ANGGARAN PEMBANGUNAN GEDUNG MENGACU PADA STANDAR NASIONAL INDONESIA PADA CV. CITRA MANDIRI
SOLUTION
Nama : Moh. Rizal Hidayat
NIM : 09.41011.0022
Program : S1 (Strata Satu)
Jurusan : Sistem Informasi Kekhususan
Komputerisasi Akuntansi
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA
RANCANG BANGUN APLIKASI ANALISIS LAPORAN REALISASI
ANGGARAN PEMBANGUNAN GEDUNG MENGACU PADA
STANDAR NASIONAL INDONESIA PADA CV. CITRA MANDIRI
SOLUTION
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai syarat untuk menyelesaikan
Program Sarjana Komputer
Oleh:
Nama : Moh. Rizal Hidayat
NIM : 09.41011.0022
Program : S1 (Strata Satu)
Jurusan : Sistem Informasi Kekhususan
Komputerisasi Akuntansi
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER
SURABAYA
CV. Citra Mandiri Solution adalah perusahaan yang bergerak dibidang
konstruksi yang berdiri sejak tahun 2005. Selama tahun 2012 perusahaan ini
sudah mengerjakan 85 proyek dan nilai proyek tersebut berkisar antara 5 juta
sampai dengan 500 juta. Dari beberapa proyek di tahun 2012, terdapat beberapa
proyek yang tidak menghasilkan laba kotor. Hasil analisis sistem yang ada
diperusahaan saat ini, dengan cara membandingkan Laporan Realisasi Anggaran
(LRA) dengan Rencana Anggaran Biaya(RAB), terdapat beberapa selisih biaya
yang diketahui. Akan tetapi sistem tersebut tidak bisa memberikan informasi yang
mendukung dalam pengambilan keputusan berupa informasi tentang penyebab
terjadinya selisih biaya tersebut. Selain itu sistem tersebut tidak memiliki acuan
dalam menganalisis LRA, sehingga hasil dari analisis LRA tersebut tidak dapat
dijadikan pendukung keputusan untuk pembuatan RAB pada proyek selanjutnya.
Dari uraian permasalahan di atas maka dilakukan pengembangan aplikasi
analisis LRA yang mengacu kepada Standar Nasional Indonesia (SNI). Proses
yang terjadi dalam menganalisis LRA pada aplikasi ini yaitu dengan
membandingkan LRA, RAB dan rancangan biaya yang mengacu kepada SNI.
Hasil pengujian aplikasi analisis LRA dengan mengacu pada SNI diperoleh
kesimpulan bahwa sistem dapat menjalankan proses bisnis analisis LRA,
mengeluarkan laporan dan informasi berupa laporan realisasi anggaran yang
sudah dikelompokkan kedalam setiap pekerjaan, rancangan biaya yang mengacu
pada SNI, dan laporan hasil analisis perbandingan antara LRA dengan RAB, LRA
dengan SNI dan RAB dengan SNI.
Keyword : realisasi anggaran, sistem informasi konstruksi
Halaman
2.4 Perhitungan Analisis Bahan berdasarkan SNI ... 10
2.5 Angka-angka dalam Daftar Analisa ... 11
2.6 Proyek Konstruksi ... 15
2.7 Manajemen Proyek Konstruksi ... 16
2.8 Rencana Anggaran Biaya ... 19
2.9 Sistem Informasi ... 22
2.10 Pemrograman Cepat (Extreme Programming) ... 24
2.11 Metode Pengembangan AGILE ... 25
2.12 Analisa dan Desain Sistem Informasi ... 26
2.13 Bagan Alir Sistem (System Flowchart) ... 27
2.14 Konsep Data Flow Diagram (DFD) ... 27
2.15 Konsep Entity Relationship Diagram (ERD) ... 28
BAB III. METODE PENELITIAN ... 26
3.1 Observasi dan Wawancara ... 29
3.2 Studi Pustaka ... 29
3.3 Pembuatan dan Pengajuan Proposal Tugas Akhir ... 30
BAB IV. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 35
4.1 Proses Pembuatan LRA ... 37
4.1.1 Hasil Analisis Kebutuhan Iterasi 1 (satu) ... 37
4.1.2 Desain Sistem Iterasi 1 (satu) ... 44
4.1.3 Implementasi Iterasi 1 (satu) ... 63
4.1.4 Evaluasi Iterasi 1 (satu) ... 78
4.2 Proses Analisis LRA Mengacu Pada SNI ... 82
4.2.1 Hasil Analisis Kebutuhan Iterasi 2 (dua) ... 82
4.2.2 Desain Sistem Iterasi 2 (dua) ... 88
4.2.3 Implementasi Iterasi 2 (dua) ... 103
4.2.4 Evaluasi Iterasi 2 (dua) ... 111
4.3 Proses Analisis LRA Mengacu Pada SNI ... 125
4.3.1 Hasil Analisis Kebutuhan Iterasi 3 (tiga) ... 125
4.3.2 Desain Sistem Iterasi 3 (tiga) ... 131
4.3.3 Implementasi Iterasi 3 (tiga) ... 150
4.2.4 Evaluasi Iterasi 3 (tiga) ... 152
BAB V. PENUTUP ... 156
5.1 Kesimpulan ... 156
5.2 Saran ... 156
DAFTAR PUSTAKA ... 158
LAMPIRAN ... 159
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
CV. Citra Mandiri Solution adalah perusahaan yang bergerak dibidang
konstruksi yang berdiri sejak tahun 2005. Selama tahun 2012 perusahaan ini
sudah mengerjakan 85 proyek dan nilai setiap proyek tersebut berkisar antara 5
juta sampai dengan 500 juta. Semakin besar suatu proyek yang dikerjakan, berarti
semakin kompleks mekanismenya yang berarti semakin banyak masalah yang
harus dihadapi perusahaan ini.
Perusahaan ini dalam mengerjakan proyeknya mempuyai 3 tahap proses
yaitu, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pada tahap perencanaan,
perusahaan membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk memperhitungkan
banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya lain
yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek tersebut. Setelah dibuat RAB
tersebut maka pelaksanaan proyek bisa dijalankan.
Setelah pelaksanaan proyek, perusahaan membuat Laporan Realisasi
Anggaran (LRA) untuk mengetahui biaya yang dikeluarkan sesungguhnya dalam
proyek tersebut. LRA tersebut menghasilkan data tentang biaya tiap pekerjaan,
daftar pembelian bahan baku dan daftar biaya upah pekerja. LRA tersebut
dijadikan sebagai dasar untuk menghitung laba kotor dari proyek tersebut. Pada
gambar 1.1 adalah Grafik penerimaan laba kotor perusahaan di tahun 2012.
Gambar 1.1 Grafik alur penerimaan laba kotor pada CV. Citra Mandiri Solution
Sumber : Survei penulis 1 Februari 2013
Dari gambar 1.1, tampak beberapa proyek di tahun 2012 yang tidak
menghasilkan laba kotor. Dari hasil analisis sistem yang ada diperusahaan saat ini,
dengan cara membandingkan LRA dengan RAB, terdapat beberapa selisih biaya
yang diketahui. Akan tetapi sistem tersebut tidak bisa memberikan informasi yang
mendukung pengambilan keputusan berupa informasi tentang penyebab terjadinya
selisih biaya tersebut. Selain itu sistem tersebut tidak memiliki acuan dalam
menganalisis LRA, sehingga hasil dari analisis LRA tersebut tidak dapat dijadikan
pendukung keputusan untuk pembuatan RAB pada proyek selanjutnya.
Dari uraian permasalahan di atas maka akan dilakukan pengembangan
aplikasi analisis LRA yang mengacu kepada Standar Nasional Indonesia (SNI).
Proses yang terjadi dalam menganalisis LRA pada aplikasi ini yaitu dengan
membandingkan LRA, RAB dan rancangan biaya yang mengacu kepada SNI.
Dengan adanya aplikasi ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan bisnis
perusahaan dalam menganalisis LRA. Selain menyusun dan menganalisis LRA,
aplikasi ini juga dilengkapi dengan pembuatan laporan keuangan sampai pada
pembuatan cashflow supaya bisa lebih mudah untuk melihat laba/rugi bersih yang
diperoleh perusahaan.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahan yang dihadapi adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kebutuhan aplikasi analisis laporan realisasi anggaran
pembangunan gedung yang mengacu pada SNI?
2. Bagaimana rancangan aplikasi analisis laporan realisasi anggaran
pembangunan gedung yang mengacu pada SNI?
3. Bagaimana aplikasi analisis laporan realisasi anggaran pembangunan gedung
yang mengacu pada SNI?
4. Bagaimana hasil uji coba aplikasi analisis laporan realisasi anggaran
pembangunan gedung yang mengacu pada SNI?
1.3 Batasan Masalah
Dalam pembuatan sistem ini kami memberikan batasan-batasan
permasalahan sebagai berikut :
1. RAB yang digunakan dalam sistem ini adalah RAB tentang pembangunan
gedung yang telah dibuat sebelum proyek dilaksanakan.
2. Sistem ini tidak menganalisis desain struktur bangunan.
3. Sistem ini membahas pembuatan laporan keuangan.
4. Permasalahan mengenai keamanan komunikasi data seperti enkripsi serta
1.4 Tujuan
Berdasarkan dari perumusan masalah di atas maka tujuan dari pembuatan
sistem ini yaitu menghasilkan aplikasi analisis laporan realisasi anggaran
pembangunan gedung yang mengacu pada SNI dan perlengkapannya (dokumen
spesifikasi kebutuhan perangkat lunak, desain dan testing).
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam memahami persoalan dan pembahasannya, maka
penulisan laporan Tugas Akhir ini dibuat dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, permasalahan yang ada,
tujuan, batasan masalah serta sistematika penulisan yang berisi penjelasan singkat
pada masing-masing bab.
BAB II : LANDASAN TEORI
Pada bab ini menjelaskan tentang landasan teori yang merupakan teori dasar dari
teori yang menjadi landasan informasi untuk mengerjakan Tugas Akhir ini yang
meliputi teori tentang akuntansi, laporan keuangan, laporan realisasi anggaran,
perhitungan analisis bahan berdasarkan SNI, angka-angka dalam daftar analisa,
proyek konstruksi, manajemen proyek konstruksi, rencana anggaran biaya, sistem
informasi, analisa dan desain sesitem informasi, bagan alir sistem, konsep data
flow diagram dan konsep Entity Relationship Diagram.
BAB III : METODE PENELITIAN
Pada bab ini menjelaskan tentang prosedur penelitian yang merupakan urutan
langkah-langkah dari penelitian ini yang terdiri dari observasi, studi pustaka,
BAB IV : IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Pada bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian yang berisi tentang penerapan
metode penelitian dan hasil dari pengembangan aplikasi.
BAB V : PENUTUP
Pada bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dari penelitian ini dan saran
2.1 Definisi Akuntansi
Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai ”proses
mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi, untuk
memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka
yang membutuhkan informasi tersebut” (Soemarso, 2004, hal.3).
Tujuan utama akuntansi adalah menyajikan informasi ekonomi dari suatu
kesatuan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Informasi ekonomi yang
dihasilkan oleh akuntansi berguna bagi pihak-pihak di dalam perusahaan itu
sendiri maupun pihak-pihak di luar perusahaan.
2.2 Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting di
samping informasi lain seperti informasi industri, kondisi perekonomian, pangsa
pasar perusahaan, kualitas manajemen dan lainnya (Hanafi & Halim, 2009
hal.49). Ada 3 macam laporan keuangan pokok yang dihasilkan, antara lain:
1. Neraca (Balance Sheet) adalah sebuah laporan yang sistematis tentang posisi
aktiva, kewajiban, dan modal perusahaan per tanggal tertentu.
2. Laporan Laba Rugi (Income Statement) merupakan laporan yang sistematis
tentang pendapatan dan beban perusahaan untuk satu periode waktu tertentu.
3. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows) adalah sebuah laporan yang
menggambarkan arus kas masuk dan arus kas keluar secara terperinci dari
masing-masing aktivitas, mulai dari aktivitas operasi, aktivitas investasi,
sampai aktivitas pendanaan untuk satu periode tertentu.
2.3 Laporan Realisasi Anggaran
Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca merupakan laporan-laporan yang
saling berhubungan. Pendapatan yang merupakan isi Laporan Realisasi Anggaran
didefinisikan sebagai semua penerimaan Rekening Kas yang menambah ekuitas
dana lancar dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak
perusahaan, dan tidak perlu dibayar kembali oleh perusahaan. Selanjutnya belanja
yang juga menjadi isi Laporan Realisasi Anggaran didefinisikan sebagai semua
pengeluaran dari Rekening Kas yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam
periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya
kembali oleh perusahaan. Ekuitas dana lancar merupakan unsur neraca sehingga
pendapatan dan belanja seharusnya langsung mempengaruhi ekuitas dana lancar
dalam neraca. Akan tetapi penerimaan pendapatan dan pengeluaran belanja
berdasarkan basis kas hanya mempengaruhi jumlah kas tetapi tidak secara
langsung mempengaruhi ekuitas dana lancar. Oleh karena itu dapat dikatakan
bahwa akun-akun pendapatan dan belanja merupakan akun pembantu ekuitas dana
lancar. Penerimaan pendapatan dicatat terlebih dahulu dalam akun pendapatan dan
pengeluaran belanja dicatat dalam akun belanja kemudian pada akhir tahun
ditutup ke akun ekuitas dana lancar (dikutip Sinaga, 2006, hal.3).
Seluruh penerimaan dan pengeluaran perusahaan harus ada dalam
anggaran artinya harus melalui atau tercantum dalam Laporan Realisasi
Anggaran. Pendapatan, belanja, dan pembiayaan yang merupakan unsur Laporan
dikeluarkan. Pendapatan, belanja, dan pembiayaan hanya mempengaruhi kas dan
tidak mempengaruhi komponen lainnya dalam pos neraca pada saat penerimaan
dan pengeluaran kas. Akibat perlakuan seperti ini, neraca hanya terdiri dari sisi
debit kas dan sisi kredit ekuitas. Ekuitas muncul pada akhir periode pada saat
pendapatan dan biaya ditutup ke ekuitas dana lancar.
Perlakuan-perlakuan penerimaan dan pengeluaran dalam penerapan basis
kas menuju akrual ini dapat diuraikan sebagai berikut:
Pada saat penerimaan pendapatan dibuat jurnal:
Tabel 2.1 Jurnal Penerimaan Pendapatan
Tgl Uraian Debit Kredit
Kas xxx
Pendapatan xxx
Kas merupakan unsur atau akun neraca yang disebut juga dengan akun riil
(real account) sedangkan pendapatan adalah unsur Laporan Realisasi Anggaran
akun nominal (nominal account).
Pada saat pengeluaran kas untuk belanja dijurnal:
Tabel 2.2 Jurnal Pengeluaran Kas
Tgl Uraian Debit Kredit
Belanja xxx
Pada tabel diatas belanja merupakan nominal account. Pada saat
pengeluaran belanja untuk perolehan aset tetap berupa gedung misalnya akan
dijurnal:
Tabel 2.3 Jurnal Pengeluaran Belanja Modal
Tgl Uraian Debit Kredit
Belanja Modal xxx
Kas xxx
Pada tabel di atas belanja modal merupakan nominal account. Di akuntansi
komersial, pengeluaran untuk perolehan asset tetap (belanja modal untuk
pembangunan gedung) dapat dijurnal sebagai berikut:
Tabel 2.4 Jurnal Pembangunan Gedung
Tgl Uraian D K
Gedung Dan Bangunan xxx
Kas xxx
Pada tabel di atas akun gedung dan bangunan dan akun kas merupakan
akun ril (real account). Jika dilakukan penjurnalan seperti ini maka pengeluaran
tersebut tidak akan mempengaruhi belanja dalam Laporan Realisasi Anggaran.
Perlakuan seperti ini hanya mempengaruhi akun-akun neraca. Oleh karena seluruh
transaksi kas pemerintahan harus melalui Laporan Realisasi Anggaran maka
pengeluaran untuk belanja modal tidak dapat dijurnal langsung ke aset yang
Contoh lain, misalnya pengeluaran untuk pembayaran pokok utang.
Pembayaran pokok hutang akan dijurnal sebagai berikut:
Tabel 2.5 Jurnal Pembayaran Pokok Hutang
Tgl Uraian D K
Pengeluaran Pembiayaan-Pokok Hutang xxx
Kas Xxx
Pada tabel di atas Pengeluaran Pembiayaan-Pokok Hutang merupakan
nominal account Pengeluaran uang kas untuk pembayaran utang tidak dikredit
secara langsung pada kewajiban di Neraca, melainkan dijurnal ke unsur Laporan
Realisasi Anggaran yaitu Pengeluaran Pembiayaan untuk Pembayaran Pokok
Utang. Dari uraian di atas terlihat bahwa setiap pengeluaran pemerintah atau
penerimaan pemerintah harus melalui Laporan Realisasi Anggaran. Oleh karena
itu, penerimaan dan pengeluaran mempengaruhi unsur-unsur dalam Laporan
Realisasi Anggaran dan kas di Neraca sekaligus. Jadi yang terpengaruh di Neraca
hanya akun kas (dikutip Sinaga, 2006, hal.4).
2.4 Perhitungan Analisis Bahan berdasarkan SNI
Maksud dari Analisis Bahan atau Material ialah besarnya jumlah bahan
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan bagian pekerjaan dalam satu kesatuan
pekerjaan (Ibrahim, 2001).
Yang menjadi acuan dalam penyusunan SNI tata cara perhitungan harga
satuan pekerjaan ini adalah standar ini disusun mengacu kepada hasil pengkajian
dari beberapa analisa pekerjaan yang telah diaplikasikan oleh beberapa kontraktor
dikeluarkan secara berkala. SNI tahun terbaru merupakan revisi edisi SNI
sebelumnya. Untuk saat ini koefisien terbaru yang dipakai adalah (BSN,2008):
Tabel 2.6 Daftar Standar Nasional Indonesia Ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN)
No Nomor SNI Judul Standar Nasional Indonesia
1 SNI 7393:2008 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi
dan alumunium untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan
2 SNI 7394:2008 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan
beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan
3 SNI 7395:2008 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan
penutup lantai untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan
4 SNI 2547:2008 Spesifikasi meter air
5 SNI 2835:2008 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan
beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan
6 SNI 2836:2008 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan
pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan
7 SNI 2837:2008 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan
plesteran untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan
8 SNI 2839:2008 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan
langit-langit untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan
9 SNI 3434:2008 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan
kayu untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan
10 SNI 6897:2008 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan
dinding untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan
Sumber : (BSN, 2008)
2.5 Angka-angka dalam Daftar Analisa
Penyelidikan semula dilakukan pada jaman Belanda dulu. Penjelasan
tentang koefisien-koefisien bahan yang dipakai seperti yang tedapat pada Dasar
metode-metode percobaan jumlah bahan-bahan pembentuk untuk satuan pekerjaan
(dikutip Hamdani, 2006, hal.8).
Angka-angka atau koefisien yang terdapat dalam daftar analisa terdiri dari
2 (dua) kelompok yaitu :
a. Pecahan-pecahan/Angka-angka satuan untuk bahan
b. Pecahan-pecahan/Angka-angka satuan untuk upah
Keduanya menganalisa harga (biaya) yang diperlukan dalam membuat harga satu
satuan pekerjaan bangunan. Singkatnya terdiri dari :
a. Kalkulasi bahan-bahan yang diperlukan ;
b. Kalkulasi upah mengerjakannya.
Sebagai contoh, diambil dari analisa Ir.Muko-muko (Analisa A1 dan Analisa
G.32.L) (dikutip Hamdani 2006, hal.9):
Analisa A1:
Tiap-tiap M3 galian tanah, dibutuhkan :
Upah : 0,75 pekerja @ Rp. 200/hari = 0,75 x Rp. 200,- = Rp. 150,-
0,025 mandor @ Rp. 350/hari
= 0,025 x Rp. 3.050,- = Rp. 8,75,-
jadi upah menggali 1 m3 tanah menjadi = Rp. 158,75,-
Angka-angka persepuluhan diatas adalah suatu perbandingan untuk
penyelesaian 1 m3 pekerjaan. Angka-angka ini dapat dibulatkan dengan jalan
Pengertian dari angka-angka diatas tidak ada bedannya dengan
angkaangka persepuluh dari bahan-bahan, misalnya 0,486 pasir, 5,32 zak p.c
(semen) atau 1,2 m3 batu kali.
Penjelasan :
0,75 pekerja Bekerja sama dalam 1 hari dapat
0,025 mandor menyelesaikan 1 m3 galian.
Pecahan persepuluh diatas dikalikan dengan angka 1.000 agar bulat.
750 pekerja Bekerja sama dalam 1 hari dapat
2 mandor menyelesaikan 1000 m3 galian.
Kemudian angka-angka ini dibagi dengan angka 25.
30 pekerja Bekerja sama dalam 1 hari dapat
1 Mandor menyelesaikan 40 m3 galian.
Jadi jelaslah bahwa angka-angka persepuluh tersebut diatas adalah hanya
suatu perbandingan saja. Demikian juga selanjutnya.
Dengan adanya perbandingan ini, maka untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan kita dengan sendirinya dapat menghitung banyaknya pekerjaan dan
lamanya waktu yang dibutuhkan, karena satuan-satuan pekerjaan dikerjakan
dalam jangka 1 hari dianggap selesai.
Analisa G.32 + G.26 :
Upah : 1,2 tukang batu @ Rp. 350/ hari = 1,2 x Rp. 350,- = Rp. 420,-
0,12 kepala tukang @ Rp. 400/hari
= 0,12 x Rp. 400,- = Rp. 48,-
= 3,60 x Rp. 200,- = Rp. 720,-
0,18 mandor @ Rp. 350/hari
= 0,18 x Rp. 350,- = Rp. 54,-
= Rp. 1.242,-
Bahan : 1,2 m3 batu kali @ Rp. 2.500/m3 = 1,2 x Rp. 2.500,- = Rp. 3.000,-
5,32 sak p.c @ Rp. 700 / sak
= 5,32 x Rp. 700,- = Rp. 3.742,-
0,486 m3 pasir @ Rp. 700/m3
= 0,486 x Rp. 700,- = Rp. 340,20,-
= Rp. 7.064,20,-
Ongkos pasangan batu m3
Batu kali = Rp. 8.306,20,-
Upah harian dan harga-harga bahan diatas hanya sebagai contoh saja.
Faktor upah kita kalikan dengan angka 100, dan menjadi sbb :
Jumlah bahan yang dibutuhkan untuk membuat 1 m3 pasangan batu kali
didapat dari hasil-hasil percobaan yang dilakukan.
a. Pekerja, mandor dan kepala tukang bekerja tiap harinya 7 sampai 8 jam.
b. Jumlah pekerja = (1/20) jumlah mandor artinya tiap-tiap 1 mandor
mengepalai 20 orang pekerja. 120 orang tukang batu :
12 kepala tukang :
360 orang pekerja :
Bersama sama mereka
bergotong royong bekerja dalam
1 hari dapat menyelesaikan 100
c. Jumlah tukang = 1/10 kep.tukang, artinya bahwa tiap-tiap 1 kepala tukang
mengepalai 10 orang tukang.
d. Tiap-tiap 1 m3 pasangan batu kali memerlukan 1,2 m3 batu kali.
e. Tiap-tiap 1 m3 pasir didapat/disiram air memerlukan 1,2 m3 pasir.
2.6 Proyek Konstruksi
Proyek adalah suatu rangkaian kegiatan dan kejadian yang saling berkaitan
untuk mencapai tujuan tertentu dan membuahkan hasil dalam suatu jangka
tertentu dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia (Ervianto, 2005).
Rangkaian kegiatan dalam proyek konstruksi dapat dibedakan atas dua
jenis, yaitu kegiatan rutin dan kegiatan proyek. Kegiatan rutin adalah suatu
rangkaian kegiatan terus-menerus yang berulang dan berlangsung lama, sementara
kegiatan proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali
dilaksanakan dan umumnya berlangsung dalam jangka waktu yang pendek. Oleh
karena itu kegiatan proyek mempunyai awal dan akhir kegiatan yang jelas serta
hasil kegiatan yang bersifat unik. Kegiatan proyek merupakan suatu rangkaian
yang mempunyai ciri:
- Di mulai dari awal proyek dan diakhiri dengan akhir proyek, serta
mempunyai jangka waktu yang umumnya terbatas.
- Rangkaian kegiatan proyek hanya terjadi satu kali sehingga menghasilkan
produk yang bersifat unik. Jadi, tidak ada dua atau lebih poyek yang identik.
Gambar 2.1 Proyek Sebagai Suatu Sistem
Sumber : (Ervianto,2005)
2.7 Manajemen Proyek Konstruksi
Definisi manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian, dan koordinat suatu proyek dari awal hingga berakhirnya proyek
untuk menjamin pelaksaan proyek secara tepat waktu, tepat biaya dan tepat mutu
(Ervianto,2005).
Gambar 2.2 Sistem Manajemen Proyek
Manajemen konstruksi (constructionmanagement) adalah bagaimana agar
sumber daya yang terlibat dalam proyek konstruksi dapat diaplikasikan oleh
manajer proyek secara tepat. Sumber daya dalam konstruksi dapat dikelompokkan
menjadi manpower, material, machines, money, method (Ervianto, 2005).
Pengelolaan proyek akan berhasil baik jika semua fungsi manajemen
dijalankan secara efektif. Ini dicapai dengan menyediakan sumber daya yang
dibutuhkan untuk melaksanakan setiap fungsi tersebut dan menyediakan kondisi
yang tepat sehingga memungkinkan orang-orang untuk melaksanakan tugasnya
masing-masing. Delapan fungsi dasar manajemen tersebut diatas dapat
dikelompokkan menjadi 3(tiga) kelompok kegiatan (Ervianto, 2005):
1. Kegiatan Perencanaan
a. Penetapan tujuan (goal setting)
Tahap awal yang harus ditentukan terlebih dahulu adalah menetapkan
tujuan utama yang akan dicapai. Penetapan tujuan harus relatis, spesifik, terukur,
dan terbatas waktu.
b. Perencanaan (planning)
Perencanaan mencakup penentuan berbagai cara yang memungkinkan
kemudian menentukan salah satu cara yang tepat dengan mepertimbangkan semua
kendala yang mungkin ditimbulkan. Perkiraan jenis dan jumlah sumber daya yang
dibutuhkan dalam suatu proyek menjadi sangat penting untuk mencapai
c. Pengorganisasian (organizing)
Kegiatan ini bertujuan melakukan pengaturan dan pengelompokan
kegiatan konstruksi agar kinerja yang dihasilkan sesuai dengan harapan.
Pengelompokan kegiatan dapat dilakukan dengan menyusun jenis kegiatan dari
yang besar hingga terkecil.
2. Kegiatan Pelaksanaan
a. Pengisian staf (staffing)
Pengisian staf adalah pengerahan, penempatan, pelatihan, pengembangan
tenaga kerja dengan tujuan menghasilkan kondisi tepat personel (right people),
tepat posisi (right position), dan tepat waktu (right time). Kesuksesan proyek juga
ditentukan oleh kecermatan dan ketepatan dalam memposisikan seseorang sesuai
keahliannya.
b. Pengarahan (directing)
Jika tahap penempatan staf telah dilakukan dengan tepat maka tim tersebut
harus mendapatkan penjelasan tentang lingkup pekerjaan dan paparan waktu
untuk memulai dan menyelesaikan pekerjaan tersebut. Dalam organisasi proyek,
kepala proyek harus memberikan perintah kepada stafnya untuk melakukan
kegiatan tertentu yang dapat dilakukan dalam waktu berurutan atau bersamaan.
3. Kegiatan Pengendalian
a. Pengawasan (supervising)
Pengawasan dapat didefinisikan sebagai interaksi langsung antara
individu-individu dalam organisasi untuk mencapai kinerja dalam tujuan
organisasi. Kegiatan ini dilakukan oleh pihak pelaksana konstruksi dan pemilik
mendapatkan hasil yang telah ditetapkan oleh pemilik proyek, sedangkan
pengawasan oleh pemilik bertujuan untuk memperoleh keyakinan bahwa apa yang
akan diterimanya sesuai dengan apa yang dikehendaki.
b. Pengendalian (controling)
Pengendalian adalah proses penetapan atas apa yang telah dicapai,
evaluasi kinerja dan langkah perbaikan bila diperlukan. Pemantauan kegiatan
yang telah terjadi di lapangan harus dilakukan dari waktu ke waktu dan
selanjutnya dilakukan pembandingan antara apa yang seharusnya terjadi dengan
apa yang telah terjadi.
c. Koordinasi (coordinating)
Pemantauan prestasi kegiatan dari pengendalian akan digunakan sebagai
bahan untuk melakukan langkah perbaikan, baik proyek dalam keadaan terlambat
atau lebih cepat. Semua permasalahan dalam proyek harus diselesaikan bersama
antara pihak-pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi sehingga diperlukan
agenda acara yang mempertemukan semua unsur. Kegiatan ini dinamakan
koordinasi. Koordinasi dilakukan setiap periode waktu tertentu, umumnya satu
minggu sekali.
2.8 Rencana Anggaran Biaya
Anggaran biaya suatu bangunan atau proyek ialah menghitung banyaknya
biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah tenaga kerja berdasarkan analisis,
serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan atau
proyek (Ibrahim, 2001).
Kegiatan estimasi adalah salah satu proses utama dalam proyek konstruksi
sebuah bangunan?” (Ervianto,2005). Sebagai dasar untuk sistem pembiayaan
dalam sebuah perusahaan, kegiatan estimasi juga digunakan untuk merencanakan
jadwal pelaksanaan konstruksi. Dalam proyek konstruksi, khususnya pada tahap
pelaksanaan, kontraktor hanya dapat memperkirakan urutan kegiatan, aspek
pembiayaan, aspek kualitas dan aspek waktu dan kemudian memberikan nilai
pada masing-masing kejadian tersebut (Ervianto,2005).
Susunan Estimate Real of Cost berikut ini dapat dilihat dengan jelas
bahwa biaya (anggaran) adalah jumlah dari masing-masing hasil perkalian volume
dengan harga satuan pekerjaan yang bersangkutan. Secara umum dapat
disimpulkan sebagai berikut
…… (1)
Dalam Estimate Real of Cost atau Anggaran sesungguhnya biaya-biaya
lain yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan sengaja tidak dimasukkan.
Biaya-biaya tersebut akan dibahas dalam buku dokumen pelanggan. Biaya-biaya
lain tersebut sebagai berikut (Bachtiar,2001):
a. Keuntungan
b. Biaya perencanaan (design cost)
c. Biaya pengawasan (direksi furing)
d. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
e. Dan lain-lain.
Tahap-tahap yang dilakukan untuk menyusun anggaran biaya adalah
berikut (Ervianto,2005):
a. Melakukan pengumpulan data tentang upah pekerja yang berlaku di daerah
lokasi proyek atau upah pada umumnya jika pekerja didatangkan dari luar
daerah lokasi proyek.
b. Melakukan perhitungan analisa bahan atau upah dengan menggunakan
analisa yang diyakini baik oleh si pembuat anggaran. Dalam tulisan ini,
digunakan perhitungan berdasarkan analisa SNI.
c. Melakukan perhitungan harga satuan pekerjaan dengan memanfaatkan hasil
analisa satuan pekerjaan dan daftar kuantitas pekerjaan.
d. Membuat rekapitulasi.
Gambar 2.3 Tahap Penyusunan Rencana Anggaran Biaya
2.9 Sistem Informasi
Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau
untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. (Jogianto, 2006). Informasi adalah
data yang di olah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang
menerimanya. Data merupakan bentuk yang masih mentah yang belum dapat
bercerita banyak, sehingga perlu diolah lanjut (Jogianto, 2006).
Informasi dapat menggambarkan kejadian nyata yang di gunakan untuk
mengambil keputusan. Sumber dari informasi adalah data yang berbentuk huruf,
simbol, alphabet dan sebagainya. Sistem informasi mempunyai elemen utama,
yaitu data yang menyediakan informasi, prosedur yang memberitahu pengguna
bagaimana mengoperasikan sistem informasi, menyelesaikan masalah, membuat
keputusan dan menggunakan sistem informasi tersebut. Orang-orang dalam sistem
informasi membuat prosedur untuk mengolah dan memanipulasi data sehingga
menghasilkan informasi dan menyebarkan informasi tersebut ke lingkungannya.
Model dasar sistem adalah masukan, pengolahan dan pengeluaran. Fungsi
pengolahan informasi sering membutuhkan data yang telah di kumpulkan dan
diolah dalam waktu periode sebelumnya. Oleh karena itu, dalam model sistem
informasi ditambahkan pula media penyimpanan data. Maka fungsi pengolahan
informasi bukan lagi mengubah data menjadi informasi, tetapi juga menyimpan
data untuk penggunaan lanjutan.
Sistem informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih
berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Data merupakan bentuk yang
lebih lanjut. Karena pada saat ini, para pembuat keputusan memahami bahwa
informasi tidak hanya sekedar produk sampingan bisnis yang sedang dijalankan,
namun juga sebagai bahan pengisi bisnis dan menjadi faktor kritis dalam
menentukan kesuksesan atau kegagalan suatu usaha.
Untuk menghasilkan informasi yang berkualitas maka dibuatlah sistem
informasi (Jogianto, 2006). Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu
organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian,
mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi
dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
Informasi merupakan data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang
berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini
atau di masa yang akan datang. Sumber dari informasi adalah data, merupakan
bentuk yang masih mentah dan belum dapat bercerita banyak, sehingga
membutuhkan pengolahan lebih lanjut. Kualitas dari sistem informasi bergantung
pada dua hal, yaitu:
1. Informasi harus akurat, dimana informasi tersebut harus bebas dari kesalahan.
2. Informasi tersebut harus relevan, supaya informasi tersebut dapat
memberikan masukan bagi penerimanya.
Istilah sistem informasi juga sering di kacaukan dengan Sistem Informasi
Manajemen (SIM). Kedua hal ini sebenarnya tidak sama. Sistem informasi
manajemen merupakan salah satu jenis sistem informasi, yang secara khusus
ditujukan untuk menghasilkan informasi bagi pihak manajemen dan untuk
2.10 Pemrograman Cepat (Extreme Programming)
Pemrograman cepat yaitu suatu pendekatan yang paling banyak digunakan
untuk melakukan pengembangan perangkat lunak dengan cepat (Pressman, 2012).
Berikut adalah nilai-nilai mendasar yang menjadi roh dari Extreme Programming
pada setiap tahapan proses pengembangan perangkat lunak (Pressman, 2012):
1. Communication
XP memfokuskan pada hubungan komunikasi yang baik antar anggota
tim. Para anggota tim harus membangun saling pengertian, mereka juga wajib
saling berbagi pengetahuan dan keterampilan dalam mengembangkan perangkat
lunak. Ego dari para programer yang biasaanya cukup tinggi harus ditekan dan
mereka harus membuka diri untuk bekerjasama dengan programer lain dalam
menuliskan kode program.
2. Courage
Para anggota tim dan penanggungjawab pengembangan perangkat lunak
harus selalu memiliki keyakinan dan integritas dalam melakukan tugasnya.
Integritas ini harus selalu dijaga bahkan dalam kondisi adanya tekanan dari situasi
sekitar (misalnya oleh klien atau pemilik perusahaan). Untuk dapat melakukan
sesuatu dengan penuh integritas terlebih dahulu para anggota tim harus terlebih
dahulu memiliki rasa saling percaya. Rasa saling percaya inilah yang coba
dibangun dan ditanamkan oleh XP pada berbagai aspeknya.
3. Simplicity
Lakukan semua dengan sederhana. Hal tersebut adalah salah satu nilai
dalam membuat desain, hilangkan fitur yang tidak ada gunanya, dan berbagai
proses penyederhanaan lain akan selalu menjadi nilai utama dari setiap aspek XP.
4. Feedback
Berikan selalu feedback kepada sesama anggota tim maupun pihak-pihak
lain yang terlibat dalam pengembangan perangkat lunak. Utarakan selalu pikiran
anda dan diskusikan kesalahan-kesalahan yang muncul selama proses
pengembangan. Dengarkan selalu pendapat rekan yang lain, dengan adanya
feedback inilah seringkali kita menyadari bagian mana yang salah atau bisa
ditingkatkan lagi dari perangkat lunak yang dikembangkan.
5. Quality Work
Semua nilai di atas berujung pada sebuah kondisi di mana kita melakukan
pekerjaan dengan berkualitas. Dengan proses yang berkualitas maka implikasinya
akan muncul pula perangkat lunak yang berkualitas sebagai hasil akhirnya.
2.11 Metode Pengembangan AGILE
Agile methods merupakan salah satu dari beberapa metode yang digunakan
dalam pengembangan sooftware. Agile method adalah jenis pegembangan sistem
jangka pendek yang memerlukan adaptasi cepat dan pengembang terhadap
perubahan dalam bentuk apapun (Martin, 2012). Kelebihan dari agile ini yaitu,
meningkatkan kepuasan klien, pembangunan sistem dibuat lebih cepat,
mengurangi resiko kegagalan implementasi sistem dari segit non-teknis dan jika
pada saat pembangunan sistem terjadi kegagalan, kerugian dari segi materi
Gambar 2.4 Model Pengembangan Agile
Sumber : (Martin,2012)
2.12 Analisa dan Desain Sistem Informasi
Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem
informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk
mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan,
kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang
diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya (Jogianto, 2006).
Tahap analisis sistem dilakukan setelah tahap perencanaan sistem dan
sebelum tahap desain sistem. Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan
sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap ini akan menyebabkan juga
kesalahan di tahap selanjutnya.
Setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan, maka analis sistem telah
mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan (Jogianto, 2006).
membentuk sistem tersebut. Tahap ini disebut dengan desain sistem. Desain
sistem dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu desain secara umum dan desain
secara terinci. Desain secara umum disebut juga dengan desain konseptual atau
desain logikal atau desain secara makro. Desain sistem terinci disebut juga dengan
desain sistem secara fisik atau desain internal.
2.13 Bagan Alir Sistem (System Flowchart)
System flowchart merupakan bagan yang menunjukkan arus pekerjaan
secara keseluruhan dari sistem. Bagan ini menjelaskan urutan dari prosedur yang
ada dan apa yang dikerjakan dalam sistem (Kendall,2003).
2.14 Konsep Data Flow Diagram (DFD)
Data flow diagram digunakan untuk menggambarkan arus data yang
mengalir di dalam suatu sistem secara keseluruhan. Simbol yang digunakan dalam
Data Flow Diagram (Kendall,2003), antara lain:
1. External entity (kesatuan luar), merupakan kesatuan di luar sistem yang dapat
berupa orang, organisasi, atau sistem lainnya yang berada di lingkungan
luarnya yang akan memberikan input atau menerima output dari sistem.
2. Data flow (arus data), menunjukkan arus dari data yang dapat berupa
masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem.
3. Process (proses), kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh organisasi, mesin
atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk
dihasilkan arus data yang akan keluar dari proses.
2.15 Konsep Entity Relationship Diagram (ERD)
Entity relationship diagram digunakan untuk membantu perancangan
konseptual database, dalam hal ini terdapat tiga macam hubungan antar entity
(Kendall,2003), yaitu :
1. One to one relationship 2 field, hubungan antara field pertama dengan field
kedua adalah satu berbanding satu.
2. One to many relationship 2 field, hubungan antara field pertama dengan field
kedua adalah satu berbanding banyak atau dapat pula sebaliknya.
3. Many to many relationship 2 field, hubungan antara field pertama dengan field
METODE PENELITIAN
3.1 Observasi dan Wawancara
Pada langkah ini pengembang melakukan observasi dan wawancara yang
bertujuan untuk memperoleh kebutuhan-kebutuhan sistem dalam rangka memenuhi
kebutuhan bisnis. Terdapat tiga langkah yang dilakukan dalam rangka pengumpulan
data ini, yaitu:
1. Observasi, langkah ini dilakukan untuk melihat dan mengidentifikasi kondisi
CV. Citra Mandiri Solution secara langsung.
2. Wawancara, langkah ini dilakukan dengan bagian keuangan yang bekerja di
bidang analisis laporan realisasi anggaran di perusahaan tersebut untuk
mempelajari bagaimana langkah-langkah dalam menganalisis laporan realisasi
anggaran.
3. Pengumpulan dokumen, langkah ini dilakukan untuk mengumpulkan dokumen
yang dibutuhkan dalam pembuatan aplikasi ini.
3.2 Studi Pustaka
Pada Langkah ini pengembang mengumpulkan informasi-informasi yang
dapat mendukung pengerjaan Tugas Akhir ini. Sumber informasi ini berupa jurnal,
karya ilmiah, dan buku pendukung yang berhubungan dengan akuntansi, laporan
realisasi anggaran, SNI, konstruksi, sistem informasi, dan aplikasi desktop.
3.3 Pembuatan dan Pengajuan Proposal Tugas Akhir
Dari hasil observasi, wawancara dan studi pustaka, pengembang melakukan
pembuatan proposal yang diajukan kepada dosen pembimbing dan dosen penguji.
Setelah ada persetujuan dari kedua pihak, dilakukan pengembangan aplikasi.
3.4 Pengembangan Aplikasi
Pada langkah pengembangan aplikasi ini, metode pengembangan yang dipakai
adalah metode Agile. Ada tiga proses besar dalam pembuatan aplikasi ini yaitu,
proses pembuatan Laporan Realisasi Anggaran, proses Analisis Laporan Realisasi
Anggaran Mengacu Pada SNI dan proses pembuatan laporan keuangan, Proses-proses
Gambar 3.1 Model pengembangan Agile
Pada gambar 3.1 terapat tiga iterasi, dan didalam iterasi tersebut terdapat
langkah-langkah. Penjelasan tentang iterasi di atas dijelaskan pada tabel 3.1 berikut
ini:
Analisis Kebutuhan
Desain Sistem
Implementasi Evaluasi Laporan Realisasi Anggaran Iterasi 1 : Pembuatan
Analisis Kebutuhan
Desain Sistem
Implementasi Evaluasi Iterasi 2 : Proses Analisis LRA Mengacu Pada SNI
Analisis Kebutuhan
Desain Sistem
Tabel 3.1 Penjelasan model pengembangan
Iterasi Langkah Keterangan Input Output
1
Analisis Kebutuhan
Observasi ke bagian keuangan dan bagian pelaksanaan proyek dan membuat Block
diagram, Context diagram dan HIPO dalam sub proses pembuatan LRA.
- Data pemakaian bahan
- Data upah - Data jam kerja - Data Pekerjaan
- Block Diagram - Context Diagram - HIPO
Desain Sistem
Melakukan desain aplikasi yang meliputi DFD, CDM, PDM, desain I/O dan layar dialog dalam sub proses pembuatan LRA.
- Block Diagram - Context Diagram - HIPO
- DFD
- CDM dan PDM - Desain output,
input dan layar dialog dalam sub proses pembuatan LRA.
- DFD
- CDM dan PDM - Desain output,
input dan layar dialog
Aplikasi analisis LRA mengacu pada SNI dalam sub proses pembuatan laporan realisasi anggaran yang belum di testing.
Evaluasi
Melakukan uji coba aplikasi dalam sub proses pembuatan LRA yang meliputi:
- Uji coba fungsi aplikasi.
- Uji coba kemudahan penggunaan aplikasi.
Aplikasi analisis LRA mengacu pada SNI dalam sub proses pembuatan laporan realisasi anggaran yang belum di testing.
Aplikasi analisis LRA mengacu pada SNI dalam sub proses pembuatan laporan realisasi anggaran yang sudah di testing.
2
Analisis Kebutuhan
Observasi ke bagian keuangan dan bagian perencanaan proyek dan membuat Block diagram, Context diagram dan HIPO dalam sub proses Analisis LRA.
- Data LRA - Data rencana
anggaran biaya
- Block Diagram - Context Diagram - HIPO
Desain Sistem
Melakukan desain aplikasi yang meliputi DFD, CDM, PDM, desain I/O dan layar dialog dalam sub proses Analisis LRA.
- Block Diagram - Context Diagram - HIPO
- DFD
- CDM dan PDM - Desain output,
Iterasi Langkah Keterangan Input Output dalam sub proses Analisis LRA.
- DFD
- CDM dan PDM - Desain output, input
dan layar dialog
Aplikasi analisis LRA mengacu pada SNI dalam sub proses analisis LRA mengacu pada SNI yang belum di testing.
Evaluasi
Melakukan uji coba aplikasi dalam sub proses Analisis LRA yang meliputi: - Uji coba fungsi
aplikasi.
- Uji coba kemudahan penggunaan aplikasi.
Aplikasi analisis LRA mengacu pada SNI dalam sub proses analisis LRA mengacu pada SNI yang belum di testing.
Aplikasi analisis LRA mengacu pada SNI dalam sub proses analisis LRA mengacu pada SNI yang belum di testing.
3
Analisis Kebutuhan
Observasi ke bagian keuangan dan membuat Block diagram, Context diagram dan HIPO dalam sub proses pembuatan laporan keuangan.
- Laporan keuangan perusahaan
- Block Diagram - Context Diagram - HIPO
Desain Sistem
Melakukan desain aplikasi yang meliputi DFD, CDM, PDM, desain I/O dan layar dialog dalam sub proses pembuatan laporan keuangan.
- Block Diagram - Context Diagram - HIPO
- DFD
- CDM dan PDM - Desain output - Struktur tabel
Implementasi
Melakukan
penerjemahan desain terhadap bahasa pemrograman (coding) dalam sub proses pembuatan laporan keuangan.
- DFD
- CDM dan PDM - Desain output, input
dan layar dialog
Aplikasi analisis LRA mengacu pada SNI dalam sub
Melakukan uji coba aplikasi dalam sub proses pembuatan laporan keuangan yang meliputi:
- Uji coba fungsi aplikasi.
- Uji coba kemudahan penggunaan aplikasi.
Aplikasi analisis LRA mengacu pada SNI dalam sub proses pembuatan laporan keuangan yang belum di testing.
3.5 Pembuatan Laporan Tugas Akhir
Dalam proses pembuatan laporan Tugas Akhir ini pengembang melakukan
pengumpulan semua data-data hasil konsultasi, data-data yang dibuat saat
pengembangan aplikasi dan data-data yang diperlukan dari perusahaan. Dalam
pembuatan laporan Tugas Akhir ini dibutuhkan waktu satu bulan untuk
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
CV. Citra Mandiri Solution dalam mengerjakan proyeknya mempunyai 3 tahap
proses yaitu, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pada tahap perencanaan,
perusahaan membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk memperhitungkan
banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya lain yang
berhubungan dengan pelaksanaan proyek tersebut. Setelah dibuat RAB tersebut maka
pelaksanaan proyek bisa dijalankan.
Setelah pelaksanaan proyek, perusahaan membuat Laporan Realisasi Anggaran
(LRA) untuk mengetahui biaya yang dikeluarkan sesungguhnya dalam proyek
tersebut. LRA tersebut menghasilkan data biaya tiap pekerjaan, daftar pembelian
bahan dan daftar biaya upah pekerja. LRA tersebut dijadikan sebagai dasar untuk
menghitung laba kotor dari proyek tersebut.
Dari data laba kotor proyek tahun 2012 terdapat beberapa proyek mengalami
kerugian. Dari hasil analisis menggunakan sistem yang ada diperusahaan saat ini,
yaitu dengan cara membandingkan LRA dengan RAB, terdapat beberapa selisih biaya
yang diketahui. Akan tetapi sistem tersebut tidak bisa memberikan pendukung
keputusan berupa informasi tentang penyebab terjadinya selisih biaya tersebut. Selain
itu sistem tersebut tidak memiliki acuan dalam menganalisis LRA, sehingga hasil dari
analisis LRA tersebut tidak dapat dijadikan pendukung keputusan untuk pembuatan
RAB pada proyek selanjutnya.
Berikut ini adalah gambaran proses bisnis dari hasil identifikasi yang ada,
proses yang terdapat dalam perusahaan yaitu:
a. Proses Pembuatan Laporan Realisasi Anggaran
Proses pembuatan LRA dimulai dari bagian keuangan melakukan
pengumpulan dokumen realisasi anggaran seperti, dokumen total pemakaian bahan
baku, total jam kerja pekerja, dan total biaya pekerjaan. Kemudian dilakukan
pembuatan LRA berdasarkan dokumen-dokumen tersebut. LRA tersebut dicetak
sebanyak tiga dokumen, dokumen yang pertama diberikan kepada direktur, dokumen
kedua dilanjutkan ke proses selanjutnya, dan dokumen ketiga disimpan permanen.
b. Proses Analisis Laporan Realisasi Anggaran
Proses analisis LRA dimulai dari bagian keuangan melakukan pengumpulan
dokumen RAB dan LRA. Kemudian bagian keuangan membandingkan antara RAB
dan LRA tersebut dan membuat dokumen hasil analisisnya. Dokumen hasil analisis
tersebut dicetak sebanyak dua dokumen, dokumen yang pertama diberikan kepada
direktur, dokumen kedua disimpan permanen.
c. Proses Pembuatan Laporan Keuangan
Proses pembuatan laporan keuangan dimulai dari bagian keuangan melakukan
pengumpulan dokumen kebutuhan laporan keuangan seperti laporan keuangan
periode sebelumnya, daftar biaya operasional perusahaan dan Laporan Realisasi
Anggaran. Kemudian bagian keuangan membuat laporan keuangan sampai pada
pembuatan cashflow. Laporan keuangan tersebut dicetak sebanyak dua dokumen,
dokumen yang pertama diberikan kepada direktur, dokumen kedua disimpan
Dari identifikasi permasalahan di atas, CV. Citra Mandiri Solution
membutuhkan sebuah aplikasi analisis LRA yang mengacu kepada Standar Nasional
Indonesia (SNI) yang dapat membantu bagian keuangan dalam menganalisis LRA.
Proses yang terjadi dalam menganalisis LRA pada aplikasi ini yaitu dengan
membandingkan LRA, RAB dan rancangan biaya yang mengacu kepada SNI.
Dengan adanya aplikasi ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan bisnis perusahaan
dalam menganalisis LRA. Selain menyusun dan menganalisis LRA, aplikasi ini juga
dilengkapi dengan pembuatan laporan keuangan sampai pada pembuatan cashflow
supaya bisa lebih mudah untuk melihat laba/rugi bersih yang diperoleh perusahaan.
4.1 Pembuatan Laporan Realisasi Anggaran 4.1.1 Hasil Analisis Kebutuhan Iterasi 1 (satu)
Setelah pelaksanaan proyek, perusahaan membuat Laporan Realisasi
Anggaran (LRA) untuk mengetahui biaya yang dikeluarkan sesungguhnya dalam
proyek tersebut. LRA tersebut menghasilkan data biaya tiap pekerjaan, daftar
pembelian bahan dan daftar biaya upah pekerja. LRA tersebut dijadikan sebagai dasar
untuk menghitung laba kotor dari proyek tersebut.
Setelah pelaksanaan proyek, perusahaan membuat Laporan Realisasi Anggaran
(LRA) untuk mengetahui biaya yang dikeluarkan sesungguhnya dalam proyek
tersebut. LRA tersebut menghasilkan data biaya tiap pekerjaan, daftar pembelian
bahan dan daftar biaya upah pekerja. LRA tersebut dijadikan sebagai dasar untuk
Proses pembuatan LRA dimulai dari bagian keuangan melakukan
pengumpulan dokumen realisasi anggaran seperti, dokumen total pemakaian bahan
baku, total jam kerja pekerja, dan total biaya pekerjaan. Kemudian dilakukan
pembuatan LRA berdasarkan dokumen-dokumen tersebut. LRA tersebut dicetak
sebanyak tiga dokumen, dokumen yang pertama diberikan kepada direktur, dokumen
kedua dilanjutkan ke proses selanjutnya, dan dokumen ketiga disimpan permanen.
Dari proses analisis kebutuhan diatas, didapatkan kelemahan sistem yang
lama dan untuk memperbaiki kelemahan tersebut sistem yang akan dibuat
disesuaikan dengan kebutuhan bisnis perusahaan. Hasil analisis kebutuhan pada CV.
Citra Mandiri Solution dalam melakukan pembuatan laporan realisasi anggaran
adalah sebagai berikut:
a. Kelemahan Sistem Lama
Adapun kelemahan dari sistem yang lama yaitu, LRA yang dihasilkan oleh
sistem yang ada diperusahaan yaitu hanya menghasilkan data realisasi anggaran
secara keseluruhan. Tidak didetilkan didalam setiap pekerjaannya.
b. Kebutuhan Informasi
Aplikasi analisis laporan realisasi anggaran pembangunan gedung mengacu
pada SNI membutuhkan data realisasi anggaran seperti data upah pekerja, data
pekerjaan, data pemakaian bahan baku dan data jam kerja pekerja. Data-data tersebut
dibutuhkan dalam membuat LRA. Data LRA yang dihasilkan nantinya yaitu data
Dari analisis kebutuhan diatas, dibuatkan model untuk menggambarkan
aplikasi yang akan dikembangkan. Adapun model aplikasi yang akan dikembangkan
nantinya dijelaskan dalam block diagram dibawah ini:
Gambar 4.1 Block Diagram Sub Proses Pembuatan LRA
Dari blok diagram di atas dapat menggambarkan 1 informasi pokok yang
dihasilkan dari proses pembuatan LRA, adapun penjelasan rincinya sebagai berikut:
a. Input
Adapun inputan yang dibutuhkan dalam aplikasi pada sub proses pembuatan
1. Daftar realisasi pekerjaan
Daftar pekerjaan ini berisi tentang data seluruh pekerjaan yang dilaksanakan
dalam proyek, yaitu kode realisasi pekerjaan, kode realisasi anggaran, kode
pekerjaan, nama pekerjaan dan volume pekerjaan. Daftar pekerjaan ini nantinya akan
dibutuhkan dalam proses pembuatan LRA.
2. Daftar realisasi jam kerja pekerja
Daftar jam pekerja ini berisi tentang data jam kerja seluruh pekerja yang
digunakan dalam proyek, yaitu kode realisasi jam kerja, kode karyawan, kode
pekerjaan dan jumlah jam kerja.
3. Daftar realisasi upah pekerja
Daftar upah ini berisi tentang data seluruh upah pekerja yang nantinya akan
dibutuhkan dalam proses pembuatan LRA. Data-data tersebut yaitu kode upah, kode
realisasi jam kerja, kode karyawan, kode pekerjaan, kode jabatan, upah pokok perjam
dan total upah per pekerjaan.
4. Daftar realisasi bahan yang digunakan
Daftar bahan yang digunakan ini berisi tentang data seluruh material yang
digunakan dalam proyek, yaitu kode bahan, kode pekerjaan, nama bahan, harga
bahan, satuan, dan jumlah bahan yang digunakan. Daftar ini nantinya akan
dibutuhkan dalam proses pembuatan LRA.
b. Proses
Adapun proses yang terjadi dalam aplikasi pada sub proses pembuatan LRA ini
1. Pembuatan LRA
Proses ini dimulai dengan bagian keuangan mengumpulkan dokumen-dokumen
yang dibutuhkan dalam pembuatan LRA (dokumen jam kerja pekerja, dokumen
pemakaian bahan baku, dan dokumen realisasi pekerjaan) yang kemudian diinputkan
secara manual dan disimpan didalam database. Dari data yang disimpan didalam
database tersebut akan diproses oleh sistem. Proses pertama yaitu mengelompokkan
bahan dan upah dan menghitung harga satuan tiap kebutuhan, dan kemudian
dikelompokkan berdasarkan nama pekerjaan dan jenis pekerjaan. Sehingga user bisa
lebih mudah untuk melihat anggaran per nama pekerjaan atau per jenis pekerjaan.
Dari data biaya tiap pekerjaan tersebut akan dijumlahkan dan menghasilkan total
biaya realisasi anggaran.
c. Output
Adapun output yang dihasilkan dalam aplikasi pada sub proses pembuatan LRA
ini yaitu:
1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
LRA ini merupakan data yang sudah diinputkan bagian keuangan kedalam tabel
LRA dan detil LRA. Data yang ada dalam LRA tersebut yaitu kode LRA, nama LRA,
jenis pekerjaan, nama pekerjaan, nama kebutuhan (bahan/pekerja), satuan, jumlah,
harga satuan, volume, total harga dan biaya per pekerjaan.
Setelah membuat block diagram dilakukan pembuatan Contex Diagram.
Context diagram merupakan gambaran dari entitas-entitas yang ada hubungannya
Laporan Realisasi Anggaran Pembangunan Gedung Mengacu Pada SNI sebagai
berikut:
Data Jenis Pekerjaan
Data Pekerjaan
Data Jam Kerja Pekerja Data Pemakaian Bahan Laporan Keuangan Periode Sebelumnya
Data Jam Kerja Pekerja Data Jabatan
Aplikasi Analisis Laporan Realisasi Anggaran Pembangunan Gedung
Mengacu Pada SNI
Gambar 4.2 Context Diagram Sub Proses Pembuatan LRA
Gambar 4.2 menjelaskan bahwa rancang bangun aplikasi analisis laporan
realisasi anggaran pembangunan gedung mengacu pada SNI sub proses pembuatan
LRA membutuhkan 4 (empat) entitas untuk menjalankan sistemnya. Proses yang
pertama yaitu proses pembuatan LRA yang dimulai setelah menerima inputan data
jenis pekerjaan, data jabatan dan data pekerja dari entitas bagian keuangan, menerima
inputan data jam kerja pekerja dari entitas mandor dan menerima inputan daftar harga
barang, data pekerjaan, data pemakaian bahan dan data jam kerja pekerja dari entitas
bagian pelaksanaan proyek. Setelah itu akan dilakukan proses pembuatan LRA dan
Dari Context Diagram yang sudah dibuat diatas, dilakukan perancangan HIPO
(Hierarchy Input Proses Output) atau yang biasa disebut dengan diagram berjenjang
yang dapat menampilkan seluruh proses yang terdapat pada suatu aplikasi sistem
dengan terstruktur. Pada rancang bangun aplikasi analisis laporan realisasi anggaran
pembangunan gedung mengacu pada SNI dalam sub proses pembuatan LRA
mempunyai dua proses besar, yaitu proses maintenance dan pembuatan LRA. Adapun
gambar diagram berjenjang dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut.
0
Aplikasi Analisis Laporan Realisasi Anggaran Pembangunan Gedung Mengacu
Pada Standar Nasional Indosesia
1
4.1.2 Desain Sistem Iterasi 1 (satu)
Setelah dilakukan identifikasi masalah dan desain awal pembuatan aplikasi
yang meliputi model pengembangan, block diagram, context diagram dan HIPO
dilakukan perancangan DFD level 0, DFD level 1, ERD, desain output/input dan
desain layar dialog. Berikut adalah perncangannya:
A. DFD level 0
Setelah context diagram dan HIPO rancang bangun aplikasi analisis laporan
realisasi anggaran pembangunan gedung mengacu pada SNI didekomposisikan maka
akan didapat DFD Level 0 yang terdiri dari dua sub proses, antara lain:
1. Proses Maintenance. Proses ini digunakan untuk input, edit, dan hapus data
master. Ada 7 proses untuk mengolah 11 data master yang dibutuhkan
untuk membangun sistem ini.
2. Proses Pembuatan Laporan Realisasi Anggaran. Proses ini mempunyai 2
sub proses di bawahnya, yaitu proses proses pengelompokkan data realiasi
anggaran dan mencetak laporan realisasi anggaran tersebut.
Dari keterangan data flow diagram level 0 tersebut, digambarlah sebuh desain
Gambar 4.4 Data Flow Diagram Level 0 Sub Proses Pembuatan LRA
Dari gambar 4.4 dijelaskan bahwa proses yang ada didalam sistem terdapat
empat proses utama. Proses yang pertama adalah proses maintenance. Proses ini
digunakan untuk input, edit, dan hapus data master. Ada 7 proses dan 11 data master
yang dibutuhkan untuk membangun sistem ini dan semuanya ditangani oleh proses
ini dalam melakukan maintenance.
Proses yang kedua adalah proses pembuatan LRA. Proses ini dijalankan
entitas bagian keuangan, menerima inputan data jam kerja pekerja dari entitas mandor
dan menerima inputan daftar harga barang, data pekerjaan, data pemakaian bahan dan
data jam kerja pekerja dari entitas bagian pelaksanaan proyek. Proses yang dilakukan
yaitu mengelompokkan bahan dan upah berdasarkan tiap pekerjaan, kemudian
menghitung total harga tiap kebutuhan dan biaya yang dikeluarkan tiap pekerjaan.
Dari data biaya tiap pekerjaan tersebut akan dijumlahkan akan menghasilkan total
biaya realisasi anggaran. Dari proses tersebut maka akan menghasilkan output LRA
yang nantinya diberikan kepada direktur.
B. DFD level 1
Didalam langkah pembuatan LRA ini proses yang terjadi adalah proses
maintenance master dan proses pembuatan LRA itu sendiri. Berikut proses
maintenance master dan pembuatan LRA dijelaskan dalam DFD level 1 dibawah ini:
B.1. DFD Level 1 Proses Maintenance
Pada DFD Level 1 subproses maintenance data terdapat 7 proses.
Masing-masing proses menjalankan simpan, ubah, dan hapus data master. Adapun penjelasan
Data Jurnal
Data Jenis Pekerjaan
Data Jabatan
Simpan Data Jabatan Rencana Jam Kerja
Data Rencana Pemakaian Bahan Rencana Pekerjaan
Data Pekerja Simpan Data Pekerja
Simpan Data COA Simpan Data Bahan
Simpan Data RAB
Simpan Data Daftar Pekerjaan
Simpan Data Koefisien SNI Daftar Harga Barang
2 Data Koefisien SNI 4 Data Daftar
15 Rencana Pemakaian Bahan 14 Rencana Jam
Kerja
Keuangan 16 Data Jabatan
9
Maintenance Data Jabatan Bagian
Keuangan
Gambar 4.5 DFD Level 1 Subproses Maintenance
Dari gambar 4.5 di atas dijelaskan bahwa proses ini adalah proses
maintenance master. Proses ini digunakan untuk input, edit, dan hapus data master.
Ada 11 data master yang dibutuhkan untuk membangun sistem ini dan semuanya
B.2. DFD Level 1 Proses Pembuatan LRA
Pada DFD Level 1 subproses pembuatan laporan realisasi anggaran terdapat 5
proses, antara lain:
a. Proses pengelompokkan data LRA, merupakan proses dimana data yang ada
didalam LRA tersebut dikelompokkan satu-persatu berdasarkan jenis
pekerjaannya.
b. Proses Mencetak LRA, merupakan proses mencetak data LRA yang sudah
disimpan didalam tabel LRA.
Adapun penjelasan gambar mengenai DFD Level 1 subproses pembuatan
laporan realisasi anggaran:
Data Pemakaian Bahan
Data Realisasi Pekerjaan
Data Realisasi Pemakaian Bahan Data Realisasi Jam Kerja
Data Jabatan Data Jam Kerja Pekerja Data Pekerjaan
Data Jam Kerja Pekerja
LRA
17 Data Realisasi Jam Kerja
18 Data Realisasi Pemakaian Bahan
19 Data Realisasi Pekerjaan
Gambar 4.6 diatas menjelaskan proses pembuatan LRA. Proses ini dijalankan
ketika menerima inputan data jenis pekerjaan, data jabatan dan data pekerja dari
entitas bagian keuangan, menerima inputan data jam kerja pekerja dari entitas mandor
dan menerima inputan daftar harga barang, data pekerjaan, data pemakaian bahan dan
data jam kerja pekerja dari entitas bagian pelaksanaan proyek. Proses yang dilakukan
yaitu mengelompokkan bahan dan upah berdasarkan tiap pekerjaan, kemudian
menhitung total harga tiap kebutuhan dan biaya yang dikeluarkan tiap pekerjaan. Dari
data biaya tiap pekerjaan tersebut akan dijumlahkan akan menghasilkan total biaya
realisasi anggaran. Dari proses tersebut maka akan menghasilkan output LRA yang
nantinya diberikan kepada direktur.
C. ERD (Entity Relationship Diagram)
Entity Relationship Diagram (ERD) menggambarkan tabel-tabel yang ada pada
database. Adapun ERD yang dibangun sebagai berikut :
C.1. Conceptual Data Model (CDM)
Sebuah Conceptual Data Model (CDM) merupakan gambaran dari struktur
logic dari sebuah basis data. Pada CDM terdapat relasi antar tabel yang satu dengan
tabel yang lain. Relasi tersebut antaralain : one to one, one to many, many to one dan
many to many. Jika CDM di-generate, maka akan menghasilkan Physical Data
KodeJabat an_Realisasijamkerja
Det il Realisasi Jam Kerja
KodeLRA_RealisasiAnggaran Volume Realisas i Pekerjaan Biaya Realis asi Pekerjaan
Realisas i Jam Kerja Pekerja Kode Realisasi J am Kerja Pekerja Realisas i Jumlah Jam Kerja Harga_Upah_Pekerja Total_Real_J am
Realisas i Anggaran Kode Realisasi Anggaran Nama Realisas i Anggaran Total Realisasi Anggaran
Detil Realis asi Pemakaian Bahan Kode_Realisas i_Pemakaian_Bahan Realisas i Jumlah Pemakaian Bahan Harga_Satuan
Gambar 4.7 ERD (CDM) Proses Pembuatan LRA
C.2. Physical Data Model (PDM)
Physical Data Model (PDM) merupakan hasil dari generate dari Conceptual
Data Model. PDM merupakan representasi fisik dari database. Adapun PDM dapat
lihat pada gambar 4.8 berikut:
KO DE_UPAH = KO DE_UPAH
KO DE_REALISASI _PEKERJAAN = KO DE_REALI SASI _PEKERJAAN
KO DE_REALISASI _ANGG ARAN = KODE_REALI SASI_ANG GARAN KO DE_PEKERJAAN = KO DE_PEKERJAAN
KO DE_REALISASI _PEKERJAAN = KO DE_REALI SASI _PEKERJAAN
KO DE_BAHAN = KO DE_BAHAN KO DE_UPAH = KO DE_UPAH
REALISASI_PEKERJ AAN
STATUS_PEKERJA Text(20) KODE_REALISASI_PEMAKAIAN_BAHANDETIL_REALISASI_PEMAKAIAN_BAHAvarchar(7)
KODE_REALISASI_PEKERJAAN varchar(7)
D. Desain Output/Input
Proses selanjutnya adalah melakukan perancangan output/input untuk proses
pembuatan LRA. Berikut adalah desain input/output dari aplikasi analisis LRA:
D.1. Desain Output
Didalam proses pembuatan laporan realisasi anggaran ini terdapat 1(satu)
output yang dihasilkan. Output yang dihasilkan berupa laporan LRA.Output dari
laporan realisasi anggaran disajikan dalam bentuk tabel yang berisi jenis pekerjaan,
nama pekerjaan, nama kebutuhan, satuan, volume, jumlah dan harga. Dimana data
dalam LRA ini dikelompokkan berdasarkan jenis pekerjaan dan nama pekerjaan.
Nama Proyek Alamat Proyek Laporan Realisasi Anggaran
Date
Nama
Kebutuhan Satuan Volume Jumlah
Harga
Total Per Jenis
Pekerjaan
Total Per Jenis
Pekerjaan
Total Realiasasi Anggaran
Bagian Keuangan
Sri Asmara
D.2. Desain Input
Didalam proses pembuatan laporan realisasi anggaran ini terdapat 2 inputan
yang dibutuhkan. Inputan yang dibutuhkan tersebut berupa data pemakaian bahan dan
data jam kerja pekerja yang diisi secara manual oleh bagian pelaksanaan proyek.
Berikut adalah desain input dari aplikasi analisis LRA:
1. Desain input data pemakaian bahan.
Desain inputan data pemakaian bahan ini disajikan dalam bentuk tabel yang
diisi langsung oleh bagian pelaksanaan proyek. Isi dari inputan ini yaitu data bahan
yang dikelompokkan kedalam setiap pekerjaan. Berikut adalah gambar 4.10 berikut:
CV. CITRA MANDIRI SOLUTION Nama Proyek
Alamat Proyek Laporan Realisasi Anggaran
Pekerjaan :
Gambar 4.10 Gambar desain input data pemakaian bahan
Desain inputan data pemakaian bahan ini disajikan dalam bentuk tabel yang
diisi langsung oleh mandor. Isi dari inputan ini yaitu data bahan yang dikelompokkan
kedalam setiap pekerjaan. Berikut adalah gambar 4.11 berikut:
CV. CITRA MANDIRI SOLUTION Nama Proyek
Alamat Proyek Laporan Realisasi Anggaran
Pekerjaan : Volume :
NO NIP Posisi Jumlah Satuan
Gambar 4.11 Gambar desain input data jam kerja pekerja
E. Desain Layar Dialog
Pembuatan desain layar dialog sangat diperlukan agar pengguna dapat
berinteraksi dengan sistem, sehingga dibutuhkan perancangan secara detil mengenai
desain layar dialog aplikasi berdasarkan informasi yang ditampilkan pada layar
desktop. Berikut adalah layar dialog untuk proses pembuatan laporan realisasi
1. Rancangan Form Login
Di bawah ini adalah rancangan form login, yang terdiri dari textbox, user name,
password, tombol login. Jika user name dan password sudah sesuai maka user bisa
masuk ke dalam menu sistem. Rancangan dapat dilihat pada gambar 4.12 berikut:
Gambar 4.12 Rancangan Form Login
2. Rancangan Form Halaman Utama
Rancangan form halaman utama digunakan untuk merancang menu utama yang
disediakan oleh antarmuka aplikasi. Rancangan form halaman utama ini didasari oleh
analisa yang telah dilakukan. Adapun gambar rancangan form halaman utama dapat
dilihat pada gambar 4.13 berikut:
Login Batal
NIK
Gambar 4.13 Rancangan Form Halaman Utama
3. Rancangan Form Master Pekerja
Rancangan form master pekerja terdapat 12 control tools, yaitu NIP, Nama,
Kode Jabatan, Alamat, Tanggal Lahir, Tempat Lahir, Pendidikan Terakhir, jenis
kelamin, status pekerja dan verivikasi password. Di bawah form master pekerja
terdapat datagridview yang digunakan untuk menampilkan seluruh data pekerja di
dalam aplikasi ini. Sehingga untuk melakukan pengeditan data, rencananya operator
cukup melakukan klik pada data yang akan diedit kemudian data tersebut secara
otomatis akan pindah dan menyesuaikan masing–masing textbox. Adapun
rancangannya sebagai berikut :