RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama : Ridho Agustian
NIM : 10609002
TTL : Pangkalpinang, 25 Agustus 1990
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku Bangsa : Indonesia
Kota/Kab. : Pangkalpinang
Warga Negara : Indonesia
Agama : Islam
Alamat Kost : Dago Pojok
Tlp : 0877 2597 9333
Email : [email protected]
Pendidikan
SD : SDN 5 Pangkalpinang
SMP : SMPN 2 Pangkalpinang
SMU : SMAN 2 Pangkalpinang
Perguruan Tinggi : UNIKOM Bandung (2009 - 2013)
Pengalaman Organisasi
Pengalaman Seminar
 Seminar “Eksplorasi Isu-Isu Perencanaan Pembangunan Terkait Aspek Ekonomi dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (Studi Kasus:
Bandung metropolitan Area dan Jawa Barat)” Auditorium Miracle UNIKOM, 11 Maret 2010.
 Seminar “Pengembangan Infrastruktur Perkotaan Berbasis Pembiayaan Non-Konvensional (Potensi Sukuk Sebagai Sumber Pembiayaan)
Auditorium Miracle UNIKOM, 29 April 2010.
Data Orang Tua
Nama Bapak : Zulfaidir Zakir
Nama Ibu : Suharti
Alamat : Jl. Kejaksaan No. 138
Kabupaten/Kota : Pangkalpinang
Tlp : 0853 2225 5991
Hormat Saya,
IDENTIFIKASI ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA PANTAI PASIR PADI KOTA PANGKALPINANG BERDASARKAN PERSEPSI
PENGUNJUNG
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota
Oleh : Ridho Agustian
1.06.09.002
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah S.W.T, karena berkat
rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Tugas
Akhir. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada junjunan Nabi Besar
Muhammad S.A.W, yang senantiasa menjadi ilham dalam tiap arah pekerjaan.
Laporan Tugas Akhir dengan judul “Identifikasi Arahan Pengembangan
Wisata Pantai Pasir Padi Kota Pangkalpinang Berdasarkan Persepsi Masyarakat” ini merupakan salah satu syarat kelulusan Matakuliah Tugas Akhir, Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik dan Ilmu
Komputer Universitas Komputer Indonesia. Penyusunan Tugas Akhir ini dapat
terselesaikan dengan adanya usaha serta do’a dari penulis maupun dari pihak -pihak lainnya. Untuk itu penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima
kasih dengan hati yang tulus kepada :
1. Ibunda tercinta (Suharti) sumber mata air cinta dan kasih sayang yang
hangat dan murni.
2. Ayahanda Tercinta (Zulfaidir Zakir) yang telah mencurahkan segala kasih
sayang, perhatian dan dukungan lahir dan batin kepada penulis.
3. Kakak-kakakku (Decy dan Afia), tersayang yang selalu memberikan
dorongan, dukungan dan do’a selama ini;
4. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas
Komputer Indonesia;
5. Prof. Dr. Ir Denny Kurniadie, M.Sc., selaku Dekan Fakultas Teknik dan
Ilmu Komputer;
6. Ibu Rifiati Safariah. ST., MT selaku Ketua Program Studi Perencanaan
iv
7. Bapak Tatang Suheri, ST.,MT., selaku dosen wali, dosen pembimbing
yang telah membimbing dan memberi motivasi kepada penulis dari masuk
hingga selesainya laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan;
8. Ibu Romeiza Syafriharti, Ir.,MT., selaku dosen penguji dalam pelaksanaan
sidang ujian yang telah memberikan banyak masukan dan arahan dalam
memperbaiki laporan Tugas Akhir;
9. Ibu Dr. Ir. Lia Warlina, M. Sc., selaku dosen penguji dalam pelaksanaan
sidang ujian yang telah memberikan banyak masukan dan arahan dalam
memperbaiki laporan Tugas Akhir ini.
10.Sahabat Penulis angkatan 2009; Achmad Alfan Rifai (Alvan), Achmad
Syarief (arif), Arif Rahman (arif), Amboday Boli Boli (Ambo), Angga
Sastranegara (Angga), Bhuna Hunam (Yunus), Criys Tommy (Tommy),
Christian EE Dura (Tyan), Chandra Setiawan (Cancan), Deni Supriatna
(Denis), Ifan M Sofyan (Ifan), Jakomina Meiske Muabuay (Meiske),
Mifartz Fadiz (Mifar), Margarida MGL Soares (Marga), Rizal Purnama
Nugraha (Rizal), Mursalim Derlen (Salim), Sahal Abdul Fatah (Sahal),
Laode Ismail Munajad (Ici), Yogi Destriansyah (Ogik), Marianus B. Raja
kappa (alm), terima kasih atas persahabatan dan kebersamaan yang indah
dan menyenangkan selama ini, semoga persahabatan kita tidak akan
pernah putus;
11.Teman-teman sepembimbing (Meiske). Terima kasih atas rasa semangat
berusaha hingga akhir. Bangga melihat semangat yg kalian tunjukkan.
12.Teh Vitri yang selalu hadir di Sekretariat Program Studi Perencanaan
Wilayah dan Kota terima kasih sudah memberikan kemudahan dalam
mengurusi surat-surat izin;
v
Tugas Akhir ini jauh dari kesempurnaan, Banyak
keterbatasan-keterbatasan baik dalam penyajian maupun dalam penulisannya. Untuk itu penulis
dengan senang hati akan menerima saran dan kritik yang sifatnya membangun
untuk dijadikan acuan didalam penyempurnaan penulisan Tugas Akhir nanti.
Bandung, 15 Februari 2014
vi DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ... i
KATAPENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan dan Sasaran ... 3
1.4 Ruang Lingkup ... 3
1.4.1 Lingkup Wilayah ... 3
1.4.2 Lingkup Materi ... 6
1.5 Metodologi Penelitian ... 6
1.5.1 Metode Pengumpulan Data... ... 6
1.5.2 Metode Pengambilan Sampel ... 7
1.5.3 Metode Analisis... 8
1.6 Kerangka Pemikiran ... 9
1.7 Sistematika Pembahasan ... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pariwisata ... 12
2.2 Jenis-jenis Pariwisata ... 13
2.3 Jenis Wisata ... 14
2.4 Pelaku Pariwisata ... 16
vii BAB III
GAMBARAN UMUM
3.1 Gambaran Umum Pantai Pasir Padi ... 22
3.2 Struktur Pengelolaan ... 25
3.3 JumlahPengunjung ... 26
3.4 Gambaran Sarana dan Prasarana Pengunjung ... 27
3.4.1 Akomodasi ... 27
3.4.2 Transportasi dan Agen Perjalanan... 30
3.4.3 Fasilitas Pendukung Pantai Pasir Padi ... 32
3.5 Karakteristik Pengunjung ... 36
3.5.1 Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Jenis Kelamin ... 36
3.5.2 Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Kelompok Umur ... 37
3.5.3 Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 38
3.5.4 Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Tingkat Pekerjaan ... 39
3.5.5 Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Penghasilan Per Bulan ... 40
3.5.6 Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Maksud Kunjungan ... 41
3.5.7 Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Keterjangkauan Lokasi ... 42
BAB IV ANALISIS ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA PANTAI PASIR PADI KOTA PANGKALPINANG 4.1 Identifikasi Potensi dan Masalah di Pantai Pasir Padi ... 44
4.1.1 Potensi Pantai Pasir Padi ... 44
4.1.2 Permasalahan Pantai Pasir Padi... 45
4.2 Kebijakan-kebijakan Pemerintah Untuk Wisata Pantai Pasir Padi ... 49
4.3 Persepsi Pengunjung Pantai Pasir Padi ... 54
4.3.1 Persepsi Pengunjung Pasir Padi Berdasarkan Atraksi... 54
4.3.2 Persepsi Pengunjung Pasir Padi Berdasarkan Servis ... 58
viii
4.3.4 Persepsi Pengunjung Pasir Padi Berdasarkan Promosi dan
Informasi ... 78
4.4 Arahan Pengembangan Pantai Pasir Padi ... 81
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan ... 87
5.1.1 Potensi dan Masalah di Pantai Pasir Padi... 87
5.1.2 Kebijakan Tentang Pantai Pasir Padi ... 89
5.1.3 Persepsi Pengunjung dan Arahan Pengembangan Pantai Pasir Padi .. 91
5.2 Rekomendasi ... 97
5.3 Kelemahan Studi ... 97
ix
DAFTAR TABEL
Tabel I.1 Variabel Penelitian ... 8
Tabel III.1 Jumlah Pengunjung Pantai Pasir Padi Kota Pangkalpinang Tahun 2012... ... 27
Tabel III.2 Jumlah Fasilitas Pendukung di Pantai Pasir Padi Tahun 2012... . 33
Tabel III.3 Presentase Pengunjung Pantai Pasir Padi Berdasarkan Jenis Kelamin ... 37
Tabel III.4 Presentase Pengunjung Pantai Pasir Padi Berdasarkan Kelompok Umur ... 38
Tabel III.5 Presentase Pengunjung Pantai Pasir Padi Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 39
Tabel III.6 Presentase Pengunjung Pantai Pasir Padi Berdasarkan Tingkat Pekerjaan ... 40
Tabel III.7 Presentase Pengunjung Pantai Pasir Padi Berdasarkan Penghasilan Per Bulan... 42
Tabel III.8 Presentase Pengunjung Pantai Pasir Padi Berdasarkan Maksud Kunjungan ... 43
Tabel III.9 Presentase Pengunjung Pantai Pasir Padi Berdasarkan Keterjangkauan Lokasi... 44
Tabel IV.1 Identifikasi Potensi dan Masalah di Pantai Pasir Padi ... 47
Tabel IV.2 Kebijakan Utama Pantai Pasir Padi... ... 49
Tabel IV.3 Persepsi Pengunjung Tentang ODTW Pantai Pasir Padi ... 54
Tabel IV.4 Persepsi Pengunjung Tentang Penyuguhan Atraksi Pantai Pasir Padi ... 56
Tabel IV.5 Persepsi Pengunjung Tentang Antusias Wisatawan Ke Pantai Pasir Padi... ... 57
Tabel IV.6 Persepsi Pengunjung Tentang Penilaian Pengelola Pantai Pasir Padi... ... 58
x
Tabel IV.8 Persepsi Pengunjung Tentang Biro Perjalanan ke Pantai Pasir
Padi ... 61
Tabel IV.9 Persepsi Pengunjung Tentang Kondisi Gedung Serba Guna ... 62
Tabel IV.10 Persepsi Pengunjung Tentang Kondisi Restoran ... 63
Tabel IV.11 Persepsi Pengunjung Tentang Kondisi WC Umum ... 64
Tabel IV.12 Persepsi Pengunjung Tentang Kondisi Mushola ... 65
Tabel IV.13 Persepsi Pengunjung Tentang Kondisi Pintu Gerbang ... 66
Tabel IV.14 Persepsi Pengunjung Tentang Kondisi Pos Tiket ... 67
Tabel IV.15 Persepsi Pengunjung Tentang Kondisi Pos Keamanan ... 68
Tabel IV.16 Persepsi Pengunjung Tentang Kondisi Tempat Bermain Anak ... 69
Tabel IV.17 Persepsi Pengunjung Tentang Kondisi Kamar Ganti ... 70
Tabel IV.18 Persepsi Pengunjung Tentang Kondisi Tempat Parkir ... 71
Tabel IV.19 Persepsi Pengunjung Tentang Kondisi Kebersihan ... 73
Tabel IV.20 Persepsi Pengunjung Tentang Kondisi Keamanan ... 74
Tabel IV.21 Persepsi Pengunjung Tentang Brosur Pantai Pasir Padi ... 75
Tabel IV.22 Persepsi Pengunjung Tentang Buku Panduan Pantai Pasir Padi .. 76
Tabel IV.23 Persepsi Pengunjung Tentang Website Pantai Pasir Padi ... 77
Tabel IV.24 Persepsi Pengunjung Tentang Akses Jalan Pantai Pasir Padi ... 78
Tabel IV.25 Persepsi Pengunjung Tentang Kondisi Angkutan Umum Ke Pantai ... 79
Tabel IV.26 Persepsi Pengunjung Tentang Tarif Angkutan Umum Ke Pantai Pasir Padi ... 80
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran ... 10
Gambar 3.1 Kondisi Pantai Pasir Padi ... 23
Gambar 3.3 Struktur Pengelolaan Pantai Pasir Padi ... 25
Gambar 3.4 Hotel Serrata Pasir Padi Pankalpinang ... 28
Gambar 3.5 Fasilitas di Hotel Serrata Pasir Padi Pankalpinang ... 29
Gambar 3.6 Restoran di Sekitar Pasir Padi Pankalpinang ... 29
Gambar 3.7 Warung Liar di Sekitar Pasir Padi Pankalpinang ... 30
Gambar 3.8 Kondisi Jalan Menuju Pasir Padi Pankalpinang... 31
Gambar 3.9 Kondisi WC umum Pasir Padi Pankalpinang... 33
Gambar 3.10 Kondisi Pos Retribusi Pasir Padi Pankalpinang ... 33
Gambar 3.11 Kondisi Tempat Parkir Pasir Padi Pankalpinang ... 33
Gambar 3.12 Kondisi Mushola Pasir Padi di Pankalpinang ... 34
Gambar 3.13 Kondisi Pos Keamanan Pasir Padi Pankalpinang ... 34
Gambar 3.14 Kondisi Tempat Bermain Anak Pasir Padi Pankalpinang ... 34
Gambar 3.15 Kondisi Tempat Bilas dan Ganti Pakaian Anak Pasir Padi Pankalpinang ... 35
Gambar 3.16 Kondisi Gazeebo Pasir Padi Pankalpinang ... 35
Gambar 3.17 Presentase Pengunjung Pantai Pasir Padi Berdasarkan Jenis Kelamin ... 37
Gambar 3.18 Presentase Pengunjung Pantai Pasir Padi Berdasarkan Kelompok Umur ... 38
Gambar 3.19 Presentase Pengunjung Pantai Pasir Padi Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 39
Gambar 3.20 Presentase Pengunjung Pantai Pasir Padi Berdasarkan Tingkat Pekerjaan ... 40
Gambar 3.21 Presentase Pengunjung Pantai Pasir Padi Berdasarkan Penghasilan Per Bulan... 41
xii
Gambar 3.23 Presentase Pengunjung Pantai Pasir Padi Berdasarkan
Keterjangkauan Lokasi... 43
Gambar 4.1 Presentase Persepsi Pengunjung Pantai Pasir Padi Tentang
ODTW ... 55
Gambar 4.2 Presentase Persepsi Pengunjung Pantai Pasir Padi Tentang
Penyuguhan Atraksi ... 56
Gambar 4.3 Presentase Persepsi Pengunjung Pantai Pasir Padi Tentang
Antusias Wisatawan ... 57
Gambar 4.4 Presentase Persepsi Pengunjung Pantai Pasir Padi Tentang
Pelayanan Pengelola... 59
Gambar 4.5 Presentase Persepsi Pengunjung Pantai Pasir Padi Tentang
Kondisi Penginapan ... 60
Gambar 4.6 Presentase Persepsi Pengunjung Pantai Pasir Padi Tentang
Biro Perjalanan ... 61
Gambar 4.7 Presentase Persepsi Pengunjung Pantai Pasir Padi Tentang
Kondisi Gedung Serba Guna ... 62
Gambar 4.8 Presentase Persepsi Pengunjung Pantai Pasir Padi Tentang
Kondisi Restoran ... 63
Gambar 4.9 Presentase Persepsi Pengunjung Pantai Pasir Padi Tentang
Kondisi WC Umum ... 64
Gambar 4.10 Presentase Persepsi Pengunjung Pantai Pasir Padi Tentang Kondisi
WC Umum ... 65
Gambar 4.11 Presentase Persepsi Pengunjung Pantai Pasir Padi Tentang
Kondisi Pintu Gerbang ... 66
Gambar 4.12 Presentase Persepsi Pengunjung Pantai Pasir Padi Tentang
Tempat Tiket ... 67
Gambar 4.13 Presentase Persepsi Pengunjung Pantai Pasir Padi Tentang Pos
Keamanan ... 68
Gambar 4.14 Presentase Persepsi Pengunjung Pantai Pasir Padi Tentang
xiii
Gambar 4.15 Presentase Persepsi Pengunjung Pantai Pasir Padi Tentang
Kondisi Kamar Ganti ... 70
Gambar 4.16 Presentase Persepsi Pengunjung Pantai Pasir Padi Tentang
Kondisi Tempat Parkir ... 72
Gambar 4.17 Presentase Persepsi Pengunjung Pantai Pasir Padi Tentang
Kondisi Kebersihan ... 73
Gambar 4.18 Presentase Persepsi Pengunjung Pantai Pasir Padi Tentang
Kondisi Keamanan ... 74
Gambar 4.19 Presentase Persepsi Pengunjung Pantai Pasir Padi Tentang
Brosur Pantai Pasir Padi ... 75
Gambar 4.20 Presentase Persepsi Pengunjung Pantai Pasir Padi Tentang
Buku Panduan Pantai Pasir Padi ... 76
Gambar 4.21 Presentase Persepsi Pengunjung Pantai Pasir Padi Tentang
Website Pantai Pasir Padi ... 77
Gambar 4.22 Presentase Persepsi Pengunjung Pantai Pasir Padi Tentang
Akses Pantai Pasir Padi ... 79
Gambar 4.23 Presentase Persepsi Pengunjung Pantai Pasir Padi Tentang
Kondisi Angkutan Umum Ke Pantai Pasir Padi ... 80
Gambar 4.24 Presentase Persepsi Pengunjung Pantai Pasir Padi Tentang
96
DAFTAR PUSTAKA
A.Peraturan Perundangan
 Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kota
Pangkalpinang tahun 2008-2017
 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Pangkalpinang Tahun
2011-2030
 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Pariwisata
 Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: KEP -
012/MKP/IV/2001, 2-4-2001, tentang Pedoman Umum Usaha Pariwisata,
mengatur perizinan usaha pariwisata bagi Daerah Kabupaten/Kota
 Peraturan Daerah Kota Pangkalpinang Nomor 07 Tahun 2003 Tentang Izin
Usaha Kepariwisataan
 Peraturan Daerah Kota Pangkalpinang Nomor 02 Tahun 2009 Bab VI
Pasal 8 Tentang Izin Peruntukan Penggunaan Lahan (IPPL) Dan Retribusi
Izin Peruntukan Penggunaan Lahan.
 Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
 Peraturan Daerah Kota Pangkal Pinang Nomor 17 Tahun 2011 tentang
Retribusi Jasa Usaha
B.Tugas Akhir dan Tesis
Firmansyah. 2004. Arahan Pengembangan Pariwisata Kota Bengkulu
Berdasarkan Aspek Sediaan dan Permintaan. Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan.
Iskandar Alam, Widiya. 2010. Identifikasi Persepsi dan Preferensi Pengunjung Tentang ODTW Situ Bagendit Kabupaten Garut. Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer.
97
Evans, Richard. 2013. Identifikasi bentuk partisipasi masyarakat dalam pengembanan wisata di kawasan Danau Poso. Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer.
C.Media Elektronik
Walikota Minta Pantai Pasir Padi dipercantik :
http://www.harianbabelpos.com/2013/12/27/walikota-minta-pantai-pasir-padi-dipercantik/
Potensi Wisata Alam di Kota Pangkalpinang
http://www.harianbabelpos.com/2013/12/27/walikota-minta-pantai-pasir-padi-dipercantik/
Pariwisata Pangkalpinang :
http://pariwisata-pangkalpinang.blogspot.com/p/wisata-alam.html
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki 17.000 pulau sehingga
membuat Indonesia menjadi negara kepulauan terbesar di dunia. Dengan 17.000
pulau ini maka Indonesia memiliki keragaman budaya dan keindahan panorama
alam yang tidak ternilai, yang semua itu berpotensi besar untuk menambah devisa
negara apabila dikelola dengan baik, salah satunya melalui industri pariwisata.
Melihat kondisi geografis Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, kita dapat
mengetahui bahwa provinsi ini memiliki potensi yang luar biasa untuk dijadikan
sebagai daerah tujuan wisata. Adapun potensi tersebut antara lain sebagi berikut.
potensi budaya, potensi alam, dan potensi sejarah. Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung, memiliki banyak pantai yang indah yang dapat dikembangkan untuk
dijadikan sebagai objek unggulan tujuan wisata. Salah satu objek wisata pantai
yang ada di Provinsi Bangka Belitung yaitu Pantai Pasir Padi. Pantai ini terletak di
Kota Pangkalpinang. Secara administratif pada tanggal 9 Februari 2001, Kota
Pangkalpinang ditetapkan sebagai Ibukota Provinsi Bangka Belitung, berdasarkan
Undang—Undang Nomor 27 Tahun 2000.
Berdasarkan Laporan Akhir Revisi Rencana Induk Pengembangan
Pariwisata daerah (RIPPDA) Kota Pangkalpinang Tahun 2008-2017, Kawasan
Pantai Pasir Padi digolongkan ke dalam Konsep Pengembangan Pariwisata (KPP)
A atau simpul Pengembangan Pasir Padi. KPP A atau simpul pengembangan Pasir
Padi sendiri lebih ditekankan kepada wisata pantai sebagai tema utama dari
pengembangan kawasan ini dan wisata budaya sebagai terra pendukung. Pusat
pelayanan dari pengembangan KPP A ini adalah Kelurahan Tembran yang
menjadi prioritas utama dalam pengembangan. Dalam hal ini pantai yang menjadi
terra utama dalam Pengembangan KPP A adalah Pantai Pasir Padi.
Bagi warga Pangkalpinang, kota berpenduduk sekitar 148.697 jiwa, Pasir
Padi merupakan satu-satunya tempat wisata pantai di kota itu. Pantai ini terletak
2
pusat kota ke arah timur dan berhadapan langsung dengan Laut Cina Selatan.
Salah satu keunikan pantai yang memiliki garis pantai sepanjanu 100 hingga 300
meter ini, adalah struktur pantainya yang landai hingga jauh ke tengah. Ombaknya
tenang dan kontur pasir padat putih dan halus. Oleh sebab itu, pantai ini nyaman
untuk pejalan kaki bahkan dapat dilalui kendaran bermotor roda empat maupun
roda dua. Pemandangan alam sekitarnya sangat indah. Tidak jauh dari bibir pantai
terdapat Pulau Punai, yang dapat kita kunjungi dengan berjalan kaki di waktu Pagi
hari, ketika air laut pada umumnya surut.
Melihat dari isu strategis dan RTRW Kota pangkalpinang tahun 2011-2030,
adanya rencana pengembangan kawasan pesisir pantai di timur Kota
pangkalpinang yang akan dijadikan sebagai water front city, untuk mengatasi keterbatasan lahan dan untuk pengembangan kota.
Pada saat ini, pertumbuhan kegiatan yang pesat di Kawasan Pantai Pasir
Padi telah menimbulkan alih fungsi lahan yang intensif. Kegiatan TI (tambang
inkonvensional) semakin mendekat ke areal Pantai yang menimbulkan kerusakan
lingkungan sekitar. Disamping itu, perkembangan berlangsung kurang terkendali,
dan sampai saat ini belum ada pengaturan yang memiliki kctetapan hukum perihal
pertambangan yang dilakukan di sekitar pantai.
Peningkatan kegiatan pertambangan TI dapat mcngancam terhadap fungsi
pantai dun hutan bakau disekitar pantai pasir padi. Selain itu, fungsi kawasan
sebagai kawasan pariwisata seharusnya ditegakkan. Belum jelasnya konsep
pengembangan pariwisata yang sesuai bagi kawasan pantai pasir padi dan
sekitarnya diperkirakan turut memberikan andil terhadap gangguan fungsi
kawasan pantai. Tekanan yang besar muncul dari pengembang swasta yang
melihat peluang keuntungan dari pengembangan kawasan pertambangan di sekitar
kawasan pantai pasir padi. Sementara itu. pemerintah daerah ditantang untuk
segera mengambil keputusan apakah kawasan tersebut dijadikan kawasan
pertambangan atau sebagai kawasan pariwisata.
Dengan melihat fenomena diatas maka penulis akan dilakukan penelitian
3 1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalahnya dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana potensi dan masalah Objek Wisata Wisata Pantai Pasir Padi
Kota Pangkalpinang?
2. Bagaimana dengan kebijakan-kebijakan yang terkait tentang
pengembangan Wisata Pantai Pasir Padi Kota Pangkalpinang?
3. Bagaimana persepsi pengunjung terhadap Objek Wisata Pantai Pasir Padi
Kota Pangkalpinang?
4. Bagaimana arahan pengembangan kawasan Wisata Pantai Pasir Padi Kota
Pangkalpinang?
1.3 Tujuan dan Sasaran
Tujuan yang hendak dicapai dari studi ini adalah “Mengidentifikasi Arahan Pengembangan Wisata Pantai Pasir Padi Kota Pangkal Pinang”. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka ditentukan sasaran sebagai berikut :
1. Teridentifikasi potensi dan masalah tentang pengembangan Wisata Pantai
Pasir Padi Kota Pangkalpinang
2. Teridentifikasi kebijakan-kebijakan yang terkait tentang pengembangan
Wisata Pantai Pasir Padi Kota Pangkalpinang
3. Teridentifikasi persepsi pengunjung terhadap Objek Wisata Pantai Pasir
Padi Kota Pangkalpinang
4. Teridentifikasi arahan pengembangan kawasan Wisata Pantai Pasir Padi
Kota Pangkalpinang
1.4 Ruang Lingkup
Untuk mendapatkan hasil yang diharapkan, maka penelitian ini dibatasi oleh
wilayah dan lingkupnya.
1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah
Lingkup wilayah yang menjadi fokus penelitian ini adalah obyek wisata
4
Kota Pangkalpinang sekitar 7 km dari pusat kota ke arah timur dan berhadapan
6 1.4.2 Ruang Lingkup Materi
Dalam penelitian ini responden adalah wisatawan yang berkunjung ke
Pantai Pasir Padi. Berdasarkan persepsi wisatawan dan masyarakat lokal yang
dijaring melalui kuesioner akan menghasilkan suatu arahan yang digunakan dalam
pengembangan kawasan Wisata Pantai Pasir Padi Kota Pangkalpinang.
Adapun faktor-faktor yang menjadi arahan pengembangan wisata pantai
pasir padi kota pangkalpinang berdasarkan persepsi masyarakat secara garis besar
dalam studi ini dibatasi pada hal-hal berikut :
1. Untuk mengidentifikasi potensi dan permasalahan yang terkait: Atraksi, Servis,
Promosi, Transportasi, Informasi
2. Untuk mengidentifikasi kebijakan-kebijakan yang terkait tentang
pengembangan Wisata Pantai Pasir Padi Kota Pangkalpinang
3. Untuk mengidentifikasi persepsi pengunjung terhadap Objek Wisata Pantai
Pasir Padi Kota Pangkalpinang tentang: Atraksi, Servis, Promosi, Transportasi,
Informasi
4. Untuk mengidentifikasi arahan pengembangan Pantai Pasir Pantai Padi Kota
Pangkal Pinang
1.5 Metodologi Penelitian
Untuk mencapai tujuan penelitian diperlukan metode dan pendekatan yang
tepat agar dapat memperoleh data yang relevan serta pelaksanaan penelitian yang
tepat, efektif, dan efisien. Oleh karena itudilaksanakan penelitian dengan
menggunakan metode penelitian untuk :
 Metode Pengumpulan Data
 Metode Pengambilan Sampel
 Metode Analisis Data
1.5.1 Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik
pengumpulan data, yaitu Teknik Pengamatan atau observasi meliputi berbagai hal
7
Teknik kuesioner adalah bentuk pertanyaan terstruktur yang diberikan
kepada responden sesuai dengan masalah penelitian. Teknik wawancara yaitu
kegiatan mengajukan pertanyaan melalui wawancara guna memperoleh informasi
melalui tanya jawab secara langsung dengan responden dan informan.
Teknik dokumentasi adalah kegiatan pengumpulan dan pengkajian
beberapa informasi dari terbitan berkala, buku-buku, literatur dokumen, foto-foto,
surat kabar, media elektronik, dan referensi statistik.
1.5.2 Metode Pengambilan Sampel
Populasi adalah keseluruhan unit dalam ruang lingkup yang akan diteliti.
Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna obyek wisata (wisatawan) yang
memanfaatkan obyek wisata di kawasan Wisata Pantai Pasir Padi Kota
Pangkalpinang.
Untuk penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan rusmus slovin, dimana yang menjadi sasarannya yaitu pengguna obyek wisata (wisatawan) yang memanfaatkan obyek wisata di kawasan Wisata
Pantai Pasir Padi Kota Pangkalpinang. Dengan memberikan pertanyaan yang
disajikan dalam bentuk kuesioner ini merupakan cara untuk mendapatkan data dan
informasi. Penentuan jumlah sampel diperoleh dengan menggunakan perhitungan
melalui rumus slovin yaitu:
Maka jumlah sampel yang dibutuhkan untuk menyebarkan kuesioner dihitung
dengan rumus slovin dengan tingkat eror (e) 10% yaitu: N
n=
8
1.5.3 Metode Analisis Data
Untuk menjawab sasaran dari penelitian, maka dilakukan analisis yang
berkaitan dengan studi ini yaitu dengan menggunakan analisis deskriptif dan
matriks. deskriptif adalah penelitian yang bertujuan membuat deskripsi atas
suatu fenomena sosial/alam secara sistematis, factual dan akurat. sehingga
dihasilkan suatu kesimpulan dan rekomendasi. Metode matriks adalah suatu
kumpulan besaran (variabel dan konstanta) yang dapat dirujuk melalui indeknya,
yang menyatakan posisinya dalam representasi umum yang digunakan, yaitu
sebuah tabel persegi panjang. Matriks merupakan suatu cara visualisasi variabel
yang merupakan kumpulan dari angka-angka atau variabel lain, misalnya vektor.
Tabel I.1 Variabel Penelitian
No Sasaran Variabel Yang Diteliti Sub-Variabel Metode Analisis
1 Mengidentifikasi potensi
dan masalah tentang pengembangan Wisata Pantai Pasir Padi Kota Pangkalpinang Wisata Pantai Pasir Padi Kota Pangkalpinang
2.1 Fasilitas Penunjang Sarana Pariwisata
9
No Sasaran Variabel Yang Diteliti Sub-Variabel Metode Analisis
4 Teridentifikasi arahan pengembangan kawasan Wisata Pantai Pasir Padi Kota Pangkalpinang
4.1 Aksessibilitas
5.1 Petunjuk perjalanan
1.6 Kerangka pemikiran
Pembangunan kepariwisataan pada umumnya diarahkan sebagai sektor
andalan dan unggulan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan
pendapatan daerah, memberdayakan perekonomian masyarakat, memperluas
lapangan kerja dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan kesejahteraan rakyat
dengan tetap memelihara kepribadian bangsa, nilai-nilai agama, serta kelestarian
fungsi dan mutu lingkungan hidup.
Demikian pula kebijakan pemerintah daerah dalam pengembangan
kawasan wisata yang ada di Pantai Pasir Padi, diharapkan dapat memberikan
dampak positif bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat lokal.
Wisatawan memiliki beragam motif, minat, karakteristik sosial, ekonomi,
dan budaya yang berbeda-beda dan menjadikan mereka pihak yang menciptakan
permintaan produk dan jasa wisata. Wisatawan adalah konsumen atau pengguna
produk dan layanan. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehidupan mereka
berdampak pada kebutuhan wisata, dalam hal ini adalah permintaan wisata.
Wisatawan sebagai salah satu pelaku industri pariwisata memegang peranan
penting dalam pengembangan dunia pariwisata. Penelitian ini berfokus pada
pengembangan wisata pantai di Pantai Pasir Padi, yang selanjutnya mengkaji
bentuk persepsi wisatawan dengan indikator-indikator pengembangan pariwisata
sehingga dapat menciptakan arahan pengembangan. Untuk lebih jelasnya dapat
10
Gambar1.1 Kerangka Pemikiran Konsep Pengembangan Pariwisata Pantai
Pasir Padi Kota Pangkalpinang
 Andalan Wisata Di Pangkal Pinang
 Lokasi Strategis
 Anjuran Pemerintah Dalam Penataan
Kawasan
 Menciptakan Pariwisata Pantai Pasir
Padi Berkembang Lebih Baik
 Meningkatkan PAD
Identifikasi Arahan Pengembangan Wisata Pantai Pasir Padi Kota Pangkalpinang Berdasarkan Persepsi
Masyarakat Analisis Potensi dan Masalah
Analisis Kebijakan
Analisis Persepsi Pengunjung
Analisis Arah Pengembangan Atraksi
Servis Promosi Transportasi
Informasi
11 1.7 Sistematika Pembahasan
Secara garis besar pembahasan pada penelitian ini terbagi dalam beberapa
bagian, antara lain :
BAB I Pendahuluan, menguraikan latar belakang; rumusan masalah; tujuan
penelitian; manfaat penelitian; lingkup penelitian; dansistematika pembahasan.
BAB II Tinjauan Pustaka, berisi pengertian dan batasan pariwisata; sumber daya
pariwisata yang terbagi atas sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber
daya budaya; jenis-jenis wisata dengan kategori wisata alam dan wisata
sosial-budaya; kawasan dan obyek wisata; pelaku pariwisata; penelitian terdahulu;
kerangka pemikiran; dan definisi operasional.
BAB III Gambaran Umum Pantai Pasir Padi, pada bab ini dibahas mengenai
gambaran pantai pasir padi yang terdiri dari profil pantai pasir padi (letak
geografis, struktur pengelolaan, jumlah pengunjung ,dan sarana dan prasarana
penunjang) dan karakteristik pengunjung Pantai Pasir Padi.
BAB IV Analisis Arahan Pengembangan Wisata Pantai Pasir Padi Kota
Pangkalpinang, bab ini membahas mengenai identifikasi potensi dan masalah
wisata Pantai Pasir Padi, identifikasi kebijakan-kebijakan pendukung kegiatan
pariwisata yang berlangsung di kawasan wisata, identifikasi persepsi pengunjung
tentangwisata Pantai Pasir Padi dan arahan pengembangan objek wisata Pantai
Pasir Padi.
BAB IV Kesimpulan dan Rekomendasi, pada bab ini menjelaskan tentang
kesimpulan secara keseluruhan hasil penelitian yaitu Identifikasi Arahan
Pengembangan Wisata Pantai Pasir Padi Kota Pangkalpinang Berdasarkan
Persepsi Pengunjung, selain itu membahas rekomendasi, kelemahan studi dan
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pariwisata
Ada berbagai macam definisi Pariwisata menurut beberapa ahli, diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. Menurut Spillane (1987), Pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke
tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok,
sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan
dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam, dan ilmu.
2. Menurut Prof. Salah Wahab dalam Oka A Yoeti (2008), Pariwisata adalah
suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat
pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu Negara itu
sendiri/ diluar negeri, meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain untuk
sementara waktu mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda
dengan apa yang dialaminya, dimana ia memperoleh pekerjaan tetap.
3. Menurut Lundberg (1997), Pariwisata adalah suatu konsep umum yang
sejarahnya balik ke tahun 1811, atau sebelumnya, dan definisinya terus
berubah. Istilah kepariwisataan mencakup orang-orang yang melakukan
perjalanan pergi dari rumahnya dan perusahaan-perusahaan yang melayani
mereka dengan cara memperlancar atau mempermudah perjalanan mereka
atau membuatnya lebih menyenangkan.
4. Menurut E Guyer-Freuler dalam buku Handbuch des Eschweijerischen
Volkwirtschaft, Pariwisata adalah zaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan
menumbuh terhadap keindahan alam, kesenangan dan kenikmatan alam
semesta dan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan
berbagai bangsa dan kelas dalam masyarakat manusia sebagai hasil
perkembangan perniagaan, industri, dan perdagangan serta penyempurnaan
13
5. Menurut Wikipedia (Ensiklopedia Bebas), Pariwisata adalah suatu
perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan, dan juga persiapan
yang dilakukan untuk aktivitas ini.
6. Menurut Undang-Undang Nomor 90 Tahun 1990, Wisata adalah kegiatan
perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara
sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik
wisata. Sedangkan Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta
usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut.
2.2 Jenis-jenis Pariwisata
Seseorang yang melakukan perjalanan wisata ke suatu daerah biasanya
karena ingin sekedar untuk refreshing dan sekedar untuk berjalan-jalan. Selain itu, ada juga yang melakukan perjalanan wisata karena ada urusan bisnis ke suatu
daerah. Ada berbagai jenis pariwisata yang dikelompokkan berdasarkan tujuan
atau motif seseorang atau kelompok yang melakukan perjalanan wisata. Berikut
jenis-jenis Pariwisata menurut Spillane (1987) :
1. Pariwisata untuk Menikmati Perjalanan (Pleasure Tourism)
Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang meninggalkan
tempat tinggalnya untuk berlibur, untuk mencari udara segar yang baru,
untuk memenuhi kehendak ingin tahunya, untuk mengendorkan ketegangan
sarafnya, untuk melihat sesuatu yang baru, untuk menikmati keindahan
alam, atau bahkan untuk mendapatkan ketenangan dan kedamaian di daerah
luar kota.
2. Pariwisata untuk Rekreasi (Recreation Tourism)
Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang menghendaki
pemanfaatan hari-hari liburnya untuk beristirahat, untuk memulihkan
kembali kesegaran jasmani dan rohaninya, yang ingin menyegarkan
14
3. Pariwisata untuk Kebudayaan (Cultural Tourism)
Jenis pariwisata ini dilakukan karena adanya keinginan untuk
mempelajari adat istiadat, kelembagaan, dan cara hidup rakyat daerah lain
selain itu untuk mengunjungi monumen bersejarah, peninggalan peradaban
masa lalu, pusat-pusat kesenian, pusat-pusat keagamaan, atau untuk ikut
serta dalam festival-festival seni musik, teater, tarian rakyat, dan lain-lain.
4. Pariwisata untuk Olahraga (Sports Tourism) Jenis ini dapat dibagi dalam dua kategori :
a. Big Sports Event, pariwisata yang dilakukan karena adanya peristiwa-peristiwa olahraga besar seperti Olympiade Games, World Cup, dan lain-lain.
b. Sporting Tourism of the Practitioner, yaitu pariwisata olahraga bagi mereka yang ingin berlatih dan mempraktekan sendiri, seperti pendakian
gunung, olahraga naik kuda, dan lain-lain.
5. Pariwisata untuk Urusan Usaha Dagang (Business Tourism)
Perjalanan usaha ini adalah bentuk professional travel atau perjalanan
karena ada kaitannya dengan pekerjaan atau jabatan yang tidak memberikan
kepada pelakunya baik pilihan daerah tujuan maupun pilihan waktu
perjalanan.
6. Pariwisata untuk Berkonvensi (Convention Tourism)
Konvensi sering dihadiri oleh ratusan dan bahkan ribuan peserta yang
biasanya tinggal beberapa hari di kota atau negara penyelenggara.
2.3 Jenis Wisata
Wisata berdasarkan jenis-jenisnya dapat dibagi ke dalam dua kategori, yaitu:
1. Wisata Alam, yang terdiri dari:
a. Wisata Pantai (marine tourism), merupakan kegiatan wisata yang ditunjang oleh sarana dan prasarana untuk berenang, memancing,
menyelam, dan olahraga air lainnya, termasuk sarana dan prasarana
15
b. Wisata Etnik (etnik tourism), merupakan perjalanan untuk mengamati perwujudan kebudayaan dan gaya hidup masyarakat yang dianggap
menarik.
c. Wisata Cagar Alam (ecotourism), merupakan wisata yang banyak dikaitkan dengan kegemaran akan keindahan alam, kesegaran hawa
udara di pegunungan, keajaiban hidup binatang (margasatwa) yang
langka, serta tumbuh-tumbuhan yang jarang terdapat di tempat-tempat
lain.
d. Wisata Buru, merupakan wisata yang dilakukan di negeri-negeri yang
memang memiliki daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan
oleh pemerintah dan digalakkan oleh berbagai agen atau biro perjalanan.
e. Wisata Agro, merupakan jenis wisata yang mengorganisasikan
perjalanan ke proyek-proyek pertanian, perkebunan, dan lading
pembibitan di mana wisata rombongan dapat mengadakan kunjungan
dan peninjauan untuk tujuan studi maupun menikmati segarnya tanaman
di sekitarnya
2. Wisata Sosial-Budaya, yang terdiri dari :
a. Peninggalan sejarah kepurbakalaan dan monumen, wisata ini termasuk
golongan budaya, monumen nasional, gedung bersejarah, kota, desa,
bangunan-bangunan keagamaan, serta tempat-tempat bersejarah lainnya
seperti tempat bekas pertempuran (battle fields) yang merupakan daya tarik wisata utama di banyak negara.
b. Museum dan fasilitas budaya lainnya, merupakan wisata yang
berhubungan dengan aspek alam dan kebudayaan di suatu kawasan atau
daerah tertentu. Museum dapat dikembangkan berdasarkan pada
temanya, antara lain museum arkeologi, sejarah, etnologi, sejarah alam,
seni dan kerajinan, ilmu pengetahuan dan teknologi, industri, ataupun
16 2.4 Pelaku Pariwisata
Adapun yangtermasuk kedalam pelaku pariwisata dapat di golongkan
kedalam beberapa pelaku pariwisata. Berikut adalah pelaku pariwisata :
1. Wisatawan
Wisatawan memiliki beragam motif, minat, karakteristik sosial, ekonomi,
budaya, dan sebagainya. Dengan motif dan latar belakang yang berbeda-beda itu
menjadikan mereka pihak yang menciptakan permintaan produk dan jasa wisata.
Wisatawan adalah konsumen atau pengguna produk dan layanan.
Perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehidupan mereka berdampak langsung
pada kebutuhan wisata, yang dalam hal ini permintaan wisata.
2. Industri Pariwisata
Industri pariwisata artinya semua usaha barang dan jasa bagi pariwisata
yang dikelompokkan ke dalam dua golongan utama yaitu :
a. Pelaku langsung, yaitu usaha-usaha wisata yang menawarkan jasa secara
langsung kepada wisatawan atau yang jasanya langsung dibutuhkan oleh
wisatawan. Termasuk dalam kategori ini adalah hotel, restoran, biro
perjalanan, pusat informasi wisata, atraksi hiburan, dan lain-lain.
b. Pelaku tidak langsung, yaitu usaha yang mengkhususkan diri pada
produk-produk yang secara tidak langsung mendukung pariwisata,
misalnya usaha kerajinan tangan, penerbit buku atau lembar panduan
wisata, penjual roti, dan lain-lain
c. Pendukung Jasa Wisata Kelompok ini adalah usaha yang tidak secara
khusus menawarkan produk dan jasa wisata tetapi seringkali bergantung
kepada wisatawan sebagai pengguna jasa dan produk tersebut. Termasuk
didalamnya adalah penyedia jasa fotografi, jasa kecantikan, olahraga,
usaha bahan pangan, penjualan bahan bakar minyak, dan sebagainya.
d. Pemerintah mempunyai otoritas dalam pengaturan, penyediaan dan
peruntukkan berbagai infrastruktur yang terkait dengan kebutuhan
pariwisata. Selain itu, pemerintah bertanggung jawab dalam menentukan
17
pemerintah merupakan panduan bagi stakeholder yang lain di dalam memainkan peran masing-masing.
e. Masyarakat Lokal terutama penduduk asli yang bermukim di kawasan
wisata, menjadi salah satu peran kunci dalam pariwisata, karena
sesungguhnya merekalah yang akan menyediakan sebagian besar atraksi
sekaligus menentukan kualitas produk wisata. Pengelolaan lahan
pertanian secara tradisional, upacara adat, kerajinan tangan, kebersihan
merupakan beberapa contoh peran yang memberikan daya tarik bagi
pariwisata.
2.5 Tinjauan Konsep Pengembangan Pariwisata
1. Transportasi
Transportasi dalam bidang kepariwisataan sangat erat hubungannya dengan
aksesibilitas. Aksesibilitas yang dimaksud yaitu frekuensi penggunaan kendaraan
yang dimiliki dapat mempersingkat waktu dan tenaga serta lebih meringankan
biaya perjalanan. Menurut Oka.A.Yoeti (1997) bahwa aksesibilitas adalah
kemudahan dalam mencapai daerah tujuan wisata baik secara jarak geografis atau
kecepatan teknis, serta tersedianya sarana transportasi ke tempat tujuan tersebut.
Kondisi transportasi itu seperti jalan, keberadaan moda angkutan, terminal, stasiun
pengisian bahan bakar dan lainnya. Adapun teori menurut James.J.Spilane
(1994), ada beberapa usul mengenai pengangkutan dan fasilitas yang berkaitan
dengan transportasi yang dapat menjadi semacam pedoman termasuk berikut ini.
a. Informasi lengkap tentang fasilitas, lokasi terminal, dan pelayanan
pengangkutan lokal ditempat tujuan harus tersedia untuk semua penumpang
sebelum berangkat dari daerah asal.
b. Sistem keamanan harus disediakan di terminal untuk mencegah kriminalitas.
c. Suatu sistem standar atau seragam untuk tanda-tanda lalu lintas dan
simbol-simbol harus dikembangkan dan dipasang di semua bandar udara.
d. Sistem informasi harus menyediakan data tentang informasi pelayanan
18
tarif.Informasi terbaru dan sedang berlaku, baik jadwal keberangkatan atau
kedatangan harus tersedia di papan pengumuman, lisan atau telepon.
e. Tenaga kerja untuk membantu para penumpang.
f. Informasi lengkap tentang lokasi, tarif, jadwal, dan rute dan pelayanan
pengangkutan lokal.
g. Peta kota harus tersedia bagi penumpang.
2. Atraksi/obyek wisata
Menurut Oka.A.Yoeti (1997) ada tiga syarat dalam pengembangan suatu daerah
untuk menjadi suatu daerah tujuan wisata, agar menarik untuk dikunjungi oleh
wisatawan potensial dalam berbagai pasar, yaitu:
a. “something to see”.
Artinya di tempat tersebut harus ada objek wisata dan atraksi wisata yang
berbeda dengan apa yang dimiliki oleh daerah lain.
b. “something todo”.
Artinya di tempat tersebut setiap banyak yang dapat dilihat dan disaksikan,
harus pula disediakan fasilitas rekreasi yang dapat membuat wisatawan
betahtinggal lebih lama di tempat itu.
c. “something to buy”.
Artinya di tempat tersebut harus tersedia fasilitas untuk berbelanja
(shopping), terutama barang-barang souvenir dan kerajinan rakyat sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang ke tempat asal wisatawan.
Ketiga syarat tersebut sejalan dengan pola tujuan pemasaran pariwisata,
yaitu dengan promosi yang dilakukan sebenarnya hendak mencapai sasaran agar
lebih banyak wisatawan datang pada suatu daerah, lebih lama tinggal dan lebih
banyak mengeluarkan uangnya di tempat yang mereka kunjungi. Lebih lanjut
lagi menurut Oka.A.Yoeti (2002) atraksi wisata adalah segala sesuatu yang
dapat menarik wisatawan untuk berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata,
19
a. Benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta, yang dalam
istilahnya Natural Amenities. Termasuk kelompok ini adalah:
 Iklim contohnya curah hujan, sinar matahari, panas dan salju.
 Bentuk tanah dan pemandangan contohnya pegunungan, perbukitan,
pantai, air terjun, dan gunung berapi.
 Hutan belukar
 Flora dan fauna yaitu tersedia di cagar alam dan daerah perburuan.
 Pusat pusat kesehatan misalnya: sumber air mineral, sumber air panas,
dan mandi lumpur. Dimana tempat tersebut diharapkan dapat
menyembuhkan berbagai penyakit.
b. Hasil ciptaan manusia, bentuk ini dapat dibagi dalam empat produk wisata
yang berkaitan dengan tiga unsur penting yaitu sejarah, budaya, dan agama.
 Monumen bersejarah dan sisa peradaban masa lampau seperti artifak
dan situs Museum, gedung kesenian, perpustakaan, kesenian rakyat dan
kerajinan tangan
 Acara tradisional, pameran, festival, upacara adat, upacara keagamaan.
 Rumah-rumah ibadah, seperti mesjid, gereja, candi, kuil.
Menurut James.J.Spilane (1994), atraksi merupakan pusat dari industri
pariwisata. Menurut pengertiannya atraksi mampu menarik wisatawan yang ingin
mengunjunginya. Motivasi wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat tujuan
wisata adalah untuk memenuhi atau memuaskan beberapa kebutuhan atau
permintaan. Biasanya mereka tertarik pada suatu lokasi karena ciri-ciri khas
tertentu. Ciri-ciri khas yang menarik wisatawan adalah:
 Keindahan alam.
 Iklim dan cuaca.
 Kebudayaan.
 Sejarah.
 Ethnicity atau sifat kesukuan.
20
 tertentu.
Berdasarkan hal tersebut, diketahui bahwa ada tiga jenis atraksi wisata,
yaitu benda yang sudah tersedia di alam, hasil ciptaan manusia dan tata cara hidup
dalam masyarakat.
3. Fasilitas pelayanan
Menurut Oka.A.Yoeti (1997) fasilitas dan pelayanan wisata yang dimaksud
adalah semua fasilitas yang dibutuhkan dalam perencanaan kawasan wisata.
Fasilitas tersebut termasuk tour and travel operation (disebut juga pelayanan penyambutan). Fasilitas tersebut misalnya: restoran dan berbagai jenis tempat
makan lainnya, toko-toko untuk menjual hasil kerajinan tangan, cinderamata,
bank, money changer, dan fasilitas pelayanan keuangan lainnya, informasi wisata, fasilitas pelayanan kesehatan, fasilitas keamanan umum (kantor polisi dan
pemadam kebakaran), pos penjagaan, rambu-rambu peringatan dan fasilitas
perjalan untuk masuk dan keluar (seperti kantor imigrasi dan bea cukai).
4. Informasi dan promosi
Menurut Oka.A.Yoeti (1997) hal terakhir yang diperlukan adalah publikasi
atau promosi, kapan iklan dipasang, kemana leaflets/brosur disebarkan sehingga
calon wisatawan mengetahui tiap paket wisata dan wisatawan cepat mengambil
keputusan pariwisata di wilayahnya dan harus menjalankan kebijakan yang paling
menguntungkan bagi daerah dan wilayahnya, karena fungsi dan tugas dari
organisasi pariwisata pada umumnya:
a. Berusaha memberikan kepuasan kepada wisatawan kedaerahannya dengan
segala fasilitas dan potensi yang dimilikinya.
b. Melakukan koordinasi di antara bermacam-macam usaha, lembaga, instansi
dan jawatan yang ada dan bertujuan untuk mengembangkan industri
21
c. Mengusahakan memasyarakatkan pengertian pariwisata pada orang banyak,
sehingga mereka mengetahui untung dan ruginya bila pariwisata
dikembangkan sebagai suatu industri.
d. Mengadakan program riset yang bertujuan untuk memperbaiki produk
wisata dan pengembangan produk-produk baru guna dapat menguasai
pasaran di waktu yang akan datang.
e. Berdasarkan pengertian tersebut yang dimaksud dengan strategi
pengembangan daya tarik wisata dalam penelitian ini adalah usaha-usaha
f. terencana yang disusun secara sistimatis yang dilakukan untuk
mengembangkan
g. potensi yang ada dalam usaha meningkatkan dan memperbaiki daya tarik
wisata
22 BAB III
GAMBARAN UMUM PANTAI PASIR PADI
Pada bab ini dibahas mengenai gambaran pantai pasir padi yang terdiri dari profil
pantai pasir padi (letak geografis, struktur pengelolaan, jumlah pengunjung ,dan
sarana dan prasarana penunjang) dan karakteristik pengunjung Pantai Pasir Padi.
Untuk lebih jelasnya akan diuraikan di bawah ini.
3.1 Gambaran Umum Pantai Pasir Padi
Pantai Pasir Padi berjarak 7 Km dari Pangkalpinang ibu kota Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung. Pantai Pasir Padi ini merupakan satu-satunya
kawasan wisata paling ramai yang dikunjungi masyarakat kota Pangkalpinang.
Pantai Pasir Padi memiliki karakteristik pantai berpasir putih dengan laut biru
tenang.
Kawasan wisata pantai pasir padi berada di Kelurahan Tembran
Kecamatan Bukit Intan Kota Pangkalpinang Provinsi Bangka Belitung. Menurut
peraturan pemerintah Kotamadya Pangkalpinang Nomor 02 Tahun 1987, bahwa
luas wilayah kawasan Pantai Pasir Padi memiliki garis pantai sepanjang kuang
lebih 400 hektar. Pantai Pasir Padi memiliki garis pantai sepanjang 300 meter
dengan hamparan pasir putih sepanjang 2,3 Km.
Kawasan wisata Pantai Pasir Padi merupakan wisata pantai yang
menyajikan pemandangan laut yang tenang dengan pasir putih yang indah,
bebatuan, serta buatan lainnya. Keunikan Pantai Pasir Padi lainnya adalah terdapat
pulau kecil yang terletak tidak jauh dari bibir pantai yang bernama Pulau Punai
dan dapat dikunjungi dengan berjalan kaki ketika air laut surut.
Selain dapat menikmati panorama alam yang indah wisatawan juga bisa
berenang, bermain layang-layang, sepakbola, voli pantai, motorcross maupun
sekedar menikmati hidangan laut seperti ikan, cumi-cumi, kepiting, kerang-kerang
23
rekreasi masyarakat. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat gambar Pantai Pasir Padi di
bawah ini.
(Gerbang Masuk Kawasan Pantai Pasir Padi dan Loket Tiket)
25 3.2 Struktur Pengelolaan
Adanya organisasi dan manajemen pariwisata diharapkan dapat
terbentuknya kawasan wisata yang mampu memberikan kemudahan,
kenyamanan, keindahan, serta kepuasan bagi wisatawan yang dengan ini maka
akan menambah jumlah kunjungan wisatawan sehingga akan berdampak pada
pemasukan asli daerah serta devisa negara. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat alur
struktur pengelolaan Pantai Pasir Padi di bawah ini:
Gambar 3.3
Struktur Pengelolaan Pantai Pasir Padi (Sumber: Dinas Pariwisata Tahun2013)
Melalui struktur di atas dan manajemen pengelolaan daerah tujuan wisata,
secara bertahap setiap organisasi pengelolaan daerah tujuan wisata yang terlibat
dalam kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penyususnan staff, pelaksana,
pengarahan, pengawasan dan pengevaluasian daerah tujuan wisata perlu
senantiasa memberikan masukan untuk membuat kebijakan yang menunjang
keefesienan dan keefektifan pengelolaan daerah wisata.
Pakar/Profesional Pemerintah Pusat Pemerintah Provinsi Pemerintah Kota/Kabupaten
Masyarakat Sekitar (Pakar badan permusyawaratan) Stakeholder
Tim Audit
Badan Pengelola Badan Permusyawaratan
26 3.3 Jumlah Pengunjung
Pengunjung Pantai Pasir Padi beranekaragam mulai dari anak kecil sampai
orang dewasa berbondong-bondong berwisata ke pantai tersebut apalagi ketika
musim liburan dan hari minggu jumlah pengunjung bisa bertambah hampir tiga
kali lipat dari jumlah hari-hari biasanya. Hal tersebut menunjukan bahwa
orang-orang yang berkunjung ke Pantai Pasir Padi antusias wisatawan sangat tinggi dan
perlu untuk dibuat arahan supaya lebih menarik dan tidak monoton dalam
penyajian pariwisatanya. Adapun untuk mengetahui jumlah pengunjung Pantai
Pasir Padi dalam tahun terkahir dapat di lihat di bawah ini.
Tabel III-1
Jumlah Pengunjung Pantai Pasir Padi Kota Pangkalpinang Tahun 2012
No Bulan Pengunjung Pantai Pasir Padi Jumlah Laki-Laki Perempuan
Sumber: Dinas Pariwisata Kota Pangkalpinang Tahun 2012
Berdasarkan data di atas antusias wisatawan lumayan tinggi apalagi pada saat
bulan desember terdapat jumlah paling banyak diantara bulan-bulan yang lain, hal
ini disebabkan karena pada bulan desember terdapat dua hari besar yaitu ketika
Hari Raya Natal dan Tahun Baru hal yang lain mungkin beberapa sekolah mulai
ada yang libur maka di bulan desember terjadi pelonjakan pengunjung yang
signifikan. Sedangkan jumlah pengunjung paling sedikit tercatat pada bulan Juli
hal ini dikarenakan bulan Juli sedang menjalankan ibadah Ramadhan sehingga
27
3.4 Gambaran Sarana dan Prasarana Penunjang
Sarana dan prasarana merupakan salah satu penunjang sektor pariwisata.
Keberadaannya sangat penting untuk memperlancar kepariwisataan. Adapun
sarana dan prasaranan penunjang pariwisata Pantai Pasir Padi meliputi akomodasi,
transportasi dan agen perjalanan serta sarana pendukung lainnya. Untuk lebih
jelasnya akan diuraikan di bawah ini.
3.4.1 Akomodasi
Untuk akomodasi sendiri terbagi menjadi Hotel/penginapan/wisma dan
restoran/warung/kafe untuk lebih jelasnya akan di bahas dibawah ini:
 Hotel/Penginapan/Wisma
Untuk hotel atau penginapan di Kota Pangkalpinang banyak tersedia akan
tetapi letaknya yang lumayan jauh sehingga pengunjung males untuk bolak
baliknya, di area Pantai Pasir Padi sendiri hanya memiliki satu hotel saja yang
sudah memiliki izin usaha yaitu Hotel Seratta yang lainnya mungkin belum
mendapatkan izin dan tidak jelas bentuk dan manajemennya. Untuk gambaran
hotel seratta sendiri yaitu kelasnya Resort terdapat 50 kamar terdiri dari:
a. Standard Room 14 Kamar
b. Deluxe Room 6 Kamar
c. Regency Room 12 Kamar
d. Superior (Cottages) 14 Kamar
e. JR. Suite Room 2 Kamar
f. Suite Cottages 2 Kamar
Dengan rincian biaya per malamnya yaitu:
a. Standard Room Rp. 215.000/malam
b. Deluxe Room Rp. 275.000/malam
c. Regency Room Rp. 355.000/malam
d. Superior (Cottages) Rp. 392.000/malam
e. JR. Suite Room Rp. 570.000/malam
f. Suite Cottages Rp. 800.000/malam
28
Hotel seratta juga memiliki fasilitas-fasilitas yang lengkap dan patut untuk dicoba
oleh pengunjung ketika bermalam di hotel tersebut diantaranya:
a. Restoran seafood
b. Meeting room
c. Pool bar & Swimming pool d. Billiard room
e. Tennis court f. Volly ball court g. Children Play Ground
h. VIP karauke lounge & diskotic i. Taman Cemara(Open air)
Gambar 3.4
29
(Fasilitas Kolam Renang) (Fasilitas Meeting Room)
Gambar 3.5
Fasilitas di Hotel Serrata Pasir Padi Pankalpinang (Sumber: Hasil Observasi 2013)
 Restoran/Warung/Cafe
Restoran atau tempat makan merupakan salah satu hal utama dalam
pariwisata, karena orang-orang yang berwisata membutuhkan penunjang tersebut
ketika mereka lelah dan capek setelah berwisata. Restoran yang terdapat di sekitar
Pantai Pasir Padi terdiri dari empat restoran saja di antaranya.
a. Restoran Serrata
b. Restoran Istana Laut
c. Restoran Pondok Kelapa
d. Restoran Biru Laut
Ke-empat restoran tersebut menyajikan masakan hasil olahan laut/ seafood dan masakan melayu serta harga yang terjangkau.
Gambar 3.6
30
Selain restoran, warung-warung tenda yang menyediakan makanan dan jajanan
banyak juga di area pantai akibatnya pantai tersebut terkesan kumuh karena
banyak bangunan liar yang mendirikan warung tenda, selain itu dampak lainnya
yaitu banyak sampah sehingga terlihat kotor adapula yang berdagang dengan
menggunakan motor atau sepeda. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada gambar
di bawah ini.
Gambar 3.7
Warung Liar di Sekitar Pasir Padi Pankalpinang (Sumber: Hasil Observasi 2013)
3.4.2 Transportasi dan Agen Perjalanan
Transportasi penunjang kegiatan pariwisata Provinsi Keupulauan Bangka
Belitung secara umum meliputi transportasi darat, udara dan laut. Sedangkan
untuk menuju lokasi Pantai Pasir Padi telah disediakan angkutan umum menuju
objek wisata tersebut, namun keberadaan angkutan umum masih sedikit sehingga
masih sulit jika pengunjung tidak menggunakan kendaraan pribadi atau
31
(Kondisi Jalan Aspal Mulus Menuju Ke Pantai Pasir Padi)
(Kondisi Ramai Menuju Ke Pantai Pasir Padi Ketika Hari Minggu)
Gambar 3.8
Kondisi Jalan Menuju Pasir Padi Pankalpinang (Sumber: Hasil Observasi 2013)
Untuk biro perjalanan banyak banyak yang menawarkan untuk wisata ke Pantai
Pasir Padi, Biro perjalanan terdapat 26 agen akan tetapi yang sudah memiliki izin
dari Pemerintah hanya tujuh agen yang resmi diantaranya:
a. Agen Tiket Bahagia di Jl. Jed. Sudirman No. 10 Pangkalpinang
b. PT. Pria Venture Tour and Travel di Jl. Jend. Sudirman No 10 E
Pangkalpinang
c. PT. Carmeta Ampuh Tour and Travel di Jl. Jend. Sudirman No 35 A
Pangkalpinang
d. PT. Nuansa Citra Indonesia diJl. Kenanga No 248 Pangkalpinang
e. PT. Fairuz Permata di Jl. Masjid Jamik Pangkalpinang
f. PT. Zulindo Tour and Travel Jl. A. Yani Dalam Pangkalpinang
32
3.4.3 Fasilitas Pendukung di Pantai Pasir Padi
Fasilitas (buatan) pembangunan saran dan prasarana penunjang pariwisata di
Pantai Pasir Padi yang di bangun oleh pemerintah Kotamadya setempat sebagai
berikut ini.
Tabel III-2
Jumlah Fasilitas Pendukung di Pantai Pasir Padi Tahun 2012
No Fasilitas Pendukung Jumlah (Unit) Keterangan
1 Wc Umum 2
8 Gedung pusat informasi, galeri
seni dan toko souvenir
1
9 Sarana bermain anak 1
10 Kamar Ganti pakaian 2
11 Pembangunan talud dan taman 1
12 Tempat Parkir
Sumber: Dinas Pariwisata Kota Pangkalpinang Tahun 2012
Sebaiknya Pemerintah setempat harus lebih memperhatikan hal-hal yang
bersifat publik seperti jumlah fasilitas-fasilitas tersebut harus segera di tambahkan
karena tidak mungkin jika pengunjung datang lebih banyak akan tetapi jumlah
fasilitas pelayanan publik hanya sedikit tidak akan sebanding dimanan nantinya
akan terjadi permasalahan permasalahan, selain itu untuk fasilitas yang rusak
segera di renovasi bagaimanapun juga untuk kenyamanan pengunjung.
Selain itu, penempatan tata letak fasilitas juga harus sesuai dan enak di
pandang sehingga tidak mengesankan pantai yang jorok dan tidak terurus, padahal
salah satu Pantai yang dekat dengan Pusat Kota dan Pemerintahan harusnya lebih
baik dan terawat dibandingkan pantai-pantai yang lain. Untuk penunjang fasilitas
yang belum ada seperti tempat sampah harus segera di penuhi agar pantainya
33 Gambar 3.9
Kondisi WC umum Pasir Padi Pankalpinang Sumber: Hasil Observasi 2013
Gambar 3.10
Kondisi Pos Retribusi Pasir Padi Pankalpinang Sumber: Hasil Observasi 2013
Gambar 3.11
34 Gambar 3.12
Kondisi Mushola Pasir Padi Pankalpinang Sumber: Hasil Observasi 2013
Gambar 3.13
Kondisi Pos Keamanan Pasir Padi Pankalpinang Sumber: Hasil Observasi 2013
Gambar 3.14
35 Gambar 3.15
Kondisi Tempat Bilas dan Ganti Pakaian Anak Pasir Padi Pankalpinang Sumber: Hasil Observasi 2013
Gambar 3.16
36 3.5 Karakteristik Pengunjung
Keberadaan kawasan wisata sangat tergantung pada pengunjung yang
datang, sehingga penting untuk mengetahui bagaimana karakteristik pengunjung
yang mendatangi kawasan wisata tersebut. Karakteristik pengunjung ini sangat
bermanfaat untuk mensegmentasi pasar potensial suatu objek wisata. Selain itu
dapat pula dijadikan gambaran pengunjung yang mendatangi objek wisata
sehingga bisa membuat perencanaan pembangunan kawasan tersebut. Untuk lebih
jelasnya akan diuraikan di bawah ini.
3.5.1 Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Jenis Kelamin
Berikut ini akan menjelaskan tabel tentang karakteristik pengunjung
berdasarkan jenis kelamin di Pantai Pasir Padi, untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel III-3
Presentase Pengunjung Pantai Pasir Padi Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)
1 Laki-Laki 57 57,0
2 Perempuan 43 43,0
Total 100 100
Sumber: Hasil Analisis 2013
Berdasarkan tabel III.3 menunjukan bahwa pengunjung yang datang ke
Pantai Pasir Padi cenderung lebih banyak laki-laki sebesar (57,00%) sedangkan
permepuan sebesar (43,00%) hal ini bisa terjadi demikian karena laki-laki lebih
banyak melakukan aktivitas ketika berada di pantai dibandingkan perempuan jadi
jenis kelamin laki-laki yang lebih banyak. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada
37 Gambar 3.17
Presentase Pengunjung Pantai Pasir Padi Berdasarkan Jenis Kelamin Sumber: Hasil Analisis 2013
3.5.2 Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Kelompok Umur
Berikut ini akan menjelaskan tabel tentang karakteristik pengunjung
berdasarkan Kelompok Umur di Pantai Pasir Padi, untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel III-4
Presentase Pengunjung Pantai Pasir Padi Berdasarkan Kelompok Umur
No Kelompok Umur Frekuensi Presentase (%)
1 < 20 Tahun 20 20,0
2 21 - 30 33 33,0
3 31 - 40 38 38,0
4 41 - 50 9 9,0
5 > 50 Tahun 0 0,0
Total 100 100,0
Sumber: Hasil Analisis 2013
57% 43%
Laki-Laki
38 Gambar 3.18
Presentase Pengunjung Pantai Pasir Padi Berdasarkan Kelompok Umur Sumber: Hasil Analisis 2013
Berdasarkan pada tabel III.4 dan gambar 3.18 menerangkan bahwa
kelompok umur yang berkunjung ke Pantai Pasir Padi lebih banyak pada
kelompok umur 31 – 40 tahun sebesar (38%) dan yang paling sedikit pada
kelompok umur 41 – 50 tahun sebesar (9%) hal ini terjadi karena pada waktu
pengambilan sampel pada hariminggu dimana hari minggu lebih banyak kegiatan
bersama keluarga, maka yang berada di Pantai Pasir Padi-pun lebih banyak yang
berlibur bersama keluarganya dan menunjukan usia produktif.
3.5.3 Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Berikut ini akan menjelaskan tabel tentang karakteristik pengunjung
berdasarkan tingkat pendidikan di Pantai Pasir Padi, untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel III-5
Presentase Pengunjung Pantai Pasir Padi Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Frekuensi Presentase (%)
1 SD 14 14,0
Sumber: Hasil Analisis 2013
39
Berdasarkan pada tabel III.5 dan Gambar 3.19 menerangkan bahwa tingkat
pendidikan yang berkunjung ke Pantai Pasir Padi lebih banyak jenjang SMA dan
sederajatnya sebesar (53%) sedangkan paling kecil pada jenjang D3 sebesar (3%)
hal ini dapat diasumsikan bahwa orang-orang yang berkunjung lebih banyak
tingkat SMA dan sederajatnya merupakan pasar potensial yang paling
menjanjikan karenanya penyelenggaraan acara-acara tertentu seperti berkemah,
outbond, dapat dijadikan tantangan untuk menarik pengunjung dengan latar
belakang pendidikan tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada gambarnya
di bawah ini
Gambar 3.19
Presentase Pengunjung Pantai Pasir Padi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Sumber: Hasil Analisis 2013
3.5.4 Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Tingkat Pekerjaan
Berikut ini akan menjelaskan tabel tentang karakteristik pengunjung
berdasarkan tingkat pekerjaan di Pantai Pasir Padi, untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel III-6
Presentase Pengunjung Pantai Pasir Padi Berdasarkan Tingkat Pekerjaan
No Pekerjaan Frekuensi Presentase (%)