ii
STUDI KEANEKARAGAMAN SEMUT (Family Formicidae) DI PERKEBUNAN JERUK DESA SELOREJO KECAMATAN DAU
KABUPATEN MALANG
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi
Disusun Oleh : M ZAINUL ARIFIlN
08330069
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
vi
MOTTO
Artinya :
“
Wahai orang- orang yang beriman! Jika kamu menolong agama Allah, niscaya
Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukannmu.(QS 48: 7)
”
PERSEMBAHAN
Dengan hati yang tulus dan penuh rasa syukur kupersembahkan karya
sederhana ini untuk orang-orang yang selalu dekat di hatiku :
Kepada kedua orang tuaku tercinta (Sudiono & Sutik) yang senantiasa
membimbing dan mendidik dengan
penuh kasih sayang dan do’a yang t
ak
pernah pudar terkikis waktu.
Kepada kakak ku ananda Sri Wahyuni yang senantiasa memberikan motivasi.
Serta teman-teman seperjuangan, baik di LDK, Best Class 2008, yang telah
memberikan dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan studi ini. Semoga
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum, Wr. Wb
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu
melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayahNya, sehingga penyusunan skripsi yang
berjudul ” Studi Keanekaragaman Semut (Family Formicidae) di Perkebunan Jeruk Desa Selorejo Kecamatan Dau Kabupaten Malang ”dapat terselesaikan dengan baik. Sholawat dan salam semoga tersampaikan kepada Nabi Muhammad
SAW atas bimbingan yang diberikannya kepada pengikut- pengikutnya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan tugas akhir ini dapat
terselesaikan berkat bantuan, dukungan, bimbingan serta arahan dari berbagai
pihak. Oleh karena itulah dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan
ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada :
1. Bapak Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Ibu Dr.Yuni Pantiwati, M.M.,M.Pd selaku Ketua Jurusan Program Studi
Pendidikan Biologi dan Ibu Dr. Rr. Eko Susetyarini, M.Si, selaku
Sekretaris Jurusan Program Studi Pendidikan Biologi.
3. Bapak Drs. Wahyu Prihanta, M.Kes dan Ibu Dra. Roimil Latifah MM,
M.Si, selaku Pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktu dan
penuh kesabaran berkenan membimbing serta mengarahkan dan
memberikan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
4. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Biologi serta segenap staf karyawan
viii
Malang. Serta Kepala Laboratorium Biologi dan Laboratorium Kimia serta
segenap karyawan yang telah memberikan tempat penelitian dan
membantu penulis selama melaksanaan penelitian.
5. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan
satu-persatu.
Semoga Allah SWT membalas atas segala bantuan dan dukungan yang
diberikan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini
masih banyak kekurangannya, meskipun demikian penulis telah berusaha
semaksimal mungkin dalam mengerjakannya. Segala kritik dan saran yang
bersifat membangun akan penulis terima dengan senang hati. Harapan penulis
semoga skripsi ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun orang lain yang
memerlukannya.
Malang, 3 Mei 2014 Penulis,
x
3.3 Populasi dan Teknik Sampling... 46
3.3.1 Populasi Penelitian ... 46
xii
Gambar 4.4: (a) Sisi lateral, (b) sisi anterior,(c) berdasar literatur
Techonomyrmex sp. ... 61
Gambar 4.5: (a) Sisi lateral, (b) sisi anterior,(c) berdasar literatur
Myrmica sp. ... 61
Gambar 4.6: (a) Sisi lateral, (b) sisi anterior,(c) berdasar literatur
Tetramorium sp. ... 62
Gambar 4.7: (a) Sisi lateral, (b) sisi anterior,(c) berdasar literatur
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 4.1 Data rerata jumlah spesies dan indeks nilai penting (INP) /
nilai dominansi semut menggunakan Bait Traps dan Hand
Collecting di perkebunan Jeruk ... 56 Tabel 4.2 Data rerata indeks keanekaragaman (H’) dan indeks
kemerataan (J) semut menggunakan Bait Traps dan Hand
71
Daftar Pustaka
Abdurrahman. 2008. Studi Keanekaragaman Serangga Pollinator pada
Perkebunan Apel Organik dan Anorganik. Skripsi. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Malik Maulana Malang; Malang
Alviantono dan Amin Setyo L. 2011. Keragaman Serangga Musuh Alami Kutu Sisik Lepidosaphes beckii Pada Jeruk Keprok Dan Jeruk Manis. MIPA jurusan Biologi; Universitas Brawijaya Malang.
Agosti, Donat, Jonathan D, Majer, dkk. 2000. Standartd Methods for measuring and Monitoring Biodiversity. Smithsonian Institution Press; Washington and London.
Agus, Y.H. 2007. Keanekaragaman Collemba, Semut, dan Laba- laba Permukaan Tanah pada Empat Tipe Penggunaan Lahan. (Disertasi) Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor. 127 hal.
Ariza, Yudi Safril, dkk. 2014. Keanekaragaman Jenis Amfibi (Ordo Anura) pada Beberapa Tipe Habitat di Youth Camp Desa Hurun Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran. Jurnal Sylva Lestari ISSN Vol 2 No.1. Januari 2014 (21-30).
Bhakti, A. R. 2006. Kelimpahan dan Keanekaragaman semut (formicidae) di lantai hutan gunung Burangrang. UPI; Bandung.
Blackwell, Wiley. 2013. Conservation Biologi Voices from the tropics.The Atrium, Southern Gate,. Chischester.West Sunsex.
Buletin Konsumsi Pangan.2013. Pusat data dan informasi Pertanian.Volume 4 nomor.1. 2013, http://www.deptan.go.id
Bolton B. 2003. Synopsis and Clasification of formicidae. the American Entomological Institute.
Borror, Triplehorn dan Johnson. 1996. Penegenalan Pelajaran Serangga, edisi ke enam. Yogyakarta; Gadjah Mada University Press.
Cadapan, E.P; M. Moezir dan A.A. Prihatin. 1990. Semut Hitam. Berita Perlindungan Tanaman Perkebunan 2 (1): 5-6.
72
Ferdiansyah, Ahmad. 2008. Kelimpahan dan Keanekaragaman Semut
(Hymenoptera : Formicidae) pada Pertanaman Cruciferae Organnik dan Konvensional di Kenagarian Aie Angek Kabupaten Tanah Datar. (Skripsi) Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang.
Gotwald, W. H. 1982. “Army Ants”.http://antbase.org/ants/ publications/11022/ 11022.pdf. 1 Januari 2014.
Hasyim, M Asmuni. 2009. Studi Keanekaragaman Fauna Tanah pada
perkebunan jeruk organik dan anorganik di kota Batu. UIN; Malang.
Hashimoto, dan Homathevi. R. 2003. Inventory & Collection total protocol for understanding of biodiversity. Universiti Malaysia Sabah; Malaysia.
Hasan, T. 1984. Rayap dan Pemberantasannya. Yayasan Pembinaan Watak dan Bangsa. Jakarta.
Herwina, Dr. Henny , Yarherwandi dan Salmah. 2008. Hibah Bersaing : Struktur Komunitas dan Peranan Ekologi semut sebagai Predator Serangga Hama pada beberapa Tipe Lanskap di Sumatra Barat. Biologi FMIPA; Universitas Andalas.
Krebs. 1978. Ecology. The Experimental Analysis of Distribution and Abudance, Third Edition. Harper and Row Publisher, New York.
Latumahina, S Fransina. 2011. Pengaruh Alih Fungsi Lahan Terhadap Keanekaragaman Semut Alam Hutan Lindung Gunnung Nona-Ambon. UGM; Yogyakarta. Journal AgroforestriVol. IV no.1 maret 2003.
Leksono, Amin Setyo. 2007. Ekologi Pendekatan Deskriptif dan Kuantitatif. Bayu Media. Malang Jatim.
Masyhuri dan Zainuddin. 2008. Metodologi Penelitian Pendekatan Aplikasi dan Aplikatif. PT Refika ADITAMA; Malang.
Matthews, E.G., Kitching, R.L. (1984). Insec Ecology, 2nd edition. Queensland; University of Queensland Press.
Noor, M.F. 2008. Diversitas Semut (Hymenoptera, Formicidae)di beberapa ketinggian vertikal di kawasan Cagar Alam Telaga Warna Jawa Barat. IPB; Bogor.
73
Pelawi, Abadi Pramana. 2009. Indek Keragaman Jenis Serangga pada beberapa ekosistem di areal perkebunan PT.UMBUL MAS WIESA Kab.Labuhan Batu.USU; Medan.
Prihatman, K. 2000. Jeruk (Sitrus sp.) Sistem Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS; Jakarta.
Rizal, Syamsul, dkk. 2011. Keanekaragaman Semut Predator Permukaan Tanah (Hymenoptera: Formicidae) di Perkebunan Kelapa Sawit SPPN Sembawa Banyuasin. Jurnal ISSN Sainmatika. Vol 1 juni 2011, hal 37-42.
Shattuck, S. O. (1999). Australian Ants, Their Biology and Identification, Vol.3.
Collingwood Australia: CSIRO Publication.
Smith, R. L. 1992. Elements of Ecology. Third Edition, Chapman and Hall., New
York.
Soegianto, A., 1994, Ekologi Kuantitatif Metode Analisis Populasi Komunitas. Surabaya: Usaha Nasional.
Southwood, T.R.E. 1978. Ecoligical Method, 2nd Edition. Wiltshire; Chapman dan Hall.
Sugiyono, Prof. Dr. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R & D. Alfabeta; Bandung.
Ummi, Zuh Rafal. 2007. Studi Keanekaragaman Serangga Tanah di UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi-LIPI (Desa Purwodadi Kecamatan Purwodadi Kabupaten Pauruan ).Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi; Universitas Negeri Malang.
Untung, K. 2006. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Widjaja, E.A.,Maryanto, I.,Wowor.D. and Prijono, S.N (eds). 2011. Status Keanekaragaman Hayati (Status of the Indonesian Biodiversity). Jakarta; LIPI Press.
Wijaya, Setiawan Yuniar. 2007. Kolonisasi Semut Hitam ( Dolichoderus thoracicus Smith ) pada Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) dengan Pemberiaan Pakan Alternatif. Universitas Sebelas Maret; Semarang.
Yahya, H. (2004). Menjelajahi Dunia Semut. (online). Tersedia:
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Jeruk (Citrus sp.) merupakan komoditas buah yang memiliki potensi pasar
cukup besar dan bernilai ekonomi tinggi. Banyak manfaat yang dimiliki oleh buah
jeruk, diantaranya kandungan vitamin C yang tinggi, kulitnya dapat menghasilkan
minyak yang dapat diolah menjadi mewangian, beberapa jenis jeruk dapat
digunakan sebagai obat tradisional (Prihatman, 2000).
Di Indonesia Jeruk menempati tanaman buah kedua terbesar produksinya,
yaitu sekitar 2.479.852 ton dengan sumbangan sebesar 15,34% terhadap produksi
buah nasional (Deptan 2007). Jawa timur merupakan salah satu provinsi produsen
jeruk terbesar kedua dengan persentase kontribusi mencapai 18,97% dari total
produksi jeruk Indonesia (Pusdatin Kementan, 2013), dan salah satu daerah
penopang sentra produksi di wilayah ini adalah kabupaten Malang, yakni desa
Selorejo.
Desa Selorejo merupakan sentra produksi jeruk yang termasuk dalam
wilayah kecamatan Dau kabupaten Malang. Produksi jeruk yang dihasilkan pada
daerah ini cukup signifikan pertahunnya, tercatat pada tahun 2011 produksi jeruk
yang dihasilkan mencapai 25-30 ton/Ha. Teknik pengelolaan dan pengendalian
hama perkebunan jeruk ini masih tergolong konvensional, sehingga menjadikan
penggunaan pestisida dalam pengendaliaan hama menjadi solusi utama yang
sering digunakan oleh para petani jeruk, padahal menurut Shofiatun (2007) dalam
2
yang kurang tepat akan berpengaruh terhadap produktifitas jeruk yang dihasilkan
baik dari segi kuantitas ataupun kualitas.
Pertumbuhan produksi jeruk di Indonesia pada tiap tahunnya tidak selalu
mengalami kenaikan, tercatat pertumbuhan terakhir produksi jeruk tahun 2011
sampai 2012 mengalami penurunan dari 1,82 juta ton menjadi 1,62 juta ton (BPS
dan Dirjen Hortikultura, 2013). Selain kenaikan impor jeruk yang tinggi,
permasalahan utama yang dihadapi petani dalam pengembangan jeruk adalah
adanya serangan hama dan penyakit serta teknologi pengendaliannya yang belum
berkembang dengan baik (Nurhadi dan Djatmiadi, 2008). Petani mengantisipasi
serangan hama dan penyakit dengan penyemprotan pestisida, dengan harapan
tidak akan ada hama dan penyakit di perkebunannya.
Menurut Untung (2006), penggunaan pestisida dalam ekosistem secara
terus menerus dapat mengakibatkan berbagai kerusakan dan pencemaran
lingkungan. Berbagai kasus membuktikan bukan hanya pencemaran lingkungan
yang terjadi tetapi juga penurunan keanekaragaman musuh alami hama dan
serangga yang berguna dalam ekosistem, serta munculnya hama resisten terhadap
pestisida tersebut. Untuk mengurangi berbagai permasalahan lingkungan tersebut,
diperlukan pengelolaan hama dengan pendekatan baru, yaitu pengelolaan hama
berbasis ekologi, yakni pengelolaan hama dengan memanfaatkan keanekaragaman
serangga predator (musuh alami) sebagai pengendali hama dalam suatu ekosistem.
Subianto (2008, dalam Naim 2009) menjelaskan bahwa studi keanekaragaman
serangga merupakan langkah awal dalam penanggulangan hama pada tanaman.
3
komponen-komponen ekosistem yang ada, sehingga dapat dilakukan upaya
penyeimbangan yang bersifat alamiah tanpa menggunakan pestisida kimia.
Dalam suatu ekosistem, semut merupakan salah satu seranggga dari kelas
arthropoda yang mendominasi hampir semua ekosistem. Tercatat biomassa semut
menurut Fittkau dan Kinge, (1973 cit. Agus, 2007) dapat mencapai lebih dari
30% total biomassa di ekosistem tropika. Beberapa hasil penelitian tentang studi
keanekaragaman serangga pada perkebunan jeruk didapatkan serangga yang
mendominasi pada ekosistem tersebut adalah semut (Alviantono dan Leksono,
2011). Sebelumnya, Yaherwandi (2005) melaporkan pula bahwa semut
merupakan komunitas serangga yang dominan pada lanskap persawahan cianjur
Peran semut sebagai dekomposer, predator arhropoda (musuh alami),
proses sirkulasi nutrisi tanah, sekresi kutu daun (aphid), pemakan bangkai dan
penyebaran biji menjadikan serangga ini memiliki peran penting terhadap
keseimbangan ekosistem. Pemanfaatan semut sebagai agen biologi dalam sebuah
ekosistem menjadi alternatif baru dalam pengendalian hama pada suatu ekosistem,
terlebih pada perkebunan jeruk serta mendukung upaya mengembalikan fungsi
ekologi (biorestorasi).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian
tentang “ Studi Keanekaragaman Semut (Family Formicidae) di Perkebunan
4
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat disusun rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Spesies semut apa saja yang ada di perkebunan jeruk desa Selorejo
kecamatan Dau kabupaten Malang?
2. Bagaimana indeks nilai penting (INP) semut di perkebunan jeruk desa
Selorejo kecamatan Dau kabupaten Malang?
3. Bagaimana indeks keanekaragaman semut di perkebunan jeruk desa
Selorejo kecamatan Dau kabupaten Malang?
4. Bagaimana indeks kemerataan semut di perkebunan jeruk desa Selorejo
kecamatan Dau kabupaten Malang?
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengidentifikasi berbagai spesies semut yang ada di perkebunan jeruk
desa Selorejo kecamatan Dau Kabupaten Malang?
2. Menghitung indeks indeks penting (INP) semut di perkebunan jeruk desa
Selorejo kecamatan Dau Kabupaten Malang?
3. Menghitung indeks keanekaragaman semut di perkebunan jeruk desa
Selorejo kecamatan Dau Kabupaten Malang?
4. Menghitung indeks kemerataan semut di perkebunan jeruk desa Selorejo
5
1.4.Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi dunia pendidikan yaitu hasil penelitian ini secara keseluruhan
dapat dijadikan sebagai sumber belajar dalam bidang kajian pendidikan
lingkungan hidup, yakni pemantauan keanekaragaman spesies semut
terhadap ekosistem lingkungan, khususnya perkebunan jeruk.
2. Manfaat teoritis dari penelitian ini yaitu memberikan sumbangan
pengetahuan tentang pemanfaatan keanekaragaman spesies semut untuk
mengetahui dan memantau kestabilan dan kerusakan suatu ekosistem,
khususnya perkebunan jeruk.
3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat
luas tentang pentingnya menjaga keanekaragaman hayati, khususnya
keaenakaragaman spesies semut di perkebunan jeruk yang nantinya dapat
membantu menjaga kestabilan ekosistem di dalamnya.
4. Manfaat bagi sekolah secara materi dapat dijadikan sebagai sumber belajar
dalam pelajaran biologi, menjelaskan konsep keanekaragaman hayati di
tingkat jenis atau spesies, faktor- faktor yang mempengaruhi dan upaya
pelestarian keanekaragaman jenis atau spesies di Indonesia.
1.5. Batasan Masalah
Untuk memudahkan pelaksanaan dalam penelitian ini maka peneliti perlu
membatasi penelitian sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya terbatas pada semut yang berhasil dijebak dan
6
2. Identifikasi semut dilakukan sampai tingkat genus menggunakan buku
acuan Hashimoto (2003) dan identifikasi sampai tingkat spesies dengan
bantuan ahli dari laboratorium Entomologi UGM Yogyakarta.
3. Lokasi penelitian dilakukan di perkebunan jeruk desa Selorejo Kecamatan
Dau Kabupaten Malang.
1.6. Definisi Istilah
1. Studi adalah kajian ilmiah; kajian; telaahan. (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Depdiknas edisi Ketiga, 2003).
2. Keanekaragaman menurut Pielou (1975, dalam Abdurrahman 2008)
adalah jumlah spesies yang ada pada suatu waktu dalam komunitas
tertentu.
3. Semut (Formicidae) adalah serangga dalam ordo Hymenoptera yang
ditemukan pada hampir setiap jenis ekosistem kecuali di daerah kutub dan
memiliki beragam peran dalam ekosistem dan sangat melimpah di
kepulauan dan daratan yang luas dan diperkirakan mencapai 15.000
spesies. Serangga ini memiliki peran sebagai indikator ekologi untuk
menilai ekosistem karena mudah dikoleksi dan diidentifikasi (Bolton,
1994 dan Wilson 1976 dalam Fransina S.Latumahina 2011).
4. Tanaman Jeruk adalah tumbuhan yang termasuk keluarga Citrus, pada
ketiak terdapat duri, mempunyai beberapa jenis dan varietas (Kamus Besar