• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Perancangan Media Promosi The Louvre Café sebagai Upaya Meningkatkan Brand Awareness.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Perancangan Media Promosi The Louvre Café sebagai Upaya Meningkatkan Brand Awareness."

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN BRAND AWARENESS

TUGAS AKHIR

Nama : DWI AYU RAKHMAWATI

NIM : 09.42010.0010

Progam : S1 (Strata Satu)

Program Studi : Desain Komunikasi Visual

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER

SURABAYA

(2)

ABSTRAK

PERANCANGAN MEDIAAPROMOSI

THE LOUVRE CAFÉ SEBAGAI UPAYA

MENINGKATKAN BRAND AWARENESS

Dwi Ayu Rakhmawati1

(Achmad Yanu Alif Fianto, S.T., MBA. Pembimbing I, Sutikno, S.Kom

Pembimbing II)

1

Program Studi S1 Desain Komunikasi Visual, STIKOM

Pengantar tugas akhir ini yang berjudul Perancangan Media Promosi The Louvre

Café Sebagai Upaya Meningkatkan Brand Awareness melalui media promosi yang

efektif dengan media komunikasi yang tepat dan sesuai dengan target konsumen serta

target market The Louvre café. Tidak adanya media promosi dalam perusahaan

menyebabakan kurangnya awareness dikalangan masyarakat. Perancangan ini

memberikan suatu konsep promosi dan sesuai dengan positioning The Louvre café

yang menempatkan dirinya sebagai house of beer satu-satunya di Surabaya yang

termurah. Media yang utama yang digunakan yaitu website, sebagai media informasi

terbanyak tentang The Louvre café. untuk media pendukung lainnya x-banner, iklan

radio, iklan Koran, iklan majalah, merchandise, leaflet, seragam. Hasil perancangan

ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam merancang media promosi yang

sesuai dengan konsep The Louvre café serta meningkatkan brand awareness.

Keyword : Perancangan, Promosi, Brand Awareness

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Batasan Masalah ... 4

1.4 Tujuan ... 4

1.5 Manfaat Perancangan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 The Louvre café ... 6

2.2 Perancangan ... 7

2.3 Pengertian kafe………...7

2.4 Promosi………8

2.5 Brand Awareness ... 11

2.51 Membangan Brand awareness……...……….13

2.6 Bauran Pemasaran (marketing mix) ... 14

2.7 Segmentasi Pasar ... 15

2.8 Unique selling proposition (USP) ... 17

(4)

2.14 Pengertian warna………..…………30

2.14.1 penerapan warna dalam media………...…………...……..31

2.14.2 Karakteristik warna dan makna simbolik………32

2.15 Program media promosi TheLouvre café……….33

BAB III METODE & PERANCANGAN KARYA ... 36

3.1 Metode Penelitian ... 36

3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 38

3.3.1 Teknik Pengambilan Data... 39

3.3.2 Hasil dan Analisis data ... 39

3.3 Studi Eksisting ... 41

3.4 STP ... 44

3.4.1 Analisis STP ... 45

3.4.2 Analisis Kompotitor... 46

3.4.3 Keyword ... 51

3.4.4 Ulasan Keyword ... 53

3.5 Metode Perancangan Karya ... 54

3.5.1 Konsep Perancangan ... 54

3.5.2 Konsep Kreatif ... 55

3.5.3 Strategi Komunikasi ... 58

3.5.4 Program kreatif ... 58

3.6 Perancangan Media ... 60

3.6.1 Tujuan Media………...60

3.6.2 Strategi Media ... 60

3.7 Perancangan Karya………..63

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA ... 78

4.1 Implementasi Desain ... 78

4.2 Implementasi Desain Publikasi ... 78

(5)

BAB V PENUTUP ... 94

5.1 Kesimpulan ... 94

5.2 Saran ... 96

DAFTAR PUSTAKA ... 96

BIODATA PENULIS ... 99

LAMPIRAN ... 100

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Piramida Brand Awareness (Rungkuti, 2004) ... 1

Gambar 2.2 Font Serif (www.ahlidesain.com, 2013)... 29

Gambar 2.3 FontSans Serif (www.ahlidesain.com, 2013) ... 29

Gambar 2.4 Script (www.ahlidesain.com, 2013) ... 30

Gambar 2.5 Brosur The Louvre cafe ... 34

Gambar 3.7 Brosur Eclectic Pub & Loung... 51

Gambar 3.8 Bagan Keyword ... 53

Gambar 3.9 Alur Konsep Perancangan ... 55

Gambar 3.10 Warna yang dipilih identitas kafe ... 59

Gambar 3.11 Sketsa Alternatif Flyer. ... 66

Gambar 3.12 Sketsa Terpilih ... 66

Gambar 3.13 Sketsa Alternatif Website ... 67

Gambar 3.14 Sketsa Terpilih ... 68

Gambar 3.15 Sketsa Alternatif Iklan Majalah ... 69

Gambar 3.16 Sketsa Terpilih ... 70

Gambar 3.17 Sketsa Alternatif Ilkan Koran ... 71

Gambar 3.18 Sketsa Terpilih ... 71

Gambar 3.19 Sketsa Alternatif Kartu Nama ... 72

Gambar 3.20 Sketsa Terpilih ... 73

(7)

Gambar 3.21 Sketsa Alternatif Voucher ... 73

Gambar 3.22 Sketsa Terpilih. ... 74

Gambar 3.23 Sketsa Alternatif stiker ... 74

Gambar 3.24 Sketsa Terpilih ... 75

Gambar 3.25 Sketsa Alternatif asbak ... 75

Gambar 3.26 Sketsa Terpilih ... 76

Gambar 3.27 Sketsa Alternatif gelas ... 76

Gambar 3.28 Sketsa Terpilih ... 77

Gambar 3.29 Sketsa Alternatif tataan gelas ... 77

Gambar 3.30 Sketsa Terpilih ... 78

Gambar 4.1 Implementasai desain website (home & about us) ... 83

Gambar 4.2 Implementasai desain website (entertaiment & event) ... 84

Gambar 4.3 Implementasai desain website (countac us) ... 85

Gambar 4.4 Implementasai desain iklan majalah ... 87

Gambar 4.5 Ilustrasi penempatan iklan majalah ... 87

Gambar 4.6 Implementasai desain iklan koran ... 88

Gambar 4.7 Ilustrasi penempatan iklan koran ... 88

Gambar 4.8 Implementasai desain asbak ... 89

Gambar 4.9 Implementasai desain tataan gelas ... 90

Gambar 4.10 Implementasai desain voucher ... 90

Gambar 4.11 Implementasai desain gelas ... 91

Gambar 4.12 Implementasai desain stiker ... 92

Gambar 4.13 Implementasai desain flayer ... 93

Gambar 4.14 Implementasai desain kartu nama ... 107

(8)

1.1 Latar Belakang Masalah

Di era teknologi informasi yang saedang berkembang saat ini, bisnis kafe

dan resto di kota Surabaya ini masih sangat menjanjikan, menurut ketua Asosiasi

Pengusaha kafe dan resto Indonesia (Apkrindo) jatim, Tjahjono Haryono

mengatakan bahwa tahun ini omset bisnis kafe dan resto masih sangat prospektif.

Meski ada beberapa kafe dan dan resto besar separti Toni Jack’s yang tutup, tapi

secara umum bisnis ini masih berkembang baik.

Kafe merupakan tempat untuk makan, minum dan nongkrong dengan

suasana yang santai. Kafe berbeda dengan restaurant karena penyajian suasana

dan juga biasanya disertai dengan music secara live maupun tidak. Hal tersebut

membuat kafe digandrungi oleh banyak masyarakat baik itu remaja, pemuda dan

eksekutif muda. Di Surabaya sendiri kafe menjadi jujungan bagi banyak orang

yang ingin bersantai sejenak melepas penat ataupun berkumpul bersama teman /

relasi untuk sekedar makan ataupun minum. Salah satunya kafe tersebut adalah

The Louvre café.

Hal yang sama dilakukan oleh The Louvre café yang berada di Puncak

Permai Apartement Shop House A110 Jalan Raya Darmo Permai III Surabaya

Barat dan berdiri sejak tahun 2009. Awal mula kafe ini hanya café biasa yang

belum dikenal banyak orang, setelah berganti pemilik yang dibawa naungan PT.

(9)

dari kata perancis yang artinya adalah cahaya kota. Louvre adalah nama sebuah

gedung museum di perancis, namun disurabaya dijadikan sebuah kafe yang

bernama The Louvre café. Dilihat dari namanya saja orang mengira kafe tersebut

mempunyai suasana romantic, namun kafe ini berkonsep semi pap dan

mengusung konsep western yang berkiblat ke barat, dengan penataan lampu yang

warna warni yang digantung di atas, menambah menarik suasana. Beda dengan

kafe-kafe lain. Louvre mempunyai ke unikan yaitu menyuguhkan kenyamanan

bagi para pengunjung dengan alunan live DJ. Tidak hanya itu, Louvre

menempatkan dirinya sebagai cafe House Of Beer satu-satunya di Surabaya yang

tentu saja bertujuan untuk dapat menarik target konsumen yaitu eksekutif muda.

Tidak lupa makanan dan minuman lainya yaitu dari makanannya yang di sajikan

bebek goring sambel ijo, chiken wing dan French fries. Minuman lain yang di

sajikan terdiri macam-macam coktil dan moctail.

Kesuksesan The Louvre café seiring berjalanya waktu, lambat laun mulai

redup. Kafe ini mulai sepi pengunjung diawali pada awal tahun 2012 lalu, dan

berlangsung saat ini. Bila duhulunya setiap hari kafe ini selalu ramai dengan

pengunjung. Dengan berkembangnya bisnis kafe-kafe bermunculan yang gencar

melakukan promosi dan pemasaran, namun tidak dengan The Louvre café. tidak

adanya promosi yang membuat kafe ini redup. Sesuai data penjualan 1 tahun

terakhir hanya mencapai rata-rata 60jt perbulan, sebelumya omset yang di dapat

rata-rata 95-100jt perbulan. Mengingat semakin ketatnya persaingan dalam bisnis

kafe maka di perlukan adanya media promosi yang efektif guna meningkatkan

(10)

menyebabkan rendahnya brand awareness. Para pengusaha café ini saling

bersaing dalam menarik perhatian konsumen, Agar mendapat konsumen sebanyak

mungkin misalnya dengan cara mengenalkan produk yang ditawarkan. Hal ini

yang mendasari perancangan media promosi The Louvre café untuk

meningkatkan brand awareness.

Brand awareness menurut Aaker, (1991:61) adalah kemampuan dari

seseorang yang merupakan calon pembeli (potential buyer) untuk mengenali

(recognize) atau menyebutkan kembali (recall) suatu merek merupakan bagian

dari suatu kategori produk. Bisa dikatakan, brand awareness menjadi salah satu

faktor penting yang dibutuhkan para pelaku usaha untuk memperkuat brand

produknya. Sebab, tak bisa dipungkiri bila semakin banyak konsumen yang

mengingat brand produk, maka semakin besar pula intensitas pembelian yang

akan mereka lakukan. Untuk meningkatkan brand awareness perusahaan

membutuhkan sebuah promosi yang benar dan terencana dengan tujuan

mengenalkan The Louvre café kepada masyarakat.

Program promosi terhadap sebuah produk dapat mempengaruhi konsumen

dalam penilaian terhadap produk tersebut. Menurut (Kotler dan Amstrong,

2001:68) promosi adalah aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk

dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya. Promosi sangatlah penting

untuk penjualan produk perusahaan. Jika dilihat dari kemampuan The Louvre café

ini sangat memiliki peluang untuk bersaing dengan café lainnya. Oleh karena itu

(11)

sebagai upaya meningkatkan brand awareness yang optimal, ssehingga bisa

mewejutkan peluang tersebut.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas telah diuraikan, yang menjadi rumusan

masalah dalam perancangan ini adalah : bagaimana merancang media promosi

The Louvre cafe sebagai upaya meningkatkan brand awareness?

1.3 Batasan Masalah

Dari permasalahan yang dirumuskan di atas maka batasan dari

permasalahan yang digunakan dalam perancangan ini adalah :

1. Perancangan media promosi ditujukan untuk meningkatkan brand awareness The

Louvre café Surabaya.

2. Perancangan media promosi The Louvre café dititik beratkan pada media online

khususnya website, selain itu dirancang media pendukung lainnya seperti iklan

majalah, iklan Koran, iklan radio, flyer, kartu nama, merchandise.

1.4 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai pada Tugas Akhir ini adalah merancang media

(12)

1.5 Manfaat Perancangan

Manfaat yang diharapkan dari dilakukannya perancangan media promosi

The Louvre café ini adalah sebagai berikut :

a. Manfaat secara teoritis

Dapat memberikan masukan kepada manajemen The Louvre café dalam hal

media promosi, khususnya melalui stategi visual.

b. Manfaat praktis

Dapat memperkaya konsep atau teori yang mendukung perkembangan ilmu

pengetahuan desain komunikasi visual, khususnya yang terkait dengan

(13)

kajiannya akan dipaparkan beberapa fakta, konsep, prosedur, maupun teori-teori

yang terkait dengan perancangan.

2.1Kondisi saat ini (The Louvre café)

Kata Louvre berasal dari kata Prancis yang artinya Cahaya Lampu. Di

Prancis Louvre adalah sebagai tempat musium, namun di Surabaya dijadikan

sebagai nama kafe. The Louvre café didirikan pada tahun 2009 di bawa naungan

PT FKMN (Fajar Karya Mandiri Nasional). Dilihat dari namanya saja orang

mengira kafe tersebut mempunyai suasana romantic, namun kafe ini berkonsep

semi pap dan mengusung konsep western yang berkiblat ke barat, dengan

penataan lampu yang warna warni yang digantung di atas, menambah menarik

suasana. Beda dengan kafe-kafe lain. Louvre mempunyai ke unikan yaitu

menyuguhkan kenyamanan bagi para pengunjung dengan alunan live DJ. Tidak

hanya itu, Louvre menempatkan dirinya sebagai cafe House Of Beer satu-satunya

di Surabaya yang tentu saja bertujuan untuk dapat menarik target konsumen yaitu

eksekutif muda. Tidak lupa makanan dan minuman lainya yaitu dari makanannya

yang di sajikan bebek goring sambel ijo, chiken wing dan French fries. Minuman

lain yang di sajikan terdiri macam-macam coktil dan moctail.

Kesuksesan The Louvre café seiring berjalanya waktu, lambat laun mulai

(14)

berlangsung saat ini. Bila duhulunya setiap hari kafe ini selalu ramai dengan

pengunjung. Dengan berkembangnya bisnis kafe-kafe bermunculan yang gencar

melakukan promosi dan pemasaran, namun tidak dengan The Louvre café. tidak

adanya promosi yang efektif membuat kafe ini redup. Sesuai data penjualan 1

tahun terakhir hanya mencapai rata-rata 60jt perbulan, sebelumya omset yang di

dapat rata-rata 95-100jt perbulan. Mengingat semakin ketatnya persaingan dalam

bisnis kafe maka di perlukan adanya media promosi yang efektif guna

meningkatkan penjualan. Kurangnya media promosi yang dilakukan The Louvre

café menyebabkan rendahnya brand awareness.

2.2 Perancangan

Perancangan merupakan keseluruhan proses pemikiran dan penentu secara

matang dari pada hal-hal yang akan dikerjakan, atau dapat di artikan sebagai

proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan. menyusun

perancangan perlu memperhatikan yang berhubungan dengan adanya kegiatan,

proses yang sistematis, hasil dan tujuan tertentu. Perancangan adalah proses untuk

menentukan kemana harus melangkah dan mengidentifikasi berbagai persyaratan

yang dibutuhkan dengan cara efektif dan efisien.

2.3 Pengertian Kafe

Kafe berasal dari bahasa perancis yaitu café, yang mempunyai arti

sebetulnya (minuman) kopi. Kafe merupakan suatu tipe restoran yang biasanya

(15)

makanan berat namun lebih berfokus pada menu makanan ringan seperti kue, roti,

dan sup. Untuk minuman biasanya disajikan the, kopi, juice, serta susu cokela,

serta minuman yang semacam coktil. Kafe pertama kali muncul dibarat. Istilah

kafe paling umum dijumpai di Negara Perancis yang kemudian diadopsi oleh

kota-kota di inggris pada akhir abad ke-19. Istilah kafe (café) berasal dari kata

coffe yang berarti kopi. Kafe merupakantempat yang cocok untuk bersantai,

melepas kepenatan, serta bertemu dengan kerabat.

Di Indonesia, café berarti semacam tempat sederhana, tetapi cukup

menarik seseorang bisa makan makanan ringan. Café bukanlah tempat yang baru,

karena dalam perkembangannya café yang dulu dianggap sebagai tempat

tongkrongan mewah yang hanya dikunjungi oleh eksekutif muda dan masyarakat

menengah ke atas yang membutuhkan tempat untuk melepas penat sepulang

kantor. Sekarang fenomena tesebut lambat laut bergeser menjadi suatu kebiasaan

bagi kaum muda dikota-kota besar dan memiliki pangsa pasar untuk kelas

menengah kebawah. Dengan kemunculaln café-café ini, kegiatan mengopi bukan

lagi sekedar menikmati secangkrir kopi. Ada konstruksi social yang terbentuk

dibelakangnya yaitu kecendrungan seseorang untuk bergaul dengan kelompok

sosialnya.

2.4 Promosi

Promosi merupakan bagian dari rangkaian kegiatan pemasaran suatu barang.

Promosi adalah suatu kegiatan bidang marketing yang merupakan komunikasi

(16)

pemberitaan, membujuk, dan mempengaruhi segala sesuatu mengenai barang

maupun jasa yang dihasilkan untuk konsumen, segala kegiatan itu bertujuan untuk

meningkatkan volumen penjualan dengan menarik minat konsumen dalam

mengambil keputusan membeli di perusahaan tersebut. Untuk memperjelas

tentang pengertian promosi, berikut ini beberapa definisi tentang promosi.

Menurut Kolter (2002:41) menyatakan bahwa promosi adalah berbagai kegiatan

yang dilakukan oleh perusahaan yang menonjolkan keistimewaan-keistimewaan

produknya yang membujuk konsumen sasaranya agar membelinya.

Sedangkan menurut Tjiptono(2000:219) pada hakikatnya promosi adalah

suatu bentuk komunikasi pemasaran. Dengan komunikasi pemasaran adalah

aktivitas pemasaran yang berusaha penyebaran informasi,

mempengaruhi/membujuk, dan meningkatkan pasar sasaran atas perusahaan dan

produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang

ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.

1. Tujuan Promosi

Tujuan promosi untuk mempengaruhi suatu konsumen dalam mengambil

keputusan untuk meningkatkan volume penjualan. Dalam promosi kita tidak

hanya sekedar melakukan komunikasi atau menyampaikan informasi, tetapi juga

meningkatkan komunikasi yang mampu menciptakan suasanan/keadaan dimana

para pelanggan bersedia memilih dan memiliki produk. Dengan demikian promosi

yang diharapkan dapat tercapai.

Tujuan promosi menurut Tjiptono (2000:222) sebagai berikut :

(17)

• Memperkenalkan dan memberikan pemahaman tentang suatu produk kepada

konsumen (brand awareness)

• Mendorong pemilihan terhadap suatu produk (brand attitude)

• Membujuk pelanggan untuk membeli suatu produk (brand purchase intention)

• Mengimbangi kelemahan unsure bauran pemasaran lain (purchase facilitation)

• Menanamkan produk dan perusahaan (positioning)

Jenis – jenis promosi yang sering digunakan menurut Tjiptono (2000:222)

yaitu:

Personal selling

Mass selling

Sales promotion

Public relation

Kutipan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Penjualan pribadi (personal seling)

Personal seling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan

calon penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada

calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk

sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya.

b. Mass selling

Mass selling merupakan pendekantan yang menggunakan media komunikasi

untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai dalam satu waktu. Metode

(18)

lebih murah untuk menyampaikan informasi ke khalayak (pasar sasaran) yang

jumlahnya sangat banyak dan tersebar luas.

c. Sales promotion

Sales promotion adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan

berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan

segera dan meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan. Tujuan dari sales

promotion sangat beraneka ragam.

d. Public relation

Beberapa pakar PR telah banyak mendefinisikan secara ilmiah mengenai

definisi dari PR, seperti yang dikemukakan oleh The British Institute of Public

Relations (dalam Jefkins, 2004:9), berbunyi: keseluruhan upaya yang

dilangsungkan secara terencana danberkesinambungan dalam rangka menciptakan

dan memelihara niat baik dansaling pengertian antara suatu organisasi dan

segenap khalayak.

2.5 Brand Awareness

Brand awareness merupakan kesanggupan seorang calon pembeli untuk

mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori

produk tertentu (Durianto, 2001). Bagian dari suatu kategori produk perlu

ditekankan karena terdapat suatu hubungan yang kuat antara kategori produk

dengan merek yang dilibatkan. Brand awareness membutuhkan jangkauan

(19)

sebelumnya, sehingga konsumen yakin bahwa produk merupakan satu-satunya

merek dalam satu kelompok produk.

Definisi lain mengenai brand awareness adalah kesanggupan seorang calon

pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan

bagian dari kategori produk tertentu (Aaker, 1997). Brand awareness memiliki

beberapa tingkatan yang dapat digambarkan sebagai suatu piramida seperti pada

gambar 2.11

Gambar 2.1 Piramida Brand Awareness (Rungkuti, 2004)

Definisi-definisi para ahli mengenai brand awareness dapat ditarik

simpulan bahwa brand awareness merupakan tujuan umum komunikasi

pemasaran, dengan adanya brand awareness yang tinggi maka diharapkan

kapanpun kebutuhan kategori muncul maka merek tersebut akan dimunculkan

kembali dari ingatan yang selanjutnya dijadikan pertimbangan berbagai alternatif

dalam pengambilan keputusan. Brand awareness menunjukkan pengetahuan

(20)

2.5.1 Membangun Brand Awareness

Biasanya merek-merek yang disimpan dalam benak konsumen adalah

merek-merek yang disukai dan dibenci (Durianto, 2001). Selanjutnya Durianto

menyatakan bahwa brand awareness dapat dibangun dan diperbaiki melalui

cara-cara berikut:

1. Pesan yang disampaikan oleh suatu merek harus mudah diingat oleh konsumen.

2. Pesan yang disampaikan harus berbeda dengan produk lainnya serta harus ada

hubungan antara merek dengan kategori produknya.

3. Memakai tagline atau slogan maupun jingle lagu yang menarik sehingga

membantu konsumen mengingat merek.

4. Jika suatu merek memiliki simbol, hendaknya simbol tersebut dapat dihubungkan

dengan merek tersebut.

5. Perluasan nama merek dapat dipakai agar merek semakin diingat konsumen.

6. Brand awareness dapat diperkuat dengan memakai suatu isyarat yang sesuai

dengan kategori produk, merek, maupun keduanya.

7. Melakukan pengulangan untuk meningkatkan pengingatan, karena membentuk

ingatan adalah lebih sulit dibanding membentuk pengenalan.

Dengan demikian, disimpulkan bahwa brand awareness memiliki empat

peranan utama yaitu menjadi sumber asosiasi lain, menimbulkan rasa suka atau

familier, sumber komitmen terhadap merek, dan menjadi bahan pertimbangan

untuk menggunakan merek. Empat peranan inilah yang harus dikomunikasikan

(21)

2.6 Bauran Pemasaran (marketing mix)

Bauran pemasaran (marketing mix) memadukan pandangan dari konsumen

engan pemikiran perusahaan. Cara tersebut digunakan untuk menjelaskan tentang

apa yang dipasarkan dan menggaris bawahi elemen apa saja yang dapat digunakan

secara strategi dan taktis. Untuk memenuhi keinginan pasar dari usaha yang kita

jalankan butuh penawaran dari produk ataupun jasa dari pelayanan yang sesuai

dengan target pasar.

Marketing mix merupakan konsep utama dalam pemasaran modern saat ini.

Marketing mix merupakan suatu set maketing tools yang dilakukan oleh

perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan oleh targetpasar (kotler,

2003). Empat variabel dari elemen marketing mix tersebut masing-masing

memiliki pengertian sebagai berikut :

1. Produk

Sesuatu yang ditawarkan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dan

memuaskan keinginan konsumen. Produk yang ditawarkan dapat berupa barang

jadi, jasa pelayanan, property, dan informasi. Komponen dari produk terdiri dari

variasi produk, kualitas, desain, nama merek, packaging, ukuran, service, jaminan,

dan pengembalian.

2. Harga

Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan oleh konsumen untuk

mendapatkan produk tertentu. Komponennya adalah daftar harga,

potongan/discount, tunjangan, periode pembayaran, serta jangka waktu

(22)

3. Promosi

Promosi berarti aktifitas-aktifitas yang mengkomunikasikan kelebihan-kelebihan

dari produk dan mempengaruhi target konsumen untuk membelinya.

Komponennya terdiri dari sales promotion, advertising, sales force, public

relations, direct marketing.

4. Tempat

Penempatan sebuah produk melibatkan logistic perusahaan dan kegiatan-kegiatan

pemasaran dikonsentrasikan dengan membuat dan mendistribusikan barang jadi

tersebut kepada konsumen. Komponennya adalah chennels, coverange,

assortments, locations, inventory, transport.

Elemen-elemen ini adalah strategi pemasaran yang dapat digunakan untuk

mendapat kesempatanuntuk berkompetisi. Masing-masing elemen saling

ketergantungan dan ada perubahan dari salah satu elemen saja dapat memberikan

dampak terhadap keseluruhan strategi pemasaran.

2.7 Segmentasi Pasar

Segmentasi pasar dapat diartikan sebagai proses mengelompokkan pasar

keseluruhan yang heterogen menjadi kelompok-kelompok atau segmen-segmen

yang memiliki kesamaan dalam hal kebutuhan, keinginan, prilaku dan / atau

redpon terhadap program pemasaran spesifik. Segmentasi pasar merupakan

konsep produk yang medasari strategi pemasaran perusahaan dan pengalokasian

sumber daya yang harus dilakukan dalam rangka mengimplementasikan program

(23)

Tujuan pokok stategi segmentasi targeting, positioning, adalah memosisikan

suatu merek dalam benak konsumen sedemikian rupa sehingga merek tersebut

memiliki keunggulan kompetitif kesebimbungan. Sebuah produk akan memiliki

keunggulan kompetitif jika produk tersebut menawarkan atribut-atribut

determinan (yang dinilai penting dan unik oleh para pelanggan).

Menurut (Tjiptono, 2008:213) perpektif permintaan dapat diintergrasikan

dengan perspektif penawaran melalui proses segmentasi pasar strategi yang

langkah-langkahnya sebagai berikut :

A. Tahap pertama (segmentasi)

1. Segmentasi pasar menggunakan variable-variabel permintaan, seperti

kebutuhan pelanggan, keinginan pelanggan, manfaat yang dicari (benefits

sought), solusi atas masalah yang dihadapi, situasi pemakaian dan lain-lain.

2. Mendeskripsikan segmen pasar yang didefinisikan menggunakan

variable-variabel yang dapat membangun perusahaan memahami cara melayani

kebutuhan pelanggan tersebut, cara berkomunikasi dengan pelanggan dan

penggunaan media, sikap, aktivitas, minat, dan opini.

B. Tahap kedua (targeting)

1. Mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen menggunakan

variable-variabel yang dapat menguantifikasi kemungkinan pemerintah dari setiap

segmen, biaya melayani setiap segmen, biaya memproduksi produk dan jasa

yang diinginkan pelanggan dan kesesuaian antara kompetensi inti perusahaan

(24)

2. Memilih salah satu lebih segmen sasaran yang ingin dilayani bedasarkan

potensi laba segmen tersebut dan kesesuaiannya dengan strategi korporat

perusahaan.

C. Tahap ketiga (positioning)

1. Menidentifikasi konsep positioning bagi produk dan jasa perusahaan yang

atraktif bagi pelanggan sasaran dan kompatibel dengan citra korporat yang

diharapkan perusahaan.

2.8 Unique selling proposition (USP)

Konsep Unique Selling Propositiondiciptakan oleh seorang advertiser

amerika Rosser Reeves. Dia percaya bahwa tujuan dari iklan adalah

mengkomunikasikan slogan perusahaan untuk produk atau jasa yang mereka dan

bahwa slogan ini harus tetap dan tidak berubah-ubah. Pada dasarnya USP adalah

apa yang membuat bisnis produk atau jasa anda berbeda dengan pesaingnya.

Menawarkan manfaat spesifik dan menarik kepada pelanggan yang potensial.

2.9 Periklanan

Keuntungan dari periklanan adalah rendahnya biaya dalam tiap pemunculan

iklan (low cost per exposure), media yang bervariasi (surat kabar, majalah, TV,

radio dan sebagainya), adanya kemampuan mengendalikan tiap pemunculan iklan

(control of exposure), isi pesan yang konsisten, dan kesempatan untuk mendesain

pesan yang kreatif. Selain itu, daya tarik dan pesan dapat disesuaikan bila tujuan

(25)

Di sisi lain, kerugian dari periklanan adalah tidak terjadinya interaksi secara

langsung dengan pembeli dan mungkin saja tidak berhasil menarik perhatian

pemirsa. Di samping itu, isi pesan juga cenderung tetap selama periode atau durasi

tertentu. Iklan atau dalam bahasa Inggris disebut advertising merupakan suatu

bentuk komunikasi massal yang bersifat komersial dengan tujuan untuk

mempromosikan pemasaran suatu produk atau jasa. Selain itu, iklan juga dapat

digunakan untuk mempromosikan pesan dari suatu lembaga, organisasi, bahkan

pesan dari seorang kandidat dalam suatu kampanye politik.

Istilah iklan juga sering dinamai dengan sebutan yang berbeda, di Perancis

disebut dengan reclamare yang berarti meneriakkan sesuatu secara

berulang-ulang. Bangsa Belanda menyebutnya sebagai advertentie. Bangsa-bangsa latin

menyebutnya dengan istilah advertere yang berarti mengoperkan pikiran dan

gagasan kepada pihak lain. Sementara bangsa Arab menyebutnya dengan I’lan

yang kemudian diadopsi ke dalam bahasa Indonesia sebagai iklan. Sebenarnya, di

Indonesia sendiri iklan sering disebut dengan istilah advertensi dan reklame yang

disadur dari bahasa Perancis dan Belanda.

Beberapa ahli memaknai iklan dalam beberapa pengertian. Menurut Institusi

Praktisi Periklanan Inggris dalam Jefkins (1994:5), menyatakan bahwa iklan

merupakan pesan-pesan yang paling persuasif yang diarahkan untuk menarik

perhatian calon pembeli yang paling potensial atas produk atau jasa yang

diiklankan. Pengertian tersebut sejalan dengan apa yang dituliskan oleh Dunn dan

Barban (1978) yang dikutip oleh Widyatama (2007:15) bahwa iklan merupakan

(26)

membayar ruang yang digunakannya untuk menyampaikan pesan yang bersifat

membujuk (persuasif) kepada calon konsumen. Sedangkan menurut Suhandang

periklanan adalah Periklanan (advertising) adalah suatu proses komunikasi massa

yang melibatkan sponsor tertentu, yakni si pemasang iklan (pengiklan), yang

membayar jasa sebuah media massa atas penyiaran iklannya, misalnya melalui

program siaran televisi. (Suhandang, 2005:13)

Iklan merupakan media promosi yang didesain sedemikian rupa agar dapat

menarik minat konsumen serta memiliki karakteristik tertentu dan persuasif

sehingga para konsumen secara suka rela terdorong melakukan suatu tindakan

yang sesuai dengan yang diinginkan pengiklan (Jefkins, 1994:22). Berdasarkan

berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa iklan adalah bentuk

penyajian pesan yang dilakukan oleh komunikator secara nonpersonal melalui

media untuk ditujukan pada komunikan dengan cara membayar.

2.10 Media Periklanan

Media periklanan dapat berupa media cetak, elektronik dan pajangan diluar

(outdoor)

1. Media Cetak

Media cetak adalah media yang statis dan mengutamakan pesan-pesan visual.

Media ini terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata, gambar, foto, dalam

tata warna dan halaman putih. (Kasali,1995)

Jenis media cetak diantaranya : Koran, Majalah, Poster, flyer, leaflet,

(27)

a. Koran

Koran merupakan media utama yang digunakan dalam periklanan di

Indonesia, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti :

1) Jangkauan distribusi koran tidak dibatasi.

2) Jangkauan media lainya, televisi dan radio, dibatasi.

3) Harga satuan koran murah dan dapat dibeli eceran.

Koran tersedia dalam dua jenis ukuran, yaitu:

i. Tabloid

Terdiri dari lima atau enam kolom yang masing-masing memiliki lebar

sekitar 2 inci dan panjang dari atas ke bawah sekitar 14 inci.

ii. Standart (broadsheet)

Memiliki ukuran dua kali lipat ukuran tabloid dengan delapan atau sembilan

kolom kesamping. Namun demikian, untuk kepentingan pragmatis dan

estetika, banyak koran standar yang mengurangi jumlah kolomnya menjadi

hanya enam kolom.

Bentuk ukuran koran ini perlu diperhatikan untuk pembuatan final artwork

dalam beriklan nantinya.

b. Majalah

Berbeda dengan koran, majalah telah jauh lebih menspesialisasikan

produknya untuk menjangkau konsumen tertentu. Setiap majalah umumnya

memiliki pembaca yang yang jauh lebih sedikit daripada koran, namun

memiliki pasar yang lebih mengelompok, usia majalah juga jauh lebih

(28)

Mengapa memilih majalah, ada beberapa alasan sebagai berikut :

1) Khalayak sasaran yaitu salah satu keunggulan majalah jika dibandingkan

dengan media lainnya adalah kemampuannya menjangkau segmen pasar

tertentu yang terspesialisasi. Majalah-majalah special interest mempunyai

peranan yang penting dan akan sangat disukai sebagai media periklanan

karena dianggap memiliki captive market.

2) Penerimaan khalayak yaitu kemampuannya mengangkat produk-produk yang

di iklankan sejajar dengan persepsi khalayak sasaran terhadap prestise

majalah yang bersangkutan.

3) Long life span yaitu majalah adalah media yang memiliki usia

4) Kualitas visual yaitu kualitas visual majalah sangat prima karena umumnya

dicetak diatas kertas berkualitas tinggi. Dengan demikian majalah dapat

menyajikan tata warna, reproduksi foto baik hitam putih maupun berwarna

dengan sangat baik.

5) Promosi penjualan yaitu majalah adalah media efektif untuk menyiarkan

pesan iklan yang berbau promosi penjualan seperti kupon-kupon yang akan

diundi, contoh-contoh produk, dan kartu-kartu petunjuk. (Kasali, 1995)

c. Brosur

Brosur adalah terbitan tidak berkala yang dapat terdiri dari satu hingga

sejumlah kecil halaman, tidak terkait dengan terbitan lain, dan selesai dalam

sekali terbit. Halamanya sering dijadikan satu (antara lain dengan stapelr,

benang, atau kawat), biasanya memiliki sampul, tidak menggunakan jilid

(29)

tidak dijilid keras, lengkap (dalam satu kali terbitan), memiliki paling sedikit

5 halaman tetapi tidak lebih dari 48 halaman, diluar perhitungan sampul.

Bila terdiri dari satu halaman, brosur atau pamflet umumnya dicetak pada

kedua sisi, dan dilipat dengan pola lipatan tertentu hingga membentuk

sejumlah panel yang terpisah. Pamflet yang hanya terdiri satu

lembar/halaman sering disebut selebaran ( leaflet, flier, atau flyer). Selain itu

brosur yang memuat tentang produk disebut juga sebagai katalog produk.

d. Pamflet

Pamflet adalah tulisan yang dapat disertai dengan gambar atau tidak, tanpa

penyampulan maupun penjilidan, yang dicantumkan pada selembar kertas

disatu sisi atau kedua sisinya, lalu dilipat atau dipotong setengah, sepertiga,

atau bahkan seperempatnya, sehingga terlihat lebih kecil dapat juga disebut

selebaran.(Wikipedia, 2012)

e. Poster

Poster atau plakat adalah karya seni atau desain grafis yang memuat

komposisi gambar dan huruf diatas kertas berukuran besar.

Pengaplikasiannya dengan ditempel di dinding atau permukaan datar lainnya

dengan sifat mencari perhatian mata sekuat mungkin. Karena itu poster

biasanya dibuat dengan warna-warna kontras dan kuat.

Poster bisa menjadi saran iklan, pendidikan, propaganda, dan dekorasi. Selain

itu bisa pula berupa salinan karya seni terkenal. (Wikipedia, 2012)

(30)

Radio Adapun masing-masing media memiliki keunggulan dan keterbatasan

diantaranya :

a. Radio

Seperti majalah, radio adalah media yang memiliki jangkauan selektif

terhadap segmen tertentu. Radio memiliki beberapa kekuatan seperti :

1) Menjangkau jumlah khalayak sasaran yang besar pada waktu yang

bersamaan.

2) Menjangkau individu atau kelompok masyarakat yang hidup terpencil dan

terpencar-pencar seperti kehidupan masyarakat agraris pada umumnya.

3) Cepat menyampaikan pesan sehingga dapat memberikan informasi mutakhir

yang berguna.

4) Mengatasi berbagai kendala geografis

5) Mudah dimengerti, tidak memerlukan kemampuan membaca yang memang

belum banyak dimiliki rakyat kebanyakan.

Tiga macam yang menyampaikan pesan melalui radio :

i. Suara manusia.

Baik suara percakapan atau suara penyiar adalah elemen yang paling penting.

Suara-suara tersebut dapat terdengar dalam suatu jingles, dialog, maupun

pemberitahuan.

(31)

Musik merupakan elemen penting lainya. Musik yang nudahdan sederhana,

baik nada maupun liriknya, akan dapat dengan mudah diingat atau bahkan

dinyanyikan oleh pendengarnya.

iii. Efek suara

Efek suara juga dapat membantu dalam pembuatan iklan radio. Efek suara ini

bisa merupakan suara aneh yang dapat menarik perhatian pendengar, atau

suara latar belakang yang memberikan kesan hidup pada suatu

percakapan.(Kasali, 1995).

2.11 Copywriting

Pembuatan atau penulisan suatu kopi iklan sering disebut juga copywriting.

Kata ‘copy’ itu sendiri, didalam periklanan bisa memberikan banyak arti, antara

lain :

a. teks atau kata-kata di dalam sebuah iklan.

b. Seluruh gambar, bentuk transparan, lukisan, foto, maupun sketsa asli yang

akan dipergunakan untuk reproduksi.

c. Semua materi yang akan dipergunakan dalam sebuah publikasi.

(Kasali, Rhenald. Managemen periklanan : konsep aplikasinya di Indonesia.

(32)

2.12 Layout

Layout berperan penting didalam desain, penukung dan bisa juga identitas

di sebuah desain. Menurut Jefkin ada beberapa patokan dasar yang dapat

dikemukakan dalam merancang sebuah layout, yaitu :

a. Law of unity

Semua bagian dari layout harus menyatu guna membentuk keseluruhan

layout.

b. Law of varieny

Meski demikian, dalam sebuah layout harus ada suatu perubahan dan

pengontrasan seperti menggunakan jenis huruf table (bold) dan medium, atau

juga memanfaatkan ruang kosong dalam keseluruhan layout.

c. Law of balance

Law of balance adalah mendasar sekali bahwa suatu iklan harus menampilkan

keseimbangan. Keseimbangan optis adalah sepertiga bagian bawah suatu

ruang iklan, bukan setengahnya, keseimbangan sinetris dapat dicapai dengan

pembagian, sehingga suatu (desain) dapat terbagi menjadi dua bagian yang

sama seperempat bagian, dan seterusnya.

d. Law of rhythm

Meski iklan cetak bersifat statis, namun masih memungkinkan untuk

menimbulkan kesan gerakan sehingga mata pembaca dapat dibawa dan

diarahkan keseluruh bagian iklan.

(33)

Dalam rencana atau layout iklan selayaknya tidak ada kekontrasan yang

menyolok, membosankan, serta menyentak kecuali barangkali hal itu

merupakan hal yang sengaja dilakukan seperti dalam iklan yang

mengharapkan respon secara langsung yang biasanya menggunakan yang

mengejutkan dan bombastis.

f. Law of proportion

Hal ini khususnya berkenaan dengan jenis ukuran huruf yang digunakan

untuk lebarnya naska atau copy iklan, makin lebar suatu naska / ukuran makin

besar ukuran huruf yang harus digunakan dan demikian pula sebaliknya.

g. Law of scale

Jarah penglihatan (visibility) tergantung pada skala nada serta warna,

beberapa tampak kurang menyolok, sementara yang lain tampak terlalu

menyolok. Warna-warna pucat pastel adalah warna yang kurang menyolok.

Sedangkan warna-warna primer adlah warna yang menyolok. Hokum skala

dapat digunakan dengan desain tipografi ketika headline (judul) serta dapat

digunakan dengan desain tipografi ketika headline (judul) serta subjudul

dibuat kontras.

h. Law of emphasis

Aturan disini adalah bila semua ditonjolkan maka yang terjadi adalah tidak

ada hal yang ditonjolkan (all emphasis in no emphasis) seperti yang terjadi

bila terlalu banyak jenis huruf tebal yang digunakanm atau terlalu banyak

(34)

2.13 Tipografi

Tipografi adalah bagian penting dalam desain, sehingga mempelajari ilmu

yang tentang huruf cetak sangatlah penting diperlukan dalam penyusunan sebuah

desain. Ilmu yang mempelajari tentang teks adalah tipografi, tipografi di

definisaikan sebagai suatu proses seni untuk menyusun bahan publikasi

menggunakan huruf cetak dan merangkainya dalam sebuah komposisi yang tepat

untuk memperoleh suatu tanpilan yang dikehendaki.

Sihombing (2001, 58) menjelaskan bahwa tipografi merupakan elemen

visual yang utama dan efektif. Huruf sendiri merupakan bagian terkecil dari

struktur bahasa tulis dan merupakan elemen dasar untuk membangun sebuah kata

atau kalimat. Rangkaian huruf dalam sebuah kata atau kalimat bukan saja dapat

member suatu makna yang mengacu kepada sebuaah objek ataupun gagasan,

tetapi juga memiliki kemampuan untuk menyuarakan suatu citra ataupun kesan

secara visual.

Sedangkan menurut Brewer (1971) dapat memiliki pengertian luas, yang

meliputi penataan dalam pola halaman atau setiap barang cetak atau dalam

pengertian yang lebih sempit hanya meliputi pemilihan, penataan, dan berbagai

hal bertalian pengaturan baris-baris susunan huruf (typeset), tidak termasuk

ilustrasi dan unsure lain dan unsure bukan huruf pada halaman cetak. (sudiana,

2001:2).

Pemilihan jenis font diperlukan sebagai media pendukung sehingga

(35)

jenis font yang akan diperlukan dalam perancangan media promosi The Louvre

café ini.

Menurut Rustan (2011, 10) pengelompokan huruf berdasarkan anatoni pada

huruf yaitu :

a. Serif

Huruf jenis serif dapat dikenali memiliki kait yang terdapat di ujung-ujungnya.

Selain membantu keterbacaan, serif juga memudahkan saat diukir dibatu.

Gambar 2.2 Font Serif (www.ahlidesain.com, 2013)

Keunggulan serif, terletak pada saat ukuran teks kecil, seperti tulisan di surat

kabar atau buku, umumnya tangkai pada kaki-kaki font serif membantu agar

tulisan mudah dibaca. Karena tangkai font serif membantu membentuk garis tak

tampak yang memadukan kita mengikuti sebuah baris teks. Dari seni desain,

secara umun font berjenis serif, dipakai untuk menunjukkan kesan elegan, dewasa,

(36)

b. Sans Serif

Huruf jenis sans serif tidak memiliki kait yang terdapat diujung-ujungnya.sans

serif melambangkan kesederhanaan.

Gambar 2.3 Font Sans Serif (www.ahlidesain.com, 2013)

c. Script

Jenis huruf ini juga sering disebut kursi. Huruf ini menyerupai goresan tangan

yang dikerjakan dengan pena, kuas atau pensil tajam dan biasanya miring ke

kanan. Kesan yang ditimbulkan adalah sifat pribadi, akrab, keanggunan, dan

kepuasan. Seperti halnya huruf jawa adalah salah satu contohnya.

(37)

2.14 Pengertian warna

Warna sudah digunakan sejak zaman dahulu kala oleh manusia,

bahan-bahan yang telah dipakai untuk mendapatkan warna pada zaman dulu adalah dari

bahan-bahan alami seperti tanah, biji-bijian dan lain-lainya. Sesuai dengan

perkembangan teknologi, warna didapatkan dengan bahan kimiawi. Warna adalah

salah satu gelombang atau getaran tertentu yang diterima mata (retina) karena

adanya sinar yang langsung diterima mata.

Penggunaan warna memiliki nilai yang dapat memberikan efek yang

belainan terhadap warna-warna lain. Contoh dalam meletakan sebuah warna

dalam kurun tingkat kecerahan yang sama diatas latar belakang efek yang

berlainan. Dalam penggunaannya, nilai cerah akanmenambah luas ukuran suatu

objek. Misalnya pada ruang sempit yang dindingnya dicat dengan warna cerah

akan terasa lebih luas dari ukuran sebenarnya. Sebaliknya nilai gelap akan terasa

mempersempit atau memperkecil ukuran yang sebenarnya dari suatu objeknya.

Sehingga penggunaan efek warna pada desain mempunyai nilai sebagai

berikut ini :

a. Warna hitam terasa menyerap warna sertamembuat ciut ukuran karena hitam

menyerap cahaya.

b. Warna putih terasamenambah kecerahan warna serta menambahkan ukuran

atau skala karena putih memantulkan cahaya.

c. Warna kelabu akan menetralisir, makin dekat warna makin dekat nilai

kelabunya dan makin kuat netralnya.

(38)

e. Nilai warna kontras yang kuat akan membentuk siluet dalam suatu objek.

Menurut (Prawira, 1989:76) penggunaan warna pada desain dengan

mencampurkan pigmen warna menurut ukuran yang tepat dapat

menghasilkan tingkatan yang akan mempunyai intensitas atau kekuatan.

2.14.1 Penerapan Warna dalam Media Promosi

Menurut (Danger, 1992:51) warna dalam promosi adalah salah satu dari dua

unsur yang menghasilkan daya tarik visual, dan kenyataan warna lebih berdaya

tarik pada emosi dari pada akal. Orang menyenangi warna dan mereka bereaksi di

bawa sadar terhadap warna. Suatu pembawaan menyenangi warna merupakan

bagian kejiwaan manusia. Warna membantu mengurangi hambatan penjualan dan

memastikan bahwa desain grafis memiliki daya tarik maksimum, ini merukapan

factor vital dalammenciptakan desain grafis yang menjual. Warna mencapai

tergetnya harus melalui sebagai berikut:

a. Respon fisiologis

Warna yang menarik perhatian, betapapun netralnya pesan yang disampaikan.

Warna yang dapat menciptakan penjual dengan daya tarik implus pada tempat

penjual.

b. Respon psikologis

Warna dapat membantu menyatakan kehangatan, kedinginan, kualitas, rasa

hati dan emosi lainya karena warna yang di dasarkan pada tabiat manusia.

Warna juga dapat menyampaikan kesan musim, seperti musim semi, musim

(39)

c. Daya tarik pada indera

Warna dapat menambahkan dimensi dan realism produk yang menampilkan

belu siap untuk disiapkan tanpa warna.

d. Daya tarik pada emosi

Warna dapat menyampaikan kesenangan dan untuk meningkatkan

penampilan, tetapi pemakaian, tetapi perlu yakin bahwa ini akan

meningkatkan penjualan.

Alasan utama menggunaan warna dalam promosi ialah untuk menarik

perhatian, jadi menolong menjual produk, jasa atau konsep bersangkutan.

2.14.2 Karakteristik Warna dan Makna Simbolik

Setiap warna memiliki karakteristik tertentu. Yang dimaksud dengan

karakteristik dalam hal ini adalah cirri-ciri atau sifat-sifat khas yang dimiliki oleh

suatu warna. Secara garis besarnya sifat khas yang dimiliki oleh warna ada dua

golongan besar, yaitu warna panas dan warna dingin. Di antara keduanya ada

yang disebut warna ‘intermediates; (darmaprawira, 2002:39)

Menurut (Prawira, 1989 : 50) setiap warna memiliki karakteristik tertentu

yang dimaksudkan dengan karakteristik dalam hal ini adalah cirri-ciri atau sifat

khas yang memiliki oleh suatu warna ada dua golongan besar yaitu : warna panas

dan warna dingin. Di antara keduanya ada yang disebut juga warna atara atau

intermediates. Kenapa warna-warna digolongkan menjadi dua golongan besar

tersebut, dua alas an yang didasarkan pada arti simboliknya, yaitu pertama karena

(40)

warna-warna yang termasuk golongan ini melingkupi mulai dari merah, jingga, kuning,

mungkin sampai kuning kehijauan, merah keunguan. Warna-warna langit,

gunung, dikehijauan atau warna air dingin pada umumnya membiru atau

menhijau.

Hideaki Chijiwa dalam bukanya “Color Harmony” membuat klasifikasi lain

dari warna-warna. Ia pun mengambil dasar dari karakteristiknya yaitu :

a. Warna hangat : merah, kuning, coklat, jingga. Dalam lingkraran warna

terutama warna-warna yang berbeda dari merah ke kuning.

b. Warna sejuk : dalam lingkaran warna terletak dari hijau ke ungu melalui

biru.

c. Warna tegas : warna biru, merah, kuning, putih, hitam.

d. Warna tua / berat : warna-warna yang mendekati warna putih.

e. Warna muda : warna-warna yang mendekati warna putih.

f. Warna tenggelam : semua warna yang diberi campuran kelabu.

Sumber : (Prawira. 1989 : 50)

2.15 Program media promosi The Louvre café

Sarana promosi/komunikasi visual yang pernah dilakukan oleh The Louvre

café yaitu :

a. Brosur

Brosur adalah materi promosi untuk meningkatkan corporate image atau

informasi produk lebih rinci, brosur terdiri dari dua lipat yang berisi tentang

(41)

Gambar 2.5 Brosur The Louvre café

(42)

Gambar 2.7 Brosur The Louvre café

b. Broadcast

Media broadcast yaitu media promosi yang dilakukan melalui hp Blackberry

memberi pesan dan dikirim kekontak kesemua konsumen yang pernah datang

ke The lovre café, dan untuk menginformasikan semua kegiatan event dan

discoun atau promo-promo yang di adakan setiap harinya akan berubah.

(43)

BAB III

METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA

Pada bab III ini akan dijelaskan metode yang digunakan dalam pengambilan

dan pengolahan data serta proses perancangan dalam pembuatan program promosi

The Louvre café.

3.1 Metodologi Penelitian

Perancangan ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif sebagai

prosedur penelitian. Hal ini karena penelitian membutuhkan informasi lebih

mendalam tentang The Louvre café Surabaya. Menurut bagdan dan taylor

(2004:4) metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku

yang dapat diamati. Penenlitian dilakukan untuk mendapatkan

informasi-informasi yang akurat langsung kepada narasumbernya. Penelitian ini dibatasi

oleh waktu dan aktifitas, sehingga mengharuskan penelitian mengumpulkan

informasi yang detail dengan menggunakan beragam prosedur pengumpulan data

selama periode waktu tertentu.

3.2Teknik Pengumpulan Data

Menurut Kriyantono (2006, 41) data dibedakan atas data primer dan data

skunder yaitu:

(44)

Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama atau

tangan pertama dilapangan. Sumber data ini bisa responden atau subjek riset, dari

hasil kuesioner, wawancara, observasi. Data primer didapat dari wawancara

dengan informan yaitu manajer atau pemilik dari The Louvre café yang

memahami seluk beluk The Louvre café beserta program promosi yang dilakukan

selama berdirinya The Louvre café dan tinjauan pustaka.

2. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber kedua atau

sumber sekunder dari data yang dibutuhkan, artinya data tersebut didapatkan dari

sumber-sumber lain yang mendukung. Pada perancangan ini, sumber-sumber data

skunder dperoleh dari buku-buku yang berkaitan dengan perancangan media

promosi The Louvre café, penelitian, artikel, yang didapat melalui website.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi,

dokumentasi dan studi pustaka.

a. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan informan dari manager, pemilik, karyawan

The Louvre café, serta beberapa nara sumber lainnya sebagai penunjang dan data

pendukung. Data yang diperoleh merupakan data kuantitatif dimana hanya

merupakan pendapat pribadi, opini dan pengalaman dari perorangan, serta tidak

bersifat ilmiah.

b. Studi Pustaka

Studi pustaka adalah kegiantan pengumpulan data dari berbagai refrensi dan

(45)

visual iklan yang akan ditampilkan. Berbagai macam literature pendukung berupa

artikel-artike. Berbagai macam buku tentang desain, buku media promosi.

c. Existing

Mendalami ide untuk konsep yang di wujudkan dalam bentuk karya di

Tugas Akhir ini, diperlukan kajian terhadap kompotitor dan akan menjadi acuan

perancangan Tugas Akhir ini.

d. Observasi

Observasi dilakukan dengan cara pengumpulan data berupa foto lokasi The

Louvre café Surabaya. Observasi ini penting untuk melihat lebih dalam tentang

karakteristik The Louvre café.

3.2.1 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data ini adalah melakukan pencarian dan pengaturan

transkripsi wawancara, catatan lapangan atau surve, dan materi-materi lain yang

telah dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman mengenai materi-materi

tersebut dan memungkinkan penyajian data yang sudah ditemukan.

Menurut Moleong (2006:288) menganalisis data dilakukan dengan beberapa

tahap, yakni reduksi, penyajian data, dan simpulan. Teknik reduksi merupakan

penyederhanaan jawaban-jawaban dari seluruh pertanyaan yang telah di ajukan

kepada pihak-pihak tertentu dalam teknik pengumpulan data, yang akan

difokuskan pada hal-hal yang berkaitan dengan potensi The Louvre cafe, jika

melebar maka hasil jawaban akan dibuang dan tidak digunakan. Kemudian

(46)

memiliki potensi khusus untuk dapat diangkat potensi tersebut. Setelah itu

simpulan yang berisi uraian singkat sesuai dengan hasil penyajian. Selanjutnya

setelah dilakukan hasil analisis data tersebut, maka dibuat perancangan branding

yang sesuai dengan kriteria konsep yang telah ditentukan.

3.2.2 Hasil dan Anlisis Data

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di The Louvre

café pada bulan 12 oktober 2012 kepada ibu Indah Puspita sebagai manager dan

pengelolah The Louvre café.

Hasil rangkuman wawancara :

1. Sejarah berdirinya café ini seperti apa?

Café ini dulunya sebelum dibawa naungan PT. FKMN ada pihak pertama.

Namun oleh pihak pertama café ini tidak ada perkembang, setelah itu café ini

dijual kepada keluarga FKMN. Setelah café ini di pihak atau tangan kedua,

penjualan cukup meningkat. Café ini berdiri sejak tahun 2009.

2. Louvre sendiri diambil dari nama apa?

Louvre diambil dari kata perancis yang artinya cahaya lampu, dimana

diperancis louvre adalah sebuah gedung museum, namun nama tersebut

dibuat sebuah nama untuk café atau tepet untuk nongkrong.

3. Siapa target market anda?

Eksekutif muda yang suka minum, nongkrong bergaul dengan teman-temanya

dan bersosialita.

(47)

Mengusung konsep western atau semi pap. Café ini menawarkan dekorasi

cafe dengan lampu yang berwarna warni dibar dan tembok-tembok, keunikan

café ini dengan diiringi alunan live DJ yang mampu member kenyamanan

bagi para pengunjung, ini yang membedakan lovre dengan café-café yang

lain, dimana café yang lain rata-rata menyajikan live music.

5. Menu utama café ini?

Minuman cocktail yang berbagai macam jenis dan berbagai macam

campuran, dimana café lain satu / dua campuran saja, namun louvre bisa

member campuran lebih, dengan kadar alcohol rendah. Waitress sering

menciptakan minuman-minuman dengan ide-ide yang baru. Dari makanan

menu utama /ciri khas louvre yaitu bebek sambel ijo.

6. Keutamaan apa yang diberikan The Louvre café untuk meningkatkan

konsumen?

The Louvfe café ini merupakan café modern yang mengutamakan pelayanan,

keramahan dengan salam yang disertai senyuman hangat kepada konsumen

agar konsumen betah untuk dating dan membeli produk yang ditawarkan.

Dari pintu masuk langsung ada satpam yang siap menyambut dan

membukakan pintu, dan waitress selalu menyambut tamu dengan salam

setiap kepada tamu yang datang dengan salam Louvre malam.

7. Bagaimana strategi komunikasi pemasaran produk anda?

Melalui BBM atau Broadcast ke customers dan mulut ke mulut kepada

(48)

menyediakan marketing/host untuk mencari kostamer/memberi info melalui

bbm dengan broadcat.

8. Bagaimana caranya agar café ini tetap digemari targetnya?

Dengan memberi paketan minuman yang murah, dan disetiap hari-hari

tertentu selalu meberi potongan harga/ diskon, kadang juga member

machandise unik untuk menarik pengunjung.

9. The Louvre café menempatkan diri sebagai café seperti apa?

Louvre café ini menjadikan “house of beer” yang satu-satunya disurabaya.

Dan member harga terjangkau dari café-café lain.

3.3Studi Eksisting

Analisa studi eksisting dalam perancangan ini mengacu pada observasi yang

telah dilakukan terhadap objek yang diteliti, media promosi terdahulu, serta

kompetitornya.

Studi eksisting yang didapatkan dari observasi berupa dat-data tertulis

maupun observasi yang dilakukan. Dari observasi yang dilakukan, didapatkan

brosur maupun broadcast bbm dari pihak The Louvre café. kemudian untuk studi

eksisiting kompotitor, didapatkan dari data berupa file dan artikel-artikel sebagai

pendukung analisis yang berada di lapangan.

Media promosi yang pernah dibuat oleh The Louvre café berupa beberapa

brosur yang berisikan informasi promo dengan syarat dan ketentuan berlaku,

selebaran/Flayer yang berisi promo, discount, jadwal event dan lain sebagainya.

(49)

3.3, 3.4. Kekurangan dalam brosur The Louvre café ini adalah desain pada brosur

tersebut kurang mernarik dilihanya, dan tidak ada suasana kafenya.

Gambar 3.1 Brosur The Louvre café

(50)

Gambar 3.3 Flyer The Louvre café

Gambar 3.4 Broadcast bbm

a. Keunggulan Brosur The Louvre cafe

Brosur pada The Louvre café ini berisi informasi tentang new open atau

pembukaan kafe baru, paket untuk birthday party, diskount, dan event. Sehingga

masyarakat akan mengetahui apa aja yang diselenggarakan atau yang ditawarkan

oleh The Louvre café yang serta dilengkapi dengan promo diskon hanya dengan

(51)

b. Kelemahan Brosur The Louvre café

Brosur ini membuat segala sesuatu tentang event, paket promo, diskon,

sehingga kurang fokus tentang apa yang ingin ditonjolkan. Selain itu banyak

berisi tulisan, gambar-gambar orang yang ditampilkan masih kurang, sehingga

kurang menarik minat masyarakat untuk melihanya dan secara keseluruhan

desainnya terlalu sederhana dan belum dapat mencerminkan image sebuah tempat

nongkrong yang enjoy dan menyenangkan.

Kurangnya penyebaran promosi secara maksimal ke kawasan yang

berpotensi menarik minat pelanggan masih dirasa kurang efektif namun brosur ini

cukup untuk berpromosi. Jika brour ini berisi informasi yang menjual, maka bisa

menjadi satu media promosi yang efektif dan dapat digunakan sebagai

pengunjung untuk menarik minat pelanggan yang ingin merasakan suasana kafe

yang menyenangkan berasal dari surabaya.

3.4 STP

A. Segmentasi dan targeting

1) Demografis

• Usia : Dewasa dini/remaja 25-40 tahun

• Jenis kelamin : Pria dan wanita

• Profesi :Mahasiswa, pegawai negeri/swasta, pekerja

(Eksekutif muda)

(52)

2) Geografis

• Wilayah : Surabaya

• Ukuran kota : Perkotaan

3) Psikografi

• Gaya hidup : Target The Louvre café yaitu orang-orang socialite, suka

bergaul, keramaian dan kumpul-kumpul bersama teman.

• Kepribadian : Ingin tampil menarik, suka hal baru, pergaulan terbatas

dengan kelompoknya, meningkatkan daya tarik, perubahan penampilan.

4) Behaviour

• Sikap terhadap produk :

- Berjejaring luas

- Peminum

- Berjiwa muda

B. Positioning

Dalam hal ini The Louvre café menempatkan diri sebagai “House of

beer” satu-satunya café di Surabaya dan memberi harga sangat

terjangkau.

3.4.1 Analisis STP

Untuk mencapai sasaran yang tepat, diperlukan perhitungan terhadap

audience melalui aspek geogreafis, demografis dan psikografis.

(53)

Secara geografis target audience yang ditentukan adalah masyarakat yang

tinggal di kota Surabaya maupun sedang mengunjungi kota surabaya yang ingin

nongkrong kekafe.

2. Demografis

Secara demografis target audiens dapat dijabarkan sebagai berikut :

Jenis kelamin : Pria dan wanita

Usia : Remaja/dewasa dini (25-40tahun)

Pendidikan : Perguruan tinggi

Kelas : Menegah

Pekerjaan : Mahasiswa, pegawai negeri/swasta, eksekut muda

Target audiens yang dipilih ini berdasarkan pernyataan bahwa eksekutif

muda saat ini mempunyai karakter yang energik, mudah bergaul dan memiliki

keinginan untuk berkembang. Para eksekutif muda juga memiliki pengalanan

kerja yang luas dan berkeahlian tinggi dalam bidangnya (kasali, Rhenald, 1994,

69). Dengan diperolehnya hasil STP target eksekutif muda dengan kelas

menengah, maka tidaklah susah untuk menyampaikan informasi melalui media

sosial yaitu website.

3.4.1 Analisis Kompotitor

Studi kompotitor menjelaskan kemiripan produk yang di angkat. Untuk

kompetitor The Louvre café Surabaya yang memiliki bisnis kafe yang berkonsep

(54)

Masing-masing dari para competitor The Louvre café Surabaya memiliki pemosisian

produk yang sama dengan konep yang hampir sama.

1. Nen’s coorner Surabaya

Suasana western bar terasa saat berada di nens corner, desain ruangan

mengadopsi konsep minimalis namun tetap menampilkan nuansa elegan.

Ornament bergaya barat tampak disekeliling kafe, sepanjang likisan dan asisoris

ala koboi Nampak saat masuk dilantai satu. “kami sengaja membuat nens corner

senyaman rumah sendiri. Naik ke lantai anda bisa menjumpai lantai mezzanine

yang nyaman, kesanyang lebih pribadi segerabenak pengunjung sebab layout seat

disusun sedemikian rupa untuk menjaga feel comfort. Nens corner, sebuah café

dijalan Indragiri Surabaya. Café dan resto ini buka sejak pukul 18.00 WIB. Disini,

pengunjung tak hanya menikmati hidangan nikmat sambil ngobrol namun lebih

dari iru, para pecinta “tongkrongan” bisa bersantai sambil menikmati live music.

Loung berkapasitas 150 (seat) dan 200 (standing) ini memiliki crowd yang berada,

dibawa. Pengunjungumumnya keluarga yang ingin menikmati sajian kuliner khas.

Sementara, dilantai dua para remaja disugui hentaknya music RnB, Hip hop, Pop

Rock, hingga parade DJ. Menu kuliner yang disajikan adalah menu Indonesia, dan

berat lainnya, disajikan dengan suasana yang artistic dan modern. Menu favorit

Nens Corner iga bakar, nasi goring, steak hingga makanan tradisional seperti sup

buntut. Ada juga sandwich yang dipotong kecil-kecil dan juga terdapat French

fries dan onion ring disajikan bersama pasta. Untuk minuman, tersedia aneka

(55)

a. Peluang Nen’s corner Surabaya

Peluang kafe Nen’s corner ini masih terbuka lebar secara histori maupun

geografis, karena kafe ini selalu memberi hal-hal baru di saat event-event tertentu.

Tetapi, yang menjadi ancaman bagi Nen’s coorner sendiri yaitu memberi harga

minum dan makanan 2x lipat dari harga sebenarnya. Tempat ini yang lebih

diminati oleh orang-orang kalangan atas.

b. Media promosi yang pernah dilakukan oleh Nen’s corner

(56)

Gamabar 3.6 flayer Nen’s corner

2. Eclectic Pub & Loung Surabaya

Eclectic Pub n Loung merupakan gabungan dari 2 unsur yang berbeda

dengan menjadikan bar sebagai pusat dari area pub n longe ini gaya tradisional

Irish restaurant terwakili melalui dekorasi kayu yang hangat untuk pubnya,

kemudian ekslusif, mempesona dan bergaya modern untuk longenya. Menempati

lokasi strategis ditempat yang paling trendy di Surabaya “Townsquare Surabaya –

Sutos ECLECTIC menyajikan menu American style berkualitas, ditambah dengan

berbagai macam beer premium yang disajikan dari satu-satunya “Zero Draft

marchine” di Surabaya.grills menu diterrace area, juga berbagai macam pilihan

wine, cocktail dan premium coffee. Dengan kapasitas 85 tempat duduk di dalam,

dan 25 di terrace area, ELECTIC hadir lengkap dengan sajian live music acoustic,

memainkan music 80-90, dan mambo jumbo DJ pada week end. Di ECLECTIC

(57)

dengan nuansa khusus dan mempesona, dimana pengunjung bisa bersantai dan

berbincang-bincang dengan menikmati live music. Ditambah dengan hidangan

makanan dan minma disajikan dengan pelayanan yang ramah oleh bartender dan

server menjadikan ECLECTIC sebagai tempat yang nyaman dengan membuat

orang serasa dirumah sendiri.

a. Peluang Eclectic Pub & Loung

Peluang yang di miliki Eclectic Pu & Loung ini sangat tinggi sekali, karena dari

segi tempat kafe ini sangat terjangkau, tempatnya di keramaian dan banyak

dikunjungi orang0orang yang suka hang out. Tidak hanya itu, Eclectic ini dari

segi konsep mulai dari interior sampai minumanya banyak d sukai

pengunjungnya.

b. Media Promosi yang pernah dilakukan Eclectic Pub & Loung

(58)

3.4.3 Keyword

Untuk pemilihan kata kunci atau keyword dari pemilihan judul Perancangan

“Media Promosi The Louvre café Sebagai Upaya Meningkatkan Brand

Awareness”, maka untuk mendukung pemecahan akan permasalahan di perlukan

data-data yang terdapat di lapangan yang menjadi latar belakang permasalahan

tersebut. Dengan menggunakan dasar acuan terhadap analisis data yang sudah

dilakukan. Penentuan keyword diambil berdasarkan data yang sudah terkumpul

dari hasil observasi dan wawancara, hasil STP.

Dari hasil observasi dan wawancara di dapatkan beberapa kata kunci, yaitu

Kafe, tempat nongkrong, tempat santai, tempat minum, konsep Western, elegant,

modernt, bright full, hemat, ekonomis, kompotitif, color full, Murah, Get More

Friend. Kemudian dari hasil analisis STP di dapat kata kunci Eksekutif muda,

(59)

Gambar 3.8 Bagan Keyword

Dari hasil analisis keyword di atas dapat di temukan kata kunci yaitu tempat

nongkrong, bergaul, color full,get more friend. Dari ke empat kata kunci tersebut

kemudian di kerucutkan kembali inti definisinya, sehingga dapat di temukan satu

kata kunci inti yang menjadi konsep dari Perancangan Media Promosi The Louvre

(60)

3.4.4 Ulasan Keyword

Dari hasil analisis keyword, pemilik The Louvre café, dosen pembimbing,

dan teman-teman desain lainya, di dapat finali keyword, maka konsep dari

perancangan ini adalah “Enjoy”. merupakan café yang berkualitas dan memiliki

keunggulan yang menempatkan diri sebagai café house of beer satu-satunya di

Surabaya, dengan harga yang kompotitif, mempunyai fasilitas yang cukup

lengkap, memberi kenyamanan untuk pelanggan yang datang dan mengusung

konsep barnya yaitu western. Pada perancangan keyword ini sudah diperoleh

berdasarkan data yang sudah terkumpul dari hasil observasi dan wawancara, hasil

analisis STP.

Dari hasil observasi, wawancara dan STP dapat beberapa kata kunci yaitu

kafe, target eksekutif muda, harga kompotitif, mengusung konsep western.

Setelah itu di cari arti dari kata-kata tersebut melalui KBBI dan di analisis

satu-persatu yaitu kafe adalah tempat nongkrong, tempat santai dan tempat minum.

eksekutif muda energik, suka bergaul dan pemikirannya berkembang. Konsep

western modern, elegan dan bright full. Sedangkan dari segi harga murah di

jabarkan ada ekonomis, hemat dan kompotitif. Setelah di cari artinya di dapatkan

inti dari kata-kata tersebut yaitu tempat nongkrong, bergaul, colour full, dan get

more friends.

Dari hasil analisis tersebut maka disimpulkan konsep/keyword yaitu

Enjoy”, yang artinya santai, dimana eksekutif muda yang sibuk dengan kegiatan

kerjanya dan membutuhkan hiburan di waktu senggang untuk melepas kepenatan

(61)

Enjoy” yang akan di aplikasikan di perancangan media promosi. Menurut

(Sudayat 2012) Promosi merupakan kegiatan terpenting yang berperan aktif dalam

memperkenalkan, memberitahukan dan meningkatkan kembali manfaat suatu

produk agar mendorong konsumen untuk membeli produk yang di promosikan.

3.5 Metode Perancangan Karya

3.5.1 Konsep Perancangan

Gambar 3.9 Alur Konsep Perancangan Latar Belakang Masalah

Rumusan Masalah

Observasi Wawancara Dokumentasi Kepustakaan

DATA stiker, vocher, asbak).

Gambar

Gambar 2.5 Brosur The Louvre café
Gambar 2.7 Brosur The Louvre café
Gambar 3.1 Brosur The Louvre café
Gambar 3.3 Flyer The Louvre café
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji total koloni bakteri, nilai pH dan kadar air daging sapi di berbagai grade pasar tradisional di wilayah Kabupaten

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p241), object oriented approach adalah sebuah metode pengembangan sistem yang berdasarkan pada sudut pandang dari sistem

Untuk mengetahui kemampuan guru dalam mendeskripsikan hambatan dan kesulitan apa yang dialami dalam melaksanakan Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS) pada pembelajaran

b. Dalam ayat ini disebutkan bahwa hukuman tertinggi bagi tindak pembunuhan adalah dibunuh.. menerapkan hukuman tertinggi kepada pembunuh secara aniaya dan

Sehingga apabila kesesuaian antara harga produk angkringan dengan kualitas makanan maupun perbandingannya dengan harga makanan rumah makan lain lebih murah dan image

Inverter mampu melakukan exsitasi mesin-mesin listrik baik satu phase maupun 3 phase dengan menyerap daya awalan yang sangat sedikit dan mempunyai torsi yang sangat

Thus, in GENA, the mathematical models are materialized in the GENA model toolboxes , the generic GENA software platform is built with libraries of the GENA software framework