• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG CUCI TANGAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI POSYANDU GIRI SETO DAN PERTIWI GAMPING KIDUL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG CUCI TANGAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI POSYANDU GIRI SETO DAN PERTIWI GAMPING KIDUL"

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)

DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI

POSYANDU GIRI SETO DAN PERTIWI

GAMPING KIDUL

Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh

Derajat Sarjana Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh DIMAS WARDIYONO

20120320019

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(2)

i

KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG CUCI

TANGAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU

DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI

POSYANDU GIRI SETO DAN PERTIWI

GAMPING KIDUL

Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh

Derajat Sarjana Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh DIMAS WARDIYONO

20120320019

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(3)
(4)

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin

Segala puji syukur bagi Allah SWT, shalawat serta salam semoga

senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga dan

para sahabatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul

“Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Cuci Tangan Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Dalam Pencegahan Diare Pada Balita di Posyandu Giri Seto dan

Pertiwi Gamping Kidul”. ini dibuat untuk memberikan gambaran kepada rekan -rekan kesehatan khususnya ilmu keperawatan tentang Pengaruh Pendidikan

Kesehatan Tentang Cuci Tangan Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Dalam

Pencegahan Diare Pada Balita.

Kelancaran penulisan penelitian ini dengan adanya bantuan, dukungan,

dan bimbingan dari pihak yang akhirnya ini dapat terselesaikan. Kesempatan kali

ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Kedua orang tua, Ngadiyono dan Suwarti yang telah memberikan

dukungan moril dan materil untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

2. Dr.H.Ardi Pramono,Sp.An.,M. Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Sri Sumaryani, S. Kep., Ns., M. Kep., Sp., Mat., HNC. Selaku ketua

Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah

(5)

iii

4. Shanti Wardaningsih, Ns., M. Kep., Sp. Jiwa., Ph.D sebagai penanggung

jawab penelitian keperawatan.

5. Puji Sutarjo, S. Kep., Ns.,MPH Selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, saran, dan motivasi.

6. Seluruh teman-teman mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan.

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta yang telah memberikan bantuan, dukungan, dan motivasi

7. Pihak-pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan

penelitian ini.

Dalam penyusunan dan penulisan ini, penulis sangat menyadari masih

banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, oleh karena itu segala

saran dan kritik yang membangun peneliti akan terima dengan senang hati.

Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin

Yogyakarta, 22 Agustus 2016

Penulis

(6)

iv

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Dimas Wardiyono

NIM : 20120320019

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa karya tulis ilmiah yang saya

tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan

dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang

berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks yang tercantum dalam daftar pustaka

dibagian akhir Karya Tulis Ilmiah ini.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan karya tulis ilmiah

ini hasil jiplakan, maka saya menerima sanksi atas perbuatan saya tersebut.

Yogyakarta, 17 Agustus 2016

Yang membuat pernyataan

(7)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya tulis ini kupersembahkan untuk ...

Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tuaku. Bapak

Ngadiyono dan Ibu Suwarti. Karena sesungguhnya mereka adalah cinta

abadi yang tak pernah pudar sampai kapanpun. Aku adalah anak yang

rindu akan senyuman orang tuaku namun tak bisa terungkapkan semoga

dengan ini engkau dapat tersenyum kembali untukku.

Adikku, Rheynal & Denis, selalu membuatku bahagia dan terus

termotivasi untuk selalu menjadi orang besar.

Bapak Puji Sutarjo selaku pembimbing yang selalu sabar memberikan

koreksi, saran, masukan, arahan untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah

ini.

Ibu Novita Kurnia Sari selaku dosen penguji yang telah memberikan

saran dan koreksi guna untuk menyempurnakan karya ilmiah ini.

Sahabat antar pulau. maupun satu pulau Kalian semua saudara

seperjuangan dalam meniti langkah menuju besar. Aku bangga punya

sahabat seperti kalian.

Teman PSIK angkatan 2012. Terimakasih telah mengukir cerita di jalan

kehidupanku, dan masih terlalu banyak kata yang ingin terucap namun

(8)

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

LEMBAR PENGESAHAN... ii

KATA PENGANTAR... iii

KEASLIAN PENELITIAN... v

HALAMAN PERSEMBAHAN... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR SINGKATAN... xi

DATAR LAMPIRAN... xii

ABSTRAK... xiii

INTISARI... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah... 1

B. Rumusan masalah... 4

C. Tujuan penelitian... 4

D. Manfaat penelitian... 5

E. Penelitian terkait... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori... 8

1. Pendidikan kesehatan... 8

2. Balita ... 10

3. Ibu ... 11

4. Pengetahuan ... 13

5. Mencuci tangan... 15

6. Diare... 19

B. Kerangka konsep... 31

C. Hipotesis... 32

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian... 33

B. Populasi dan sampel penelitian... 34

C. Lokasi dan waktu penelitian... 34

D. Variabel penelitian... 34

E. Definisi operasional... 35

F. Alat dan bahan penelitian... 35

G. Jalannya penelitian... 36

H. Pengolahan data... 37

I. Uji validitas dan reliabilitas... 38

J. Analisis data... 40

(9)

vii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 44

A. Deskripsi Lokasi penelitian... 44

B. Analisis Univariat... 46

C. Analisis Bivariat... 50

D. Pembahasan ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 57

A. Kesimpulan ... 58

B. Saran ... 58

(10)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pembagian kelompok penelitian... 33

Tabel 3.2 Kisi-kisi kuesioner... 36

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden ... 45

Tabel 4.2 Uji normalitas... 45

Tabel 4.3 distribusi tingkat pengetahuan pada kelompok perlakuan dan Kelompok kontrol... 46

Tabel 4.4 Analisis Willcoxon... 48

Tabel 4.5 Uji normalitas selisih... 49

Tabel 4.6 Uji menggunakan Mann-Whitney... 49

(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

(12)

x

DAFTAR SINGKATAN

ASI : Air Susu Ibu

BAB : Buang Air Besar

BALITA : Bawah Lima Tahun

DEPKES : Departemen Kesehatan

DINKES : Dinas Kesehatan

EPEC : Escherichia Coli Entero Patogenik

INOS : Inducible Nitric Oxide Synthase

KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia

KLB : Kejadian Luar Biasa

OMA : Otitis Media Akut

PUSKESMAS : Pusat Kesehatan Masyarakat

RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar

SOR : Stimulus Organisme Respons

WHO : World Health Organization

KK : Kepala Keluarga

(13)

xi

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.Satuan Acara Penyuluhan

Lampiran 2. Permohonan menjadi responden

Lampiran 3. Pernyataan kesediaan menjadi responden Lampiran 4. Kuesioner data demografi

(14)

xii

THE EFFECT OF HEALTH EDUCATION ABOUT HAND-WASHING TOWARDS MOTHER’S KNOWLEDGE LEVEL IN PREVENTING DIARRHEEA ON TODDLER IN POSYANDU GIRI SETO AND PERTIWI

GAMPING KIDUL

Dimas Wardiono1, Puji Sutarjo2

A Nursing Student, School of Medical and Health Muhammadiyah University of Yogyakarta

ABSTRACT

Background of the Study: Diarrhea is the raising of feces mass, the frequency of defecating, or the level of feces dilution. One of the factors that causes diarrhea is the microorganism which is spread through mouth by hand. The prevention of diarrhea can be done by hand-washing. Hand-washing is a disposal process of dirt and dust mechanically rinsed with clean water.

Objective: to know the effect of health education about hand-washing towards mother’s knowledge level in preventing diarrhea on toddler and also to find out about the more effective way between lecturing and leaflet in presenting health education which increases mother’s knowledge level in preventing diarrhea on toddler.

Research Method: Method of this research is Quasy-Experiment. There are 2 groups, i.e. treatment group (using lecturing) and control group (using leaflet). The population of each group is 42 and the sample in each group includes 30 respondents counted with Slovin formula. The sampling used in this research is Simple Random Sampling. The research has been conducted in July 2016. The data is collected using questionnaire. The statistic test uses wilcoxon and mann-whitney with significant rate <0,05.

The findings: the result shows that there is an effect of hand-washing education towards knowleddge level by wilcoxon statistic test on control group and treatment group p=0,000(p<0,05). There is a significant effect on the knowledge level of treatment group and control group after being given health education with pretest p=0,007 (p<0,05) and postest p=0,000 (p<0,05). In health education methods, there is no significant effect in increasing the knowledge level either using lecturing or leaflet p=0,642 (p>0,05).

Conclusion: The mothers who get health education about hand-washing will increase their knowledge in preventing diarrhea on toddler.

(15)

xiii

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG CUCI TANGAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PENCEGAHAN

DIARE PADA BALITA DI POSYANDU GIRI SETO DAN PERTIWI GAMPING KIDUL

Dimas wardiyono1, Puji Sutarjo2

Mahasiswa ilmu keperawatan,Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

INTISARI

Latar Belakang: Diare adalah peningkatan massa tinja, frekuensi buang air besar, atau tingkat keenceran tinja. Salah satu faktor penyebab diare adalah mikroorganisme yang menular melalui mulut dengan media tangan. Pencegahan diare salah satunya dapat dilakukan dengan cuci tangan. Cuci tangan adalah proses pembuangan kotoran dan debu secara mekanis yang dibilas dengan air bersih.

Tujuan Penelitian: untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang cuci tangan terhadap tingkat pengetahuan ibu dalam pencegahan diare pada balita,serta untuk mengetahui cara pemberian pendidikan kesehatan antara ceramah dan leaflet yang lebih meningkatkan tingkat pengetahuan ibu dalam pencegahan diare pada balita.

Metode Penelitian: jenis penelitian ini adalah Quasy-Experiment, terdapat 2 kelompok yaitu perlakuan (dengan ceramah) dan kontrol (dengan leaflet). Populasi tiap kelompok adalah 42 jumlah sampel tiap kelompok 30 responden dihitung dengan rumus solvin, cara menentukan sample dengan simple random sampling. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2016. Cara pengumpulan data dengan kuesioner. Uji statistik menggunakan wilcoxon dan mann-whitney

dengan taraf signifikan <0,05

Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh pendidikan cuci tangan terhadap tingkat pengetahuan dengan uji statistik wilcoxon pada kelompok kontrol dan perlakuan adalah p=0,000(p<0,05),ada pengaruh yang signifikan tingkat pengetahuan kelompok perlakuan dengan kontrol setelah diberikan pendidikan kesehatan pretest p=0,007 (p<0,05) dan postest p=0,000 (p<0,05). Dalam metode pendidikan kesehatan antara leaflet dengan ceramah tidak ada pengaruh ang signifikan dalam meningkatkan pengetahuan p=0,642 (p>0,05).

Kesimpulan: Ibu-ibu yang mendapat pendidikan kesehatan tentang cuci tangan akan meningkatkan pengetahuan dalam mencegah diare pada balita.

(16)
(17)

Dimas Wardiono1, Puji Sutarjo2

A Nursing Student, School of Medical and Health Muhammadiyah University of Yogyakarta

ABSTRACT

Background of the Study: Diarrhea is the raising of feces mass, the frequency of defecating, or the level of feces dilution. One of the factors that causes diarrhea is the microorganism which is spread through mouth by hand. The prevention of diarrhea can be done by hand-washing. Hand-washing is a disposal process of dirt and dust mechanically rinsed with clean water.

Objective: to know the effect of health education about hand-washing towards mother’s knowledge level in preventing diarrhea on toddler and also to find out about the more effective way between lecturing and leaflet in presenting health education which increases mother’s knowledge level in preventing diarrhea on toddler.

Research Method: Method of this research is Quasy-Experiment. There are 2 groups, i.e. treatment group (using lecturing) and control group (using leaflet). The population of each group is 42 and the sample in each group includes 30 respondents counted with Slovin formula. The sampling used in this research is Simple Random Sampling. The research has been conducted in July 2016. The data is collected using questionnaire. The statistic test uses wilcoxon and mann-whitney with significant rate <0,05.

The findings: the result shows that there is an effect of hand-washing education towards knowleddge level by wilcoxon statistic test on control group and treatment group p=0,000(p<0,05). There is a significant effect on the knowledge level of treatment group and control group after being given health education with pretest p=0,007 (p<0,05) and postest p=0,000 (p<0,05). In health education methods, there is no significant effect in increasing the knowledge level either using lecturing or leaflet p=0,642 (p>0,05).

Conclusion: The mothers who get health education about hand-washing will increase their knowledge in preventing diarrhea on toddler.

(18)

Dimas wardiyono , Puji Sutarjo

Mahasiswa ilmu keperawatan,Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

INTISARI

Latar Belakang: Diare adalah peningkatan massa tinja, frekuensi buang air besar, atau tingkat keenceran tinja. Salah satu faktor penyebab diare adalah mikroorganisme yang menular melalui mulut dengan media tangan. Pencegahan diare salah satunya dapat dilakukan dengan cuci tangan. Cuci tangan adalah proses pembuangan kotoran dan debu secara mekanis yang dibilas dengan air bersih.

Tujuan Penelitian: untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang cuci tangan terhadap tingkat pengetahuan ibu dalam pencegahan diare pada balita,serta untuk mengetahui cara pemberian pendidikan kesehatan antara ceramah dan leaflet yang lebih meningkatkan tingkat pengetahuan ibu dalam pencegahan diare pada balita.

Metode Penelitian: jenis penelitian ini adalah Quasy-Experiment, terdapat 2 kelompok yaitu perlakuan (dengan ceramah) dan kontrol (dengan leaflet). Populasi tiap kelompok adalah 42 jumlah sampel tiap kelompok 30 responden dihitung dengan rumus solvin, cara menentukan sample dengan simple random sampling. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2016. Cara pengumpulan data dengan kuesioner. Uji statistik menggunakan wilcoxon dan mann-whitney

dengan taraf signifikan <0,05

Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh pendidikan cuci tangan terhadap tingkat pengetahuan dengan uji statistik wilcoxon pada kelompok kontrol dan perlakuan adalah p=0,000(p<0,05),ada pengaruh yang signifikan tingkat pengetahuan kelompok perlakuan dengan kontrol setelah diberikan pendidikan kesehatan pretest p=0,007 (p<0,05) dan postest p=0,000 (p<0,05). Dalam metode pendidikan kesehatan antara leaflet dengan ceramah tidak ada pengaruh ang signifikan dalam meningkatkan pengetahuan p=0,642 (p>0,05).

Kesimpulan: Ibu-ibu yang mendapat pendidikan kesehatan tentang cuci tangan akan meningkatkan pengetahuan dalam mencegah diare pada balita.

(19)

Diare ialah peningkatan massa tinja, frekuensi buang air besar, atau

fluiditas (tingkat keenceran) tinja. Hal ini berarti pembentukan feses yang

melebihi 250 gr/hari yang mengandung air 70% hingga 95%. Diare berat

ditandai dengan keluar cairan 14 liter/hari. Diare sering disertai dengan nyeri,

keinginan buang air besar, rasa tidak nyaman pada perianus dan inkontinensia

(Kumar,dkk, 2007).

Penyakit diare hingga kini masih menjadi penyebab utama ketiga

kematian balita (bawah lima tahun) di dunia setelah pneumonia. Dari tahun

ke tahun diare menjadi salah satu penyakit yang menyebabkan mortalitas dan

morbiditas pada balita (World Health Organization [WHO], 2015). Penyakit

diare menjadi masalah dunia terutama pada negara berkembang, salah satu

negara berkembang adalah Indonesia. Hasil riset Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

(Balitbang Kemenkes RI) kejadian diare di Indonesia yang mendominasi

adalah pada usia dibawah lima tahun, pada tahun 2013 telah tercatat adanya

penurunan prevalensi diare 3,5% lebih kecil daripada hasil riset kesehatan

dasar sebelumnya yang dilakukan pada tahun 2007 namun, hal ini terjadi

karena waktu pengambilan sampel yang tidak sama antara 2007 dan 2013,

pada Riskesdas 2013 sampel diambil dalam rentang waktu yang lebih singkat

(20)

dikategorikan masih banyak kejadian diare pada balita (Dinkes DIY, 2014).

Secara klinis penyebab terjadinya diare adalah infeksi mikroorganisme

termasuk bakteri Escherichia Coli Entero Patogenik (EPEC), virus, dan

parasit lainnya seperti jamur, cacing dan protozoa. Penyebab paling sering

terjadinya diare yaitu karena terjadinya infeksi, malabsorbsi, alergi,

keracunan dan penurunan daya tahan tubuh (Behrman, 2000). Penularan diare

dapat terjadi melalui mulut dengan media tangan, karena tangan merupakan

salah satu media yang berpotensial dalam penyebaran penyakit. Setiap hari

manusia melakukan kegiatan dengan menggunakan tangan misalnya kontak

langsung dengan permukaan benda yang terkontaminasi bakteri, makanan,

bahkan binatang dan kotoran, hal ini akan menyebabkan menumpuknya bibit

penyakit pada tangan khususnya di telapak tangan dan bakteri akan mudah

berpindah pada tubuh ketika tangan yang terkontaminasi menyentuh bagian

misalnya mata, hidung, mulut (Dinkes Surabaya, 2013).

Pencegahan diare pada balita dapat dilakukan dengan beberapa cara

seperti memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan dan diteruskan sampai 2

tahun. Pencegahan diare juga bisa dengan cara memberikan air minum yang

bersih dan sudah direbus, memberikan imunisasi campak, dan yang terakhir

adalah dengan cara mencuci tangan sebelum makan dan sesudah BAB juga

(21)

oleh Kusumawati tahun 2012 menjelaskan bahwa ibu yang memiliki

pengetahuan tentang diare dapat melakukan penanganan diare pada balita dari

pada ibu yang tidak memiliki pengetahuan tentang diare.

Mencuci tangan adalah salah satu tindakan dari perilaku motorik yaitu

suatu tindakan yang nyata dan dapat dilihat. Mencuci tangan adalah tindakan

yang efektif untuk mengurangi perkembangan mikroorganisme yang terdapat

pada tangan dan telapak tangan. Mencuci tangan dapat memakai sabun dan

dibilas hingga bersih dengan air yang mengalir dan bersih (Ardhiyanti,dkk,

2014).

Dampak dari tidak melakukan mencuci tangan adalah menetapnya ribuan

bakteri atau mikroorganisme penyebab penyakit terutama pada sela-sela

kuku. Bakteri atau mikroorganisme yang berada pada tangan dan di sela-sela

kuku jari tangan tersebut mudah sekali berpindah ke makanan yang tersentuh

oleh tangan. Makanan yang telah terkontaminasi bakteri atau mikroorganisme

tersebut akan ikut masuk ke dalam tubuh manusia yang memakan makanan

tersebut dan dapat mengakibatkan munculnya penyakit setelahnya (Arisman,

2009).

Islam mengajarkan bahwa kebersihan diri sangat diutamakan. Kebersihan

merupakan pangkal atau sumber kesehatan. Kebersihan juga sebuah cerminan

(22)

Dia Maha Bersih yang menyukai kebersihan, Dia Maha mulia yang menyukai

kemuliaan, Dia Maha Indah yang menyukai keindahan, karena itu

bersihkanlah tempat-tempatmu” (HR. Tirmizi).

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas, dapat dirumuskan

suatu masalah apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang cuci tangan

terhadap tingkat pengetahuan ibu dalam pencegahan diare pada balita?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang cuci

tangan terhadap tingkat pengetahuan ibu dalam pecegahan diare pada

balita.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu sebelum dan setelah

dilakukan pendidikan kesehatan.

b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu saat pretest pada

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dan postest pada

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

c. Untuk mengetahui metode pendidikan kesehatan yang lebih

(23)

kesehatan tentang mencuci tangan terhadap tingkat pengetahuan ibu

dalam pencegahan diare pada balita sehingga dapat memberikan

informasi mengenai dampak akibat tidak mencuci tangan terhadap

kesehatan pada balita terutama dalam hal diare. Hasil penelitian ini

diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam pengembangan

penelitian mengenai hubungna perilaku mencuci tangan terhadap

kejadian diare pada balita di masa yang akan datang sehingga dapat

meminimalisir dampak dan untuk senantiasa menjaga kesehatan.

2. Manfaat praktis

a. Bagi ibu dan balita

Hasil penelitian ini sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan

masukan bagi ibu untuk mencegah terjadinya diare pada balita

dengan mencuci tangan, sehingga dengan adanya penelitian ini

diharapkan akan semakin menurunnya kejadian diare pada balita.

b. Bagi masyarakat

Penelitian ini dapat memberikan tambahan informasi mengenai

diare pada balita, sehingga dapat menjadi bahan masukan bagi

masyarakat untuk melakukan upaya perlindungan kesehatan

(24)

Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi Kader posyandu balita

sebagai tambahan pengetahuan untuk mengedukasi masyarakat

tentang pentingnya mencuci tangan.

d. Bagi peneliti

Penelitian ini sebagai masukan bagi peneliti berikutnya untuk

melaksanakan penelitian tentang hubungan perilaku ibu mencuci

tangan terhadap kejadian diare pada balita, serta melengkapi

referensi dan panduan tentang pembuktian mengenai adanya

hubungan mencuci tangan terhadap kejadian diare.

E. Penelitian terkait

Perbedaan dan persamaan penelitian kali ini dengan penelitian

sebelumnya adalah sebagai berikut:

1. Setia budi dan Felicia marcella tahun 2015 melakukan penelitian yang

berjudul “pengaruh edukasi terhadap pengetahuan ibu-ibu di kecamatan patrang dalam penanganan diare pada balita” Persamaan penelitian kali

ini dengan penelitian tersebut adalah variabel bebas yaitu pengaruh

edukasi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terkait adalah pada

rancangan penelitian, pada penelitian ini menggunakan desain study one

group pre test/post test. Penelitian tersebut terdapat hasil adanya pengaruh

(25)
(26)

8

1. Pendidikan Kesehatan

a. Pengertian pendidikan kesehatan

Pendidikan kesehatan merupakan upaya terencana untuk

mengubah perilaku individu, kelompok, keluarga dan masyarakat

(Maulana, 2009). secara umum adalah segala upaya yang

direncanakan untuk mempengaruhi orang lain, baik individu,

kelompok, atau masyarakat, sehingga mereka melakukan apa yang

diharapkan oleh pelaku pendidikan atau promosi kesehatan

(Notoadmojo, 2012).

b. Tujuan pendidikan kesehatan

Tujuan pendidikan kesehatan menurut Maulana 2009, secara

umum adalah untuk mengubah perilaku individu atau masyarakat di

bidang kesehatan. Tujuan pendidikan kesehatan dapat diperinci

sebagai berikut:

1) Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai

dimasyarakat. Oleh sebab itu, pendidikan kesehatan

bertanggung jawab mengarahkan cara-cara hidup sehat menjadi

(27)

2) Menolong individu agar mampu secara mandiri atau

berkelompok mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan

hidup sehat.

3) Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana

pelayanan kesehatan yang ada.

c. Faktor yang mempengaruhi pendidikan kesehatan

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar pendidikan

kesehatan dapat mencapai sasaran (Saragih, 2010) yaitu :

1) Tingkat pendidikan

Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang

terhadap informasi baru yang diterimanya. Maka dapat

dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin

mudah seseorang menerima informasi yang didapatnya

2) Tingkat sosial ekonomi

Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin

mudah pula dalam menerima informasi baru.

3) Adat istiadat

Masyarakat kita masih sangat menghargai dan menganggap

adat istiadat sebagai sesuatu yang tidak boleh diabaikan

4) Kepercayaan masyarakat

Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang

(28)

sudah ada kepercayaan masyarakat dengan penyampai

informasi.

5) Ketersediaan waktu di masyarakat

Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat

aktifitas masyarakat untuk menjamin tingkat kehadiran

masyarakat dalam penyuluhan.

2. Balita

a. Pengertian balita

Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu

tahun atau lebih dikenal dengan pengertian usia anak dibawah lima

tahun (Muaris, 2006). Balita merupakan salah satu periode usia

setelah bayi dan sebelum anak tahap awal. Masa balita merupakan

usia penting dalam tumbuh kembang anak secara fisik. Rentang usia

anak balita dimulai dari usia 1 sampai 5 tahun, periode usia ini

disebut juga sebagai usia prasekolah yang rawan untuk masuknya

penyakit salah satunya adalah diare. Diare masih menjadi masalah

kesehatan pada usia balita karena sistem pencernaan pada balita

masih sensitif sehingga mudah terserang bakteri penyebab diare

(Wirakusuma, 2012).

b. Faktor yang mempengaruhi kesehatan balita

Faktor yang mempengaruhi kesehatan pada balita adalah faktor

kesehatan, status gizi dan kondisi sanitasi. Faktor lain yang

(29)

budaya sangat mempengaruhi kesehatan karena terdapat keterkaitan

secara langsung antara budaya dengan pengetahuan misalnya demam

seharusnya dibawa ke puskesmas atau rumah sakit justru dibawa ke

dukun. Selain itu, terdapat faktor keluarga yang sangat

mempengaruhi status kesehatan karena keluarga memiliki peran

dalam penyediaan makanan bergizi, pendidikan, memberikan

kesehatan secara psikologis dan sebagainya (Hidayat,2008).

3. Ibu

a. Pengertian ibu

Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang, sebutan

untuk wanita yang sudah bersuami, panggilan yang takzim kepada

wanita baik yang sudah bersuami maupun yang belum (KBBI,

2015). Seorang ibu adalah titik pusat gaya longitudinal yang

magnitude-nya menghidupkan hari-hari dalam keluarga. Sentuhan

terlemah dari gelombang itu memberikan arti keindahan hakiki

dalam kehidupan ini. Maka tak berlebihan kiranya jika dikatakan

bahwa seorang ibu dan menjadi seorang ibu adalah sebuah anugerah

tak ternilai dari Yang Mahakuasa, baik ibu dalam pengertian ibu

biologis maupun ibu psikologis (Shafiyyah, 2002).

b. Peran ibu

Peranan ibu dalam keluarga adalah peranan sentral/pusat yang

berarti semua kegiatan dalam keluarga berpusat pada diri ibu. Peran

(30)

pengelola yaitu menyediakan segala kebutuhan keluarga, sandang,

pangan, papan dan informasi, supaya setiap anggota keluarga dapat

berperan sebagai anggota masyarakat yang wajar dan produktif,

dengan demikian nantinya tidak menjadi beban keluarga dan

masyarakat. Ibu di dalam rumah tangga juga berperan sebagai mitra,

kerabat kerja yang tangguh dan produktif dalam sebanyak mungkin

persoalan di kantor, di rumah, di keluarga dan di dalam pergaulan,

hal ini dilakukan melalui komunikasi dan interaksi serta saling

membantu. Ibu di dalam rumah tangga berperan sebagai pencari

nafkah, pada era modern mengakibatkan meningkatnya kebutuhan

keluarga dan bertambahnya beban serta tanggung jawabuntuk

mempertahankan dan meningkatkan taraf hidup keluarga, maka tidak

dapat disangkal lagi bahwa ibu juga harus turut menanggulangi

kebutuhan keluarga dengan ikut bekerja (Siregar, 2001). menurut

Husaini tahun 2011, menjelaskan bahwa salah satu peran ibu dalam

rumah tangga adalah mendidik anak, mendidik anak adalah

perbuatan yang dilakukan orang tua terhadap anaknya dengan

memberikan segala kasih sayang, tenaga tanpa pamrih. Seorang ibu

yang mengajarkan anak-anaknya akan perbuatan baik buruk sesuai

norma yang berlaku. Seorang ibu yang menyusui anak-anaknya,

memasak dan menyuapi anak-anaknya, emandikan serta mengantar

(31)

4. Pengetahuan

a. Pengertian pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses

sensoris khususnya mata dan telinga terhadap objek tertentu.

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya perilaku (sunaryo, 2004).

Sedangkan, menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan

merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang

melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Pengindraan terjadi

melalui pancaindra manusia yakni indra pengelihatan, pendengaran,

penghidu, perasa dan peraba. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui indra mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan

seseorang (overt behaviour).

b. Tingkat pengetahuan

Tingkat pengetahuan menurut Sunaryo tahun 2004, dibedakan

menjadi enam yakni:

1) Tahu, merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Tahu

artinya dapat mengingat atau mengingat kembali suatu materi

yang telah dipelajari sebelumnya. Ukuran bahwa seseorang tahu

adalah dapat menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan dan

(32)

2) Memahami, artinya kemampuan untuk menjelaskan dan

menginterpretasikan dengan benar objek yang diketahui.

Seseorang yang telah paham tentang sesuatu harus dapat

menjelaskan, memberikan contoh dan menyimpulkan.

3) Penerapan, yaitu kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi dan kondisi nyata atau dapat

menggunakan hukum-hukum, rumus, metode dalam situasi

nyata.

4) Analisis, adalah kemampuan untuk menguraikan objek ke dalam

bagian-bagian lebih kecil, tetapi masih dalam suatu struktur

objek tersebut dan masih terkait satu sama lain. Ukuran

kemampuan adalah dapat menggambarkan, membuat bagan,

membedakan, memisahkan.

5) Sintesis, adalah kemampuan untuk menghubungkan

bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, atau

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang

sudah ada. Ukuran kemampuan ini dapat menyusun, meringkas,

merencanakan dan menyesuaikan suatu teori atau rumusan yang

telah ada.

6) Evaluasi, adalah kemampuan untuk melakukan penilaian

(33)

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Mubarak (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan adalah:

1) Pendidikan, upaya untuk memberikan pengetahuan pengetahuan

sehingga terjadi perubahan sikap positif meningkat

2) Informasi, seseorang yang mempunyai sumber informasi yang

lebih banyak akan banyak akal, mempunyai pengetahuan yang

lebih luas

3) Budaya, tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam

memenuhi kebutuhannya

4) Pengalaman, suatu hal yang pernah dialami seseorang mungkin

akan menambah suatu hal yang bersifat formal. Dalam hal ini,

umur dan pekerjaan merupakan wujud dari pengalaman yang

nantinya akan menambah wawasan pengetahuan menjadi lebih

banyak

5) Sosial-ekonomi, tingkat dan kemampuan seseorang untuk

memenuhi kebutuhan.

5. Mencuci tangan

a. Pengertian mencuci tangan

Mencuci tangan adalah teknik dasar untuk melakukan

pengontrolan dan pencegahan infeksi bakteri. Mencuci tangan adalah

proses pembuangan kotoran dan debu secara mekanis dari kulit

(34)

dan dibilas dengan air bersih (Ardhiyanti,dkk, 2014). Mencuci

tangan merupakan salah satu cara untuk menghindari penularan

penyakit, terutama penularan penyakit yang melalui makanan

(Djauzi, 2009).

Mencuci tangan merupakan rutinitas yang murah dan penting

dalam prosedur pengontrolan infeksi, serta merupakan metode

terbaik untuk mencegah transmisi mikroorganisme (James,dkk,

2008). Mencuci tangan dengan sabun pada masyarakat dapat

menekan terkena diare sebanyak 42% - 47%, mencuci tangan dengan

sabun dan air dengan menuangkan 1-3 ml sabun dan

menggosok-gosokannya selama 45 – 60 detik kemudian keringkan menggunakan

handuk (Dobson,2003).

b. Waktu mencuci tangan

Mencuci tangan memakai sabun sebaiknya dilakukan sebelum

dan setelah beraktifitas. Menurut Depkes R.I tahun 2008 mencuci

tangan dengan sabun yang efektif adalah selama 40-60 detik. Berikut

ini adalah waktu yang tepat untuk mencuci tangan memakai sabun

menurut Handayani , dkk (2000).

1) Sebelum dan setelah makan

2) Setelah ganti pembalut

3) Sebelum dan setelah menyiapkan makanan, khususnya sebelum

dan setelah memegang bahan mentah, seperti produk ternak dan

(35)

4) Setelah memegang hewan atau kotoran hewan

5) Setelah mengusap hidung, atau bersin di tangan

6) Sebelum dan setelah mengiris sesuatu

7) Sebelum dan setelah memegang orang sakit atau orang yang

terluka

8) Setelah menangani sampah

9) Sebelum memasukkan atau mencopot lensa kontak

10) Setelah menggunakan fasilitas umum (mis. toilet, warnet,

wartel, dan lain - lain)

11) Pulang bepergian dan setelah bermain

12) Sesudah buang air besar dan buang air kecil.

[image:35.595.165.509.431.722.2]

c. Langkah mencuci tangan

(36)

Cara mencuci tangan bersih secara baik dan benar menurut

Dinkes Palembang (2011) adalah:

1) Basuh tangan dengan air

2) Tuangkan sabun secukupnya

3) Ratakan dengan kedua telapak tangan

4) Gosok punggung dan sela jari tangan kiri dengan tangan kanan

dan sebaliknya

5) Gosok kedua telapak dan sela - sela jari

6) Jari-jari dalam dari kedua tangan saling mengunci

7) Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan

lakukan sebaliknya

8) Gosokkan dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di

telapak tangan kiri dan sebaliknya

9) Bilas kedua tangan dengan air mengalir dan keringkan

Langkah mencuci tangan dengan menggunakan alkohol menurut

WHO (2009) adalah:

1) Tuangkan alkohol ke telapak tangan secukupnya

2) Gosok pada kedua telapak tangan

3) Telapak tangan kanan diatas tangan kiri, gosok punggung dan

sela-sela tangn kiri dengan tangan kanan kemudian sebaliknya.

4) Gosok kedua telapak tangan dan sela sela jari

(37)

6) Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kaknan

dan sebaliknya

7) Gosokkan memutar ujung jari tangan kanan di telapak tangan

kiri dan sebaliknya. Durasi yang diperlukan sekitar 20 – 30

detik.

d. Tujuan mencuci tangan

Tujuan mencuci tangan adalah menghilangkan kotoran dan debu

secara mekanis dari permukaan kulit dan untuk mengurangi jumlah

mikroorganisme yang menempel pada telapak tangan dan tangan

(Ardhiyanti,dkk, 2014). Mencuci tangan jika tidak dilakukan maka

akan beresiko untuk terjadinya penularan bakteri, mulai dari paparan

bakteri tersentuh oleh tangan kemudian tangan menyiapkan makanan

untuk orang lain maupun diri sendiri, maka bakteri akan menempel

pada makanan tersebut dan setelah termakan masuk kedalam tubuh

akan terjadi infeksi dan terjadi penyakit salah satunya adalah diare

(Hartono,2006).

6. Diare

a. Pengertian diare

Diare diartikan sebagai buang air besar (defekasi) dengan feses

yang berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), dengan

demikian kandungan air pada feses lebih banyak daripada biasanya

(Priyanto & Lestari, 2009). Diare yaitu bertambahnya kandungan air

(38)

frekuensi buang air besar setiap hari (Irianto, 2008). Diare ialah

peningkatan massa tinja, frekuensi buang air besar, atau fluiditas

(tingkat keenceran) tinja. Hal ini berarti pembentukan feses yang

melebihi 250 gr/hari yang mengandung air 70% hingga 95%. Diare

yang berat dapat keluar cairan 14 liter/hari. Diare sering disertai

dengan nyeri, keinginan buang air besar, rasa tidak nyaman pada

perianus dan inkontinensia (Kumar dkk, 2007).

Diare adalah keluarnya tinja air dan elektrolit yang hebat.

Volume tinja pada bayi lebih dari 15 g/Kg/24 jam. Diare pada balita

umur 3 tahun volume tinja sudah sama dengan volume orang dewasa

yaitu sekitar 200 g/24 jam (Behrman,2000).

Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang

tidak biasa (lebih dari 3 kali sehari), juga perubahan dalam jumlah

konsistensi (feses cair). Hal ini biasanya berkaitan dengan dorongan,

rasa tidak nyaman pada area perineal, inkontinensia, atau kombinasi

dari faktor sekresi intestinal, perubahan penyerapan mukosa dan

peningkatan motilitas (Baughman,dkk, 2000).

b. Klasifikasi diare

Diare dibedakan menjadi diare akut, diare kronis dan persisten.

Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak-anak melebihi

3 kali sehari, disertai dengan perubahan konsistensi tinja menjadi

cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung kurang

(39)

kondisi yang sama namun dengan waktu yang lebih lama yaitu diare

melebihi satu minggu, sebagian besar disebabkan diare akut

berkepanjangan akibat infeksi, diare persisten adalah diare yang

berlangsung 15-30 hari,merupakan diare berkelanjutan dari diare

akut atau peralihan antara diare akut dan kronik biasanya ditandai

dengan penurunan berat badan dan sukar untuk naik kembali

(Amabel,2011).

Klasifikasi Diare menurut (Octa, dkk, 2014) ada dua yaitu

berdasarkan lamanya dan berdasarkan mekanisme patofisiologik.

1) Berdasarkan lama diare

a) Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari

b) Diare kronik, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14

hari dengan kehilangn berat badan atau berat badan tidak

bertambah (failure to thrive) selama masa diare tersebut.

2) Berdasarkan mekanisme patofisiologik

a) Diare sekresi

Diare tipe ini disebabkan karena meningkatnya sekresi

air dan elektrolit dari usus, menurunnya absorbsi. Ciri khas

pada diare ini adalah volume tinja yang banyak.

b) Diare osmotik

Diare osmotik adalah diare yang disebabkan karena

meningkatnya tekanan osmotik intralumen dari usus halus

(40)

seperti (Magnesium Sulfat, Magnesium Hidroksida),

malabsorpsi umum dan defek dalam absorpsi mukosa usus

miosal pada defisiensi disakaridase, malabsorpsi

glukosa/galaktosa.

c. Jenis diare

Menurut Baughman,dkk (2000) ada beberapa jenis diare menurut

penyebabnya adalah:

1) Diare akibat virus

Diare akibat virus, misalnya “influenza perut” dan “travellers

diarrhoea” yang disebabkan antara lain oleh rotavirus dan

adenovirus. Virus tersebut melekat pada sel mukosa usus yang

mengakibatkan rusaknya sel mukosa usus sehingga kapasitas

resorbsi menurun.

2) Diare bakterial invasif

Diare bakterial invasif (bersifat menyerbu), diare akibat

bakteri ini mengurang seiring dengan meningkatnya derajat

higiene masyarakat. Bakteri pada keadaan tertentu menjadi

invasif dan menyerbu ke dalam mukosa dimana terjadi

perbanyakan diri sambil membentuk toksin.

3) Diare parasiter

Diare parasiter, diare parasiter terjadi akibat protozoa seperti

Entamoeba, histolytica dan Giardia lamblia terutama terjadi di

(41)

4) Diare akibat penyakit

Diare akibat penyakit, misalnya colitis ulcerosa, p. Crolm,

irritable Bowel Syndrome (IBS), kanker colon dan infeksi-HIV

juga akibat gangguan.

5) Diare akibat obat

Diare akibat obat yaitu digoksin, kinidin, garam-Mg dan

litium, sarbitol, beta blockers, perintang-ACE, reserpin,

sitostatika dan antibiotika berspektrum luas (ampisilin,

amoksisilin, sefalosporin, klindamisin, tetrasiklin).

6) Diare akibat keracunan makanan

Diare akibat keracunan makanan, keracunan makanan

sebagai penyakit yang bersifat infeksi atau toksis yang

disebabkan karena mengkonsumsi makanan atau minuman yang

tercemar.

d. Manisfestasi klinis

1) Peningkatan frekuensi dan kandungan cairan dalam feses.

2) Kram abdomen, distensi, bising usus (borborigmus), anoreksia

dan rasa haus.

3) Kontraksi spasmodik yang sakit dari anus dan mengejan tak

efektif (tenesmus) mungkin terjadi setiak kali defekasi.

4) Gejala yang berkaitan adalah dehidrasi dan kelemahan.

5) Feses yang banyak mengandung air menandakan penyakit usus

(42)

6) Feses yang lunak, semipadat berkaitan dengan kelainan kolon.

7) Feses berwarna keabu-abuan menandakan malabsorbsi usus.

8) Mukus dan pus dalam feses menunjukkan enteritis inflamasi

atau kolitis.

9) Bercak minyak pada air toilet merupakan diagnostik dari

insufisiensi.

Menurut Octa,dkk (2014) tanda gejala diare pada balita adalah

sebagai berikut:

1) Cengen

2) Gelisah

3) Suhu meningkat

4) Nasfu makan menurun

5) Tinja cair, lendir, tidak menutup kemungkinan diikuti keluarnya

darah

6) Anus lecet

7) Dehidrasi, bila terjadi dehidrasi berat maka volume darah

berkurang, nadi cepat dan kecil, denyut jantung cepat, tekanan

darah turun, keadaran menurun diakhiri dengan syok

8) Berat badan menurun

9) Turgor kulit menurun

10) Mata dan ubun-ubun cekung

(43)

e. Faktor risiko

Cara penularan diare pada umumnya melalui cara fecal-oral

yaitu mekanan atau minuman yang tercemar oleh enteropatogen,

atau kontak langsung tangan dengan penderita atau barang-barang

yang telah tercemar tinja penderita, atau secara tidak langsung

melalui lalat, secara singkatnya dapat dikatakan melalui “4F” yakni

finger (jari), flies (lalat), fluid (cairan), field (lingkungan) (Amabel,

2011).

f. Etiologi diare

Etiologi diare menurut Ngastiyah tahun 2014 adalah sebagai

berikut:

1) Faktor infeksi

a) Infeksi saliran pencernaan makanan yang merupakan

penyebab utama diare pada anak, meliputi infeksi enteral

sebagai berikut:

(1) Infeksi bakteri : Vibrio, E.coli, Salmonella, Shigella,

Campylobacter, Yersinia, Aeromonas dan sebagainya

(2) Infeksi virus : Enterovirus (Virus ECHO, Coxsackie,

Poliomyelitis) Adeno-Virus, Rotavirus, Astrovirus.

(3) Infeksi parasit : cacing ( Ascaris, Trichuris, Oxyuris,

Strongyloides), Protozoa (Entamoeba histolytica,

Giardia lamblia, trichomonas hintinis); jamur

(44)

b) Infeksi parenteral adalah infeksi diluar alat pencernaan

makanan seperti otitis media akut (OMA),

tonsilitis/tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensafalitis dan

sebagainya

2) Faktor malabsorbsi

a) Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa,

maltosa dan sukrosa);monosakarida (intoleransi glukosa,

fruktosa dan galaktosa) pada bayi dan anak yang paling

sering adalah intoleransi laktosa.

b) Malabsorbsi lemak

c) Malabsorbsi protein.

3) Faktor makanan

a) Makanan basi

b) Makanan beracun

c) Alergi terhadap makanan.

4) Faktor psikologis

Perasaan takut dan cemas, namun faktor ini sangat jarang

ditemukan tetapi tidak menutup kemungkinan akan dapat terjadi

pada anak-anak.

g. Mekanisme pencernaan dan diare

Pencernaan normal pada manusia pada umumnya makanan

dicerna menjadi “bubur” (chymus), kemudian diteruskan ke usus

(45)

Zat – zat gizi yang telah diabsorbsi oleh villi ke dalam darah, sisa

chymus yang terdiri dari 90% air dan sisa makanan yang sukar

dicerna diterukan ke usus besar (colon). Bakteri yang biasanya

berada di colon mencerna kembali sisa-sisa (serat-serat) makanan

tersebut sehingga sebagian besar sisa makanan dapat diserap kembali

selama perjalanan ke usus besar (colon) sehingga isi usus menjadi

lebih padat dan dikeluarkan dari tubuh sebagai tinja. Mekanisme

diare menurut teori klasik disebabkan karena meningkatnya

peristaltik usus, sehingga pada saat makanan melalui perlintasan

untuk menjadi bubur sangat dipercepat sehingga proses penyerapan

kembali tidak sempurna mengakibatkan masih mengandung air

yang sangat banyak, sehingga pada saat dikeluarkan sebagai tinja

berbentuk cair. Bertumpuknya cairan di usus akibat terganggunya

resorpsi air atau terjadinya hipersekresi biasanya disebabkan oleh

bakteri, virus,kuman dan toksin (Tjay& Kirana, 2007).

Sebagian besar penyakit diare disebabkan oleh kuman seperti

virus dan bakteri. Penularan penyakit diare melalui jalur fekal oral

yang terjadi karena:

1) Melalui air yang sudah tercemar, baik tercemar dari sumbernya,

tercemar selama perjalanan sampai ke rumah-rumah, atau

tercemar pada saat disimpan dirumah. Pencemaran ini terjadi

(46)

tercemar menyentuh air pada saat mengambil air dari tempat

penyimpanan.

2) Melalui tinja yang sudah terinfeksi. Tinja yang sudah terinfeksi,

didalamnya mengandung virus atau bakteri dalam jumlah besar.

Bila tinja tersebut dihinggapi oleh binatang dan kemudian

binatang tersebut hinggap di makanan, maka makanan itu dapat

menularkan diare ke orang-orang yang memakannya

(Widoyono, 2008). Menurut Depkes RI (2005) kuman

penyebabnya diare biasanya menyebar melalui fecal oral antara

lain melalui makanan atau minuman yang tercemar tinja dan

atau kontak langsung dengan tinja penderita. Beberapa prilaku

yang dapat menyebabkan penyebaran kuman enteric dan

meningkatkan risiko terjadinya diare, yaitu: tidak memberikan

ASI (Air Susu Ibu) secara penuh 4-6 bulan pada pertama

kehidupan, menggunakan botol susu, menyimpan makanan

masak pada suhu kamar, menggunakan air minum yang

tercemar, tidak mencuci tangan sesudah membuang tinja anak,

tidak mencuci tangan sebelum atau sesudah menyuapi anak dan

tidak membuang tinja dengan benar.

h. Pencegahan

Pencegahan diare menurut pedoman tatalaksana Diare Depkes RI

(47)

1) Pemberian ASI

ASI mempunyai khasiat preventif secara imunologik dengan

adanya antibodi dan zat-zat lain yang dikandungnya. ASI turut

memberikan perlindungan terhadap diare pada bayi yang baru

lahir. Pemberian ASI eksklusif mempunyai daya lindung 4 kali

lebih besar terhadap diare daripada pemberian ASI yang disertai

dengan susu botol. Flora usus pada bayi-bayi yang disusui

mencegah tumbuhnya bakteri penyebab diare (Depkes RI,

2006).

2) Menggunakan air bersih yang cukup

Sebagian besar kuman infeksius penyebab diare ditularkan

melalui jalur fecal-oral mereka dapat ditularkan dengan

memasukkan kedalam mulut, cairan atau benda yang tercemar

dengan tinja misalnya air minum, jari-jari tangan, makanan yang

disiapkan dalam panci yang dicuci dengan air tercemar.

Masyarakat yang terjangkau oleh penyediaan air yang

benar-benar bersih mempunyai risiko menderita diare lebih kecil

dibandingkan dengan masyarakat yang tidak mendapatkan air

bersih. Masyarakat dapat mengurangi risiko terhadap serangan

diare yaitu dengan menggunakan air yang bersih dan melindungi

air tersebut dari kontaminasi mulai dari sumbernya sampai

(48)

3) Mencuci tangan

Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan

yang penting dalam penularan kuman diare adalah mencuci

tangan. Mencuci tangan dengan sabun, terutama sesudah buang

air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum menyiapkan

makanan, sebelum menyuapi makanan anak dan sebelum

makan, mempunyai dampak dalam kejadian diare (Depkes RI,

2006).

i. Penatalaksanaan

Menurut (Baughman & Hackley,2000) penatalaksanaan medik

primer diarahkan pada pengontrolan penyembuhan penyakit yang

mendasari.

1) Untuk diare ringan, tingkatkan masukan cairan per oral;

diresepkan glukosa oral dan larutan elektrolit.

2) Untuk diare sedang, obat-obatan non spesifik, difenoksilat

(Lomotif) dan loperamid (Imodium) untuk menurunkan

motilitas dari sumber non-infeksius.

3) Jika diare terus memburuk resepkan antimikrobial jika telah

teridentifikasi preparat infeksius.

4) Terapi intravena untuk hidrasi cepat, terutama untuk pasien yang

(49)

Menurut (Octa,dkk, 2014) penatalaksanaan kasus diare pada

balita adalah sebagai berikut:

1) Pemberian cairan (rehidrasi awal dan rumat)

2) Diatetik (pemberian makanan)

3) Obat-obatan

4) Lintas diare meliputi:

a) Dehidrasi menggunakan oralit

b) Zinc Diberikan berturut-turut selama 10 hari

c) Zinc merupakan salah satu mikronutrien yang penting

dalam tubuh yang dapat menghambat enzim INOS

(inducible Nitric Oxide Synthase) dimana eksresi enzim ini

meningkat selama diare yang mengakibatkan hipersekresi

epitel usus

d) Teruskan pemberian ASI

e) Antibiotik selektif

f) Antibiotika hanya bermanfaat pada penderita diare yang disertai darah

[image:49.595.126.500.570.742.2]

B. Kerangka Konsep

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Pendidikan kesehatan

cuci tangan

Tingkat Pengetahuan Ibu dalam pencegahan diare ada balita

Faktor yang mempengaruhi: 1. Tingkat pendidikan 2. Sosial ekonomi 3. Adak istiadat

4. Kepercayaan masyarakat 5. Ketersediaan waktu

(Saragih, 2010)

Faktor yang mempengaruhi: 1. Pendidikan

2. Informasi 3. Budaya 4. Pengalaman 5. Sosial ekonomi

(50)

C. Hipotesis

(51)

33

Jenis penelitian ini menggunakan metode Quasy-Experiment (penelitian

eksperimental semu) dengan rancangan tehnik Simple Random Sampling yaitu pengambilan sampel secara acak sederhana, tehnik ini dibedakan menjadi dua cara yaitu dengan mengundi (lottery technique) atau dengan menggunakan tabel bilangan atau angka acak (random number) (Notoatmodjo, 2010).

Tabel 1. Pembagian kelompok penelitian

Subjek Pretest Perlakuan posttest

A O 1 01-A

B O 2 01-B

Waktu 1 Waktu 2 Waktu 3

Keterangan:

A : Kelompok perlakuan

B : Kelompok kontrol

1 : Pendidikan kesehatan tentang cuci tangan dengan ceramah

2 : Pendidikan kesehatan tentang cuci tangan dengan leaflet

O : Observasi yang dilakukan sebelum pemberian Pendidikan

kesehatan tentang cuci tangan cuci tangan

01-A : Penilaian yang dilakukan setelah pemberian Pendidikan

kesehatan tentang cuci tangan (kelompok eksperimen)

01-B : Penilaian yang dilakukan setelah pemberian leaflet (kelompok

(52)

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini berjumlah 84 orang di posyandu Giri

Seto sebagai kelompok perlakuan dan posyandu Pertiwi sebagai

kelompok kontrol.

2. Sampel

Untuk menentukan jumlah sample pada penelitian ini ditentukan

dengan rumus Slovin, penghitungan jumlah sampel dihitung pada tiap

kelompok yaitu kelompok perlakuan n=N/1+N(10%)2 dengan nilai

hitung n=42/1+42(0,01) = 29,57 dibulatkan menjadi 30 responden. Dan

kelompok kontrol n=N/1+N(10%)2 dengan nilai hitung n=42/1+42(0,01)

= 29,57 dibulatkan menjadi 30 responden. Teknik pengambilan sampel

pada penelitian ini secara Simple Random Sampling.

3. Kriterian sampel

a. Kriteria inklusi

1) Ibu rumah tangga yang memiliki balita

2) Ibu yang bisa membaca dan menulis

3) Ibu yang bersedia menjadi responden

b. Kriteria eksklusi

(53)

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Posyandu Giri Seto dan posyandu pertiwi

Penelitian dilakukan mulai dari Juli 2016.

D. Variabel penelitian

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda

terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain) (Soeparto,dkk, 2000 dalam

Nursalam, 2013). Variabel juga merupakan konsep dari berbagai level abstrak

yang didefinisikan sebagai suatu fasilitas untuk pengukuran dan atau

manipulasi suatu penelitian.

Penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel

terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini pendidikan kesehatan tentang cuci

tangan dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan

ibu dalam pencegahan diare pada balita.

E. Definisi Operasional

1. Pendidikan kesehatan tentang cuci tangan adalah upaya untuk menyebar

luaskan informasi tentang mencuci tangan pada kalangan ibu-ibu yang

memiliki balita (1-5 tahun). Pemberian materi dilakukan dalam bentuk

ceramah dengan durasi waktu 45 menit pada kelompok perlakuan,untuk

kelompok kontrol tidak diberikan ceramah melainkan diberikan leaflet.

2. Tingkat pengetahuan adalah hasil dari tahu setelah melakukan

pengindraan melalui pancaindra manusia. Tingkat pengetahuan diukur

dengan kuesioner pengetahuan yang dibuat oleh peneliti berdasarkan

(54)

11 pertanyaan mengenai diare. Pengukuran tingkat pengetahuan diukur

dengan soal pretest dan posttest. Skala data yang digunakan adalah

rasio,Mean 1-19.

F. Alat dan Bahan Penelitian

Alat atau instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data pada

penelitian ini berupa kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan dan

diajukan secara tertulis untuk mendapatkan keterangan. Sebelum dilakukan

penelitian kuesioner akan diuji validitas dan reabilitas terlebih dahulu di

[image:54.595.136.519.373.559.2]

posyandu mawar karena belum digunakan oleh peneliti lain.

Tabel 2. Kisi-kisi kuesioner

Aspek Nomor Jumlah

Cuci tangan

Tujuan mencuci tangan 6,8 2

cara mencuci tangan 1, 2, 5,7 4

waktu mencuci tangan 3, 4 2

Diare

Pengertian diare 10,19 2

Penyebab diare 18,15, 2

Pencegahan diare 9 1

Tanda gejala 11,13 2

Klasifikasi diare 12, 16,17 3

Penanganan diare pada balita 14 1

Jumlah 19

G. Jalannya Penelitian

1. Penyusunan Karya tulis ilmiah.

2. Ujian

3. Mengurus surat izin etik dan izin validitas

(55)

5. Peneliti melakukan penelitian di Gamping Kidul RW 16 sebagai

kelompok perlakuan

6. Peneliti melakukan penelitian di Gamping Kidul RW 19 sebagai

kelompok kontrol

7. Peneliti memilih responden secara simple random, dengan lottery

technique setelah terpilih Peneliti memberikan lembar persetujuan untuk

menjadi responden

8. Peneliti memberikan penjelasan singkat maksud dan tujuan penelitian

9. Peneliti memberikan pre test pada kelompok kontrol dan perlakuan

kemudian peneliti melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok

perlakuan dan memberikan leaflet pada kelompok kontrol

10. Peneliti melakukan follow up dan memberikan post test pada kelompok

perlakuan dan kontrol pada saai itu juga

11.Peneliti pengumpulkan data dan mengolah data

12.Peneliti menyusun laporan

13.Ujian hasil penelitian.

H. Pengolahan Data

Data yang sudah terkumpul dari hasil pengumpulan data, maka langkah

selanjutnya adalah melakukan penglahan data dalam beberapa tahap yaitu:

1. Pemeriksaan data

Merupakan pemeriksaan kembali data-data, serta kelengkapan data

(56)

2. Pemberian kode

Pemberian kode pada atribut variabel untuk memudahkan analisis

data, atau kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk

angka atau bilangan. Kuesioner pengetahuan dengan jumlah 19 soal

dengan kriteria “kurang” “cukup” dan “baik” kriteria penilaian untuk

pengetahuan menurut Nursalam adalah:

a. Tingkat pengetahuan baik : 76-100% score 14-19

b. Tingkat pengetahuan cukup : 56-75% score 10-14

c. Tingkat pengetahuan kurang : <56% score 0-10

3. Pemasukan data

Data entry merupakan kegiatan memasukkan data yang di berikan

kode angka untuk dimasukkan ke dalam program komputer yaitu

software SPSS.

I. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Kuesioner diuji coba terlebih dahulu dengan mengukur validitas

dan reliabilitas kuesioner. Kuesioner yang diuji adalah tingkat

pengetahuan cuci tangan dan diare. Uji validitas dilakukan di posyandu

Mawar dengan jumlah sampel 33 responden dengan karakteristik yang

sama dengan responden penelitian. Hasil uji coba dianalisis

menggunakan rumus pearson product moment (Sugiyono, 2015).

(57)

Dikatakan valid apabila r tabel lebih kecil dari r hitung dengan dengan

tingkat signifikasi 5% (Arikunto, 2010).

r tabel di dapat dari df-2 = 33-2 =31 dengan ketentuan r tabel

adalah 0,344 apabila r hitung lebih besar dari r tabel maka kuesioner

dinyatakan valid.

Hasil uji validitas kuesioner tingkat pengetahuan cuci tangan dari

13 pernyataan terdapat 5 yang tidak valid yakni nomor 6,7,8,10,12 dan 8

pertanyaan yang valid dengan nilai hasil r hitung (0,637, 0,465, 0,511,

0,420, 0,484, 0,746, 0,372, 0,385) > r tabel (0,344). Kuesioner tingkat

pengetahuan tentang diare dari 16 Pernyataan terdapat 5 pertanyaan yang

tidak valid yaitu nomor 9,11,12,14,15, dan ada 11 pertanyaan yang valid

dengan hasil hitung (0,703, 0,615, 0,717, 0,751, 0,818, 0,355, 0,818,

0,577, 0,464, 0,391, 0,376) > r tabel, dari dua kuesioner digabung menjadi

satu sehingga peneliti hanya menggunakan 19 pertanyaan dalam

kuesioner. Pernyataan yang tidak valid dihapuskan dari lembar kuesioner.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan terjemahan dari reliability yang memiliki arti

keterpercayaan, kehandalan, konsistensi dan sebagainya, tetapi ide pokok

yang terkandung yaitu sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat di

percaya. Hasil ukur dapat dipercaya jika dalam beberapa kali pelaksanaan

pengukuran terhadap kelompok subyek tidak terjadi perubahan. Apabila

terdapat perbedaan kecil, hal tersebut masih bisa ditoleransi namun jika

(58)

dapat dipercaya sehingga dikatakan tidak reliabel. Metode perhitungan

koefisien reliabilitas yang digunakan adalah metode:

KR-20 dengan rumus sebagai berikut:

(

) (

)

Keterangan:

r11 : Reliabilitias intrumen

k : Banyaknya butir soal atau butir pertanyaan

Vt : Variansi total

p : Proporsi subjek yang menjawab betul pada suatu butir

q : Proporsi subjek yang menjawab salah pada suatu butir

Dari hasil pengujian diperoleh nilai r11. Nilai ini kemudian diandingkan

dengan nilai rtabel. Apabila nilai r11 lebih besar daripada r tabel (0,5),

maka butir soal dapat dikatakan reliabel. Sebaliknya, apabila nilai r11 lebih

kecil dari rtabel, maka butir soal dapat dikatakan tidak reliabel (Arikunto,

2010). Kriteria score reliabilitas adalah sebagai berikut:

0,80 <rkr-20≤ 1,00 : Reliabilitas sangat tinggi

0,60 <rkr-20≤ 0,80 : Reliabilitas tinggi

0,40 <rkr-20≤ 0,60 : Reliabilitas sedang

0,20 <rkr-20≤ 0,40 : Reliabilitas rendah

(59)

Hasil uji reliabilitas menggunakan KR-20 adalah pada kuesioner

pengetahuan cuci tangan dengan nilai 0,64 dan pada kuesioner

pengetahuan diare dengan nilai 0,76.

J. Analisa Data

Analisa data pada penelitian ini diolah dan dianalisis dengan

menggunakan teknik analisis kuantitatif dan melalui proses komputerisasi.

Dalam pengolahan ini mencakup tabulasi dan data perhitungan statisitik,

kemudian dilakukan uji statistik.

1. Analisa Univariat

Tujuan dari analisis ini adalah untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan data dengan sederhana. Data yang sudah didapatkan

akan dihitung jumlah dan persentase tiap kelompok. Data yang sudah ada

disusun dalam tabel dan kemudian diinterpretasikan.data kategorik akan

disajikan dalam bentuk presentase dan frekuensi.

Cara penyajian dapat berupa presentase, diagram map, atau tabel

frekuensi dengan rumus :

P=

x 100%

Keterangan :

P : Persentase jawaban yang diberikan responden (%)

F : Frekuensi jumlah yang diperoleh

(60)

2. Analisa Bivariat

Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Wilcoxon

karena data tidak terdistribusi normal atau non-parametrik dan

berpasangan, dan skala yang digunakan merupakan skala kategorik,

untuk melihat perbedaan pengetahuan antara kelompok intervensi dan

kelompok kontrol menggunakan uji Man-Whitney karena data responden

pada kuesioner tidak berdistribusi normal atau non-parametrik dan

berpasangan. Dari uji statistik didapat nilai yang signifikan (p). Jika nilai

sig < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak, sedangkan jika nilai sig >

0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima.

K. Etik Penelitian

Etika penelitian merupakan hak yang sangat penting dalam melaksanakan

sebuah penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia, maka

segi etika penelitian harus diperhatika. Etika penelitian diproses dan

didapatkan dari komisi etik dan penelitian Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Masalah Etik yang harus

diperhatikan adalah sebagai berikut :

1. Lembar Persetujuan (informed Consent)

Lembar persetujuan merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden penelitian. Tujuan pemberiannya agar subjek mengerti

maksud dan tujuan peneliti dan mengetahui dampaknya. jika responden

(61)

2. Kerahasiaan Nama (Anonymity)

Anonymity menjelaskan bentuk penulisan kuesioner dengan tidak

perlu mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data (kuesioner),

tetapi dalam bentuk kode pada masing-masing lembar tersebut.

3. Kerahasiaan (Confidentially)

Peneliti menjamin kerahasiaan informasi maupun masalah-masalah

yang diberikan oleh responden. Informasi dan masalah hana kelomok

(62)

44

A. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Dukuh Gamping Kidul terletak di kelurahan Ambarketawang,

Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dukuh Gamping

Gambar

Gambar 2.1 Cara mencuci tangan
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Tabel 2. Kisi-kisi kuesioner
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui aktivitas guru, aktivitas siswa, dan respon siswa dalam pembelajaran matematika, serta peningkatan keterampilan berhitung

Atau wanita menjadi sekretaris khusus bagi seorang direktur yang karena alasan kegiatan mereka sering berkhalwat (berduaan), atau menjadi penari yang merangsang nafsu

Kajian ini sangat perlu dijalankan kerana melalui kajian yang dijalankan oleh pengkaji mendapati pelajar-pelajar sangat memerlukan satu modul asas bahasa Arab untuk digunakan

Hujan yang jatuh ke bumi baik langsung menjadi aliran maupun tidak langsung yaitu melalui vegetasi atau media lainnnya akan membentuk siklus aliran air mulai

Perhatikan pada contoh (2), “b” menyatakan “9 adalah suatu bilangan prima”, dan pernyataan “b” ini bernilai S, sedangkan pernyataan “9 bukan suatu bilangan

Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang diare pada anak terhadap tingkat pengetahuan dan tingkat kecemasan

Berdasarkan hasil pengamatan perilaku siswa, pada kegiatan pendahuluan mendapatkan presentase 74.09%, pada kegiatan inti mendapatkan presentase 71.81%, dan pada

Setiap orang, tanpa diskriminasi, berhak untuk memperoleh keadilan dengan mengajukan permohonan, pengaduan, dan gugatan, baik dalam perkara pidana, perdata, maupun