PENGARUH LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, DAN ASIMETRI INFORMASI TERHADAP MANAJEMEN LABA
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013- 2015)
THE INFLUENCE OF LEVERAGE, FIRM SIZE AND INFORMATION ASSYMETRY OF EARNINGS MANAGEMENT
(Study at Manufacturing Companies Basic Industry and Chemical Sector Listed in Indonesia Stock Exchange Period (2013-2015)
Oleh
DIAN FITRIANA KUSUMA DEWI 20120420239
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PENGARUH LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, DAN ASIMETRI INFORMASI TERHADAP MANAJEMEN LABA
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013- 2015)
THE INFLUENCE OF LEVERAGE, FIRM SIZE AND INFORMATION ASSYMETRY OF EARNINGS MANAGEMENT
(Study at Manufacturing Companies Basic Industry and Chemical Sector Listed in Indonesia Stock Exchange Period (2013-2015)
Oleh
DIAN FITRIANA KUSUMA DEWI 20120420239
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PENGARUH LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, DAN ASIMETRI INFORMASI TERHADAP MANAJEMEN LABA
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013- 2015)
THE INFLUENCE OF LEVERAGE, FIRM SIZE AND INFORMATION ASSYMETRY OF EARNINGS MANAGEMENT
(Study at Manufacturing Companies Basic Industry and Chemical Sector Listed in Indonesia Stock Exchange Period (2013-2015)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Oleh
DIAN FITRIANA KUSUMA DEWI 20120420239
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
v Motto
"Musuh Yang Paling Berbahaya di atas Dunia Ini adalah penakut dan bimbang. teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh."
(Andrew Jackson)
"Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil, kita baru yakin
kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik." (Evelyn Underhill)
"Bersikaplah kukuh seperti batu karang yang tidak putus-putus-nya dipukul ombak. ia tidak saja tetap berdiri kukuh, bahkan ia menenteramkan amarah ombak
dan gelombang itu." (Marcus Aurelius)
"Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari
betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah." (Thomas Alva Edison)
“Ilmu lebih utama dari pada harta. Sebab ilmu adalah warisan para nabi, adapun harta adalah warisan qorun, Firaun dan lainnya. Ilmu lebih utama dari harta,
karena ilmu itu menjagamu. Sedangkan harta, kamulah yang menjaganya” (Khalifah Ali Bin Abi Thalib)
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada
vi
PERSEMBAHAN
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih dan penyayang
Karya kecil ini kupersembahkan untuk…
Kedua orang tuaku yang sangat saya cintai ,terima kasih bapak dan ibu atas segala
rasa kesabaran dan keikhlasan dalam merawat dan membimbingku selama ini,
walau anakmu ini sangat bandel tetapi kalian tetap menyayangiku sepenuh hati.
Kalian adalah segalanya bagiku. Terimakasih juga untuk selalu mendukung,
memotivasi,menasihati serta memberikan dukungan moril maupun materiil
untukku, hingga aku mampu menyelesaikan studi S1 ku.
Terimakasih untuk segala pengorbanan yang tak akan pernah mampu aku
gantikan ini wahai bapak ibu, terimakasih selalu menguatkanku dalam berbaga hal
apapun sehingga aku kuat untuk mengalami kesulitan maupun mengalami
berbagai macam gejolak.
Semoga nanti aku dapat membalas semua pengorbanan kalian dan dengan
segenap hati akan bersungguh – sungguh menggapai mimpi kalian, mohon maaf jika aku belum pernah bisa membanggangkan kalian, tapi Insyaallah dengan doa
restu kalian aku berjanji dalam waktu yang Allah berikan sepenuhnya akan aku
vii
Teruntuk Kalian kakak dan adikku : Hetty Fria Royani, Muhammad Livin Firdaus
dan Desiana Putri Andini. Terimakasih atas semangatnya, aku sangat sayang
viii
THANKS TO ….
THANKS TO ….
Syukur alhamdulillah kuucapkan terima kasih kepada Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,sehingga saya diberikan
kesehatan dan kekuatan untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.
Bapak ibuk tercinta, terimakasih untuk kesabarannya,engkaulah
malaikatku, tak ada kata yg bisa aku rangkai untuk menjelaskan betapa aku
sayang kalian pak,buk..terimakasih untuk dukungan kalian selama
ini,maafkan anakmu ini yang belum bisa membanggakan kalian,tapi aku
janji aku akan membuat kalian tersenyum bangga karenaku.
Kakakku tersayang, Mas Livin dan Mbak Hetty dan Mas Edi , terimakasih
untuk dukungan dan transferan kalian selama ini.
Adikku Desiana Putri Andini, terima kasih selalu mengibur mbak saat mbak
dian di rumah, walau mbak Dian galak tapi mbak Dian sayang sekali sama
Dek Andin.
Terimakasih Untuk Bu Harjanti sebagai dosen pembimbing yang baik hati
dan sangat sabar.
Bapak dan Ibu dosen Prodi Akuntansi UMY, terimakasih atas ilmu yang
kalian berikan selama ini.
Untuk sahabatku Hefi Listriani, terima kasih telah menjadi sahabat
terbaikku, sahabat yang mengerti aku, suka duka semua kita lewati, semoga
ix
Untuk Henny Hapsari sahabatku terimakasih telah menemani hari-hariku
dan menjadi sahabat baikku,semoga kelak kita dapat menuai sukses
bersama dan menjadi sahabat selamanya.
Keluarga GGS, Bang Amran Jeweng, abangku paling konyol dan paling
ngeres, terimakasih telah menjadi abangku yang selalu menghiburku di
Jogja,terimakasih telah menemani,memotivasi dan mendukungku slama ini
sampai akhirnya bisa menyelesaikan skripsi ini.
Kiagus Robby Anugrah, terimakasih telah menemani hari-hariku selama
ini,selalu mendukungku, selalu ada buatku dan selalu sabar menghadapi aku
yang sering rewel.
Mas Bayu Bongol, terimakasih telah menjadi sahabat selalu yang
menyemangatiku.
Bang Robin, terimakasih telah memberikan semangat untuk menyelesaikan
skripsi ini dan menghiburku dikala aku sedih.
Mas Ganang, terimakasih atas movasinya agar dapat menyelesaikan skripsi
ini.
Mas Bram, terimakasih selalu member saran, menegur dikala aku salah dan
selalu mendukungku.
Agil, terimakasih selalu menyemangatiku untuk menyelesaikan skripsi. Kunto, terimakasih telah menjadi sahabat gila waktu di Jogja.
x
Keluarga Kos Ijo, terima kasih Ayu yang baik hati selalu membantu
mengerjakan skripsi,Lita,Maulida, Cinta dan Mep yang turut
menyemangatiku untuk menyelesaikan skripsi ini.
Untuk grup DPS Bu Harjanti, terimakasih karena kalian telah membantu
dan bekerja sama dengan baik untuk menyelesaikan skripsi.
Untuk semua teman-temanku yang tidak bisa disebutkan satu per satu,
xi INTISARI
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruhleverage, ukuran
perusahaan dan asimetri informasi terhadap manajemen laba (earnings
management). Manajemen laba diukur menggunakan Model Jones, yaitu
pengukuran discretionary accrual sebagai proksi manajemen laba.
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang
berasal dari laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
sektor industri dasar dan kimia pada tahun 2013-2015. Dengan menggunakan
purposive sampling, penelitian ini mendapat 59 sampel perusahaan dengan total
keseluruhan 152 sampel. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah uji regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa leverage
dan ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terrhadap manajamen laba
(earnings management), sedangkan asimetri informasi tidak berpengaruh.
Kata Kunci: Leverage, Ukuran Perusahaan, Asimetri Informasi dan Manajemen
xii ABSTRACT
The purpose of this study is to examine the effect of leverage, company size
and assimetry of information on earnins management. Earnings management is
proxied by Jones model. It is discretionary accrual measuring ass earnings
managemen proxy.
This study uses secondary data derived from the financial statements of
listed companies in Indonesia Stock Exchange in 2013-2015.Based on the metod of
purposive sampling and was obtained 59 companies with total 152 sample. The
technique for examining the hipotesis is multiple regretion analysis. The results
show that leverage and company size as positive and significant effect on earnings
management, assimetry of information has no effect.
Keywords : Leverage, Company Size, Assimetry Information and Earnings
xiii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan,
karunia dan rahmat, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat
serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW
beserta seluruh keluarga dan sahabatnya, hingga kepada umatnya hingga akhir
zaman, amin.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. Judul yang penulis ajukan adalah “Pengaruh
Leverage, Ukuran Perusahaan dan Asimetri Informasi terhadap Manajemen Laba
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri dan Kimia yang
Terdaftar Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015)”. Dalam penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya
kepada:
1. Bapak Dr. Nano Prawoto, M.Si.,selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
2. Ibu Dr. Ietje Nazaruddin, M.Si.,Akt selaku Kepala Program Studi Akuntansi.
3. Ibu Dr Harjanti Widiastuti SE.,M.Sc.,Akt selaku dosen pembimbing skripsi
xiv
beliau untuk memberikan masukan dan bimbingan selama proses penyelesaian
tugas akhir/skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang membimbing penulis selama
ini.
5. Ayah dan Ibu serta kakak dan adikku tercinta, yang senantiasa memberikan
perhatian, semangat dan motivasi kepada penulis hingga dapat menyelesaikan
studi.
6. Semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, kemudahan dan
semangat dalam proses penyelesaian tugas akhir (skripsi) ini.
Sebagai kata akhir, kekurangan milik manusia, sementara kesempurnaan
hanya milik Allah SWT. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam
skripsi ini. Oleh karena itu, kritik, saran dan pengembangan penelitian
selanjutnya sangat diperlukan untuk ke dalaman karya tulis dengan topik
serupa.
Yogyakarta, 20 Maret 2017
xv DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... vi
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
INTISARI ... xi
ABSTRAK ... xii
KATA PENGANTAR ... xiii
DAFTAR ISI ... xv
DAFTAR TABEL ... xviii
DAFTAR GAMBAR ... xix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. LatarBelakangMasalah ... 1
B. RumusanMasalahPenelitian ... 6
C. TujuanPenelitian ... 6
xvi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
A. LandasanTeori ... 8
1. TeoriAgensi ... 8
2. TeoriPositif ... 9
3. Leverage ... 12
4. Ukuran Perusahaan... 13
5. AsimetriInformasi . ... 15
6. ManajemenLaba ... 17
B. PenurunanHipotesis ... 19
1. PengaruhLeverageterhadapManajemenLaba ... 19
2. PengaruhUkuran Perusahaan terhadapManajemenLaba ... 21
3. PengaruhAsimetriInformasiterhadapManajemenLaba ... 22
C. Model Penelitian ... 25
BAB III METODE PENELITIAN... 26
A. SubyekPenelitian ... 26
B. JenisdanSumber Data ... 26
C. MetodeDokumentasi ... 27
D. DefinisiOperasionaldanPengukuranVariabelPenelitian ... 27
1. VariabelDependen ... 27
2. VariabelIndependen ... 29
E. UjiKualitasInstrumen Data... 31
1. AnalisisStatistikDeskriptif ... 31
xvii
F. UjiHipotesisdanAnalisis Data ... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36
A. Sampel ... 36
B. HasilAnalisis Data danHasilUjiHipotesis ... 37
1. AnalisisDeskriptif ... 37
2. UjiAsumsiKlasik ... 37
3. PengujianHipotesis ... 40
C. Pembahasan ... 43
BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN ... 48
A. Simpulan ... 47
B. Keterbatasan ... 49
C. Saran ... 49
DAFTAR PUSTAKA . ...
xi INTISARI
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh leverage, ukuran
perusahaan dan asimetri informasi terhadap manajemen laba (earnings management).
Manajemen laba diukur menggunakan Model Jones, yaitu pengukuran discretionary
accrual sebagai proksi manajemen laba.
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang
berasal dari laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
sektor industri dasar dan kimia pada tahun 2013-2015. Dengan menggunakan
purposive sampling, penelitian ini mendapat 59 sampel perusahaan dengan total
keseluruhan 152 sampel. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah uji regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa leverage dan
ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terrhadap manajamen laba
(earnings management), sedangkan asimetri informasi tidak berpengaruh.
xii ABSTRACT
The purpose of this study is to examine the effect of leverage, company size
and assimetry of information on earnins management. Earnings management is
proxied by Jones model. It is discretionary accrual measuring ass earnings
managemen proxy.
This study uses secondary data derived from the financial statements of
listed companies in Indonesia Stock Exchange in 2013-2015. Based on the metod of
purposive sampling and was obtained 59 companies with total 152 sample. The
technique for examining the hipotesis is multiple regretion analysis. The results show
that leverage and company size as positive and significant effect on earnings
management, assimetry of information has no effect.
Keywords : Leverage, Company Size, Assimetry Information and Earnings
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan adalah pencatatan transaksi dalam periode tertentu.
Laporan keuangan menunjukkan seberapa besar kinerja manajemen dan
pertangungjawaban pihak manajemen terhadap pemenuhan kebutuhan
pihak-pihak eksternal yaitu diperolehnya informasi kinerja perusahaan serta suatu
media bagi perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangan juga
mengevaluasi kinerja manajemen. Di dalam laporan keuangan yang biasanya
dijadikan parameter utama yaitu besarnya laba perusahaan yang diperoleh dari
metode akrual dan menjadi suatu indikator kinerja manajemen pengolahan aset
sebuah perusahaan.
Informasi mengenai laba merupakan hal penting bagi pengguna laporan
keuangan baik pihak internal maupun eksternal dalam pengambilan keputusan.
Informasi laba haruslah menunjukkan keadaan ekonomi dan keuangan
perusahaan dalam keadaan yang sesungguhnya sehingga mendorong manajer
untuk melakukan tindakan manajemen laba. Tindakan manajer untuk merekayasa
dan mengatur laba sesuai dengan keinginan disebut dengan manajemen laba
Terkait dengan informasi laba, Statement Of Financial Accounting
Concept (SFAC) No.8 menyatakan bahwa informasi tersebut merupakan pokok
utama dalam penaksiran kinerja atau pertanggung jawaban manajemen.
Informasi laba sering menjadi sasaran manipulasi melalui tindakan oportunis
manajemen untuk memaksimumkan kepuasaannya. Tindakan yang
mementingkan kepentingan sendiri (opportunistic) tersebut dilakukan dengan
cara memilih kebijakan akuntansi tertentu, sehingga laba dapat diatur, dinaikkan
atau diturunkan sesuai keinginan manajer.
Aktivitas manipulasi mengakibatkan laporan keuangan tidak relevan lagi
dengan kebutuhan pemilik perusahaan. Laporan keuangan tidak berfungsi
sebagai media pertanggungjawaban manajer kepada pemilik karena
informasi-informasi yang terkandung disesuaikan dengan kepentingan manajer sehingga
merugikan pihak lain yang menggunakan informasi keuangan tersebut. Pihak
yang berkepentingan akan melakukan kesalahan dalam mengalokasikan sumber
daya. Kebebasan untuk mengelola perusahaan akan mengakibatkan
penyalahgunaan wewenang, selaku pengelola perusahaan manajemen akan
memaksimalkan laba perusahaan yang mengarah pada proses memaksimalkan
kepentingannya atas biaya pemilik perusahaan.
Fenomena manajemen laba dapat kita lihat pada PT Bumi Resources Tbk
(BUMI). Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK)
mencurigai adanya penyelewengan dan manipulasi laporan keuangan pada tahun
(BUMI). Salah satu indikasinya Bumi memiliki masalah dengan induknya,
masalah tersebut semakin berkembang karena harga saham batubara di pasaran
internasional terus menurun sehingga harga sahampun menurun. Hutang pada
group bakri pun terus bertambah sehingga rekayasa keuangan (refinancing)
termasuk pembiayaan dari dana-dana berbunga tinggi harus dilakukan (Prayogi,
2012).
Dalam penelitian ini menggunakan beberapa variabel yang memengaruhi
manajemen laba, antara lain leverage, ukuran perusahaan dan asimetri informasi.
Leverage merupakan besarnya aktiva perusahaan yang dibiayai oleh hutang.
Untuk memperoleh penilaian yang baik dari kreditur,perusahaan akan berusaha
memenuhi perjanjian hutang. Hal ini akan memotivasi manajer melakukan
manajemen laba untuk menghindari kesalahan perjanjian hutang. Semakin besar
suatu leverage mengakibatkan semakin besar resiko ketidakmampuan
perusahaan dalam membayar hutangnya. Perusahaan cenderung bekerja dengan
baik agar dapat dipercaya kepada kreditur untuk dapat membayar hutang tersebut
(Sumarsom, 2013).
Penelitian yang dilakukan oleh Yamaditya (2014) serta Agustia (2013)
menyebutkan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap manajemen laba,
sedangkan Yuliana (2011) menyebutkan bahwa leverage tidak berpengaruh
signifikan terhadap manajemen laba.
Ukuran perusahaan diproksikan dengan aset yang dimiliki oleh
antara lain ukuran perusahaan yang kecil lebih banyak melakukan praktik
manajemen laba dibandingkan perusahaan yang lebih besar dikarenakan
perusahaan kecil lebih menonjolkan perilaku kerja yang baik sebagai penarik
investor untuk dapat menanamkan modal.
Kondisi perusahaan besar lebih akurat karena lebih diperhatikan oleh
masyarakat sehingga perusahaan tersebut akan lebih berhati-hati untuk
melakukan pelaporan keuangan (Nasution dan Setiawan 2007). Akan tetapi,
pandangan kedua menurut Watts and Zimmerman (1990) menyebutkan bahwa
perusahaan besar yang mempunyai biaya politik tinggi lebih memilih metode
akuntansi untuk mengurangi laba yang dilaporkan dibandingkan
perusahaan-perusahaan kecil.
Penelitian yang dilakukan oleh Rohman (2013) serta Ningsaptiti (2010)
menemukan bahwa ukuran perusahaan mempunyai hubungan positif signifikan
yang berarti bahwa semakin besar perusahaan maka akan mendorong manajer
melakukan manajemen laba. Jao, dkk (2011) menyimpulkan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh negatif terhadap manajemen laba yang berarti bahwa
manajer yang memimpin perusahaan yang lebih besar memiliki kesempatan yang
lebih kecil dalam memanipulasi laba dibandingkan dengan manajer di
perusahaan kecil. Supriyono (2000) dalam penelitian Wiryadi dan Sebrina
(2010) menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak mempengaruhi manajemen
laba yang berarti Perusahaan berukuran besar kurang memiliki dorongan untuk
hadapan investor dan pihak luar. Sebaliknya, perusahaan kecil dianggap lebih
sering melakukan manajemen laba untuk menutupi kerugiannya.
Asimetri informasi diduga mempengaruhi manajemen laba. Supriyono
(2000) dalam penelitian Wiryadi dan Sebrina (2013) mengatakan bahwa
asimetri informasi merupakan suatu keadaan dimana informasi terkait tentang
kinerja agen tidak cukup dimiliki oleh prinsipal sehingga prinsipal tidak dapat
menentukan suatu hasil perusahaan yang sesungguhnya. Richardson (1998)
dalam Muliati (2011) berpendapat bahwa terdapat hubungan yang sistematis
antara asimetri informasi dengan tingkat manajemen laba.
Penelitian yang dilakukan oleh Muliati (2011) serta Wiyadi, dkk (2016)
menyebutkan bawa asimetri informasi berpengaruh positif terhadap manajemen
laba sedangkan Wiryadi dan Sebrina (2013) menemukan bahwa asimetri
informasi tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Dari
penjelasan yang ada, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian ulang karena
banyaknya manipulasi penyusunan laporan keuangan, laporan keuangan
menunjukkan tingkat kinerja manajemen dan evaluasi kinerja manajemen, serta
merupakam acuan terhadap besarnya laba perusahaan sehingga manajemen
termotivasi untuk melakukan manajemen laba juga untuk mengetahui hal yang
mempengaruhi manajemen laba.
Berdasarkan penjelasan dan hasil dari penelitian sebelumnya yang belum
“Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan, dan Asimetri Informasi terhadap
Manajemen Laba”.
Penelitian ini merupakan suatu penelitian ulang dari Muliati (2011) hal
yang membedakan dari penelitian ini yaitu dengan menambah variabel leverage.
Hal ini mengacu pada penelitian Jao, dkk (2011). Penelitian ini menggunakan
sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ( BEI )
dengan periode 2013 – 2015, sedangkan pada penelitian sebelumnya
menggunakan sampel perusahaan manufaktur dengan periode 2001 – 2008.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah leverage berpengaruh terhadap manajemen laba?
2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba?
3. Apakah asimetri informasi berpengaruh terhadap manajemen laba?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memberikan bukti empiris pengaruh leverage terhadap manajemen
laba.
2. Untuk memberikan bukti empiris pengaruh ukuran perusahaan terhadap
3. Untuk memberikan bukti empiris pengaruh asimetri informasi terhadap
manajemen laba.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat kepada penulis
maupun orang-orang yang berkepentingan. Manfaat tersebut seperti:
1. Bagi Peneliti
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah
berupa pengetahuan dan wawasan mengenai pengaruh leverage, ukuran
perusahaan dan asimetri informasi terhadap manajemen laba.
2. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang
bermanfaat untuk pertimbangan dalam rangka meningkatkan nilai perusahaan.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi
kemajuan akademis dan dapat dijadikan acuan atau referensi untuk
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Teori Agensi
Jensen dan Meckling (1976) dalam Muliati (2011) mengatakan bahwa
hubungan antara pemilik dan pemegang saham (prinsipal) dengan manajer
(agen/investor) dalam memberikan suatu jasa setelah itu mendelegasikan
wewenang dalam pengambilan keputusan. Eisenhardt (1989) dalam Sabeni
(2005) menyebutkan tiga asumsi sifat manusia dalam penggunaan teori
agensi diantaranya: (1) Manusia yang mementingkan diri sendiri (self
interest). (2) keterbatasan pemikiran manusia tentang persepsi masa
mendatang (bounded rationality). (3) Manusia selalu mengantisipasi risiko
(risk adverse).
Pemilik (principal) terdorong mengikat kontrak supaya
memaksimalkan profitabilitas dan kesejahteraannya. Sedangkan manajer
(agent) terdorong untuk meningkatkan ekonomi dan psikologinya, yaitu
dengan mendapatkan investasi, pinjaman, maupun kontrak kompensasi.
Adanya kepentingan yang berbeda antara agen dan prinsipal untuk
9
Dibutuhkan kesepakatan tentang hak dan kewajiban masing-masing pihak
untuk menghindari konflik keagenan.
2. Teori Positif (Positive Accounting Theory)
Teori akuntansi positif sering dikaitkan dalam pembahasan mengenai
manajemen laba (earnings management). Teori akuntansi positif
menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen dalam memilih
prosedur akuntansi yang optimal dan mempunyai tujuan tertentu. Menurut
teori akuntansi positif, prosedur akuntansi yang digunakan oleh perusahaan
tidak harus sama dengan yang lainnya, namun perusahaan diberi kebebasan
untuk memilih salah satu alternatif prosedur yang tersedia untuk
meminimumkan biaya kontrak dan memaksimalkan nilai perusahaan.
Dengan adanya kebebasan itulah, maka menurut Scott (2000) manajer
mempunyai kecenderungan melakukan suatu tindakan yang menurut teori
akuntansi positif dinamakan sebagai tindakan oportunis (opportunistic
behavior).
Jadi, tindakan oportunis adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh
perusahaan dalam memilih kebijakan akuntansi yang menguntungkan dan
memaksimumkan kepuasan perusahaan tersebut.Ada berbagai motivasi
yang mendorong dilakukannya manajemen laba.Teori akuntansi
10
manajemen laba yang dihubungkan oleh tindakan oportunistik yang
dilakukan oleh perusahaan (Watts dan Zimmerman, 1990) dalam Januarti
(2004). Tiga hipotesis menurut Watts dan Zimmerman (1990) dalam
Wiyadi (2016) dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Hipotesis program bonus (the bonus plan hypotesis)
Hipotesis ini menyatakan bahwa perusahaan yang
menggunakan bonus plan akan cenderung untuk menggunakan
metode-metode akuntansi yang dapat meningkatkan laba yang dilaporkan pada
periode berjalan. Hal ini dilakukan untuk memaksimumkan bonus yang
akan mereka peroleh karena seberapa besar tingkat laba yang dihasilkan
seringkali dijadikan dasar dalam mengukur keberhasilan kinerja. Jika
besarnya bonus tergantung pada besarnya laba, maka perusahaan
tersebut dapat meningkatkan bonusnya dengan meningkatkan laba
setinggi mungkin. Dengan demikian, diperkirakan bahwa perusahaan
yang mempunyai kebijakan pemberian bonus yang berdasarkan pada
laba akuntansi, akan cenderung memilih prosedur akuntansi yang
meningkatkan laba tahun berjalan.
2) Hipotesis perjanjian utang (the debt covenant hypotesis)
Hipotesis ini berkaitan dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi
perusahan di dalam perjanjian utang(debt covenant). Sebagian perjanjian
11
masa perjanjian. Dinyataka pula jika perusahaan mulai mendekati suatu
pelanggaran terhadap perjanjian utang (debt covenant), maka perusahaan
tersebut akan berusaha menghindari terjadinya (debt covenant)dengan
cara memilih metode akuntansi yang meningkatkan laba. Pelanggaran
terhadap perjanjian utang (debtcovenant) dapat menimbulkan suatu
biaya serta dapat menghambat kinerja manajemen. Sehingga dengan
meningkatkan laba perusahaan berusaha untuk mencegah atau
setidaknya menunda hal tersebut.
3) Hipotesis biaya politik (the political cost hypotesis)
Dalam hipotesis ini dinyatakan bahwa semakin besar biaya politis
yang dihadapi oleh perusahaan maka semakin besar pula kecenderungan
perusahaan menggunakan pilihan akuntansi yang dapat mengurangi
laba, karena perusahaan yang memiliki tingkat laba yang tinggi dinilai
akan mendapat perhatian yang luas dari kalangan konsumen dan media
yang nantinya juga akan menarik perhatian pemerintah dan regulator
sehingga menyebabkan terjadinya biaya politis, diantaranya muncul
intervensi pemerintah, pengenaan pajak yang lebih tinggi, dan berbagai
macam tuntutan lain yang dapat meningkatkan biaya politis.
Dari definisi diatas, peneliti dapat melihat hubungan teori akuntansi
positif (positive accounting theory) dengan penelitian ini.Seperti yang
telah dijelaskan dalam teori akuntansi positif (positive accounting theory)
12
3. Leverage
Rasio-rasio keuangan yang termasuk dalam kategori rasio leverage
merupakan rasio-rasio yang menjelaskan proporsi besarnya sumber-sumber
pendanaan jangka pendek atau jangka panjang terhadap ekuitas perusahaan.
Leverage dalam penelitian ini adalah perbandingan antara total hutang pada
ekuitas yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menjamin seluruh
hutangnya dengan modal yang dimilikinya. Menurut Jiambalvo (1996)
seperti dikutip oleh Widyaningdyah (2001), perusahaan dengan rasio
leverage yang tinggi, diduga melakukan manajemen laba.
Manajemen laba dilakukan untuk dapat memberikan posisi yang lebih
baik yang berkaitan dengan sumber dana eksternal atau pada saat terjadi
negosiasi ulang apabila perusahaan benar-benar tidak dapat melunasi
kewajibannya. Veronica (2006) menyebutkan bahwa di dalam teori
akuntansi positif, semakin dekat perusahaan dengan pelanggaran perjanjian
hutang yang berbasis akuntansi, lebih memungkinkan manajer perusahaan
untuk memilih prosedur akuntansi yang memindahkan laba yang dilaporkan
dari periode masa mendatang ke periode saat ini. Hal tersebut dilakukan
karena laba bersih yang dilaporkan naik akan mengurangi kemungkinan
13
melakukan tindakan manajemen laba karena perusahaan terancam tidak bisa
memenuhi kewajiban membayar hutangnya tepat waktu.
4. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan besar kecilnya suatu perusahaan
(size). Terdapat dua pandangan tentang hubungan ukuran perusahaan dengan
manajemen laba. Ditinjau dari hubungan positif, semakin besar suatu
perusahaan, tingkat kerumitan perusahaan juga akan semakin tinggi
dibanding perusahaan kecil sehingga lebih memungkinkan untuk melakukan
manajemen laba. Perusahaan besar memerlukan banyak biaya dalam
melakukan usahanya, contoh: biaya iklan, biaya promosi, biaya politik, biaya
gaji, dan lain-lain yang akan mengurangi profitabilitas perusahaan, padahal
tujuan umum dari suatu perusahaan adalah mendapatkan profit
sebesar-besarnya, maka dari itu kemungkinan melakukan manajemen laba lebih
besar.
Sudarmadji dan Sularto (2007) dalam Nugraha (2010) menyatakan,
Ukuran perusahaan dapat berpengaruh terhadap manajemen laba karena
Perusahaan yang lebih besar kurang memiliki dorongan utuk melakukan
perataan laba dibandingkan perusahaan – perusahaan kecil karena
perusahaan besar dipandang lebih kritis oleh pihak luar. Ukuran perusahaan
berpengaruh positif terhadap manajemen laba karena ukuran perusahaan
14
penjualan lebih besar, tingkat kestabilan perusahaan lebih tinggi dan
melibatkan lebih banyak pihak. Karena pengambilan keputusan yang
dilakukan perusahaan besar berpengaruh terhadap publik, sehingga
masyarakat lebih mengenal perusahaan besar dibandingkan perusahaan
kecil.
Menurut Budhijono (2006), semakin besar perusahaan maka akan
mendapat perhatian dari banyak pihak terutama pemerintah dan masyarakat.
Perusahaan akan mempermainkan jumlah laba untuk menarik investor agar
menanamkan saham pada perusahaan. Juniarti dan Corolina (2005)
menyatakan perusahaan yang berukuran besar cenderung untuk menghindari
laba yang berfluktuatif drastis. Laba yang meningkat drastis akan berdampak
pada pemungutan pajak yang dilakukan pemerintah, sedangkan laba yang
menurun drastis akan memberikan pandangan yang kurang baik. Semakin
besar perusahaan maka biaya politik perusahaan juga besar, biaya politik
muncul dikarenakan probabilitas perusahaan yang tinggi akan dapat menarik
perhatian pihak eksternal perusahaan.
Menurut Sawir (2004) dalam penelitian Sosiawan (2012) ukuran
perusahaan dinyatakan sebagai determinan dari struktur
keuangan,diantaranya :
1) Ukuran perusahaan memudahkan perusahaan untuk memperoleh dana
15
2) Ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar-menawar dalam
kontrak keuangan.
3) Terdapat kemungkinan pengaruh skala dalam biaya dan return
membuat perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh lebih banyak
laba.
Variabel ukuran perusahaan diukur dengan Logaritma Natural (Ln)
dari total aktiva. Hal ini dikarenakan besarnya total aktiva masing-masing
perusahaan berbeda bahkan mempunyai selisih yang besar, sehingga dapat
menyebabkan nilai yang ekstrim. Untuk menghindari adanya data yang tidak
normal tersebut maka data total aktiva perlu di Ln kan. Logaritma Natural
sendiri adalah Logaritma yang berbasis e adalah 2,7182818…yang terdefinisikan untuk semua bilangan real positif x dan dapat juga
didefinisikan untuk bilangan yang kompleks yang bukan nol.
5. Asimetri informasi
Asimetri informasi adalah suatu keadaan dimana manajer memiliki
akses informasi atas prospek perusahaan yang tidak dimiliki oleh pihak luar
perusahaan. Jensen dan Meckling (1976) dalam Muliati (2011)
menambahkan, jika kedua kelompok (agen dan prinsipal) berupaya
memaksimalkan utilitasnya, maka agen tidak akan bertindak yang terbaik
16
menetapkan insentif yang tepat bagi agen dengan melakukan monitoring
yang didesain untuk membatasi aktivitas agen yang menyimpang.
Asimetri informasi antara manajer dengan pemilik memberikan
peluang kepada manajer untuk melakukan tindakan manajemen laba.
Adanya asumsi bahwa manajer bertindak untuk memaksimalkan dirinya
sendiri mengakibatkan mereka memanfaatkan kesempatan untuk
menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui prinsipal.
Menurut Scott (2006) dalam Darmawan dan Putra (2014) terdapat dua tipe
asimetri informasi, yaitu: adverse selection dan moral hazard. Adverse
selection adalah jenis asimetri informasi dalam mana satu pihak atau lebih
yang melangsungkan atau akan melangsungkan suatu transaksi usaha atau
transaksi usaha potensial memiliki informasi lebih atas pihak-pihak lain.
Adverse selection terjadi karena beberapa orang seperti manajer
perusahaan dan para pihak dalam (insiders) lainnya lebih mengetahui kondisi
kini dan prospek ke depan suatu perusahaan daripada para investor luar.
Sedangkan Moral Hazard adalah jenis asimetri informasi dimana satu pihak
atau lebih yang melangsungkan atau akan melangsungkan suatu transaksi
usaha atau transaksi usaha potensial dapat mengamati tindakan mereka
dalam penyelesaian transaksi sedangkan pihak lainnya tidak. Moral hazard
dapat terjadi karena ada pemisahan antara pemilikan dengan pengendalian
17
6. Manajemen Laba
Healy dan Wallen (1999) dalam Priantinah (2008) menyebutkan
bahwa Manajemen laba merupakanpengubahan laporan keuangan
menggunakan judgement sehingga dapat mengelabui stakeholder dalam
melihat kinerja ekonomi perusahaan. Menurut Schipper (1989) dalam
Rahmawati dkk, (2006) juga mengartikan bahwa manajemen laba
merupakan suatu tindakan dalam proses keuangan yang bertujuan untuk
mendapat keuntungan pribadi bagi pihak tertentu..
Menurut Setiawati dan Na’im (2000) terdapat tiga teknik dalam
melakukan manajemen laba adalah (1) memanfaatkan peluang untuk
membuat estimasi akuntansi (2) mengubah metode akuntansi Perubahan
metode akuntansi yang digunakan untuk mencatat suatu transaksi, (3)
menggeser periode biaya dan pendapatan.
Jenis-jenis manajemen laba menurut Scott (2000) dalam Rahmawati
(2006) adalah pertama, taking a bath yang terjadi pada periode berjalan
ketika manajer dalam kewajibannya melaporkan laporan keuangan dalam
jumlah yang benar pada saat pergantian CEO. Kedua, income minimization
yaitu dengan meminimalisir laporan laba dari keadaan yang sesungguhnya.
Ketiga, income maximization yaitu memaksimalikan laba. Dan keempat
yaitubentuk manajemen laba yang sering digunakan oleh pihak manajemen
18
Scott (2000) dalam Muliati (2011) mengemukakan beberapa
motivasi terjadinya manajemen laba :
1) Bonus Purposes
Manajer yang memiliki informasi atas laba bersih perusahaan akan
bertindak secara oportunistic untuk melakukan manajemen laba
dengan memaksimalkan laba saat ini (Healy, 1999).
2) Political Motivations
Manajemen laba digunakan untuk mengurangi laba yang dilaporkan
pada perusahaan publik adanya tekanan publik yang mengakibatkan
pemerintah menetapkan peraturan yang lebih ketat.
3) Taxation Motivations
Motivasi penghematan pajak menjadi motivasi manajemen laba yang
paling nyata. Berbagai metoda akuntansi digunakan dengan tujuan
penghematan pajak pendapatan.
4) Pergantian CEO
CEO yang hampir pensiun akan cenderung menaikkan pendapatan
untuk meningkatkan bonus mereka. Dan jika kinerja perusahaan buruk,
mereka akan memaksimalkan pendapatan agar tidak diberhentikan.
5) Initital Public Offering (IPO)
Perusahaan yang akan go public belum memiliki nilai pasar
19
manajemen laba dalam dokumen mereka dengan harapan dapat
menaikkan harga saham perusahaan.
6) Pentingnya Memberi Informasi Kepada Investor
Informasi mengenai kinerja perusahaan harus disampaikan kepada
investor sehingga pelaporan laba perlu disajikan agar investor tetap
menilai bahwa perusahaan tersebut dalam kinerja yang baik.
B. Penurunan Hipotesis
1. Pengaruh Leverage terhadap Manajemen laba
Rasio leverage menggambarkan sumber dana operasi yang digunakan
oleh perusahaan. Rasio leverage juga menunjukan rasio yang dihadapi
perusahaan, semakin besar risiko yang dihadapi perusahaan maka
ketidakpastian untuk menghasilkan laba di masa depan juga akan meningkat,
maka dari itu banyak manajemen yang memanipulasi laporan keuangannya
agar dapat memberikan informasi yang salah terhadap kreditur dan investor
sehingga para kreditur dan investor tidak mengambil investasinya pada
perusahaan tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh Widyaningdyah (2001) mengatakan
bahwa leverage berhubungan positif signifikan terhadap manajemen laba.
Besar dan kecilnya hutang dalam perusahaan akan berpengaruh terhadap
manajemen laba. Manajemen diwajibkan mengelola tingkat hutang tersebut
20
menghindarinya, Perusahaan akan berusaha agar pendapatan maupun laba
meningkat. Pengukuran leverage dalam penelitian ini menggunakan ukuran
dengan total hutang dibagi dengan total aset.
Penelitian yang dilakukan oleh Yuliana (2011) dalam penelitiannya
menyebutkan bahwa leverage tidak mempengaruhi manajemen laba.
Perusahaan memiliki leverage yang aman sehingga perusahaan dapat
membayar kewajiban yang dibiayai oleh asetnya. Manajer akan tetap
menjaga kualitas laporan keuangan tanpa melakukan manajemen laba
sedangkan Yamaditya (2014) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa
leverage berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Investor yang
melihat rasio leverage tinggi lebih memilih untuk tidak berinvestasi pada
perusahaan tersebut karena dikhawatirkan aset yang tinggi diperoleh dari
hutang yang akan meningkatkan resiko investasi apabila perusahaan tidak
dapat melunasi kewajibannya tepat waktu.
Selaras dengan penelitian Yamaditya (2014), Agustia (2013)
menyebutkan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap manajemen laba
karena perusahaan yang mempunyai rasio leverage yang tinggi berarti
proporsi hutangnya lebih tinggi dibandingkan dengan proporsi aktivanya,
maka akan cenderung melakukan manipulasi dalam bentuk manajemen laba.
Perusahaan yang memiliki leverage tinggi cenderung mengatur laba yang
dilaporkan dengan menaikkan atau menurunkan laba periode masa datang ke
21
H1: Leverage berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba
2. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba
Ukuran perusahaan menunjukkan besar kecilnya perusahaan.
Perusahaan besar berperan sebagai pemegang kepentingan yang lebih luas
sehingga menimbulkan berbagai kebijakan perusahaan besar yang
berdampak besar terhadap kepentingan publik dibandingkan dengan
perusahaan kecil. Penelitian yang dilakukan oleh Nugraha (2010)
menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan
terhadap manajemen laba. Perusahaan berukuran sedang dan besar tidak
terbukti lebih agresif melakukan manajemen laba untuk menghindari
pelaporan kerugian (earnings losses).
Rohman (2013) menyebutkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
signifikan terhadap manajemen laba. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini
merupakan suatu indikator besar kecilnya perusahaan yang nampak dalam
nilai total aset perusahaan. Perusahaan besar merupakan perusahaan yang
memiliki tingkat penjualan lebih besar, tingkat keseimbangan perusahaan
lebih tinggi dan melibatkan lebih banyak pihak. Masyarakat lebih mengenal
perusahaan besar dibandingkan perusahaan kecil dikarenakan pengambilan
keputusan oleh perusahaan besar sangat berpengaruh terhadap publik.
Perusahaan besar memungkinkan melakukan manajemen laba karena
22
politik yang lebih besar dibandingkan perusahaan kecil. Dalam ceteris
paribus semakin besar biaya politik perusahaan, semakin mungkin manajer
perusahaan untuk memilih prosedur akuntansi yang menangguhkan laporan
laba periode sekarang ke periode mendatang.
Sejalan dengan penelitian Rohman (2013), Ningsiptiti (2010)
menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap
manajemen laba yang berarti perusahaan besar cenderung memiliki
dorongan yang lebih besar untuk melakukan manajemen laba karena
perusahaan besar menjadi subjek pengawasan ketat dari pemerintah dan
masyarakat luas serta tekanan dari stakeholders. Untuk memenuhi harapan
pihak terkait proses politik tersebut, manajemen perusahaan cenderung
melakukan manajemen laba. Hal ini mengindikasikan bahwa besar kecilnya
total penjualan yang dimiliki perusahaan yang menunjukkan besar kecilnya
perusahaan berdampak terhadap manajemen laba yang dilakukan
perusahaan. Berdasarkan penjelasan tersebut, hipotesis dapat dirumuskan
sebagai berikut:
H2: Ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap
Manajemen Laba.
3. Pengaruh Asimetri Informasi terhadap Manajemen Laba
Teori keagenan memiliki asumsi bahwa setiap individu semata-mata
23
kepentingan antara pemilik dengan manajer. Pihak pemilik termotivasi
mengadakan kontrak untuk mensejahterakan dirinya dengan profitabilitas
yang selalu meningkat. Manajer termotivasi untuk memaksimalkan
pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologinya terutama dalam hal
memperoleh investasi, pinjaman, maupun kontrak kompensasi (Jao dan
Pagalung, 2011). Pemilik tidak memiliki informasi yang cukup tentang
kinerja manajer, sehingga pemilik tidak dapat memonitor aktivitas manajer
untuk memastikan bahwa manajer bekerja sesuai dengan keinginan
pemegang saham. Sedangkan manajer memiliki lebih banyak informasi
mengenai kapasitas dirinya, lingkungan kerja, dan perusahaan secara
keseluruhan. Kondisi inilah yang menyebabkan terjadinya kesenjangan
(asimetri) informasi yang dimiliki manajer dengan pemilik. Jadi asimetri
informasi yang terjadi dapat memberikan kesempatan kepada manajer untuk
bertindak oportunis, yaitu demi memperoleh keuntungan pribadi
(Ujiyantho,2007).
Keberadaan asimetri informasi dianggap sebagai penyebab manajer
melakukan tindakan manajemen laba. Manajeman laba dapat diartikan
sebagai campur tangan manajemen dalam proses penyusunan laporan
keuangan guna mencapai tingkat laba tertentu dengan tujuan untuk
menguntungkan dirinya sendiri atau perusahaannya sendiri (Saputro dan
Setiawati, 2002). Keadaan dimana manajer memiliki akses informasi
24
melakukan manajemen laba. Informasi yang dimiliki oleh pemegang saham
lebih sedikit dari manajer, manajer akan lebih mudah memanfaatkan
fleksibilitas yang dimilikinya untuk melakukan manajemen laba.
Fleksibilitas manajemen untuk melakukan manajemen laba dapat dikurangi
dengan menyediakan informasi yang lebih berkualitas bagi pihak luar.
Kualitas laporan keuangan mencerminkan tingkat manajemen laba. Dari
penelitian yang relevan terdapat pengaruh signifikan positif antara asimetri
informasi dengan tingkat manajemen laba. Semakin tinggi asimetri informasi
maka tindakan untuk melakukan manajemen laba juga akan tinggi.
Penelitian yang dilakukan oleh Wiryadi dan Sebrina (2013) dan Barus
dan Setiawati (2015), menyebutkan bahwa asimetri informasi tidak
berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal yang menyebabkan asimetri
informasi tidak berpengaruh signifikan kemungkinan terjadi kesalahan pada
pelaporan keuangan terdahulu yang tidak sesuai dengan aturan kualitatif.
Peraturan itu adalah pertama, laporan keuangan harus menyediakan
informasi yang relevan yang dapat memenuhi kebutuhan informasi semua
pihak yang membutuhkan.
Penelitian dari Muliati (2011), Tarigan (2011), dan Putra, dkk (2014)
menyatakan bahwa asimetri informasi berpengaruh positif signifikan
terhadap manajemen laba, berarti semakin besar asimetri informasi
mendorong manajer melakukan tindakan manajemen laba karena manajer
25
dibandingkan dengan pemilik. Asimetri informasi muncul ketika manajer
lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang
akan datang dibandingkan pemegang saham dan stakeholder lainnya. Dari
uraian tersebut hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:
H3: Asimetri Informasi berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen
laba.
C. Model Penelitian
Gambar 1
Model Penelitian Analisis Pengaruh leverage, Ukuran Perusahaan dan Asimetri Informasi terhadap Manajemen Laba
( + )
Leverage(X1)
Ukuran Perusahaan(X2)
Asimetri Informasi(X3)
Manajemen Laba (Y)
( +)
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subyek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor
industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun
2013-2015. Sampel menggunakan metode purposive sampling yaitu dengan
menggunakan karakteristik dan kriteria tertentu,yaitu :
1) Perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang sudah
terdaftar di BEI tahun 2013-2015.
2) Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan tahunan per 31
Desember selama periode 2013-2015 secara berturut–turut.
3) Perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang menyajikan
mata uang rupiah.
4) Perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang tidak
mengalami kerugian pada tahun 2013-2015 secara berturut-turut.
B. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data tersebut diambil dari laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur
27
tahun 2013-2015 yang memberikan informasi lengkap sesuai dengan variabel
yang digunakan pada penelitian ini.
C. Metode Dokumentasi
Teknik pengumpulan data menggunakan studi pustaka. Studi pustaka
dapat dilakukan dengan cara mengolah literature, artikel, media tulis jurnal
yang berkaitan dengan masalah pada penelitian ini. Data tersebut diperoleh
melalui pojok Bursa Efek Indonesia (BEI) Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta, atau dapat melalui www.idx.co.id.
D. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang diteliti pada penelitian ini adalah manajemen laba
sebagai variabel dependen, dan leverage, ukuran perusahaan dan asimetri
informasisebagai variabel independen. Adapun definisi operasional dari
masing-masing variabel dijelaskan sebagai berikut:
1. Variabel Dependen
Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dalam penelitian ini adalah
manajemen laba. Manajemen laba merupakan suatu tindakan untuk
merekayasa dan mengatur laba sesuai dengan keinginan manajer.Untuk
mengukur variabel dependen dalam penelitian ini menggunakan model Jones
28
manajemen laba. Menurut Siallagan dan Machfoedz (2006) model ini
diyakini sebagai model yang paling baik untuk mengukur manajemen laba.
Berikut cara menghitung discretionary accrual:
a. Mengukur total accruals
TA = NIit – CFOit
b. Menghitung nilai total accruals dengan persamaan regresi linear
sederhana atau Ordinary Least Square (OLS)
TAit / Ait−1 = α1 Ait− + α2 ΔREVitAit− + α3 Ait−PPEit + εit
c. Menghitung nilai non discretionary accruals (NDA)
NDAit = α1 Ait− + α2( ΔREVit−ΔRECitAit− + α3 Ait−PPEit
d. Menghitung nilai discretionary accruals
DAit = Ait−TAit – NDAit
Keterangan:
Dait : Discretionary accruals perusahaan i pada periode t.
NDAit : Non discretionary accruals perusahaan i pada periode t.
Tait : Total accruals perusahaan i pada periode t.
Niit : Laba bersih perusahaan i pada periode t.
CFOit : Aliran kas dari aktivitas operasi perusahaan i pada periode t.
Ait−1 : Total aktiva perusahaan i pada periode t−1.
29
PPEit : Aktiva tetap perusahaan i pada periode t.
ΔRECit : Perubahan piutang perusahaan i pada periode t.
2. Variabel Independen
Variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel yang
memengaruhi variabel dependen atau penyebab terjadinya variabel
dependen.Variabel independen dalam penelitian ini adalah leverage,
ukuran perusahaan dan asimetri informasi.
1) Leverage
Leverage merupakan pembiayaan aktiva oleh hutang yang
dihitung dengan membandingkan antara total kewajiban dengan
total aktiva perusahaan. Semakin tinggi tingkat leverage juga
berpengaruh terhadap resiko investor sehingga para investor akan
meminta keuntungan yang lebih besar. Variabel ini diukur dengan
menggunakan rasio total utang terhadap total aktiva. Adapun
rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
� ��� =Total Hutang itTotal Aset it
Keterangan :
Leverage = Rasio utang terhadap aktiva
Total utang = Total utang pada tahun t
30
2) Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan berpengaruh untuk melakukan tindakan
manajemen laba. Ukuran perusahaan dihitung dengan
menggunakan jumlah total asset perusahaan sampel yang
ditransformasikan dalam bentuk logaritma natural (Suryani, 2010).
Variabel ini diukur dengan menggunakan logaritma dari jumlah
total asset yang mempunyai rumus sebagai berikut:
Ukuran perusahaan (size) Ln = ( Total Aktiva )
3) Asimetri Informasi
Menurut teori agensi, manajer lebih banyak mengetahui
informasi internal dan prospek perusahaan di masa mendatang
dibandingkan pemilik, sedang pemilik memiliki informasi yang
terbatas terkait dengan kinerja manajer. Manajer berkewajiban
memberi sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik
melalui pengungkapan informasi akuntansi lewat laporan keuangan
perusahaan.
Ketidakseimbangan penguasaan informasi ini mengakibatkan
asimetri informasi. Asimetri informasi muncul ketika manajer lebih
mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa
31
lainnya. Pengukuran asimetri informasi dengan menggunakan
relative bid and spread (Putra,Dkk.2014).
SPREAD = (aski,t–bidi,t)/(aski,t+bidi,t)/2}x 100 .
Keterangan :
Aski,t : harga ask tertinggi sahamperusahaan i yang terjadi padatahun
t.
Bidi,t: harga bid terendah saham perusahaani yang terjadi pada tahun
t.
E. Uji Kualitas Instrumen Data 1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif merupakan teknik deskriptif yang
memberikan informasi mengenai data yang dimiliki dan tidak bermaksud
menguji hipotesis. Analisis ini hanya digunakan untuk menyajikan dan
menganalisis data disertai dengan perhitungan agar dapat memperjelas
keadaan atau karakteristik data yang bersangkutan (Nurgiyantoro2004).
Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah mean, standar
deviasi, maksimum, dan minimum.
Mean digunakan untuk mengetahui rata-rata data yang bersangkutan.
Standar deviasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar data yang
32
mengetahui jumlah terbesar data yang bersangkutan. Minimum digunakan
untuk mengetahui jumlah terkecil data yang bersangkutan.
2. Uji Asumsi Klasik
Agar penelitian ini diperoleh hasil analisis data yang memenuhi syarat
pengujian, maka dalam penelitian dilakukan pengujian asumsi klasik untuk
pengujian statistik. Tujuan dari asumsi klasik ini yaitu untuk mengetahui
apakah hasil dari regresi berganda terjadi penyimpangan–penyimpangan dari asumsi klasik. Adapun uji asumsi klasik yang akan diuji yaitu: uji
normalitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas, dan uji multikolinearitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah suatu pengujian untuk mengetahui model
regresi berdistribusi normal atau tidak yang menggunakan uji statistik
non-parametik Kolmogorof-Smirnov (K-S),yaitu dimana data dikatakan
normal jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) > dari 0,05 (Ghozali2007).
b. Uji Multikoliniaritas
Uji Multikoliniaritas merupakan adanya korelasi
variabel-variabel bebas antara satu dengan yang lainnya, maka salah satu
variabel bebas tersebut dieliminasi dan dapat dilihat dengan nilai VIF
(varian inflation faktor), apabila nilai VIF kurang dari 10 dan nilai
tolerance di atas 0,10 maka tidak terdapat gejala multikoliniaritas
33
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual antara satu
pengamatan ke pengamatan lainnya. Pengujian dilakukan dengan
menggunakan uji Gletjer, yaitu dengan meregres nilai absolute residual
terhadap variabel independen. Apabila nilai sig pada masing-masing
variabel lebih besar dari 0,05 maka data dikatakan tidak mengalami
heteroskedastisitas(Ghozali 2007).
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 atau periode
sebelumnya dengan menggunakan Uji Durbin-Watson (DW test).
Pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokolerasi yaitu
du<dw<4-du (nilai du<dw<4-du dapat dilihat pada tabel Durbin Watson) (Ghozali 2007).
Model regresi yang baik adalah model regresi yang memenuhi asumsi
34
F. Uji Hipotesis dan Analisis Data
Pengujian hipotesis dilakukan setelah uji asumsi klasik dan uji model
yang terdiri dari uji F dan koefisien determinasi R2, Pengujian hipotesis dengan
pengujian signifikan parameter individual (Uji t) menggunakan analisis regresi
berganda dengan persamaan regresi dapat dirumuskan sebagai berikut:
��� = + � � � �� + � �� �� + � �� �� + � �� Dimana:
DA = Manajemen Laba = Konstanta
� = Koefisien regresi variabelindependen LEV =Leverage
SIZE = Ukuran Perusahaan AI = Asimetri Informasi � =Error
Menurut Ghozali (2011) untuk mendapatkan kebenaran dari prediksi dan
pengujian regresi yang dilakukan, maka diperlukan untuk mencari nilai
koefisien determinasi, uji simultan dan uji parsial. Berikut rinciannya :
1. Uji Parsial ( Uji Statistik t )
Uji statistik t (Uji Parsial) digunakan untuk menguji tingkat
signifikansi pengaruh masing-masing variabel independen secara
individual terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan nilai signifikansi 0,05. Kriteria dalam penerimaan hipotesis
adalah jika nilai sig < α (0,05) dan searah dengan arah hipotesis maka
35
2. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan variabel-variabel independen menjelaskan variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi (R2) adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang
kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variabel dependen amat terbatas. Jika koefisien determinasi sama dengan
nol, maka variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen. Jika besarnya koefisien determinasi mendekati angka 1, maka
variabel independen berpengaruh sempurna terhadap variabel dependen.
Dengan menggunakan model ini, maka kesalahan penganggu diusahakan
minimum sehingga R2 mendekati 1, sehingga perkiraan regresi akan lebih
mendekati keadaan yang sebenarnya.
3. Uji Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh
secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen (Ghozali
(2007). Apabila nilai probabilitas signifikansi < 0.05, maka variabel
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Sampel
Penelitian ini mengambil sampel perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam periode 2013-2015.
Berdasarkan hasil seleksi didapatkan jumlah sampel sebanyak 59
perusahaan. Proses pemilihan sampel dalam penelitian disajikan pada tabel
berikut:
Tabel 4.1
Proses Pengambilan Sampel
Kriteria Jumlah
Perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar pada BEI tahun 2013-2015 ( 136 x 3 )
408
Perusahaan tidak mempublikasikan laporan keuangan auditan per 31- Desember selama tahun 2013-2015 secara berturut-turut ( 11x 3)
(33)
Perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang mengalami kerugian pada tahun 2013-2015 secara berturut-turut. (50 x 3)
(150)
Perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia periode 2013-2015 yang tidak menyajikan mata uang rupiah (16 x 3 )
37
Jumlah observasi total periode penelitian (59 x 3)
177
Outlier (25)
Sampel 152
B. Hasil Analisis Data dan Hasil Uji Hipotesis 1. Analisis Deskriptif
Statistik deskripsi variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif
Sumber: Hasil analisisdata.
Tabel 4.2 menunjukkan manajemen laba (DAit) mempunyai
rata-rata sebesar 0,4343dengan standar deviasi 0,18501. Leverage (LEV)
memiliki rata-rata sebesar 5,9529 dengan standar deviasi 52,49117. Ukuran
perusahaan (SIZE) memiliki rata-rata sebesar 12091934,0891 dengan Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviasi
Dait 152 0,07 0,84 0,4343 0,18501
LEV 152 0,00 606,52 5,9529 52,49117
SIZE 152 1190,05 245435000,00 12091934,0891 35072527,43092
38
standar deviasi 35072527,43092. Asimetri informasi (SPREAD) memiliki
rata-rata sebesar 10,8754 dengan standar deviasi 14,38252.
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Hasil uji normalitas menggunakan metode uji One-Sample
Kolmogorov-Smirnof (KS) disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas
Berdasarkan pada tabel 4.3 di atas dapat disimpulkan bahwa
nilai Asymp. Sig (2-tailed sebesar 0,204 > 0,05, hal ini berarti data
39
Hasil ringkasan uji multikolonieritas menggunakan metode
variance inflation factor (VIF) yang disajikan dalam tabel 4.4 adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.4
Ringkasan Hasil Uji Multikolonieritas Variabel Collinearity Statistics Kesimpulan
bebas Tolerance VIF
LEV 0,849 1,177 Non multikolinearitas
SIZE 0,843
1,186
Non multikolinearitas
SPREAD 0,992 1,009 Non multikolinearitas Sumber: Hasil analisis data
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel
bebas yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,1. Variabel-
variabel bebas di atas memiliki nilai variance inflation factor (VIF)
< 10. Artinya model regresi tidak terjadi multikolieritas.
c. Uji Autokorelasi
Hasil uji Autokorelasi dengan menggunakan Durbin Watson
statistics disajikan pada tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi
DW dU 4-dU Keterangan
Durbin- Watson
40
Tabel 4.5 menunjukkan nilai DW-test yang diperoleh
sebesar 2,075berada pada daerah dU < DW < 4-dU, yang berarti
tidak ada autokorelasi dalam model regresi.
d. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah keadaan di mana terjadi
ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada
model regresi. Hasil ringkasan dari uji heteroskedastisitas dengan
menggunakan uji Glejser disajikan pada tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6
Ringkasan Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel bebas Sig Keterangan
LEV 0,430 Non heteroskedastisitas
SIZE 0,465 Non heteroskedastisitas
SPREAD 0,128 Non heteroskedastisitas
Sumber: Hasil analisis data.
Hasil uji heteroskedastisitas pada tabel 4.6 dapat
disimpulkan bahwa semua variabel bebas dalam model regresi
memiliki nilai sig > 0,05. Sehingga model regresi dalam penelitian
ini tidak menunjukkan adanya heteroskedastisitas.
3. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui pengaruh