Bahasa Nasional dan Perencanaan Bahasa
dalam
An Introduction to Sociolinguistics
Janet Holmes Edisi Kedua (2001)
Bahasa Nasional
dialek regional atau bahasa
yang menjadi bahasa standar atau lingua franca di negeri yang multilingual, karena perkembangan
sejarah, kesepakatan bangsa, atau ketetapan undang-undang.
Bahasa Resmi
bahasa yang digunakan dalam komunikasi resmi
seperti dalam perundang-undangan, surat-menyurat dinas, dsb.
Bahasa Standar
1. ragam bahasa atau dialek yang diterima untuk dipakai dalam situasi resmi dan yang dianggap
paling baik, seperti dalam perundang-undangan, surat-menyurat resmi, berbicara di depan umum, dsb.
Bahasa Standar
2. bahasa persatuan dalam masyarakat bahasa
Bahasa Persatuan
bahasa yang digunakan dalam masyarakat bahasa, yang dianggap sebagai
faktor yang menyatukan masyarakat secara politis, kultural, dsb.
Bahasa Daerah
bahasa yang digunakan penduduk asli suatu daerah, biasanya dalam wilayah yang multilingual.
(Kamus Linguistik)
Perencanaan Bahasa
usaha untuk memperbaiki komunikasi bahasa
dengan menciptakan subsistem-subsistem baru
atau menyempurnakannya, sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang memakainya.
Standardisasi peristilahan
dalam bidang-bidang kehidupan adalah contoh perencanaan bahasa.
Pembinaan Bahasa
upaya untuk meningkatkan mutu penggunaan bahasa, antara lain mencakupi peningkatan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan berbahasa yang dilakukan misalnya melalui jalur pendidikan dan
Standardisasi
1. proses penerimaan seperangkat norma seperti tinggi-rendah, hormat-tak hormat,
resmi-tak resmi dsb., dan pola bahasa
seperti lafal, ejaan, gramatika, dsb. oleh masyarakat bahasa
Standardisasi
2. proses penerimaan dialek atau ragam tertentu sebagai bahasa standar oleh masyarakat bahasa
Pembakuan
proses pencatatan norma-norma
yang telah dihasilkan oleh proses standardisasi, dalam bentuk buku tata bahasa, pedoman lafal,
Kompetisi Status Bahasa Nasional
bahasa pribumi versus bahasa kolonial (Paraguay)
bahasa kolonial versus bahasa dunia (Filipina)
Perbedaan Bahasa Nasional dan Bahasa Resmi
Pembedaannya berdasarkan dimensi
perasaan dan perwakilan
ideologis dan instrumental
Bahasa Nasional
• bahasa kesatuan politis, budaya, dan sosial
• dikembangkan dan digunakan sebagai simbol persatuan nasional
• mengidentifikasi negara dan menyatukan rakyatnya
Bahasa Resmi
Pemilihan Bahasa Nasional dan Bahasa Resmi
Pemerintah menggunakan istilah “bahasa nasional” dan “bahasa resmi” sesuai tujuan-tujuan politis mereka.
Sebagian negara tidak membedakan kedua istilah ini.
Status Resmi
dan Bahasa-bahasa Minoritas
Tidak semua bahasa yang memang menjadi bahasa resmi pemerintahan juga disahkan menjadi bahasa resmi suatu negara.
Besarnya biaya penyediaan jasa dan informasi dalam semua bahasa resmi menjadi pertimbangan untuk
Munculnya Bahasa Nasional
lingua franca dan simbol persatuan negara
muncul secara alami dan relatif tidak disadari (Jepang, Spanyol, Inggris, Prancis)
Pemilihan Bahasa Nasional
Ada pengaruh kekuatan politik.
Pilihan yang salah bisa memicu sentimen, kerusuhan, bahkan perang.
Contoh kasus:
Perencanaan Bahasa Resmi Nasional
Bentuk Kegunaan dan Sikap
Sosial Pemilihan Penerimaan
Peran Linguis
dalam Perencanaan Bahasa
Pengaruh akademi bahasa
Pengaruh individu
Pembakuan Sistem Ejaan
Pengaruh pemerintah
Pengaruh misionaris
Pengembangan Kosakata
Kebutuhan mencari kata-kata untuk
• hal-hal sehari-hari
• medan-medan yang lebih khusus atau formal (dokumen resmi, pengajaran)
Jalan keluar:
• meminjam dari bahasa lain
Penerimaan Masyarakat Tutur
Perencana Bahasa
Perencana bahasa biasanya fokus terhadap masalah-masalah bahasa tertentu.
Peran mereka adalah mengembangkan kebijakan penggunaan bahasa yang akan memecahkan
• mengembangkan sebuah varian ke dalam medan-medan tinggi yang baru (atau sebaliknya)
KBBI (Edisi Ketiga), halaman xxi-xxiii, xxv.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (2005), halaman 9-11.
Asal Bahasa Indonesia
Ki Hajar Dewantara
dalam Kongres Bahasa Indonesia I 1939 di Solo
“jang dinamakan 'Bahasa Indonesia' jaitoe bahasa Melajoe jang
soenggoehpoen pokoknja berasal dari 'Melajoe Riaoe' akan tetapi
jang soedah ditambah, dioebah ataoe dikoerangi menoeroet keperloean zaman dan alam baharoe, hingga bahasa itoe laloe moedah dipakai oleh rakjat diseloeroeh Indonesia; pembaharoean
bahasa Melajoe hingga menjadi bahasa Indonesia itoe haroes dilakoekan oleh kaoem ahli jang beralam baharoe, ialah alam
Asal Bahasa Indonesia
Kongres Bahasa Indonesia II 1954 di Medan
“bahwa asal bahasa Indonesia ialah Bahasa Melaju. Dasar bahasa Indonesia ialah Bahasa Melaju jang
Peresmian Bahasa Indonesia
Secara Sosiologis
Peresmian Bahasa Indonesia
Secara Yuridis
Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945
Pasal 36
Pemilihan Bahasa Indonesia
Kenapa Bahasa Melayu?
• Pemilihan bahasa Jawa akan selalu dirasakan sebagai pengistimewaan yang berlebihan atau upaya pengambilalihan.
• Pemilihan bahasa Jawa akan menumbuhkan semangat separatisme.
• Secara fonetis, morfologis, dan leksikal, bahasa Melayu lebih mudah daripada bahasa Jawa.
• Bahasa Jawa mencerminkan struktur masyarakat yang feodal.
• Bahasa Melayu punya sejarah yang panjang sebagai lingua franca.
Bahasa Melayu Kuna
Bahasa Melayu Klasik
Kerajaan Malaka (mulai abad ke-15)
Bahasa Melayu Klasik
Zaman kolonial (mulai abad ke-16)
- bahasa Melayu sebagai bahasa perdagangan - bahasa Melayu sebagai propaganda agama - bahasa Melayu yang bagaimana?
bahasa Melayu Tinggi dan bahasa Melayu Rendah - bahasa Melayu Klasik = bahasa Melayu Riau-Johor - Klinkert melakukan penerjemahan Alkitab
- C.A. van Ophuijsen menulis Maleische Spaakkunst
Pendudukan Belanda
• Kesusastraan Indonesia modern (mulai sekitar abad ke-20)
• Biro Bacaan Rakyat (mulai 1908) • Sumpah Pemuda (1928)
Pendudukan Jepang
Bahasa Melayu Modern
• Bahasa Indonesia • Bahasa Malaysia
• Bahasa Melayu Singapura
Peristilahan
Kongres Bahasa Indonesia I
Dalil-dalil mengenai Menyesuaikan Kata dan Ejaan Asing kepada Bahasa Indonesia (Mr. Amir Sjarifoeddin)
Zaman Penjajahan Jepang
Peristilahan
Komisi Bahasa Indonesia (18 Juni 1947)
Kementrian Pendidikan menerbitkan Bentuk Istilah (1950)
Komisi Istilah (13 Mei 1950)
Pedoman Umum Pembentukan Istilah
Urutan sumber istilah:
(1) Kata dalam bahasa Indonesia yang lazim
(2) Kata dalam bahasa Indonesia yang sudah tidak lazim (3) Kata dalam bahasa serumpun yang lazim
Syarat bentuk istilah:
(1) Ungkapan yang paling singkat
(2) Ungkapan yang maknanya tidak menyimpang (3) Ungkapan yang tidak berkonotasi buruk
(4) Ungkapan yang sedap didengar
Proses pembentukan istilah:
(1) Penyerapan dengan penyesuaian ejaan dan lafal (2) Penyerapan tanpa perubahan
(3) Penerjemahan
Perkembangan Sistem Ejaan
Kongres Bahasa Indonesia I (1938)
- Ejaan van Ophuijsen (Kitab Logat Melajoe 1901)
19 Maret 1947
- Ejaan Soewandi (Menteri Pendidikan)
Kongres Bahasa Indonesia II (1954) - Sistem Pembaharuan 1957
Ejaan Baru
Ejaan Baru 1966
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Anton M. Moeliono
Ejaan Baru Bahasa Indonesia Ejaan Baru Bahasa Malaysia