• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan media informasi pengenalan Gurindam 12 sebagai salah satu warisan kebudayaan Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan media informasi pengenalan Gurindam 12 sebagai salah satu warisan kebudayaan Indonesia"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

49 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Odhie Andhika

Tempat / Tanggal Lahir : Batam, 16 September 1989

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Baloi View Blok E1 No. 10, Batam

Handphone : 0856 6841 3254

(5)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI PENGENALAN GURINDAM 12 SEBAGAI SALAH SATU WARISAN KEBUDAYAAN INDONESIA

DK 26313/Tugas Akhir Semester I 2013-2014

Oleh :

Odhie Andhika 52108766

Program Studi Desain Grafis

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(6)

vi KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas anugerah dan rahmat-Nya sehingga Tugas Akhir dan penyusunan laporan ini yang berjudul “ Perancangan Media Informasi Pengenalan Gurindam 12 Sebagai Salah Satu Warisan Kebudayaan Indonesia dapat terselesaikan. Dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan pengantar tugas akhir ini penulis banyak mengalami hambatan dan kesulitan. Berkat bantuan dorongan, masukan dan bimbingan dari berbagai pihak, maka segala hambatan yang ada dapat diatasi.

Penulis sadar bahwa dalam mengerjakan laporan Tugas Akhir ini masih ada kekurangannya, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifat membangun dan dapat bermanfaat bagi penulis. Semoga laporan Tugas Akhir ini bisa dimanfaatkan khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca.

Bandung, Februari 2014

(7)

vii DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

SURAT KETERANGAN HAK EKSKLUSIF ... iii

ABSTRAK ... iv

I.2 Identifikasi Masalah ... 2

I.3 Rumusan Masalah ... 3

I.4 Batasan Masalah ... 3

I.5 Tujuan ... 3

BAB II GURINDAM 12 SEBAGAI SALAH SATU WARISAN KEBUDAYAAN INDONESIA ... 4

II.1 Sastra ... 4

II.1.1 Puisi Lama ... 5

II.2 Gurindam ... 5

(8)

viii

II.3 Raja Ali Haji dan Gurindam Dua Belas ... 6

II.4 Pasal-Pasal Gurindam Dua Belas ... 8

II.5 Penjabaran Makna Gurindam Dua Belas ... 19

II.6 Analisa Permasalahan ... 21

BAB III STRATEGI PERANCANGAN ... 22

III.1 Strategi Perancangan ... 22

III.1.1 Pendekatan Komunikasi ... 23

III.1.1.1 Pendekatan Secara Visual ... 23

III.1.1.2 Pendekatan Secara Verbal ... 23

III.1.2 Strategi Kreatif ... 24

III.1.3 Strategi Media ... 24

III.1.3.1 Media Utama ... 25

III.1.3.2 Media Pendukung ... 25

III.1.4 Strategi Distribusi ... 26

(9)
(10)

37 DAFTAR PUSTAKA

Hassan Shadilie., pengertian sastra secara umum dan menurut para ahli http://asemmanis.wordpress.com/2009/10/03/pengertian-sastra-secara-umum-dan-menurut-para-ahli/

Di akses pada tanggal 23/12/2012.

Ino Putro., pengertian dan ciri-ciri gurindam

http://www.inoputro.com/2012/09/pengertian-dan-ciri-ciri-gurindam/ Di akses pada tanggal 23/12/2012.

Ghazzal Fansuri., kita dan sejarah gurindam 12 raja ali

http://ghazzal-fansuri.blogspot.com/2012/07/kita-dan-sejarah-gurindam-12-raja-ali.html

Di akses pada tanggal 23/12/2012.

Huteri Manza., mengenal makna dan maksud dari gurindam 12

http://www.huteri.com/2141/mengenal-makna-atau-maksud-dari-gurindam-12

Di akses pada tanggal 23/12/2012.

Alisjahbana , S.T. (1946). Puisi lama. Jakarta: Dian Rakyat. Alisjahbana , S.T. (1946). Puisi baru. Jakarta: Dian Rakyat.

Sachari, A., & Sunarya, Y.Y. (2002). Sejarah dan perkembangan desain & dunia kesenirupaan di Indonesia. Bandung: Penerbit ITB.

(11)

38 Dani Maroe Beni., desain komunikasi visual

(12)

1 BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara dengan berbagai macam kebudayaan yang unik dan menarik, antara satu kebudayaan dan kebudayaan yang lain mempunyai ciri khas tertentu sesuai dengan daerahnya masing-masing. Salah satu dari sekian banyaknya daerah-daerah di Indonesia yang mempunyai ciri khas yang unik adalah Kepulauan Riau yang merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang didominasi dengan suku bangsa Melayu. Provinsi di Indonesia yang mempunyai lima kabupaten dan dua kota ini juga mempunyai ciri khas melalui penggunaan bahasanya yaitu, bahasa Melayu. Penggunaan bahasa ini juga diterapkan dalam berbagai karya-karya sastra Melayu, seperti yang terdapat pada salah satu ciptaan Raja Ali Haji yaitu, Gurindam Dua Belas.

Kata Gurindam sendiri berasal dari bahasa Tamil yaitu kirindam yang berarti perumpamaan. Gurindam adalah suatu bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua baris kalimat dengan irama akhir yang sama dan merupakan satu kesatuan yang utuh. Gurindam biasanya terdiri dari dua kalimat majemuk yang dibagi menjadi dua baris yang bersajak. Gurindam yang terkenal adalah Gurindam Dua Belas yang merupakan karya dari sastrawan Melayu yang juga merupakan Pahlawan Nasional, Raja Ali Haji. Nama Gurindam Dua Belas sendiri bukan berarti Gurindam yang berjumlah dua belas buah, akan tetapi adalah Gurindam yang berisi dua belas pasal. Pada masing-masing pasal terdapat pesan-pesan, nilai-nilai dalam hal bermasyarakat dan beragama.

(13)

2 dalam Memory Of The World (MOW)-UNESCO di Tanjungpinang. Langkah-langkah ini merupakan usaha dalam pelestarian Gurindam Dua Belas sebagai salah satu warisan kebudayaan Indonesia.

Tentunya tidak mudah untuk tetap menjaga dan melestarikan kebudayaan. Adanya kendala-kendala yang dapat mempengaruhi pelestarian tersebut yaitu, adanya persaingan sesama budaya seperti yang terdapat pada Kota Batam. Kota Batam merupakan kota multi etnik dimana terdapat berbagai macam etnik dari seluruh Indonesia. Berdasarkan keterangan tersebut, Pelestarian Gurindam Dua Belas di Kota Batam perlu dilakukan dengan usaha yang sedikit keras mengingat Kota Batam merupakan bagian dari provinsi Kepulauan Riau yang berarti bahwa Kota Batam termasuk salah satu daerah ranah Melayu. Dan pelestarian Gurindam Dua Belas ini dilakukan agar tidak hilangnya budaya Melayu di Kota Batam.

Hal ini juga ditambahkan dengan pengenalan Gurindam Dua Belas pada pendidikan Sekolah Dasar, seperti yang terdapat pada mata pelajaran muatan lokal, Arab Melayu. Di dalam mata pelajaran ini, anak-anak Sekolah Dasar mulai dikenalkan tentang Gurindam Dua Belas melalui bahasa Arab Melayu. Akan tetapi, dalam praktik pembelajaran, terlihat bahwa masih kurangnya minat anak-anak Sekolah Dasar untuk mengetahui tentang Gurindam Dua Belas di sekolahan. Hal ini disebabkan dengan gaya bahasa yang digunakan tidak dapat membuat anak-anak memperhatikan pelajaran dengan seksama. Selain itu, kurangnya daya rangsang terhadap anak-anak Sekolah Dasar juga terkait dengan kurangnya komunikasi secara visual pada media yang sudah ada. Untuk itu perlu adanya usaha agar masalah-masalah yang menjadi kendala kurang diketahuinya Gurindam Dua Belas bisa mendapatkan solusi yang tepat.

I.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjabaran latar belakang masalah, ditemukan masalah yang muncul, yaitu :

(14)

3 2. Kurangnya pengetahuan terhadap Gurindam Dua Belas di kalangan

anak-anak Sekolah Dasar Kota Batam.

3. Media penyampaian yang ada tidak dapat merangsang anak-anak Sekolah Dasar dalam mendapatkan informasi Gurindam Dua Belas.

I.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

Apa yang menyebabkan media yang sudah ada tidak dapat merangsang anak-anak dalam mendapatkan informasi Gurindam Dua Belas ?

I.4 Batasan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka pembatasan masalah hanya pada permasalahan yang ada seperti media yang tidak dapat merangsang minat anak-anak, persaingan antar budaya lokal dan kurangnya pengetahuan Gurindam Dua Belas pada anak-anak Sekolah Dasar Kota Batam.

I.5 Tujuan

Dalam penelitian ini ada beberapa tujuan yang ingin dicapai yaitu :

1. Memberikan informasi kepada anak-anak Sekolah Dasar Kota Batam terhadap salah satu warisan kebudayaan Indonesia, Gurindam Dua Belas. 2. Memberikan media yang tepat dalam memberikan informasi seputar

(15)

4 BAB II

GURINDAM 12 SEBAGAI SALAH SATU WARISAN KEBUDAYAAN INDONESIA

II.1 Sastra

Menurut Teeuw (1883:23) :

Sastra berasal dari akar kata “ sas “ (sansekerta) berarti mengarahkan,

mengajar, memberi petunjuk dan instruksi. Akhiran “ tra “ berarti alat, sarana. Jadi secara leksikal sastra berarti kumpulan alat untuk mengajar, buku petunjuk

atau buku pengajaran yang baik, seperti silpasastra (buku petunjuk arsitektur),

kamasastra (buku petunjuk percintaan).

Dalam perkembangan berikut kata sastra sering dikombinasikan dengan awalan “ su “, sehingga menjadi susastra, yang diartikan sebagai hasil ciptaan yang baik dan indah. Dalam teori kontemporer sastra dikaitkan dengan ciri-ciri imajinasi dan kreativitas, yang selanjutnya merupakan satu-satunya ciri khas kesusastraan. Panuti Sudjiman (1986:68) mengungkapkan bahwa sastra sebagai karya lisan atau tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinalan, keartistikan, keindahan dalam isi, dan ungkapanya.

Segmentasi sastra lebih mengacu sesuai definisinya sebagai sekedar teks. Sedang sastrawi lebih mengarah pada sastra yang kental nuansa puitis atau abstraknya. Istilah sastrawan adalah salah satu contohnya, diartikan sebagai orang yang menggeluti sastrawi, bukan sastra. Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra lisan (sastra oral). Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu.

(16)

5 dan syair sedangkan contoh karya sastra prosa yaitu novel, cerita/cerpen dan drama.

II.1.1 Puisi Lama

Definisi puisi lama adalah sebagian kebudayaan lama yang dipancarkan oleh masyarakat lama. Di dalam masyarakat lama ada aturan-aturan yang mengikat dan mengatur segala perbuatan anggota-anggotanya dan juga mengatur hubungan sosial antar sesamanya, yaitu adat.

Sifat-sifat yang juga menjadi tolak ukur antara masyarakat lama dan masyarakat modern antara lain :

1. Persatuan yang kokoh terhadap antar sesama anggota-anggotanya, tidak banyak perbedaan dan saling memenuhi kebutuhan rohani dan jasmani dalam lingkungan masyarakat tersebut.

2. Pertentangan antar sesama sangat sedikit, dikarenakan kokohnya persatuan di dalam masyarakat tersebut.

3. Adat istiadat yang masih mengacu terhadap kepercayaan agama (dunia gaib) yang ikut menjadi ruang lingkup di segala aspek dalam masyarakat tersebut.

II.2 Gurindam

(17)

6 Adapun ciri-ciri gurindam sebagai berikut :

 Satu bait terdiri dari 2 larik/baris.

 Jumlah suku kata tiap larik tidak ditentukan.

 Ada hubungan sebab akibat antara larik satu dan dua.  Sajak a-a.

 Isi terletak di larik kedua.

 Berisikan nasehat atau kata-kata mutiara.

II.2.1 Jenis-Jenis Gurindam

Berdasarkan jenisnya gurindam dibagi menjadi : 1. Gurindam serangkap dua baris

Berbentuk asli, baris pertama merupakan buah pikiran kepada buah pikiran seterusnya dalam baris kedua dan nasehat yang baik dan indah terbentuk pada irama akhir yang sama.

2. Gurindam serangkap empat baris

Empat baris kalimat atau ayat, rima akhir seperti pantun (ab-ab), isinya tentang nasehat dan bilangan perkataan tiap-tiap baris tidak tetap.

3. Gurindam bebas

Persamaan akhir tidak dipentingkan, isinya tetap mempunyai nasehat dan bilangan baris ayat pada rangkap tidak terbatas.

II.3 Raja Ali Haji dan Gurindam Dua Belas

(18)

7 Haji Fisabilillah. Dalam bidang penulisan, Raja Ali Haji merupakan penulis pertama yang memberi definisi lengkap mengenai gurindam. Istilah gurindam sebelumnya tidak memiliki ciri dan bentuk yang khusus, sebaliknya hanya dianggap sebagai ungkapan puisi biasa.

Salah satu karya besarnya adalah Gurindam Dua Belas (1847). Gurindam Dua Belas mengandung dua belas pasal yang menjelaskan berbagai persoalan kehidupan manusia, baik kehidupan di dunia, maupun di akhirat. Adapun persoalan yang terkandung di dalam puisi tersebut antara lain mengenai aqidah dan tasawwuf, syariat rukun Islam, kepentingan akhlak, serta konsep pemerintahan. Setiap pasal dapat menyentuh jiwa dan kesadaran masyarakat, sekaligus memainkan peranan penting dalam membentuk nilai kepribadian setiap insan yang berlandaskan syariat Islam.

Gambar II.1 Foto Figur Raja Ali Haji

(http://ghazzal-fansuri.blogspot.com/2012/07/kita-dan-sejarah-gurindam-12-raja-ali.html)

(19)

8 II.4 Pasal-Pasal Gurindam Dua Belas

1. Pasal Pertama :

Pada pasal ini memberi Nasehat tentang Agama.

barang siapa tiada memegang agama sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama

barang siapa mengenal yang empat maka yaitulah orang yang makrifat

barang siapa mengenal Allah

suruh dan tegahnya tiada ia menyalah

barang siapa mengenal diri

maka telah mengenal akan tuhan yang bahri

barang siapa mengenal dunia tahulah ia barang yang terperdaya

barang siapa mengenal akhirat tahulah ia dunia mudharat

Gambar II.2 Prasasti Batu Di Pulau Penyengat Yang Memuat Pasal Pertama

Gurindam Dua Belas

(http://ninaind.blogspot.com/2010/12/story-gurindam-12.html)

(20)

9 2. Pasal Kedua :

Pada pasal ini menceritakan tentang orang-orang yang meninggalkan ibadah beserta akibatnya.

barang siapa mengenal yang tersebut tahulah ia makna takut

barang siapa meninggalkan sembahyang seperti rumah tiada bertiang

barang siapa meninggalkan puasa tidaklah mendapat dua termasa

barang siapa meninggalkan zakat tiada hartanya beroleh berkat

barang siapa meninggalkan haji tiadalah ia menyempurnakan janji

Gambar II.3 Prasasti Batu Di Pulau Penyengat Yang Memuat Pasal Kedua

Gurindam Dua Belas

(http://ninaind.blogspot.com/2010/12/story-gurindam-12.html)

(21)

10 3. Pasal Ketiga :

Pada pasal ini menceritakan tentang budi pekerti.

apabila terpelihara mata sedikitlah cita-cita

apabila terpelihara kuping

khabar yang jahat tiadalah damping

apabila terpelihara lidah

niscaya dapat daripadanya faedah

bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan daripada segala berat dan ringan

apabila perut terlalu penuh keluarlah fi’il yang tiada senonoh

anggota tengah hendaklah ingat

di situlah banyak orang yang hilang semangat

hendaklah peliharakan kaki

daripada berjalan yang membawa rugi

4. Pasal Keempat :

Pada pasal ini menceritakan tentang keikhlasan dan jiwa yang tenang.

hati itu kerajaan di dalam tubuh

jikalau zalim segala anggota pun rubuh

apabila dengki sudah bertanah

(22)

11 mengumpat dan memuji hendaklah pikir

di situlah banyak orang yang tergelincir

pekerjaan marah jangan dibela nanti hilang akal di kepala

jika sedikit pun berbuat bohong

boleh diumpamakan mulutnya itu pekung

tanda orang yang amat celaka aib dirinya tiada ia sangka

bakhil jangan diberi singgah itulah perompak yang amat gagah

barang siapa yang sudah besar

janganlah kelakuannya membuat kasar

barang siapa perkataan kotor mulutnya itu umpama ketor

di manatah tahu salah diri

jika tiada orang lain yang berperi

pekerjaan takbur jangan direpih sebelum mati didapat juga sepih

5. Pasal Kelima :

Pada pasal ini menceritakan tentang pentingnya pendidikan dan sosialisasi.

(23)

12 jika hendak mengenal orang yang berbahagia

sangat memeliharakan yang sia-sia

jika hendak mengenal orang mulia lihatlah kepada kelakuan dia

jika hendak mengenal orang yang berilmu bertanya dan belajar tiadalah jemu

jika hendak mengenal orang yang berakal di dalam dunia mengambil bekal

jika hendak mengenal orang yang baik perangai lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai

6. Pasal Keenam :

Pada pasal ini menceritakan tentang pentingnya kita dalam bersosialisasi dengan sesama.

cahari olehmu akan sahabat yang boleh dijadikan obat

cahari olehmu akan guru yang boleh tahukan tiap seteru

cahari olehmu akan isteri yang boleh menyerahkan diri

(24)

13 cahari olehmu akan abdi

yang ada baik sedikit budi

Gambar II.4 Prasasti Batu Di Pulau Penyengat Yang Memuat Pasal Keenam

Gurindam Dua Belas

(http://karimuninfo.wordpress.com/2011/02/22/gurindam-12-pasal-6/)

di akses pada tanggal 23/12/2012 (16.20)

7. Pasal Ketujuh :

Pada pasal ini menceritakan tentang pentingnya menanamkan budi pekerti pada anak sejak dini.

apabila banyak berkata-kata di situlah jalan masuk dusta

apabila banyak berlebih-lebihan suka itulah tanda hampirkan duka

apabila kita kurang siasat

itulah tanda pekerjaan hendak sesat

apabila anak tidak dilatih jika besar bapanya letih

(25)

14 apabila orang yang banyak tidur

sia-sia sahajalah umur

apabila mendengar akan khabar menerimanya itu hendaklah sabar

apabila mendengar akan aduan

membicarakannya itu hendaklah cemburuan

apabila perkataan yang lemah lembut lekaslah segala orang mengikut

apabila perkataan yang amat kasar lekaslah orang sekalian gusar

apabila pekerjaan yang amat benar tiada boleh orang berbuat honar

8. Pasal Kedelapan :

Pada pasal ini menceritakan tentang kepercayaan terhadap sesama serta mengajarkan untuk tidak berprasangka buruk kepada orang lain.

barang siapa khianat akan dirinya apalagi kepada lainnya

kepada dirinya ia aniaya

orang itu jangan engkau percaya

(26)

15 daripada memuji diri hendaklah sabar

biar daripada orang datangnya khabar

orang yang suka menampakkan jasa setengah daripada syirik mengaku kuasa

kejahatan diri sembunyikan kebajikan diri diamkan

keaiban orang jangan dibuka keaiban diri hendaklah sangka

Gambar II.5 Prasasti Batu Di Pulau Penyengat Yang Memuat Pasal Kedelapan

Gurindam Dua Belas

(http://karimuninfo.wordpress.com/2011/02/24/gurindam-12-pasal-8/)

di akses pada tanggal 23/12/2012 (16.25)

9. Pasal Kesembilan :

Pada pasal ini menceritakan tentang moral dalam pergaulan antar wanita dan pria.

tahu pekerjaan tak baik tapi dikerjakan bukannya manusia ia itulah syaitan

(27)

16 kepada segala hamba-hamba raja

di situlah syaitan tempatnya manja

kebanyakan orang yang muda-muda di situlah syaitan tempat bergoda

perkumpulan laki-laki dengan perempuan di situlah syaitan punya jamuan

adapun orang tua yang hemat syaitan tak suka membuat sahabat

jika orang muda kuat berguru dengan syaitan jadi berseteru

10.Pasal Kesepuluh :

Pada pasal ini menceritakan tentang budi pekerti dan keagamaan serta kewajiban seorang anak untuk menghormati orang tuanya.

dengan bapa jangan durhaka supaya Allah tidak murka

dengan ibu hendaklah hormat supaya badan dapat selamat

dengan anak janganlah lalai supaya boleh naik ke tengah balai

(28)

17 dengan kawan hendaklah adil

supaya tangannya jadi kapil

Gambar II.6 Prasasti Batu Di Pulau Penyengat Yang Memuat Pasal Kesepuluh

Gurindam Dua Belas

(http://ninaind.blogspot.com/2010/12/story-gurindam-12.html)

di akses pada tanggal 23/12/2012 (16.29)

11.Pasal Kesebelas :

Pada pasal ini berisi tentang nasehat kepada para pemimpin.

hendaklah berjasa kepada yang sebangsa

hendaklah jadi kepala buang perangai yang cela

hendak memegang amanat buanglah khianat

hendak marah dahulukan hujjah

(29)

18 hendak ramai

murahkan perangai

Gambar II.7 Prasasti Batu Di Pulau Penyengat Yang Memuat Pasal Kesebelas

Gurindam Dua Belas

(http://ninaind.blogspot.com/2010/12/story-gurindam-12.html)

di akses pada tanggal 23/12/2012 (16.32)

12.Pasal Kedua Belas :

Pada pasal ini menceritakan tentang pemimpin yang memegang amanat dari rakyat.

raja mufakat dengan menteri seperti kebun berpagar duri

betul hati kepada raja tanda jadi sebarang kerja

hukum adil atas rakyat tanda raja beroleh inayat

(30)

19 hormat akan orang yang pandai

tanda mengenal kasa dan cindai

ingatkan dirinya mati itulah asal berbuat bakti

akhirat itu terlalu nyata kepada hati yang tidak buta

Gambar II.8 Prasasti Batu Di Pulau Penyengat Yang Memuat Pasal Kedua Belas

Gurindam Dua Belas

(http://ninaind.blogspot.com/2010/12/story-gurindam-12.html)

di akses pada tanggal 23/12/2012 (16.35)

II.5 Penjabaran Makna Gurindam Dua Belas

Raja Ali Haji mempunyai keinginan membangun sebuah masyarakat Melayu yang berlandaskan nilai-nilai keislaman. Dapat dilihat melalui salah satu karya yang dia ciptakan, Gurindam Dua Belas. Dalam pasal pertama misalnya, Raja Ali Haji menekankan pentingnya orang agama. Raja Ali Haji mengatakan, hanya orang-orang beragama yang namanya pantas untuk disebutkan dan orang yang beragama akan mengetahui dirinya dan mengenal Tuhannya, sehingga dia tidak akan tergoda oleh dunia.

(31)

20 mempunyai seperangkat aturan yang akan menuntun manusia menuju kebaikan. Pada pasal ketiga, Raja Ali Haji menekankan pentingnya menjaga anggota badan. Pentingnya menjaga anggota badan akan membawa manusia mendapatkan kebaikan dan sebaliknya, tidak menjaganya akan merugikan. Selanjutnya dalam pasal keempat, Raja Ali Haji berwasiat tentang pentingnya menjaga hati agar terhindar dari sifat-sifat tercela, seperti dhalim, dengki, marah, bakhil, dan lain sebagainya.

Setelah mengajarkan bagaimana menjadi individu yang baik dalam pasal 1-4, pada pasal kelima Raja Ali Haji mengajarkan bagaimana mengenal dan memahami orang lain dengan melihat budi pekerti dan bahasa seseorang. Selain itu, pasal ini juga mengajarkan bagaimana caranya mengenal orang berilmu, berakal, dan berperangai baik.

Pasal keenam berisi tentang kriteria guru, istri, dan teman yang harus dicari. Pasal ketujuh berisi himbauan agar senantiasa menjaga diri, berbicara seperlunya, tidak berhura-hura, sikap orang tua dalam mendidik anaknya, menjaga prilaku dan lain sebagainya. Demikian juga dengan pasal kedelapan dan kesembilan. Di dalam kedua pasal tersebut, Raja Ali Haji mengingatkan kita agar senantiasa mengerjakan hal-hal yang bermanfaat dan bersikap waspada terhadap orang yang mempunyai kebiasaan buruk.

Gurindam Dua Belas pasal kesepuluh berkaitan dengan etika anak kepada orang tuanya, kewajiban orang tua kepada anaknya, dan etika dalam bersosialisasi. Untuk menghindari kemurkaan Allah SWT misalnya, anak tidak boleh durhaka kepada bapaknya dan seorang anak harus hormat kepada ibunya. Gurindam Dua Belas juga membahas tentang kepemimpinan, sebagaimana tertulis dalam pasal kesebelas. Pasal ini mendorong siapa saja untuk menjadi pemimpin, yaitu pemimpin yang memberikan manfaat kepada yang dipimpinnya, berperangai baik, tetap menjaga amanat dan bersikap rasional.

(32)

21 senantiasa menghargai jasa orang lain. Selain itu, pasal ini juga mengingatkan kepada kita bahwa para pemimpin harus senantiasa dikritisi dan ingatkan.

II.6 Analisa Permasalahan

Berdasarkan permasalahan yang ada, kendala Gurindam Dua Belas kurang diketahui anak-anak Sekolah Dasar Kota Batam terkait pada permasalahan seperti media yang ada tidak dapat merangsang anak-anak dalam mendapatkan informasi seputar Gurindam Dua Belas. Hal ini disebabkan karena tidak terdapatnya daya tarik untuk mengajak anak-anak mengetahui seputar Gurindam Dua Belas sehingga menyebabkan kurangnya pengetahuan anak-anak Sekolah Dasar Kota Batam terhadap Gurindam Dua Belas.

Kendala lainnya seperti pemberian informasi seputar Gurindam Dua Belas yang terbatas pada bidang akademik yang terdapat pada salah satu mata pelajar muatan lokal di Kota Batam, Arab Melayu. Dalam mendapatkan informasi seputar Gurindam Dua Belas, anak-anak diharuskan untuk lancar dalam membaca huruf Arab Melayu agar apa yang tertera pada buku dapat dimengerti. Akan tetapi, dalam menyikapi hal ini anak-anak tidak antusias karena mengalami kesulitan dalam membaca huruf Arab Melayu sehingga informasi tidak diterima oleh anak-anak Sekolah Dasar Kota Batam.

(33)

22 BAB III

STRATEGI PERANCANGAN

III.1 Strategi Perancangan

Berdasarkan permasalahan yang ada, yaitu tidak dapat merangsangnya media yang sudah ada dalam memberikan informasi seputar Gurindam Dua Belas dan kurangnya pengetahuan anak-anak Sekolah Dasar Kota Batam sehingga berdasarkan permasalahan tersebut strategi perancangan dibuat.

Strategi perancangan ini nantinya akan diperuntukkan anak-anak Sekolah Dasar Kota Batam karena pengetahuan awal yang diterima anak-anak didapat dari Sekolah Dasar. Oleh karena itu target segmentasi ditentukan berdasarkan permasalahan yang ada seperti berikut ini :

 Demografis

Anak-anak yang berada di daerah Kepulauan Riau khususnya Kota Batam.  Psikografis

Anak-anak yang mempunyai ketertarikan terhadap buku-buku ilmu pengetahuan.

(34)

23 III.1.1 Pendekatan Komunikasi

Dalam pendekatan komunikasi materi penyampaian pesan difokuskan pada informasi seputar Pulau Penyengat, Raja Ali Haji dan pasal-pasal Gurindam Dua Belas. Dalam penyampaian pesan tersebut hanya memfokuskan pada pengenalan Gurindam Dua Belas sebagai salah satu warisan kebudayaan Indonesia. Pendekatan ini dibagi menjadi dua jenis pendekatan yaitu, pendekatan secara visual dan pendekatan secara verbal.

III.1.1.1 Pendekatan Secara Visual

Konsep yang digunakan dalam strategi pendekatan visual dalam pembuatan media informasi Gurindam Dua Belas ini adalah memberikan kesan kartun pada penggunaan ilustrasinya yang ringan dan penggunaan figur anak-anak yang sedang beraktifitas dalam keseharian, tujuannya agar memudahkan penyampaian informasi tentang Gurindam Dua Belas yang ingin disampaikan kepada target.

Selain itu dalam pemberian informasinya secara keseluruhan digunakan tampilan lembaran perkamen dengan tujuan untuk menunjukkan bahwa Gurindam Dua Belas merupakan warisan yang berasal dari masa lampau. Pendekatan visual ini dilakukan karena target sasarannya adalah anak-anak usia 11 sampai 13 tahun karena pada umumnya dunia anak-anak dekat dengan dunia kartun.

III.1.1.2 Pendekatan Secara Verbal

Konsep yang digunakan dalam perancangan media informasi Gurindam Dua Belas ini adalah pemberian informasi yang bersifat informatif dengan penyampaian yang bersifat formal. Selain itu, karena Gurindam Dua Belas merupakan salah satu warisan kebudayaan yang tergolong tua, dalam penyampaian informasinya digunakan dua gaya bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Melayu.

(35)

24 daerah ranah Melayu. Sedangkan untuk penggunaan bahasa Indonesia terkait dengan fungsi buku sebagai media informasi.

III.1.2 Strategi Kreatif

Strategi kreatif yang digunakan adalah penggunaan tekstur yang kasar agar dapat memunculkan kesan bahwa Gurdinam Dua Belas merupakan karya yang sudah berumur hampir dua abad diaplikasikan pada halaman cover. Adanya penggunaan warna krem dimaksudkan untuk tetap disesuaikan dengan target karena anak-anak pada umumnya menyukai warna-warna cerah dan lembut.

Untuk sebagian isinya digunakan ilustrasi vektor perkamen dengan pilihan warna yang disesuaikan dengan konsep. Hal ini dilakukan karena pada dasarnya Gurindam Dua Belas yang diciptakan oleh Raja Ali Haji ditulis pada lembaran-lembaran perkamen dan merupakan karya sastrar yang berasal dari masa lampau. Sedangkan untuk beberapa halaman hanya menggunakan dasar warna putih karena pertimbangan bahwa warna putih adalah warna netral dan cocok untuk menyampaikan informasi yang terkait dengan Gurindam Dua Belas. Adanya penggunaan ornamen diaplikasikan pada beberapa halaman isi terkait bahwa Gurindam Dua Belas merupakan karya yang berasal dari daerah ranah Melayu. III.1.3 Strategi Media

Strategi yang digunakan adalah pembuatan media-media yang disesuaikan dengan permasalahan yang ada, yaitu pemberian informasi tentang pengenalan Gurindam Dua Belas sebagai salah satu warisan kebudayaan Indonesia.

(36)

25 III.1.3.1 Media Utama

Media utama yang akan digunakan adalah buku informasi yang menjelaskan tentang seputar hal-hal yang berkaitan dengan Gurindam Dua Belas. Penggunaan media ini diharapkan dapat mengajak anak-anak untuk mengetahui tentang hal-hal yang berkaitan dengan Gurindam Dua Belas.

III.1.3.2 Media Pendukung

Media pendukung yang digunakan merupakan media tambahan untuk mendampingi media utama. Media-media pendukung ini yaitu media-media yang efektif untuk menyampaikan informasi dari media utama.

 Poster

Penggunaan media ini bertujuan untuk mempromosikan media utama pada saat dipasarkan. Nantinya media ini akan ditempelkan pada sekolah-sekolah dasar yang ada pada daerah segmentasi.

X Banner

Berfungsi menjadi media promosi yang nantinya ditempatkan di toko buku yang bersangkutan.

 Stiker

Berdasarkan target sasarannya, pemilihan media ini dimaksudkan untuk menjadi pengingat akan Gurindam Dua Belas. Langkah ini juga sekaligus bisa melestarikan Gurindam Dua Belas di kalangan anak-anak.

 Pin

Pemilihan media ini berfungsi sebagai pengingat dari tokoh yang menciptakan Gurindam Dua Belas, Raja Ali Haji.

 Kaos

(37)

26 III.1.4 Strategi Distribusi

Pendistribusian media utama ini nantinya akan ditawarkan kepada pihak penerbit yang mempunyai peran dalam menerbitkan buku anak-anak. Toko-toko buku seperti Gramedia menjadi target utama dalam pendistribusian buku ini. III.2 Konsep Visual

III.2.1 Layout

Graphic Art Encyclopedia (seperti dikutip Dani Maroe Beni, 2008) layout

adalah merupakan pengaturan yang dilakukan pada buku, majalah, atau bentuk publikasi lainnya, sehingga teks dan ilustrasi sesuai dengan bentuk yang diharapkan.

Dalam perancangan buku Gurindam Dua Belas ini, format desain layout yang digunakan adalah penggunaan ukuran custom yaitu 21 x 21 cm. Untuk halaman cover pada buku menggunakan full colour sedangkan untuk isinya ada beberapa halaman yang menggunakan dasar warna putih dan sebagian lebih dominan menggunakan ilustrasi vektor perkamen. Penempatan ilustrasi gambar utama pada halaman isi ditempatkan pada area tengah dengan penggunaan teks pada area sekelilingnya disesuaikan dengan gambar.

(38)

27 III.2.2 Tipografi

Wirya (seperti dikutip Dani Maroe Beni, 2008) mengatakan bahwa beberapa tipe huruf mengesankan nuansa-nuansa tertentu, seperti kesan berat, ringan, kuat, lembut, jelita, dan sifat-sifat atau nuansa yang lain.

Untuk pemilihan jenis huruf yang digunakan pada buku ini adalah huruf Georgia dan Scribble Box. Penggunaan jenis huruf Georgia pada body text

dimaksudkan agar target dapat dengan jelas membaca isi buku karena konsep buku ini sendiri sebagai media informasi bersifat formal. Sedangkan penggunaan Scribble Box pada judul dimaksudkan untuk memperjelas segmentasi buku karena

arti dari kata Scribble sendiri adalah coretan/atau bisa dimaksudkan tulisan cakar ayam atau bisa juga sebagai menulis dengan tergesa-gesa, hal ini sesuai dengan sifat anak-anak pada umumnya ketika menulis, masih tidak teratur karena masih terbawa sifat ingin bermain.

A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z

1 2 3 4 5 6 7 8 9 0

. : ,;’”(! ?)+- * / =

Gambar III.2 Font Georgia

(39)

28 III.2.3 Ilustrasi

Fungsi ilustrasi menurut Pudjiastuti (1997:70) adalah :

Ilustrasi digunakan untuk membantu mengkomunikasikan pesan dengan

tepat dan cepat serta mempertegas sebagai terjemahan dari sebuah judul,

sehingga bisa membentuk suatu suasana penuh emosi, dari gagasan seakan-akan

nyata. Ilustrasi sebagai gambaran pesan yang tak terbaca dan bisa mengurai

cerita berupa gambar dan tulisan dalam bentuk grafis informasi yang memikat.

Dengan ilustrasi, maka pesan menjadi lebih berkesan, karena pembaca akan

lebih mudah mengingat gambar daripada kata-kata.

Penggunaan ilustrasi pada perancangan media informasi Gurindam Dua Belas ini menggunakan gaya line vector art dengan tujuan memudahkan dalam penyampaian pesan melalui pendekatan ilustrasi figur anak-anak. Gaya ini dipilih karena dunia anak-anak pada umumnya dekat dengan dunia kartun dan untuk gaya ini hasil akhirnya akan terlihat berkesan gambar kartun sehingga anak-anak diharapkan akan tertarik dalam mendapatkan informasi seputar Gurindam Dua Belas.

(40)

29 III.2.4 Warna

Danger (seperti dikutip Dani Maroe Beni, 2008) menyatakan bahwa warna adalah salah satu dari dua unsur yang menghasilkan daya tarik visual, dan kenyataannya warna lebih berdaya tarik pada emosi daripada akal.

Dalam perancangan media informasi Gurindam Dua Belas ini digunakan warna yang lebih dominan menggunakan warna-warna pastel dengan tujuan untuk sebisa mungkin membuat nyaman bagi konsumen. Penggunaan warna dasar hitam dan putih juga diaplikasikan pada teks dan layout. Untuk halaman cover digunakan tekstur tambahan, bertujuan untuk menyesuaikan dengan konsep yang diambil, yaitu memunculkan kesan bahwa Gurindam Dua Belas merupakan karya yang berasal dari masa lampau. Untuk penggunaaan warna pada teksturnya digunakan warna yang cerah tapi tetap berkesan tua.

(41)

30 BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA

IV.1 Teknis Media

Dalam proses pembuatan media, dilakukan beberapa tahapan seperti :  Tahapan sketsa

Langkah awal dalam perancangan media ini dilakukan dengan membuat sketsa awal untuk visual pada media-media perancangan buku Gurindam Dua Belas.

 Tahapan eksekusi visual

Dalam tahapan ini dilakukan proses visualiasi yang meliputi gaya dan pewarnaan. Untuk penggambarannya mengambil bentuk yang sudah ada yang nantinya disederhanakan dengan menggunakan gaya line vector art dengan mengacu kepada figur anak-anak.

 Tahapan perancangan

Merupakan tahapan dimana visual mulai diaplikasikan ke media utam dan pendukung. Dalam tahapan ini ditentukan pewarnaan, tata letak, tipografi, ukuran, teknik dan bahan yang digunakan.

Finishing

(42)

31 IV.1.1 Media Utama

Buku

 Ukuran : 21 x 21 cm

 Teknik : Offset printing  Bahan : Art paper 150 gr

(43)

32 IV.1.2 Media Pendukung

Poster

 Ukuran : 29,7 x 42 cm (A3)

 Teknik : Offset printing  Bahan : Linen 260 gr

(44)

33 X banner

 Ukuran : 60 x 160 cm

 Teknik : Digital printing  Bahan : Luster

(45)

34 Kaos

 Ukuran : Size L

 Teknik : Press printing  Bahan : Katun

(46)

35 Stiker

 Ukuran : 4 x 12 cm / 5,2 x 5,2 cm

 Teknik : Offset printing  Bahan : Sticker cromo

(47)

36 Pin

 Ukuran : 6 x 6 cm / 4,5 x 4,5 cm

 Teknik : Offset printing  Bahan : Matte paper

Gambar

Gambar II.1 Foto Figur Raja Ali Haji
Gambar II.2 Prasasti Batu Di Pulau Penyengat Yang Memuat Pasal Pertama Gurindam Dua Belas
Gambar II.3 Prasasti Batu Di Pulau Penyengat Yang Memuat Pasal Kedua
Gambar II.6 Prasasti Batu Di Pulau Penyengat Yang Memuat Pasal Kesepuluh
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian yang dilakukan Ludin di Pekan Baru tahun 2010 menyatakan bahwa hambatan paling utama dalam pemberian ASI Eksklusif adalah faktor budaya, dimana ibu-ibu yang

Dalam wawancara dengan responden empat dan enam terdapat kesamaan dalam penambahan data, yaitu Para responden menjelaskan ketepatan waku dalam menjalankan kegiatan

disebabkan karena pakan yang dibutuhkan selalu tercukupi untuk mencegah sifat kanibalisme pada lobster yang dapat menyebabkan kematian pada lobster yang dipelihara

Saat itu Penulis hanya melihat telapak tangan seseorang, kemudian dapat menerka akan penyakit yang sedang diderita, orang tersebut terkena penyakit ini dan itu, banyak angin

konstruksilainnya.supplier peralatan Quality Control dan Geoteknik untuk peralatan kualitas Konstruksi Jalan, Jembatan, Gedung-gedung, Dam, dan konstruksi teknik sipil lainnya,

menjadi tidak aktif. Fungsinya adalah untuk merangsang perpanjangan sel, merangsang pembentukan bunga dan buah, merangsang perpanjangan titik tumbuh, dan menggiatkan

Dari hasil komparasi antara beberapa perangkat hijau dunia serta dengan penerapan perangkat penilaian greenship kawasan berkelanjutan pada kawasan perumahan hijau,

Bab ini berisi tentang pengolahan data dan hasil analisa yang meliputi penentuan komponen kritis, Functional Block Diagram, Failure Modes And Effect Analysis (FMEA), RCM