• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. Bagasi tenghpendahuluan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I. Bagasi tenghpendahuluan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 I. Bagasi tenghPENDAHULUAN

Sampai dengan bulan Juni 2015 pengaduan yang masuk secara akumulatif mencapai 53.840 pengaduan. Pengaduan yang berstatus proses 324 pengaduan (0,6%) dan pengaduan yang telah selesai 53.516 pengaduan (99,04%). Pengaduan dengan status proses tertinggi terdapat di Provinsi Sumatera Utara. Sedangkan pengaduan yang paling banyak tertinggi masih terdapat di Provinsi Sumatera Barat.

Berdasarkan status periode April – Juni 2015 rata-rata waktu penanganan (per-hari) pengaduan terlama terdapat di bulan April 2015. Pengaduan tersebut mencapai rata-rata 26 hari. Provinsi dengan pengaduan rata-rata penanganan terlama pada periode tersebut di Provinsi Riau.

(2)

2

Pada kasus penyimpangan dana berdasarkan temuan BPKP berjumlah 170 kasus, dengan nilai penyimpangan mencapai 10 Milliar dan yang telah kembali mencapai 8,9 Milliar (78,6%). Sedangkan berdasarkan temuan ITDA mencapai 36 kasus, dengan nilai penyimpangan mencapai 535 juta, dengan dana telah kembali 201 juta (69%).

Kasus penyimpangan dana temuan masyarakat mencapai 97 kasus dengan nilai penyimpangan dana mencapai 2,3 Milliar. Kasus penyimpangan dana telah kembali mencapai 1,4 Milliar(59,43%).

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA A. Capaian Penanganan Pengaduan

Pengaduan selama periode April – Juni 2015 mencapai 4.541 pengaduan. Pengaduan yang masih status proses 194 pengaduan (4,3%). Pengaduan tertinggi pada periode April-Juni 2015 terdapat di Provinsi Sumatera Utara. Juga dalam status proses tertinggi terdapat di Provinsi Sumatera Utara. Provinsi Sumatera Utara pada periode ini telah menginput data temuan BPKP baru. Provinsi dengan pengaduan terendah terdapat di Provinsi Jambi. Status pengaduan di Provinsi Jambi hanya 1 yang telah selesai ditangani dari 10 pengaduan yang masuk pada periode tersebut.

Berdasarkan pengaduan yang masih status proses Provinsi Sumatera Utara dari 89 kasus sebanyak 77 kasus yang ada pada periode tersebut. Sedangkan sisanya merupakan kasus pada periode bulan sebelumnya yang belum selesai ditangani.

(3)

3

Status pengaduan proses yang terendah pada periode tersebut terdapat di Provinsi DKI Jakarta dan Jambi, seperti pada grafik berikut

B. Pengaduan berdasarkan kategori

Berdasarkan kategori pengaduan terbanyak terdapat pada kategori pertanyaan berjumlah 3.8170 pengaduan (71%) dari total 53.480 pengaduan. Pengaduan terendah pada kategori force mayor 46 pengaduan. Kategori pertanyaan masih mendominasi sampai bulan Juni 2015.

Proporsi pengaduan berdasarkan kategori yang berstatus proses selama periode Apri- Juni 2015 yang mendominasi pada kategori mekanisme dan prosedur sebanyak 67%. Pengaduan

(4)

4

pada kategori mekanisme dan prosedur ini mendominasi seiring dengan inputing data BPKP dari Provinsi Sumatera Utara yang masih dalam penanganan.

C. Pengaduan berdasarkan bidang kegiatan

Pengaduan berdasarkan bidang kegiatan yang terbanyak pada bidang administratif (lainnya) sampai bulan Juni 2015. Pengaduan yang berstatus proses tertinggi pada kegiatan infrastruktur sebanyak 157 pengaduan (48,5%)

Pengaduan pada bidang kegiatan infrastruktur merupakan temuan BPKP yang dilaporkan pada bulan Mei 2015. Sedangkan pengaduan pada bidang lainnya dan alokasi dana BLM merupakan laporan/ pertanyaan masyarakat.

D. Pengaduan berdasarkan asal aduan

Berdasarkan asal aduan/ tingkatan penanganan pengaduan pada tingkatan kelurahan mendominasi jumlah pengaduan yang masuk mencapai 87%. Juga status pengaduan yang belum selesai ditangani pada periode kelurahan paling banyak yang berstatus proses. Pengaduan yg status proses mencapai 67,59% pada tingkat kelurahan paling dominan dari jumlah status proses 324 pengaduan.

(5)

5 E. Pengaduan berdasarkan Media aduan

Berdasarkan media pengaduan yang paling sering digunakan pada media tatap langsung. Jumlah pengaduan tatap langsung mencapai 48.710 pengaduan (90,5%). Pengaduan tatap langsung lebih banyak berupa pertanyaan, kritik dan saran. Pengaduan yang berupa kritik dan saran merupakan hasil temuan dari BPKP.

Media pengaduan yang berstatus proses lebih banyak pada media buku aduan mencapai 178 pengaduan (54%) dan media surat sebanyak 115 pengaduan(35%) dari total pengaduan proses 324 pengaduan.

(6)

6

F. Penyimpangan dana

1. Penyimpangan Hasil Temuan BPKP

1.1. Status Penangan Penyimpangan Dana Temuan BPKP Juni 2015

NO PROVINSI NIL_PENYIM DANA KEMBALI PERSEN JMLH KASUS 1 SUMUT 857.353.306 372.379.044 43,4% 44 2 SUMBAR 48.805.025 9.203.600 18,9% 4 3 RIAU 1.590.852.250 1.590.852.250 100,0% 1 4 KEPRI 33.483.500 33.483.500 100,0% 4 5 JAMBI 117.825.500 73.047.500 62,0% 7 6 SUMSEL 2.742.750.624 2.727.100.124 99,4% 10 7 BENGKULU 1.503.250.498 1.435.995.498 95,5% 27 8 LAMPUNG 34.238.280 34.238.280 100,0% 10 9 DKI JAKARTA 1.321.024.611 1.156.495.031 87,5% 3 10 JABAR 1.277.390.855 1.078.003.932 84,4% 42 11 BANTEN 464.737.747 457.293.507 98,4% 13 12 KALBAR 51.949.525 27.949.525 53,8% 5 JUMLAH 10.043.661.721 8.996.041.791 78,6% 170

Penyimpangan dana hasil temuan BPKP mencapai 9,9 Milliar dan telah ditindak-lanjuti dengan dana kembali mencapai 8,9 Milliar (89,81%). Penyimpangan dana dengan nilai tertinggi terdapat di Provinsi Sumatera Selatan mencapai 2,74 Milliar dan telah dikembalikan dana sebesar 2,72 Milliar (99,43%). Sebaliknya di Provinsi Sumatera Barat penyimpangan dana yang telah dikembalikan baru mencapai 19,88% dari total dana yang digelapkan sebesar 48 juta.

Propinsi yang telah menindak-lanjuti dengan pengembalian dana 100% terdapat di Provinsi Riau, Lampung dan Kepulauan riau. Sedangkan total dana yang belum kembali sebesar

(7)

7

1,019 Milliar. Dana yang belum dikembalikan tersebut masih ditindak-lanjuti di beberapa Provinsi seperti, Provinsi Sumatera selatan,Bengkulu, DKI Jakarta, Jabar, Sumatera Utara, Banten, Jambi, Kalimantan barat dan Sumatera Barat.

2. Penyimpangan dana Temuan Masyarakat

2.1. Status Penangan Penyimpangan Dana Laporan Masyarakat Juni 2015

NO PROVINSI Nil_Penyim Dana

Kembali Persentase Jumlah Kasus 1 SUMUT 449.152.739 311.486.539 69,35% 12 2 SUMBAR 40.000.000 400.000 1,00% 1 3 RIAU 133.241.000 73.241.000 54,97% 6 4 KEPRI 23.511.000 23.511.000 100,00% 3 5 SUMSEL 288.808.747 185.068.747 64,08% 24 6 JAMBI 81.450.000 66.200.000 81,28% 4 7 LAMPUNG 106.000.000 106.000.000 100,00% 1 8 BENGKULU 17.070.000 17.070.000 100,00% 5 9 DKI JAKARTA 17.736.000 17.736.000 100,00% 1 10 BANTEN 382.146.243 363.596.243 95,15% 3 11 JABAR 851.765.000 256.565.000 30,12% 37 JUMLAH 2.390.880.729 1.420.874.529 59,43% 97

Penyimpangan dana temuan masyarakat sampai dengan Juni 2015 mencapai 2,38 Milliar. Dana yang telah dikembalikan mencapai 1,412 Milliar (69%). Penyimpangan dana temuan masyarakat tertinggi berada di Provinsi Banten. Nilai penyimpangan dana temuan masyarakat tersebut mencapai 851 juta dengan dana yang telah dikembalikan 256 juta (30%).

Provinsi yang telah menindak-lanjuti dan mengembalikan dana 100% terdapat di Provinsi Kepulauan riau, Lampung, DKI Jakarta, dan Bengkulu. Sedangkan Provinsi yang tingkat pengembalian dananya paling rendah 1% terdapat di Provinsi Sumatera Barat, dengan nilai penyimpangan dana sebesar 40 juta.

(8)

8

III.

Kesimpulan

1. Pengaduan sampai bulan Juni 2015 mencapai 53.840 pengaduan dengan pengaduan telah selesai ditangani sebanyak 53.516 (99,04%).

2. Selama periode April- Juni 2015 rata-rata pengaduan diselesaikan dalam kurun waktu 26 hari. Provinsi yang terlama dalam penyelesaian kasus/ pengaduan di Provinsi Riau. 3. Penyimpangan dana temuan BPKP mencapai 170 kasus, dengan nilai penyimpangan

mencapai 10 Milliar dan dana yang telah dikembalikan mencapai 8,9 Milliar (78,6%). 4. Penyimpangan dana temuan ITDA mencapai 36 kasus dengan nilai penyimpangan dana

mencapai 535 juta dan dana yang telah kembali sebesar 201 juta (69%).

5. Penyimpangan dana temuan masyarakat mencapai 97 kasus dengan nilai penyimpangan dana 2,3 Milliar dan dana yang telah dikembalikan mencapai 1,4 Milliar (59%).

6. Penyimpangan dana yang dilaporkan masyarakat tidak mengalami progress penyelesaian cenderung lambat dibandingkan kasus penyimpangan temuan BPKP dan ITDA.

7. Berdasarkan bidang kegiatan, kasus dengan status proses tertinggi pada bidang kegiatan infra-struktur. Sedangkan kasus berdasarkan bidang kegiatan paling dominan pada bidang administratif (lainnya) atau lainnya yang

8. Pengaduan sampai dengan bulan Mei 2015 capaian penanganan kasus temuan masyarakat dan temuan BPKP telah mengalami peningkatan dalam penyelesaian kasusnya.

Jakarta, 12 Juli 2015

(9)

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh struktur kepemilikan dan komite audit terhadap pengungkapan pengendalian internal dalam board system yang berbeda pada satu

Namun diketahu bahwa terdapat mahasiswi Universitas Padjadjaran yang telah mengemban tanggung jawab lain selain sebagai mahasiswi, yaitu menjadi seorang istri karena telah

Itu dapat dilihat dari beberapa faktor, yaitu (4) Siswa kurang terampil dalam memainkan media kartu domino, (,) Siswa kurang berpartisipasi aktif dalam permainan

Jumlah kasus penyimpangan pelaksanaan pembangunan yang diselesaikan di tingkat desa/kelurahan kasus Jumlah kasus penyimpangan pelaksanaan kegiatan pembangunan desa/kelurahan

malaria dengan gejala klinis dan tanpa gejala klinis berdasarkan nilai standar deviasi dan rerata kadar IL-10 dapat dilihat pada menunjukkan nilai ukur standar deviasi

1) Perencanaan, yaitu persiapan yang dilakukan untuk menghadapi berbagai kondisi di masa depan. Dimulai dari pernyataan misi lalu menyusun rencana strategis

Upami Anjeun keur nransperkeun musik, video, gambar atawa payil media sejenna ka alat Anjeun, leuwih sae pikeun make aplikasi Media Go™ dina komputer Anjeun.. Media Go™ ngarobah

Mengolah produk dengan fermentasi merupakan materi yang sangatdiperlukan dalam program keahlian Pengolahan Hasil Perikanan. Pada materi ini, member pemahaman kepada