i
PENGARUH METODE INKUIRI TERHADAP
PRESTASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
KATEGORI KOGNITIFPADA MATA PELAJARAN IPA
SDK WIROBRAJAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Lisa Dwi Aryani
NIM: 071134002
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
ii
iii
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini kupersembahkan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus, Pemilik hidupku yang karya-NYA selalu
sempurna.
2. Almamater Universitas Sanata Dharma.
3. Orang tuaku yang membesarkanku dan mengajariku tentang
kehidupan.
4. Pengajarku, yang mendidikku dalam kasih.
5. Kakak dan adik-adikku yang kukasihi.
6. Para sahabat yang mendukung dalam kasih dan doa.
v
MOTTO
“SEBAB TUHAN MENYELIDIKI SEGALA HATI, DAN MENGERTI
SEGALA NIAT DAN CITA-CITA”
1 TAWARIK 28:9B
vi
vii
viii
ABSTRAK
PENGARUH METODE INKUIRI TERHADAP
PRESTASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS KATEGORI KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN IPA
SDK WIROBRAJAN
Kata kunci: metode inkuiri, metode inkuiri terbimbing, prestasi belajar, kemampuan berpikir kritis, kemampuan berpikir kritis kategori kognitif, mata pelajaran IPA.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiriterhadap 1) prestasi belajar siswa dan 2) kemampuan berpikir kritis pada kategori kognitif siswa kelas V SDK Wirobrajan Yogyakarta pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011 pada mata pelajaran IPA materi pembentukan tanah akibat pelapukan batuan.
Desain penelitian ini adalah quasi-experimental design tipe non-equivalent control group design. Subjek peneilitian ini adalah siswa kelas V SDK Wirobrajan yang terdiri dari kelas VA sebanyak 32 siswa sebagai kelompok eksperimen dan kelas VB sebanyak 34 siswa sebagai kelompok kontrol. Instrumen penelitian berupa 10 soal pilihan ganda untuk mengukur prestasi belajar siswa dan 6 soal essai untuk mengukur kemampuan berpikir kritis kategori kognitif siswa. Instrumen tersebut telah memenuhi syarat validitas dan reliabilitas berdasarkan analisis statistik. Analisis data dilakukan dengan membandingan mean pre-test dan post-test, serta membandingkan rata-rata kenaikan kelompok eksperimen dan kelompok kontroldengan T-test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) ada pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap prestasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan harga sig.(2-tailed) sebesar 0,001 (atau < 0,05). Akan tetapi, kenaikan skor prestasi belajar pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak berbeda secara positif dan signifikan yang ditunjukkan dengan harga sig.(2-tailed) sebesar 0,734 (atau > 0,05). 2) Ada pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan berpikir kritis kategori kognitif siswa yang ditunjukkan dengan harga sig.(2-tailed) 0,000 (atau < 0,05). Peningkatan kemampuan berpikir kritis kategori kognitif kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berbeda secara positif dan signifikan yang ditunjukkan dengan harga sig.(2-tailed) 0,000 (atau < 0,05). Selain itu, rata-rata kenaikan skor antaraspek kognitif berbeda secara signifikan yang ditunjukkan oleh harga asymp. Sig. 0,000 (atau < 0,05).
ix ABSTRACT
THE EFFECT OF INQUIRY METHOD TOWARD
LEARNING ACHIEVEMENT AND COGNITIVELY CRITICAL THINKING SKILLS IN SCIENCE IN WIROBRAJAN PRIMARY SCHOOL
Keywords: Inquiry method, guided inquiry method, learning achievement, critical thinking skills, cognitively critical thinking skills, science
This study is conducted to find out the effect of inquiry method toward1) students’ learning achievement and 2) cognitively critical thinking skills achievement on the second semester of the fifth grade students 2010/2011 in Wirobrajan primary school in science on formation of soil due to the weathering of rocks.
The design of the study isquasi-experimental, non-equivalent control group type. Population of the study is the fifth grade students of Wirobrajan primary school which consist of 32 students in class VA as the experimental group and 34 students in class VB as the control group. The research instruments are 10 multiple choice test to measure the student learning achievement and 6 essay test to measure the cognitively critical thinking skills achievement. The instruments arequalified by means of statistical analysis in term of validity and reliability. Data analysis is done by comparing the mean of pre-test and post-test, the average of the increasing of experimental group, and the control group using T-test.
The result of the study reveals that 1) there is an effect of using the inquiry method toward the student learning achievement which is showed by the sig (2-tailed) 0,001 (or < 0,05). However, the improvement of the learning achievement score in both the experiment and control group are not positively and significantly different which are showed by the sig (2-tailed) 0,734 (or> 0,05). 2). There is an effect ofusing inquiry method in cognitively critical thinking skills which is proved by the sig (2-tailed) 0,000 (or< 0,05). Cognitively critical thinking skills improvement of both the experiment and control group are positively and significantly different which is proved by the sig sig.(2-tailed) 0,000 (or< 0,05). Furthermore, the average of the increasing of the inter-aspect cognitive score is significantly different which is proved by the asymp. Sig. 0,000 (or< 0,05).
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih karena hikmat, kasih, dan
setiaNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Skripsi yang berjudul “PENGARUH METODE INKUIRI TERHADAP
PRESTASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS KATEGORI
KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN IPA SDK WIROBRAJAN” ditulis
sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata I Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar.
Selesainya skripsi ini tidak lepas dari dukungan, bimbingan, dan kerjasama
dari beberapa pihak. Oleh karena itu, dengan segenap hati penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Drs. A. Tri Priantoro, M.For.Sc., selaku dosen pembimbing I, yang
memberikan bimbingan dan dukungan dalam penyelesaian karya ilmiah ini.
4. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ, S.S., BST, M.A., selaku dosen pembimbing
II, yang memberikan bimbingan, masukan yang menginspirasi, dan
memotivasi penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.
5. Ibu Dwi Nugraheni Rositawati, M.Si., selaku dosen yang memberikan
bimbingan dan dukungan dalam penyelesaian karya ilmiah ini.
xi
6. Bapak Hr. Klidiatmoko, selaku kepala SDKWirobrajan yang memberikan
ijin penelitian dan dukungan kepada penulis.
7. Ibu Niken Anggrahini, S.Pd., selaku guru kelas VA SDK Wirobrajan yang
memberikan waktu dan tenaganya sebagai guru mitra penelitian kolaboratif.
8. Siswa-siswi kelas VA dan VB SDK Wirobrajan, yang bersedia sebagai
subjek penelitian.
9. Bapak dan Ibu terkasih, yang setia dalam doa dan dukungannya kepada
penulis.
10.Adik-adik terkasih (Sophia dan Anggita), yang memberikan motivasi bagi
penulis.
11.Teman-teman penelitian kolaboratif IPA SDK Wirobrajan (suster Vero dan
Eva), yang selalu berbagi pengetahuan, semangat, dan kasih kepada penulis.
12.Teman-teman PPL SDK Wirobrajan, yang memberikan bantuan selama
penulis melakukan penelitian di sekolah.
13.Teman-teman Tim Pelayanan Siswa PERKANTAS (Mba Nining, Mba
Marni, Kak Ida, Kak Ardi, Mas Johan, Stovika, Mba Lina, dan Puput) yang
memberikan semangat, dukungan, dan doa bagi penulis.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan
karya ilmiah ini. Untuk itu, penulis sangat terbuka terhadap kritikan dan saran dari
semua pihak. Besar harapan penulis karya ilmiah ini berguna bagi pembaca.
Penulis
xii
DAFTAR ISI
JUDUL HALAMAN
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xx
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan... 4
1.4 Manfaat ... 4
xiii
1.5 Sistematika Penyajian ... 5
BAB II LANDASAN TEORI Tinjauan Pustaka ... 6
Teori-teori yang Relevan ... 6
Metode Inkuiri ... 6
Hakikat IPA ... 11
Pembentukan Tanah Akibat Pelapukan Batuan ... 13
Prestasi Belajar ... 17
Kemampuan Berpikir Kritis ... 19
Hasil Penelitian Sebelumnya ... 22
Kerangka Berpikir... 27
Hipotesis ... 28
BAB III METODE PENELITIAN Jenis Penelitian ... 30
Populasi dan Sampel ... 33
Waktu Penelitian ... 34
Variabel Penelitian ... 35
Definisi Operasional ... 36
Instrumen Penelitian ... 37
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 40
Teknik Pengumpulan Data ... 46
xiv
Teknik Analisis Data... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 51
Deskripsi Data Penelitian ... 51
Data Prestasi Belajar ... 51
Data Kemampuan Berpikir Kritis Kategori Kognitif ... 56
Analisis Data Penelitian ... 60
Pengaruh Penerapan Metode Inkuiri terhadap Prestasi Belajar ... 60
Pengaruh Penerapan Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Kategori Kognitif ... 79
Pembahasan ... 101
Peningkatan Prestasi Belajar ... 100
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Kategori Kognitif ... 101
Keterbatasan Penelitian ... 104
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 106
5.2 Saran ... 108
DAFTAR REFERENSI ... 110
xv
DAFTAR TABEL
JUDUL TABEL HALAMAN
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian ... 35
Tabel 2. Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda dan Essai ... 38
Tabel 3. Ekuivalensi Soal Pilihan Ganda ... 39
Tabel 4. Kriteria Penentuan Skor Essai ... 39
Tabel 5. Uji Validitas Kelompok Soal A ... 41
Tabel 6. Uji Validitas Kelompok Soal B ... 42
Tabel 7. Uji Beda Soal Pilihan Ganda ... 44
Tabel 8. Uji Reliabilitas Soal ... 45
Tabel 9. Pengumpulan Data dan Instrumen ... 46
Tabel 10. Tabulasi Skor Pre-test Pilihan Ganda Kelompok Eksperimen ... 52
Tabel 11. Tabulasi Skor Post-test Pilihan Ganda Kelompok Eksperimen ... 53
Tabel 12. Tabulasi Skor Pre-test Pilihan Ganda Kelompok Kontrol ... 54
Tabel 13. Tabulasi Skor Post-test Pilihan Ganda Kelompok Kontrol ... 55
Tabel 14. Tabulasi Skor Pre-test Essai Kelompok Eksperimen ... 56
Tabel 15. Tabulasi Skor Post-test Essai Kelompok Eksperimen ... 57
Tabel 16. Tabulasi Skor Pre-test Essai Kelompok Kontrol ... 58
Tabel 17. Tabulasi Skor Post-test Essai Kelompok Kontrol ... 59
Tabel 18. Uji Normalitas Data Pre-test PG Kel. Eksperimen ... 61
xvi
Tabel 19. Uji Normalitas Data Post-test PG Kel. Eksperimen ... 63
Tabel 20. Uji Perbandingan Mean Prestasi Belajar Kel. Eksperimen ... 64
Tabel 21. Uji Normalitas Data Kenaikan Skor PG Kel. Ekperimen ... 66
Tabel 22. Uji Normalitas Data Rata-rata Kenaikan PG Kel. Kontrol... 67
Tabel 23. Uji Perbandingan Mean Prestasi Belajar ... 69
Tabel 24. Uji Normalitas Kenaikan Aspek Interpretasi PG ... 71
Tabel 25. Uji Normalitas Kenaikan Aspek Analisis PG ... 72
Tabel 26. Uji Normalitas Kenaikan Aspek Evaluasi PG ... 74
Tabel 27. Uji Normalitas Kenaikan Aspek Inferensi PG ... 75
Tabel 28. Uji Normalitas Kenaikan Aspek Eksplanasi PG ... 76
Tabel 29. Uji Ranking Kognitif Pilihan Ganda ... 77
Tabel 30. Ranking Aspek Kognitif Pilihan Ganda ... 78
Tabel 31. Uji Normalitas Data Pre-test Essai Kel. Eksperimen ... 80
Tabel 32. Uji Normalitas Data Post-test Kel. Eksperimen... 82
Tabel 33. Uji Perbandingan Mean Berpikir Kritis Kel. Eksperimen ... 83
Tabel 34. Uji Normalitas Data Essai Kel. Eksperimen ... 85
Tabel 35. Uji Normalitas Data Essai Kel. Kontrol ... 86
Tabel 36. Uji Perbandingan Mean Berpikir Kritis Kategori Kognitif ... 88
Tabel 37. Uji Normalitas Kenaikan Aspek Interpretasi Essai ... 90
Tabel 38. Uji Normalitas Kenaikan Aspek Analisis Essai ... 92
Tabel 39. Uji Normalitas Kenaikan Aspek Evaluasi Essai ... 93
Tabel 40. Uji Normalitas Kenaikan Aspek Inferensi Essai ... 94
Tabel 41. Uji Normalitas Kenaikan Aspek Eksplanasi Essai... 96
xvii
Tabel 42. Uji Normalitas Kenaikan Aspek Regulasi Diri Essai ... 97
Tabel 43. Uji Ranking Kognitif Essai ... 98
Tabel 44. Ranking Aspek Kognitif Essai ... 99
xviii
DAFTAR GAMBAR
HALAMAN
Gambar 1. Proses Terbentuknya Batuan ... 14
Gambar 2. Batu Granit dan Batu Obsidian ... 15
Gambar 3. Batu Konglomerat dan Batu Pasir ... 15
Gambar 4. Batu Marmer ... 16
Gambar 5. Literatur Map dari Penelitian-penelitianSebelumnya ... 26
Gambar 6. Proses Penyusunan Hipotesis ... 29
Gambar 7. Desain Penelitian ... 32
Gambar 8. Variabel Penelitian ... 36
Gambar 9. Grafik Skor Pre-test PG Kel. Eksperimen ... 61
Gambar 10. Grafik Skor Post-test PG Kel. Eksperimen ... 62
Gambar 11. Grafik Perbedaan Rata-rata Pre-test dan Post-test PG Kel. Eksperimen... 65
Gambar 12. Grafik Rata-rata Kenaikan PG Kel. Eksperimen ... 66
Gambar 13. Grafik Rata-rata Kenaikan PG Kel. Kontrol ... 67
Gambar 14. Grafik Rata-rata Kenaikan PG Kel. Eksperimen & Kel. Kontrol ... 70
Gambar 15. Grafik Kenaikan Aspek Interpretasi PG ... 71
Gambar 16. Grafik Kenaikan Aspek Analisis PG ... 72
Gambar 17. Grafik Kenaikan Aspek Evaluasi PG... 73
Gambar 18. Grafik Kenaikan Aspek Inferensi PG ... 74
xix
Gambar 19. Grafik Kenaikan Aspek Eksplanasi PG ... 75
Gambar 20. Grafik Kenaikan Aspek Kognitif PG Kel. Eksperimen ... 78
Gambar 21. Grafik Kenaikan Setiap Aspek Kognitif PG Kel. Eksperimen ... 79
Gambar 22. Grafik Skor Pre-test Essai Kel. Eksperimen ... 80
Gambar 23. Grafik Skor Post-test Essai Kel. Eksperimen ... 81
Gambar 24. Grafik Perbedaan Rata-rata Pre-test dan Post-test Essai Kel. Eksperimen ... 84
Gambar 25. Grafik Rata-rata Kenaikan Essai Kel. Eksperimen ... 85
Gambar 26. Grafik Rata-rata Kenaikan Essai Kel. Kontrol ... 86
Gambar 27. Grafik Perbedaan Kenaikan Rata-rata Essai Kel. Eksperimen & Kel. Kontrol ... 89
Gambar 28. Grafik Kenaikan Aspek Interpretasi Essai ... 90
Gambar 29. Grafik Kenaikan Aspek Analisis Essai ... 89
Gambar 30. Grafik Kenaikan Aspek Evaluasi Essai ... 92
Gambar 31. Grafik Kenaikan Aspek Inferensi Essai ... 94
Gambar 32. Grafik Kenaikan Aspek Eksplanasi Essai ... 95
Gambar 33. Grafik Kenaikan Aspek Regulasi Diri Essai ... 96
Gambar 34. Grafik Kenaikan Aspek Kognitif Essai... 99
Gambar 35. Grafik Ranking Kognitif Essai Kel. Eksperimen ... 100
xx
DAFTAR LAMPIRAN
HALAMAN
Lampiran 1. RPP ... 115
Lampiran 2.Contoh LKSyang Sudah Diisi Siswa ... 133
Lampiran 3.UjiValiditasKelompok Soal A ... 149
Lampiran 4. Uji Validitas Kelompok Soal B ... 153
Lampiran 5. UjiReliabilitas Kelompok Soal A ... 157
Lampiran 6. Uji Reliabilitas Kelompok Soal B... 157
Lampiran 7. Uji Beda Kelompok Soal A ... 158
Lampiran 8. Uji Beda Kelompok Soal B ... 159
Lampiran 9.Instrumen Pengumpul Data dan Kunci Jawaban ... 160
Lampiran 10. Contoh Soal Pre-test Post-test yang Sudah Dikoreksi ... 164
Lampiran 11.Uji Normalitas Data Pretest Postest PG Kel.Eksperimen ... 185
Lampiran 12.Uji Normalitas Data Rata-rata Kenaikan PG Kel. Eksperimen dan Kel. Kontrol ... 185
Lampiran 13.Uji Normalitas Data Kenaikan Kognitif Pilihan Ganda ... 185
Lampiran 14. Uji Normalitas Data Pretest Posttest Essai Kel. Eksperimen ... 186
Lampiran 15. Uji Normalitas Data Kenaikan Essai Kel. Eksperimen dan Kel.Kontrol ... 186
Lampiran 16. Uji Normalitas Data Kenaikan Aspek Kognitif Essai ... 186
Lampiran 17. Uji Perbandingan Mean Pilihan Ganda Kel.Eksperimen ... 187
Lampiran 18. Uji Perbandingan Mean Kenaikan Pilihan Ganda Kel. Eksperimen dan Kel. Kontrol ... 187
xxi
Lampiran 19. Uji Perbandingan Mean Essai Kel. Eksperimen ... 188
Lampiran 20. Uji Perbandingan Mean Kenaikan Essai Kel. Eksperimen dan Kel. Kontrol ... 188
Lampiran 21. Uji Ranking Kognitif Pilihan Ganda ... 189
Lampiran 22. Uji Ranking Kognitif Essai... 189
Lampiran 23. Foto-foto Penelitian ... 190
Lampiran 24. Surat Ijin Penelitian dari FKIP USD ... 197
Lampiran 25. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian ... 199
Lampiran 26. Daftar Riwayat Hidup ... 201
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab I adalah pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan lima bagian, yaitu latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penyajian. Kelima bagian diuraikan dalam subbab-subbab berikut.
1.1.Latar Belakang Masalah
Pendidikan memiliki peranan penting dalam perkembangan hidup manusia.
Pendidikan menolong manusia untuk mengembangkan seluruh potensi dalam
dirinya. Pada hakikatnya, manusia mempunyai kemampuan berpikir. Kemampuan
tersebut berguna dalam menjawab permasalahyang ada dalam kehidupan
sehari-hari. Oleh karena kemampuan berpikir tersebut, manusia dapat mengkritisi
beberapa hal yang ada disekitarnya. Kemampuan berpikir kritis berbeda dari
kemampuan menghafal. Kemampuan berpikir kritis menolong manusia untuk
melihat permasalahan disekitarnya secara mendalam dan berusaha menemukan
solusi dari permasalahan tersebut. Sedangkan kemampuan menghafal hanya
sebatas mengingat tidak sampai melihat suatu permasalahan dan mencari
solusinya.
Kemampuan berpikir kritis dapat dikembangkan melalui pendidikan.
Pendidikan sendiri berhubungan dengan kegiatan belajar yang merupakan
kegiatan guru dan siswa. Kegiatan guru yaitu mengajar, mempersiapkan
lingkungan belajar, dan memfasilitasi siswanya. Sedangkan kegiatan siswa adalah
2
belajar untuk mendapatkan pengalaman yang bermakna untuk mencapai hasil
yang optimal.
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran
wajib yang ada di Sekolah Dasar. IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang
diujikan di Ujian Akhir Nasional (UAN). Mata pelajaran IPA mempelajari alam
yang ada disekitar siswa. Konsep-konsep IPA perlu dipahami siswa secara
mendalam agar siswa lebih memahami kehidupan yang terjadi disekitarnya. Siswa
perlu melihat secara benar konsep IPA tesebut. IPA sendiri terdiri dari beberapa
materi yang diajarkan kepada siswa. Salah satu materi pembelajaran IPA yaitu,
materi pembentukan tanah akibat pelapukan batuan.
Salah satu permasalahan pembelajaran IPA terletak pada metode
pembelajaran. Kebanyakan metode pembelajaran masih konvensional atau
tradisional. Siswa belajar hanya sampai pada menghafal. Tidak ada kegiatan
belajar yang mengajak siswa mengkaji konsep secara mendalam dan sampai
menemukan konsep itu sendiri. Alhasil, kegiatan menghafal materi IPA membuat
siswa bosan dan tidak tertarik untuk belajar. Hal tersebut secara tidak langsung
menyebabkan rendahnya prestasi belajardan kemampuan berpikir kritis siswa
pada mata pelajaran IPA.
Untuk mengatasi masalah tersebut, guru perlu meningkatkan prestasi belajar
dan kemampuan berpikir kritis siswa melalui peranannya dalam kegiatan belajar
siswa. Guru memerlukan metode yang tepat dalam pembelajaran. Untuk itu,
diperlukan suatu metode pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek
dalam kegiatan belajar,mengembangkan keaktifan siswa, dan mengembangkan
3
keterampilan siswa dalam IPA. Metode pembelajaran yang berupaya
mengaktifkan siswa dalam penyelidikan langsung untuk mendapatkan konsep
sendiri adalah metode inkuiri. Metode inkuiri menyajikan langkah-langkah untuk
meningkatkan berpikir kritis siswa. Siswa SD masih memerlukan banyak
pengarahan dan petunjuk dari guru dalam belajar. Untuk itu metode inkuiri yang
tepat bagi siswa SD adalah metode inkuiri terbimbing. Penelitian ini berusaha
melihat sejauh mana prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis kategori
kognitif siswa kelas V SDK Wirobrajan Semester Genap Tahun Pelajaran
2010/2011 pada mata pelajaran IPA dapat ditingkatkan dengan metode inkuiri
terbimbing.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti merumuskan masalah dalam
penelitian ini, yaitu :
1. Bagaimana pengaruh penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA
materipembentukan tanah akibat pelapukan batuan terhadap prestasi
belajar siswa kelas V SDK Wirobrajan Yogyakarta padaSemester
GenapTahun Pelajaran 2010/2011?
2. Bagaimana pengaruh penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA
materi pembentukan tanah akibat pelapukan batuan terhadap kemampuan
berpikir kritis pada kategori kognitif siswa kelas V SDK Wirobrajan
Yogyakarta pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011?
4
1.3 Tujuan Penelitian
Sebagaimana telah dikemukakan dalam perumusan masalah, tujuan penelitian
ini adalah untuk:
1. Mengetahui pengaruh metode inkuiri pada mata pelajaran IPA
materipembentukan tanah akibat pelapukan batuan terhadap prestasi
belajar siswa kelas V SDK Wirobrajan Yogyakarta pada Semester
GenapTahun Pelajaran 2010/2011.
2. Mengetahui pengaruh metode inkuiri pada mata pelajaran IPA materi
pembentukan tanah akibat pelapukan batuan terhadap kemampuan berpikir
kritis pada kategori kognitif siswa kelas V SDK Wirobrajan Yogyakarta
pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Guru
Guru mendapatkan pengalaman dalam menerapkan pembelajaran yang
menggunakan metode inkuiri. Dengan itu, guru diharapkan dapat
menerapkannya untuk mata pelajaran atau materi pokok yang lain.
2. Siswa
Siswa mendapatkan pengalaman berharga dapat belajar dengan metode
inkuiri terbimbing.
5
3. Sekolah
Laporan penelitian ini dapat menambah bacaan di perpustakaan sekolah
yang dapat dimanfaatkan oleh guru dan warga sekolah.
4. Peneliti
Peneliti mendapatkan pengalaman berharga dalam menerapkan metode
inkuiri pada mata pembelajaran IPA. Sebagai calon guru, peneliti mendapat
bekal pengetahuan dan wawasan untuk diterapkan kelak waktu mengajar.
1.5 Sistematika Penyajian
Untuk mengetahui gambaran skripsi ini, diuraikan sistematika penyajiannya
secara singkat. Bab I pendahuluan berisi latar belakang permasahan, rumusan
masalah, tujuan yang berisi harapan yang akan dicapai dalam penelitian, manfaat
yang dipetik dari penelitian, dan sistematika penyajian.Bab II merupakan landasan
teori yang memuat unsur-unsur kajian pustaka, kerangka berpikir, dan hipotesis.
Bab III metode penelitian berisi jenis penelitian, populasi dan sampel, variabel
penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, waktu penelitian, uji
validitas dan reliabilitas instrumen, teknik pengumpulan data, teknik analisis data,
dan jadwal penelitian. Bab IV berisi hasil dan pembahasan penelitian yang
meliputi deskripsi data penelitian, analisis data penelitian, pembahasan, dan
keterbatasan penelitian. Dan bab V kesimpulan dan saran berisi kesimpulan dari
penelitian dan saran bagi penelitian selanjutnya.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab II landasan teori berisi tinjauan pustaka, kerangka berpikir, dan hipotesis
penelitian. Tinjauan pustaka membahas teori-teori yang relevan dan hasil
penelitian sebelumnya yang berisi pengalaman penelitian yang pernah ada.
Selanjutnya dirumuskan dalam kerangka berpikir dan hipotesis penelitian yang
berisi dugaan sementara atau jawaban sementara dari rumusan masalah penelitian.
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Teori-teori yang Relevan
2.1.1.1 Metode Inkuiri
Metode mengajar digunakan sebagai cara penyampaian materi oleh guru
kepada siswa dalam pembelajaran. “Metode mengajar ialah cara yang berisi
prosedur-prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya
kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa” (Tardif dalam Syah, 1997:
201). Kindsvatter, Wilen, dan Ishler dalam Suparno (2007)menjelaskan bahwa
metode inkuirimerupakan metode pengajaran di mana guru melibatkan
kemampuan berpikir kritis siswa untuk menganalisis dan memecahkan persoalan
secara sistematik.Menurut Sanjaya (2008) dikatakan bahwa metode inkuiri adalah
rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan proses berpikir secara kritis
dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah
yang dipertanyakan. Sedangkan menurut Trianto (2007) metode inkuiri
7
adalahsuatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau memahami
informasi.Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode inkuiri
adalah cara yang berisi prosedur rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
Berikut ini berbagai jenis metode inkuiri (Amien, 1988) yaitu:
1. Guided Discovery-Inquiry
Pada jenis inkuiri ini peranan guru sangat penting. Guru memberikan
bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada siswa dan melaksanakan
perencanaan. Metode inkuiri ini disebut juga metode inkuiri terbimbing.
2. Modified Inquiry
Peranan guru pada jenis inkuiri ini yaitu memberikan masalah, menjadi
nara sumber yang memberikan bantuan kepada siswa supaya dapat berpikir
dan menemukan cara-cara penelitian yang tepat, dan memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang dapat membantu siswa mengerti arah dari
masalah. Siswa diberi kebebasan untuk memecahkan masalah melalui
pengamatan, eksplorasi dan atau prosedur penelitian untuk memperoleh
jawaban.
3. Free Inquiry
Pada jenis inkuiri ini siswa mengidentifikasi dan merumuskan masalah
yang dipelajari.
8 4. Invitation into Inquiry
Jenis inkuiri ini memungkinkan siswa untuk melakukan proses
pemecahan masalah serupa dengan cara-cara yang umum diikuti oleh para
ilmuwan. Cara-cara tersebut meliputi merancang eksperimen, merumuskan
hipotesis, menetapkan kontrol, menentukan sebab akibat,
menginterpretasikan data, dan menentukan kesimpulan.
5. Inquiry Role Approach
Proses kegiatan belajar melibatkan siswa dalam tim-tim. Setiap tim
terdiri dari empat anggota yang bekerja sama untuk memecahkan masalah
yang berkaitan dengan topik yang dipelajari. Peranan anggota tim yaitu
sebagai team coordinator, technical advisor, data recorder, dan process valuator.
Berdasarkan jenis-jenis metode inkuiri di atas, jenis guided discovery-inquiry
atau metode inkuiri terbimbing lebih sesuai untuk siswa-siswa pendidikan dasar.
Siswa pendidikan dasar masih memerlukan bimbingan dan petunjuk dari guru.
Kindsvatter, Wilen, dan Ishler dalam Suparno (2007: 68) “Metode inkuiri
terbimbing adalah inquiry yang banyak dicampuri oleh guru”. Oleh karena itu,
metode inkuiri yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode inkuiri
terbimbing.
Amien mengemukakan keuntungan-keuntungan menggunakan metode inkuiri
secara terbimbing yaitu sebagai berikut(Amien, 1987: 133):
9
1. Pengajaran menjadi student-centered
2. Membentuk dan mengembangkan konsep diri
3. Tingkat pengharapan bertambah
4. Mengembangkan bakat individu
5. Menghindari cara belajar tradisional
6. Mengakomodasi dan mengasimilasi informasi
Menurut Hamalik (2009: 64), langkah-langkah inkuiri adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi situasi
2. Merumuskan masalah
3. Merumuskan hipotesis
4. Mengumpulkan informasi untuk menguji hipotesis
5. Menarik kesimpulan
Menurut Kindsvatter dkk dalam Suparno, (2007: 66-67) langkah-langkah
inkuiri adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi persoalan
2. Membuat hipotesis
3. Mengumpulkan data
4. Menganalisis data
5. Mengambil kesimpulan
Menurut Sanjaya (2008: 201), langkah-langkah inkuiri adalah sebagai
berikut:
1. Orientasi
2. Merumuskan masalah
10
3. Mengajukan hipotesis
4. Mengumpulkan data
5. Menguji hipotesis
6. Merumuskan kesimpulan
Berdasarkan uraian langkah pembelajaran inkuiri di atas,
langkah-langkah inkuiri yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Orientasi
Orientasi merupakan langkah untuk mempersiapkan siswa agar siap
mengikuti kegiatan pembelajaran. Kegiatan orientasi meliputi:
menyampaikan kasus yang berhubungan dengan materi, menyampaikan
tujuan pembelajaran, menyampaikan langkah-langkah dan alat-alat
percobaan, dan memberi motivasi siswa.
2. Merumuskan masalah
Langkah merumuskan masalah yaitu memberi kesempatan kepada
siswa untuk membuat suatu pertanyaan tentang materi yang hanya dapat
dijawab “ya” dan “tidak”. Sebelumnya guru memberi contoh terlebih dahulu
bagaimana membuat rumusan masalah.
3. Merumuskan hipotesis
Pada langkah membuat hipotesis, guru membimbing siswa menentukan
jawaban sementara dari permasalahan yang dibahas.
4. Melakukan percobaan
Pada langkah ini, siswa melakukan percobaan dengan bimbingan guru,
menganalisis data yang diperoleh, dan membahas hasil-hasil temuan.
11
5. Menarik kesimpulan
Pada langkah ini, guru membimbing siswa menarik kesimpulan dari
hasil percobaan yang didapatkan dan mendiskusikan alasan penarikan
kesimpulan tersebut.
6. Mempresentasikan hasil
Langkah mempresentasikan hasil yaitu siswa melaporkan hasil
percobaannya dan mempresentasikannya di kelas.
7. Mengevaluasi
Pada langkah ini, seluruh langkah inkuiri dievaluasi bersama oleh guru
dan siswa. Hal-hal yang dievaluasi yaitu hasil yang didapatkan dalam
pembelajaran dan proses selama pembelajaran berlangsung.
2.1.1.2Hakikat IPA
Kepanjangan dari kata “IPA” adalah Ilmu Pengetahuan Alam. Menurut Debdikbud
(2007: 189) “Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan mencari tahu tentang
alam secara sistematis”. Menurut Iskandar dikatakan bahwa IPA merupakan ilmu yang
mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam (Iskandar, 2001). Menurut Fisher
dalam Amien (1987) dikatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan
yang diperoleh dengan menggunakan metode-metode yang berdasarkan observasi.
Jadi, IPA merupakan ilmu tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam di mana
kumpulan pengetahuannya diperoleh dengan metode-metodeyang berdasarkan
observasi.
12
Menurut Depdikbud (2007: 189) “Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri
dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar”. Menurut Marsetio Donosepoetro dalam Trianto (2010: 137), pada hakikatnya IPA dibangun atas
dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah.
1. IPA sebagai produk
Bentuk IPA sebagai produk terdiri dari fakta-fakta, konsep-konsep,
prinsip-prinsip, hukum-hukum, serta teori-teori.
2. IPA sebagai proses
IPA sebagai proses adalah pemilihan metode yang digunakan untuk
memperoleh pengetahuan. Metode ini disebut juga sebagai metode ilmiah.
3. IPA sebagai sikap
IPA sebagai sikap adalah mengenai keyakinan, pendapat, dan nilai-nilai
yang harus dipertahankan sebagai seorang ilmuwan dalam mencari atau
mengembangkan pengetahuan baru.
Keterampilan proses IPA berguna untuk memecahkan masalah di alam.
Aspek-aspek keterampilan proses IPA menurut Iskandar (2001: 51) sebagai
berikut:
1. Pengamatan
2. Pengklarifikasian
3. Pengukuran
4. Pengidentifikasian dan pengendalian variabel
5. Perumusan hipotesis
13
6. Perancangan eksperimen
7. Penyimpulan hasil eksperimen
8. Pengkomunikasian hasil eksperimen
Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD adalah sebagai berikut Depdikbud
(2007:485):
1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,
tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi cair, padat, dan gas.
3. Energi dan perubahannya, meliputi gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,
cahaya, dan pesawat sederhana.
4. Bumi dan alam semesta, meliputi tanah, bumi, tata surya, dan
benda-benda langit lainnya.
2.1.1.3Pembentukan Tanah Akibat Pelapukan Batuan
Kompetensi IPA kelas V yang digunakan untuk penelitian ini adalah standar
kompetensi 7 tentang “memahami perubahan yang terjadi di alam dan
hubungannya dengan penggunakan sumber daya alam” pada kompetensi dasar
7.1 “mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan” dan
kompetensi dasar 7.2 “mengidentifikasi jenis-jenis tanah” (Depdikbud, 2007).
Sebenarnya tanah berasal dari batuan. Menurut Azmiyawati (2008) dikatakan
bahwa batuan akan mengalami pelapukan menjadi butiran-butiran yang sangat
halus. Lama-kelamaan butiran-butiran halus ini bertambah banyak dan
terbentuklah tanah. Menurut Sulistyanto (2008), perubahan cuaca, suhu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
dantekanan udara dapat menyebabkan batuan memuai kemudian pecah menjadi
batuan-batuan yang lebih kecil lagi.
Gambar 1. Proses Terbentuknya Batuan
http://telenk.files.wordpress.com/2009/04/rock-11.jpg
Menurut Azmiyawati (2008) dikatakan bahwa menurut proses terbentuknya
batuan terbagi menjadi tiga jenis yaitu batuan beku, batuan endapan, dan batuan
metamorf.
1. Batuan beku (igneous rocks)
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku.
Menurut Erwan (2010) berdasarkan teksturnya batuan beku terbagi menjadi
dua yaitu batuan beku plutonik dan batuan beku vulkanik. Batuan beku
plutonik terbentuk pembekuan magma yang lambat sehingga
mineral-mineral penyusunnya besar, misalnya batu granit. Batuan beku vulkanik
15
terbentuk dari pembekuan magma yang cepat sehingga mineral-mineral
penyusunnya kecil, misalnya batu basalt dan andesit.
Gambar 2. Batu Granit dan Batu Obsidian
http://www.crayonpedia.org/mw/Jenis-jenis_batuan_7.1
2. Batuan endapan (sedimentary rocks)
Batuan endapan adalah batuan yang terbentuk dari endapan hasil
pelapukan batuan atau dari endapan sisa-sisa binatang dan tumbuhan.
Menurut Erwan (2010) batuan endapan digolongkan menjadi tiga yaitu
batuan endapan klastik, kimia, dan organik. Contoh batuan endapan klastik
yaitu batu konglomerat, batu pasir, dan batu lempung. Batuan endapan
kimia contohnya batu anhidrit dan batu garam. Sedangkan batuan endapan
organik contohnya batu gamping terumbu.
Gambar 3. Batu Konglomerat dan Batu Pasir
http://www.crayonpedia.org/mw/Jenis-jenis_batuan_7.1
16
3. Batuan metamorf (metamorphic rocks)
Batuan metamorf adalah batuan yang berasal dari batuan endapanatau
beku yang mengalamiperubahan (metamorfosis)karenamendapat panas dan
tekanan dari dalam bumi. Macam-macam batuan metamorf yaitu batu genes,
batu marmer, dan batu sabak.
Gambar 4. Batu Marmer
http://www.crayonpedia.org/mw/Jenis-jenis_batuan_7.1
Menurut Dodo (2009: 163-164), macam-macam pelapukan pada batuan ada
tiga yaitu pelapukan fisika, pelapukan kimia,dan pelapukan biologi.
1. Pelapukan fisika, yaitu pelapukan yang disebabkan oleh iklim atau
cuaca, suhu, angin, dan air.
2. Pelapukan kimia, yaitu pelapukan yang disebabkan oleh zat-zat kimia .
3. Pelapukan biologi, yaitu pelapukan yang disebabkan oleh aktivitas
tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia.
Menurut Rositawaty (2008: 119-120) kerak bumi terdiri dari lapisan-lapisan
yaitu, lapisan tengah, lapisan bawah, dan lapisan batuan induk.
17
1. Lapisan atas, merupakan lapisan yang terbentuk dari proses pelapukan
batuan dan sisa-sisa makhluk hidup. Lapisan ini merupakan tanah yang
paling subur karena mengandung banyak unsur hara dan dapat menahan
air. Tanah ini disebut tanah humus.
2. Lapisan tengah, merupakan lapisan yang terbentuk dari campuran
pelapukan batuan dan air. Tanah ini disebut tanah liat.
3. Lapisan bawah, merupakan lapisan tanah yang berupa
bongkahan-bongkahan batu.
4. Lapisan batuan induk, merupakan batuan yang padat.
2.1.1.4Prestasi Belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil yang telah
dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dsb) (KBBI, 2008). Winkel
mengatakan belajar merupakan suatu aktivitas mental atau psikis, yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan
sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan
nilai-sikap, dan perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas (Winkel,
2004). Menurut Syah belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh
tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi
dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif (Syah, 2003).Pengertian
belajar secara kualitatif (tinjauan mutu) ialah proses memperoleh arti-arti dan
pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia sekeliling siswa.
Belajar difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas
18
untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa (Syah,
1997:92). Menurut Winkel dikatakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti
keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang (Winkel, 1996).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
merupakan hasil yang dicapai siswa dari aktivitasnya yang relatif menetap sebagai
hasil pengalaman dan interaksinya dengan lingkungan yang melibatkan proses
kognitif.
Menurut Syah (1997:132)faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa
dapat dibedakan menjadi tiga:
1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisi
jasmani dan rohani siswa.
2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di
sekitar siswa.
3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metodeyang digunakan siswa
untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
Beberapa fungsi prestasi belajar adalah sebagai berikut Arifin (1990: 3-4):
1. Sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dikuasi
siswa.
2. Sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.
3. Sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
4. Sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan.
5. Sebagai indikator terhadap daya serap (kecerdasan) siswa.
19
2.1.1.5Kemampuan Berpikir Kritis
Suparno (2007) mengemukakan bahwa dalam pembelajaran guru perlu
membantu siswanya untuk berpikir sendiri. Siswa perlu dibimbing untuk berpikir
secara kritis terhadap materi pembelajaran dan masalah yang dihadapi. Menurut
Setiono (2007) dikatakan bahwa belajar berpikir kritis sama artinya dengan
menggunakan proses-proses mental seperti memperhatikan, mengkategorikan,
menyeleksi, menilai atau memutuskan. Menurut Syah (1997: 120) “Berpikir
rasional dan kritis adalah perwujudan perilaku terutama yang bertalian dengan
pemecahan masalah”. Sedangkan Johnson (2007) mengemukakan bahwa berpikir
kritis merupakan aktivitas mental sistematis yang dilakukan oleh orang-orang
yang toleran dengan pikiran terbuka untuk memperluas pemahaman mereka.
Sedangkan berpikir kreatif merupakan sebuah kebiasaan dari pikiran yang dilatih
dengan memerhatikan intuisi, menghidupkan imajinasi, mengungkapkan
kemungkinan-kemungkinan baru, membuka sudut pandang yang menakjubkan,
dan membangkitkan ide-ide yang tidak terduga.
Peter A. Facione (1990) menyebutkan bahwa kecakapan berpikir kritis
memiliki dua dimensi yaitu dimensi kognitif dan dimensi disposisi afektif.
Dimensi kognitif dipandang sebagai pusat kecakapan mental yang penting.
Facione mengatakan ada enam kecakapan dalam berpikir kritis dimensi kognitif
sebagai berikut: ”The experts find CT to include cognitive skills in (1)
interpretation, (2) analysis, (3) evaluation, (4) inference, (5) explanation and (6) self-regulation” (Facione, 1990: 4).
20
Berikut ini diuraikan enam kecakapan berpikir kritis dimensi kognitif
(Facione, 1990):
1. Interpretasi
Interpretasi adalah kecakapan untuk memahami dan mengekspresikan
makna dari berbagai pengalaman, situasi, data, kejadian, penilaian,
kesepakatan, kepercayaan, aturan, prosedur, dan kriteria. Sub kecakapan
interpretasi yaitu kecakapan membuat kategori, memahami makna, dan
menjelaskan makna.
2. Analisis
Analisis yaitu kecakapan mengidentifikasi hubungan-hubungan logis
dari pernyataan, pertanyaan, konsep, uraian, atau bentuk ungkapan lain
untuk mengemukakan kepercayaan, penilaian, pengalaman, penalaran,
informasi, atau opini. Sub kecakapan analisis yaitu menguji gagasan,
mengidentifikasi argumen, dan menganalisis argumen.
3. Evaluasi
Evaluasi yaitu kecakapan untuk menilai kredibilitas pernyataan atau
ungkapan lain yang mencerminkan persepsi, pengalaman, situasi, penilaian,
kepercayaan, atau opini seseorang untuk menimbang bobot dari suatu
penalaran yang berkaitan dengan pernyataan, deskripsi, pertanyaan, atau
ungkapan lainnya. Sub kecakapan evaluasi yaitu menilai klaim dan menilai
argumen.
21
4. Inferensi
Inferensi yaitu kecakapan mengidentifikasi dan memastikan
elemen-elemen yang diperlukan untuk menarik alasan yang masuk akal,
merumuskan dugaan dan hipotesis, mempertimbangkan informasi-informasi
yang relevan, dan menarik konsekuensi-konsekuensi yang mungkin timbul
dari data, pernyataan, prinsip, bukti, penilaian, kepercayaan, opini, konsep,
gambaran, pertanyaan, atau bentuk ungkapan lainnya. Sub kecakapan
inferensi yaitu menguji bukti-bukti, menerka alternatif, dan menarik
kesimpulan.
5. Eksplanasi
Eksplanasi yaitu kecakapan menjelaskan dan memberikan alasan-alasan
dari bukti, konsep, metode, kriteria, dan konteks yang digunakan untuk
menarik kesimpulan, dan untuk mengemukakan argumen-argumen logis
yang kuat. Sub kecakapan eksplanasi yaitu menjelaskan hasil penalaran,
menjustifikasi prosedur, dan menjelaskan argumen.
6. Regulasi diri
Regulasi diri yaitu kecakapan memonitor aktivitas kognitifnya sendiri
secara sadar, unsur-unsur yang ikut memainkan peran dalam aktivitas
tersebut, dan kecakapan untuk memonitor aktivitas mentalnya sendiri dalam
menarik kesimpulan dengan menganalisis dan mengevaluasi penilaiannya
sendiri dengan mempertanyakan, mengonfirmasi, memvaliditas, atau
mengoreksi penalarannya sendiri. Sub kecakapan regulasi diri yaitu
eksaminasi diri dan koreksi diri.
22
2.1.2 Hasil Penelitian Sebelumnya
Berikut ini beberapa penelitian sebelumnya tentang metode inkuiri, prestasi
belajar, dan kecakapan berpikir kritis dalam pembelajaran:
1. Supriyatun (2004) meneliti peningkatan keterampilan berpikir kritis
siswa dalam memecahkan masalah pada pokok bahasan ayunan
matematis, elastisitas, dan fluida tidak bergerak melalui penerapan
pendekatan keterampilan berpikir kritis. Populasi dan sampel penelitian
yaitu siswa kelas IC SMUN 1 Karangnongko Klaten yang berjumlah 33
siswa. Hasil penelitian tindakan I, II, dan III secara berurut mengalami
peningkatan yaitu (1) siswa mampu memberikan penjelasan sederhana
yaitu 3,03%, 27,27%, dan 18,18%. (2) siswa mampu menyimpulkan
secara induksi yaitu 0%, 54,55%, dan 6,06%. (3) siswa mampu
mengembangkan keterampilan dasar yaitu 12,12%, 12,12%, dan
60,16%.
2. Triana (2007) meneliti (1) peningkatan pemahaman siswa melalui
pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri dan media
komputer pada topik wujud zat dan kelarutan, (2) keaktifan, (3) minat
siswa melalui pembelajaran dengan metode inkuiri. Sampel dan
populasi penelitian ini yaitu siswa kelas VIID SMP Katolik Santo
Mikail Balikpapan yang berjumlah 34 siswa. Hasil penelitian ini
menunjukkan (1) peningkatan pemahaman siswa, melalui uji T-test
diperoleh Treal> Tkriterial pada level signifikan 5%, (2) ada keaktifan
siswa selama pembelajaran, (3) ada minat siswa yang ditunjukkan oleh
23
persentase skor kuesioner minat siswa, 50% siswa sangat berminat dan
50% siswa berminat terhadap pembelajaran dengan metode inkuiri.
3. Ismawati (2007) meneliti peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa
dengan metode inkuiri. Sampel dan populasi penelitian yaitu siswa
kelas VIIIA SMP N 13 Semarang yang berjumlah 45 siswa. Hasil
penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan keaktifan siswa dan
hasil belajar siswa dari siklus I-II. Pada siklus I aktifitas psikomotorik
sebesar 66 menjadi 71 diakhir siklus II, afektif (minat) 0% menjadi
16%, dan angket sebesar 51% siswa menyatakan positif dan 49% siswa
menyatakan sangat positif. Sedangkan rata-rata hasil belajar siklus I
sebesar 73 menjadi 82 diakhir siklus II.
4. Hastuti (2009) meneliti (1) pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap
tingkat pemahaman, (2) keterlibatan siswa, (3) kendala-kendala yang
dialami siswa selama mengikuti pembelajaran matematika pada pokok
bahasan fungsi. Sampel dan populasi penelitian yaitu siswa kelas
VIII-C SMP Negeri 3 Godean yang berjumlah 36 siswa. Hasil penelitian ini
menunjukkan (1) penggunaan metode inkuiri cukup membantu siswa
memahami materi pelajaran, tampak dari rata-rata kelas selama empat
kali evaluasi, rata-rata keseluruhannya adalah 60,84%, (2) penggunaan
metode inkuiri kurang efektif dalam meningkatkan keterlibatan siswa,
(3) masih ada kendala-kendala yang dialami siswa selama mengikuti
pembelajaran matematika pada pokok bahasan fungsi dengan metode
inkuiri, di antanya: kondisi kelas yang ramai dan tidak terkendali, siswa
24
masih bingung dalam mengerjakan soal, siswa malu bertanya, dan
siswa belum terbiasa dengan metode inkuiri.
5. Sugiyarti (2009) meneliti keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar
siswa melalui pembelajaran matematika berbasis masalah. Sampel dan
populasi penelitian yaitu siswa kelas II-C SMPN I Tambakromo
Kabupaten Pati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata evaluasi
pada siklus I adalah pretest 53,51 dengan ketuntasan 28,89% dan
postest 71,78 dengan ketuntasan 60,86%, rata-rata tes keterampilan
berpikir kritis siswa 7,82 dari skor maksimal 30. Hasil pretes siklus II
adalah 71,13 dengan ketuntasan 56,52% sedangkan hasil postest siklus
II diperoleh nilai rata-rata 80 dengan ketuntasan 89,13%.
6. Kuntari (2009) meneliti (1) efektivitas pembelajaran matematika di
SMA dengan menggunakan metode inkuiri dilihat dari keaktifan siswa
dan prestasi belajar siswa, (2) tanggapan siswa dan pendapat guru
terhadap pembelajaran matematika dengan metode inkuiri. Sampel dan
populasi penelitian ini yaitu siswa kelas XI IPA SMA Negeri 5
Yogyakarta. Hasil penelitian yaitu (1) metode inkuiri cukup efektif
mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran, (2) ada peningkatan
prestasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan adanya perbedaan yang
signifikan antara skor pre-test dan skor post-test, (3) siswa memberi
tanggapan positif terhadap pembelajaran matematika dengan metode
inkuiri.
25
7. Widyaningsih (2010) meneliti efektivitas pembelajaran IPA siswa kelas
V SD Kanisius Kintelan I tentang proses pembentukan tanah karena
pelapukan dengan metode inkuiri terbimbing. Efektivitas pembelajaran
diteliliti melalui hasil belajar siswa sebelum dan setelah mengikut
pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing. Sampel dan populasi
penelitian yaitu siswa kelas V SD Kanisius Kintelan 1 yang berjumlah
32 siswa. Hasil dari penelitian ini ada peningkatan yang signifikan
antara skor mean pre-test dan skor mean post-test siswa sebesar 59,37%
atau sembilan belas siswa dari tiga puluh dua siswa dapat mencapai
KKM.
8. Sa’diyah (2010) meneliti (1) pengaruh penerapan model Problem Based Instruction (PBI), dan (2) mengetahui lebih efektif mana pembelajaran menggunakan model PBI atau model Direct Instruction pada pembelajaran fisika melalui metode demonstrasi terhadap keterampilan
berpikir kritis siswa. Populasi penelitian yaitu kelas VII A, VIIB, dan
VIIC SMPN 5 Depok. Sampel penelitian yaitu kelas VIIA dan VIIC.
Hasil penelitian ini menunjukkan (1) thitung untuk absolute gain adalah
2,709, sedangkan standard gain adalah 2,908. Besar ttabel df=72-2=70
adalah 1,99. Artinya ada perbedaan peningkatan keterampilan berpikir
kritis siswa. (2) Nilai rata-rata standard gain kelas eksperimen adalah 0,68, sedangkan kelas kontrol adalah 0,56. Artinya pembelajaran PBI di
kelas eksperimen lebih efektif daripada pembelajaran DI di kelas
kontrol.
26
Berikut ini literatur map dari penelitian-penelitian sebelumnya:
Gambar 5. Literatur Map dari Penelitian-penelitian Sebelumnya
Triana (2007) Metode inkuiri dan media
komputer
Ismawati (2007) Metode inkuiri, peningkatan
aktivitas, dan hasil belajar
Hastuti (2009) Metode inkuiri dan
keterlibatan siswa
Yang perlu diteliti Metode inkuiri terbimbing prestasi belajar, dan berpikir
kritis
Supiyatun (2004) Keterampilan proses dan
berpikir kritis Metode inkuiri
terbimbing
Prestasi belajar dan berpikir kritis
Widyaningsih (2010) Metode inkuiri terbimbing
dan hasil belajar
Sugiyarti (2005) Berpikir kritis dan hasil
belajar
Sa’diyah (2010)
Model Problem Based Instruction dan berpikir
kritis Kuntari (2009) Metode Inkuiri dan
27
Beberapa penelitian-penelitian tentang metode inkuiri, prestasi belajar, dan
kemampuan berpikir kritis yang dilakukan sebelumnya, menunjukkan bahwa
metode inkuiri efektif meningkatkan prestasi belajar siswa. Selain itu, beberapa
menunjukkan bahwa metode inkuiri efektif meningkatkan kemampuan berpikir
kritis siswa. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, belum ada yang meneliti
tentang metode inkuiri, prestasi belajar, dan kemampuan berpikir kritis kategori
kognitif siswa di tingkat pendidikan dasar.
2.2 Kerangka Berpikir
Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai siswa dari aktivitasnya yang
relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksinya dengan lingkungan
yang melibatkan proses kognitif. Selain prestasi belajar, kemampuan yang dapat
dikembangkan dalam pembelajaran adalah kemampuan berpikir kritis kategori
kognitif. Kemampuan berpikir kritis kategori kognitif memiliki enam kecakapan
yaitu interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, eksplanasi, dan regulasi diri.
Prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis kategori kognitif dapat
dikembangkan melalui metode inkuiri.
Metode inkuiri menekankan pada pembelajaran yangmemberikan kesempatan
siswa untuk aktif dan terampil memecahkan masalah dengan penyelidikan untuk
menemukan konsep dan prinsip sendiri. Langkah-langkah pembelajaran inkuiri
mencakup kegiatan orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,
melakukan percobaan, menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan
mengevaluasi.Siswa berperan sebagai subjek dalam pembelajaran. Ada beberapa
28
jenis metode inkuiri yaitu Guided Discovery-Inquiri, Modified Inquiry, Free Inquiry, Invitation into Inquiry, dan Inquiry Role Approach. Jenis metode inkuiri yang sesuai untuk pendidikan dasar adalah Guided Discovery-Inquiry (metode inkuiri terbimbing). Jika metode inkuiri terbimbing diterapkan pada kelompok
eksperimen, capaian prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis pada kategori
kognitif pada kelompok eksperimen akan lebih tinggi dari capaian pada kelompok
kontrol yang tidak menggunakan metode inkuiri terbimbing.
2.3 Hipotesis
Hipotesis penelitian ini yaitu:
1. Penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA materi pembentukan
tanah akibat pelapukan batuan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap prestasi belajar siswa kelas V SDK Wirobrajan Semester
Genap Tahun Pelajaran 2010/2011.
2. Penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA materi pembentukan
tanah akibat pelapukan batuan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kemampuan berpikir kritis pada kategori kognitif siswa kelas
V SDK Wirobrajan Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011.
Landasan teori dalam bab II ini dapat disintesaskan dalam piramida terbalik
dengan mengikuti logika berpikir deduktif yang menjadi dasar dari penelitian
kuantitatif eksperimental yang mulai dengan kajian pustaka, penelitian-penelitian
sebelumnya, kerangka berpikir, dan hipotesis.
29
Gambar 6. Proses Penyusunan Hipotesis Variabel
metode inkuiri
Variabel
prestasi belajar dan berpikir kritis kategori kognitif
Kajian Pustaka
Penelitian-penelitian sebelumnya
Kerangka berpikir
Hipotesis
30
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab III membahas metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.
Pembahasan metode penelitian yaitu mengenai jenis penelitian yang digunakan,
populasi dan sampel penelitian, waktu penelitian, variabel penelitian, definisi
operasional, instrumen penelitian, uji validitas dan uji reliabilitas instrumen,
teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Metode penelitian eksperimen menurut Sugiono (2011: 107) yaitu “metode
penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakukan tertentu terhadap
yang lain dalam kondisi yang terkendali”. Beberapa bentuk desain eksperimen
(Sugiyono, 2011: 109-116) yaitu:
1. Pre-Eksperimental Designs (nondesigns)
Desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh. Masih
terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel
dependent, tidak ada variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random. Bentuk pre-eksperimental designs yaitu one-shot case study, one-group pretest-posttest design, dan intact-group comparison.
2. True Eksperimental Design
Desain ini merupakan eksperimen sesungguhnya. Peneliti dapat
mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen.
31
Sampel yang digunakan sebagai kelompok eksperimen maupun kontrol
diambil secara random. Bentuk true experimental design yaitu posttest only control design dan pretest group design.
3. Faktorial Design
Desain ini merupakan modifikasi true experimental design, yaitu
memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang
mempengaruhi perlakuan (independent variabel) terhadap hasil (dependent variabel).
4. Quasi Experimental Design
Desain ini merupakan pengembangan dari true experimental design. Terdapat kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk
mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen. Bentuk quasi-experimental design yaitu time-series design dan
non-equivalent control group design.
Ary mengemukakan desain eksperimental, kriteria desain eksperimental, dan
tanda kedalaman penelitian eksperimen sebagai berikut (2007: 358-359):
“Desain eksperimental merupakan kerangka konseptual untuk melaksanakan
eksperimen. Kriteria yang paling penting untuk memilih desain adalah bahwa
desain haruslah tepat untuk menguji hipotesis penelitian. Tanda kedalaman
penelitian eksperimental bukan terletak pada apakah penelitiannya cukup
rumit atau cukup sederhana, tetapi apakah desain yang dipilih tepat untuk
menguji hipotesis”.
32
Untuk kepentingan penelitian ini yang diambil adalahquasi-experimental design tipe non-equivalent control group design. Pada jenis penelitian ini kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dipilih secara random atau
acak. Adapun desain penelitian dengan quasi-experimental design tipe n on-equivalent control group design dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 7. Desain Penelitian
Keterangan:
O1 = Hasil observasi pre-test kelas eksperimen
O2 = Hasil observasi pos-test kelas eksperimen
O3 = Hasil observasi pre-test kelas kontrol
O4 = Hasil observasi pos-test kelas kontrol
X = Perlakuan (treatment) penerapan metode inkuiri terbimbing
Semua data yang diobservasi adalah data yang diambil dari variabel
dependent dengan pre-test dan post-test dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sedangkan data dari variabel independent tidak dianalisis. Untuk mengetahui kemampuan awal siswa, sebelum pembelajaran dilakukan pre-test
pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Perlakuan (treatment) pada kelompok eksperimen yaitu penerapan metode inkuiri terbimbing. Ary (2007)
O1 X O2
O3 O4
33
mengatakan bahwa meskipun kelompok kontrol tidak menerima perlakuan, bukan
berarti subjek pada kelompok kontrol tidak menerima pengalaman sama sekali.
Pada penelitian ini, kelompok kontrol diajar dengan metode tradisional atau
metode biasa. Pada akhir pembelajaran dilakukan post-test pada kedua kelompok.
Skor pre-test dibandingkan dengan skor post-test pada kelompok eksperimen
untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kemampuan sebelum dan sesudah
pembelajaran. Selanjutnya mean atau rata-rata kenaikan kedua kelompok dibandingkan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kemampuan siswa
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Rata-rata kenaikan yang
digunakan agar kondisi awal yang homogen antara dua kelompok dapat
diabaikan.
3.2 Populasi dan Sampel
Menurut Tanlain (2010), populasi merupakan sekelompok orang atau
sekelompok peristiwa yang sekurang-kurangnya memiliki satu sifat atau kualitas
yang sama. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDK Wirobrajan
yang beralamat di Jln. Hos Cokroaminoto No.8, Pakuncen, Wirobrajan,
Yogyakarta. Pemilihan tempat penelitian berdasarkan tempat praktek kerja
lapangan (PPL) peneliti di sekolah tersebut.
Bagi Tanlain (2010), sampel merupakan sebagian anggota populasi yang
dipilih peneliti untuk diamati, diukur, dan diperiksa yang dianggap mewakili
populasi. Karena kelas masih satu kesatuan kelompok sekolah yang utuh yang
akan menimbulkan banyak kesulitan jika dibagi-bagi, seluruh populasi diambil
34
sebagai sampel sekaligus. Sampel penelitian ini ada dua kelompok yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen yaitu siswa
kelas VASDK Wirobrajan yang berjumlah 32 siswa. Sedangkan kelompok kontrol
yaitu siswa-siswi kelas VB SDK Wirobrajan yang berjumlah 34 siswa.
Pemilihan kelompok eksperimen berdasarkan pemilihan guru mitra yang
merupakan wali kelas VA, sedangkan kelas VB dijadikan sebagai kelompok
kontrol. Kegiatan mengajar pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
dilaksanakan oleh guru mitra. Guru mitra sebagai guru kelas tentunya lebih
mengenal kondisi kelas dibandingkan peneliti. Kegiatan pengamatan dan
dokumentasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung dilaksanakan oleh
peneliti. Oleh karena itu, guru mitra ditunjuk sebagai pengajar. Pengajar pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilaksanakan oleh satu guru agar
tidak ada faktor lain yang mempengaruhi. Misalnya, faktor efisiensi mengajar,
semangat mengajar, dan pengelolaan kelas dapat menjadi faktor bias yang
mempengaruhi hasil eksperimen. Jika pembelajaran dilaksanakan oleh guru yang
berbeda, sejauh mungkin kondisi dua kelas tersebut dibuat homogen sehingga
memang hanya faktor variabel independent saja yang menjadi faktor pembeda.
3.3 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 24 Maret sampai dengan 1 April 2011.
Berikut ini jadwal pelaksanaan penelitian pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol:
35
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian
Hari/Tanggal Kelompok Alokasi
Waktu Kegiatan Kamis, 24 Maret 2011 Eksperimen 2 x 35 Menit Pre-test
Jumat, 25 Maret 2011 Kontrol 2 x 35 Menit Pre-test
Kamis, 24 Maret 2011 Eksperimen 3 x 35 menit Pembelajaran tentang batuan dengan metode inkuiri
Senin, 28 Maret 2011 Kontrol 3 x 35 menit Pembelajaran tentang materi batuan dengan metode tradisonal Selasa, 29 Maret 2011 Eksperimen 3 x 35 menit Pembelajaran tentang
pelapukan batuan dengan metode inkuiri Selasa, 29 Maret 2011 Kontrol 3 x 35 menit Pembelajaran tentang
pelapukan batuan dengan metode tradisional
Rabu, 30 Maret 2011 Eksperimen 3 x 35 menit Pembelajaran tentang lapisan tanah dengan metode inkuiri Jumat, 1 April 2011 Kontrol 3 x 35 menit Pembelajaran tentang
lapisan tanah dengan metode tradisional Sabtu, 30 Maret 2011 Eksperimen 2 x 35 menit Post-test
Sabtu, 1 April 2011 Kontrol 2 x 35 menit Post-test
3.4 Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2010: 61) “variabel adalah suatu atribut atau sifat atau
nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi terentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.
Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini ada dua yaitu :
1. Variabel independent (bebas)
Menurut Ary (2007) dikatakan bahwa variabel independent adalah variabel yang mendahului atau yang mempengaruhi variabel dependent.
36
Variabel independent dalam penelitian ini adalah penerapan metode inkuiri terbimbing.
2. Variabel dependent (terikat)
Menurut Ary (2007) dikatakan bahwa variabel dependent adalah variabel yang merupakan akibat, atau yang tergantung pada variabel yang
mendahuluinya. Variabel dependent dalam penelitian ini adalah prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis kategori kognitif.
Variabel Independent Variabel Dependent
Gambar 8. Variabel Penelitian
3.5 Definisi Operasional
1. Metode inkuiri adalah metode belajar yang memberikan siswa
kesempatan untuk akif dan terampil memecahkan masalah dengan
penyelidikan untuk menemukan konsep dan prinsip mencakup kegiatan
dengan tujuh langkah yaitu orientasi, merumuskan masalah, merumuskan
hipotesis, melakukan percobaan, menarik kesimpulan, mempresentasikan
hasil, dan mengevaluasi. Penerapan metode inkuiri terbimbing
Prestasi belajar
Kemampuan berpikir kritis kategori kognitif