• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PARTAI AMANAT NASIONAL (PAN) DALAM PEMENANGAN PEMILU LEGISLATIF PASCA REFORMASI (Studi di DPD Partai Amanat Nasional Kota Pasuruan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI PARTAI AMANAT NASIONAL (PAN) DALAM PEMENANGAN PEMILU LEGISLATIF PASCA REFORMASI (Studi di DPD Partai Amanat Nasional Kota Pasuruan)"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PARTAI AMANAT NASIONAL (PAN) DALAM

PEMENANGAN PEMILU LEGISLATIF PASCA REFORMASI

(Studi di DPD Partai Amanat Nasional Kota Pasuruan)

SKRIPSI

Disusun oleh :

Lilik Rahayu

NIM : 08230016

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

i LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Lilik Rahayu

NIM : 08230016

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Disetujui Untuk Diuji Dihadapan Sidang Dewan Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

Mengetahui,

Dosen Pembimbing II

Dra. Su’adah, M. Si Dosen Pembimbing I

Drs. Krishno Hadi, MA

Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan

Dr. Tri Sulistyaningsih, M. Si Dekan FISIP UMM

(3)

ii LEMBAR PENGESAHAN

Telah Dipertahankan Dihadapan Sidang Dewan Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang Pada :

Hari : Sabtu Tanggal : 5 Mei 2012

Jam : 10.00 – 11.00 WIB

Tempat : Jurusan Ilmu Pemerintahan

Dewan Penguji

1. Noenik Sofiati, SH., M. Hum : ………..

2. Drs. Jainuri, M. Si : ………..

3. Drs. Krishno Hadi, MA : ………..

4. Dra. Su’adah, M. Si :………...

Mengesahkan Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

(4)

iii SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Lilik Rahayu

Tempat/Tgl Lahir : Pasuruan, 16 September 1988

NIM : 08230016

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Menyatakan bahwa Karya Ilmiah/ Skripsi dengan judul :

STRATEGI PARTAI AMANAT NASIONAL DALAM PEMENANGAN PEMILU LEGISLATIF PASCA REFORMASI (Studi di DPD PAN Kota Pasuruan).

Adalah bukan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi akademik sebagaimana berlaku.

Malang, 11 April 2012 Yang Menyatakan

Lilik Rahayu Mengetahui,

Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan

(5)

iv BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : Lilik Rahayu

NIM : 08230016

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Judul Skripsi : STRATEGI PARTAI AMANAT NASIONAL DALAM PEMENANGAN PEMILU

Tanggal Keterangan Paraf Dosen Pembimbing Pembimbing I Pembimbing II 28 September 2011 Revisi Proposal

6 Oktober 2011 Revisi Proposal 21 Desember 2011 Revisi Proposal 4 Januari 2012 ACC Seminar 17 Februari 2012 ACC BAB I 17 Februari 2012 ACC BAB II 28 Februari 2012 Revisi BAB III

14 Maret 2012 ACC BAB III 27 Maret 2012 Revisi BAB IV

5 April 2012 Revisi BAB IV 10 April 2012 ACC BAB IV 11 April 2012 ACC BAB V 11 April 2012 ACC ABSTRAK

Tanggal Selesai Bimbingan Skripsi : 11 April 2012

(6)

v penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya yang telah berjuang demi tegaknya agama Islam. Dengan ini penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul : “Strategi Partai Amanat Nasional (PAN) Dalam Pemenangan Pemilu Legislatif Pasca Reformasi (Studi di DPD PAN Kota Pasuruan)”.

Skripsi ini tersusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana (S1) di Universitas Muhammadiyah Malang. Melalui kata pengantar ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Muhammadiya Malang Bapak Dr. Muhadjir Effendy, M. AP beserta jajarannya;

2. Segenap Pimpinan FISIP: Dekan FISIP Dr. Wahyudi, M. Si; Pembantu Dekan Drs. Asep Nurjaman, M. Si; Drs. Sulismadi, M. Si; Drs. Abdullah Masmuh, M. Si;

3. Segenap Pimpinan Jurusan Ilmu Pemerintahan: Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan Dr. Tri Sulistyaningsih, M. Si dan Wakil Jurusan Ilmu Pemerintahan Drs. Jainuri, M. Si;

4. Dosen pembimbing: Drs. Krishno Hadi, MA sebagai dosen pembimbing I, dan Dra. Su’adah, M. Si sebagai dosen pembimbing II, terima kasih atas dukungan dan arahan keduanya sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini;

5. Bapak dan Ibu Dosen Pengajar dilingkungan FISIP UMM, khususnya Dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan, terimakasih untuk ilmu yang telah diberikan;

6. Seluruh staf pegawai administrasi Universitas Muhammadiyah Malang, khususnya TU FISIP UMM;

7. Ketua DPD PAN Kota Pasuruan Bapak Helmi, S. Psi, Ketua Bagian

Pembinaan dan Pemenangan Pemilu Daerah Bapak Mas’ud Khalim,

SE, Ketua Bagian Pengkaderan Agus Purwandoko, Ketua Bagian Advokasi Wiwin Arieta, dan seluruh Anggota DPD PAN Kota Pasuruan dan orang-orang yang terkait didalamnya, terimakasih atas kerjasamanya dan juga pemberian data-data untuk penyusunan skripsi ini;

(7)

vi 9. Kepala KPUD Kota Pasuruan beserta staf KPUD Kota Pasuruan,

terima kasih atas pemberian data-datanya.

Tak lupa pula skripsi ini penulis persembahkan untuk :

1. Ibunda tercinta Ibu Kusmiati, sebagai single parent ibu tabah dalam menjalani hidup. Terimakasih bunda telah membesarkan kelima anakmu, terimah kasih doa dan dukungan bunda selama ini;

2. Bapak Sudjono dan Ibu Indrayani terima kasih telah membiayai pendidikan saya sejak dari kecil;

3. Mak Supinah (Nenek tercinta), Lek Sukir (Paman Tercinta), Mbak Sholifah, Mas Toni, Mbak Fida, Kakak Ipar Mas Edi, Mbak Reni, Mas Totok dan keponakan-keponakan tercinta Fika, Ocat, Nazwa, Vivi, Salsa. Terima kasih semua atas doa dan dukungannya;

4. My Twin (Mbak Ula), terima kasih doa dan dukungannya semoga penelitian sampeyan juga cepat kelar. Makasih sudah menjadi saudara sekaligus teman curhat buat aku. My twin sister is the best;

5. Special someone Mas ”M. Heri Azhari”, terimakasih atas doa dan dukungannya. I Love You Forever;

6. Temen aku sekaligus calon kakak Ipar ”Toriq”, terima kasih atas bantuanya selama penelitian; Mia jurusan Biologi angkatan 2008 makasih uda nganter foto, makasih juga doa dan dukunganya.

7. Special My Friends yana, hardi, zulkhaedir, jupy, eno, lidia, alfita, suka duka kita selalu bersama, makasih doa dan dukungannya;

8. Teman-teman Jurusan Ilmu Pemerintahan angkatan 2008, bagus & tika (seperjuangan partime), ari (maaf ya sering tak jadiin pacar khayalan, heee), rizal, debby, dipta, anjar, ahmad, alfin & alfin angkatan 2009; teman seperjuangan from Pasuruan khoiron, luqman, surya, & tama; hanafi & is (alhamdulillah akhirnya kita bisa selesai skripsi); dan semua teman-teman yang tidak disebutkan namanya makasih doa dan dukungannya. Buat geista, halik dari Jurusan HI, mila, ayu, hana, nina temen-temen KKN makasih doa dan dukungannya.

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan dan amal ibadah mereka. Amien. Dan semoga skripsi ini menjadi manfaat walaupun seberapa kecilnya.

(8)

vii ABSTRACT

LILIK RAHAYU. 2012. 08230016. Muhammadiyah University of Malang, Faculty of Social and Political Sciences, Department of Administration, the National Mandate Party's strategy of winning legislative elections in post-Reformation (Studies in DPD PAN Pasuruan, Supervisor I: Drs. Krishno Hadi, MA; mentors II: Dra. Su'adah, M.Si.

The National Mandate Party that was born after the reform, which is open and diverse a group led by Muhammadiyah. When the pan in the area that the majority of horse hooves Nahdliyin PAN has experienced problems, this happens when the PAN to gain votes in legislative elections in Makati City which is the horse shoe area. Emerge a growing issue that is PAN PAN Muhammadiyah Muhammadiyah is the attitude of fanaticism makes Pasuruan community. In this case, certainly not easy for the National Mandate Party (PAN) for support (voters) of Makati City community that the majority of Nahdliyin or Nahdlatul Ulama (NU), so we need a strategy for winning elections through political marketing (political marketing). By considering the above background, the researcher interested in lifting the title "Strategy of the National Mandate Party (PAN) on the award of post-election legislative reforms (DPD Studies at the National Mandate Party Makati City)".

The method used in this study is descriptive. In obtaining the data, researchers used observation, interviews with informants determination and documentation obtained from the Council and the Election Commission PAN Pasuruan Pasuruan.

(9)

viii support from the community through social activities such as free medical treatment, eliminate ambulance for 24 hours and so on. In this positioning can not be separated with PAN campaign conducted by the Makati City make advertising, billboards, mass media and so on. Promotion is a marketing mix that are not just as an advertisement or political communication but a comprehensive approach. To gain community trust Makati City, PAN municipal approaches to both personal and group by attending the invitation of the people, mingle with the community to come down directly to the people and so good it's just a gathering or to listen to their aspirations.

Obstacles encountered in the pan PAN Pasuruan Pasuruan voice in the legislative elections, among them: In the 2004 legislative election, the City of Makati against the fanaticism that has not been established PAN berpolitiknya maturity; In the 2009 legislative elections, the PAN system pencalegan Pasuruan less than the maximum. Although PAN has launched a lot of noise, but mistakes happen PAN Pasuruan calegnya only 4-5 in each pair so that the PAN lost Dapil with another party who installed more than 10 candidates; In the 2009 legislative elections have also undertaken the political money that makes the other party PAN 30% of voters switching to another party

Key words: political marketing, segmentation, targeting and positioning. .

Malang, 11 April 2012

Author

Lilik Rahayu

Supervisor I Supervisor II

Drs. Krishno Hadi, MA Dra. Su’adah, M. Si

Knowing, Dean of FISIP UMM

(10)

ix ABSTRAKSI

LILIK RAHAYU, 2012, 08230016, Universitas Muhammadiyah Malang, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Pemerintahan, Strategi Partai Amanat Nasional Dalam Pemenangan Pemilu Legislatif Pasca Reformasi (Studi di DPD PAN Kota Pasuruan, Pembimbing I : Drs. Krishno Hadi, MA ; Pembimbing

II : Dra. Su’adah, M.Si.

Partai Amanat Nasional yang lahir pasca reformasi, yang bersifat terbuka dan majemuk yang dimotori oleh sekelompok Muhammadiyah. Ketika mendulang di Kawasan Tapal Kuda yang mayoritas warga Nahdliyin PAN telah mengalami kendala, hal ini terjadi ketika PAN mendulang suara pada pemilu legislatif di Kota Pasuruan yang merupakan bagian Kawasan Tapal Kuda. Mencuatnya isu yang berkembang bahwa PAN adalah Muhammadiyah dan Muhammadiyah adalah PAN membuat sikap fanatisme masyarakat Kota Pasuruan. Dalam hal inilah, tentunya tidak mudah bagi Partai Amanat Nasional (PAN) untuk mendapatkan dukungan (voters) dari masyarakat Kota Pasuruan yang mayoritas warga Nahdliyin atau Nahdlatul Ulama (NU) sehingga diperlukan suatu strategi dalam pemenangan pemilu melalui pemasaran politik (marketing politik). Dengan memperhatikan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk mengangkat judul “Strategi Partai Amanat Nasional (PAN) dalam pemenangan pemilu legislatif pasca reformasi (Studi di DPD Partai Amanat Nasional Kota Pasuruan)”.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif. Dalam memperoleh data, peneliti menggunakan observasi, wawancara dengan penentuan informan dan dokumentasi yang diperoleh dari DPD PAN Kota Pasuruan dan KPUD Kota Pasuruan.

(11)

x dan pemilih; PAN Kota Pasuruan menggagregasikan kepentingan masyarakat Kota Pasuruan. Ketiga Positioning: PAN Kota Pasuruan melakukan pencitraan dengan memberikan pemahaman secara door to door dengan penyampaian visi dan misi partai, program kerja dan sebagainya. Selain itu, pembentukan image yang baik juga dilakukan PAN Kota Pasuruan agar mendapatkan dukungan dari masyarakat melalui aktivitas sosial seperti pengobatan gratis, menggratiskan ambulan selama 24 jam dan sebagainya. Dalam positioning ini tak terlepas dengan promosi yang dilakukan PAN Kota Pasuruan dengan melakukan pemasangan iklan, baliho, media masa dan sebagainya. Promosi merupakan bauran marketing yang tidak hanya sekedar sebagai iklan atau komunikasi politik tetapi pendekatan yang komprehensif. Untuk mendapatkan kepercayaan masyarkat Kota Pasuruan, PAN Kota melakukan pendekatan-pendekatan baik secara personal maupun kelompok dengan menghadiri undangan dari masyarakat, berbaur dengan masyarakat dengan turun langsung ke masyarakat dan sebagainya baik itu hanya sekedar kumpul maupun untuk mendengarkan aspirasi mereka.

Kendala yang dihadapi PAN Kota Pasuruan dalam mendulang suara di Kota Pasuruan pada pemilu legislatif, diantaranya: Pada pemilu legislatif 2004, fanatisme masyarakat Kota Pasuruan terhadap PAN yang belum terbentuk kedewasaan berpolitiknya; Pada pemilu legislatif 2009, dalam sistem pencalegan PAN Kota Pasuruan kurang maksimal. Meskipun PAN telah mencanangkan suara banyak, tetapi kesalahan yang terjadi PAN Kota Pasuruan hanya memasangkan calegnya 4-5 di setiap dapil sehingga PAN kalah dengan partai lain yang memasangkan lebih dari 10 caleg; Pada pemilu legislatif 2009 juga terdapat money politik yang dilakukan partai lain yang membuat pemilih PAN 30 % beralih ke partai lain.

Kata kunci: marketing politik, segmentasi, targeting dan positioning. Malang, 11 April 2012

Penulis

Lilik Rahayu

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. Krishno Hadi, MA Dra. Su’adah, M. Si Mengetahui,

Dekan FISIP UMM

(12)

xi DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Lembar Pernyataan... iii

Berita Acara Bimbingan Skripsi ... iv

Kata Pengantar ... v-vi Abstraksi ... vii-viii Daftar isi ... ix-x Daftar Tabel ... xv

Daftar Grafik ... xvi

Daftar Bagan ... xvii

Daftar Gambar ... xviii

Halaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 15

C. Tujuan Penelitian ... 16

D. Manfaat Penelitian ... 16

1. Secara Akademis ... 16

2. Secara Praktis ... 16

E. Definisi Konsep ... 17

1. Strategi Pemenangan Pemilu... 17

2. Pemilu Legislatif ... 19

F. Definisi Operasional... 21

1. Strategi Pemenangan Pemilu Melalui Marketing Politik ... 21

1) Tahap I Segmentasi ... 21

2) Tahap II Targeting ... 21

(13)

xii

G. Metode Penelitian... 22

1. Jenis Penelitian ... 22

2. Sumber Data ... 23

1) Data Primer ... 23

2) Data Sekunder ... 23

3. Teknik Pengumpulan Data ... 23

1) Observasi ... 23

2) Wawancara ... 24

3) Dokumentasi... 25

4. Subjek Penelitian ... 25

5. Lokasi Penelitian ... 25

6. Teknik Analisa Data ... 26

1) Kumpulan Data ... 26

2) Reduksi Data ... 26

3) Display Data ... 27

4) Kesimpulan... 27

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Marketing Politik ... 29

B. Strategi Pemenangan Pemilu... 33

1. Segmentasi ... 37

2. Targeting ... 42

3. Positioning ... 43

C. Strategi Pendekatan Pasar ... 47

D. Budaya Politik ... 48

E. Pemilu Legislatif ... 52

(14)

xiii 1. Perkembangan Muhammadiyah Dari Masa

Ke Masa Di Kota Pasuruan ... 61

2. Pasang Surut Hubungan Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama Kota Pasuruan ... 64

1) Aspek Agama ... 65

2) Aspek Budaya ... 67

3) Aspek Sosial ... 67

B. Pemilihan Umum Legislatif Kota Pasuruan ... 68

C. DPD Partai Amanat Nasional di Kota Pasuruan ... 81

1. Berdirinya Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional Kota Pasuruan ... 81

2. Lokasi DPD PAN Kota Pasuruan ... 86

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi PAN Dalam Pemenangan Pemilu Legislatif Pasca Reformasi di Kota Pasuruan ... 88

1. Strategi Marketing Politik ... 88

1) Segmentasi atau Pemetaan ... 89

a. Area Muhammadiyah ... 91

b. Area Titik Temu Antara Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama ... 93

c. Area Non Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama 95 2) Targeting atau Sasaran ... 98

a. Memelihara Basis Primodial PAN Kota Pasuruan ... 103

b. Melakukan Relasi Partai Dengan Pemilih dan Konstituen ... 105

c. Memperluas Jaringan Partai Untuk Memperoleh Basis Yang Lebih Kuat ... 107

(15)

xiv 3) Positioning ... 110 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 123 B. Saran ... 126

(16)

xv DAFTAR TABEL

Tabel 1 Perolehan Suara Partai Amanat Nasional Dalam Pemilihan Umum Anggota DPRD

Kota Pasuruan ... 13 Tabel 2 Perolehan Suara Pemilihan Umum 2004 di

Kota Pasuruan ... 70-71 Tabel 3 Perolehan Suara Terbanyak Dalam Pemilu 2004

dan Jumlah Kursi DPRD Kota Pasuruan 2004 ... 71-72 Tabel 4 Daftar Nama Calon Terpilih DPRD

Kota Pasuruan 2004 ... 73-74 Tabel 5 Perolehan Suara Pemilihan Umum Legislatif 2009

di Kota Pasuruan ... 76-78 Tabel 6 Perolehan Suara Terbanyak dan Jumlah Kursi DPRD

Kota Pasuruan 2009 ... 78 Tabel 7 Daftar Nama Calon Terpilih DPRD

Kota Pasuruan 2009 ... 80 Tabel 8 Jumlah Pemilih Tidak Menggunakan

Hak Pilihnya ... 96-97 Tabel 9 Perolehan Suara Partai Amanat Nasional

Dalam Pemilihan Umum Anggota DPRD

Kota Pasuruan ... 117 Tabel 10 Susunan Calon Anggota Legislatif

Pemilu tahun 2009 Dari PAN ... 119-120

(17)

xvi DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 Prosentase Jumlah Suara DPRD Kota Pasuruan

Pada Pemilu 2004 di Kota Pasuruan ... 72 Grafik 2 Prosentase Jumlah Kursi DPRD Kota Pasuruan 2004 73 Grafik 3 Prosentase Jumlah Suara DPRD Kota Pasuruan

Pemilihan Umum 2009 di Kota Pasuruan ... 79 Grafik 4 Prosentase Jumlah Kursi DPRD

(18)

xvii DAFTAR BAGAN

Bagan 1 Pengelompokkan Partai Politik di Indonesia

Berdasarkan Kelas dan Aliran ... 4

Bagan 2 Strategi Marketing Politik ... 19

Bagan 3 Segmentasi dan Positioning Politik ... 36

Bagan 4 Proses Marketing Politik ... 46

(19)

xviii DAFTAR GAMBAR

(20)

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Amirullah. 2002. Manajemen Strategik. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Anwar M. 2006. Khoirul dan Vina Salviana (editor). Perilaku Partai Politik (studi Perilaku Partai Politik dalam Kampanye dan Kecenderungan Pemilih pada Pemilu 2004). Malang : UMM Press.

Budiardjo, Miriam. 2002. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta : Gramedia

Fatuhroman, Deden dan Wawan Sobari.2002. Pengantar Ilmu Politik. Malang : UMM Press

Firmanzah. 2007. Marketing Politik (Antara Pemahaman dan Realitas). Jakarta : Yayasan Obor Indonesia. Hlm 166.

………….. 2008. Mengelola Partai Politik (Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik Di Era Demokrasi). Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

………….. 2010. Persaingan, Legitimasi Kekuasaan, Dan Marketing Politik (Pembelajaran Politik Pemilu 2009). Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Hamid Ahmad Farhan. 2008. Partai Politik Lokal di Aceh (Desentralisasi Politik Dalam Kebangsaan). Jakarta : Kemitraan.

Hamidi. 2004 (cetakan kedua). Metode Penelitian Kualitatif (Aplikasi Prakti Pembuatan Proposl dan Lapoan Peneltian). Malang : UMM Press.

(21)

Meleong, Lexy J. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Nawawi, dkk.1996. Penelitian Terapan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nazir,Moh. 2003 (cetakan kelima). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Nurjaman, Asep dan Krisno Hadi (editor). 2003. Organisasi Dan Manajemen Pemerintahan. Malang : UMM Press.

Sinaga, Herman (editor). 1988. Management Policy And Strategy, 2nd Edition. Surabaya : Erlangga.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualititatif Dan R & D. Bandung : ALFABETA.

Syafiie, Inu Kencana. 2002. Sistem Pemerintahan Indonesia. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Syafri Wirman dan Imron Nasri. 2003. Merangkai Sejarah Menatap Masa Depan (Refleksi Kelahiran Partai Amanat Nasional). Yogyakarta : Suara Muhammadiyah.

B. Internet

Aminulloh Akhirul. Jurnal. Strategi Komunikasi Politik Partai Politik Pada Pemilihan Umum Legislatif 2009.

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=aminulloh%20akhirul.%20 jurnal. Diakses hari Rabu, tanggal 28 September 2011.

(22)

https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:0bl36tolQXcJ:www.ma hkamahkonstitusi.go.id/index.php%3Fpage%3Dwebsite. Diakses hari Rabu, tanggal 28 September 2011.

http://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Amanat_Nasional. Diakses hari Sabtu, tanggal 1 Oktober 2011.

https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:FStI_rYxjwIJ:www.kpu.go.id/ dmdocuments/modul_1d.pdf+hasil+pemilu+legislatif+1999+kpu. Diakses hari Sabtu, tanggal 1 Oktober 2011

Nurhasim, Moch. Bab 2 Pengaruh Dan Kekuatan Kyai Dalai Rekrutmen

Kasus Kabupaten Sampang dan Pasuruan. Hlm 30.

http://books.google.co.id/books?id=n4ybRWLxN7EC&pg=PA30&lpg =PA30&dq=sejarah+PAN+di+Pasuruan+pada+pemilu+1999. Diakses Rabu, tanggal 5 Oktober 2011.

Haris, Syamssuddin. Pemilu Langsung Di Tengah Oligarki (proses nominasi dan seleksi calon legislatif pemilu 2004). 2005. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. http://books.google.co.id/

http://books.google.com/books?id=n4ybRWLxN7EC&pg=PA40&sour ce=gbs_selected_pages&cad=3#v=onepage&q&f=false

Diakses hari Senin, tanggal 10 Oktober 2011.

Arti Pemilu. 09/06/2010. http://suarapartai.com/2010/06/arti-pemilu/. Diakses hari Sabtu, tanggal 29 Oktober 2011.

http://sospol.pendidikanriau.com/2009/12/definisi-pemilihan-umum-secara.html diakses hari Sabtu, tanggal 29 oktober 2011

UU No. 10 Tahun 2008.

http://www.mahkamahagung.go.id/images/pdp/uu_10_2008.pdf. Diakses hari Sabtu tanggal 29 Oktober 2011.

(23)

Sucipto. Penelitian Pola Hubungan Antar Golongan NU dan Muhammadiyah (Studi Kasus di Pasuruan). 2000. Jakarta : Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial.

https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:Vl4wao1GXYJ:elib.pdii. lipi.go.id/katalog/index. Diakses hari Kamis, tanggal 22 Desember 2011.

Siapa Menjegal Amien Di Pasuruan. Edisi 16/03-20/Juni/1998.

http://www.tempo.co.id/ang/min/03/16/nas7.htm. Diakses hari Kamis tanggal 22 Desember 2011.

http://pasuruan-kota.muhammadiyah.or.id/content-3-sdet-sejarah.html. Diakses hari Rabu tanggal 18 Januari 2012

http://pasuruan-kota.muhammadiyah.or.id/content-2-sdet-profil.html. Diakses hari Rabu tanggal 18 Januari 2012

Milana, Robby. Teori Marketing Politik.

http://www.scribd.com/doc/51220406/TEORI-MARKETING-POLITIK. Diakses hari Rabu, tanggal 25 Januari 2012.

Bastian, Ferry Asep. Marketing Politik.

http://metrotangerang.com/index.php?option=com_content&view=arti cle&id=123:marketing-politik&catid=49:opini . Diakses har Rabu, tanggal 25 Januari 2012.

Andika Mongilala. Teori Marketing Politik. Edisi 6 September 2010 jam 18.57. Diakses hari Rabu, tanggal 25 Januari 2012.

http://malang.muhammadiyah.or.id/content-3-sdet-sejarah.html. Diakses hari Kamis, tanggal 1 Maret 2012.

(24)

C. Dokumen

1. KPU Kota Pasuruan

Buku Pemilu Kota Pasuruan Dalam Angka (tahun 2004-2010) Disusun oleh KPU Kota Pasuruan.

2. DPD PAN Kota Pasuruan

Surat Keputusan No. PAN/13/a/Kpts/K-S/108/IV/2011 tentang pengesahan pengurusan DPD PAN Kota Pasuruan Peiode 2010-2015

(25)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Partai politik merupakan komponen penting dalam suatu negara, baik

itu dalam sistem demokratis maupun non demokratis. Keberadaan partai politik merupakan sebuah tempat bagi penampung aspirasi masyarakat

dalam mencapai sebuah tujuan bersama. Sejatinya, partai politik adalah “tangan” rakyat dalam mengatur negara secara bersama.1

Samuel P. Huntington dalam studinya atas negara-negara yang menjalani modernisasi

politik, eksistensi partai-partai politik merupakan suatu kebutuhan yang niscaya atau mutlak untuk membentuk suatu sistem politik yang demokratis

dan stabil. Sukarno menyatakan bahwa, partai politik merupakan syarat penting atau sarana yang tidak boleh ditiadakan dalam suatu negara

demokrasi.2

Kehidupan kepartaian di Indonesia mengalami pasang surut, partai politik yang hingar-bingar pada pemilu I tahun 1955, mulai surut pada

pemilu 1971 dan kemudian benar-benar stagnan sejak Orde Baru berkuasa, tepatnya sejak pemilu 1977 hingga pemilu 1997. Kondisi yang demikian ini

kemudian mengalami titik balik seiring dengan terjadiya reformasi politik pada tahun 1998, yang berimplikasi pada semakin terbukanya kehidupan partai politik di Indonesia. Pada saat itu partai tumbuh subur bak jamur di

1

Hamid Ahmad Farhan. 2008. Partai Politik Lokal di Aceh (Desentralisasi Politik Dalam Kebangsaan). Jakarta : Kemitraan. Hlm 2-3.

(26)

2

musim penghujan. Sebanyak 48 partai politik turut serta meramaikan pesta demokrasi pada kali pertama sejak masa reformasi, yakni pemilu 1999.

Partai Amanat Nasional (PAN) adalah salah satu partai yang lahir pasca reformasi politik. Partai ini bersifat terbuka yang bisa menampung semua unsur warga negara, mempunyai pengikut dan didukung oleh

berbagai lapisan masyarakat, terutama umat Islam, warga Muhammadiyah dan simpatinya.3 Partai Amanat Nasional (PAN) yang dideklarasasikan di

Jakarta pada 23 Agustus 1998 oleh 50 tokoh nasional, di antaranya Prof. Dr. H. Amien Rais, mantan Ketua umum Muhammadiyah, Goenawan Mohammad, Abdillah Toha, Dr. Rizal Ramli, Dr. Albert Hasibuan, Toety

Heraty, Prof. Dr. Emil Salim, Drs. Faisal Basri MA, A.M. Fatwa, Zoemrotin, Alvin Lie Ling Piao dan lainnya.4 Bahwa politik begitu dekat

dengan kelompok kepentingan, bisa dilihat bagaimana warga Muhammadiyah menyikapi PAN ini. Sekalipun tak ada hubungan organisasi

antara Partai Amanat Nasional (PAN) dan Muhammadiyah, sangat susah memisahkan Amien Rais sebagai ketua umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PAN dan juga beliau yang mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP)

Muhammadiyah. Hal tersebut mengindikasikan, kuatnya personaliti Amien Rais. Sehingga kekuatan itu merembes dalam alam bawah sadar, yang pada

akhirnya susah untuk dipisahkan bahwa PAN adalah Muhammadiyah dan Muhammadiyah adalah PAN.5 Sehingga Partai Amanat Nasional (PAN)

3

Syafri Wirman dan Imron Nasri. 2003. Merangkai Sejarah Menatap Masa Depan (Refleksi Kelahiran Partai Amanat Nasional). Yogyakarta : Suara Muhammadiyah. Hlm 55.

4

http://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Amanat_Nasional. Diakses hari Sabtu, tanggal 1 Oktober 2011.

(27)

3

notabennya bercirikan warga Muhammadiyah. Namun, sayangnya pengandaian PAN adalah Muhammadiyah dan Muhammadiyah adalah PAN

tidak berjalan seimbang. Setidaknya ternyata, tidak semua warga Muhammadiyah adalah PAN. Kebesaran Muhammadiyah sebagai organisasi sosial, telah tidak menabukan warganya untuk menjadi simpatisan PAN

(Partai Amanat Nasional), PPP (Partai Persatuan Pembangunan) dan Golkar (Partai Golongan Karya) serta bahkan partai-partai politik lainnya.6

Perjalanan PAN (Partai Amanat Nasional) untuk mendapatkan dukungan suara dalam pemilu mengalami dilema. PAN dihadapkan kepada berbagai persoalan dilematis yang belum dapat dipecahkan.

Persoalan-persoalan tersebut bisa dilacak dari posisinya yang tidak terlalu tegas dalam spektrum politik nasional. Daniel Dakhidae (1999),7 membuat

pengelompokkan partai politik di Indonesia berdasarkan kelas dan aliran. Sumbu vertikal memisahkan dua kutub, yaitu partai yang berdasarkan agama

(PPP) di kutub atas, dan partai berdasarkan kebangsaan (PDI-P) di kutub bawah. Sedangkan sumbu horizontal memisahkan dua kutub lainnya berdasarkan kelas, yakni developmentalisme (Partai Golkar) di sisi kanan,

dan sosialisme-radikal (PRD) di sisi kiri. PAN oleh Daniel Dakhidae, diletakkan dalam lingkaran tengah bersama dengan PKB dan PUDI.

6

Syafri Wirman dan Imron Nasri. 2003. Merangkai Sejarah Menatap Masa Depan (Refleksi Kelahiran Partai Amanat Nasional). Yogyakarta : Suara Muhammadiyah. Hlm 5

(28)

4

Bagan 1 :

Pengelompokkan Partai Politik di Indonesia Berdasarkan Kelas dan Aliran

Mengutip dari spektrum yang dikemukakan oleh Daniel Dakhidae diatas, Pramono U Tanthowi meguraikan posisi PAN dapat dijelaskan

sebagai berikut: Pertama, dalam pengelompokkan politik berdasarkan garis keagamaan, PAN termasuk dalam aliran moderat, meskipun memiliki

kecenderungan kearah konservatif. Ini terbukti dengan perdebatan sengit dalam kongres antara kelompok AM Fatwa dan kelompok Faisal Basri, tentang asas partai. Arus besar yang muncul adalah keinginan untuk memasukkan kata “iman dan taqwa”. Kedua, tidak bisa dipungkiri bahwa

pada awalnya PAN memiliki kaitan historis dan emosional dengan

Muhammadiyah, baik secara organisasional maupun personal. Maka hal ini juga menjadi dilema yang tidak pernah selesai, berkaitan dengan pilihan

antara idealisme untuk membangun dan mempertahankan PAN sebagai partai moderat, plural, dan terbuka di satu sisi, dan pragmatisme untuk merangkul sebesar-besarnya suara pemilih muslim untuk memenangkan

pemilu dalam jangka pendek, di sisi lain. Ketiadaan garis demakrasi yang Agama

Kelas

Nasionalisme

Developmentalisme

PAN PKB

PRD

PDI-P

Golkar

(29)

5

tegas antara PAN dan Muhammadiyah, seringkali tidak menguntungkan bagi kedua belah pihak. Bagi PAN, hal tersebut memberikan energi bagi

kecenderungan konservatisme yang makin mengkristal. Sebaliknya, Muhammadiyah seringkali menjadi sasaran pelampiasan kemarahan lawan-lawan politik PAN, seperti kasus di Jawa Timur. Oleh karena itu harus

segera dicarikan modus relasi kuasa yang viable antara PAN dan Muhammadiyah, yang tidak merugikan kedua belah pihak. Ketiga, secara

sosiologi basis massa PAN adalah masyarakat kelas menengah urban, terdidik, dan kalangan muda. Ditambah dengan modernitas serta platformnya yang idela, partai ini dikelompokkan sebagai para elit.

Kenyataan ini juga menimbulkan dilema bagi PAN. Di satu sisi, dukungan masyarakat kelas menengah menjadi partai ini merupakan partai modern

yang sangat prospektif. Sementara realitas di sisi lain juga menyatakan bahwa mayoritas penduduk Indonesia adalah kelas wong cilik, rural, dan

kurang terdidik.8

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Pramono U Tanthowi, bahwasannya persolaan dilematis yang dihadapai PAN harus dapat segera diselesaikan. Jika tidak, selamanya PAN hanya akan menjadi “partai masa

depan”. Ketika kelahirannya menjelang Pemilu 1999, PAN sempat

menimbulkan pesona tersendiri. Partai yang dimotori kelompok Muhammadiyah ini dinyatakan sebagai partai terbuka dan pluralis dan penampilannya dapat menimbulkan kesan sebagai organisasi modern yang

(30)

6

memiliki masa depan penuh harapan. Popularitas Partai Amanat Nasional (PAN) sangat berpengaruh terhadap optimisme para pengurus dan

anggotanya. Namun nampaknya gemerlapnya partai baru ini tidak cukup mampu untuk menjaring perolehan suara dalam pemilu. Dalam pemilu 1999 untuk memilih anggota DPR yang dilaksanakan secara serentak pada tanggal

7 Juni 1999 yang diikuti 48 partai politik peserta pemilu ternyata Partai Amanat Nasional (PAN) hanya memperoleh angka 7 % atau 7.528.956

suara dengan kursi tanpa sah 34 dan kursi sah 35. Pada pemilu 2004 untuk memilih anggota DPR yang dilaksanakan pada tanggal 5 April 2004 dan diikuti 24 partai politik peserta pemilu yang ternyata menghasilkan 16 partai

politik yang memperoleh kursi DPR dan salah satunya partai yang mendapatkan kursi adalah Partai Amanat Nasional memperoleh 6,41% suara

atau setara dengan 7.255.331 suara dengan 53 kursi di DPR.9 Figur Amin Rais sebagai tokoh reformasi ternyata tidak mampu mendongkrak suara

Partai Amanat Nasiona (PAN). Menurut SOSIOLOG UI, Amal Tamagola,10 merosotnya suara PAN ini berkaitan dengan : Pertama, citra PAN sebagai partai reformis tidak terwujud, sebab PAN bersama dengan Partai Persatuan

Pembangunan (PPP), Partai Bulan Bintan (PBB) dan PDIP selepas pemilu 1999 justru menjadi kelompok status quo. Ini terlihat ketika sejumlah tokoh

PAN berada dalam kabinet Gus Dur dan Megawati Soekarnoputri. Kedua, dalam koalisi poros tengah, PAN yang dinahkodai Amien Rais dianggap

9

https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:FStI_rYxjwIJ:www.kpu.go.id/dmdocuments/modul_1d.pdf+hasil+pemilu+ legislatif+1999+kpu. Diakses hari Sabtu, tanggal 1 Oktober 2011

(31)

7

paling bertanggung jawab atas macetnya reformasi. Koalisi partai yang berbasis muslim inilah yang mendongkrak Gus Dur ke kursi Presiden yang

dijatuhkan dua tahun kemudian. Ketiga, PAN dianggap sebagai partai yang memperagakan politik mencla-mencle (tak konsisten) yang jauh dari karakter politisi demokrat sejati karena tersandung dua batu ujian, pertama

mengusung presiden pilihannya sendiri (Gus Dur) lantas bentuk berbalik menjatuhkannya, kedua saat PAN akhirnya surut dari gagasan federalism

yang sempat dilontarkan ke publik oleh Amin Rais.11 Pada pemilu 2009 untuk memilih anggota DPR yang dilaksankan pada tanggal 9 April 2009 diikuti oleh 38 partai Nasional dan 6 partai politik lokal di Aceh, Partai

Amanat Nasional mendapat 6.273. 462 suara atau 6,03% dengan 46 kursi di DPR.12 Dari perolehan suara antara tahun 1999 sampai tahun 2009 Partai

Amanat Nasional hanya mendapat sebanyak 6.273. 462 suara atau 6,03%di DPR.

Dalam memperoleh dukungan suara di DPR pasca reformasi tentunya memang tidak mudah bagi PAN. PAN sebagai pendatang baru dan sejak awal memilih “jenis kelamin” selaku partai terbuka (pluralis,

majemuk) ternyata dalam segi budaya politik, PAN juga berhadapkan dengan kenyataan sosiologis politik aliran yang masih kuat dalam

masyarakat. Masyarakat Indonesia belum dapat membedakan mana ormas

11

(32)

8

dan mana parpol, karena pada saat itu juga berkembang ormas besar di Indonesia yaitu Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.

Perbedaan lahirnya kedua organisasi ini yaitu Nahdhatul Ulama dan Muhammadiyah menimbulkan perbedaan pandangan yang menyebabkan hubungan yang tidak harmonis diantara keduanya. Sebagai organisasi

keagamaan, karakteristik Nahdlatul Ulama lebih pada aspek religious berorientasi cultural sedangkan Muhammadiyah adalah organisasi islam

modern atau pembaharuan yang didirikan untuk mengadakan pembaharuan. Pembaharuan yang dilakukan oleh Muhammadiyah adalah taqlid, bid’ah, dan khurofah. Sebagai organisasi pembaharuan Muhammadiyah bermaksud

mengembalikan wajah baru dari sistem Islam kepada dasar-dasar yang asli dari Al-Qur’an dan Sunnah. Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama memang

sudah sejak tahun 1930-an berseberangan. Sejarah berdirinya Nahdlatul Ulama pun merupakan rekasi atas berdirinya lembaga pendidikan

Muhammadiyah yang mengadopsi sistem pendidikan Barat. Nahdlatul Ulama ingin tradisionalisme tetap dipertahankan dalam segi kehidupan beragama, termasuk sistem pendidikan yang didirikan oleh lembaga agama.

Perbedaan Pandangan antara Muhammadiyah dan Nahdhatul Ulama menurut Syamsul Arifin,13 keduanya tidak ada perbedaan fundamental,

karena secara teologis mereka mempunyai dasar-dasar dan konsep-konsep keagamaan yang sama. Memang ada perbedaan sedikit yaitu pada masalah

13 Menata Kembali Muhammadiyah-NU, Kompas hal. 8,2000. Sucipto. Penelitian Pola Hubungan Nu dan Muhammadiyah (Studi di Pasuruan) oleh Badan Kesejahteraan sosial Nasional.

(33)

9

fiqiyah, hal ini juga tidak terlalu fundamental, hanya bersifat instrumental yang sering disebut dengan persoalan yang sering disebut dengan persoalan

furuiyah. Perbedaan tersebut ada pada basis epistemologis dalam memahami teks-teks normatif agama (Al-Qur’an dan As-Sunnah/Hadits). Hal lainnya adalah perbedaan setting historis sosiologis lahirnya kedua

organisasi itu pada dekade-dekade awal abad ke dua puluh Muhammadiyah lahir dalam lingkungan sosial yang boleh dibilang mayarakat perkotaan

(urban society). Sedangkan Nahdhatul Ulama lahir dilingkungan sosial

masyarakat pedesaan (rural society) yang memegang teguh warisan tradisi.14 Sebagaimana yang diungkapkan oleh Syamsul Arifin hubungan

Muhammadiyah dan Nahdhatul Ulama sering berbanding terbalik sehingga perbedaan tersebut memunculkan pengelompokan agama yang tentu saja

dapat memicu timbulnya konflik. Dimana konflik tersebut bukan berarti perang atau tindakan kekerasan, tetapi yang dimaksud adalah

ketidakharmonisan akibat ketidakadilan, kesalah pahaman, atau akibat dominasi suatu pihak kepada pihak lain sehingga pihak yang minoritas merasa ditindas.15

Namun, disamping perbedaan tersebut ternyata Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah memiliki persamaan sehingga dalam sejarah kepartaian di

Indonesia pernah disatukan dalam Masyumi, Bersatunya Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama dalam kancah politik pada masa itu merupakan masa

14 Penelitian Pola Hubungan Nu dan Muhammadiyah (Studi di Pasuruan) oleh Badan Kesejahteraan social Nasional. https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:Vl4wao1GXYJ:elib.pdii.lipi.go.id/katalog/index. Hlm 3. Diakses hari Kamis, tanggal 22 Desember 2011.

(34)

10

yang dipandang sebagai bersatunya kaum muslimin di bawah satu bendera politik yakni Masyumi. Akan tetapi persatuan ini pun berakhir tahun

1950-an, ketika Nahdlatul Ulama memutuskan untuk mendirikan partai Nahdlatul Ulama.16

Pada mulanya antara Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah,

keduanya menjunjung tinggi Ukhuwah Islamiyah, namun dalam realitas politiknya, para elit politik dari kedua organisasi tersebut bersebrangan

pendapat satu sama lain, sehingga terlihat ada ketegangan dalam pola hubungan di tingkat atas, sedang ditingkat bawah terbawa arus atas permasalahan tersebut. Salah satu hubungan yang menunjukkan awal

ketidak harmonisan Nahdhatul Ulama terhadap Partai Amant Nasional yaitu seringkali Amin Rais menghujat Gus Dur yang notabennya tokoh utama

kaum Nahdliyin atau Nahdlatul Ulama (NU). Dimana salah satu hujatan yang dilontarkan kepada Gus Dur yaitu, ketika itu Gus Dur mengadakan

perjalanan keluar negeri untuk pertama kalinya.

Hujatan tersebut membuat semakin marah warga Nahdliyin, bahkan kebencian warga Nahdliyin terhadap sosok Amien Rais. Hal ini terjadi pada

fenomena di Pasuruan pada Ahad 14 Juni 1989, bahwasannya Pasuruan merupakan salah satu kawasan Tapal Kuda sehingga mayoritas warganya

yaitu kaum Nahdliyin. Kedatangan Amin Rais untuk memberikan ceramah di Kota santri tersebut menuai unjuk rasa dari masyarakat Pasuruan yang tergabung dalam Gerakan Reformasi Damai Arek Pasuruan (Garda Arepas).

16 Siar Kodim Pasuruan Organisir Pemuda Tolak Amien Rais. Edisi 17 Jun 1998.

(35)

11

Ribuan massa beraksi menutup jalan-jalan yang hendak dilalui rombongan Ketua PP Muhammadiyah itu. Sebagian mereka berkumpul di

bundaran tol Gempol dan sepanjang jalan Gempol-Beji-Bangil. Sebagian lagi bergerombol di sekitar alun-alun Bangil. Ribuan yang lain pawai keliling kota dan berhenti di depan Masjid Darul Arqom, Pasuruan, tempat

Amien Rais akan memberikan ceramahnya.17 Kedatangan Amin Rais di Pasuruan tersebut merupakan sebuah taktik dalam mencari dukungan.

Namun, kemarahan warga Nahdliyin terhadap sosok Amien Rais tak dapat dielakkan sehingga berimbas pada Partai Amanat Nasional dalam mencari dukungan terutama di masyarakat Kota Pasuruan yang mayoritasnya warga

Nahdliyin.

Ketika Amien Rais (Ketua PAN) menyebel Ketua MPR dengan

kemudian mengangkat Gus Dur menjadi presiden hubungan dikalangan Nahdhatul Ulama dan Muhammadiyah sempat membaik. Namun kemudian

meruncing kembali tatkala Amien Rais sering melontarkan kritik terhadap Kepemimpinan Gus Dur. Puncaknya kritik secara politik Gus Dur kemudian dijatuhkan oleh MPR. Hujatan tersebut membuat kemarahan kembali bagi

warga Nahdliyin sehingga lagi-lagi berimbas pada Partai Amanat Nasional yang tidak dapat mendulang suara yang lebih besar terutama di kawasan

Tapal Kuda.

Berseberangnya pandangan antara Muhammadiyah dan Nahdhatul Ulama di lapangan juga terjadi di Kota Pasuruan. Bahwasannya Kota

(36)

12

Pasuruan merupakan salah satu kawasan Tapal Kuda sehingga mayoritasnya warga Nahdliyin. Pertentangan kedua ormas tersebut sangat menonjol

terutama pada masyarakat bawah sehingga menunjukkan hubungan yang kurang harmonis dan terlihat adanya kurang kesepahaman yang bersumber dari hal-hal yang bersifat bid’ah dan tidak bid’ah. Kasus pertentangan yang

ada berkisar masalah khilafiah, misalnya keterwakilan dalam struktur pemerintahan sejak RT sampai dengan DPRD lebih didominan oleh warga

Nahdliyin, sedang warga Muhammadiyah yang minoritas lebih sedikit jumlahnya bila dibandingkan dengan jumlah warga Nahdliyin karena dalam pengambilan keputusan selalu dilakukan secara voting seperti dalam

pemilihan ketua RT, RW, pengurus masjid dan LKMD dan sebagainya. Pertentangan kasus lain yaitu dalam masalah selametan, pembacaan qunut

pada waktu shalat subuh terutama pada masyarakat bawah dan secara individual. Akibatnya yang terjadi kurang serasinya hubungan kedua

organisasi ini dan menimbulkan kesenjangan diantara kedua golongan tersebut. Hubungan yang tidak harmonis antara warga Nahdlatul Ulama dan warga Muhammadiyah bisa saja memicu menurunnya suara Partai Amanat

Nasional dalam memperoleh dukungan dari warga Nahdlatul Ulama yang merupakan basis dari Partai Kebangkitan Bangsa terutama di Kota Pasuruan.

Kota Pasuruan yang terkenal dengan kalangan santri yang sangat dipengaruhi oleh kyai dan ulama dalam segi politiknya dan sejak semula merupakan pendukung Nahdhatul Ulama. Masyarakat Kota Pasuruan belum

(37)

13

menonjolkan pada ideologi ormas mereka yang menjadikan kesalapahaman diantara warga Muhammadiyah dan warga Nahdlatul Ulama Kota Pasuruan

yang berimbas pada Partai Amanat Nasional dalam mencari dukungan. Melihat pendiri Partai Amanat Nasional yang merupakan background Muhammadiyah dan sering kali melontarkan kritikan terhadap tokoh utama warga Nahdliyin yaitu “Gus Dur”, bisa saja masyarakat Kota Pasuruan

menjadi bersikap acuh tak acuh terhadap Partai Amanat Nasional.

Oleh karena itu, menilik untuk dicermati permasalahan PAN dalam mendulang suara di Kota Pasuruan yang sejatinya adalah masyarakat Nahdlatul Ulama. Ketika Pemilihan DPRD Pasuruan pada tahun 2004 Partai

Amanat Nasional, mendapatkan 4.967 suara atau 4,94% yang akhirnya dapat memperoleh 2 (dua) kursi di DPRD Kota Pasuruan. Namun, sayangnya pada

tahun 2009 Pemilihan DPRD Kota Pasuruan hasil perolehan suara Partai Amanat Nasional turun yaitu hanya mendapatkan suara sebesar 3.715 suara

atau 4,08% sehingga pada pemilu 2009 Partai Amanat Nasioanl mendapatkan 1 (satu) Kursi di DPRD Kota Pasuruan.

Tabel 1

Perolehan Suara Partai Amanat Nasional

Dalam Pemilihan Umum Anggota DPRD Kota Pasuruan

Tahun Dapil I

Namun, yang lebih unik dari Partai Amanat Nasional (PAN), partai

(38)

partai-14

partai baru yang bermunculan terutama pada pemilu 2009. Sistem kepartaian yang menganut multi partai telah memicu tumbuhnya partai politik baru.

Dengan mendasarkan diri pada ketentuan dalam Pasal 28 UUD 1945 mengenai kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan, orang berbondong-bondong mendirikan partai

politik baru. Kebebasan untuk mendirikan partai politik dengan berdasar pada ketentuan Pasal 28 UUD 1945 dan mudahnya persyaratan yang

ditentukan dalam UU No. 2 Tahun 2008 tersebut menyebabkan tumbuhnya partai-partai baru yang ikut menyemarakkan Pemilu Tahun 2009.18 Pemilihan umum legislatif tahun 2009 di ikuti oleh 38 partai politik yang

lolos seleksi verifikasi Komisi Pemilihan Umum (KPU), ditambah enam partai politik lokal di Aceh.19

Dari uraian di atas, maka riset ini dilakukan di Kota Pasuruan. Pasuruan merupakan salah satu bagian dari kawasan Tapal Kuda yang di

Propinsi Jawa Timur yang secara politik merupakan basis kekuatan politik santri. Politik di kawasan Tapal Kuda dapat dikatakan merupakan politik kaum Nahdliyin atau Nahdlatul Ulama (NU). Kebaradaan Partai Amanat

Nasional (PAN) di Kota Pasuruan tentunya sangat sulit untuk mendapatkan sebuah dukungan dari warga Pasuruan yang notabennya kebanyakan dari

kaum Nahdliyin atau Nahdlatul Ulama (NU) yang merupakan basis

18 Wibawanti Erna Sri. Jurnal Konstitusi. Saatnya Electoral Tershold Dilaksanakan Secara Konsisten Menuju Multiparti Terbatas. Hlm 13.

https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:0bl36tolQXcJ:www.mahkamahkonstitusi.go.id/index.php%3Fpage%3Dweb site. Diakses hari Rabu, tanggal 28 September 2011.

19

(39)

15

pendukung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Dengan keberadaan warga Pasuruan yang notabennya kebanyakan dari kaum Nahdliyin atau Nahdlatul

Ulama (NU) tentunya sangat sulit untuk mendapatkan simpatisasi dari masyarakat Pasuruan. Bukan asing lagi bahwa Partai Amanat Nasional (PAN) dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sering terjadi kontroversi.

Pembentukan sejarah yang berbeda dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang merupakan kelompok tersendiri yang punya basis massa di pesantren.

Selain itu notaben Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yaitu bercirikan kharismatik dan tradisional.

Dalam hal inilah, tentunya tidak mudah bagi Partai Amanat

Nasional (PAN) untuk mendapatkan dukungan (voters) dari kaum Nahdliyin atau Nahdlatul Ulama (NU) sehinga diperlukan suatu strategi

dalam pemenangan pemilu melalui pemasaran politik (marketing politik). Dengan memperhatikan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk

mengangkat judul “Strategi Partai Amanat Nasional (PAN) dalam pemenangan pemilu legislatif pasca reformasi (Studi di DPD Partai Amanat Nasional Kota Pasuruan)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan apa yang telah diuraikan dalam latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

”Bagaimana strategi Partai Amanat Nasional (PAN) dalam

(40)

16

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah dan latar belakang di atas, maka tujuan

penelitian ini adalah: “Untuk mengetahui strategi Partai Amanat Nasional (PAN) dalam pemenangan pemilu legislatif pasca reformasi di Kota Pasuruan.”

D. Manfaat Penelitian

Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan mampu untuk membawa manfaat:

1. Secara Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan ataupun referensi dalam bidang ilmu politik bagi mahasiswa khususnya

jurusan Ilmu Pemerintahan 2. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada setiap calon/kandidat legislatif yang akan melakukan pemasaran politik ditengah kehidupan masyarakat. Dan

menambah pengetahuan bagi masyarakat, yang dalam hal ini lebih diprioritaskan kepada strategi political marketing dalam

(41)

17

E. Definisi Konsep

Definisi konseptual merupakan suatu uraian atau penjabaran oleh

peneliti untuk menggambarkan suatu istilah yang terkait dengan penelitian yang dilakukan. Berdasarkan penelitian yang mengangkat judul “Strategi Partai Amanat Nasional (PAN) dalam pemenangan pemilu legislatif pasca

reformasi (Studi di DPD PAN Kota Pasuruan), maka definisi konsepnya adalah :

1. Strategi Pemenangan Pemilu

Konsep strategi pemenangan pemilu sangat terkait dengan upaya partai politik untuk mendapatkan dukungan yang lebih besar dalam pemilu

sehingga hakekat strategi pemenangan pemilu adalah strategi untuk memperoleh sebanyak-banyaknya dukungan (voters) melalui pemasaran

politik (marketing politik). Marketing politik adalah seperangkat metode yang dapat menfasilitasi kontestan (individu atau partai politik) dalam

memasarkan inisiatif politik, gagasan politik, isu politik, ideologi politik, karakteristik pemimpin partai dan program kerja partai kepada masyarakat.20 Pesan dalam konsep marketing adalah; 1) menjadikan pemilih sebagai

subjek, bukan objek partai politik atau seorang kandidat Presiden, 2) menjadikan permasalahan yang dihadapai pemilih sebagai langkah awal

dalam menyusun program kerja yang ditawarkan dengan bingkai ideologi masing-masing partai. 21 Marketing politik hanyalah sebuah metode dan

(42)

18

peralatan bagi partai politik atau calon presiden untuk melakukan pendekatan kepada publik.22

Dari definisi marketing politik tersebut maka strategi marketing politik, yaitu : Nursal (2004) dikutip oleh Firmanzah, mengkategorikan tiga pendekatan yang dapat dilakukan oleh partai politik untuk mencari dan

mengembangkan pendukung selama proses kampanye politik. Strategi pertama adalah push-marketing. Dalam strategi ini, partai politik berusaha

mendapatkan dukungan melalui stimulant yang diberikan kepada pemilih, Masyarakat perlu mendapatkan dorongan dan energi untuk pergi ke bilik suara dan mencoblos suatu kontestan. Di samping itu, partai politik perlu

menyediakan sejumlah alasan yang rasional maupun emosional kepada para pemilih untuk bisa memotivasi mereka agar tergerak dan bersedia

mendukung suatu kontestan. Tanpa alasan-alasan ini, pemilih akan merasa ogah-ogahan karena mereka tidak punya cukup alasan untuk menyuarakan

aspirasi mereka. Starategi kedua yang bisa digunakan adalah pass-marketing. Strategi ini menggunakan individu maupun kelompok yang dapat

mempengaruhi opini pemilih. Sukses tidaknya penggalangan massa akan

sangat ditentukan oleh pemilihan para influencer ini. Semakin tepat influencer yang dipilih, efek yang diraih pun menjadi semakin besar dalam

mempengaruhi pendapat, keyakinan dan pikiran publik. Strategi ketiga adalah pull-marketing. Strategi jenis ini menitikberatkan pada pembentukan image politik yang positif.23

(43)

19

Pendekatan marketing politik, menurut Nursal (2004) diawali dengan positioning, kemudian dari situ dikembangkan strategi pendekatannya.

Proses lengkapnya dapat dilihat seperti gambar di bawah ini :

2. Pemilu Legislatif

Bahwa untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagai penyalur aspirasi politik rakyat serta anggota Dewan Perwakilan Daerah sebagai penyalur aspirasi

keanekaragaman daerah sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 22E ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, diselenggarakan pemilihan umum (pemilu); bahwa pemilihan umum secara

langsung oleh rakyat merupakan sarana perwujudan kedaulatan rakyat guna Bagan 2

Strategi Marketing Politik

Push

Marketing

Kebijakan

Orang

Partai Positioning

Polling

Marketing

Politik Pass

Marketing

Pull

Marketing

Sumber : Nursal (2004)

(44)

20

menghasilkan pemerintahan Negara yang demokratis berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara republik Indonesia Tahun 1945.24

Pemilihan umum adalah merupakan suatu cara atau sarana untuk menentukan orang-orang yang akan mewakili rakyat dalam menjalankan pemerintahan.25 Dalam abad modern ini, pemilihan umum masih dianggap

sebagai cara yang paling demokratis untuk menentukan wakil-wakil rakyat yang akan duduk di lembaga perwakilan rakyat baik Pemilu dilaksanakan

dengan sistim distrik maupun proposional.

Pemilu adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil dalam

Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945.26 Pemilu dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali.27 Pemilu tahun 2009 untuk memilih anggota

DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota dilaksankan dengan sistem proposional terbuka.28 Oleh karena itu, Pemilu Legislatif, yaitu Pemilu untuk

memilih wakil rakyat yang duduk di DPR, DPRD Propinsi, DPRD Kabupaten/Kota dan Dewan Perwakilan Daerah. Pada penelitian ini akan difokuskan pada pemilihan DPRD Kota Pasuruan.

24 UU No. 10 Tahun 2008 tentang Pemilu. http://www.mahkamahagung.go.id/images/pdp/uu_10_2008.pdf.Diakses hari Sabtu tanggal 29 Oktober 2011.

25 http://sospol.pendidikanriau.com/2009/12/definisi-pemilihan-umum-secara.html. Diakses hari Sabtu, tanggal 29 Oktober 2011.

26

UU No. 10 Tahun 2008 Pasal 1 ayat 1. http://www.mahkamahagung.go.id/images/pdp/uu_10_2008.pdf. Diakses hari Sabtu tanggal 29 Oktober 2011.

(45)

21

F. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada

suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut.29

Adapun kegiatan yang dilakukan oleh Partai Amanat Nasional (PAN) untuk melakukan strategi pemenangan pemilu melalui marketing

politik, yaitu :

1. Strategi pemenangan pemilu melalui marketing politik 1) Tahap I Segmentasi

- Mengidentifikasi dasar segmen pemilih

- Menyusun profil dari hasil segmentasi pemilih

2) Tahap II Targetisasi

- Memelihara basis primodial Partai Amanat Nasional

(PAN)

- Melakukan relasi partai dengan pemilih

- Memperluas jaringan partai untuk memperoleh basis yang

lebih kuat

- Melakukan agregasi kepentingan masyarakat Kota

Pasuruan

(46)

22

3) Tahap III Positioning

- Melakukan pencitraan partai dan pembentukan image

yang baik

- Mengkomunikasikan pesan dan gagasan parpol dengan menyusun bauran marketing disetiap segmen politik,

diantaranya produk, promosi, harga, place partai politik - Melakukan pendekatan terhadap masyarakat Kota

Pasuruan

G. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya peneliti mengungkapkan sejumlah cara yang diatur secara sistematis, logis, rasional dan terarah tentang

bagaiman pekerjaan sebelum, ketika dan sesudah mengumpulkan data sehingga diharapkan mampu menjawab secara ilmiah perumusan masalah

yang telah ditetapkan.30 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis pakai adalah deskriptif. Metode

deskriptif adalah sebagai prosuder pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan objek penelitian pada saat

sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.31 Dalam penelitian ini, peneliti mencoba mendeskripsikan bagaimana strategi

30

Hamidi. 2004 (cetakan kedua). Metode Penelitian Kualitatif (Aplikasi Prakti Pembuatan Proposl dan Lapoan Peneltian). Malang : UMM Press. Hlm 68.

(47)

23

Partai Amanat Nasional (PAN) dalam pemenangan pemilu legislatif pasca reformasi di Kota Pasuruan

2. Sumber Data 1) Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari nara

sumber. Data primer dalam penelitian ini adalah orang-orang yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang

berkaitan dengan masalah penelitian ini. 2) Data Skunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku-buku, dokumen,

arsip, literatur dan majalah yang terkait dengan permasalahan penelitian.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang dipergunakan untuk

memperoleh atau mengumpulkan data sebaik-baiknya dan diolah serta dianalisa sesuai dengan kerangka metode penelitian. Sehingga, dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah :

1) Observasi

Observasi adalah cara pengambilan data dengan

menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut.32 Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data observasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi

(48)

24

nonpartisipan dimana peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen terhadap gejala yang tampak pada obyek

penelitian untuk kemudian dilakukan pencatatan. Selanjutnya dari segi instrumentasi yang digunakan, maka penelitian ini menggunakan observasi terstruktur yaitu observasi yang dirancang

secara sistematis, tentang apa yang diamati, kapan dan dimana tempatnya.

2) Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka

antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview

guide (panduan wawancara).33

Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan wawancara

dalam bentuk wawancara terstruktur, yaitu wawancara yang disusun secara terperinci atau jelasnya menggunakan draf pertanyaan dengan pihak-pihak yang dapat memberikan penjelasan yang berkaitan

dengan penelitian yang akan diteliti. Dengan maksud wawancara yang dilakukan peneliti akan tetap dalam lingkup peneliti, dan tidak

meluas pada masalah-masalah lain.

(49)

25

3) Dokumentasi

Dokumen yaitu laporan dari kejadian-kejadian yang berisi

pandangan serta pemikiran-pemikiran manusia di masa yang lalu.34 Dokumen tersebut, secara sadar ditulis untuk tujuan komunikasi dan tranmisi keterangan. Dokumentasi ini berupa sumber-sumber tertulis

seperti catatan, buku agenda, dan sebagainya. Dalam hal ini akan diperoleh oleh peneliti di DPD Partai Amanat Nasional Kota

Pasuruan dan KPUD Kota Pasuruan. 4. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan sumber-sumber data/informasi yang

diperoleh dari seseorang atau lebih yang akan memberikan informasi secara lengkap terkait dengan masalah yang menjadi inti dari penelitian. Subyek

penelitian dipilih secara sengaja sebagai orang yang akan dimintai informasi karena dianggap menguasai bidang yang berhubungan dengan sasaran

penelitan. Oleh karena itu, yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah: 1) Ketua DPD PAN Kota Pasuruan pada pemilu 2009

2) Ketua Bagian Pembinaan dan Pemenangan Pemilu Daerah PAN

Kota Pasuruan pada pemilu 2009

3) Caleg PAN Kota Pasuruan pada pemilu 2009

5. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat di mana peneliti dapat memperoleh data atau informasi yang akurat terkait dengan masalah yang akan diteliti.

(50)

26

Dengan adanya lokasi penelitian ini diharapkan dapat memberikan dukungan yang optimal dalam pengumpulan data. Adapun lokasi penelitian

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah DPD Partai Amanat Nasional Kota Pasuruan. Alamat Sekretariat DPD PAN Kota Pasuruan berada di Jl. Indragiri No. 37 Pasuruan Telp. (0343) 421578 Fax. 421578

6. Teknik Analisa Data

Analisa data adalah prosedur memilah dan mengelompokkan data

yang sejenis baik menurut permasalahan penelitiannya maupun bagian-bagiannya. Dengan ungkapan lain analisa data pada hakekatnya adalah pemberitahuan peneliti kepada pembaca tentang apa saja yang hendak

dilakukan terhadap data yang sedang dan telah dikumpulkan, sebagai cara yang nantinya bisa memudahkan peneliti dalam memberi penjelasan dan

mencari interpretasi dari responden atau menarik kesimpulan.35 Adapun tahapan dalam menganalisa data ini adalah :

1) Kumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sitematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.36

2) Reduksi Data

Reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari pola tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah

35

Hamidi. 2004 (cetakan kedua). Metode Penelitian Kualitatif (Aplikasi Prakti Pembuatan Proposl dan Lapoan Peneltian). Malang : UMM Press. Hlm 80.

(51)

27

peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.37

3) Display Data

Melalui display data maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan sehingga akan semakin mudah difahami.

Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya

berdasarkan apa yang telah difahami tersebut.38 4) Kesimpulan

Akhir dari seluruh kegiatan analisa data kualitatif terletak

pada pemahaman atau peraturan tentang apa yang berhasil kita mengerti berkenaan dengan suatu masalah yang diteliti.39

Untuk menguji keabsahan data yang dikumpulkan, peneliti akan menggunakan teknik Triangulasi yaitu teknik triangulasi dengan sumber.

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan suatu sumber data yang lain di luar data itu untuk keperluan pembanding atau pengecekan derajad kepercayaan hasil penelitian. Teknik triangulasi

yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Dalam metode pemeriksanaan keabsahan data ini dapat melalui

perbandingan antara data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, membandingkan antara data hasil wawancara dengan data dokumentasi,

37

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualititatif Dan R & D. Bandung : ALFABETA. Hlm 247. 38 Ibid. Hlm 249.

(52)

28

membandingkan data hasil penelitian dengan hasil penelitian peneliti lain, dan membandingkan data hasil penelitian dengan teori.40

Dengan demikian akan diperoleh data yang valid. Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data ”yang tidak berbeda’ antar data yang dilaporkan oleh

peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian.41

Gambar

Tabel 1 Perolehan Suara Partai Amanat Nasional
Tabel 1

Referensi

Dokumen terkait

Peradangan dapat mempengaruhi produksi susu baik dilihat dari uji skor CMT maupun uji jumlah sel somatik susu karena bakteri patogen masuk kedalam ambing melalui

Dengan demikian hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi “ada pengaruh circuit Training terhadap Max member fitness ROS-IN Hotel Fitness Center ”. Artinya

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dari penelitian ini adalah 1 Bagaimana perencanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada mata

Terdapat beberapa kendala dalam sistem pelayanan pembuatan SIM secara online di Satuan Penyelenggara Administrasi (Satpas) Colombo Surabaya, antara lain: masih ada beberapa

Central Omega Resources (DKFT) melalui anak usahanya yaitu PT COR Industri Indonesia telah meningkatkan fasilitas Letter of Credit (LC) pada 24 November 2015 dari Bank Panin

Hasil dari penelitian maka dapat disimpulkan bahwa sarana prasarana sekolah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa.. Hasil penelitian dan uji

Banyak pelajaran yang dapat kita peroleh dari membaca karya sastra, salah satunya membaca cerita rakyat yang disadur atau diolah kembali menjadi cerita anak.. Hasil membaca

Meskipun ia sangat sedih karena tidak dapat kembali ke negeri kayangan, Putri Bungsu dapat menerima takdirnya dengan tabah... membiasakan dirinya dengan kehidupan dan kebiasaan