Umuum menjadi penyelenggara pemilihan umum yang mandiri, non partisipan, tidak memihak, transparansi dan professional berdasarkan asas-asas Pemilihan Umum demokrtatis, dengan melibatkan partisipasi rakyat seluas-luasnya, sehingga hasilnya bisa dipercaya masyarakat.

b) Misi KPU adalah :

a) Menyelenggarakan pemilihan umum untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan pejabat-pejabat publik lain yang ditentukan oleh Undang-Undang.

(61)

48

dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil, akuntabel, edukatif dan beradab.

c) Melayani dan memperlakukan setiap peserta pemilihan umum secara adil dan setrata serta menegakkan peraturan pemilihan umum secara konsisten sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. d) Melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap penyelenggaran

pemilihan umum berikutnya.

2. Tugas Pokok dan Fungsi Devisi-Devisi di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bantul

Keanggotaan KPU Kanupaten Bantul yang berjumlah lima orang langsung memiliki dan mengetahui lima devisi yang dibentuk, kelima devisi yang ada di KPU Kabupaten Bantul adalah sebagai berikut

a. Devisi hukum dan pengawasan

1) Merencanakan dan mengkoordinasikan tugas tugas yang berkaitan dengan masalah hukum dan pengawasan

2) Melakukan hubungan, komunikasi, kerjasama dengan lembaga lain di luar KPU Kabupaten

3) Dalam melaksanakan tugas dapat bekerjasama dengan devisi lain yang relevan

(62)

49

5) Melaporkan secara tertulis tentang pelaksanaan program, dan melaporkannya kepada rapat pleno KPU yang diagendakan khusus untuk itu

b. Devisi sosialisasi, pendidikan pemilih, hupmas dan SDM

1) Merencanakan dan mengkoordinasikan tugas masing-masing yang berkaitan dengan masalah sosialisasi kepada masyarakat, dan memberikan pendidikan kepada pemilih.

2) Mengkoordinasikan sumber daya manusia

3) Dalam melakukan tugas, dapat bekerjasama dengan devisi lain yang relevan

4) Mengkomunikasikan secara periodik kepada devisi lain mengenai perkembangan pelaksanaan program

5) Melaporkan secara tertulis tentang pelaksanaan program, dan melaporkannya kepada rapat pleno KPU yang diagendakan khusus untuk itu

c. Devisi umum, rumah tangga dan organisasi

1) Merencanakan dan mengkoordinasikan tugas masing-masing yang berkaitan dengan masalah organisasi, dan masalah umum yang menyangkut tentang pemilihan umum

(63)

50

4) Dalam melakukan tugas, dapat bekerjasama dengan devisi lain yang relevan

5) Mengkomunikasikan secara periodik kepada devisi lain mengenai perkembangan pelaksanaan program

6) Melaporkan secara tertulis tentang pelaksanaan program, dan melaporkannya kepada rapat pleno KPU yang diagendakan khusus untuk itu

d. Devisi perencanaan, logistik, dan keuangan

1) Merencanakan dan mengkoordinasikan tugas masing-masing yang berkaitan dengan logistik, perencanaan dangan keuangan.

2) Mengkoordinasikan pemantauan dan pengawasan logistik.

3) Mengkoordinasikan pemantauan dan pengawasan terhadap keuangan 4) Dalam melakukan tugas, dapat bekerjasama dengan devisi lain yang

relevan

5) Mengkomunikasikan secara periodik kepada devisi lain mengenai perkembangan pelaksanaan program

6) Melaporkan secara tertulis tentang pelaksanaan program, dan melaporkannya kepada rapat pleno KPU

e. Devisi teknis penyelenggaraan dan data informasi

(64)

51

2) Mengkoordinasikan kegiatan data informasi dan penyelenggara 3) Dalam melakukan tugas, dapat bekerjasama dengan devisi lain yang

relevan

4) Mengkomunikasikan secara periodik kepada devisi lain mengenai perkembangan pelaksanaan program

(65)
[image:65.595.195.480.123.708.2]

52 3. Struktur Organisasi KPU

Gambar 2.2

KETUA KPU

MUHAMMAD JOHAN KOMARA, S.IP

ANGGOTA KPU

TITIK ISTIYAWATUN KHASANAH, S.IP

ANGGOTA KPU ARIF WIDAYANTO, S.FIL.I

ANGGOTA KPU

DIDIK JOKO NUGROHO, S.ANT ANGGOTA KPU

Drs. SYACHRUDIDIN, SE

SEKRETARIS

(66)

53 4. Struktur Organisasi Sekretariatan KPU

Gambar 2.3

SEKRETARIS

Tri Tujiana, AP, MM NIM : 19750522 199412 1 001

SUB BAGIAN KEUANGAN UMUM

DAN LOGISTIK Sri Mulyani S, IP NIP : 19710520 199603 2

002

SUB BAGIAN HUKUM Bambang Nugroho,

SH

NIP : 19591219 198603 1 004

SUB BAGIAN TEKNIS DAN

HUPMAS Drs. Mursana

NIP : 19641231 199302 1 008

SUB BAGIAN PROGRAM DAN

DATA Yayulianto, SE

NIP : 19690703 199305 1 001

Lilik Eddy Susanto

Prayitno

Deny Widyaningsih, SH

Miftachul Jannah Setyowati, S.Sos

Winengku Damarjati, SE

Santoso Bayu Putranto, SE

Poniman

Sartiningsih

Tugimen

Arif Yulianto

Supriyono

Endra Sulistya

Muzam Harismawan

Verania Puspitaning Tyas Cipta Putri, ST

Dyah Ajeng Ika Pusparini, SE

Martupon

Diwangkara Nafi Al Mufti, S.IP

Saptai Wulandari

(67)

54

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Perencanaan Strategi KPU Bantul

Sebagai KPU salah satu tugasnya yaitu meningkatkan partisipasi masyarakat untuk menggunakan hak pilih dengan sebaik-baiknya, seperti visi KPU Bantul untuk menjadi penyelenggara pemilihan umum yang mandiri, non partisipan, tidak memihak, transparansi dan profesional berdasarkan asas-asas Pemilihan Umum demokrtatis, dengan melibatkan partisipasi rakyat seluas-luasnya, sehingga hasilnya bisa dipercaya masyarakat. Dalam hal itu KPU Bantul membuat strateginya dengan cara sosialisasi, sosialisasi berbagai cara untuk mendapatkan hasil yang sesuai, yang diharapkan dan mencapai target. Tentunya sasaran sosialisasi itu ada beberapa golongan, di penelitian ini sasaran sosialisasi kepada pemilih pemula yang terdaftar pemilih pemula tetap dalam pilkada 2015 ada 11.994 jiwa. Dan untuk melaksanakan strategi KPU tersebut tentunya banyak kemudahan atau kelemahan dari internal maupun eksternal yang dihadapi oleh KPU Bantul, berikut ini akan dibahas dalam analisis SWOT

1. Identivikasi visi dan misi

a) Visi KPU

(68)

55

dengan melibatkan partisipasi rakyat seluas-luasnya, sehingga hasilnya bisa dipercaya masyarakat.

b) Misi KPU

1) Menyelenggarakan pemilihan umum untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan pejabat-pejabat publik lain yang ditentukan oleh Undang-Undang.

Mengamanatkan kepada KPU Kabupaten Bantul untuk menyelenggarakan pemilu dengan sebaik-baiknya seperti yang di atur dalam undang-undang untuk senantiasa menjaga kepercayaan masyarakat. Mengedepankan partisipasi, transparasi, efektif, efisien, akuntabel menjalankan tugas pokok dan fungsi.

2) Meningkatkan pemahaman tentang hak dan kewajiban politik rakyat Indonesia untuk berpartisipasi aktif dalam pemilihan umum yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil, akuntabel, edukatif dan beradab.

(69)

56

memberikan sosialisasi dan pendidikan pemilu. Dan salah satu program lainnya yaitu Pemilihan Ketua OSIS (PEMILOS) secara serentak. Pada PEMILOS tahun 2016 ini diikuti oleh 70 sekolah tingkat lanjutan atas dari SMA, MA dan SMK baik negeri maupun swasta dengan jumlah pemilih 26.679 siswa. Pemilos merupakan wujud dari upaya pendidikan politik bagi para pemilih pemula. Diharapkan melalui kegiatan Pemilos ini nantinya pada saat Pemilu baik Pileg, Pilpres maupun Pilkada akan terlaksana lebih berkualitas.

3) Melayani dan memperlakukan setiap peserta pemilihan umum secara adil dan strata serta menegakkan peraturan pemilihan umum secara konsisten sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam misi ini KPU Bantul harus memperlakukan semua peserta pemilihan umum secara adil seperti yang sudah ditetapkan dalam undang-undang yang berlaku, agar selalu mendapatkan hasil yang seadil-adilnya dan terus menjaga kepercayaan masyarakat umum.

4) Melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap penyelenggaran pemilihan umum berikutnya.

(70)

57

Kampanye Pasangan Calon, Partai Politik, Panitia Pengawas Pemilihan, Pemantau Pemilu, Komisioner KPU Kabupaten Bantul serta SKPD terkait.

2. Analisis lingkungan strategi mengg

Gambar

Tabel 1.1 Data Pemilihan umum Kepala Daerah di Kabupaten Bantul tahun
Tabel 1.2 Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Bantul tiga periode
Tabel 1.3 Model Analisis Matrik SWOT Menurut Kearn
Gambar 2.1 Peta Kabupaten Bantul
+7

Referensi

Dokumen terkait

Akan tetapi dengan adanya hal ini membuat tersebarnya informasi diantara pemilih pemula yang hadir dapat terhambat karena tidak dapat dijaminnya seluruh informasi

Dari penelitian yang dilakukan penulis dengan Strategi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Pangkep Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Pada Pilkada 2020 ditengah

Hal tersebut dilihat dari muatan materi sosialisasi yang disampaikan oleh KPU yaitu berupa informasi tentang tahapan, jadwal, dan program pemilihan kemudian

Penida.Melalui hasil temuan kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities) dan ancaman (threats), kemudian diformulasikan kedalam matriks SWOT

Terdapat perbedaan yang signifikan pada Mahārah al-Kalām (kemampuan berbicara bahasa Arab) antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, hal ini terbukti dengan

Variabel bebas adalah ekstrak etanolik biji N. Variabel tergantung adalah insidensi kanker kulit, tumor multiplicity , gambaran histologik kanker kulit , dan ekspresi

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan, maka penulis mengemukakan saran (i) bagi pendidik, diharapkan dapat meningkatkan perkembangan keaksaraan pada

Hasil penelitian yang didapat penulis dalam strategi komisi pemilihan umum KPU dalam meningkatkan partisipasi masyarakat pada pemilihan umum di kabupaten Gowa tahun 2019