• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1. PENDAHULUAN RISET Rendam Kaki Air Hangat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB 1. PENDAHULUAN RISET Rendam Kaki Air Hangat"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang menyerang pada sistem kardiovaskuler. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan melainkan hanya dapat dikontrol dan dijaga kestabilannya melalui pengobatan dan perawatan baik oleh tenaga profesional maupun perawatan secara mandiri. Indikator kestabilan status kardiovaskuler pasien hipertensi berupa nilai heart rate, respiation rate, tekanan darah, dan ancle branchial indeks yang berada dalam rentang normal serta tidak terjadi kenaikan atau penurunan yang signifikan. Adanya kestabilan nilai dari status kardiovaskuler akan mempekecil risiko komplikasi pada pasien dan dapat meningkatkan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas harian. Kestabilan nilai itu dapat tercapai apabila pasien memiliki komitmen dan ketelatenan untuk melakukan pola hidup sehat, pemeriksaan secara berkala serta menghindari faktor penyebab hipertensi.

(2)

Salah satu negara di Asia Tenggara yang memiliki angka hipertensi cukup tinggi, yaitu Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menyebutkan bahwa prevalensi hipertensi di Indonesia sebanyak 272.350 orag (26,5%) dari 1.027.736 orang yang diambil sebagai sampel Riskesdas (Kemenkes RI., 2013a). Beberapa provinsi di Indonesia yang mengalami prevalensi hipertensi di atas angka nasional (25,8%), yaitu provinsi Jawa Timur, Bangka Belitug, Jawa Tengah, Sulawesi Tengah, D.I Yogyakarta, Riau, Sulawesi Barat, Kalimantan Tengah, dan Nusa Tenggara Barat (Departemen Kesehatan RI., 2008a). Provinsi Jawa Timur termasuk dalam kategori provinsi dengan prevalensi di atas angka nasional yang memiliki prevalensi sebesar 25519 jiwa (26,2%) dari 97.339 anggota rumah tangga yang didata (Kemenkes RI., 2013a). Di wilayah Jember sendiri, hipertensi primer menduduki peringkat ketiga terbanyak di Jawa Timur paa tahun 2011, yaitu mencapai 61.523 kasus dengan prosentase 44,2% kasus berada pada kelompok usia pertengahan (45-59 tahun) (Dinkes Kabupaten Jember, 2012).

(3)

pada otak, serta kondisi arterosklerosis yang menyertai sehingga menimbulkan berbagai komplikasi.

Hipertensi dapat diobati secara farmakologis dan non farmakologis. Pengobatan secara farmakologis biasanya menggunakan obat-obatan yang mengandung efek samping. Pengobatan non farmakologis meliputi menghentikan kebiasaan merokok, menurunkan konsumsi alkohol berlebih, menurunkan asupan garam dan lemak, meningkatkan konsumsi buah dan sayur, penurunan berat badan berlebihan, latihan fisik dan terapi komplementer. Terapi komplementer ini bersifat terapi pengobatan alamiah diantaranya adalah dengan terapi herbal, terapi nutrisi, relaksasi progresif, meditasi, terapi tawa, akupuntur, akupressur, aromaterapi, refleksiologi dan hidroterapi (Sudoyo, 2006). Berbagai jenis hidroterapi, metode yang umum digunakan dalam hidroterapi yaitu mandi rendam, sitzbath, pijat air, membungkus dengan kain basah, kompres, merendam kaki (Chaiton, 2002).

Secara ilmiah air hangat mempunyai dampak fisiologis bagi tubuh. Pertama berdampak pada pembuluh darah dimana hangatnya air membuat sirkulasi darah menjadi lancar, yang kedua adalah faktor pembebanan di dalam air yang akan menguatkan otot-otot dan ligament yang mempengaruhi sendi tubuh (Hembing, 2000). Air hangat mempunyai dampak fisiologi bagi tubuh sehingga rendam kaki air hangat dapat digunakan sebagai salah satu terapi yang dapat memulihkan otot sendi yang kaku serta menyembuhkan stroke apabila dilakukan melalui kesadaran dan kedisiplinan (Peni,2008). Hidroterapi rendam hangat ini sangat mudah dilakukan oleh semua orang, tidak membutuhkan biaya yang mahal, dan tidak memiliki efek samping yang berbahaya (Perry & Potter, 2006).

Prinsip kerja dari hidroterapi rendam air hangat ini yaitu dengan menggunakan air hangat yang bersuhu sekitar 40,5 – 43 oC secara konduksi

(4)

orang-orang yang menderita penyakit seperti rematik, radang sendi, linu panggul, sakit punggung, insomnia, kelelahan, stress, sirkulasi darah yang buruk (hipertensi), nyeri otot, kram, kaku, terapi air bisa digunakan untuk meringankan masalah tersebut. Dari penelitian juga telah diamati bahwa hidroterapi rendam air hangat mampu meringankan denyut nadi dan tekanan darah yang meningkat dengan mengurangi tingkat stress dan memperbaiki pembengkakan sendi. Hidroterapi rendam air hangat mengurangi rasa sakit dengan merangsang produksi endorphine, yang merupakan zat kimia saraf yang memiliki sifat analgesik. Melihat manfaat dari terapi rendam air hangat ini, peneliti terpacu untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh rendam air hangat terhadap status kardiovaskuler pasien hipertensi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut dapat dirumuskan suatu masalah yang dapat diangkat dalam penelitian yaitu apakah ada pengaruh rendam air hangat pada kaki terhadap status kardiovaskuler klien dengan hipertensi?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi rendam air hangat pada kaki terhadap status kardiovaskuler klien dengan hipertensi.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik pasien hipertensi.

b. Mengidentifikasi status kardiovaskuler klien sebelum diberikan terapi rendam air hangat pada kaki.

c. Mengidentifikasi status kardiovaskuler klien setelah diberikan terapi rendam air hangat pada kaki.

d. Mengidentifikasi perbedaan status kardiovaskuler klien saat observasi awal dan observasi akhir setelah diberikan terapi rendam air hangat pada kaki.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat bagi Institusi Pendidikan

(5)

tentang pengaruh terapi rendam air hangat pada kaki terhadap status kardiovaskuler klien sekaligus juga sebagai dasar untuk pembentukan program pencegahan komplikasi kronik hipertensi khususnya pada status kardiovaskuler.

1.4.2 Manfaat bagi Instansi Kesehatan

Manfaat penelitian bagi instansi kesehatan khususnya Dinas Kesehatan Kabupaten dan Puskesmas adalah data dan hasil yang diperoleh dari penelitian dapat dijadikan suatu gambartan bahwa terapi rendam air hangat pada kaki secara rutin dapat digunakan untuk meningkatkan status kardiovaskuler pada klienhipertensi sekaligus juga sebagai dasar untuk pembentukan program pencegahan komplikasi kronik hipertensi khususnya pada status kardiovaskuler.

1.4.3 Manfaat bagi Profesi Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dalam melakukan upaya dengan membentuk suatu program pencegahan komplikasi kardiovaskuler pada hipertensi dengan melakukan terapi rendam air hangat pada kaki.

1.4.4 Manfaat bagi Masyarakat

Manfaat penelitian bagi masyarakat adalah dapat menambah dan meningkatkan wawasan serta pengetahuan terhadap pentingnya terapi komplementer khususnya terapi rendam air hangat pada kaki terhadap status kardiovaskuler pasien hiperensi untuk mencegah komplikasi kardiovaskuler.

1.4.5 Manfaat bagi Peneliti

(6)

1.5 Keaslian Penelitian

Terdapat berbagai penelitian mengenai terapi rendam air hangat yang mendasari penelitian ini, salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Anita Purnama Dewi dengan judul Pemberian Terapi Rendam Kaki Air Hangat Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi. Desain penelitian yang digunakan adalah pre-eksperimental dengan pendekatan one-group pe-test-post test desain, teknik pengambilan data menggunakan purposive sampling sebanyak 22 responden penderita hipertensi. Data diuji selama satu kali uji analisis menggunakan wilcoxon test signifikansi mean standar deviasi dengan p<0,05. Hasil penelitian ini adalah ada pengaruh pemberian terapi rendam kaki air hangat terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi di Wilayah Kedinding Tengah Jaya Kecamatan Kenjeran Kotamadya Surabaya.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam melaksanakan pembinaan, pendampingan, dan pemulihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pemerintah, pemerintah daerah, lembaga sosial, lembaga pendidikan, lembaga

Hasil pendaftaran SE2016 menunjukkan bahwa distribusi tenaga kerja menurut kategori lapangan usaha, sejalan dengan jumlah usaha/perusahaan yaitu didominasi oleh

interpersonal yang tidak stabil atau ambivalen (sayang dan benci pada orangtua), gangguan identitas diri (berganti agama, pekerjaan, teman, terapis, kamar), impulsivitas

but no more effective between SEFT and keroncong music reduce depression in elderly. SEFT and keroncong music therefore can be used as complementary therapy in nursing for elderly

156 4.22 Gambar Kegiatan Dengan Bermain Puzzle Huruf Di Area Seni Eti Juhaeti, 2012 Meningkatkan Kemampuan Mengingat Dan Membaca Anak Usia Dini Melalui Bermain Puzzle Huruf :

Peningkatan Kemampuan Membaca Awal dengan Media Papan Flannel Siswa Kelas , ³ 3DSDQ flannel adalah adalah media grafis yang efektif sekali untuk menyajikan pesan-pesan

Tingkat kesempatan kerja menunjukkan bahwa 63 orang responden atau setara 67,74 persen menjawab “Ya”. Responden yang menjawab bahwa program tidak dapat meningkatkan