• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE INKUIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS KATEGORI KOGNITIFPADA MATA PELAJARAN IPA SDK WIROBRAJAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH METODE INKUIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS KATEGORI KOGNITIFPADA MATA PELAJARAN IPA SDK WIROBRAJAN"

Copied!
222
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH METODE INKUIRI TERHADAP

PRESTASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

KATEGORI KOGNITIFPADA MATA PELAJARAN IPA

SDK WIROBRAJAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Lisa Dwi Aryani

NIM: 071134002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2011

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini kupersembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus, Pemilik hidupku yang karya-NYA selalu

sempurna.

2. Almamater Universitas Sanata Dharma.

3. Orang tuaku yang membesarkanku dan mengajariku tentang

kehidupan.

4. Pengajarku, yang mendidikku dalam kasih.

5. Kakak dan adik-adikku yang kukasihi.

6. Para sahabat yang mendukung dalam kasih dan doa.

(5)

v

MOTTO

“SEBAB TUHAN MENYELIDIKI SEGALA HATI, DAN MENGERTI

SEGALA NIAT DAN CITA-CITA”

1 TAWARIK 28:9B

(6)

vi

(7)

vii

(8)

viii

ABSTRAK

PENGARUH METODE INKUIRI TERHADAP

PRESTASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS KATEGORI KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN IPA

SDK WIROBRAJAN

Kata kunci: metode inkuiri, metode inkuiri terbimbing, prestasi belajar, kemampuan berpikir kritis, kemampuan berpikir kritis kategori kognitif, mata pelajaran IPA.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiriterhadap 1) prestasi belajar siswa dan 2) kemampuan berpikir kritis pada kategori kognitif siswa kelas V SDK Wirobrajan Yogyakarta pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011 pada mata pelajaran IPA materi pembentukan tanah akibat pelapukan batuan.

Desain penelitian ini adalah quasi-experimental design tipe non-equivalent control group design. Subjek peneilitian ini adalah siswa kelas V SDK Wirobrajan yang terdiri dari kelas VA sebanyak 32 siswa sebagai kelompok eksperimen dan kelas VB sebanyak 34 siswa sebagai kelompok kontrol. Instrumen penelitian berupa 10 soal pilihan ganda untuk mengukur prestasi belajar siswa dan 6 soal essai untuk mengukur kemampuan berpikir kritis kategori kognitif siswa. Instrumen tersebut telah memenuhi syarat validitas dan reliabilitas berdasarkan analisis statistik. Analisis data dilakukan dengan membandingan mean pre-test dan post-test, serta membandingkan rata-rata kenaikan kelompok eksperimen dan kelompok kontroldengan T-test.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) ada pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap prestasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan harga sig.(2-tailed) sebesar 0,001 (atau < 0,05). Akan tetapi, kenaikan skor prestasi belajar pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak berbeda secara positif dan signifikan yang ditunjukkan dengan harga sig.(2-tailed) sebesar 0,734 (atau > 0,05). 2) Ada pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan berpikir kritis kategori kognitif siswa yang ditunjukkan dengan harga sig.(2-tailed) 0,000 (atau < 0,05). Peningkatan kemampuan berpikir kritis kategori kognitif kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berbeda secara positif dan signifikan yang ditunjukkan dengan harga sig.(2-tailed) 0,000 (atau < 0,05). Selain itu, rata-rata kenaikan skor antaraspek kognitif berbeda secara signifikan yang ditunjukkan oleh harga asymp. Sig. 0,000 (atau < 0,05).

(9)

ix ABSTRACT

THE EFFECT OF INQUIRY METHOD TOWARD

LEARNING ACHIEVEMENT AND COGNITIVELY CRITICAL THINKING SKILLS IN SCIENCE IN WIROBRAJAN PRIMARY SCHOOL

Keywords: Inquiry method, guided inquiry method, learning achievement, critical thinking skills, cognitively critical thinking skills, science

This study is conducted to find out the effect of inquiry method toward1) students’ learning achievement and 2) cognitively critical thinking skills achievement on the second semester of the fifth grade students 2010/2011 in Wirobrajan primary school in science on formation of soil due to the weathering of rocks.

The design of the study isquasi-experimental, non-equivalent control group type. Population of the study is the fifth grade students of Wirobrajan primary school which consist of 32 students in class VA as the experimental group and 34 students in class VB as the control group. The research instruments are 10 multiple choice test to measure the student learning achievement and 6 essay test to measure the cognitively critical thinking skills achievement. The instruments arequalified by means of statistical analysis in term of validity and reliability. Data analysis is done by comparing the mean of pre-test and post-test, the average of the increasing of experimental group, and the control group using T-test.

The result of the study reveals that 1) there is an effect of using the inquiry method toward the student learning achievement which is showed by the sig (2-tailed) 0,001 (or < 0,05). However, the improvement of the learning achievement score in both the experiment and control group are not positively and significantly different which are showed by the sig (2-tailed) 0,734 (or> 0,05). 2). There is an effect ofusing inquiry method in cognitively critical thinking skills which is proved by the sig (2-tailed) 0,000 (or< 0,05). Cognitively critical thinking skills improvement of both the experiment and control group are positively and significantly different which is proved by the sig sig.(2-tailed) 0,000 (or< 0,05). Furthermore, the average of the increasing of the inter-aspect cognitive score is significantly different which is proved by the asymp. Sig. 0,000 (or< 0,05).

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih karena hikmat, kasih, dan

setiaNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

baik. Skripsi yang berjudul “PENGARUH METODE INKUIRI TERHADAP

PRESTASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS KATEGORI

KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN IPA SDK WIROBRAJAN” ditulis

sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata I Program Studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar.

Selesainya skripsi ini tidak lepas dari dukungan, bimbingan, dan kerjasama

dari beberapa pihak. Oleh karena itu, dengan segenap hati penulis mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Drs. A. Tri Priantoro, M.For.Sc., selaku dosen pembimbing I, yang

memberikan bimbingan dan dukungan dalam penyelesaian karya ilmiah ini.

4. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ, S.S., BST, M.A., selaku dosen pembimbing

II, yang memberikan bimbingan, masukan yang menginspirasi, dan

memotivasi penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

5. Ibu Dwi Nugraheni Rositawati, M.Si., selaku dosen yang memberikan

bimbingan dan dukungan dalam penyelesaian karya ilmiah ini.

(11)

xi

6. Bapak Hr. Klidiatmoko, selaku kepala SDKWirobrajan yang memberikan

ijin penelitian dan dukungan kepada penulis.

7. Ibu Niken Anggrahini, S.Pd., selaku guru kelas VA SDK Wirobrajan yang

memberikan waktu dan tenaganya sebagai guru mitra penelitian kolaboratif.

8. Siswa-siswi kelas VA dan VB SDK Wirobrajan, yang bersedia sebagai

subjek penelitian.

9. Bapak dan Ibu terkasih, yang setia dalam doa dan dukungannya kepada

penulis.

10.Adik-adik terkasih (Sophia dan Anggita), yang memberikan motivasi bagi

penulis.

11.Teman-teman penelitian kolaboratif IPA SDK Wirobrajan (suster Vero dan

Eva), yang selalu berbagi pengetahuan, semangat, dan kasih kepada penulis.

12.Teman-teman PPL SDK Wirobrajan, yang memberikan bantuan selama

penulis melakukan penelitian di sekolah.

13.Teman-teman Tim Pelayanan Siswa PERKANTAS (Mba Nining, Mba

Marni, Kak Ida, Kak Ardi, Mas Johan, Stovika, Mba Lina, dan Puput) yang

memberikan semangat, dukungan, dan doa bagi penulis.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan

karya ilmiah ini. Untuk itu, penulis sangat terbuka terhadap kritikan dan saran dari

semua pihak. Besar harapan penulis karya ilmiah ini berguna bagi pembaca.

Penulis

(12)

xii

DAFTAR ISI

JUDUL HALAMAN

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan... 4

1.4 Manfaat ... 4

(13)

xiii

1.5 Sistematika Penyajian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI Tinjauan Pustaka ... 6

Teori-teori yang Relevan ... 6

Metode Inkuiri ... 6

Hakikat IPA ... 11

Pembentukan Tanah Akibat Pelapukan Batuan ... 13

Prestasi Belajar ... 17

Kemampuan Berpikir Kritis ... 19

Hasil Penelitian Sebelumnya ... 22

Kerangka Berpikir... 27

Hipotesis ... 28

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Penelitian ... 30

Populasi dan Sampel ... 33

Waktu Penelitian ... 34

Variabel Penelitian ... 35

Definisi Operasional ... 36

Instrumen Penelitian ... 37

Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 40

Teknik Pengumpulan Data ... 46

(14)

xiv

Teknik Analisis Data... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 51

Deskripsi Data Penelitian ... 51

Data Prestasi Belajar ... 51

Data Kemampuan Berpikir Kritis Kategori Kognitif ... 56

Analisis Data Penelitian ... 60

Pengaruh Penerapan Metode Inkuiri terhadap Prestasi Belajar ... 60

Pengaruh Penerapan Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Kategori Kognitif ... 79

Pembahasan ... 101

Peningkatan Prestasi Belajar ... 100

Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Kategori Kognitif ... 101

Keterbatasan Penelitian ... 104

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 106

5.2 Saran ... 108

DAFTAR REFERENSI ... 110

(15)

xv

DAFTAR TABEL

JUDUL TABEL HALAMAN

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian ... 35

Tabel 2. Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda dan Essai ... 38

Tabel 3. Ekuivalensi Soal Pilihan Ganda ... 39

Tabel 4. Kriteria Penentuan Skor Essai ... 39

Tabel 5. Uji Validitas Kelompok Soal A ... 41

Tabel 6. Uji Validitas Kelompok Soal B ... 42

Tabel 7. Uji Beda Soal Pilihan Ganda ... 44

Tabel 8. Uji Reliabilitas Soal ... 45

Tabel 9. Pengumpulan Data dan Instrumen ... 46

Tabel 10. Tabulasi Skor Pre-test Pilihan Ganda Kelompok Eksperimen ... 52

Tabel 11. Tabulasi Skor Post-test Pilihan Ganda Kelompok Eksperimen ... 53

Tabel 12. Tabulasi Skor Pre-test Pilihan Ganda Kelompok Kontrol ... 54

Tabel 13. Tabulasi Skor Post-test Pilihan Ganda Kelompok Kontrol ... 55

Tabel 14. Tabulasi Skor Pre-test Essai Kelompok Eksperimen ... 56

Tabel 15. Tabulasi Skor Post-test Essai Kelompok Eksperimen ... 57

Tabel 16. Tabulasi Skor Pre-test Essai Kelompok Kontrol ... 58

Tabel 17. Tabulasi Skor Post-test Essai Kelompok Kontrol ... 59

Tabel 18. Uji Normalitas Data Pre-test PG Kel. Eksperimen ... 61

(16)

xvi

Tabel 19. Uji Normalitas Data Post-test PG Kel. Eksperimen ... 63

Tabel 20. Uji Perbandingan Mean Prestasi Belajar Kel. Eksperimen ... 64

Tabel 21. Uji Normalitas Data Kenaikan Skor PG Kel. Ekperimen ... 66

Tabel 22. Uji Normalitas Data Rata-rata Kenaikan PG Kel. Kontrol... 67

Tabel 23. Uji Perbandingan Mean Prestasi Belajar ... 69

Tabel 24. Uji Normalitas Kenaikan Aspek Interpretasi PG ... 71

Tabel 25. Uji Normalitas Kenaikan Aspek Analisis PG ... 72

Tabel 26. Uji Normalitas Kenaikan Aspek Evaluasi PG ... 74

Tabel 27. Uji Normalitas Kenaikan Aspek Inferensi PG ... 75

Tabel 28. Uji Normalitas Kenaikan Aspek Eksplanasi PG ... 76

Tabel 29. Uji Ranking Kognitif Pilihan Ganda ... 77

Tabel 30. Ranking Aspek Kognitif Pilihan Ganda ... 78

Tabel 31. Uji Normalitas Data Pre-test Essai Kel. Eksperimen ... 80

Tabel 32. Uji Normalitas Data Post-test Kel. Eksperimen... 82

Tabel 33. Uji Perbandingan Mean Berpikir Kritis Kel. Eksperimen ... 83

Tabel 34. Uji Normalitas Data Essai Kel. Eksperimen ... 85

Tabel 35. Uji Normalitas Data Essai Kel. Kontrol ... 86

Tabel 36. Uji Perbandingan Mean Berpikir Kritis Kategori Kognitif ... 88

Tabel 37. Uji Normalitas Kenaikan Aspek Interpretasi Essai ... 90

Tabel 38. Uji Normalitas Kenaikan Aspek Analisis Essai ... 92

Tabel 39. Uji Normalitas Kenaikan Aspek Evaluasi Essai ... 93

Tabel 40. Uji Normalitas Kenaikan Aspek Inferensi Essai ... 94

Tabel 41. Uji Normalitas Kenaikan Aspek Eksplanasi Essai... 96

(17)

xvii

Tabel 42. Uji Normalitas Kenaikan Aspek Regulasi Diri Essai ... 97

Tabel 43. Uji Ranking Kognitif Essai ... 98

Tabel 44. Ranking Aspek Kognitif Essai ... 99

(18)

xviii

DAFTAR GAMBAR

HALAMAN

Gambar 1. Proses Terbentuknya Batuan ... 14

Gambar 2. Batu Granit dan Batu Obsidian ... 15

Gambar 3. Batu Konglomerat dan Batu Pasir ... 15

Gambar 4. Batu Marmer ... 16

Gambar 5. Literatur Map dari Penelitian-penelitianSebelumnya ... 26

Gambar 6. Proses Penyusunan Hipotesis ... 29

Gambar 7. Desain Penelitian ... 32

Gambar 8. Variabel Penelitian ... 36

Gambar 9. Grafik Skor Pre-test PG Kel. Eksperimen ... 61

Gambar 10. Grafik Skor Post-test PG Kel. Eksperimen ... 62

Gambar 11. Grafik Perbedaan Rata-rata Pre-test dan Post-test PG Kel. Eksperimen... 65

Gambar 12. Grafik Rata-rata Kenaikan PG Kel. Eksperimen ... 66

Gambar 13. Grafik Rata-rata Kenaikan PG Kel. Kontrol ... 67

Gambar 14. Grafik Rata-rata Kenaikan PG Kel. Eksperimen & Kel. Kontrol ... 70

Gambar 15. Grafik Kenaikan Aspek Interpretasi PG ... 71

Gambar 16. Grafik Kenaikan Aspek Analisis PG ... 72

Gambar 17. Grafik Kenaikan Aspek Evaluasi PG... 73

Gambar 18. Grafik Kenaikan Aspek Inferensi PG ... 74

(19)

xix

Gambar 19. Grafik Kenaikan Aspek Eksplanasi PG ... 75

Gambar 20. Grafik Kenaikan Aspek Kognitif PG Kel. Eksperimen ... 78

Gambar 21. Grafik Kenaikan Setiap Aspek Kognitif PG Kel. Eksperimen ... 79

Gambar 22. Grafik Skor Pre-test Essai Kel. Eksperimen ... 80

Gambar 23. Grafik Skor Post-test Essai Kel. Eksperimen ... 81

Gambar 24. Grafik Perbedaan Rata-rata Pre-test dan Post-test Essai Kel. Eksperimen ... 84

Gambar 25. Grafik Rata-rata Kenaikan Essai Kel. Eksperimen ... 85

Gambar 26. Grafik Rata-rata Kenaikan Essai Kel. Kontrol ... 86

Gambar 27. Grafik Perbedaan Kenaikan Rata-rata Essai Kel. Eksperimen & Kel. Kontrol ... 89

Gambar 28. Grafik Kenaikan Aspek Interpretasi Essai ... 90

Gambar 29. Grafik Kenaikan Aspek Analisis Essai ... 89

Gambar 30. Grafik Kenaikan Aspek Evaluasi Essai ... 92

Gambar 31. Grafik Kenaikan Aspek Inferensi Essai ... 94

Gambar 32. Grafik Kenaikan Aspek Eksplanasi Essai ... 95

Gambar 33. Grafik Kenaikan Aspek Regulasi Diri Essai ... 96

Gambar 34. Grafik Kenaikan Aspek Kognitif Essai... 99

Gambar 35. Grafik Ranking Kognitif Essai Kel. Eksperimen ... 100

(20)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

HALAMAN

Lampiran 1. RPP ... 115

Lampiran 2.Contoh LKSyang Sudah Diisi Siswa ... 133

Lampiran 3.UjiValiditasKelompok Soal A ... 149

Lampiran 4. Uji Validitas Kelompok Soal B ... 153

Lampiran 5. UjiReliabilitas Kelompok Soal A ... 157

Lampiran 6. Uji Reliabilitas Kelompok Soal B... 157

Lampiran 7. Uji Beda Kelompok Soal A ... 158

Lampiran 8. Uji Beda Kelompok Soal B ... 159

Lampiran 9.Instrumen Pengumpul Data dan Kunci Jawaban ... 160

Lampiran 10. Contoh Soal Pre-test Post-test yang Sudah Dikoreksi ... 164

Lampiran 11.Uji Normalitas Data Pretest Postest PG Kel.Eksperimen ... 185

Lampiran 12.Uji Normalitas Data Rata-rata Kenaikan PG Kel. Eksperimen dan Kel. Kontrol ... 185

Lampiran 13.Uji Normalitas Data Kenaikan Kognitif Pilihan Ganda ... 185

Lampiran 14. Uji Normalitas Data Pretest Posttest Essai Kel. Eksperimen ... 186

Lampiran 15. Uji Normalitas Data Kenaikan Essai Kel. Eksperimen dan Kel.Kontrol ... 186

Lampiran 16. Uji Normalitas Data Kenaikan Aspek Kognitif Essai ... 186

Lampiran 17. Uji Perbandingan Mean Pilihan Ganda Kel.Eksperimen ... 187

Lampiran 18. Uji Perbandingan Mean Kenaikan Pilihan Ganda Kel. Eksperimen dan Kel. Kontrol ... 187

(21)

xxi

Lampiran 19. Uji Perbandingan Mean Essai Kel. Eksperimen ... 188

Lampiran 20. Uji Perbandingan Mean Kenaikan Essai Kel. Eksperimen dan Kel. Kontrol ... 188

Lampiran 21. Uji Ranking Kognitif Pilihan Ganda ... 189

Lampiran 22. Uji Ranking Kognitif Essai... 189

Lampiran 23. Foto-foto Penelitian ... 190

Lampiran 24. Surat Ijin Penelitian dari FKIP USD ... 197

Lampiran 25. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian ... 199

Lampiran 26. Daftar Riwayat Hidup ... 201

(22)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab I adalah pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan lima bagian, yaitu latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

sistematika penyajian. Kelima bagian diuraikan dalam subbab-subbab berikut.

1.1.Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peranan penting dalam perkembangan hidup manusia.

Pendidikan menolong manusia untuk mengembangkan seluruh potensi dalam

dirinya. Pada hakikatnya, manusia mempunyai kemampuan berpikir. Kemampuan

tersebut berguna dalam menjawab permasalahyang ada dalam kehidupan

sehari-hari. Oleh karena kemampuan berpikir tersebut, manusia dapat mengkritisi

beberapa hal yang ada disekitarnya. Kemampuan berpikir kritis berbeda dari

kemampuan menghafal. Kemampuan berpikir kritis menolong manusia untuk

melihat permasalahan disekitarnya secara mendalam dan berusaha menemukan

solusi dari permasalahan tersebut. Sedangkan kemampuan menghafal hanya

sebatas mengingat tidak sampai melihat suatu permasalahan dan mencari

solusinya.

Kemampuan berpikir kritis dapat dikembangkan melalui pendidikan.

Pendidikan sendiri berhubungan dengan kegiatan belajar yang merupakan

kegiatan guru dan siswa. Kegiatan guru yaitu mengajar, mempersiapkan

lingkungan belajar, dan memfasilitasi siswanya. Sedangkan kegiatan siswa adalah

(23)

2

belajar untuk mendapatkan pengalaman yang bermakna untuk mencapai hasil

yang optimal.

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran

wajib yang ada di Sekolah Dasar. IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang

diujikan di Ujian Akhir Nasional (UAN). Mata pelajaran IPA mempelajari alam

yang ada disekitar siswa. Konsep-konsep IPA perlu dipahami siswa secara

mendalam agar siswa lebih memahami kehidupan yang terjadi disekitarnya. Siswa

perlu melihat secara benar konsep IPA tesebut. IPA sendiri terdiri dari beberapa

materi yang diajarkan kepada siswa. Salah satu materi pembelajaran IPA yaitu,

materi pembentukan tanah akibat pelapukan batuan.

Salah satu permasalahan pembelajaran IPA terletak pada metode

pembelajaran. Kebanyakan metode pembelajaran masih konvensional atau

tradisional. Siswa belajar hanya sampai pada menghafal. Tidak ada kegiatan

belajar yang mengajak siswa mengkaji konsep secara mendalam dan sampai

menemukan konsep itu sendiri. Alhasil, kegiatan menghafal materi IPA membuat

siswa bosan dan tidak tertarik untuk belajar. Hal tersebut secara tidak langsung

menyebabkan rendahnya prestasi belajardan kemampuan berpikir kritis siswa

pada mata pelajaran IPA.

Untuk mengatasi masalah tersebut, guru perlu meningkatkan prestasi belajar

dan kemampuan berpikir kritis siswa melalui peranannya dalam kegiatan belajar

siswa. Guru memerlukan metode yang tepat dalam pembelajaran. Untuk itu,

diperlukan suatu metode pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek

dalam kegiatan belajar,mengembangkan keaktifan siswa, dan mengembangkan

(24)

3

keterampilan siswa dalam IPA. Metode pembelajaran yang berupaya

mengaktifkan siswa dalam penyelidikan langsung untuk mendapatkan konsep

sendiri adalah metode inkuiri. Metode inkuiri menyajikan langkah-langkah untuk

meningkatkan berpikir kritis siswa. Siswa SD masih memerlukan banyak

pengarahan dan petunjuk dari guru dalam belajar. Untuk itu metode inkuiri yang

tepat bagi siswa SD adalah metode inkuiri terbimbing. Penelitian ini berusaha

melihat sejauh mana prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis kategori

kognitif siswa kelas V SDK Wirobrajan Semester Genap Tahun Pelajaran

2010/2011 pada mata pelajaran IPA dapat ditingkatkan dengan metode inkuiri

terbimbing.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti merumuskan masalah dalam

penelitian ini, yaitu :

1. Bagaimana pengaruh penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA

materipembentukan tanah akibat pelapukan batuan terhadap prestasi

belajar siswa kelas V SDK Wirobrajan Yogyakarta padaSemester

GenapTahun Pelajaran 2010/2011?

2. Bagaimana pengaruh penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA

materi pembentukan tanah akibat pelapukan batuan terhadap kemampuan

berpikir kritis pada kategori kognitif siswa kelas V SDK Wirobrajan

Yogyakarta pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011?

(25)

4

1.3 Tujuan Penelitian

Sebagaimana telah dikemukakan dalam perumusan masalah, tujuan penelitian

ini adalah untuk:

1. Mengetahui pengaruh metode inkuiri pada mata pelajaran IPA

materipembentukan tanah akibat pelapukan batuan terhadap prestasi

belajar siswa kelas V SDK Wirobrajan Yogyakarta pada Semester

GenapTahun Pelajaran 2010/2011.

2. Mengetahui pengaruh metode inkuiri pada mata pelajaran IPA materi

pembentukan tanah akibat pelapukan batuan terhadap kemampuan berpikir

kritis pada kategori kognitif siswa kelas V SDK Wirobrajan Yogyakarta

pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:

1. Guru

Guru mendapatkan pengalaman dalam menerapkan pembelajaran yang

menggunakan metode inkuiri. Dengan itu, guru diharapkan dapat

menerapkannya untuk mata pelajaran atau materi pokok yang lain.

2. Siswa

Siswa mendapatkan pengalaman berharga dapat belajar dengan metode

inkuiri terbimbing.

(26)

5

3. Sekolah

Laporan penelitian ini dapat menambah bacaan di perpustakaan sekolah

yang dapat dimanfaatkan oleh guru dan warga sekolah.

4. Peneliti

Peneliti mendapatkan pengalaman berharga dalam menerapkan metode

inkuiri pada mata pembelajaran IPA. Sebagai calon guru, peneliti mendapat

bekal pengetahuan dan wawasan untuk diterapkan kelak waktu mengajar.

1.5 Sistematika Penyajian

Untuk mengetahui gambaran skripsi ini, diuraikan sistematika penyajiannya

secara singkat. Bab I pendahuluan berisi latar belakang permasahan, rumusan

masalah, tujuan yang berisi harapan yang akan dicapai dalam penelitian, manfaat

yang dipetik dari penelitian, dan sistematika penyajian.Bab II merupakan landasan

teori yang memuat unsur-unsur kajian pustaka, kerangka berpikir, dan hipotesis.

Bab III metode penelitian berisi jenis penelitian, populasi dan sampel, variabel

penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, waktu penelitian, uji

validitas dan reliabilitas instrumen, teknik pengumpulan data, teknik analisis data,

dan jadwal penelitian. Bab IV berisi hasil dan pembahasan penelitian yang

meliputi deskripsi data penelitian, analisis data penelitian, pembahasan, dan

keterbatasan penelitian. Dan bab V kesimpulan dan saran berisi kesimpulan dari

penelitian dan saran bagi penelitian selanjutnya.

(27)

6

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab II landasan teori berisi tinjauan pustaka, kerangka berpikir, dan hipotesis

penelitian. Tinjauan pustaka membahas teori-teori yang relevan dan hasil

penelitian sebelumnya yang berisi pengalaman penelitian yang pernah ada.

Selanjutnya dirumuskan dalam kerangka berpikir dan hipotesis penelitian yang

berisi dugaan sementara atau jawaban sementara dari rumusan masalah penelitian.

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Teori-teori yang Relevan

2.1.1.1 Metode Inkuiri

Metode mengajar digunakan sebagai cara penyampaian materi oleh guru

kepada siswa dalam pembelajaran. “Metode mengajar ialah cara yang berisi

prosedur-prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya

kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa” (Tardif dalam Syah, 1997:

201). Kindsvatter, Wilen, dan Ishler dalam Suparno (2007)menjelaskan bahwa

metode inkuirimerupakan metode pengajaran di mana guru melibatkan

kemampuan berpikir kritis siswa untuk menganalisis dan memecahkan persoalan

secara sistematik.Menurut Sanjaya (2008) dikatakan bahwa metode inkuiri adalah

rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan proses berpikir secara kritis

dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah

yang dipertanyakan. Sedangkan menurut Trianto (2007) metode inkuiri

(28)

7

adalahsuatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau memahami

informasi.Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode inkuiri

adalah cara yang berisi prosedur rangkaian kegiatan pembelajaran yang

menekankan proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan

menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

Berikut ini berbagai jenis metode inkuiri (Amien, 1988) yaitu:

1. Guided Discovery-Inquiry

Pada jenis inkuiri ini peranan guru sangat penting. Guru memberikan

bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada siswa dan melaksanakan

perencanaan. Metode inkuiri ini disebut juga metode inkuiri terbimbing.

2. Modified Inquiry

Peranan guru pada jenis inkuiri ini yaitu memberikan masalah, menjadi

nara sumber yang memberikan bantuan kepada siswa supaya dapat berpikir

dan menemukan cara-cara penelitian yang tepat, dan memberikan

pertanyaan-pertanyaan yang dapat membantu siswa mengerti arah dari

masalah. Siswa diberi kebebasan untuk memecahkan masalah melalui

pengamatan, eksplorasi dan atau prosedur penelitian untuk memperoleh

jawaban.

3. Free Inquiry

Pada jenis inkuiri ini siswa mengidentifikasi dan merumuskan masalah

yang dipelajari.

(29)

8 4. Invitation into Inquiry

Jenis inkuiri ini memungkinkan siswa untuk melakukan proses

pemecahan masalah serupa dengan cara-cara yang umum diikuti oleh para

ilmuwan. Cara-cara tersebut meliputi merancang eksperimen, merumuskan

hipotesis, menetapkan kontrol, menentukan sebab akibat,

menginterpretasikan data, dan menentukan kesimpulan.

5. Inquiry Role Approach

Proses kegiatan belajar melibatkan siswa dalam tim-tim. Setiap tim

terdiri dari empat anggota yang bekerja sama untuk memecahkan masalah

yang berkaitan dengan topik yang dipelajari. Peranan anggota tim yaitu

sebagai team coordinator, technical advisor, data recorder, dan process valuator.

Berdasarkan jenis-jenis metode inkuiri di atas, jenis guided discovery-inquiry

atau metode inkuiri terbimbing lebih sesuai untuk siswa-siswa pendidikan dasar.

Siswa pendidikan dasar masih memerlukan bimbingan dan petunjuk dari guru.

Kindsvatter, Wilen, dan Ishler dalam Suparno (2007: 68) “Metode inkuiri

terbimbing adalah inquiry yang banyak dicampuri oleh guru”. Oleh karena itu,

metode inkuiri yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode inkuiri

terbimbing.

Amien mengemukakan keuntungan-keuntungan menggunakan metode inkuiri

secara terbimbing yaitu sebagai berikut(Amien, 1987: 133):

(30)

9

1. Pengajaran menjadi student-centered

2. Membentuk dan mengembangkan konsep diri

3. Tingkat pengharapan bertambah

4. Mengembangkan bakat individu

5. Menghindari cara belajar tradisional

6. Mengakomodasi dan mengasimilasi informasi

Menurut Hamalik (2009: 64), langkah-langkah inkuiri adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi situasi

2. Merumuskan masalah

3. Merumuskan hipotesis

4. Mengumpulkan informasi untuk menguji hipotesis

5. Menarik kesimpulan

Menurut Kindsvatter dkk dalam Suparno, (2007: 66-67) langkah-langkah

inkuiri adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi persoalan

2. Membuat hipotesis

3. Mengumpulkan data

4. Menganalisis data

5. Mengambil kesimpulan

Menurut Sanjaya (2008: 201), langkah-langkah inkuiri adalah sebagai

berikut:

1. Orientasi

2. Merumuskan masalah

(31)

10

3. Mengajukan hipotesis

4. Mengumpulkan data

5. Menguji hipotesis

6. Merumuskan kesimpulan

Berdasarkan uraian langkah pembelajaran inkuiri di atas,

langkah-langkah inkuiri yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Orientasi

Orientasi merupakan langkah untuk mempersiapkan siswa agar siap

mengikuti kegiatan pembelajaran. Kegiatan orientasi meliputi:

menyampaikan kasus yang berhubungan dengan materi, menyampaikan

tujuan pembelajaran, menyampaikan langkah-langkah dan alat-alat

percobaan, dan memberi motivasi siswa.

2. Merumuskan masalah

Langkah merumuskan masalah yaitu memberi kesempatan kepada

siswa untuk membuat suatu pertanyaan tentang materi yang hanya dapat

dijawab “ya” dan “tidak”. Sebelumnya guru memberi contoh terlebih dahulu

bagaimana membuat rumusan masalah.

3. Merumuskan hipotesis

Pada langkah membuat hipotesis, guru membimbing siswa menentukan

jawaban sementara dari permasalahan yang dibahas.

4. Melakukan percobaan

Pada langkah ini, siswa melakukan percobaan dengan bimbingan guru,

menganalisis data yang diperoleh, dan membahas hasil-hasil temuan.

(32)

11

5. Menarik kesimpulan

Pada langkah ini, guru membimbing siswa menarik kesimpulan dari

hasil percobaan yang didapatkan dan mendiskusikan alasan penarikan

kesimpulan tersebut.

6. Mempresentasikan hasil

Langkah mempresentasikan hasil yaitu siswa melaporkan hasil

percobaannya dan mempresentasikannya di kelas.

7. Mengevaluasi

Pada langkah ini, seluruh langkah inkuiri dievaluasi bersama oleh guru

dan siswa. Hal-hal yang dievaluasi yaitu hasil yang didapatkan dalam

pembelajaran dan proses selama pembelajaran berlangsung.

2.1.1.2Hakikat IPA

Kepanjangan dari kata “IPA” adalah Ilmu Pengetahuan Alam. Menurut Debdikbud

(2007: 189) “Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan mencari tahu tentang

alam secara sistematis”. Menurut Iskandar dikatakan bahwa IPA merupakan ilmu yang

mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam (Iskandar, 2001). Menurut Fisher

dalam Amien (1987) dikatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan

yang diperoleh dengan menggunakan metode-metode yang berdasarkan observasi.

Jadi, IPA merupakan ilmu tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam di mana

kumpulan pengetahuannya diperoleh dengan metode-metodeyang berdasarkan

observasi.

(33)

12

Menurut Depdikbud (2007: 189) “Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri

dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh

pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar”. Menurut Marsetio Donosepoetro dalam Trianto (2010: 137), pada hakikatnya IPA dibangun atas

dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah.

1. IPA sebagai produk

Bentuk IPA sebagai produk terdiri dari fakta-fakta, konsep-konsep,

prinsip-prinsip, hukum-hukum, serta teori-teori.

2. IPA sebagai proses

IPA sebagai proses adalah pemilihan metode yang digunakan untuk

memperoleh pengetahuan. Metode ini disebut juga sebagai metode ilmiah.

3. IPA sebagai sikap

IPA sebagai sikap adalah mengenai keyakinan, pendapat, dan nilai-nilai

yang harus dipertahankan sebagai seorang ilmuwan dalam mencari atau

mengembangkan pengetahuan baru.

Keterampilan proses IPA berguna untuk memecahkan masalah di alam.

Aspek-aspek keterampilan proses IPA menurut Iskandar (2001: 51) sebagai

berikut:

1. Pengamatan

2. Pengklarifikasian

3. Pengukuran

4. Pengidentifikasian dan pengendalian variabel

5. Perumusan hipotesis

(34)

13

6. Perancangan eksperimen

7. Penyimpulan hasil eksperimen

8. Pengkomunikasian hasil eksperimen

Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD adalah sebagai berikut Depdikbud

(2007:485):

1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,

tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi cair, padat, dan gas.

3. Energi dan perubahannya, meliputi gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,

cahaya, dan pesawat sederhana.

4. Bumi dan alam semesta, meliputi tanah, bumi, tata surya, dan

benda-benda langit lainnya.

2.1.1.3Pembentukan Tanah Akibat Pelapukan Batuan

Kompetensi IPA kelas V yang digunakan untuk penelitian ini adalah standar

kompetensi 7 tentang “memahami perubahan yang terjadi di alam dan

hubungannya dengan penggunakan sumber daya alam” pada kompetensi dasar

7.1 “mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan” dan

kompetensi dasar 7.2 “mengidentifikasi jenis-jenis tanah” (Depdikbud, 2007).

Sebenarnya tanah berasal dari batuan. Menurut Azmiyawati (2008) dikatakan

bahwa batuan akan mengalami pelapukan menjadi butiran-butiran yang sangat

halus. Lama-kelamaan butiran-butiran halus ini bertambah banyak dan

terbentuklah tanah. Menurut Sulistyanto (2008), perubahan cuaca, suhu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(35)

14

dantekanan udara dapat menyebabkan batuan memuai kemudian pecah menjadi

batuan-batuan yang lebih kecil lagi.

Gambar 1. Proses Terbentuknya Batuan

http://telenk.files.wordpress.com/2009/04/rock-11.jpg

Menurut Azmiyawati (2008) dikatakan bahwa menurut proses terbentuknya

batuan terbagi menjadi tiga jenis yaitu batuan beku, batuan endapan, dan batuan

metamorf.

1. Batuan beku (igneous rocks)

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku.

Menurut Erwan (2010) berdasarkan teksturnya batuan beku terbagi menjadi

dua yaitu batuan beku plutonik dan batuan beku vulkanik. Batuan beku

plutonik terbentuk pembekuan magma yang lambat sehingga

mineral-mineral penyusunnya besar, misalnya batu granit. Batuan beku vulkanik

(36)

15

terbentuk dari pembekuan magma yang cepat sehingga mineral-mineral

penyusunnya kecil, misalnya batu basalt dan andesit.

Gambar 2. Batu Granit dan Batu Obsidian

http://www.crayonpedia.org/mw/Jenis-jenis_batuan_7.1

2. Batuan endapan (sedimentary rocks)

Batuan endapan adalah batuan yang terbentuk dari endapan hasil

pelapukan batuan atau dari endapan sisa-sisa binatang dan tumbuhan.

Menurut Erwan (2010) batuan endapan digolongkan menjadi tiga yaitu

batuan endapan klastik, kimia, dan organik. Contoh batuan endapan klastik

yaitu batu konglomerat, batu pasir, dan batu lempung. Batuan endapan

kimia contohnya batu anhidrit dan batu garam. Sedangkan batuan endapan

organik contohnya batu gamping terumbu.

Gambar 3. Batu Konglomerat dan Batu Pasir

http://www.crayonpedia.org/mw/Jenis-jenis_batuan_7.1

(37)

16

3. Batuan metamorf (metamorphic rocks)

Batuan metamorf adalah batuan yang berasal dari batuan endapanatau

beku yang mengalamiperubahan (metamorfosis)karenamendapat panas dan

tekanan dari dalam bumi. Macam-macam batuan metamorf yaitu batu genes,

batu marmer, dan batu sabak.

Gambar 4. Batu Marmer

http://www.crayonpedia.org/mw/Jenis-jenis_batuan_7.1

Menurut Dodo (2009: 163-164), macam-macam pelapukan pada batuan ada

tiga yaitu pelapukan fisika, pelapukan kimia,dan pelapukan biologi.

1. Pelapukan fisika, yaitu pelapukan yang disebabkan oleh iklim atau

cuaca, suhu, angin, dan air.

2. Pelapukan kimia, yaitu pelapukan yang disebabkan oleh zat-zat kimia .

3. Pelapukan biologi, yaitu pelapukan yang disebabkan oleh aktivitas

tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia.

Menurut Rositawaty (2008: 119-120) kerak bumi terdiri dari lapisan-lapisan

yaitu, lapisan tengah, lapisan bawah, dan lapisan batuan induk.

(38)

17

1. Lapisan atas, merupakan lapisan yang terbentuk dari proses pelapukan

batuan dan sisa-sisa makhluk hidup. Lapisan ini merupakan tanah yang

paling subur karena mengandung banyak unsur hara dan dapat menahan

air. Tanah ini disebut tanah humus.

2. Lapisan tengah, merupakan lapisan yang terbentuk dari campuran

pelapukan batuan dan air. Tanah ini disebut tanah liat.

3. Lapisan bawah, merupakan lapisan tanah yang berupa

bongkahan-bongkahan batu.

4. Lapisan batuan induk, merupakan batuan yang padat.

2.1.1.4Prestasi Belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil yang telah

dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dsb) (KBBI, 2008). Winkel

mengatakan belajar merupakan suatu aktivitas mental atau psikis, yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan

sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan

nilai-sikap, dan perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas (Winkel,

2004). Menurut Syah belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh

tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi

dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif (Syah, 2003).Pengertian

belajar secara kualitatif (tinjauan mutu) ialah proses memperoleh arti-arti dan

pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia sekeliling siswa.

Belajar difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas

(39)

18

untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa (Syah,

1997:92). Menurut Winkel dikatakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti

keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang (Winkel, 1996).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

merupakan hasil yang dicapai siswa dari aktivitasnya yang relatif menetap sebagai

hasil pengalaman dan interaksinya dengan lingkungan yang melibatkan proses

kognitif.

Menurut Syah (1997:132)faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa

dapat dibedakan menjadi tiga:

1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisi

jasmani dan rohani siswa.

2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di

sekitar siswa.

3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metodeyang digunakan siswa

untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

Beberapa fungsi prestasi belajar adalah sebagai berikut Arifin (1990: 3-4):

1. Sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dikuasi

siswa.

2. Sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.

3. Sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

4. Sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan.

5. Sebagai indikator terhadap daya serap (kecerdasan) siswa.

(40)

19

2.1.1.5Kemampuan Berpikir Kritis

Suparno (2007) mengemukakan bahwa dalam pembelajaran guru perlu

membantu siswanya untuk berpikir sendiri. Siswa perlu dibimbing untuk berpikir

secara kritis terhadap materi pembelajaran dan masalah yang dihadapi. Menurut

Setiono (2007) dikatakan bahwa belajar berpikir kritis sama artinya dengan

menggunakan proses-proses mental seperti memperhatikan, mengkategorikan,

menyeleksi, menilai atau memutuskan. Menurut Syah (1997: 120) “Berpikir

rasional dan kritis adalah perwujudan perilaku terutama yang bertalian dengan

pemecahan masalah”. Sedangkan Johnson (2007) mengemukakan bahwa berpikir

kritis merupakan aktivitas mental sistematis yang dilakukan oleh orang-orang

yang toleran dengan pikiran terbuka untuk memperluas pemahaman mereka.

Sedangkan berpikir kreatif merupakan sebuah kebiasaan dari pikiran yang dilatih

dengan memerhatikan intuisi, menghidupkan imajinasi, mengungkapkan

kemungkinan-kemungkinan baru, membuka sudut pandang yang menakjubkan,

dan membangkitkan ide-ide yang tidak terduga.

Peter A. Facione (1990) menyebutkan bahwa kecakapan berpikir kritis

memiliki dua dimensi yaitu dimensi kognitif dan dimensi disposisi afektif.

Dimensi kognitif dipandang sebagai pusat kecakapan mental yang penting.

Facione mengatakan ada enam kecakapan dalam berpikir kritis dimensi kognitif

sebagai berikut: ”The experts find CT to include cognitive skills in (1)

interpretation, (2) analysis, (3) evaluation, (4) inference, (5) explanation and (6) self-regulation” (Facione, 1990: 4).

(41)

20

Berikut ini diuraikan enam kecakapan berpikir kritis dimensi kognitif

(Facione, 1990):

1. Interpretasi

Interpretasi adalah kecakapan untuk memahami dan mengekspresikan

makna dari berbagai pengalaman, situasi, data, kejadian, penilaian,

kesepakatan, kepercayaan, aturan, prosedur, dan kriteria. Sub kecakapan

interpretasi yaitu kecakapan membuat kategori, memahami makna, dan

menjelaskan makna.

2. Analisis

Analisis yaitu kecakapan mengidentifikasi hubungan-hubungan logis

dari pernyataan, pertanyaan, konsep, uraian, atau bentuk ungkapan lain

untuk mengemukakan kepercayaan, penilaian, pengalaman, penalaran,

informasi, atau opini. Sub kecakapan analisis yaitu menguji gagasan,

mengidentifikasi argumen, dan menganalisis argumen.

3. Evaluasi

Evaluasi yaitu kecakapan untuk menilai kredibilitas pernyataan atau

ungkapan lain yang mencerminkan persepsi, pengalaman, situasi, penilaian,

kepercayaan, atau opini seseorang untuk menimbang bobot dari suatu

penalaran yang berkaitan dengan pernyataan, deskripsi, pertanyaan, atau

ungkapan lainnya. Sub kecakapan evaluasi yaitu menilai klaim dan menilai

argumen.

(42)

21

4. Inferensi

Inferensi yaitu kecakapan mengidentifikasi dan memastikan

elemen-elemen yang diperlukan untuk menarik alasan yang masuk akal,

merumuskan dugaan dan hipotesis, mempertimbangkan informasi-informasi

yang relevan, dan menarik konsekuensi-konsekuensi yang mungkin timbul

dari data, pernyataan, prinsip, bukti, penilaian, kepercayaan, opini, konsep,

gambaran, pertanyaan, atau bentuk ungkapan lainnya. Sub kecakapan

inferensi yaitu menguji bukti-bukti, menerka alternatif, dan menarik

kesimpulan.

5. Eksplanasi

Eksplanasi yaitu kecakapan menjelaskan dan memberikan alasan-alasan

dari bukti, konsep, metode, kriteria, dan konteks yang digunakan untuk

menarik kesimpulan, dan untuk mengemukakan argumen-argumen logis

yang kuat. Sub kecakapan eksplanasi yaitu menjelaskan hasil penalaran,

menjustifikasi prosedur, dan menjelaskan argumen.

6. Regulasi diri

Regulasi diri yaitu kecakapan memonitor aktivitas kognitifnya sendiri

secara sadar, unsur-unsur yang ikut memainkan peran dalam aktivitas

tersebut, dan kecakapan untuk memonitor aktivitas mentalnya sendiri dalam

menarik kesimpulan dengan menganalisis dan mengevaluasi penilaiannya

sendiri dengan mempertanyakan, mengonfirmasi, memvaliditas, atau

mengoreksi penalarannya sendiri. Sub kecakapan regulasi diri yaitu

eksaminasi diri dan koreksi diri.

(43)

22

2.1.2 Hasil Penelitian Sebelumnya

Berikut ini beberapa penelitian sebelumnya tentang metode inkuiri, prestasi

belajar, dan kecakapan berpikir kritis dalam pembelajaran:

1. Supriyatun (2004) meneliti peningkatan keterampilan berpikir kritis

siswa dalam memecahkan masalah pada pokok bahasan ayunan

matematis, elastisitas, dan fluida tidak bergerak melalui penerapan

pendekatan keterampilan berpikir kritis. Populasi dan sampel penelitian

yaitu siswa kelas IC SMUN 1 Karangnongko Klaten yang berjumlah 33

siswa. Hasil penelitian tindakan I, II, dan III secara berurut mengalami

peningkatan yaitu (1) siswa mampu memberikan penjelasan sederhana

yaitu 3,03%, 27,27%, dan 18,18%. (2) siswa mampu menyimpulkan

secara induksi yaitu 0%, 54,55%, dan 6,06%. (3) siswa mampu

mengembangkan keterampilan dasar yaitu 12,12%, 12,12%, dan

60,16%.

2. Triana (2007) meneliti (1) peningkatan pemahaman siswa melalui

pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri dan media

komputer pada topik wujud zat dan kelarutan, (2) keaktifan, (3) minat

siswa melalui pembelajaran dengan metode inkuiri. Sampel dan

populasi penelitian ini yaitu siswa kelas VIID SMP Katolik Santo

Mikail Balikpapan yang berjumlah 34 siswa. Hasil penelitian ini

menunjukkan (1) peningkatan pemahaman siswa, melalui uji T-test

diperoleh Treal> Tkriterial pada level signifikan 5%, (2) ada keaktifan

siswa selama pembelajaran, (3) ada minat siswa yang ditunjukkan oleh

(44)

23

persentase skor kuesioner minat siswa, 50% siswa sangat berminat dan

50% siswa berminat terhadap pembelajaran dengan metode inkuiri.

3. Ismawati (2007) meneliti peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa

dengan metode inkuiri. Sampel dan populasi penelitian yaitu siswa

kelas VIIIA SMP N 13 Semarang yang berjumlah 45 siswa. Hasil

penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan keaktifan siswa dan

hasil belajar siswa dari siklus I-II. Pada siklus I aktifitas psikomotorik

sebesar 66 menjadi 71 diakhir siklus II, afektif (minat) 0% menjadi

16%, dan angket sebesar 51% siswa menyatakan positif dan 49% siswa

menyatakan sangat positif. Sedangkan rata-rata hasil belajar siklus I

sebesar 73 menjadi 82 diakhir siklus II.

4. Hastuti (2009) meneliti (1) pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap

tingkat pemahaman, (2) keterlibatan siswa, (3) kendala-kendala yang

dialami siswa selama mengikuti pembelajaran matematika pada pokok

bahasan fungsi. Sampel dan populasi penelitian yaitu siswa kelas

VIII-C SMP Negeri 3 Godean yang berjumlah 36 siswa. Hasil penelitian ini

menunjukkan (1) penggunaan metode inkuiri cukup membantu siswa

memahami materi pelajaran, tampak dari rata-rata kelas selama empat

kali evaluasi, rata-rata keseluruhannya adalah 60,84%, (2) penggunaan

metode inkuiri kurang efektif dalam meningkatkan keterlibatan siswa,

(3) masih ada kendala-kendala yang dialami siswa selama mengikuti

pembelajaran matematika pada pokok bahasan fungsi dengan metode

inkuiri, di antanya: kondisi kelas yang ramai dan tidak terkendali, siswa

(45)

24

masih bingung dalam mengerjakan soal, siswa malu bertanya, dan

siswa belum terbiasa dengan metode inkuiri.

5. Sugiyarti (2009) meneliti keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar

siswa melalui pembelajaran matematika berbasis masalah. Sampel dan

populasi penelitian yaitu siswa kelas II-C SMPN I Tambakromo

Kabupaten Pati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata evaluasi

pada siklus I adalah pretest 53,51 dengan ketuntasan 28,89% dan

postest 71,78 dengan ketuntasan 60,86%, rata-rata tes keterampilan

berpikir kritis siswa 7,82 dari skor maksimal 30. Hasil pretes siklus II

adalah 71,13 dengan ketuntasan 56,52% sedangkan hasil postest siklus

II diperoleh nilai rata-rata 80 dengan ketuntasan 89,13%.

6. Kuntari (2009) meneliti (1) efektivitas pembelajaran matematika di

SMA dengan menggunakan metode inkuiri dilihat dari keaktifan siswa

dan prestasi belajar siswa, (2) tanggapan siswa dan pendapat guru

terhadap pembelajaran matematika dengan metode inkuiri. Sampel dan

populasi penelitian ini yaitu siswa kelas XI IPA SMA Negeri 5

Yogyakarta. Hasil penelitian yaitu (1) metode inkuiri cukup efektif

mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran, (2) ada peningkatan

prestasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan adanya perbedaan yang

signifikan antara skor pre-test dan skor post-test, (3) siswa memberi

tanggapan positif terhadap pembelajaran matematika dengan metode

inkuiri.

(46)

25

7. Widyaningsih (2010) meneliti efektivitas pembelajaran IPA siswa kelas

V SD Kanisius Kintelan I tentang proses pembentukan tanah karena

pelapukan dengan metode inkuiri terbimbing. Efektivitas pembelajaran

diteliliti melalui hasil belajar siswa sebelum dan setelah mengikut

pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing. Sampel dan populasi

penelitian yaitu siswa kelas V SD Kanisius Kintelan 1 yang berjumlah

32 siswa. Hasil dari penelitian ini ada peningkatan yang signifikan

antara skor mean pre-test dan skor mean post-test siswa sebesar 59,37%

atau sembilan belas siswa dari tiga puluh dua siswa dapat mencapai

KKM.

8. Sa’diyah (2010) meneliti (1) pengaruh penerapan model Problem Based Instruction (PBI), dan (2) mengetahui lebih efektif mana pembelajaran menggunakan model PBI atau model Direct Instruction pada pembelajaran fisika melalui metode demonstrasi terhadap keterampilan

berpikir kritis siswa. Populasi penelitian yaitu kelas VII A, VIIB, dan

VIIC SMPN 5 Depok. Sampel penelitian yaitu kelas VIIA dan VIIC.

Hasil penelitian ini menunjukkan (1) thitung untuk absolute gain adalah

2,709, sedangkan standard gain adalah 2,908. Besar ttabel df=72-2=70

adalah 1,99. Artinya ada perbedaan peningkatan keterampilan berpikir

kritis siswa. (2) Nilai rata-rata standard gain kelas eksperimen adalah 0,68, sedangkan kelas kontrol adalah 0,56. Artinya pembelajaran PBI di

kelas eksperimen lebih efektif daripada pembelajaran DI di kelas

kontrol.

(47)

26

Berikut ini literatur map dari penelitian-penelitian sebelumnya:

Gambar 5. Literatur Map dari Penelitian-penelitian Sebelumnya

Triana (2007) Metode inkuiri dan media

komputer

Ismawati (2007) Metode inkuiri, peningkatan

aktivitas, dan hasil belajar

Hastuti (2009) Metode inkuiri dan

keterlibatan siswa

Yang perlu diteliti Metode inkuiri terbimbing prestasi belajar, dan berpikir

kritis

Supiyatun (2004) Keterampilan proses dan

berpikir kritis Metode inkuiri

terbimbing

Prestasi belajar dan berpikir kritis

Widyaningsih (2010) Metode inkuiri terbimbing

dan hasil belajar

Sugiyarti (2005) Berpikir kritis dan hasil

belajar

Sa’diyah (2010)

Model Problem Based Instruction dan berpikir

kritis Kuntari (2009) Metode Inkuiri dan

(48)

27

Beberapa penelitian-penelitian tentang metode inkuiri, prestasi belajar, dan

kemampuan berpikir kritis yang dilakukan sebelumnya, menunjukkan bahwa

metode inkuiri efektif meningkatkan prestasi belajar siswa. Selain itu, beberapa

menunjukkan bahwa metode inkuiri efektif meningkatkan kemampuan berpikir

kritis siswa. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, belum ada yang meneliti

tentang metode inkuiri, prestasi belajar, dan kemampuan berpikir kritis kategori

kognitif siswa di tingkat pendidikan dasar.

2.2 Kerangka Berpikir

Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai siswa dari aktivitasnya yang

relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksinya dengan lingkungan

yang melibatkan proses kognitif. Selain prestasi belajar, kemampuan yang dapat

dikembangkan dalam pembelajaran adalah kemampuan berpikir kritis kategori

kognitif. Kemampuan berpikir kritis kategori kognitif memiliki enam kecakapan

yaitu interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, eksplanasi, dan regulasi diri.

Prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis kategori kognitif dapat

dikembangkan melalui metode inkuiri.

Metode inkuiri menekankan pada pembelajaran yangmemberikan kesempatan

siswa untuk aktif dan terampil memecahkan masalah dengan penyelidikan untuk

menemukan konsep dan prinsip sendiri. Langkah-langkah pembelajaran inkuiri

mencakup kegiatan orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,

melakukan percobaan, menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan

mengevaluasi.Siswa berperan sebagai subjek dalam pembelajaran. Ada beberapa

(49)

28

jenis metode inkuiri yaitu Guided Discovery-Inquiri, Modified Inquiry, Free Inquiry, Invitation into Inquiry, dan Inquiry Role Approach. Jenis metode inkuiri yang sesuai untuk pendidikan dasar adalah Guided Discovery-Inquiry (metode inkuiri terbimbing). Jika metode inkuiri terbimbing diterapkan pada kelompok

eksperimen, capaian prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis pada kategori

kognitif pada kelompok eksperimen akan lebih tinggi dari capaian pada kelompok

kontrol yang tidak menggunakan metode inkuiri terbimbing.

2.3 Hipotesis

Hipotesis penelitian ini yaitu:

1. Penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA materi pembentukan

tanah akibat pelapukan batuan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap prestasi belajar siswa kelas V SDK Wirobrajan Semester

Genap Tahun Pelajaran 2010/2011.

2. Penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA materi pembentukan

tanah akibat pelapukan batuan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kemampuan berpikir kritis pada kategori kognitif siswa kelas

V SDK Wirobrajan Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011.

Landasan teori dalam bab II ini dapat disintesaskan dalam piramida terbalik

dengan mengikuti logika berpikir deduktif yang menjadi dasar dari penelitian

kuantitatif eksperimental yang mulai dengan kajian pustaka, penelitian-penelitian

sebelumnya, kerangka berpikir, dan hipotesis.

(50)

29

Gambar 6. Proses Penyusunan Hipotesis Variabel

metode inkuiri

Variabel

prestasi belajar dan berpikir kritis kategori kognitif

Kajian Pustaka

Penelitian-penelitian sebelumnya

Kerangka berpikir

Hipotesis

(51)

30

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III membahas metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.

Pembahasan metode penelitian yaitu mengenai jenis penelitian yang digunakan,

populasi dan sampel penelitian, waktu penelitian, variabel penelitian, definisi

operasional, instrumen penelitian, uji validitas dan uji reliabilitas instrumen,

teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Metode penelitian eksperimen menurut Sugiono (2011: 107) yaitu “metode

penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakukan tertentu terhadap

yang lain dalam kondisi yang terkendali”. Beberapa bentuk desain eksperimen

(Sugiyono, 2011: 109-116) yaitu:

1. Pre-Eksperimental Designs (nondesigns)

Desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh. Masih

terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel

dependent, tidak ada variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random. Bentuk pre-eksperimental designs yaitu one-shot case study, one-group pretest-posttest design, dan intact-group comparison.

2. True Eksperimental Design

Desain ini merupakan eksperimen sesungguhnya. Peneliti dapat

mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen.

(52)

31

Sampel yang digunakan sebagai kelompok eksperimen maupun kontrol

diambil secara random. Bentuk true experimental design yaitu posttest only control design dan pretest group design.

3. Faktorial Design

Desain ini merupakan modifikasi true experimental design, yaitu

memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang

mempengaruhi perlakuan (independent variabel) terhadap hasil (dependent variabel).

4. Quasi Experimental Design

Desain ini merupakan pengembangan dari true experimental design. Terdapat kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk

mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan

eksperimen. Bentuk quasi-experimental design yaitu time-series design dan

non-equivalent control group design.

Ary mengemukakan desain eksperimental, kriteria desain eksperimental, dan

tanda kedalaman penelitian eksperimen sebagai berikut (2007: 358-359):

“Desain eksperimental merupakan kerangka konseptual untuk melaksanakan

eksperimen. Kriteria yang paling penting untuk memilih desain adalah bahwa

desain haruslah tepat untuk menguji hipotesis penelitian. Tanda kedalaman

penelitian eksperimental bukan terletak pada apakah penelitiannya cukup

rumit atau cukup sederhana, tetapi apakah desain yang dipilih tepat untuk

menguji hipotesis”.

(53)

32

Untuk kepentingan penelitian ini yang diambil adalahquasi-experimental design tipe non-equivalent control group design. Pada jenis penelitian ini kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dipilih secara random atau

acak. Adapun desain penelitian dengan quasi-experimental design tipe n on-equivalent control group design dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 7. Desain Penelitian

Keterangan:

O1 = Hasil observasi pre-test kelas eksperimen

O2 = Hasil observasi pos-test kelas eksperimen

O3 = Hasil observasi pre-test kelas kontrol

O4 = Hasil observasi pos-test kelas kontrol

X = Perlakuan (treatment) penerapan metode inkuiri terbimbing

Semua data yang diobservasi adalah data yang diambil dari variabel

dependent dengan pre-test dan post-test dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sedangkan data dari variabel independent tidak dianalisis. Untuk mengetahui kemampuan awal siswa, sebelum pembelajaran dilakukan pre-test

pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Perlakuan (treatment) pada kelompok eksperimen yaitu penerapan metode inkuiri terbimbing. Ary (2007)

O1 X O2

O3 O4

(54)

33

mengatakan bahwa meskipun kelompok kontrol tidak menerima perlakuan, bukan

berarti subjek pada kelompok kontrol tidak menerima pengalaman sama sekali.

Pada penelitian ini, kelompok kontrol diajar dengan metode tradisional atau

metode biasa. Pada akhir pembelajaran dilakukan post-test pada kedua kelompok.

Skor pre-test dibandingkan dengan skor post-test pada kelompok eksperimen

untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kemampuan sebelum dan sesudah

pembelajaran. Selanjutnya mean atau rata-rata kenaikan kedua kelompok dibandingkan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kemampuan siswa

kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Rata-rata kenaikan yang

digunakan agar kondisi awal yang homogen antara dua kelompok dapat

diabaikan.

3.2 Populasi dan Sampel

Menurut Tanlain (2010), populasi merupakan sekelompok orang atau

sekelompok peristiwa yang sekurang-kurangnya memiliki satu sifat atau kualitas

yang sama. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDK Wirobrajan

yang beralamat di Jln. Hos Cokroaminoto No.8, Pakuncen, Wirobrajan,

Yogyakarta. Pemilihan tempat penelitian berdasarkan tempat praktek kerja

lapangan (PPL) peneliti di sekolah tersebut.

Bagi Tanlain (2010), sampel merupakan sebagian anggota populasi yang

dipilih peneliti untuk diamati, diukur, dan diperiksa yang dianggap mewakili

populasi. Karena kelas masih satu kesatuan kelompok sekolah yang utuh yang

akan menimbulkan banyak kesulitan jika dibagi-bagi, seluruh populasi diambil

(55)

34

sebagai sampel sekaligus. Sampel penelitian ini ada dua kelompok yaitu

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen yaitu siswa

kelas VASDK Wirobrajan yang berjumlah 32 siswa. Sedangkan kelompok kontrol

yaitu siswa-siswi kelas VB SDK Wirobrajan yang berjumlah 34 siswa.

Pemilihan kelompok eksperimen berdasarkan pemilihan guru mitra yang

merupakan wali kelas VA, sedangkan kelas VB dijadikan sebagai kelompok

kontrol. Kegiatan mengajar pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

dilaksanakan oleh guru mitra. Guru mitra sebagai guru kelas tentunya lebih

mengenal kondisi kelas dibandingkan peneliti. Kegiatan pengamatan dan

dokumentasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung dilaksanakan oleh

peneliti. Oleh karena itu, guru mitra ditunjuk sebagai pengajar. Pengajar pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilaksanakan oleh satu guru agar

tidak ada faktor lain yang mempengaruhi. Misalnya, faktor efisiensi mengajar,

semangat mengajar, dan pengelolaan kelas dapat menjadi faktor bias yang

mempengaruhi hasil eksperimen. Jika pembelajaran dilaksanakan oleh guru yang

berbeda, sejauh mungkin kondisi dua kelas tersebut dibuat homogen sehingga

memang hanya faktor variabel independent saja yang menjadi faktor pembeda.

3.3 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 24 Maret sampai dengan 1 April 2011.

Berikut ini jadwal pelaksanaan penelitian pada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol:

(56)

35

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian

Hari/Tanggal Kelompok Alokasi

Waktu Kegiatan Kamis, 24 Maret 2011 Eksperimen 2 x 35 Menit Pre-test

Jumat, 25 Maret 2011 Kontrol 2 x 35 Menit Pre-test

Kamis, 24 Maret 2011 Eksperimen 3 x 35 menit Pembelajaran tentang batuan dengan metode inkuiri

Senin, 28 Maret 2011 Kontrol 3 x 35 menit Pembelajaran tentang materi batuan dengan metode tradisonal Selasa, 29 Maret 2011 Eksperimen 3 x 35 menit Pembelajaran tentang

pelapukan batuan dengan metode inkuiri Selasa, 29 Maret 2011 Kontrol 3 x 35 menit Pembelajaran tentang

pelapukan batuan dengan metode tradisional

Rabu, 30 Maret 2011 Eksperimen 3 x 35 menit Pembelajaran tentang lapisan tanah dengan metode inkuiri Jumat, 1 April 2011 Kontrol 3 x 35 menit Pembelajaran tentang

lapisan tanah dengan metode tradisional Sabtu, 30 Maret 2011 Eksperimen 2 x 35 menit Post-test

Sabtu, 1 April 2011 Kontrol 2 x 35 menit Post-test

3.4 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2010: 61) “variabel adalah suatu atribut atau sifat atau

nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi terentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini ada dua yaitu :

1. Variabel independent (bebas)

Menurut Ary (2007) dikatakan bahwa variabel independent adalah variabel yang mendahului atau yang mempengaruhi variabel dependent.

(57)

36

Variabel independent dalam penelitian ini adalah penerapan metode inkuiri terbimbing.

2. Variabel dependent (terikat)

Menurut Ary (2007) dikatakan bahwa variabel dependent adalah variabel yang merupakan akibat, atau yang tergantung pada variabel yang

mendahuluinya. Variabel dependent dalam penelitian ini adalah prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis kategori kognitif.

Variabel Independent Variabel Dependent

Gambar 8. Variabel Penelitian

3.5 Definisi Operasional

1. Metode inkuiri adalah metode belajar yang memberikan siswa

kesempatan untuk akif dan terampil memecahkan masalah dengan

penyelidikan untuk menemukan konsep dan prinsip mencakup kegiatan

dengan tujuh langkah yaitu orientasi, merumuskan masalah, merumuskan

hipotesis, melakukan percobaan, menarik kesimpulan, mempresentasikan

hasil, dan mengevaluasi. Penerapan metode inkuiri terbimbing

Prestasi belajar

Kemampuan berpikir kritis kategori kognitif

Gambar

Tabel 44. Ranking Aspek Kognitif Essai ......................................................
Gambar 1. Proses Terbentuknya Batuan
Gambar 4. Batu Marmer
Gambar 5. Literatur Map dari Penelitian-penelitian Sebelumnya
+7

Referensi

Dokumen terkait

Memberikan pemahaman melalui penelitian tentang pengaruh struktur modal dengan performa keuangan (yang digambarkan rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan

Syaraf tiruan Algoritma Backpropagation menghasilkan nilai korelasi yang baik antara Debit prediksi dan Debit aktualnya, hal ini juga dipengaruhi oleh Pola data

Pada kasus penyimpangan dana berdasarkan temuan BPKP berjumlah 170 kasus, dengan nilai penyimpangan mencapai 10 Milliar dan yang telah kembali mencapai 8,9 Milliar

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9 huruf a, Undang–Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1

Proses penentuan ke cluster mana suatu data akan masuk juga dilakukan juga untuk setiap data yang lain, sehingga setiap data akan tergabung ke dalam suatu cluster

Sedangkan Market Value Added (MVA) merupakan hasil kumulatif dari kinerja perusahaan yang dihasilkan oleh berbagai investasi yang telah dilakukan maupun yang diantisipasi

Hal ini memberi konsekuensi bagi upaya pencegahan dan penanganan risiko atau dampak keselamatan dan kesehatan kerja yang harus dipikirkan dan diperhatikan guru

o Kemudian pada Nagori Panombean Baru, SAKSI SAMSUL BAHRI berbicara melalui handphone (HP) kepada temannya yakni SAKSI ALI BASA NASUTION (PEGAWAI KANTOR NAGORI PANOMBEAN