MENINGKATKAN BRAND AWARENESS
TUGAS AKHIR
Nama : DWI AYU RAKHMAWATI
NIM : 09.42010.0010
Progam : S1 (Strata Satu)
Program Studi : Desain Komunikasi Visual
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER
SURABAYA
ABSTRAK
PERANCANGAN MEDIAAPROMOSI
THE LOUVRE CAFÉ SEBAGAI UPAYA
MENINGKATKAN BRAND AWARENESS
Dwi Ayu Rakhmawati1
(Achmad Yanu Alif Fianto, S.T., MBA. Pembimbing I, Sutikno, S.Kom
Pembimbing II)
1
Program Studi S1 Desain Komunikasi Visual, STIKOM
Pengantar tugas akhir ini yang berjudul Perancangan Media Promosi The Louvre
Café Sebagai Upaya Meningkatkan Brand Awareness melalui media promosi yang
efektif dengan media komunikasi yang tepat dan sesuai dengan target konsumen serta
target market The Louvre café. Tidak adanya media promosi dalam perusahaan
menyebabakan kurangnya awareness dikalangan masyarakat. Perancangan ini
memberikan suatu konsep promosi dan sesuai dengan positioning The Louvre café
yang menempatkan dirinya sebagai house of beer satu-satunya di Surabaya yang
termurah. Media yang utama yang digunakan yaitu website, sebagai media informasi
terbanyak tentang The Louvre café. untuk media pendukung lainnya x-banner, iklan
radio, iklan Koran, iklan majalah, merchandise, leaflet, seragam. Hasil perancangan
ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam merancang media promosi yang
sesuai dengan konsep The Louvre café serta meningkatkan brand awareness.
Keyword : Perancangan, Promosi, Brand Awareness
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Batasan Masalah ... 4
1.4 Tujuan ... 4
1.5 Manfaat Perancangan ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2.1 The Louvre café ... 6
2.2 Perancangan ... 7
2.3 Pengertian kafe………...7
2.4 Promosi………8
2.5 Brand Awareness ... 11
2.51 Membangan Brand awareness……...……….13
2.6 Bauran Pemasaran (marketing mix) ... 14
2.7 Segmentasi Pasar ... 15
2.8 Unique selling proposition (USP) ... 17
2.14 Pengertian warna………..…………30
2.14.1 penerapan warna dalam media………...…………...……..31
2.14.2 Karakteristik warna dan makna simbolik………32
2.15 Program media promosi TheLouvre café……….33
BAB III METODE & PERANCANGAN KARYA ... 36
3.1 Metode Penelitian ... 36
3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 38
3.3.1 Teknik Pengambilan Data... 39
3.3.2 Hasil dan Analisis data ... 39
3.3 Studi Eksisting ... 41
3.4 STP ... 44
3.4.1 Analisis STP ... 45
3.4.2 Analisis Kompotitor... 46
3.4.3 Keyword ... 51
3.4.4 Ulasan Keyword ... 53
3.5 Metode Perancangan Karya ... 54
3.5.1 Konsep Perancangan ... 54
3.5.2 Konsep Kreatif ... 55
3.5.3 Strategi Komunikasi ... 58
3.5.4 Program kreatif ... 58
3.6 Perancangan Media ... 60
3.6.1 Tujuan Media………...60
3.6.2 Strategi Media ... 60
3.7 Perancangan Karya………..63
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA ... 78
4.1 Implementasi Desain ... 78
4.2 Implementasi Desain Publikasi ... 78
BAB V PENUTUP ... 94
5.1 Kesimpulan ... 94
5.2 Saran ... 96
DAFTAR PUSTAKA ... 96
BIODATA PENULIS ... 99
LAMPIRAN ... 100
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Piramida Brand Awareness (Rungkuti, 2004) ... 1
Gambar 2.2 Font Serif (www.ahlidesain.com, 2013)... 29
Gambar 2.3 FontSans Serif (www.ahlidesain.com, 2013) ... 29
Gambar 2.4 Script (www.ahlidesain.com, 2013) ... 30
Gambar 2.5 Brosur The Louvre cafe ... 34
Gambar 3.7 Brosur Eclectic Pub & Loung... 51
Gambar 3.8 Bagan Keyword ... 53
Gambar 3.9 Alur Konsep Perancangan ... 55
Gambar 3.10 Warna yang dipilih identitas kafe ... 59
Gambar 3.11 Sketsa Alternatif Flyer. ... 66
Gambar 3.12 Sketsa Terpilih ... 66
Gambar 3.13 Sketsa Alternatif Website ... 67
Gambar 3.14 Sketsa Terpilih ... 68
Gambar 3.15 Sketsa Alternatif Iklan Majalah ... 69
Gambar 3.16 Sketsa Terpilih ... 70
Gambar 3.17 Sketsa Alternatif Ilkan Koran ... 71
Gambar 3.18 Sketsa Terpilih ... 71
Gambar 3.19 Sketsa Alternatif Kartu Nama ... 72
Gambar 3.20 Sketsa Terpilih ... 73
Gambar 3.21 Sketsa Alternatif Voucher ... 73
Gambar 3.22 Sketsa Terpilih. ... 74
Gambar 3.23 Sketsa Alternatif stiker ... 74
Gambar 3.24 Sketsa Terpilih ... 75
Gambar 3.25 Sketsa Alternatif asbak ... 75
Gambar 3.26 Sketsa Terpilih ... 76
Gambar 3.27 Sketsa Alternatif gelas ... 76
Gambar 3.28 Sketsa Terpilih ... 77
Gambar 3.29 Sketsa Alternatif tataan gelas ... 77
Gambar 3.30 Sketsa Terpilih ... 78
Gambar 4.1 Implementasai desain website (home & about us) ... 83
Gambar 4.2 Implementasai desain website (entertaiment & event) ... 84
Gambar 4.3 Implementasai desain website (countac us) ... 85
Gambar 4.4 Implementasai desain iklan majalah ... 87
Gambar 4.5 Ilustrasi penempatan iklan majalah ... 87
Gambar 4.6 Implementasai desain iklan koran ... 88
Gambar 4.7 Ilustrasi penempatan iklan koran ... 88
Gambar 4.8 Implementasai desain asbak ... 89
Gambar 4.9 Implementasai desain tataan gelas ... 90
Gambar 4.10 Implementasai desain voucher ... 90
Gambar 4.11 Implementasai desain gelas ... 91
Gambar 4.12 Implementasai desain stiker ... 92
Gambar 4.13 Implementasai desain flayer ... 93
Gambar 4.14 Implementasai desain kartu nama ... 107
1.1 Latar Belakang Masalah
Di era teknologi informasi yang saedang berkembang saat ini, bisnis kafe
dan resto di kota Surabaya ini masih sangat menjanjikan, menurut ketua Asosiasi
Pengusaha kafe dan resto Indonesia (Apkrindo) jatim, Tjahjono Haryono
mengatakan bahwa tahun ini omset bisnis kafe dan resto masih sangat prospektif.
Meski ada beberapa kafe dan dan resto besar separti Toni Jack’s yang tutup, tapi
secara umum bisnis ini masih berkembang baik.
Kafe merupakan tempat untuk makan, minum dan nongkrong dengan
suasana yang santai. Kafe berbeda dengan restaurant karena penyajian suasana
dan juga biasanya disertai dengan music secara live maupun tidak. Hal tersebut
membuat kafe digandrungi oleh banyak masyarakat baik itu remaja, pemuda dan
eksekutif muda. Di Surabaya sendiri kafe menjadi jujungan bagi banyak orang
yang ingin bersantai sejenak melepas penat ataupun berkumpul bersama teman /
relasi untuk sekedar makan ataupun minum. Salah satunya kafe tersebut adalah
The Louvre café.
Hal yang sama dilakukan oleh The Louvre café yang berada di Puncak
Permai Apartement Shop House A110 Jalan Raya Darmo Permai III Surabaya
Barat dan berdiri sejak tahun 2009. Awal mula kafe ini hanya café biasa yang
belum dikenal banyak orang, setelah berganti pemilik yang dibawa naungan PT.
dari kata perancis yang artinya adalah cahaya kota. Louvre adalah nama sebuah
gedung museum di perancis, namun disurabaya dijadikan sebuah kafe yang
bernama The Louvre café. Dilihat dari namanya saja orang mengira kafe tersebut
mempunyai suasana romantic, namun kafe ini berkonsep semi pap dan
mengusung konsep western yang berkiblat ke barat, dengan penataan lampu yang
warna warni yang digantung di atas, menambah menarik suasana. Beda dengan
kafe-kafe lain. Louvre mempunyai ke unikan yaitu menyuguhkan kenyamanan
bagi para pengunjung dengan alunan live DJ. Tidak hanya itu, Louvre
menempatkan dirinya sebagai cafe House Of Beer satu-satunya di Surabaya yang
tentu saja bertujuan untuk dapat menarik target konsumen yaitu eksekutif muda.
Tidak lupa makanan dan minuman lainya yaitu dari makanannya yang di sajikan
bebek goring sambel ijo, chiken wing dan French fries. Minuman lain yang di
sajikan terdiri macam-macam coktil dan moctail.
Kesuksesan The Louvre café seiring berjalanya waktu, lambat laun mulai
redup. Kafe ini mulai sepi pengunjung diawali pada awal tahun 2012 lalu, dan
berlangsung saat ini. Bila duhulunya setiap hari kafe ini selalu ramai dengan
pengunjung. Dengan berkembangnya bisnis kafe-kafe bermunculan yang gencar
melakukan promosi dan pemasaran, namun tidak dengan The Louvre café. tidak
adanya promosi yang membuat kafe ini redup. Sesuai data penjualan 1 tahun
terakhir hanya mencapai rata-rata 60jt perbulan, sebelumya omset yang di dapat
rata-rata 95-100jt perbulan. Mengingat semakin ketatnya persaingan dalam bisnis
kafe maka di perlukan adanya media promosi yang efektif guna meningkatkan
menyebabkan rendahnya brand awareness. Para pengusaha café ini saling
bersaing dalam menarik perhatian konsumen, Agar mendapat konsumen sebanyak
mungkin misalnya dengan cara mengenalkan produk yang ditawarkan. Hal ini
yang mendasari perancangan media promosi The Louvre café untuk
meningkatkan brand awareness.
Brand awareness menurut Aaker, (1991:61) adalah kemampuan dari
seseorang yang merupakan calon pembeli (potential buyer) untuk mengenali
(recognize) atau menyebutkan kembali (recall) suatu merek merupakan bagian
dari suatu kategori produk. Bisa dikatakan, brand awareness menjadi salah satu
faktor penting yang dibutuhkan para pelaku usaha untuk memperkuat brand
produknya. Sebab, tak bisa dipungkiri bila semakin banyak konsumen yang
mengingat brand produk, maka semakin besar pula intensitas pembelian yang
akan mereka lakukan. Untuk meningkatkan brand awareness perusahaan
membutuhkan sebuah promosi yang benar dan terencana dengan tujuan
mengenalkan The Louvre café kepada masyarakat.
Program promosi terhadap sebuah produk dapat mempengaruhi konsumen
dalam penilaian terhadap produk tersebut. Menurut (Kotler dan Amstrong,
2001:68) promosi adalah aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk
dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya. Promosi sangatlah penting
untuk penjualan produk perusahaan. Jika dilihat dari kemampuan The Louvre café
ini sangat memiliki peluang untuk bersaing dengan café lainnya. Oleh karena itu
sebagai upaya meningkatkan brand awareness yang optimal, ssehingga bisa
mewejutkan peluang tersebut.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas telah diuraikan, yang menjadi rumusan
masalah dalam perancangan ini adalah : bagaimana merancang media promosi
The Louvre cafe sebagai upaya meningkatkan brand awareness?
1.3 Batasan Masalah
Dari permasalahan yang dirumuskan di atas maka batasan dari
permasalahan yang digunakan dalam perancangan ini adalah :
1. Perancangan media promosi ditujukan untuk meningkatkan brand awareness The
Louvre café Surabaya.
2. Perancangan media promosi The Louvre café dititik beratkan pada media online
khususnya website, selain itu dirancang media pendukung lainnya seperti iklan
majalah, iklan Koran, iklan radio, flyer, kartu nama, merchandise.
1.4 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada Tugas Akhir ini adalah merancang media
1.5 Manfaat Perancangan
Manfaat yang diharapkan dari dilakukannya perancangan media promosi
The Louvre café ini adalah sebagai berikut :
a. Manfaat secara teoritis
Dapat memberikan masukan kepada manajemen The Louvre café dalam hal
media promosi, khususnya melalui stategi visual.
b. Manfaat praktis
Dapat memperkaya konsep atau teori yang mendukung perkembangan ilmu
pengetahuan desain komunikasi visual, khususnya yang terkait dengan
kajiannya akan dipaparkan beberapa fakta, konsep, prosedur, maupun teori-teori
yang terkait dengan perancangan.
2.1Kondisi saat ini (The Louvre café)
Kata Louvre berasal dari kata Prancis yang artinya Cahaya Lampu. Di
Prancis Louvre adalah sebagai tempat musium, namun di Surabaya dijadikan
sebagai nama kafe. The Louvre café didirikan pada tahun 2009 di bawa naungan
PT FKMN (Fajar Karya Mandiri Nasional). Dilihat dari namanya saja orang
mengira kafe tersebut mempunyai suasana romantic, namun kafe ini berkonsep
semi pap dan mengusung konsep western yang berkiblat ke barat, dengan
penataan lampu yang warna warni yang digantung di atas, menambah menarik
suasana. Beda dengan kafe-kafe lain. Louvre mempunyai ke unikan yaitu
menyuguhkan kenyamanan bagi para pengunjung dengan alunan live DJ. Tidak
hanya itu, Louvre menempatkan dirinya sebagai cafe House Of Beer satu-satunya
di Surabaya yang tentu saja bertujuan untuk dapat menarik target konsumen yaitu
eksekutif muda. Tidak lupa makanan dan minuman lainya yaitu dari makanannya
yang di sajikan bebek goring sambel ijo, chiken wing dan French fries. Minuman
lain yang di sajikan terdiri macam-macam coktil dan moctail.
Kesuksesan The Louvre café seiring berjalanya waktu, lambat laun mulai
berlangsung saat ini. Bila duhulunya setiap hari kafe ini selalu ramai dengan
pengunjung. Dengan berkembangnya bisnis kafe-kafe bermunculan yang gencar
melakukan promosi dan pemasaran, namun tidak dengan The Louvre café. tidak
adanya promosi yang efektif membuat kafe ini redup. Sesuai data penjualan 1
tahun terakhir hanya mencapai rata-rata 60jt perbulan, sebelumya omset yang di
dapat rata-rata 95-100jt perbulan. Mengingat semakin ketatnya persaingan dalam
bisnis kafe maka di perlukan adanya media promosi yang efektif guna
meningkatkan penjualan. Kurangnya media promosi yang dilakukan The Louvre
café menyebabkan rendahnya brand awareness.
2.2 Perancangan
Perancangan merupakan keseluruhan proses pemikiran dan penentu secara
matang dari pada hal-hal yang akan dikerjakan, atau dapat di artikan sebagai
proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan. menyusun
perancangan perlu memperhatikan yang berhubungan dengan adanya kegiatan,
proses yang sistematis, hasil dan tujuan tertentu. Perancangan adalah proses untuk
menentukan kemana harus melangkah dan mengidentifikasi berbagai persyaratan
yang dibutuhkan dengan cara efektif dan efisien.
2.3 Pengertian Kafe
Kafe berasal dari bahasa perancis yaitu café, yang mempunyai arti
sebetulnya (minuman) kopi. Kafe merupakan suatu tipe restoran yang biasanya
makanan berat namun lebih berfokus pada menu makanan ringan seperti kue, roti,
dan sup. Untuk minuman biasanya disajikan the, kopi, juice, serta susu cokela,
serta minuman yang semacam coktil. Kafe pertama kali muncul dibarat. Istilah
kafe paling umum dijumpai di Negara Perancis yang kemudian diadopsi oleh
kota-kota di inggris pada akhir abad ke-19. Istilah kafe (café) berasal dari kata
coffe yang berarti kopi. Kafe merupakantempat yang cocok untuk bersantai,
melepas kepenatan, serta bertemu dengan kerabat.
Di Indonesia, café berarti semacam tempat sederhana, tetapi cukup
menarik seseorang bisa makan makanan ringan. Café bukanlah tempat yang baru,
karena dalam perkembangannya café yang dulu dianggap sebagai tempat
tongkrongan mewah yang hanya dikunjungi oleh eksekutif muda dan masyarakat
menengah ke atas yang membutuhkan tempat untuk melepas penat sepulang
kantor. Sekarang fenomena tesebut lambat laut bergeser menjadi suatu kebiasaan
bagi kaum muda dikota-kota besar dan memiliki pangsa pasar untuk kelas
menengah kebawah. Dengan kemunculaln café-café ini, kegiatan mengopi bukan
lagi sekedar menikmati secangkrir kopi. Ada konstruksi social yang terbentuk
dibelakangnya yaitu kecendrungan seseorang untuk bergaul dengan kelompok
sosialnya.
2.4 Promosi
Promosi merupakan bagian dari rangkaian kegiatan pemasaran suatu barang.
Promosi adalah suatu kegiatan bidang marketing yang merupakan komunikasi
pemberitaan, membujuk, dan mempengaruhi segala sesuatu mengenai barang
maupun jasa yang dihasilkan untuk konsumen, segala kegiatan itu bertujuan untuk
meningkatkan volumen penjualan dengan menarik minat konsumen dalam
mengambil keputusan membeli di perusahaan tersebut. Untuk memperjelas
tentang pengertian promosi, berikut ini beberapa definisi tentang promosi.
Menurut Kolter (2002:41) menyatakan bahwa promosi adalah berbagai kegiatan
yang dilakukan oleh perusahaan yang menonjolkan keistimewaan-keistimewaan
produknya yang membujuk konsumen sasaranya agar membelinya.
Sedangkan menurut Tjiptono(2000:219) pada hakikatnya promosi adalah
suatu bentuk komunikasi pemasaran. Dengan komunikasi pemasaran adalah
aktivitas pemasaran yang berusaha penyebaran informasi,
mempengaruhi/membujuk, dan meningkatkan pasar sasaran atas perusahaan dan
produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang
ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.
1. Tujuan Promosi
Tujuan promosi untuk mempengaruhi suatu konsumen dalam mengambil
keputusan untuk meningkatkan volume penjualan. Dalam promosi kita tidak
hanya sekedar melakukan komunikasi atau menyampaikan informasi, tetapi juga
meningkatkan komunikasi yang mampu menciptakan suasanan/keadaan dimana
para pelanggan bersedia memilih dan memiliki produk. Dengan demikian promosi
yang diharapkan dapat tercapai.
Tujuan promosi menurut Tjiptono (2000:222) sebagai berikut :
• Memperkenalkan dan memberikan pemahaman tentang suatu produk kepada
konsumen (brand awareness)
• Mendorong pemilihan terhadap suatu produk (brand attitude)
• Membujuk pelanggan untuk membeli suatu produk (brand purchase intention)
• Mengimbangi kelemahan unsure bauran pemasaran lain (purchase facilitation)
• Menanamkan produk dan perusahaan (positioning)
Jenis – jenis promosi yang sering digunakan menurut Tjiptono (2000:222)
yaitu:
• Personal selling
• Mass selling
• Sales promotion
• Public relation
Kutipan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Penjualan pribadi (personal seling)
Personal seling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan
calon penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada
calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk
sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya.
b. Mass selling
Mass selling merupakan pendekantan yang menggunakan media komunikasi
untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai dalam satu waktu. Metode
lebih murah untuk menyampaikan informasi ke khalayak (pasar sasaran) yang
jumlahnya sangat banyak dan tersebar luas.
c. Sales promotion
Sales promotion adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan
berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan
segera dan meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan. Tujuan dari sales
promotion sangat beraneka ragam.
d. Public relation
Beberapa pakar PR telah banyak mendefinisikan secara ilmiah mengenai
definisi dari PR, seperti yang dikemukakan oleh The British Institute of Public
Relations (dalam Jefkins, 2004:9), berbunyi: keseluruhan upaya yang
dilangsungkan secara terencana danberkesinambungan dalam rangka menciptakan
dan memelihara niat baik dansaling pengertian antara suatu organisasi dan
segenap khalayak.
2.5 Brand Awareness
Brand awareness merupakan kesanggupan seorang calon pembeli untuk
mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori
produk tertentu (Durianto, 2001). Bagian dari suatu kategori produk perlu
ditekankan karena terdapat suatu hubungan yang kuat antara kategori produk
dengan merek yang dilibatkan. Brand awareness membutuhkan jangkauan
sebelumnya, sehingga konsumen yakin bahwa produk merupakan satu-satunya
merek dalam satu kelompok produk.
Definisi lain mengenai brand awareness adalah kesanggupan seorang calon
pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan
bagian dari kategori produk tertentu (Aaker, 1997). Brand awareness memiliki
beberapa tingkatan yang dapat digambarkan sebagai suatu piramida seperti pada
gambar 2.11
Gambar 2.1 Piramida Brand Awareness (Rungkuti, 2004)
Definisi-definisi para ahli mengenai brand awareness dapat ditarik
simpulan bahwa brand awareness merupakan tujuan umum komunikasi
pemasaran, dengan adanya brand awareness yang tinggi maka diharapkan
kapanpun kebutuhan kategori muncul maka merek tersebut akan dimunculkan
kembali dari ingatan yang selanjutnya dijadikan pertimbangan berbagai alternatif
dalam pengambilan keputusan. Brand awareness menunjukkan pengetahuan
2.5.1 Membangun Brand Awareness
Biasanya merek-merek yang disimpan dalam benak konsumen adalah
merek-merek yang disukai dan dibenci (Durianto, 2001). Selanjutnya Durianto
menyatakan bahwa brand awareness dapat dibangun dan diperbaiki melalui
cara-cara berikut:
1. Pesan yang disampaikan oleh suatu merek harus mudah diingat oleh konsumen.
2. Pesan yang disampaikan harus berbeda dengan produk lainnya serta harus ada
hubungan antara merek dengan kategori produknya.
3. Memakai tagline atau slogan maupun jingle lagu yang menarik sehingga
membantu konsumen mengingat merek.
4. Jika suatu merek memiliki simbol, hendaknya simbol tersebut dapat dihubungkan
dengan merek tersebut.
5. Perluasan nama merek dapat dipakai agar merek semakin diingat konsumen.
6. Brand awareness dapat diperkuat dengan memakai suatu isyarat yang sesuai
dengan kategori produk, merek, maupun keduanya.
7. Melakukan pengulangan untuk meningkatkan pengingatan, karena membentuk
ingatan adalah lebih sulit dibanding membentuk pengenalan.
Dengan demikian, disimpulkan bahwa brand awareness memiliki empat
peranan utama yaitu menjadi sumber asosiasi lain, menimbulkan rasa suka atau
familier, sumber komitmen terhadap merek, dan menjadi bahan pertimbangan
untuk menggunakan merek. Empat peranan inilah yang harus dikomunikasikan
2.6 Bauran Pemasaran (marketing mix)
Bauran pemasaran (marketing mix) memadukan pandangan dari konsumen
engan pemikiran perusahaan. Cara tersebut digunakan untuk menjelaskan tentang
apa yang dipasarkan dan menggaris bawahi elemen apa saja yang dapat digunakan
secara strategi dan taktis. Untuk memenuhi keinginan pasar dari usaha yang kita
jalankan butuh penawaran dari produk ataupun jasa dari pelayanan yang sesuai
dengan target pasar.
Marketing mix merupakan konsep utama dalam pemasaran modern saat ini.
Marketing mix merupakan suatu set maketing tools yang dilakukan oleh
perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan oleh targetpasar (kotler,
2003). Empat variabel dari elemen marketing mix tersebut masing-masing
memiliki pengertian sebagai berikut :
1. Produk
Sesuatu yang ditawarkan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dan
memuaskan keinginan konsumen. Produk yang ditawarkan dapat berupa barang
jadi, jasa pelayanan, property, dan informasi. Komponen dari produk terdiri dari
variasi produk, kualitas, desain, nama merek, packaging, ukuran, service, jaminan,
dan pengembalian.
2. Harga
Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan oleh konsumen untuk
mendapatkan produk tertentu. Komponennya adalah daftar harga,
potongan/discount, tunjangan, periode pembayaran, serta jangka waktu
3. Promosi
Promosi berarti aktifitas-aktifitas yang mengkomunikasikan kelebihan-kelebihan
dari produk dan mempengaruhi target konsumen untuk membelinya.
Komponennya terdiri dari sales promotion, advertising, sales force, public
relations, direct marketing.
4. Tempat
Penempatan sebuah produk melibatkan logistic perusahaan dan kegiatan-kegiatan
pemasaran dikonsentrasikan dengan membuat dan mendistribusikan barang jadi
tersebut kepada konsumen. Komponennya adalah chennels, coverange,
assortments, locations, inventory, transport.
Elemen-elemen ini adalah strategi pemasaran yang dapat digunakan untuk
mendapat kesempatanuntuk berkompetisi. Masing-masing elemen saling
ketergantungan dan ada perubahan dari salah satu elemen saja dapat memberikan
dampak terhadap keseluruhan strategi pemasaran.
2.7 Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar dapat diartikan sebagai proses mengelompokkan pasar
keseluruhan yang heterogen menjadi kelompok-kelompok atau segmen-segmen
yang memiliki kesamaan dalam hal kebutuhan, keinginan, prilaku dan / atau
redpon terhadap program pemasaran spesifik. Segmentasi pasar merupakan
konsep produk yang medasari strategi pemasaran perusahaan dan pengalokasian
sumber daya yang harus dilakukan dalam rangka mengimplementasikan program
Tujuan pokok stategi segmentasi targeting, positioning, adalah memosisikan
suatu merek dalam benak konsumen sedemikian rupa sehingga merek tersebut
memiliki keunggulan kompetitif kesebimbungan. Sebuah produk akan memiliki
keunggulan kompetitif jika produk tersebut menawarkan atribut-atribut
determinan (yang dinilai penting dan unik oleh para pelanggan).
Menurut (Tjiptono, 2008:213) perpektif permintaan dapat diintergrasikan
dengan perspektif penawaran melalui proses segmentasi pasar strategi yang
langkah-langkahnya sebagai berikut :
A. Tahap pertama (segmentasi)
1. Segmentasi pasar menggunakan variable-variabel permintaan, seperti
kebutuhan pelanggan, keinginan pelanggan, manfaat yang dicari (benefits
sought), solusi atas masalah yang dihadapi, situasi pemakaian dan lain-lain.
2. Mendeskripsikan segmen pasar yang didefinisikan menggunakan
variable-variabel yang dapat membangun perusahaan memahami cara melayani
kebutuhan pelanggan tersebut, cara berkomunikasi dengan pelanggan dan
penggunaan media, sikap, aktivitas, minat, dan opini.
B. Tahap kedua (targeting)
1. Mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen menggunakan
variable-variabel yang dapat menguantifikasi kemungkinan pemerintah dari setiap
segmen, biaya melayani setiap segmen, biaya memproduksi produk dan jasa
yang diinginkan pelanggan dan kesesuaian antara kompetensi inti perusahaan
2. Memilih salah satu lebih segmen sasaran yang ingin dilayani bedasarkan
potensi laba segmen tersebut dan kesesuaiannya dengan strategi korporat
perusahaan.
C. Tahap ketiga (positioning)
1. Menidentifikasi konsep positioning bagi produk dan jasa perusahaan yang
atraktif bagi pelanggan sasaran dan kompatibel dengan citra korporat yang
diharapkan perusahaan.
2.8 Unique selling proposition (USP)
Konsep Unique Selling Propositiondiciptakan oleh seorang advertiser
amerika Rosser Reeves. Dia percaya bahwa tujuan dari iklan adalah
mengkomunikasikan slogan perusahaan untuk produk atau jasa yang mereka dan
bahwa slogan ini harus tetap dan tidak berubah-ubah. Pada dasarnya USP adalah
apa yang membuat bisnis produk atau jasa anda berbeda dengan pesaingnya.
Menawarkan manfaat spesifik dan menarik kepada pelanggan yang potensial.
2.9 Periklanan
Keuntungan dari periklanan adalah rendahnya biaya dalam tiap pemunculan
iklan (low cost per exposure), media yang bervariasi (surat kabar, majalah, TV,
radio dan sebagainya), adanya kemampuan mengendalikan tiap pemunculan iklan
(control of exposure), isi pesan yang konsisten, dan kesempatan untuk mendesain
pesan yang kreatif. Selain itu, daya tarik dan pesan dapat disesuaikan bila tujuan
Di sisi lain, kerugian dari periklanan adalah tidak terjadinya interaksi secara
langsung dengan pembeli dan mungkin saja tidak berhasil menarik perhatian
pemirsa. Di samping itu, isi pesan juga cenderung tetap selama periode atau durasi
tertentu. Iklan atau dalam bahasa Inggris disebut advertising merupakan suatu
bentuk komunikasi massal yang bersifat komersial dengan tujuan untuk
mempromosikan pemasaran suatu produk atau jasa. Selain itu, iklan juga dapat
digunakan untuk mempromosikan pesan dari suatu lembaga, organisasi, bahkan
pesan dari seorang kandidat dalam suatu kampanye politik.
Istilah iklan juga sering dinamai dengan sebutan yang berbeda, di Perancis
disebut dengan reclamare yang berarti meneriakkan sesuatu secara
berulang-ulang. Bangsa Belanda menyebutnya sebagai advertentie. Bangsa-bangsa latin
menyebutnya dengan istilah advertere yang berarti mengoperkan pikiran dan
gagasan kepada pihak lain. Sementara bangsa Arab menyebutnya dengan I’lan
yang kemudian diadopsi ke dalam bahasa Indonesia sebagai iklan. Sebenarnya, di
Indonesia sendiri iklan sering disebut dengan istilah advertensi dan reklame yang
disadur dari bahasa Perancis dan Belanda.
Beberapa ahli memaknai iklan dalam beberapa pengertian. Menurut Institusi
Praktisi Periklanan Inggris dalam Jefkins (1994:5), menyatakan bahwa iklan
merupakan pesan-pesan yang paling persuasif yang diarahkan untuk menarik
perhatian calon pembeli yang paling potensial atas produk atau jasa yang
diiklankan. Pengertian tersebut sejalan dengan apa yang dituliskan oleh Dunn dan
Barban (1978) yang dikutip oleh Widyatama (2007:15) bahwa iklan merupakan
membayar ruang yang digunakannya untuk menyampaikan pesan yang bersifat
membujuk (persuasif) kepada calon konsumen. Sedangkan menurut Suhandang
periklanan adalah Periklanan (advertising) adalah suatu proses komunikasi massa
yang melibatkan sponsor tertentu, yakni si pemasang iklan (pengiklan), yang
membayar jasa sebuah media massa atas penyiaran iklannya, misalnya melalui
program siaran televisi. (Suhandang, 2005:13)
Iklan merupakan media promosi yang didesain sedemikian rupa agar dapat
menarik minat konsumen serta memiliki karakteristik tertentu dan persuasif
sehingga para konsumen secara suka rela terdorong melakukan suatu tindakan
yang sesuai dengan yang diinginkan pengiklan (Jefkins, 1994:22). Berdasarkan
berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa iklan adalah bentuk
penyajian pesan yang dilakukan oleh komunikator secara nonpersonal melalui
media untuk ditujukan pada komunikan dengan cara membayar.
2.10 Media Periklanan
Media periklanan dapat berupa media cetak, elektronik dan pajangan diluar
(outdoor)
1. Media Cetak
Media cetak adalah media yang statis dan mengutamakan pesan-pesan visual.
Media ini terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata, gambar, foto, dalam
tata warna dan halaman putih. (Kasali,1995)
Jenis media cetak diantaranya : Koran, Majalah, Poster, flyer, leaflet,
a. Koran
Koran merupakan media utama yang digunakan dalam periklanan di
Indonesia, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti :
1) Jangkauan distribusi koran tidak dibatasi.
2) Jangkauan media lainya, televisi dan radio, dibatasi.
3) Harga satuan koran murah dan dapat dibeli eceran.
Koran tersedia dalam dua jenis ukuran, yaitu:
i. Tabloid
Terdiri dari lima atau enam kolom yang masing-masing memiliki lebar
sekitar 2 inci dan panjang dari atas ke bawah sekitar 14 inci.
ii. Standart (broadsheet)
Memiliki ukuran dua kali lipat ukuran tabloid dengan delapan atau sembilan
kolom kesamping. Namun demikian, untuk kepentingan pragmatis dan
estetika, banyak koran standar yang mengurangi jumlah kolomnya menjadi
hanya enam kolom.
Bentuk ukuran koran ini perlu diperhatikan untuk pembuatan final artwork
dalam beriklan nantinya.
b. Majalah
Berbeda dengan koran, majalah telah jauh lebih menspesialisasikan
produknya untuk menjangkau konsumen tertentu. Setiap majalah umumnya
memiliki pembaca yang yang jauh lebih sedikit daripada koran, namun
memiliki pasar yang lebih mengelompok, usia majalah juga jauh lebih
Mengapa memilih majalah, ada beberapa alasan sebagai berikut :
1) Khalayak sasaran yaitu salah satu keunggulan majalah jika dibandingkan
dengan media lainnya adalah kemampuannya menjangkau segmen pasar
tertentu yang terspesialisasi. Majalah-majalah special interest mempunyai
peranan yang penting dan akan sangat disukai sebagai media periklanan
karena dianggap memiliki captive market.
2) Penerimaan khalayak yaitu kemampuannya mengangkat produk-produk yang
di iklankan sejajar dengan persepsi khalayak sasaran terhadap prestise
majalah yang bersangkutan.
3) Long life span yaitu majalah adalah media yang memiliki usia
4) Kualitas visual yaitu kualitas visual majalah sangat prima karena umumnya
dicetak diatas kertas berkualitas tinggi. Dengan demikian majalah dapat
menyajikan tata warna, reproduksi foto baik hitam putih maupun berwarna
dengan sangat baik.
5) Promosi penjualan yaitu majalah adalah media efektif untuk menyiarkan
pesan iklan yang berbau promosi penjualan seperti kupon-kupon yang akan
diundi, contoh-contoh produk, dan kartu-kartu petunjuk. (Kasali, 1995)
c. Brosur
Brosur adalah terbitan tidak berkala yang dapat terdiri dari satu hingga
sejumlah kecil halaman, tidak terkait dengan terbitan lain, dan selesai dalam
sekali terbit. Halamanya sering dijadikan satu (antara lain dengan stapelr,
benang, atau kawat), biasanya memiliki sampul, tidak menggunakan jilid
tidak dijilid keras, lengkap (dalam satu kali terbitan), memiliki paling sedikit
5 halaman tetapi tidak lebih dari 48 halaman, diluar perhitungan sampul.
Bila terdiri dari satu halaman, brosur atau pamflet umumnya dicetak pada
kedua sisi, dan dilipat dengan pola lipatan tertentu hingga membentuk
sejumlah panel yang terpisah. Pamflet yang hanya terdiri satu
lembar/halaman sering disebut selebaran ( leaflet, flier, atau flyer). Selain itu
brosur yang memuat tentang produk disebut juga sebagai katalog produk.
d. Pamflet
Pamflet adalah tulisan yang dapat disertai dengan gambar atau tidak, tanpa
penyampulan maupun penjilidan, yang dicantumkan pada selembar kertas
disatu sisi atau kedua sisinya, lalu dilipat atau dipotong setengah, sepertiga,
atau bahkan seperempatnya, sehingga terlihat lebih kecil dapat juga disebut
selebaran.(Wikipedia, 2012)
e. Poster
Poster atau plakat adalah karya seni atau desain grafis yang memuat
komposisi gambar dan huruf diatas kertas berukuran besar.
Pengaplikasiannya dengan ditempel di dinding atau permukaan datar lainnya
dengan sifat mencari perhatian mata sekuat mungkin. Karena itu poster
biasanya dibuat dengan warna-warna kontras dan kuat.
Poster bisa menjadi saran iklan, pendidikan, propaganda, dan dekorasi. Selain
itu bisa pula berupa salinan karya seni terkenal. (Wikipedia, 2012)
Radio Adapun masing-masing media memiliki keunggulan dan keterbatasan
diantaranya :
a. Radio
Seperti majalah, radio adalah media yang memiliki jangkauan selektif
terhadap segmen tertentu. Radio memiliki beberapa kekuatan seperti :
1) Menjangkau jumlah khalayak sasaran yang besar pada waktu yang
bersamaan.
2) Menjangkau individu atau kelompok masyarakat yang hidup terpencil dan
terpencar-pencar seperti kehidupan masyarakat agraris pada umumnya.
3) Cepat menyampaikan pesan sehingga dapat memberikan informasi mutakhir
yang berguna.
4) Mengatasi berbagai kendala geografis
5) Mudah dimengerti, tidak memerlukan kemampuan membaca yang memang
belum banyak dimiliki rakyat kebanyakan.
Tiga macam yang menyampaikan pesan melalui radio :
i. Suara manusia.
Baik suara percakapan atau suara penyiar adalah elemen yang paling penting.
Suara-suara tersebut dapat terdengar dalam suatu jingles, dialog, maupun
pemberitahuan.
Musik merupakan elemen penting lainya. Musik yang nudahdan sederhana,
baik nada maupun liriknya, akan dapat dengan mudah diingat atau bahkan
dinyanyikan oleh pendengarnya.
iii. Efek suara
Efek suara juga dapat membantu dalam pembuatan iklan radio. Efek suara ini
bisa merupakan suara aneh yang dapat menarik perhatian pendengar, atau
suara latar belakang yang memberikan kesan hidup pada suatu
percakapan.(Kasali, 1995).
2.11 Copywriting
Pembuatan atau penulisan suatu kopi iklan sering disebut juga copywriting.
Kata ‘copy’ itu sendiri, didalam periklanan bisa memberikan banyak arti, antara
lain :
a. teks atau kata-kata di dalam sebuah iklan.
b. Seluruh gambar, bentuk transparan, lukisan, foto, maupun sketsa asli yang
akan dipergunakan untuk reproduksi.
c. Semua materi yang akan dipergunakan dalam sebuah publikasi.
(Kasali, Rhenald. Managemen periklanan : konsep aplikasinya di Indonesia.
2.12 Layout
Layout berperan penting didalam desain, penukung dan bisa juga identitas
di sebuah desain. Menurut Jefkin ada beberapa patokan dasar yang dapat
dikemukakan dalam merancang sebuah layout, yaitu :
a. Law of unity
Semua bagian dari layout harus menyatu guna membentuk keseluruhan
layout.
b. Law of varieny
Meski demikian, dalam sebuah layout harus ada suatu perubahan dan
pengontrasan seperti menggunakan jenis huruf table (bold) dan medium, atau
juga memanfaatkan ruang kosong dalam keseluruhan layout.
c. Law of balance
Law of balance adalah mendasar sekali bahwa suatu iklan harus menampilkan
keseimbangan. Keseimbangan optis adalah sepertiga bagian bawah suatu
ruang iklan, bukan setengahnya, keseimbangan sinetris dapat dicapai dengan
pembagian, sehingga suatu (desain) dapat terbagi menjadi dua bagian yang
sama seperempat bagian, dan seterusnya.
d. Law of rhythm
Meski iklan cetak bersifat statis, namun masih memungkinkan untuk
menimbulkan kesan gerakan sehingga mata pembaca dapat dibawa dan
diarahkan keseluruh bagian iklan.
Dalam rencana atau layout iklan selayaknya tidak ada kekontrasan yang
menyolok, membosankan, serta menyentak kecuali barangkali hal itu
merupakan hal yang sengaja dilakukan seperti dalam iklan yang
mengharapkan respon secara langsung yang biasanya menggunakan yang
mengejutkan dan bombastis.
f. Law of proportion
Hal ini khususnya berkenaan dengan jenis ukuran huruf yang digunakan
untuk lebarnya naska atau copy iklan, makin lebar suatu naska / ukuran makin
besar ukuran huruf yang harus digunakan dan demikian pula sebaliknya.
g. Law of scale
Jarah penglihatan (visibility) tergantung pada skala nada serta warna,
beberapa tampak kurang menyolok, sementara yang lain tampak terlalu
menyolok. Warna-warna pucat pastel adalah warna yang kurang menyolok.
Sedangkan warna-warna primer adlah warna yang menyolok. Hokum skala
dapat digunakan dengan desain tipografi ketika headline (judul) serta dapat
digunakan dengan desain tipografi ketika headline (judul) serta subjudul
dibuat kontras.
h. Law of emphasis
Aturan disini adalah bila semua ditonjolkan maka yang terjadi adalah tidak
ada hal yang ditonjolkan (all emphasis in no emphasis) seperti yang terjadi
bila terlalu banyak jenis huruf tebal yang digunakanm atau terlalu banyak
2.13 Tipografi
Tipografi adalah bagian penting dalam desain, sehingga mempelajari ilmu
yang tentang huruf cetak sangatlah penting diperlukan dalam penyusunan sebuah
desain. Ilmu yang mempelajari tentang teks adalah tipografi, tipografi di
definisaikan sebagai suatu proses seni untuk menyusun bahan publikasi
menggunakan huruf cetak dan merangkainya dalam sebuah komposisi yang tepat
untuk memperoleh suatu tanpilan yang dikehendaki.
Sihombing (2001, 58) menjelaskan bahwa tipografi merupakan elemen
visual yang utama dan efektif. Huruf sendiri merupakan bagian terkecil dari
struktur bahasa tulis dan merupakan elemen dasar untuk membangun sebuah kata
atau kalimat. Rangkaian huruf dalam sebuah kata atau kalimat bukan saja dapat
member suatu makna yang mengacu kepada sebuaah objek ataupun gagasan,
tetapi juga memiliki kemampuan untuk menyuarakan suatu citra ataupun kesan
secara visual.
Sedangkan menurut Brewer (1971) dapat memiliki pengertian luas, yang
meliputi penataan dalam pola halaman atau setiap barang cetak atau dalam
pengertian yang lebih sempit hanya meliputi pemilihan, penataan, dan berbagai
hal bertalian pengaturan baris-baris susunan huruf (typeset), tidak termasuk
ilustrasi dan unsure lain dan unsure bukan huruf pada halaman cetak. (sudiana,
2001:2).
Pemilihan jenis font diperlukan sebagai media pendukung sehingga
jenis font yang akan diperlukan dalam perancangan media promosi The Louvre
café ini.
Menurut Rustan (2011, 10) pengelompokan huruf berdasarkan anatoni pada
huruf yaitu :
a. Serif
Huruf jenis serif dapat dikenali memiliki kait yang terdapat di ujung-ujungnya.
Selain membantu keterbacaan, serif juga memudahkan saat diukir dibatu.
Gambar 2.2 Font Serif (www.ahlidesain.com, 2013)
Keunggulan serif, terletak pada saat ukuran teks kecil, seperti tulisan di surat
kabar atau buku, umumnya tangkai pada kaki-kaki font serif membantu agar
tulisan mudah dibaca. Karena tangkai font serif membantu membentuk garis tak
tampak yang memadukan kita mengikuti sebuah baris teks. Dari seni desain,
secara umun font berjenis serif, dipakai untuk menunjukkan kesan elegan, dewasa,
b. Sans Serif
Huruf jenis sans serif tidak memiliki kait yang terdapat diujung-ujungnya.sans
serif melambangkan kesederhanaan.
Gambar 2.3 Font Sans Serif (www.ahlidesain.com, 2013)
c. Script
Jenis huruf ini juga sering disebut kursi. Huruf ini menyerupai goresan tangan
yang dikerjakan dengan pena, kuas atau pensil tajam dan biasanya miring ke
kanan. Kesan yang ditimbulkan adalah sifat pribadi, akrab, keanggunan, dan
kepuasan. Seperti halnya huruf jawa adalah salah satu contohnya.
2.14 Pengertian warna
Warna sudah digunakan sejak zaman dahulu kala oleh manusia,
bahan-bahan yang telah dipakai untuk mendapatkan warna pada zaman dulu adalah dari
bahan-bahan alami seperti tanah, biji-bijian dan lain-lainya. Sesuai dengan
perkembangan teknologi, warna didapatkan dengan bahan kimiawi. Warna adalah
salah satu gelombang atau getaran tertentu yang diterima mata (retina) karena
adanya sinar yang langsung diterima mata.
Penggunaan warna memiliki nilai yang dapat memberikan efek yang
belainan terhadap warna-warna lain. Contoh dalam meletakan sebuah warna
dalam kurun tingkat kecerahan yang sama diatas latar belakang efek yang
berlainan. Dalam penggunaannya, nilai cerah akanmenambah luas ukuran suatu
objek. Misalnya pada ruang sempit yang dindingnya dicat dengan warna cerah
akan terasa lebih luas dari ukuran sebenarnya. Sebaliknya nilai gelap akan terasa
mempersempit atau memperkecil ukuran yang sebenarnya dari suatu objeknya.
Sehingga penggunaan efek warna pada desain mempunyai nilai sebagai
berikut ini :
a. Warna hitam terasa menyerap warna sertamembuat ciut ukuran karena hitam
menyerap cahaya.
b. Warna putih terasamenambah kecerahan warna serta menambahkan ukuran
atau skala karena putih memantulkan cahaya.
c. Warna kelabu akan menetralisir, makin dekat warna makin dekat nilai
kelabunya dan makin kuat netralnya.
e. Nilai warna kontras yang kuat akan membentuk siluet dalam suatu objek.
Menurut (Prawira, 1989:76) penggunaan warna pada desain dengan
mencampurkan pigmen warna menurut ukuran yang tepat dapat
menghasilkan tingkatan yang akan mempunyai intensitas atau kekuatan.
2.14.1 Penerapan Warna dalam Media Promosi
Menurut (Danger, 1992:51) warna dalam promosi adalah salah satu dari dua
unsur yang menghasilkan daya tarik visual, dan kenyataan warna lebih berdaya
tarik pada emosi dari pada akal. Orang menyenangi warna dan mereka bereaksi di
bawa sadar terhadap warna. Suatu pembawaan menyenangi warna merupakan
bagian kejiwaan manusia. Warna membantu mengurangi hambatan penjualan dan
memastikan bahwa desain grafis memiliki daya tarik maksimum, ini merukapan
factor vital dalammenciptakan desain grafis yang menjual. Warna mencapai
tergetnya harus melalui sebagai berikut:
a. Respon fisiologis
Warna yang menarik perhatian, betapapun netralnya pesan yang disampaikan.
Warna yang dapat menciptakan penjual dengan daya tarik implus pada tempat
penjual.
b. Respon psikologis
Warna dapat membantu menyatakan kehangatan, kedinginan, kualitas, rasa
hati dan emosi lainya karena warna yang di dasarkan pada tabiat manusia.
Warna juga dapat menyampaikan kesan musim, seperti musim semi, musim
c. Daya tarik pada indera
Warna dapat menambahkan dimensi dan realism produk yang menampilkan
belu siap untuk disiapkan tanpa warna.
d. Daya tarik pada emosi
Warna dapat menyampaikan kesenangan dan untuk meningkatkan
penampilan, tetapi pemakaian, tetapi perlu yakin bahwa ini akan
meningkatkan penjualan.
Alasan utama menggunaan warna dalam promosi ialah untuk menarik
perhatian, jadi menolong menjual produk, jasa atau konsep bersangkutan.
2.14.2 Karakteristik Warna dan Makna Simbolik
Setiap warna memiliki karakteristik tertentu. Yang dimaksud dengan
karakteristik dalam hal ini adalah cirri-ciri atau sifat-sifat khas yang dimiliki oleh
suatu warna. Secara garis besarnya sifat khas yang dimiliki oleh warna ada dua
golongan besar, yaitu warna panas dan warna dingin. Di antara keduanya ada
yang disebut warna ‘intermediates; (darmaprawira, 2002:39)
Menurut (Prawira, 1989 : 50) setiap warna memiliki karakteristik tertentu
yang dimaksudkan dengan karakteristik dalam hal ini adalah cirri-ciri atau sifat
khas yang memiliki oleh suatu warna ada dua golongan besar yaitu : warna panas
dan warna dingin. Di antara keduanya ada yang disebut juga warna atara atau
intermediates. Kenapa warna-warna digolongkan menjadi dua golongan besar
tersebut, dua alas an yang didasarkan pada arti simboliknya, yaitu pertama karena
warna-warna yang termasuk golongan ini melingkupi mulai dari merah, jingga, kuning,
mungkin sampai kuning kehijauan, merah keunguan. Warna-warna langit,
gunung, dikehijauan atau warna air dingin pada umumnya membiru atau
menhijau.
Hideaki Chijiwa dalam bukanya “Color Harmony” membuat klasifikasi lain
dari warna-warna. Ia pun mengambil dasar dari karakteristiknya yaitu :
a. Warna hangat : merah, kuning, coklat, jingga. Dalam lingkraran warna
terutama warna-warna yang berbeda dari merah ke kuning.
b. Warna sejuk : dalam lingkaran warna terletak dari hijau ke ungu melalui
biru.
c. Warna tegas : warna biru, merah, kuning, putih, hitam.
d. Warna tua / berat : warna-warna yang mendekati warna putih.
e. Warna muda : warna-warna yang mendekati warna putih.
f. Warna tenggelam : semua warna yang diberi campuran kelabu.
Sumber : (Prawira. 1989 : 50)
2.15 Program media promosi The Louvre café
Sarana promosi/komunikasi visual yang pernah dilakukan oleh The Louvre
café yaitu :
a. Brosur
Brosur adalah materi promosi untuk meningkatkan corporate image atau
informasi produk lebih rinci, brosur terdiri dari dua lipat yang berisi tentang
Gambar 2.5 Brosur The Louvre café
Gambar 2.7 Brosur The Louvre café
b. Broadcast
Media broadcast yaitu media promosi yang dilakukan melalui hp Blackberry
memberi pesan dan dikirim kekontak kesemua konsumen yang pernah datang
ke The lovre café, dan untuk menginformasikan semua kegiatan event dan
discoun atau promo-promo yang di adakan setiap harinya akan berubah.
BAB III
METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA
Pada bab III ini akan dijelaskan metode yang digunakan dalam pengambilan
dan pengolahan data serta proses perancangan dalam pembuatan program promosi
The Louvre café.
3.1 Metodologi Penelitian
Perancangan ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif sebagai
prosedur penelitian. Hal ini karena penelitian membutuhkan informasi lebih
mendalam tentang The Louvre café Surabaya. Menurut bagdan dan taylor
(2004:4) metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku
yang dapat diamati. Penenlitian dilakukan untuk mendapatkan
informasi-informasi yang akurat langsung kepada narasumbernya. Penelitian ini dibatasi
oleh waktu dan aktifitas, sehingga mengharuskan penelitian mengumpulkan
informasi yang detail dengan menggunakan beragam prosedur pengumpulan data
selama periode waktu tertentu.
3.2Teknik Pengumpulan Data
Menurut Kriyantono (2006, 41) data dibedakan atas data primer dan data
skunder yaitu:
Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama atau
tangan pertama dilapangan. Sumber data ini bisa responden atau subjek riset, dari
hasil kuesioner, wawancara, observasi. Data primer didapat dari wawancara
dengan informan yaitu manajer atau pemilik dari The Louvre café yang
memahami seluk beluk The Louvre café beserta program promosi yang dilakukan
selama berdirinya The Louvre café dan tinjauan pustaka.
2. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber kedua atau
sumber sekunder dari data yang dibutuhkan, artinya data tersebut didapatkan dari
sumber-sumber lain yang mendukung. Pada perancangan ini, sumber-sumber data
skunder dperoleh dari buku-buku yang berkaitan dengan perancangan media
promosi The Louvre café, penelitian, artikel, yang didapat melalui website.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi,
dokumentasi dan studi pustaka.
a. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan informan dari manager, pemilik, karyawan
The Louvre café, serta beberapa nara sumber lainnya sebagai penunjang dan data
pendukung. Data yang diperoleh merupakan data kuantitatif dimana hanya
merupakan pendapat pribadi, opini dan pengalaman dari perorangan, serta tidak
bersifat ilmiah.
b. Studi Pustaka
Studi pustaka adalah kegiantan pengumpulan data dari berbagai refrensi dan
visual iklan yang akan ditampilkan. Berbagai macam literature pendukung berupa
artikel-artike. Berbagai macam buku tentang desain, buku media promosi.
c. Existing
Mendalami ide untuk konsep yang di wujudkan dalam bentuk karya di
Tugas Akhir ini, diperlukan kajian terhadap kompotitor dan akan menjadi acuan
perancangan Tugas Akhir ini.
d. Observasi
Observasi dilakukan dengan cara pengumpulan data berupa foto lokasi The
Louvre café Surabaya. Observasi ini penting untuk melihat lebih dalam tentang
karakteristik The Louvre café.
3.2.1 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data ini adalah melakukan pencarian dan pengaturan
transkripsi wawancara, catatan lapangan atau surve, dan materi-materi lain yang
telah dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman mengenai materi-materi
tersebut dan memungkinkan penyajian data yang sudah ditemukan.
Menurut Moleong (2006:288) menganalisis data dilakukan dengan beberapa
tahap, yakni reduksi, penyajian data, dan simpulan. Teknik reduksi merupakan
penyederhanaan jawaban-jawaban dari seluruh pertanyaan yang telah di ajukan
kepada pihak-pihak tertentu dalam teknik pengumpulan data, yang akan
difokuskan pada hal-hal yang berkaitan dengan potensi The Louvre cafe, jika
melebar maka hasil jawaban akan dibuang dan tidak digunakan. Kemudian
memiliki potensi khusus untuk dapat diangkat potensi tersebut. Setelah itu
simpulan yang berisi uraian singkat sesuai dengan hasil penyajian. Selanjutnya
setelah dilakukan hasil analisis data tersebut, maka dibuat perancangan branding
yang sesuai dengan kriteria konsep yang telah ditentukan.
3.2.2 Hasil dan Anlisis Data
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di The Louvre
café pada bulan 12 oktober 2012 kepada ibu Indah Puspita sebagai manager dan
pengelolah The Louvre café.
Hasil rangkuman wawancara :
1. Sejarah berdirinya café ini seperti apa?
Café ini dulunya sebelum dibawa naungan PT. FKMN ada pihak pertama.
Namun oleh pihak pertama café ini tidak ada perkembang, setelah itu café ini
dijual kepada keluarga FKMN. Setelah café ini di pihak atau tangan kedua,
penjualan cukup meningkat. Café ini berdiri sejak tahun 2009.
2. Louvre sendiri diambil dari nama apa?
Louvre diambil dari kata perancis yang artinya cahaya lampu, dimana
diperancis louvre adalah sebuah gedung museum, namun nama tersebut
dibuat sebuah nama untuk café atau tepet untuk nongkrong.
3. Siapa target market anda?
Eksekutif muda yang suka minum, nongkrong bergaul dengan teman-temanya
dan bersosialita.
Mengusung konsep western atau semi pap. Café ini menawarkan dekorasi
cafe dengan lampu yang berwarna warni dibar dan tembok-tembok, keunikan
café ini dengan diiringi alunan live DJ yang mampu member kenyamanan
bagi para pengunjung, ini yang membedakan lovre dengan café-café yang
lain, dimana café yang lain rata-rata menyajikan live music.
5. Menu utama café ini?
Minuman cocktail yang berbagai macam jenis dan berbagai macam
campuran, dimana café lain satu / dua campuran saja, namun louvre bisa
member campuran lebih, dengan kadar alcohol rendah. Waitress sering
menciptakan minuman-minuman dengan ide-ide yang baru. Dari makanan
menu utama /ciri khas louvre yaitu bebek sambel ijo.
6. Keutamaan apa yang diberikan The Louvre café untuk meningkatkan
konsumen?
The Louvfe café ini merupakan café modern yang mengutamakan pelayanan,
keramahan dengan salam yang disertai senyuman hangat kepada konsumen
agar konsumen betah untuk dating dan membeli produk yang ditawarkan.
Dari pintu masuk langsung ada satpam yang siap menyambut dan
membukakan pintu, dan waitress selalu menyambut tamu dengan salam
setiap kepada tamu yang datang dengan salam Louvre malam.
7. Bagaimana strategi komunikasi pemasaran produk anda?
Melalui BBM atau Broadcast ke customers dan mulut ke mulut kepada
menyediakan marketing/host untuk mencari kostamer/memberi info melalui
bbm dengan broadcat.
8. Bagaimana caranya agar café ini tetap digemari targetnya?
Dengan memberi paketan minuman yang murah, dan disetiap hari-hari
tertentu selalu meberi potongan harga/ diskon, kadang juga member
machandise unik untuk menarik pengunjung.
9. The Louvre café menempatkan diri sebagai café seperti apa?
Louvre café ini menjadikan “house of beer” yang satu-satunya disurabaya.
Dan member harga terjangkau dari café-café lain.
3.3Studi Eksisting
Analisa studi eksisting dalam perancangan ini mengacu pada observasi yang
telah dilakukan terhadap objek yang diteliti, media promosi terdahulu, serta
kompetitornya.
Studi eksisting yang didapatkan dari observasi berupa dat-data tertulis
maupun observasi yang dilakukan. Dari observasi yang dilakukan, didapatkan
brosur maupun broadcast bbm dari pihak The Louvre café. kemudian untuk studi
eksisiting kompotitor, didapatkan dari data berupa file dan artikel-artikel sebagai
pendukung analisis yang berada di lapangan.
Media promosi yang pernah dibuat oleh The Louvre café berupa beberapa
brosur yang berisikan informasi promo dengan syarat dan ketentuan berlaku,
selebaran/Flayer yang berisi promo, discount, jadwal event dan lain sebagainya.
3.3, 3.4. Kekurangan dalam brosur The Louvre café ini adalah desain pada brosur
tersebut kurang mernarik dilihanya, dan tidak ada suasana kafenya.
Gambar 3.1 Brosur The Louvre café
Gambar 3.3 Flyer The Louvre café
Gambar 3.4 Broadcast bbm
a. Keunggulan Brosur The Louvre cafe
Brosur pada The Louvre café ini berisi informasi tentang new open atau
pembukaan kafe baru, paket untuk birthday party, diskount, dan event. Sehingga
masyarakat akan mengetahui apa aja yang diselenggarakan atau yang ditawarkan
oleh The Louvre café yang serta dilengkapi dengan promo diskon hanya dengan
b. Kelemahan Brosur The Louvre café
Brosur ini membuat segala sesuatu tentang event, paket promo, diskon,
sehingga kurang fokus tentang apa yang ingin ditonjolkan. Selain itu banyak
berisi tulisan, gambar-gambar orang yang ditampilkan masih kurang, sehingga
kurang menarik minat masyarakat untuk melihanya dan secara keseluruhan
desainnya terlalu sederhana dan belum dapat mencerminkan image sebuah tempat
nongkrong yang enjoy dan menyenangkan.
Kurangnya penyebaran promosi secara maksimal ke kawasan yang
berpotensi menarik minat pelanggan masih dirasa kurang efektif namun brosur ini
cukup untuk berpromosi. Jika brour ini berisi informasi yang menjual, maka bisa
menjadi satu media promosi yang efektif dan dapat digunakan sebagai
pengunjung untuk menarik minat pelanggan yang ingin merasakan suasana kafe
yang menyenangkan berasal dari surabaya.
3.4 STP
A. Segmentasi dan targeting
1) Demografis
• Usia : Dewasa dini/remaja 25-40 tahun
• Jenis kelamin : Pria dan wanita
• Profesi :Mahasiswa, pegawai negeri/swasta, pekerja
(Eksekutif muda)
2) Geografis
• Wilayah : Surabaya
• Ukuran kota : Perkotaan
3) Psikografi
• Gaya hidup : Target The Louvre café yaitu orang-orang socialite, suka
bergaul, keramaian dan kumpul-kumpul bersama teman.
• Kepribadian : Ingin tampil menarik, suka hal baru, pergaulan terbatas
dengan kelompoknya, meningkatkan daya tarik, perubahan penampilan.
4) Behaviour
• Sikap terhadap produk :
- Berjejaring luas
- Peminum
- Berjiwa muda
B. Positioning
Dalam hal ini The Louvre café menempatkan diri sebagai “House of
beer” satu-satunya café di Surabaya dan memberi harga sangat
terjangkau.
3.4.1 Analisis STP
Untuk mencapai sasaran yang tepat, diperlukan perhitungan terhadap
audience melalui aspek geogreafis, demografis dan psikografis.
Secara geografis target audience yang ditentukan adalah masyarakat yang
tinggal di kota Surabaya maupun sedang mengunjungi kota surabaya yang ingin
nongkrong kekafe.
2. Demografis
Secara demografis target audiens dapat dijabarkan sebagai berikut :
Jenis kelamin : Pria dan wanita
Usia : Remaja/dewasa dini (25-40tahun)
Pendidikan : Perguruan tinggi
Kelas : Menegah
Pekerjaan : Mahasiswa, pegawai negeri/swasta, eksekut muda
Target audiens yang dipilih ini berdasarkan pernyataan bahwa eksekutif
muda saat ini mempunyai karakter yang energik, mudah bergaul dan memiliki
keinginan untuk berkembang. Para eksekutif muda juga memiliki pengalanan
kerja yang luas dan berkeahlian tinggi dalam bidangnya (kasali, Rhenald, 1994,
69). Dengan diperolehnya hasil STP target eksekutif muda dengan kelas
menengah, maka tidaklah susah untuk menyampaikan informasi melalui media
sosial yaitu website.
3.4.1 Analisis Kompotitor
Studi kompotitor menjelaskan kemiripan produk yang di angkat. Untuk
kompetitor The Louvre café Surabaya yang memiliki bisnis kafe yang berkonsep
Masing-masing dari para competitor The Louvre café Surabaya memiliki pemosisian
produk yang sama dengan konep yang hampir sama.
1. Nen’s coorner Surabaya
Suasana western bar terasa saat berada di nens corner, desain ruangan
mengadopsi konsep minimalis namun tetap menampilkan nuansa elegan.
Ornament bergaya barat tampak disekeliling kafe, sepanjang likisan dan asisoris
ala koboi Nampak saat masuk dilantai satu. “kami sengaja membuat nens corner
senyaman rumah sendiri. Naik ke lantai anda bisa menjumpai lantai mezzanine
yang nyaman, kesanyang lebih pribadi segerabenak pengunjung sebab layout seat
disusun sedemikian rupa untuk menjaga feel comfort. Nens corner, sebuah café
dijalan Indragiri Surabaya. Café dan resto ini buka sejak pukul 18.00 WIB. Disini,
pengunjung tak hanya menikmati hidangan nikmat sambil ngobrol namun lebih
dari iru, para pecinta “tongkrongan” bisa bersantai sambil menikmati live music.
Loung berkapasitas 150 (seat) dan 200 (standing) ini memiliki crowd yang berada,
dibawa. Pengunjungumumnya keluarga yang ingin menikmati sajian kuliner khas.
Sementara, dilantai dua para remaja disugui hentaknya music RnB, Hip hop, Pop
Rock, hingga parade DJ. Menu kuliner yang disajikan adalah menu Indonesia, dan
berat lainnya, disajikan dengan suasana yang artistic dan modern. Menu favorit
Nens Corner iga bakar, nasi goring, steak hingga makanan tradisional seperti sup
buntut. Ada juga sandwich yang dipotong kecil-kecil dan juga terdapat French
fries dan onion ring disajikan bersama pasta. Untuk minuman, tersedia aneka
a. Peluang Nen’s corner Surabaya
Peluang kafe Nen’s corner ini masih terbuka lebar secara histori maupun
geografis, karena kafe ini selalu memberi hal-hal baru di saat event-event tertentu.
Tetapi, yang menjadi ancaman bagi Nen’s coorner sendiri yaitu memberi harga
minum dan makanan 2x lipat dari harga sebenarnya. Tempat ini yang lebih
diminati oleh orang-orang kalangan atas.
b. Media promosi yang pernah dilakukan oleh Nen’s corner
Gamabar 3.6 flayer Nen’s corner
2. Eclectic Pub & Loung Surabaya
Eclectic Pub n Loung merupakan gabungan dari 2 unsur yang berbeda
dengan menjadikan bar sebagai pusat dari area pub n longe ini gaya tradisional
Irish restaurant terwakili melalui dekorasi kayu yang hangat untuk pubnya,
kemudian ekslusif, mempesona dan bergaya modern untuk longenya. Menempati
lokasi strategis ditempat yang paling trendy di Surabaya “Townsquare Surabaya –
Sutos ECLECTIC menyajikan menu American style berkualitas, ditambah dengan
berbagai macam beer premium yang disajikan dari satu-satunya “Zero Draft
marchine” di Surabaya.grills menu diterrace area, juga berbagai macam pilihan
wine, cocktail dan premium coffee. Dengan kapasitas 85 tempat duduk di dalam,
dan 25 di terrace area, ELECTIC hadir lengkap dengan sajian live music acoustic,
memainkan music 80-90, dan mambo jumbo DJ pada week end. Di ECLECTIC
dengan nuansa khusus dan mempesona, dimana pengunjung bisa bersantai dan
berbincang-bincang dengan menikmati live music. Ditambah dengan hidangan
makanan dan minma disajikan dengan pelayanan yang ramah oleh bartender dan
server menjadikan ECLECTIC sebagai tempat yang nyaman dengan membuat
orang serasa dirumah sendiri.
a. Peluang Eclectic Pub & Loung
Peluang yang di miliki Eclectic Pu & Loung ini sangat tinggi sekali, karena dari
segi tempat kafe ini sangat terjangkau, tempatnya di keramaian dan banyak
dikunjungi orang0orang yang suka hang out. Tidak hanya itu, Eclectic ini dari
segi konsep mulai dari interior sampai minumanya banyak d sukai
pengunjungnya.
b. Media Promosi yang pernah dilakukan Eclectic Pub & Loung
3.4.3 Keyword
Untuk pemilihan kata kunci atau keyword dari pemilihan judul Perancangan
“Media Promosi The Louvre café Sebagai Upaya Meningkatkan Brand
Awareness”, maka untuk mendukung pemecahan akan permasalahan di perlukan
data-data yang terdapat di lapangan yang menjadi latar belakang permasalahan
tersebut. Dengan menggunakan dasar acuan terhadap analisis data yang sudah
dilakukan. Penentuan keyword diambil berdasarkan data yang sudah terkumpul
dari hasil observasi dan wawancara, hasil STP.
Dari hasil observasi dan wawancara di dapatkan beberapa kata kunci, yaitu
Kafe, tempat nongkrong, tempat santai, tempat minum, konsep Western, elegant,
modernt, bright full, hemat, ekonomis, kompotitif, color full, Murah, Get More
Friend. Kemudian dari hasil analisis STP di dapat kata kunci Eksekutif muda,
Gambar 3.8 Bagan Keyword
Dari hasil analisis keyword di atas dapat di temukan kata kunci yaitu tempat
nongkrong, bergaul, color full,get more friend. Dari ke empat kata kunci tersebut
kemudian di kerucutkan kembali inti definisinya, sehingga dapat di temukan satu
kata kunci inti yang menjadi konsep dari Perancangan Media Promosi The Louvre
3.4.4 Ulasan Keyword
Dari hasil analisis keyword, pemilik The Louvre café, dosen pembimbing,
dan teman-teman desain lainya, di dapat finali keyword, maka konsep dari
perancangan ini adalah “Enjoy”. merupakan café yang berkualitas dan memiliki
keunggulan yang menempatkan diri sebagai café house of beer satu-satunya di
Surabaya, dengan harga yang kompotitif, mempunyai fasilitas yang cukup
lengkap, memberi kenyamanan untuk pelanggan yang datang dan mengusung
konsep barnya yaitu western. Pada perancangan keyword ini sudah diperoleh
berdasarkan data yang sudah terkumpul dari hasil observasi dan wawancara, hasil
analisis STP.
Dari hasil observasi, wawancara dan STP dapat beberapa kata kunci yaitu
kafe, target eksekutif muda, harga kompotitif, mengusung konsep western.
Setelah itu di cari arti dari kata-kata tersebut melalui KBBI dan di analisis
satu-persatu yaitu kafe adalah tempat nongkrong, tempat santai dan tempat minum.
eksekutif muda energik, suka bergaul dan pemikirannya berkembang. Konsep
western modern, elegan dan bright full. Sedangkan dari segi harga murah di
jabarkan ada ekonomis, hemat dan kompotitif. Setelah di cari artinya di dapatkan
inti dari kata-kata tersebut yaitu tempat nongkrong, bergaul, colour full, dan get
more friends.
Dari hasil analisis tersebut maka disimpulkan konsep/keyword yaitu
“Enjoy”, yang artinya santai, dimana eksekutif muda yang sibuk dengan kegiatan
kerjanya dan membutuhkan hiburan di waktu senggang untuk melepas kepenatan
“Enjoy” yang akan di aplikasikan di perancangan media promosi. Menurut
(Sudayat 2012) Promosi merupakan kegiatan terpenting yang berperan aktif dalam
memperkenalkan, memberitahukan dan meningkatkan kembali manfaat suatu
produk agar mendorong konsumen untuk membeli produk yang di promosikan.
3.5 Metode Perancangan Karya
3.5.1 Konsep Perancangan
Gambar 3.9 Alur Konsep Perancangan Latar Belakang Masalah
Rumusan Masalah
Observasi Wawancara Dokumentasi Kepustakaan
DATA stiker, vocher, asbak).