KERJA GURU DI SMP NEGERI 3 BATANG ANGKOLA, HURASE
DISUSUN OLEH :
RESTU VERONIKA MANALU
130921008
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Efektivitas
Kerja Guru di SMP Negeri 3 Batang Angkola”. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan menganalisis seberapa besar pengaruh Budaya Organisasi terhadap efektivitas kerja guru di SMP Negeri 3 Batang Angkola, Hurase.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian analisis eksplanasi dengan studi Regresi Linear Sederhana.Populasi dalam penelitian ini adalah guru di SMP Negeri 3 Batang Angkola, Hurase yang berjumlah 31 orang.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan pengaruh budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap efektivitas kerja guru di SMP Negeri 3 Batang Agkola, Hurase. Besarnya pengaruh budaya organisasi terhadap efektivitas kerja pada guru SMP Negeri 3 Batang Angkola, Hurase adalah sebesar 17,9% sementara sisanya 82,1% dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian ini.
Rekomendasi dari penelitian ini adalah Untuk meningkatkan kemantapan sistem sosial, para guru sebaiknya meningktakan rasa solidaritas dan komitmen, menjaga perasaan sesama rekan-rekan kerja.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
karunia dan rahmat-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan
skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana
pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik Universitas Sumatera Utara.Adapun
judul skripsi ini adalah “Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Efektvitas Kerja
Guru di SMP Negeri 3 Batang Angkola, Hurase” . Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa didalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan dan
kelemahan dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang penulis
miliki. Akan tetapi berkat bimbingan dan petunjuk serta dukungan dari beberapa
pihak semua kesulitan dapat diatasi dan skripsi ini dapat diselesaikan.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapakan terima kasih
kepada:
1. Bapak Dr.Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sumatera Utara
2. Bapak Drs. Rasudyn Ginting, M.Si, selaku Ketua Jurusan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
3. Bapak Drs. Robinson Sembiring, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang dengan
iklas meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak selaku Drs. Rasudyn Ginting, M.Si Dosen Penguji yang banyak
5. Seluruh Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara
6. Bapak/Ibu SMP Negeri 3 Batang Angkola, Hurase yang telah memberikan
waktu dan kesempatan.
7. Keluargaku yang tersayang khususnya buat kedua orang tuaku, terima kasih
atas cinta dan kasih dan doa yang tulus buatku serta, adik-adikku atas semua
dukungan dan motivasinya
8. Teman-teman Ekstensi Administrasi Negara 2013 yang selalu mendukung dan
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulisberharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan kita
semua.Akhirnya penulis ucapkan terima kasih.
Medan, Juli 2015
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ………... i
KATA PENGANTAR ……….……….. ii
DAFTAR ISI ………. iv
DAFTAR TABEL………... viii
DAFTAR GAMBAR ……….……… xii
BAB I PENDAHULUA……….………. 1
1.1 Latar Belakang ……….. 1
1.2 Rumusan Masalah ……… 6
1.3 Tujuan penelitian ………. 7
1.4 Manfaat penelitian ……….. 7
1.5 Kerangka Teori ………... 8
1.5.1 Pengertian Budaya ……… 8
1.5.2 Pengertian Organisasi………... 8
1.5.1.3. Pengertian Budaya Organisasi……… 11
1.5.1.4. Dimensi Budaya Organisasi………... 13
1.5.1.5. Fungsi Budaya Organisasi………... 15
1.5.2 Efektivitas kerja………..….. 16
1.5.2.1. Pengertian Efektifitas……… 17
1.5.2.2. Pengertian Kerja……….. 17
1.5.2.3 Pengertian efektivitas Kerja……… 19
1.5.3 Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Efektivitas Kerja…...……….. 21
1.6 Hipotesis Penelitian……….……….. 22
1.7 Defenisi Konsep……….. 23
1.8 Defenisi Operasional……… 24
I.9 Sistematika Penulisan……… 29
BAB II METODE PENELITIAN………. 30
2.1 Bentuk Penelitian……… 30
2.2 Lokasi Penelitian……… 30
2.3 Populasi dan Sampel……….. 30
2.3.1 Populasi……….……….. 30
2.3.2 Sampel………... 31
2.4 Variabel dan Indikator Penelitian………. 31
2.4.1 Variabel Penelitian……….. 31
2.4.2 Indikator Penelitian……… 32
` 2.5 Instrument Penelitian………... 33
2.7Teknik Pengumpulan Data……….. 35
2.8 Jenis dan Sumber Data……… 36
2.9 Teknik Analisis Data……… 36
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN……… 39
3.1Gambaran Umum……… 39
3.2 Visi dan Misi……….. 39
3.3 Profil Sumber Daya Manusia………... 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………. 44
4.1 Statistik Deskriptif ………... 44
4.2 Karakteristik Responden ……… 44
4.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia……… 45
4.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan… 46
4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan………... 47
4.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja……... 47
4.1.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Golongan……….…… 48
4.1.6 Penyajian Data Jawaban Responden…...……….. 49
BAB V ANALISIS DATA……….. 96
5.1 Analisis Data Distribusi frekuensi klasifikasi jawaban responden (Guru) mengenai Budaya Organisasi terhadap Efektivitas Kerja di SMP Negeri Batang Angkola, Hurase……… 96
5.1.1 Budaya Organisasi Guru (Variabel X)………. 96
5.2 Penyajian Data Korelasi Budaya Organisasi Terhadap
Efektivitas Kerja……... 98
5.3 Penyajian Data Hasil Koefisien Determinasi………... 99
5.4 Penyajian Data Hasil Uji F……….. 100
5.5 Penyajian Data Hasil Perhitungan Regresi Linear Sederhana………. 100
5.5 Pembahasan……… ………. 102
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN………. 104
5.1. Kesimpulan……… 104
5.2 Saran……… 105
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Populasi Penelitian di SMP Negeri 3 Batang Angkola, Hurase…….. 31
Tabel 2.2 Skala Pengukuran ………. 34
Tabel 3.1 Profil Sumber Daya Manusia di SMP Negeri 3 Batang Angkola, Hurase……… 40
Tabel 3.2 Program dan Kegiatan di SMP Negeri 3 Batang Angkola, Hurase………...……... 43
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin…….………….. 45
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan………... 46
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidika……… 47
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja….………... 48
Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Golongan……… 49
Tabel 4.6 (Distribusi Jawaban Responden Tentang Selalu Diingatkan Untuk Senantiasa Melakukan Tugas Sesuai Dengan Kesepakatan Bersama)………... 49
Tabel 4.7 (Distribusi Jawaban Responden Senantiasa Berhati-hati Dalam Setiap Mengambil Keputusan demi Kepentingan bersama………... 50
Tabel 4.9 (Distribusi Jawaban Responden Selalu Menjaga Kesehatan dan
Kebugaran Agar Proses belajar-mengajar Berjalan Dengan
Baik)………..………... 52
Tabel 4.10 (Distribusi Jawaban Responden Para Guru dan Rekan Kerja
Memiliki Pola Komunikasi Yang Efektif (Bahasa Kekerabatan Lokal)
dari unsur Dalihan Na Tolu……….. 52
Tabel 4.11 (Distribusi Jawaban Responden Selalu Diingatkan Akan Norma
Dalam Bentuk Peraturan, Perintah, atau Peringatan untuk
Memperhitungkan Kemungkinan Resiko Kerugian Dari
Pekerjaan)………. 53
Tabel 4.12 (Distribusi Jawaban Responden Meluruskan Masalah Dengan
Teliti)………..……….. 54
Tabel 4.13 (Distribusi Jawaban Responden Merancang Rencana Pembelajaran
Yang Sesuai Dengan Silabus Agar Anak Didik Mencapai
Kompetensi Dasar Yang Ditetapkan……… 55
Tabel 4.14 (Distribusi Jawaban Responden Berusaha Saling Mengkoreksi
Dengan Rekan Kerja)……….... 56
Tabel 4.15 (Distribusi Jawaban Responden Mengikuti Pengembangan
Keprofesian Untuk Menjadi Guru Berprestasi…………... 56
Tabel 4.16 Distribusi Jawaban Responden Berupaya Menghindarkan
Ketersinggungan (Menjaga Perasaan) Sesama Rekan-Rekan
Kerja………... 57
Tabel 4.17 (Distribusi Jawaban Responden Menyadari Nilai-Nilai Penting
Tabel 4.18 Distribusi Jawaban Responden (Berusaha Mengganti Metode
Pembelajaran Yang Berbeda Dengan Guru Yang
Lain)………..………. 58
Tabel 4.19 Distribusi Jawaban Responden (Berusaha Menjalin Kekompakan
Di Lingkungan Sekolah)………... 59
Tabel 4.20 Distribusi Jawaban Responden (Senantiasa Berusaha Memenuhi
Standar-Standar Kerja Sebagai Tenaga pendidik)……….. 60
Tabel 4.21 Distribusi Jawaban Responden (Berusaha Menjaga Kesehatan
Yang Prima Agar Dapat Mengendalikan Tugas dan
Pekerjaan)………. 60
Tabel 4.22 Distribusi Jawaban Responden Yang (Menjunjung Asal Muasal
Bangsa Batak Mula Jadi Na Bolon)………... 61
Tabel 4.23 (Distribusi Jawaban Responden Yang Memiliki Keyakinan
Bahwa Kerja Keras dan Kekompakan dengan Rekan Kerja
Merupakan Cara Untuk Mencapai Tujuan Organisasi
di Lingkungan Sekolah)………..……… 62
Tabel 4.24 (Distribusi Jawaban Responden Yang Berupaya Menciptakan
Karya Inovatif Dengan Kategori Kompleks)……….. 62
Tabel 4.25 (Distribusi Jawaban Responden Tentang Sesama Rekan Kerja
Yang Memiliki Komunikasi Yang Baik Dalam Bekerjasama)…. 63
Tabel 4.26 (Distribusi Jawaban Responden Tentang Senantiasa Berusaha
Mendahului Rekan Sekerja Dalam Menyelesaikan
Tugas)………... 64
Bekerjasama Dengan Baik Sesuai Dengan Arahan Yang
Diberikan)……… 64
Tabel 4.28 (Distribusi Jawaban Responden Tentang Berusaha
Melaksanakan Tugas Dengan Cepat Tetapi Tidak Menyalahi
Prosedur)………. 65
Tabel 4.29 (Distribusi jawaban responden Selalu Mempertimbangkan
Kepentingan Bersama Setiap Mengambil Keputusan)………….. 66
Tabel 4.30 (Distribusi Jawaban Responden Tentang Selalu Diberikan
Arahan Agar Senantiasa Melaksanakan Tugas Sesuai Dengan
Tujuan Organisasi Sekolah)…... 66
Tabel 4.31 (Distribusi Jawaban Responden Tentang Sesama Rekan Kerja
Memberi Perhatian Secara Rinci Saat Mengalami Kesulitan
Dalam Melaksanakan Kepentingan Sekolah……… 67
Tabel 4.32 (Distribusi Jawaban Responden Tentang Selalu Menganalisis
Standar Isi Sebelum Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran)……….. 68
Tabel 4.33 (Distribusi Rawaban Responden Tentang Menyusun Soal Sesuai
Dengan Bahan Materi Pengajaran Yang Diampu)……….. 69
Tabel 4.34 (Distribusi Jawaban Responden Tentang Membahas Kembali Soal
Ujian Dengan Murid-Murid)……….… 69
Tabel 4.35 (Distribusi Jawaban Responden Tentang Berupaya
Melaksanakan Pembelajaran Perbaikan Berdasarkan (PTK)
Penilaian Tindakan Kelas)………..…. 70
Melaksanakan Publikasi Ilmiah Untuk Meningkatkan
Profesionalisme Kerja)……….… 71
Tabel 4.37 (Distribusi Jawaban Responden Tentang Berupaya Menjadi Salah
Satu Panitia Dari Beberapa Kegiatan)………. 72
Tabel 4. 38 (Distribusi Jawaban Responden Berusaha Merubah Alat Peraga
Yang Berbeda Untuk Media Pengajaran……… 72
Tabel 4.39 (Distribusi Jawaban Responden Tentang Melaksanakan
Publikasi Ilmiah Dengan Cara Sendiri)………. 73
Tabel 4.40 (Distribusi Jawaban Responden Tentang Berupaya Membuat KTI
(Karya Tulis Ilmiah) Dengan Tepat Waktu……….... 74
Tabel 4.41 (Distribusi Jawaban Setelah Seluruh Anak Didik Mencapai
Hasil Ujian Sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal, Apakah
Mengajarkan Pelajaran Selanjutnya Sesuai Kompetensi
Dasar)……… ……….. 74
Tabel 4.42 (Distribusi Jawaban Melakukan Evaluasi Hasil Nilai Siswa
Sebelum Melakukan Pengayaan Selanjutnya)……… 75
Tabel 4.43 (Distribusi Jawaban Berupaya Menyelesaikan Laporan PTK
(Penelitian Tindakan Kelas) sesuai dengan waktu yang
ditetapkan)……….………… 76
Tabel 4.44 (Distribusi Jawaban Tentang Senantiasa Membuat Soal
Sesuai Dengan Kompetensi Dasar Yang Ditetapkan)………..…. 76
Tabel 4.45 (Distribusi Jawaban Tentang Menyusun Soal-Soal, Apakah
Dirumuskan Sendiri)……… 77
Kegiatan Yang Dilaksanakan Dapat Dimengerti Oleh Anak
Didik)………... 78
Tabel 4.47 (Distribusi Jawaban Tentang Berupaya Membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Yang Mengedepankan Budaya
Membaca Bereksperesi Dalam Menulis Untuk Anak Didik)……… 78
Tabel 4.48 (Distribusi Jawaban TentangMelaksanakan Kegiatan
Pembelajaran Sesuai Isi kurikulum dan Mengaitkannya
Dengan Kehidupan Sehari-Hari)………..… 79
Tabel 4.49 (Distribusi Jawaban Tentang Mempercepat Bahan Materi
Pembelajaran, Jika Murid- Murid Cepat Menangkap Materi
Pembelajaran Yang Disampaikan)……….. 80
Tabel 4.50 (Distribusi Jawaban Tentang Guru Yang Selalu Memeriksa
Kembali Hasil Penilaian Pembelajaran Dari Penelitian Tindakan
Kelas Yang Dibuat)……….... 81
Tabel 4.51 (Distribusi Jawaban Tentang Guru Yang Senantiasa Melakukan
Perbaikan Pembelajaran Berdasarkan Hasil Evaluasi Nilai Ujian
Siswa)……….… 81
Tabel 4.52 (Distribusi Jawaban Tentang Guru Yang Mau Melaksanakan Kelompok Kerja Guru (KKG) Berdasarkan Kemauan Sendiri
Berdasarkan Keinginan Sendiri Dengan Rekan Kerja)…….……. 82
Tabel 4.53 (Distribusi Jawaban Tentang Guru Yang Berupaya
Membuat Karya Tulis Ilmiah Yang Dipublikasikan
Di Media Massa)………..…….…… 83
Seminar Dan Diklat Sesuai Waktu Yang Ditentukan)…….……… 84
Tabel 4.55 (Distribusi Jawaban Tentang Guru Yang Berupaya Mengadakan
Praktek Teknologi Tepat Guna Di kelas Yang Sesuai Dengan
Bidang Yang Diemban)……..……… 85
Tabel 4.56 (Distribusi Jawaban Tentang Guru Yang Senantiasa Mengawali Dan
Mengakhiri Pembelajaran Dengan Tepat Waktu)……….. 85
Tabel 4.57 (Distribusi Jawaban Tentang Guru Yang Melaksanakan
Pre-test (Quiz) Baik Secara Lisan atau Tulisan Untuk Mengukur
Dan Mengetahui Sejauh Mana Materi Pelajaran Yang Sudah
Dikuasai Anak Didik)……… 86
Tabel 4.58 (Distribusi Jawaban Tentang Guru Yang Menyelesaikan
Laporan Analisa Evaluasi Hasil Nilai dengan tepat waktu)………. 87
Tabel 4.59(Distribusi Jawaban Tentang Guru Yang Berupaya
Melaksanakan Kegiatan Pembelajaran Dengan Media
(menonton cd, persentase infokus)……….…. 87
Tabel 4.60(Distribusi Jawaban Guru Yang Berupaya Mengikuti
Perlombaan Karya Seni /Sains baik Perorangan atau
Kelompok)……….. 88
Tabel 4.61 Hasil Uji Validitas Variabel Budaya Organisasi (X)
dan Variabel Efektivitas Kerja Guru (Y)………... 89
Tabel 4. 62 Reabilitas Variabel (X) Budaya Orgainisasi dan Efektivitas
Kerja……….…. 95
Tabel 5.1 Distribusi data pegawai menurut total variabel (X) Budaya
Tabel 5.2 Distribusi data pegawai menurut total variabel (Y) Efektivitas
Kerja……….… 97
Tabel 5.3 Korelasi Budaya Organisaasi Terhadap Efektivitas
Kerja……….……… 98
Tabel 5.4 Koefisien Determinasi………... 99
Tabel 5.5 Uji F………. 100
Tabel 5.6 Hasil Perhitungan Regresi Linear
DAFTAR GAMBAR
Gambar Struktur Organisasi SMP Negeri 3 Batang Angkola,
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Efektivitas
Kerja Guru di SMP Negeri 3 Batang Angkola”. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan menganalisis seberapa besar pengaruh Budaya Organisasi terhadap efektivitas kerja guru di SMP Negeri 3 Batang Angkola, Hurase.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian analisis eksplanasi dengan studi Regresi Linear Sederhana.Populasi dalam penelitian ini adalah guru di SMP Negeri 3 Batang Angkola, Hurase yang berjumlah 31 orang.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan pengaruh budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap efektivitas kerja guru di SMP Negeri 3 Batang Agkola, Hurase. Besarnya pengaruh budaya organisasi terhadap efektivitas kerja pada guru SMP Negeri 3 Batang Angkola, Hurase adalah sebesar 17,9% sementara sisanya 82,1% dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian ini.
Rekomendasi dari penelitian ini adalah Untuk meningkatkan kemantapan sistem sosial, para guru sebaiknya meningktakan rasa solidaritas dan komitmen, menjaga perasaan sesama rekan-rekan kerja.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya mempunyai sifat untuk
bersosialisasi, bekerja sama dalam pencapaian tujuan baik dalam lingkungan kerja
dan bermasyarakat, karena manusia memiliki keterkaitan antara satu dan lainnya.
Untuk itu keberadaan sebuah organisasi diperlukan sebagai suatu wadah atau yang
menghimpun anggota organisasi untuk mempermudah dalam berkomunikasi
bersosialisasi, berinteraksi dan bekerja sama. Organisasi merupakan suatu sarana
yang beranggotakan orang-orang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
Menurut E Wight Bakke (dalam Kusdi) Organisasi adalah suatu sistem
berkelanjutan dari aktivitas-aktivitas manusia yang terdiferensiasi dan
terkoordinasi, yang mempergunakan, mentransformasi, dan menyatupadukan
seperangkat khusus manusia, material, modal, gagasan, dan sumber daya alam
menjadi suatu kesatuan pemecahan masalah yang unik dalam rangka memuaskan
kebutuhan-kebutuhan tertentu manusia dalam interaksinya dengan sistem-sistem
lain dari aktivitas manusia dan sumber daya dalam lingkungannya.1)
Dalam proses pencapaian tujuan organisasi, hal utama yang paling
dibutuhkan adalah penggeraknya atau individu sebagai motor bagi kehidupan
organisasi, dan bagi kelancaran proses dan kegiatan-kegiatan yang ada dalam
organisasi tersebut. Karena sebaik apapun organisasi, sebanyak apapun fasilitas
1)
organisasi tersebut, tanpa adanya peran dari sumber daya manusia (pegawai),
semua proses dan kegiatan-kegiatan organisasi tidak akan berjalan dengan baik.
Tanpa adanya manusia, sumber daya sumber daya lain yang ada dalam
organisasi tersebut tidak akan berjalan dengan baik sesuai dengan pencapaian
yang telah ditetapkan sebelumnya. Oleh sebab itu untuk hasil pencapaian
organisasi yang baik, maka dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas
dan professional dalam bekerja. Sumber daya manusia yang berkualitas dan
professional identik dengan kinerja yang lebih baik, lebih efektif dan memiliki
rasa integritas yang tinggi untuk meningkatkan mutu organisasi tersebut. Sumber
daya manusia yang ada di dalam organisasi harus selalu diberdayakan dan
dikembangkan agar menjadi sumber daya yang kompetitif.
Dalam era globalisasi dan perkembangan zaman, sumber daya manusia
juga harus mampu bersaing secara kompetitif, untuk menghasilkan sumber daya
manusia yang unggul adalah melalui proses pendidikan, untuk itu dibutuhkan pula
sumber daya manusia yang dapat mendidik penerus dan generasi bangsa baik dari
segi budaya dan iptek, untuk meningkatkan perekonomian Negara dan bangsa
kedepannya, tenaga pendidik sumber daya manusia harus memiliki potensi dan
profesionalisme kerja agar dapat mengkaderisasi pemimpin di masa yang akan
datang. Para pendidik bukan hanya dituntut untuk mengajarkan pengajaran secara
teori tetapi diharapkan juga dapat menerapkan kegiatan mengajar secara
e-learning, karena mengajar dengan metode lama atau konvesional kurang efektif.
Sistem pembelajaran dengan metode e-learning yang memiliki sistem atau konsep
pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar
Keberhasilan suatu organisasi sangat erat kaitannya dengan kualitas kerja
para anggotanya. Sehingga organisasi dituntut untuk mengembangkan dan
meningkatan kinerja dari para anggota organisasi. Kinerja adalah hasil kerja yang
telah diselesaikan pegawai dalam waktu batas waktu yang telah ditentukan
maupun yang tidak memiliki batas waktu. Menurut Irianto (dalam Edy Sutrisno)
Kinerja karyawan adalah prestasi yang diperoleh seseorang dalam melakukan
tugas. Kinerja pegawai yang tinggi akan mendukung produktivitas kerja pegawai,
dari produktivitas tersebut akan diketahui apakah organisasi tersebut sudah efektif
atau belum efektif. Peran pemimpin sangat berpengaruh pada keberhasilan
organisasi, pemimpin harus memperhatikan peningkatan kerja para anggotanya
demi pencapaian tujuan organisasi. Peningkatan efektivitas kerja para pegawai
erat kaitannya dengan bagaimana cara organisasi mengembangkan budaya
organisasi yang ada.2)
Setiap organisasi memiliki ciri khas yang membedakannya dengan
organisasi lain, ciri khas ini menjadi identitas bagi organisasi. Ciri khas inilah
yang dinamakan dengan budaya organisasi. Budaya organisasi identik dengan
hubungan yang unik baik dari kepercayaan, nilai-nilai, norma-norma, serta
bagaimana cara berperilaku yang menjadi ciri bagaimana suatu kelompok dan
individu menyelesaikan sesuatu. Budaya organisasi memiliki memiliki nilai-nilai
yang harus dijiwai, dipahami, serta dipraktekan dan dilakukan bersama oleh
semua individu yang terlibat dalam kelompok tersebut. Budaya berkaitan dengan
bagaimana organisasi membangun suatu komitmen untuk mewujudkan visi dan
misi organisasi, membangun kekuatan dan pondasi organisasi, serta menciptakan
2)
rasa solidaritas diantara para pegawai. Budaya organisasi terbentuk dari filosofi,
dan nilai-nilai yang dianut oleh sumber daya manusia yang ada dalam organisasi.
Top Management atau peran dari pimpinan berpengaruh besar dalam
pembentukan budaya organisasi.
Budaya yang ada dalam suatu organisasi akan mempengaruhi cara bekerja
individu dalam kelompok, yang melahirkan cara pandang yang sama dalam
melaksanakan aktivitas pekerjaan. Budaya organisasi juga berdampak pada
efesiensi dan efektivitas organisasi. Nilai-nilai yang dianut bersama membuat para
pegawai merasa nyaman bekerja, semakin kuat budaya organisasi, maka semakin
besar besar dorongan para pegawai untuk maju bersama. Berdasarkan hal tersebut
penjiwaan antara individu, penciptaan komitmen, dan pengembangan budaya
organisasi sangat diperlukan untuk membangun organisasi yang efektif dan
efisien yang sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dalam rangka analisis mengenai efektivitas kerja pegawai, dalam
penelitian saya ini, saya memilih untuk meneliti guru sebagai objek penelitian.
Saya memilih untuk mengamati variabel budaya organisasi, dengan harapan
bahwa perbaikan kinerja guru meningkat setelah mengetahui elemen- elemennya.
Budaya organisasi sebaiknya dimiliki oleh suatu kelompok dan organisasi
termasuk instansi pemerintahan, agar diantara para pegawai memiliki nilai-nilai,
norma-norma, pedoman, dan acuan yang wajib dilaksanakan. Budaya organisasi
juga sebagai pemersatu pegawai, peredam konflik manajemen, dan sebagai
stimulan bagi para pegawai untuk melaksanakan tugas-tugas dengan rasa
kinerja pegawai. Suatu organisasi yang memiliki budaya yang kuat akan
menghasilkan kinerja yang baik dalam jangka panjang, jika para pengajar atau
guru memiliki budaya organisasi yang kuat, maka para guru dapat melaksanakan
kegiatan proses belajar mengajar dengan baik dan efektif.
Dalam Undang- Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada bab II pasal 2 menyebutkan bahwa
pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Republik
Indonesia dalam tahun 1945, Sedangkan pada pasal 3 menyebutkan bahwa
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak seta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Sebagai usaha mewujudkan
tujuan pendidikan nasional di atas sekolah tentunya membutuhkan guru yang
bekerja dengan efektif.
Kinerja Guru merupakan penilaian terhadap hasil kerja untuk unit
sekolah itu sendiri, dan juga untuk penilaian pribadai atau penilaian kepada guru
masing-masing, baik secara kualitas dan kuantitas mengenai tugas dan tanggung
jawabnya dalam menyelenggarakan tugas umum pemerintahan yang telah
ditetapkan dalam peraturan, hal yang paling utama adalah pencapain hasil kerja
Berdasarkan latar belakang ini saya tertarik untuk melakukan penelitian,
Pengaruh budaya organisasi yang dimiliki oleh SMP Negeri 3 Hurase, Batang
Angkola terhadap efektivitas kerja. Dalam pencapaian hasil kerja sekolah guna
memperlancar proses belajar mengajar yang efektif, perlu adanya budaya kerja
dalam organisasi, karena dalam kenyataannya budaya kerja di Sekolah SMP
Negeri 3 Batang Angkola belum tertulis dengan jelas sehingga para guru tidak
mudah untuk membangun kesepahaman, rasa kebersamaan dengan rekan guru
lainnya, karena jika sudah ada rasa integritas, persepsi yang sama diantara para
guru maka akan mudah bagi para guru untuk meningkatkan kualitas pendidikan
yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Dari variabel efektivitas, disiplin kerja
atau ketepatan waktu para guru tiba di sekolah yang sering terlambat, dan masih
adanya para guru yang meninggalkan sekolah atau meninggalkan jam pelajaran
mengajar yang bukan untuk kepentingan sekolah tetapi untuk kepentingan pribadi,
dan masih kurangnya metode pembelajaran e-learning yang harus diterapkan oleh
para pendidik, yang membuat proses belajar-mengajar menjadi kurang efektif dan
efesien.
1.2 Rumusan Masalah
Penelitian dilakukan berangkat dari adanya suatu permasalahan. Masalah
merupakan “penyimpangan“ dari apa yang seharusnya dan apa yang terjadi,
dan praktek , dan penyimpangan antara aturan dan pelaksanaan . Masalah itu
muncul pada ruang (tempat) dan waktu tertentu.3)
Berdasarkan uraian- uraian yang melatar belakangi masalah di atas, maka
saya merumuskan masalahnya sebagai berikut :
1. “Apakah Budaya Organisasi berpengaruh terhadap efektivitas kerja Guru
di SMP Negeri 3 Hurase, Batang Angkola ?”
2. “Seberapa besar pengaruh budaya organisasi terhadap efekivitas kerja ?”
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah budaya organisasi berpengaruh terhadap
efektivitas kerja pada Guru SMP Negeri 3 Hurase, Batang Angkola.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh budaya organisasi terhadap
efektivitas kerja pada Guru SMP Negeri 3 Hurase, Batang Angkola.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagi penulis berguna untuk mengembangkan dan meningkatkan
kemampuan berpikir dalam menganalisa setiap gejala dan permasalahan
yang dihadapi di lapangan.
2. Bagi instansi sekolah, penelitian ini diharapkan mampu menambah
pengetahuan atau informasi tentang budaya organisasi yang dapat
3)
meningkatkan efektivitas kerja pada guru di SMP Negeri 3 Hurase, Batang
Angkola.
3. Bagi FISIP-USU, dapat memperkaya bahan refrensi penelitian di bidang
Ilmu-Ilmu Sosial pada umumnya dan khususnya Ilmu Administrasi
Negara.
1.5 Kerangka Teori
Untuk memudahkan penetilian diperlukan pedoman dasar berfikir yaitu
kerangka teori. Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, perlu menyusun
kerangka teori sebagai kerangka berpikir untuk menggambarkan dari sudut mana
peneliti akan menyoroti masalah yang akan diteliti. Kerangka Berpikir menurut
Uma Sekaran (dalam Sugiyono) mengemukakan bahwa, kerangka berfikir
merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan
berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. 4)
Teori menurut Kerlinger (Dalam Sofian Effendi dan Tukiran) Teori adalah
serangkaian asumsi, konsep, konstruk, defenisi, dan proposisi untuk menerangkan
suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara mengkonstruksi hubungan
antara konsep dan proposisi dengan menggunakan asumsi dan logika tertentu. 5)
1.5.1 Pengertian Budaya
Menurut Perucci dan Hamby (Dalam Manahan P.Tampubolon) Budaya
adalah segala sesuatu yang dillakukan, dipikirkan, dan diciptakan oleh manusia
4)
Sugiyono, ibid., hal. 65 5)
dalam masyarakat serta termasuk pengakumulasian sejarah dari objek-objek atau
perbuatan yang dilakukan sepanjang waktu. 6)
Sedangkan menurut Silk (Dalam Manahan P.Tampubolon)
mendefenisikan budaya sebagai cara bagaimana kita akan melakukan sesuatu
pada saat ini, yang penekanannya menjelaskan tentang sikap yang terwujud
melalui sebuah taladan dari atas, seperti dari pemimpin organisasi atau orang
yang dituakan di dalam masyarakat, yang direfleksikan ke dalam peraturan dan
prosedur di dalam suatu organisasi kemasyarakatan resmi.7)
Kemudian, menurut Melville Herkovits (dalam Achmad Sobirin) Budaya
adalah sebuah kerangka pikir (construct) yang menjelaskan tentang keyakinan,
perilaku, pengetahuan, kesepakatan-kesepakatan, nilai-nilai, tujuan yang
kesemuanya itu membentuk pandangan hidup (way of life) sekelompok orang. 8)
Menurut Andrew Peetigrew (dalam Achmad Sobirin) Budaya adalah
Sistem makna yang diterima secara terbuka dan kolektif, yang berlaku untuk
waktu tertentu bagi sekelompok orang tertentu. 9)
Menurut Edgar Schein (dalam Achmad Sobirin) Budaya adalah pola
asumsi dasar yang di-shared oleh sekelompok orang setelah sebelumnya mereka
mempelajari dan meyakini kebenaran pola asumsi tersebut sebagai cara untuk
menyelesaikan persoalan yang berkaitan dengan adaptasi eksternal dan integrasi
internal, sehingga pola asumsi dasar tersebut perlu diajarkan kepada
anggota-anggota baru sebagai cara yang benar untuk berpersepsi, berpikir dan
6)
Manahan P.Tampubolon, Perilaku Keorganisasian (Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia tahun 2008) Edisi kedua, hal 224
7)
Manahan P. Tampubolon, loc. cit. 8)
Achmad Sobirin, Budaya Organisasi, (Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN tahun 2007), Cetakan Pertama, hal. 53
9)
mengungkapkan perasaannya dalam kaitannya dengan persoalan-persoalan
organisasi. 10)
Budaya adalah seperangkat nilai, yaitu norma-norma yang mengarahkan
kepada keyakinan. Dan pemahaman yang dibentuk oleh para anggota suatu
organisasidan mengajarkannya kepada anggota baru sebaik mungkin. 11)
1.5.1.2 Pengertian Organisasi
Organisasi berasal dari bahasa Yunani organon, yang berarti “alat” (tool).
Kata ini masuk ke dalam bahasa Latin, menjadi organizatio dan kemudian masuk
ke bahasa Prancis (abad ke-14) menjadi organization. Pengertian awalnya
merujuk kepada kata benda atau proses, melainkan manusia atau individu sebagai
penggeraknya. Organisasi merupakan sarana untuk menciptakan nilai yang dapat
dipakai secara simultan oleh kelompok pengelola yang berbeda yang untuk
mencapai tujuan yang berbeda pula. 12)
Menurut Stephen Robins (dalam Kusdi 2009) organisasi adalah suatu
entitas sosial yang secara terkoordinasi, memiliki suatu batas yang relatif dapat
diidentifikasi, dan berfungsi secara relatif kontinu (berkesinambungan) untuk
mencapai suatu tujuan atau seperangkat tujuan bersama. 13)
10)
Achmad Sobirin, ibid., hal. 132 11)
Dicky Wisnu dan Siti Nurhasanah, Teori Organisai Stuktur dan dan Desain, (Malang: Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang tahun 2005), Edisi kedua, hal. 244
12)
Dicky Wisnu dan Siti Nurhasanah, ibid., hal. 21 13)
Menurut Barnard (dalam Miftah Thoha) menyatakan bahwa organisasi itu
adalah suatu sistem kegiatan-kegiatan yang terkoodinir secara sadar, suatu
kekuatan dari dua manusia atau lebih. 14)
Sedangkan Menurut Amitai Etzioni (dalam Miftah Thoha) mengemukakan
konsepsi organisasi sebagai sekelompok orang-orang yang sengaja disusun untuk
mencapai tujuan tertentu.15)
Dalam masyarakat modern , terdapat beragam jenis organisasi. Organisasi
formal adalah organsasi yang mempunyai undang-undang dan peraturan, akta
pendirian, serta anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, atau organasi yang
berbadan hukum. Contoh organisasi formal adalah perusahaan,
sekolah/universitas, organisasi pertahanan dan keamanan (polisi dan tentara),
pengadilan dan sebagainya.16)
1.5.1.3 Pengertian Budaya Organisasi
Budaya organisasi adalah sebuah keyakinan, sikap, dan nilai yang
umumnya dimiliki, yang timbul dalam organisasi, dikemukakan dengan lebih
sederhana, budaya adalah cara kita melakukan sesuatu disini. Pola nilai, norma,
keyakinan, sikap dan asumsi ini mungkin tidak diungkapkan, tetapi akan
membentuk cara orang berperilaku dan melakukan sesuatu. Nilai mengacu kepada
apa yang diyakini merupakan hal penting mengenai cara orang dan organisasi
berperilaku. Norma adalah peraturan tak tertulis mengenai perilaku. Budaya
organisasi merupakan aspek subjektif dari apa yang terjadi di dalam organisasi.
14)
Miftah Thoha, Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya, (Jakarta: Rajawali Pers tahun 2011), Edisi 1, hal. 114
15)
Miftah Thoha, ibid., hal. 115 16)
Hal ini mengacu kepada abstraksi, seperti nilai dan norma yang meliputi seluruh
atau bagian dari bisnis. 17)
Budaya Organisasi merupakan suatu kekuatan sosial yang tidak tampak,
yang dapat menggerakkan orang-orang dalam suatu organisasi untuk melakukan
aktivitas kerja. 18)
Budaya organisasi dapat didefenisikan sebagai perangkat sistem nilai-nilai
(values), keyakinan-keyakinan (beliefs), asumsi-asumsi (assumptions), atau
norma-norma yang telah lama berlaku, disepakati dan diikuti oleh para anggota
suatu organisasi sebagai pedoman perilaku dan pemecahan masalah-masalah
organisasinya. 19)
Sedangkan menurut Edgar H Schein (dalam A. A Anwar Prabu
Mangkunegara) pengertian budaya organisasi adalah seperangkat asumsi atau
sistem keyakinan, nilai-nilai dan norma yang dikembangkan dalam organisasi
yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi para anggotan-anggotanya untuk
mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal. 20
Menurut Eldridge dan Crombie (Dalam Wirawan) Budaya suatu organisasi
menunjukkan konfigurasi unik dari norma, nilai, kepercayaan, dan cara-cara
berperilaku yang memberikan karakteristik cara kelompok dan individu bekerja
sama untuk menyelesaikan tugasnya. 21)
17)
Sedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Bandung: Penerbit PT. Refika Aditama tahun 2007), cetakan pertama. hal. 75
A. A Anwar Prabu Mangkunegara, Perilaku dan Budaya Organisasi (Bandung: Penerbit PT. Refika Aditama tahun 2005), Cetakan Pertama, hal. 113
21)
Menurut Schwartz dan Davis (Dalam Wirawan), budaya organisasi
merupakan pola kepercayaan dan harapan yang dianut oleh anggota organisasi.
Kepercayaan dan harappan tersebut menghasilkan nilai-nilai yang dengan kuat
membentuk perilaku para individu dan kelompok-kelompok anggota organisasi.
22)
Berdasarkan teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi
dapat didefenisikan sebagai nilai-nilai yang menjadi pegangan sumber daya
manusia dalam menjalankan kewajibannya dan juga perilakunya di dalam suatu
organisasi.
1.5.1.4 Dimensi Budaya Organisasi
Menurut Denision (dalam Achamad Sobirin) mengemukakan adanya 4
dimensi budaya organisasi yang diyakini terkait dengan tingkat efektivitas
organisasi. 23)
Dimensi Budaya Organisasi tersebut adalah sebagai berikut
1. Involment dimension
adalah dimensi budaya organisasi yang menunjukkan tingkat partisipasi
karyawan (anggota organisasi) dalam proses pengambilan keputusan.
2. Consistency
adalah menunjukkan tingkat kesepakatan anggota organisasi terhadap
asumsi dasar dan nilai-nilai inti organisasi
22)
Wirawan, ibid., hal. 8-9 23)
3. Adaptibility
adalah kemampuan organisasi dalam merespon perubahan-perubahan
lingkungan eksternal dengan melakukan perubahan internal organisasi.
4. Mission Dimension
adalah budaya yang menunjukkan tujuan inti organisasi yang menjadikan
anggota organisasi teguh dan fokus terhadap apa yang dianggap penting
oleh organisasi.
Budaya Organisasi yang kuat bisa mempunyai dampak pada kinerja
perusahaan. Kekuatan budaya menunjukkan tingkat persetujuan di antara para
angota organisasi tentang pentingnya nilai khusus. Jika pentingnya nilai-nilai
tersebut telah menjadi konsensus yang tersebar luas, maka budayanya terpadu dan
kuat; jika kesepakatan minim, maka budayanya melemah.
Budaya ataupun budaya organisasi sejatinya berdampak kuat pada etika
pegawai, karena ia berperan sebagai pengarah para pegawai dalam berkeputusan
tiap harinya. 24)
Untuk hal budaya organisasi yang berlaku dalam dunia birokrat, bentuk
dan sumber daya yang ada dalam organisasi pada umumnya sama dengan apa
yang ada dalam organisasi perusahaan dan sosial. Namun berbeda dalam visi, misi
dan karakteristik yang dimilikinya. Organisasi publik atau birokrasi publik tidak
berorientasi langsung pada tujuan akumulasi keuntungan, namun memberikan
layanan publik dan menjadi katalisator dalam penyelenggaraan pembangunan
maupun penyelenggaraan tugas Negara.
24)
1.5.1.5 Fungsi Budaya Organisasi
Dari sisi fungsi budaya organisasi mempunyai empat fungsi menurut
Robbins (dalam Edy Sutrisno). 25)
Fungsi Budaya Organisasi menurut Robbins :
1. Budaya mempunyai suatu peran pembeda.
Hal itu berarti bahwa budaya kerja menciptakan pembedaan yang jelas
antara satu organisasi dengan yang lain.
2. Budaya organisasi membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota
organsisasi.
3. Budaya organisasi mempermudah timbul pertumbuhan komitmen pada
sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan diri individual.
4. Budaya organisasi itu meningkatkan kemantapan sistem sosial.
Menurut Defenisi Gordon (dalam Edy Sutrisno) Dalam hubungannya
dengan segi sosial, budaya berfungsi sebagai perekat sosial yang membantu
mempersatukan organisasi itu dengan memberikan standar-standar yang tepat
untu apa yang harus dikatakan dan dilakukan oleh para karyawan. Akhirnya,
budaya berfungsi sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang
memandu dan membentuk sikap serta perilaku para karyawan.26)
Budaya-budaya memberikan dua fungsi dalam organisasi adalah : 27)
(1). Untuk menghubungkan para angota sehingga mereka tahu bagaimana
berinteraksi satu sama lain, dan
(2). untuk menolong organisasi dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan
sekitar.
1.5.2 Efektivitas kerja
Setiap melakukan kegiatan manajemen dalam organisasi, maka akan
timbul pula konsep efektivitas, yaitu bagaimana usaha yang akan dilakukan
sehingga segala apa yang direncanakan dapat dicapai seluruhnya dengan tepat
waktu atau dapat menjawab perkembangan kebutuhan organisasi.
1.5.2.1 Pengertian Efektivitas
Menurut Steers (dalam Edy Sutrisno) Pengertian efektivitas pada umumnya efektivitas hanya dikaitkan dengan tujuan organisasi, yaitu laba, yang
cenderung mengabaikan aspek terpenting dari keseluruhan prosesnya, yaitu
sumber daya manusia. Steers mengatakan bahwa yang terbaik dalam meneliti
efektivitas dalam meneliti efektivitas ialah memerhatikan secara serempak tiga
buah konsep yang saling berkaitan yaitu : 28)
(1). Optimalisasi tujuan-tujuan,
(2). Perpesktif sistem; dan
(3). Tekanan pada segi perilaku manusia dalam susunan organisasi
Cara seperti ini disebut ancangan saja, misalnya dari segi tujuan . Dengan ancangan optimalisasi tujuan-tujuan memungkinkan dikenali bermacam-macam
tujuan, meskipun tampaknya saling bertentangan. Dalam kaitannya dengan
optimalisasi tujuan efektivitas itu dinilai menurut ukuran seberepa jauh suatu
organisasi berhasil mencapai tujuan-tujuan yang layak dicapai yang satu sama
28)
yang lain saling berkaitan. Dengan ancangan ini perhatian lebih diarahkan pada
persoalan-persoalan mengenai salaing berhubungan, struktur, dan saling
ketergantungan satu sama lain. Sistem ini mencakup tiga komponen, ialah input,
proses, dan output.
Sebagai suatu sistem, suatu organisasi menerima input dari
lingkungannya, kemudian memprosesnya, dan selanjutnya memberikan output
kepada lingkungannya. Tanpa adanya input dari lingkungannya, suatu organisasi
akan mati. Demikian juga tidak memberikan output kepada lingkungannya, suatu
organisasi akan mati. Jadi efektivitas tidak hanya dilihat dari segi tujuan
semata-mata, melainkan juga sistem
Komponen yang ketiga ialah perilaku manusia dalam organisasi.
Ancangan ini digunakan karena atas dasar kenyataan bahwa tiap-tiap prinsip
organisasi dalam mencapai tujuannya selalu menggunakan perilaku manusia
sebagai alatnya atau perusahaan dapat efektif, tetapi juga karena fakor
manusianyalah suatu perusahaan tidak efektif.
Seorang praktisi ahli serta penulis di bidang manajemen dan perilaku
keorganisasian menyatakan, yang diartikan dengan efektivitas adalah pencapaian
sasaran yang telah disepakati secara bersama serta tingkat pencapaian sasaran itu
menunjukkan tingkat efektivitas. 29)
1.5.2.2 Pengertian Kerja
Konsep kerja didefenisikan oleh George Thomason dalam (Taliziduhu Ndraha);
An activity which demands the expenditure of energy or effort to create
from
29)
‘raw materials’ those product or services which people value.30) Dapat juga dikatakan, kerja adalah proses penciptaan nilai pada suatu unit
sumber daya. Kerja itu sesungguhnya adalah suatu kegiatan sosial.31) Kerja
merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia. Kebutuhan itu bisa
bermacam-macam, berkembang dan berubah, bahkan seringkali tidak disadari oleh
pelakunya.32)
Seseorang bekerja karena ada sesuatu yang hendak dicapainya, dan ada
orang berharap bahwa aktivitas kerja yang dilakukannya akan membawanya
kepada suau keadaan yang lebih memuaskan daripada keadaan
sebelumnya.Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa pada diri manusia terdapat
kebutuhan-kebutuhan yang pada saatnya membentuk tujuan-tujuan yang hendak
dicapai dan dipenuhinya. Demi tujuan-tujuan itu, orang terdorong melakukan
suatu aktivitas yang disebut kerja.
Sementara menurut J.A.C Brown (dalam Pandji Anoraga) menyatakan
bahwa kerja itu sesungguhnya merupakan bagian penting dari kehidupan manusia,
sebab aspek kehidupan yang memberikan status kepada masyarakat. 33)
Kerja adalah ibadah, kerja sebagai pernyataan syukur atas kehidupan di
dunia ini, dilakukan seakan-akan kepada dan bagu kemuliaan nama Tuhan bukan
kepada manusia.34
Kerja adalah sumber penghasilan, hal ini jelas kerja sebagai sumber
nafkah merupakan anggaran dasar masyarakat umumnya.35
30)
Taliziduhu Ndraha, Teori Budaya Organisasi (Jakarta: Penerbit PT. Rineka Cipta tahun 2005), cetakan pertama, hal. 203
31)
Pandji Anoraga, Psikolologi kerja (Jakarta: Penerbit PT. Rineka Cipta tahun 2005) Cetakan ketiga, hal. 13
32)
Pandji Anoraga, ibid., hal. 11 33)
Pandji Anoraga, ibid., hal. 13 34)
1.5.2.3 Pengertian efektivitas Kerja
Menurut Fremont E. Kas (dalam Sugiyono) mengemukakan bahwa
“effectiveness is concerned with the accomplishment of explicit or
implicit goals”. 36)
Jadi efektivitas berkenaan dengan derajad pencapaian tujuan baik secara
eksplisit maupun implisit, yaitu seberapa jauh rencana dapat dilaksanakan dan
seberapa jauh tujuan tercapai.
Menurut Robbins (dalam Kusdi) defenisi efektivitas organisasi adalah
sejauh mana organisasi mencapai berbagai sasaran (jangka pendek) dan tujuan
(jangka panjang) yang telah ditetapkan, dimana penetapan sasaran-sasaran dan
tujuan-tujuan itu mencerminkan konstituen strategi, kepentingan subjektif penilai,
dan tahap pertumbuhan pertumbuhan organisasi. 37)
Berdasarkan pengertian efektivitas, kerja tersebut, dapat dikemukakan
bahwa keberhasilan dalam mencapai tujuan organisasi tergantung pada
aktivitas-aktivitas yang dilakukan anggota organisasi, secara tepat sasaran dan tepat waktu,
oleh karena itu perilaku pegawai yang mengarah pada proses pencapaian tujuan
organisasi harus dikelola sedemikian rupa sehinggga membentuk kerja-kerja yang
efektif. Kerja yang efektif adalah jawaban positif dari permasalahan-permasalahan
bagaimanakah kita dapat memanfaatkan waku yang telah ditentukan dan apakah
target pekerjaan dapat kita capai atau kita lampaui. Efektivitas kerja individu ini
juga akan membentuk efektivitas kerja unit dan efektivitas kerja organisasi.
Efektivitas kerja organisasi selain ditentukan oleh efektivitas sumber daya
manusia, juga dipengaruhi oleh efektivitas sumber daya lainnya.
Dengan demikian efektivitas kerja merupakan suatu ukuran yang
memberikan gambaran mengenai seberapa jauh tujuan organisasi dapat tercapai
secara tepat sasaran dan tepat waktu. Apabila efektivitas kerja dapat ditingkatkan,
maka pencapaian tujuan organisasi lebih optimal.
Disamping hal-hal yang bersifat tehnis, terdapat faktor-faktor lain yang
sifatnya tidak tehnis, melainkan psikologi, sosio kultural dan intelektual. Artinya
dalam kehidupan berorganisasi, berkarya tidak dapat dipandang semata-mata
hanya sebagai wahana untu merumuskan kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya
wahana untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya individualistik dan
ekonomis,tetapi juga berbagai kebutuhan lainnya. Interaksi dengan berbagai pihak
seperti rekan sekerja, atasan dan bawahan mutlak diperlukan.
Tidak satu pun pekerjaan organisasi yang dapat diselesaikan hanya oleh
seseorang tanpa interaksi sama sekali dengan pihak lain. ketaatan terhadap
berbagai ketentuan yang berlaku dalam organisasi,melakukan penyesuaian dengan
tradisi dan kultur organisasi adalah beberapa contoh lain dari faktor-faktor yang
perlu mendapat perhatian dalam mendorong tercapainya tingkat efektifitas kerja
pegawai dalam kehidupan organisasi.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap efektivitas menurut Edy Sutrisno,
adalah: 38)
1. Karakteristik Organisasi, termasuk struktur dan teknologi
38)
2. Karakteristik lingkungan, termasuk lingkungan interen dan lingkungan ekstern
3. Karakteristik Karyawan
4. Kebijakan Praktik Manajemen
1.5.3 Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Efektivitas Kerja
Kegunaan Budaya oleh Sedarmayanti adalah Budaya menampilkan
“perekat sosial” dan menghasilkan “perasaan kekamian”, sehingga meniadakan
proses diferensiasi yang merupakan bagian dari kehidupan organisasi yang tidak
dapat dihindari. Budaya organisasi menawarkan suatu sistem bersama mengenai
arti, diamana menjadi dasar untuk komunikasi dan pemahaman bersama. Jika
fungsi ini tidak direalisasikan dalam suatu cara yang layak, budaya mungkin
secara signifikan mengurangi efesiensi organisasi. 39)
Dalam Pembahasan peran budaya organisasi, Budaya organisai diteliti
secara intensif oleh para pakar untuk mengetahui perannya dalam organisasi
sejumlah penelitian menyimpulkan bahwa budaya organisasi mempunyai peran
besar dalam upaya mencapai tujuan organisai, di point yang ke-10, yaitu : Sumber
Keunggulan Kompetitif; Budaya organisasi merupakan salah satu sumber
keunggulan kompetitif. Budaya organisasi yang kuat mendorong motivasi kerja,
konsistensi, efektivitas dan efesiensi, serta menutunkan ketidakpastian yang
memungkinkan kesuksesan organisasi dalam pasar dan persangan.40)
Menurut James L.Gibson dan dkk (Dalam Hadari Nawawi) menyatakan
budaya organisasi adalah suatu sistem nilai-nilai, keyakinan dan norma-norma
menjadi kekuatan positif akan menjadi pendukung efektivitas organisasi, sedang
yang bersifat negatif akan menjadi kontra produktif terhadap usaha pencapaian
organisasi. Budaya organisasi yang sangat besar pengaruhnya terhadap
kemimpinan untuk mewujudkan efektivitas organisasi, antara lain karena
pengaruhnya pada iklim organisasi atau iklim kerja yang berlangsung
sehari-hari.41)
Menurut Deal dan dkk Budaya yang kuat dan positif sangat berpengaruh
terhadap perilaku dan efektivitas kinerja perusahaan.42)
Budaya organisasi memiliki peran yang sangat strategis terhadap
kesuksesan suatu organisasi, untuk membangun kerja organisasionalnya dalam
jangka panjang sebagai sarana bagi anggota organisasi untuk memenuhi
kebutuhan serta mencapai tujuannya. Sejauh mana budaya mempengaruhi
efektivitas organisasi dapat diketahui dengan melihat kuat atau lemah budaya
organisasi tersebut.
1.6 Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pertanyaan. 43)
Adapun hipotesis yang dikemukakan adalah :
1. Hipotesis Alternatif
Adanya pengaruh budaya organisasi terhadap efektivitas kerja.
41)
Hadari Nawawi, Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press), Cetakan Pertama, hal. 290-291
42)
Edy Sutrisno, op. cit., hal. 3 43)
2. Hipotesis Nol
Tidak adanya pengaruh budaya organisasi terhadap efektivitas kerja.
1.7 Defenisi Konsep
Menurut Sofian Effendi, Konsep merupakan abstraksi mengenai suatu
fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik
kejadian, keadaan, kelompok, atau individu tertentu. Dalam penelitian ini, penulis
memberikan batasan masing-masing konsep yang digunakan. 44)
Untuk memberikan batasan yang jelas penelitian yang akan dilakukan,
maka saya mendefenisikan konsep-konsep yang digunakan sebagai berikut :
1. Budaya organisasi merupakan serangkaian nilai-nilai dan strategi, gaya
kepemimpinan, visi & misi serta norma-norma kepercayaan dan pengertian
yang dianut oleh anggota organisasi dan dianggap sebagai kebenaran bagi
anggota yang baru yang menjadi sebuah tuntunan bagi setiap elemen
organisasi suatu perusahaan untuk membentuk sikap dan perilaku.
Hakikatnya, budaya organisasi bukan merupakan cara yang mudah untuk
memperoleh keberhasilan, dibutuhkan strategi yang dapat dimanfaatkan
sebagai salah satu andalan daya saing organisasi. Budaya organisasi
merupakan sebuah konsep sebagai salah satu kunci keberhasilan suatu
organisasi dalam mencapai tujuannya.
2. Efektivitas kerja sebagai pencapaian target dengan baik secara tepat guna dari
segi kuantitas, dan kualitas waktu yang menghasilkan output sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan.
44)
1.8 Defenisi Operasional
Menurut Masri Singarimbun (Dalam Sofian Effendi dan Tukiran) Defenisi Operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya
mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, defenisi operasional adalah semacam
petunjuk mengukur suatu variabel, sehingga dengan pengukuran tersebut dapat
diketahui indikator-indikator apa saja untuk mendukung analisa dari
variabel-variabel tersebut. 45)
Adapun yang menjadi defenisi operasional dalam penelitian ini adalah ;
Menurut Manahan P. Tampubolon variabel-variabel budaya organisasi ada
6 variabel. 46)
A.Variabel-variabel Budaya Organisasi sebagai Variabel Bebas (X)
Diukur dengan menggunakan indikator-indikator sebagai berikut :
1. Inovatif Memperhitungkan Risiko
Norma yang dibentuk berdasarkan kesepakatan menyatakan bahwa setiap
karyawan akan memberikan perhatian yang sensitive terhadap segala
permasalahan yang mungkin dapat membuat risiko kerugian bagi kelompok
dan organisasi secara keseluruhan. Perilaku karyawan yang demikian dapat
dibentuk apabila berdasarkan kesepakatan bersama sehingga secara tidak
langsung membuat rasa tanggungjawab bagi karyawan untuk melakukannya
secara konsisten.
45)
Sofian Effendi, op. cit., hal. 51 46)
2. Memberi Perhatian pada Setiap Masalah Secara Detil
Memberikan perhatian pada setiap masalah secara detil di dalam melakukan
pekerjaan akan menggambarkan ketelitian dan kecermatan dari karyawan di
dalam melaksanakan tugasnya. Sikap yang demikian akan menggambarkan
tingkat kualitas pekerjaan yang dilakukan oleh setiap karyawan, yang pada
akhirnya dapat menciptakan kualitas produk yang tinggi. Apabila setiap
karyawan memberikan perhatian secara detil terhadap semua permasalahan
yang ada di dalam pekerjaannya, maka tingkat penyelesaian masalah dapat
digambarkan menjadi suatu pekerjaan yang berkualitas tinggi dengan kata
lain, total kualitas manajemen telah dilakukan.
3. Berorientasi terhadap Hasil yang Akan Dicapai
Supervisi seorang manajer tehadap bawahannya merupakan salah satu cara
manajer mengarahkan dan memberdayakan mereka. Melalui supervise ini,
dapat diuraikan tujuan organisasai dan kelompok serta anggotanya, di mana
tujuan tersebut pada akhirnya menggambarkan hasil yang harus dicapai.
Apabila persepsi dari bawahan itu dapat dibentuk dan menjadi suatu kesatuan
di dalam melakukakan tugas untuk mencapai hasil serta bawahan punya
komitmen dengan consensus tersebut maka semua akan mudah dilakukan.
Dapat dikatakan bahwa bawahan itu berorientasi hasil yang dicapai adalah
yang dibentuk oleh budaya organisasi.
4. Berorientasi Kepada Semua Kepentingan Karyawan
Keberhasillan atau kinerja organisasi salah satunya ditentukan kekompakan
tim kerja (team work), dimana kerja sama tim dapat dibentuk jika manajer
termotivasi untuk meningkatkan produktivitas apabila mereka dapat bekerja
sama secara tim di dalam organisasi.
5. Agresif dalam Bekerja
Produktivitas yang tinggi dapat dihasilkan apabila peforma karyawan dapat
memenuhi standar yang dibutuhkan untuk melakukan tugasnya. Performa
yang baik dimaksudkan, antara lain kualifikasi keahlian (ability and skill)
yang dapat memenuhi persyaratan prosuktivitas serta harus diikuti dengan
disiplin dan kerajinan yang tingg. Apabila kualifikasi ini telah dipenuhi, maka
masih dibutuhkan ketahanan fisik dan keagresifan karyawan untuk dapat
menghasilkan kinerja yang baik. Agresif dalam berkerja saja belum cukup, ia
akan dipengaruhi lagi oleh banyak variabel dan indikator perilaku lainnya,
tetapi di dalam hal ini agresivitas menjadi bagain yang menjadi salah sati
faktor dari budaya organisasi.
6. Mempertahankan dan Menjaga Stabilitas Kerja
Performa yang baik dari karyawan harus didukung oleh kesehatn yang prima.
Performa yang baik tidak akan tercipta secara kontinu apabila karyawan tidak
dalam kondisi kesehatan yang prima. Pengertiannya, karyawan juga harus
mampu menjaga kondisinya agar tetap prima, kondisi seperti ini hanya dapat
dipenuhi apabila secara teratur mengonsumsi makanan bergizi dan memadai.
Kesehatan yang prima akan dapat membentuk stamina yang prima juga,
dengan stamina yang prima akan terbentuk ketahanan fisik yang akurat
(endurance) dan stabil, serta dengan endurance yang prima, maka kita dapat
pengendalian yang prima, menggambarkan performa karyawan tetap prima
dan stabilitas kerja dapat dipertahankan.
7. Budaya Lokal
Budaya Lokal adalah nilai – nilai lokal hasil budi daya masyarakat suatu
daerah yang terbentuk secara alami dan diperoleh melalui proses belajar dari
waktu ke waktu. Budaya lokal tersebut bisa berupa hasil seni, tradisi, pola
pikir, atau hukum adat. Budaya lokal dapat memperat rasa kebersamaan, baik
dalam kebiasaan bersama dan dari bahasa daerah sebagai pemersatu dalam
komunikasi yang efektif.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa apabila semua indikator dari
budaya organisasi ini dapat dipenuhi, maka suatu budaya dengan karakteristik
tertentu, umpamanya budaya organisasi yang tinggi dan kuat akan dapat dibentuk
di dalam suatu organisasi, baik organisasi bisnis ataupun jasa. Budaya yang
terbentuk akan dapat menjadi landasan filosofis bagi organisasi, kelompok di
dalam organsasi, dan individu di dalam organsasi untuk berperilaku dan bertindak,
yang pada akhirnya dapat membentuk performa dan kepuasan karyawan yang
tinggi.
B. Efektivitas kerja sebagai Variabel Terikat (Y)
Dalam prakteknya efektivitas kerja guru, dapat diukur dengan SKP atau
Sasaran Kerja Pegawai yang ada dalam Penjelasan Rincian Kegiatan sesuai
PERMENPAN RI No 16 Tahun 2009 ;
1. Menyusun Kurikulum, silabus, atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran
4. Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata pelajaran
yang diampunya.
5. Menganilisis hasil pembelajaran
6. Melaksanakan pembelajaran perbaikan dan pengayaan dengan
memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi.
7. Melaksanakan pengembangan diri atau PKB
8. Melaksanakan publikasi ilmiah dan membuat karya inovatif
I.9 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, hipotesis,
defenisi konsep, defenisi operasional, dan sistematika penulisan.
BAB II METODE PENELITIAN
Bab ini secara umum menguraikan tentang bentuk penelitian,
lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data
dan analisis data.
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini menguraikan tetang gambaran lokasi penelitian dan
karakteristik objek penelitian.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini memuat hasil penelitian yang diperoleh di lapangan dan
analisa tentang pembahasan atau interpretasi dari data-data yang
disajikan.
BAB V PENUTUP
Bab ini memuat kesimpulan dan saran atas hasil penelitian yang
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1 Bentuk Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara
variabel bebas dengan terikat dan juga seberapa besar pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat, dimana bentuk atau jenis dari penelitian ini adalah
penelitian asosiatif. Dalam pelaksanaan penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif dengan menggunakan rumus statistik untuk membantu menganalisa
data dan fakta yang diperoleh selama penelitian.
2.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan dilakukan di SMP Negeri 3 Hurase, Batang
Angkola, yang beralamat di Jalan Hurase, Desa Hurase, Kecamatan Batang
Angkola, Kabupaten Tapanuli Selatan, Propinsi Sumatera Utara.
2.3 Populasi dan Sampel 2.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generaliasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. 47)
47)
Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai-pegawai tetap, yaitu guru (pegawai
negeri sipil), dan guru honorer di SMP Negeri 3 Hurase yang berjumlah 15 orang
yang terdiri dari :
Tabel 2.1 Populasi Penelitian di SMP Negeri 3 Batang Angkola, Hurase
No JABATAN/GOLONGAN JUMLAH
1 Kepala Sekolah/IV 1 orang
2 Wakil kepala Sekolah 1 orang
3 Guru/IV 9 orang
4 Guru/III 9 orang
5 Guru Honorer 11 orang
Total 31 orang
Sumber : Bagian Tata Usaha SMP Negeri 3 Batang Angkola, Hurase
2.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. 48)
2.4 Variabel dan Indikator Penelitian 2.4.1 Variabel Penelitian
Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai. Jenis
variabel penelitian ada 2 (dua), yaitu variabel bebas (independent) dan variabel
terikat (dependent). Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel, yaitu:
48)
a. Variabel Bebas (Variabel X) adalah variabel yang diduga sebagai penyebab atau
yang mempengaruhi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Budaya
Organisasi.
b. Variabel Terikat (Variabel Y) adalah variabel yang diduga sebagai akibat atau
yang dipengaruhi. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Efektifitas Kerja
Guru.
2.4.2 Indikator Penelitian
Adapun indikator penelitian dari kedua variabel tersebut diatas, yakni
Variabel Bebas (Variabel X = Budaya organisasi) dimana X dan Variabel Terikat
(Variabel Y = Efektifitas Kerja Guru) adalah sebagai berikut :
Budaya Organisasi indikatornya :
1. Inovatif Memperhitungkan Risiko
2. Memberi Perhatian pada Setiap Masalah Secara Detil
3. Berorientasi terhadap Hasil yang Akan Dicapai
4. Berorientasi Kepada Semua Kepentingan Karyawan
5. Agresif dalam Bekerja
6. Mempertahankan dan Menjaga Stabilitas Kerja
Efektivitas Kerja Guru Indikatornya :
sesuai PERMENPAN RI No 16 Tahun 2009 ;
1. Menyusun Kurikulum, silabus, atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
3. Menyusun alat ukur/soal sesuai mata pelajaran
4. Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata pelajaran
yang diampunya.
5. Menganilisis hasil pembelajaran
6. Melaksanakan pembelajaran perbaikan dan pengayaan dengan
memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi.
7. Melaksanakan pengembangan diri atau PKB
8. Melaksanakan publikasi ilmiah dan membuat karya inovatif
9. Keikutsertaan dalam kepanitiaan sekolah
2.5 Instrument Penelitian
Adapun instrument penelitian yang dipergunakan untuk mengumpulkan
data dalam penelitian ini adalah dengan cara :
1. Observasi (Pengamatan)
Merupakan suatu cara untuk memperoleh data dengan cara
pengamatan langsung ke lokasi penelitian.
2. Angket
Merupakan salah satu alat untuk mengumpulkan data dengan
membuat daftar pertanyaan-pertanyaan dan dilengkapi dengan
jawaban lebih dari satu diberikan kepada responden yang ditentukan