• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR RASULULLAH YANG DITERAPKAN GURU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PAI SISWA SDN MRANGGEN 1 SRUMBUNG MAGELANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR RASULULLAH YANG DITERAPKAN GURU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PAI SISWA SDN MRANGGEN 1 SRUMBUNG MAGELANG"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR RASULULLAH YANG DITERAPKAN GURU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PAI SISWA SDN MRANGGEN

1 SRUMBUNG MAGELANG

SKRIPSI

Oleh:

Hendri Kurniawan NPM: 20120720005

FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH YOGYAKARTA

(2)

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR RASULULLAH YANG DITERAPKAN GURU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PAI SISWA SDN MRANGGEN

1 SRUMBUNG MAGELANG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) strata satu

pada Prodi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammdiyah Yogyakarta

Oleh:

Hendri Kurniawan NPM: 20120720005

FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH YOGYAKARTA

(3)

NOTA DINAS

Lamp. : 4 eks. Skripsi Yogyakarta, 24 Agustus 2016

Hal : Persetujuan

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Agam Islam Universitas Muhammdiyah Yogyakarta

Assalam’alaikum Wr.Wb.

Setelah menerima dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka saya berpendapat bahwa skripsi saudara:

Nama : Hendri Kurniawan NPM : 20120720005

Judul : PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR RASULULLAH YANG DITERAPKAN GURU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PAI SISWA SD N MRANGGEN 1 SRUMBUNG MAGELANG

Telah memenuhi syarat untuk diajukan pada ujian akhir Sarjana pada Fakultas Agama Islam Prodi Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammdiyah Yogyakarta.

Bersama ini saya sampaikan naskah skripsi tersebut, dengan harapan dapat diterima dan segera dimunaqasyahkan.

Atas perhatiannya diucapkan terimaksih.

Wasslamu’alaikum Wr, Wb.

Pembimbing

(4)

PENGESAHAN

Skripsi Berjudul

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR RASULULLAH YANG DITERAPKAN GURU DAN KEMANDIRIAN

BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PAI SISWA SD N MRANGGEN 1 SRUMBUNG MAGELANG

Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

Nama : Hendri Kurniawan NPM : 20120720005

Telah dimunaqasyahkan di depan Sidang Munaqasyah Prodi Pendidikan Agama Islam pada tanggal 28 Dzul Qa‟idah 1437 Hijriyah bertepatan dengan tanggal 31 Agustus 2016 Masehi dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.

Sidang Dewan Munaqasyah

Ketua Sidang : Anita Aisah, M.Psi. (………...)

Pembimbing : Dr. Muhammad Azhar, M.Ag. (………...……...)

Penguji : Drs. Marsudi Iman M.Ag. (………...……...)

Yogyakarta, 31 Agustus 2016 Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammdiyah Yogyakarta Dekan,

(5)

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Hendri Kurniawan Nomor Mahasiswa : 20120720005

Program Study : Pendidikan Agama Islam

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini merupakan karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar keserjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 31 Agustus 2016 Yang membuat pernyataan

(6)

MOTO

ُن اَسْح ْْا ِّْا ِن اَسْحِْْا ُءاَزَج ْلَ

“Tiada balasan untuk sebuah kebaikan selain kebaikan itu pula”

(Ar-Rahman : 60)

Tidak ada suatu amal perbuatan pun dalam timbangan yang lebih baik daripada

(7)

PERSEMBAHAN

Dengan segenap kemurnian dan kesucian hati serta ketulusan dan keikhlasan jiwa

karya ini kupersembahkan

untuk:

Ayah dan Ibunda (Suratmin dan Sumi Waryani), penentram jiwa dan hatiku yang

senantiasa tiada putus-putusnya mengasihi dan menyayangi setulus hati, sebening

cinta, sesuci doa, dan seindah surgawi serta selembut permadani. Tiada jemu

memotovasi dengan semangat yang luar biasa, yang selalu membantu baik moril,

materiil maupun spiritual, selalu mendoakan aku, sehingga aku bisa seperti ini

menatap dan menyongsong masa depan yang cerah.

Saudaraku Eko Purnomo dan segenap keluarga, Paman, Bibi, Kakek dan Adik

Sepupu, Keponakan karena mereka selalu memberi motivasi dan semangat yang

tiada henti.

Untuk Almamater ku tercinta yang telah memberikan cahaya yang cerah dan

berkilau berupa ilmu hingga aku dapat mewujudkan harapan, angan serta

(8)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr, Wb

Alhamdulillah, segala puji syukur kepada Allah SWT. Atas segala karunia,

rahmat, serta hidayah-Nya yang telah diberikan kepada kami, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR RASULULLAH YANG DITERAPKAN GURU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PAI SISWA SDN MRANGGEN 1 SRUMBUNG MAGELANG

. Dan semoga shalawat serta salam tetap terlimpahkan kepada Nabi

Muhammad SAW. Nabi akhir zaman pembawa pelita bagi kita.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna

memperoleh gelar kesarjanaan Pendidikan (S. Pd.) Prodi Pendidikan Agama Islam di

Fakultas Agama Islam Universitas Muhammdiyah Yogyakarta (UMY).Selain itu juga

dimaksudkan sebagai bahan kajian dan pertimbangan bagi masalah yang ada

kaitannya dengan permasalahan yang dibahas. Untuk itu penulis mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H, Bambang Cipto selaku Rektor Universitas Muhammdiyah

(9)

2. .Bapak Dr. Mahli Zainuddin Tago, M.Si. selaku Dekan Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammdiyah Yogyakarta

3. .Bapak Dr. H. Abd. Majid, M. Ag. Selaku Ketua Jurusan yang telah menyetui dan

mengesahkan judul skripsi ini.

4. Bapak Dr. Muhammad Azhar, M. Ag. selaku dosen pembimbing yang dengan

penuh kesabaran dan keikhlasan serta ketulusan hati telah memberikan waktu dan

sumbangan pemikirannya untuk mengarahkan dan memberikan ilmu yang

bermanfaat bagi penulis.

5. Seluruh bapak dan ibu dosen beserta karyawan Fakultas Agama Islam Universitas

Muhammdiyah Yogyakarta yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi

penulis

6. Tak lupa pula terima kasih kepada Bapak Gioto, Kepala Sekolah SDN Mranggen 1

Srumbung Magelang, juga kepada Bapak Muttaqin selaku Guru PAI di sekolahan

tersebut berkat bantuan dan kerelaan beliau penulis dapat dengan mudah

melaksanakan penelitian ini.

7. Bapak dan Ibu yang tidak bosan-bosan selalu memberikan motivasi dan do‟a kepada nanda dalam menuntut ilmu, maafkan nanda atas keterlambatan dalam

menyelesaikan study.

8. Saudara saudariku Eko Purnomo, Rahmawati, Irul, Diah dan segenap keluarga

besar Bapak Suratmin yang selalu memberikan dan motivasi kepada penulis dalam

(10)

9. Kepada sahabat dan teman-temanku, Widi, Gani, Fajar, Wildan dan masih banyak

lagi yang tidak bisa disebutkan semua disini, sekali lagi terimakasih yang selalu

memberikan semangat kepada penulis. Mudah-mudahan Allah Swt., memberikan

balasan yang berlipat ganda atas jasa-jasanya,.

Yogyakarta, 24 Agustus 2016

HENDRI KURNIAWAN

(11)

DAFTAR ISI

JUDUL………... ii

NOTA DINAS………...……….………... iii

PENGESAHAN……….... iv

PERNYATAAN KEASLIAN………..………….….. v

MOTO……….………...………..…...…….….…... vi

PERSEMBAHAN………......….….…….…….. vii

KATA PENGANTAR………...………...…...…………... viii

DAFTAR ISI……….…….………. xi

DAFTAR BAGAN DAN TABEL…….………..………. xvi

ABSTRAK………. xviii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………...……….….. 1

B. Rumusan Masalah……….……….………...….…. 4

C. Tujuan dan Kegunaan Peneltian…...……….………...…... 5

1. Tujuan Penelitian………...……….…...5

2. Kegunaan Penelitian………...……….…..5

(12)

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI 8

A. Tinjauan Pustaka……… 8

B. Kerangka Teori………….………. 10

1. Prestasi Belajar……….... 10

a. Pengertian Prestasi Belajar……….………… 10

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar. ……….…………11

2. Persepsi………….……….……...14

a. Pengertian Persepsi………….……….………...14

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi………….……….……15

3. Metode Mengajar Rasulullah….………...17

a. Pengertian Metode Mengajar Rasulullah………17

b. Macam-Macam Metode Mengajar Rasulullah………...18

1) Mengkondisikan kesiapan belajar peserta didik………….……..18

2) Memanfaatkan Media Audio Visual………….………19

3) Praktek………….……….25

4) Menyajikan Pelajaran Secara Proporsional………….…………..25

5) Dialog dan Rasionalisasi………….………..26

6) Bercerita………….………...27

7) Perumpumaan………….………..27

8) Antusiasme………….………..28

(13)

10)Sketsa dan Gambar………….………..29

11)Argumentasi………….………....29

12)Memancing Kreatifitas Berfikir Siswa………….………....30

13)Pengulangan………….……….31

14)Pemetaan………….………..32

15)Kuisioner………….………..33

16)Menguji Kemampuan Siswa………….………....……35

17)Mendorong Kreatifitas Siswa………….………...…..36

18)Memberikan Jawaban Lebih………….………....…37

19)Menjelaskan Jawaban Berulang………….………...37

20)Sportif dalam Menjawab………….………...38

4. Kemandirian Belajar………...……….……...40

a. Pengertian Kemandirian………….………....40

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar…………..41

c. Ciri-ciri Kemandirian Belajar……...……….…42

C. Hipotesis………...………...…..44

BAB III : METODE PENELITIAN 45

A. Metode Penelitian………...……….…………..45

1. Pendekatan Penelitian………..45

2. Variabel Penelitian………...………....45

(14)

4. Metode Pengumpulan Data……….…………...48

a. Angket………...………..………..….48

b. Dokumentasi……….….50

5. Uji Asumsi...……....…...………...……….……….…....50

a. Uji Validitas Data………....………….…… 50

b. Uji Reabilitas Data….…...…...………..………….……... 52

c. Uji Normalitas Data…...……….…….. 53

6. Analisis dan Penafsiran Data……….……..54

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 56 A. Deskripsi Sekolah………...56

1. Profil Umum……… 56

2. Visi dan Misi……….………... 57

3. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan……….…..….... 58

4. Data Siswa..……….………….…….. 59

B. Deskripsi Hasil Penelitian………..59

1. Persepsi siswa SDN Mranggen 1 Srumbung tentang metode mengajar Rasulullah dalam mempelajari materi PAI. ………....59

2. Kemandirian belajar siswa SDN Mranggen 1 Srumbung terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam………...62

(15)

4. Pengaruh persepsi metode mengajar Rasulullah dan kemandirian belajar

siswa terhadap prestasi belajar PendidikanAgama Islam……….67

a. Hipotesis Minor (Secara Parsial)……….………...67

b. Hipotesis Mayor (Secara Simultan)……….………...70

C. Pembahasan……….……….…..72

1. Persepsi siswa tentang metode mengajar Rasulullah oleh guru dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam……….………...72

2. Kemandirian belajar Siswa SDN Mranggen 1 Srumbung pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam……….………..…..74

3. Prestasi Siswa SDN Mranggen 1 Srumbung pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam……….………...75

4. Pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar Rasulullah dan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar……….…77

a. Pengaruh antara persepsi siswa tentang metode mengajar Rasulullah dan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar secara parsial...77

b. Pengaruh antara persepsi siswa tentang metode mengajar Rasulullah dan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar secara simultan...79

BAB V PENUTUP 82

A. Kesimpulan ……… 82

B. Saran ………... 83

(16)

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR BAGAN DAN TABEL

A. Daftar Tabel 1. Instrumen Angket..………. 49 B. Daftar Tabel 2. Uji Validitas……….……… 51 C. Daftar Tabel Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas Data Persepsi Metode

Mengajar Rasulullah yang Diterapkan Guru.……… 52 D. Daftar Tabel 4. Hasil Uji Reliabilitas Data Kemandirian Belajar ... 53 E. Daftar Bagan 1. Hasil Uji Normalitas Data…..……… 53 F. Daftar Tabel 5. Data Ruang SDN Mranggen 1 Srumbung

Magelang………..……….……… 57 G. Daftar Tabel Tabel 6. Data Guru dan Staf SDN Mranggen 1

Srumbung Magelang……….. 58 H. Daftar Tabel 7. Data Siswa SDN Mranggen 1 Srumbung

Magelang………... 59 I. Daftar Tabel 8. Hasil Perhitungan Statistik Persepsi Siswa tentang

Metode Mengajar Rasulullah yang Diterapkan Guru………. 60 J. Daftar Tabel 9. Konversi Nilai Huruf Persepsi Siswa tentang Metode

Mengajar Rasulullah yang Diterapkan Guru………... 61

(17)
(18)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui bagaimana persepsi siswa tentang metode mengajar Rasulullah yang diterapkan guru. 2) mengetahui bagaimana kemandirian belajar siswa. 3) mengetahui bagaimana prestasi belajar PAI siswa SDN Mranggen 1 Srumbung Magelang. 4) mengkaji ada tidaknya pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar Rasulullah yang diterapkan guru dan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar PAI siswa SDN Mranggen 1 Srumbung Magelang.

Penelitian menggunakan pendekatan “expost facto”, dengan mengambil sampel secara proporsional random sampling. Data dikumpulkan dengan kuisioner model skala likert. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif, korelasi parsial, regresi linear berganda, dan uji t, serta analisis varians.

Hasil penelitian menunjukkan: 1) persepsi siswa tentang metode mengajar Rasulullah yang diterapkan guru berada dalam kategori cukup baik. 2) kemandirian belajar siswa berada dalam kategori cukup baik. 3) prestasi belajar PAI siswa SDN Mranggen 1 Srumbung Magelang berada dalam kategori cukup baik. 4) terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi siswa tentang metode mengajar Rasulullah yang diterapakan guru dan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar PAI siswa SDN Mranggen 1 Srumbung Magelang.

(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu mata pelajaran yang sangat subtansi dalam sebuah

lembaga pendidikan tidak luput dari materi Pendidikan Agama Islam.

Terlebih Rasulullah SAW telah bersabda:

ََرَ تَ ك

apabila kalian berpegang teguh kepada keduanya maka tidak pernah tersesat untuk selama-lamanya yaitu Al-Qur‟an dan As- Sunnah. (HR. Anas Malik)

Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan “upaya mendidik ajaran Islam dan nilai-nilainya agar menjadi pandangan atau sikap hidup

seseorang” (Muhaimin, Suti‟ah dan Ali, 2001: 30). Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional, mata pelajaran PAI bertujuan untuk meningkatkan

keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik

tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan

bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kepribadian

pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Untuk itu dirasa penting

sekali menciptakan proses pembelajaran PAI yang efektif guna mencapai

tujuan utama mata pelajaran ini.

Salah satu indikator keberhasilan suatu pendidikan dapat dilihat

(20)

siswa dalam mencapai tujuan yang ditetapkan dalam sebuah program”

(Syah, 2008: 141). Prestasi belajar merupakan pengukuran dan penilaian

hasil belajar yang telah dilakukan oleh siswa setelah siswa melakukan

kegiatan proses pembelajaran yang kemudian dibuktikan dengan suatu tes

dan hasil pembelajaran tersebut dinyatakan dalam bentuk simbol baik

dalam bentuk angka, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang

sudah dicapai. Dalam pendidikan formal, dengan prestasi belajar dapat

diketahui kedudukan siswa yang pandai, sedang, atau lambat. Dengan

mengetahui hasil prestasi belajar yang berbeda-beda maka dapat diketahui

pula bahwa pemahaman peserta didik dalam melaksanakan proses

pembelajaran berbeda-beda pula.

Dalam usaha untuk mencapai prestasi belajar siswa, banyak

dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik berasal dari faktor eksternal

maupun faktor internal. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar

diri meliputi keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan sekitar.

Sedangkan faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri

meliputi kesehatan, intelegensi, bakat, minat, motivasi dan cara belajar

(Dalyono, 2009: 55). Prestasi belajar yang dicapai siswa pada hakikatnya

merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor tersebut.

Cara belajar adalah “cara atau jalan yang harus ditempuh untuk

mencapai tujuan tertentu dalam belajar dan cara-cara tersebut akan

(21)

dalam belajar adalah “aktivitas belajar yang berlangsungnya lebih

didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri dan tanggung jawab

sendiri” (Tirtarahardja dan Sulo, 2005: 50). Belajar mandiri juga disebut

Self-motivated learning yang diperkirakan dengan belajar mandiri maka

kualitas pembelajarannya akan lebih baik” (Mudjiman 2007: 8).

Selain beberapa faktor tersebut, peneliti akan melihat dari sisi

metode mengajar. Metode mengajar merupakan “suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang digunakan oleh seorang guru” (Ahmadi dan Prasitya, 2005: 52). Ada banyak metode mengajar yang dapat

digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi PAI. Penentuan

penggunaan metode mengajar ditentukan oleh materi yang akan

disampaikan, keinginan dan kreatifitas dari guru tersebut. Setiap guru

memiliki kemampuan yang berbeda-beda dan akan menampilkan metode

mengajar yang mereka anggap paling sesuai.

Pembelajaran pendidikan agama Islam sudah seharusnya

meneladani pembelajaran yang dicontohkan oleh Rasulullah saw.

Rasulullah sebagai seorang pendidik yang mengajarkan para sahabat

tentang segala hal, tidak akan mampu tergantikan hingga saat ini. Apapun

yang dilakukan Rasulullah saw dalam mengajar merupakan sebuah contoh

yang terbaik. Metode yang diterapkan Rasulullah saw dalam mengajar

merupakan sebuah strategi dan cara yang terbaik. Rasulullah saw sebagai

(22)

mengajar. Sebuah konsep pembelajaran yang ideal hanya dapat ditemukan

dalam diri Rasulullah saw.

Berdasarkan uraian di atas peneliti merasa terdorong untuk

membuktikan ada tidaknya pengaruh metode pembelajaran Rasulullah

yang diterapakan oleh guru PAI dan kemandirian belajar, dengan hasil

prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil observasi awal penelitian,

diketahui bahwa nilai rata-rata ulangan semester gasal PAI siswa SDN

Mranggen 1 Srumbung berada dalam kategori cukup. Oleh karena itu

peneliti tertarik untuk meneliti apakah hal tersebut dipengaruhi oleh

metode pembelajaran dan kemandirian belajar atau tidak. Penelitian

peneliti akan dituangkan ke dalam skripsi dengan judul “Pengaruh

Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Rasulullah yang Diterapkan

Guru dan Kemandirian Belajar Terhadap Prestasi Belajar PAI Siswa SD

N Mranggen 1 Srumbung Magelang”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana persepsi siswa tentang metode mengajar Rasulullah

yang diterapkan guru?

2. Bagaimana kemandirian belajar PAI siswa SDN Mranggen 1

Srumbung?

3. Bagaimana prestasi belajar siswa SDN Mranggen 1 Srumbung

(23)

4. Apakah terdapat pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar

Rasulullah yang diterapkan guru dan kemandirian belajar terhadap

prestasi belajar PAI siswa SDN Mranggen 1 Srumbung?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Ingin mengetahui bagaimana persepsi siswa tentang metode

mengajar Rasulullah yang diterapkan guru.

b. Ingin mengetahui bagaimana kemandirian belajar PAI siswa SD

N Mranggen 1 Srumbung.

c. Ingin mengetahui bagaimana prestasi belajar siswa SDN

Mranggen 1 Srumbung pada mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam.

d. Ingin mengkaji ada tidaknya pengaruh persepsi siswa tentang

metode mengajar Rasulullah yang diterapkan guru dan

kemandirian belajar terhadap prestasi belajar PAI siswa SDN

Mrangen 1 Srumbung.

2. Kegunaan Penelitian

a. Secara teoritis, penelitian ini dapat digunakan untuk menambah

wawasan ilmiah dalam ilmu psikologi pendidikan berkaitan dengan

prestasi siswa yang dihubungkan dengan penerapan metode

(24)

b. Secara praktis

1) Guru

Membantu mengatasi permasalahan dalam pembelajaran PAI.

Memberikan wawasan dan pemahaman keefektifan

metodologis pembelajaran sehingga dapat meningkatkan

kualitas pembelajaran. Serta sebagai tolok ukur agar mampu

menampilkan diri sebagai guru yang lebih baik lagi seperti

yang dicontohkan oleh Rasulullah.

2) Siswa

Dapat dijadikan sebagai media untuk mengeluarkan pendapat

dan aspirasinya terhadap pembelajaran PAI.

3) Sekolah

Sebagai masukan dalam meningkatkan intensitas, efektivitas

dan supervisi kepada guru dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran PAI dalam aspek metodologis dan kemandirian

belajar PAI siswa SDN Mranggen 1 Srumbung.

D. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah pembahasan dalam skripsi ini, maka hasil

penelitian peneliti akan dituangkan dengan sistematika pembahasan

sebagai berikut :

BAB I merupakan bagian pendahuluan, pada bab ini terdapat

(25)

dan kegunaan penelitian, kemudian diakhiri dengan sistematika

pembahasan.

Bab II yaitu berisi tentang tinjauan pustaka dan kerangka teori

yang relevan yang terkait dengan penelitian.

Bab III yaitu berisi tentang metode penelitian yang dijelaskan

dalam beberapa subbab yaitu pendekatan penelitian, variabel penelitian,

populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan data meliputi angket

dan dokumen. Setelah teknik pengumpulan data dilanjutkan dengan uji

asumsi, analisis dan penafsiran data.

Bab IV yaitu hasil dan pembahasan, dalam bab ini terdapat

beberapa subbab yaitu: hasil dan pembahasan meliputi deskriptif dari

persepsi siswa terhadap metode mengajar Rasulullah oleh guru PAI,

kemandirian belajar dan prestasi belajar siswa. Dilanjutkan dengan

hipotesis, baik itu hipotesis minor atau hipotesis mayor

Bab V yaitu penutup, bab keempat ini memiliki subbab antara lain

(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan penelusuran yang dilakukan peneliti terkait dengan

penelitian tentang “Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar

Rasulullah dan kemandirian belajar Terhadap Prestasi Belajar PAI Siswa

SD N Mranggen 1 Srumbung Magelang”, ada beberapa penelitian yang

dijadikan referensi oleh peneliti, diantaranya:

Penelitian Pratistya Nor Aini dan dan Abdullah Taman (2012)

yang berjudul “Pengaruh Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar

Siswa Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA

Negeri 1 Sewon Bantul”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh positif dan signifikan kemandirian belajar terhadap prestasi

belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Sewon Bantul tahun

ajaran 2010/2011. Letak perbedaan penelitian ini dengan yang peneliti

lakukan adalah pada materi pelajaran dan variabel lingkungan belajar

siswa. Pada penelitian tersebut membahas pengaruh lingkungan belajar

siswa terhadap prestasi belajar akuntansi. Sedangkan persamaannya adalah

membahas tentang pengaruh kemandirian belajar terhadap prestasi belajar

siswa.

Demikian juga penelitian Gigih Mulpratangga (2011) dengan judul

(27)

tersebut menunjukkan bawa terdapat pengaruh yang signifikan antara

kemandirian belajar terhadap prestasi belajar pada siswa kelas V SD

Negeri 2 Rejosari tahun ajaran 2010/2011. Letak perbedaan penelitian ini

dengan yang peneliti lakukan adalah pada variabel perhatian orang tua.

Pada penelitian tersebut mengkaji tentang pengaruh perhatian orang tua

terhadap prestasi belajar siswa. Sedangkan persamaannya adalah mengkaji

tentang pengaruh kemandirian belajar terhadap prestasi belajar terhadap

siswa di tingkat Sekolah Dasar.

Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Kiki Zesica

Devi (2014) dengan judul “Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Metode

Mengajar Guru, Disiplin Belajar dan Motivasi Berprestasi Terhadap

Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII Semester Ganjil SMP Islam

Purbolinggo”. Dalam skripsi ini penelitian tersebut menunjukkan terdapat

pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap hasil

belajar siswa. Letak perbedaan penelitian ini dengan yang peneliti lakukan

adalah pada dua variabel disiplin belajar dan motivasi berprestasi. Dalam

penelitian tersebut menggunakan tiga variabel yang mempengaruhi

terhadap hasil belajar siswa. Letak persamaannya yaitu tentang pengaruh

persepsi siswa tentang metode mengajar yang dilakukan oleh guru

(28)

B. Kerangka Teori 1. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Secara umum “belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap

sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang

melihat proses kognitif” (Syah, 1999: 130). Sependapat dengan hal tersebut belajar dapat diartikan sebagai “perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan

individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka

lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya” (Usman dan

Setiawati, 1993: 04).

Selain itu belajar merupakan “suatu proses dari seorang individu yang berupaya mencapai tujuan belajar atau yang biasa

disebut hasil belajar, yaitu bentuk perubahan perilaku yang relatif

menetap” (Abdurrahman, 2003: 28). Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya.

Dalam hal ini “proses belajar yang dialami oleh siswa

menghasilkan perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan

dan pemahaman, dalam bidang nilai, sikap dan keterampilan”

(Winkel 1997: 168). Hal ini menjelaskan bahwa cara untuk

mengetahui perubahan-perubahan yang dialami siswa salah

(29)

Prestasi belajar yaitu “hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar, sebagaimana yang dinyatakan dalam raport”

(Poerwanto, 2007: 84). Selanjutnya menurut Poerwodarminto

dalam Ratnawati (1996: 206) yang dimaksud dengan prestasi

adalah „hasil yang telah dicapai, dilakukan atau dikerjakan oleh seseorang‟. Sedangkan prestasi belajar itu sendiri diartikan sebagai prestasi yang dicapai oleh seorang siswa pada jangka waktu

tertentu dan dicatat dalam buku rapor sekolah. Sedangkan Marsun

dan Martaniah dalam Sia (2000: 71) berpendapat bahwa:

Prestasi belajar merupakan hasil kegiatan belajar, yaitu sejauh mana peserta didik menguasai bahan pelajaran yang diajarkan, yang diikuti oleh munculnya perasaan puas bahwa ia telah melakukan sesuatu dengan baik.

Penjelasan dari beberapa teori di atas dapat ditarik

kesimpulan, bahwa prestasi adalah hasil dari proses belajar siswa,

yang berupa hasil kecakapan dari kegiatan belajar yang mereka

lakukan sesuai dengan bidang akademiknya, dan dalam jangka

waktu yang sudah ditentukan yang diikuti dengan rasa puas bahwa

ia telah melakukan sesuatu yang baik.

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar.

Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam (Syah 1999: 130):

1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa). Faktor yang berasal

Dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek yakni: aspek

(30)

bersifat rohani).

a) Aspek fisiologi

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang

menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan

sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa

dalam mengikuti pelajaran.

b) Aspek Psikologis

Faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang

lebih esensial itu adalah sebagai berikut: (1) tingkat

kecerdasan/inteligensi siwa; (2) sikap siswa; (3) bakat siswa;

(4) minat siswa; (5) motivasi siswa.

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal siswa juga terdiri dari dua macam, yaitu :

a) Lingkungan sosial

Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf

administratif, dan teman-teman sekelas dapat

mempengaruhi semangat belajar seorang siswa.

b) Lingkungan nonsosial

Faktor-faktor yang termasuk ligkungan nonsosial ialah

gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal

keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan

(31)

Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan

belajar siswa.

c) Faktor pendekatan belajar

Faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf

keberhasilan proses pembelajaran siswa tersebut, di

samping factor internal dan eksternal siswa sebagaimana

yang telah di paparkan dimuka,

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya,

tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan (Slameto 1995:54).

1) Faktor-faktor intern

a) Faktor jasmani yang terdiri dari faktor kesehatan dan cacat

tubuh.

b) Faktor psikologi, terdiri dari inteligensi, perhatian, minat,

bakat, motif, kematangan dan kesiapan.

c) Faktor kelelahan, dapat dibedakan menjadi dua

macam yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani

(bersifat psikis).

2) Faktor-faktor ekstern

a) Faktor keluarga, yang terdiri dari beberapa hal yaitu, cara

orang tua mendidik, relasi antaranggora keluarga, suasana

rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua

(32)

b) Faktor sekolah, terdiri dari metode mengajar, kurikulum,

relasi guru dan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin

sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di

atar ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas

rumah.

c) Faktor masyarakat, meliputi kegiatan siswa dalam

masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk

kehidupan masyarakat.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor

internal dan faktor eksternal dimana masing-masing faktor terdiri dari

beberapa aspek tertentu. Kedua faktor ini memiliki besar pengaruh

yang sama dan tidak dapat diabaikan salah satunya. Oleh sebab itu

pihak-pihak yang berperan dalam rangkaian ini (siswa, keluarga,

sekolah dan masyarakat) harus mampu saling bekerja sama untuk

menghasilkan prestasi belajar siswa yang maksimal.

2. Persepsi

a. Pengertian Persepsi

Persepsi adalah “proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia” (Slameto, 1995: 102). Melalui

persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan

lingkungannya. Sedangkan Sagian dalam Susila (2010: 5) menyatakan

(33)

di mana seseorang mengorganisasikan dan menginterpresikan

kesan-kesan sensorinya dalam usaha memberikan makna tertentu pada

lingkungannya‟. Perilaku individu seringkali didasarkan pada persepsi mereka tentang kenyataan, bukan pada kenyataan itu sendiri. Persepsi

juga merupakan proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur,

dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk

menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti. Persepsi dapat

diartikan sebagai suatu proses kategorisasi dan interpretasi yang

bersifat selektif.

Persepsi dapat dikemukakan karena perasaan, kemampuan

berpikir dan pengalaman-pengalaman individu yang tidak sama antara

satu sama lain, maka dalam mempersepsikan suatu stimulus, hasil

persepsi mungkin akan berbeda-beda atara individu dengan individu

lainnya. Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa

persepsi merupakan proses bagaimana seseorang mengatur dan

mengolah hasil dari kesan-kesan sensorik mereka, untuk menciptakan

gambaran-gambaran tertentu yang memiliki arti yang berbeda pada

setiap peserta didik.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Adapun faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang adalah

katakteristik orang yang dipersepsi dan faktor situasional. Vincent

(1997: 35) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

(34)

1) Pengalaman masa lalu (terdahulu), dapat mempengaruhi seseorang karena manusia biasanya akan menarik kesimpulan yang sama dengan apa yang ia lihat, dengar, dan rasakan.

2) Keinginan, dapat mempengaruhi persepsi seseorang dalam hal membuat keputusan. Manusia cenderung menolak tawaran yang tidak sesuai dengan apa yang ia harapkan.

3) Pengalaman dari teman-teman, dimana mereka akan menceritakan pengalaman yang telah dialaminya. Hal ini jelas mempengaruhi persepsi seseorang.

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang menurut

Sagian dalam Susila (2010: 6) secara umum ada tiga, yaitu:

1) Dari orang yang bersangkutan itu sendiri.

Seseorang berusaha memberikan interpretasi tentang apa yang

dilihatnya. Ia akan dipengaruhi oleh karakteristik individu yang

turut mempengaruhi seperti, sikap, motif, kepentingan, minta,

pengalaman, dan harapan.

2) Sasaran persepsi tersebut.

Sasaran persepsi bisa berupa orang, benda atau peristiwa, dan

sifat-sifat sasaran tersebut biasanya berpengaruh terhadap persepsi

seseorang.

3) Persepsi harus dilihat secara kontekstual yang berarti dalam situasi

dimana suatu rangkaian persepsi timbul perlu mendapatkan

perhatian, situasi ini merupakan faktor yang turut berperan dalam

pembentukan persepsi.

Pemembuat skala persepsi dalam penelitian ini peneliti akan

mengambil dari teori tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

(35)

dari pengalaman terdahulu, keinginan, pengalaman dari teman-teman,

dari yang bersangkutan dan dari sasaran yang akan dipersepsi.

3. Metode Mengajar Rasulullah

a. Pengertian Metode Mengajar Rasulullah

Djamarah dan Zain dalam widayanti (2006: 7)

menjelaskan metode adalah „suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan‟. Dalam kegiatan guru

memerlukan metode yang penggunaanya bisa divariasikan sesuai

dengan tujuan yang hendak dicapai. Sependapat dengan

Surakhmad (2002: 148) metode mengajar adalah cara-cara

pelaksanaan dari proses suatu pengajaran, atau sebagaimana

teknisnya suatu bahan pelajaran di berikan kepada siswa-siswa di

sekolah.

Depatermen Agama (2002: 88) menjelaskan metode

mengajar adalah cara yang digunakan oleh guru untuk

menyampaikan meteri pelajaran. Karena penyampaian itu

berlangsung berlangsung dalam interaksi edukatif, metode dapat

diartikan sebagai cara yang digunakan guru untuk berhubungan

dengan siswanya saat proses kegiatan belajar mengajar.

Berdasarkan definisi di atas maka dapat disimpulkan

bahwa metode mengajar Rasulullah adalah cara-cara yang

digunakan dalam proses pengajaran di kelas oleh guru dengan

(36)

mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran dengan

optimal, penggunaan metode mengajar harus disesuaikan dengan

konteks belajar dan tujuan yang akan dicapai. Metode mengajar

merupakan cara untuk melakukan aktivitas yang sistematis dari

sebuah lingkungan yang terdiri dari guru dan siswa untuk saling

berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses

kegiatan belajar mengajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan

pengajaran tercapai.

b. Macam-Macam Metode Mengajar Rasulullah

Syahlub (2003: 129) menjelaskan bahwa terdapat 20 metode mengajar Rasulullah yaitu antara lain:

1) Mengkondisikan kesiapan belajar peserta didik

Tidak ada seorang pun yang menyangkal adanya

unsur keapatisan murid terhadap guru, itu disebabkan

beberapa hal. Diantaranya yaitu kendala bagi seorang murid

dalam hal menyerap ilmu, atau adanya kesulitan dalam

memahami penjelasan guru. Kepasrahan dan keseriusan

murid terhadap gurunya pada proses belajar mengajar

merupakan faktor yang vital untuk menyerap dan memahami

ilmu dengan cara yang benar. Oleh kerena itu guru juga harus

melihat kondisi muridnya serta menggunakan berbagai

metodologi untuk menarik perhatian murid. Dalam hal ini

(37)

a) Istinshat (Metode Perintah)

Istinshat adalah menyuruh anak murid untuk diam

dan mendengarkan (perkataan guru). Pada umumnya

metode ini digunakan oleh guru sebelum memulai

pelajaran, atau ketika tidak ada metode laian selain ini.

b)Nida’ (Metode Panggilan)

Nida’ adalah sebuah metode dengan cara

memanggil murid (sebelum ia memulai pelajaran, dan

kadang di sela-sela pelajaran). Metode ini banyak

digunakan oleh guru.

c) Anjuran Untuk Diam dan Mendengarkan (Metode Tidak Langsung).

Metode ini sangat baik untuk menarik jiwa murid

dan mendorongnya untuk mendengarkan, karena pada

umumnya jiwa manusia itu cenderung apatis terhadap hal

yang bersifat “wajib”. Baik sekali bila seorang guru mau

mencoba menerapkan metode ini, agar murid tertarik dan

mau menerima pelajaran dengan jiwa yang semangat serta

tertantang.

2) Memanfaatkan Media Audio Visual

Metode “pengucapan” atau dengan cara menjelaskan

materi pelajaran merupakan media penghubung yang kuat

antara guru dan murid, artinya bahwa suara guru adalah

(38)

Di sini saya akan menjelaskan sebagian dari manfaat

media audio visual yang sangat membantu seorang guru

dalam melaksanakan pengajaran dan pendidikan dengan

sebaik-baiknya, seperti yang diambil dari sunnah Nabi saw.

Dalam pemanfaatan media audio yang harus diperhatikan

antara lain:

a) Gaya bicara (enak-jelas)

Menjabarkan metode pejalaran dengan gaya

bicara yang sangat cepat membuat murid sudah

memahami dan tidak bisa mengambil manfaat dari

masalah yang disampaikan oleh guru. Metode seperti itu

tanpa sadar banyak dilakukan oleh seorang guru,

karenanya guru harus memperhatikan hal ini. Sebaliknya

metode penyampaian dengan sangat perlahan justru

menerlenakan murid, menimbulkan rasa bosan dan

kantuk.

Metode penyampaian materi pelajaran yang

paling baik yaitu dengan memetakan kata, sehingga

antara kata satu dengan kata lainnya terpisah dan tidak

sulit dipahami oleh murid. Begitulah, metode

penyampaikan yang terbaik adalah yang sedang-sedang,

(39)

b) Pembicaraan yang tidak tasyadduq

Tasyadduq yaitu berbicara dengan panjang lebar,

tanpa hati-hati dan tidak terkendali. Ada yang

mengatakan bahwa tasyadduq adalah berbicara yang

berlebihan sehingga merepotkan syadq. Syadq yaitu

sudut mulut.

Terlalu banyak bicara serta berlebihan dalam

mengeluarkan kata-kata adalah sesuatu yang tidak

disukai oleh syara‟ dan tidak diterima akal, karena hal itu

terkesan membanggakan diri sendiri dan merendahkan

yang lainnya karena menurutnya mereka lebih sedikit

kefasihannya dan memahirannya dibanding dirinya.

c) Suara yang keras

Mengeraskan suara (yang berkaitan dengan ilmu)

adalah diperbolehkan, seperti sabda Nabi saw, (lalu

beliau berteriak dengan suara yang keras). Konklusi

selengkapnya adalah bahwa mengeraskan suara boleh

dilakukan bila benar-benar diperlukan, terlebih jika

orang tersebut (yang dipanggil) jauh, atau ketika banyak

sekali kumpulan manusia.

Hal tersebut di atas, akan sangat baik jika diiringi

dengan memberikan nasehat. Seperti halnya hadits Jabir

(40)

berbicara tentang hari kiamat, beliau berkata dengan

sangat berapi-api dan mengeraskan suaranya”. (HR. Muslim).

Di atas telah dijelaskan tentang manfaat

mengeraskan suara, ketika sedang mengajar serta

menjelaskan masalah-masalah yang sangat penting, demi

untuk menarik perhatian para pendengar (murid).

Dengan suara keras diharapkan agar murid sangat

terkesan dan suli melupakan pesan-pesan ilmu yang telah

disampaikan.

d) Penjelasan yang tidak terputus (kontinual).

Adakalanya seorang murid mengikuti alur

penjelasan gurunya supaya ia mendapatkan titik terang

yang jelas, atau meminta kembali penjelasan yang telah

lewat. Di sini guru punya pilihan, boleh saja ia

mengabulkan permintaan murid atau ia menolaknya.

e) Diam sejenak disela-sela penyampaian materi

Berhenti sejenak atau diam di tengah-tengah

penjelasan materi pelajaran mempunyai beberapa

manfaat. Diantaranya yaitu:

(1) Menarik perhatian murid. Artinya, jika seorang guru

berbicara tentang suatu pembahasan, kemudian tiba-tiba

(41)

(2) Bentuk toleransi guru dan sejenak beristirahat.

(3) Memberikan kesempatan kepada guru untuk menyusun

pikirannya (konsentrasi), sehingga mampu memusatkan

perhatian tanpa memikirkan yang lain.

Sedangkan dalam pemanfaatan media visual yaitu di

antaranya adalah:

a) Selalu memfungsikan media visual

Pemanfaatan media visual adalah sangat berguna

bagi guru dan murid. Ketiga pemakaian media visual

sedang berlangsung seorang guru bisa terus mengawasi

anak muridnya, mengingatkan murid yang lupa,

membangunkan murid yang tidur dan mencegah murid

yang sering bermain.

Sudah sepantasnyalah seorang guru membagi

atensinya kepada anak muridnya, sehingga ia benar-benar

yakin, bahwa mereka semua dapat merekam

pembicaraannya serta tidak melupakan anak muridnya

ketika sedang memberi penjelasan.

Ada sebagian guru yang memfungsikan

visualisasinya pada waktu tertentu saja, Seorang guru

tidak dapat memantau anak muridnya dengan ketat.

Kemudian ia juga harus memberi kesempatan keapda

(42)

guru disunnahkan berada lebih atas dari pada muridnya,

meskipun hanya berbeda tipis. Hal ini diupayakan agar

menghasilkan sebuah tuntutan yang baik dan setiap murid

dapat mengikuti tuntunan gurunya tanpa sangat

berdekatan dengan murid disampingnya.

Sedangkan jika seorang murid selalu bisa melihat

dan memperhatikan gurunya, tentunya akan

menghasilkan suatu kepahaman yang kuat dalam belajar,

karena partisipasi media audio dan visual sangatlah kuat

(dalam hal penyerapan) daripada menggunakan satu

media saja.

b) Ekspresi Wajah

Metode ini bisa sebagai ekspresi atas

ketidaksenangan ataupun juga kerelaan dariucapan dan

tindakan tertentu. Metode ini sangat berguna bagi

sekelompok orang tertentu, karena mereka dapat

menggunakan pandangan yang tajam sebagai eskpresi

dari pencegahan dan pelarangan, atau juga dengan

menggunakan senyuman dan wajah yang ceria, seperti

ketika engkau mengucapkan, “Bagus! Bagus sekali!”,

(43)

3) Praktek

Tidak diragukan lagi bahwa menjelaskan materi

pelajaran dengan cara penyampaian, merupakan media yang

baik (dalam proses belajar mengajar), akan tetapi media ini

akan lebih efektif bila diiringi dengan media yang lain yaitu

metode praktek. Penggabungan antara metode teori dan

praktek, jika dilakukan bersama dalam suatu pengajaran,

maka hal itu merupakan faktor yang kuat untuk

meningkatkan pengetahuan di benak anak murid, sangat

berkesan dan tidak cepat lupa. Metode praktek ada yang dari

sisi guru dan ada dari sisi murid. Artinya ada yang harus

dilakukan oleh guru dan dilakukan oleh murid.

4) Menyajikan Pelajaran Secara Proporsional

Akal dan kemampuan (skill) per individu dengan

individu lainnya maupun komunitas dengan komunitas

lainnya terdapat perbedaan. Hal itu merupakan sesuatu yang

riil, sebagai bukti bisa kita lihat anak murid dalam satu kelas

terjadi perbedaan kecepatan dalam menjawab beberapa

pertanyaan dari guru atau pun dalam hal kepahaman (daya

tangkap).

Dalam hal ini seorang guru punya andil dan tanggung

jawab yang besar untuk menjabarkan suatu masalah menjadi

(44)

(kemampuan) murid, sehingga mereka tidak menjadi bingung

dan tidak sulit lagi dalam memahami suatu ilmu.

5) Dialog dan Rasionalisasi

Seperti halnya akal dan kemampuan manusia yang

berbeda kadar pemahaman dan cepatnya merespon, berbeda

pula kadar kerelaan mereka terhadap perintah Allah dan

larangannya. Ada di antara mereka yang tidak puas dengan

dalil, kecuali setelah jelas hikmah dari pensyari‟atan tersebut, ada pula mereka yang merasa cukup dan puas dengan dalil

itu.

Pada umumnya begitu pula yang terjadi pada murid,

di antara mereka ada yang tidak puas dengan sebagian

kaidah-kaidah dan asas-asas yang telah diistilahkan oleh

ulama‟, kecuali jika telah jelas hikmahnya. Ada juga di antara mereka yang tidak bisa mencapai kepahaman yang sempurna

kecuali setelah kaidah ataupun masalahnya disimpulkan. Hal

seperti itu bisa dijelaskan dengan cara dialog dan

rasionalisasi. Manfaat penerapan dialog bertujuan “untuk mengarahkan pola pikir pada suatu pokok permasalahan

sehingga permasalahan menjadi jelas” (An Nahlawi, 1995:

(45)

6) Bercerita

Cerita, mempunyai kekuatan yang dahsyat untuk

menarik simpati murid serta mengaktifkan seluruh

perasaannya kepada guru (sang pencerita). Ini terjadi karena

sebuah cerita pada dasarnya disenangi oleh manusia, demi

untuk mengingat kembali kabar-kabar masa lalu, beberapa

kejadian, keganjilan dan lain-lain.

Manfaatnya adalah bahwa bercerita (kepada murid)

merupakan sesuatu yang menarik dantidak mudah dilupakan,

oleh karena itulah, Al-Quran benar-benar memperhatikan

penuturan cerita-cerita, demi untuk menghibur diri,

memantapkan maksud, mengambil pelajaran, mengetahui

kabar-kabar masa lalu serta menghafalkan kejadian-kejadian

dan banyak lagi yang lainnya.

Dalam Al-Quran penuturan suatu cerita bukanlah

hanya untuk menghibur diri saja, akan tetapi untuk

direnungkan baik dalam masalah-masalah tauhid maupun

hukum-hukum Allah SWT yang tidak bisa diganggu gugat.

7) Perumpumaan

Seorang guru membutuhkan suatu media untuk

memecahkan masalah yang sulit serta menjelaskan suatu

pembahasan yang rumit. Artinya jika seorang guru

(46)

juga butuh media lain yang dapat membantu memecahkan

masalah itu, sehingga seorang murid dapat mempelajari

dengan gampang dan mudah masalah yang sulit itu.

Perumpamaan adalah bentuk penganalogian dan sejenisnya

yang berguna sebagai penggambaran dan penjelasan.

Manfaat lainnya “perumpamaan dapat memudahkan

pemahaman mengenai suatu konsep. Untuk memahami suatu

makna perkara, manusia itu cenderung menyukai

penyerupaan persoalan-persoalan abstrak pada

perkara-perkara yang konkret” (An-Nahlawi, 1995: 254). 8) Antusiasme

Sikap semangat merupakan suatu metode yang dapat

memacu kemauan, dan mencerdaskan diri, karena memang

jiwa manusia itu pada dasarnya senang mencari hal-hal yang

baru. Semangat guru memotivasi seorang murid menjadi

antusias dan sangat senang untuk mengetahui hal-hal yang ia

inginkan.

9) Gerak dan Gaya Tubuh

Seorang guru tidak boleh menafikan hal ini, yaitu

gerak tangan ataupun kepala ketika ia sedang mengajar

(karena hal itu memang terjadi pada orang yang sedang

berbicara, apapun yang dibicarakannya). Menggerakkan

(47)

bentuk pengajaran yang baik karena jika seorang murid

memperhatikan gerak-diam seorang guru, maka hal itu adalah

cerminan dari penghayatan yang bicarakan. Artinya, seluruh

pembicaraan guru berpengaruh pada gerak tangan dan kepala.

10) Sketsa dan Gambar

Guru membutuhkan media pembantu yang dapat

membantunya menyampaikan pengetahuan kepada murid

dengan bentuk yang lebih baik dan lebih mudah, diantaranya

yaitu dengan papan tulis yang berfungsi lebih menguatkan

penjelasan yaitu dengan menulis atau menggambar di papan

tulis.

Selain itu, seorang guru yang menjelaskan suaut ilmu

disertai dengan tulisan di atas papantulis, dengan seorang

guru yang hanya menyampaikan ilmu dengan lisan saja. Pasti

yang pertama leibh jelas dan cepat dipahami dan hal ini tidak

membutuhkan argumen untuk menguatkannya.

Empat belas abad yang lalu, Nabi saw telah

mengajarkan di sebagian hadits dan menguatkan

penjelasannya dengan sketsa atau gambar, karena hal itu

lebih memahamkan dan cepat diingat.

11) Argumentasi

Seorang murid kadang mempunyai masalah yang

(48)

atau jalan keluarnya, sehingga meminta guru untuk

menjelaskan apa yang menjadi problemnya. Di antara

solusinya yaitu dengan metode argumentatif yaitu dengan

menjelaskan sebab dan alasan terjadinya masalah ataupun

suatu hukum.

Argumentasi dapat menyelesaikan beberapa masalah

yang sulit, serta memenangkan jiwa. Fungsi yang lain yaitu

dapat memberi kesan yang dalam di hai dan sulit untuk

dilupakan, karena mengingat sesuatu yang lebih diketahui

alasannya adalah lebih mudah, dibanding orang yang tidak

mengetahui sebab dan alasannya.

12) Memancing Kreatifitas Berfikir Siswa

Seorang guru yang tidak langsung menguraikan

jawaban kepada murid dapat menjadi media yang berguna

untuk mengaktifkan akal serta mendorong mereka untuk

berpikir dan mencari jawaban sendiri. Metode ini juga

mempunyai fungsi lain yaitu dapat menajamkan pemikiran

serta mendorong mereka untuk berusaha keras mencari

jawabannya (tapi semua ini tidak lepas dari pengawasan

guru).

Penjelasan tentang metode ini yaitu, seorang guru

menyodorkan suatu masalah tertentu, kemudian ia hanya

(49)

jawaban akhir bagimereka. Masalah yang disodorkan kepada

murid kadang harus dijawab, dan kadang tidak harus dijawab,

karen memang tujuanny hanya sekedar ingin mengaktifkan

pikiran mereka serta menajamkannya.

13) Pengulangan

Rasulullah dahulu menggunakan metode ini yaitu

“dengan cara mengulang-ulang ucapannya kepada para sahabat untuk menekankan dan memperingatkan mereka

akan pentingnya materi yang beliau sampaikan, di samping

agar mereka lebih bisa memahami dan menerima penjelasan

dengan mantap” (Fattah, 2015: 249). Selain itu dalam metode pengulangan ini, terdapat beberapa manfaat besar lainnya

yaitu antara lain sebagai pengingat bagi orang yang lupa,

murid yang ngantuk dan lain sebagainya.

Pengulangan cukup tiga kali dan pembahasan tentang

itu telah banyak terurai dalam hadits-hadits Nabi saw. Ibnu

Tin berkata, “Pengulangan tiga kali merupakan batas

maksimal untuk dapat memberikan suatu penjelasan, dan jika

terpaksa, boleh lebih dari tiga”. Pengulangan adakalanya

pada kata-kata, adakalanya pada nama dan adakalanya tidak

(50)

14) Pemetaan

Metode ini jarang digunakan oleh guru ketika sedang

menyampaikan suatu materi pelajaran. Maksud metode ini

adalah; Seorang guru yang menyampaikan materi pelajaran,

kemudian ia membaginya ke beberapa bagian, fase, paragraf,

nomor, atau mungkin titik, kemudian setelah itu baru

disampaikan kepada murid.

Dalam metode ini ada beberapa keuntungan besar

bagi murid, yaitu dapat menyatukan bagian-bagian tema,

mudah menghapalnya serta cepat diserap. Hal tersebut adalah

untuk mengantisipasi kelupaan. Artinya jika seorang murid

lupa akan suatu keilmuan, kemudian disebutkan nomornya

sekian, pembagiannya sekian, maka hal itu dapat

mengembalikan ingatan murid.

Jika kita mempelajari kitab-kitab fiqih, di sana dapat

kita lihat begitu banyak pengelompokkan yaitu

pengelompokkan yang telah dibuat oleh ulama-ulama fiqih,

misalnya tentang syarat-syarat, kewajiban-kewajiban,

rukun-rukun, larangan-larangan dsb. Setiap pembagian kelompok

dalam hukum fiqih itu, tidaklah bertentangan dengan nash

Rasulullah saw.

Hal itu dilakukan supaya murid bisa lebih mengerti

(51)

sehingga hal itu membuat murid lebih gampang

mengingatnya kembali.

15) Kuisioner

Untuk menyampaikan ilmu terkadang Nabi saw.

melontarkan kepada para sahabat tentang sesuatu yang

sebenarnya telah beliau ketahui. Nabi melakukan hal tersebut

yaitu “untuk merangsang kecerdasan mereka, mendorong

mereka supaya menggunakan akal, serat menambah ilmu

mereka melalui sebuah teka-teki yang dilakukan untuk

menguji kadar ilmu mereka” (Fattah, 2015: 141).

Seorang guru perlu sekali beberapa media yang dapat

menarik perhatian murid serta butuh juga beraneka ragam

metode, sehingga murid tidak lagi terpancang dengan satu

metode saja, lalau menjadi “kebiasaan” dan pada akhirnya

guru tidak bisa lagi berbicara tentang manfaat dari

„kebiasaan‟ itu. Di antara media yang dapat menarik perhatian murid adalah menggunakan kuesioner (pertanyaan),

yaitu ketika membahas suatu materi sehingga hal itu dapat

menarik perhatian murid dan dapat mendorongnya untuk

mencari suatu kepahaman (jawaban).

Seorang guru sebaiknya menyampaikan pertanyaan

terlebih dahulu, supaya semua murid ikut berpartisipasi

(52)

seperlunya kepada murid (kesempatan mencari jawaban),

sebelum ia mendengar jawaban darinya. Hal demikian

dilakukan karena perbedaan kecepatan daya tangkap murid

berbeda-beda antara satu dengan lainnya. Sebagian mereka

ada yang lebih cepat memahami dan mungkin sebagian yang

lain tidak.

Oleh sebab itulah, suatu tindakan yang kurang tepat

jika ada guru yang mengajukan suatu pertanyaan hanya

kepada murid tertentu saja, berdasarkan urutan nama, atau

menurut urutan kursi (lebih menekankan pada individu),

karena cara seperti itu menyebabkan murid yang lain (yang

tidak mendapat pertanyaan) tidak acuh dan tidak

mempedulikan mencari jawabannya.

Dalam kondisi tertentu, boleh saja seorang guru

tiba-tiba mengajukan pertanyaan kepada seorang murid dengan

alasan ingin mengetahui keadaannya dan mengingatkannya

dari kealpaan. Nabi saw sendiri pernah bertanya kepada

seorang sahabat tentang bermacam masalah, kondisi tersebut

terjadi karena memang Rasulullah saw hanya berduaan

dengan sahabat itu, yaitu seperti yang terjadi pada sahabat

(53)

16) Menguji Kemampuan Siswa

Menguji kemampuan secara kolektif mempunyai

faedah yang besar untuk menumbuhkan kecakapan dan

menguatkan kepahaman mereka. Cara menggunakan meode

ini, yaitu seorang guru terlebih dulu menyampaikan suatu

masalah keapda mereka semua, kemudian memberikan

sedikit kesempatan kepada mereka untuk mengingat kembali

materi pelajaran, baru kemudian secara tidak langsung

memberi jawaban kepada murid.

Menarik untuk direnungkan tentang model yang telah

diajarkan Nabi saw adalah ternyata model itu telah memacu

keintensifan para sahabat, memaksa mereka untuk berpikir

mencari jawabannya serta membuat mereka penasaran untuk

mengetahui apa jawaban yang benar dari Rasulullah saw,

ketika mereka sudah tidak mampu lagi memecahkan

persoalan itu.

Hal-hal penting yang juga harus diperhatikan oleh

guru adalah bentuk-bentuk pertanyaan yang akan

disampaikan haruslah dapat memancing pemikiran serta

menanamkan suatu pemahaman tertentu bagi murid.

Jika seorang guru dapat menggunakan metode ini

dengan baik, tentu manfaatnya besar sekali. Untuk

(54)

pertanyaan terlalu sulit bagi murid serta tidak bertujuan

merendahkan dan meremehkannya, tetapi harus dicari jenis

pertanyaan yang mempermudah (lebih bisa dipahami) bagi

murid.

17) Mendorong Kreatifitas Siswa

Bertanya merupakan suatu tindakan yang dapat

menepis kealpaan dan praduga, sehingga ketika seorang guru

menguraikan materi pelajaran, ia tidak boleh menjelaskan

kecuali murid benar-benar telah paham atas materi itu.

Bagaimana cara untuk mengetahui kepahaman murid? Yaitu

mengujinya dengan sebuah pertanyaan (ketika suatu

pembahasan telah sempurna), dan lebih baik lagi setelah

murid lebih dulu mengajukan pertanyaan atas

kesulitan-kesulitan mereka (kepada guru).

Dengan bertanya dapat menjelaskan ketidaktahuan

anak murid, serta lebih dapat memastikan sebuah jawaban

baginya (murid yang terlebih dulu bertanya). Sesuatu yang

dapat menepis ketidaktahuan, seperti Sabda Rasulullah saw,

“sesungguhnya obat IY adalah bertanya”.

Kata “IY” disini ada yang bermakna “kebingungan”

dan “ketidak-mantapan”, ini yang terdapat dalam kitab Shahih dan ada yang bermakna (menurut lisan Arab)

(55)

penyakit dan obatnya adalah bertanya dan belajar. Jelaslah

sudah, seorang guru harus mendorong anak muridnya untuk

dapat mengajukan pertanyaan kepadanya. Seperti yang telah

disabdakan oleh guru kita Muhammad saw.

Kemudian yang harus diperhatikan lagi, bahwa guru

harus mengontrol pertanyaan yang muncul dari mereka, agar

suatu pertanyaan menjadi bermanfaat dan tidak untuk

melemahkan pemahaman, meremehkan orang lain, mengejek

atau sikap negatif lainnya. Karena pertanyaan-pertanyaan

negatif seperti ini, atau yang sejenisnya tidaklah memberi

kemuliaan bagi pelakunya (penanya).

18) Memberikan Jawaban Lebih

Kadang banyak sekali pertanyaan-pertanyaan murid

yang diajukan kepada guru, akan tetapi masih ada guru yang

hanya memberi jawaban seperlunya saja, tidak lebih.

Harusnya seorang guru tidak hanya memberi jawaban

sekadarnya saja, tapi kadang ia juga harus menambah

jawaban dari soal yang diajukan oleh seorang murid, serta

menjelaskan korelasinya terhadap soal itu, apa lagi jika

seorang murid kurang pengetahuannya.

19) Menjelaskan Jawaban Berulang

Seorang guru perlu menjelaskan ulang jawaban dari

(56)

Hal itu dilakukan karena kadang murid tidak yakin atas

jawabannya sendiri. Begitu juga murid-murid yang lain,

mereka juga masih penasaran apakah jawaban dari temannya

itu benar atau salah. Untuk itulah, seorang guru harus

menjelaskan ulang jawaban dari murid, sehingga jawaban itu

benar-benar lengkap dan murid-murid yang lain pun jadi

mengerti mana jawaban yang benar dan mana jawaban yang

salah.

Guru juga harus benar-benar jeli ketika meneliti

jawaban murid, jangan lantas cepat menyalahkan jawaban

seluruhnya, karena mungkin saja jawabannya ada yang benar.

Ia juga harus menguatkan jawaban murid, jika ia memang

benar. Meluruskan dan menjelaskan jika memang salah. Jika

murid memang salah, sebaiknya guru memilih kata-kata yang

halus ketika menyalahkan jawaban itu, jangan kata-kata yang

kasar dan meremehkan, karena hal itu dapat membuat murid

enggan menjawab pertanyaan guru karena ucapannya yang

kasar.

20) Sportif dalam Menjawab

Allah SWT mencela orang-orang yang berbicara

tanpa ilmu, tidak ada dalam kitab-Nya maupun dalam hadits

(57)

ilmu adalah menyesatkan dan tidak dapat memberi petunjuk,

bisa merusak dan tidak bisa memperbaiki.

Jadi seorang guru yang berkata, “Aku tidak tahu”

ataupun “Aku tidak mengerti” karena memang ia benar-benar tidak tahu, maka hal itu bukanlah aib, atau karena ilmunya

kurang. Akan tetapi justru itu cermin dari kesempurnaan

ilmunya. Ketika pada hari kiamat, Allah SWT bertanya

kepada Rasul-Nya,

“(Ingatlah), hari di waktu Allah SWT mengumpulkan

para Rasul, lalu Allah SWT bertanya (kepada mereka), “Apa jawaban kaummu terhadap (seruan)mu?”

Para Rasul menjawab:

“Tidak ada pengetahuan kami (tentang itu).

Sesungguhnya engkaulah yang mengetahui perkara yang

ghaib”. ( Al Maidah: 109)

Jadi, jika demikian, tidaklah malu dan tidaklah

merupakan aib jika seorang guru berkata: “Aku tidak tahu”.

Dalam kitab Adabnya Al-Mawardi berkata “Ketika tidak ada jalan untuk mencakup ilmu, maka tidak celakalah tidak

mengetahui sebagiannya, dan ketika tidak mengetahui

sebagian itu tidak celaka, maka tidak buruklah mengatakan

kalimat “saya tidak tahu” atas sesuatu yang benar-benar tidak ia ketahui.

Sang guru, Muhammad saw, juga pernah mengatakan

(58)

sampai beliau mendapatkan wahyu, dan beliau pun tidak

terpancing atas perkataan orang yang hasud dan orang

munafik untuk tidak mengucapkan kata-kata itu.

4. Kemandirian Belajar

a. Pengertian Kemandirian

Menurut Ali dan Asrori (2005: 114) “Kemandirian merupakan suatu kekuatan internal individu yang diperoleh

melalui proses individuasi”. Proses individuasi adalah realisasi

kedirian dan proses menuju kesempurnaan. Menurut Hamzah

(2007: 51) “Metode belajar yang sesuai kecepatan sendiri juga

disebut belajar mandiri”. Maksud dari kecepatan sendiri adalah siswa memiliki tanggung jawab sendiri, sesuai dengan kecepatan

sendiri untuk menciptakan belajar yang berhasil. Semuanya

berdasarkan pada sasaran belajar khusus dan bermacam-macam

kegiatan dengan beraneka sumber belajar yang berkaitan.

Tirtarahardja dan Sulo (2005: 50) menyatakan bahwa

“Kemandirian dalam belajar adalah aktivitas belajar yang

berlangsungnya lebih didorong oleh kemauan sendiri, pilihan

sendiri dan tanggung jawab sendiri”. Dorongan dari internal individu memiliki kunci pokok dalam kegiatan belajar anak.

Perolehan hasil belajar yang didapat anak, baik keterampilan

maupun kompetensi tertentu akan mampu dicapai jika dialami

(59)

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar adalah

proses belajar yang dilakukan atas dorongan internal dari individu

tanpa bergantung pada orang lain, memiliki tanggung jawab

sendiri untuk menguasai kompetensi guna mengatasi suatu

masalah.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar Selain potensi yang dimiliki sejak lahir, perkembangan

kemandirian juga dipengaruhi oleh berbagai stimulasi yang

datang dari lingkungannya. Menurut Ali dan Asrori (2005: 118),

ada sejumlah faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar

yaitu sebagai berikut:

1) Gen atau keturunan orang tua. Orang tua yang memiliki sifat kemandirian tinggi seringkali menurunkan anak yang memiliki kemandirian juga.

2) Pola asuh orang tua. Cara orang tua mengasuh anak akan mempengaruhi perkembangan kemandirian anak.

3) Sistem pendidikan di sekolah. Proses pendidikan di sekolah yang tidak mengembangkan demokrasi pendidikan dan cenderung menekankan indoktrinisasi tanpa argumentasi akan menghambat perkembangan kemandirian. Sebaliknya, proses pendidikan yang lebih menekankan pentingnya penghargaan terhadap potensi anak, pemberian reward, dan penciptaan kompetitif positif akan memperlancar kemandirian.

Gambar

Tabel 1. Instrumen Angket
Tabel 2. Uji Validitas
Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas Data Persepsi Siswa tentang   Metode Mengajar Rasulullah yang Diterapkan Guru
Tabel 5. Data Ruang SDN Mranggen 1 Srumbung Magelang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perbandingan pengungkapan aset tetap PT Nasmoco Semarang dengan PSAK No.16 Semarang, ditemukan bahwa penyajian jumlah aset tetap dalam neraca telah sesuai namun

Akta jual beli yang dikeluarkan oleh camat sebagai PPAT sementara. adalah bukti telah dilaksanakannya peralihan hak milk atas tanah

Berangkat dari persoalan ini, penulis berpendapat bahwa keterhubungan antara negara dan BUMN dalam kaitannya dengan penyertaan modal dan pengelolaan asset BUMN harus dipilah secara

Analisis Model Matematika Proses Pembkaran Batu Bata Dengan Me- tode Volume Hingga; Fery Hendra Mukti, 080210191054; 2012: 128 halaman; Program Studi Pendidikan Matematika,

Menj alin ker j asam a dengan pihak lain dalam lingk up r egional, nasional dan int er nasional unt uk pengem bangan pendidikan, penelit ian dan pengabdian m asyar

Untuk pembuktian pengalaman pekerjaan, penyedia agar membawa kontrak pekerjaan(ASLI (ASLI (ASLI (ASLI dan REKAMAN) dan REKAMAN) dan REKAMAN) yang merupakan kontrak

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan produksi susu segar dengan kadar laktoferin tinggi di dalam negeri adalah dengan seleksi bibit sapi perah

1) Pemberian keringanan bunga untuk kredit kolektibilitas diragukan dan macet dengan pembayaran lunas ataupun angsuran.. putusan persetujuan penyelesaian kredit